paper tablet fe utk bumil - ikm
DESCRIPTION
ghfhfgTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Daftar isi ………………………………………………………………………. 1
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………….. 2
Bab II Pembahasan…………………………………………………………….. 3
I. Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi …………………... 3
Kepatuhan ……………………………………………………………….. 3
Zat besi …………………………………………………………………… 4
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil ……………………………………... 6
Tablet tambah darah ……………………………………………………... 7
Efek samping tablet tambah darah ………………………………………. 8
Faktor – faktor yang mempengaruhi absorpsi besi ……………………… 8
Akibat kekurangan zat besi ………………………………………………. 9
Kelebihan zat besi …………………………………………………………10
II. Suplementasi gizi & alat penunjang ……………………………………… 10
Food & supplement yang diberikan pada ibu hamil ……………………. 12
III. Anemia ………………………………………………………………… 16
Penyebab anemia ……………………………………………………….. 16
Anemia dalam kehamilan ……………………………………………… 17
- Patofisiologi ………………………………………………………. 18
- Klasifikasi ………………………………………………………… .18
- Tanda & gejala ……………………………………………………. 19
- Akibat anemia pada kehamilan ………………………………….. 19
Pencegahan anemia ……………………………………………………… 19
Penanganan anemia ……………………………………………………… 20
Bab III Kesimpulan …………………………………………………………... 21
1
Daftar pustaka …………………………………………………………………. 22
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia zat besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia dimana angka kematian ibu hamil yang cukup tinggi. Penyebab utama
anemia ini adalah kekurangan zat besi. Selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi
hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil. Konsekuensi anemia
pada ibu hamil dapat membawa pengaruh buruk baik terhadap kesehatan ibu maupun janinnya,
keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas maupun mortalitas ibu dan anak. Suatu penelitian
menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebanyak 265/100.000 penduduk berhubungan erat
dengan anemia yang dideritanya ketika hamil.
Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil pemerintah Depkes
RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil
di Puskesmas dan Posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah, dimana 1 tablet berisi
200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat).
Setiap ibu hamil dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari
selama masa kehamilannya dan empat puluh hari setelah melahirkan.
Tablet tambah darah berwarna merah, berselaput film dan dikemas dalam sachet
alumunium warna perak, berisi 30 tablet perbungkus. Tablet tambah darah disediakan oleh
pemerintah dan diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan.
Relatif tingginya kejadian pada ibu hamil diduga oleh faktor karakteristik ibu hamil
seperti pendidikan, paritas, umur, dan sosial ekonomi, serta aspek lain yang paling penting yaitu
kepatuhan dalam mengkonsumsi suplementasi tablet zat besi dan juga motivasi petugas selama
kehamilan karena dapat mencegah terjadinya anemia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
I. KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI ZAT BESI
KEPATUHAN
Adalah kepatuhan dalam menepati anjuran terhadap kebiasaan sehari-harinya. Kepatuhan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dimana pendidikan merupakan suatu dasar utama dalam
keberhasilan pencegahan atau pengobatan. Tujuan pendidikan antara lain meningkatkan
kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), menambah kepercayaan diri pada ibu hamil
dan dapat menghambat terjadinya defisiensi zat besi (Fe). Pengetahuan ibu hamil tentang anemia
dan kegunaan dari zat besi didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil
tersebut melakukan pemeriksaan ANC.
Berikut cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil untuk meminum tablet zat
besi yaitu:
1) Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi seorang ibu hamil akan
dengan senang hati meminum tablet zat setiap hari apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari
tablet zat besi.
2) Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk mengkonsumsi tablet zat
besi setiap hari.
3) Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat besi setiap hari
4) Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi yang baik dan
memberikan penghargaan yang positif bagi ibu hamil yang telah mampu meminum tablet zat
besi setiap hari.
3
ZAT BESI
Tablet tambah darah adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah mineral
yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin).
Fungsi zat besi :
1. Sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru ke jaringan
2. Sebagai alat angkut eletron pada metabolisme energy
3. Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan.
4. Sumber makanan yang mengandung zat besi :
a. hewani, yaitu; daging, ayam, ikan, telur.
b. nabati, yaitu;kacang-kacangan, sayuran hijau, dan pisang ambon.
Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu meningkatkan
penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C, Vitamin A, Asam folat, zat
gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari
mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena
makanan sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A.
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua sistem biologi di dalam tubuh.
Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin, sintesis katekolamin, produksi panas
dan sebagai komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk produksi adenosin trifosfat
yang terlibat dalam respirasi sel. Zat besi dapat disimpan di hepar, lien dan sumsum tulang.
Sekitar 70% zat besi yang ada di dalam tubuh berada dalam hemoglobin dan 3% dalam
mioglobin (simpanan oksigen intramuskuler).
4
Pada orang yang sehat, kehilangan zat besi dari tubuh adalah 1-2mg/hari. Pada saat haid,
kehilangan zat besi bisa bertambah hingga 1 mg. Zat besi yang hilang ini akan digantikan oleh
asupan zat besi rata-rata per hari yang di negara maju berkisar sekitar 15-20mg. Sumber zat besi
yang baik meliputi daging merah, telur, jenis sayuran tertentu (seperti bayam) dan sereal atau
biji-bijian yang utuh. Sebagian besar zat besi yang terdapat dalam makanan memiliki bentuk feri
(Fe3+). Sekret lambung akan melarutkan zat besi dari makanan sehingga mempermudah proses
reduksi menjadi bentuk fero ((Fe2+). Proses ini merupakan proses fisiologi yang penting karena
zat besi hanya dapat diserap dalam bentuk fero. Normalnya, penyerapan zat besi akan diatur
dengan teliti sehingga jumlah zat besi yang diserap hanya cukup untuk menggantikan zat besi
yang hilang. 3-10% asupan zat besi setiap harinya akan diserap. Penyerapan ini terutama
berlangsung dalam duodenum bagian proksimal tempat sel-sel mukosa mengatur efisiensi
penyerapan zat besi.
Jumlah zat besi yang diserap akan bergantung pada sejumlah faktor seperti kandungan
makanan, simpanan zat besi dalam tubuh, kecepatan produksi sel darah merah dan apakah pasien
meminum zat besi atau tidak. Jika simpanan zat besi dalam tubuhnya rendah, penyerapan akan
meningkat sampai 30% bahkan 70% pada kehamilan yang lanjut ketika zat besi yang diekstraksi
oleh sel-sel mukosa usus dengan proporsi yang lebih besar bisa diangkut lewat mekanisme
pembawa dalam plasma darah. Bila di dalam tubuh simpanan zat besinya tinggi, sel-sel mukosa
hanya mengangkut sejumlah kecil zat besi ke dalam plasma. Di dalam plasma, zat besi akan
terikat dengan protein pengangkut, yaitu transferin. Sebagian besar zat besi disimpan dalam sel
sebagai feritin. Feritin merupakan bentuk simpanan zat besi dalam jaringan, dan ditemukan
dalam sel-sel yang melapisi usus, hati, ginjal, lien serta sumsum tulang. Pengukuran kadar feritin
serum menghasilkan suatu indeks simpanan besi dalam jaringan. Untuk memperbarui simpanan
zat besi tersebut diperlukan asupan zat besi per oral yang kontinu selama beberapa bulan sesudah
konsentrasi hemoglobin diperbaiki.
Keseimbangan zat besi diatur oleh penyerapannya, akan tetapi, tidak ada mekanisme
yang sederhana untuk mengatur eliminasi zat besi terutama bergantung pada rontoknya sel-sel
mukosa yang melapisi usus. Karena itu, pemberian zat besi yang berlebihan pada orang yang
rentan akan menimbulkan kelebihan zat besi yang dinamakan hemosiderosis/hemokromatosis. Di
eropa terdapat 12-13% wanita yang heterozigot dan 0,3-0,5 % yang homozigot untuk gen
5
hemokromatosis. Jika para wanita ini mengkonsumsi zat besi ( dalam bentuk tablet ) dengan
dosis yang tinggi, mereka dapat mengalami kelebihan beban zat besi yang akan merusak hati dan
pankreas. Beberapa penyelidikan yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa gen-gen ini
meningkatkan kerentanan terhadap kelebihan zat besi pada gagal ginjal.
KEBUTUHAN ZAT BESI PADA IBU HAMIL
Kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan meningkat, peningkatan ini ditingkatkan untuk
memenuhi kebutuhan janin untuk bertumbuh. Kebutuhan zat besi akan meningkat pada trimester
dua dan tiga yaitu sekitar 6,3 mg per hari. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi ini dapat diambil
dari cadangan zat besi dan peningkatan adaptif penyerapan zat besi melalui saluran cerna.
Apabila cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan kandungan dan
serapan zat besi dari makanan sedikit, maka pemberian suplemen sangat diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil.
Kebutuhan zat besi adalah sebagai berikut:
1) Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah
30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah
2) Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah
kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg
3) Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari)
ditamabah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223mg.
Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C
meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dapat mengikat Fe sehingga
mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan
yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya
6
dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat,
tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan.
TABLET TAMBAH DARAH
Program penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil telah dikembangkan sejak tahun
1975 melalui distribusi Tablet Tambah Darah (TTD). TTD merupakan suplementasi gizi mikro
khususnya zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia
gizi besi selama kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemberian tablet Fe di
Indonesia dapat menurunkan kematian neonatal sekitar 20%.
Secara nasional cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe tahun 2012 sebesar 85%. Data
tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90%. Koordinasi dan kegiatan yang
terintegrasi dengan lintas program masih perlu ditingkatkan agar cakupan dapat meningkat
karena pemberian tablet Fe merupakan salah satu komponen standar pelayanan antenatal.
Gambar. Cakupan Pemberian 90 Tablet Fe pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2012
7
Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling
cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang diinginkan, karena sangat
efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200 mg ferrosulfat.
Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan diberikan
sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
Pemberian tablet tambah darah lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum
tidur malam. Pemberian tablet harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6-8 jam,
dan kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping. Muntah
dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat besi, keduanya ini
menunjukan perlu mengubah (menurunkan) dosis zat besi dengan segera. Minum tablet tambah
darah pada saat makan atau segera sesudah makan selain dapat mengurangi gejala mual yang
menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi.
EFEK SAMPING TABLET TAMBAH DARAH
8
Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati,
dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap
preparat tergantung pada jumlah element zat besi yang diserap.
Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek samping yang tidak dapat
diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian obat jadi tablet zat
besi dengan dosis rendah lebih cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosisi tinggi. Bagi
banyak wanita dosis rendah sudah memadai.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI BESI
Absorpsi besi terjadi dibagian atas usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut
protein khusus. Ada dua jenis alat angkut protein didalam sel mukosa usus halus yang membantu
penyerapan besi, yaitu transferin dan feritin. Transferin yaitu protein yang disintetis didalam
hati.
Banyak faktor berpengaruh terhadap absorpsi besi antara lain :
1) Bentuk besi
Bentuk besi didalam makanan berpengaruh terhadap penyerapanya. Besi hem yang
merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat didalam daging hewan yang
dapat diserap dua kali lipat daripada besi non hem. Besi non hem terdapat didalam telur, sereal,
kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
2) Asam organik
Vitamin C sangat membantu penyerapan besi non hem dengan merubah bentuk feri
menjadi fero.
3) Tanin
9
Tanin terdapat didalam teh, kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah yang menghambat
absorbsi besi dengan cara mengikatnya.
4) Tingkat keasaman lambung meningkat daya larut besi. Penggunaan obat-obatan yang
bersifat basa seperti antasid menghalangi absorbsi besi.
5) Kebutuhan tubuh
Kebutuhan tubuh akan besi sangat berpengaruh besar terhadap absorbsi besi. Bila tubuh
kekurangan besi atau kebutuhan meningkat pada masa pertumbuhan, absorpsi besi non hem
dapat meningkat sampai sepuluh kali, sedangkan besi hem dua kali.
AKIBAT KEKURANGAN ZAT BESI
Defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber daya manusia, yaitu terhadap
kemampuan dan produktifitas kerja. Kekurangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan
yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi. Kekurangan besi pada umumnya
menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran
tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan
penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak
kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk
berkonsentrasi dan belajar. Defisiensi zat besi akan mengakibatkan anemia yang menurunkan
jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa oleh darah. Seorang wanita yang mengalami
anemia biasanya tampak sangat letih, kehilangan selera makannya dan merasa tidak mampu
untuk mengatasi berbagai masalah. Tanpa diobati, penyakit anemia dapat berlanjut pada keadaan
gagal jantung. Karena itu, kita harus menyadari bahwa gejala sesak nafas dan takikardia dapat
disebabkan oleh anemia dan tidak selalu berhubungan dengan kehamilan ibu.
KELEBIHAN ZAT BESI
10
Kadar hemoglobin yang lebih tinggi akan meningkatkan viskositas darah. Ini akan
menggangu aliran darah pada plasenta serta merupakan predisposisi untuk timbulnya koagulasi.
II. SUPLEMENTASI GIZI & ALAT PENUNJANG
Dalam rangka pelaksanaan program gizi baik di pusat maupun daerah Direktorat Bina
Gizi menyediakan suplemen gizi dan alat penunjang sebagai berikut:
1. Obat Program Gizi
Penyediaan obat program gizi di tingkat pusat yang meliputi kapsul vitamin A dosis
tinggi, Tablet Tambah Darah (TTD) Fe Folat dan mineral mix disediakan oleh Direktorat Bina
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
berdasarkan usulan dari daerah melalui verifikasi Direktorat Bina Gizi.
2. Taburia
Bertujuan untuk menurunkan prevalensi anemia dan kekurangan gizi mikro pada balita
dengan sasaran balita usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin (gakin). Kegiatan ini merupakan
lanjutan dari tahun sebelumnya yang dilaksanakan di wilayah provinsi NICE. Pada tahun 2012
penyediaan Taburia dilaksanakan untuk 13 provinsi yang terdiri dari 6 (enam) provinsi NICE
dan 7 (tujuh) provinsi pengembangan.
3. Antropometri Kit
Tujuan dari penyediaan antropometri kit untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
surveilans gizi di kabupaten dan kota, melalui penyediaan peralatan antropometri kit. Alokasi
distribusi antropometri kit pada 60 kabupaten/kota terpilih.
4. Pengadaan Alat Test Cepat Garam Beriodium
Bertujuan sebagai bahan penunjang pemantauan garam beriodium, untuk mengetahui
cakupan konsumsi garam beriodium di rumah tangga dengan alokasi meliputi semua
kabupaten/kota.
5. MP-ASI Buffer Stock
11
MP-ASI bufferstock bertujuan untuk mencegah/menanggulangi kasus gizi kurang/buruk
pada balita umur 6-24 bulan yang terkena bencana (situasi darurat) dan situasi khusus (daerah-
daerah rawan gizi). MP-ASI diberikan dalam bentuk ‘Biskuit MP-ASI’ akan didistribusikan ke
daerah-daerah bencana dan daerah khusus sesuai permintaan dalam rangka mencegah terjadinya
gizi kurang dan gizi buruk pada balita.
6. PMT Bumil KEK Buffer Stock
Pemberian Makanan tambahan bagi Ibu hamil Kurang Energi Kronis bertujuan untuk
meningkatkan status gizi ibu hamil dengan indikator peningkatan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
<23,5 cm. PMT diberikan dalam bentuk biskuit lapis (sandwich). Distribusi dilakukan
berdasarkan permintaan daerah pada saat bencana/ darurat dan situasi khusus.
7. PMT-Anak Sekolah (PMT-AS) Untuk Provinsi Papua dan Papua Barat
Pemberian Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah ditujukan untuk meningkatkan
asupan gizi anak sekolah berupa ‘Biskuit Sekolah’, yang merupakan kelanjutan dari PMT-AS
tahun sebelumnya. Lokasi distribusi di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat (masing-masing
3 (tiga) kabupaten/kota)
8. Kit Konseling Menyusui
Kit Konseling menyusui diadakan dengan tujuan untuk memfasilitasi konselor dalam
melakukan konseling menyusui. Sarana ini diberikan pada petugas yang telah dilatih sebagai
konselor.
9. Penyediaan CD Software NutriClin
Bertujuan untuk menyediakan Software Nutriclin dalam bentuk compact disk (CD) yang
telah disempurnakan (update). CD software ini akan didistribusikan kepada tenaga yang sudah
dilatih.
10. Food Model
Tujuan pengadaan food model adalah sebagai alat bantu visualisasi bahan makanan yang
dianjurkan pada saat konseling gizi. Food model didistribusikan ke seluruh provinsi.
12
11. Buku Pedoman dan Materi KIE Gizi
Pengadaan buku pedoman meliputi bidang gizi makro, gizi mikro, gizi klinik, konsumsi
makanan dan kewaspadaan gizi yang bertujuan untuk memberikan bahan acuan kepada
pengelola program gizi di daerah. Materi KIE gizi terdiri dari leaflet, booklet, poster dan lain-lain
yang terkait dengan kegiatan pembinaan gizi. Buku pedoman dan materi KIE gizi akan
didistribusikan ke seluruh provinsi.
OBAT & SUPLEMEN YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL
Selain zat besi; ibu hamil juga memerlukan asupan lain untuk memenuhi kebutuhan bagi
ibu dan bayinya, berikut beberapa obat atau suplemen yang biasa diberikan pada ibu hamil :
A. Asam Folat
Asam Folat juga penting dalam membantu pembelahan sel. Asam Folat juga bisa
mencegah Anemia dan menurunkan resiko terjadinya NTD (Neural Tube Deffects) dan sebagai
antidepresan. Kekurangan Asam Folat menyebabkan bayi lahir dengan Bibir Sumbing, Bayi lahir
dengan berat badan rendah, Down’s Syndrome, dan Keguguran. Bayi mengalami kelainan
pembuluh darah, rusaknya endotel pipa yang melapisi pembuluh darah, menyebabkan lepasnya
plasenta sebelum waktunya. Kelainan lainnya adalah bayi mengalami gangguan buang air besar
dan kecil, anak tidak bisa berjalan tegak dan emosi tinggi. Pada anak perempuan, saat dewasa
tidak mengalami menstruasi.
Pada ibu hamil, kekurangan Asam Folat menyebabkan meningkatnya resiko Anemia,
sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan pucat. Sumber makanan yang mengandung Asam Folat
adalah Hati Sapi (liver), brokoli, jeruk, bayam, dan sebagainya. Roti dan Susu juga mengandung
Asam Folat tinggi karena kini susu dan tepung terigu telah difortifikasi mengandung Asam Folat.
Kebutuhan Asam Folat untuk ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram/hari atau sama
dengan 2 (dua) Gelas Susu. Mengkonsumsi Asam Folat tidak hanya ketika hamil, tetapi sebelum
hamil juga sangat dianjurkan. Banyak negara telah melakukan kebijakan dalam pengurangan
NTD dengan mewajibkan ibu mengkonsumsi Asam Folat.
13
B. Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks mulai diberikan umur kehamilan lebih dari 32-36 minggu dengan
dosis pemberian 2-3x per hari.
C. Vitamin B1
Mulai diberikan pada umur kehamilan 37 minggu dengan dosis 100 - 200 mg per hari.
Vitamin B1 ini diperlukan untuk merangsang saraf ada saat persalinan sehingga terjadinya his
yang menandai persalinan. Sumbernya yaitu ; bekatul beras, ragi, sayur – sayuran, susu, kuning
telur, dan hati.
D. Vitamin B12
Vitamin B12 terdiri dari cincin forfirin, atom Co, basa dietilbenzimedazol, ribose dan
asam fosfat. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia perniosa disamping bersifat
megaloblastik juga disertai gangguan neurologik yang dapat menyebabkan kecacatan seumur
hidup. Vitamin ini didapat dari makanan yang bersifat hewani seperti : hati, ginjal, lambung.,
kuning telur, susu kering bebas lemak, dan kepiting, kebutuhan vitamin ini akan meningkat
selama kehamilan trimester kedua dan ketiga yakni ketika asupan energi meningkat.
E. Vitamin B6
Vitamin B6 atau yang dikenal juga sebagai piridoksin adalah golongan Vitamin B. Pada
wanita hamil memerlukan vitamin B6 sejumlah 1.9 miligram yang membantu untuk membentuk
antibodi, sel darah merah, dan neurotrasmiter. Menurut beberapa penelitian diduga dengan
konsumsi vitamin B6 akan membantu mengurangi rasa mual - muntah pada beberapa wanita,
tetapi tidak pada semua wanita. Dan para ahli sendiri masih belum mengetahui dengan pasti
bagaimana Vitamin B6 berpengaruh untuk mengatasi rasa mual ini. Untuk mengatasi rasa mual -
muntah saat kehamilan, dosis vitamin B6 yang diperlukan lebih besar, dimana dosis yang
dianjurkan yaitu 10 mg untuk 3-4 kali sehari. Vitamin B6 juga dapat anda konsumsi dari
berbagai variasi makanan seperti pisang, sereal, kentang, ikan, ayam, gandum, jagung, kacang-
kacangan.
14
F. Vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air dan jarang bertumpuk di dalam tubuh.
Akan tetapi, penggunaan vitamin C dengan dosis tinggi dapat menyebabkan batu ginjal atau
memicu krisis sel sabit pada orang yang rentan. Hasil pemeriksaan glukosa dapat dikaburkan
dengan pengunaan dosis tinggi. Karena itu, dosis 200 mg hingga maksimal hingga 500 mg/hari
merupakan dosis yang dianjurkan untuk diberikan bersama tablet zat besi. Usus hanya mampu
menyerap 40-60 mg zat besi /hari, bahkan pada penderita anemia berat sekalipun. Dosis yang
tinggi hanya meningkatkan efek samping gastrointestinal. Vitamin C diberikan untuk
penyerapan zat besi dalam tubuh ibu hamil dan meningkatkan daya tahan tubuh ibu hamil.
Sumbernya yaitu : buah – buahan dan sayur – sayuran.
G. Calsium
Kalsium merupakan salah satu zat yang dibutuhkan ibu hamil. Karena kalsium akan
diperlukan dalam pembentukan tulang dan gigi janin. Jika cadangan kalsium yang dimiliki ibu
hamil tidak mencukupinya, maka janin akan mengambil cadangan kalsium yang dimiliki tulang
dan gigi ibu. Akibatnya ibu hamil akan sering mengalami keluhan sakit gigi maupun nyeri pada
ototnya.
Secara alamiah, saat hamil wanita sudah memiliki cadangan kalsium yang cukup untuk
pembentukan tulang dan gigi janin. Hanya saja, jika terjadi kekurangan, kemungkinan besar
karena kurangnya asupan gizi saat hamil dan terlalu lelah.
Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga
kehamilan. Pada masa inilah janin mulai tumbuh dengan pesat, terutama pembentukan tulang
dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per hari sama dengan mengonsumsi 2 gelas susu
atau 125 g keju, jauh lebih banyak di banding kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya
1.000 mg per hari.
Ada banyak sumber kalsium, di antaranya : telur, susu, ikan teri, ikan salmon, sardin,
sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah) dan wijen. Bila
kebutuhan akan kalsium tidak terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium dari tulang
15
ibu. Akibatnya, rangka tulang akan cepat rapuh karena terjadi demineralisasi dan ibu akan
mengalami keropos tulang dini. Sedangkan dampak kekurangan kalsium secara langsung pada
janin tak ada. Untuk mengetahui gejala kekurangan kalsium, salah satunya adalah :
1. Osteoporosis
Pengeroposan massa tulang umumnya terjadi seiring bertambahnya usia. Penelitian
menunjukkan bahwa pada usia 25 tahun, tubuh akan mulai mengalami kekurangan kalsium
sebanyak 1 persen per tahun. Memasuki usia 50 tahun, jumlah kalsium akan berkurang
sebanyak 30 persen dan pada usia 70 tahun kehilangan kalsium akan mencapai 50 persen.
Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan cara cukup konsumsi kalsium setiap hari.
2. Kram otot
Kekurangan kalsium dapat memicu kontraksi otot yang tidak stabil sehingga mengakibatkan
kram otot. Salah satu kejadian yang sering ditemukan adalah pada wanita hamil. Selain
dipicu aliran darah balik yang tidak lancar akibat tekanan dari rahim yang bertambah berat,
kram pada wanita hamil juga dipicu oleh kekurangan kalsium.
3. Palpitasi
Palpitasi atau jantung berdebar bisa juga dialami akibat kekurangan kalsium. Hal ini
berhubungan dengan fungsi kalsium sebagai salah satu penjaga irama jantung.
4. Rickets
Rickets merupakan pembengkokan tulang akibat kurangnya asupan kalsium pada tulang yang
masih bertumbuh, yakni pada masa kanak-kanak. Oleh karenanya, asupan kalsium sejak
masih anak - anak pun perlu diperhatikan.
5. Penurunan kognitif
Sering lupa atau tidak mampu berkonsentrasi mengerjakan tugas merupakan gejala dari
penurunan kognitif. Kekurangan kalsium bisa berperan dalam hal ini. Kalsium merupakan
mineral penting yang berperan dalam transmisi impuls saraf. Maka, kekurangan kalsium bisa
16
menyebabkan transmisi tersebut berjalan dengan tidak lancar, maka terjadinya penurunan
kognitif.
6. Depresi
Penelitian menemukan keterkaitan depresi dengan kekurangan kalsium. Rata-rata pasien
depresi kekurangan kalsium dalam tubuhnya. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh
menurunnya fungsi tubuh menyerap kalsium lantaran depresi yang dialami.
III. ANEMIA
Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan
sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Pada pria dikatakan anemi jika
kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl, sedangkan pada wanita tidak hamil jika kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan pada wanita hamil kurang dari 11 g/dl. Pemeriksaan Hb dilakukan
menggunakan alat sahli. Berkurangnya kadar hemoglobin pada wanita hamil menurut WHO
adalah : Hb normal 11 g/dl, anemia ringan 10 – 11 g/dl, anemia sedang 7 – 10 g/dl, anemia berat
< 7 g/dl.
PENYEBAB ANEMIA
Beberapa penyebab anemia,yaitu :
1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Biasa disebut anemia hemolitik, muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat
dari normal. Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh
akan sel darah merah.
2) Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan berlebihan,
pembedahan atau masalah dengan pembekuan darah. Kehilangan darah yang banyak karena
17
menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan anemia, faktor-faktor tersebut
akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi, karena zat besi dibutuhkan untuk membuat
sel darah merah baru.
3) Produksi sel darah merah yang tidak optimal
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah merah dengan cukup.
Penyebab anemia yang lain, yaitu:
1) Makanan yang kurang bergizi
2) Gangguan pencernaan dan malabsorpsi
3) Kurangnya zat besi dalam makanan
4) Kebutuhan zat besi yang meningkat
5) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria.
ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 g/dl.
Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin.
Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko terjadinya perdarahan post partum. Bila
anemia terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan premature.
- PATOFISIOLOGI
Darah bertambah banyak dalam kehamilan. Akan tetapi bertambahnya sel-sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
18
Perbandingan pertambahan tersebut : plasma 30%, sel darah 18%, hemoglobin 19%.
Pengenceran darah di anggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan
bermanfaat bagi wanita. Pertama – tama pengenceran itu meringankan beban kerja jantung yang
harus bekerja lebih berat dalam masa hamil. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah
rendah. Resistansi berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan
waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila
darah itu tetap kental.
- KLASIFIKASI
secara umum anemia dalam kehamilan di klasifikasikan sebagai berikut :
1) Anemia Defisiensi Besi sebanyak 62,3%
adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya
adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil
dan dalam laktasi.
2) Anemia Megaloblastik sebanyak 29%
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12
walaupun kejadiannya jarang.
3) Anemia Hipoplastik dan Aplastik sebanyak 8%
Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-
sel darah baru.
4) Anemia Hemolitik sebanyak 0,7%
Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
daripada pembuatannya.
- TANDA & GEJALA
Tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah keluhan lemah, pucat, mudah pingsan,
sementara tensi masih dalam batas normal, mengalami malnutrisi, cepat lelah, sering pusing,
19
mata berkunang-kunang, nafsu makan turun, konsentrasi turun, nafas pendek (pada anemia
parah), dan keluhan mual, muntah hebat pada hamil muda.
- AKIBAT ANEMIA PADA KEHAMILAN
Akibat yang akan terjadi pada ibu hamil yang mengalami anemia, yaitu:
1) Trimester pertama : abortus, missed abortus, dan kelainan kongenital.
2) Trimester kedua : perdarahan antepartum, persalinan premature, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin sampai kematian, berat badan lahir rendah,
mudah terkena infeksi.
3) Saat Inpartu: Gangguan his, janin lahir dengan anemia, persalinan perlu tindakan
operatif, ibu cepat lelah.
4) Pasca partus : perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris peurperalis, gangguan
involusi uteri, kematian ibu tinggi (perdarahan, infeksi puerperalis).
PENCEGAHAN ANEMIA
Untuk mencegah terjadinya anemia, ibu hamil disarankan untuk istirahat yang cukup,
memakan makanan yang mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Juga dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang dapat membentuk sel-sel darah merah seperti hati, ikan teri,
daging merah, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, kuning telur, susu.
Pada ibu hamil, dengan rutin memeriksakan kehamilanya minimal 4 kali selama hamil
dan mendapatkan Tablet Besi (Fe) dan vitamin yang lainnya pada petugas kesehatan, serta
makan makanan yang bergizi 3x sehari, dengan porsi 2 kali lipat lebih banyak .
PENANGANAN ANEMIA
20
Penanganan dilakukan sesuai dengan jenis anemianya. Kebanyakan ibu hamil menderita
anemia defisiensi besi. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian zat besi, yaitu:
1) Terapi oral adalah dengan cara memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero
glukonat atau Na-fero bisirat, Pemberian preparat 60mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak
1 gr% per bulan. Pemberian terapi zat besi oral tidak boleh dihentikan setelah hemoglobin
mencapai nilai normal, tetapi harus dilanjutkan selama 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki
cadangan besi, Efek samping : konstipasi, berak hitam, mual dan muntah. Saat ini program
nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 0,25 mg asam folat untuk profilaksis anemia.
2) Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi peroral,
dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan. Pemberian preparat parenteral
dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus,
dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 g%. Dosis pemberian zat besi parenteral dapat
dihitung dengan mudah dengan memakai rumus: zat besi yang dibutuhkan (mg) = (15-Hb) x BB
x 3. Efek samping : Nyeri, inflamasi, demam, hipotensi (Soebroto, 2009).
BAB III
KESIMPULAN
21
Indikator anemia ibu hamil dapat dilihat dari kadar hemoglobin (Hb) ibu. Kadar Hb dapat
dijaga normal dengan asupan yang adekuat. Upaya untuk memenuhi asupan ibu adalah dengan
pemberian makanan tambahan (PMT). Pemberian makanan tambahan dapat menggunakan bahan
pangan lokal dengan menambah bahan pangan hewani maupun nabati. Tujuan pemberian
makanan tambahan pada ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama kehamilan
sehingga dapat mencegah kekurangan zat gizi dan akibat yang ditimbulkan. Pemberian makanan
tambahan pada ibu hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ibu hamil sehingga ibu hamil
tidak anemia, darah yang keluar selama persalinan tidak berlebihan dan perdarahan postpartum
dapat dicegah.
DAFTAR PUSTAKA
22
1. Kementrian kesehatan RI. Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2013. Available
ad : http://www.gizi.depkes.go.id/pdf. Accessed on March 22nd 2015.
2. Nurelawati. Tablet Tambah Darah. Available ad : http://www.jtptunimus-gdl-nurelawati-
6016-2- /pdf. Accessed on March 21st 2015.
3.
23