paper case of pak raden indo

4
 I. INTRODUCTION fakta kasus, sengketa Siapa yang tidak kenal dengan cerita Boneka Si Unyil? Cerita boneka yang menghiasi layar kaca pada media 1980-an dan tayang waktu di stasiun TV milik pemerintah, TVRI itu sangat ngetop di zamannya. Hingga kini pun karakter Unyil pun masih kerap digunakan dan tampil di panggung dunia hiburan. Drs. Suyadi merupakan orang yang berjasa dibalik munculnya tokoh cilik asli Indonesia tersebut. Ia lebih dikenal dengan nama Pak Raden yang dikenal sebagai karakter berkumis tebal. Pak Raden merupakan pencipta dan pemrakarsa cerita boneka Si Unyil yang terkenal pada media 1980-an. Sejarah serial boneka Si Unyil awalnya tercetus pada tahun 1979. Ketika itu Direktur Produksi Film Negara (PFN) Drs Gufron Dwipayana (Dipo) mengeluhkan tontonan televisi yang hampir semuanya diisi tontonan luar negeri, apalagi film anak- anak. Semua film kartun didominasi produksi asing. Ide pertamanya yaitu gagasan untuk menciptakan sebuah film anak-anak yang bertemakan pendidikan tapi tidak terlepas dari unsur hiburan dan mudah dibuatnya. Namun, dia menegaskan bahwa sumber daya manusia lokal kala itu masih belum mampu untuk memproduksi film kartun. Maka, dia lalu mengusulkan untuk membuat film dengan tokoh-tokoh boneka lucu. Si Unyil merupakan ide Direktur PFN saat itu, G. Dwipayana. Untuk membuat film Si Unyil, G. Dwipayana menggandeng Pak Raden dan Kurnain Suhardiman. Pak Raden menggarap boneka, sementara Kurnain menulis naskah Si Unyil. Saat itu status Pak Raden dan Kurnain bukan sebagai pegawai PFN. Gagasan tersebut berjalan dengan menggunakan sumber dana semuanya dari PFN. Sampai akhirnya pada tahun 1990 Dipo meninggal, kemudian digantikan oleh Amoroso Katamsi (pemeran Letjen Soeharto di Film G30S/PKI). Pada periode itu lah, film Si Unyil sudah tidak diproduksi lagi. Pada saat itu juga Suyadi alias Pak Raden keluar dari kegiatan di PFN . Pak Raden saat itu menjadi dosen Fakultas Seni Rupa ITB sangat dekat dengan Dwipa. Setelah b erpikir keras, dia akhirny a menemukan sosok ideal pemeran film boneka itu. Dipilihlah sosok Unyil yang merupakan anak desa yang sederhana lengkap dengan sarung dan pecinya. Pak Raden lantas menciptakan karakter-karakter lainnya. Cerita pun dibuat tidak jauh-jauh d ari persoalan so sial masyarak at pedesaan. "Saya yang mendesain tokoh-tokoh itu. Produksi (boneka) saya juga yang ngawasi," kata Pak Raden.

Upload: hatta-harris-rahman

Post on 20-Jul-2015

90 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Case of Pak Raden Indo

5/17/2018 Paper Case of Pak Raden Indo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paper-case-of-pak-raden-indo 1/4

I.  INTRODUCTION fakta kasus, sengketa

Siapa yang tidak kenal dengan cerita Boneka Si Unyil? Cerita boneka yang

menghiasi layar kaca pada media 1980-an dan tayang waktu di stasiun TV milik 

pemerintah, TVRI itu sangat ngetop di zamannya. Hingga kini pun karakter Unyil pun

masih kerap digunakan dan tampil di panggung dunia hiburan. Drs. Suyadi merupakan

orang yang berjasa dibalik munculnya tokoh cilik asli Indonesia tersebut. Ia lebih dikenal

dengan nama Pak Raden yang dikenal sebagai karakter berkumis tebal. Pak Raden

merupakan pencipta dan pemrakarsa cerita boneka Si Unyil yang terkenal pada media

1980-an.

Sejarah serial boneka Si Unyil awalnya tercetus pada tahun 1979. Ketika ituDirektur Produksi Film Negara (PFN) Drs Gufron Dwipayana (Dipo) mengeluhkan

tontonan televisi yang hampir semuanya diisi tontonan luar negeri, apalagi film anak-

anak. Semua film kartun didominasi produksi asing. Ide pertamanya yaitu gagasan untuk 

menciptakan sebuah film anak-anak yang bertemakan pendidikan tapi tidak terlepas dari

unsur hiburan dan mudah dibuatnya. Namun, dia menegaskan bahwa sumber daya

manusia lokal kala itu masih belum mampu untuk memproduksi film kartun. Maka, dia

lalu mengusulkan untuk membuat film dengan tokoh-tokoh boneka lucu.

Si Unyil merupakan ide Direktur PFN saat itu, G. Dwipayana. Untuk membuat

film Si Unyil, G. Dwipayana menggandeng Pak Raden dan Kurnain Suhardiman. Pak 

Raden menggarap boneka, sementara Kurnain menulis naskah Si Unyil. Saat itu status

Pak Raden dan Kurnain bukan sebagai pegawai PFN. Gagasan tersebut berjalan dengan

menggunakan sumber dana semuanya dari PFN. Sampai akhirnya pada tahun 1990 Dipo

meninggal, kemudian digantikan oleh Amoroso Katamsi (pemeran Letjen Soeharto di

Film G30S/PKI). Pada periode itu lah, film Si Unyil sudah tidak diproduksi lagi. Pada

saat itu juga Suyadi alias Pak Raden keluar dari kegiatan di PFN.

Pak Raden saat itu menjadi dosen Fakultas Seni Rupa ITB sangat dekat dengan

Dwipa. Setelah berpikir keras, dia akhirnya menemukan sosok ideal pemeran film

boneka itu. Dipilihlah sosok Unyil yang merupakan anak desa yang sederhana lengkap

dengan sarung dan pecinya. Pak Raden lantas menciptakan karakter-karakter lainnya.

Cerita pun dibuat tidak jauh-jauh dari persoalan sosial masyarakat pedesaan. "Saya yangmendesain tokoh-tokoh itu. Produksi (boneka) saya juga yang ngawasi," kata Pak Raden.

Page 2: Paper Case of Pak Raden Indo

5/17/2018 Paper Case of Pak Raden Indo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paper-case-of-pak-raden-indo 2/4

Wajah boneka itu pertama-tama dipola dengan tanah liat. Setelah cocok lantas ditempeli

kertas dan dikeraskan hingga membentuk tokoh Unyil, Ucrit, Melani, Pak Ogah, Pak 

Raden, Bu Bariah, dan lainnya.

Ternyata proyek film boneka Unyil sukses besar. Hampir setiap anak kecil pada

era 1970-an hingga 1990-an mengenal dan menggemari sosok Unyil dan tokoh lainnya.

Sejak saat itu, sosok Pak Raden melekat dengan Suyadi. Pada pertengahan 1990-an,

produksi film Unyil dihentikan dengan berbagai alasan. Namun, Pak Raden tetap Pak 

Raden. Pria yang rela meninggalkan profesi sebagai dosen untuk terjun total mengurusi si

Unyil itu pun terus menggeluti dunia dongeng dan kesenian lainnya terutama yang

berhubungan dengan anak-anak. 

Berdasarkan cerita dari Pak Raden, sekian tahun yang lalu pimpinan PFN

memiliki maksud untuk menertibkan iklan-iklan yang menggunakan tokoh si Unyil.

Untuk menindaknya dirasa perlu oleh PFN pengalihan hak cipta dari kreatornya pada

PFN. Pada 14 Desember 1995, Pak Raden menyerahkan hak ciptanya kepada pihak PFN

yang saat itu dipimpin Amoroso Katamsi. Dalam perjanjian tersebut disebutkan, Pak 

Raden telah menyerahkan hak cipta kepada PFN dengan kontrak lima tahun. Pada saat

yang sama terbit pula satu surat perjanjian lain. Surat kali ini berisi hal yang sama.Namun dalam surat perjanjian tersebut tidak disebutkan jangka waktu kontrak hak cipta.

Tiga tahun kemudian, Pak Raden menandatangani surat penyerahan hak cipta atas 11

lukisan boneka, termasuk si Unyil, Pak Raden, Pak Ogah, dan lain-lain. Pada 15 Januari

1999, PFN mendapat surat penerimaan permohonan pendaftaran hak cipta dari Direktorat

Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek Departemen Kehakiman atas 11 tokoh itu. Atas

perjanjian tersebut, pihak PFN berpendapat bahwa hak cipta berada pada PFN untuk 

selamanya. Begitu pula pendaftaraan tokoh-tokoh si Unyil ke Departemen Kehakiman

oleh PFN dianggap oleh PFN bahwa Pak Raden tidak memiliki hak lagi atas tokoh-tokoh

ciptaannya dan ini berlaku untuk selamanya.

Hingga saat ini, Raden belum menerima sepeser pun dari hak cipta boneka yang

diciptakannya. Pak Raden mengatakan “Mengapa saya sampai sebodoh itu untuk 

menyerahkan cipta si Unyil ke pihak lain. Sekian tahun yang lalu dikandung maksud oleh

pimpinan PFN untuk menertibkan iklan-iklan yang menggunakan tokoh-tokoh si Unyil."

Dalam goresan tinta Pak Raden menceritakan kronologis perjanjian dengan pihak PFN

Page 3: Paper Case of Pak Raden Indo

5/17/2018 Paper Case of Pak Raden Indo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paper-case-of-pak-raden-indo 3/4

yang ditenggarai merugikan Pak Raden. Berikut isi tulisan yang diberinya judul "Si Unyil

Sebuah Kegagalan" :

"Bukan soal misi atau produtivitas, akan tetapi kegagalan bagi kreatornya secara

finansial. Kerja keras selama bertahun-tahun tidak menghasilkan rejeki bagi

kreatornya. Sebaliknya mereka yang tidak berbuat apa-apa, merekalah yang

meraup keuntungan dari 'Si Unyil'. Dengan berdalih bahwa hak cipta 'Si Unyil'

pernah saya serahkan kepada pihak Perum Produksi Film Negara (PFN), maka

PFN beranggapan bahwa saya telah kehilangan kepemilikan hak cipta terhadap

'Si Unyil'.” 

II.  ISSUE apa yg dipersengketakan

1.  Pada Desember 1995 Pak Raden menandatangani perjanjian dengan Direktur Utama

Perum Produksi Film Negara (PPFN) Amoroso Katamsi. Dalam surat perjanjian

bernomor 139/P.PFN/XII/1995 itu Pak Raden selaku pencipta tulisan Si Unyil dan

model boneka tokoh-tokoh dalam film Unyil menyerahkan pengurusan hak cipta atas

boneka Unyil kepada PPFN. Perjanjian itu berlaku selama lima tahun sejak 

ditandatangani.2.  Menurut Pak Raden, beberapa hari kemudian, PPFN juga menerbitkan surat

perjanjian yang sama dengan nomor dan tanggal yang sama: 14 Desember 1995.

Bedanya, perjanjian baru itu tidak mencantumkan masa berlakunya.

3.  Pada tanggal 23 Desember 1998, Pak Raden menandatangani surat penyerahan hak 

cipta atas 11 lukisan boneka, termasuk si Unyil, Pak Raden, Pak Ogah, dan lain-lain.

4.  Pada tanggal 15 Januari 1999, PFN mendapat surat penerimaan permohonan

pendaftaran hak cipta dari Direktorat Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek 

Departemen Kehakiman atas 11 tokoh itu. PFN sendiri saat ini sedang mengalami

masalah penjualan aset perihal rencana perubahan status PFN dari lembaga badan

usaha milik negara (BUMN) menjadi unit pelaksana teknis (UPT) di bawah

Kementerian Komunikasi dan Informatika. Upaya menjual asetnya di Jalan Otto

Iskandardinata, Jakarta, tak kunjung berhasil sejak tahun 2008. Penjualan aset

dilakukan untuk membayar utang perusahaan sekitar Rp 10 miliar. Penyelesaian

kewajiban menjadi syarat perubahan status menjadi UPT.

5.  Pak Raden menuntut royalti dan hak cipta atas boneka Si Unyil

Page 4: Paper Case of Pak Raden Indo

5/17/2018 Paper Case of Pak Raden Indo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/paper-case-of-pak-raden-indo 4/4

 

III.  ROLE dasar hukum

pasal 24 UU Hak Cipta No 19/2002. 

IV.  ANALYSIS

Ada dua alternatif solusi mengenai penyelesaian sengketa ini, yakni :

1.  Jika hanya terbatas 5 tahun berarti Pak Raden sudah tidak berhak atas hak ekonomis

setelah masa waktu habis.

2.  Jika selamanya maka Pak Raden tetap berhak atas hak ekonomis meskipun hanya

sebagai creator dari unyil.

Secara morality right, Pak Raden berhak atas hak cipta tersebut. Hal ini sesuai

dengan content dasar dari copyright yang menyatakan bahwa tanpa didaftarkanpun

sebenarnya sudah menjadi hak yang melekat bagi si pencipta, diperkuat dengan pasal

6 Berne Convention dan pasal 24 UU Hak Cipta No 19/2002. Akan tetapi apabila

dilihati dari pengalihan yang terjadi dari Pak Raden ke PFN itu bersifat sementara

atau tidak, maka ada 2 kemungkinan mengenai sengketa ini :

Hal-hal yang dapat dilakukan Pak Raden

Pak Raden dapat mengajukan gugatan atas dasar adanya cacat kehendak di dalampenandatanganan perjanjian dengan PFN, karena dalam perjanjian tersebut terdapat

dua klausula yang berbeda dan menimbulkan ketidakjelasan serta adanya berbagai

asumsi. Seperti asumsi bahwa Pak Raden telah dimanfaatkan atau dibohongi oleh

PFN.

Unyil sendiri tetap akan menjadi hak cipta dari Pak Raden dan tidak bisa

dikatakan public domain karena konten dasarnya adalah copyright dan bukan paten.

Diperlukan pembuktian yang beragam untuk menetapkan unyil sebagai public

domain.

V.  CONCLUSION rekomendasi