partus presipitatus.docx
DESCRIPTION
partus lamaTRANSCRIPT
PARTUS PRESIPITATUS
Persalinan tidak saja dapat berjalan terlalu lambat, tetapi juga dapat berlangsung terlalu cepat.
Partus presipitatus yaitu, persalinan yang sangat cepat dapat terjadi akibat resistensi jaringan
lunak jalan lahir yang terlalu rendah, his dan kontraksi abdomen yang terlalu kuat, atau, yang
sangat jarang, akibat tidak adanya rasa nyeri sehingga pasien tidak menyadari partusnya terlalu
kuat.
DEFINISI.
Menurut Hughes (1972), partus presipitatus berakhir dengan pengeluaran janin dalam
waktu kurang dari 3 jam. Dengan menggunakan definisi ini, di Amerika Serikat selama tahun
1998 teIjadi 79.933 kelahiran hidup (2 persen) yang mengalami penyulit partus presipitatus
(Ventura dkk., 2000). Walaupun partus presipitatus yang didefinisikan demikian tersebut tidak
jarang, hanya sedikit publikasi yang membahas tentang efeknya pada ibu dan janin. Mahon dkk.
(1994) melaporkan 99 persalinan yang berakhir dalam 3 jam setelah dimulainya his. Persalinan
singkat, yang didefinisikan sebagai kecepatan pembukaan serviks 5 cm/jam atau lebih untuk
nulipara dan 10 cm/jam untuk multipara, menyertai solusio (20 persen), mekonium, perdarahan
postpartum (20 persen), penyalahgunaan kokain, dan skor Apgar yang rendah. Sebagian besar
(93 persen) wanita adalah multipara dan biasanya memperlihatkan kontraksi uterus yang lebih
sering dari 2 menit sekali.
His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu
yang sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari tiga jam dinamakan parrus
presipitatus: sifat his normal, tonus otot di luar his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan
his. Bahaya partus presipitatus bagi ibu ialah perlukaan luas pada jalan lahir, khususnya serviks
uteri, vagina dan perineum, sedangkan bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena
bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam waktu yang singkat. Bagian antara bagian atas
dan segmen bawah atau lingkaran retraksi menjadi sangat jelas dan meninggi. Dalam keadaan
demikian lingkaran dinamakan lingkaran retraksi atau lingkaran Bandl. Ligamenta rotunda
menjadi tegang serta lebih jelas teraba, penderita merasa nyeri terus menerus dan menjadi
gelisah. Akhirnya, apabila tidak diberi pertolongan, regangan segmen bawah uterus melampaui
kekuatan jaringan; terjadilah ruptura uteri.
Kepaniteraan Kebidanan dan Kandungan Periode X Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 6 Agustus – 28 Oktober 2007 13
EFEK PADA IBU.
Partus presipitatus jarang disertai penyulit serius, pada ibu apabila serviks sudah
mengalami pendataran dan mudah membuka, vagina sudah pernah teregang sebelumnya, dan
perineum lemas. Sebaliknya, kontraksi uterus yang terlalu kuat disertai serviks yang panjang dan
padat serta jalan lahir yang kaku dapat menyebabkan ruptur uteri atau laserasi luas di serviks,
vagina, vulva, atau perineum. Pada keadaan-keadaan yang terakhirlah paling mungkin terjadi
suatu penyulit yang jarang, yaitu embolisme cairan amnion. Uterus yang berkontraksi terlalu
kuat sebelum janin lahir lebih besar kemungkinannya mengalarni hipotonia setelah melahirkan,
disertai perdarahan dari tempat perlekatan plasenta sebagai akibatnya.
EFEK PADA JANIN DAN NEONATUS.
Mortalitas dan morbiditas perinatal akibat partus presipitatus mungkin meningkat secara
bermakna karena beberapa alasan. Kontraksi uterus yang hebat, sering dengan interval relaksasi
yang hampir tidak ada, menghambat aliran darah uterus dan oksigenasi janin. Alasan lain adalah
bahwa resistensi jalan lahir terhadap pengeluaran kepala janin dapat menyebabkan trauma
intrakrania walaupun hal ini pasti jarang. Acker dkk. (1988) melaporkan bahwa sepertiga kasus
Erb-Duchenne palsy menyertai partus jenis ini. Kemudian, akibat persalinan yang tidak dibantu,
bayi dapat jatuh ke lantai dan mengalami cedera atau mungkin memerlukan resusitasi yang tidak
segera tersedia.
PENATALAKSANAAN.
His yang terlalu kuat kecil kemungkinannya dapat dimodifikasi secara bermakna oleh
analgesia. Pada keadaan ini, pemakaian obat 4 sampai 8jam bergantung pada paritas tokolitik,
misalnya magnesium sulfat, belum terbukti. Pemakaian anestesi umum dengan obat yang
mengganggu kontraktilitas uterus, misalnya halotan dan isofluran, sering bermanfaat. Jelaslah,
semua jenis oksitosin yang sedang diberikan harus segera dihentikan.
His terlalu kuat. Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena
biasanya bayi sudah lahir tanpa ada seorang yang menolong. Kalau seorang wanita pernah
mengalami partus presipitatus, kemungkinan besar kejadian ini akan berulang pada persalinan
berikutnya. Karena itu sebaiknya wanita dirawat sebelum persalinan, pengawasan dapat
Kepaniteraan Kebidanan dan Kandungan Periode X Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 6 Agustus – 28 Oktober 2007 14
dilakukan dengan baik. Pada persalinan keadaan diawasi dengan cermat, dan episiotomi
dilakukan pada waktu yang tepat untuk menghindarkan terjadinya ruptura perinei tingkat ketiga.
Bilamana his kuat dan ada rintangan yang menghalangi lahirnya janin, dapat timbul lingkaran
retraksi patologik, yang merupakan tanda bahaya akan terjadi ruptura uteri. Dalam keadaan
demikian janin harus segera dilahirkan dengan cara yang memberikan trauma sedikit-sedikitnya
bagi ibu dan anak.
Kepaniteraan Kebidanan dan Kandungan Periode X Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan Periode 6 Agustus – 28 Oktober 2007 15