patofisiologi

61
Patofisiologi Penyakit Paru Fivy Kurniawati

Upload: alifa-lulu

Post on 17-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

FARMASI PATOFISIOLOGI PENYAKIT PARU

TRANSCRIPT

  • Patofisiologi Penyakit

    Paru

    Fivy Kurniawati

  • Anatomy

    18/06/2014 2

    Respiratory System

  • Anatomy

    18/06/2014 3

    Sistem Pernafasan terdiri dari:

    Zona Pernafasan

    Tempat pertukaran gas

    Terdiri dari: bronchioles, alveolar ducts, and alveoli

    Zona Conducting

    Saluran kaku yg menghantarkan udara untuk mencapai tempat

    pertukaran gas

    Termasuk semua struktur lain pernafasan (e.g., nose, nasal

    cavity, pharynx, trachea)

    Respiratory muscles diaphragm and other muscles that promote

    ventilation

  • Anatomy

    18/06/2014 5

    Conducting Zone : Bronchi

    The carina of the last tracheal cartilage

    marks the end of the trachea and the

    beginning of the right and left bronchi

    Air reaching the bronchi is:

    Warm and cleansed of impurities

    Saturated with water vapor

    Bronchi subdivide into secondary

    bronchi, each supplying a lobe of the

    lungs

  • Anatomy

    18/06/2014 6

    Bagian dari sistem pernafasan manusia paru-paru

    Paru-paru diselubungi oleh viceral pleura dan dilingkupi oleh dinding dada

    dan diafragma, serta otot polos yg membantu saat proses ventilasi.

    Major Function of the Respiratory System (Lungs)

    Secara fisiologis fungsi utama dari paru-paru adalah menyediakan oksigen

    bagi jaringan untuk proses metabolisme dan untuk mengeluarkan produk

    sampingan utama dari metabolisme itu, karbon dioksida respirasi

    Paru-paru melakukan fungsi ini dengan memindahkan udara inspirasi dekat

    dengan kapiler paru untuk memungkinkan pertukaran gas secara difusi

    sederhana.

  • Lungs

    Air route through respiratory system

    18/06/2014 7

    Air

    Nose

    -moistening and

    warming

    -filtered and

    cleaning

    Pharynx

    Larynx

    switching

    mechanism to

    route air and

    food into the

    proper channels

    Trachea

    Bronchi Bronchiolus

    Alveoli

    Site for gas

    exchange

  • Anatomy

    18/06/2014 8

  • Anatomy respiratory membrane (alveoli)

    18/06/2014 9

  • Respratory membrane

    18/06/2014 10

  • Physiology

    18/06/2014 11

    Respiration

    Ventilasi

    masuknya campuran gas-gas kedalam dan keluar paru-paru

    Respirasi sel/respirasi internal

    saat metabolit dioksidasi utk mendapatkan energi dan

    karbondioksida terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan

    dikeluarkan oleh paru-paru.

    Transportasi

    1). Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi

    eksternal) dan antara darah sistemik dan sel-sel jaringan;

    2). Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonar dan penyesuaiannya dg

    distribusi udara ke dalam alveolus-alveolus; dan

    3). Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dg darah

    Proses fisiologi pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari udara kedalam

    jaringan-jaringan tubuh dan karbondioksida dikeluarkan ke udara.

  • Prosedur Diagnostik pada Penyakit Paru

    18/06/2014 12

    1. Metode morfologi teknik radiologi, endoskopi,

    pemeriksaan biopsi, dan pemeriksaan sputum

    mengetahui morfologi dari paru-paru

    2. Metode fisiologik uji fungsi paru-paru (dibagi menjadi

    dua kategori : uji ventilasi paru-paru dan dinding dada,

    serta uji yg berhubungan dg pertukaran gas)

  • 18/06/2014 13

    UJI MORFOLOGI PARU-PARU

    Radiologi

    Endoskopi

    Pemeriksaan biopsi dan sputum

  • Radiogram yg dihasilkan dapat memberikan informasi mengenai

    1. Status dinding toraks termasuk iga, pleura, kontur diafragma dan

    saluran nafas atas

    2. Ukuran, kontur, dan posisi dari mediastinum dan hilus paru-paru,

    termasuk jantung, aorta, kelenjar getah bening dan akar

    percabangan bronkus

    3. Tekstur dan derajat aerasi parenkim paru-paru

    4. Ukuran, bentuk, jumlah dan lokasi lesi paru-paru termasuk

    kemungkinan adanya cavitation (rongga), tanda fibrosis, dan

    daerah konsolidasi

    Penampilan radiogram normal bervariasi dalam beberapa hal

    tergantung pada jenis kelamin, usia, dan keadaan pernafasan

    Radiologi

    18/06/2014 14

  • Endoskopi

    18/06/2014 15

    Endoskopi bronkus (bronkoskopi) teknik yg memungkinkan visualisasi secara

    langsung trakhea dan cabang-cabang utamanya paling sering digunakan untuk

    memastikan diagnosis karsinoma bronkogenik.

    Sesudah menjalani bronkoskopi, maka pasien yg bersangkutan tidak diperbolehkan

    makan atau minum paling tidak selama 2-3 jam, yaitu sampai refleks muntah timbul

    lagi

  • Pemeriksaan biopsi dan sputum

    18/06/2014 16

    PEMERIKSAAN BIOPSI

    Contoh jaringan untuk pemeriksaan biopsi dapat diperoleh dari saluran pernafasan bagian atas atau bawah dengan menggunakan teknik endoskopi yg memakai laringoscop atau bronkoscop

    PEMERIKSAAN SPUTUM

    Pemeriksaan sputum secara makroskopik, mikroskopik atau bateriologik penting dalam diagnosis etiologi beberapa penyakit pernafasan warna, bau, dan adanya darah

    Pemeriksaan mikroskopik dapat mengungkapkan organisme penyebab

    Pemeriksaan sitologi eksfoliatif pada sputum membantu diagnosa karsinoma paru-paru

    Waktu terbaik untuk mengumpulkan sputum adalah segera sesudah bangun tidur sekresi bronkus yg abnormal cenderung tertimbun pada saat sedang tidur

  • UJI FUNGSI PARU-PARU

    - Uji Fungsi Ventilasi - Blood Gasses Analysis

    18/06/2014 17

  • Uji Fungsi Ventilasi kapasitas dan volume paru-paru (penjelasan gambar)

    18/06/2014 18

    Pengukuran Simbol Nilai rata-rata pd pria

    dewasa (ml)

    Definisi

    Volume tidal VT 500 Jumlah udara yg diinspirasi atau diekspirasi pada setiap kali bernafas

    (nilai ini adalah untuk keadaan istirahat)

    Volume cadangan

    inspirasi

    IRV 3100 Jumlah udara yg dapat diinspirasi secara paksa sesudah inhalasi

    volume tidal normal

    Volume cadangan

    ekspirasi

    ERV 1200 Jumlah udara yg dpt diekspirasi secara paksa sesudah ekspirasi

    volume tidal normal

    Volume residu RV 1200 Jumlah udara yg tertinggal dalam paru2 sesudah ekspirasi paksa

    Kapasitas paru-paru

    total

    TLC 6000 Jumlah udara maksimal yg dapat dimasukkan kedalam paru-paru

    sesudah inspirasi maksimal

    TLC = VT + IRV + ERV + RV

    Kapasitas vital VC 4800 Jumlah udara maksimal yg dapat diekspirasi sesudah inspirasi

    maksimal (seharusnya 80% dari TLC)

    VC = VT + IRV + ERV

    Kapasitas inspirasi IC 3600 Jumlah udara maksimal yg dapat diinspirasi sesudah ekspirasi

    maksimal

    IC = VT + IRV

    Kapasitas residu

    fungsional

    FRC 2400 Volume yg tertinggal dalam paru-paru sesudah ekspirasi volume tidal

    normal

    FRC = ERV + RV

  • Uji Fungsi Paru-Paru

    18/06/2014 19

  • Uji Fungsi Paru-Paru Blood gasses analysis

    18/06/2014 20

    Untuk menilai fungsi pernafasan perlu juga mempelajari diluar fungsi

    ventilasi seperti volume dan distribusi gas yg diangkut oleh sistem sirkulasi

    Untuk analisis gas darah, biasanya digunakan contoh darah arteri (arteria

    radialis atau brakialis)

    Nilai rentang normal gas-gas dalam darah arteri

    Pengukuran gas darah Simbol Nilai normal

    Tekanan karbondioksida PaCO2 35 - 45 mmHg (rata-rata, 40)

    Tekanan oksigen PaO2 80 100 mmHg

    Persentase kejenuhan oksigen SaO2 97

    Konsentrasi ion hidrogen pH 7.35 7.45

    Bikarbonat HCO3 22 26 mEq/L

  • Blood gasses (PaCO2 and PaO2)

    18/06/2014 22

    PaCO2 petunjuk ventilasi alveolar yg paling baik.

    Bila PaCO2 meningkat terjadi hipoventilasi alveolar.

    Hipoventilasi menyebabkan asidosis respiratorik dan penurunan pH darah terjadi

    apabila volume tidal menurun seperti pada pernafasan yg cepat dan dangkal, dapat

    pula terjadi pada overdosis narkotik ataupun barbiturat

    Bila PaCO2 menurun penyebab langsung adalah hiperventilasi alveolar

    menyebabkan alkaliosis repiratorik dan peningkatan pH darah dapat terjadi pada

    penderita asma dan pneumonia.

    Hiperventilasi dapat juga disebabkan karena cedera atau tumor otak, ketegangan,

    atau dapat juga merupakan proses kompensasi untuk mengatasi asidosis metabolik.

    PaO2, jika turun sampai dibawah nilai normal akan terjadi hipoksemia. Secara

    normal dapat menurun karena pertambahan usia

  • 18/06/2014 23

  • What is Asthma?

    18/06/2014 24

    penyakit peradangan dan obstruksi saluran nafas

    Obstruksi yg terjadi sifatnya reversible

    Karakterisasi asthma:

    gejala intermiten, termasuk:

    - Wheezing (mengi),

    - Dada sesak,

    - Sesak napas (dyspnea), dan

    - batuk disertai hyperresponsiveness bronkial.

  • Asthma

    18/06/2014 25

  • Asthma

    18/06/2014 26

    Dificulty of breathing related

    to airways become

    smaller or narrower, due

    to:

    Underlying inflammation or

    swelling

    Increased mucus production

    and

    Contraction of muscles around

    the airways, or bronchospasm

  • Asthma classification

    18/06/2014 27

    A. Intrinsic asthma

    no environmental causes can be identified

    negative skin test to common airborn allergens

    rather negative family history

    B. Extrinsic asthma

    atopy, genetic predisposition

    IgE, mast cells and eosinophils response to allergens

    C. Occupational asthma

    sensibilisation of airways to inhalant chemicals

  • Etiology and Epidemiology

    18/06/2014 28

    Asthma merupakan penyakit paru-paru kronis yg paling banyak terjadi, hampir 1/3

    orang dewasa di sejumlah negara menderita asthma.

    Asthma risk factor

    Gender : - women more likely to have asthma than men

    - boys more likely to have asthma than girls

    Age : children or adult age 18 to 24 years old more likely to have asthma than older

    adult

    Behaviour risk factor : smokers

    obese adult

    Atopy, atau produksi antibodi immunoglobulin E (IgE) sebagai respon dari

    terpaparnya seseorang oleh alergen merupakan kejadian asthma yg paling sering dan

    memegang peranan penting pada evolusi penyakit.

  • Ethiology and Epidemiology

    18/06/2014 29

    Penderita asma biasanya mengalami respon cepat dan lambat terhadap rangsangan provocative agent.

    Pada respon cepat terjadi proses penyempitas saluran nafas dalam waktu 10-15 menit setelah terpapar dan terjadi proses perbaikan dalam 60 menit. Hal ini terkadang dapat diikuti oleh respon asma lambat, yang muncul 4-8 jam setelah stimulus awal. Meskipun mekanisme dari dua respon ini berbeda tetapi kedua respon ini adalah bagian dari proses peradangan saluran nafas yg umum terjadi.

    Risk factors Predisposing: atopy, gender

    Causal: allergens, aspirin, chemicals

    Contributing: respiratory infections, diet, air pollution, smoking

    Factors that exacerbate asthma - triggers

    allergens, respiratory infections, exercise, emotions

  • Etiology and Epidemiology

    18/06/2014 30

    Physiologic and pharmacologic mediators of normal smooth muscle contraction

    Histamine

    Methacholine

    Adenosine triphosphate

    Physicochemical agents

    Exercise; hyperventilation with cold, dry air

    Air pollutants

    Sulfur dioxide

    Nitrogen dioxide

    Viral respiratory infections (eg, influenza A)

    Ingestants

    Propranolol

    Aspirin; NSAIDs

    Allergens

    Low-molecular-weight chemicals (eg, penicillin, isocyanates, anhydrides, chromate)

    Complex organic molecules (eg, animal danders, dust mites, enzymes, wood dusts)

    Ada beberapa provocative agen yg

    diketahui dapat menyebabkan terjadinya

    asthma. Secara garis besar dpt

    dikategorikan menjadi 3, yaitu

    (1) physiologic or pharmacologic

    mediators of asthmatic airway

    responses,

    (2) allergens that can induce airway

    inflammation and reactivity in sensitized

    individuals, and

    (3) exogenous physicochemical agents

    or stimuli that produce airway

    hyperreactivity.

  • Asthma

    18/06/2014 31

    Paparan alergen atau berbagai rangsangan non spesifik menginisiasi terjadinya

    proses aktivasi seluler pada saluran pernafasan.

    Menyebabkan terjadinya proses inflamasi akut dan kronis yg dimediasi oleh berbagai

    kompleks dan sitokin terintegrasi yg dilepaskan secara lokal dan mediator lainnya.

    Pelepasan mediator-mediator ini dapat mengubah tonus otot polos saluran

    pernapasan dan responsifitas, menghasilkan hipersekresi mukus dan kerusakan epitel

    saluran napas. Kejadian patologis ini menghasilkan abnormalitas kronik dari

    arsitektur dan fungsi saluran nafas.

  • Pathogenesis

    18/06/2014 32

    Tidak diketahui mekanisme tunggal terjadinya asthma yg paling sering adalah

    reaksi terhadap adanya alergen

    Respon paling awal yg terjadi pada saluran nafas penderita asthma adalah aktivasi

    sel-sel inflamasi lokal, sel mast dan terutama eosinofil Hal ini dapat terjadi melalui

    mekanisme IgE-dependent tertentu atau secara tidak langsung melalui proses lainnya

    (misalnya, stimulus osmotik atau paparan iritasi kimia).

    Mediator aksi akut, termasuk leukotrien, prostaglandin, dan histamin, secara cepat

    menginduksi kontraksi otot polos, hipersekresi lendir, dan vasodilatasi dengan

    endotelial leakage dan pembentukan edema lokal.

    Muncul sel-sel epitelial untuk terlibat dalam proses ini, melepaskan leukotrien dan

    prostaglandin serta sitokin inflamasi pada proses aktivasi. Beberapa mediator

    preformed bertindak cepat dan memiliki aktivitas chemotactic, merekrut sel-sel

    inflamasi yg lain seperti eosinofil dan neutrofil menuju mukosa saluran nafas.

  • 18/06/2014 33

  • Pathophysiology

    18/06/2014 34

    Aktivasi seluler peradangan saluran napas dan hyperresponsiveness otot polos, saluran udara yang menyempit, yang mengakibatkan peningkatan resistensi saluran napas.

    Hipersekresi mukus dan adanya rangsangan bronkokonstriktor dapat memperburuk obstruksi fisiologi paru-paru.

    Batuk dan refleks bronkokonstriksi yg dimediasi oleh vagal efferent mengikuti stimulasi dari bronchial irritant receptors.

  • 18/06/2014 35

  • Clinical manifestation

    18/06/2014 36

    Presence of airway inflammation and obstruction

    Symptoms and Signs

    The variability of symptoms and signs is an indication of the tremendous range of disease

    severity, from mild and intermittent disease to chronic, severe, and sometimes fatal asthma.

    1. Cough

    2. Wheezing

    3. Dyspnea and chest tightness

    4. Tachypnea and tachycardia

    5. Pulsus paradoxus Pulsus paradoxus is a fall of more than 10 mm Hg in systolic arterial

    pressure during inspiration

    6. HypoxemiaThe presence of increasing / mismatching with airway obstruction produces

    areas of low / ratios, resulting in hypoxemia. Shunt is unusual in asthma.

    7. Hypercapnia and respiratory acidosis

    8. Obstructive defects by pulmonary function testing

    9. Bronchial hyperresponsiveness

  • Apakah Asthma dapat disembuhkan?

    18/06/2014 37

    Asthma can be controlled (but not cured) by:

    Avoiding triggers or reducing exposure to triggers

    Using medication to control symptoms

    Medications - generally two types are used

    Controller or long-term drugs

    Taken to prevent excess production of mucus & to reduce

    the inflammation and constriction of airway muscles

    Rescue or quick-relief drugs

    Taken to relax muscles around the airways to improve

    breathing

  • 18/06/2014 38

  • 18/06/2014 39

  • What is COPD??

    18/06/2014 40

    Definisi:

    Penyakit yg dikarakterisasi oleh munculnya obstruksi saluran nafas akibat bronkitis kronis (chronic bronchitis) atau emphysema.

    The air flow limitation is generally progressive.

    Obstruksi yg terjadi sebagian mungkin bersifat reversible

    Chronic bronchitis dan emphysema merupakna proses yg berbeda tetapi keduanya berbagi faktor etiology umum yg sama dan sering dijumpai secara bersama pada individu yg sama

  • COPD

    Bronchitis Emphysema

    18/06/2014 41

    defined in clinical terms

    chronic cough with sputum production

    - (3 months a year,

    2 successive years)

    - excluded cardiac or other pulmonary causes

    defined anatomically

    permanent, destructive enlagrement of airspaces distal to the terminal bronchioles without obvious fibrosis

    Clinically diagnosed Pathologically diagnosed

  • Clinical Presentation

    18/06/2014 42

    Chronic Bronchitis

    Chronic bronchitis is defined by a clinical history of productive cough for 3 months of the year for 2 consecutive years.

    Dyspnea and airway obstruction, often with an element of reversibility, are intermittently to continuously present.

    Cigarette smoking is by far the leading cause, although other inhaled irritants may produce the same process.

    The predominant pathologic event is an inflammatory process in the airways, with mucosal thickening and mucus hypersecretion, resulting in diffuse airflow obstruction.

    >85% of COPD

  • Clinical Presentation

    18/06/2014 43

    Emphysema

    Abnormal and permanent dilatation of air spaces associated with destruction of their walls.

    Ditandai oleh pembesaran ireversibel rongga udara distal sampai bronkiolus terminal, disertai

    kerusakan dinding mereka tanpa fibrosis yang jelas.

    Berbeda dengan bronkitis kronis, cacat patologis utama dalam emfisema tidak pada saluran

    nafas melainkan pada respiratory unit walls (unit dinding pernafasan).

    Dyspnea progresif dan obstruksi nonreversible terjadi bersama dengan destruksi saluran nafas

    tanpa batuk produktif yang signifikan

    Progresivitas hipoksia dan dyspnea.

    Pathologic and etiologic distinctions can be made among various patterns of emphysema, but

    the clinical presentations of all are similar.

  • Clinical Presentation

    Chronic Bronchitis Emphysema

    18/06/2014 44

  • Etiology and Epidemiology

    18/06/2014 45

    Chronic bronchitis is the diagnosis in approximately 75% of cases of COPD.

    Insiden, prevalensi dan angka kematian dari COPD meningkat dg

    bertambahnya usia dan lebih tinggi pada laki-laki.

    Penyebab utama COPD : cigarette smoking( (90% dari kasus COPD yg

    terjadi)

    Penyebab lain: Allergen, genetic factors, infection.

    The most important identified single risk factor for the evolution of

    COPDother than cigarette smokingis deficiency of 1-protease inhibitor.

    Its absence can lead to early onset of severe emphysema.

  • Etiology and Epidemiology

    18/06/2014 46

    Alpha1-protease inhibitor is a circulating protein capable of

    inhibiting several types of proteases, including neutrophil

    elastase, which is implicated in the genesis of emphysema.

    Population-based studies suggest that chronic dust (including

    silica and cotton) or chemical fume exposure can lead to

    COPD, but the contribution of these factors appears to be

    minor compared with tobacco use.

    COPD known as smokers disease

    Symptomatic patients usually have both (chronic

    bronchitis and emphysema)

  • Etiology COPD

    18/06/2014 47

    Smoking Primary risk factor

    Long-term smoking is responsible for 80-90 % of cases.

    Prolonged exposures to harmful particles and gases from: passive smoke,

    Industrial smoke,

    Chemical gases, vapors, mists & fumes

    Dusts from grains, minerals & other materials

    Alpha 1-antitrypsin deficiency >>> emphysema

  • Etiology and Epidemiology Chronic Bronchitis

    18/06/2014 48

    Sejumlah perubahan patologis saluran napas terlihat di bronkitis kronis,

    meskipun tidak ada karakteristik yg khas dari penyakit ini.

    Gambaran klinis dari bronkitis kronis berkaitan dengan cedera pada saluran

    napas yg kronis dan penyempitan pd saluran nafas

    Gambaran patologis utama pd bronkitis kronis adalah peradangan pada

    saluran nafas, terutama saluran nafas yg kecil, dan hipertrofi kelenjar mukosa

    saluran napas besar, dengan peningkatan sekresi lendir dan lendir obstruksi

    saluran napas yg menyertai.

    Adanya obstruksi saluran nafas pada bronkitis kronis memiliki efek besar

    pada ventilasi dan pertukaran gas. Obstruksi dengan waktu ekspirasi

    berkepanjangan menghasilkan hiperinflasi

  • 18/06/2014 49

  • 18/06/2014 50

    Kejadian patologis utama pada emphysema adalah proses destruktif yang berkelanjutan dan

    aktivitas proteolitik (terutama elastolytic) yang disebabkan oleh kekurangan protease inhibitor.

    Oksidan, baik endogen (anion superoksida) atau eksogen (misalnya, asap rokok), dapat

    menghambat fungsi protektif normal protrase inhibitor protease, yang memungkinkan

    kerusakan jaringan menjadi progresif.

    Berbeda dengan bronkitis kronis, yang merupakan penyakit saluran napas, emfisema adalah

    penyakit sekitarnya parenkim paru. Konsekuensi fisiologi adalah hasil dari tiga perubahan

    penting:

    1) penghancuran unit pernapasan terminal,

    2) hilangnya alveolar capillary bed, dan

    3) hilangnya struktur pendukung paru-paru, termasuk jaringan ikat elastis.

    Etiology and Epidemiology Emphysema

  • 18/06/2014 51

    Gambaran patologis emfisema adalah salah satu kerusakan progresif unit

    pernapasan terminal atau parenkim distal paru sampai bronkiolus terminal.

    Perubahan inflamasi saluran nafas adalah minimal jika ada, meskipun

    beberapa hiperplasia kelenjar mukus dapat dilihat dalam conducting airways

    yg besar.

    Pada interstitium unit pernapasan terdapat beberapa sel-sel inflamasi, tetapi

    temuan utama adalah pada hilangnya dinding alveolar dan pembesaran

    rongga udara.

    Alveolar kapiler juga hilang, yang dapat mengakibatkan penurunan kapasitas

    difusi dan hipoksemia progresif, terutama dengan olahraga.

    Etiology and Epidemiology Emphysema

  • 18/06/2014 52

    Kerusakan alveolar tidak seragam dalam semua kasus emfisema. Varian

    Anatomi telah dijelaskan atas dasar pola destruksi dari unit pernapasan

    terminal.

    1. Centriacinar emfisema kerusakan terfokus di pusat unit pernapasan

    terminal, dengan bronkiolus pernapasan dan saluran alveolar relatif tidak

    terjadi kerusakan terkait dg merokok berkepanjangan.

    2. Panacinar emfisema destruksi unit pernapasan terminal secara global,

    dengan menyebar wilayah udara distensi. Pola ini biasanya, meskipun tidak

    unik, terlihat pada defisiensi inhibitor protease-1.

    Perbedaan antara kedua pola sebagian besar patologis, tidak ada perbedaan

    yang signifikan secara klinis.

    Etiology and Epidemiology Emphysema

  • Centriacinar emphysema

  • Panacinar emphysema 1

  • Panacinar emphysema 2

  • 18/06/2014 56

  • Clinical Manifestation

    18/06/2014 57

    Chronic Bronchitis

    The clinical manifestations of chronic bronchitis

    are principally the result of the obstructive and

    inflammatory airway process.

    1. Productive cough

    2. Wheezing

    3. Inspiratory and expiratory coarse crackles

    4. Cardiac examination Tachycardia is common,

    5. Imaging Typical chest radiographic findings

    include increased lung volumes with relatively

    depressed diaphragms consistent with

    hyperinflation. Cardiac size may be increased,

    suggesting right heart volume overload.

    Prominent pulmonary arteries are common and

    are consistent with pulmonary hypertension.

    Emphysema

    Emphysema presents as a non-inflammatory

    disease manifested by dyspnea, progressive

    nonreversible airway obstruction, and

    abnormalities of gas exchange, particularly with

    exercise.

    1. Breath sounds

    2. Cardiac examination Tachycardia may be

    present as in chronic bronchitis, especially with

    exacerbations or hypoxemia.

    3. ImagingHyperinflation is common, with

    flattened hemidiaphragms and an increased

    anteroposterior chest diameter. Parenchymal

    destruction produces attenuated lung peripheral

    vascular markings, often with proximal pulmonary

    artery dilation as a result of secondary

    pulmonary hypertension. Cystic or bullous

    changes may also be seen.

  • COPD treatment

    Cessation of Smoking (most important)

    Oxygen Therapy

    Ongoing assessment & monitoring

    Education

    Rx of Acute exacerbations.

    18/06/2014 58

  • 18/06/2014 59

    Management

    of COPD

    Increase survival Improve quality

    of life

    stop smoking

    Supplemental O2

    Bronchodilators

    + steroids

  • Terapi oksigen

    Home oxygen in low dose

    Given at least 15 hrs @ flow rate 1-3L/min

    If PaO2

  • Bronkodilator dan steroid

    Inhaled bronchodilators Beta-agonists Short acting>>> 2-4 puffs bid-qid & PRN e.g: salbutamol Long acting >>> twise daily e.g: salmetrol, formoterol Side efferct: Tachycardia, tremors, hypokalemia

    Anti-cholinergic Ipratropium bromide (Atrovent) 2-4 puffs PRN

    Steroids Inhaled: e.g : fluticasone Withdrawal may cause exacerbation

    Systemic : Only for severe cases.

    18/06/2014 61

  • References

    18/06/2014 62

    Barnes, P.J., 2003. Pathophysiology Of Asthma, European

    Respiratory Monograph, Vol 23, 84 113

    Prince, S. A., and Wilson, L.M., 1995. Patofisiologi: Konsep

    Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 4

    McPhee, S. J., and Hammer, G. D., 2010, Pathophysiology of

    Disease: An Introduction to Clinical Medicine, 6th Edition.

    The Mc Graw Hill Companies Inc.

  • THANK YOU

    18/06/2014 63