patris

Download Patris

If you can't read please download the document

Upload: abdullah-ramli

Post on 02-Feb-2016

15 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

buku patris rahabav

TRANSCRIPT

Rule of law. Kerangka hukum harus adil dan nakan tanpa perbedaan, terutama hukum hak asasi manusia.Transparansi. Transparansi dibangun atas dasar kebe-basan arus informasi. Proses lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan informasi dapat dipahami dan dapat dipantau.Responsiveness. Lembaga dan proses harus mencoba melayani setiap stakeholders. Consensus orientation; good governance menjadi per-antara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal kebijakan maupun prosedur. Accountability. Para pembuat keputusan dalam peme-rintahan sektor swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada pihak publik dan lembaga stakeholders.Strategy vision. Para pemimpin dan publik harui mempunyai perspektif good governance dan mengem-bangkan manusia yang luas serta jauh ke depan, se-jalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangu-nan semacam ini.Kepemimpinan bersamaOtonomi pendidikan membawa berkat, tetapi sekaligus lusibah bilamana tidak dikelola dengan baik. Aspek penge-lolaan menjadi tugas pemimpin. Era desentralisasi menghen-daki pemimpin yang memiliki kemampuan me-manage selurul staf dan stakeholders untuk bekerja dalam tim.perctnhTim.dimaksud pada level sekolah tidaklah terbatas pada personil sekolah, tetapi termasuk di dalamnya orang tua dan stakeholders pendidikan. Siapa stakeholders pendidikan? Mereka berasal dari kalangan dunia usaha dan dunia industri, LSM, dosen, mahasiswa, kalangan DPR, TNI/Polri, tokoh agama, tokoh pemuda, pemangku adat, politisi, pers/wartawan, dan sebagainya.Ps; nSallis (1993:38) mengmdentifikasi dan mengelompokkan konsumen atau pelanggan pendidikan ke dalam dua kelompok besar: pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal meliputi para pendidik dan staf pendukung. Sedang-kan pelanggan eksternal meliputi pelanggan eksternal utama (peserta didik), pelanggan eksternal sekunder (orang tua, pemerintah dan employers), serta pelanggan eksternal ter-der (pasaran kerja, pemerintah dan masyarakat). Sallis me-nyarankan agar pendidikan dipandang sebagai industri jasa, dan usaha memenuhi kebutuhan peserta didik harus menjadi fokus utama dalam mengelola mutu. Sekalipun demikian, menurutnya tidak berarti harus mengabaikan pandangan-pandangan dari kelompok pelanggan lainnya.Kepemimpinan tim atau kepemimpinan bersama adalah interaksi dan interelasi setiap anggota dalam suatu organisasi yang bergerak secara total tanpa terikat pada struktur atau hirarki kepemimpinan formal. Semua orang dalam posisi setara; saling berkontribusi dan mempengaruhi sesama, me-realisasikan kebijakan dan program untuk mencapai tujuan organisasi.Istilah "kepemimpinan bersama" diyakini telah digu-nakan untuk pertama kalinya oleh Gibb (1954). Gibb adalah seorang psikolog Australia, yang menarik perhatianada dirtamika pengaruh proses karena berdampak padace-lu,Tl-pada dirtamika pengaruh proses karena berdampak pac kerja kelompok yang berbeda. Gibb menemukan bahwa ke-?mimpinan tidak harus dilihat sebagai monopoli individi ;tapi sebagai fungsi bersama antara individu-individu.51liGronn (2002) membedakan antara dua bentuk kepemim->inan bersama, yaitu: "aditif" dan "holistik". Bentuk aditif merujuk pada suatu pola kepemimpinan yang tidak terkoor-dinasi, di mana banyak orang yang berbeda mungkin terlibat dalam praktik kepemimpinan tanpa memperhitungkan kepemimpinan orang lain di dalam organisasi. Kepemimpinan holistik mengacu pada pola kolaboratif yang melibatkan be-berapa atau semua sumber kepemimpinan dalam organisasi. Bentuk kepemimpinan bersama mengasumsikan bahwa jum-lah pekerjaan yang dilakukan oleh pemimpin terdistribusi pada bagian-bagian dan bahwa ada saling ketergantungan di antara mereka yang terlibat dalam kepemimpinan.Kepemimpinan tim atau kepemimpinan bersama tidak terikat pada struktur birokrasi yang kaku. Sebaliknya, kepemimpinan tim mengandalkan fungsi dan rasa tanggung jawab sosial untuk memajukan institusi. Contoh pada level sekolah dalam pembelajaran adalah dimungkinkan seorang tukang las mernimpin praktik las kepada guru dan sejumlah anak SMK. Guru produktif SMK, mernimpin penyusunan desain pembelajaran dan perangkat, serta mengajar pengetahuan teori. Seorang laboran dalam tim yang sama menjelaskan prose penggunaan bengkel las.Guru Bimbingan Konseling memantau pergerakan serta didik sambil merekam perilaku mereka, memberi ba-likan kepada guru bidang studi dan instruktur praktik, bahkan dalam kasus berat, memirnpin konferensi kasus.Kepala sekolah atau wakil kepala sekolah, yang membid kurikulum, melakukan supervisi akademik dengan meng mati dari belakang kelas atau laboratorium dan akhirnya mimpin pertemuan akhir dalam rangka memberi balikan. 1 lam contoh di atas, setiap orang dihargai untuk mernimpin j vu dan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang mere milikitanpa terganggu dengan struktur birokrasi yang kaku Dengan demikian, kepemimpinan tim atau kepemimp an bersama memiliki beberapa manfaat: 1) menghargai < mi tiap personil bahwa setiap orang siapa pun dia men kemampuan, 2) beban pembelajaran menjadi lebih ringa setiap orang termotivasi untuk bekerja dan bertanggung wab, 4) pembelajaran lebih menarik sehingga meningkatl motivasi belajar peserta didik, 5) terjadi peningkatan kor tensi kepemimpinan individu pada berbagai level, 6) me katnya rasa percaya diri, 7) mervingkatnya mutu proses hasil pembelajaran.Kepemimpinan bersama, menurut Jack Hradesky (1995 bila diterapkan dengan baik, tantangan-tantangan dalam kepemimpinan kepala sekolah menjadi ringan dan setiap pekerjaan yang dilakukannya menjadi tanggung jawab tim. Dalam kaitan itu kepala sekolah dituntut 1) kemampuan me-rumuskan visi dan pemikiran yang menjangkau ke masa de-pan atau merumuskan tujuan jangka panjang yang kany hensif, 2) yakin akan kemampuan diri untuk mencapai tujuan, 3) berani mengambil risiko dengan mencoba berbagai teknik atau cara terbaru untuk menghadapi risiko, 4) mampu mengambil keputusan, 5) selalu mengembangkan diri dan mengembangkan SDM lainnya (juga bertanggung jawab terhadap semua kejadian yang ada dalam orgamsasinya),^mempengaruhi bawahan dalam pencapaian tujuan (sekolah), 7) kemampuan dalam komunikasi, baik memilih media, pesan dan inti aktivitas dalam komunikasi. Semua ditujukan pada pencapaian tujuan yang lebih tepat dan cepat dengan sekecil mungkin risiko yang harus ditanggung kelompok/ organisasi.Lebih lanjut Gordon, Mondy & Sharphin (1990) menge-mukakan delapan karakteristik keefektifan kerja tim, yaitu: 1)semua anggota memahami dan berusaha mencapai tujuan, 2)semua anggota saling mendengarkan dan berpartisipasi,3)semua anggota bebas mengekspresikan dan menerima res-pon, 4) bila ada masalah yang muncul, didiagnosa denganhati-hati dan dipecahkan bersama, 5) semua anggota memilikikesempatan sama dalam mendukung organisasi sesuai de-ngan kemampuannya, 6) semua anggota mendukung terha-dap konsensus yang telah dibuat, 7) antara anggota satu de-ngan lainnya saling memiliki kepercayaan, dan 8) memilikifleksibilitas dalam menemukan cara baru yang lebih baik. Disamping itu, Wagner & Hollenbeck (1998) mengemukakantiga kriteria keefektifan kerja tim, yaitu: 1) hasil kerja timsesuai dengan standar yang ditetapkan, 2) kepuasan anggotaterpenuhi, dan 3) meningkatkan kerja sama anggota.IBila diterapkan, model kepemimpinan bersama akan me-micu komitmen organisasi. Mowday, Porter, & Steers (1982:27) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai the relativestrength of an individual's identification with and involvement in a particular organization. Definisi tersebut memperlihatkan bahwa individu yang memiliki komitmen organisasi tidak sekadar menjadi loyalis pasif, tetapi mendedikasikan selu-ruh potensinya bagi pencapaian tujuan organisasi. Di sekolah, omitmen organisasi tampak dalam kesadaran personil seko-BAB 3Kepemimpinan Kepala SekolahA. Konsep Dasar Kepemimpinan1. Pengertian KepemimpinanSetiap organisasi membutuhkan pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin adalah individu yang berkat bakat, kompetensi dan kelebihan yang dimiliki, mendapatkan pe-ngakuan kelompok, dan dipercaya untuk mernimpin suatu kelompok. Sedangkan kepemimpinan adalah proses pemimpin memotivasi, memberdayakan, mempengaruhi dan meng-efektifkan potensi individu dan anggota organisasi untuk aling berkontribusi mencapai tujuan organisasi.Lebih lanjut penulis kutip pandangan beberapa penulis berikut. Bennis (1959) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses yang digunakan seorang pejabat untuk meng-gerakkan bawahannya supaya berlaku sesuai dengan cara yang diharapkan. Kedua pendapat ini menekankan adanya seseorang pejabat untuk menggerakkan bawahannya supaya berlaku sesuai dengan cara yang diharapkan. Tead dalamLabels (2010) mendefinisikan kepemimpinan sebagai duan perangai yang memungkinkan seseorang ma endorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.Newell (1978) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai ngembangan atau tujuan organisasi. Gibson, James L. (1982) mendefinisikan kepemimpinan sebagai konsep lebih sempit daripada manajemen. Manajer dalam organisasi formal bertanggung jawab dan dipercaya dalam melaksanakan fungsi manajemen. Pemimpin kadang-kadnag terdapat pada kelompok informal, sehingga tidak selalu bertanggung jawab atas fungsi-fungsi manajemen. Seorang manajer yang ingin berhasil, dituntut untuk memiliki kepemimpinan yang efektif.Kepemimpinan yang efektif menurut Siagian (1982) adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan usaha dan iklim yang kooperatif dalam kehidupan organisasi, dan yang tercermin dalam kecekatannya mengambil keputusan. Artinya, pernimpin harus mampu me-nerobos lack of urgency dan lack of momentum.Mencermati berbagai batasan di atas, kepemimpinan memainkan peran sentral dalam mencapai tujuan organisasi. Davis (1972), dalam Patris Rahabav (2012), mengapresiasi pernyataan ini dengan menegaskan bahwa ... tanpa kepe-impinan, suatu organisasi hanyalah sejumlah orang yang kacau. Kepemimpinan adalah kemampuan membujuk orang-orang lain supaya mengejar tujuan-tujuan yang telah di-tetapkan dengan bergairah. Ia adalah faktor manusiawi yang mempersatukan kelompok atau menggerakkannya ke arah tujuan-tujuan. Kegiatan-kegiatan manajemen, seperti: meren-canakan, mengorganisasi, dan putusan, ialah komponenrsembunyi sampai saat pemimpin meledakkan kekua tivasi dalam orang dan membimbing mereka ke arah tu-n-tujuan. Kepemimpinan mengubah potensi menjadi nyataan. Ia adalah tindakan akhir yang membawa kepada berhasilan semua potensi yang ada pada organisasi dan ng-orangnya.Fungsi KepemimpinanAda berbagai macam fungsi kepemimpinan. Berikut ini gsi kepemimpinan menurut beberapa pengarang. Rivai "6) menyebut 5 (lima) fungsi berikut. a.Fungsi instruksi. b.Fungsi konsultasi. c.Fungsi partisipasi. d.Fungsi delegasi. e.Fungsi pengendalian.Sementara itu, menurut Siagian (2003), fungsi kepe-^mpinan dapat dijelaskan sebagai berikut. a.Fungsi sebagai penentu arah. Pemimpin sebagai pengarah organisasi, berjenjang; semakin tinggi jenjang pemimpin itu semakin jarang mengambil keputusan operasional, sebaliknya semakin rendah jenjang pimpinan, semakin jarang mengambil keputusan strategis. b.Fungsi sebagai wakil dan juru bicara organisasi. Pimpinan organisasi adalah orang yang paling bertanggung jawab sebagai juru bicara atau wakil organisasi dalam menjelaskan kepada pihak luar mengenai kebijaksanaan dan program serta kegiatanorganisasi, khususnya yang menjadi mitra orga agar dapat diketahui dan dimengerti keadaan organisasi yang bersangkutan. Fungsi sebagai komunikator yang efektif. Seorang pemimpin organisasi haruslah seorang k munikator yang efektif sebab semua keputusan yang berkaitan dengan kehidupan organisasi yang telah diambil, baik secara bersama-sama, maupun sendiri harus diketahui oleh semua anggota organisasi agar mereka memahaminya dan dapat melaksanakannya sesuai dengan isi keputusan tersebut. Fungsi sebagai mediator.Pimpinan organisasi harus mampu memahami sum-ber-sumber konflik sehingga ia mampu bertindak preventif untuk mencegah sumber konflik. Namun, manakala konflik telah terjadi, pimpinan harus mampu menjadi mediator yang adil dalam menyelesaik konflik tersebut. Fungsi sebagai integratorDalam menyikapi perbedaan persepsi yang m dalam organisasi, seorang pemimpin harus mampu menjadi integrator yang efektif, yaitu mampu meng-gandeng kelompok-kelompok yang berbeda persepsi tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh dalam perbedaan-perbedaan. Cara yang dapat ditempuh adalah memberi kewenangan kepada kelompok yang ada itu pada bidangnya masing-masing sehingga semua kelompok merasa punya andil dalam mema-jukan organisasi.Dapat dikatakan bahwa ada 6 (enam) fungsi kepe yang bisa dirumuskan sebagai berikut.Fungsi penentu arah organisasi. Fungsi ini berkenaan dengan penetapan visi, kebijakan, tujuan organisasi. Fungsi koordinatif. Fungsi ini berkaitan dengan pe-nyatuan seluruh potensi agar bergerak dalam suatu kesatuan untuk mencapai tujuan. Fungsi fasilitatif. Fungsi ini berkenaan dengan pe-nyediaan berbagai sarana dan prasarana penunjang sesuai kebutuhan organisasi. d.Fungsi motivasi dan animasi. Fungsi ini berkaitan dengan dorongan dan penguatan yang diberikan agar merangsang bawahan bergairah untuk terus mening-katkan kinerja. e.Fungsi jejaring. Fungsi ini berkaitan dengan bagai-mana memperkenalkan organisasi sehingga memiliki nilai jual dan posisi tawar yang tinggi. f.Fungsi pengawasan dan pengendalian. Fungsi ini berkenaan dengan bagaimana melakukan kontrol atas semua tugas yang dipercayakan dan ikhtiar yang dilakukan untuk mediadakan atau mereduksi pe-nyimpangan.Dimensi dan Keterampilan PemimpinKesuksesan pemimpin dalam mengemban peran, tugas, fungsi atau pun tanggung jawabnya sangat tergantung i ciri/sifat, keterampilan dan kapabilitas vane merpka