pbl dr. soebroto 15-8-2013
TRANSCRIPT
Kuliah
Sebelum kuliah: mempersiapkan prior knowledge - Merangkum pertanyaan dari Tutorial, referensi, praktikum, skills lab,
dll- Membaca Handout, referensi teori topik kuliah- Mempersiapkan / mencari pertanyaan
Saat kuliah:- Datang tepat waktu- Mengikuti kuliah dengan konsentrasi dan kritis- Memahami konsep-konsep, “jalan pikiran dosen”, penekanan-
penekanan teori, arah soal ujian; mengintergrasikan prior knowledge >< New knowledge
- Bertanya- Membuat catatan (Note Taking)
Setelah Kuliah : Melengkapi, Menyempurnakan, (Note Taking)1
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING
DI FK UKDW
Oleh JB Soebroto
MEU FK UKDW
PENDAHULUAN ….. “Ibaratnya”
I. IKAN? Beli/diberi+dimakan
KOLAM
II. ILMU KEDOKTERAN DOKTER ≠ DI BERI/ DI BENTUK MEMBENTUK DIRI
III. PACAR IV. UANG ? V. JABATAN?
“MENCARI – berjuang” >< Di beri, Di suapin
Learning Resourches – Aktivities –Organisation- Skills : Dalam KBK – PBL
Kata Kunci: Mencari, Membentuk
CARI
TANGKAP DISKRIPSI
IDENTIFIKASI
DIOLAH / BUMBU
DI MASAK
DI MAKAN
DI NIKMATI
DI PILIH
DIHIDANGKAN
PRASMANAN
TUJUAN PEMBELAJARAN / KULIAH INI :
Mahasiswa mau dan mampu memahami dan langsung melaksanakan secara bertahap, Learning By Doing sampai CME/ Long Life Learner :
- Kurikulum Berbasis Kompetensi. .. Berkembang
- Pendekatan Pembelajaran PBL. - Dengan Modal, Learning Resources:
Utama: Otak, Hati, Fisik, Teman, Allah Fasilitas : Sarana-prasarana Fasilitator: SDM (pendidikan, kependidikan)
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
I. TUJUH (7) AREA KOMPETENSI
Sadar yang dibentuk
-Kognitif
-Skill
-Afektif
II. DUA PULUH DUA (22) KOMPETENSI
Area Profesionalitas yang luhur; afektif:1. Berketuhanan Yang Maha Esa / Yang Maha Kuasa
2. Bermoral, Beretika dan Disiplin
3. Sadar dan taat hukum
4. Berwawasan sosial Budaya
5. Berperilaku profesional
Area mawas diri dan Pengembangan diri :6. Menerapkan mawas diri
7. Menerapkan belajar sepanjang hayat
8. Mengembangkan Pengetahuan
Kata kunci : Mahasiswa Profesional
II. DUA PULUH DUA (22) KOMPETENSI
Area komunikasi efektif :9. Berkomunikasi dengan pasien dan keluarga10. Berkomunikasi dengan mitra kerja11. Berkomunikasi dengan masyarakat
Area pengelolaan Informasi :12. Mengakses. Menilai informasi dan pengetahuan13. Mendiseminasikan informasi dan pengetahuan secara
efektif kepada profesional kesehatan, pasien dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Kata kunci: Makhluk Sosial, Komunikasi, Blok I
II. DUA PULUH DUA (22) KOMPETENSI
Area landasan ilmiah ilmu kedokteran; kognitif:14. Menerapkan ilmu Biomedik, ilmu Humaniora, Ilmu
Kedokteran klinik dan ilmu kesehatan masyarakat/kedokteran pencegahan/kedokteran komunitas yang terkini dan mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif
Area keterampilan Klinis; skills-psikomotor:15. Melakukan prosedur diagnosis
16. Melakukan prosedur penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif
II. DUA PULUH DUA (22) KOMPETENSI
Area pengelolaan masalah kesehatan :17. Melaksanakan promosi kesehatan pada individu keluarga dan
masyarakat
18. Melaksanakan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada individu, keluarga dan masyarakat
19. Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
20. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
21. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan
22. Mengakses dan menganalisis serta menerapkan kebijakan kesehatan spesifik yang merupakan prioritas daerah masing – masing di Indonesia
III. TINGKAT KOMPETENSI BERDASAR JENIS PENYAKIT
ORGAN TUBUHTingkat 1. Mengenali, menjelaskan dan merujuk
Mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, mencari informasi lebih lanjut kemudian menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien; mampu bekerjasama merawat paska rujukan
Tingkat 2. Mendiagnosis dan merujuk
Mampu membuat diagnosis klinik dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya; mampu bekerjasama merawat paska rujukan
III. TINGKAT KOMPETENSI BERDASARKAN JENIS
PENYAKIT ORGAN TUBUHTingkat 3. Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan dan merujuk
3A. Bukan Penyakit Gawat Darurat
Mampu membuat diagnosis klinik, memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya; mampu bekerja sama merawat paska rujukan
3B. Penyakit Gawat DaruratMampu membuat diagnosis klinik, memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang gawat darurat. demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan atau kecacatan pada pasien dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya; mampu bekerjasama merawat paska rujukan.
Tingkat 4Mendiagnosis klinis, melakukan
penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas4A. Kompetensi ini yang dicapai saat lulus dokter4B. Profisiensi/kemahiran yang dicapai setelah
selesai internship dan/atau pendidikan kedokteran berkelanjutan
IV. TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIS
Gambar 3 tingkat kemampuan menurut Piramida Miller dan alternatif cara mengujinya pada mahasiswa. Dikutip dari Miller (1990) Shumway dan Harden (2003)
does s
hows
knows how
knows
IV. TINGKAT KOMPETENSI BERDASAR KETERAMPILAN KLINIS
Tingkat kemampuan 1 (Knows) Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengusai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan psikososial keterangan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien / klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi dan komplikasi yang mungkin timbul, keterampilan ini dapat di capai mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi, penugasan dan belajar mandiri, sedangkan penilaianya dapat mengunakan ujian tulis.
IV. TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIS
Tingkat kemampuan 2 (Know How) Pernah melihat atau didemonstrasikan
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut
dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien atau masyarakat. pengujian keterampilan tingkat 2 dengan mengunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian khusus secara tertulis dan atau lisan (oral test)
IV. TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIS
Tingkat kemampuan 3 (Shows) ; pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi.
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan pada pasien/masyarakat. Serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan atau standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan mengunakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment Of Technical Skills (OSATS).
IV. TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIS
Tingkat kemampuan 4 (Does) : Mampu melakukan secara mandiri.
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilan tersebut dengan mengusai seluruh teori, prinsip indikasi, langkah-langkah cara melakukan komplikasi dan cara mengendalikan komplikasi selain pernah melakukan di bawah supervisi, pengujian tingkat keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan mengunakan Workbased Assessment misalnya mini – CEX, portfolio, logbook, dsb.
4A. keterampilan yang di capai pada saat lulus dokter
4B. profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai intership dan atau pendidikan kedokteran berkelanjutan (PKB).
IV. TINGKAT KOMPETENSI KETERAMPILAN KLINIS
Kriteria Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Tingkat 4A
Tingkat keterampilan
Klinis
Mampu melakukan secara mandiri
Mampu melakukan di bawah supervisi
Memahami clinical reasoning dan problem solving
Mengetahui teori keterampilan
Metode pembelajara
n
Melakukan pada pasien
Berlatih dengan alat peraga atau pasien tersadar
Observasi langsung, Demonstrasi Perkuliahan, Diskusi, penugasan, belajar mandiri
Metode penilaian
Ujian tulis Penyelesaian kasus secara tertulis dan atau lisan(oral test)
Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
Workbased Assessment seperti mini –CEX, portfolio logbook, dsb.
MENGENAL PROBLEM BASED LEARNING
TUTORIAL
dr. JB. Soebroto, Sp.PA (K)MEU FK UKDW
I. Memahami filosofi inovasi pendidikan SPICES
menjadi pendekatan berbasis PBL KBK/SKDIThe Strategy of teaching – learning (Harden, 1984)
As a continuum strategy between “conventional” (Past) and “innovative” (Present).
“Conventional” “SMA”
Teacher – centered
Information gathering
Discipline – based
Hospital – based
Standard courses
Apprenticeship NB : SPICES S: Self Directing Learning (S),
(versi lain) E: Early Clinical Exposure
Integrated
“Innovative”
S tudent - centered
P roblem – based learning
I ntegrated teaching
C ommunity – based
E lective courses
S ystematic (organisasi, TOT)
Tidak ada masalah karena unsur-unsur SPICES saling over lapping PBL dalam paket SPICES
INFORMATIVE BL PROBLEM BL “Conventional” ”Innovative”
- Department Based- Teacher Centered (How to Teach)- How to Give “Fish” (sudah dimasak
tinggal makan)- Classical- Textbook (Informative)- Monolog
Integrated Based Student Centered (How to Learn) How to Search, Interact, Discuss :
“Hook” (mencari, menangkap, memasak)
Group bersama Module (Problem Scenario, EBL) Dialog
Mahasiswa = Subjek AktifDosen = Fasilitator ≠ Bukan Sumber Belajar TunggalDepartemen (bagian kerajaan kelompok ilmu)
II. OPERASIONAL DARI PENDEKATAN INFORMASI PROBLEM
III. Menurut Haarden Ada 11 Tahap Pendekatan Informasi Menuju PBL :
1. Theoritical Learning2. Problem – Oriented Learning3. Problem – Assisted Learning4. Problem – Solving Learning5. Problem – Focused Learning6. Problem - Based Mixed Learning7. Problem – Initiated Learning8. Problem – Centered Learning9. Problem – Centered Discovery Learning10. Problem – Based Learning bukan barang asing11. Task – Based Learning
Sejak SMA Tahap-tahap diatas sudah dialami ?!Arah PBL bukan barang asing / baru ……. Ki Hajar DewantaraDulu: dosen kuliah dengan kasus, bawa foto, case conference
IV.1. WHAT IS PBL? (1)
PBL is a learning method on principle of using problems as a starting point (prior knowledge) to search the acquisition and integration of new knowledge (Barrows,1982)
Prior knowledge >< new knowledgeMahasiswa membentuk diri
Prior knowledge (otak mahasiswa) learning resources utamaWorking resources docter (berfikir dan bertindak cepat ≠ Telmi)
Perhatikan saat-saat meningkatkan prior knowledgeTo search seven jump
IV. PBL
IV.2. WHAT IS PBL? (2)
Problem-based learning (PBL) is a method of learning in which students first encounter a problem, followed by a student-centered inquiry process (Neufeld & Barrows, 1974; Schmidt, 1993; Boud & Feletti, 1997; Barrows, 2000).
Both content and the process of learning are emphasized in PBL
Process seven jumpDalam proses pembentukan diri
Sekaligus mendapat content, meningkatkan prior knowledge
V.1. WHAT ABOUT THE PROBLEMS? Problems are created/selected by the faculty (of
medicine UKDW) to represent important priority health problems of the region as well as prototypical situations and knowledge domains (Neufeld et al.,1997)
The format of the problem simulates professional practice or a real life situation and can involve a real or standardize patient or a paper case
Problems cannot be solved easily at first glance or with only the initial information presented baca Peta Blok FK UKDW
V. (P)BL Problem?
V.2. PROBLEM REALISTIS
TUJUAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
PROBLEM COMPETENCY:
- INTEGRATIVE - KOGNITIF 1- 6
- COMPREHENSIVE - AFFECTIVE
- EVIDENCE BASED - PSYCHOMOTOR
PENDIDIKAN DOKTER PBL : LEBIH KONTEKSTUAL DAN REALISTIK
PBL PROBLEM BASED SOLVING / COMPETENCYKOGNITIF : MENGETAHUI-MENGERTI – MEMAHAMI – MEMBANDINGKAN – MENGAPLIKASI
– MENGEVALUASI – MENGKRITISI – MENGKREASI
BASED ≠”DASAR” ( PASIF )
TRIGGER PERANGSANG PEMICU PENGGERAK PROACTIVE PELEDAK PEMBAKAR “PROVOKATOR”
BASED / DASAR TIDAK SEMBARANG DASAR
VI. P(B)L BASED ?
Proses + content
Meluas - mendalam
Kognitif 1 – 6 praktikum, skillBasic para klinik klinik SKDI
Basic simptomp sign lab RO DD DX R Rehabilitatif preventifTidak mungkin kekurangan bahan atau membosankan
LEARNING ≠ ‘MEMBACA’ ?
• ANALYSING• DISCUSSING• COMMUNICATION• ADULT LEARNING• SEARCHING• SELF DIRECTED
LEARNING• ACTIVE LEARNING
DIPERLUKAN :COMPREHENSIVE
+TUTORIAL
+LEARNING ACTIVITIES
+LEARNING RESOURCES
Learning Skill
PRIOR KNOWLEDGE
MENCARI – BERBURU“DI KEBUN BINATANG”
VII. PB(L) Learning?
“prasmanan” – “sersan”
VIII. PELAKSANAN PBL
I. PBL
II. PBL
TOPIC BASED LEARNINGDISEASE BASED LEARNINGINTEGRATED BASED LEARNINGCOMPREHENSIVE BASED LEARNING
PROBLEMDISCUSSION
TUTORIAL
MANDIRI
SKILL
KULIAH
PRAKTIKUM
OUT CAMPUSS
- TUTORIAL = “UJUNG TOMBAK/MOTOR” PBL
- SCENARIO : “TRIGER – UJUNG TOMBAK” TUTORIAL
- PBL MEMBUTUHKAN BERBAGAI LEARNING ACTIVITIES
MEMBENTUK COMPETENCY (kognitif, skill, afektif + ……)
KONSULTASI
MANDIRI
IX. TUTORIAL: pelaksanaan SPICES – PBL(otomatis semua kegiatan terintegrasi tutorial)
X. PBL >< TUTORIAL – SKENARIO
TUTORIAL
SKENARIO
SEVEN JUMPS
MENJAMIN PBL
P Mencari MERUMUSKAN - TOPIK MASALAH - PROBLEM - LEARNING OBJECTIVE
L MELAKSANAKAN LEARNING
BETUL-BETUL TERLAKSANA
TERLAKSANA DENGAN BETUL
TERLAKSANA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH
Skenario: “kolam ikan”Mahasiswa: membutuhkan Mencari, memproses/memasak - memakan
XI. SCENARIO >< SEVEN STEPS/JUMPS(sesuai konsep PBL, clinical pathway, rasional, logic)
1. CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
2. DEFINE THE PROBLEMS questions
3. BRAINSTORM POSSIBLE HYPOTHESES OR EXPLANATION
4. ARRANGE EXPLANATIONS INTO A TENTATIVE SOLUTION
5. DEFINE LEARNING OBJECTIVES
6. GATHER INFORMATION AND PRIVATE STUDY
7. SHARE THE RESULT OF INFORMATION GATHERING AND
PRIVATE STUDY
1 s/d 5 = 2 JAM 6 = 2 - 3 HARI 7 = 2 JAM(TUTORIAL 1) (BERBURU) (TUTORIAL 2)
Meja
MI MII MIII MIV
MV MVI MVII MVIII
K
S II
S I
T (mobil)
Pap
an t
ulis
K ketua : memimpin tutorial; proses: pemerataan dan kerjasama; content (langkah I sampai V tidak boleh ada debat)….Langkah VII : Diskusi/Debat
IntensifSI – sekr I : Mencatat langsung SII – Sekr II : mencatat – meringkas – menghubungkanMI – VIII + K + SI + SII : Anggota – kontributor – produktif – aktif T (tutor ) : fasilitator (L O Institusi ) ketua kelompok
boleh apa saja ~ kebutuhan kecuali : mini lecturer dan jawaban langsung………Langkah VI
2. PELAKSANAAN TUTORIAL2.1 LAYOUT RUANG TUTORIAL
TUJUAN PEMBELAJARAN1. Proses : PBL plus2. Content : Konsep “kail” plus
I. BLOK I1. MODUL I
• Proses : PBL• Content : - PBL >< SMA
- Lingkup Kesehatan Umum Dasar2. MODUL II
• Proses : PBL + Khusus Komunikasi• Content : Komunikasi
3. Modul III• Proses : - PBL + Organisasi
- Kepemimpinan• Content : - Organisasi Tim
- Kepemimpinan - Organisasi Pelayanan Kesehatan
- Organisasi PBL, Tutorial
2.2. PERAN KETUA KELOMPOK
- Memimpin jalannya tutorial (awal - selesai)
- Mengajak seluruh anggota berpartisipasi aktif
(misal brainstroming secara gilir-putar)
- Mempertahankan dinamika kelompok yang positif
- Time keeper
- Memastikan anggota kelompok melaksanakan tugas
- Memastikan penulis bekerja cermat
- Sebagai partisipan aktif dalam diskusi (anggota
kelompok)
- Memfasilitasi semuanya bisa berdiskusi aktif,
kreatif, kritis
2.3. PERAN SEKRETARIS
- Mencatat pendapat dan usulan anggota kelompok
- Membantu mengurutkan pendapat angota
- Sebagai partisipan aktif dalam diskusi (anggota
kelompok)
- Mencatat sumber belajar yang digunakan pada
diskusi
NB: Sekretaris papan tulis dan Sekretaris buku saling
melengkapi
2.4. PERAN ANGGOTA KELOMPOK
- Mengakomodasi peran Ketua Kelompok
- Mengikuti langkah/urutan proses Tutorial
- Berpartisipasi aktif dalam diskusi
- Membagi pendapat pada teman
- Memperhatikan dan menghargai pendapat teman
yang lain
- Mengajukan pertanyaan
- Merumuskan seluruh tujuan belajar (utama +
tambahan),
dan aktif mencari sumber belajar, informasi
- Tidak boleh membagi-bagi tugas tujuan
belajar/Learning
Objectives
2.5. PERAN TUTOR
- Sebagai Fasilitator “Sesuai Kebutuhan, Sesuai Kejadian
Selama Tutorial”
- Memastikan (mencegah penyimpangan) pencapaian tujuan
belajar (Learning Objective) + LO tambahan
- Di dalam Tutorial tidak ada kuliah mini ; kuliah
diselenggarakan
pada jadwal kuliah pleno
2.6. COMPETENT TUTORS
PRINCIPALS OF
PROBLEM BASED LEARNING CONTENT
CONTENT SPECIFIC DIDACTICS
PRINCIPALS OF
PROBLEM
BASED
LEARNING
CONTENT
CONTENT SPECIFIC DIDACTICS
PRINCIPALS OF
PROBLEM
BASED
LEARNING
CONTENT
“LEBIH BERBAHAYA”LUMAYAN
CUKUP
IDEAL
SUBJECT MATTEREXPECT
PEDAGOGICALANDRAGOGICAL
LEVEL EXPERT
GROUP – DYNAMICLEVEL EXPERTDIDACTICS EXPERT
“HOW TO”
COMMUNICATION
Professional Back ground …………??
2.7.THE IDEAL TUTOR
Dosen (expert, teacher-centered) berubah fungsi sebagai fasilitator/tutor
Tutor :- Bukan orang yang otoriter- Harus cakap dalam fasilitasi kelompok
(process expertise) dan bukan hanya cakap dalam subject area (content expertise)
- Mengaktifkan prior knowledge- Bersikap kolegial, bukan sikap
personal.“ Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun
Karso, Ing Wantat Tut Wuri Handayani”
2.8. CIRI TUTOR
Mahasiswa tidak lagi sebagai “anak didik”/ Objek melainkan “peserta didik”/Subjek
Mahasiswa belajar dalam kelompok kecil
Kecakapan mahasiswa :- Kerjasama dalam kelompok- Kerjasama antar mahasiswa- Memimpin kelompok- Mendengar pendapat kawan- Menghargai pendapat kawan - Mencatat hal-hal yang didiskusikan- “Saling Asah Asih Asuh” Filosofi Tumbuk Padi- Bersikap kritis- Belajar secara mandiri- Terampil presentasi
2.9. CIRI MAHASISWA
I. Anamnesis I. Clarify Unfamiliar Term
II. Problem Reasoning II. Define The Problems
III. Diferensial Diagnosis III. Brainstorm possible hypotheses
IV. Analisis IV. Arrange Explanations into a tentative solution
V. Diagnosis Presumptif V. Define learning objectives
VI. Konsultasi, Lab, Radiologi, Referensi
VI. Gather information and private study
VII. Resume VII. Share the results information gathering and private study
Clinical Pathway Seven Jumps
3.2 Langkah Tutorial : Clinical Pathway VS SEVEN JUMPS
PBL-TUTORIAL-SEVEN JUMPSTUTORIAL (UJUNG TOMBAK PBL)
SKENARIO(UJUNG TOMBAK TUTORIAL)
SEVEN JUMPS
MENJAMIN: PBL
P MERUMUSKAN TOPIK MASALAH PROBLEM LEARNING OBJECTIVE
L MELAKSANAKAN
LEARNING
BETUL-BETUL TERLAKSANA
TERLAKSANA DGN BETULTERLAKSANA DGN SUNGGUH-SUNGGUH
(UJUNG TOMBAK SKENARIO)
3.3.PENEKANAN
3.4. “TUJUAN AKHIR” TUTORIAL – SEVEN JUMPS
Seven Jumps --- LIFE STYLE/BUDAYAMEMBEKALI “KAIL” / KONSEP FILOSOFI HIDUP :
MERUMUSKAN MASALAH
MASALAH UTAMA/PRIORITAS
MASALAH PENDUKUNG
MEMECAHKAN MASALAH
SECARA :
MENDASAR – KOMPREHENSIF
BEKAL LONGLIFE PROFESIONAL LEARNER :
BAHKAN UNTUK MASALAH HIDUP SEHARI-HARI, TUGAS DI UKDW,TUGAS DI FAKULTAS, TUGAS DI RUMAH SAKIT, TUGAS PERSIAPAN AKREDITASI FK UKDW INI.
BERMASYARAKAT/BERBANGSA
4. RINCIAN TUGAS TUTOR-MAHASISWA DALAM TUTORIAL
• Sebelum tutorial, Mahasiswa membaca dan memahami Buku Modul, Scenario dan kemungkinan problems, learning objective (tujuan pembelajaran), tiap modul dalam kesatuan blok.
• Pertemuan tutorial pertama• Membagi tugas giliran ketua, sekertaris papan tulis, sekertaris buku laporan (untuk dua kali pertemuan satu skenario).
• Memulai tutorial dengan doa / menyerahkan ketua.• Memfasilitasi berlangsungnya proses dan konten seven jumps.• Tutor tidak boleh memberi kuliah mini atau jawaban langsung (to the point) terhadap pertanyaan. Kuliah dan jawaban diskusi dialokasikan dilangkah VI; kuliah dan diskusi akan membuat tutorial macet, disamping mahasiswa baru berbekal prior knowledge.
• Diskusi superfisial “Debat Kusir” * Jawaban : terbuka, referensi, panel
Blok lain mencari
Bayangkan/bandingkan dengan langkah-langkah “clinical pathway”
Langkah I (Clarify Unfamiliar Term): Membaca scenario, klarifikasi / definisi setiap kata – istilah Masing-masing mahasiswa membaca skenario ulang pelan-pelan
“didalam batin tanpa teks bahasa sendiri” sehingga sekaligus secara implisit “menggali/ memunculkan” problem
Langkah II (Define The Problems) : orientasi seluas-luasnya Setiap mahasiswa mengajukan pertanyaan sebanyak – banyaknya
(pemerataan seluruh mahasiswa). Setiap mahasiswa mengungkapkan problem kognitif, tingkat tinggi
(membandingkan, mengkaitkan, menghubungkan sebab akibat, mengaplikasi, mengkritisi) pertanyaan atau mengintegrasikan pertanyaan-pertanyaaan mahasiswa sebelumnya secara silang ~ prior knowledge
Disini juga hanya boleh klarifikasi, belum boleh diskusi agar curah pendapat tidak macet dan tidak terjadi diskusi superficial prior knowledge
Tutor harus jeli mengamati jangan sampai ada LO yang belum disinggung
* Banyak mendengar, mnghayati keluhan pasien (Anamnesis + Reasoning)
Langkah III (Brainstorm possible hypotheses) :• Setiap pertanyaan dijawab (explanation / hipotesis
sementara), disini dimungkinkan muncul anak atau cabang masalah baru ~ prior knowledge.
• Disini juga hanya boleh klarifikasi, belum boleh diskusi.Langkah IV (Arrange Explanations into a tentative solution): • Menganalisis seluruh jawaban secara komprehensif,
menformilasikan / menata / mengelompokkan, kemudian dibuat skema / maping / topic tree seluas-luasnya dengan kaitannya.
• Disini juga hanya boleh klarifikasi, belum boleh diskusi.Langkah V (Define learning objectives) : orientasi ilmu
mulai mengkerucut• Mensintesis, menfokuskan masalah-masalah yang paling
kuat.• Dipilih masalah utama untuk dijadikan L.O ditambah
masalah tambahan / penunjang yang disepakati (disertai alasan reasoning).
• Ketua menguatkan rumusan dan mendorong / menfasilitasi untuk learning yang sesungguhnya di langkah VI.
• Ditutup dengan doa.
Langkah VI (Gather information and private study) (Learning yang sesungguhnya diluar tutorial) : orientasi ilmu sedalam-dalamnya : berburu ilmu baru (2-3 hari kuliah, praktikum, skill lab, perpustakan, belajar mandiri, diskusi mandiri, konsultasi); setiap kesempatan diupayakan ada diskusi (prior knowledge vs new knowledge).
…. Klinis : Konsultan, Lab. Ro, Ref
Langkah VII (Share the results information gathering and private study) : (Tutorial 2 jam pertemuan ke II). Orientasi presentasi diskusi sedalam-dalamnya, merangkum
• Ketua memulai dengan memimpin doa. Masing-masing mahasiswa presentasi luar kepala (tanpa membaca) ilmu baru yang telah didapat beserta sumbernya.
• Disini harus ada diskusi silang yang bermutu / intensif prior knowledge vs new knowledge vs referensi).
• Rangkuman, (bukan kesimpulan) ada catatan rekomendasi kedepan / untuk blok berikutnya
• Refleksi Mahasiswa dan Tutor, Doa Penutup.
….. Klinis, OX – Terapi – Follow Up
Persiapan dan Tugas Mahasiswa Dalam Berburu Ilmu
(Oleh : dr. JB. Soebroto)
1.Tutorial
Sebelum Tutorial- Bacalah skenario, topik kuliah, praktikum, skills lab., referensi yang mendukung sehingga anda
memiliki gambaran modul secara utuh bahkan arah tujuan / learning objectivenya
Selama Tutorial- Datanglah tepat waktu- Berlatihlah berorganisasi secara bergiliran menjadi Ketua, Sekretaris Papan Tulis, Notulis (Note
Taking), Anggota- Ikutilah proses tutorial seven jumps dengan proaktif, enjoi, gembira, serius – santai (sersan), gunakan otak
kiri dan otak kanan sekaligus (learning style, critical thinking, constructive feed back, effective
presentation, solidaritas kebersamaan, kolegalitas “saudara kandung”)- Berburulah ilmu (minimal learning objective), dirangkum, diretensi dalam memory, Note Taking
52
2. Constructive Feed Back/analytic question
Giving Constructive Feed Back / question (masukan/Kritik membangun) ≠ menjatuhkan ≠ mencelaContent bermutu, relevan, sesuai permasalahan Cara:- Sistematik, Komperehensif (Latar belakang --- inti feed back)- Gaya tubuh, bahasa yang elegan sopan, bersahaja- Sejuk berkharisma (mulai dari hal yang positif, spesifik, masukan-masukan alternatif,
deskriptif, tidak menghakimi/memaksakan)- Pertanyaan/masukan bermutu tidak hanya recall tetapi kognitif CI - V
Accepting Constructive feed back- Idem diatas (Giving Constructive Feed Back)- Berfikir positif- Tidak defensif- Tidak Konfrontatif- Analitik- Terima kasih
53
3. Effective presentation
Keterampilan mempresentasikan informasi “masukan yang membangun” sangat penting/dibutuhkan di setiap learning activity; nantinya dalam tugas dokter berkomunikasi dengan pasien, keluarga, teman sejawat dan dalam seminar, lokakarya, bahkan dalam tulisan ilmiah dan populer- Menjadi modal sukses- Menjadi ekspresi bentuk kepribadian, kemampuan profesi dokter
Salah satu kriteria orang (dokter) sukses ditunjukkan dengan kepiawaiannya dalam berbicara, kritik membangun, dan penyampaiannyaEffective presentation dilatih dalam:- Tutorial- Kuliah- Diskusi panel / seminar- Menulis artikel populer
54
Berfikir kritis berarti setiap mata/telinga menerima informasi apapun, otak
langsung bekerja menganalisis. Kalau ada informasi yang menantang, di
rasa/di fikir aneh/asing, di pakai sebagai triger/penasaran/pemicu
semangat untuk berburu ilmu lebih jauh dan dalam atau
berkesinambungan.
Jangan malah malas/loyo. Hal ini akan sangat penting nantinya dalam
tugas profesi dokter saat menerima keluhan/mengamati kondisi pasien
yang “aneh” – harus tanggap responsif; demikian halnya dalam proses
Long Life Learner (CME)!!
4. Critical Thinking
55
5. Critical Reflection
Critical Refflection adalah refleksi, evaluasi diri secara mendalam (“bersama Allah”)
apa yang telah dikerjakan meliputi proses, sikap, perilaku, Inspirasi motivasi,
semangat dan hasil yang telah di capai merupakan “experiences learning”
Pertanggungjawaban terhadap diri sendiri, orang tua, institusi dan Tuhan sebagai
modalitas langkah kedepan yang lebih baik.
Critical Refflection (disertai doa) dikerjakan setiap selesai kegiatan, setiap
menjelang tidur, setiap selesai program “besar”
Cara Critical Refflection: - Deskripsikan pengalaman, proses dan fahami/rasakan !- Analisis apa yang positif dan apa yang negatif; renungkan mengapa begitu !- Refleksikan untuk kedepan- Buatlah actual plan; bulatkan tekat dan berdoalah !
56
6, Kuliah
Sebelum kuliah: mempersiapkan prior knowledge - Merangkum pertanyaan dari Tutorial, referensi, praktikum, skills lab,
dll- Membaca Handout, referensi teori topik kuliah- Mempersiapkan / mencari pertanyaan
Saat kuliah:- Datang tepat waktu- Mengikuti kuliah dengan konsentrasi dan kritis- Memahami konsep-konsep, “jalan pikiran dosen”, penekanan-
penekanan teori, arah soal ujian; mengintergrasikan prior knowledge >< New knowledge
- Bertanya- Membuat catatan (Note Taking)
Setelah Kuliah : Melengkapi, Menyempurnakan, (Note Taking)57
7. Praktikum Sebelum praktikum :
- Bacalah petunjuk praktikum, integrasikan dengan kognitif teori ilmu yang relevan
sekaligus sebagai persiapan pre test
Selama praktikum :
- Datanglah tepat waktu
- Ikutilah dan kerjakan pre test dengan konsentrasi penuh, critical thingking
- Ikutilah penjelasan instruktur dengan proaktif, bertanyalah langsung
- Bekerjalah sesuai petunjuk prosedur yang telah tersedia;
- tujuan praktikum adalah meningkatkan pemahaman kognitif (mengerti, memahami,
membandingkan, mengaplikasi, mengevaluasi, mengkritisi, mengkreasi)
meretensi.
Buatlah laporan praktikum.58
8. Skill Lab
idem diatas (Praktikum)
Tujuan skill lab adalah berlatih keterampilan klinis yang menjadi tugas
wewenang dokter, yang akan diaplikasikan saat Rotasi Klinik (Anamnese,
Komunikasi, Physic Diagnostik, Laboratorium, Tindakan Medical Record).
Buatlah laporan Skill Lab.
59
9. Studi Kepustakaan & Studi Mandiri
- Minimal berburulah di kepustakaan untuk sumber belajar yang diminta
langsung Dosen, yang direferensikan di buku blok, yang dibutuhkan
secara “spontan”, saat karya tulis ilmiah; agar tidak membuang waktu
hubungi petugas perpustakaan, tanyakan prosedur pencariaan
bukunya.
- Integrasikan materi tutorial, kuliah, praktikum, skill lab dengan
referensi.
- Di dalam belajar mandiri dan referensi, diperlukan strategi “Speed
Reading” dengan Critical Thinking. Hal ini, mengingat sumber informasi
yang dibutuhkan sangat banyak dan terus berkembang yang harus
difahami dan di retensi (tidak mungkin semua dihafal)
- Rangkuman Note Taking dibuat disini ! 60
10. Speed Reading
Membaca cepat, berarti membaca dengan otak, mata hanya sebagai jalur
pengantar informasi. Gunakan langsung seluruh otak kanan- kiri secara
komprehensif dan kritis. Semakin otak dilatih / dirangsang akan tumbuh
dendrit-dendrit baru yang semakin produktif, retensi basic memory pun
akan semakin berfungsi.Pakailah mata anda seperti kamera, dan otak
akan mengolah makna setiap paragraf (bukan perkalimat atau perkata)
Untuk itu janganlah membaca dengan bersuara, bibir bergerak, Kepala
bergerak, telunjuk jari.
61
11. Konsultasi Pakar
Sampaikan hal-hal yang perlu penjelasan lebih rinci
dengan spesifik (yang belum terjawab dengan learning
activity standar). Konsultasikan ke tutor/dosen, Anda akan
ditunjukkan, konsultan pakar yang sesuai/memiliki
pengetahuan dan penelitian-penelitian khusus (expert).
62
12. Learning Style Setiap mahasiswa memiliki kebiasaan gaya belajar masing-masing
saat sebelum menjadi mahasiswa Kedokteran. Demikian halnya karakter, learning stylenya: tipe aktivis (aktif proaktif, banyak bicara), reflektor (pasif, banyak mendengar), theorist (menyenangi ilmu), pragmatis (operasional praktis).
Belajar dengan membentuk diri menjadi dokter disediakan berbagai cara, sarana, media pembelajaran dan pelatihan (Learning Activity - Resources) yang mengakomodir setiap tipe karakter mahasiswa.
Tidak ada standart Learning Style idealis bagi mahasiswa Kedokteran, dalam arti profesi dokter membutuhkan semua karakter tersebut. Setiap mahasiswa memiliki komposisi persentase tipe karakter yang berbeda-beda (dalam arti tidak ada yang memiliki tipe karakter style 100% mutlak); demikian halnya masing-masing learning activity memiliki tantangannya. Kembangkan setiap karakter yang dimiliki, dan sesuaikan dengan kebutuhan setiap learning activity.
63
13. Lain-lainTetapi sangat penting
• Bahasa Inggris• Terminologi Kedokteran• Teknologi Informasi• Unit Kegiatan Mahasiswa
- Ekstra Kurikuler: Hobi – Tingkat Universitas
- Dibentuk kegiatan khusus tingkat Prodi Kedokteran yang mendukung pembentukan - pengembangan Profesi Dokter
SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES !!!