partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman ... · sampah rumah tangga, sampah ini...
TRANSCRIPT
96
©2017ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
JURNALILMULINGKUNGANVolume15Issue2(2017):96-111 ISSN1829-8907
PartisipasiMasyarakatDalamPengelolaanSampahPemukimanPadaKecamatanTungkilIlirKabupatenTanjungJabungBarat
FitrizaYuliana1,SeptuHaswindy2
1DinasEnergidanSumberDayaMineralProvinsiJambi,JalanAriefRachmanHakimNo.30A,Telanaipura,KotaJambi,36361,email:fitrizayuliana@rocketmail.com2BadanPenelitiandanPengembanganDaerahProvinsiJambi,JalanR.MNoorAtmadibrataNo.1A,Telanaipura,KotaJambi,36361,E-mail:[email protected]
ABSTRAK
Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagai daerah pasang surutmemiliki keunikan dalambentukbangunanrumahdaninitentunyaberdampakpadabudayamasyarakatyangsengajamembuangsampahkebawahrumah.Tujuandalampenelitianiniadalahuntukmengidentifikasifaktor-faktoryangmempengaruhitingkatpartisipasimasyarakatterhadappengelolaansampahpemukiman,untukmengetahuitingkatpartisipasimasyarakatdalampengelolaansampahpemukimansertauntukmenganalisishubungankarakteristikmasyarakatdanlingkunganpemukiman dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman sehingga terwujudkebersihan dan keindahan keberlanjutan lingkungan pemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir. Berdasarkan hasilanalisisdistribusifrekuensiyangdilakukanbahwafaktor-faktoryangmempengaruhitingkatpartisipasimasyarakatdalam pengelolaan sampah pemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir adalah tingkat pendidikan, pendapatan, luashalaman,keadaanlingkungan,sikapterhadaplingkungandanpersepsimasyarakat.TingkatpartisipasimasyarakatdalampengelolaansampahpemukimandiKecamatanTungkal IlirKabupatenTanjungJabungBaratdikategorikanrendah atau kurang yaitu sebesar 56,0%, sedang atau cukup sebesar 25,0% dan tinggi atau baik sebesar 19,0%.Berdasarkan hasil analisis chi-square karakteristik masyarakat dan lingkungan pemukiman berhubungan positifsangatnyatadengantingkatpartisipasimasyarakatdalampengelolaansampahpemukimandiKecamatanTungkalIlir Kabupaten Tanjung Jabung Barat, karakteristik masyarakat yang tidak memiliki hubungan dengan tingkatpartisipasimasyarakatdalampengelolaansampahpemukimanadalahlamatinggal.
Katakunci:pengelolaansampahpemukiman,karakteristikmasyarakat,partisipasimasyarakat
EnglishTitle:CivilSocietyParticipationinHouseholdGarbageManagementatTungkalIlirSubdistrictWestTanjungJabungRegency
ABSTRACT
Subdistrict Tungkal IlirWest Tanjung Jabung regency astidal area hasa distinctive formof house and it certainlyaffectedtosocietyculturewhichintentionallythrowthegarbagedownwardsthehouse.Thepurposeofthisresearchistoidentifytheinfluencingfactorsofcivilsocietyparticipationinhouseholdgarbagemanagement,toidentifylevelof societyparticipation inhousehold garbagemanagement and to analyse the characteristic of relationof societycharacteristic and settlement environmentwith society participation level in household garbagemanagement tillcleanliness and continuityof settlement environmentalbeautyatTungkal Ilir subdistrict. In result ofdistributionfrequency anlaysis stated factors that influence society participation level in household garbagemanagement atTungkal Ilirsubdistrictareeducation level,earning,yard,environmentcircumstance,attitudetoenvironmentandsocietyperception.LevelofsocietyparticipationinhouseholdgarbagemanagementinTungkalIlirsubdistrictWestTanjungJabungcategorizedloworlessthatequalto56,0%,mediumorenoughequalto25,0%andhighorgoodequalto19,0%.Basedonchi-squareanalysisresult,societyandenvironmentcharacteristiccorrelatepositiveandveryrealwithsocietyparticipationlevel inhouseholdgarbagemanagementatTungkalIlirsubdistricWestTanjungJabung,societycharacteristicwhichhasnorelationshipwithsocietyparticipationlevelinhouseholdgarbagemanagementistimeofstayperiode.
Keywords:housewastemanagement,societycharacteristic,societyparticipation
Citation:Yuliana,F.danHaswindy, S. (2017).PartisipasiMasyarakatDalamPengelolaanSampahPemukimanPadaKecamatanTungkilIlirKabupatenTanjungJabungBarat.JurnalIlmuLingkungan,15(2),96-111,doi:10.14710/jil.15.2.96-111
Yuliana,F.danHaswindy,S.(2017).PartisipasiMasyarakatDalamPengelolaanSampahPemukimanPadaKecamatanTungkilIlirKabupatenTanjungJabungBarat.JurnalIlmuLingkungan,15(2),96-111,doi:10.14710/jil.15.2.96-111
97©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
1.LatarBelakangSaat ini sampah menjadi persoalan serius
terutama bagi daerah perkotaaan sebagai daerahdengan tingkat kepadatan yang tinggi dan jumlahkonsentrasisampahyangbesar.MenurutBalaiTeknikAir Minum dan Sanitasi Wilayah I KementerianPekerjaanUmum(2012:8)hal iniakibatdarimakinbesarnyajumlahtimbulansampahperkotaansebesar2-4%/tahun yang tidak didukung oleh sarana danprasarana persampahan yang memadai, rendahnyakualitas dan tingkat pengelolaan sampah sertaketerbatasan lahan Tempat Pemprosesan Akhir(TPA).
Produksisampahtidaksebandingdengansistempengangkutan dan pengelolaannya selama inisehinggaterjadipenumpukansampahdimana-mana.Mengenaipengelolaansampahyanghinggakinimasihmenjadi permasalahan kota, apabila sampah tidakdilakukan pengelolaan dengan baik maka akanmenimbulkan masalah. Timbunan sampah yang takterkendaliakibataktivitasmanusiaakanberdampakpada permasalahan lingkungan sepertimenurunnyakeindahan kota, timbulnya bau dari pembusukansampah, terjadinya pencemaran udara akibatpembakaran sampah yang mengganggu kesehatanmasyarakat dan menjadi sumber penyakit bagikesehatanmanusia.TimbunansampahdiTPAdenganjumlahyangbesarakanmelepasgasmethana(CH4)sehingga berpotensimeningkatkan emisi gas rumahkaca. Pencemaran sumur dan air tanah akan terjadiapabilacairanyangdikeluarkanolehsampahtersebut(air lindi) meresap ke tanah serta terjadinyapendangkalansungaiakibatpembuangansampahkesungaiataubadanair(Suwerda,2012:6-7).
Persentase rumah tangga di Provinsi Jambidalam perlakuannya memilah sampah mudahmembusuk dan tidak mudah membusuk sebesar5,83% sampah dipilah dan sebagian dimanfaatkan,10,28% sampah dipilah kemudian dibuang dan83,90% sampah tidak dipilah (BPS, 2013). Secarageografis, Kecamatan Tungkal Ilir di KabupatenTanjung Jabung Barat merupakan daerah pesisirberada pada ketinggian tiga meter dari permukaanlaut(BPSKabupatenTanjungJabungBarat,2014:2).Sebagai daerah pasang surut, kondisi tersebut akanberpengaruh terhadap ciri khas bangunan sebagaitempat tinggal masyarakatnya yaitu menggunakanpondasi cerucuk kayu untuk membangun rumah.Keunikan ini tentunya berdampak pada budayamasyarakat dalam membuang sampah, dimanamasyarakat dengan sengaja membuang sampah kebawah rumah mereka bahkan dengan memberilubang di lantai rumah untuk memudahkan dalammembuang sampah. Mungkin mereka menganggapbahwasampahyangmerekabuangkebawahrumahakanikutmengalirkesungaidisaatairpasang.Akantetapi,kondisiiniberdampakburukdisaatairsurut,dimana sampah akan menumpuk di bawah rumahwargayangsebagianbesardenganrumahpanggung.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan olehkelompok kerja pada Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Bapemdal Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun2013 bahwa pengelolaan sampah rumah tangga diKabupaten Tanjung Jabung Barat terbanyak yaitudilakukan dengan cara dibakar sebesar 78,33 %,dibuang ke lahan kosong 7,24 %, dibiarkan sajasampaimembusuk3,68%,dibuangkedalamlubangtetapitidakditutupdengantanah2,8%,dikumpulkandandibuangkeTPS2,54%,dibuangkesungai1,35%,dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah0,96 %, dikumpulkan oleh kolektor informal yangmendaur ulang 0,56 % dan lain-lain. Hal inimenunjukkan bahwa sampah belum dijadikansumberdaya bagi masyarakat Kabupaten TanjungJabungBarat.
Menurut Mardikanto (2015: 78) bahwapembangunan berkelanjutan (sustainabledevelopment) mensyaratkan adanya pengelolaansumberdaya ekologi secara bijaksana olehmasyarakat lokal salah satunya mendorongmasyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatansampahmenjadisumberdaya.
Berdasarkan jumlah penduduk tiap-tiapkecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat,penduduk terkonsentrasi di Kecamatan Tungkal Ilirkarena daerah ini merupakan ibukota kabupaten.Sebagian besar penduduk di kecamatan ini adalahpendatang atau perantau dengan komposisi SukuBanjar sebagai suku mayoritas, sisanya Suku Bugis,Suku Minang dan perantau yang berasal dari Riau.Pertumbuhan rata-rata penduduk pertahun diKecamatan Tungkal Ilir selama tahun 2010 sampaidengan tahun 2013 sebesar 2,29% (BPS KabupatenTanjung Jabung Barat, 2014: 21). Semakinmeningkatnya penduduk maka akan meningkatkanpola konsumsi masyarakat yang semakin beragamdantentunyaakanberdampakpadavolumesampah.Teknologi ramah lingkungan untuk mengurangisampah semakin digalakkan, kondisi inimembutuhkan suatu kesadaran masyarakat danpemerintah dalam mengambil kebijakan untukmengurangi dampak negatif dari meningkatnyavolume sampah demi mewujudkan kebersihan dankeindahan keberlanjutan lingkungan pemukimanyangsehatdanaman.
MenurutKholil(2005:186)upayapenguranganproduksi sampah melalui pengurangan lajupertambahanpendudukkurangefektif.Penguranganefektif dapat dilakukan melalui peningkatanpartisipasi masyarakat sebagai sumber utamasampah. Dalam melaksanakan pembangunanberkelanjutan, pentingnya partisipasi setiap wargamasyarakat melalui suatu kegiatan pembangunan.Dahuri et al. (1996) dalam Erwina (2005: 8)menyatakan bahwa untuk mewujudkan programpengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan lautansecara terpadu dibutuhkan partisipasi masyarakatyang tepat dan optimal. Khusus dalam pengelolaansampah, sampai saat ini peran serta masyarakatsecaraumumhanyasebataspembuangansaja,belumsampai tahap pengelolaan yang dapat bermanfaat
JurnalIlmuLingkungan(2017),15(2):96-111,ISSN1829-8907
98©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
kembali.Kondisiinimencerminkanbahwakesadaranmasyarakat terhadap penanganan sampah masihrendah, masyarakat belum menganggap sampahsebagai suatu sumber daya (resources),masyarakatbelum terinformasikan tentang berbagai peraturanatau pedoman dalam pengelolaan sampah,pemerintah cenderung menjadikan masyarakatsebagai objek dalam pembangunan sehinggapemerintah kurang mengikutsertakan masyarakatdalam proses pengelolaan sampah. Sebaiknyapemerintah menjadikan masyarakat sebagai subjekdalam pembangunan dalam hal perencanaan,pelaksanaandanpengawasan.
MenurutUndang-UndangNomor18Tahun2008tentang pengelolaan sampah, bahwa sampah adalahsisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau prosesalam yang berbentuk padat. Menurut LembagaPenelitianUniversitasIndonesia(1989)dalamKholil(2005: 9) sampah merupakan limbah padat atausetengah padat yang berasal dari aktivitasmanusia,terdiridaribahanorganikdananorganikyangdapatdibakar dan tidak dibakar, dan tidak termasukkotoran manusia. Selanjutnya menurut Murtadho(1988) dalam Solehati (2005: 6) sampah dapatdiartikansebagaisuatubahanataubendapadatyangtidakdikehendakiyangberasaldariaktivitassehari-haridanbersifatpadat,cairataugas.Suryati(2014:3)menyatakanbahwasampahmerupakanmaterialsisayangtidakdiinginkanhasildarisuatuproses.
BerdasarkanUndang-UndangNomor18Tahun2008, sampah yang dikelola terdiri dari (1) sampahrumah tanggamerupakan sampah campuran antarasampah organik dan anorganik, sampah ini berasaldarikegiatansehari-haridalamrumahtangga,disebutjugadengansampahpemukiman;(2)sampahsejenissampah rumah tangga, sampah ini berasal darikawasan komersial seperti berasal dari hotel,perkantoran, restoran, rumah sakit, kawasanpariwisata,danlain-lain(3)sampahspesifik,sampahyang digolongkan dengan sampah spesifik adalahsampah yang mengandung B3 (bahan berbahayaberacun), limbah B3, sampah yang timbul akibatbencanadansebagainya.
Prajudi (1980) dalam Solehati (2005: 12)menyatakan bahwa pengelolaan merupakanpengendalian dan pemanfaatan semua faktor dansumberdaya dimana diperlukan suatu perencanaanuntuk mencapai tujuan yang dimaksud. Istilahpengelolaan dapat disamakan dengan manajemen.Dalam proses manajemen, terlibat fungsi pokokdiantaranya planning, organizing, actuating dancontrolling(POAC).
Menurut Azwar (1990) dalam Matrizal(2005: 9) bahwa jumlah sampah ditentukan olehkebiasaan hidup masyarakat, musim dan waktu,standar hidup, macam masyarakat dan carapengelolaan sampah. Menurut Jumar (2014: 10)bahwafaktorpendukungdalampengelolaansampahantara lain tingkat pendidikan, pengembanganteknologi dan model pengelolaan sampah, aksi
kebersihan, adanyaperaturan tentangpersampahandanpenegakanhukum.
Azwar (1990) dalam Matrizal (2005: 9)menyatakan bahwa pencemaran lingkungan palingutamadiIndonesiaadalahpencemaranyangberasaldari sampah rumah tangga. Pada umumnya jumlahsampahditentukanolehkebiasaanhidupmasyarakat,waktudanmusim,standarhidup,macammasyarakat,carapengelolaansampah.
Hana dan Munasinghe (1995); Ostrom(1992) dalam Kholil (2005: 29)menyatakan bahwaperan serta merupakan bentuk perilaku yangditentukan oleh karakteristik diri seseorang danlingkungan.MenurutFahrudin(1995)dalamErwina(2005: 9) karakteristik sosial ekonomi masyarakatpesisir berbeda dengan kelompok masyarakatindustri. Hal ini dikarenakan keeratan karakteristikekonomimasyarakatpesisir,ketersediaansaranadanprasarana dan sosial budaya. Menurut Mardikanto(2015:21-190)beberapakarakteristikdiriseseorangsebagaiwargamasyarakatantara lain jeniskelamin,umur, suku atau etnis, agama, jumlah anggotakeluarga, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,pekerjaan, keterlibatan dalam organisasikemasyarakatan, perilaku keinovatifan, jumlah dankepadatanpenduduk(haliniakanmenentukanragamstatus dan luas rata-rata kepemilikan lahan), sikapmasyarakat terhadap penegakkan peraturan-peraturanyangada,manajemendanresolusikonflik.
Inti dari partisipasi masyarakat adalahketerlibatan masyarakat dalam proses pengambilankeputusanyangmenyangkutkepentinganmasyarakat(Mikkelsen, 2011: 9-59). Di dalam kegiatanpembangunan, partisipasi masyarakat merupakanperwujudan kesadaran dan kepedulian sertatanggung jawab masyarakat terhadap pentingnyapembangunan, sehingga masyarakat menyadaribahwa kegiatan pembangunan bukanlah kewajibandari pemerintah sendiri akan tetapi menuntutketerlibatanmasyarakat(Mardikanto,2015:81).
Berdasarkanpermasalahanyangtelahdiuraikandiatas tulisan ini bertujuan; (1) Untukmengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhitingkatpartisipasimasyarakatterhadappengelolaansampah pemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir, (2)Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakatdalampengelolaansampahpemukimandiKecamatanTungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (3)Untuk menganalisis hubungan karakteristikmasyarakat dan lingkungan pemukiman dengantingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaansampah pemukiman sehingga terwujud kebersihandankeindahankeberlanjutanlingkunganpemukimandiKecamatanTungkalIlir.
2.MetodePenelitian ini menggunakan metode deskriptifevaluatif, dimana objek studi yangdilakukan adalahmasyarakat Kecamatan Tungkal Ilir KabupatenTanjung Jabung Barat dalam pengelolaan sampah
Yuliana,F.danHaswindy,S.(2017).PartisipasiMasyarakatDalamPengelolaanSampahPemukimanPadaKecamatanTungkilIlirKabupatenTanjungJabungBarat.JurnalIlmuLingkungan,15(2),96-111,doi:10.14710/jil.15.2.96-111
99©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
pemukiman. Analisis yang digunakan adalahdeskriptif kualitatif yang akan menggambarkanfaktor-faktoryangmempengaruhitingkatpartisipasimasyarakat, sejauh mana tingkat partisipasimasyarakatsertahubungankarakteristikmasyarakatdan lingkungan pemukiman dengan tingkatpartisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampahpemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir KabupatenTanjungJabungBarat.Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tungkal IlirKabupatenTanjungJabungBaratProvinsiJambiyang
memiliki 8 (delapan) kelurahan dan 2 (dua) desa.Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan carastratified random sampling berdasarkan tingkatkepadatan penduduk di tempat penelitian. KondisiKecamatanTungkalIliryanghomogenmembuattidaksemua kelurahan atau desa dijadikan sampel.Kelurahanataudesaterpilihdibagiberdasarkanletakadminstrasinyayaitubagianhulu,tengahdanhilir.
Gambar1.PemilihanRTdariKelurahanatauDesasebagaiLokasiSampelPenelitian
Tabel1.MatrikSebaranSampel
Responden RTPadat Sedang Jarang
Kel/Desa HuluTengahHilir
KhRpKtRpKiRp
KhRsKtRsKiRs
KhRjKtRjKiRj
JumlahSampel KRp KRs KRjKeterangan: K =Kelurahan/Desa h=Hului =Hilir s =SedangR =RT t=TengahP =Padat j=Jarang
JurnalIlmuLingkungan(2017),15(2):96-111,ISSN1829-8907
100©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
Tabel2.JumlahMasing-masingSampelpadaRTTerpilih
Kelurahan/Desa RT
Nama JmlhKK JmlhSampel No JmlhKK JmlhSampel
TelukSialang 145 16 01
05
13
74
43
28
8
5
3
TungkalIII 336 36 02
04
13
176
112
48
19
12
5
KampungNelayan
445 48 07
05
13
235
135
75
25
15
8
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlahresponden (n) dalam penelitian ini menggunakanrumusSlovin(Sevillaetal.,1992)sebagaiberikut:
………………..…(1)
Dimananadalahjumlahresponden,Nadalahjumlahpopulasi (kepala keluarga), e adalah presisidiharapkan(10%).
Jumlah penduduk di Kecamatan Tungkal Ilirsebanyak64.910jiwa.Maka,jumlahsampelyangakandijadikan objek dalam penelitian ini berdasarkanrumus Slovin sebanyak 100 orang kepala keluarga.MatriksebaransampeldapatdilihatpadaTabel1.
Pengumpulan data dilakukan dengan metodesurvey deskriptif melalui wawancara, penelusuranpustaka dan pengamatan di lapangan. Data yangdikumpulkan terdiridaridataprimerdan sekunder.Metodepengumpulandataprimerdilakukanmelaluiwawancarakepadaresponden(kepalakeluarga)padaRTterpilihmenggunakankuisionerdenganberbagaipertanyaan menggunakan angket atau formulir danmelakukan pengamatan langsung di lapanganterhadap kondisi fisik pengelolaan sampahpemukimandiKecamatanTungkalIlir.Datasekunderdidapat melalui data dan laporan dari beberapainstansi terkait di Kabupaten Tanjung Jabung Baratsertapustakalainnyagunamendukungpenelitianini.
Pengolahan dan analisa data dilakukansecara statistik kualitatif non parametrik untukmenguji data ordinal dari hipotesis yang diajukan,kemudian diproses menggunakan program SPSS(Statistical Program for Social Science) padakomputer. Hubungan antara variabel pada sampeldengandatayangberskalaordinaldilakukanmelaluiujistatistikX2(khikuadrat)denganrumus(Suliyanto,2014:129):
𝑋U = (VWXVY)Z
VY[\]^ …………….(2)
DimanaX2adalahchi-square,foadalahfrekuensi
yang diobservasi, fe adalah frekuensi yangdiharapkan. Untuk mengetahui tingkat keeratanhubunganantarvariabel(variabelbebasdanvariabeltidak bebas) akan dilakukan uji korelasi RankSpearman.Rumusyangdigunakanuntukmenghitungkoefisien korelasi Rank Spearman adalah sebagaiberikut(Irianto,2015:144):
……………….(3)
Dimana rs adalah koefisien korelasi Rank
Spearman,6 adalah konstanta, d adalah selisihantar dua variabel, variabel X merupakan variabeltidak bebas yaitu tingkat partisipasi masyarakat(perencanaan, pelaksanaan, pengawasan danpenilaian)sedangkanvariabelYmerupakanvariabelbebas yaitu (pendidikan, pendapatan, lama tinggal,luas halaman, keadaan lingkungan, persepsimasyarakatdansikapterhadaplingkungan),nadalahjumlahpengamatan
Untukmengetahuiapakahvariabelbebas(x)berpengaruhsignifikanterhadapvariabeltidakbebas(y)makaakandilakukanujituntukkorelasispearmandenganrumus(Irianto,2015:146-147):
……………………………..(4)
21 NeNn
+=
)1(6
1 2
2
--= å
nnD
rs
212
ss rnrt--
=
Yuliana,F.danHaswindy,S.(2017).PartisipasiMasyarakatDalamPengelolaanSampahPemukimanPadaKecamatanTungkilIlirKabupatenTanjungJabungBarat.JurnalIlmuLingkungan,15(2),96-111,doi:10.14710/jil.15.2.96-111
101©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
Keterangan:Dimanan-2adalahderajatkebebasan• Jikathitunglebihbesardarittabelpadatingkat
signifikansi 5% (taraf kepercayaan 95%) makahargarssignifikan(korelasisignifikan).
• Jika thitung lebihkecildari t tabelpada tingkatsignifikansi 5% (taraf kepercayaan 95%) makaharga rs tidak signifikan (korelasi tidaksignifikan).
3. HasildanPembahasan
Faktor-faktoryangMempengaruhiTingkatPartisipasiMasyarakat Terhadap Pengelolaan SampahPemukimanyaitu:A. Karakteristik Masyarakat dan Lingkungan
Pemukiman
1. TingkatpendidikanBerdasarkan Tabel 3 didapatkan 61,0% respondenlulus SD atau SMP, sebanyak 24,0% respondenberpendidikan SMA dan 15,0% respondenberpendidikantinggiyaitudiplomaatausarjana.Halini mengindikasikan bahwa tingkat pendidikan
respondenyangmenjadicontohdalampenelitianinimasih rendah sehingga lebih sulit dalam menyerapinformasi khususnya yang berhubungan denganpengelolaansampahpemukiman.
2. PendapatanPendapatan dimaksud adalah pendapatan rata-ratayang diterima oleh responden setiap bulannya.Berdasarkan Tabel 4 diperoleh 62,0% pendapatanrespondenperbulanmasihrendahyaitukurangdariRp. 1.710.000,- atau di bawah rata-rata upahminimumyangditetapkanProvinsiJambiuntuktahun2015,sebanyak26%pendapatanrespondenperbulanadalah sedang antara Rp. 1.710.000,- sampai Rp.3.000.000,- dan sebanyak 12% pendapatanresponden tergolong tinggi yaitu lebih dari Rp.3.000.000,- atau di atas rata-rata upah minimumprovinsi. Hal ini dikarenakan secara geografisKecamatan Tungkal Ilir merupakan daerah pesisiryangsebagianbesarmasyarakatnyasebagainelayandan bergerak dibidang pengelolaan hasil laut sertaberdasarkan hasil pengamatan bahwa kesempatankerja di daerah penelitian ini sangat kecil sehinggaberpengaruhpadatingkatpendapatan.
Tabel3.DistribusiFrekuensiTingkatPendidikanResponden
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. Rendah (SD atau SMP sederajat) 61 61.0
2. Sedang (SMA sederajat) 24 24.0
3. Tinggi (Diploma atau Sarjana) 15 15.0
Total 100 100,0
Tabel4.DistribusiFrekuensiTingkatPendapatanResponden
No. Pendapatan Frekuensi Persentase(%)
1. Rendah(<Rp.1.710.000,-) 62 62.0
2. Sedang(Rp.1.710.000,-s/dRp.3.000.000,-) 26 26.0
3. Tinggi(>Rp.3.000.000,-) 12 12.0
Total 100 100,0
3. LamaTinggalBerdasarkan hasil penelitian diketahui lama tinggalresponden(dalamtahun)diwilayahpemukimanyangmenjadi lokasi penelitian. Berdasarkan Tabel 5sebanyak10,0%respondenkurangdari3(tiga)tahunberada di wilayah pemukimannya, sebanyak 7,0%
responden dikategorikan sedang antara 3 (tiga)sampai 5 (lima) tahun berada di wilayahpemukimannya dan sebanyak 83,0% respondendikategorikan lama atau lebih dari 5 (lima) tahunberadadiwilayahpemukimannya.
JurnalIlmuLingkungan(2017),15(2):96-111,ISSN1829-8907
102©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
Berdasarkanhasilpenelitian sebagianbesarrespondensudahlamamenempatitempattinggalnya.Faktoryangsangatmempengaruhidari lamatinggalresponden ini adalah daerah penelitian yangmerupakan daerah lama dimana perantau masukmemalui jalur laut ke Kecamatan Tungkal Ilirkemudian menetap dan turun temurun memilikikeluarga serta ibukota kabupaten sebelumdimekarkanpun berada di Kota Kuala TungkalKecamatanTungkalIlir.
4. LuasHalaman
Berdasarkan Tabel 6 didapatkan 17,0%responden tidakmemilikihalaman, sebanyak59,0%responden memiliki halaman tetapi tidak memilikimediatanamsehinggatanamanditanamdenganpot
dan hanya bisa parkir motor, sebanyak 24,0%responden dikategorikan memiliki halaman danmediatanamdanbisaparkirmobil.Bahwalebihdarisetengah responden memiliki halaman rumah yangsempit (hanya bisa parker motor). Hal inidikarenakankondisigeografisKecamatanTungkalIlirsebagaikotapasang surutdenganbiayayang cukupbesar untuk membangun sebuah rumah, sehinggasangat sedikit masyarakat yang memiliki halamanyangluas.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi BerdasarkanLuasHalamanResponden
.
Tabel5.DistribusiFrekuensiLamaTinggalResponden
No LamaTinggal Frekuensi Persentase(%)
1 Baru(<3tahun) 10 10.0
2 Sedang(3-5tahun) 7 7.0
3 Lama(>5tahun) 83 83.0
Total 100 100.0
Tabel6.DistribusiFrekuensiBerdasarkanLuasHalamanResponden
No. LuasHalaman Frekuensi Persentase(%)
1. Tidak memiliki halaman (tidak ada tanaman, tidak bisaparkirkendaraan)
17 17.0
2. Memilikihalaman(tidakmemilikimediatanam,tanamanditanamdenganpot,hanyabisaparkirmotor)
59 59.0
3. Memilikihalaman(adamediatanamuntuktumbuhtanamanbahkanpepohonan,bisaparkirmobil)
24 24.0
Total 100 100,0
5. KeadaanLingkunganPemukimanKeadaanlingkunganpemukimanadalahmenyangkutsituasi dan kondisi secara fisik keadaan lingkunganpemukimanmasyarakat,seperti:kepemilikankamarmandi, kondisi jamban atauwc, sumber airminum,kondisi saluran air atau selokan, kepemilikan dankondisihalamanrumah,kepemilikanpagarhalamanrumah, kondisi pepohonan sekitar rumah, bahanbangunan dinding dan lantai rumah, kondisi sinarmatahari, kondisi jalan, kondisi luas rumah sertakondisitempatpembuangansampah. Berdasarkan kuisioner, dapat diuraikankeadaan lingkungan pemukiman yang paling tinggidikemukakan oleh responden. Sebagian besarresponden telah memiliki kamar mandi (87%).Sumber air minum yang digunakan oleh respondensebagianbesaradalahairhujanatauairgalon(97%).Hal ini didukung oleh data BPS Tahun 2014 bahwa
sumber air minum masyarakat Kecamatan TungkalIlirhanyaairhujandanairkemasanatauairisiulang.Kondisi saluran air atau selokan sekitar rumahrespondenadasampahtetapiairnyamengalir(49%).Sementaraitu,sebagianbesarrumahrespondentidakmemilikipagar(66%)dansekitarrumahrespondentidakmemilikipohon(55%).Sebesar69%bangunandinding dan lantai rumah responden terbuat darikayu.Kondisi jalanrumahrespondenadalahsempit,tidakdapatdilewatimobildenganpersentasesebesar50%. Kondisi luas rumah responden adalah sedangdengan (ada ruang tamu,kamar tidur,kamarmandidan dapur) dengan jumlah 57%. Sebagian besarresponden (55%) tidak memiliki tempat sampah,sehinggasampahdibuangketempatterbuka.Dengandemikian, secara umum dilihat dari keadaanlingkunganresponden,aspeksanitasibelumbaikdanmemadai. Untuk mengetahui kategori keadaan
Yuliana,F.danHaswindy,S.(2017).PartisipasiMasyarakatDalamPengelolaanSampahPemukimanPadaKecamatanTungkilIlirKabupatenTanjungJabungBarat.JurnalIlmuLingkungan,15(2),96-111,doi:10.14710/jil.15.2.96-111
103©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
lingkungan pemukiman secara keseluruhan, dapatdilihat pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 2didapatkan 35% keadaan lingkungan pemukimanresponden dikategorikan keadaan kurang, sebanyak45,0% keadaan lingkungan pemukiman respondensedang dan sebanyak 20,0% keadaan lingkunganpemukimanrespondendikategorikanbaik.Salahsatu
faktor yang perlu diperbaiki oleh responden terkaitkeadaan lingkungannya adalah memiliki tempatsampah sehingga sampah tidak dibuang ke tempatterbuka, untuk menghindari bau dan menjagakebersihan lingkungan tempat tinggal sebaiknyagunakan tempat sampah tertutup dan tidakmembiarkansampahmenumpuklebihdariduahari.
Gambar2KeadaanLingkunganPemukimanResponden
Gambar3.SikapRespondenterhadapLingkungan
Tabel7.DistribusiFrekuensiSikapRespondenTerhadapLingkunganSikapTerhadapLingkungan Setuju KurangPeduli TidakSetuju
n % n % n %
1. Jikaadaorangyangmembuangsampahsembarangan
5 5.0 29 29.0 66 66.0
2. Jikamelihatsampahberserakan
1 1.0 27 27.0 72 72.0
3. Jikamelihatsampahyangbelumdibersihkandandiangkutolehpetugaskebersihan
3 3.0 26 26.0 71 71.0
6. SikapTerhadapLingkunganBerdasarkan Tabel 7 sebesar 66% responden tidak
setuju jika ada orang yang membuang sampahsembarangan, 72% responden tidak setuju jika
JurnalIlmuLingkungan(2017),15(2):96-111,ISSN1829-8907
104©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
melihat sampah berserakan, 71% responden tidaksetuju jikamelihat sampah yang belum dibersihkandanbelumdiangkutolehpetugaskebersihan.
Sikap responden terhadap lingkungan secarakeseluruhanberdasarkanGambar3dengankategoribaiksebesar61%.Akantetapinilaipersentasesikapresponden terhadap lingkungan secara keseluruhanbelummaksimal(baik),terbuktimasihada26%sikapresponden yang kurang peduli dan bahkan setuju
(13%) jika ada orang yang membuang sampahsembarangan, melihat sampah berserakan, melihatsampahyangbelumdibersihkandanbelumdiangkutoleh petugas kebersihan. Hal ini erat kaitannyadengan budaya masyarakat Tungkal Ilir yangmembuangsampahkebawahrumah.
Gambar4.PersepsiRespondenTerhadapLingkungan
Tabel8.DistribusiFrekuensiPersepsiRespondenterhadapPengelolaanSampahPemukiman
No PersepsiTidakSetuju KurangPeduli SetujuN % n % n %
1 Semuasampahyangadadibuangpadatempatsampah
2 2.0 56 56.0 42 42.0
2 Sampahdisungaiatauparitatauselokanseharusnyadibersihkanuntukdibuangdandiangkutketempatpembuangansampahsementaraterdekat
1 1.0 66 66.0 33 33.0
3 Sebulansekali(hariminggu)wargamasyarakatmembersihkanlingkunganmasing-masingagarlingkungansehatdanbersihdarisampah
6 6.0 63 63.0 31 31.0
4 Membayarretribusisampahsetiapbulankepadapetugasataupemerintahuntukkelancaranprosespengelolaansampahpemukiman
13 13.0 69 69.0 18 18.0
5 HadirjikarapatditungkatRTatauKelurahanyangmembahastentangakandiadakannyagotongroyonguntukmembersihkanlingkunganpemukiman
6 6.0 67 67.0 27 27.0
6 Sanksibagiorangyangmembuangsampahdisembarangtempatataumelamggarperaturandalampengelolaansampahpemukiman
30 30.0 49 49.0 21 21.0
7 Prinsipwargamasyarakatyngmembuangsampahdikaliatauselokanatauparitadalahwajarkarenakondisinyasudahkotordanpenuhdengansampah
11 11.0 54 54.0 35 35.0
8 Menjagakebersihanlingkunganpemukimandarisampahmenjaditanggungjawabpemerintah
51 52.0 32 32.0 17 17.0
JurnalIlmuLingkungan(2017),15(2):96-111,ISSN1829-8907
105©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
7. PersepsiMasyarakatBerdasarkan Tabel 8. bahwa persepsi masyarakatsebesar 51% setuju jika menjaga kebersihanlingkungan pemukiman dari sampah menjaditanggung jawab pemerintah. Hal ini menunjukkanbahwa separuh dari responden masih menganggapmasalahsampahharusdiselesaikanolehpemerintahsaja.
BerdasarkanGambar4.dapatdilihatbahwasebesar24,0%persepsimasyarakattermasukdalamkategori buruk, sebesar 54,0% persepsimasyarakattermasukdalamkategori cukupdan22,0%persepsimasyarakat termasuk dalam kategori baik. Persepsirespondendinilaidalamkategoricukupatausedangdiharapkandapatmemberikan ideatausarandalampengelolaan sampah pemukiman sehingga sampahtidakmenjadisumberpencemaranlingkungan.B. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
PengelolaanSampahPemukiman
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaansampah pemukiman dengan konsep 3R yaituperencanaan, pelaksanaan dan pengawasan danpenilaian dalam pengelolaan sampah pemukiman.Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwapartisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampahpemukiman di Kecamatan Tungkal Ilir KabupatenTanjung Jabung Barat Provinsi Jambi dapat dilihatpadaTabel9.
Berdasarkan Tabel 9 didapatkan 56,%partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampahpemukiman dikatagorikan kurang, sebanyak 25,0%partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampahpemukiman sedang dan sebanyak 19,0%partisipasimasyarakat dalam pengelolaan sampah pemukimanbaik. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaansampah pemukiman terdiri dari perencanaan,pelaksanaansertapengawasandanpenilaian.
1. PerencanaanBerdasarkan Gambar 5 diperoleh rata-rata sebesar66,3% responden termasuk dalam kategori kurangdalammelakukan perencanaan pengelolaan sampahpemukiman, sebesar 24,3% responden termasukdalam kategori sedang dalam melakukanperencanaan pengelolaan sampah pemukiman dan
sebesar 9,3% responden termasuk dalam kategoribaik dalam melakukan perencanaan pengelolaansampah pemukiman. Hal-hal yang masih perludiperbaiki terkait dengan partisipasi masyarakatdalamperencanaanpengelolaansampahpemukimanadalah partisipasi masyarakat dalam memberikangagasan, pendapat atau ide dalam rapat yangberhubungan dengan pengelolaan sampahlingkunganpemukiman.
2. PelaksanaanBerdasarkan Gambar 7 secara umum partisipasimasyarakatdalampelaksanaanpengelolaan sampahpemukiman adalah kurang sebesar 48,6%, sedangsebesar 32,7%dan baik sebesar 18,7%.Masyarakatsebaiknya melakukan pengelolaan sampah rumahtangga dengan baik agar tidak terjadi pencemaranlingkungan pemukiman khususnya disaat air surutsampah akan berserakan sehingga merusakpemandangan, menimbulkan kesan kumuh dan bautidak sedap serta pencemaran terhadap air sungai.Dapat disimpulkan bahwa masyarakat KecamatanTungkal IlirKabupatenTanjung JabungBaratmasihrendahtingkatpartisipasinyadalampelaksanaan3. PengawasandanPenilaianPengawasan dan penilaian, ukuran indikatornyaadalah ketersediaan jumlah tempat pembuangansampah, kondisi TPS, frekuensi pelayananpengangkutan sampah, keikutsertaan masyarakat,cara kerja petugas kebersihan, pemerintahmemberikan insentif dan pemerintahmelaksanakanpromosi.
Berdasarkan Gambar 7 diperoleh bahwa69,9% partisipasi masyarakat dalam melakukanpengawasan dan penilaian pelayanan pemerintahdalampengelolaansampahpemukimandiKecamatanTungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Baratdikategorikan masih kurang, sebesar 22,3% cukupdan hanya 7,9% dikategorikan baik. Partisipasi inipenting untuk mengevaluasi dan terhadap programpengelolaansampahyangdilakukanpemerintahdanmerencanakan program yang lebih baik darisebelumnya.
Tabel9.DistribusiFrekuensiPartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
No PartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
Frekuensi Persentase(%)
1 Kurang 56 56.02 Sedang 25 25.03 Baik 19 19.0
JurnalIlmuLingkungan(2017),15(2):96-111,ISSN1829-8907
106©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
Gambar5.SebaranRespondenBerdasarkanKategoriPerencanaanMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
Gambar6.SebaranRespondenBerdasarkanKategoriPelaksanaanMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
Gambar7.SebaranRespondenBerdasarkanKategoriPengawasandanPenilaianMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
C. Hubungan Karakteristik Masyarakat danLingkungan Pemukiman dengan TingkatPartisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan
SampahPemukiman1. HubunganTingkatPendidikandenganPartisipasi
Masyarakat
107©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
HasilanalisispadaTabel10menunjukkanhubungantingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakatdalam pengelolaan sampah pemukiman, bahwa ada61 responden yang berpendidikan rendah (SD atauSMP) memiliki partisipasi masyarakat kurangsebanyak 70,5%. Sebanyak 24 respondenberpendidikan SMA atau sedang dengan partisipasimasyarakat kurang sebanyak 45,8%. Sebanyak 15responden berpendidikan tinggi (diploma atausarjana) didapatkan partisipasi baik sebesar 60,0%.Tingginya persentase responden berpendidikantinggi yang memiliki tingkat partisipasi baikdisebabkan tingkat pengetahuan dan pemahamanmereka terhadap pengelolaan sampah dan dampakyang ditimbulkan akibat tidak melakukanpengelolaansampahdenganbaik.Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p-value0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwasecarastatistikadahubunganyangsignifikanantaratingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakatdalampengelolaansampahpemukiman.Haltersebutmenunjukkanbahwatingkatpendidikanyangpernahdiperoleh seseorang mempengaruhi cara pandangorang tersebut untuk terlibat secara aktif dalampengelolaan sampah. Berdasarkan hasil penelitiandidapatkan semakin tinggi tingkat pendidikanresponden maka semakin baik pula tingkatpartisipasinya dalam pengelolaan sampahpemukiman. Kesadaran terhadap pentingnyapengelolaan sampah pemukiman terkait dengantingkat pendidikan, semakin tinggi tingkatpengetahuandanpemahamanakanberdampakpadalingkungannya dalam hal ini adalah pengelolaansampah.
2. Hubungan Pendapatan dengan PartisipasiMasyarakat
Hasil analisis pada Tabel 11 menunjukkan hasilanalisishubungantingkatpendapatandengantingkatpartisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampahpemukiman.Sebanyak62respondenberpendapatanrendahdengantingkatpartisipasimasyarakatkurangsebanyak 69,4%. Sebanyak 26 respondenberpendapatan sedang dengan tingkat partisipasimasyarakat kurang sebanyak 42,3%. Sebanyak 12responden berpendapatan tinggi dengan tingkatpartisipasimasyarakatbaiksebanyak50,0%.Hasilujistatistik Chi-square diperoleh nilai p-value = 0,002(p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secarastatistik ada hubungan yang signifikan antarapendapatan dengan tingkat partisipasi masyarakatdalam pengelolaan sampah pemukiman. Dengandemikian, penghasilan atau pendapatan respondenberpengaruh terhadap keterlibatannya dalampengelolaansampah.Halinidisebabkankarenaorangyangberpendapatantinggimempunyaibanyakwaktuuntuk berpartisipasi dibandingkan dengan orangyang berpendapatan rendah. Didukung denganNeolaka(2008)dalamRiswan(2011,3)berpendapatkemiskinan membuat orang tidak peduli denganlingkungan. Orang dalan keadaan miskin dan lapar,pusing dengan kebutuhan keluarga, pendidikan danlain-lain, bagaimana dapat berpikir tentang pedulilingkungan, misalnya tidak mampu menyediakanpewadahan atau tempat sampah di rumah tanggakarena faktor ketidakmampuan secara ekonomi.Berdasarkan hasil penelitian bahwa semakin tinggitingkat pendapatan maka tingkat partisipasimasyarakat dalam pengelolaan sampah pemukimansemakintinggipula.
Tabel10.AnalisisHubunganTingkatPendidikandenganPartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukimanTingkatPendidikan PartisipasiMasyarakat Jumlah P-Value
Kurang Sedang Baik
n % n % n %
Rendah 43 70.5% 13 21.3% 5 8.2% 61 0,000
Sedang 11 45.8% 8 33.3% 5 20.8% 24
Tinggi 2 13.3% 4 26.7% 9 60.0% 15
Total 56 56.0% 25 25.0% 19 19.0% 10.0
Tabel11.AnalisisHubunganPendapatandenganPartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
Pendapatan PartisipasiMasyarakat Jumlah P-Value
Kurang Sedang Baik
n % n % n %
Rendah 43 69.4 12 19.4 7 11.3 62 0,002
Sedang 11 42.3 9 34.6 6 23.1 26
Tinggi 2 16.7 4 33.3 6 50.0 12
Total 56 56.0% 25 25.0% 19 19.0% 10.0
Yuliana,F.danHaswindy,S.(2017).PartisipasiMasyarakatDalamPengelolaanSampahPemukimanPadaKecamatanTungkilIlirKabupatenTanjungJabungBarat.JurnalIlmuLingkungan,15(2),96-111,doi:10.14710/jil.15.2.96-111
108©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
3. Hubungan Lama Tinggal dengan PartisipasiMasyarakatHasil analisis pada Tabel 12 menunjukkan bahwasebanyak10respondendengan lama tinggalkurangdari tiga tahun diperoleh tingkat partisipasimasyarakatyangkurangsebanyak70,0%.Sebanyak7responden dengan lama tinggal sedang (antara tigatahun sampai dengan lima tahun) diperoleh tingkatpartisipasimasyarakatyangkurangsebanyak71,4%.Sebanyak 85 responden dengan lama tinggal lamaatau lebih dari lima tahun diperoleh tingkatpartisipasimasyarakatyangkurangsebanyak53,0%.HasilujistatistikChi-squarediperolehnilaip-value=0,559 (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwasecara statistik tidak ada hubungan yang signifikan
antara lama tinggal dengan tingkat partisipasimasyarakatdalampengelolaan sampahpemukiman.Diharapkansemakinlamaseseorangtinggaldisuatutempat, semakin besar rasa memiliki dan perasaandirinya sebagai bagian dari lingkungannya yangkemudian diikuti dengan partisipasi yang tinggidalam kegiatan yang ada di lingkungannya. Akantetapiberdasarkanhasilanalisis,variasilamatinggaltidak menimbulkan perbedaan tingkat partisipasidalam pengeloaan sampah pemukiman. Hal inidikarenakansebagianbesarrespondenmasihkurangmemiliki rasa kepedulian di lingkungan tempattinggalnya sehingga budaya membuang sampah dibawahrumahdansekitarpemukimantempattinggalmasihdilakukanolehsebagianbesarresponden.
Tabel12.AnalisisHubunganLamaTinggaldenganPartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
Lamatinggal PartisipasiMasyarakat Jumlah P-Value
Kurang Sedang Baik
n % n % n %
Baru 7 70.0 2 20.0 1 10.0 10 0,559
Sedang 5 71.4 2 28.6 0 0 7
Lama 44 53.0 21 25.3 18 21.7 83
Total 56 56.0% 25 25.0% 19 19.0% 100
Tabel13.AnalisisHubunganLuasHalamandenganPartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
LuasHalaman PartisipasiMasyarakat Jumlah F-Value
Kurang Sedang Baik
n % n % n %
Tidakmemilikihalaman(tidakbisaparkirkendaraan)
13 76.5 2 11.8 2 11.8 17 0,002
Memilikihalaman(tidakmemilikimediatanam,tanamanditanamdenganpot,hanyabisaparkirmotor)
38 64.4 11 18.6 10 16.9 59
Memilikihalaman(adamediatanamuntuktumbuhtanamanbahkanpepohonan,bisaparkirmobil)
5 20.8 12 50.0 17 29.2 24
Total 56 56.0% 25 25.0% 19 19.0% 100
4. Hubungan Luas Halaman dengan Partisipasi
MasyarakatHasil analisis pada Tabel 13 menunjukkan bahwasebanyak17 respondendenganyang tidakmemilikihalaman memiliki tingkat partisipasi masyarakatyangkurangsebanyak76,5%.Sebanyak59respondenyangmemilikihalamandengankondisitidakmemilikimediatanam,tanamanditanamdenganpotdanhanya
bisa parkir motor diperoleh tingkat partisipasimasyarakat yangkurang sebanyak64,4%. Sebanyak24respondenyangmemilikihalamandengankondisiada media tanam untuk tumbuh tanaman bahkanpepohonan dan bisa parkir mobil diperoleh tingkatpartisipasimasyarakatsedangsebanyak50,0%.Hasiluji statistik chi-square diperoleh nilai p-value 0,002(p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa secarastatistik ada hubungan yang signifikan antara luas
109©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
halamandengantingkatpartisipasimasyarakatdalampengelolaan sampah pemukiman. Semakin luashalaman maka semakin baik tingkat partisipasimasyarakatdalampengelolaan sampahpemukiman.Hal ini disebabkan responden dengan kondisi luashalaman yang besar harus memiliki perhatian danpengelolaan yang ekstra dibandingkan denganresponden dengan luas halaman yang lebih kecilsehinggaakanberdampakpadapengelolaansampahpemukiman.5. Hubungan Keadaan Lingkungan Pemukiman
denganPartisipasiMasyarakatTabel 14 menunjukkan hubungan keadaanlingkungan pemukiman dengan partisipasi
masyarakatdalampengelolaan sampahpemukiman,bahwaada35respondendengankeadaanlingkunganpemukiman kurang dengan tingkat partisipasimasyarakat kurang sebesar 85,7%. Sebanyak 45responden dengan keadaan lingkungan pemukimancukup didapatkan partisipasi masyarakat kurangsebesar 53,3%. Sebanyak 20 responden dengankeadaan lingkungan pemukiman baik didapatkanpartisipasi masyarakat sedang dan baik sebesar45,0%. Keadaan lingkungan pemukiman yangsemakin baik dikarenakan tingkat partisipasimasyarakat yang tinggi dalam pengelolaan sampahpemukiman.
Tabel 14.AnalisisHubunganKeadaanLingkunganPemukimandenganPartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman
KeadaanLingkunganPemukiman
PartisipasiMasyarakat Jumlah F-Value
Kurang Sedang Baik
n % n % n %
Kurang 30 85.7 2 5.7 3 8.6 35 0,000
Cukup 24 53.3 14 31.1 7 15.6 45
Baik 2 10.0 2 45.0 2 45.0 20
Total 56 56.0% 25 25.0% 19 19.0% 100
Tabel 15. Analisis Hubungan Sikap Terhadap Lingkungan dengan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan SampahPemukiman
SikapTerhadapLingkungan
PartisipasiMasyarakat Jumlah F-Value
Kurang Sedang Baik
N % n % n %
Kurang 47 77.0 13 21.3 1 1.6 61 0,000
Cukup 9 34.6 9 34.6 8 30.8 26
Baik 0 0.0 3 23.1 10 76.9 13
Total 56 56.0% 25 25.0% 19 19.0% 100
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p-value0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwasecarastatistikadahubunganyangsignifikanantarakeadaan lingkungan pemukiman dengan partisipasimasyarakatdalampengelolaan sampahpemukiman.Dengan demikian kesadaran masyarakat dalampengelolaan sampah pada keadaan lingkunganpemukiman yang baik lebih tinggi dibandingkandengankeadaanlingkunganpemukimanyangkurangdan cukup. Sehingga semakin baik keadaanlingkungan pemukiman maka semakin baik atausedang tingkat partisipasi masyarakat dalampengelolaansampahpemukiman.Keeratan hubungan yang nyata antara keadaanlingkungan pemukiman dengan tingkat partisipasimasyarakatdipengaruhiolehsifatseseorang,dimana
seseorang denga lingkungan sekitarnya baik akanberusahamenjaga lingkungannya agar tetap bersih.Sehingga, lingkungan akan terpelihara dengan baikapabila didukung oleh tingkat partisipasimasyarakatnya.6. Hubungan Sikap Terhadap LingkungandenganPartisipasiMasyarakatHasil analisis pada Tabel 15 menunjukkan bahwasebanyak 61 responden dengan sikap terhadaplingkungankurangdidapatkanpartisipasimasyarakatkurang sebesar 77,0%. Sebanyak 26 respondendengansikapterhadaplingkungansedangdidapatkanpartisipasisedangdanbaiksebesar34,6%.Sebanyak13respondendengansikapterhadaplingkunganbaikdidapatkan partisipasi masyarakat baik sebesar
110©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
76,9%. Sikap responden terhadap lingkunganmenunjukkan seberapa besar perhatian respondenterhadap keadaan lingkungan sekitarnya yangkemudian akan diterapkan sebagai kesadaranrespondendalampengelolaansampahpemukiman.
Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p-value0,000(p<0,05),makadapatdisimpulkanbahwasecarastatistikadahubunganyangsignifikanantarasikap terhadap lingkungan dengan partisipasimasyarakatdalampengelolaan sampahpemukiman.Bahwa semakin baik sikap masyarakat terhadaplingkungan maka tingkat partisipasi masyarakatterhadap pengelolaan sampah pemukiman akansemakinbaikpula.Salahsatukebiasaanmasyarakatyangberperilakuhidupbersihdansehatadalahtidakmembuang sampah sembarangan. Kerusakanlingkungan yang berasal dari perilaku manusiasepertimembuangsampahsembaranganmerupakansalahsatufaktoryangmenimbulkanmasalahsampahdisuatudaerahsehinggasulituntukdikendalikan.7. Hubungan Persepsi Masyarakat dengan
PartisipasiMasyarakatTingkat pengetahuan masyarakat mengenaipengelolaan sampah pemukiman dibutuhkan untukmengukur sejauh mana pemahaman masyarakatberkaitan pengelolaan sampah pemukiman.Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman dirisendiri atau orang lain, baik diperoleh secaratradisionalataucaramodern.Tabel16menunjukkanhasilanalisishubunganpersepsimasyarakatdengan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampahpemukiman.Sebanyak24respondendenganpersepsimasyarakatburukdidapatkanpartisipasimasyarakatkurang sebesar 91,7%. Sebanyak 54 respondendengan persepsi masyarakat cukup didapatkanpartisipasi masyarakat kurang sebesar 57,4%.Sebanyak22respondendenganpersepsimasyarakatbaikdidapatkanpartisipasimasyarakatbaiksebesar45,5%. Berdasarkan hasil penelitian di lapanganbahwa sebagian besar persepsi responden masihdikategorikanburukdengantingkatpartisipasiyangkurangdalampengelolaansampahpemukiman.Hasiluji statistik chi-square diperoleh nilai p-value 0,000(p<0,05),dengankesimpulanbahwasecarastatistikada hubungan yang signifikan antara persepsimasyarakat dengan partisipasi masyarakat dalampengelolaansampahpemukiman.Persepsirespondenterhadap lingkunganberpengaruhsignifikandenganpengelolaan sampah pemukiman. Semakin positifpersepsi responden terhadap lingkungan makasemakinbaikpulapartisipasinyadalampengelolaansampah pemukiman. Dari hasil wawancara yangdilakukan bahwa pada umumnya respondenberanggapan lingkungan pemukiman tempat tinggalmereka sudah penuh dengan sampah untuk itudiharapkan bimbingan dan penyuluhan sertaprogram pemerintah dalam pengelolaan sampahpemukiman.
Tabel3.AnalisisHubunganPersepsiMasyarakatdenganPartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahPemukiman PersepsiMasyarakat PartisipasiMasyarakat Jumlah P-Value
Kurang Sedang Baik
N % n % n %
Buruk 22 91.7 1 4.2 1 4.2 24 0,000
Cukup 31 57.4 15 27.8 8 14.8 54
Baik 3 13.6 9 40.9 10 45.5 22
Total 56 56.0% 25 25.0% 19 19.0% 100
4. Kesimpulan• Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
partisipasi masyarakat dalam pengelolaansampah pemukiman di Kecamatan Tungkal Ilirantara lain adalah tingkat pendidikan,pendapatan, luas halaman, keadaan lingkungan,sikap terhadap lingkungan dan persepsimasyarakat.
• Tingkat partisipasi masyarakat dalampengelolaan sampah pemukiman di KecamatanTungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Baratdikategorikan rendahataukurangyaitu sebesar
56,0%, sedang atau cukup sebesar 25,0% dantinggiataubaiksebesar19,0%.
• Karakteristik masyarakat dan lingkunganpemukiman berhubungan positif sangat nyatadengan tingkat partisipasi masyarakat dalampengelolaan sampah pemukiman di KecamatanTungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat,karakteristik masyarakat yang tidak memilikihubungandengantingkatpartisipasimasyarakatdalam pengelolaan sampah pemukiman adalahlamatinggal.
5. SaranInstansiPemerintahterkaitsepertiBadanLingkunganHidup dan Dinas Kebersihan diharapkan lebihberperan aktif dalam meningkatkan partisipasi
111©2017,ProgramStudiIlmuLingkunganSekolahPascasarjanaUNDIP
masyarakat baik berupa program-program sepertisosialisasi, penyuluhan serta gotong royong padatingkatmasyarakat.
DAFTARPUSTAKA
Artiningsih,N,K,A.,Hadi,S,P.danSyafrudin.2008.PeranSertaMasyarakatdalamPengelolaanSampahRumahTangga(StudiKasusdiSampangan&Jomblang,KotaSemarang).JurnalIlmiahUniversitas17Agustus1945Semarang.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat.2013.TanjungJabungBaratdalamAngkaTahun2010-2014.BadanPusatStatistikKualaTungkal.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat.2013.Tungkal IlirdalamAngkaTahun2010 -2014.BadanPusatStatistikKualaTungkal.
Badan Pusat Statistik. 2013. Data Sensus.http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1360diunduhpadatanggal4Juli2015pukul1:02WIB.
BadanPerencanaanPembangunanDaerahdanPenanamanModalKabupatenTanjung JabungBarat.2013.BukuPutih Sanitasi Kelompok Kerja Program PercepatanPembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). KualaTungkal.
BadanPerencanaanPembangunanDaerahdanPenanamanModal Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2012.Laporan Draft Final Rencana Detail Tata Ruang(RDTR)KecamatanTungkalIlir.KualaTungkal.
Bakri, R, A. 1992. Pengelolaan Sampah Pemukiman danPartisipasiMasyarakatdalamPelaksanaannyadiKotaAdministratif Depok. [Tesis]. Bogor : InstitutPertanianBogor.
Erwina.2005.AnalisisPersepsidanPartisipasiMasyarakatterhadapKualitasLingkungandiDaerahPesisirKasusdiKelurahanMarunda,JakartaUtara.[Tesis].Bogor:InstitutPertanianBogor.
Hamzah, Syukri. 2013. Pendidikan Lingkungan. Bandung :PT.RefikaAditama.
Kantor Pengelolaan Pasar, Kebersihan, Tata BangunanKabupaten Tanjung Jabung Barat. 2011. RencanaStrategisKantorPengelolaanPasar,Kebersihan,TataBangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun2011-2016.KualaTungkal.
Irianto, A. 2015. Statistik Konsep Dasar, Aplikasi danPengembangannya.Jakarta:PrenadamediaGroup.
Jumar, Fitriyah,N., danKalalinggi, R. Strategi PengelolaanSampah Rumah Tangga di Kelurahan Lok BahuKecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda. 2014.Jurnal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Mulawarman Volume 2 Nomor 1 : 771-782.Samarinda.
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal CiptaKarya, Direktorat Pengembangan PenyehatanLingkunganPemukiman.2014.MateriBidangSampahI,DiseminasidanSosialisasiKeteknikanBidangPLP.Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal CiptaKarya,BalaiTeknikAirMinumdanSanitasiWilayahI.2012.Jakarta.
Kholil.2005.RekayasaModelSistemDinamikPengelolaanSampah Terpadu Berbasis Nirlimbah (Zero Waste)Studi Kasus di Jakarta Selatan. [Disertasi]. Bogor :InstitutPertanianBogor.
Mardikanto, T dan Soebianto, P. 2015. PemberdayaanMasyarakat dalam Perspektif dan Kebijakan Publik.Bandung:PT.Alfabeta.
Matrizal. 2005. Partisipasi Masyarakat dalam ProgramKebersihan dan Pengelolaan Sampah Pemukiman diKotaAceh.[Tesis].Bogor:InstitutPertanianBogor.
Mikkelsen B. 2011. Metode Penelitian Partisipatoris danUpaya Pemberdayaan : Panduan Bagi PraktisiLapangan.Jakarta:YayasanPustakaOborIndonesia.
PeraturanDaerahKabupatenTanjungJabungBaratNomor7Tahun2013tentangPengelolaanSampah.
PeraturanDaerahKabupatenTanjungJabungBaratNomor7Tahun2011tentangRetribusiJasaUmum.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik IndonesiaNomor 3 Tahun 2013 tentang PenyelenggaraanPrasarana dan Sarana Persampahan dalamPenanganan Sampah Rumah Tangga dan SampahSejenisSampahRumahTangga.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse,danRecycleMelaluiBankSampah.
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentangPengelolaan Sampah Rumah Tangga dan SampahSejenisSampahRumahTangga.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentangPengembanganSistemPenyediaanAirMinum.
Poerwanto, H. 2005. Kebudayaan dan Lingkungan.Yogyakarta:PustakaPelajar.
Riswan. Hadiyarto dan Sunoko H, R. 2011. PengelolaanSampah Rumah Tangga di Kecamatan Daha Selatan.Jurnal Ilmu Lingkungan Program Studi IlmuLingkungan Program Pasca Sarjana UniversitasDiponegoro.Vol9No1.
Sevilla,C.G.,J.A.Ochave.,T.G.Punsalan,B.P.Regala,danE.G.Uriarte. 1992. Research Methods. Rex PrintingCompany.QuezonCity.
SKGubernur JambiNomor554Tahun2014tentangUpahMinimumProvinsiTahun2015.
SNINomor3242Tahun2008tentangPengelolaanSampahdiPermukiman.
Soemirat. 2003. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta :GadjahMadaUniversityPress.
Solehati. 2005. Studi tentang Pengelolaan Sampah PadatRumahTanggadiKotaMeulabohAceh.[Tesis].Bogor:InstitutPertanianBogor.
Suliyanto. 2014. Statistika Non Parametrik. Yogyakarta :AndiOffset.
Suryati. 2014. Bebas Sampah dari Rumah. Jakarta : PT.AgroMediaPustaka.
Suwerda, B. 2012. Bank Sampah (Kajian Teori danPenerapannya).Yogyakarta:PustakaRihama.
Undang-UndangNomor1Tahun2011tentangPerumahandanKawasanPermukiman.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentangPengelolaanSampah.
Walalangi, JamesYosep.2012.AnalisisKomposisiSampahOrganik dan Anorganik serta Dampak TerhadapLingkungan Pesisir Kota Palu Sulawesi Tengah.[Tesis].Bogor:InstitutPertanianBogor.
Winardi.1991. Ekonomi Mikro Aspek-aspek PengusahaBadanUsahaPerusahaan.Bandung:CV.MandarMaju.