paper kel 2 sub 1

Upload: mawlida-maghfiroh

Post on 01-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

LATAR BELAKANG, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP PERENCANAAN DAN EVALUASI PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT

PAPER

Disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan dan Evaluasi Promosi KesehatanKelas E

Disusun Oleh :Adi PurnomoEva Nurlailatul Fitri(122110101035)Mawlida Maghfiroh(122110101064)ElmaAprilinda(132110101077)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS JEMBER2015A. Pengertian Perencanaan dan Evaluasi Promosi KesehatanPerencanaan adalah suatu kegiatan / proses penganalisisan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dimasa akan datang. Secara harafiah evaluasi berasal dari kata to evaluate, yang diberi awalan (prefix) e- dan akhiran (suffix) tion. Evaluasi berarti menilai atau memberi nilai. Memang dalam evaluasi terlibat kegiatan member penilaian (judgement). Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan. (Green & Ottoson 1998)Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Penting dalam perencanaan menetapkan dimensi kebutuhan dan prioritas kebutuhan promosi kesehatan. Output fase ini adalah rumusan rencana, dan hal terpenting adalah rumusan tujuan (yaitu, rumusan peningkatan perilaku yang diinginkan setelah mengkaji fakta perilaku, faktor-faktor internal dan eksternak), dan rumusan kegiatan untuk melakukan intervensi terhadap faktor penyebab, yang diinventarisasi dan disusun dalam kegiatan yang berurutan (Maulana, 2009).Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara rinci direncanakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah suatu waktu dimana perencanaan dilaksanakan. (Notoatmodjo, 2010)Evaluasi promosi kesehatan adalah Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil atau (outcome) dari promosi kesehatan. Pada fase ini juga dilihat apakah perencanaan dan implementasi yang telah dilakukan dapat dilanjutkan. Selain itu, evaluasi diperlukan untuk pemantauan efficacy dari promosi kesehatan dan sebagai alat bantu untuk membuat perencanaan selanjutnya. (Notoatmodjo, 2010)B. Latar Belakang Perencanaan dan Evaluasi Promosi KesehatanSejarah kesehatan masyarakat (Public Health) mengisahkan tentang dua tokoh metologi Yunani, yaitu Asclepius (dalam literatur lain juga disebut Asculapius) dan Higiea. Berdasarkan mitors Yunani yang dikisahkan Asculapius adalah seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan pendidikan atau sekolah apa yang ditempuhnya. Ia dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur tertentu dengan baik.Selanjutnya Higiea adalah asistennya yang kemudian menjadi istri Asclepius, juga memberikan jasa berupa melakukan kegiatan-kegiatan untuk pencegahan penyakit. Upaya yang dilakukan berupa mengajarkan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih. Ia menekankan bahwa penyakit tidak akan terjadi jika manusia dapat menjalankan hidup seimbang dan kebersihan diri, antara lain menghindari makanan dan minuman kotor, beracun, makan makanan yang bergizi, dan cukup istirahat. Apabila orang telah jatuh sakit, Higiea menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah antara lain memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, dari pengobatan.Dari mitos tersebut dilihat adanya perbedaan dalam konsep kesehatan, tetapi justru saling melengkapi. Apabila Asclepius melakukan pendekatan pengobatan penyakit maka Higiea dengan pencegahan penyakit. Perkembangan selanjutnya mitos ini melahirkan dua aliran ilmu yang berbeda, yaitu Asclepius cenderung menunggu terjadinya penyakit dengan metode pendekatan kuratif atau pengobatan. Kelompok ini melahirkan ilmu kedokteran dengan profesinya sebagai dokter, dokter gigi, perawat, dan lain-lain. Sedangkan aliran Higiea cenderung melakukan pendekatan dengan pencegahan penyakit serta upaya peningkatan atau promosi kesehatan. Aliran ini melahirkan ilmu kesehatan masyarakat (public health) dengan profesi-profesi terkait, yaitu sanitarian, ahli gizi, dan profesi lain yang melakukan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.Cerita di atas merupakan embrio dari ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan masyarakat. Namun, sebelum berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan masih melewati berbagai fase. Secara umum perkembangan kesehatan masyarakat dibagi menjadi dua masa yaitu masa sebelum perkembangan ilmu pengetahuan (pre scientific period) dan masa ilmu pengetahuan berkembang (scientific period).Ilmu kesehatan terus berkembang, selanjutnya dalam perkembangan ilmu kesehatan, para ahli mengelompokkan menjadi dua, yakni kesehatan individu (ilmu kedokteran) dan kesehatan kelompok (ilmu kesehatan masyarakat).Kesehatan masyarakat memiliki aspek teoritis dan praktis. Kedua aspek ini memiliki peran masing-masing dalam masyarakat. Aspek teoritis kesehatan masyarakat perlu didukung dengan hasil-hasil penelitian. Artinya, aplikasi kesehatan masyarakat harus didasari dari temuan-temuan hasil kajian ilmiah. Sedangkan aspek praktis dalam kesehatan masyarakat yang berarti aplikasi kesehatan masyarakat harus mempunyai manfaat bagi pengembangan program.Dilihat dari ruang lingkup kesehatan masyarakat, maka kesehatan masyarakat mencakup kesehatan atau sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit yang tidak terlepas dari epidemiologi, pendidikan atau promosi kesehatan, manajemen pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan atau promosi kesehatan berperan sebagai pendekatan pemecahan masalah kesehatan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan perilaku. (Notoatmodjo 2010)Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut di atas, pada tahun 2009 WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut, di Indonesia pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes RI., 2004)

C. Ruang Lingkup Promosi KesehatanRuang lingkup promosi kesehatan mencakup berbagai bidang keilmuwan. Ilmu-ilmu yang dicakup promosi kesehatan dpat dikelompokkan menjadi 2 bidang, yaitu:a) Ilmu perilaku, yaitu ilmu-ilmu yang menjadi dasar dalam membentuk perilaku manusia, terutama psikologi, antropologi, dan sosiologi.b) Ilmu-ilmu perilaku yang diperlukan untuk intervensi perilaku pembentukan dan perubahan perilaku), antara lain pendidikan, komunikasi, manajemen, kepemimpinan, dan sebagainya.Di samping itu, promosi kesehatan juga didasarkan kepada pada dimensi dan tempat pelaksanaannya, oleh sebab itu ruang lingkup promosi kesehatan dapat didasarkan kepada 2 dimensi, yaitu dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan, dan dimensi tempat pelaksanaan promosi kesehatan atau tatanan.a) Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara garis besarnya terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan, yaitu:1) Pelayanan preventif dan promotif, adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayan kesehatan ini dilaksanakan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.2) Pelayanan kuratif dan rehabilitative, adalah pelayanan kelompok masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya. Pada prinsipnya pelayanan kesehatan jenis ini dilakukan kelompok profesi kedokteran.Maka, berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini, promosi kesehatan mencakup 4 pelayanan, yaitu:1) Promosi kesehatan pada tingkat promotifSasaran pada tingkat ini adalah pada kelompok sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan kesehatannya.2) Promosi kesehatan pada tingkat preventifSasaran pada tingkat ini adalah kelompok yang beresiko tinggi high risk), misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui, para perokok dan lain-lain.3) Promosi kesehatan pada tingkat kuratifSasaran pada tingkat ini adalah para penyakit pasien), terutama untuk penderita penyakit-penyakit kronis seperti: asma, diabetes mellitus gula), rematik, hipertensi dan lain-lain.4) Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitativeSasaran pada tingkat ini adalah pasien atau penderita yang baru sembuh dari sakit recovery). Tujuan utama promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar mereka ini segera pulih kembali kesehatannya, dan atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin.

b) Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan tempat pelaksanaan):1) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga - rumah tangga)Untuk mencapai perilaku sehat masyarkat, maka harus dimulai pada tatanan masing-masing keluarga. Dari teori pendidikan dikatakan, bahwa keluarga adalah tempat persemaian manusia sebagai anggota masyarakat. 2) Promosi kesehatan pada tatanan sekolahSekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga.artinya, sekolah merupakan tempat lanjutan untuk meletakkan dasar perilaku bagi anak, termasuk perilaku kesehatan. Peran guru dalam promosi kesehatan di sekolah sangatlah penting, karena guru pada umumnya lebih dipatuhi anak-anak daripada orangtua.3) Promosi kesehatan pada tempat kerjaResiko yang ditanggung oleh masin-masing pekerja ini berbeda satu sama lainnya, tergantung pada lingkungan kerja masing-masing karyawan tersebut.Oleh karena itu, promosi kesehatan dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau tempat kerja yang kondusif bagi karywan atau pekerjanya. 4) Promosi kesehatan di tempat-tempat umum TTU)Di tempat umum juga perlu diadakan promosi kesehatan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya, misalnya cuci tangan, kantin dan lain-lain. Tersedianya poster, penyediaan laflet atu selebaran yang berisi cara-cara menjaga kesehatan atau kebersihan adalah juga merupakan bentuk promosi kesehatan.e. Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatanPelaksanaan promosi kesehatan di institusi pelayanan kesehatan ini dapat dilakukan baik secara individu oleh para petugas kesehatan kepada para pasien atau keluarga psien, atau dapat dilakukan terhadap kelompok-kelompok, misalnya kelompok penderita penyakit tertentu. Promosi kesehatan juga dpat dilakukan secara masal, yakni seluruh pengunjung intitusi pelayanan kesehatan tersebut. (Notoatmodjo 2010)

D. Tujuan dan Manfaat Promosi KesehatanGreen,1991 dalam Maulana,2009,tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:1. Tujuan ProgramRefleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.2. Tujuan PendidikanPembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.3. Tujuan PerilakuGambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan

Promosi kesehatan merupakan upaya yang dilakukan terhadap masyarakat agar mereka mau dan mampu untuk melaksanakan dan meningkatkan kesehatan mereka secara pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, Manfaat promosi kesehatan adalah agar mencapai derajad kesehatan masyarakat, baik secara fisik, mental, maupun sosial.

E. Perencanaan Promosi KesehatanPerencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu dalam membuat perencanaan promosi kesehatan, perencanaan harus terdiri dari masyarakat, profesional kesehatan dan promotor kesehatan. Kelompok ini harus bekerja sama dalam proses perencanaan promosi kesehatan, sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam biaya (cost effective) dan berkesinambungan. Model perencanaan kesehatan menurut teori Precede-Proceed yang dikembangkan oleh Green dan krekter ( 1991) pada tahun 1980. Model Precede-Proceed ( predisposing, renforcing, and enabling causes in educational diagnosis and evaluation) adalah model yang paling sering diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan. Precede merupakan kerangka untuk membantu perencanaan mengenal masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program. Pada tahun 1991, model ini disempurnakan menjadi model Precede-Proceed. Proceed merupakan singkatan dari policy, regulatory and organizational contructs in educational and environtmental development. Dalam aplikasinya, Precede-Proceed dilakukan bersama-sama dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.Precede digunakan dalam fase diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan program, sedangkan proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan criteria kebijakan, pelasanaan, dan evaluasi. Menurut Schmit dkk. (1990), model ini paling banyak diterima dan telah berhasil diterapkan dalam perencanaan, serta model ini dianggap lebih berorientasi praktis.Sedangkan proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan criteria kebijakan serta implementasi dan evaluasi.Berikut delapan tahapan perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan yang diungkapkan dalam Precede-Proceed :a. Fase 1: Diagnosis Sosial Diagnosis sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kulaitas hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya.Untuk mengetahui masalah sosial digunakan indicator sosial yang dapat berupa data statistik atau hasil pengamatan langsung yang dapat dilakukan dengan wawancara pada informan kunci.b. Fase 2: Diagnosis epidemiologi Masalah sosial pada fase pertama dalam hal kesehatan adalah hal yang dapat mempengaruhi kualitas kehidupan masyarakat. Dalam fase ke-2 ini program mengidentifikasi faktor kesehatan atau faktor lain yang berperan dalam perburukan kualitas hidup. Pada fase ini harus di identifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena masalah kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, suku, dll), bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut (mortalitas, morbiditas, disability, tanda, dan gejala yang ditimbulkan), dan baaimana cara untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut (imunisasi, perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan, dan perubahan perilaku).c. Fase 3: Diagnosis Perilaku dan Lingkungan Pada fase ini diidentifikasi masalah perilaku yang memperngaruhi masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasi masalah lingkungan (fisik dan sosial) yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan masyarakat.d. Fase 4: Diagnosis Pendidikan dan OrganisasionalPada fase ini dididentifikasi factor pendidikan dan organisasional. Kemudian menetapkan tujuan pembelajaran sesuai factor predisposisi yang telah teridentifikasi. Berdasarkan factor pemungkin dan penguat yang telah teridentifikasi, maka tetapkan tujuan organisasional yang akan dicapai melalui upaya pengembangan organisasi dan sumber daya.e. Fase 5: Diagnosis Administrasi dan KebijakanPada fase ini berisi tentang upaya untuk memperbaiki status kesehatan dapat didukung atau dihambat oleh peraturan dan kebijakan yang ada. Sehingga dapat dilihat bahwa fokus utama dalam administrasi dan penilaian kebijakan dan keselarasan intervensi dalam fase ke empat adalah pemastian kenyatan, unuk meyakinkan bahwa ini ada dalam aturan (sekolah, tempar kerja, organisasi pelayanan kesehatan, atau komunitas) semua dukungan yang memungkinkan, pendanaan, kepribadian, fasilitas, kebijakan dan sumber daya lainnya akan ditampilkan untuk mengembangkan dan pelaksanaan programf. Fase 6: Implementasi atau Pelaksanaan Penyampaian program terjadi selama fase 5. Juga, proses evaluasi (fase 6), yang mana dalam fase evaluasi yang pertama, terjadi dengan simultas dengan pelaksanaan program. g. Fase 7: Proses Evaluasi Proses evaluasi adalah sebuah evalusi yang formatif, sesuatu yang muncul selama pelaksanaan program. h. Fase 8: Pengaruh Evaluasi Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur setelah program selesai, untuk mencari tahu pengaruh interfensi dalam prilaku atau lingkungan. i. Fase 9: Hasil atau Keluaran Evaluasi Fokus dari fase evualusi terakhir sama dengan fokus ketika semua proses berjalan indikator evaluasi dalam kualitas hidup dan derajat kesehatan.Dari fase-fase diatas, fase ke 1 fase ke 5 termasuk dalam perenanaan promosi kesehatan. Berikut ini adalah langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan :I. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan1. Diagnosis masalah Green (1950) mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi, yaitu Precede-Procede. Dimana Precede memberikan langkah-langkah yang menolong perencanaan untuk mengenal masalah mulai dari kebutuhan, pendidikan sampai pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dan Precede digunakan pada fase diagnosis masalahdan tujuan program, sedangkan Procede digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi. Precede-Procede harus dilakukan bersama-sama dalam proses perencanaan, implementasi dan evaluasi. Diagnosis masalah dapat dilakukan dengan fase ke 1 fase ke 5 dalam teori precee proceed.2. Menetapkan prioritas masalahLangkah langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan adalah :a) Menentukan status kesehatan masyarakatb) Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang adac) Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan kesehatan di masyarakatd) Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat (meliputi tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan/prilaku dan kepercayaan yang dianut)Dalam menentukan prioritas masalah kita harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti :a. Beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkanb. Pertimbangan politisc. Sumber daya yang ada di masyarakat

II. Mengembangkan komponen promosi kesehatan1. Menentukan tujuan promosi kesehatan. Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai tiga hal yaitu :a. Peningkatan pengetahuaan dan atau sikap masyarakatb. Peningkatan prilaku masyarakat, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan masyarakatAgar tujuan promosi dapat dicapai dan dijalankan sesuai dengan apa yang diinginkan, maka tujuan harus dibuat dengan persyaratan sebagai berikut : Spesific Measurable Appropriate Reasonable Time bound Dinyatakan dalam bentuk performance bukan effort2. Menentukan sasaran promosi kesehatan.Sasaran promosi keseahtan dan sasaran pendidikan kesehatan tidak selalu sama, oleh karena itu kita harus menetapkan sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran adalah kelompok sasaran yaitu, individu, kelompok maupun kedudanya.3. Menentukan isi promosi kesehatan.Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi pesan dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran merasa bahwa pesan tersebut memang benar-benar ditujukan untuknyayang sebagai akibatnya sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut.4. Menentukan metode promosi kesehatan.Dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam pendidikan kesehatan, harus dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai. Bila mencakup aspek pengetahuan maka dapat dilakukan dengan cara penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk, penyebaran leaflet dan lainnya. Untuk aspek sikap maka kita perlu memberikan contoh yang lebih konkrit yang dapat menggugah emosi, perasaan dan sikap sasaran misalkan memperlihatkan foto, slide, pemutaran film atau video. Jika ingin mengembangkan aspek ketrampilan tertentu makasasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba keterampilan tersebut.Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode pendidikan kesehatan adalah sumber daya yang idmiliki masyarakat dan jenis sasarannya. 5. Menentukan media promosi kesehatan.Media yang dipilih harus tergantung jenis sasarannya, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang ada. 6. Menyusun rencana evaluasi promosi kesehatan.Dalam menyusun rencana evaluasi harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan dilaksanakan, di mana kan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan di evaluasi dan siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.7. Menyusun jadwal pelaksanaan promosi kesehatan.Merupakan penjabaran dari waktu, tempat, dan pelaksanaan yang biasanya disajikan dalam bentuk gan chart.F. Evaluasi Promosi KesehatanSecara umum langkah-langkah evaluasi dijabarkan sebagai berikut :1. Menentukan apa yang akan dievaluasi berbagai hal dapat dievaluasi, misalnya rencana, sumber daya, proses pelaksanaa, keluaran, efek atau bahkan dampak suatu kegiatan serta pengaruh terhadap lingkungan yang luas.2. Mengembangkan kerangka dan batasan. Pada tahap ini dilakukan asumsi-asumsi mengenai hasil evaluasi serta pembatasan ruang lingkup evaluasi dan batasan-batasan yang dipakai agar objektif dan fokus.3. Merancang desain atau metode. Perancangan desain mengikuti rancangan desain reset namun dalam penerapannya tidak harus kaku seperti riset pada umumnya. Rancangan riset ini sangat berfariasi mulai dari yang amat sederhana sampai dengan yang sangat rumit bergantung pada tujuan dan kepentingan evaluasi tersebut. 4. Menyusun instrumen dan rencana pelaksanaan. Tahap ini dilaksanakan dengan mengembangkan instrumen pengamatan atau pengukuran serta rencana analisis dan membuat rencana evaluasi.5. Melakukan pengamata, pengukuran dan analisis. Dengan melakukan pengumpulan data hasil pengamatan, melakukan pengukuran serta mengolah informasi dan mengkajinya sesuai kajian evaluasi.6. Membuat kesimpulan dan pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari proses evaluasi ini disajikan dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan.

Agar evaluator tidak begitu saja membuat kesimpulan akan temuannya berdasar pengamatan dan pengukuran, maka terdapat beberapa pertimbangan dalam evaluasi promosi kesehatan : a. Evaluasi yang relatif terlalu cepat, sehingga ketika evalusi dilakukan upaya atau kegiatan belum menghasilkan apa-apa. Namun setelah ditinggalkan baru tampak pengaruhnya.b. Sebaliknya dapat juga terjadi ketika evaluasi dilakukan tanpa hasil yang baik, namun setelah ditinggalkan keadaan kembali seperti semula.c. Ini sering terjadi pada kampanye dengan insentif materi, yang kemudian perubahan menghilang ketika insentif tidak lagi diberikan.d. Atau kadang-kadang dalam waktu singkat memberi hasil negatif, misalnya penolakan, tetapi kemudian orang akan mengikutinya juga dengan suka rela. Contohnya penggunaan sabuk pengaman kendaraan.e. Ada juga perubahan cepat terjadi, tetapi sebenarnya perubahan itu akan terjadi juga, hanya interfensi yang dilakukan merupakan penguat atau cambuknya. f. Yang paling buruk ialah yang menyebabkan keadaan bertambah buruk. Terjadi bila suatu kegiatan dihentikan mendadak atau tidak berkelanjutan (hit and run).

G. Hasil Penelitian yang Berkaitan dengan Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan (Analisis Jurnal)Judul : Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Sosial Perilaku Hidup Bersih dan Sehatuntuk Menurunkan Angka Diare di Kabupaten Kulonprogo (jurnalterlampir)Oleh : Tri Hastuti Nur Rodjimah (Volume 6, nomor 1, Juni 2009)Analisis Perencanaan Promosi Kesehatan berdasarkan Teori Precede-Proceed (Fase 1 Fase 4)a. Fase 1: Diagnosis SosialDiagnosis social yang dilakukan adalah dengan identifikasi masalah berdasar data sekunder yang berupa data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo.b. Fase 2: Diagnosis EpidemiologiMasalah kesehatan yang ditemukan adalah diare dengan jumlah kasus 6359, diantaranya 3757 laki-laki dan 2602 perempuan. Terjadi KLB diare pada tahun 2006 yang menyebabkan terjadinya 1 kematian dari 45 orang penderita. Penanggulangan yang dilakukan dengan perawatan dan pengobatan penderita, serta pencegahan dengan meningkatkan PHBS.c. Fase 3: Diagnosis Perilaku dan LingkunganPerilaku dari masyarakat Kulonprogo yang mempengaruhi peningkatan angka kejadian diare diantaranya : tidak ada rutinitas mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air; menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal; anggapan masyarakat bahwa diare adalah masalah sepele.d. Fase 4: Diagnosis Pendidikan dan Organisasional1) Predisposing Factors : masyarakat Kulonprogo memiliki persepsi bahwa diare bukan merupakan penyakit parah, bahkan seringkali dianggap sepele hingga terjadi keterlambatan penanganan.2) Enabling Factors : lingkungan sosial masyarakat Kulonprogo mendukung persepsi masyarakat terkait diare.3) Reinforcing Factors : tidak semua Puskesmas menganggap penting program PHBS, sehingga terkadang petugas kesehatanpun menganggap diare adalah masalah kecil.e. Fase 5: Diagnosis Administratif dan KebijakanDinas Kesehatan propinsi dan pusat telah membuat program terkait PHBS ini, dan tidak sedikit program program yang berkaitan dengan PHBS tersebut didukung oleh lembaga-lembaga donor internasional. Namun dikarenakan desain program seringkali tidak berkelanjutan dan banyak kegiatan atau program yang berungkali dilakukan dan tidak ditindaklanjuti oleh dinas, sehingga timbul kesan bahwa kegiatan akan berjalan jika ada hanya dana.Analisis Perencanaan Promosi Kesehatan berdasarkan Teori Analisis Kebutuhan1. Menentukan kebutuhan promosi kesehatana. Diagnosis masalah Dari empat fase diatas, ditemukan masalah kesehatan berupa diare, rendahnya PHBS masyarakat sehingga timbul berbagai penyakit, serta lingkungan yang kurang higienis.b. Menetapkan prioritas masalahDari ketiga masalah tersebut, yang mendapat prioritas adalah rendahnya PHBS masyarakat sebagai salah satu penyebab timbulnya berbagai masalah kesehatan lainnya termasuk diare.2. Mengembangkan komponen promosi kesehatana. Menentukan tujuan promosi kesehatan.Tujuan umumnya adalah meningkatkan PHBS di rumat tangga dan meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan keluarga dalam masalah kesehatan. Sedangkan tujuang khususnya adalah meningkatkan sikap, pengetahuan, dan perilaku masyarakat dan rumah tangga terhadap program KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan JPKM.b. Menentukan sasaran promosi kesehatan.Sasaran kampanye PHBS ini adalah rumah tangga dan keluarga.c. Menentukan isi promosi kesehatan.Isi promosi kesehatan tersebut adalah pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan peningkatan hidup bersih dan sehat di rumah tangga sebagai upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran dan potensi yang dimiliki keluarga serta berupaya untuk mengembangkannya.d. Menentukan metode promosi kesehatan.Metode yang digunakan adalah penyuluhan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, pemberdayaan generasi muda, pembinaan sekolah sehat, pengembangan media promosi sadar hidup sehat.e. Menentukan media promosi kesehatan.Media yang digunakan adalah leaflet, poster, dan buku panduan dengan isi pesan sbb :1. Pesan-Pesan Pokok untuk Ibu dan Anak:a) Ibu hamil memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama masa kehamilan, mengunjungi sarana kesehatan dan minum pil tambah darah setiap hari.b) Ibu yang akan bersalin melakukan persalinan di sarana kesehatan atau kepada tenaga kesehatan.c) Ibu yang mempunyai bayi agar memberi ASI eksklusif pada bayinya.d) Ibu membawa bayi dan balitanya setiap bulan ke posyandu atau sarana kesehatan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya.2. Pesan-Pesan Pokok Pangan dan Gizi a) Makan makanan yang bervariasi, makanan Indonesia dengan gizi yang seimbang.b) Menggunakan garam beryodium.c) Ibu hamil agar menambah makanan yang mengandung zat besi.d) Mengamankan makanan dari hal-hal yang dapat menimbulkan pencemaran.3. Pesan-Pesan Pokok Kesehatan Lingkungan a) Menggunakan jamban (WC) apabila buang air besar, bagi bayi dan orang sakit kotorannya dibuang ke jamban.b) Menggunakan air bersih (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna) dan air untuk diminum perlu dimasak terlebih dahulu.c) Membuang sampah pada tempatnya.d) Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan, menyiapkan makanan dan sesudah buang air besar.4. Pesan-Pesan Pokok Gaya Hidupa) Berolahraga secara teratur b) Menghindari rokokc) Menghindari minuman keras dan obat berbahayad) Menyadari bahaya AIDS, dan ikut berupaya menanggulangi.5. Pesan-Pesan Pokok dan Peran Serta dalam Upaya Kesehatana) Ibu hamil dan anak balita mengikuti imunisasi lengkapb) Memanfaatkan sarana kesehatan apabila memerlukan pelayanan kesehatanc) Menjadi peserta Dana Sehat untuk menuju ke JPKMd) Melakukan kesehatan mandiri, misalnya menyediakan obat-obatan ringan dan tradisional di keluarga.f. Menyusun rencana evaluasi promosi kesehatan.Rencana evaluasi tidak dijabarkan dalam jurnal, namun kampanye PHBS ini telah berjalan selama 9 tahun sejak 2001 hingga 2009, karena diharapkan dapat mendukung visi Indonesia Sehat 2010. Evaluasi yang dilakukan penulis dilaksanakan sekitar tahun 2009.g. Menyusun jadwal pelaksanaan promosi kesehatan.Promosi kesehatan sudah dilaksanakan sejak 2001 hingga 2009.Analisis Evaluasi Promosi Kesehatan berdasarkan Teori Analisis Kebutuhan1. Menentukan apa yang akan dievaluasiPada jurnal tersebut terdapat dua hal yang akan dievaluasi yaitu menemukan apakah implementasi program berjalan sesuai rencana dan menentukan apakah tujuan yang sudah disusun dalam strategi dapat dicapai.2. Mengembangkan kerangka dan batasanEvaluasi yang dilakukan dalam jurnal tersebut dilaksanakan pada program kampanye PHBS yang dilakukan Dinas Kesehatan khusus di Kabupaten Kulonprogo. 3. Merancang desain atau metodeMetode penelitian yang digunakan dalam jurnal tersebut adalah studi kasus yaitu satu kasus dalam berbagai level analisis dan dengan jenis penelitian deskriptif.4. Menyusun instrumen dan rencana pelaksanaanInstrument yang digunakan adalah kuesioner untuk indepth interview, dokumen (materi kampanye laporan dan evaluasi pelaksanaan program) dan lembar observasi.5. Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis.Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam (indept interview). Pengamatan dilakukan dengan observasi di puskesmas dan desa untuk men-cross check data primer hasil wawancara dan dokumen.

6. Membuat kesimpulan dan pelaporanKesimpulan yang dihasilkan dari evaluasi kampanye PHBS adalah masih banyak problem yang terjadi pada program kampanye PHBS tersebut, diantaranya :1. Sulitnya mengubah persepsi masyarakat bahwa masalah diare tidak dianggap sebagai masalah yang penting.2. Penyusunan pesan seringkali tidak didasarkan pada analisis target dan perubahan apa yang diinginkan. Oleh karena itu, pesan-pesan dari media kampanye tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di masyarakat.3. Pendistribusian media tidak berjalan dengan baik. media kampanye PHBS lebih banyak dibiarkan menumpuk di kantor atau Puskesmas.4. Minimnya jumlah petugas kesehatan dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan untuk melakukan penyuluhan ke desa.5. Tidak semua Puskesmas menganggap penting program PHBS.Dari kesimpulan di atas penulis tidak menuliskan saran secara spesifik. Saran yang diungkapkan oleh penulis adalah agar perilaku masyarakat berubah memang sebaiknya terintegrasi antara komunikasi, advokasi dan ketersediaan sarana prasarana untuk perubahan perilaku.Hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis, dilaporkan dalam bentuk jurnal promosi kesehatan yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Sosial Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Menurunkan Angka Diare di Kabupaten Kulonprogo.

Daftar Pustaka

Anonim. 2009. Perencanaan Promosi Kesehatan. http://bandi.staff.fe.uns.ac.id/files/2009/09/2-28-6_perencanaan-evaluasi-promkes.pdf [Diakses tanggal 15 Maret 2015].Arjuna, Fatkurrahman. Tanpa tahun. Perencanaan Promosi Kesehatan. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Fatkurahman%20Arjuna,%20M.Or/%284%29%20PERENCANAAN%20PROMKES.pdf [Diakses tanggal 15 Maret 2015]Bagus, Ida.1994. Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyrakat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.Hastuti, Tri. VOLUME 6, NOMOR 1, Juni 2009. Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Sosial Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Menurunkan Angka Diare di Kabupaten Kulonprogo. Machfoedz, Ircham. Eko Suryani. 2007. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.Maulana H. 2009.Promosi Kesehatan.Jakarta : EGC.Notoatmojo, Soekijo. 2010. Higiea, Sejarah Promosi Kesehatan. [Serial Online]. http://brokenmind-blog.blogspot.com/2010/09/higiea-sejarah-promosi-kesehatan.html. [Diakses tanggal 15 Maret 2015].Notoatmojo,Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.Purwaningsih. Konsep Promosi Kesehatan. [Serial Online]. http://www.ners.unair.ac.id/ materikuliah/promosi%20kesehatan2.pdf. [Diakses tanggal 15 Maret 2015].