pbl blok 22 parkinson

19
Parkinson Disease Chatarina Cindy De Patta 102012418 D9 Email: [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 2015 Pendahuluan Penyakit Parkinson adalah suatu kondisi degenerative yang terutama mengenai jaras ekstrapiramidal yang mengandung neurotransmitor dopamine, dan karakteristiknya adalah trias: akinesia, rigiditas, tremor. 1 Penyebab PP sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, tetapi beberapa penelitian terhadap anak kembar monozigot menujukan bahwa terdapat factor genetic yang medasarinya. Factor lain juga menjadi penyebab proses degenerasi ini antara lain proses menua otak, stress oksidatif terpapar pestisida/herbisida atau antijamur cukup lama, infeksi, kafein, alcohol, trauma kepala, depresi, dan merokok. 1 1

Upload: chatarina-ancilla-cindy

Post on 25-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

parkinson disease

TRANSCRIPT

Page 1: Pbl Blok 22 Parkinson

Parkinson Disease

Chatarina Cindy De Patta

102012418

D9

Email: [email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

2015

Pendahuluan

Penyakit Parkinson adalah suatu kondisi degenerative yang terutama mengenai jaras

ekstrapiramidal yang mengandung neurotransmitor dopamine, dan karakteristiknya adalah trias:

akinesia, rigiditas, tremor.1

Penyebab PP sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, tetapi beberapa penelitian

terhadap anak kembar monozigot menujukan bahwa terdapat factor genetic yang medasarinya.

Factor lain juga menjadi penyebab proses degenerasi ini antara lain proses menua otak, stress

oksidatif terpapar pestisida/herbisida atau antijamur cukup lama, infeksi, kafein, alcohol, trauma

kepala, depresi, dan merokok.1

Anamnesis

Anamnesis memain peran yang sangat penting dalam mendiagnosis sesuatu penyakit.

Hal-hal yang ditanyakan pada anamnesis meliputi identitas pasien, keluhan utama pasien,

riwayat penyakit yang diderita dan sebagainya. Berikut adalah sistematika dari anamnesis:

o Identitas pasien: laki-laki (65thn)

o Keluhan utama: kedua tangan gemetar sejak 1 tahun yang lalu.

1

Page 2: Pbl Blok 22 Parkinson

o Riwayat penyakit sekarang: kedua tangan gemetar saat pasien tidak menggerakan

tangannya namun mengilang bila pasien melakukan aktivitas dan saat pasien tidur. Badan

semakin kaku, berjalan semakin lambat dan postur tubuh membungkuk serta bicaranya

semakin tidak jelas.

o Riwayat penyakit dahulu

o Riwayat penyakit keluarga

o Riwayat sosial

Pada kasus ini hal-hal yang harus ditanyakan adalah seperti berikut:

Kesulitan berjalan atau melakukan pergerakan

Kaku, lemah, gementar, gerakan involunter

Kesulitan berbicara

Nyeri, parestesia, atau hipestesia

Kesulitan berkemih

Riwayat trauma kepala (cedera kranio-serebral)

Riwayat penggunaan obat-obatan seperti butirofenon, metoklopramid

Pemeriksaan fisik

Sebagian besar manifestasi objektif kelainan saraf bermanifestasi dalam gangguan gerak

otot. Untuk menentukan kelainan neurologis pada pasien, pemeriksaan sistem motorik harus

dilakukan. Pemeriksaan fisik ini meliputi inspeksi, palpasi, pemeriksaan gerakan pasif dan aktif,

serta koordinasi gerak.2

Tanda-tanda vital: HR 90x/mnt, TD 130/80 mmHg, RR 16x/mnt, T 36,8oC

Inspeksi

Sikap: Perhatikan sikap secara keseluruhan dan sikap tiap bagian tubuh. Bagaimana sikap

pasien waktu berdiri, duduk, berbaring, bergerak, dan berjalan. Jika pasien berdiri,

perhatikan sikap dan posisi badannya, baik secara keseluruhan maupun sebagian.

Penderita penyakit Parkinson berdiri dengan kepala dan leher dibungkukkan ke depan,

lengan dan tungkai berada dalam fleksi. Bila berjalan, pasien tampak seolah-olah hendak

2

Page 3: Pbl Blok 22 Parkinson

jatuh ke depan; gerakan asosiatifnya terganggu, lengan kurang dilenggangkan, dan

terlihat tremor kasar, terutama di tangan.

Bentuk : Perhatikan adanya deformitas.

Ukuran: Perhatikan apakah panjang badan tubuh sebelah kiri sama dengan yang kanan.

Kemudian perhatikan kontur otot; adakah atrofi atau hipertrofi.

Gerakan involunter: Tremor.

Tremor ialah serentetan gerakan involunter, agak ritmis, merupakan getaran, yang timbul

karena berkontraksinya otot-otot yang berlawanan secara bergantian. Ia dapat melibatkan

satu atau lebih bagian tubuh. Jenis tremor yang perlu kita kenal ialah tremor fisiologis,

tremor halus, dan tremor kasar.

a. Tremor fisiologis didapatkan bila anggota gerak ditempatkan pada posisi yang sulit,

atau bila kita melakukan gerakan volunteer dengan sangat lambat. Tremor yang

terlihat pada orang normal yang sedang marah atau ketakutan merupakan aksentuasi

dari tremor fisiologis ini.2

b. Tremor halus dianggap juga sebagai tremor toksik. Contoh yang khas ialah tremor

yang dijumpai pada hipertiroidisme. Tremor ini terutama terjadi pada jari dan tangan.

Kadang-kadang tremor ini sangat halus dan sukar dilihat. Tremor toksik ini

didapatkan pula pada keracunan nikotin, kafein, obat-obatan seperti adrenalin,

efedrin, atau barbiturat.2

c. Tremor kasar, salah satu contohnya ialah tremor yang didapatkan pada penyakit

Parkinson. Ini merupakan tremor yang lambat, kasar, dan majemuk. Pada penyakit

Parkinson, gerakan jari-jari mirip gerakan menghitung duit atau membuat pil (pill

rolling tremor).2

Palpasi

Pasien disuruh mengistirahatkan ototnya. Kemudian otot ini dipalpasi untuk menentukan

konsistensi serta adanya nyeri-tekan. Dengan palpasi kita dapat menilai tonus otot, terutama bila

ada hipotoni. Penentuan tonus dilakukan pada berbagai posisi anggota gerak dan bagian badan.

Pemeriksaan gerakan pasif

3

Page 4: Pbl Blok 22 Parkinson

Pasien disuruh mengistirahatkan ekstremitasnya. Bagian dari ekstremitas ini kita

gerakkan pada persendiannya. Gerakan dibuat bervariasi, mula-mula cepat kemudian lambat,

cepat, lebih lambat, dan seterusnya. Sambil menggerakkan kita nilai tahanannya. Dalam keadaan

normal kita tidak menemukan tahanan yang berarti, jika penderita dapat mengistirahatkan

ekstremitasnya dengan baik, terutama anak-anak, sehingga kita mengalami kesulitan menilai

tahanan.

Kadang-kadang tahanan didapatkan pada satu jurusan saja, misalnya tungkai sukar

difleksikan tetapi mudah diekstensikan. Keadaan ini misalnya didapatkan pada lesi di traktus

piramidal. Jangan lupa membandingkan bagian-bagian yang simetris. Pada gangguan sistem

ekstrapiramidal, dapat dijumpai tahanan yang sama kuatnya (rigidity). Kadang-kadang dijumpai

keadaan dengan tahanan hilang timbul (cogwheel phenomenon).2

Pemeriksaan gerakan aktif

Pada pemeriksaan ini yang dinilai adalah kekuatan (kontraksi) otot. Untuk memeriksa

adanya kelumpuhan, dapat digunakan 2 cara berikut:

Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya dan pemeriksa menahan

gerakan ini.

Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien dan pasien disuruh

menahan.

Tenaga otot atau kekuatan motorik pasien dinyatakan dengan skor 0 sampai 5 seperti dalam tabel

di bawah.2

Tabel 1. Skor Kekuatan Motorik

Skor Penilaian

0 Tidak didapatkan sedikitpun kontraksi otot; lumpuh total.

1 Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada persendian

yang harus digerakkan oleh otot tersebut.

2 Didapatkan gerakan, tetapi gerakan ini tidak mampu melawan gravitasi, menggeser

3 Dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi.

4 Disamping dapat melawan gravitasi, dapat juga mengatasi sedikit tahanan yang

diberikan.

4

Page 5: Pbl Blok 22 Parkinson

5 Tidak ada kelumpuhan (normal).

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah seperti berikut:

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hanya bersifat dukungan pada hasil klinis, karena tidak memiliki

sensitifitas dan spesifitas yang tinggi untuk penyakit Parkinson. Pengukuran kadar dopamine

atau metabolitnya dalam air kencing, darah maupun cairan otak akan menurun pada penyakit

Parkinson dibandingkan kontrol. Lebih lanjut, dalam keadaan tidak ada penanda biologis yang

spesifik penyakit, maka diagnosis definitif terhadap penyakit Parkinson hanya ditegakkan

dengan autopsi.2

Positron Emission Tomography (PET )

PET merupakan teknik imaging yang masih relatif baru dan telah memberi kontribusi yang

signifikan untuk melihat kedalam sistem dopamine nigrostriatal dan peranannya dalam

patofisiologi penyakit Parkinson. Penurunan karakteristik pada pengambilan fluorodopa,

khususnya di putamen, dapat diperlihatkan hampir pada semua penderita penyakit Parkinson,

bahkan pada tahap dini. Pada saat awitan gejala,. Tetapi sayangnya PET

tidak dapat membedakan antara penyakit Parkinson dengan penderita penyakit Parkinson telah

memperlihatkan penurunan 30% pada pengambilan fluorodopa putamen parkinsonisme atipikal.2

Diagnosis Kerja

Penyakit parkinson merupakan 80% dari kasus-kasus parkinsonism. Terdapat dua istilah

yang harus dibedakan yaitu penyakit parkinson dan parkinsonism. Penyakit parkinson adalah

bagian dari parkinsonism yang secara patologis ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama

substansia nigra pars compacta diserai adanya inklusi eosinofilik yang disebut Lewy bodies.3

Parkinsonism adalah suatu sindrom ysng ditandai oleh tremor waktu istirahat, kekakuan,

bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamin dengan berbagai

macam sebab. Sindrom ini disebut sebagai sindroma parkinson.3

5

Page 6: Pbl Blok 22 Parkinson

Diagnosis penyakit Parkinson ditegakkan melalui beberapa kriteria seperti kriteria klinis,

kriteria Koller.3-5

Kriteria klinis: Dijumpai 2 dari 3 tanda kardinal (tremor, rigiditas, bradikinesia) atau 3

dari 4 tanda kardinal (termasuk instabilitas postural)

Kriteria Koller: Dijumpai 2 dari 3 tanda kardinal dan respon positif terhadap levodopa

Kriteria Hughes:

a) Possible – 1 dari 3 tanda kardinal

b) Probable – 2 dari 4 tanda kardinal

c) Definite – 3 tanda kardinal

Pada kasus didapatkan 3 tanda kardinal pada pasien, yaitu tremor, rigiditas, dan bradikinesia.

Penyakit parkinson primer

Penyebabnya biasa tidak diketahui, ada peran toksin yang berasal dari lingkungan, ada

peran faktor genetik, bersifat sporadik.3

Penyakit Parkinson sekunder

Penyakit Parkinson sekunder merupakan penyakit parkinson yang diakibatkan oleh tumor

otak, radang otak, trauma, atau dari pemakaian obat-obat tertentu. Contoh obat-obat yang

dapat mengakibatkan penyakit Parkinson adalah fenotiazin, butirofenon, dan

metoklopramid. Selain itu, toksin eksogen juga boleh mengakibatkan penyakit Parkinson;

methyl-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine (MPTP).4,5

Sindroma Parkinson plus

Gejala Parkinson dapat timbul sebagai gambaran dari penyakit lain. Pada usia lanjut

dapat terjadi atrofi multipel sistem, di mana sistem otonom mengalami disfungsi berat,

dan menyebabkan instabilitas postural.

Kelumpuhan pada supranuklear juga boleh menyebabkan efek parkinsonisme. Gejala

yang turut timbul pada kelainan ini adalah paralisis bola mata dan kaku kuduk.6

Diagnosis Banding

6

Page 7: Pbl Blok 22 Parkinson

Korea adalah istilah untuk gerakan involuntar yang menyerupai gerakan lengan-lengan

seorang penari. Gerakan itu tidak berirama, sifatnya kuat, cepat dan tersentak-sentak dan arah

geraknya cepat.berubah. Gerakan koreatik yang melanda tangan-lengan yang sedang melakukan

gerakan voluntary membuat gerakan voluntar itu berlebihan dan canggung. Gerakan koreatik

ditangan-lengan seringkali disertai gerakan meringis-ringis pada wajah dan suara mengeram atau

suara-suara lain yang tidak mengandung arti. Kalau timbulnya sekali-sekali maka sifat yang

terlukis diatas tampak dengan jelas, tetapi apabila timbulnya gencar, maka gerakan koreatiknya

menyerpai atetosis. Korea dalam bentuk yang khas ditemukan pada korea syndenham dan korea

gravidarum. Pada korea Huntington ia timbul dengan gencar sehingga lebih tepat dinamakan

koreoatetosis Huntington. Korea dapat bangkit juga secara iatrogenic yakni akibat penggunaan

obat-obat anti psikosis (seperti haloperidol, dan phenothiazine).5

Stroke

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh terhentinya aliran darah ke

area otak. Jika aliran darah berhenti selama lebih dari beberapa detik, sel-sel jaringan otak yang

tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen dapat mati dan menyebabkan kerusakan fungsi otak

permanen.3

Ada dua jenis utama stroke:

1. Stroke iskemik

Stroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yang memasok darah ke otak tersumbat. Jenis

stroke ini yang paling umum (hampir 90% stroke adalah iskemik).

Kondisi yang mendasari stroke iskemik adalah penumpukan lemak yang melapisi dinding

pembuluh darah (disebut aterosklerosis). Kolesterol, homocysteine dan zat lainnya dapat melekat

pada dinding arteri, membentuk zat lengket yang disebut plak. Seiring waktu, plak menumpuk.

Hal ini sering membuat darah sulit mengalir dengan baik dan menyebabkan bekuan darah

(trombus).

Stroke iskemik dibedakan berdasarkan penyebab sumbatan arteri:

7

Page 8: Pbl Blok 22 Parkinson

Stroke trombotik. Sumbatan disebabkan trombus yang berkembang di dalam arteri otak

yang sudah sangat sempit.

Stroke embolik. Sumbatan disebabkan trombus, gelembung udara atau pecahan lemak

(emboli) yang terbentuk di bagian tubuh lain seperti jantung dan pembuluh aorta di dada

dan leher, yang terbawa aliran darah ke otak. Kelainan jantung yang disebut fibrilasi

atrium dapat menciptakan kondisi di mana trombus yang terbentuk di jantung terpompa

dan beredar menuju otak.

2. Stroke hemoragik.

Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor atau pecah di dalam atau

di sekitar otak sehingga menghentikan suplai darah ke jaringan otak yang dituju. Selain itu, darah

membanjiri dan memampatkan jaringan otak sekitarnya sehingga mengganggu atau mematikan

fungsinya.

Dua jenis stroke hemoragik:

Perdarahan intraserebral. Perdarahan intraserebral adalah perdarahan di dalam otak yang

disebabkan oleh trauma (cedera otak) atau kelainan pembuluh darah (aneurisma atau

angioma). Jika tidak disebabkan oleh salah satu kondisi tersebut, paling sering

disebabkan oleh tekanan darah tinggi kronis. Perdarahan intraserebral menyumbang

sekitar 10% dari semua stroke, tetapi memiliki persentase tertinggi penyebab kematian

akibat stroke.

Perdarahan subarachnoid. Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan dalam ruang

subarachnoid, ruang di antara lapisan dalam (Pia mater) dan lapisan tengah (arachnoid

mater) dari jaringan selaput otak (meninges). Penyebab paling umum adalah pecahnya

tonjolan (aneurisma) dalam arteri. Perdarahan subarachnoid adalah kedaruratan medis

serius yang dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian. Stroke ini juga satu-

satunya jenis stroke yang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

Anatomi

8

Page 9: Pbl Blok 22 Parkinson

Anatomi traktus motorik (desenden) membawa impuls motorik dari otak ke medulla spinalis

dan saraf spinal menuju tubuh. Fungsi traktus motorik yang penting meliputi:4,7

1. Traktus kortikospinal lateral (pyramidal)

a. Origo dan tujuan. Neuron I berasal dari area motorik korteks serebral. Akson saraf

berdesenden ke medulla, tempat sebagian besar serabut berdekusasi dan terus

memanjang sampai ke tanduk posterior untuk bersinapsis langsung atau melalui

interneuron dengan neuron motorik bagian bawah (neuron II) dalam tanduk

anterior. Akson berterminasi pada lempeng ujung motorik otot rangka.

b. Fungsi. Traktus kortikospinal lateral menghantar impuls untuk kooordinasi dan

ketepatan gerakan volunteer.

2. Traktus kortikospinal (piramidal) ventral (anterior).

a. Origo dan tujuan. Neuron I berasal dari sel pyramidal pada area motorik korteks

serebral dan berdesenden sampai ke medulla spinalis. Disini, akson akan

menyilang ke sisi yang berlawanan tepat sebelum bersinapsis, secara langsung

maupun melalui interneuron, dengan neuron II dalam tanduk anterior.

b. Fungsi. Traktus kortikospinal ventral memiliki fungsi yang sama dengan traktus

kortikospinal lateral; traktus tersebut menghantar impuls untuk berkoordinasi dan

ketepatan gerakan volunter.

3. Traktus ekstrpiramidal. Serabut dalam sistem ini berasal dari pusat lain; misalnya, nuclei

motorik dalam korteks serebral dan area subkortikal di otak.

a. Traktus retikulospinal brasal dari formasi reticular (neuron I dengan berujung

neuron II) pada sisi sel yang sama di neuron motorik bagian bawah dalam tanduk

anterior medulla spinalis. Impuls memberikan semaam pengaruh fasilitasi pada

ekstensor tungkai dan fleksor lengan serta memberikan suatu pengaruh inhibisi

yang berkaitan dengan postur dan tonus otot.

b. Traktus vestilospinal lateral berasal dari nucleus vestibular lateral dalam medulla

(neuron I) dan berdesenden pada sisi yang sama untuk berujung (neuron II) dalam

tanduk anterior medulla spinalis. Impuls mempertahankan tonus otot dalam

aktivitas reflex.

c. Traktus vestibule medial berasal dari nucleus vestibular medial dalam medulla

dan menyilang ke sisi yang berlawanan untuk berakhir pada tanduk anterior.

9

Page 10: Pbl Blok 22 Parkinson

Traktus ini tidak brdesenden ke bawah area serviks. Traktus ini berkaitan dengan

pengendalia otot-otot kepala dan leher.

d. Traktus rubrospinal, yang berasal dari nucleus merah otak tengah, traktus

olivospinal yang berasal dari olive inferior medulla, dan traktus tektospinal yang

berasal dari bagian tektum otak tengah, juga termasuk jenis traktus

ekstrapiramidal yang berhubungan dengan postur dan tonus otot.

Etiologi

Kebanyakan penyakit Parkinson merupakan kasus idiopatik, akan tetapi ada beberapa faktor

resiko yang telah diidentifikasikan, seperti berikut:

Usia : meningkat pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia dibawah 30 tahun.

Rasial : Orang kulit putih lebih sering daripada orang Asia dan Afrika .

Genetik : diduga ada peranan faktor genetik

Telah dibuktikan bahwa mutasi pada tiga gen terpisah (alpha-Synuclein, Parkin, UCHL1 )

berhubungan dengan Parkinson herediter. Kebanyakan kasus idiopatik Parkinson diperkirakan

akibat faktor-faktor genetik dan lingkungan.3

Lingkungan : Toksin (MPTP, CO, Mn, Mg, CS2, Metanol, Sianid), pengunaan herbisida

dan pestisida, serta infeksi.

Banyak fakta yang menyatakan tentang keberadaan disfungsi mitokondria dan kerusakan

metabolism oksidatif dalam pathogenesis Parkinson. Keracunan MPTP dimana MPP+ sebagai

toksik metabolitnya memiliki peranan penting terhadap kegagalan dan kematian sel. Pada PD,

terdapat penurunan sebanyak 30-40% dalam aktivitas komplek I di substansia nigra pars

kompakta. Seperti halnya kelainan yang terjadi pada jaringan lain, kelainan di substansia nigra

pars kompakta ini menyebabkan adanya kegagalan produksi energi, sehingga mendorong

terjadinya apoptosis sel.3

Epidemiologi

10

Page 11: Pbl Blok 22 Parkinson

Penyakit Parkinson cukup sering ditemukan, mungkin mengenai 1-2% populasi berusia

lebih dari 60 tahun, anpa adanya bias jenis kelamin yang signifikan. Distribusi ditemukan

diseluruh dunia, walaupun tampaknya lebih sering terjadi di Eropa dan Amerika Utara.3

Patofisiologi

Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit pakinson terjadi karena penurunan kadar

dopamine akibat kematian neuron di substansia nigra pars compacta (SNc) sebesar 40-50% yang

disertai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies) dengan penyebab multifactor.2

Substansia nigraa dalah suatu region kecil di otak yang terletak sedikit diatas medulla

spinalis. Bagian ini menjadi pusat control/koordinasi dari seluruh pergerakan. Sel-selnya

menghasilkan neurotransmitter yang disebut dopamine, yang berfungsi untuk mengatur seluruh

pergerakan otot dan keseimbangan badan yang dilakukan oleh system saraf pusat. Dopamine

diperlukan untuk komunikasi elektrokimia antara sel-sel neuron di otak terutama dalam

mengatur pergerakan, keseimbangan dn reflex postural serta kelancaran komunikasi (bicara).

Pada PP sel-sel neuron di SNc mengalami degenerasi, sehingga produksi dopamine menurun,

akibatnya semua fungsi neuron di system saraf pusat (SSP) menurun dan menghasilkan

kelambanan gerak, tremor, dan kekakuan. 3

Manifestasi klinis

Gejala motorik

Keempat-empat tanda kardinal ini merupakan kelainan motorik.3,5

Bradikinesia: Melambatnya gerakan; sulit memulai pergerakan dan penurunan

progresif dari segi kecepatan dan amplitudo gerakan. Contohnya kedipan dan

lirikan mata melambat, suara monotone, tulisan menjadi kecil-kecil.

Rigiditas: Pada seluruh fleksor dan ekstensor, dapat ditemukan cogwheel

phenomenon.

11

Page 12: Pbl Blok 22 Parkinson

Tremor: Resting tremor klasik; pill-rolling disertai fleksi jempol. Sering

berkurang pada pergerakan dan hilang pada waktu tidur.

Instabilitas postural: Badan membungkuk, cenderung jatuh kedepan pada saat

berjalan.

Gejala nonmotorik

Gangguan tidur (insomnia, parasomnia, rapid eye movement (REM) sleep behavior

disorder [RBD], gerakan ekstremitas secara periodic saat tidur, sleep apnea, dan vivid

dreaming).

Halusinasi

Restless legs syndrome

Konstipasi

Inkontinesia, drooling, disfungsi seksual

Penatalaksaan

Penatalaksanaan untuk penyakit Parkinson merangkumi farmokologik dan non-farmakologik.

Penatalaksanaan farmokologik dibagi kepada beberapa bagian seperti berikut:

Bekerja pada sistem dopaminergik

L-dopa

Meskipun sampai sekarang l-dopa masih merupakan obat paling menjanjikan respon terbaik

untuk penyakit Parkinson, namun masa kerjanya yang singkat, respon yang fluktuatif dan efek

oxidative stress dan metabolitnya menyebabkan para peneliti mencari bahan alternatif. Cara kerja

obat kelompok ini dapat dijelaskan lewat alur metabolisme dari dopamine. Tyrosin yang berasal

dari makanan akan diubah secara beruntun menjadi l-dopa dan dopamine oleh enzimya masing-

masing. Kedua jenis enzim ini terdapat diberbagai jaringan tubuh, disamping dijaringan saraf.

Dopamine yang terbentuk di luar jaringan saraf otak, tidak dapat melewati sawar darah otak.

Untuk mencegah jangan sampai dopamine tersintesa diluar otak maka l-dopa diberikan bersama

12

Page 13: Pbl Blok 22 Parkinson

dopa-decarboxylase inhibitor dalam bentuk carbidopa. Efek terapi preparat l-dopa baru muncul

sesudah 2 minggu pengobatan oleh karena itu perubahan dosis sebaiknya setelah 2 minggu.3,5

MAO dan COMT Inhibitor

Pada umumnya penyakit Parkinson memberi respon yang cepat dan bagus dengan l-dopa

dibandingkan dengan yang lain, namun ada laporan bahwa l-dopa dan dopamin menghasilkan

metabolit yang mengganggu atau menekan proses pembentukan energi dari mitokondria dengan

akibat terjadinya oxidative stress yang menuntun timbulnya degenerasi sel neuron. Preparat

penghambat enzim MAO ( monoamine oxydase ) dan COMT ( Catechol-O-methyl transferase )

ditambahkan bersama preparat l-dopa untuk melindungi dopamin terhadap degradasi oleh enzim

tersebut sehingga metabolit berkurang (pembentukan radikal bebas dari dopamin berkurang)

sehingga neuron terlindung dari proses oxidative stress.3,5

Dopamin Agonis

Preparat lain yang juga dapat menghemat pemakaian l-dopa adalah golongan dopamin agonis.

Golongan ini bekerja langsung pada reseptor dopamin, jadi mengambil alih tugas dopamin dan

memiliki durasi kerja lebih lama dibandingkan dopamin. Sampai saat ini ada 2 kelompok

dopamin agonis, yaitu derivat ergot dan non ergot .

Bekerja pada sistem kolinergik

Obat golongan antikolinergik memberi manfaat untuk penyakit parkinson, oleh karena

dapat mengoreksi kegiatan berlebihan dari sistem kolinergik terhadap sistem dopaminergik yang

mendasari penyakit parkinson. Ada dua preparat antikolinergik yang banyak digunakan untuk

penyakit parkinson, yaitu thrihexyphenidyl (artane) dan benztropin (congentin). Preparat lainnya

yang juga termasuk golongan ini adalah biperidon (akineton), orphenadrine (disipal) dan

procyclidine (kamadrin). Golongan anti kolinergik terutama untuk menghilangkan gejala tremor

dan efek samping yang paling ditakuti adalah kemunduran memori.5

Bekerja pada sistem glutamatergik

Diantara obat - obat glutamatergik yang bermanfaat untuk penyakit Parkinson adalah dari

golongan antagonisnya, yaitu amantadine, memantine, remacemide. Antagonis glutamatergik

13

Page 14: Pbl Blok 22 Parkinson

diduga menekan kegiatan berlebihan jalur dari inti subtalamikus sampai globus palidus internus

sehingga jalur indirek seimbang kegiatannya dengan jalur direk, dengan demikian out put

ganglia basalis ke arah talamus dan korteks normal kembali. Disamping itu, diduga antagonis

glutamatergik dapat meningkatkan pelepasan dopamin, menghambat reuptake dan menstimulasi

reseptor dopamin. Obat ini lebih efektif untuk akinesia dan rigiditas daripada antikolinergik.5

Penatalaksanaan non-farmakologik adalah seperti berikut:

Rehabilitasi

1. Terapi fisik : ROM ( range of motion )

Peregangan

Koreksi postur tubuh

Latihan koordinasi

Latihan jalan ( gait training )

Latihan buli-buli dan rectum

Latihan kebugaran kardiopulmonar

Edukasi dan program latihan di rumah

2. Terapi okupasi

Memberikan program yang ditujukan terutama dalam hal pelaksanaan aktivitas kehidupan

sehari-hari.6

3. Terapi bicara

Membantu penderita Parkinson dengan memberikan program latihan pernapasan diafragma ,

evaluasi menelan, latihan disartria, latihan bernapas dalam sebelum bicara. Latihan ini dapat

membantu memperbaiki volume berbicara, irama dan artikulasi.6

4. Psikoterapi

Membuat program dengan melakukan intervensi psikoterapi setelah melakukan asesmen

mengenai fungsi kognitif, kepribadian, status mental, keluarga dan perilaku.

5. Alat bantu jalan

14

Page 15: Pbl Blok 22 Parkinson

Dapat membantu penderita Parkinson yang mengalami ketidakstabilan postural, dengan

membuatkan alat bantu jalan seperti tongkat atau walker.

Komplikasi

Pada tahap akhir, penyakit Parkinson dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak dan

pneumoni. Tanpa perawatan, gangguan akan semakin progresif hingga terjadi total disabilitas,

sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan kematian.

Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan pasien berespon

terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi.

Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah.6

Prognosis

Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan

perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka

penyakit ini akan menemani sepanjang hidup. Penyakit Parkinson sendiri tidak dianggap sebagai

penyakit yang fatal, tetapi berkembang sejalan dengan waktu. Rata-rata harapan hidup pada

pasien Parkinson pada umumnya lebih rendah dibandingkan yang tidak menderita penyakit

Parkinson.6

Progresivitas gejala pada penyakit Parkinson dapat berlangsung 20 tahun atau lebih.

Namun demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang tepat untuk

memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing-masing individu. Dengan pengendalian yang

tepat, kebanyakan pasien penyakit Parkinson dapat hidup produktif beberapa tahun setelah

diagnosis.6

Kesimpulan

15

Page 16: Pbl Blok 22 Parkinson

Pada kasus didapatkan 3 tanda kardinal pada pasien, yaitu tremor, rigiditas, dan bradikinesia.

Tanpa riwayat trauma, penyakit lain maupun pemakaian obat, maka diagnosis kerja adalah

penyakit Parkinson idiopatik.

Daftar Pustaka

1. Ginsberg L. Lecture note: Neurologi. Edisi ke- 8. Jakarta: Erlangga medical series; 2005.

2. Lumbantobing SM. Neurologi klinik. Edisi ke- 11. Jakarta: FKUI; 2008.h.87-96.

3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S. Buku ajar lmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5.

Jakarta: FKUI; 2009.

4. Dewanto G. Panduan praktis diagnosis dan tata laksana penyakit saraf. Edisi ke-1.

Jakarta: EGC; 2007.

5. John C, Brust M. Current diagnosis & treatment in neurology. USA: McGraw-Hill;

2007.h.199-206.

6. DeLong M, Juncos JL. Parkinson’s disease and other movement disorder. In: Hauser S et

al. Harrison neurology in clinical medicine. Edisi ke-1. USA: McGraw-Hill; 2006.h.295-

308.

7. Ethel Sloane. Anatomi dan fisiologi: untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta: EGC; 2003.

16