parameter fisika, kimia dan mikrobiologi perairan danau
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
1/60
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kondisi Eksisting Perairan Danau
5.1.1. Parameter Fisika, Kimia dan Mikrobiologi Perairan Danau
Pengetahuan mengenai kondisi kualitas perairan danau yang dicerminkan
oleh nilai konsentrasi beberapa parameter kualitas air, baik secara fisika, kimia
maupun secara biologi sangat diperlukan dalam merancang pengelolaan dan
pengendalian pencemaran perairan tersebut. Penilaian ini pada dasarnya dilakukan
dengan membandingkan nilai parameter kualitas air dari hasil pengukuran di
lapangan dengan baku mutu perairan sesuai peruntukannya yang berlaku di
Indonesia yakni mengacu pada PP RI No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Salah satu pemanfaatan perairan
Danau Maninjau adalah digunakan sebagai sumber air baku air minum, maka
berdasarkan peraturan tersebut dalam penelitian ini sebagai pembanding
digunakan baku mutu air kelas 1, yaitu air yang peruntukannya digunakan sebagai
air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut. Hasil analisis parameter fisika, kimia dan
mikrobiologi perairan danau secara lengkap disajikan pada Lampiran 2.
Suhu PerairanSuhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses
metabolisme organisme di perairan. Perubahan suhu yang mendadak atau kejadian
suhu yang ekstrim akan mengganggu kehidupan organisme bahkan dapat
menyebabkan kematian. Suhu perairan dapat mengalami perubahan sesuai dengan
musim, letak lintang suatu wilayah, ketinggian dari permukaan laut, letak tempat
terhadap garis edar matahari, waktu pengukuran dan kedalaman air.
Suhu air mempunyai peranan dalam mengatur kehidupan biota perairan,
terutama dalam proses metabolisme. Kenaikan suhu menyebabkan terjadinya
peningkatan konsumsi oksigen, namun di lain pihak juga mengakibatkan turunnya
kelarutan oksigen dalam air. Oleh karena itu, maka pada kondisi tersebut
organisme akuatik seringkali tidak mampu memenuhi kadar oksigen terlarut untuk
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
2/60
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
3/60
76
Hasil pengukuran total padatan tersuspensi di perairan Danau Maninjau
berkisar antara 46,4756,7 mg/l dengan rata-rata 51,59 mg/l (Gambar 11).
Tingginya kadar padatan tersuspensi di perairan Danau Maninjau disebabkan oleh
tinggingya pemanfaatan lahan, baik untuk pertanian maupun permukiman.
Menurut Sastrawijaya (1991), nilai TSS antara 50100 mg/l merupakan perairan
dalam kondisi mesotrof atau perairan danau dengan tingkat kesuburan sedang.
57,63
50,86
59,72
51,2 51,4652,74 53,2253,23
50,556,7
46,4752,44
0
15
30
45
60
75
Lm.Sundai Bt.Maransi Bd.Ligin Jb.Ampang Bt.Kalarian Tb.Asam
TSS(mg/L)
Sungai Danau
Gambar 11. Sebaran nilai rat-rata TSS di perairan Danau Maninjau.
Nilai TSS apabila diperbandingkan dengan baku mutu air kelas 1 yang
mempersyaratkan konsentrasi total padatan tersuspensi maksimum 50 mg/l, maka
perairan Danau Maninjau sudah melampaui baku mutu yang diperbolehkan,
kecuali stasiun Muara Batang Maransi. Dengan demikian, perairan danau secara
umum tidak layak lagi untuk dimanfaatkan sebagai sumber baku air minum,
namun masih layak dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan.
Nilai kecerahan suatu perairan berhubungan erat dengan penetrasi cahaya
matahari ke dalam badan air. Cahaya matahari akan membantu proses terjadinya
fotosintesis yang akan menghasilkan oksigen terlarut yang merupakan faktor
penting dalam kehidupan akuatik. Nilai kecerahan di perairan Danau Maninjau
berkisar antara 7683 cm dengan nilai rata-rata 78,6 cm (Gambar 12).Nilai kecerahan antar stasiun penelitian mempunyai variasi yang relatif
kecil dan hampir menyebar merata pada setiap stasiun. Adanya perbedaan nilai
kecerahan ini diduga karena pengaruh dari kuantitas maupun kualitas air dari
daerah aliran sungai yang membawa partikel-partikel bahan organik ke perairan
danau.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
4/60
77
6872
77
58
68 69
8173 76
80 83 80
0
20
40
60
80
100
Lm.Sundai Bt.Maransi Bd.Ligin Jb.Ampang Bt.Kalarian Tb. Asam
Keceraha
n(cm)
Sungai Danau
Gambar 12. Sebaran nilai rata-rata kecerahan di perairan Danau Maninjau.
Kekeruhan digunakan untuk menyatakan derajat kegelapan di dalam air
yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan mempengaruhi
penetrasi cahaya matahari yang masuk ke badan perairan, sehingga dapat
menghalangi proses fotosintesis dan produksi primer perairan. Kekeruhan
biasanya terdiri dari partikel anorganik yang berasal dari erosi dari DAS dan
resuspensi sedimen di dasar danau (Wetzel, 2001). Kekeruhan memiliki korelasi
positif dengan padatan tersuspensi, yaitu semakin tinggi nilai kekeruhan maka
semakin tinggi pula nilai padatan tersuspensi. Dari hasil analisis kualitas air
menunjukkan bahwa nilai kekeruhan di perairan Danau Maninjau berkisar antara
21,9423,97 JTU dengan nilai rata-rata 23,26 JTU (Gambar 13). WHO (1992),
mensyaratkan nilai kekeruhan untuk air minum maksimal 5 JTU, dengan
demikian perairan Danau Maninjau tidak layak digunakan sebagai sumber air
baku air minum.
13,29 13,0914,37 14,01 13,5 13,44
21,9423,1323,86 23,97 23,34 23,31
0
5
10
15
20
25
30
Lm.Sundai Bt.Maransi Bd.Ligin Jb.Ampang Bt.Kalarian Tb. Asam
Kekeruhan(JTU)
Sungai Danau
Gambar 13. Sebaran nilai rata-rata kekeruhan di perairan Danau Maninjau.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
5/60
78
Total Dissolved Solid (TDS)
Hasil pengukuran total padatan terlarut (TDS) di perairan Danau Maninjau
berkisar antara 113,97117,73 mg/l, dengan nilai rata-rata 115,83 mg/l (Gambar
14). Baku mutu kualitas air kelas 1 berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 untuk total
padatan terlarut maksimum 1000 mg/l. Nilai total padatan terlarut perairan danau
masih di bawah ambang batas baku mutu yang dipersyaratkan. Dengan demikian,
perairan Danau Maninjau masih layak digunakan sebagai sumber air baku air
minum.
112,37
117,17
113,97 114,79
117,73115,47 115,76
105,94
112,35111,93113,56
109,6
90
100
110
120
Lm.Sundai Bt.Maransi Bd.Ligin Jb.Ampang Bt.Kalarian Tb.Asam
TDS(mg/L)
Sungai Danau
Gambar 14. Sebaran nilai rata-rata TDS di perairan Danau Maninjau.
Nilai total padatan terlarut yang didapatkan pada penelitian ini lebih tinggi
dari nilai total padatan tersuspensi. Hal ini menggambarkan bahwa padatan yang
masuk ke perairan Danau Maninjau lebih banyak yang berbentuk padatan yang
ukurannya kecil (padatan terlarut), atau padatan yang terdapat di perairan Danau
Maninjau lebih didominasi oleh padatan yang berasal dari limbah-limbah organik.
Warna Perairan
Hasil pengukuran nilai warna perairan di Danau Maninjau berkisar antara
12,9914,73 unit PtCo, dengan nilai rata-rata 13,88 unit PtCo (Gambar 15). Nilai
ini menggambarkan bahwa perairan Danau Maninjau sudah melebihi nilai
perairan alami yang digunakan sebagai sumber air baku air minum, yaitu 10 unit
PtCo. Berdasarkan WHO (1992), yang mensyaratkan nilai warna untuk air minum
maksimal 15 unit PtCo, maka perairan Danau Maninjau masih layak digunakan
sebagai sumber air baku air minum. Nilai warna perairan ini diduga ada kaitannya
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
6/60
79
dengan masuknya limbah organik dan anorganik yang berasal dari kegiatan KJA
dan permukiman penduduk di sekitar perairan danau. Kondisi ini juga dapat
meningkatkan blooming pertumbuhan fitoplankton dari filum Cyanophyta
(Effendi, 2003).
13,26 12,9914,21 14,73 14,23 13,84
9,7410,7410,4
9,5410,31 9,66
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Lm.Sundai Bt.Maransi Bd.Ligin Jb.Ampang Bt.Kalarian Tb.Asam
Warna(UnitPtCo)
Sungai Danau
Gambar 15. Sebaran nilai rata-rata warna air di perairan Danau Maninjau.
Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman atau pH merupakan nilai yang menunjukkan aktivitas
ion hidrogen dalam air. Nilai pH suatu perairan dapat mencerminkan
keseimbangan antar asam dan basa dalam perairan tersebut. Nilai pH berkisar
antara 1-14, pH 7 adalah batasan tengah antara asam dan basa (netral). Semakin
tinggi pH suatu perairan maka makin besar sifat basanya, demikian juga
sebaliknya, semakin rendah nilai pH maka semakin asam suatu perairan.
Nilai pH dipengaruhi oleh beberapa parameter, antara lain aktivitas
biologi, suhu, kandungan oksigen dan ion-ion. Dari aktiviatas biologi dihasilkan
gas CO2 yang merupakan hasil respirasi. Gas ini akan membentuk ion buffer atau
penyangga untuk menjaga kisaran pH di perairan agar tetap stabil (Pescod, 1978).
Hasil pengukuran pH di perairan Danau Maninjau memperlihatkan bahwa
nilai pH perairan danau lebih rendah dari perairan sungai, yaitu berkisar antara
7,327,46, dengan nilai rata-rata 7,38. Hal ini diduga akibat adanya pengaruh
buangan limbah penduduk yang masuk ke perairan danau. Limbah atau sampah
tersebut mengandung berbagai macam senyawa kimia yang bersifat basa seperti
buangan deterjen, yang dapat meningkatkan nilai pH di perairan. Namun
demikian, secara keseluruhan pH perairan danau masih berada pada kisaran yang
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
7/60
80
aman sebagai sumber air baku air minum berdasarkan ambang batas baku mutu
kualitas air kelas 1 yang mensyaratkan nilai pH antara 69. Dengan demikian, pH
perairan Danau Maninjau dapat mendukung kehidupan yang ada di dalamnya dan
dapat dipergunakan sebagai sumber air baku air minum.
7,32
7,37
7,43
7,46
7,37 7,36
7,457,47
7,44
7,48
7,4 7,39
7,2
7,25
7,3
7,35
7,4
7,45
7,5
Lm.Sundai Bt.Maransi Bd.Ligin Jb.Ampang Bt.Kalarian Tb.Asam
pH
Sungai Danau
Gambar 16. Sebaran nilai rata-rata pH di perairan Danau Maninjau.
Karbondioksida (CO2) Bebas
Karbondioksida akan selalu bereaksi dengan air hingga menghasilkan
asam karbonat (H2CO3). Sumber utama CO2 dalam perairan dapat berasal dari
atmosfir dan hasil respirasi organisme perairan. Udara yang selalu bersentuhan
dengan air akan mengakibatkan terjadinya proses difusi CO2 ke dalam air.
Kadar karbondioksida bebas di perairan Danau Maninjau berkisar antara
7,28,76 mg/l, dengan kadar rata-rata 7,96 mg/l (Gambar 17). Karbondioksida
yang terdapat di dalam air merupakan hasil proses difusi CO2 dari udara dan hasil
proses respirasi organisme akuatik. Selain itu, CO2 di perairan juga dihasilkan dari
penguraian bahan-bahan organik oleh bakteri (Saeni, 1989).
Kadar karbondioksida bebas di perairan berkaitan erat dengan bahan
organik dan kadar oksigen terlarut (Sastrawijaya, 1991). Peningkatan kadar CO2
diikuti oleh penurunan kadar oksigen terlarut. Karbondioksida akan
mempengaruhi proses pernafasan organisme perairan terutama pada kondisi DO 56 tahun) 8 16 11 22 7 14 26 17,30
Rendah(SD tamat) 26 52 27 54 26 52 79 52,67
Sedang (SLTP-SMU
tamat) 21 42 20 40 22 44 63 42,00Pendidikan
Tinggi (D1-Sarjana) 3 6 3 6 2 4 8 5,30Petani 23 46 22 44 24 48 69 46,00
Nelayan 6 12 4 8 9 18 19 12,60
Pedagang 11 22 12 24 8 16 31 20,60
PNS 6 12 7 14 4 8 17 11,30
Pekerjaan
Lainnya 4 8 5 10 5 10 14 9,30
Rendah < Rp 500.000,- 34 68 27 54 36 72 97 64,60
Sedang (Rp 500.000-
Rp 1.000.000) 13 26 15 30 11 22 39 26,00Pendapatan
Tinggi (> Rp
1.000.0000,-) 3 6 8 16 3 6 14 9,30
Sumber : Data diolah, (2006)
B. Persepsi Masyarakat
Pengetahuan masyarakat yang tinggal di sekitar perairan danau
mempunyai peranan yang penting dalam proses pengendalian pencemaran yang
terjadi di perairan danau tersebut. Oleh sebab itu, untuk mengetahui peranannya
maka dilakukan analisis terhadap persepsinya dalam hal pengendalian
pencemaran perairan danau. Analisis ini bertujuan untuk lebih memudahkan
upaya pengendalian pencemaran yang terjadi di perairan danau.
Persepsi masyarakat yang tinggal di sekitar perairan danau tentang
pengendalian pencemaran yang terjadi di perairan Danau Maninjau dapat
ditentukan dari tiga jenis persepsi yaitu, persepsi tentang pencegahan pencemaran,
persepsi tentang penanggulangan pencemaran, dan persepsi tentang partisipasi
masyarakat. Masyarakat yang tinggal di sekitar perairan Danau Maninjau pada
umumnya memiliki persepsi yang rendah terhadap pengendalian pencemaran
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
34/60
107
perairan danau. Hasil penelitian tentang persepsi responden masyarakat sekitar
perairan Danau Maninjau diperlihatkan pada Gambar 3638 dan Lampiran 7.
Persepsi masyarakat Bayur
56
24 20
64
2214
68
1810
01020304050607080
Rendah Sedang Tinggi
Persentase(%)
Pencegahan Penanggulangan Partisipasi
Gambar 36. Persentase persepsi masyarakat Nagari Bayur tentang pengendalian
pencemaran perairan danau.
Dari Gambar 36 terlihat bahwa responden masyarakat Nagari Bayur
memiliki persepsi yang rendah terhadap pengendalian pencemaran yang terjadi di
perairan Danau Maninjau, yaitu dalam hal pencegahan pencemaran (56%),
penanggulangan pencemaran (64%) dan partisipasi dalam pengendalian
pencemaran (68%). Sebagian kecil masyarakat yang memiliki persepsi sedang
(21,3%) dan sisanya memiliki persepsi yang tinggi (14,67%) tentang
pengendalian pencemaran perairan danau. Rendahnya persepsi masyarakat
tersebut disebabkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya pencemaran yang
masih sangat rendah dan pendidikan yang masih rendah serta kurangnya
sosialisasi kepada masyarakat.
Gambar 37 memperlihatkan bahwa responden masyarakat Nagari
Maninjau memiliki persepsi yang rendah terhadap pengendalian pencemaran yang
terjadi di perairan Danau Maninjau, yaitu dalam hal pencegahan pencemaran
(54%), penanggulangan pencemaran (60%) dan partisipasi dalam pengendalian
pencemaran (64%). Hanya sebagian kecil masyarakat memiliki persepsi sedang
(24%), dan sisanya memiliki persepsi tinggi (16,67%) tentang pengendalian
pencemaran perairan danau. Rendahnya persepsi masyarakat tersebut juga
disebabkan oleh pengetahuan masyarakat tentang bahaya pencemaran yang masih
sangat rendah dan pendidikan yang masih rendah serta tidak adanya sosialisasi
kepada masyarakat.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
35/60
108
Persepsi m asyarakat Maninjau
54
2818
60
2416
64
20 16
01020304050
607080
Rendah Sedang Tinggi
Persentase(%)
Pencegahan Penanggulangan Partisipasi
Gambar 37. Persentase persepsi masyarakat Nagari Maninjau tentang
pengendalian pencemaran perairan danau.
Gambar 38 memperlihatkan bahwa responden masyarakat Nagari Sungai
Batang memiliki persepsi yang rendah terhadap pengendalian pencemaran yang
terjadi di perairan Danau Maninjau, yaitu dalam hal pencegahan pencemaran
(68%), penanggulangan pencemaran (72%) dan partisipasi dalam pengendalian
pencemaran (68%). Sebagian kecil masyarakat yang memiliki persepsi sedang
(13,33%) dan persepsi tinggi (10,67%) tentang pengendalian pencemaran perairan
danau. Rendahnya persepsi masyarakat tersebut disebabkan pengetahuan
masyarakat tentang bahaya pencemaran yang masih sangat rendah dan
pendidikan yang masih rendah serta kurangnya sosialisasi oleh pemerintah ke
masyarakat.
Persepsi masyarakat Sungai Batang
68
2012
72
1810
68
22
10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Rendah Sedang Tinggi
Persentase(%)
Pencegahan Penanggulangan Partisipasi
Gambar 38. Persentase persepsi masyarakat Nagari Sungai Batang tentang
pengendalian pencemaran perairan danau.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
36/60
109
Persepsi masyarakat sekitar perairan danau yang rendah merupakan suatu
kondisi yang kurang menguntungkan dalam upaya melakukan pengendalian
pencemaran perairan danau di masa depan. Untuk itu sangat di perlukan perhatian
dan keterlibatan semua pihak, terutama pemerintah daerah dalam upaya
meningkatkan persepsi atau pengetahuan masyarakat tentang pengendalian
pencemaran yang terjadi di perairan Danau Maninjau agar danau tersebut tetap
terjaga dan lestari.
5.5. Pemodelan Sistem
Pemodelan diartikan sebagai suatu gugus pembuatan model yang akan
menggambarkan sistem yang dikaji (Eriyatno, 1999). Tujuan utama dari penelitian
ini adalah membangun model pengendalian pencemaran di perairan Danau
Maninjau. Pemodelan sistem pengendalian pencemaran digunakan untuk
menemukan dan penempatan peubah-peubah penting serta hubungan antar peubah
dalam sistem tersebut yang bersandarkan pada hasil pendekatan kotak gelap
(black box).
Model pengendalian pencemaran perairan danau disusun berdasarkan
sumber beban pencemaran yang masuk ke periaran danau, yaitu sumber limbah
dari kegiatan di luar danau dan dari kegiatan di badan air danau. Model tersusun
oleh beberapa sub-sub model limbah, yaitu: sub-model penduduk, sub-model
perhotelan, sub-model peternakan, sub-model pertanian dan sub-model KJA.
Kelima sub-sub model tersebut dibuat secara parsial berdasarkan persamaan yang
sesuai dengan masing-masing sub-model, kemudian diintegrasikan menjadi satu
model pengendalian pencemaran perairan di Danau Maninjau. Model yang
dibangun untuk kajian sistem adalah model simbolik (model matematika).
Pemodelan sistem dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
(software) program Powersim versi 2.5 c.
Model umum (global) sumber beban limbah yang berasal dari luar danaudibangun dari 4 persamaan yang dijadikan indikator sumber limbah, yaitu limbah
penduduk, hotel, pertanian dan limbah peternakan. Limbah penduduk berupa
limbah rumah tangga diperhitungkan 0,5 kg per penduduk. Limbah hotel adalah
limbah cair hotel yang dibuang langsung ke danau dengan perkiraan limbah
sebanyak 10 kg per hari. Limbah ternak sapi potong yang ada di sekitar perairan
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
37/60
110
danau adalah sebesar jumlah satuan ternak sapi dikalikan dengan 25 kg limbah
padat berupa feces dan limbah cair berupa urine (Van Horn et al., 1994).
Persamaan matematika dari jumlah limbah tersebut adalah sebagai berikut, dan
diagram alir model limbahnya disajikan pada Gambar 39.
LMB = (JPDK * fk1) + (JHTL * fk2) + (JTS * fk3) + (JLPERT *fk4)
Gambar 39. Diagram alir model limbah dari luar danau.
Keterangan : LMB = jumlah limbah pada tahun ke i (ton/th)JPDK = jumlah penduduk pada tahun ke i (jiwa)
JHTL = jumlah hotel pada tahun ke i (unit)
JTS = jumlah ternak sapi pada tahun ke i (ekor)
JLPERT = jumlah luas lahan pertanian tahun ke i (ha)
fk1 = faktor konversi limbah cair penduduk
fk2 = faktor konversi limbah cair hotelfk3 = faktor konversi limbah cair peternakan
fk4 = faktor konversi limbah cair pertanianfk JPDK = fraksi jumlah penduduk
fkHTL = fraksi wisatawan
fkJTS = fraksi jumlah ternak
fkPERT = fraksi luas lahan pertanian
5.5.1. Sub-model Limbah Penduduk
Sub-model populasi menggambarkan dinamika perkembangan populasi di
sekitar perairan Danau Maninjau, berikut peubah yang menentukan dan
ditentukannya. Peubah yang terlibat dalam sub-model ini adalah jumlah populasi,
pertambahan populasi, pengurangan populasi, kelahiran, kematian, imigrasi,
emigrasi, fraksi kelahiran, fraksi kematian, fraksi imigrasi, fraksi emigrasi, jumlah
penduduk pembuang limbah, dan fraksi penduduk pembuang limbah. Semua
peubah berhubungan baik secara langsung maupun tidak, diformulasikan secara
numerik dan disusun dalam bentuk diagram alir sub-model populasi penduduk
dengan menggunakanpowersim 2.5cdan hasilnya diperlihatkan pada Gambar 40.
LMB
JPDK
HTL
fk_JTS
JTS
fk_JPDK
fk_PERT
PERT
LjPn_LMB
fk_HTL
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
38/60
111
Gambar 40. Diagram alir sub-model limbah penduduk.
Pada Gambar 40 terlihat bahwa beban limbah penduduk yang berfungsi
sebagai auxiliary merupakan hasil perkalian antara jumlah penduduk pembuang
limbah dengan fraksi beban limbah penduduk satuannya dalam ton pertahun.
Beban limbah penduduk tersebut akan menambah peningkatan total beban limbah
yang masuk ke perairan danau.
5.5.2. Sub-model Limbah Hotel
Sub-model pariwisata atau perhotelan menggambarkan dinamika kegiatan
pariwisata (perhotelan), berikut peubah yang menentukan dan ditentukannya.
Peubah yang terlibat dalam sub-model ini meliputi jumlah hotel, jumlah kamar,
jumlah pengunjung per tahun, jumlah hunian per tahun, fraksi hunian per tahun,
fraksi pengunjung per tahun, jumlah limbah cair, fraksi limbah cair. Semua
peubah berhubungan baik secara langsung mapun tidak, diformulasikan secara
numerik dan disusun dalam bentuk diagram alir sub-model hotel dengan
menggunakan powersim version 2.5c dan hasilnya seperti diperlihatkan pada
Gambar 41.
Dari Gambar 41 terlihat bahwa beban limbah cair dari hotel yang
berfungsi sebagai auxiliary merupakan hasil perkalian antara jumlah pengunjung
hotel dengan fraksi limbah cair hotel. Peningkatan jumlah beban limbah yang
dihasilkan hotel akan berpengaruh terhadap peningkatan total beban limbah yang
masuk ke perairan danau.
Lj_Peng_PddkLj_Pert_Pddk
Pop_Pddk
Fr_Klh_Pddk
Fr_Kmt_Pddk
Fr_Emigrasi
Jl_Pddk_Pmb_Limbah
Fr_Pddk_Pmb_Limbah
Fr_Imgigrasi
Lmb_Cair_Penduduk
Fr_Lmb_Cair_Penduduk
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
39/60
112
Gambar 41. Diagram alir sub-model limbah hotel.
5.5.3. Sub-model Limbah PeternakanSub-model limbah peternakan menggambarkan dinamika limbah yang
dihasilkan oleh aktivitas peternakan di sekitar perairan Danau Maninjau. Limbah
peternakan sapi potong ini dapat meningkatkan beban pencemaran yang masuk
ke perairan danau. Peubah yang terlibat dalam sub-model ini meliputi jumlah sapi
potong, laju penambahan sapi potong, jumlah limbah cair per tahun, jumlah feses
pertahun. Dengan menggunakanpowersim version 2.5c, semua peubah-peubah ini
berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dan diformulasikan
secara numerik menghasilkan diagram alir sub-model limbah peternakan seperti
diperlihatkan pada Gambar 42.
Gambar 42. Diagram alir sub-model limbah peternakan.
Fr_jml_pengjng_Htl
Jml_Kmr
Fr_jml_kmr
Jml_pengjng_Htl
Lmb_cair_Htl
Fr_lmb_cair_Htl
Lj_Petr_Htl
Fr_lj_pert_Htl
Jml_Htl
Lmb_Feses_TNK Lmb_Cair_TNK
Fr_Lmb_Cair_TNK
Pop_TNK
LJ_Pnb_TNK
Fr_Pnb_TNK
Fr_Lmb_TNK
Fr_feses_TNK Lmb_TNK
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
40/60
113
5.5.4. Sub-model Limbah Pertanian
Sub-model limbah pertanian menggambarkan dinamika limbah yang
dihasilkan oleh aktivitas pertanian di sekitar perairan Danau Maninjau. Peubah
yang terlibat dalam sub-model ini meliputi jumlah lahan pertanian, laju konversi
lahan, fraksi laju konversi lahan, jumlah pemakaian pupuk kimia, fraksi
pemakaian pupuk kimia, limbah pupuk, fraksi limbah pupuk. Dengan
menggunakanpowersim version 2,5c semua peubah-peubah ini berhubungan baik
secara langsung maupun tidak langsung dan diformulasikan secara numerik
menghasilkan diagram alir sub-model limbah pertanian (Gambar 43).
Gambar 43. Diagram alir sub-model limbah pertanian.
5.5.5. Sub-model Limbah KJA
Sub-model limbah KJA menggambarkan dinamika limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan KJA yang ada di perairan Danau Maninjau. Limbah KJA ini dapat
meningkatkan beban pencemaran yang terjadi di perairan danau. Peubah yang
terlibat dalam sub-model ini meliputi jumlah KJA, laju penambahan KJA, fraksi
penambahan KJA, total berat ikan yang ditebar, fraksi berat ikan tebar, fraksi
jumlah ikan tebar, total pakan per hari, fraksi pakan per hari, limbah pakan per
hari, fraksi pakan per hari, luas lahan KJA dan lahan terpakai untuk KJA. Dengan
menggunakanpowersim version 2,5c semua peubah-peubah ini berhubungan baik
secara langsung maupun tidak dan diformulasikan secara numerik menghasilkan
diagram alir sub-model limbah pakan KJA seperti tertera pada Gambar 44.
Fr_Pemk_Pupuk
Lj_Pnb_Lhn_Pert
Pemk_Ppk
Bbn_lmb_Pertn
Fr_Lhn_Pert
Fr_Limb_Ppk
Luas_Lhn_Pertn
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
41/60
114
Gambar 44 . Diagram alir sub-model limbah KJA.
Gambar 44 mempresentasikan bahwa beban pakan per hari (limbah pakan)
yang berfungsi sebagai auxiliary merupakan hasil perkalian antara jumlah pakan
perhari dengan fraksi pakan perhari, satuannya dalam bentuk ton per tahun.
Peningkatan beban limbah pakan ini akan menambah jumlah total limbah yang
masuk ke perairan danau.
Penggabungan kelima sub-model limbah (sub-model limbah penduduk,
sub-model limbah hotel, sub-model limbah peternakan, sub-model limbah
pertanian dan sub-model limbah KJA) merupakan gambaran total beban
pencemaran yang masuk ke perairan Danau Maninjau dalam hubungannya
sebagai penyumbang beban pencemar. Penyusunan diagram alir sebab akibat
dalam model ini didasarkan pada keterkaitan antara variabel-variabel dalam
struktur sistem pencemaran perairan danau, seperti pertumbuhan jumlah penduduk
di sekitar perairan danau, kegiatan di luar danau (pertanian, peternakan,
pariwisata) dan KJA di danau dengan segala faktor yang mempengaruhinya
seperti pada Gambar 6 (halaman 56). Diagram tersebut memperlihatkan bahwa
inti dari pengendalian pencemaran yang terjadi di perairan danau adalah yang
berhubungan dengan pertumbuhan penduduk dan pemanfaatan lahan
(permukiman, pertanian, peternakan, perhotelan) serta kegiatan KJA dalam
menunjang kesejahteraan penduduk. Jadi semua unsur tersebut saling terkait dan
saling mempengaruhi dalam sistem. Berdasarkan diagram lingkar sebab akibat
tersebut, disusun diagram alir model pengendalian pencemaran perairan danau
dengan bentuk struktur modelnya seperti Gambar 45.
Fr_Pakan
Lj_Penb_KJA
Total_Berat_Ikan_
Fr_jml_Ikan_Tebar
Fr_Berat_Ikan
Total_Pakan
Fr_Penb_KJALuas_lahan_KJA
Fr_Limbah_Pakan
Limbah_Pakan
Faktor_pengaliLahan_terpakai_KJA
Jumlah_KJA
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
42/60
115
Gambar 45. Diagram alir model pengendalian pencemaran perairan
di Danau Maninjau.
Keterangan:
Bbn Lmb = beban limbah (jumlah limbah keseluruhan)Bbn lmb Pertn = beban limbah pertanian
BM = baku mutuFr Bbn pkn = fraksi beban pakan
Fr Brt ikan = fraksi berat ikanFr Emig = fraksi emigrasi penduduk per tahun
Fr Imig = fraksi imigrasi penduduk per tahun
Fr jml ikan tebar = fraksi jumlah ikan pertama kali di tebarFr Pkn = fraksi jumlah fosfor dalam pakan
Fr Jml Kmr = fraksi jumlah kamar per hotelFr Jml Pengjng = fraksi jumlah pengunjung hotel per tahun
Fr JPP Lmb = fraksi jumlah penduduk pembuang limbah cairFr KAS = fraksi kapasitas asimilasi per tahun
Fr Kl Pddk = fraksi kelahiran penduduk per tahunFr Km Pddk = fraksi kematian penduduk per tahunFr lj pnb Htl = fraksi laju penambahan hotel per tahun
Fr lmb cair Pddk = fraksi limbah cair penduduk
Fr Limb Cair Htl = fraksi limbah cair hotelFr lmb Cair TNK = fraksi limbah cair ternak sapi per ekor per hari
Fr lmb feses TNK = fraksi limbah feses dari ternak sapi per ekor per hari
Fr Lmb TNK = fraksi limbah ternak sapi per ekor per hariFr Ls lhn KJA = fraksi luas lahan setiap KJA
F_Emig
POP_TNK
Pop_Pddk
Lj_Penbh_Lhn_Pert
fr_KAS
Fr_Imig
Fr_Km_PddkJl_PP_Lmb
Lmb_feses
Fr_Kl_Pddk
fr_Lmb_TNK
Fr_jml_Ikan_Tebar
Lj_Penb_KJA
Lmb_Cair_TNK
Fr_Pnb_TNK
Lmb_Cair_Pddk
Fr_JPP_LmbFr_Lmb_cair_Pddk
Fr_Penb_KJA
Jml_Htl
Jml_KJA
Ttl_Brt_Ikan_
Fr_Ls_lhn_KJA
Lhn_trpki_KJA
BM
Pmk_Ppk
L_Lhn_Pertn
Kap_Asmls Lmb_Pkn_KJA
Fr_Bbn_Pkn
Fr_Brt_Ikan
Jml_Kmr
Lj_Pnb_Htl
Bbn_lmb_Pertn
Fr_Lmb_Ppk
Fr_Pmk_Ppk
Fr_Lj_pnb_Htl
Fr_Jml_Kmr
Fr_Pkn
Ttl_Pkn
Pmb_lhn_KJA
Fr_Lhn_pert
Lmb_Cair_Htl
Lj_Pnb_Pddk Lj_Pngr_Pddk
Ttl_lmb_TNK
Fr_Lmb_Cair_TNK
Jml_pengjng_Htl
Fr_Jml_Pengjng_Htl
Fr_Limb_Cair_Htl
Lj_Pnb_TNK
fr_lmb_feses_TNK
Bbn_Lmb
Lj_Pn_Bb_Limb
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
43/60
116
Fr Penb KJA = fraksi penambahan KJA per tahunFr Lhn pert = fraksi penambahan lahan pertanian per tahun
Fr lmb Ppk = fraksi penambahan unsur fosfor dari pupukFr Pmk Ppk = fraksi pemakaian pupuk per hektar per tahunFr Pnb TNK = fraksi penambahan ternak sapi per tahun
Jml Htl = jumlah hotel
Jml KJA = jumlah KJA
Jl PP Lmb = jumlah penduduk pembuang limbah cairJml kmr = jumlah kamar hotel
Jml pengjng Htl = jumlah pengunjung hotel per tahunKap asmls = kapasitas asimilasi terhadap PO4Lhn trpki KJA = lahan terpakai untuk KJA
Lj Pnb TNk = laju penambahan ternak sapi potong per tahunLj Pn Bb Limb = laju penambahan beban limbahLj Penb KJA = laju penambahan KJA per tahun
Lj Penbh lhn pert = laju penambahan lahan pertanian per tahunLj Pnb Htl = laju penambahan hotel per tahun
Lj Penb Pddk = laju penambahan penduduk per tahunLj Pngr Pddk = laju pengurangan pendudukLmb Cair Htl = jumlah limbah cair hotel
Lmb Cair Pddk = jumlah limbah cair pendudukLmb Cair TNK = jumlah limbah cair ternak
Lmb feses TNK = jumlah feses ternakLmb Pkn KJA = jumlah limbah (sisa) pakan dari KJA
L lhn pert = jumlah luas lahan pertanianPmb lhn KJA = pembukaan lahan KJA
Pmk Ppk = pemakaian pupuk untuk pertanian
Pop Pddk = populasi penduduk di sekitar danauPop TNK = populasi ternak sapi
Ttl lmb TNK = total limbah ternak sapi
Ttl Brt ikan = total berat ikan
Ttl Pkn = total pakan yang diberikan per tahun
5.5.6. Analisis Kecenderungan Sistem (Simulasi Model)
Analisis kecenderungan sistem ditujukan untuk mengeksplorasi perilaku
sistem dalam jangka panjang ke depan, melalui simulasi model. Perilaku simulasi
ditetapkan selama 15 tahun, yakni dimulai tahun 2005 sampai dengan 2020.
Dalam kurun waktu simulasi tersebut, diungkapkan perkembangan yang mungkin
terjadi pada peubah-peubah yang dikaji. Peubah-peubah model yang akan
disimulasikan adalah limbah pakan, limbah cair penduduk, limbah cair ternak danlimbah cair hotel. Dinamika beberapa peubah sistem dalam kurun waktu 15 tahun
disajikan pada Gambar 46.
Hasil simulasi model menunjukkan bahwa jumlah penduduk di sekitar
perairan danau terus meningkat dari 30.532 jiwa pada awal simulasi menjadi
37.293 jiwa pada akhir tahun simulasi. Pola peningkatan jumlah penduduk diikuti
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
44/60
117
pula oleh jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah cair penduduk di sekitar danau
yang mengalir ke perairan danau terus bertambah, pada awal simulasi jumlah
beban limbah yang dihasilkan adalah 2183,93 ton meningkat menjadi 2.665,11
ton pada akhir simulasi. Demikian juga halnya dengan KJA di perairan Danau
Maninjau terus mengalami peningkatan, dari 8.955 unit pada awal tahun simulasi
menjadi 27.975 unit pada akhir tahun simulasi. Kondisi ini juga diikuti oleh
peningkatan beban limbah pakan yang masuk ke perairan danau. Pada awal tahun
simulasi beban limbah pakan sebesar 10.880,33 ton, meningkat menjadi 35.240,31
pada akhir tahun simulasi.
Tahun
Ton
Lmbah_Pakan1
Limbah_Cair_Penduduk2
Lmbah_Cair_Ternak3
Limb_Cair_Hotel4
2.006 2.008 2.010 2.012 2.014 2.016 2.018 2.020
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
1
2
3 4
1
2
3 4
1
2
3 4
1
2
3 4
1
2
3 4
1
2
3 4
1
2
3 4
1
2
3
Gambar 46. Kecenderungan jumlah limbah yang masuk ke perairan danau.
5.5.7. Validasi Model
Validasi model dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan
suatu model yang dibangun, apakah sudah merupakan perwakilan dari realitas
yang dikaji, yang dapat menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan. Proses
validasi model dilakukan dengan dua tahap pengujian, yaitu (1) uji validitas
struktur model dan (2) uji output model (perilaku model)
(1). Uji validitas struktur model
Validasi struktur bertujuan untuk melihat sejauh mana kesesuaian struktur
model yang dibangun mendekati struktur sistem nyata. Uji ini berkaitan dengan
batasan sistem, variabel-variabel pembentuk sistem, dan asumsi yang digunakan
dalam sistem. Hal ini dapat dilakukan dengan uji kesesuaian strtuktur dan uji
konsistensi struktur.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
45/60
118
Uji kesesuaian struktur bertujuan untuk memberi keyakinan bahwa
struktur model yang dibangun valid secara ilmiah. Struktur model pengendalian
pencemaran perairan yang menggambarkan interaksi antara komponen populasi
penduduk, perhotelan, peternakan, pertanian dan KJA dengan beban limbah
haruslah bersesuaian dengan kondisi sistem nyata. Dengan demikian, hubungan
antara peubah populasi penduduk dan beban limbah yang dihasilkan haruslah
bersifat positif, demikian juga hubungan antara peubah perhotelan, perternakan,
pertanian dan keramba jaring apung dengan beban limbah haruslah bersifat
positif. Dalam model yang dibangun antar peubah tersebut haruslah dapat
dibuktikan bersesuaian dengan mekanisme sistem pencemaran di perairan danau.
Untuk maksud tersebut, dilakukan running dari model yang telah dibangun.
Kecenderungan keadaaan data penduduk Kecamatan Tanjung Raya padalima tahun terakhir (20002005), dengan laju pertumbuhan 1,15% per tahun,
maka jumlah penduduk tahun simulasi (2005-2020) mengalami kecenderungan
naik secara eksponensial. Pada tahun 2020 jumlah penduduk di kawasan Danau
Maninjau meningkat menjadi 37.293 jiwa dengan jumlah limbah cair yang
dihasilkan 2665,11 ton (Tabel 28 dan Gambar 47).
Tabel 28. Populasi penduduk dan KJA serta jumlah limbah yang dihasilkan
tahun 2005-2020
Tahun
2.005
2.006
2.007
2.008
2.009
2.010
2.011
2.012
2.013
2.014
2.015
2.016
2.017
2.018
2.019
2.020
opulasi_Pendudu imbah_Cair_Pendudu KJA mbah_Pakan
30.532,00 2.181,93 8.955,00 10.880,33
30.941,89 2.211,22 9.684,83 11.767,07
31.357,29 2.240,91 10.474,15 12.726,09
31.778,26 2.270,99 11.327,79 13.763,26
32.204,88 2.301,48 12.251,00 14.884,97
32.637,23 2.332,38 13.249,46 16.098,10
33.075,39 2.363,69 14.329,29 17.410,09
33.519,42 2.395,42 15.497,13 18.829,01
33.969,42 2.427,58 16.760,15 20.363,58
34.425,46 2.460,17 18.126,10 22.023,21
34.887,62 2.493,20 19.603,37 23.818,10
35.355,99 2.526,67 21.201,05 25.759,27
35.830,64 2.560,59 22.928,93 27.858,66
36.311,67 2.594,97 24.797,64 30.129,14
36.799,15 2.629,81 26.818,65 32.584,66
37.293,18 2.665,11 29.004,37 35.240,31
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
46/60
119
2000
2100
22002300
2400
2500
2600
2700
30532
30941
31357
31778
32204
32637
33075
33519
33969
34425
34887
35355
35830
36311
36799
37293
Jumlah penduduk (jiwa)
Jumlahl
imbah(Ton)
Gambar 47. Hubungan antara jumlah penduduk dengan jumlah limbah.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa model yang dibangun dapat
memberikan hasil yang bersesuaian dengan kondisi sistem nyata. Berdasarkan uji
struktur, dapat disimpulkan bahwa model yang dibangun dapat digunakan untuk
mewakili mekanisme kerja sistem nyata.
(2) Uji validasi output model (kinerja model)
Validasi kinerja model merupakan pengujian sejauhmana kinerja model
yang dibangun (output model) sesuai dengan kinerja sistem nyata, sehingga
memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta atau diterima secara
akademik. Validasi output dapat dilakukan dengan cara membandingkan datahasil keluaran model yang dibangun dengan data empirik (Barlas, 1996).
Beberapa jenis teknik uji statistik yang dapat digunakan dalam pengujian
validasi kinerja model antara lain adalah absolute mean error(AME) dan absolute
variation error (AVE) serta U-Theils, dengan batas penyimpangan yang dapat
ditolerir adalah 5-10% (Barlas, 1996; Muhammadi et al., 2001). Disamping itu
juga digunakan uji Durbin Watson (DW) dan Kalman filter (KF). Dalam
penelitian ini pengujian validasi kinerja terhadap model yang dibangun
menggunakan uji Kalman Filter, dengan tingkat fitting (kecocokan) yang dapat
diterima 47,5-52,5%.
Pengujian validasi kinerja ini dilakukan terhadap dua sub model, yaitu
sub-model penduduk dan sub-model KJA yang menjadi sumber limbah dominan
yang masuk ke perairan danau. Setelah melalui berbagai penyempurnaan baik
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
47/60
120
secara struktural maupun fungsional maka hasil simulasi terhadap ke dua sub-
model menunjukkan adanya kemiripan antara hasil simulasi dengan data empiris,
seperti diperlihatkan pada Gambar 48 dan 49. Melalui penerapan formulasi
perhitungan KF (Lampiran 8) untuk variabel penduduk, diperoleh nilai kecocokan
sebesar 0,487286 (48,73%). Dengan demikian data-data hasil simulasi sub model
penduduk pada akhirnya cukup akurat, mengingat tingkat kecocokan KF antara
hasil simulasi dengan data empirik yang diperoleh berada pada batas kecocokan
(47,552,5%).
26000
27000
2800029000
30000
31000
32000
33000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun
JumlahPe
nduduk(jiwa)
Empirik Simulasi
Gambar 48. Grafik perbandingan jumlah penduduk hasil simulasi dengan data
Empirik.
Hasil perhitungan nilai tingkat kecocokan (KF) terhadap peningkatan
jumlah limbah dari KJA hasil simulasi dengan data perkembangan secara empirik
di lapangan, diperoleh nilai KF sebesar 0,509852 atau 50,98% (Gambar 49).
Berdasarkan nilai KF tersebut, maka model yang dikembangkan dapat dinyatakan
valid secara struktur dan dapat diterima secara akademik.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tahun
Jum
lahKJA(un
it)
Empirik Simulasi
Gambar 49. Grafik perbandingan perkembangan jumlah KJA hasil simulasi
dengan data empirik.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
48/60
121
5.6. Penyusunan Skenario Pengendalian Pencemaran Perairan Danau
Skenario merupakan suatu alternatif rancangan kebijakan yang
memungkinkan dapat dilakukan dalam kondisi nyata yang ada di lapangan.
Skenario pengendalian pencemaran perairan danau dirancang berdasarkan pada
hasil analisis prospektif. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempersiapkan tindakan strategis di masa depan dengan cara menentukan faktor-
faktor kunci yang berperan penting terhadap berbagai kemungkinan yang akan
terjadi di masa depan.
Berdasarkan identifikasi dari expert (pakar) didapatkan 13 faktor kunci
yang dianggap berpengaruh dalam pengendalian pencemaran di perairan Danau
Maninjau di masa depan, yaitu: (1) jumlah KJA, (2) pertumbuhan penduduk, (3)
persepsi masyarakat, (4) fasilitas pengolahan limbah, (5) dukungan pemerintahdaerah, (6) pengolahan lahan di sekitar danau, (7) program pengelolaan danau, (8)
sarana dan prasarana, (9) teknologi budidaya perikanan, (10) daya dukung danau,
(11) pemetaan kawasan danau (zonasi), (12) pendangkalan danau (erosi), dan (13)
kerjasama lintas sektoral.
Hasil analisis secara matriks hubungan antara faktor kunci dari pakar
terhadap pengaruh langsung dan tidak langsung antar faktor kunci tersebut dari
sistem yang dikaji, secara rinci disajikan pada Lampiran 6. Selanjutnya hasil
analisis silang antar faktor kunci tersebut dipresentasikan secara grafik dalam
salib sumbu Kartesien (Bourgeois, 2002; Hardjomidjojo, 2002). Berdasarkan
grafik dalam salib sumbu tersebut, terpilih lebih sedikit faktor kunci (penting)
yang berpengaruh dalam pengendalian pencemaran di perairan Danau Maninjau di
masa yang akan datang, seperti diperlihatkan pada Gambar 50.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
49/60
122
Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang
Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji
Jumlah KJA
Dukungan Pemda
Pengolahan lahan
Pertumbuhan penduduk
Persepsi masyarakat
Program pengelolaan danau
Sarana dan prasarana
Fasilitas pengolahan limbah
Teknologi budidaya perikanan
Daya dukung danauZonasi danau
Erosi
Kerjasama lintas sektoral
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.60
1.80
2.00
0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00
Ketergantungan
Pengaru
h
Gambar 50. Gambaran tingkat kepentingan faktor-faktor yang berpengaruh pada
sistem pengendalian pencemaran perairan Danau Maninjau.
Dari analisis prospektif (Gambar 50) terlihat bahwa faktor penting dalam
pengendalian pencemaran perairan danau terkelompokkan dalam 4 kuadran.
Kuadran kiri atas (kuadran I) merupakan kelompok faktor yang memberikan
pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dengan ketergantungan yang rendah
terhadap keterkaitan antar faktor. Kuadran ini terdiri dari tiga faktor, yaitu: 1)
jumlah KJA, 2) pertumbuhan penduduk, dan 3) persepsi masyarakat. Faktor-
faktor ini akan digunakan sebagai input di dalam sistem yang dikaji. Kuadran
kanan atas (kuadran II) merupakan kelompok faktor yang memberikan pengaruh
tinggi terhadap kinerja sistem dan mempunyai ketergantungan antar faktor yang
tinggi pula, sehingga digunakan sebagai stake (penghubung) di dalam sistem.
Kuadran ini terdiri dari dua faktor yaitu: 1) pengolahan lahan dan 2) dukungan
pemerintah daerah. Kuadran kanan bawah (kuadran III) memiliki pengaruh yang
rendah terhadap kinerja sistem dan ketergantungan yang tinggi terhadap
keterkaitan antar faktor, sehingga menjadi output di dalam sistem. Kuadran ini
terdiri dari empat faktor, yaitu: 1) program pengelolaan danau, 2) fasilitas
pengolahan limbah, 3) daya dukung danau, dan 4) zonasi danau. Kuadran kiri
bawah (kuadran IV) mempunyai pengaruh rendah terhadap kinerja sistem dan
ketergantungan juga rendah terhadap keterkaitan antar faktor. Kuadran ini terdiri
dari empat faktor, yaitu: 1) teknologi budidaya perikanan, 2) sarana dan prasarana,
3) erosi, dan 4) kerjasama lintas sektoral.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
50/60
123
Berdasarkan pada penilaian pengaruh langsung antar faktor sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 50, dari ke-13 faktor kunci tersebut didapatkan
sebanyak dua faktor yang mempunyai pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dan
ketergantungan antar faktor yang tinggi pula, yaitu: 1) pengolahan lahan dan 2)
dukungan pemrintah daerah, serta tiga faktor yang mempunyai pengaruh yang
tinggi terhadap kinerja sistem walaupun ketergantungan antar faktor rendah, yaitu
1) jumlah KJA, 2) pertumbuhan penduduk, dan 3) persepsi masyarakat. Oleh
sebab itu, kelima faktor tersebut perlu dikelola dengan baik dan dibuat state
(kondisi) yang mungkin terjadi di masa depan sehubungan dengan pengendalian
pencemaran perairan danau.
Deskripsi dari masing-masing faktor kunci hasil analisis pengaruh
langsung antar faktor adalah sebagai berikut:a) KJA merupakan sistem pembudidayaan ikan dengan teknik keramba jaring
apung yang diberi pakan buatan (pellet). Pertambahan KJA akan
meningkatkan jumlah sisa pakan (limbah) yang masuk ke perairan danau.
Pertambahan KJA didasarkan pada pertambahan historis tiap tahunnya.
b) Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk terjadi akibat pertambahan melalui kelahiran dan
urbanisasi serta pengurangan akibat kematian dan emigrasi. Pertumbuhan
penduduk akan mempengaruhi jumlah limbah yang dihasilkan dari kegiatan
domestik. Pertumbuhan tersebut didasarkan pada data historis tiap tahunnya.
c) Persepsi masyarakat
Persepsi masyarakat adalah pandangan responden tentang kegiatan
pengendalian pencemaran perairan danau. Cara mengetahuinya adalah melalui
beberapa indikator pertanyaan yang menjelaskan pandangan responden
terhadap (1) kegiatan pencegahan pencemaran danau, (b) kegiatan
penanggulangan pencemaran danau dan (3) kegiatan dalam partisipasi pada
pencegahan dan penanggulangan pencemaran danau.
d) Pengolahan lahan
Pengolahan lahan di sekitar danau oleh masyarakat terutama dalam hal
pertanian dan perkebunan dapat mempengaruhi beban limbah yang masuk ke
perairan danau.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
51/60
124
e) Dukungan pemerintah daerah
Pemerintah daerah yang dimaksud adalah instansi yang terkait dengan
pemanfaatan perairan Danau Maninjau. Dukungan yang diberikan dapat
berupa bantuan tentang teknologi/fasilitas pengolahan limbah cair, pelatihan
dan penyuluhan pada masyarakat.
Skenario pengendalian pencemaran perairan danau dibuat berdasarkan
perkiraan responden mengenai kondisi faktor kunci di masa mendatang. Dari
perkiraan responden mengenai kondisi faktor-faktor penting tersebut di masa
mendatang, disusun skenario yang mungkin terjadi di daerah penelitian. Hasil
perkiraan responden mengenai kondisi faktor-faktor di masa datang, selanjutnya
dilakukan kombinasi yang mungkin terjadi antar kondisi faktor tersebut. Dari
kombinasi antar kondisi faktor tersebut, didapatkan tiga skenario yang dinamai
dengan skenario (1) optimistik, (2) moderat, dan (3) pesimistik. Secara ringkas
penamaan dan susunan dari skenario tersebut disajikan pada Tabel 29 dan 30.
Tabel 29. Keterkaitan antar faktor dan kondisi (state) untuk analisis prospektif
No Faktor Kondisi (state) di masa datang
1A 1B 1C1 Jumlah KJA
Meningkat, sebagai
akibat meningkatnya
pendapatan sebagai
hasil kegiatan KJA
Tetap
Menurun karena
terjadinya penurunan
kualitas air danau
sehingga menurun-
kan hasil KJA2A 2B 2C2 Pertumbuhan
penduduk
Tetap Meningkat
Meningkat tinggi
sebagai akibat
urbanisasi
3A 3B 3C3 Persepsi
masyarakat
Tetap
Meningkat secara
bertahap (gradural)
sesuai kemampuan dan
pengetahuan masyarakat
Meningkat secara
drastis karena adanya
sosialisasi
4A 4B4 Pengolahan
lahan Kurang sesuai dengan
kaidah konservasi,
intensif pemakaian
pupuk dan pestisida
Sesuai dengan kaidah
konservasi, efisiensi
pemakaian pupuk dan
pestisida
5A 5B 5C5 Dukungan
pemerintah
daerahKurang mendukung
karena dianggap
kurang berpengaruh
terhadap kesejahteraan
masyarakat
Mendukung dengan
membuat kebijakan
pengendalian
Sangat mendukung,
memberikan
penyuluhan dan
sosialisasi
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
52/60
125
Tabel 30. Skenario dan kombinasi keadaan faktor
No Skenario Kombinasi kondisi faktor
1 Pesimistik 1A, 2A, 2C, 3A, 4A, 5A
2 Moderat 1B, 2B, 3A, 5B,
3 Optimistik 1C, 3C, 4B, 5B
Jumlah skenario yang dapat dirumuskan dalam rangka pengendalian
pencemaran perairan di Danau Maninjau bisa lebih dari tiga, namun dari keadaan
dari masing-masing faktor kunci, kemungkinan yang paling besar diperkirakan
akan terjadi di masa yang akan datang adalah ketiga skenario tersebut.
1. Skenario Pesimistik
Skenario pesimistik dibangun berdasarkan state dan faktor kunci dengan
kondisi; 1) jumlah KJA yang semakin meningkat setiap tahun dengan
pertumbuhan > 7,89%; 2) pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi yaitu
> 1,15%, hal ini juga akan meningkatkan jumlah penduduk yang membuang
limbah ke perairan danau; 3) kurangnya sosialisasi dan penyuluhan oleh
pemerintah sehingga pengetahuan masyarakat tentang pengendalian pencemaran
perairan danau menurun menjadi < 68%; 4) pengolahan dan pemanfaatan lahan
yang kurang sesuai dengan kaedah konservasi dan semakin tingginya pemakain
pupuk kimia dan insektisida pada lahan pertanian di sekitar perairan danau. Hal
ini akan meningkatkan beban limbah pertanian (residu pupuk dan pestisida) yang
masuk ke perairan danau; dan 5) pemerintah daerah kurang mendukung, karena
mengganggap masalah pencemaran perairan danau kurang berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat sekitar perairan danau.
Penerapan konsep skenario pesimistik ini akan memberikan implikasi
berupa: 1) beban limbah dari pakan akan meningkat; 2) jumlah penduduk yang
membuang limbah ke perairan danau semakin meningkat; 3) kepedulianmasyarakat terhadap pencemaran perairan danau semakin berkurang; 4)
pemerintah daerah kurang memberi perhatian terhadap pengendalian pencemaran;
dan 5) beban limbah berupa residu pupuk dan pestisida semakin meningkat. Hasil
simulasi model pada skenario pesimistik diperlihatkan pada Gambar 51.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
53/60
126
Tahun
Ton
Lmbah_Pakan1
Limbah_Cair_Penduduk
2Lmbah_Cair_Ternak
3
Limb_Cair_Hotel4
Beban_Lmb5
Baku_Mutu6
2.006 2.010 2.014 2.020
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
55.000
60.000
1
23 4
5
6
1
23 4
5
6
1
23 4
5
6
1
23 4
5
6
1
23 4
5
6
1
2
3 4
5
1
2
5
1
5
Gambar 51. Prediksi beban limbah pada skenario pesimistik sampai tahun 2020.
2. Skenario Moderat
Skenario moderat mengandung pengertian bahwa keadaan masa depan
yang mungkin terjadi diperhitungkan dengan penuh pertimbangan sesuai dengan
keadaan dan kemampuan sumberdaya yang dimiliki saat ini. Skenario ini
dibangun berdasarkan state dari faktor kunci dengan kondisi sebagai berikut; 1)
jumlah KJA di perairan danau tidak mengalami peningkatan (tetap) yaitu 8955
unit; 2) pertumbuhan penduduk tetap pada tingkat 1,15%; 3) persepsi masyarakat
meningkat secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan
masyarakat; 4) pengolahan dan pemanfaatan lahan disekitar perairan danau
kurang sesuai dengan kaedah konservasi, pemakain pupuk dan pestisida sangat
intensif sehingga residu pupuk dan pestisida masuk ke perairan danau cukup
tinggi; dan 5) pemerintah daerah memberikan dukungan terhadap pengendalian
pencemaran perairan danau dengan memberikan informasi dan menyediakan
fasilitas penampungan limbah atau sampah sementara.
Penerapan skenario moderat ini akan memberikan implikasi berupa: 1)
pertumbuhan jumlah KJA tetap pada tingkat petumbuhan 7,89% per tahun; 2)
beban pencemaran juga meningkat akibat pertumbuhan penduduk; 3) persepsi
masyarakat meningkat (> 68%) secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuannya. Hasil simulasi model pada skenario moderat diperlihatkan pada
Gambar 52.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
54/60
127
Tahun
Ton
Limbah_Pakan1
Limbah_Cair_Penduduk2
Limbah_Cair_Ternak3
Limb_Cair_Hotel4
Beban_Limbah5
Baku_Mutu6
2.006 2.010 2.014 2.020
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
1
2
3 4
5
6
1
2
3 4
5
6
1
2
3 4
5
6
1
2
3 4
5
6
1
2
3 4
5
6
1
2
3 4
5
6
1
2
3 4
5
6
1
2
3
5
Gambar 52. Prediksi beban limbah pada skenario moderat sampai tahun 2020.
3. Skenario Optimistik
Skenario optimistik dibangun berdasarkan keadaan (state) dan faktor kunci
dengan kondisi; 1) laju pertumbuhan jumlah KJA yang semakin menurun setiap
tahunnya mencapai 2% serta dengan pemberian pakan yang efektif (konversi
pakan 0,1); 2) pertumbuhan penduduk meningkat menjadi 1,25%; 3) persepsi
masyarakat meningkat akibat adanya sosialisasi dan penyuluhan oleh pemerintah.
Persepsi masyarakat terhadap pengendalian pencemaran perairan meningkat
mencapai > 85%; sehingga jumlah penduduk yang membuang limbah ke
perairan danau tinggal 15%; 4) pengolahan dan pemanfaatan lahan sudah sesuai
dengan kaedah konservasi dan efektifitas pemakain pupuk kimia serta insektisida
pada lahan pertanian di sekitar perairan danau. Hal ini dapat mengurangi beban
limbah pertanian (residu pupuk dan pestisida) yang masuk ke perairan danau; dan
5) pemerintah daerah mendukung dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi
dan penyediaan fasilitas tentang pengendalian pencemaran perairan danau.
Penerapan konsep skenario optimistik ini akan memberikan implikasi
berupa: 1) beban limbah dari KJA akan menurun; 2) jumlah penduduk yang
membuang limbah ke perairan danau semakin berkurang; 3) pemahaman dan
kepedulian masyarakat terhadap pencemaran perairan danau semakin meningkat;
4) dukungan atau perhatian pemerintah daerah terhadap pengendalian pencemaran
semakin tinggi; dan 5) beban limbah berupa residu pupuk dan pestisida yang
masuk ke perairan danau semakin berkurang. Hasil simulasi model pada skenario
optimistik diperlihatkan pada Gambar 53.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
55/60
128
Tahun
T
on
Limbah_Pakan1
Limbah_Cair_Penduduk2
Limbah_Cair_Ternak3
Limb_Cair_Hotel4
Beban_Limbah5
Baku_Mutu6
2.006 2.008 2.010 2.012 2.014 2.016 2.018 2.020
500
1.000
1.500
2.000
1
2
3 4
5
6
1
2
3 4
5
6
1
2
34
5
6
1
2
34
5
6
1
2
34
5
6
1
2
34
5
6
1
2
34
56
1
2
3
4
5
Gambar 53. Prediksi beban limbah pada skenario optimistik sampai tahun 2020.
5.7.Analisis Perbandingan Penerapan antar Skenario
Perbandingan kinerja sistem hasil simulasi dari ketiga skenario yang
dirumuskan menjadi dasar utama untuk menentukan skenario yang paling tepat
diterapkan dalam rangka pengendalian pencemaran perairan di Danau Maninjau.
Kinerja sistem dengan skenario pesimistik memperlihatkan kondisi sistem yang
tidak mendukung terhadap penekanan beban pencemaran yang masuk ke perairan
danau. Hal ini ditunjukkan oleh semakin tingginya jumlah limbah yang masuk ke
perairan danau. Pada skenario ini, kondisi yang akan terjadi adalah tingkat
pertumbuhan jumlah KJA mencapai 8% per tahun dan tingkat pertumbuhan
penduduk mencapai 1,25% per tahun. Persepsi masyarakat terhadap pengendalian
pencemaran perairan menurun menjadi 50%.
Skenario moderat tidak lain adalah kondisi eksisting yang berlangsung
pada saat ini, dimana state menghasilkan kinerja sistem di masa depan yang tidak
mampu menekan peningkatan beban pencemaran yang masuk ke perairan danau.
Kondisi dengan pertumbuhan jumlah KJA 7,89% per tahun dan pertumbuhan
penduduk di sekitar perairan danau sebesar 1,15% per tahun serta jumlah
penduduk yang membuang limbah ke perairan danau sebesar 75%. Hal ini akan
mengakibatkan peningkatan beban limbah, sehingga belum memenuhi baku mutupada tahun 2020.
Kinerja sistem dengan skenario optimistik lebih baik dari skenario
pesimistik dan moderat dan mampu menekan peningkatan beban limbah yang
masuk ke perairan danau. Dengan pertumbuhan jumlah KJA 2% per tahun,
pertumbuhan penduduk 1% per tahun, dan peningkatan kesadaran penduduk di
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
56/60
129
sekitar perairan danau sebesar 85% untuk tidak membuang limbahnya ke perairan
danau. Kondisi ini akan mengurangi peningkatan beban limbah yang masuk ke
perairan danau dan diyakini akan menurunkan beban limbah hingga mencapai
baku mutu pada tahun 2020.
Berdasarkan perbandingan ketiga skenario serta pemodelan dalam sistem
pengendalian pencemaran perairan di Danau Maninjau, dengan segala
sumberdaya yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Agam khususnya
Kecamatan Tanjung Raya maka skenario yang paling mungkin terjadi dimasa
depan adalah pesimistik 25%, moderat 55% dan optimistik 20%. Skenario yang
terjadi mengilustrasikan bahwa dalam upaya pencegahan agar beban limbah yang
masuk ke perairan danau sesuai dengan yang diharapkan atau sesuai dengan baku
mutu, maka perlu dilakukan dengan suatu kebijakan yang kondusif.Gambar 54 memperlihatkan perbandingan ketiga skenario yang terjadi
dimasa yang akan datang terhadap sistem dalam menghasilkan beban limbah di
perairan Danau Maninjau. Skenario optimistik merupakan skenario yang
diharapkan terjadi dimasa depan, namun pilihan responden adalah skenario
moderat, sehingga diperlukan upaya-upaya tindakan atau strategi-strategi
pengendalian pencemaran perairan Danau Maninjau.
Perbandingan antar skenario
58692,91
46080,54
1990 2045,6
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Pesimistik Moderat Optimistik Baku mutu
Skenario
Bebanlimbah(Ton/tahun))
Gambar 54. Grafik perbandingan tiga skenario beban limbah dalam pengendalian
pencemaran perairan di Danau Maninjau tahun 20052020.
5.8. Arahan Kebijakan Pengendalian Pencemaran Perairan Danau
Berdasarkan pada analisis kondisi eksisting perairan Danau Maninjau yang
meliputi kondisi parameter fisika, kimia dan mikrobiologi menunjukkan bahwa
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
57/60
130
beberapa indikator paramter kualitas air sudah di atas ambang batas yang
diizinkan sebagai sumber air baku air minum. Secara umum status kualitas
perairan danau berada pada kondisi tercemar sedang. Demikian juga, berdasarkan
pemodelan yang disertai simulasi terhadap skenario yang mungkin terjadi di masa
depan, maka beberapa rumusan strategi kebijaksanaan untuk meurunkan beban
limbah yang masuk ke perairan danau dalam upaya pengendalian pencemaran
perairan danau berdasarkan prioritas adalah sebagai berikut:
1. Persepsi masyarakat sekitar perairan danau masih rendah yaitu sebesar 14%,
maka perlu melakukan upaya peningkatan persepsi dan kesadaran masyarakat
untuk tidak membuang limbah langsung ke perairan danau. Hal ini dapat
dilakukan dengan penyuluhan dan pelatihan serta sosialisasi pada masyarakat
sekitar perairan danau. Selain itu, penekanan beban limbah ke perairan danaudapat dilakukan dengan mengupayakan peningkatan fasilitas sanitasi
lingkungan di sekitar perairan danau.
2. Tingkat pertambahan KJA cukup tinggi yaitu sebesar 7,89% per tahun, maka
perlu melakukan upaya penurunan laju pertambahan KJA pada tingkat 2% per
tahun untuk menekan beban limbah yang masuk ke perairan danau. Hal ini
dapat dilakukan melalui perizinan yang ketat terhadap penambahan KJA yang
baru. Selain itu, penekanan beban limbah dari KJA perlu melakukan upaya
pemberian pakan dengan kadar fosfor yang rendah. Hal ini dapat dilakukan
melalui kerjasama Pemda Kabupaten Agam dengan perusahaan (paberik)
penghasil pakan.
3. Penurunan jumlah beban limbah cair yang terkait dengan jumlah penduduk
dapat dilakukan dengan mengupayakan penekanan laju pertumbuhan
penduduk tidak melebihi 1,0% per tahun. Hal ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan pelayanan keluarga berencana, pembatasan usia nikah dan
membatasi penduduk yang masuk dan berdomisili di sekitar perairan danau.
4. Mengupayakan konservasi pada lahan pertanian disekitar perairan danau,
sehingga dapat menurunkan kadar total padatan tersuspensi (TSS) yang masuk
ke perairan danau. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan penghijauan serta
membatasi pengembangan permukiman di sempadan danau.
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
58/60
131
5. Mengupayakan pemakaian pupuk dan pestisida secara efektif melalui
penyuluhan dan sosialisasi.
5.9. Analisis Sensitivitas Model
Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui respon model terhadap
stimulus, yang tujuannya adalah untuk menemukan alternatif tindakan baik untuk
mengakselerasi kemungkinan pencapaian positif maupun maupun untuk
mengantisipasi dampak negatif. Hasil simulasi model setelah dilakukan intervensi
struktural melalui fungsi IF dengan cara menurunkan tingkat laju pertumbuhan
penduduk sebesar 1% yang dimulai pada tahun 2006, ternyata tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap level atau stocktotal beban limbah. Intervensi penurunan
laju pertumbuhan penduduk tersebut menghasilkan jumlah beban limbah sebesar
58052,76 ton (Gambar 55).
Tahun
Ton
Baku_Mutu1
Bb_Lmb2
2.006 2.008 2.010 2.012 2.014 2.016 2.018 2.020
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
55.000
60.000
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
Gambar 55. Grafik beban limbah dengan pengurangan pertumbuhan penduduk
dengan intervensi struktural.
Pertumbuhan sumber limbah khususnya jumlah KJA merupakan variabel
dominan yang menjadi penyebab terhadap masalah peningkatan jumlah limbah
yang masuk ke perairan danau. Upaya penurunan beban pencemaran (limbah)
dapat berhasil secara efektif bila kebijakan yang ditempuh adalah dengan
mengurangi laju pertumbuhan jumlah KJA. Melalui intervensi struktural dengan
menurunkan atau mengurangi rata-rata pertumbuhan KJA menjadi 1% per tahun
dengan menggunakan fungsi IF yang dimulai pada tahun 2006. Hasil simulasi
menunjukkan efek yang nyata terhadap penurunan beban limbah yang masuk ke
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
59/60
132
perairan danau. Intervensi penurunan laju pertumbuhan KJA tersebut
menghasilkan jumlah beban limbah sebesar 49816,91 ton (Gambar 56).
Tahun
Ton
Baku_Mutu1
Beban_Limbah2
2.006 2.008 2.010 2.012 2.014 2.016 2.018 2.020
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
Gambar 56. Grafik beban limbah dengan pengurangan KJA dengan intervensi
struktural.
5.10. Pembahasan Umum
Kondisi atau kualitas lingkungan perairan Danau Maninjau berada pada
tingkat kualitas sedang atau telah mengalami pencemaran pada kategori ringan.
Hal ini diindikasikan oleh beberapa parameter fisika dan kimia yang telah
melampaui baku mutu perairan sebagai sumber air baku air minum, kecuali
parameter total padatan terlarut (TDS), fecal coliform dan pestisida. Parameter
total padatan tersuspensi (TSS) dan fosfat tinggi pada daerah aliran Bandar Ligin,
oksigen terlarut (DO) rendah pada daerah aliran Sungai Limau Sundai, sementara
untuk kebutuhan oksigen kimia (COD) dan kebutuhan oksigen biokimia (BOD5)
adalah tinggi. Parameter nitrit tinggi pada daerah aliran Sungai Jembatan Ampang
dan Batang Kalarian.
Karakteristik masyarakat yang berdomisili di sekitar perairan Danau
Maninjau terutama di daerah sempadan danau, pada umumnya memiliki tingkat
pendidikan yang rendah. Pekerjaan masyarakat sebagian besar adalah petanidengan tingkat pendapatan termasuk kategori rendah. Persepsi masyarakat
mengenai pengendalian pencemaran yang terjadi di perairan danau termasuk
kategori rendah.
Aliran beban limbah yang masuk ke perairan danau selain berasal dari
daerah di sempadan danau yang membawa limbah organik juga berasal dari
-
7/31/2019 Parameter Fisika, Kimia Dan Mikrobiologi Perairan Danau
60/60
133
kegiatan kerambah jaring apung (KJA). Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
KJA ini berupa sisa pakan yang tidak dimakan ikan dan feses yang dapat
menumpuk dan menimbulkan sedimentasi di dasar perairan danau.
Skenario yang mungkin akan terjadi di masa depan pada perairan Danau
Maninjau adalah skenario pesimistik, moderat dan optimistik. Berdasarkan
pendapat para pakar, skenario yang paling mungkin terjadi adalah moderat dan
pesimistik. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan atau strategi yang tepat
untuk mengubah kondisi pesimistik dan moderat yang menyebabkan beban
limbah melebihi baku mutu yang ditetapkan menjadi optimistik, sehingga beban
limbah di bawah ambang baku mutu yang ditetapkan. Stategi penurunan laju
pertumbuhan KJA menjadi 2%, dan penerapan pemberian pakan yang efektif
dengan rasio 3% dengan pakan yang rendah kandungan fosfornya, sehingga dapatmengurangi limbah (sisa pakan) yang masuk ke perairan danau. Disamping itu,
strategi penekanan laju pertumbuhan penduduk tidak melebihi 1%, pembuatan
instalasi pengolahan limbah rumah tangga (tanki septik) yang berbasis masyarakat
sangat diperlukan karena mampu mengurangi beban limbah yang masuk ke
perairan danau. Hal lain yang dapat dilakukan adalah upaya penanggulangan dari
sumber beban limbah itu sendiri seperti peningkatan kesadaran masyarakat
terhadap dampak limbah terhadap perairan danau.