paper katalis fischer tropsch
DESCRIPTION
Fischer-Tropsch (FTS) adalah proses yang berkaitan dengan konversi syngas yang berasal dari batubara, biomassa dan gas alam menjadi hidrokarbon yang terdiri dari parafin, olefin, alkohol dan aldehida dengan bilangan cetan yang tinggi dan ramah lingkungan. Karena cadangan minyak bumi terbatas dan pembatasan lingkungan, Fischer-Tropsch (FTS) yang mendapat perhatian saat ini daripada sebelumnya. FTS dianggap sebagai reaksi polimerisasi permukaan katalis. Selama proses ini, CO teradsorpsi pada permukaan transisi logam dan terhidrogenasi memproduksi monomer CHX yang akibatnya merambat untuk menghasilkan hidrokarbon dan oksigen dengan berbagai fungsi dan panjang rantai.TRANSCRIPT
TUGAS PAPER KATALIS DAN KATALISIS
“FISCHER-TROPSCH PADA KATALIS DAN KATALISIS”
Disusun Oleh:
Triyana Defi (1107120892)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2013
ABSTRAK
Fischer-Tropsch (FTS) adalah proses yang berkaitan dengan konversi syngas yang berasal
dari batubara, biomassa dan gas alam menjadi hidrokarbon yang terdiri dari parafin, olefin, alkohol
dan aldehida dengan bilangan cetan yang tinggi dan ramah lingkungan. Karena cadangan minyak
bumi terbatas dan pembatasan lingkungan, Fischer-Tropsch (FTS) yang mendapat perhatian saat
ini daripada sebelumnya. FTS dianggap sebagai reaksi polimerisasi permukaan katalis. Selama
proses ini, CO teradsorpsi pada permukaan transisi logam dan terhidrogenasi memproduksi
monomer CHX yang akibatnya merambat untuk menghasilkan hidrokarbon dan oksigen dengan
berbagai fungsi dan panjang rantai.
Kata kunci: fischer tropsch, katalis, logam
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak Perang Dunia ke-II, Jerman mengalami krisis bahan bakar. Hal
mendorong para ilmuan di Jerman untuk membantu memecahkan permasalahan
Jerman akan kebutuhan bahan bakar. Di tengah-tengah krisis kekurangan bahan
bakar, ditemukanlah sebuah metode yang dapat mengkonversi batu bara menjadi
minyak bumi sintetik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar cair oleh
ilmuan Jerman, Franz Fischer dan Hans Tropsch, yang bekerja di Institut Kaiser
Wilhelm pada tahun 1920an. Bahan bakar inilah yang digunakan Jerman dan
Jepang selama Perang Dunia II untuk produksi bahan bakar pengganti.
Pada proses Fischer-Tropsch, senyawa hidrokarbon disintesis melalui
pencampuran hidrogen dan karbon monoksida melaui permukaan logam transisi.
Dimana reaktan awal (sintesis gas) yang digunakan dalam proses Fischer-Tropsch
adalah gas hidrogen (H2) dan karbon monoksida (CO) menghasilkan sebuah
produk hidrokarbon cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti.
Awal tahun 1944, penerapan proses Fischer-Tropsch di bidang industri
dapat menghasilkan produk mencapai lebih dari 124.000 barel per hari. Namun,
pemboman fasilitas minyak Jerman selama Perang Dunia II melumpuhkan
sebagian besar produksi bahan bakar sintetik Jerman. Biro pertambangan Amerika
Serikat, dalam sebuah program yang diprakarsai oleh Synthetic Liquid Fuels Act,
mempekerjakan tujuh ilmuan pada Operasi Paperclip untuk sintetis bahan bakar
sebuah proses industri kimia Fischer-Tropsch di Louisiana, Missouri tahun 1946.
Proses ini juga telah digunakan di Afrika Selatan untuk memenuhi
kebutuhan energi selama masa isolasi ekonomi di bawah Apartheid. Setelah masa
pencarian, proses ini menerima perhatian baru dari berbagai kalangan untuk
memproduksi bahan bakar diesel rendah belerang untuk meminimalkan kerusakan
lingkungan dari penggunaan mesin diesel dan mengurangi emisi gas karbon
dioksida di udara. Oleh karena itu, dengan beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh berdasarkan uraian di atas, maka teknik pengolahan bahan bakar dengan
menggunakan proses Fischer-Tropsch ini perlu dikembangkan.
BAB II
ISI
Bahan bakar sintetik merupakan alternatif yang menarik untuk minyak
bumi, yang kadang-kadang dapat menjadi persediaan singkat, seperti sekarang ini
dimana harganya yang juga cukup mahal. Salah satu cara yang berprofil paling
tinggi untuk membuat bahan bakar sintetis dikenal sebagai proses Fischer-
Tropsch (FT). Ditemukan pada tahun 1920 oleh Franz Fischer dan Hans Tropsch,
yakni ilmuwan Institut Kaiser Wilhelm pada tahun 1920an.
Proses Fischer-Tropsch adalah reaksi katalisasi kimia pada sintesis gas,
dimana senyawa hidrokarbon disintesis melalui pencampuran hidrogen dan
karbon monoksida melaui permukaan logam transisi. Pada proses Fischer-Tropsch
ini dapat mengkonversi berbagai macam bahan bakar menjadi hidrokarbon cair
dalam berbagai bentuk.
Tujuan utama dari proses ini adalah untuk menghasilkan minyak sintetik
pengganti, biasanya dari batu bara, gas alam atau biomassa, untuk digunakan
sebagai minyak pelumas sintetik atau sebagai bahan bakar sintetik karena seiring
penggunaan diesel meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bahan bakar sintetik
ini dapat digunakan pada truk, mobil, dan beberapa mesin pesawat terbang.
Kombinasi gasifikasi biomassa (BG) dan sintesis Fischer-Tropsch (FT) adalah
sebuah cara alternatif untuk memproduksi bahan bakar transportasi terbarukan
(biofuels).
2.1 Sejarah reaksi kimia Fischer-Tropsch
Sejak penemuan awal dari proses asli oleh peneliti Jerman Franz Fischer
dan Hans Tropsch, yang bekerja di Institut Kaiser Wilhelm pada tahun 1920an,
banyak perbaikan dan penyesuaian yang telah dibuat, dan istilah "Fischer-
Tropsch" sekarang digunakan untuk berbagai proses (sintesis Fischer-Tropsch
atau reaksi kimia Fischer-Tropsch). Sejumlah arsip Sintesis Fischer and Tropsch
telah memiliki hak paten. misalnya AS no. 1,746,464 dipatenkan pada tahun 1926,
dipublikasikan pada tahun 1930. 1.746.464, diterapkan 1926, diterbitkan 1930.
Proses ini ditemukan dalam minyak buangan dan batubara berkualitas di
Jerman pada tahun 1920, menghasilkan bahan bakar cair. Ini digunakan oleh Nazi
Jerman dan Jepang selama Perang Dunia II untuk memproduksi bahan bakar
pengganti.
2.2 Proses kimia
Proses Fischer-Tropsch yang melibatkan proses berbagai persaingan reaksi
kimia, yang menghasilkan sejumlah produk sampingan yang diinginkan dan yang
tidak diinginkan. Yang paling penting adalah reaksi yang dihasilkan dalam bentuk
alkana. Hal ini dapat dijelaskan melaui reaksi kimia berikut:
(2n+1) H2 + nCO → CnH(2n+2) + nH2O
Di mana, 'n' adalah bilangan bulat positif. Yang sederhana dari ini (n = 1),
hasilnya dalam bentuk metana, yang umumnya dianggap sebagai produk
sampingan yang tidak diinginkan (terutama bila metana adalah sumber utama
yang digunakan untuk menghasilkan gas sintetik). Kondisi proses dan komposisi
katalisator biasanya dipilih untuk menghasilkan reaksi yang kebih baik (n> 1)
sehingga meminimalkan pembentukan metana. Sebagian besar alkana yang
dihasilkan cenderung berantai lurus, meskipun beberapa alkana rantai bercabang
juga terbentuk. Selain bentuk alkana, reaksi juga menghasilkan bentuk alkena,
alkohol dan hidrokarbon oksigenasi lainnya. Biasanya, jumlah produk non-alkana
yang dihasilkan hanya relatif kecil, meskipun katalis pendukung dari beberapa
produk tersebut telah dikembangkan.
Hal lain yang penting adalah reaksi konversi gas-air:
H2O + CO → H2 + CO2
Meskipun reaksi ini menghasilkan CO2 yang tidak diinginkan, namun dapat
digunakan untuk menggantikan perbandingan rasio H2:CO dalam sintesis gas. Hal
ini sangat penting untuk sintesis gas yang berasal dari batu bara, yang cenderung
memiliki rasio ~ 0,7 dibandingkan dengan rasio ideal ~ 2.
Perlu dicatat bahwa, menurut data yang dipublikasikan pada implementasi
komersial dari batubara berdasarkan proses Fischer-Tropsch, industri ini dapat
memproduksi sebanyak 7 ton CO2 per ton produk hidrokarbon cair (belum
termasuk reaksi produk air). Hal ini disebabkan sebagian kebutuhan energi yang
tinggi diperlukan oleh proses gasifikasi, dan sebagian lagi dari pelaksanaan proses
desain.
Sebelumnya, secara keseluruhan mekanisme dari reaksi ini dapat diterima
meliputi turunan gugus metil pada bagian depan (permukaan) molekul, melaui
beberapa tahap dimana efek dari gugus metilen secara berturut-turut disisipkan
antara logam dan gugus alkil.
2.3 Contoh Katalis Fischer-Tropsch
Berbagai katalis dapat digunakan untuk proses Fischer-Tropsch, namun
yang paling umum digunakan adalah logam transisi seperti kobalt, besi, dan
ruthenium. Nikel juga dapat digunakan, tetapi cenderung membentuk metana.
Kobal kelihatannya katalis yang paling aktif, walaupun besi juga cukup baik dan
lebih cocok untuk sintesis gas berhidrogen rendah seperti yang berasal dari batu
bara karena reaksi promosi konversi udara-gas. Di samping katalis logam aktif
yang biasanya mengandung sejumlah promoter, termasuk kalium dan tembaga,
serta tinggi daerah permukaan yang mendukung seperti silika, alumina, atau
zeolit.
Tidak seperti logam lain yang digunakan pada proses ini (Co, Ni, Ru) yang
tetap dalam bentuk logam selama proses sintesis, katalis besi cenderung
membentuk beberapa tahap reaksi kimia, termasuk berbagai besi oksida dan besi
karbida selama reaksi. Kontrol dari transformasi fase ini merupakan tahap penting
dalam menjaga aktivitas katalis dan mencegah dari gangguan partikel katalis.
Katalis Fischer-Tropsch dikenal sangat peka terhadap keberadaan senyawa
belerang yang bersifat racun. Sensitivitas dari katalisator belerang lebih tinggi
untuk katalisis kobal daripada daripada besi. Katalis kobal lebih diutamakan untuk
sintesis Fischer-Tropsch bila bahan bakunya adalah gas alam yang memiliki
aktivitas lebih tinggi dari katalisasi kobal. Gas alam memiliki tingkat rasio yang
tinggi antara hidrogen dan karbon, sehingga konversi udara-gas tidak diperlukan
lagi untuk katalis kobal. Katalis besi adalah pilihan untuk bahan baku berkualitas
rendah seperti batu bara atau biomassa. Sementara katalis besi juga rentan
terhadap keracunan belerang dari batubara dengan yang mengandung belerang
tinggi, maka semakin rendah biaya katalisator dapat mengakibatkan katalis pada
bagian depan reaktor yang ekonomis. Selain itu, seperti yang disebutkan
sebelumnya, besi dapat mengkatalisasi konversi udara-gas untuk meningkatkan
rasio karbon hidrogen untuk membuat reaksi lebih baik selektif.
2.4 Sintesis produksi gas Fischer-Tropsch
Reaktan awal (sintesis gas) yang digunakan dalam proses Fischer-Tropsch
adalah gas hidrogen (H2) dan karbon monoksida (CO). Bahan kimia ini biasanya
dihasilkan oleh salah satu dari dua metode:
1) Sebagian pembakaran dari hidrokarbon:
CnH(2n+2) + ½ nO2 → (n+1)H2 + nCO
Dimana n=1 (metan), sehingga persamaannya menjadi:
2CH4 + O2 → 4H2 + 2CO
2) Gasifikasi batubara, biomassa, atau gas alam:
CHx + H2O → (1+0.5x)H + CO
Nilai "x" tergantung pada jenis bahan bakar. Misalnya, gas alam yang
mempunyai kandungan hidrogen yang lebih besar (untuk x = 5 x = 3) dari batu
bara (x> 2).
Energi yang diperlukan untuk reaksi endotermik ini biasanya dihasilkan
secara eksotermik dari pembakaran oksigen dan hidrokarbon.
Campuran karbon monoksida dan hidrogen disebut sintesis gas atau syngas.
Produk hidrokarbon menghasilkan produk murni untuk memproduksi bahan bakar
sintetis. Karbon dioksida (CO) dan karbon monoksida (CO2) yang dihasilkan dari
sebagian oksidasi bahan bakar batu bara dan kayu. Manfaat dari proses ini
terutama perannya dalam memproduksi cairan hidrokarbon dari bahan baku
padatan, seperti batu bara atau karbon padat yang berisi dari berbagai jenis
limbah. Pirolisis non-oxidatif dari material padat menghasilkan syngas yang dapat
digunakan langsung sebagai bahan bakar tanpa melalui transformasi Fischer-
Tropsch. Proses Fischer-Tropsch dapat diterapkan jika cairan minyak bumi yang
diperlukan seperti bahan bakar, pelumas, atau lilin.
2.5 Aplikasi dan Penggunaan Fischer-Tropsch di Bidang Industri
Saat ini, hanya segelintir perusahaan yang memiliki FT teknologi mereka, seperti:
1. Shell (gas alam) di Bintulu, Malaysia, menggunakan gas alam sebagai
bahan baku, dan memproduksi terutama bahan bakar belerang diesel rendah
dan bahan baku lilin berkualitas.
2. Sasol (batu bara) di Afrika Selatan menggunakan batu bara dan gas alam
sebagai bahan baku, dan memproduksi berbagai produk minyak bumi
sintetis. Sasol memproduksi sebagian besar bahan bakar diesel berbagai
Negara.
Sebagian kecil perusahaan US, Rentech, saat ini sedang memfokuskan pada
industry konversi pupuk nitrogen dari menggunakan bahan baku gas alam sampai
menggunakan batu bara atau batu arang, dan produksi hidrokarbon cair sebagai
produk. Industri Choren juga telah membangun sebuah industri FT di Jerman.
Proses FT yang didirikan adalah sebuah proses dan teknologi yang sudah
diterapkan pada skala besar di beberapa sektor industri, meskipun popularitasnya
terhambat oleh tingginya biaya modal, tingginya biaya operasi dan pemeliharaan,
dan ketidakpastian dan naik-turunnya harga minyak mentah, dan masalah
lingkungan hidup.
Secara khusus, penggunaan gas alam praktis hanya menjadi bahan baku bila
menggunakan “gas terlantar” yaitu sumber-sumber gas alam yang jauh dari kota
besar yang praktis digunakan sebagai gas Pipelines konvensional dan teknologi
LNG; jika tidak, penjualan langsung gas alam ke konsumen akan menjadi lebih
menguntungkan. Ada beberapa perusahaan yang praktis mengembangkan proses
eksploitasi yang disebut cadangan gas terlantar. Teknologi ini telah diusulkan
sebagai cara untuk membuat bahan bakar transportasi dari batu bara jika minyak
konvensional menjadi lebih mahal.
Di bulan September 2005, gubernur Pennsylvania, Edward Rendell
mengumumkan sebuah pekerjaan berisiko dengan Limbah dan Prosesor Inc.
menggunakan teknologi berlisensi dari Shell dan Sasol untuk membangun sebuah
pabrik FT yang akan mengkonversi limbah batu bara (sisa dari proses
pertambangan) menjadi solar rendah belerang di sebuah situs di luar Kota
Mahanoy, barat laut dari Philadelphia. Negara Pennsylvania telah berkomitmen
untuk membeli sebuah industry dengan persentase yang signifikan dari produksi
industry, bersama dengan Departemen Energi US, telah menawarkan lebih dari $
140 juta dalam pajak insentif. Gubernur Brian Schweitzer dari Montana juga telah
mengusulkan mengembangkan sebuah industri yang akan menggunakan proses
FT untuk mengembalikan ke tempat asal cadangan batu bara menjadi bahan bakar
untuk membantu meringankan ketergantungan Amerika pada minyak asing.
Pada bulan Oktober 2006, pabrik bubur kertas UPM yang memproduksi
biodiesel melaui proses Fischer-Tropsch disamping proses manufaktur kertas dan
bubur kertas Eropa, dengan menggunakan limbah biomassa yang dihasilkan oleh
proses pabrik bubur kertas sebagai sumber bahan baku. Pada bulan Agustus 2007,
Universitas Louisiana State mengumumkan mereka telah menerima dana dari
Departemen Energi AS dan Conoco Phillips untuk pengembangan nanoteknologi
baru untuk katalisis batubara syngas untuk konversi etanol.
Syntroleum adalah sebuah perusahaan publik Amerika Serikat yang telah
memproduksi lebih dari 400.000 galon bahan bakar diesel dan jet dari
proses Fischer-Tropsch menggunakan gas alam dan bukan batu bara pada
demonstrasi industry di dekat Tulsa, Oklahoma. Syntroleum bekerja untuk
mengkomersialisasikan teknologi Fischer-Tropsch yang berlisensi melalui industri
konversi batu bara ke cair di Amerika Serikat, Cina, dan Jerman, serta industri
internasional gas-ke-cair dengan menggunakan gas alam sebagai bahan baku,
yang ultra-bersih, bahan bakar rendah belerang yang telah diuji secara luas oleh
Departmen Energi US, di Departemen Perhubungan, dan terakhir, Syntroleum
telah bekerja dengan Air Force US untuk mengembangkan bahan bakar sintetis
campuran jet yang akan membantu Angkatan Udara untuk mengurangi
ketergantungan pada impor minyak bumi.
Pada 15 Desember 2006, sebuah B-52 mengambil dari Edwards Afb,
California untuk pertama kalinya yang didukung sepenuhnya oleh 50-50
campuran JP-8 dan bahan bakar Syntroleum FT. Tujuh jam penerbangan test telah
dinilai sukses. Tujuan dari program uji penerbangan adalah untuk memenuhi
syarat bahan bakar campuran untuk digunakanpada armada operator's B-52s, dan
kemudian penerbangan pengujian dan kualifikasi lainnya pada pesawat terbang.
Demonstrasi pengujian dari pembakaran bahan bakar oleh C-17-Fischer Tropsch
telah selesai pada 22 Oktober 2007 di Edwards Air Force Base. Ujian ini terdiri
dari tes dasar dan dua penerbangan yang menunjukkan performa mesin sepanjang
penerbangan C-17 dan selama beberapa kali pengoperasian diwakili oleh
manuver-manuver. Berdasarkan keberhasilan dua tes, Air Force berharap semua
keaslian dari armada C-17 untuk sintetis bahan bakar campuran pada awal 2008.
BAB III
KESIMPULAN
Fischer-Tropsch (FTS) adalah proses yang berkaitan dengan konversi
syngas yang berasal dari batubara, biomassa dan gas alam menjadi hidrokarbon
yang terdiri dari parafin, olefin, alkohol dan aldehida dengan bilangan cetan yang
tinggi dan ramah lingkungan. Berbagai katalis dapat digunakan untuk proses
Fischer-Tropsch, namun yang paling umum digunakan adalah logam transisi.
Katalis Fischer-Tropsch dikenal sangat peka terhadap keberadaan senyawa
belerang yang bersifat racun. Penggunaan katalis Fischer-Tropsch pada bidang
industri mengalami perkembangan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Choi, G.N., Kramer, S.J., Tam, oS.T., Fox, J.M. Design/economics of a natural gas based Fischer-Tropsch plant. in Spring National Meeting, American Institute of Chemical Engineers, Houston, 1996 .
Gates, B. C., (1992), ”Catalytic Chemistry”, John Wiley and Sons Inc, Singapore, hal. 259-276
Kismojohadi, E.L., (1995), “Zeolite ZSM-5 and Aluminophosphate Molecular Sieves as catalysts in the Fischer-Tropsch Reaction: Synthesis, Characterization and Modification”, M.Sc. thesis, Universiti Teknologi Malaysia