paraplegia

1
Paraplegia/tetraplegia akibat miastenia gravis Mulai timbulnya dengan ptosis (90%) unilateral/bilateral. Setelah beberapa minggu atau bulan, dilengkapi dengan diplopia (paralisis ocular) dan suara sengau (paralisis palatum molle). Kelumpuhan2 ini timbul tiap siang hari menjelang sore atau malam. Pada pagi hari orang sakit tidak dingganggu oleh kelumpuhan apapun. Tetapi lama kelamaan kelumpuhan bulbar dapat bangkit juga pada pagi hari sihingga boleh dikatakan sepanjang hari orang sakit tidak bebas dari kesulitan penglihatan (karena diplopia/ptosis) dan menelan atau mengunyah. Kelemahan otot2 non bulbar umumnya dijumpai pada tahap yang sudah lanjut sekali. Yang pertama terkena ialah otot2 leher, shingga kepala harus ditegakkan denga tangan. Kemudian otot2 anggota gerak berikut otot2 interkostal. Atrofi otot ringan dapat ditemukan pada permulaan, tetapi selanjutnya tidak lebih memburuk lagi. Ptosis miastenia gravis sering dimualai dengan ptosis sesisi yang kemudian menjadi bilateral. Ptosis miastenia gravis yang ringan dapat diperjelas dengan tes wartenberg. Dengan test tersebut pasien diminta untuk menatapkan kedua matanya pada sesuatu yang berada sedikit lebih tinggi dari matanya. Pada ptosis miastenik, kedua kelopak mata atas kanan akan lebih menurun 1-2 menit setelah menjalani test tersebut. Dengan penyuntikan tensilo iv ptosis miastenik akan lansung lenyap. Dalam kondisi kelelahan ptosis akan timbul dengan lebih jelas. Pada miastenia gravis paresis fasialis hampir selamanya bilateral. Kegiatan enzi cholinesterase terlampau tinggi,mungkin terjadi pemecahan acetylcholine yang terlampau cepat, sehingga tidak ad acetylcholine tersisa yng memindahkan gaya sarafi ke unsur muskul. Dalam hal tersebut, otot-otot tidak akn berkontraksi, yang berarti bahwa otot lumpuh.

Upload: angga-mahayasa

Post on 12-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: Paraplegia

Paraplegia/tetraplegia akibat miastenia gravis

Mulai timbulnya dengan ptosis (90%) unilateral/bilateral. Setelah beberapa minggu atau bulan, dilengkapi dengan diplopia (paralisis ocular) dan suara sengau (paralisis palatum molle). Kelumpuhan2 ini timbul tiap siang hari menjelang sore atau malam. Pada pagi hari orang sakit tidak dingganggu oleh kelumpuhan apapun. Tetapi lama kelamaan kelumpuhan bulbar dapat bangkit juga pada pagi hari sihingga boleh dikatakan sepanjang hari orang sakit tidak bebas dari kesulitan penglihatan (karena diplopia/ptosis) dan menelan atau mengunyah. Kelemahan otot2 non bulbar umumnya dijumpai pada tahap yang sudah lanjut sekali. Yang pertama terkena ialah otot2 leher, shingga kepala harus ditegakkan denga tangan. Kemudian otot2 anggota gerak berikut otot2 interkostal. Atrofi otot ringan dapat ditemukan pada permulaan, tetapi selanjutnya tidak lebih memburuk lagi.

Ptosis miastenia gravis sering dimualai dengan ptosis sesisi yang kemudian menjadi bilateral. Ptosis miastenia gravis yang ringan dapat diperjelas dengan tes wartenberg. Dengan test tersebut pasien diminta untuk menatapkan kedua matanya pada sesuatu yang berada sedikit lebih tinggi dari matanya. Pada ptosis miastenik, kedua kelopak mata atas kanan akan lebih menurun 1-2 menit setelah menjalani test tersebut. Dengan penyuntikan tensilo iv ptosis miastenik akan lansung lenyap. Dalam kondisi kelelahan ptosis akan timbul dengan lebih jelas.

Pada miastenia gravis paresis fasialis hampir selamanya bilateral.

Kegiatan enzi cholinesterase terlampau tinggi,mungkin terjadi pemecahan acetylcholine yang terlampau cepat, sehingga tidak ad acetylcholine tersisa yng memindahkan gaya sarafi ke unsur muskul. Dalam hal tersebut, otot-otot tidak akn berkontraksi, yang berarti bahwa otot lumpuh.