pbl mandiri hipoksia

12
Nama : Hanna Kumari D (A12) NPM : 1102014120 L3 Skenario “Kekurangan Oksigen pada Pecinta Alam” 1. Mengetahui dan menjelaskan oksigen dan hemoglobin 1.1. Oksigen 1.1.1. Definisi Oksigen Oksigen adalah unsur kimia dengan nomor atom 8. Unsur ini menyusun sekitar 20 persen udara atmosfer, merupakan unsur penting dalam pernapasan tumbuhan dan hewan, dan diperlukan untuk mendukung pembakaran. (Dorland,2011) 1.1.2. Fungsi Oksigen bagi sel Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb 1998). Sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel dan menyelamatkan nyawa. Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara normal. ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP memberikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan 1

Upload: dindaa-kemalaa-rantih

Post on 09-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hipoksia

TRANSCRIPT

Nama: Hanna Kumari D (A12)NPM: 1102014120

L3 Skenario Kekurangan Oksigen pada Pecinta Alam

1. Mengetahui dan menjelaskan oksigen dan hemoglobin1.1. Oksigen1.1.1. Definisi OksigenOksigen adalah unsur kimia dengan nomor atom 8. Unsur ini menyusun sekitar 20 persen udara atmosfer, merupakan unsur penting dalam pernapasan tumbuhan dan hewan, dan diperlukan untuk mendukung pembakaran. (Dorland,2011)1.1.2. Fungsi Oksigen bagi selKebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb 1998).Sel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel dan menyelamatkan nyawa. Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam memproduksi molekul Adenosin Trifosfat (ATP) secara normal. ATP adalah sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP memberikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan berbagai aktivitas untuk memelihara efektivitas segala fungsi tubuh.Bila oksigen tersedia di dalam tubuh secara adekuat, maka mitokondria akan memproduksi ATP. Tanpa oksigen, mitokondria tidak dapat membuat ATP. Walaupun dalam kondisi kekurangan oksigen akan diproduksi ATP melalui proses glikolisis di dalam sitosol, akan tetapi ATP yang dihasilkan tidak sebanyak di dalam mitokondria. Oleh karena tidak adekuatnya oksigen, sel akan kehilangan fungsinya dan selanjutnya akan mengakibatkan jaringan dan organ tubuh juga kehilangan fungsinya. Hal tersebut menyebabkan kehidupan seseorang berada dalam bahaya.(Asmadi, 2008)1.2 Hemoglobin1.2.1 Definisi HemoglobinHemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen pada eritrosit, dibentuk oleh eritrosit yang sedang berkembang di dalam sum-sum tulang ; sebuah hemoprotein tersusun atas empat rantai polipeptida globin yang berbeda dan mengandung sekitar 141 hingga 146 asam amino. (Dorland,2011)1.2.2 Peranan dan fungsi HemoglobinMenurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain : 1.Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.

2.Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

3.Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru- paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).

1.2.3 StrukturHemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.

Gugus HemeMolekul Hemoglobin1.2.4 Komponen HemoglobinHemoglobin menjadi dua komponen yaitu :

1).Komponen protein yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool protein dan dapat digunakan kembali.2).Komponen heme akan dipecah menjadi dua yaitu : Besi yang akan dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang. Bilirubin yang akan diekskresikan melalui hati dan empedu.

2. Mengetahui dan menjelaskan Hipoksia2.1 Definisi hipoksiaPenurunan suplai oksigen dalam jarinagn sampai di bawah tingkatfisiologis meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai. (Dorland,

2.2 Jenis hipoksiaSecara umum, hipoksia terbagi menjadi 4 jenis:

a. Hipoksia hipoksik, ditandai oleh rendahnya PO2 (tekanan oksigen intraalveolar) darah arteri disertai oleh kurang kuatnya saturasi Hb (hemoglobin). Hal ini disebabkan oleh :1) Malfungsi pernapasan yang menyebabkan kurang memadainya pertukaran gas, dicirikan sebagai PO2 alveolus yang normal tetapi PO2 arteri berkurang, atau 2) Berada di ketinggian atau lingkungan yang menyesakkan di mana PO2 atmosfer kurang sehingga PO2 alveolus dan arteri juga berkurang.b. Hipoksia anemik, adalah berkurangnya kapasitas darah dalam mengangkut O2. Hal ini dapat terjadi karena : (1). Penurunan jumlah sel darah merah, (2). Kurangnya jumlah Hb dalam sel darah merah, atau (3). Keracunan CO (karbon monoksida). Pada semua kasus hipoksia anemik, PO2 arteri normal tetapi kandungan O2 darah arteri lebih rendah karena berkurangnya persediaan Hb.c. Hipoksia sirkulasi, terjadi jika darah beroksigen yang dialirkan ke jaringan terlalu sedikit. Hipoksia sirkulasi mungkin terbatas di daerah tertentu karena spasme atau sumbatan pembuluh darah. Tubuh dapat mengalami hipoksia sirkulasi secara umum akibat gagal jantung atau kongestif atau syok sirkulasi. d. Hipoksia histotoksik, terjadi karena penyaluran O2 ke jaringan normal, tetapi sel tidak dapat menggunakan O2 yang tersedia. Contohnya keracunan keracunan sianida. Sianida menghambat enzim-enzim yang esensial bagi respirasi internal.

2.3 Gejala dan Dampak HipoksiaGejalaGejala yang timbul pada hipoksia sangat individual, sedang berat ringannya gejala tergantung pada lamanya berada di daerah itu, cepatnya mencapai ketinggian tersebut, kondisi badan orang yang menderitanya dan lain sebagainya. Gejala-gejala ini dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu: 1) Gejala-gejala Obyektif, meliputi : a. Air hunger, yaitu rasa ingin menarik napas panjang terus-menerus.b. Frekuensi nadi dan pernapasan naik c. Gangguan pada cara berpikir dan berkonsentrasi d. Gangguan dalam melakukan gerakan koordinatif misalnya memasukkan paku ke dalam lubang yang sempit e. Cyanosis, yaitu warna kulit, kuku dan bibir menjadi biru f. Lemas g. Kejang-kejang h. Pingsan dan sebagainya. i. Malas j. Euphoria yaitu rasa gembira tanpa sebab dan kadang-kadang timbul rasa sokjagoan. Rasa ini yang harus mendapat perhatian yang besar pada awak pesawat, karena euphoria ini banyak membawa korban akibat tidak adanya keseimbangan lagi antara kemampuan yang mulai mundur dan kemauan yang meningkat.Pada hipoksia hipoksik dan bentuk hipoksia umum lain, otaklah yang pertama kali terpengaruh. Hipoksia yang tidak terlalu berat menimbulkan berbagai gangguan mental yang tidak berbeda dengan kelainan akibat alkohol: gangguan dalam mengambil keputusan, mengantuk, berkurangnya kepekaan terhadap nyeri dll. .DampakDitandai dengan nyeri kepala, iritabilitas, insomnia,sesak nafas, mual dan muntah.penyebab diduga terkait dengan edema serebri.Penyakit akibat ketinggian tidak hanya mabuk pada ketinggian, tapi juga sindrom yang lebih serius dan menjadi penyulitnya, yaitu edema otak dan edemaparu akibat ketinggian. Pada edema otak, kebocoran kapiler pada mabukpegunungan berlanjut dengan pembengkakan otak yang nyata. Edema paru adalah edema berbercak di paru yang terkait dengan hipertensi pulmonal berat yang terjadidi ketinggian.Selain itu, dampak yang terjadi dapat berupa kesulitan dalam koordinasi,bicara, dan konsentrasi, kesulitan bernafas, mengantuk, kelelahan, sianosis,penurunan pada penglihatan, pendengaran, dan fungsi sensorik, keringat dingin,serta ketidak sadaran dan kematian tergantung ketinggian dan kondisi pasien.

2.4 Tingkatan hipoksiaTingkatan hipoksia berkaitan dengan tekanan atmosfer, ketinggian, dan saturasi oksigen dalam darah:

1.Indifferent Stage Muncul saat 5000 kaki Memanjangnya daya adaptasi gelap Bagi penerbang fighter, apabila sudah terkena kelainan di tahap ini diwajibkan memakai masker oksigen2. Compensatory stage Adanya kompensasi faali terhadap hipoksia Gejala hipoksia tidak terlalu terlihat Gejala berupa:Pernafasan yang cepatPeningkatan dari nadi, sirkulasi, dan curah jantung3.Disturbance stage Pada tahap ini penderita sudah tidak bisa memenuhi kebuthan oksigen dalam jaringan Gejala dalam tahap ini terbagi dua: Gejala Subjektif, meliputi: Malas Ngantuk Euphoria Pusing dan sakit kepala Gejala Objektif, meliputi: Kedua pengelihatan menurun tajam. Daya perabaan dan rasa sakit makin lama semakin menghilang. Fungsi Otak,Daya ingat berkurang, kecerdasan menurun, kemampuan membuat keputusan menurun, dll4.Critical stage Terjadi kegagalan sirkulasi serta system saraf pusat yang menyebabkkan kesadaran menghilang Gejala, meliputi: Menarik nafas yang panjang secara terus menerus Frekuensi nadi dan pernafasan cepat Sianosis, dll2.5 Mekanisme HipoksiaBila orang naik ke tempat yang tinggi dari permukaan laut, maka gayafisiologiakan terjadi. Tekanan barometer ( udara lingkungan ) menjadi berkurang. Penurunan barometer ini akan menyebabkan terjadinya mekanisme hipoksia. Secara beruntun tekanan barometer turun dan membuat tekanan oksigen ikut pula turun dan berkurang jumlahnya, sehingga pernapasan yang dilakukan paru - paru terganggu.

Selanjutnya, unsur racun karbon monoksida ikut menumpuk dan berusaha 'memanggil' susunan pernapasan di medulla oblongata ( batang otak ). Lalu karbon monoksida dilepaskan dari darahparu - paruke dalamalveolus( penyaring di paru - paru ). Bila racunkarbon monoksidaitu menumpuk di paru - paru, maka tubuh otomatis menjadi lemas.

Artinya, cadangan udara bersih sudah tertutup oleh karbon monoksida. Keadaan ini tentu saja membuat orang menjadi panik. Pendaki gunung yang mengalami hal seperti itu tentunya akan cepat pingsan. Keadaan fatal (kematian) akan dipercepat jika sebelumnya pendaki gunung ini mengidap penyakit asma, bronchitis kronis, disebabkan defisitmetabolikdi dalam sel saraf. (Anonymous, 2011)2.6 Penanganan hipoksiaPenanganan yang dapat dilakukan terhadap penderita hipoksia adalah:

1).Pemberian oksigenMerupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam saluran pernafasan dengan alatbantu oksigen. Pemberian oksigen dapat dilakukan meallui tiga cara, yaitu melaluikanula, nasakm dan masker. Pemberian oksigen ini ditujukan untuk memenuhikebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.

Penanganan pada daerah yang tinggi : 2).Turun segeraDengan turun segera dari ketinggian dapat menyembuhkan gejala dalam beberapajam, namun misi naik gunung dapat tertunda.

3).Istirahat di ketinggian yang samaDiharapkan terjadinya proses aklimatisasi(penyesuaian ketersediaan O2 yangmenurun di dataran tinggi), namun gejala baru akan hilang dalam 24-48 jam.

4).Istirahat dan minum Acetazolamide, atau Deksametason, atau keduanya dengan Acetazolamide, gejala dapat hilang dalam 12-24 jam, namun ada efeksamping obat. Sedangkan pada Deksametason dapat menghilangkan gejala dalambeberapa jam, namun hanya menyembunyikan gejala dan tidak terjadi prosesaklimatisasi.

5).Terapi oksigen hiperbarikGejala akan hilang dalam beberapa menit, namun hanya dapat meningkatkan jumlah O2 yang larut dalam darah arteri, sehingga memberikan arti yang terbatas pada hipoksia stagnan, anemik, histotoksik, dan hipoksik.

2.7 Penyebab hipoksiaPenyebab hipoksia dapat dilihat dari penyebab terjadinyasianosis sentraldanperifer. Sianosis sentral dapat disebabkan oleh: Kondisi di mana kadar oksigen berkurang seperti: daerah ketinggian, fungsi paru-paru yang sudah berkurang, hubungan yang tidak selaras antara oksigen yang masuk ke paru dan oksigen yang dapat dialirkan oleh darah ke seluruh tubuh, beberapa tipe penyakit jantung bawaan; Hemoglobin denganafinitas(ketertarikan) yang rendah terhadap oksigen; Kelainan dari hemoglobin seperti:methemoglobinemia,sulfhemoglobinemia,karboksihemoglobinemia.Sedangkan sianosis perifer dapat disebabkan oleh: Kondisi yang dapat menyebakan menurunnya curah jantung (volume darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh tiap menit); Paparan terhadap dingin; Sumbatan pada pembuluh darah arteri atau vena.(Satyaadharma, 2014)

2.8 Faktor hipoksiaHipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan sehingga sel-sel tidak memperoleh oksigen yang cukup akibatnya metabolisme sel terganggu.Hipoksia dapat terjadi karena:

1) O2 paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik.2) Penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran nafas ataupemenuhan paru menurun.3) Shunt vena ke arteri.4) Transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai.5) Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jarinagn disebabkan keracunanenzim sel, kekurangan enzim sel karena defisiensi vitamin B.6) Emosi seperti rasa takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan kebutuhanterhadap oksigen.7) Gaya hidup seperti kebiasaan merokok dapat memengaruhi status oksigenasi seseorang.

DAFTAR PUSTAKAAsmadi.2008. Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta: Salemba MedikaBelantara Indonesia. 2011. Mengenal Hipoksia. From: http://www.belantaraindonesia.org/2011/01/mengenal-hipoksia.html# (accessed: 11 Desember 2014)Blog Dokter. 2008. Hemoglobin. From: http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin/ (accessed: 10 Desember 2014)

Dorland, Newman W.A.2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta: EGCDorland, Newman W.A.2010. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGCKerjanya. 2014. Hipoksia. From: http://www.kerjanya.net/faq/6612-hipoksia.html (accessed: 11 Desember 2014)Murray, Robert K. 2014. Biokimia Harper Edisi 29. Jakarta: EGC9