paper of thernodynamics
DESCRIPTION
ThermodynamicsTRANSCRIPT
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
SIMULASI FUNGSI KONDENSOR TERHADAP UNJUK KERJA
MESIN PENYEGARAN UDARA DI KMP. DOROLONDA
Kenyamanan merupakan faktor terpenting dalam jasa pelayaran pada kapal
penumpang. Contohnya yakni sistem pengkondisian udara pada mesin penyegar
udara di kapal. Untuk itu, diperlukan analisa dan simulasi terhadap troubleshooting
yang ada pada sistem penyegaran udara di kapal penumpang dengan memasukkan
input data berupa temperatur, tekanan dan kapasitas yang telah didapat dari kapal.
Sebab, apabila terjadi penebalan kotoran di dalam tube yang mengindikasikan
bertambahnya nilai tekanan air laut di dalam tube kondensor maka akan menurunkan
nilai Koefisien Perpindahan Panas (U) dan Laju Perpindahan Panas (Q) pada
kondensor sehingga penyegaran udara pun ikut menurun.
Pada mesin penyegaran udara terdapat komponen utama dan komponen
penunjang. Komponen utama dalam sistem penyegaran udara ini adalah kompresor,
kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Komponen penunjangnya yaitu
refrigerant atau dapat disebut juga dengan media pendingin. Refrigerant
disirkulasikan mulai dari kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator.
Refrigerant yang berputar memiliki hambatan pengembunan media pendingin yang
tidak sempurna didalam kondensor disebabkan oleh koefisien perpindahan kalor,
faktor kotoran, kecepatan aliran pendinginan, jenis media pendingin, dan kerugian
tekanan. Refrigeran yang membawa kalor dari evaporator tersebut melepaskan
kalornya melalui kondensor melalui proses pengembunan atau pengkondensasian.
Proses pengkondensasian ini dibantu dengan diberikannya blower atau dapat juga
diberikan media pendingin cair. Sehingga untuk mendapatkan penyegaran ruangan
yang optimal, perlu adanya pertimbangan beban pendingin, diantaranya yaitu beban
personel, beban equipment, beban transmisi, beban infiltrasi, dan beban cahaya.
Gambar 1. Internal Frean Circuit Mesin Penyegaran
TYPE YORK VSM 80
1
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
Sistem pendingin pada mesin pendingin Type YORK VSM 80 ini menggunakan 2
jenis air pendingin yaitu air laut dan air tawar. Air tawar disirkulasikan dari ventilasi
yang terdapat pada ruang-ruang akomodasi menggunakan pompa sirkulasi, dan air
laut digunakan untuk mendinginkan refrigerant nantinya di kondensor. Pada
kondensor terjadi proses kondensasi antara refrigerant dengan air laut sebagai media
pendinginnya. Air laut dihisap dari sea chest menggunakan pompa dibawa ke
kondensor lalu dibuang melalui overboard. Sea water flow pada kondensor
normalnya berkisar 155m3/h dengan Sea water inlet rata-rata memiliki temperatur
diatas 28oC dan Sea water outlet-nya diatas 32oC. Wujud dari refrigerant yang keluar
dari kondensor ada sudah berupa uap air dan ada juga yang masih berupa uap kering
bertekanan tinggi karena temperatur pada refrigerant masih tinggi. Kalor yang
diambil dari kondensor adalah kalor laten jadi tidak terjadi penurunan temperatur.
Jika tekanan refrigerant tersebut kurang, maka refrigerant dibawa kembali ke
kompresor. Setelah dari kondensor, refrigerant mengalir ke drier filter untuk
dipisahkan antara uap yang basah dan uap yang kering. Refrigerant yng telah
berwujud basah dibawa seluruhnya ke evaporator dan begitu seterusnya. Sebelum
refrigerant kembali ke evaporator, terdapat Expantion Valve, dimana katup ini
berfungsi sebagai pengatur tekanan, sehingga dapat diatur kapasitas refrigerant-nya
dan hal ini berpengaruh pada pendinginan pada masing-masing ruang.
Setelah itu membuat perhitungan tentang nilai U(Koefisien Perpindahan Panas) dan
Q(Laju perpindahan panas) pada kondensor. Dari hasil perhitungan tersebut,
didapatkan grafik-grafik yang menunjukkan hubungan U dan Q sehingga dapat
disimpulkan bahwa didapatkan nilai U (Koefisien Perpindahan Panas) dan Q (Laju
Perpindahan Panas) pada kondensor, evaporator dan ventilasi pada masing-masing
kenaikan nilai condenser water pressure-nya sebagai indikasi penebalan kotoran di
dalam tube kondensor. Dari hasil perhitungan dan penggambaran grafik hubungan
antara Ukondensor dengan condenser water pressure-nya maupun Qkondensor
dengan condenser water pressure-nya, didapatkan hubungan berbanding terbalik.
Dengan semakin besar nilai condenser water pressure-nya (kotoran semakin tebal)
maka nilai Ukondensor dan Qkondensor menurun. Dengan menurunnya nilai U dan
Q pada kondensor, maka juga berdampak pada nilai U dan Q pada evaporator dan
ventilasi. Dan pada akhirnya unjuk kerja dari mesin penyegaran udara itupun juga
2
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
menurun. Pada grafik juga ditunjukkan tentang nilai U dan Q normal, sehingga kita
dapat membandingkan antara U dan Q yang ada di lapangan dengan nilai U dan Q
yang normalnya. Tampak disitu terjadi penurunan nilai U dan Q yang ada di
lapangan, hal ini disebabkan karena begitu besarnya pengaruh kotoran
(foulingfactor) terhadap penghambatan laju konveksi panas.
3
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
NEW APPROACH TO THERMODYNAMICS
Macam Termodinamika
a. Termodinamika dari suatu zat
Ketika kita mencoba untuk mengamati tiga skala atas, kita dapat menemukan
perubahan yang umum dalam semua mereka. Setiap perubahan state sendiri
sebelum terjadi dan setelah state itu telah terjadi. Oleh karena itu, ketika kita
melihat fenomena ini dari sudut pandang substansi, substansi sebelum
perubahan (misalnya reaktan) dan bahwa setelah perubahan (misalnya
produk), dapat ditentukan. Karena substansi yang diakui sebagai seperangkat
energi dan entropi dalam pekerjaan ini, kita perlu "termodinamika zat "yang
menawarkan nilai-nilai energi dan entropi zat yang berhubungan.
b. Termodinamika perubahan
Item umum kedua adalah bahwa perubahan yang terjadi dalam semua skala
pada Gambar. 1. Dengan perubahan-perubahan zat, energi panas dilepaskan
melalui reaksi kimia dan energi mekanik atau listrik diterima oleh kompresi
gas. Oleh karena itu, kita perlu "termodinamika perubahan" atau
"termodinamika proses" yang menawarkan kita karakteristik dari perubahan
zat.
c. Termodinamika dari set perubahan
Kita dapat menemukan item lain yang umum dalam Gambar. 1. Dengan
perubahan di atas, energi dilepaskan atau diterima. Energi yang dilepaskan
akan diterima dan digunakan untuk beberapa perubahan lain. Kombinasi ini
melepaskan energi dan
penerimaan hasil
transformasi energi. Oleh
karena itu, kita perlu
"termodinamika set
perubahan" yang dapat
disebut juga
"termodinamika sistem".
4
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
Ini memberitahu kita karakteristik dari kombinasi pelepasan dan penerimaan
energi.
Termodinamika Zat
Ketika jumlah fase, jumlah setiap komponen dalam setiap fase serta suhu
dan tekanan suatu zat ditentukan, energi H dan S entropi dapat ditentukan.
Energi yang dibutuhkan untuk peningkatan suhu zat sebesar 1 K
tergantung pada situasi, apakah volume zat adalah tetap atau dapat diubah
dengan operasi pada tekanan tertentu. Dalam kasus terakhir, "entalpi"
digunakan sebagai energi, sedangkan di pembentuk, "energi internal"
digunakan. Istilah "energi H" digunakan dalam penelitian ini, karena kita
cukup sering menghadapi kasus di mana volume zat dapat berubah.
Ketika substansi ini dalam otoklaf dengan volume tetap, energi internal U
bisa diganti untuk H di semua persamaan berikut dengan mengganti Cp
oleh Cv.
Termodinamika Proses
dimana Σ menunjukkan operasi untuk jumlah energi (atau entropi) dari
setiap aliran ketika ada banyak masukan atau aliran output dari zat.
Berikut tiga pernyataan harus dibuat. Yang pertama berkaitan dengan
penerimaan atau pelepasan energi disertai oleh proses itu. Sebagai contoh,
energi dari substansi setelah perubahan lebih besar daripada sebelum
perubahan pada Gambar. 2 (a). Peningkatan energi ini disebabkan oleh
penerimaan energi dari luar. Ini energi untuk dapat diterima mungkin
5
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
panas, kerja (yaitu energi mekanik), listrik, cahaya dan sebagainya.
Energi ini diwakili oleh persegi panjang putih di Gambar. 2 (a) dan arah
aliran energi ini ditunjukkan oleh panah putih. Jika, sebaliknya, substansi
pada Gambar. 2 (b) memiliki energi lebih sedikit setelah perubahan dari
sebelum perubahan, energi sesuai dengan penurunan energi substansi
yang dilepaskan sebagai panas, listrik bekerja, atau cahaya. Energi ini
diwakili oleh persegi panjang putih dan arah aliran energi ditunjukkan
oleh panah putih.
Termodinamika Sistem
Mari kita lihat amplop berwarna ditunjukkan pada Gambar. 5 (a) atau (b).
Aliran zat dilambangkan dengan anak panah padat mungkin berpotongan
batas ini, tetapi aliran energi perantara dilambangkan dengan panah
terbuka tebal mungkin tidak. Kemudian kita memiliki dua persamaan
penting berikut:
6
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
ANALISA LAJU PELEPASAN PANAS TERHADAP
PERUBAHAN TEKANAN INJEKSI BAHAN BAKAR MOTOR
DIESEL
Pada paper ini dilakukan suatu percobaan tentang pengaruh tekanan injeksi terhadap
laju pelepasan panas di dalam ruang bakar motor diesel. Tekanan injeksi motor bakar
ini bisa diseting menjadi 200, 250, dan 300 bar. Pengujian dilakukan dengan
perangkat Eddy Current Dynamometer, sebuah sensor tekanan berpendingin air yang
ditanamkan didalam ruang bakar digunakan untuk mengukur tekanan ruang bakar.
Crank Angle Encoder digunakan untuk mengukur sudut dari poros engkol. perangkat
AVL Fuel Balance digunakan untuk mengukur konsumsi bahan bakar. Serta hotwire
anemometer untuk mengukur konsumsi udara.
Pada pengujian tekanan injeksi motor diesel ini dilakukan pada mesin dengan
putaran mesin 1500,2000,2500, serta 300 rpm. Peningkatan tekanan injeksi bahan
bakar secara signifikan memberikan kestabilan penginjeksian bahan bakar ke dalam
ruang bakar, dimana nilai lambda yang dihasilkan cenderung lebih ideal jika
dibandingkan dengan motor diesel yang bekerja pada tekanan injeksi yang lebih
rendah.
7
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
tekanan injeksi bahan bakar merupakan faktor utama yang menentukan unjuk kerja.
nilai ratarata tekanan ruang bakar hasil pengujian terhadap tekanan injeksi 200, 250,
dan 300 bar diperlihatkan pada grafik 1 sampai grafik 4.
Pada grafik 1, peningkatan tekanan ruang bakar terhadap tekanan injeksi bahan bakar
yang bervariasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Pada grafik 2, 3, dan 4,
terlihat pengaruh peningkatan tekanan injeksi bahan bakar terhadap peningkatan
tekanan ruang bakar, dimana pada tekanan injeksi yang lebih tinggi, tekanan puncak
ruang bakarnya justru cenderung lebih rendah hal ini di mungkinkan karena pada
tekanan injeksi bahan bakar dan putaran motor yang lebih tinggi, injektor dengan
tekanan yang lebih tinggi cenderung lebih unggul dari segi kestabilan penyemprotan
bahan bakar.
Peningkatan tekanan injeksi dari 200 bar ke 250 bar kemudian ke 300 bar tidak
mmberikan pengaruh yang signifikan pada putaran motor yang rendah (1500 rpm),
8
SUMMARY OF THERMODYNAMICS’ PAPER TUGAS TERMODINAMIKA
sementara pada putaran motor yang lebih tinggi yaitu antara 2000 rpm sampai 3000
rpm cukup memberikan pengaruh pada proses pembakaran motor diesel.
Peningkatan tekanan injeksi mempengaruhi ignition delay pada proses pembakaran
motor diesel, dimana semakin tinggi tekanan injeksi bahan bakar maka puncak rate
of heat release akan semakin mendekati titik mati atas.
9