patroli siber terpadu dalam penanggulangan siber …
TRANSCRIPT
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
PATROLI SIBER TERPADU
DALAM
PENANGGULANGAN SIBER CRIME
DISUSUN OLEH :
NAMA : KBP. IMAM SACHRONI, S.H.
NDH : 30
INSTANSI : DITIPID SIBER BARESKRIM POLRI
PROGRAM PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLV
PUSBANGKOM PIMNAS DAN MANAJERIAL ASN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI
JAKARTA, SEPTEMBER 2020
iii
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….... … i
FORM PERSETUJUAN MENTOR…………………………………………….. … ii
FORM PERNYATAAN …………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI...…………………………………………………………………….. … iv
EXECUTIVE SUMMARY………………………………………………………....… v
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
B. Kondisi saat ini ………………………………………………………… 3
C. Gagasan ProyekPerubahan …………..……………………………… 4
D. Tujuan Yang Ingin Dicapai …………………………………………… 5
E. Manfaat……………………………………………………………..….… 6
F. Ruang Lingkup Perubahan……………………………………….……. 6
G. OutPut Kunci…………………………………………………………….. 6
BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN ………………………… 7
2.1 Roadmap/Milstone Proyek Perubahan …………………… 7
2.2 Tata Kelola Proyek Perubahan …………………………… 8
2.3 Identifikasi dan Analisis Stakeholder .…………………….. 8
2.4 Identifikasi Potensi Kendala/Masalah ……………………. 11
2.5 Kriteria Keberhasilan ………………………………………. 12
2.6 Faktor Pendukung Keberhasilan ……………………….... 12
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN ……………………… 13
3.1. Capaian Proyek Perubahan ……………….…………… 13
3.2. Peta Stakeholder ………………..…………………………. 14
3.3. Kendala Internal dan Eksternal …………………………… 15
3.4. Upaya Mengatasi Kendala ………………………………… 16
3.5. Instrumen Minitoring Pelaksanaan Proyek Perubahan …. 16
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………….. 17
4.1. Kesimpulan ………………………………………………… 17
4.2. Lesson Learned…………………………………………….. 18
4.3. . Rekomendasi ……………………………………………… 18
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………. 19
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat saat ini disamping membawa dampak positif juga membawa dampak negatif berupa ancaman kejahatan siber. Yg jumlah kasusnya semakin meningkat baik berupa computer crime maupun computer related crime.
2. Untuk menanggulangi semakin meningkat dan kompleknya kejahatan siber Dit.siber
membentuk Satgas Patroli Siber yang bertugas mendeteksi / penyelidikan dengan cara pemantauan terhadap konten pada media sosial maupun sarana komunikasi elektronik berbasis internet guna mencari dan menemukan bukti permulaan terjadinya dugaan Tindak Pidana yang terkait dengan kejahatan siber.
3. Namun dlm pelaksanaan tugasnya saat ini dirasa masih belum optimal, hal ini di
sebabkan adanya beberapa permasalahan kelemahan yang ada pada Satgas patroli siber al : a. Penanganan kejahatan siber belum berdasarkan basis data yang memadai dan
ditujukan hanya untuk melakukan penegakan hukum. b. Belum optimal melakukan kampanye dan pencegahan kejahatan siber. c. Sarana / prasarana dan SDM belum sepenuhnya memadai. d. Belum adanya Payung hukum yang mendukung penyelenggaraan Patroli Siber.
4. Hal inilah yg mendorong perlunya dilakukan kebijakan perubahan dengan melakukan kegiatan Patroli Siber Terpadu yang mencakup fungsi Preemtif, Preventif dan Gakkum dengan melibatkan stakeholder lainnya sehingga kegiatan Patroli siber dapat dilaksanakan lebih komprehensip, baik aspek edukasi, pencegahan maupun Penegakan hukum.
5. Kebijakan patroli siber terpadu disusun dalam bentuk roadmap rencana strategi
sebagai pedoman untuk mencapai tujuan yaitu :
a. jangka pendek : Membangun kolaborasi / kerja sama dengan stakeholder laen untuk menjaga keamanan ruang siber. Dengan menyelenggarakan patroli siber terpadu.
b. Jangka sedang : Menyelesaikan Regulasi / Peraturan Pendukung sebagai pedoman / payung hukum penyelenggaraan patroli siber.
c. Jangka panjang : Pemenuhan SDM dan sarana Teknologi pendukung sebagai penguatan penyelenggaraan Patroli Siber, supaya lebih adaptif dan mampu menghadapi perkembangan ancaman.
6. Dengan adanya kebijakan strategis ini, maka implementasi strategi penanganan
kejahatan siber dapat lebih komprehensif, terarah dan berkesinambungan. Hal tersebut selaras dengan visi misi Polri untuk menciptakan lingkungan siber yang aman dan tertib bagi masyarakat, bangsa dan negara.
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta Internet telah berkembang pesat
baik dari sisi konektivitas, kecepatan serta keberagaman informasi yang disajikan
kepada masyarakat Indonesia. Masyarakat memanfaatkan kemajuan TIK dan internet
untuk melakukan berbagai macam kegiatan, seperti bersosialisasi melalui platform
media sosial, berbelanja melalui situs-situs e-commerce, maupun untuk bepergian
dengan menggunakan aplikasi transportasi dalam jaringan. Hasil survei APJII pada
tahun 2020, menunjukkan bahwa tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia
mengalami peningkatan 17 % atau sebesar 25 juta pengguna menjadi 175,4 juta
pengguna apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2019. Hal ini berarti sekitar
64% dari total populasi penduduk di Indonesia yang berjumlah 264.16 juta jiwa telah
terjangkau oleh internet.
Namun demikian, dibalik pesatnya perkembangan TIK dan internet tersebut,
Indonesia menghadapi ancaman serangan siber yang dapat menggangu ketertiban
masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini terlihat dari data yang dihimpun
oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, yang menunjukkan bahwa pada
periode 2018 hingga 2020 (Januari – April).
Jenis Kejahatan Siber 2018 2019 2020 (Jan – Apr)
CT CC % CT CC % CT CC %
Computer-related crime 3842 2000 52,1% 3917 1975 50,4% 1572 369 23,4%
Computer crime 518 273 52,7% 705 307 43,5% 252 68 26,9%
Data diatas menunjukan bahwa dari waktu kewaktu angka kejahatan / tindak
pidana siber terus mengalami peningkatan, ini menunjukkan bahwa upaya
penanggulangan terhadap kejahatan siber belum mampu menekan angka
kenaikankejahatan secara maksimal, hal ini disebabkan antara lain karena : Upaya
penanggulangannya masih mengedepankan upaya penegakan hokum terhadap kasus
2
– kasus yang sudah terjadi, belum mengoptimalkan upaya edukasi dan pencegahan
agar kasus kejahatan siber tidak terjadi dengan melibatkan fungsi deteksi, preemtif, dan
preventif
Aspek pencegahan dan penegakan hukum merupakan satu kesatuan konsep
yang sudah lama diadopsi oleh Polri dalam menangani kejahatan. Polri menerapkan
tiga pendekatan dalam menghadapi kejahatan yaitu preemtif (penangkalan), preventif
(pencegahan), dan represif (penegakan hukum). Dalam hal penanganan kejahatan
siber, pendekatan serupa juga perlu diterapkan.
- Tindakan preemtif, adalah operasional Polri yang bersifat penangkalan melalui
upaya penataan aspek-aspek kehidupan, pembinaan serta bimbingan terhadap
masyarakat agar masyarakat memiliki daya tangkal dan daya lawan serta tidak
mudah terpengaruh oleh berbagai ancaman dan sekaligus dalam rangka
mewujudkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pemeliharaan
keamanan.
- Tindakan preventif adalah operasional Polri yang diarahkan untuk mencegah
dan mengeliminir berkembang dan berubahnya potensi gangguan menjadi
ancaman nyata.
- Upaya penegakan hukum (represif) adalah operasional Polri yang bersifat
penindakan, diarahkan untuk menindak dan menanggulangi berbagai gangguan
nyata yang merongrong kewibawaan pemerintah dan negara serta berbagai
sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penangkalan adalah metode terbaik untuk memerangi kejahatan siber. Sebagian
besar kejahatan siber dapat dihindari apabila empat segmen yang menjadi target
kejahatan siber (infrastruktur informasi kritikal nasional, infrastruktur TIK pemerintah,
infrastruktur TIK bisnis, individu) mampu mengenali risiko kejahatan siber dan
mengadopsi langkah-langkah mitigasi yang memadai untuk mengantisipasi serangan
siber saat beraktivitas di Internet.
3
Penanganan kejahatan siber selaras dengan misi pembangunan nasional yaitu
“mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu” dengan memantapkan kemampuan
dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi
masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas. Di
samping itu, sasaran-sasaran pokok yang akan dicapai dalam kurun waktu 2005-2025
adalah “Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta terjaganya
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kedaulatan negara dari
ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri”, ditandai oleh (1) Terwujudnya
keamanan nasional yang menjamin martabat kemanusiaan, keselamatan warga negara,
dan keutuhan wilayah dari ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan, baik
dari luar negeri maupun dari dalam negeri, dan (2) Polri yang profesional, partisipasi
kuat masyarakat dalam bidang keamanan, intelijen, dan kontra intelijen yang efektif,
serta mantapnya koordinasi antara institusi pertahanan dan keamanan
Sejalan dengan misi Polri terhadap Kejahatan Siber 2020 – 2024, yaitu :
- Menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungan siber melalui
penyelenggaraan kegiatan preemtif, preventif dan represif (penegakan hukum)
yang terintegrasi dan berkesinambungan.
- Menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk
penanganan kejahatan siber yang efektif.
- Membangun kapasitas aparat dan kelembagaan agar mampu menangani
dinamika kejahatan siber secara optimal.
B. Kondisi Saat ini.
1. Upaya penanggulangan terhadap kejahatan siber yang dilakukan oleh
Dit.Siber dengan menggelar patroli siber saat ini, hanya di tujukan untuk
mendeteksi / penyelidikan dengan cara pemantauan terhadap konten pada
media sosial maupun sarana komunikasi elektronik berbasis internet untuk
mencari dan menemukan bukti permulaan terjadinya dugaan Tindak Pidana
4
yang terkait dengan kejahatan siber. Sebagai langkah awal untuk melakukan
penegakan hukum.
2. Upaya Preemtif dan Preventif belum dilakukan karena Dit.Siber tidak memiliki
unit yg menjalankan kegiatan preemtif maupun Preventif, sehingga kegiatan
yang dilakukan selama ini masih terbatas hanya dalam rangka penegakan
hukum. Sedangkan upaya pencegaahan dan edukasi kepada masyarakat
belum dilaksanakan, hal ini yang mengakibatkan angka kejahatan Siber terus
meningkat.
3. Belum adanya kesamaan tindakan antar fungsi maupun kewilayahan dalam
penanggulangan kejahatan siber karena kurangnya koordinasi yang berakibat
justru sering kontra produktif.
4. Partisipasi dan peran serta masyarakat serta stakehorder masih sangat minim
utamanya dalam peran aktif utk memberi informasi dan dukungan data dalam
upaya pencegahan maupun pemberian data dan informasi pada saat
terjadinya tindak pidana siber sehingga menyulitkan pengungkapanya.
5. Program pengembangan kemampuan Dit, Siber belum tersusun dan
terencana dengan baik yang berakibat pembangunan kekuatan dan
kemampuanya hanya didasarkan atas kebutahan insidentil saat itu. Dan tidak
berkelanjutan.
C. GAGASAN PERUBAHAN
Dari uraian latar belakang diatas maka gagasan perubahan yang diusulkan adalah
“ Patroli Siber Terpadu Dalam Penanggulangan Siber Crime “, ini merupakan strategi
kolaborasi antar stakeholder yang memiliki kepentingan dalam penanggulangan
kejahatan siber.
Untuk bisa mewujudkan penanganan dan penanggulangan kejahatan Siber secara
komprehensif ( Preemtif, Preventf dan gakkum ) diperlukan adanya kerjasama dan
kolaborasi antar stakeholder pemangku kepentingan maupun seluruh pihak untuk bisa
5
saling berpartisipasi, mendukung dan memberi informasi sehingga tercipta langkah
tindakan secara terpadu dalam penanggulangan kejahatan siber, sehingga tercipta
ruang siber yang aman dan nyaman untuk semua orang.
D. TUJUAN YANG INGIN DICAPAI
Terciptanya kolaborasi antar stakeholder dalam penyelenggaraan Patroli siber
terpadu untuk Peningkatan efektivitas kegiatan pencegahan (preemtif dan preventif)
dan penegakan hukum (penyelidikan dan penyidikan) dalam penanganan kejahatan
siber.
1. Jangka Pendek ( 2 s/d 3 bln):
a. Menyusun naskah Rencana strategi penguatan patroli siber sebagai
pedoman / arah program berkelanjutan untuk Peningkatan efektivitas
kegiatan pencegahan (preemtif dan preventif), maupun penegakan hukum
(penyelidikan dan penyidikan) dalam penanganan kejahatan siber.
b. Mewujudkan kerja sama dan kolaborasi dalam penyelenggaraan patroli siber
terpadu. Untuk koordinasi, pertukaran informasi, menghimpun dan
menganalisa data/informasi, merumuskan langkah / tindakan yang harus
dilakukan. sehingga tercipta kesamaan langkah dan tindakan dalam
penanggulangan kejahatan siber.
c. Menyusun Draft Racangan Peraturan tentang penyelenggaraan patroli Siber
2. Jangka menengah ( 3 s/d 6 bulan):
Menyelesaikan regulasi / Peraturan sebagai payung hukum dan pedoman dalam
pelaksanaan patroli siber.
3. Jangka Panjang ( 6 bulan s/d 1 thn ) :
Penguatan sumber daya manusia dan Teknologi sebagai pendukung untuk
menyelenggarakan operasioanal patroli siber
6
E. MANFAAT
1. Intern : Makin efektifnya pelaksanaan patroli SIBER, dalam mengungkap dan
menanggulangi kejahatan siber.
2. Stake Holder eksternal : Dapat meningkatkan upaya pencegahan dan
penanggulangan gangguan / kejahatan SIBER.
3. Masyarakat : masyarakat mendapatkan perlindungan dari kejahatan siber dan
mendapatkan pelayanan hukum secara cepat dan berkeadilan
4. Negara :Terciptanya kepastian hukum dan stabilitas keamanan sehingga
menumbuhkan kepercayaan dunia usaha dan investasi yg akan mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional untuk kesejahteraan rakyat.
F. RUANG LINGKUP PERUBAHANNYA
Ruang lingkup proyek perubahan ini adalah terselenggaranya patroli siber terpadu
dan komprehensif yang mencakup kegiatan preemtif, preventif dan gakkum dengan
rincian sebagai berikut :
1. Membuat konsep road map penguatan Patroli siber
2. Membuat kerjasama dengan stake holder eksternal untuk mendukung
menyelenggaraan patrol siber
3. Mensinergikan kinerja antar Satuan Kerja / fungsi di lingkungan mabes polri
dan Satuan wilayah dalam penyelenggaraan Patroli siber terpadu
4. Membuat Peraturan sebagai Payung hukum dan pedoman dalam
penyelenggaraan Patroli Siber.
G. OUT PUT KUNCI
1. Terwujudnya kerja sama dan kolaborasi antar satuan dalam penyelenggaraan
patroli siber terpadu.
2. Draft Naskah Rencana strategi penguatan patroli siber.
3. Draft Rancangan Peraturan tentang SOP Patroli Siber
7
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
2.1. Roadmap/Milestones Proyek Perubahan
a. Jangka Pendek
NO. KEGIATAN OUTPUT WAKTU
1 Menyusun Rancangan Proyek
Perubahan
Proposal RPP Mei s/d Juni 2020
2 Pembentukan Tim efektif/Pokja Tim Pokja Minggu 1 Juni 2020
3 Komunikasi dg stakeholder untuk
membangun kesepakan kerja sama
pertemuan Juni 2020
4 Rapat penyusunan naskah kerja sama MOU / PKS Juni s/d Juli 2020
5 Pengajuan SK Kabareskrim ttg Satgas
Terpadu
Sprint Satgas
Patroli Siber
Juni 2020
6 Penyusunan Draft Perkaba ttg SOP
Patroli Siber
Draft SOP Patroli
Siber
Juni s/d Agustus
7 Hamonisasi dan singkronisasi SOP
Surat pengantar ke
Divkum
Agustus 2020
b. Jangka Sedang
8 Harmonisasi dan Sinkronisasi Draft
Perkaba
Saran Pendapat
Divkum
September/Desember
9 Mengajukan Permohonan
Penandatanganan SOP kepada
Kabareskrim Polri
Disetujui dan
ditanda tanganinya
Perkaba oleh
Kabareskrim Polri
Desember
8
c. Jangka Panjang
10 Pengajuan Pemenuhan SDM dan
Alsus
DIPA Des 2020 s/d
2.2. Tata Kelola Proyek
TATA KELOLA PROYEK
STRUKTUR DESKRIPSI PERAN
Mentor : Memberi Arahan berbagai hal terkait
proyek Perubahan
Project Leader : menjalankan proyek perubahan
dan mengendalikan pelaksanaan setiap tahapan
proyek
Coach : memberikan bimbingan dan masukan dalam
pelaksanaan proyek perubahan
Pokja (Tim Efektif ).
Berperan dan bertugas membantu sepenuhnya
Project Leader dalam setiap tahapan sesuai
rencana; secara otomatis menjadi bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari Proyek Perubahan.
2.3. Identifikasi dan Analisis Stakeholders
a. Intern :Pejabat dan staff yg membidangi masalah perencanaan dan dukungan
operasional yg berada di direktorat siber dan Bareskrim Polri.
b. Ekstern : Satker lain dilingkungan Mabes Polri, StakeHolder eksternal
DISKRIPSI PERANAN PENGARUH STRATEGI
KOMUNIKASI
A. Internal
1.Kabareskrim Memberi arahan dan
penentu kebijakan
Pengaruh besar
Kepentingan besar
Komunikasi
koordinasi
Mentor
Wadir Dit.Siber
Ir.Choirul
Djamhari
M.Sc.,
Ph.D
Project leader
Imam Sachroni, S.H.
Pokja I
Surat Perintah
9
2.Dir.Tipid Siber Pelaksana Kegiatan Pengaruh besar
Kepentingan besar
Komunikasi
Koordinasi
informasi
3.Kbg kerma. Robinops
Bareskrim
Memberikan
dukungan,perencanaan
dan anggaran
Pengaruh besar
kepentingan besar
Komunikasi
koordinasi
B.Eksternal
1.Karo Kerma Asops
Kapolri
Memfasilitasi,
mengarahkan dan
mendorong
terselenggaranya
kebijakan
Pengaruh Besar
Kepentingan besar
Koordinasi
informasi
2.Kadivkum Polri Memberikan masukan dan
saran kebijakan
Pengaruh besar
Kepentingan kecil
koordinasi
3.Div.Humas Mendukung
terselenggaranya
sosialisasi kebijakan
Pengaruh besar
Kepentingan besar
Komunikasi
informasi
4.Dit.Krimsus Polda
Jajaran
Pelaksana Kegiatan Pengaruh Besar
Kepentingan besar
Komunikasi
Koordinasi
Informasi
C.StakeHolder
1.KemenkomInfo Menyediakan informasi
dan data yang relevan dan
sesuai dengan
kewenangannya
Pengaruh besar,
kepentingan besar
Komunikasi,
koordinasi
2.BSSN Menyediakan informasi
dan data yang relevan dan
sesuai dengan
kewenangannya
Pengaruh besar,
kepentingan besar
Komunikasi,
koordinasi
3.BIN Menyediakan informasi
dan data yang relevan dan
sesuai dengan
kewenangannya
Pengaruh besar,
kepentingan besar
Komunikasi,
koordinasi
4.Kementerian/Lembaga
lain Pengelola Data
Internet
Menyediakan informasi
dan data yang relevan dan
sesuai dengan
kewenangannya
Pengaruh kecil,
kepentingan besar
Komunikasi,
koordinasi
5.Asosiasi penyedia jasa
komunikasi dan internet
Mendorong percepatan
pelaksanaan dan
mendukung kegiatan
operasional
Pengaruh kecil,
kepentingan besar
Komunikasi,
koordinasi,
informasi
10
6.Asosiasi
penyelenggara layanan
Bisnis Digital
Mendorong percepatan
pelaksanaan dan promosi
kegiatan di lapangan
Pengaruh kecil,
kepentingan besar
Komunikasi,
koordinasi,
informasi
7.Media masa digital /
online
Menyebarluaskan
informasi dan promosi
kegiatan
Pengaruh kecil,
kepentingan kecil
Komunikasi,
informasi
PEMETAAN PARA PIHAK
I
N
F
L
U
E
N
C
E
1. Laten
2. Promoters
- Karo Bin.Ops
- Karo Kerma Asops
- Kabag Kerma
- Kabareskrim
- Menkominfo
- Ka.BIN
- Ka.BSSN
- Dir.Tipid Siber
4. Apathetics
3. Defenders
- Media online
- Asosiasi
penyelenggara
komunikasi
- Div. Kum
- Div. Humas
- Asosiasi Usaha
bisnis Digital
- Kementerian
lembaga lain
I N T E R E S
11
Berdasarkan tingkat kepentingan dan pengaruhnya, para pihak proyek
perubahan ini dapat dibedakan atas 4 kelompok, yaitu:
I. Latent, adalah pihak yang tidak memiliki kepentingan khusus, tetapi
memiliki otoritas atau pengaruh besar untuk mempengaruhi eksistensi
Kebijakan.
II. Promoters, adalah pihak yang memiliki kepentingan besar terhadap
Kebijakan dan juga kekuatan untuk keberhasilan pelaksanaan kebijakan.
III. Defenders, adalah pihak yang memiliki kepentingan, tetapi kekuatannya
kecil untuk mempengaruhi program.
IV. Apathetics, adalah yang kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan
terhadap program.
2.4. Identifikasi Potensi Kendala/Masalah
Dalam pelaksanaan proyek perubahan, dimungkinkan adanya faktor kendala
atau masalah yang dapat menghambat proses proyek perubahan al.
a. Dalam pembuatan peraturan /SOP akan memerlukan waktu lebih Panjang
karena harus melalui mekanisme penelitian dan kajian hukum serta
sinkronisasi aturan, sehingga diperlukan koordinasi dan komunikasi yg lebih
inten.
b. Kemungkinan adanya ego sektoral dari para pihak yg berfikir akan menggerus
kewenangannya bisa menjadi potensi hambatan dalam implementasi
kolaborasi.
c. Masih berlangsungnya issue Pandemi covid – 19 berpotensi menjadi
hambatan dalam implementasi kebijakan terutama dalam penyelenggaraan
koordinasi dan komunikasi dengan stake holder.
d. Keterbatasan anggaran dan adanya pengalihan anggaran di semua
kementerian dan lembaga untuk penanganan issue Pandemi akan menjadi
hambatan dalam mendukung realisasi program dan kegiatan.
12
2.5. Kriteria Keberhasilan
a. Terbentuknya Tim Pokja Pembentukan satgas Patroli siber Terpadu
b. Terlaksanannya rangkaian proses koordinasi dan komunikasi dalam
membangun kolaborasi
c. Terwujudnya naskah perjanjian kerja sama dengan stake holder eksternal
d. Terbitnya sprin kabareskrim utk pembentukan satgas Patroli siber terpadu
yang di dukung oleh stake holder
e. Terwujudnya Draft Peraturan Kabareskrim tentang SOP patrol Siber.
2.6. Faktor Pendukung Keberhasilan
a. Adanya dukungan penuh dari mentor untuk proses pembuatan proyek
perubahan.
b. Adanya komunikasi yg baik dengan stake holder saat ini, memudahkan
terbangunnya kesepahaman tentang perlunya proyek perubahan.
c. Semangat kerja sama yang tinggi dari tim efektif dalam mengerjakan proyek
perubahan
13
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
3.1. Capaian Proyek Perubahan
07. PENTAHAPAN (MILESTONES)
N
o
Tahapan Utama Rencana Realisasi Output
1. • Brainstorming dan konsultasi
dengan mentor dan coach
• Membuat komitmen
bersama dengan pimpinan
terkait dengan penetapan
area Proyek Perubahan.
Mei s/d juni
2020
Minggu ke 1
juni 2020
Mei s/d juni
2020
Minggu 1 juni
2020
Usulan RPP
(Seminar PP)
Surat
Persetujuan
RPP
Jangka Pendek
N
o
Tahapan Utama Rencana Realisasi Output
1. Pembentukan Pokja dan tim
efektif
Minggu 1
Juni 2020
Minggu 1 Juni
2020
Sprin tim Pokja
2. Pertemuan dan komunikasi dg
stakeholder untuk membangun
kerja sama
Juni 2020
Juni 2020
Surat Perintah
tentang Tim
pokja naskah
kerjasama
3. Rapat Penyusunan naskah
kerja sama
Juni s/d juli
2020
Juni 2020 Naskah MOU /
PKS
4. Penanda Tanganan MOU/PKS Juli 2020 Juli 2020 MOU / PKS
14
5. Pengajuan Sprin ke
Kabareskrim ttg Satgas Patroli
Siber Terpadu
Juni 2020
Juni 2020
Sprin
Kabareskrim
6. Penyusunan Draft Perkaba ttg
SOP Patroli Siber
Minggu 1
Juni 2020
Minggu 1 juni
2020
Draft SOP
PatroliSiber
7. Sosialisasi dan Pembekalan
Satgas Patroli Siber
Minggu 1
Juni 2020
Minggu1 juni
2020
Undangan dan
dokumentasi
8. Harmonisasi dan Sinkronisasi
SOP
Agustus
2020
Agustus 2020 Surat Pengantar
Dir.Siber Ke
Divkum
3.2. Peta Stakeholders (setelah Breakthrough II)
PEMETAAN PARA PIHAK (sebelum)
I
N
F
L
U
E
N
C
E
4. Laten 5. Promoters
- Karo Bin.Ops
- Karo Kerma Asops
- Kabag Kerma
- Kabareskrim
- Menkominfo
- Ka.BIN
- Ka.BSSN
- Dir.Tipid Siber
5. Apathetics 6. Defenders
- Media online
- Asosiasi
penyelenggara
komunikasi
- Div. Kum
- Div. Humas
- Asosiasi Usaha
bisnis Digital
- Kementerian
lembaga lain
I N T E R E S
15
PEMETAAN PARA PIHAK (sesudah )
I
N
F
L
U
E
N
C
E
7. Laten 8. Promoters
- Karo Bin.Ops
- Div. Kum
- Div. Humas
- Kabareskrim
- Dir.Tipid Siber
- Karo Kerma Asops
- Kabag Kerma
6. Apathetics 9. Defenders
- Media online
- Asosiasi
Penyelenggara
komunikasi
- Menkominfo
- Ka.BIN
- Ka.BSSN
- Kementrian Lain
- Asosiasi Usaha Digital
I N T E R E S
3.2. Kendala Internal dan Eksternal IDENTIFIKASI POTENSI KENDALA DAN STRATEGI MENGATASINYA
No POTENSI KENDALA STRATEGI MENGATASINYA
1. Adanya ego sektoral dari stake
holder terkait kewenangan
Komunikasi yang lebih intensif
2. Belum adanya Peraturan Perkaba /
tentang Penyelenggaraan Patroli
Siber
Membuat Peraturan Perkaba SOP
Patroli Siber
3. Keterbatasan Anggaran karena
adannya Pengalihan Anggaran
Memaksimalkan anggaran yang ada
dan melakukan penghematan
penggunaan anggaran
16
3.3 Upaya Mengatasi Kendala 3.3.1 Masih adanya ego sektoral terkait kewenangan
Dengan melakukan pendekatan informal serta penjelasan yang lebih
komprehensip terkait dengan tujuandanmanfaat dg dilakukanya
kebijakan, untukkeberhasilan bersama.
3.3.2 Belum adanya Peraturan Kabareskrim tentang SOP Patroli Siber
Dengan cara membuat atau menyusun Peraturan Kabareskrim
tentang Penyelenggaraan Patroli Siber dan mengirimkan Draft
Perkaba tersebut ke Divkum untuk verifikasi dan legal Draft sehingga
terjadi Harmonisasi peraturan dengan aturan yang diatasnya.
sehingga dapat segera ditanda tangani oleh Kabareskrim Polri dan
dijadikan pedoman dalam Penyelenggaraan Patroli Siber
3.3.3 Keterbatasan Anggaran
Anggaran akan dimasukkan dalam APBN 2021 atau APBNP 2020 hal
ini dapat dilakukan dengan mengajukan rencana kebutuhan anggaran
melalui Biro renmin Bareskrim Polri.
3.4. Instrumen Monitoring Untuk Pelaksanaan Proyek Perubahan
Instrumen yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan
terhadap pelaksanaan Proyek Perubahan yaitu dilakukan dg sistim
pelaporan dan pertemuan secara berkala untuk bisa mengevaluasi capaian
kegiatan yang dilaksanakan.
Pembuatan Sistim monitoring kegiatan secara online, sehingga kegiatan
yang dilaksanakan dapat dimonitor dan dipantau secara terus menerus
dengan demikian evaluasi dan perbaikan dapat dilakukan dengan segera
apabila ditemukan adanya hambatan atau permasalahan.
17
BAB IV
P E N U T U P
4.1. K e s i m p u l a n
Gagasan untuk melaksanakan Kebijakan penyelenggaraan Patroli siber
secara terpadu di Dit. Siber Bareskrim Polri ini merupakan salah satu upaya
yang akan meningkatkan kinerja Direktorat Siber Bareskrim dalam
melakukan penanggulangan terhadap Kejahatan Siber yang lebih
Komprehensip mencakup Edukasi/Kampanye siber, Deteksi untuk
Pencegahan Dan Penegakan hukum terhadap Tindak Pidana yang terjadi.
Capaian Penting dari Proyek perubahan ini adalah Terbentuknya
Satgas Patroli Siber yang melibatkan fungsi2 kepolisian lain dibidang
preemtif, Preventif dan Gakkum, melalui sprin Kabareskrim, serta melibatkan
langsung seluruh subdit Siber Polda Jajaran dalam kegiatan Patroli Siber.
Pelaksanaan Proyek perubahan ini juga mendapat dukungan dari
stake holder eksternal, yang siap kerja sama untuk memberikan dukungan
data dan informasi serta pelaporan apabiladitemukanadanya kejahatan siber
dengan ditandatanganinya MOU / PKS antara Polri dan Tokopedia.
Namun demikian , tentu masih banyak kekurangan dan hambatan
yang terjadi dalam implementasi kegiatan jangka pendek proyek perubahan .
Misalnya, hambatan anggaran, namun proses inovasi dan kerjasama tim,
serta dukungan semua stakeholders dapat menghasilkan suatu keberhasilan
dalam pencapaian tujuan. Untuk menyelesaikan proyek perubahan ini
diperlukan komunikasi dua arah yang intens serta kerjasama tim dan
komitmen yang kuat yang akan menghasilkan pekerjaan yang hebat. Hasil
pekerjaan tersebut merupakan keberhasilan Bersama.
18
4.2. Lesson learned
a. Seorang pemimpin harus mempunyai visi yang jauh ke depan dan
memiliki kemampuan menganalisa serta meprediksi kemungkinan yang
akan terjadi walaupun dihadapkan dengan berbagai keterbatasan kita
tetap dituntut untuk bisa melakukan suatu terobosan kreatif dan
memberikan solusi pemecahannya.
b. Dalam memecahkan masalah serta membuat sebuah kebijakan, maka
langkah awalnya adalah memembangun suatu tim work. Dalam suatu
Tim Work diperlukan seorang leader yang mempunyai visi yang akan
dituju serta mampu menentukan cara bertindak yang tepat dan menyusun
rincian kegiatan yang terstruktur waktunya dan terprogram kegiatannya
serta output yang jelas sehingga tujuan tercapai .
c. Untuk bisa sukses dalam mencapai Tujuan bersama maka harus
dilandasi bahwa tujuan tersebut merupakan kebutuhan Bersama dengan
menurunkan ego sectoral dan mau menerima saran masukan semua
pihak serta dukungan dari seluruh stakeholders.
4.3. Rekomendasi/Saran
Untuk menjamin agar Proyek perubahan ini terus berjalan dengan baik
serta menunjukan kinerja yg optimal dan sasaran jangka menengah maupun
jangka panjangdapat terwujud, direkomendasikan halsebagai berikut :
1. Senantiasa dilakukan Komunikasi dan koordinasi secara periodik dan
berkesinambungan dengan semua stakeholder yang terkait dengan
Proyek Perubahan
2. Melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap seluruh rangkaian
kegiatan yang telah ditetapkan sehingga dapat menemukan cara atau
metode yang dapat mengakselerasi capaian program dan kegiatan.
19
3. Memastikan bahwa seluruh program dan kegiatan yang telah ditetapkan
tetap di jalankan secara konsisten sehingga tercapai sesuai hasil yang
diharapkan.
Demikian laporan ini dibuat, selanjutnya mohon saran / masukan
untuk kesempurnaan tulisan ini . Dengan harapan tulisan ini bisa bermanfaat
untuk kemajuan organisasi .
Jakarta, September 2020
Penulis
IMAM SACHRONI, S.H. KOMBES POLISI NRP 67070405
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pemeriksa Keuangan (2019), Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja atas
Penanganan Kejahatan Siber pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jakarta
2. Bareskrim Polri (2016), Naskah Akademik Restrukturisasi Organisasi Bareskrim
Polri: Penempatan Fungsi Direktorat Tindak Pidana Siber ke Dalam Struktur
Tersendiri pada Struktur Organisasi Bareskrim Polri, Jakarta
3. Kepolisian Republik Indonesia (2017), Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik
Indonesia
4. Kepolisian Republik Indonesia (2019), Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2019 tentang Sistem, Manajemen dan Standar
Keberhasilan Operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia
5. Lampiran Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
6. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan Undang-undang No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
7. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana;
8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana;
21