pbl respirasi penyakit faringitis

8
FARINGITIS 1. Definisi Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Penyakit ini banyak menyerang anak usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak umur kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui sekret hidung dan ludah 2. Jenis-jenis Secara umum, Jenis faringitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Faringitis akut adalah radang tenggorok yang masih baru, ditandai secara klinis oleh adanya nyeri tenggorok mulut berbau, nyeri menelan, kadang disertai otalgia (sakit di telinga), demam tinggi. b. Faringitis kronis adalah radang tenggorok yang sudah berlangsung lama, ditandai secara klinis oleh nyeri tenggorok. Nyeri tenggorok biasanya lebih ringan dibandingkan nyeri yang berkaitan dengan infeksi yang dikemukakan diatas. Dapat ditemukan perasaan gatal dengan sering berdahak. Dinding faring posterior kemerahan dan seringkali mempunyai gambaran cobblestone (batu kerikil) karena hipertrofi limfoid. 3. Patofisiologi Bakteri S. Pyogenes memiliki sifat penularan yang tinggi dengan droplet udara yang berasal dari pasien faringitis. Droplet ini dikeluarkan melalui batuk dan bersin. Jika bakteri ini hinggap pada sel sehat, bakteri ini akan bermultiplikasi dan mensekresikan toksin. Toksin ini menyebabkan kerusakan pada sel hidup dan inflamasi pada orofaring dan tonsil. Kerusakan jaringan ini ditandai dengan adanya tampakan kemerahan pada faring. Beberapa strain dari S. Pyogenes menghasilkan eksotoksin eritrogenik yang menyebabkan bercak kemerahan pada kulit pada leher, dada, dan lengan. Bercak tersebut terjadi sebagai akibat dari kumpulan darah pada pembuluh darah yang rusak akibat pengaruh toksin. Organisme yang menghasilkan eksudat saja atau perubahan kataral sampai yang menyebabkan edema dan bahkan ulserasi dapat mengakibatkan faringitis. Pada stadium awal, terdapat hiperemia, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal atau berbentuk mukus dan kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.

Upload: badaiptr

Post on 30-Sep-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

faringitis

TRANSCRIPT

FARINGITIS1.DefinisiFaringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Penyakit ini banyak menyerang anak usia sekolah, orang dewasa dan jarang pada anak umur kurang dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui sekret hidung dan ludah

2. Jenis-jenis Secara umum, Jenis faringitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :a. Faringitis akut adalah radang tenggorok yang masih baru, ditandai secara klinis oleh adanya nyeri tenggorok mulut berbau, nyeri menelan, kadang disertai otalgia (sakit di telinga), demam tinggi.b. Faringitis kronis adalah radang tenggorok yang sudah berlangsung lama, ditandai secara klinis oleh nyeri tenggorok. Nyeri tenggorok biasanya lebih ringan dibandingkan nyeri yang berkaitan dengan infeksi yang dikemukakan diatas. Dapat ditemukan perasaan gatal dengan sering berdahak. Dinding faring posterior kemerahan dan seringkali mempunyai gambaran cobblestone (batu kerikil) karena hipertrofi limfoid.

3. Patofisiologi Bakteri S. Pyogenes memiliki sifat penularan yang tinggi dengan droplet udara yang berasal dari pasien faringitis. Droplet ini dikeluarkan melalui batuk dan bersin. Jika bakteri ini hinggap pada sel sehat, bakteri ini akan bermultiplikasi dan mensekresikan toksin. Toksin ini menyebabkan kerusakan pada sel hidup dan inflamasi pada orofaring dan tonsil. Kerusakan jaringan ini ditandai dengan adanya tampakan kemerahan pada faring.Beberapa strain dari S. Pyogenes menghasilkan eksotoksin eritrogenik yang menyebabkan bercak kemerahan pada kulit pada leher, dada, dan lengan. Bercak tersebut terjadi sebagai akibat dari kumpulan darah pada pembuluh darah yang rusak akibat pengaruh toksin.Organisme yang menghasilkan eksudat saja atau perubahan kataral sampai yang menyebabkan edema dan bahkan ulserasi dapat mengakibatkan faringitis. Pada stadium awal, terdapat hiperemia, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal atau berbentuk mukus dan kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.Dengan hiperemia, pembuluh darah dinding faring menjadi melebar. Bentuk sumbatan yang berwarna putih, kuning atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tidak adanya tonsilia, perhatian biasanya difokuskan pada faring dan tampak bahwa folikel limfoid atau bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Tekanan dinding lateral jika tersendiri disebut faringitis lateral. Hal ini tentu saja mungkin terjadi, bahkan adanya tonsilia, hanya faring saja yang terkena.

4. EpidemiologiFaringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia dibawah 1 tahun. Insedensi meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa nak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian akibat faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini.

5. Etiologi Etiologi infeksi saluran pernapasan akut terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan ricketsia. Bakteri penyebab antara lain genus streptokokus, staphylococcus, pneumococus, hemofilus, bordetella dan korinebakterium. Virus penyebab antara lain golongan miksovirus, adnevirus, koronovirus, pikornavirus. Disamping itu faktor-faktor berikut adalah faktor beresiko untuk berjangkitnya atau mempengaruhi timbulnya infeksi saluran pernapasan akut, yaitu ; gizi kurang, berat badan lahir rendah, tidak mendapat ASI memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi tidak memadai, defisiensi vitamin A, tingkat sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan ibu rendah, dan tingkat pelayanan kesehatan rendah. Gejala umum yang sering terjadi pada penyakit Faringitis yaitu : batuk, sesak nafas, nyeri dada, suara serak, influenza dan kadang disertai demam.Ada tiga penyebab radang tenggorokan yang gejalanya dapat berupa rasa sakit di bagian tersebut, susah menelan, susah bernapas, batuk, dan demam. Ada kalanya terjadi pembengkakan di leher. Penyebabnya adalah infeksi, iritasi atau alergi.Sekitar 90% dari kasus radang tenggorokan yang disertai hidung berair, demam, dan nyeri telinga disebabkan oleh virus. Bakteri menjadi penyebab dari 10% kasus sisanya.Pada 10% kasus sisanya bakteri penyebab radang tenggorokan tersering adalah Streptokokus. Gejala infeksi bakteri ini adalah tenggorokan yang berwarna merah daging dan tonsil yang mengeluarkan cairan. Untuk mendiagnosis bakteri ini sebagai penyebab secara pasti adalah dengan melakukan usap tenggorok untuk kemudian di kultur serta dilakukan pemeriksaan darah.a.InfeksiInfeksi yang menyebabkan radang tenggorokan bisa bersumber dari 3 hal, yakni kesehatan mulut dan gigi, amandel sebagai sumber infeksi, dan sinusitis.Kurang menjaga kebersihan bagian mulut, khususnya gigi, dapat menyebabkan radang tenggorokan. Gigi yang busuk atau berlubang menjadi tempat berkumpulnya kuman. Kuman inilah yang kemudian masuk ke dalam tenggorokan dan menyebabkan infeksi. Untukmencegahnya, harus rajin menjaga kebersihan mulut dan gigi. Kalau ada gigi yang busuk atau berlubang, harus langsung ditangani. Misalnya, ditambal atau dicabut.Infeksi pada amandel juga dapat menyebabkan terjadinya radang tenggorokan. Amandel sebenarnya sangat berfungsi pada anak usia 4 10 tahun karena ia merupakan bagian dari pertahanan tubuh. Terutama pernapasan bagian atas. Amandel yang sudah tidak berfungsi lagi akan menjadi tempat berkumpulnya kuman sehingga menyebabkan infeksi pada tenggorokan.Sumber ketiga penyebab infeksi tenggorokan adalah sinusitis. Setiap orang punya beberapa pasang organ yang disebut sinus paranasal, ada di pipi, di dekat mata, di dahi, dan di dekat otak. Jika organ ini meradang, itu yang disebut sinusitis. Pada orang dengan sinusitis kronis, lendir akan terus-menerus mengalir di belakang tenggorokan dan hidung. Hal ini menimbulkan iritasi ke tenggorokan dan menyebabkan radang.b.IritasiIritasi juga bisa menjadi biang keladi radang tenggorokan. Hal ini disebabkan makanan yang masuk, yaitu makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau dingin, dan makanan-makanan yang terlalu bergetah. Makanan bergetah, contohnya buah-buahan. Jadi, tidak semua buah-buahan aman, khususnya pada mereka yang punya alergi, karena justru dapat membuat iritasi pada tenggorokan.Untuk mencegahnya, sebaiknya tidak makan buah-buahan dalam jumlah terlalu banyak. Iritasi juga sering terjadi pada mereka yang bekerja di lingkungan pabrik. Instalasi zat kimia yang di hirup bisa menyebabkan iritasi dan radang pada tenggorokan. Oleh sebab itu, penting sekali memakai masker.c.AlergiSementara alergi merupakan reaksi hipersensitif bagi orang yang memilikinya. Alergi dapat disebabkan bermacam hal, seperti makanan dan minuman, obat-obatan tertentu, cuaca, dan debu. Zat yang menyebabkan alergi disebut allergen. Jika allergen masuk ke dalam tubuh penderita alergi, tubuh pun akan mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan alergi. Akibatnya, timbul reaksi-reaksi tertentu, seperti gatal-gatal atau batuk-batuk.Alergi terhadap suatu makanan dapat menyebabkan reaksi sakit pada tenggorokan. Selain itu, radang tenggorokan sering dialami mereka yang alergi terhadap jenis buah-buahan tertentu dan olahannya, misalnya jus. Hati-hati, tidak semua jus aman bagi orang-orang yang mengalami radang tenggorokan berulang karena alergi. Sering batuk dan sakit tenggorokan. Paling sering justru pada jus tomat.Minyak goreng bekas juga sering menjadi penyebab alergi dan mengakibatkan radang tenggorokan. Orang yang alergi terhadap minyak goreng bekas harus selalu mengganti minyak setiap kali akan menggoreng

6. Manifestasi Klinis1. Mengeluh rasa kering / gatal pada tenggorok.2. Malaise dan sakit kepala3. Suhu tubuh meningkat4. Nyeri5. Disfagia6. Batuk7. Edema Faring

Berdasarkan besar kecilnya anak makamanifestasi klinis penderita faringitis dapat dibagi menjadi dua, yaitu:1. Anak yang lebih kecila. Demamb. Malaise umumc. Anoreksiad. Sakit tenggorok sedange. Sakit kepalaf. Hiperemia ringan sampai sedang2. Anak yang lebih besara. Demam(dapat mencapai 400C)b. Sakit kepalac. Anoreksiad. Disfagiae. Nyeri abdomenf. Muntahg. Faring edema, merah ringan3. Hiperemia tonsil dan faring dapat meluas ke palatum lunak dan uvula4. Sering menimbulkan eksudat folikuler yang menyebar dan menyatu membentuk pseudomembran pada tonsil5. Kelenjar servikal membesar dan nyeri tekan

Berdasarkan penyebabnya, manifestasi klinis faringitis dapat dibagi dua, tetapi ada banyak tanda dan gejala yang tumpang tindih dan sulit dibedakan antara satu bentuk faringitis dengan yang lain.1. Faringtis Virusa. Tanda awal: Demam, malaise, anoreksia dengan nyeri tenggorokan sedangb. Suara parau, batuk dan rinitisc. Pada kasus berat dapat terbentuk ulkus kecil pada palatum lunak dan dinding faring posterior.d. Eksudat.2. Faringitis Streptokokusa. Pada anak umur lebih dari 2 tahun: Nyeri kepala, nyeri perut, muntah.b. Demam 40oC kadang tidak tampakc. Pembesaran tonsil dan tampak eksudat dan eritema faringd. Disfagiae. Kemerahan difus pada tonsil dan dinding penyangga tonsil dengan bintik-bintik petekie palatum lunak, limfadenitis atau eksudasi folikuler.6. DiagnosisAnamnesisDemam akibat infeksi streptokokus biasanya lebih dari 380C. Faringitis dengan penyebab bakteri dan virus biasanya bertahan dalam waktu 1 minggu, namun faringitis dengan penyebab noninfeksi biasanya lebih lama.

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik yang terutama pada faringitis yaitu pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan THT. Pada pemeriksaan tenggorokan, dapat ditemukan adanya: Eksudat dan kemerahan pada tonsil, Bercak kemerahan pada lidah.Pada pemeriksaan paru, dapat ditemukan beberapa tanda klinis pada pasien dengan riwayat demam reumatik, yaitu pembengkakan sendi, nyeri, nodul subkutan, murmur jantung.

Pemeriksaan Penunjang1. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak, hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.2. Pemeriksaan BiopsiContoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.3. Pemeriksaan SputumPemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi penyakit. Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.4. Pemeriksaan Laboratoriuma.Sel darah putih (SDP)Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi. b.Analisa Gas DarahUntuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.

8. PenatalaksanaanTherapiTerapi terhadap penderita faringitis yang disebabkan oleh bakteri, diberikan penisilin, dan jika pasien alergi terhadap penisilin maka diberikan eritromisin merupakan obat yang paling disarankan. Untuk menghindari infeksi dari jamur maka diberikan solusi dengan nystatin 100.000 unit dua kali sehari.Pada penderita yang disebabkan oleh virus maka diberikan aspiria, acetominopher (tylenol) untuk membantu mengurangi rasa sakit dan nyeri pada tenggorokan. Dianjurkan untuk beristirahat dirumah, karena faringitis yang disebabkan oleh virus dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.Kepada pasien juga dianjurkan untuk mengurangi aktivitas sehari-hari dengan kata lain beristirahat, mengkonsumsi cairan yang banyak, tidak meminum minuman mengandung alkohol dan minuman yang dingin, kumur-kumur larutan NaCl hangat setiap 2-3 jam untuk mengurangi keluhan rasa sakit, menghindari makanan yang merangsang seperti cabai dan lain-lainPengobatana.Untuk Faringitis AkutJika di duga atau ditunjukkan adanya penyebab bakterial, pengobatan dapat mencakup pemberian Agens antimicrobial untuk streptokukus group A, penisilin merupakan obat pilihan. Untuk pasien alergi terhadap penisilin atau yang mempunyai organisme resisten terhadap eritromisin digunakan sefalosporin. Antibiotik di berikan selama sedikitnya 10 hari untuk menghilangkan streptokokus group A dari orofaring.Diet cair atau lunak diberikan selama tahap akut penyakit, tergantung pada nafsu makan pasien dan tingkat rasa tidak nyaman yang terjadi bersama proses menelan. Kadang tenggorok sakit sehingga cairan tidak dapat di minum dalam jumlah yang cukup dengan mulut. Pada kondisi yang parah, cairan diberikan secara intravena. Sebaliknya, pasien didorong untuk memperbanyak minum sedapat yang ia lakukan dengan minimal 2 sampai 3 liter sehari.b.Untuk Faringitis KronikDidasarkan pada penghitungan gejala, menghindari pemajanan terhadap iritan, dan memperbaiki setiap gangguan saluran napas atas, paru atau jantung yang mungkin mengakibatkan terhadap batuk kronik.Kongesti nasal dapat dihilangkan dengan sprei nasal / obat-obatan yang mengandung epinefrin sulfat (Afrin) atau fenilefrin hidroklorida (Neo-Synphrine). Jika terdapat riwayat alergi, salah satu medikasi dekongestan antihistamin seperti Drixarol/ Dimentapp, diminum setiap 4-6 jam. Malaise secara efektif dapat dikontrol dengan aspirin / asetaminofen.c.PadaAnak-anakBila anak menjadi gelisah, rewel, sulit tidur, lemah atau lesu karena gejala radang tenggorokan ini, kita dapat membantu meredakangejalanya. Tidak harus selalu dengan obat, mungkin dengan tindakan yang mudah dan sederhana bisa membantu menenangkan anak.1)Nyeri menelan :Banyak minum air hangat, obat kumur, lozenges, paracetamol untuk meredakan nyeri2)DemamBanyak minum, paracetamol, kompres hangat atau seka tubuh dengan air hangat.3)Hidung tersumbat dan berairBanyak minum hangat, anak diuap dengan baskom air hangat, tetes hidung NaCl.Dalam beberapa kasus, radang tenggorokan karena virus baru sembuh setelah 2 minggu. Yang diperlukan adalah kesabaran dan pengawasan orang tua terhadap gejala anak. Bawalah anak ke dokter bila gejala terlihatmakinberat; anak tampak sulit bernapas, kebiruan pada bibir atau kuku, anak tampak gelisah atau justru sangat mengantuk, atau anak batuk/demam berkepanjangan.Karena hampir seluruh kasus disebabkan oleh virus, maka antibiotikbiasanyatidak dipergunakan. Infeksi oleh virus (misalnya batuk-pilek, radang tenggorokan) sama sekali tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. Infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya, tubuh akan melawan dengan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan antibiotik yang berlebihan justru akan merugikan karena akan membuat menjadi resisten dan antibiotik menjadi tidak mempan untuk melawan infeksi saat dibutuhkan, terutama pada anak-anak

Referensi:Adams, George L. 1997.Buku Ajar Penyakit THT, ed.6. Jakarta: EGC.Behrman, dkk. 1999.Ilmu Kesehatan Anak Nelson, vol.2, ed.15. Jakarta: EGC.Iskandar, Nurbaiti, dkk. 1993.Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, ed.2. Jakarta: Balai penerbit FKUI..Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. 2008. Jakarta: EGCGuyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 2008. Jakarta: EGC