paper krismin in progress

22
A. SISTEM KRISTAL Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut didasarkan pada empat hal, yaitu: a. Jumlah sumbu kristal. b. Letak sumbu kristal yang satu terhadap sumbu yang lain. c. Besarnya parameter yang digunakan untuk masing- masing sumbu kristal. d. Nilai (simetri) sumbu c atau sumbu vertikal. Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah: 1. Sistem Isometrik Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai system kubus/kubik karena bentuknya yang menyerupai kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing- masing sumbu sama panjangnya. Dalam penggambaran sistem kristal ini, nilai sudut antara a 1 dan -a 2 adalah 30° dengan perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a 1 , a 2 , dan a 3 adalah 1:3:3.Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu isometrik adalah intan, galena, halit, flourit, dan pirit. 2. Sistem Tetragonal Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing- masing saling tegak lurus. Sumbu a 1 dan a 2 mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c tidak sama panjang,.

Upload: riez-rizki-asyari

Post on 25-Jun-2015

367 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Krismin in Progress

A. SISTEM KRISTAL

Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem kristal. Dasar penggolongansistem kristal tersebut didasarkan pada empat hal, yaitu:

a. Jumlah sumbu kristal.b. Letak sumbu kristal yang satu terhadap sumbu yang lain.c. Besarnya parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal.d. Nilai (simetri) sumbu c atau sumbu vertikal.

Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah:

1. Sistem Isometrik

Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai system kubus/kubik karena bentuknya yang menyerupai kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya. Dalam penggambaran sistem kristal ini, nilai sudut antara a1 dan -a2 adalah 30° dengan perbandingan panjang penggambaran antara sumbu

a1, a2, dan a3 adalah 1:3:3.Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu isometrik adalah intan, galena, halit, flourit, dan pirit.

2. Sistem Tetragonal

Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a1 dan a2 mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c tidak sama panjang,. Sumbu c dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Dalam penggambaran sistem kristal ini sudut antara a1 dan -

a2 adalah 30° dengan perbandingan panjang penggambaran antar sumbu a1, a2, dan a3 adalah 1:3:6. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu tetragonal adalah zirkon, rutile, dan kalkopirit.

Page 2: Paper Krismin in Progress

3. Sistem Rombis

Sistem ini disebut juga ortorombik dan mempunyai 3 sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Sumbu a merupakan sumbu terpendek, dan sumbu

c merupakan sumbu terpanjang. Dalam penggambaran sistem kristal ini, sudut antara a dan –b adalah 30° dengan perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a, b, dan c adalah sembarang dengan sumbu a terpendek dan sumbu c terpanjang. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu ortorombik adalah olivin, topas, dan barit.

4. Sistem Heksagonal

Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a1, a2,

dan a3 masing-masing saling membentuk sudut 120° satu terhadap yang lain). Sumbu a1, a2, dan a3 mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Dalam penggambaran sistem kristal ini, sudut antara a3 dan

-a2 adalah 40°, dan sudut antara a1 dan -a2. Perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a3, a2, dan a1 adalah 1:3:6. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu heksagonal adalah kuarts, grafit, dan apatit.

5. Sistem Trigonal

Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu trigonal adalah kalsit, magnesit, siderit, dan ilmenit.

Page 3: Paper Krismin in Progress

6. Sistem Monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Dalam penggambaran sistem kristal ini, sudut antara a dan -b adalah 45° dengan perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a, b, dan c adalah sembarang dengan sumbu c terpanjang dan sumbu a terpendek. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu monoklin adalah azurit, malasit, amfibol, mika, dan gipsum.

7. Sistem Triklin

Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Dalam penggambaran sistem kristal ini, sudut antara a dan –c adalah 45°, dan sudut antara b dan c adalah 60°. Perbandingan panjang penggambaran antara sumbu a, b, dan c adalah sembarang dengan sumbu c terpanjang dan sumbu a terpendek. Contoh mineral yang memiliki sistem sumbu triklin adalah albitdan anortit.

B. SIMBOLISASI SISTEM KRISTAL HERMANN – MAUGUIN

Simbolisasi digunakan dalam mencirikan setiap kelas kristal. Simbolisasi yang sering digunakan adalah simbolisasi Hermann – Mauguin. Cara ini dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:

1. Simbolisasi Sistem IsometrikPada system ini, dibagi menjadi tiga kolom, yaitu:- Kolom I : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak

lurus dengan sumbu tersebut.

Page 4: Paper Krismin in Progress

- Kolom II : Nilai sumbu yang menembus bidang (111) dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut.

- Kolom III : Nilai sumbu yang menembus bidang (110) dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut.

Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem isometrik nonmodifikasi

2. Simbolisasi Sistem Trigonal, Tetragonal, dan HeksagonalPada ketiga sistem ini memiliki cara yang sama, yaitu:- Kolom I : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak

lurus dengan sumbu tersebut.- Kolom II : Nilai sumbu kristal a1, a2, atau a3 dan ada tidaknya bidang

simetri yang tegak lurus sumbu tersebut.- Kolom III : Nilai sumbu yang terletak antara dua sumbu horizontal serta

ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu tersebut.

- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem trigonal nonmodifikasi

- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem tetragonal nonmodifikasi

- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem heksagonal nonmodifikasi

3. Simbolisasi Sistem Rombis- Kolom I : Nilai sumbu a dan ada tidaknya

bidang simetri yang tegak lurus sumbu tersebut.- Kolom II : Nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak

lurus sumbu tersebut.- Kolom III : Nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak

lurus sumbu tersebut.

- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem ortorombik nonmodifikasi

4. Simbolisasi Sistem MonoklinHanya satu kolom, yang menunjukkan nilai sumbu simetri pada sumbu b dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu tersebut.

4/m 3 2/m

3/m 2/m 2/m

4/m 2/m 2/m

6/m 2/m 2/m

2/m 2/m 2/m

Page 5: Paper Krismin in Progress

- Simbolisasi Hermann – Mauguin sistem monoklin nonmodifikasi

5. Simbolisasi Sistem Triklin Terbagi dalam dua kelas, yaitu:- 1 : kristal tidak memiliki pusat kristal.- 1 : Kristal memiliki pusat kristal.

Simbolisasi sistem kristal

Sistem kristal memiliki tujuh sistem. Ketujuh sistem tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:1. Sistem isometrik, dibagi menjadi lima kelas, yaitu:

a. Tetartoidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

b. DiploidalSimbolisasi Hermann – Mauguin

c. Heksatetrahedral

Simbolisasi Hermann – Mauguin

2/m

2 3

2/m 3

4 3 m

Page 6: Paper Krismin in Progress

d. Giroidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

e. Heksaoktahedral

Simbolisasi Hermann – Mauguin

2. Sistem tetragonal, dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu:

a. Tetragonal-disfenoidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

b.

c.d.e.f.

4 3 2

4/m 3 2/m

4

Page 7: Paper Krismin in Progress

b. Tetragonal-piramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

a.

b.

c. Tetragonal-dipiramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

d. Tetragonal-skalenohedral

Simbolisasi Hermann – Mauguin

e. Tetragonal-trapezohedral

Simbolisasi Hermann – Mauguin

4

4/m

4 2 m

4 2 2

Page 8: Paper Krismin in Progress

f. Ditetragonal-piramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

g. Ditetragonal-dipiramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

3. Sistem ortombik, dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

a. Rombik-piramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

4/m

4/m 2/m 2/m

m m 2

Page 9: Paper Krismin in Progress

b. Rombik-disfenoidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

c. Rombik-dipiramidal Simbolisasi Hermann – Mauguin

4. Sistem heksagonal, dibagi menjadi tujuh kelas, yaitu:5.

a. Heksagonal-piramidal

Simbolisasi Hermann – Maugui

b. Heksagonal-dipiramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

2 2 2

2/m 2/m 2/m

6

Page 10: Paper Krismin in Progress

c. Diheksagonal-piramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

d. Diheksagonal-dipiramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

e. Heksagonal-trapezohedral

Simbolisasi Hermann – Mauguin

f. Heksagonal-skalenohedral

6/m

6 m m

6/m 2/m 2/m

6 2 2

Page 11: Paper Krismin in Progress

Simbolisasi Hermann – Mauguin

g. Rhombohedral

Simbolisasi Hermann – Mauguin

6. Sistem trigonal, dibagi menjadi lima kelas, yaitu:

a. Trigonal-piramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

b. Trigonal-dipiramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

3 2/m

3

4 2 -

6

Page 12: Paper Krismin in Progress

c. Trigonal-trapezohedral

Simbolisasi Hermann – Mauguin

d. Ditrigonal-piramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

e. Ditrigonal-dipiramidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

3 2

3 m

6 m 2

Page 13: Paper Krismin in Progress

7. Sistem monoklin, dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:a. Domatik

Simbolisasi Hermann – Mauguin

b. Sfenoidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

c. PrismatikSimbolisasi Hermann – Mauguin

8. Sistem triklin, dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:a. Pedial

Simbolisasi Hermann – Mauguin

m

2

2/m

1

Page 14: Paper Krismin in Progress

b. Pinakoidal

Simbolisasi Hermann – Mauguin

C. HUBUNGAN MINERALOGI DAN KRISTALOGRAFI

Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral beserta sifat –

sifatnya. Mineral adalah zat atau benda yang biasanya padat dan homogen dan hasil

bentukan alam yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia tertentu serta umumnya

berbentuk kristalin. Kristalografi adalah suatu cabang dari mineralogi yang

mempelajari sistemsistem kristal. Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan

yang secara esensial mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam

Hibbard,2002). Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang

berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara

sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau

molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa

bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar

ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal

yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka kristal

itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu

kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang

menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan

panjang yang disebut sebagai parameter.

1

Page 15: Paper Krismin in Progress

DAFTAR PUSTAKA

Kraus, Edward Henry, Walter Fred Hunt, and Lewis Stephen Ramsdell.1951.Mineralogy. New York: Mc Graw-Hill Book Company, Inc.

http://en.wikipedia.org/wiki/Crystal_system

http://webmineral.com/crystal/Triclinic-Pinacoidal.shtml

http://starifikasi.blogspot.com/

http://warmada.staff.ugm.ac.id/Buku/agromineral.pdf

Page 16: Paper Krismin in Progress

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

LABORATORIUM BAHAN GALIAN

PAPER PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGIACARA : KRISTALOGRAFI

Nama : Muhamad Rizki Asy’ari

NIM : 10/300976/TK/36739

Rombongan/Kelas: 6/A

AsistenAcara : Albertus Airlangga C. P.

Agustinus Kelodeng Kabelen

Brilian Budi Prakosa

YOGYAKARTA

Page 17: Paper Krismin in Progress

OKTOBER

2010