partisipasi-politik
DESCRIPTION
Partai politik, partisipasiTRANSCRIPT
![Page 1: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/1.jpg)
SISTEM POLITIK INDONESIA
“ Partisipasi Politik ”
Disusun Oleh :
1. Siti Kudsiyah (124 254 056)
2. Sirojjuddin Bachri Roji (124 254 221)
3. Rizky Dwi Ayu Citra M (124 254 226)
4. Hendra Sephian K (124 254 227)
5. Khusnul Nur Fadillah (124 254 229)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
JURUSAN PMP-KN / PRODI S1 PPKN (B)
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
![Page 2: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Politik bagi sebagian orang bukanlah hal yang asing terutama yang memang secara
langsung mempelajari bahkan terjun langsung kedalamnya. Di dalam politik terdapat
beberapa macam kegiatan politik seperti sosialsasi politik, partisipasi politik, rekruitmen
politk, komunikasi politik dan mobilisasi politik. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan
untuk mendukung berjalan baiknya kegiatan politik.
Negara Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi. Di Negara
demokrasi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat. Seperti pengertian demokrasi
yang dipaparkan oleh presiden Amerika Serikat yang ke-16 yaitu Abraham Lincoln
bahwa demokrasi adalah “government by people from people for people” yang artinya
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Di negara-negara demokrasi
konsep partisipasi politik bertolak dari paham bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat,
yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk menetapkan tujuan-tujuan serta masa
depan masyarakat itu dan untuk menentukan orang-orang yang akan memegang tampuk
pimpinan. Rakyat menentukam tujuan di masa depan suatu Negara, menyalurkan aspirasi
mereka dan dapat mempengaruhi kebijakan public yang di buat oleh pemerintah. Dalam
partisipasi politik haruslah ada sebuah sosialisasi politik dengan baik. Jika hal ini sudah
terlaksana dengan baik sudah bisa dipastikan prosees partisipasi politik tidak akan
berjalan baik
Kegiatan partisipasi politik bisa berupa tindakan seperti memberikan suara dalam
pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota partai dan lain sebagainya.
![Page 3: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/3.jpg)
Maka dari itu pada prinsipnya , setiap warganegara terutama di Indonesia harus
semestinya turut serta berpartisipasi dalm politik seperti memilih kepala Negara atau
kepala daerah. Karena dengan hal tersebut ,erupakan perwujudan bahwa kita adalah WNI
(warganergara Indonesia) dan perwujudan bahwa kita turut serta menentukan masa depan
Negara atau masa depan suatu daerah dengan cara memilih pemimpinnya.
Sudah menjadi hal biasa ketika mas Pemilihan Umum (pemilu) baik di daerah maup
Negara banyak calon pemimpin kita yang berlomba untuk merebut hati rakyat seprti
dengan melakukan kampanye, terjun langsung ke tengah-tengan masyarakat agar diakui
keberadaannya serta kegiatan lain yang menunjang simpati rakyat. Namun hal ini tidak
didukung dengan pengetahan dan kesadaran masyarakat akan arti politik tersebut baik
dari sisi keilmuan maupun pada benefit pembangunan negara. Terlebih di Indonesia yang
tidak sedikit warganya membenci politik karena menganggap bahwa politik hanya
dijadikan sarana bagi oknum-oknum politik untuk mencari keuntungan bagi kalangan
tertentu yang sama sekali tidak tersentuh oleh masyarakat kecil.
Maka tidak hayal bagi para oknum-oknum politik untuk memanfaatkan ketidak tahua
masyarakat akan pengetahuan politik dan pandangan-pandangan negative terhadap politik
dengan cara yang tidak sehat. Hal ini menyebabkan kegiatan partisipasi politik berjalan
tidak sehat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemimpin-pemimpin yang terpilih baik
sebagai pejabat maupun anggota legislatif maupun eksekutif dengsn menggunakan cara
yang tidak sehat seperti money politic dan lain sebagainya. Hal inilah yang menyebabkan
perpolitikan di Indonesia berjalan tidak stabil dikarenakan dihuni oleh orang-orang yang
tidak memahami dengan baik arti politik secara hakiki.
![Page 4: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/4.jpg)
Selain masalah money politik, keurang berjalan baiknya partisipasi politik secara
merata juga disebabkan karena factor geografis seperti orang-orang di pedalaman yang
memang sangat sulit mendapatkan informasi tentang politik bahkan tidak sampai
tersentuh oleh pihak penyelenggara pemilu (Komisi Pemilihan Umum = KPU).
B. Rumusan masalah
a. Pengertian partisipasi politik?
b. Bentuk-bentuk partisipasi politik?
c. Faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi politik?
d. Penyebab-penyebab yang mempengaruhi keberhasilan Aher-Deddy?
![Page 5: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian partisipasi politik
Secara umum partisipasi politik dapat diartikan kegiatan-kegiatan sukarela dari
warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan
penguasa, dan secara langsungmaupun tidak langsung dalam proses pembentukan
kebijakan umum. Berikut pengertian partisipasi politik menurut para ahli:
a. Menurut Prof. Mirriam Budiarjo, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan
jalan memilih pimpinan Negara dan secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah (public policy).
b. Menurut Kevin R. Hardwick, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga Negara
biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut atau mempengaruhi hidupnya.
c. Menurut Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warganegara
biasa (yang tidak mempunyai kewenangan) dalam mempengaruhi proses pembuatan
dan pelaksanaan keputusan politik.
d. Menurut Michael Rush dan Philip Altoft, partisipasi politik adalah keterlibatan
individu sampai pada bermacam-macam tingkatan dalam sisitem politik.
Partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting dalalm demokrasi. Karena
keputusan politik yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut kehidupan
warganegara maka warganegara diperbolehkan turut serta dalam menentukan pembuatan
dan pelaksanaan keputusan politik. .Partisipasi politik dilakukan orang dalam posisinya
sebagai warganegara bukan seagai poitikus ataupun pegawai negeri. Sifat partisipasi
![Page 6: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/6.jpg)
politik adalah sukarela dan bukan dimobilisasi oleh Negara mapupun partai yang
berkuasa. Partisipasi politik sangat erat sekali hubungannya dengan kesadaran politik
karena semakin sadar bahwa dirinya diperintah maka ia akan menuntut hak untuk
bersuara kepada pemerintah. Perasaan seperti ini dimulai dari orang yang berpendidikan
yang kehuidupannya lebih baik and orang-orang yang terkemuka.
B. Bentuk-bentuk partisipasi politik
Partisipasi politik sangat terkait dengan seberapa jauh demokrasi diterapkan dalam
pemerintahan. Negara yang telah stabil demokrasinyan, maka biasanya tingkat partisipasi
politk warganya sangat stabil, tidak fluktuatif. Karena begitu luasnya cakupan tindakan
waganegara biasa dalam menyalurka aspirasinya, maka tak heran bila bentuk-bentk
partisipasi politik ini sangat beragam.
Secara sederhana, bentuk-bentuk partisipasi politik yang terjadi di berbagai negara
dapat dibedakan dalam kegiatan politik dapat dibedakan menjadi dua, yatu :
a. Konvensional
Partisipasi politik konvensional adalah bentuk kegiatan partisipasi politik yang
normal dalam negara demikrasi modern. Dimana prosedur dan waktu partisipasinya
diketahui publik secara pasti oleh semua warga.
Bentuk partisipasi ini berupa:
a. Pemberian suara (votting)
b. Diskusi politik
c. Kegiatan kampanye
d. Membentuk atau bergabung dengan kelompok kepentingan
e. Komunikasi individual dengan pejabat politik
![Page 7: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/7.jpg)
b. Non-konvensional
Pertisipasi politik non-konvensional merupakan bentuk kegiatan partisipasi politik
yang legal maupun illegal. Legal seperti petisi namun umunya illegal karena penuh
dengan kekerasan dan revolusioner. Dimana prosedur dan waktu partisipasi
ditentukan sendiri oleh anggota masyarakat yang melakukan partisipasi itu sendiri
Bentuk partisipasi ini berupa:
a. Pengajuan petisi
b. Berdemonstrasi, mogok dan konferensi
c. Tindakan kekerasan politik terhadap manusia
d. Perang gerilya dan revolusi
C. Faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi politik
Diambil sebagai contoh, dari kasusnya Deddy Mizwar yang terpilih menjadi
seorang gubernur Jawa Barat, telah menjadi salah satu contoh partisipasi politik yang
diterapkan pada kehidupan nyata. Disisi lain seorang Deddy Mizwar juga berprofesi
sebagai aktor dalam mengisi jagad hiburan saat ini, tetapi niat dan tekadnya tidak
terulung untuk mencalonkan sebagai pemimpin daerah / Gubernur Jawa Barat. Bukan
menjadi hal yang baru lagi, jika seorang aktor ikut dalam mengisi adanya partisipasi
politik tersebut. Kami menganalisis bahwa ada beberapa factor penyebab rendahnya
partisipasi politki pada pilkada Jabar kali ini, yaitu:
1. Kurangnya sosialisasi KPU mengenai pelaksanaan Pilkada
Penuturan Dede Yusuf yang prihatin terhadap peranserta publik dalam Pilgub Jabar
kecil, yakni hanya 63% menjadi fakta bahwa rendahnya partisipasi politik dari
masyarakat Jawa Barat. Ia juga menuturkan rendahnya tingkat partisipasi publik pada
![Page 8: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/8.jpg)
Pilgub Jabar karena kurangnya sosialiasi kepada masyarakat yang tidak merata.
Banyak masyarakat yang tidak mendapat undangan dan bahkan tidak tahu. Masih
kurang sekali sosialisasinya. Selain itu, ditiadakannya tempat pemungutan suara
(TPS) mobile di rumah sakit juga menjadi kendala bagi masyarakat untuk ikut
berpartisipasi.
2. Penolakan terhadap DPT yang tidak terdaftar
Menurut Rieke Diah Pitaloka, pihaknya mempersoalkan jumlah daftar pemilih tetap
(DPT). Ia menyatakan berdasarkan hasil investigasi timnya di lapangan, masih
banyak pemilih yang tak terdaftar. Bahkan, ketika pemilih hendak menyalurkan
suaranya dengan memperlihatkan KTP, menurut dia ternyata mendapatkan
penolakan. Padahal sesuai aturan KPU, pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT bisa
menyalurkan hak suaranya dengan menunjukan KTP sehari sebelumnya. Tapi pada
kenyatannya aturan itu nol besar, tidak bisa digunakan
pihaknya juga memprotes jajaran penyelenggara seringkali berlindung di balik
aturan. Sehingga keberatan dimentahkan kembali. Seperti dalam proses penghitungan
suara yang masih ada kotak suara yang tidak disegel, atau berita acara hasil
penghitungan suara di tingkat PPK yang tak menggunakan segel. Ini hal-hal krusial
yang seharusnya tidak terjadi.
D. Penyebab-penyebab yang mempengaruhi keberhasilan Aher-Deddy
Terpilihnya pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar dengan perolehan suaru
sebanyak 32,39% membbuat pasangan tersebut dinyatakan sebagai gubernur dan wakil
gubernur terpilih. Kemenangan pasangan Aher-Deddy dinyatakan dalam rapat pleno
rekapitulasi penghitungan suara manual yang diumumkan oleh masing-masing pemimpin
Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) di 26 kabupaten/kota di Jawa Barat di aula
![Page 9: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/9.jpg)
kantor KPUD Jabar pasangan ini meraih 6.515.313 suara dari 20.115.423 suara sah. Hal
ini sesuai dengan UU No.12 tahun 2008 tentang Peraturan Daerah yang menyatakan
bahwa pasangan calon kepala daerah yang meraih jumlah suara terbanyak melebihi 30%
suara sah dinyatakan sebagai pemenang.
kemenangan ini dapat diraih tidak serta-merta dari hasil suara dari KPUD. Melainkan ada
banyak hal dan kendala menjadi factor yang mempengaruhi keberhasilan mereka. Factor-
faktor tersebut ialah:
1. Banyaknya rakyat yang golput atau tidak ikut memilih
Berdasarkan data KPU, Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada pilgub Jabar 2013 jumlahnya
32,5 juta jiwa sedangkan pemilih yang menggunakan hak pilih sebanyak 20.713.779 jiwa.
Sehingga jumlah golput adalah sebanyak 11.786.221 jiwa. Jumlah golput ini berhasil
mengalahkan julah pemilih Aher-Deddy yang hanya 6.515.313. jadi jumlah golput
hamper 2 kali lipat dari jumlah pemilih Aher-Deddy.
Hal itu menjadi alas an mengapa pasangan Rieke–Teten dan Dede-Lex tidak begitu
menerima kemenangan Aher-Deddy. Terlalu banyak pelanggaran yang ditemukan
Pilkada Jabar. Bahkan banyak pemilih yang tidak memberikan hak pilihnya.
2. Adanya dugaan money politic yang dilakukan oleh oleh Aher
Guberbur Jawa Barat dari PDIP, Rieke Diah Pitaloka menilai Pemilihan Umum Kepala
Daerah (Pilkada) Jabar banyak diwarnai kecurangan selama masa kampanye dan
pemungutan suara. Tim advokasi dan hukum PDI Perjuangan mensinyalir adanya dugaan
penggunaan politik uang dalam Pilkada Jawa Barat 2013. Arteria selaku ketua Tim
Advokasi dan Hukum menyampaikan bahwa pihaknya mensinyalir kebijakan aliran
bantuan sosial yang dilakukan oleh calon gubernur Aher terkait dengan “money politic”
![Page 10: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/10.jpg)
dalam konteks program pemenangan Pilkada Jabar. Arteria mengklaim pihaknya dapat
membuktikan dugaan penggunaan politik uang tersebut yang dikatakan terjadi di sekitan
26 kabupaten dan kota di Jabar.
![Page 11: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dampak positif yang ditimbulkan akibat adanya partisipasi politik di Indonesia
telah banyak memberikan antusias terhadap masyarakat, terutama pada kalangan
politikus, dan merupakan salah satu aspek penting dalam demokrasi. Asumsi yang
mendasari partisipasi adalah orang itu sendiri. Karena keputusan politik yang dibuat dan
dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga Negara,
maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi keputusan yang mempengaruhi
hidupnya untuk menentukan pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.
Kegiatan yang dilakukan dapat melalui prosedur yang wajar dan tanpa kekerasan
maupun dengan cara yang sesuai prosedur atau tidak. Dan untuk ikut kesertaan dalam
memilih pimpinan Negara. Dalam meluasnya ruang lingkup aktifitas pemerintah yang
meransang timbulnya tuntutan –tuntutan yang terorganisir. Oleh karena itu, banyak
Negara yang membuat kurikulum pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi sedemikian
rupa sehingga dapat meningkatkan partisipasi politik kaum muda. Tinggi rendahnya ini
dipengaruhi oleh faktor status social dan ekonomi, afilasi politik orang tua, dan
pengalaman berorganisasi.
![Page 12: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/12.jpg)
B. Saran
Kesadaran akan adanya partisipasi politik menjadi faktor penting dalam warga
Negara (masyarakat), maka dari itu pemerintah harus memperhitungkan berbagai hal
yang berhubungan dengan pengetahuan dan kesadarn hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan lingkungan masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar seseorang
terlibat dalam proses partisipasi politik.
Kemudian upaya antisipasi yang belum terealisasi dengan adanya aksi-aksi yang
anarkis tersebut hendaknya dilaksanakan secara tertib, dan apabila dirasa dapat
menstabilkan dalam partisipasi politik yang ada di Indonesia ini.
![Page 13: partisipasi-politik](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083012/563db8c8550346aa9a96e707/html5/thumbnails/13.jpg)
SISTEM POLITIK INDONESIA
“ Partisipasi Politik ”
Disusun Oleh :
3. Siti Kudsiyah (124 254 056)
4. Sirojjuddin Bachri Roji (124 254 221)
3. Rizky Dwi Ayu Citra M (124 254 226)
4. Hendra Sephian K (124 254 227)
5. Khusnul Nur Fadillah (124 254 229)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
JURUSAN PMP-KN / PRODI S1 PPKN (B)
TAHUN PELAJARAN 2012-2013