pasal pasal unclos 3 niyhhh
DESCRIPTION
ini adalah pasal pasal yang terdapat pada unclos, terdapat sekitar 300 lebihTRANSCRIPT
B. Jumlah BAB dan Pasal dalam UNCLOS III 1982 No BAB Sub BAB Jumlah PasalBAB I. PENDAHULUAN
Pasal 1. Penggunaan istilah dan ruang lingkup 1 Pasal
BAB II. Laut Teritorial dan Zona Tambahan
BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM
Pasal 2. Status hukum laut teritorial, dari ruang udara di atas laut teritorial dan tempat tidur dan tanah dibawahnya
BAGIAN 2. BATAS LAUT TERITORIAL
Pasal 3. Luasnya wilayah laut
Pasal 4. Outer batas laut teritorial
Pasal 5. Yang normal dasar
Pasal 6. Karang
Pasal 7. Garis pangkal lurus
Pasal 8. Perairan pedalaman
Pasal 9. Mulut sungai
Pasal 10. Teluk
Pasal 11. pelabuhan
Pasal 12. Tempat berlabuh ditengah laut.
Pasal 13.elevasi surut
Pasal 14. Kombinasi metode untuk menentukan acuan dasar
Pasal 15. Penentuan batas laut territorial antara Negara dengan pantai yang berlawanan atau berdekatan
Pasal 16. Grafik dan daftar koordinat geografisBAGIAN 3. Lintas Damai (INNOCENT PASSAGE) DI LAUT TERITORIALSub-bagian A. PERATURAN YANG BERLAKU UNTUK SEMUA KAPAL
Pasal 17. Hak lintas damai
Pasal 18. Arti dari bagian
Pasal 19. Arti lintas damai
Pasal 20. Kapal selam dan kendaraan bawah air lainnya
Pasal 21. Hukum dan peraturan dari Negara pantai yang berkaitan dengan lintas damai
Pasal 22. Alur laut dan skema pemisah lalu lintas di laut teritorial
Pasal 23. Asing bertenaga nuklir kapal dan kapal yang mengangkut zat inheren berbahaya atau beracun nuklir atau lainnya
Pasal 24. Tugas Negara pantai
Pasal 25. Hak perlindungan dari Negara pantai
Pasal 26. Biaya yang dapat dibebankan pada kapal asing
Sub-bagian B. ATURAN YANG BERLAKU BAGI KAPAL DAN PEDAGANG KAPAL PEMERINTAH DIOPERASIKAN UNTUK TUJUAN KOMERSIAL
Pasal 27. Pidana yurisdiksi atas kapal asing
Pasal 28. Sipil yurisdiksi dalam kaitannya dengan kapal asing
Sub-bagian C. ATURAN YANG BERLAKU BAGI KAPAL PEMERINTAH kapal perang dan LAINNYA DIOPERASIKAN UNTUK TUJUAN NON-KOMERSIAL
Pasal 29. Definisi kapal perang
Pasal 30. Ketidakpatuhan oleh kapal perang dengan peraturan perundang- undangan Negara pantai
Pasal 31. Tanggung jawab Negara bendera untuk kerusakan yang disebabkan oleh kapal perang atau kapal pemerintah lainnya yang dioperasikan untuk tujuan non-komersial
Pasal 32. Kekebalan kapal perang dan kapal pemerintah lainnya yang dioperasikan untuk tujuan non-komersial
BAGIAN 4. Zona Tambahan
Pasal 33. Bersebelahan zona 32 Pasal 3 BAB III. Selat Yang Digunakan Untuk Pelayaran Internasional
BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM
Pasal 34. Status hukum perairan selat membentuk digunakan untuk pelayaran internasional
Pasal 35. Ruang Lingkup Bagian ini
Pasal 36. Tinggi laut rute atau rute melalui zona ekonomi eksklusif melalui selat yang digunakan untuk pelayaran internasional
BAGIAN 2. LINTAS TRANSIT
Pasal 37. Lingkup bagian ini
Pasal 38. Hak lintas transit
Pasal 39. Tugas kapal dan pesawat selama lintas transit
Pasal 40. Penelitian dan survei kegiatan
Pasal 41. Alur laut dan skema pemisah lalu lintas dalam selat yang digunakan untuk pelayaran internasional
Pasal 42. Hukum dan peraturan Negara yang Berbatasan dengan selat yang berkaitan dengan lintas
transit
Pasal 43. Navigasi dan keselamatan alat bantu dan perbaikan lainnya dan pencegahan, pengurangan dan pengendalian pencemaran
Pasal 44. Tugas Negara yang Berbatasan dengan selat
BAGIAN 3. LINTAS DAMAI
Pasal 45. Innocent bagian 12 Pasal 4BAB IV. Negara-Negara Kepulauan (Archipelagic State)
BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM
Pasal 34. Status hukum perairan selat membentuk digunakan untuk pelayaran internasional
Pasal 35. Ruang Lingkup Bagian ini
Pasal 36. Tinggi laut rute atau rute melalui zona ekonomi eksklusif melalui selat yang digunakan untuk pelayaran internasional
BAGIAN 2. LINTAS TRANSIT
Pasal 37. Lingkup bagian ini
Pasal 38. Hak lintas transit
Pasal 39. Tugas kapal dan pesawat selama lintas transit
Pasal 40. Penelitian dan survei kegiatan
Pasal 41. Alur laut dan skema pemisah lalu lintas dalam selat yang digunakan untuk pelayaran internasional
Pasal 42. Hukum dan peraturan Negara yang Berbatasan dengan selat yang berkaitan dengan lintas transit
Pasal 43. Navigasi dan keselamatan alat bantu dan perbaikan lainnya dan pencegahan, pengurangan dan pengendalian pencemaran
Pasal 44. Tugas Negara yang Berbatasan dengan selat
BAGIAN 3. LINTAS DAMAI
Pasal 45. Lintas damai 9 Pasal 5 BAB V. Zona ekonomi Eksklusif
Pasal 55. Spesifik hokum rezim zona Ekonomi eksklusif
Pasal 56. Hak, yurisdiksi dan kewajiban Negara pantai di zona ekonomi eksklusif
Pasal 57. Luasnya zona ekonomi eksklusif
Pasal 58. Hak dan kewajiban dari Negara lain di zona ekonomi eksklusif
Pasal 59. Dasar untuk penyelesaian konflik mengenai atribusi hak dan yurisdiksi di zona ekonomi eksklusif
Pasal 60. Buatan pulau, instalasi dan bangunan di zona ekonomi eksklusif
Pasal 61. Konservasi sumber daya hidup
Pasal 62. Pemanfaatan sumber daya hidup
Pasal 63. Saham yang terjadi di dalam zona ekonomi eksklusif dari dua atau lebih Negara pantai atau keduanya dalam zona ekonomi eksklusif dan di daerah luar dan berdekatan dengan itu
Pasal 64. Beruaya spesies
Pasal 65. Kelautan mamalia
Pasal 66. Anadromous saham
Pasal 67. Catadromous spesies
Pasal 68.Menetap spesies
Pasal 69. Hak atas tanah- terkunci Negara
Pasal 70. Hak geografis Negara dirugikan
Pasal 71. Non- penerapan artikel 69 dan 70
Pasal 72. Pembatasan pengalihan hak
Pasal 73. Penegakan hukum dan peraturan dari Negara pantai
Pasal 74. Penentuan batas zona ekonomi eksklusif antara Negara dengan pantai yang berlawanan atau berdekatan
Pasal 75. Grafik dan daftar koordinat geografis 21 Pasal 6 BAB VI: Landasan Kontinental ( CONTINENTAL SHELF)
Pasal 76. Definisi landas kontinen
Pasal 77. Hak Negara pantai atas landas kontinen.
Pasal 78. Status hukum perairan diatasnya dan ruang udara dan hak-hak dan kebebasan Negara lain
Pasal 79. Kabel dan pipa di landas kontinen
Pasal 80. Buatan pulau, instalasi dan bangunan di atas landas kontinen
Pasal 81. Pengeboran di landas kontinen
Pasal 82. Pembayaran dan Kontribusi sehubungan dengan eksploitasi landas kontinen di luar 200 mil laut
Pasal 83. Penentuan batas landas kontinen antara Negara dengan pantai yang berlawanan atau berdekatan
Pasal 84. Grafik dan daftar koordinat geografis
Pasal 85. Tunnelling 10 Pasal 7 BAB VII Laut Lepas
BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM
Pasal 86.Penerapan ketentuan Bab ini
Pasal 87. Kebebasan laut lepas
Pasal 88. Reservasi laut tinggi untuk Damai tujuan
Pasal 89. Ketidakabsahan klaim kedaulatan atas laut lepas
Pasal 90. Hak navigasi
Pasal 91. Kebangsaan kapal
Pasal 92. Status kapal
Pasal 93. Kapal terbang bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa, badan-badan khususnya dan Badan Energi Atom Internasional
Pasal 94. Tugas Negara Bendera
Pasal 95. Kekebalan kapal perang di laut lepas
Pasal 96. Kekebalan kapal yang digunakan hanya pada pemerintah non- komersial layanan
Pasal 97. Pidana yurisdiksi dalam hal tabrakan atau insiden lainnya navigasi
Pasal 98. Kewajiban untuk memberikan bantuan
Pasal 99. Larangan pengangkutan budak
Pasal 100. Tugas untuk bekerja sama dalam represi pembajakan
Pasal 101. Definisi pembajakan
Pasal 102. Pembajakan oleh kapal, kapal perang atau pesawat udara pemerintah yang awak pemerintah telah memberontak
Pasal 103. Definisi dari kapal bajak laut atau pesawat udara
Pasal 104. Retensi atau Kehilangan kewarganegaraan dari kapal bajak laut atau pesawat udara
Pasal 105. Penyitaan kapal bajak laut atau pesawat udara
Pasal 106. Kewajiban kejang tanpa alas an yang memadai
Pasal 107. Kapal dan pesawat yang berhak untuk merebut karena pembajakan
Pasal 108. Gelap lalu lintas di obat-obatan narkotika atau psikotropika
Pasal 109. Tidak sah penyiaran dari laut lepas
Pasal 110. Hak kunjungan
Pasal 111. Hak pengejaran
Pasal 112. Hak untuk meletakkan kabel dan pipa bawah laut
Pasal 113. Melanggar atau cedera dari kabel bawah laut atau pipa
Pasal 114. Melanggar atau cedera oleh pemilik dari kabel bawah laut atau pipa lain kabel bawah laut atau pipa
Pasal 115. Ganti Rugi untuk kerugian yang timbul dalam menghindari cedera kabel bawah laut atau pipa
BAGIAN 2. KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA HIDUP DARI LAUT LEPAS
Pasal 116. Hak untuk ikan di laut lepas
Pasal 117. Tugas Negara untuk mengadopsi Sehubungan dengan tindakan mereka warga negara untuk konservasi sumber daya hayati laut bebas
Pasal 118. Kerjasama Negara-negara dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya hayati
Pasal 119. Konservasi sumber daya hayati dari laut lepas
Pasal 120. Kelautan Mamalia 35 Pasal 8 BAB VIII. Rezim Pulau (Regime Of Island)
Pasal 121. Rezim pulau 1 Pasal
BAB IX. Laut Tertutup atau Setengah Tertutup (Enclosed Or Semi-Enclosed )
Pasal 122. Definisi
Pasal 123. Kerjasama Negara yang Berbatasan dengan laut ertutup atau semi-tertutup 2 Pasal
BAB X. Hak Negara Tak Berpantai Untuk Akses Ked an Dari Laut Serta Kebebasannnya Transit.
Pasal 124. Penggunaan istilah
Pasal125. Hak akses ke dan dari laut dan kebebasan transit
Pasal 126. Pengecualian dari penerapan klausul yang paling-favoured- nation
Pasal 127. Bea masuk, pajak dan biaya lainnya
Pasal 128. Zona bebas dan fasilitas kepabeanan lainnya
Pasal 129. Kerjasama dalam Pembangunan dan peningkatan sarana transportasi
Pasal 130. Langkah-langkah Untuk menghindari atau Menghilangkan keterlambatan atau kesulitan lain yang bersifat teknis dalam lalu lintas transit
Pasal 131. Perlakuan yang sama di pelabuhan maritim
Pasal 132. Pemberian fasilitas transit yang lebih besar 9 PasalBAB XI. Kawasan (The Area)
BAGIAN l. KETENTUAN UMUM
Pasal 133. Penggunaan istilah
Pasal 134. Ruang Lingkup Bagian ini
Pasal 135. Status hukum perairan dan ruang udara diatasnya
BAGIAN 2. PRINSIP MENGATUR WILAYAH
Pasal 136. Umum warisan umat manusia
Pasal 137. Status hukum Kawasan dan sumber dayanya
Pasal 138. Umum perilaku Negara dalam kaitannya dengan Kawasan
Pasal 139. Tanggung jawab untuk memastikan kepatuhan dan kewajiban untuk kerusakan
Pasal 140. Kepentingan umat manusia
Pasal 141. Penggunaan Kawasan eksklusif untuk tujuan damai
Pasal 142. Hak dan kepentingan yang sah dari negara pantai
Pasal 143. Penelitian ilmiah kelautan
Pasal 144. Transfer teknologi
Pasal 145. Perlindungan lingkungan laut
Pasal 146. Perlindungan kehidupan manusia
Pasal 147. Akomodasi kegiatan di Kawasan dan di lingkungan laut
Pasal 148. Partisipasi Negara berkembang dalam kegiatan di Kawasan
Pasal 149. Arkeologi dan sejarah benda- benda
BAGIAN 3. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA DARI WILAYAH
Pasal 150. Kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan di Kawasan
Pasal 151. Produksi kebijakan
Pasal 152. Latihan kekuatan dan fungsi oleh Otorita
Pasal 153. Sistem eksplorasi dan eksploitasi
Pasal 154. Periodik tinjauan
Pasal 155. Konferensi Ulasan
BAGIAN 4. KEWENANGAN
Sub-bagian A. KETENTUAN UMUM
Pasal 156. Pembentukan Otorita
Pasal 157. Sifat dan prinsip- prinsip dasar Otorita
Pasal 158. Organ Otorita
Sub-bagian B. MAJELIS
Pasal 159. Komposisi, prosedur dan pemungutan suara
Pasal 160. Kekuasaan dan fungsi
Sub-bagian C. DEWAN
Pasal 161. Komposisi, prosedur dan pemungutan suara
Pasal 162. Kekuasaan danfungsi
Pasal 163. Organ Dewan
Pasal 164. Komisi Perencanaan Ekonomi
Pasal 165. Komisi Hukum dan Teknik
Sub-bagian D. SEKRETARIAT
Pasal 166. Sekretariat
Pasal 167. Staf Otorita
Pasal 168. Internasional karakter Sekretariat
Pasal 169. Konsultasi dan Kerjasama dengan organisasi- organisasi internasional dan non-pemerintah
Sub-bagian E. ENTERPRISE THE
Pasal 170. Enterprise
Sub bagian F. PENGATURAN KEWENANGAN KEUANGAN
Pasal 171. Dana Otorita
Pasal 172. Anggaran tahunan Otorita
Pasal 173. Beban Otorita
Pasal 174. Meminjam kekuatan Otorita
Pasal 175. Audit Tahunan
Sub-bagian G. STATUS HUKUM, HAK ISTIMEWA DAN IMUNITAS
Pasal 176. Status hukum
Pasal 177. Hak istimewa dan kekebalan
Pasal 178. Kekebalan dari proses hukum
Pasal 179. Kekebalan dari pencarian dan segala bentuk penyitaan
Pasal 180. Pembebasan dari pembatasan, peraturan, kontrol dan moratoria
Pasal 181. Arsip dan komunikasi resmi Otorita
Pasal 182. Hak istimewa dan kekebalan dari orang-orang tertentu yang berhubungan dengan Otorita
Pasal 183. Pembebasan dari pajak dan bea cukai
Sub-bagian H. PENANGGUHAN DARI LATIHAN HAK DAN HAK ISTIMEWA DARI ANGGOTA
Pasal 184. Penangguhan pelaksanaan hak suara
Pasal 185. Penangguhan pelaksanaan hak- hak dan keistimewaan keanggotaan
BAGIAN 5. PENYELESAIAN SENGKETA DAN PENDAPAT PENASEHAT
Pasal 186. Sengketa Dasar Laut Kamar dari Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut
Pasal 187. Yurisdiksi dari Kamar Sengketa Dasar Laut
Pasal 188. Penyerahan sengketa ke ruang khusus Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut atau ruang ad hoc dari Kamar Sengketa Dasar Laut atau pada arbitrasi komersial yang mengikat
Pasal 189. Batasan yurisdiksi berkenaan dengan keputusan Otorita
Pasal 190. Partisipasi dan penampilan Negara Pihak mensponsori dalam proses
Pasal 191. Penasehat pendapat 59 Pasal
BAB XII. Perlindungan Dan Pelesatarian Lingkungan Laut
BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM
Pasal 192. Umum kewajiban
Pasal 193. Sovereign hak Negara untuk memanfaatkan sumber daya alam
Pasal 194. Langkah-langkah untuk mencegah, mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut
Pasal 195. Tugas untuk tidak mentransfer kerusakan atau bahaya atau mengubah satu jenis polusi ke lain
Pasal 196. Penggunaan teknologi atau pengenalan spesies asing atau baru
BAGIAN 2. GLOBAL DAN DAERAH KERJASAMA
Pasal 197. Kerjasama pada basis global atau regional
Pasal 198. Pemberitahuan kerusakan dekat atau aktual
Pasal 199. Contingency Rencana terhadap polusi
Pasal 200. Studi Program penelitian, dan pertukaran informasi dan data
Pasal 201. Ilmiah criteria untuk peraturan
BAGIAN 3. BANTUAN TEKNIS
Pasal 202. Ilmiah dan bantuan teknis kepada negara- Negara berkembang
Pasal 203. Preferential Pengobatan untuk Negara berkembang
BAGIAN 4. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN LINGKUNGAN
Pasal 204. Pemantauan risiko atau efek dari polusi
Pasal 205. Publikasi laporan
Pasal 206. Penilaian potensi dampak kegiatan
BAGIAN 5. ATURAN INTERNASIONAL DAN PERUNDANG- UNDANGAN NASIONAL UNTUK MENCEGAH, MENGURANGI DAN MENGENDALIKAN PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT
Pasal 207. Polusi dari tanah berbasis sumber
Pasal 208. Polusi dari subjek kegiatan dasar laut yurisdiksi nasional
Pasal 209. Polusi dari kegiatan di Kawasan
Pasal 210. Pencemaran oleh dumping
Pasal 211. Polusi dari kapal
Pasal 212. Polusi dari atau melalui atmosfir
BAGIAN 6. PENEGAKAN
Pasal 213. Penegakan hukum berkaitan dengan polusi dari darat sumber
Pasal 214. Penegakan hukum berkaitan dengan pencemaran dari kegiatan dasar laut
Pasal 215. Penegakan hukum berkaitan dengan pencemaran dari kegiatan di Kawasan
Pasal 216. Penegakan hukum berkaitan dengan pencemaran dengan membuang
Pasal 217. Penegakan oleh Negara Bendera
Pasal 218. Penegakan oleh port States
Pasal 219. Langkah-langkah yang berkaitan dengan kelayakan kapal untuk menghindari pencemaran
Pasal 220. Penegakan hukum oleh negara pantai
Pasal 221. Langkah-langkah Untuk menghindari polusi yang timbul dari korban maritim
Pasal 222. Penegakan hukum berkaitan dengan polusi dari atau melalui atmosfir
BAGIAN 7.PENGAMANAN
Pasal 223. Langkah-langkah Untuk memfasilitasi proses
Pasal 224. Latihan kekuatan penegakan
Pasal 225. Tugas Untuk menghindari konsekuensi yang merugikan dalam menjalankan kekuasaan penegakan hukum.
Pasal 226. Investigasi kapal asing
Pasal 227. Non- Diskriminasi terhadap kapal asing
Pasal 228.Suspensi dan Pembatasan lembaga pengadilan
Pasal 229. Lembaga proses perdata
Pasal 230. Moneter hukuman dan ketaatan hak yang diakui dari tertuduh
Pasal 231. Pemberitahuan kepada Negara Bendera dan Negara lain yang bersangkutan
Pasal 232. Kewajiban Negara yang timbul dari langkah-langkah penegakan
Pasal 233. Perlindungan terhadap selat yang digunakan untuk pelayaran internasional
BAGIAN 8. ICE- meliputi wilayah
Pasal 234. Tertutup es daerah
BAGIAN 9. TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
Pasal 235. Tanggung jawab dan kewajiban
BAGIAN 10. HAK KEKEBALAN
Pasal 236. Hak kekebalan
BAGIAN 11. KEWAJIBAN- KEWAJIBAN BERDASARKAN KONVENSI LAIN MENGENAI PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT
Pasal 237. Kewajiban Berdasarkan konvensi lain pada perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. 46 Pasal 13
BAB XIII. Riset Ilmiah Kelautan
BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM
Pasal 238. Hak untuk melakukan penelitian ilmiah kelautan
Pasal 239. Promosi penelitian ilmiah kelautan
Pasal 240. Prinsip umum untuk melakukan penelitian ilmiah kelautan
Pasal 241. Non- Pengakuan kelautan kegiatan penelitian ilmiah sebagai dasar hukum bagi klaim
BAGIAN 2. KERJASAMA INTERNASIONAL
Pasal 242. Promosi Kerjasama internasional
Pasal 243. Penciptaan kondisi yang menguntungkan
Pasal 244. Publikasi dan Penyebaran informasi dan pengetahuan
BAGIAN 3. PERILAKU DAN PROMOSI PENELITIAN ILMIAH LAUT
Pasal 245. Penelitian ilmiah kelautan di laut teritorial
Pasal 246. Kelautan penelitian ilmiah di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen
Pasal 247. Kelautan proyek penelitian ilmiah yang dilakukan oleh atau di bawah naungan organisasi internasional
Pasal 248. Kewajiban untuk Memberikan informasi kepada Negara pantai
Pasal 249. Kewajiban untuk Memenuhi beberapa persyaratan
Pasal 250. Komunikasi Mengenai proyek-proyek penelitian ilmiah kelautan
Pasal 251. Kriteria umum dan pedoman
Pasal 252. Tersirat persetujuan
Pasal 253. Penangguhan atau penghentian kegiatan penelitian ilmiah kelautan
Pasal 254. Hak tetangga tanah- terkunci Serikat dan geografis kurang beruntung
Pasal 255. Langkah-langkah Untuk memfasilitasi penelitian ilmiah kelautan dan membantu kapal penelitian
Pasal 256. Penelitian ilmiah kelautan di Kawasan
Pasal 257. Penelitian ilmiah kelautan dalam kolom air di luar zona ekonomi eksklusif
BAGIAN4. INSTALASIRISET ILMIAH ATAU PERALATAN DI LINGKUNGAN LAUT
Pasal 258. Penyebaran dan penggunaan
Pasal 259. Status hukum
Pasal 260. Zona keamanan
Pasal 261. Larangan Gangguan terhadap rute pelayaran
Pasal 262. Tanda pengenal dan tanda bahaya
BAGIAN 5. TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN
Pasal 263.Tanggung jawab dan kewajiban
BAGIAN 6. PENYELESAIAN SENGKETA DAN TINDAKAN SEMENTARA
Pasal 264. Penyelesaian sengketa
Pasal 265. Sementara langkah-langkah 28 Pasal 14 BAB XIV. Pengembangan dan Alih Teknologi Kelautan
BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM
Pasal 266. Promosi Pengembangan dan alih teknologi kelautan
Pasal 267. Perlindungan kepentingan sah
Pasal 268. Dasar tujuan
Pasal 269. Langkah-langkah untuk mencapai tujuan dasar
BAGIAN 2. KERJASAMA INTERNASIONAL
Pasal 270. Cara dan sarana kerjasama internasional
Pasal 271. Pedoman, kriteria dan standar
Pasal 272. Koordinasi Program internasional
Pasal 273. Kerjasama Dengan organisasi internasional dan Kewenangan
Pasal 274. Tujuan Otorita
BAGIAN 3. NASIONAL DAN DAERAH LAUT ILMIAH DAN TEKNOLOGI PUSAT
Pasal 275. Pendirian pusat- pusat nasional.
Pasal 276. Pendirian pusat- pusat regional
Pasal 277. Fungsi pusat regional
BAGIAN 4. KERJASAMA ANTAR ORGANISASI INTERNASIONAL
Pasal 278. Kerjasama antara Organisasi internasional 13 Pasal 15BAB XV. Penyelesaian Sengketa
BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM
Pasal 279. Kewajiban untuk Menyelesaikan sengketa dengan cara damai
Pasal 280. Penyelesaian sengketa dengan cara apapun damai dipilih oleh para pihak
Pasal 281. Prosedur mana Penyelesaian tidak tercapai oleh para pihak
Pasal 282. Kewajiban Berdasarkan perjanjian umum, regional atau bilateral
Pasal 283. Kewajiban untuk Bertukar pendapat
Pasal 284. Perdamaian
Pasal 285. Penerapan bagian ini untuk perselisihan disampaikan sesuai dengan Bagian XI
BAGIAN 2. PROSEDUR WAJIB YANG MENGHASILKAN KEPUTUSAN MENGIKAT
Pasal 286. Penerapan prosedur di bawah bagian ini
Pasal 287. Pilihan prosedur
Pasal 288. Yurisdiksi
Pasal 289. Ahli
Pasal 290. Sementara langkah-langkah
Pasal 291. Mengakses
Pasal 292. Pelepasan segera kendaraan air dan awaknya
Pasal 293. Hukum yang berlaku
Pasal 294. Awal proses
Pasal 295. Kelelahan dari bahan lokal
Pasal 296. Finalitas dan Kekuatan mengikat keputusan
BAGIAN 3. PEMBATASAN- PEMBATASAN DAN PENGECUALIAN- PENGECUALIAN TERHADAP BELAKUNYA BAGIAN 2
Pasal 297. Batas penerapan pasal 2
Pasal 298. Opsional Pengecualian untuk penerapan pasal 2
Pasal 299. Hak para pihak untuk menyepakati prosedur 21 Pasal 16BAB XVI. Ketentuan Umum
Pasal 300. Itikad baik dan Penyalahgunaan hak
Pasal 301. Damai Penggunaan lautan
Pasal 302. Pengungkapan informasi
Pasal 303. Benda-benda arkeologi dan sejarah ditemukan di laut
Pasal 304. Tanggung jawab dan kewajiban untuk kerusakan 5 Pasal 17 BAB XVII. Ketentuan Penutup
Pasal 305. Tanda tangan
Pasal 306. Ratifikasi dan Konfirmasi formal
Pasal 307. Pencapaian
Pasal 308. Mulai berlaku
Pasal 309. Reservasi dan pengecualian
Pasal 310. Deklarasi dan pernyataan
Pasal 311. Hubungan dengan konvensi lain dan perjanjian internasional
Pasal 312. Amandemen
Pasal 313. Amandemen dengan prosedur yang disederhanakan
Pasal 314. Amandemen Terhadap ketentuan- ketentuan Konvensi ini berkaitan secara eksklusif untuk kegiatan di Kawasan
Pasal 315. Tanda tangan, ratifikasi, aksesi dan teks otentik amandemen
Pasal 316. Berlakunya amandemen
Pasal 317. Pengaduan
Pasal 318. Status Lampiran
Pasal 319.DepositaryPasal 320. Otentik teks 16
Pasal Jumlah XVII BAB 320Pasal