bab ii kerangka teori dan metode ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-sk-fis 011 2008...

22
BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN A. TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan terhadap beberapa skripsi administrasi pajak, oleh para mahasiswa administrasi pajak strata satu (S1) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Indonesia, terdapat dua penelitian yang erat kaitannya dengan retribusi terminal. Mochamad Ridwan, dalam skripsi yang berjudul Potensi Retribusi Terminal Sebagai Sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah; Evaluasi Terhadap Kinerja Pemungutan Retribusi Terminal di Kota Depok”, 2004. Menurut Mochamad Ridwan dalam skripsinya, terminal Depok selain sebagai prasarana transportasi jalan juga merupakan sumber penerimaan retribusi terminal yang memiliki penerimaan pada tahun 2003 cenderung meningkat. 21 Banyaknya jumlah angkutan, khususnya angkutan otolet dan masyarakat yang memasuki area Terminal Depok yang diharuskan membayar retribusi. Sejak tanggal 15 Januari 2002, pelaksanaan pemungutan Retribusi Terminal Kota Depok dikerjasamakan dengan pihak swasta yaitu CV. Bhakti Perwita Utama. Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi terminal terdapat banyak penyimpangan, terutama dalam penggunaan dan pelaporan karcis retribusi. Oleh karena itu, hasil penerimaan Retribusi Terminal yang masih jauh dari potensi yang ada menunjukkan bahwa pelaksanaan pemungutan retribusi terminal di Kota Depok tidak efektif. 21 Ridwan, Mochamad, Potensi Retribusi Terminal Sebagai Sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah; Evaluasi Terhadap Kinerja Pemungutan Retribusi Terminal di Kota Depok”,2004. 13 RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Upload: lehanh

Post on 01-Mar-2018

227 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

BAB II

KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan terhadap beberapa skripsi

administrasi pajak, oleh para mahasiswa administrasi pajak strata satu (S1) dari Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Indonesia, terdapat dua penelitian yang erat

kaitannya dengan retribusi terminal. Mochamad Ridwan, dalam skripsi yang berjudul

“Potensi Retribusi Terminal Sebagai Sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah;

Evaluasi Terhadap Kinerja Pemungutan Retribusi Terminal di Kota Depok”,2004.

Menurut Mochamad Ridwan dalam skripsinya, terminal Depok selain sebagai prasarana

transportasi jalan juga merupakan sumber penerimaan retribusi terminal yang memiliki

penerimaan pada tahun 2003 cenderung meningkat.21

Banyaknya jumlah angkutan, khususnya angkutan otolet dan masyarakat yang

memasuki area Terminal Depok yang diharuskan membayar retribusi. Sejak tanggal 15

Januari 2002, pelaksanaan pemungutan Retribusi Terminal Kota Depok dikerjasamakan

dengan pihak swasta yaitu CV. Bhakti Perwita Utama. Dalam pelaksanaan pemungutan

retribusi terminal terdapat banyak penyimpangan, terutama dalam penggunaan dan

pelaporan karcis retribusi. Oleh karena itu, hasil penerimaan Retribusi Terminal yang

masih jauh dari potensi yang ada menunjukkan bahwa pelaksanaan pemungutan retribusi

terminal di Kota Depok tidak efektif.

21 Ridwan, Mochamad, “Potensi Retribusi Terminal Sebagai Sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah; Evaluasi Terhadap Kinerja Pemungutan Retribusi Terminal di Kota Depok”,2004.

13

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 2: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Selain skripsi yang ditulis oleh Mochamad Ridwan terdapat juga penelitian yang

dilakukan oleh Rd. Dade Kusuma, seorang mahasiswa administrasi negara strata satu (S1)

dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Indonesia. Dalam skripsi yang

berjudul “Kontribusi Pajak Daerah dan Reribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tanggerang Tahun Anggaran 1997/1998-2002”. Menurut Rd. Dade Kusuma

penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dikelola dan dipungut oleh

Pemerintah Daerah Kota Tanggerang dalam kurun waktu tahun 1997/1998-2002

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap PAD Kota Tanggerang, tetapi perlu

terus dikembangkan dengan cara mengoptimalkan Sumber Daya Alam, Sumber Daya

Manusia, dan sumber keuangan yang telah dimiliki oleh Pemda Kota Tanggerang.22

Kemudian Dade menyatakan bahwa diperlukan pengkajian ulang mengenai jenis

pajak daerah dan retribusi daerah dengan pungutan-pungutan kecil yang ditagih berulang-

ulang, terutama untuk retribusi daerah, karena hal ini akan menimbulkan sikap enggan

membayar kepada pihak pemerintah daerah. Selain itu, diperlukan adanya transparansi dan

akuntabilitas kepada publik mengenai sumber-sumber keuangan terutama yang berasal dari

retribusi daerah, sehingga tidak memberikan ruang kepada pegawai pemerintah daerah

terutama pada Kantor Badan Keuangan dan Kekayaan Daerah untuk melakukan korupsi

dan kolusi.

Dengan demikian Pemerintah Daerah Kota Tanggerang setiap tahunnya harus

melakukan identifikasi dan inventaris nilai dan potensi asset daerah, agar memperoleh

informasi yang lebih akurat, lengkap, dan mutakhir mengenai kekayaan daerah yang

dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah daerah. Yang pada akhirnya Pemda Kota

22 Kusuma, Rd. Dade, “Kontribusi Pajak Daerah dan Reribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanggerang Tahun Anggaran 1997/1998-2002”, 2004.

14

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 3: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Tanggerang dapat membuat kebijakan mengenai jenis pajak daerah dan retribusi daerah

yang perlu dikembangkan atau tidak, yang tidak digunakan lagi disesuaikan dengan

perubahan yang terjadi di wilayah Kota Tanggerang.

Berbeda dengan kedua tinjauan pustaka tersebut, penelitian ini akan

memfokuskan perhatian terhadap pengelolaan penerimaan retribusi di Terminal

Baranangsiang Kota Bogor. Selain itu, pada karya ilmiah ini, pemahaman dasar mengenai

teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James McMaster

dijadikan acuan mendasar. Dengan demikian pertanyaan penelitian dalam skripsi ini dapat

diketahui serta memperjelas pemahaman mengenai retribusi dan manajemen PAD.

B. KAJIAN TEORI

a. Teori retribusi

Berawal dari pendapat James McMaster (1991), seorang pengajar ilmu ekonomi

di Sekolah Ilmu Administrasi Canberra, Australia, menyatakan retribusi didasari atas dua

prinsip, yaitu :

The first is the "benefit principle." Under this principle, those who receive direct benefits from a service pay for it through a consumer charge related to their level of consumption of the service. The second, and equally valid criterion, is known as the "ability-to-pay principle." Charges based on this principle are related to the financial capacity of households to pay for urban services. Low-income households are charged a lower rate per unit of service than higher income groups. If a service benefits everybody collectively and indiscriminately, such as defense or disease control, the cost is borne by taxation. 23

23James McMaster, “Urban Financial Management A Training Manual”,The International Bank for Reconstruction and Development / THE WORLD BANK 1818 H Street, N.W.Washington, D.C. 20433, U.S.A, 1991., p.23.

15

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 4: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Terdapat dua prinsip atas pengenaan retribusi, yang pertama adalah "benefit

principle”. Dibawah prinsip ini, mereka yang menerima kenikmaatan langsung dari suatu

pelayanan harus membayar sesuai dengan kebutuhan mereka. Prinsip kedua adalah

“ability-to-pay principle”, berdasarkan prinsip ini pengenaan tarif retribusi berdasarkan

kemampuan dari wajib retribusi. Semakin rendah penghasilannya, maka semakin rendah

harga yang dikenakan dibanding dengan mereka yang tinggi penghasilannya.

Lebih lanjut, Ronald C. Fisher (1996), seorang ahli keuangan negara dan daerah

menyatakan teori retribusi sebagai berikut :

In theory, the use of charges and fees should accomplish at least two broad goals. First, it should make the recipient of a service face the true cost of their consumption decisions, creating an incentive for efficient choice. The second goal of service provision using charges and fees is to reduce expenditure pressures on general taxes. 24

Secara teoritis, pengenaan retribusi harus mencapai dua tujuan. Pertama, retribusi harus

membuat wajib retribusi menghadapi harga sesungguhnya atas keputusan konsumsi

mereka, menciptakan suatu insentif untuk pilihan efisien. Tujuan yang kedua pengenaan

retribusi untuk engurangi ketergantungan pembiayaan dari pajak daerah. Berkaitan dengan

teori tersebut, dalam teori ekonomi dinyatakan bahwa harga barang dan/atau jasa (layanan)

yang diberikan oleh pemerintah hendaknya didasarkan pada biaya tambahan (marginal

cost), yaitu biaya untuk melayani konsumen yang terakhir.25 Devas berpendapat, bahwa

retribusi daerah haruslah merupakan suatu harga yang dibayar oleh masyarakat terhadap

layanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dengan timbal balik yang sepadan.26

24 Ronald C. Fischer, “State and Local Public Finance”, USA : Times Mirror Higher Education Group, 1996, p.179.

25 Nick Devas, et.all, Op. Cit., hal. 95. 26 Ibid. hal. 95.

16

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 5: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Lebih lanjut Zorn mengatakan bahwa terdapat tiga syarat penting yang harus

dipenuhi sebelum retribusi dapat dikenakan atas suatu barang atau jasa :

Three necessary conditions must be satisfied before user charges can be employed to finance a good or service- benefit separability, chargeability, and voluntarism. First, there must be an identifiable set of individuals or firms, not the whole community, that directly benefits from provision of the good. Second, it must be possible to exclude individuals from consuming the goods if they do not pay. Third, individuals must have the right to choose whether to consume the good. 27

Terdapat tiga syarat penting yang harus dipenuhi sebelum retribusi dikenakan utuk

membiayai pengadaan barang dan jasa, yaitu pemisahan kenikmatan, dapat dikenakan

pungutan, dan sukarela. Ketiga kondisi tersebut tidak terdapat dalam pure public goods

tetapi terdapat di pure private goods. Dengan demikian, kelayakan pengenaan retribusi

lebih sesuai terhadap private goods daripada public goods.28

Dari gambaran-gambaran singkat mengenai teori retribusi di atas, yang menjadi

poin penting adalah pemenuhan syarat-syarat ini harus diikuti dengan manfaat langsung

yang dapat dirasakan oleh wajib retribusi yang telah membayar retribusi. Obyek retribusi

daerah hendaknya menjadi perhatian pemerintah daerah dan bukan hanya layanan yang

seadanya. Perbaikan dan penambahan fasilitas yang dapat digunakan oleh wajib retribusi

juga harus dilakukan sebagai imbalan terhadap retribusi yang telah dibayar. Perbaikan dan

penambahan fasilitas berhubungan dengan manajemen pendapatan asli daerah yang akan

dibahas selanjutnya.

b. Teori Manajemen Pendapatan Asli Daerah27 C. Kurt Zorn. “User Charges and Fees”. Dalam John F. Patersen dan Dennis F Strachoto (Eds.).

Local Government Finance : Concepts and Practices. Chicago, Illinois, USA ; Government Finance Officers Association, 1991, p. 143.

28 C. Kurt Zorn, Op.Cit., p. 143.

17

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 6: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Setelah kita mengetahui tentang teori retribusi, prinsip penerapan retribusi, serta

syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penerapan retribusi atas suatu barang atau jasa,

maka kita juga harus mengetahui teori Manajemen Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini

disebabkan karena retribusi merupakan salah satu sarana meningkatkan pendapatan

pemerintah daerah karena memberikan kontribusi yang cukup besar dalam PAD selain

pajak daerah.

Menurut McMaster, teori manajemen pendapatan asli daerah adalah :

Revenue administration is concerned with the implementation of fiscal policy-with the process of identification/registration of taxpayers and consumers, assessment, collection, and enforcement. It is concerned with the administrative feasibility of a local tax source or charge. Two particular measurements can be used:• Realization-the proximity of actual yields to the true potential of

the revenue source (the potential being the yield, assuming that everyone who should pay, doespay, and pays his or her full liability);

• Cost-the amount of resources used in collecting revenues in relation to their yield, measured in fiscal and human resources (and also public goodwill, though that is hard to measure). Fiscal policy and revenue administration dependence of particular public authorities upon revenue from charging. 29

Administrasi penerimaan berkaitan dengan implementasi dari kebijakan fiskal dengan

proses identifikasi atau registrasi dari wajib pajak dan wajib retribusi, penilaian,

pemungutan, dan penegakan sanksi. Hal ini berkaitan dengan kecakapan pihak administrsi

atas suatu sumber pajak daerah atau retribusi daerah. Dua tolak ukur yang dapat digunakan

oleh pemerintah daerah, yaitu realisasi dari potensi penerimaan daerah dan biaya yang

dikeluarkan dalam mengumpulkan penerimaan.

29 James McMaster, Op.Cit., p. 35.

18

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 7: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Teori tersebut diperkuat dengan pernyataan Devas, yaitu terdapat dua peran yang

dapat dimainkan oleh pemerintah daerah dalam kaitannya dengan manajemen PAD, yaitu :

a. Menekankan peranan pemerintah daerah sebagai ungkapan dari kemauan

dan identitas masyarakat setempat. Tujuan pemerintah daerah pada

dasarnya bersifat politik, dalam arti pemerintah daerah merupakan wadah

bagi penduduk setempat untuk mengemukakan keinginan mereka dan untuk

menyelenggarakan urusan setempat sesuai dengan keinginan dan prioritas

mereka.

b. Pemerintah daerah pada dasarnya adalah lembaga untuk menyelenggarakan

layanan-layanan tertentu untuk daerah, dan sebagai alat yang tepat untuk

menebus biaya memberikan layanan yang semata-mata bermanfaat untuk

daerah. Tujuan pemerintah daerah bersifat tata usaha dan ekonomi.

Terdapat persamaan dalam pendapat Mcmaster dan Devas mengenai

pembiayaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam manajemen anggaran daerah. 30

Lebih lanjut, Mardiasmo mengatakan “strategi untuk mengoptimalkan kekayaan

daerah meliputi :

1) Identifikasi dan inventarisasi nilai potensi daerah ;

2) Adanya sistem informasi manajemen asset daerah ;

3) Pemanfaatan potensi daerah ;

4) Melibatkan berbagai profesi atau keahlian yang terkait seperti auditor internal

dan penilai. 31

30 Nick Devas, et.all, Op. Cit., hal. 179-180.31 Mardiasmo, “Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah”, Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2002,

hal. 241.

19

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 8: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Manajemen PAD erat kaitannya dengan pengelolaan, menurut Lembaga Administrasi

Negara (1985) pengelolaan merupakan proses dari keseluruhan usaha atau kegiatan

memikirkan dan menentukan berbagai hal yang bersangkutan dengan apa-apa yang harus

dilakukan, mengusahakan, mengatur, menggerakkan, dan memanfaatkan sumber-sumber

baik yang berupa manusia maupun bukan manusia yang diperlukan untuk pencapaian

tujuan, serta menjamin agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dan kegagalan

dalam pencapaian tujuan.32

Kemampuan pemerintah daerah untuk menyediakan layanan sangat tergantung

atas kemampuannya untuk mendanai layanan tersebut. Kemampuan tersebut dapat dilihat

dari potensi daerah itu sendiri serta pemanfaatannya. Dengan demikian, selain pajak

daerah, maka retribusi merupakan sumber penerimaan pemerintahan daerah yang dapat

menyediakan pelayanan dan barang publik. Selain itu, retribusi merupakan jalan yang

berpotensi mengurangi ketergantungan pemerintah daerah dari pemerintah pusat untuk

sektor pendapatan.

C. RETRIBUSI DAERAH

Untuk menjelaskan lebih jauh mengenai retribusi maka sangat perlu dilakukan

pemahaman mengenai barang publik dan barang pribadi, sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan perlunya melakukan pungutan retribusi oleh pemerintah daerah. Menurut Roy

V. Salomo33, barang publik adalah barang yang bila dikonsumsi oleh seseorang atau

individu tidak akan mengurangi kesempatan bagi individu lainnya untuk

mengkonsumsinya. Barang publik memiliki dua sifat utama, yaitu non excludable dan non

32 Roy V. Salomo dan M. Ikhsan,. Op.Cit, hal. 108.33 Ibid., hal. 139.

20

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 9: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

rival. Sifat non excludable berarti bahwa penyediaan barang-barang tersebut tidak dapat

dibatasi hanya kepada orang-orang tertentu yang bersedia membayarnya saja.

Seseorang akan tetap dapat menikmati manfaat barang publik meskipun ia tidak

bersedia membayar sama sekali, dengan kenikmatan yang sama dengan orang yang

bersedia membayar. Sifat non rival adalah bahwa manfaat barang publik tersebut dapat

dinikmati oleh satu orang atau lebih pada saat yang bersamaan. Konsumsi barang tersebut

oleh satu orang tidak akan mengurangi ketersediaannya bagi orang lain.

Contoh barang publik adalah pertahanan dan keamanan, jalan umum, taman dan

lain-lain. Barang-barang ini disediakan untuk semua orang tanpa terkecuali. Setiap orang

dapat dengan bebas memanfaatkan dan merasakan ketersediaan barang tersebut, walaupun

tanpa membayarnya. Pemanfaatan barang-barang tersebut dapat dilakukan secara bersama

dan tanpa mempengaruhi ketersediaannya bagi orang lain.

Barang pribadi bersifat exclude dan rival.34 Barang pribadi hanya disediakan bagi

orang-orang yang bersedia membayarnya. Pemilik barang pribadi dapat menikmati barang

tersebut secara pribadi dengan menyingkirkan atau mengecualikan (exclude) orang lain

untuk turut menikmatinya. Demikian pula, apabila barang pribadi telah dinikmati oleh

seseorang maka akan menghilangkan atau mengurangi kesempatan bagi orang lain untuk

mengkonsumsi barang tersebut (bersifat rival).

Hal yang lain dari ciri-ciri barang pribadi ialah tidak boleh adanya eksternalitas

dalam memproduksinya, artinya pada saat diproduksi dan dikonsumsi tidak boleh

mengakibatkan orang lain memperoleh keuntungan maupun kerugian. Jika akibat

memproduksi maupun mengkonsumsinya terdapat eksternalitas maka harus segera

diinternalkan dengan kompensasi atau ganti rugi maupun pajak. “Prinsip pengecualian

34 Ibid.

21

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 10: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

(Exclusion Principle) diterapkan, yaitu dimana konsumsi tergantung pada apa yang

dibayarkan, sedangkan konsumsi bagi yang tidak membayar dikesampingkan.”35

Pada tabel berikut ini disajikan perbedaan antara barang publik, barang semi

publik, dan barang pribadi.

Tabel II.1.

Perbedaan Antara Barang Publik, Barang Semi Publik, dan Barang Pribadi

Jenis Barang Barang Publik Barang Semi Publik Barang PribadiSiapa yang memanfaatkan

Seluruh masyarakat Pelanggan dan masyarakat

IndividualKonsumen

Pengecualian dari yang tidak membayar

Sangat tidak mungkin

Kadang-kadang Sangat mungkin

Kemungkinan diberlakukannya tarif

Tidak dimungkinkan

Mungkin Mungkin

Pilihan Konsumen Tidak ada Kadang-kadang PenuhSiapa yang membiayai konsumsi

Dibayar oleh pajak Sebagian dibayar oleh konsumen dan sebagian lainnya disubsidi

Konsumen membayar penuh

Hubungan antara pembayaran dan konsumen

Tidak ada Dekat Amat dekat

Siapa yang memutuskan memproduksi

Hanya Pemerintah Pasar dan Pemerintah Hanya pasar

Sumber : Guritno, Mangkoesubroto, Ekonomi Publik, Yogyakarta: BPFE, 2001, hal 5.Pelayanan terhadap pengadaan barang tersebut oleh pemerintah dibiayai oleh sumber yang

berbeda. Dalam hal pembiayaan untuk penyediaannya, secara teoritis public goods karena

pemanfaatannya dapat dinikmati secara bersama, maka harus dibiayai sepenuhnya dengan

pajak (pajak daerah), dan sebaliknya private goods yang kemanfaatannya dapat dinikmati

secara pribadi harus dibiayai dengan retribusi.36

35 Musgrave Richard and Peggy B,”Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek”, Terjemahan Drs. Alfonsius Sirait, Ak., dkk, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1993, hal. 44.

36 Roy V. Salomo dan M. Ikhsan, Op.Cit., hal. 141 (dikutip dari Musgrave dan Musgrave, 1984; Aronson 1985)

22

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 11: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Namun pada kenyataannya usaha-usaha yang dilakukan oleh swasta dalam

menyediakan barang publik tersebut masih terlalu langka, hal ini disebabkan karena cara-

cara mengutip pembayaran dari pemakainya akan menimbulkan ketidakefisienan dalam

perekonomian dan menimbulkan biaya sosial yang besar sekali. Oleh sebab itu adalah lebih

tepat apabila pembiayaan untuk penyediaan jasa dan kegiatan tersebut dipungut melalui

retribusi daerah.

Selanjutnya Fischer menyatakan, bahwa terdapat empat prinsip umum dalam

melakukan pengenaan retribusi atas barang publik dan barang pribadi, yaitu :

1. User charge financing becomes more attractive as the share of marginal benefits that accrues to direct users increases.

2. User-charge financing requires that direct users can be easily identified and excluded (at reasonable cost) from consuming the service unless the charge is paid, assuming that most of the benefits of a service or facility go to direct users.

3. The efficiency case for user-charge financing is stronger when demand is more price elastic. In the special case of a perfectly inelastic (vertical) demand, price does not matter. No inefficiency would result if consumers underestimate cost. Obviously, the more price elastic demand is, the greater the potential for inefficiency if consumers do not face true costs.

4. Marginal benefits, not total benefits, matter for determination of user charges. 37

Selain kegiatan penyediaan barang publik dan barang pribadi, terdapat juga kegiatan yang

pada umumnya hanya dilakukan oleh pihak pemerintah akan tetapi sebelumnya masih

dapat dijalankan oleh pihak swasta dan sering disebut dengan barang semi publik yaitu

penyediaan barang publik oleh pihak swasta disebabkan karena pihak swasta tersebut

masih dapat memungut pembayaran dari hasil kegiatan maupun jasa-jasa yang telah

dihasilkannya, kegiatan itu antara lain ialah penyediaan jasa-jasa perizinan membangun,

37 Ronald C. Fischer, Op.Cit., p. 180.

23

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 12: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

sampah, parkir, dan pendidikan (khususnya untuk pendidikan, dalam bidang ini swasta

yang memegang peranan cukup besar).

Menurut Davey, retribusi diartikan sebagai suatu pembayaran yang dilakukan

oleh mereka yang menikmati suatu pelayanan, dan biasanya dimaksudkan untuk menutup

seluruh atau sebagian dari biaya pelaksanaannya.38 Kemudian Suparmoko menyatakan

bahwa, retribusi adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita

dapat melihat adanya hubungan balas jasa yang langsung diterima dengan adanya

pembayaran retribusi tersebut.39

Terdapat perbedaan dari seluruh pengertian-pengertian tersebut, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari retribusi adalah :

1) Retribusi dipungut oleh negara atau pemerintah daerah kepada masyarakat

yang tidak dapat dipaksakan

2) Dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan

3) Pembayarnya mendapatkan imbalan jasa atau kontrapretasi langsung

4) Hasil pungutannya digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

umum negara atau kepentingan-kepentingan publik.

Penentuan tarif adalah fungsi administratif yang penting dalam hal pemungutan

retribusi. Kesadaran pemerintah daerah dalam menentukan alokasi biaya diantara obyek

retribusi sangat diperlukan. Namun demikian, terdapat hal-hal yang membuat

dibedakannya pembiayaan yang dilakukan dengan berdasarkan pajak dan retribusi, antara

lain :

a. Sulitnya membedakan definisi antara barang publik dan barang pribadi.

38 Davey, K.J, “Pembiayaan Pemerintah Daerah”, Jakarta : UI Press,1998, hal. 132.39 M Suparmoko, “Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek”, Yogyakarta : BPFE, 1997, hal. 94.

24

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 13: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

b. Aplikasi logis dan peraturan sering melibatkan pembayar pajak, di dalam

pembayaran sesuatu yang melebihi kas pemerintah maupun batasan dari pikiran

sehat.

c. Adanya pembatasan bagi orang-orang yang mampu membayar.

d. Sebagai pengendalian bagi masyarakat untuk berhati-hati mengkonsumsi

barang-barang umum yang langka.

e. Untuk memudahkan pemungutan (lebih efisien) 40

Menurut Bagus Santoso, suatu penyediaan barang atau jasa yang dibiayai dari

pajak atau retribusi tergantung pada derajat kemanfaatan barang dan jasa itu sendiri. 41

Semakin dekat kemanfaatan suatu barang dengan private goods, maka pembiayaannya

berasal dari retribusi. Sebaliknya, semakin dekat kemanfaatan suatu barang dengan public

goods, maka pembiayaannya berasal dari pajak. Mc Queen menerangkan suatu tanggapan

menekankan untuk memperjelas kenyataan bahwa masyarakat bersedia membayar retribusi

bila tingkat layanan dirawat dan ditingkatkan, setiap pembayaran retribusi menerima

kontrapretasi langsung berupa jasa-jasa yang telah disediakan.42

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan sifat retribusi menurut

Haritz adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaannya bersifat ekonomis

b. Ada imbalan langsung kepada pembayar

40 Davey, K.J, Op.Cit., hal. 133.41 Bagus Santoso, Retribusi Pasar Sebagai Pendapatan Asli Daerah, Prisma No. 4, Jakarta : LP3ES

1995, seperti yang dikutip oleh Mochamad Ridwan dalam skripsinya yang berjudul “Potensi Retribusi Terminal Sebagai Sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah; Evaluasi Terhadap Kinerja Pemungutan Retribusi Terminal di Kota Depok”, 2004, hal. 19.

42 Jim Mcqueen, “Development of a Model For User Fees a Model On Policy Development in Creating and Maintaining User Fees For Municipalities”. MPA Research Paper. Submitted to : The Local Government Program Departement of Political Science, The University Western Ontario, 1-23 August, 1998, seperti yang dikutip oleh Erlly Kurniati dalam tesisnya yang berjudul “Tinjauan Terhadap Retribusi Terminal Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Bekasi”, 2006, hal 7.

25

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 14: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

c. Iurannya memenuhi persyaratan, persyaratan formal dan material tetapi tetap

ada alternatif untuk membayar

d. Retribusi umumnya merupakan pungutan yang fungsi budgetairnya tidak

menonjol

e. Dalam hal-hal tertentu retribusi digunakan untuk tujuan tertentu, tetapi dalam

banyak hal tidak lebih dari pengembalian biaya yang telah dibukukan oleh

Pemerintah Daerah untuk memenuhi permintaan masyarakat. 43

D. Pendapatan Asli Daerah

Secara konsepsional, yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

adalah seluruh penerimaan daerah dari berbagai usaha pemerintah daerah, baik untuk

mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatan

rutin maupun kegiatan pembangunannya.44 PAD adalah seluruh penerimaan daerah yang

diakibatkan oleh tindakan Kepala Daerah selaku penguasa. Batasan ini didasarkan pada

pendapat Abdullah, bahwa Kepala Daerah selaku penguasa anggaran dapat mengambil

tindakan yang dapat berakibat pada anggaran baik pendapatan atau pembelanjaan. 45

Pendapatan asli daerah merupakan cerminan dari otonomi daerah serta

penyerahan otoritas sistem pengendalian dan manajemen keuangan daerah kepada

pemerintah daerah.46 Sumber PAD merupakan sumber keuangan daerah yang digali dari

43 Benyamin Haritz, “Peran Administrasi Pemerintah Daerah : Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah Pemerintah Daerah Tingkat II se Jawa Barat”, seperti yang dikutip oleh Erlly Kurniati, Loc. Cit., hal. 7.

44 Badan Pusat Statistik, “Indikator Ekonomi DKI Jakarta”, 1997, hal.14.45 Abdullah, “Pajak dan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia”, Jakarta : Gramedia, 1984,

hal. 21.46 Masyarakat Transparansi Indonesia, “Panduan Pengawasan Keuangan Daerah : Wawasan dan

Instrumen Monitoring Keuangan Daerah, Adib Achmadi (ed.), Jakarta : Masyarakat Transparansi Indonesia, 2005, hal. 52.

26

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 15: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

wilayah daerah sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber PAD ini terdiri dari :

a. Hasil pajak daerah,

b. Hasil retribusi daerah,

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

d. Lain-lain PAD yang sah, antara lain hasil penjualan asset tetap daerah dan jasa

giro.

Sebagai tindak lanjut dari pemberian otonomi kepada kabupaten atau kota, maka

Pemerintah Pusat memberikan kebebasan kepada daerah untuk menggali kemampuan

rumah tangganya sendiri di dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Upaya untuk

meningkatkan PAD adalah mutlak diperlukan dalam mengantisipasi pelaksanaan otonomi

yang lebih nyata dan bertanggungjawab sesuai dengan amanat Undang-undang tentang

Pemerintahan Daerah, dan Undang-undang tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah.

E. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

APBD didefinisikan sebagai suatu rencana pekerjaan keuangan (financieel

werkplan), yang dibuat untuk suatu jangka waktu tertentu, dalam waktu mana badan

legislatif memberikan kredit kepada badan-badan eksekutif untuk melakukan pembelanjaan

guna kebutuhan rumah tangga daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi dasar

(grondslag) penetapan anggaran, dan yang menunjukkan semua penghasilan untuk

menutup pengeluaran tadi.47

Definisi lain menyebutkan bahwa APBD adalah rencana operasional keuangan

pemerintah daerah yang menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-tingginya guna

47 J. Wajong,”Administrasi Keuangan Daerah”, Jakarta : Ichtiar, 1962, hal. 82.

27

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 16: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek daerah dalam satu tahun anggaran serta

menggambarkan juga perkiraan penerimaan tertentu dan sumber-sumber penerimaan

daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.48 Sedangkan menurut

Ginanjar Kartasasmita, APBD bagi pemerintah daerah merupakan dokumen rencana

kegiatan dan pembiayaan dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah dari

pembangunan setiap tahunnya.49

Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, didalam APBD terkandung

beberapa aspek penting, seperti :

a. APBD merupakan rencana rinci yang berisi pengeluaran dan penerimaan

daerah.

b. Dalam APBD termuat rencana kerja yang akan dilakukan dalam kurun waktu

tertentu, biasanya satu tahun.

c. Rencana kerja yang tertuang dalam APBD merupakan hasil kesepakatan yang

dicapai oleh legislatif daerah (DPRD) dan eksekutif (Kepala Daerah beserta

aparatnya).

Pada dasarnya APBD adalah rencana keuangan yang dikelola pemerintah daerah

yang mana sumber keuangan itu berasal dari :

1. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD

2. Dana perimbangan; dan

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. 50

48 D.J.Mamesah,”Sistem Administrasi Keuangan Daerah”, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995, hal. 20.

49 Ginanjar Kartasasmita, “Administrasi Pembangunan : Perkembangan, Pemikiran, dan Prakteknya di Indonesia”, Jakarta : LP3S, 1997, hal. 126.

50 Masyarakat Transparansi Indonesia, Op.Cit., hal 51-52.

28

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 17: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

F. Metode Penelitian

Metode di dalam penelitian merupakan hal mutlak, karena didalamnya terdapat

teknik penelitian dan pengumpulan data yang menjadi indikator berhasil tidaknya

penelitian. Pemilihan metode yang tepat dan sesuai dengan jenis penelitian akan

menjadikan hasil penelitian lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagaimana dikemukakan Bailey bahwa :

“Method mean the research technique or tool used togather data. Methodology mean the phylosophy of the research process. This includes the assumptions and values that serve as a rationable for research and the standards or criteria the researchers uses for interpreting data and reaching conclusions.” 51

Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu.52 Metode Penelitian adalah cara pengumpulan data

dengan menggunakan teknik pengumpulan data dan alat pengumpulan data.53

1) Pendekatan penelitian

Mengacu kepada jenis data dan analisisnya, maka pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan

teori-teori yang relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hal ini

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Creswell

“.....in quantitative paradigm of research, in which researchers use accepted and pricase meaning, a theory commonly is understood to have certain characteristic.....”54

51 Kenneth D. Bailey. “Methods of Social Research.” New York : The Press, A Division of Macmillan, inc. Toronto : Maxwell Macmillan Canada. New York Oxford Singapore Sidney : Maxwell Macmillan International, 1994, p. 34.

52 Sugiono, “Metode Penelitian Bisnis”, CV. Alfabeta, Bandung : 1999, hal.1.53 Manasse Malo, “Metode Penelitian Sosial”, Penerbit Karunika, Jakarta : 1986 54 John W. Creswell, “Research Design : Qualitative and Quantitative Approaches”, Thousand

Oaks, California. USA : Sage Publication, 1994, hal. 82.

29

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 18: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Fokus penelitian ditujukan hanya pada variabel tertentu, yaitu pengelolaan

retribusi Terminal Baranangsiang di Kota Bogor.

2) Jenis Penelitian

Untuk menyusun penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki.55 Khususnya pengelolaan retribusi yang diterima

oleh Pemerintah Kota Bogor di Terminal Baranangsiang.

3) Teknik Pengumpulan Data

Guna mendeskripsikan masalah yang disajikan dalam penelitian ini, maka

diperlukan data serta berbagai informasi. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penulisan ini antara lain adalah :

• Studi Kepustakaan ( Library Research ), yaitu pengumpulan data dengan

membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang

diambil, baik berupa buku, Undang-undang Perpajakan, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Daerah, koran, tulisan ilmiah, World Wide Web

(WWW) dan sebagainya. WWW adalah layanan internet yang

55 Mohammad Nazir, “Metode Penelitian”, Cet. 3,Ghalia Indonesia, Jakarta : 1988, hal. 63.

30

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 19: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

menggunakan konsep hypertext antar dokumen yang berkaitan,

didalamnya terdapat berjuta halaman Web (Web page).56 Teknik

pengumpulan data melalui studi kepustakaan dimaksudkan untuk

mengungkapkan buah pikiran yang akan membuat peneliti lebih kritis dan

analitis dalam mengerjakan penelitian.57 Selain itu studi kepustakaan

digunakan untuk menentukan arah dan tujuan penelitian, serta mencari

konsep yang sesuai dengan permasalahan skripsi ini.

• Wawancara mendalam

Wawancara riset merupakan percakapan dua orang, yang dimulai oleh

pewawancara dengan tujuan khusus memperoleh keterangan yang sesuai

dengan penelitian, dan dipusatkan olehnya pada isi yang dititikberatkan

pada tujuan-tujuan deskripsi, prediksi, dan penjelasan sistematik

mengenai penelitian tersebut.58 Teknik wawancara kepada pihak-pihak

seperti Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Dinas Lalu Lintas

Angkutan Jalan Kota Bogor, untuk mengetahui kinerja mereka dalam hal

pemeliharaan dan perawatan infrastruktur Terminal Baranangsiang.

Kepala Seksi Penyusunan Program, Pengembangan, Analisa, dan Evaluasi

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bogor, untuk mengetahui lebih jelas

mengenai retribusi terminal sebagai komponen PAD. Kepala Urusan Tata

56 WIT dan Dr. Erhans A, “Internet”, PT. Ercontara Rajawali, Jakarta 2001, hal. 82.57 Mohammad Nazir, Op.Cit, hal. 112.58 Bruce A.Chadwik,”Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial”, Diterjemahkan oleh Sulistia

ML, IKIP Semarang Presss, Semarang : 1991, hal. 88.

31

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 20: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

Usaha Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Terminal Baranangsiang Kota

Bogor dan Kepala Terminal Baranangsiang untuk mengetahui

pengelolaan retribusi terminal selama ini dan kendalanya. Wawancara ini

bertujuan untuk memperoleh keterangan atau informasi yang lebih rinci

dari pihak-pihak yang terkait langsung dengan penerimaan retribusi

Terminal Baranangsiang Kota Bogor. Hal ini senada dengan pernyataan

Neuman, “The individual is currently involved in the field. The more

likely is that they have reconstructed their collections”.59

• Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa

ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.60

4) Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena

dengan menganalisa, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam

memecahkan masalah penelitian.61 Analisa secara deskriptif adalah teknik analisa yang

bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial dan hubungan-

hubungan yang terdapat dalam penelitian.62

59 W. Lawrence Neuman, Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approach, fourth edition, USA: Allyn & Bacon, 2000, . hal 374.

60 Cl. Selltiz et.all., ”Research Methods in Social Relations”, (New York : Holt, Rinehart and Winston, 1964), hal. 200.

61 Mohammad Nazir, Op.Cit., hal. 405.62 Prof. Dr. S. Nasution , M.A., “Metode Research (Penelitian Ilmiah)”, (Jakarta: Penerbit BUMI

AKSARA, Edisi 1, Cetakan kedua, April1996), hlm. 24.

32

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 21: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

G. Operasionalisasi Konsep

Tabel II.2.

Operasionalisasi Konsep

KONSEP VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Retribusi Daerah

Pengelolaan Retribusi Daerah

1. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah

1.1 . Setiap orang yang dikenakan retribusi membayar kewajibannya

1.2. Setiap orang membayar retribusi sesuai harganya 1.3. Seluruh penerimaan retribusi sesuai

dengan yang dilaporkan petugas pemungut retribusi

2. Identifikasi Wajib Retribusi Daerah

2.1. Identifikasi secara otomatis

2.2. Terdapat alat bukti pembayaran retribusi seperti karcis/tiket2.3. Pengidentifikasian wajib retribusi dapat ditelusuri dari sektor lain2.4. Kewajibannya sangat jelas

3. Penilaian Retribusi Daerah

3.1. Penilaian secara otomatis

3.2. Si pelapor memiliki sedikit atau tidak sama

sekali keraguan3.3. Penilaian dapat diperiksa dengan informasi yang lain

33

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008

Page 22: BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE ... - …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126156-SK-FIS 011 2008 SIL r...teori retribusi dari Ronald C. Fisher serta teori manajemen PAD dari James

4. Pemungutan Retribusi Daerah

4.1. Pembayaran retribusi secara otomatis

4.2. Pembayaran retribusi dapat dibuktikan4.3. Terdapat kesetaraan 4.4. Sanksi yang membuat jera4.5. Bukti pemungutan yang jelas untuk dicermati pihak pemerintah daerah4.6. Pembayaran retribusi harus mudah

5. Biaya Retribusi Daerah

5.1. Pelaporan dan pemungutan retribusi berhubungan dengan proses administrasi lain5.2. Sejumlah sumber penerimaan dapat dipungut dalam transaksi tunggal5.3. Pengenaan retribusi harus mendapatkan keuntungan untuk menutupi biaya pemungutan retribusi5.4. Transaksi (pelaporan dan pemungutan retribusi) tidak terpisah5.5. Pelaporan dan pembayaran retribusi dapat Dilakukan secara otomatis

H. Asumsi

Penelitian ini berusaha untuk mengkaji variabel pengelolaan retribusi daerah khususnya

retribusi terminal yang terdapat di Terminal Baranangsiang Kota Bogor. Dengan demikian,

mengingat kondisi infrastruktur Terminal Baranangsiang kurang baik maka asumsi atas

penelitian ini adalah terdapat kendala-kendala dalam pengelolaan retribusi Terminal

Baranangsiang Kota Bogor.

34

RETRIBUSI TERMINAL..., LEVI AMOS HASUDUNGAN SILALAHI, FISIP UI, 2008