paper isi
TRANSCRIPT
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 1/33
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Guillain Barre syndrome (GBS) adalah suatu sindroma klinis dari
kelemahan akut ekstremitas tubuh, yang disebabkan oleh kelainan saraf tepi dan
bukan oleh penyakit sistemis.
John Lettsom, 177 , merupakan orang pertama yang mengangkat masalah
neuropati perifer. !a mendeskripsikan penyakit ini sebagai akibat dari konsumsi
alkohol yang berlebihan. "eskripsi ini tidak dapat memberikan bukti tentang
adanya kelainan patologis maupun anatomis dari penderita.
James Ja#kson, 1$$, kembali mendeskripsikan penyakit ini sebagai
alcoholic neuropathy , namun tanpa kelainan patologis dan anatomis.
%ada tahun 1&', Landry, mempublikasikan artkelnya yang berudul “ A
note on acute ascending paralysis “ . rtikel ini ber#erita tentang seorang pasien
yang telah mengalami paralisis akut selama lebih dari hari, sebelum akhirnya
meninggal dunia. %aralisis ini meliputi kelemahan otot otot proksimal, otot
pernapasan, kelemahan dan kehilangan refleks, dan takikardi. %aralisis ini dikenal
dengan sebutan Landry’s paralysis.
*sler, 1'$, lebih terperin#i dengan apa yang disebutnya sebagai Acute
Febrile Polyneuritis.
%ada tahun 1'1+, Guillain, Barre, dan Strohl mempublikasikan penelitian
mereka yang berudul “ On a syndrome of radiculoneuritis with hyperalbuminosis
Guillane Barre Syndrome 4
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 2/33
of cerebrospinal fluid without a cellular reaction : Remarks on the clinical
characteristics and tracings of the tendons reflees “ ! etiga orang ini
menemukan kelainan patologis yaitu adanya disosiasi albuminositologi di dalam
#airan serebrospinal dan disertai dengan radikuloneuritis. Guillain tetap
berpendapat bah-a apa yang mereka bertiga kemukakan sebenarnya adalah
Landry’s paralysis . ahun 1'$7, "raganes#u dan /laudian memberi nama
penyakit ini sebagai "uillain # $arre %yndrome. Sebab mengapa Strohl tidak
diikutsertakan sampai saat ini belum diketahui.
Guillane Barre Syndrome 5
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 3/33
BAB 2
TINAUAN PUSTA!A
2.1 De"ini#i
Guillain Barre syndrome ( GBS ) adalah suatu kelainan sistem kekebalan
tubuh manusia yang menyerang bagian dari susunan saraf tepi dirinya sendiri
dengan karekterisasi berupa kelemahan atau arefleksia dari saraf motorik yang
sifatnya progresif. elainan ini kadang kadang uga menyerang saraf sensoris,
otonom, maupun susunan saraf pusat.
2.2 Etiologi
Guillain0Barre Syndrom (GBS) adalah inflamasi demielinisasi
polineuropati akut yang di tandai oleh kelemahan motorik, paralisis, dan
hiporefleksia simetris, asendens dan progresif dengan atau tanpa disertai geala
sensorik atau otonom. elemahan dan paralisis yang teradi pada GBS disebabkan
karena hilangnya myelin, material yang membungkus saraf. ilangnya myelin ini
disebut demyelinisasi. "emyelinisasi menyebabkan penghantaran impuls oleh
saraf tersebut menadi lambat atau berhenti sama sekali. GBS menyebabkan
inflamasi dan destruksi dari myelin dan menyerang beberapa saraf. *leh karena
itu GBS disebut uga #ute !nflammatory "emyelinating %olyradi#uloneuropathy
(!"%).
Guillane Barre Syndrome 6
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 4/33
Gambar 1.1 "emielinisasi saraf pada GBS
%enyebab teradinya inflamasi dan destruksi pada GBS sampai saat ini
belum diketahui. da yang menyebutkan kerusakan tersebut disebabkan oleh
penyakit autoimun.
%ada sebagian besar kasus, GBS didahului oleh infeksi yang disebabkan
oleh 2irus, yaitu 3pstein0Barr 2irus, #o4sa#kie2irus, influen5a2irus, e#ho2irus,
#ytomegalo2irus, hepatitis2irus, dan !6. Selain 2irus, penyakit ini uga didahului
oleh infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti /ampyloba#ter Jeuni pada
enteritis, y#oplasma pneumoniae, Spiro#haeta , Salmonella, Legionella dan ,
y#oba#terium uber#ulosa 8 2aksinasi seperti B/G, tetanus, 2ari#ella, dan
hepatitis B 8 penyakit sistemik seperti kanker, lymphoma, penyakit kolagen dan
sar#oidosis 8 kehamilan terutama pada trimester ketiga 8 pembedahan dan anestesi
epidural. !nfeksi 2irus ini biasanya teradi $ 9 : minggu sebelum timbul GBS.
Guillane Barre Syndrome 7
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 5/33
2.$ Pato"i#iologi
!nfeksi baik yang disebabkan oleh bakteri maupun 2irus, dan antigen lain
memasuki sel S#h-ann dari saraf dan kemudian mereplikasi diri. ntigen tersebut
mengakti2asi sel limfosit . Sel limfosit ini mengakti2asi proses pematangan
limfosit B dan memproduksi autoantibodi spesifik. da beberapa teori mengenai
pembentukan autoantibodi , yang pertama adalah 2irus dan bakteri mengubah
susunan sel sel saraf sehingga sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda
asing.
eori yang kedua mengatakan bah-a infeksi tersebut menyebabkan
kemampuan sistem imun untuk mengenali dirinya sendiri berkurang.
utoantibodi ini yang kemudian menyebabkan destruksi myelin, bahkan kadang 0
kadang uga dapat teradi destruksi pada a4on.
eori lain mengatakan bah-a respon imun yang menyerang myelin
disebabkan oleh karena antigen yang ada memiliki sifat yang sama dengan
myelin. al ini menyebabkan teradinya respon imun terhadap myelin yang di
in2asi oleh antigen tersebut.
"estruksi pada myelin tersebut menyebabkan sel sel saraf tidak dapat
mengirimkan signal se#ara efisien, sehingga otot kehilangan kemampuannya
untuk merespon perintah dari otak dan otak menerima lebih sedikit impuls
sensoris dari seluruh bagian tubuh.
Guillane Barre Syndrome 8
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 6/33
Gambar 1.$ %atofisiologi %asien GBS
2.% E&idemiologi
Guillain Barre syndrome adalah salah satu enis dari kelumpuhan susunan
saraf tepi. %enyakit0penyakit pada susunan saraf tepi dapat berupa ;
• Sumsum tulang belakang
– %olio
– ielitis trans2ersa
– rauma
• kar saraf tepi
– Guillain Barre
• Saraf tepi
– <euritis infeksi= kurang gi5i
– rauma
Guillane Barre Syndrome 9
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 7/33
• Sambungan saraf0otot
– iastenia Gra2is
• *tot
– iositis akut 2irus
– "istrofi dll.
GBS merupakan penyakit yang bertempat di akar saraf tepi. "i merika
Serikat, insiden teradinya GBS berkisar antara >,: 9 $,> per 1>>.>>> penduduk.
GBS merupakan a non sesasonal disesae dimana resiko teradinya adalah
sama di seluruh dunia pada pada semua iklim. %erke#ualiannya adalah di /ina ,
dimana predileksi GBS berhubungan dengan /ampyloba#ter euni, #enderung
teradi pada musim panas.
GBS dapat teradi pada semua orang tanpa membedakan usia maupun ras.
!nsiden keadian di seluruh dunia berkisar antara >,+ 9 1,' per 1>>.>>> penduduk.
!nsiden ini meningkat sealan dengan bertambahnya usia. GBS merupakan
penyebab paralisa akut yang tersering di negara barat.
ngka kematian berkisar antara & 9 1> ?. %enyebab kematian tersering
adalah gagal antung dan gagal napas. esembuhan total teradi pada @ $> ?
penderita GBS. ntara & 9 1> ? sembuh dengan #a#at yang permanen.
Guillane Barre Syndrome 1
0
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 8/33
2.' !la#i"ika#i
Guillain Barre syndrome dapat dibagi menadi & tipe, yaitu ;
1. Acute &otor'%ensory Aonal (europathy (S<)
$. Acute &otor'Aonal (europathy (<)
A. &iller Fisher %yndrome
:. )hronic *nflammatory +emyelinati,e Polyneuropathy (/!"%)
&. Acute pandysautonomia
2.( Ge)ala !lini#
GBS merupakan penyebab paralisa akut yang dimulai dengan rasa baal,
parestesia pada bagian distal dan diikuti se#ara #epat oleh paralisa ke empat
ekstremitas yang bersifat asendens. %arestesia ini biasanya bersifat bilateral.
efelks fisiologis akan menurun dan kemudian menghilang sama sekali.
erusakan saraf motorik biasanya dimulai dari ekstremitas ba-ah dan
menyebar se#ara progresif dalam hitungan am, hari maupun minggu, ke
ekstremitas atas, tubuh dan saraf pusat. erusakan saraf motoris ini ber2ariasi
mulai dari kelemahan sampai pada yang menimbulkan Cuadriplegia fla#id.
eterlibatan saraf pusat , mun#ul pada &> ? kasus, biasanya berupa facial
diplegia. elemahan otot pernapasan dapat timbul se#ara signifikan dan bahkan
$> ? pasien memerlukan bantuan 2entilator dalam bernafas. nak0anak biasanya
menadi mudah terangsang dan progersi2itas kelemahan dimulai dari menolak
untuk beralan, tidak mampu untuk beralan, dan akhirnya menadi tetraplegia.
erusakan saraf sensoris yang teradi kurang signifikan dibandingkan
dengan kelemahan pada otot. Saraf yang diserang biasanya proprioseptif dan
Guillane Barre Syndrome 1
1
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 9/33
sensasi getar. Geala yang dirasakan penderita biasanya berupa parestesia dan
disestesia pada e4tremitas distal. asa sakit dan kram uga dapat menyertai
kelemahan otot yang teradi. terutama pada anak anak. asa sakit ini biasanya
merupakan manifestasi a-al pada lebih dari &>? anak anak yang dapat
menyebabkan kesalahan dalam mendiagnosis.
elainan saraf otonom tidak arang teradi dan dapat menimbulkan
kematian. elainan ini dapat menimbulkan takikardi, hipotensi atau hipertensi,
aritmia bahkan cardiac arrest , facial flushing , sfin#ter yang tidak terkontrol, dan
kelainan dalam berkeringat. ipertensi teradi pada 1> 9 A> ? pasien sedangkan
aritmia teradi pada A> ? dari pasien.
erusakan pada susunan saraf pusat dapat menimbulkan geala berupa
disfagia, kesulitan dalam berbi#ara, dan yang paling sering ( &>? ) adalah
bilateral facial palsy!
Geala geala tambahan yang biasanya menyertai GBS adalah kesulitan
untuk mulai B, inkontinensia urin dan al2i, konstipasi, kesulitan menelan dan
bernapas, perasaan tidak dapat menarik napas dalam, dan penglihatan kabur
-blurred ,isions.!
2.* Pemerik#aan +i#ik
%ada pemeriksaan neurologis ditemukan adanya kelemahan otot yang
bersifat difus dan paralisis. efleks tendon akan menurun atau bahkan
menghilang. Batuk yang lemah dan aspirasi mengindikasikan adanya kelemahan
pada otot otot inter#ostal. anda rangsang meningeal seperti perasat kernig dan
Guillane Barre Syndrome 1
2
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 10/33
kaku kuduk mungkin ditemukan. efleks patologis seperti refleks Babinsky tidak
ditemukan.
2., Pemerik#aan Penun)ang
%ada pemeriksaan #airan #erebrospinal didapatkan adanya kenaikan kadar
protein ( 1 9 1,& g = dl ) tanpa diikuti kenaikan umlah sel. eadaan ini oloeh
Guillain, 1'+1, disebut sebagai disosiasi albumin sitologis. %emeriksaan #airan
#erebrospinal pada : am pertama penyakit tidak memberikan hasil apapun uga.
enaikan kadar protein biasanya teradi pada minggu pertama atau kedua.
ebanyakan pemeriksaan L/S pada pasien akan menunukkan umlah sel yang
kurang dari 1> = mmA pada kultur L/S tidak ditemukan adanya 2irus ataupun
bakteri.
Gambaran elektromiografi pada a-al penyakit masih dalam batas normal,
kelumpuhan teradi pada minggu pertama dan pun#aknya pada akhir minggu
kedua dan pada akhir minggu ke tiga mulai menunukkan adanya perbaikan.
%ada pemeriksaan 3G minggu pertama dapat dilihat adanya
keterlambatan atau bahkan blok dalam penghantaran impuls , gelombang D yang
memanang dan latensi distal yang memanang. Bila pemeriksaan dilakukan pada
minggu ke $, akan terlihat adanya penurunan potensial aksi (/%) dari
beberapa otot, dan menurunnya ke#epatan konduksi saraf motorik.
%emeriksaan ! akan memberikan hasil yang bermakna ika dilakukan
kira kira pada hari ke 1A setelah timbulnya geala. ! akan memperlihatkan
gambaran #auda eCuina yang bertambah besar. al ini dapat terlihat pada '&?
kasus GBS.
Guillane Barre Syndrome 1
3
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 11/33
Biopsi otot tidak diperlukan dan biasanya normal pada stadium a-al. %ada
stadium lanut terlihat adanya dener,ation atrophy.
!riteria diagno#tik GBS menurut The National Institute of Neurological and
Communicative Disorders and Stroke ( NINCDS)
Geala utama
1. elemahan yang bersifat progresif pada satu atau lebih ekstremitas dengan
atau tanpa disertai ata4ia
$. refleksia atau hiporefleksia yang bersifat general
Geala tambahan
1. %rogresi2itas dalam -aktu sekitar : minggu
$. Biasanya simetris
A. danya geala sensoris yang ringan
:. erkenanya SS%, biasanya berupa kelemahan saraf fa#ialis bilateral
&. "isfungsi saraf otonom
+. idak disertai demam
7. %enyembuhan dimulai antara minggu ke $ sampai ke :
%emeriksaan L/S
1. %eningkatan protein
$. Sel < E 1> =ul
Guillane Barre Syndrome 1
4
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 12/33
%emeriksaan elektrodiagnostik
erlihat adanya perlambatan atau blok pada konduksi impuls saraf
Geala yang menyingkirkan diagnosis
1. elemahan yang sifatnya asimetri
$. "isfungsi 2esi#a urinaria yang sifatnya persisten
A. Sel %< atau < di dalam L/S F &>=ul
:. Geala sensoris yang nyata
Selain kriteria yang meyakinkan akan diagnosis GBS, terdapat uga #iri0
#iri yang membuat diagnosis meragukan yaitu ;
• elemahan yang tetap asimetrik
• etap adanya gangguan miksi dan defekasi
• danya gangguan miksi dan defekasi seak a-al
• Jumlah sel dalam #airan serebrospinal F &>=mmA
• danya sel %< dalam #airan serebrospinal
• danya batas gangguan sensibilitas yang elas
Sementara itu, tanda0tanda yang menentang diagnosis GBS adalah ;
• danya anamnesis penggunaan senya-a he4a#arbon, misalnya glue
sniffing
• danya metabolisme porphyrin abnormal seperti a#ute intermittent
porphyria
• i-ayat diphteri yang baru, dengan ataupun tanpa myo#arditis
Guillane Barre Syndrome 1
5
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 13/33
• anda0tanda kera#unan timah, ditandai dengan adanya kelemahan ekstremitas
atas dengan -rist drop
• anya didapat gangguan sensorik saa
• danya kepastian diagnosis lain seperti poliomielitis, botulime, polineuropati
toksik
2.- Diagno#i# Banding
GBS harus dibedakan dengan beberapa kelainan susunan saraf pusat
seperti myelopathy, dan poliomyelitis. %ada myelopathy ditemukan adanya spinal
cord syndrome dan pada poliomyelitis kelumpuhan yang teradi biasanya
asimetris, dan disertai demam.
GBS uga harus dibedakan dengan neuropati akut lainnya seperti
porphyria, diphteria, dan neuropati to4i# yang disebabkan karena kera#unan
thallium, arsen, dan plumbum.
elainan neuromuscular /unction seperti botulism dan myasthenia gra2is
uga harus dibedakan dengan GBS. %ada botulism terdapat keterlibatan otot otot
e4trao##ular dan teradi konstipasi. Sedangkan pada myasthenia gra2is teradi
ophtalmoplegia.
yositis uga memberikan geala yang mirip dengan GBS, namun
kelumpuhan yang teradi sifatnya paro4ismal. %emeriksaan /% menunukkan
peningkatan sedangkan L/S normal.
Guillane Barre Syndrome 1
6
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 14/33
2.1 Penatalak#anaan
%ada prinsipnya, pasien GBS dilakukan & hal di ba-ah ini, yaitu ;
• %emasukan ke !/H ; B /
• %lasma e4#hange therapy
• !6!g
• ortikosteroid
• Disioterapi
%asien pada stadium a-al perlu dira-at di rumah sakit untuk terus
dilakukan obser2asi tanda tanda 2ital. 6entilator harus disiapkan disamping pasien
sebab paralisa yang teradi dapat mengenai otot otot pernapasan dalam -aktu $:
am. etidakstabilan tekanan darah uga mungkin teradi. *bat obat anti hipertensi
dan 2asoakti2e uga harus disiapkan.
%asien dengan progresi2itas yang lambat dapat hanya diobser2asi tanpa
diberikan medikamentosa.
%asien dengan progresi2itas #epat dapat diberikan obat obatan berupa
steroid. <amun ada pihak yang mengatakan bah-a pemberian steroid ini tidak
memberikan hasil apapun uga. Steroid tidak dapat memperpendek lamanya
penyakit, mengurangi paralisa yang teradi maupun memper#epat penyembuhan.
Plasma echange therapy (%3) telah dibuktikan dapat memperpendek
lamanya paralisa dan meper#epat teradinya penyembuhan. Iaktu yang paling
efektif untuk melakukan %3 adalah dalam $ minggu setelah mun#ulnya geala.
egimen standard terdiri dari & sesi ( :> 9 &> ml = kg BB) dengan saline dan
albumine sebagai penggantinya. %erdarahan aktif, ketidakstabilan hemodinamik
berat dan septikemia adalah kontraindikasi dari %3.
Guillane Barre Syndrome 1
7
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 15/33
Gambar 1.A %lasma 34#hange herapy
*ntra,enous inffusion of human *mmunoglobulin ( !6!g ) dapat
menetralisasi autoantibodi patologis yang ada atau menekan produksi auto
antibodi tersebut. !6!g uga dapat memper#epat katabolisme !gG, yang kemudian
menetralisir antigen dari 2irus atau bakteri sehingga #ells patologis tidak
terbentuk. %emberian !6!g ini dilakukan dalam $ minggu setelah geala mun#ul
dengan dosis >,: g = kg BB = hari selama & hari. %emberian %3 dikombinasikan
dengan !6!g tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hanya
memberikan %3 atau !6!g.
Guillane Barre Syndrome 1
8
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 16/33
Gambar 1.: Sistem !munitas
eparin dosis rendah dapat diberikan untuk men#egah teradinya
trombosis. Disioterapi uga dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan
fleksibilitas otot setelah paralisa.
Pro/lem +i#iotera&i
Berdasarkan penabaran di atas dapatlah disebutkan ada : problem dasar
dari sisi pandang fisioterapi, yaitu problem muskuloskeletal, kardiopulmonari,
otonomik dan sensorik. "alam bab ini akan dibahas se#ara mendetail masing0
masing problem.
Guillane Barre Syndrome 1
9
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 17/33
uskuloskeletal
Gangguan muskuloskeletal yang menonol adalah berkurangnya kekuatan
otot. Seperti disebutkan di atas, kelemahan otot disebabkan oleh terhambatnya
atau terhentinya konduksi saraf dari spinal #ord ke neuromus#ulo un#tion, yang
satuannya disebut motor unit. Satu motor unit adalah beberapa serat otot yang
mendapatkan iner2asi oleh satu motor neuron. Saraf yang menginer2asi motor
neuron berasal dari akar saraf tulang belakang. Satu akar saraf bisa menginer2asi
ribuan motor neuron. Sebaliknya satu otot mungkin disarafi oleh beberapa motor
neuron yang berasal dari beberapa akar saraf tulang belakang. Jadi bila ada satu
akar saraf mengalami gangguan, maka sebagian serabut otot tidak mendapatkan
iner2asi8 sedangkan serabut otot yang mendapat inner2asi dari akar saraf lain
masih mendapatkan konduksi saraf.
elumpuhan (plegia) teradi akibat banyaknya motor unit, atau semua,
dalam satu otot yang tidak terkonduksi, sehingga otot tersebut tidak bisa
dikontraksikan. Sedangkan kelemahan (parese) teradi akibat hanya sebagian
motor unit dalam satu otot yang masih terkonduksi saraf, sehingga masih mampu
untuk mengkontraksikan otot tersebut. *leh karena hanya sebagian serabut otot
yang teriner2asi yang bekera untuk menggerakkan satu otot, penderita GBS lebih
#epat lelah.
Selanutnya bila otot tidak bisa berkontraksi berarti bagian badan tersebut
tidak bergerak. Bila hal ini teradi dalam kurun -aktu lama, yang akan teradi
bukan hanya kekuatan otot yang terganggu, tetapi uga akan teradi pemendekan
otot, dan keterbatasan luas gerak sendi (LGS). Jadi akibat berkurangnya konduksi
Guillane Barre Syndrome 2
0
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 18/33
saraf, akan mengurangi umlah motor unit yang bekera, bahkan mungkin tidak
ada sama sekali, sehingga kelemahan otot atau lumpuh sama sekali, dan akan
teradi pemendekan otot, dan pada akhirnya keterbatasan LGS.
ardiopulmoner
al yang sama uga teradi bila proses kerusakan selaput myelin teradi
pada tingkat akar saraf thora#al, karena akan teradi kelemahan otot0otot
pernafasan, yakni otot inter#ostal. Bahkan bila menyerang tingkat #er2i#al,
diafragma mengalami gangguan uga. kibatnya bahkan semakin rumit. *leh
karena otot0otot inter#ostal, mungkin uga diafragma, berkurang kekuatannya,
maka ekspansi dada berkurang.
al ini berakibat berkurangnya kapasitas 2ital paru, sehingga fungsi
2entilasi uga menurun. kibat kapasitas 2ital menurun, kemampuan batuk pun
menurun. Sehingga kemampuan untuk membersihkan saluran pernafasan menadi
berkurang.
eadaan ini diperburuk oleh kenyataan bah-a penderita yang mengalami
kelemahan otot paru hanya mampu berbaring. "alam posisi berbaring, kapasitas
paru semakin berkurang karena pengaruh gra2itasi terhadap posisi paru. kibat
gra2itasi uga, otot0otot pernafasan yang sudah lemah tersebut, semakin berat
melakukan ekspansi paru. Berkurangnya daya ekspansi paru berakibat teradinya
atelektasis, sehingga fungsi 2entilasi paru berkurang.
esiko infeksi paru tinggi bila teradi gangguan menelan, akibat
terserangnya #ranial ner2es yang bersangkutan. arena gangguan menelan
tersebut, makanan bisa masuk ke saluran pernafasan, yang akan menadi sumber
Guillane Barre Syndrome 2
1
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 19/33
penyebab infeksi paru. eradinya infeksi paru akan meningkatkan kebutuhan
2entilasi. Sebaliknya infeksi paru uga menurunkan kemampuan pertukaran gas di
paru. Sehingga perbedaan kebutuhan 2entilasi dan kemampuan 2entilasi paru akan
sangat besar, yang akan memperburuk kondisi pasien.
Sistem Saraf *tonomik
Selain gangguan kardiopulmonari, bila kerusakan selaput myelin men#apai
tulang belakang tingkat thora#al, maka akan teradi uga gangguan saraf otonomik
simpatik. Bila gangguan selaput myelin men#apai saraf 2agus (salah satu cranial
ner,es) akan teradi gangguan parasimpatik. *leh karena saraf0saraf tepi
otonomik berakar dari akar saraf yang keluar dari antara tulang belakang thora#al
dan saraf 2agus. Gangguan yang biasanya tampak adalah naik turunnya tekanan
darah, keringat yang berlebihan, ataupun postural hipotensi.
e#uali gangguan tekanan darah yang naik turun se#ara tiba0tiba, dan
menelan, gangguan0gangguan tersebut tidak akan banyak mempengaruhi program
fisioterapi. etapi dalam memberikan pengobatan fisioterapi hendaknya selalu
menga-asi tanda0tanda tersebut, terutama bila hendak memberikan perubahan
posisi yang berarti atau mobilisasi.
Sensasi
Geala lain yang dirasakan penderita GBS adalah gangguan rasa (sensasi).
Gangguan rasa yang dirasakan adalah kesemutan, tebal, rasa terbakar, ataupun
nyeri (Drederi#ks et all 1''+). %ola penyebarannya tidak teratur dan tidak simetris,
bisa berubah setiap saat. eskipun gangguan tersebut tidak berbahaya, tetapi
Guillane Barre Syndrome 2
2
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 20/33
gangguan rasa tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman. asa nyeri kadangkala
uga teradi akibat sebuah sendi tidak digerakkan dalam -aktu tertentu. Jadi
kadangkala nyeri murni disebabkan oleh gangguan sensasi, tetapi kadangkala uga
disebabkan oleh kombinnasi gangguann sensasi dan sendi yang sudah lama tidak
digerakkan.
Selain gangguan rasa yang berakibat tidak nyaman, gangguan sensasi uga
bisa menyebabkan komplikasi. isalnya gangguan rasa tebal, disertai kelemahan
otot, bisa menyebabkan dekubitus. *leh karenanya perlu dipikirkan untuk
pen#egahannya.
Penatalak#anaan +i#iotera&i
%enatalaksanaan fisioterapi pada penderita GBS harus dimulai seak a-al,
yaitu seak kondisi pasien stabil. *leh karena peralananan penyakit GBS yang
unik, ada dua fase yang perlu diperhatikan dalam memberikan fisioterapi. ang
pertama adalah fase ketika geala masih terus berlanut hingga berhenti sebelum
kondisi pasien terlihat membaik. %ada fase tersebut yang diperlukan adalah
mempertahankan kondisi pasien, meskipun kondisi pasien akan terus menurun.
Guillane Barre Syndrome 2
3
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 21/33
Gambar 1.& %elaksanaan Disioterapi pada GBS
Sedangkan yang kedua adalah pada fase penyembuhan, ketika kondisi
pasien membaik. %ada fase ini pengobatan fisioterapi dituukan pada penguatan
dan pengoptimalan kondisi pasien. %ada fase pertama penekanan pada semua
problem menadi sangat penting. Sedangkan pada fase kedua hanya problem
muskuloskeletal dan kardiopulmari yang menadi penekanan. Se#ara keseluruhan
penatalaksanaan fisioterapi dituukan pada pengoptimalan kemampuan fungsional.
eskipun ada : komponen problem dari sudut fisioterapi,
penatalaksanaannya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. *leh karenanya
Guillane Barre Syndrome 2
4
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 22/33
sulit memisahkan satu masalah dengan masalah yang lain. %enulis berusaha
memisahkan penatalaksanaan fisioterapi berdasarkan tiap problem, sesuai dengan
penguraian problem di atas supaya lebih detail. etapi pada prakteknya,
pemberian fisioterapi tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.
%enatalaksanaan Disioterapi pada %roblem uskuloskeletal
Seperti telah disebutkan di atas, masalah muskuloskeletal adalah penting
baik pada fase pertama maupun kedua oleh karena bukan hanya motorik adalah
masalah utama penderita GBS, tetapi uga skeletal sebagai akibat dari gangguan
motorik. %ada fase pertama yang perlu diberikan adalah mempertahankan
kekuatan otot, panang otot, luas gerak sendi (LGS), tanpa melupakan bah-a
kondisi pasien masih akan terus memburuk dalam -aktu maksimal $ minggu.
Bila panang otot dan LGS terus teraga pada fase pertama, fisioterapi pada
fase kedua ditekankan peningkatan kekuatan otot, dengan tetap memperhitungkan
umlah motor unit yang kembali bekera.
%enatalaksanaan pada masalah kekuatan otot
%ada fase pertama, program a-al yang bisa diberikan adalah latihan aktif,
bila memungkinkan. Bila penderita tidak mampu menggerakkan sendiri anggota
badannya, sebaiknya bantuan diberikan (Kaktif asistif). Bila kemudian kondisi
kelemahan otot sangat menonol, latihan pasif harus diberikan8 artinya fisioterapis
yang menggerakkan angota badan penderita. *leh karena dalam fase ini, kondisi
penderita akan menurun, maka biasanya bantuan yang diberikan fisioterapis
kepada pasien semakin banyak dari -aktu ke -aktu.
Guillane Barre Syndrome 2
5
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 23/33
Sebaiknya seorang fisioterapis mempunyai sistematis dalam
menggerakkan anggota tubuh pasien, sehingga tidak ada bagian yang terle-ati.
Selain itu fisioterapis uga akan bisa sekaligus mengamati perkembangan motorik
pasien bila dilakukan se#ara sistematis. "ianurkan menggerakkan anggota tubuh
dari ba-ah, sehingga akan diakhiri dengan bagian tubuh yang terkuat. Se#ara
psikis hal ini uga akan sangat membantu moti2asi pasien. Selain menggerakkan
bagian tubuh se#ara sistematis, uga sebaiknya arah gerakan tiap sendi dibuat
se#ara sistematis, sehingga tidak ada gerakan otot yang tertinggal.
"alam menggerakkan anggota badan, sebaiknya fisioterapis mengamati
tingkat toleransi pasien terhadap latihan. Jangan sampai pasien dibiarkan terlalu
lelah atau memaksa menggerakkan anggota tubuh, karena akan merusak motor
unit. Berikan kesadaran kepada pasien bah-a pada -aktunya ototnya akan
kembali bergerak, asalkan dilakukan gerakan se#ara rutin. Bagi pasien GBS,
frekuensi latihan seharusnya tidak terlalu tinggi dalam satu sesi, untuk men#egah
kelelahan, mengingat umlah motor unit yang bekera hanya terbatas. !ntensitas
latihan dalam sehari bisa ditingkatkan dengan melakukan lebih banyak sesi dalam
sehari.
%enatalaksanaan pada fase kedua tidak auh berbeda dengan fase
sebelumnya. Sasaran utama pada fase ini adalah peningkatan kekuatan otot.
eskipun demikian latihan yang diberikan masih harus tidak boleh terlalu berat,
karena umlah motor unit yang aktif terbatas. %rogram latihan aktif seharusnya
ditingkatkan bila penderita sudah mampu melakukan latihan aktif dan memenuhi
LGS normal tanpa kesulitan. Latihan kemudian meningkat menadi aktif resistif,
artinya menggunakan beban unntuk meningkatkan kekuatan otot.
Guillane Barre Syndrome 2
6
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 24/33
Jenis latihan bisa ber2ariasi, bisa menggunakan beban manual, artinya
fisioterapis memberikan beban se#ara manual, hingga latihan dengan alat, seperti
misalnya Cuadri#ep ben#h. "alam memberikan program latihan, hendaknya selalu
diingat bah-a tuuan akhir program fisioterapi adalah memaksimalkan
kemampuan fungsional. Jadi dalam meningkatkan kekuatan otot, perlu diingat
otot0otot mana saa yang diperlukan dalam berakti2itas, atau mensiasati bila ada
keterbatasan.
Hntuk mengukur perubahan kondisi pasien, bisa digunakan pengukuran
kekuatan otot (0 manual mus#les testing). entu saa pada fase pertama
kekuatan pasien tidak akan mengalami kenaikan, sesuai dengan peralanan
penyakit. etapi pengukuran kekuatan terakhir pasien, saat kekuatan biasanya
berhenti sebelum kemudian membaik, bisa diadikan titik balik pengukuran pada
tahap berikutnya. Sebaiknya pengukuran dilakukan se#ara berkala, misalnya tiap
minggu, atau tiap A hari. "engan demikian fisioterapis maupun penderita bisa
melihat perkembangan yang teradi, yang mungkin uga akan menadi moti2asi
keduanya.
%enatalaksanaan pada Luas Gerak Sendi (LGS)
Bersamaan dengan digerakkannya otot anggota tubuh penderita, bisa
dikatakan semua sendi sudah digerakkan. anya perlu diingat bah-a pada fase
pertama, otot penderita GBS biasanya tidak mampu menggerakkan LGS se#ara
penuh. *leh karenanya fisioterapis perlu membantu penderita untuk
menggerakkan sendi sesuai dengan luas gerak sendi yang normal, minimal yang
fungsional.
Guillane Barre Syndrome 2
7
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 25/33
Sama seperti memberikan latihan untuk otot, menggerakkan sendi
sebaiknya uga dilakukan se#ara sistematis supaya tidak ada yang tertinggal.
Sesudah gerakan aktif setiap sendi oleh penderita, sebaiknya ditambahkan $
sampai A kali gerakan sendi oleh fisioterapis dalam LGS maksimal untuk
mempertahankan LGS. Berbeda dengan program untuk kekuatan otot, untuk
mempertahankan sendi sama pada fase pertama dan kedua.
Hkuran yang dipergunakan untuk mengukur luas gerak sendi adalah
pengukuran sudut setiap sendi. lat yang digunakan adalah goniometer.
%engukurannya dilakukan dengan satuan deraat. "alam satu institusi biasanya
disepakati sistem apa yang digunakan, posisi penderita dan posisi goniometer
pada setiap sudut pengukuran. Seharusnya tidak akan ada perubahan LGS dari
-aktu ke -aktu, agar pada akhirnya penderita masih mempunyai kemampuan
fungsional yang maksimal.
%enatalaksanaan pada %anang *tot
%ada saat melakukan latihan untuk mempertahankan LGS, sebagian besar
otot uga terpelihara panangnya. e#uali beberapa otot yang panangnya
mele-ati dua sendi. Hntuk otot0otot tersebut, perlu gerakan khusus untuk
mempertahankan panangnya. *tot0otot seperti Cuadri#ep, iliotibial band, sartorius
adalah #ontoh otot yang mele-ati dua sendi. *tot0otot tersebut penting dalam
kegiatan sehari0hari, misalnya duduk, bersila atau bersimpuh. Sehingga bila
panang ototnya tidak terpelihara, maka akan berpengaruh pada akti2itas penderita
bila sembuh nanti.
gak sulit membuat pengukuran panang otot, oleh karena panang otot
tiap indi2idu akan berbeda tergantung pada akti2itas dan keturunan. arenanya
Guillane Barre Syndrome 2
8
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 26/33
untuk mengetahui panang otot yang normal, se#ara nalar, berarti fisioterapis
harus tahu penderita sebelum menderita GBS. enyataannya hal itu tidak
mungkin teradi. Sehingga salah satu #ara untuk mengetahui panang otot adalah
menanyakan akti2itas penderita, apakah penderita biasa bersila, duduk sambil
menumpangkan kaki atau bersimpuh.
"engan demikian bisa diukur apakah panang otot yang bersangkutan
#ukup untuk kembali melakukan kembali akti2itasnya. /ara lain yang bisa
digunakan adalah membandingkan otot sebelah kiri dan kanan, karena biasanya
keduanya mempunyai panang otot yang sama. %en#atatannya baru dilakukan bila
ada keterbatasan panang otot.
%enatalaksanaan pada %roblem ardiopulmonari
asalah kardiopulmonari lebih menonol pada fase pertama. %ada kasus
GBS yang berat, teradi kelemahan otot0otot inter#ostal disebabkan karena
berkurangnya umlah motor unit yang terkonduksi. kibatnya tidak dapat
melakukan inspirasi se#ara penuh, sehingga kapasitas 2ital menadi berkurang.
Seperti yang telah disebutkan di atas, menurunnya kemampuan batuk, akan
menurunkan kemampuan untuk membersihkan saluran pernafasan. Sehingga
saluran pernafasan semakin menyempit, dan ekspansi paru menadi berkurang
uga. Sehingga pada akhirnya kembali teradi penurunan kapasitas 2ital.
%enatalaksanaan pada emampuan 3kspansi "ada
Guillane Barre Syndrome 2
9
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 27/33
Berbeda dengan masalah muskuloskeletal yang lain, latihan pasif tidak
bisa dilakukan dengan mudah. Latihan pasif hanya bisa dilakukan dengan bantuan
2entilator atau manual hyperinflation. "engan terpenuhinya 2olume sesuai dengan
kapasitas 2ital, maka pertukaran gas dalam al2eoli menadi meningkat dan mampu
memenuhi kebutuhan 2entilasi. Selain itu uga memelihara kelenturan aringan0
aringan lunak disekitarnya, sehingga LGS persendian disekitar tulang rusuk
terpelihara.
"engan demikian bila kekuatan otot interkostal sudah kembali membaik,
rongga dada sudah siap kembali mengembang.Bila otot inter#ostal dan diafragma
sudah menigkat, maka latihan penguatan harus segera diberikan. *leh karena
tekanan positif yang diberikan le-at 2entilator dan manual hyperinflation bisa
memberikan efek samping, seperti barotrauma. aka latihan aktif harus segera
diberikan. %emberian latihan masih harus memperhatikan aturan rendah frekuensi
dalam satu sesi dan banyak sesi dalam sehari. !ni berarti harus diberikan
kesempatan istirahat #ukup bagi penderita diantara sesi latihan, untuk
menghindari kelelahan.
%enatalaksaaan pada %embersihan Saluran %ernafasan
"alam keadaan normal, setiap hari dihasilkan sekitar 1>> ml sekresi
saluran pernafasan dalam sehari. %embersihan dilakukan sebagai bagian dari
sistem pertahanan, yakni didorong oleh #ilia yang kemudian tertelan. Bila sekresi
yang dihasilkan lebih dari normal, atau ada kegagalan kera #ilia, maka diperlukan
mekanisme batuk untuk mengeluarkannya dari saluran pernfasan. gar bisa
meletupkan batuk yang kuat, seseorang harus bisa menghirup #ukup 2olume
udara.
Guillane Barre Syndrome 3
0
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 28/33
Sehingga seorang penderita GBS dengan kelemahan otot pernafasan yang
menonol tidak mampu melakukan batuk yang kuat untuk mengeluarkan sekresi.
Bila sekresi dibiarkan menumpuk, maka diameter saluran pernafasan akan
menyempit. !ni berarti 2olume udara yang bisa masuk ke paru berkurang,
sehingga kemampuan 2entilasi menadi berkurang.
%ada fase a-al, pada penderita GBS dengan kelemahan otot pernafasan
yang menonol, pembersihan saluran pernafasan bisa dilakukan dengan bantuan
2entilator atau manual hyperinflation. "engan teknik tertentu, maka panang
ekspirasi bisa diperpendek, sehingga ke#epatan udara yang keluar pada -aktu
ekspirasi bisa meningkat. "engan demikian sekresi saluran pernafasan bisa
dikeluarkan. Selain menggunakan bantuan 2entilator dan manual hyperinflation,
bisa dilakukan postural drainage untuk membantu memindahkan sekresi dari
saluran pernafasan yang distal ke yang lebih proksimal. Hntuk membersihkan
sekresi dari saluran pernafasan, penderita harus mampu batuk, atau bila tidak
harus dilakukan su#tion.
Selama melakukan postural drainage, haruslah di-aspadai tanda0tanda
gangguan otonomik, seperti ke#epatan nafas permenit, nadi permenit, atau saturasi
penderita agar selalu dalam batas normal. Jelaslah bah-a melatih batuk seak dini
sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pembersihan saluran
pernafasan. al ini biasanya bisa terlaksana pada fase ke0dua, ketika otot0otot
pernafasan mulai menguat. tau pada fase pertama bila kelemahan otot0otot
pernafasan masih mampu menghasilkan batuk, sehingga latihan batuk berguna
untuk mempertahankan kekuatan otot.
%enatalaksanaan pada Gangguan enelan
Guillane Barre Syndrome 3
1
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 29/33
Jika teradi uga gangguan menelan, maka resiko infeksi dada semakin
tinggi. *leh karena kemungkinan masuknya benda asing ke saluran pernafasan
menadi lebih besar. Benda tersebut kemudian akan menadi sumber infeksi dada.
"alam hal ini ada dua masalah dalam sistem respiratori, yakni benda itu sediri,
dan sekresi yang berlebihan akibat adanya benda asing yang masuk ke saluran
pernafasan. Bila kemampuan pasien untuk batuk kuat, maka pasien mampu
mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan dan membersihkan sekresi.
Sayangnya, biasanya gangguan menelan disertai kelemahan otot pernafasan,
sehingga penderita tidak mampu batuk.
<amun penderita dengan gangguan menelan biasanya menerima makanan
melalui slang yang langsung masuk ke lambung, sehingga tidak perlu
dika-atirkan akan masuk ke saluran pernafasan. %ada fase pertama tidak banyak
fisioterapi yang bisa dilakukan. etapi pada fase ke dua program fisioterapi yang
bisa diberikan adalah segera memberikan latihan batuk, bila otot0otot pernafasan
sudah bertambah kuat. Sehingga pada saatnya penderita belaar menelan, resiko
masuknya benda asing ke saluran pernafasan sudah teratasi.
%enatalaksanaan pada %roblem Saraf *tonomik
Seperti disebutkan diatas, gangguan saraf otonomik akan timbul, bila
kehan#uran selaput myelin men#apai tingkat thora#al atau lebih tinggi, yakni
#ranial ner2es. %ada umumnya gangguann saraf otonnomik tersebut adalah hal
yang perlu di#ermati dalam melakukan tindakann fisioterapi. Gangguan0gangguan
tersebut antara lain labilnya tekanan darah, keluarnya keringat tidak sesuai
keadaan, atau postural hipotensi. Gangguan0gangguan tersebut akan meadi
Guillane Barre Syndrome 3
2
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 30/33
masalah, biasanya pada -aktu mobilisasi. %ada -aktu mobilisasi, misalnya dari
berbaring ke duduk, tubuh memerlukan berbagai adaptasi, oleh karena teradi
perbedaan pengaruh terhadap tubuh.
anpa gangguan saraf otonomik pun, seseorang yanng berbaring lama
memerlukan -aktu untuk beradaptasi terhadap tekanan darah. daptasi tersebut
teratasi oleh karena pusat pengaturan tekanan darah mendapatkan input, kemudian
tekanann darah meningkat atas pengaruh saraf otonnom. Bila teradi gangguan
saraf otonnomik, maka adaptasi tersebut akan terganggu.
aka, dalam memberikan tindakan fisioterapi harus selalu di#ermati
tekanan darah dari -aktu ke -aktu. *leh karena yang diukur adalah tekanan
darah, maka yang diadikan aturan adalah tekanan darah. Bila memungkinkan
digunakan spirometer elektronik yang terus bisa dimonitor setiap saat. "isamping
tekanan darah, bisa di#ermati kemampuan komunikasi penderita, atau -arna muka
sebagai indikator tekanan darah.
%enatalaksanaan pada %roblem Sensasi
%roblem sensasi pada penderita GBS yang mun#ul adalah rasa terbakar,
kesemutan, rasa tebal atau nyeri. idak banyak yang bisa dilakukan untuk
mengurangi ketidaknyamanan akibat rasa tebal, rasa terbakar, atau kesemuta.
Se#ara teori rasa nyeri bisa dikurangi dengan pemberian <S. asa nyeri bisa
disebabkan murni oleh karena gangguan sensasi.
etapi nyeri pada punggung mungkin uga disebabkan oleh kurangnya
gerakan pada sendi0sendi tulang belakang. Bila sesudah peregangan sendi0sendi
tulang belakang beserta otot0otot disekitarnya, rasa nyeri berkurang, maka rasa
Guillane Barre Syndrome 3
3
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 31/33
nyeri tersebut disebabkan oleh kurangnya gerakan. etapi bila rasa nyeri tersebut
tidak hilang, maka gangguan tersebut disebabkan oleh gangguan sensasi.
Seringkali rasa nyeri yang timbul karena kombinasi keduanya.
Jadi bila sesudah peregangan rasa nyeri berkurang, tetapi tidak hilang
sama sekali. Bila rasa nyeri disebabkan oleh kuranngnya gerakan sendi, tindakan
yang bisa dilakukan adalah peregangan lebih lanut, atau lebih spesifik bisa
dilakukan manipulasi atau mobilisasi pada tulang belakang tertentu. Selain
ketidaknyamanan, rasa tebal uga bisa menimbulkan komplikasi, yaitu dekubitus.
asa tebal menyebabkan penderita tidak dapat merasakan tekanan kasur
pada penonolan0penonolan tulang, sehingga memungkinkan teradi le#et dan
akhirnya dekubitus. *leh karenanya perubahan posisi harus selalu dilakukan
sebagai usaha pen#egahan. !dealnya perubahan posisi dilakukan setiap $ am, dan
setiap penonolan tulang harus selalu mendapat perhatian.
2.11 !om&lika#i
omplikasi yang dapat teradi adalah gagal napas, aspirasi makanan atau
#airan ke dalam paru, pneumonia, meningkatkan resiko teradinya infeksi,
trombosis 2ena dalam, paralisa permanen pada bagian tubuh tertentu, dan
kontraktur pada sendi.
2.12 Progno#i#
Guillane Barre Syndrome 3
4
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 32/33
Sebanyak '& ? pasien dengan GBS dapat bertahan hidup dengan 7& ?
diantaranya sembuh total. elemahan ringan atau geala sisa seperti dropfoot dan
postural tremor masih mungkin teradi pada sebagian pasien.
elainan ini uga dapat menyebabkan kematian , pada & ? pasien, yang
disebabkan oleh gagal napas dan aritmia.
Geala yang teradinya biasanya hilang A minggu setelah geala pertama
kali timbul.
Sebanyak A ? pasien dengan GBS dapat mengalami relaps yang lebih
ringan beberapa tahun setelah onset pertama. %3 dapat mengurangi kemungkinan
teradinya relapsing inflammatory polyneuropathy.
BAB $
Guillane Barre Syndrome 3
5
7/26/2019 paper isi
http://slidepdf.com/reader/full/paper-isi 33/33
PENUTUP
$.1 !e#im&ulan
Guillain 9 Barre Syndrome merupakan penyakit serius dengan angka
kesakitan dan kematian yang #ukup tinggi.
Ialaupun tersedia adanya !/H, 2entilator, dan terapi imunomodulator
spesifik, sekitar & ? dari pasien GBS dapat mengalami kematian dan 1$ ? tidak
dapat beralan tanpa bantuan selama : minggu setelah geala pertama mun#ul
$> ? pasien akan tetap hidup dengan memiliki geala sisa.
Selama ini para peneliti tetap men#ari alternatif yang paling baik dan
paling efektif dari %3 dan !6!g, dan para dokter harus dapat mengenali geala
GBS sehingga dapat menegakkan diagnosis sedini mungkin
%enegakan diagnosis lebih dini akan memberikan prognosis yang lebih baik.
Selain itu, pelaksanaan rehab medik dari penyakit ini uga bisa mendukung
prognosis yang lebih baik dan uga meningkatkan kualitas hidup dari penderita
penyakit ini.