pbb pel ratu

25
Laporan Praktikum Hari/tanggal: Kamis/26 April 2012 m.k Pengetahuan Bahan Baku Asisten : Ika Astiana Industri Hasil Perairan LAPORAN FIELDTRIP PENGETAHUAN BAHAN BAKU HASIL PERAIRAN DI PELABUHAN RATU SUKABUMI, JAWA BARAT Disusun oleh : Kelompok 1 Ayu Setiti S C34100007 Bianca Benning C34100017 Sonya Ayu Utari C34100025 Risvan Hutabarat C34100036 Zeta Fadilla Indra C34100039 Mahardika Tri H C34100046 Laurensius Sitanggang C34100066 Mahisha S A C34100074 Darsasa H A C34090075 Isna Kurniati A C34100085

Upload: ayus-swastika

Post on 05-Aug-2015

194 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pbb Pel Ratu

Laporan Praktikum Hari/tanggal: Kamis/26 April 2012m.k Pengetahuan Bahan Baku Asisten : Ika Astiana Industri Hasil Perairan

LAPORAN FIELDTRIP PENGETAHUAN BAHAN BAKU HASIL PERAIRAN

DI PELABUHAN RATUSUKABUMI, JAWA BARAT

Disusun oleh :

Kelompok 1

Ayu Setiti S C34100007Bianca Benning C34100017Sonya Ayu Utari C34100025Risvan Hutabarat C34100036Zeta Fadilla Indra C34100039Mahardika Tri H C34100046Laurensius Sitanggang C34100066Mahisha S A C34100074Darsasa H A C34090075Isna Kurniati A C34100085

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2012

Page 2: Pbb Pel Ratu

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laut Indonesia memiliki potensi sumberdaya yang besar terutama potensi

perikanan laut dari segi jumlah ataupun keragaman jenis. Luas laut Indonesia

kurang lebih 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Laut

Indonesia yang luas menyediakan sumberdaya ikan laut dengan potensi lestari

sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan

perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Jumlah tangkapan yang

diperbolehkan di Indonesia sebesar 80% dari potensi lestari sumberdaya ikan laut

yaitu sebesar 5,12 juta ton (Nurjanah et al. 2011).

Pemanfaatan potensi sumberdaya ikan laut yang besar salah satunya

dilakukan melalui kegiatan perikanan tangkap. Perikanan tangkap di Indonesia

sekarang ini masih menjadi penyumbang utama produksi perikanan di Indonesia

walaupun menunjukkan kuantitas hasil produksi yang berfluktuasi sejak tahun

2000 hingga tahun 2010. Tahun 2000 perikanan tangkap menghasilkan produksi

sebesar 3.807.191 ton dan pada tahun 2010 produksi perikanan tangkap telah

mencapai angka 5.039.446 ton (KKP 2011).

Potensi sumberdaya ikan laut di Indonesia yang besar terutama karena

luasnya variasi spesies perikanan yang hidup di perairan Indonesia. Hasil

perikanan digolongkan dalam dua golongan besar yaitu hewan seperti ikan-ikanan

dan Mollusca, dan juga tumbuhan seperti rumput laut dan lamun. Selain itu, hasil

perikanan di Indonesia memiliki beberapa karakteristik lain, yaitu suplainya tidak

konsisten, mudah rusak, dan komponennya tidak stabil. Luasnya variasi spesies

ikan di perairan Indonesia menyebabkan tingginya juga keberagaman karakteristik

komoditas hasil perikanan. Pengananan dan pemanfaatan yang berbeda untuk

komoditas hasil perikanan yang berbeda timbul karena karakteristik yang berbeda

pula pada masing-masing komoditas hasil perikanan (Nurjanah et al. 2011).

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum lapang ini adalah untuk mengenali

karakteristik berbagai jenis ikan melalui deskripsi informasi biologis dan ekologis

Page 3: Pbb Pel Ratu

terkait dengan potensi perikanan Indonesia dan mengetahui pemanfaatan yang

dapat dilakukan dari hasil perikanan Indonesia sebagai bahan baku industri.

2 METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum lapang mata kuliah Pengetahuan dan Karakteristik Bahan Baku

Hasil Perairan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 15 April 2012 yang bertempat

di Pelelangan Ikan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alat tulis dan kamera.

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah ikan tuna (Thunnus

albacores), ikan layur (Trichiurus sp) , ikan kantong semar (Mene maculata), ikan

kerapu karet (Epinephelus ongus), dan ikan sebelah (Psettodes erumei).

2.3 Prosedur Kerja

Praktikum lapang mata kuliah Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil

Perairan kali ini menggunakan metode observasi langsung dan wawancara. Biota

yang akan diindentifikasi ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok dan jenis

ikan yang wajib. Wawancara dilakukan terhadap penjual ikan yang berdasarkan

biota yang akan diidentifikasi berupa daerah penangkapan biota, alat tangkap,

pendistribusian, dan nilai ekonomisnya. Biota selanjutnya difoto dengan

menggunakan kamera. Prosedur kerja praktikum lapang dapat diamati pada

diagram alir berikut:

Page 4: Pbb Pel Ratu

Gambar 1 Diagram alir prosedur kerja praktikum lapang

Page 5: Pbb Pel Ratu

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacores )

3.1.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacores)

Ikan tuna (Thunnus sp) merupakan salah satu jenis ikan pelagis yang secara

umum memiliki bentuk tubuh seperti cerutu memilki 2 sirip punggung, sirip

depan biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. Memiliki sirip tambahan

(finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip ekor bercagak agak ke

dalam dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hyperal, tubuhnya

tertutup oleh sisik berwarna biru dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya.

Sebagian memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran

berwarna gelap.

Menurut DKP (2005), pergerakan migrasi kelompok ikan tuna di wilayah

perairan Indonesia mencakup wilyarah perairan pantai, teritorial, dan zona

ekonomi ekslusif (ZEE) indonesia. Migrasi ikan tuna di perairan Indonesia

merupakan bagian dari jalur migrasi tuna dunia karena wilayah Indonesia terletak

pada lintasan perbatasan perairan antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Migrasi kelompok tuna yang melintasi wilayah perairan pantai dan teritorial

terjadi akibat perairan tersebut berhubungan langsung dengan pengaruh perairan

kedua samudera tersebut sehingga beberapa wilayah perairan pantai dan teritorial

memiliki sumberdaya perikanan tuna yang besar.

Menurut Saanin (1984), ikan tuna sirip kuning diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorphi

Famili : Scombridae

Genus : Thunnus

Spesies : Thunnus albacores

Page 6: Pbb Pel Ratu

Gambar 1 ikan tuna (Thunnus albacores)

Sumber : Koleksi pribadi

Yellowfin atau ikan tuna sirip kuning termasuk jenis ikan berukuran besar,

mempunyai dua sirip dorsal dan sirip anal yang panjang. Sirip dada (pectoral fin)

melampui awal sirip punggung (dorsal) kedua, tetapi tidak melampui pangkalnya.

Ikan tuna jenis ini bersifat pelagic, oceanic, berada di atas dan di bawah

termoklin. Termoklin adalah suatu lapisan di perairan di mana dapat terjadi

perubahan suhu secara drastis terhadap kedalaman. Ikan jenis yellowfin biasanya

membentuk scholling (gerombolan) di bawah permukaan air pada kedalaman

kurang dari 100 meter. Ukuran panjang dari yellowfin dapat mencapai lebih dari

200 cm dengan rata-rata 150 cm.

Komposisi Kimia

Ikan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan protein yang tinggi dan

lemak yang rendah. Ikan tuna mengandung protein antara 22,6 - 26,2 g/100 g

daging. Lemak antara 0,2 - 2,7 g/100 g daging. Di samping itu ikan tuna

mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan

vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin).

Pemanfaatan

Ikan tuna biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pengkalengan

ikan. Ikan tuna juga merupakan komoditas utama Indonesia dalam bidang ekspor.

Negara tujuan dalam bidang ekspor adalah Jepang dan Taiwan. Harga ikan tuna,

terutama ikan tuna sirip kuning adalah 25.000 rupiah per kilogram. Berdasarkan

wawancara bersama nelayan, pada saat musim hujan hasil tangkapan ikan tuna

tinggi. Penanganan ikan tuna di kapal menggunakan teknik pengesan dengan es

curai.

Page 7: Pbb Pel Ratu

3.2 Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

3.2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Sebelah (Psettodes erumei)

Ikan sebelah (Psettodes erumei) merupakan ikan yang tergolong ke dalam

kelompok ikan yang memiliki tubuh non bilateral simetris. Ikan ini bernilai

ekonomis penting karena kandungan nutrisinya yang cukup tinggi dan rasanya

yang enak. Ikan sebelah selain tinggi nutrisi juga sangat potensial sebagai inang

antara dan inang akhir berbagai parasit karena merupakan ikan karnivora. Ikan

Sebelah merupakan ikan konsumsi yang mudah ditemukan di pasar ikan dan

tempat pendaratan ikan.

Menurut Saanin (1984), ikan sebelah (Psettodes erumei) dapat di

klasifikasikan sebagai :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Actinopterygii

Subordo : Psettodoidei

Famili : Psettodidae

Genus : Psettodes

Spesies : Psettodes erumei

Gambar 3 Ikan sebelah (Psettodes erumei)

Sumber : Koleksi pribadi

Ikan sebelah memiliki tubuh picak dengan kedua mata berada di satu sisi.

Bagian tubuh ikan picak yang menghadap ke bawah hanya memiliki sedikit

pigmen sehingga terlihat berwarna putih tidak seperti tubuhnya yang menghadap

ke atas yang berwarna cokelat. Panjang ikan ini rata-rata 30 cm dan dapat

mencapat 45 cm. Bentuk asimetris pada ikan sebelah merupakan hasil evolusi

tengkorak flatfish secara bertahap. Bentuk tubuh picak dan dengan cokelat ini

dapat digunakan untuk menyamarkan tubuhnya dengan lingkungan sekitarnya

Page 8: Pbb Pel Ratu

sehingga mangsanya dapat dikelabui dan dapat dengan mudah ditangkap

(Rachmanti 2008).

Ikan sebelah memangsa dengan cara menelan. Makanan utama ikan

sebelah adalah hewan-hewan bentik umumnya yang berkulit keras dan tak

bertulang punggung. Juvenil ikan ini memakan krustasea kecil. Ikan sebelah

dewasa dapat memakan ikan yang sama atau bahkan lebih panjang dari tubuhnya.

Mangsa ikan sebelah dari jenis ikan antara lain Apogon sp. dan Leiognathus sp.

Sebagai makanan utama lainnya adalah cumi-cumi tetapi pemangsaan cumi-cumi

ini tidak sering terjadi (Das and Mashira 1990).

Ikan Sebelah bereproduksi secara seksual dioecious. Bertelur di daerah

lepas pantai atau di muara sungai. Dalam sekali reproduksi betina mampu

melepaskan hingga dua juta telur. Telur-telur tersebut akan menjadi larva

berukuran 1,5 – 3 mm. Pada saat ia masih larva hingga menjadi ikan sebelah yang

dewasa, tubuhnya makin berbentuk pipih, sedangkan salah satu matanya bergerak

kearah salah satu sisi tubuhnya. Setelah itu warna bagian tubuh bawah berubah

menjadi putih (Devadoss et al 1977).

Pemanfaatan

Ikan sebelah kebanyakan dijual dalam keadaan segar atau dibekukan tetapi

ada juga yang kemudian di olah menjadi ikan asap dan tepung ikan (Frimodt

1995). Kandungan nutrisi ikan ini cukup tinggi dan rasanya juga enak, daging

ikan sebelah memang tidak terlalu tebal tetapi  rasanya sangat gurih. Ikan ini juga

dipercaya dapat meningkatkan stamina. Ikan Sebelah biasanya dieksport dalam

bentuk fillet dengan tujuan Uni Eropa. Selain dieksport Ikan Sebelah juga

dikonsumsi di dalam negeri, umumnya dijual segar atau dalam bentuk masakan

(biasanya digoreng atau dimasak bumbu tauco).

Komposisi Kimia

Page 9: Pbb Pel Ratu

Komposisi kimia juvenil ikan sebelah secara umum dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi kimia juvenil ikan kerapu

Komposisi Jumlah (%)

Protein 65,4

Lemak 9,34

Abu 7,34

Sumber: fredrick (2010)

Hubungan Komposisi Kimia dengan Pemanfaatan

Ikan sebelah mempunyai kadar lemak yang tinggi sehingga ikan sebelah

banyak di ekspor sebagai bahan baku. Ikan ini dijadikan penambah energi karena

kandungan lemaknya yang cukup tinggi. Lemak sebagai bahan kimia memiliki

salah satu fungsi yaitu sebagai sumber energi. Ikan sebelah mempunyai protein

yang tinggi sehingga sering dijadikan sumber protein hewani. Namun

pemanfaatan ikan ini belum maksimal diakibatkan ikan ini termasuk ikan

tangkapan sampingan.

3.4 Ikan Layur (Trichiurus sp )

3.4.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Layur (Trichiurus sp.)

Ikan Layur (Trichiurus sp.) merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki

nilai ekonomis tinggi. Ikan ini adalah ikan demersal yang yang termasuk ke dalam

kelompok ikan komersial kedua terbesar di seluruh perairan pantai Indonesia.

Perairan dengan dasar yang relatif rata dan berlumpur dengan salinitas yang relatif

rendah biasanya merupakan habitat ikan layur. Jenis ikan layur diantaranya yaitu

Eupluerogrammus muticus, Trichiurus lepturus, dan Lepturacanthus savala

(Astuti 2008).

Ukuran tubuh ikan layur dapat mencapai panjang 2m, dengan berat

maksimum 5kg, dan usia dapat mencapai 15 tahun. Kegemarannya pada siang hari

berkeliaran di perairan dangkal dekat pantai yang kaya plankton. Ikan ini

mendekat ke dasar perairan pada waktu malam hari (Astuti 2008). Klasifikasi ikan

layur menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut :

Filum : Pisces

Page 10: Pbb Pel Ratu

Kelas : Teleostei

Ordo : Percomorphii

Subordo : Scombroidea

Family : Trichiuridae

Genus : Trichiurus

Spesies : Trichiurus spp.

Gambar 4 ikan layur (Trichiurus sp)

Sumber :koleksi pribadi

Bentuk morfologi ikan layur sebagai berikut : badan panjang dan gepeng,

ekornya panjang bagai cemeti. Oleh karenanya dalam bahasa Inggris disebut

hairtail atau ekor rambut. Kulitnya tidak bersisik, warnanya putih seperti perak

sedikit kekuning-kuningan. Mulut lebar dilengkapi dengan gigi yang kuat dan

tajam, rahang bawah lebih besar dari rahang atasnya. Sirip punggung panjang

sekali mulai dari atas kepala sampai akhir badan dan berjari-jari lemah 105-134.

Sirip dubur tumbuh kurang sempurna dan berjari-jari lemah 72-80 berupa deretan

duri-duri kecil, tidak terdapat sirip perut dan garis rusuk terlihat jauh di bagian

bawah badan. Ikan layur dalam keadaan hidup berwarna biru maya kegelapan,

sedangkan dalam keadaan mati berwarna perak keabuan atau sedikit keunguan.

Bagian atas kepala berwarna ungu agak gelap. Sirip-siripnya sedikit kekuningan

atau kuning dengan pinggiran gelap (Astuti 2008).

Pemanfaatan Ikan Layur

Layur mudah dijumpai di tempat penjualan ikan di Indonesia. Ikan ini juga

menjadi ikan umpan. Orang Jepang menyebutnya tachiuo dan memakannya

mentah (sebagai sashimi) atau dibakar. Orang Korea menyebutnya galchi dan

mengolahnya dengan digoreng / dibakar. Ikan ini disukai karena dagingnya

kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah difillet (Astuti 2008).

Komposisi Kimia Ikan Layur

Page 11: Pbb Pel Ratu

Ikan layur (Trichiurus sp.) merupakan salah satu ikan yang memiliki

kandungan gizi yang cukup tinggi. Komposisi ikan layur meliputi kandungan

protein, lemak, dan mineral. Kandungan protein pada ikan ini yaitu sebesar 62% -

77%, kandungan lemaknya yaitu 1,7% - 9,83%, dan kandungan mineralnya yaitu

1,0% - 5,36% (Astuti 2008).

Hubungan Antara Komposisi Kimia dengan Pemanfaatannya

Kandungan protein ikan layur yang tinggi membuat ikan layur banyak

diminati oleh negara negara asia seperti korea dan jepang. Ikan layur biasanya di

ekspor dalam bentuk segar dan biasanya dimasak dengan cara di sup. Tekstur

daging ikan layur yang lembut membuat ikan ini dapat dijadikan bahan baku

sashimi.

3.5 Ikan Kerapu Karet (Epinephelus ongus )

3.5.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kerapu Karet (Epinephelus ongus)

Kerapu karet (Epinephelus ongus) mempunyai bentuk badan yang pipih

memanjang dan agak membulat Mulut lebar dan di dalamnya terdapat gigi kecil

yang runcing rahang bawah dan atasdilengkapi dengan gigi yang berderet 2 baris

lancip dan kuat. Kerapu karet (Epinephelus ongus) mempunyai jari-jari sirip yang

keras pada sirip punggung 11 buah, sirip dubur 3 buah, sirip dada 1 buah dan sirip

perut 1 buah. Jari-jari sirip yang lemah pada sirip puggung terdapat 15-16

buah,sirip dubur 8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip perut 5 buah. Kerapu karet

(Epinephelus ongus) memiliki warna merah cerah (Winarni 2007). Menurut

Saanin (1984) klasifikasi ikan kerapu karet sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorphi

Famili : Serranidea

Genus : Epinephelus

Spesies : Epinephelus ongus

Page 12: Pbb Pel Ratu

Gambar 5 Ikan kerapu karet (Epinephelus ongus)Sumber: Koleksi pribadi

Ikan kerapu karet (Epinephelus ongus) merupakan kelompok ikan yang

hidup didasar perairan berbatu atau berkarang dengan kedalaman sekitar 60

meter dan daerah dangkal yang mengandung koral. Selama siklus hidupnya

memiliki habitat yang berbeda- beda pada setiap fasenya, ikan ini mampu hidup di

daerah dengan kedalaman 0.5-3 meter pada area padanglamun, selanjutnya

menginjak dewasa akan berpindah ke tempat yang lebih dalam lagi, dan

perpindahan ikan berlansung pada pagi hari atau menjalang senja. Tampubolon

dan Mulyadi (2006) menjelaskan bahwa telur dan larva ikan kerapu ini bersifat

pelagis sedangkan ikan kerapu muda hingga dewasa bersifat demersal dan

nokturnal, dimana pada siang hari lebih banyak bersembunyi pada liang-liang

karang sedangkan akan beraktifitas pada malam hari unuk mencari makanan

Ikan kerapu terdapat hampir di semua perairan pulau tropis, Hindia dan

samudra pasifik barat, dari pantai timur Afrika sampai dengan Mozambika, selain

itu juga ditemukan di Madagaskar. Ikan kerapu termasuk ikan karnifora yang

memangsa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-udangan. Ikan kerapu juga

bersifat kanibal pada sesama jenisnya (Tampubolon dan Mulyadi 2006).

Pemanfaatan

Ikan Kerapu umumnya dikenal dengan istilah "groupers" merupakan salah

satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik dipasarkan domestik

maupun padar internasional dan selain itu nilai jualnya cukup tinggi. Eksport ikan

kerapu melaju pesat sebesar 350% yaitu dari 19 ton pada tahun 1987 menjadi 57

ton pada tahun 1988, untuk waktu sekarang ini eksport ikan kerapu dari Indonesia

semakin besar nilainya karena telah didukung juga oleh kegiatan budidaya.

Provinsi Lmapung saja pada tahun 2006-2007 mencapai produksi ikan laut yang

Page 13: Pbb Pel Ratu

didalamnya didominasi oleh ikan kerapu berturut-turut sebesar 1,692 ton dan

1,791 ton (Asaad et al. 2010).

Pemanfaatan ikan kerapu dalam bentuk produk olahan sangat jarang

bahkan hampir tidak ada. Hal ini karena ikan kerapu bernilai ekonomis sangat

tinggi ketika dalam keadaan hidup. Ikan kerapu sejauh ini hanya di manfaatkan

sebagai produk segar untuk menjadi berbagai jenis masakan khususnya di hotel-

hotel dan restoran-restoran. Ikan-ikan kerapu yang sudah mati ketika tertangkap

walaupun berharga jauh lebih murah tetapi tidak lantas dibuang begitu saja, ikan-

ikan kerapu ini biasanya di preparasi menjadi fillet kerapu (BI, 2008).

Komposisi Kimia

Komposisi kimia juvenil ikan kerapu secara umum dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2 Komposisi kimia juvenil ikan kerapu

Komposisi Jumlah (%)

Protein 76,02

Lemak 8,04

Serat kasar 5,51

Abu 8,45

Sumber: Zainuddin (2010)

Hubungan Komposisi Kimia dengan Pemanfaatan

Pemanfaatan ikan kerapu belum berkembang luas saat ini karena ikan

karepau memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi ketika hidup dibandingkan

dengan jika sudah mati. Pemanfaatan ikan kerapu yang mati karena proses

penangkapan biasanya adalah pembuatan fillet kerapu. Pemanfaatan yang

mungkin dari ikan kerapu terkait dengan komposisi kimianya, adalah minyak

ikan.

Kerapu tergolong memiliki kadar lemak yang tinggi dengan kandungan

8,04% berdasarkan penggolongan ikan berdasarkan kandungan lemaknya, yaitu

ikan berlemak rendah (kadar lemak kurang dari 2 %), ikan berlemak

sedang/medium (kadar lemak 2 - 5 %), dan ikan berlemak tinggi (kadar lemak 6 -

20 %). Kadar lemak tinggi memungkinkan suatu biota khususnya ikan untuk

menjadi sumber minyak. Melihat nilai ekonomis ikan kerapu yang tinggi ketika

dijual dalam keadaan hidup kemungkinan akan menyebabkan minyak ikan dari

Page 14: Pbb Pel Ratu

ikan kerapu tidak akan bernilai ekonomis tinggi atau tidak lebih menguntungkan

dari pada ikan kerapu itu sendiri ketika masih hidup (Winarno 1993).

3.6 Ikan Kantong Semar (Mene maculate)

3.6.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Kantong Semar (Mene maculate)

Ikan kantong semar (Mene maculata) memiliki bentuk badan hampir

menyerupai segitiga, dengan tubuh di bagian bawah garis lateral ukurannya empat

kali lebih besar dibandingkan di bagian atasnya. Ikan ini juga mempunyai mulut

yang kecil atau hampir vertikal, dengan jumlah gigi yang terbatas. Ikan kantong

semar (Mene maculata) mempunyai satu sirip dorsal yang jumlah jari-jarinya

berkurang seiring bertambahnya usia. Sirip analnya sangat panjang dan menjadi

melemah seiring bertambahnya usia. Sirip kaudalnya bercabang, lebih pendek dari

sirip pektoralnya. Tubuh ikan ini ditutupi oleh sisik yang tidak terlihat, berwarna

biru metalik dan keperakan (Heemstra 1984).

Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan kantong semar (Mene maculata)

yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Aulopiformes

Famili : Menidae

Genus : Mene

Spesies : Mene maculata

Gambar 6 Ikan kantong semar (Mene maculata)Sumber : Koleksi Pribadi

Panjang maksimal ikan kantong semar (Mene maculata) adalah 30 cm,

biasanya sampai 20 cm. Ikan kantong semar memakan zoobenthos dan

Page 15: Pbb Pel Ratu

zooplankton (Heemstra 1984). Ikan ini melakukan reproduksi secara dioceous dan

pembuahan eksternal.

Jenis ikan ini tersebar di perairan Indo-Pasifik yang beriklim tropis, yaitu

Afrika Timur sampai selatan Jepang dan timur laut Australia serta ditemukan juga

di Laut Cina Selatan dan Laut Arafuru (Russell & Houston 1989). Daerah sebar

ikan kantong semar di Indonesia terdapat hampir diseluruh perairan pantai

indonesia terutama jawa, sumatera, kalimantan, sulawesi selatan, madura, flores,

maluku, dan laut arafuru ke utara meliputi teluk benggala (Gerry et al 2000).

Ikan kantong semar (Mene maculata) biasanya hidup di air payau dan air

laut dengan kisaran kedalaman 1-25 m (Yamashita 1987). Daerah penyebaran

ikan ini adalah laut di daerah tropis dan semua lautan indo pasifik. Ikan ini banyak

tertangkap di perairan pantai serta hidup berkelompok sampai kedalaman 80m.

Ikan kantong semar (Mene maculata) merupakan salah satu jenis ikan air laut

yang juga dapat hidup di perairan payau. Terdapat pula di perairan pantai dekat

zona kontinental. Selain itu, ikan kantong semar juga termasuk ikan yang hidup di

karang, dengan kedalaman sekitar 50 hingga 200 meter (Gerry et al 2000).

Page 16: Pbb Pel Ratu

4 SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Biota- biota yang didapat antara lain ikan tuna sirip kuning (Thunnus

albacores), ikan sebelah (Psettodes erumei), ikan layur (Trichiurus savala), ikan

kantong semar (Mene maculata) dan ikan kerapu merah (Epinephelus ongus).

Ikan ikan ini memiliki kadar protein yang cenderung sama tiap jenisnya. Kadar

lemak pada ikan ini memiliki perbedaan yang tidak terlalu signifikan tiap

jenisnya, sehingga pemanfaatan pada setiap jenis ikan ini berbeda beda.

4.2 Saran

Biota laut sangatlah beragam, oleh karena itu alangkah baiknya jika

mengidentifikasi biota biota yang belum diketahui manfaatnya dan kegunaannya

selain dikonsumsi. Biota yang didapat dari fieldtrip ini dapat dijadikan bahan baku

hasil industri yang lebih untuk pengolahan lebih lanjut yang lebih beragam. Hal

ini dilakukan untuk pemanfaatan sumberdaya perikanan yang lebih efektif.

Page 17: Pbb Pel Ratu

DAFTAR PUSTAKA

Asaad AIJ, Makmur, Rachmansyah, Undu MC, Muawanah. 2010. Analisis faktor kondisi kontinuitas budidaya keramba jaring apung di Teluk Lampung. Prosiding Forum Teknologi Akuakultur 2010, halaman 1157-1163.

Astuti W. 2008. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Layur di Perairan Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

[BI] Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil: Fillet Ikan. Jakarta: Biro Pengembangan UMKM Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, Bank Indonesia.

Das, M, and B. Mashira. 1990. On The Biology of Psettodes erumei (Bloch and Schn.), an Indian Halibut. Indian J. Fish., 37(2):79-92.

Devadoss P et al. 1977. Observations on Some Aspects of The Biology and Fishery of Psettodes erumei (Bloch) at Porto Novo. Indian J. Fish., 24(1/2):62-68.

Frimodt C. 1995. Multilingual Illustrated Guide to The World's Commercial Warmwater Fish. Oxford: Fishing News Books.

Gerry A. et al. 2000. Marine Fishes of South-Easth Asia. Jakarta : Java Books Indonesia.

Heemstra, P.C. 1984. Menidae: Identification Sheets for Fishery Purposes. New York: Academic Press

Rachmanti, Betty. 2008. Mengenal Ikan Sebelah [terhubung berkala]. http://www.perikanandiy.info/home.php?mode=content&submode=detail&id=222. [17 April 2012].

Russell, B.C. and W. Houston. 1989. Offshore Fishes of the Arafura Sea. Sydney: Academic Press.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I dan II. Bina Cipta. Bandung.

Saanin, Hasnuddin. 1984. Kunci dan Identifikasi Ikan. Bandung : Binatjipta.

Tampubolon dan Mulyadi. 2006. Jenis-jenis Ikan Kerapu (Epinephelus sp.). Jambi: UNJ Press

Winarni T. 2007. Usaha Budidaya Kerapu Sebagai Salah satu Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Riau: Universitas Pekan Baru Press.

Winarno FG. 1993. Pangan: Gizi, Teknologi, dan Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zainuddin. 2010. Pengaruh kalsium dan fosfor terhadap pertumbuhan, efisiensi pakan, kandungan mineral dan komposisis tubuh juvenil ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan 2(2): 1-9.

Page 18: Pbb Pel Ratu