mendeskripsikan potensi dan peran … ini berisi tentang mendeskripsikan potensi dan ... pelaksanaan...
TRANSCRIPT
APTKJ.106.KK01
1
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN PERTANIAN
PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PEMBIBITAN TANAMAN DAN KULTUR JARINGAN
MENDESKRIPSIKAN POTENSI DAN PERAN
PERBENIHAN DALAM PERTANIAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PANDEGLANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PANDEGLANG
APTKJ.106.KK01
2
BAB.I PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini berisi tentang Mendeskripsikan Potensi dan Peran Perbenihan dalam Pertanian. Kegiatan Mendeskripsikan Potensi dan Peran Perbenihan dalam Pertanian meliputi pemilihian benih unggul sampai perlakuan benih.
B. Prasyarat
Kemampuan awal yang dipergunakan untuk mempelajari modul ini
adalah;
Biologi tumbuhan
Anatomi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
Pengaruh iklim mikro terhadap pertumbuhan bibit
Media tumbuh bibit
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Modul “Membiakan Tanaman dengan biji” terdiri dari 4 unit kegiatan
belajar (UKB) yaitu:
a. Menjelaskan peranan perbenihan tanaman
b. Menjelaskan jenis-jenis dan karakteristik benih tanaman
c. Menjelaskan sifat benih
d. Menjelaskan perlakuan benih
2. Sebaiknya dipelajari secara berurutan
3. Setiap UKB terdiri dari lembar informasi, lembar kerja dan lembar
latihan
4. Lembar informasi digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan
kegiatan praktek pada lembar kerja, Guru pembimbing dan Siswa
harus menguasai terlebih dahulu.
5. Lembar kerja berisi tentang pelaksanaan praktik, sehingga Siswa
dapat mempersiapkan alat dan bahan sesuai petunjuk sebelum
pelaksanaan serta pedoman keselamatan dan kesehatan kerja.
APTKJ.106.KK01
3
6. Lembar latihan digunakan untuk mengukur daya serap Siswa, tetapi
Siswa tidak boleh tergantung pada lembar jawaban dibagian akhir
modul.
Modul ini merupakan salah satu panduan pelaksanaan pemelajaran,
sehingga implementasi di kelas yang sesungguhnya tergantung dari kesiapan
dan kreativitas Guru pembimbing.
D. Tujuan akhir
Setelah mempelajari kompetensi ini Siswa mampu memilih benih
unggul dan melakukan perlakuan pada benih.
APTKJ.106.KK01
4
BAB. II PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
Sebagaimana diinformasikan diawal bahwa modul ini hanya sebagian
dari sumber belajar yang dapat Anda pelajari untuk menguasai potensi
dan peran perbenihan, untuk dapat mengembangkan kompetensi Anda
sebaiknya dilakukan latihan lebih intensif.
Dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah dirancang sebaiknya Anda
mengikuti uraian berikut ini: a. Buatlah rencana belajar sesuai rancangan pemelajaran yang telah
Anda susun dan disetujui oleh guru dengan format sebagai berikut:
No. Kegiatan Pencapaian Paraf
≤25 % 50-70
% ≥90 %
Peserta
didik Guru Keterangan
………..,……………
Mengetahui Peserta diklat
Guru pembimbing
(…………………) (……………………)
APTKJ.106.KK01
5
B. Kegiatan Belajar Siswa
1.1 Kompetensi Dasar 1: Peranan perbenihan tanaman
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Mampu menyebutkan pengertian benih tanaman dalam pertanian
Mampu menyebutkan perananan benih dalam pertanian
Mampu menyebutkan kriteria benih unggul bersertifikat
b. Uraian Materi
Pengertian
Berdasarkan undang – undang Republik Indonesia nomor 32 tahun
1992 :tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I Ketentuan Umum pasal 1
ayat 4 :
Benih didefenisikan sebagai berikut :
Benih tanaman selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau
bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak diri atau
mengembangbiakkan tanaman. Atau Benih adalah biji tumbuhan yang terpilih
yang digunakan untuk tujuan penanaman (budidaya).
Teknik Pembenihan tanaman adalah Suatu keterampilan khusus yang
harus dikuasai seseorang agar dapat memperoduksi benih tanaman, baik
benih vegetatif (bibit) maupun benih generatif sehingga tanaman
berproduksi secara optimal.
Pembibitan tanaman adalah suatu proses penyediaan bahan tanaman
yang berasal dari benih tanaman(biji,bibit) yang siap untuk ditanam
dilapangan.
Peran Benih dalam Pertanian
Benih merupakan produk akhir dari suatu program pemuliaan tanaman, yang
pada umumnya memiliki karakteristik keunggulan tertentu, mempunyai
peranan yang vital sebagai penentu batas-atas produktivitas dan dalam
menjamin keberhasilan budidaya tanaman. Upaya perbaikan genetik tanaman
di Indonesia masih terbatas melalui metode pemuliaan tanaman
konvensional, seperti persilangan, seleksi dan mutasi. Di Indonesia
penerapan teknologi pemuliaan modern belum diterapkan secara optimal
sedangkan di negara-negara maju, teknologi tersebut sangat pesat
perkembangannya. Di Indonesia tujuan pemuliaan masih berkisar pada upaya
peningkatan produktivitas, ketahanan terhadap hama dan penyakit utama
dan toleransi terhadap cekaman lingkungan (Al, Fe, kadar garam, dan lain
APTKJ.106.KK01
6
lain). Benih tanaman sangat berperan dalam pengembangan bidang
pertanian. Benih adalah faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman.
Benih dengan kualitas baik dan seragam akan menghasilkan produk dengan
kualitas tinggi. Benih kelapa sawit dura, Pisifera dan Tenera merupakan tiga
varietas yang banyak diminta oleh konsumen karena mempunyai potensi
produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lainnya, sehingga
penanaman varietas tersebut di atas akan berperan sangat dominan dalam
menentukan pendapatan petani kepala sawit. Ketidak-murnian benih yang
ditanam akan mengakibatkan penurunan produksi dan mengakibatkan
penurunan pendapatan atau bahkan rugi. Dengan beberapa informasi di atas
dapat disimpulkan bahwa banih sangat berperan penting dalam menentukan
produksi tanaman dan pendapatan petani. Pada tingkat petani, penggunaan
varietas unggul dan benih bermutu atau benih bina adalah salah satu faktor
keberhasilan usaha dan pembangunan perkebunan. Penggunaan benih bina
oleh petani masih bervariasi antar komoditi seperti kelapa sawit (85 %),
kakao (26 %), kapas (18 %) dan tembakau (21 %). Kebijakan pemerintah
dalam mendukung program perbenihan melalui menyediakan benih unggul
dan bermutu melalui prinsip 6(enam) tepat (waktu, jumlah, lokasi, jenis,
mutu dan harga). Strategi pengembangan pola kemitraan usaha dengan
swasta/penangkar benih/asosiasi petani di wilayah pengembangan ini dapat
menjadi salah satu acuan bagi pemerintah untuk mendorong industri
perbenihan yang menyediakan benih yang terjamin mutunya. Wujud dari
pola kemitraan usaha tersebut salah satunya adalah melalui pengembangan
industri perbenihan dan Model Waralaba; (Franchising). Dengan usaha
tersebut diatas diharapkan akan tercipta usaha perbenihan yang profesional.
Perbenihan tanaman sangat berperan dalam penyediaan pangan (ketahanan
pangan), sandang, papan, lapangan kerja dan ekonomi. Berikut ini akan
diinformasikan beberapa peran perbenihan tanaman secara spesifik untuk
masing-masing sektor.
Klasifikasi Benih
Benih merupakan hasil akhir dari proses panjang yang dilakukan oleh
seorang pemulia tanaman dalam merakit sebuah varietas baru. Jika proses
penyebaran varietas baru dari pemulia kepada petani dilakukan secara
langsung maka jumlah benih yang tersedia tidak mencukupi kebutuhans
seluruh petani. Untuk mengatasi keterbatasan jumlah benih hasil pemuliaan
ini, dibutuhkan kegiatan perbanyakan
APTKJ.106.KK01
7
benih atau produksi benih. Sistem perbanyakan benih dilakukan secara
berjenjang dengan selalu mempertahankan identitas genetis dan kualitas
benih dari varietas yang dihasilkan pemulia tanaman. Benih hasil produksi ini
kemudian dikelompokkan kedalam kelas-kelas sesuai dengan tahapan
generasi perbanyakan dan tingkat standar mutunya, melalui suatu prosedur
yang diatur dalam aturan sertifikasi benih. Dari sistem dibagi menjadi empat.
1) Benih penjenis (BP = breeder seed: (BS))
Benih penjenis diproduksi dan diawasi oleh pemulian tanaman dan atau oleh
instansi yang menanganinya (Lembaga Penelitian atau Perguruan Tinggi).
Benih ini sebagai sumber untuk perbanyakan benih dasar. Khusus untuk
benih penjenis tidak dilakukan sertifikasi tetapi diberikan label warna putih.
2) Benih dasar (BD = foundation seed (FS))
Benih dasar merupakan turunan pertama (F1) dari benih penjenis. Benih ini
diproduksi dan diawasi secara ketat oleh pemulia tanaman sehingga
kemurnian varietasnya dapat dipertahankan. Benih dasar diproduksi oleh
Balai Benih (Balai Benih Induk, BBI) dan proses produksinya diawasi dan
disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB). Benih
dasar ini diberi label sertifikasi berwarna putih.
3) Benih pokok (BP= stock seed,(SS))
Benih pokok merupakan F1 dari benih dasar atau F2 dari benih penjenis.
Produksi benih pokok tetap mempertahankan identitas dan kemurnian
varietas serta memenuhi standar peraturan perbenihan maupun sertifikasi
oleh BPSB. Benih pokok diproduksi oleh Balai Benih atau pihak swasta yang
terdaftar dan diberi label sertifikasi berwarna ungu.
4) Benih sebar (BR=extension seed (ES))
Benih sebar merupakan F1 benih pokok. Produksinya te-tap
mempertahankan identitas maupun kemurnian varietas dan memenuhi
standar peraturan perbenihan maupun sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok
dan benih sebar umumnya diperbanyak oleh Balai Benih atau penangkar
benih dengan mendapatkan bimbingan, pengawasan dan sertifikasi dari
BPSB. Benih sebar diberi label sertifikasi berwarna biru. Untuk benih
palawija, selain benih sebar berlabel biru juga terdapat benih sebar berlabel
hijau yang merupakan keturunan dari benih sebar berlabel biru. Produksi
tetap mempertahankan identitas dan tingkat kemurnian varietas. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan benih bermutu yang terus meningkat,
sementara jumlah benih bermutu yang beredar belum sesuai dengan yang
dibutuhkan maka dimungkinkan untuk diproduksi benih berlabel merah jambu
(LMJ).
APTKJ.106.KK01
8
Bibit unggul atau benih unggul adalah tanaman muda atau biji yang
memiliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan
penyakit. Pada tanaman buah sifat unggul ini terutama nilai dari kualitas
buahnya. Bila semakin banyak sifat yang disukai konsumen terkumpul dalam
satu buah, maka semakin tinggi pula nilai ekonomi (harga) buah tersebut.
Buah demikian dapat digolongkan sebagai buah unggul.
Program perbenihan menitikberatkan pada penggunaan benih yang
tepat mutu yang ditunjukkan pada labelnya. Agar tidak tertipu oleh label
benih, para pengguna benih (terutama petani) hendaknya memahami
tentang mutu benih dan komponen-komponennya yang dicantumkan di
dalam label benih. Secara umum, komponen mutu benis dibedakan menjadi
tiga, yaitu komponen mutu fisik, fisiologis, dan genetik. Sekarang pasar
sudah mendesak dimasukkannya komponen mutu pathologis. Komponen
mutu fisik adalah kondisi fisik benih yang menyangkut warna, bentuk,
ukuran, bobot, tekstur permukaan, tingkat kerusakan fisik, kebersihan, dan
keseragaman. Komponen mutu fisiologis adalah hal yang berkait-an dengan
daya hidup benih jika ditumbuhkan (dikecambahkan), baik pada kondisi yang
menguntungkan (optimum) maupun kurang menguntungkan (suboptimum).
Komponen mutu genetik adalah hal yang berkaitan dengan kebenaran dari
varietas benih, baik secara fenotip (fisik) maupun genetiknya. Adapun mutu
pathologis berkaitan dengan ada tidaknya serangan penyakit pada benih
serta tingkat serangan yang terjadi. Pada label benih, unsur-unsur mutu
benih yang dicantumkannya meliputi kadar air, komponen benih murni,
campuran varietas lain, kotoran dan daya tumbuh. Hal yang berkaitan
dengan ada atau tidaknya dan besarnya serangan penyakit yang terjadi, di
Indonesia, belum dicantumkan dalam label sertifikat benih.
Kriteria benih bermutu
Penggunaan benih bermutu dalam budi daya akan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan
sebelumnya, yaitu dari data (label) daya berkecambah dan nilai
kemurniannya. Dengan demikian, dapat diperkirakan jumlah benih yang akan
ditanam dan benih sulaman, diperkirakan jumlah benih yang akan ditanam
dan benih sulaman.
Secara fisik, benih bermutu menampakkan ciri-ciri berikut:
APTKJ.106.KK01
9
a) Benih bersih dan terbebas darikotoran, seperti potongan tangkai, biji-
bijian lain, debu dan kerikil.
b) Benih murni, tidak tercampur dengan varietas lain.
c) Warna benih terang dan tidak kusam.
d) Benih mulus, tidak berbercak, kulit tidak terkelupas.
e) Sehat, bernas, tidak keriput, ukurannya normal dan seragam. Selain
itu, benih dianggap bermutu tinggi jika memiliki daya tumbuh (daya
berkecambah) lebih dari 80% (tergantun jenis dan kelas benih) dan
nilai kadar air di bawah 13% (tergantung jenis benihnya; benih kedelai
mesti lebih rendah lagi).
Latihan.
1. Jelaskan pengertian dari Benih !
2. Apa definisi dari Teknik Pembenihan tanaman !
3. Jelaskan tentang pengertian teknik pembibitan tanaman!
4. Jelaskan apa peran perbenihan dalam pertanian !
5. Jelaskan benih berfmutu !
APTKJ.106.KK01
10
Kompetensi Dasar 2: Jenis-jenis dan karakteristik benih tanaman
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Siswa mampu menyebutkan jenis benih tanaman
Siswa mampu mengidentifikasi karakteristik benih tanaman
b. Uraian Materi
Ada dua jenis benih menurut karaktersistiknya Benih ORTODOKS
Benih ortodoks adalah benih yang mempunyai sifat lebih tahan
terhadap pengeringan atau suhu, benih ortodok umumnya dimiliki oleh
spesies-spesies tanaman setahun atau dua tahunan dengan ukuran benih
yang kecil, benih ortodok tahan pengeringan sampai kadar air mencapai 5 %
dan dapat disimpan dalam suhu rendah. Daya simpan dapat diperpanjang
dengan menurunkan kadar air dan suhu. Contoh tembakau ,kapas dll
REKALSITRAN
Benih rekalsitran peka atau tidak tahan terhadap pengeringan, benih
jenis ini tidak tahan disimpan pada suhu di bawah 20° C ,kelompok tanaman
ini menghasilkan benih yang tidak pernah kering pada tanaman
induknya.contonya kayu manis, pala, kelapa.
Benih-benih yang dikeringkan adalah benih yang termasuk kedalam
jenis ortodoks. Pengeringan benih dilakukan sebagai upaya untuk
menurunkan kadar air (KA untuk mendukung proses perkecambahan
optimal). Untuk benih-benih rekalsitran, maka tidak diperlukan proses
pengeringan. Hal ini dengan landasan bahwa benih rekalsitran apabila
diturunkan KA-nya akan mengakibatkan embrio menjadi mati, sehingga benih
menjadi tidak berkecambah. Dalam hal pengeringan, harus diperhatikan
tujuan akhir pengkondisian kadar air benih. Biasanya kadar air yang
direkomendasikan untuk benih ortodoks adalah 6-8% (apabila benih akan
disimpan tidak dalam jangka panjang). Sedangkan untuk benih ortodoks yang
akan disimpan cukup lama, maka pengkondisian kadar air dapat mencapai 2-
4%.
Berdasarkan komposisi bahan kimia yang dikandung benih , maka
benih dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Benih berpati
2. Benih berlemak
3. Benih berprotein
APTKJ.106.KK01
11
Benih berpati adalah jika kandungan patinya lebih dari 50 % tertapi
kandungan lemak dan proteinnya kurang dari 18 %, Benih berlemak adalah
jika kandungan lemaknya antara 18 % - 50 %, Benih berprotein adalah jika
kandungan proteinnya antara 18 % - 50 % dan kandungan lemaknya kurang
dari 18 % .
Kompetensi Dasar 3: Menjelaskan sifat benih
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat benih
Siswa mampu mengidentifikasi sifat benih tanaman
b. Uraian Materi
Ada beberapa sifat benih yaitu HIGROSKOPIS
Kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungan. EQUILIBRIUM
salah satu sifat yang selalu ingin berada dalam kondisi seimbang dengan kondisi disekitarnya.
SPONS Cepat menyerap air tapi tidak bisa menyimpan lama cepat hilang Kompetensi Dasar 4: Menjelaskan perlakuan benih
c. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Siswa mampu menyebutkan prosedur perlakuan benih
Siswa mampu melakukan perlakuan benih tanaman
Siswa mampu melakukan pengujian mutu benih
d. Uraian Materi
Dormansi adalah Proses beristirahatnya suatu tanaman, bagian tanaman,
atau jaringan walupun berada dalam kondisi pertumbuhan yang optimum
untuk menunjukkan pertumbuhan sewajarnya.
Perlakuan benih adalah suatu tindakan terhadap benih dengan maksud untuk
memecah dormansi atau melindungi benih dari pengaruh lingkungan
• Tujuan dari perlakuan benih antara lain :
a. Untuk mempercepat terjadinya proses Perkecambahan
b. Untuk mematahkan dormansi benih
c. Untuk mencegah adanya patogen yang Terbawa benih
d. Dapat disimpan lama
APTKJ.106.KK01
12
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya benih untuk
berkecambah,diantaranya adalah :
a. Benih terinfeksi patogen
b. Benih mengalami dormansi
TEKNIK PERLAKUAN BENIH
a. Perlakuan mekanis
Umumnya perlakuan mekanis dipergunakan untuk memecahkan benih
yang mempunyai kulit benih bersifat impermiabel terhadap air dan oksigen
serta kulit benih yang terlalu keras menyebabkan resistensi mekanis. Adapun
cara yang dapat dilakukan dengan perlakuan mekanis antara lain ; mengikir,
menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dengan pisau
dan menggoncang benih. Contoh : perlakuan benih kemiri yang memiliki kulit
tebal dan keras, yang bersifat impermeable terhadap air dan udara.
Sebelum dikecambahkan perlu digosok dengan kertas amplas pada bagian
kulitnya.
b. Perlakuan kimia
Perlakuan kimia adalah perlakuan dengan menggunakan bahan kimia.
Maksud dari perlakuan kimia ini adalah : Untuk menjadikan agar kulit benih
menjadi lebih lunak sehingga mudah dilalui air pada waktu penyerapan.
Untuk mencegah atau memberantas patogen yang terbentuk oleh
benih. Contoh : Benih sweet potato direndam dalam larutan asam sulfat
pekat selama 20 menit sebelum ditanam Benih jagung sebelum disimpan
diberi fungisida ridomil dengan konsentrasi 100 gram benih/1 gram fungisida.
c. Perlakuan fisis
Perlakuan fisis adalah perlakuan yang dilakukan terhadap benih
dengan memberi tindakan yang bersifat fisis. Perlakuan fisis ini dapat
dilakukan dengan cara :
Perendaman dengan air panas
Benih dimasukkan ke dalam air panas dan dibiarkan sampai menjadi
dingin selama beberapa waktu tertentu, agar kulit menjadi lunak sehingga
mudah dilalui air dan udara. Contoh : benih sengon (albasia) direndam pada
air mendidih selama 10-15 menit, kemudian diangkat dan dikecambahkan.
Uji Mutu Benih
Aspek pengujian benih yang dibahas dalam modul ini ditekankan pada mutu
fisik benih dan mutu fisiologis benih. Aspek pengujian mutu fisik benih
APTKJ.106.KK01
13
dilakukan terhadap kemurnian benih dan kadar air benih, sedangkan aspek
pengujian mutu fisiologi benih dilakukan terhadap daya kecambah dan
kekuatan tumbuh (vigor) benih.
Kegiatan Belajar 1 : Pengujian Kemurnian Benih
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat melakukan
pekerjaan pengujian kemurnian benih sesuai dengan ketentuan.
b. Uraian Materi
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman
memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak
tanaman maupun dalam mendapatkan produk hasil tanamannya. Namun
banyaknya spesies/varietas tanaman yang beraneka ragam ada
kecenderungan benih akan tercampur antara yang satu dengan yang lainnya.
Untuk menjamin penggunaan benih yang benar-benar murni, bersih, dan
tidak tercampur dengan bahan lainnya, salah satunya adalah dengan
melakukan pengujian kemurnian benih.
Kemurnian benih merupakan persentase dari berat benih murni yang
terdapat dalam suatu contoh benih.
Tujuan pengujian kemurnian benih adalah:
1. Untuk mengetahui komposisi benih yang ada dalam kelompoknya
2. Untuk mengetahui identitas dari berbagai spesies benih dan partikelpartikel
lainnya yang ada dalam kelompoknya
3. Untuk melindungi konsumen benih
Pada pengujian mutu benih, pengujian kemurnian benih biasanya
dilakukan terlebih dahulu sebelum pengujian benih yang lainnya dilakukan.
Setelah diperoleh benih murni maka dilanjutkan untuk pengujian yang
lainnya, misal pengujian kadar air, daya kecambah benih, pengujian kekuatan
tumbuh dan pengujian kesehatan benih. Nilai kadar air, daya kecambah,
kekuatan tumbuh dan kesehatan benih yang ingin diperoleh adalah dari benih
murni bukan nilai dari benih kotor.
Kegiatan Belajar 1 (Mengidentifikasi Komponen Yang Dianalisis)
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan dapat: 1. Menentukan tujuan analisis kemurnian fisik benih
APTKJ.106.KK01
14
2. Mendeskripsikan komponen benih yang meliputi, benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
3. Membedakan komponen benih yang meliputi, benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
b. Uraian Materi
Benih merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
usaha budidaya tanaman. Kualitas benih yang digunakan sangat
berpengaruh terhadap produksi tanaman yang akan diperoleh, oleh karena
itu kehati-hatian dalam memilih dan menentukan benih yang akan digunakan
sangat diperlukan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa varietas/spesies
tanaman yang ada sangat banyak, sehingga ada kemungkinan benih akan
tercampur antara satu varietas dengan varietas yang lain. Sebagai contoh,
pada tanaman Jagung yang menyerbuk silang. Pada satu tongkol dapat
terdapat beberapa biji yang tidak sama baik warna ukuran atau bentuknya.
Hal ini menunjukan bahwa pada satu tongkol tersebut terdapat beberapa
varietas seperti yang terlihat pada Gambar di bawah ini. Untuk menghindari
masalah tersebut maka diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam
mengidentifikasi komponen-komponen benih yang dikehendaki.
Gambar 1. Contoh Biji Jagung yang terkontaminasi oleh Varietas lain
Benih murni adalah benih yang ciri-cirinya sesuai dengan pernyataan
pengirim/sesuai dengan deskripsinya atau yang secara dominan
ditemukan di dalam contoh benih termasuk benih-benih varietas lain
dalam jenis tanaman tersebut. Yang termasuk dalam benih murni
adalah sebagai berikut:
a. benih utuh, benih yang masih muda, benih yang ukurannya kecil, benih
mengkerut dan benih yang sedikit rusak;
b. benih yang terserang penyakit atau benih yang mulai berkecambah,
tetapi masih dapat dikenali sebagai jenis benih yang diidentifikasi. Kalau
APTKJ.106.KK01
15
bentuknya sudah berubah maka benih tersebut dikelompokan menjadi
kotoran benih;
c. pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari setengah ukuran normal
(> ½ ukuran normal).
Benih Tanaman Lain
Merupakan benih tanaman selain benih yang tercantum dalam deskripsi
varietas atau selain yang tercantum dalam label dari pengirim.
Kotoran Benih
Kotoran yang dimaksud meliputi benih dan bagian dari benih serta bahan-
bahan lain yang bukan bagian dari benih seperti berikut ini.
a. Benih yang bukan benih sejati
b. Benih dari Leguminoceae, Cruciferae, Pinoceae, Taxaceae, Cupressaceae
dan Taxodiaceae yang kulit benihnya sudah terkelupas (tanpa kulit benih)
c. Pecahan benih yang ukurannya sama dengan atau kurang dari setengah
ukuran normal.
d. Benih rusak tanpa lembaga (sudah hancur/rusak berat)
e. Gabah hampa (empty glumes), floret (helai bunga yang berisi biji pada
Compositae) yang steril, tidak berisi biji.
f. Sekam, kulit benih,cangkang benih dan lain lain.
g. Bahan lain yang bukan bagian dari benih, seperti, tanah, kerikil pasir, batang tanaman, daun, tangkai bunga,kulit batang dan lain-lain.
c. Rangkuman
Kualitas benih sangat mempengaruhi produktifitas tanaman yang akan diperoleh, sehingga perlu ketelitian dalam menentukan benih yang akan digunakan dalam usaha budidaya tanaman. Komponen yang perlu diperhatikan pada saat melakukan analisis kemurnian fisik benih adalah, benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih.
d. Tugas Untuk memperluas pemahaman tentang Mengidentifikasi Komponen yang Dianalisis dalam analisis kemurnian fisik benih kerjakanlah tugas-tugas dibawah ini.
1). Bacalah referensi tentang komponen kemurnian fisik benih yang akan dianalisa, kemudian buatlah ringkasannya.
APTKJ.106.KK01
16
2). Carilah informasi ke Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau Instansi/Perusahaan Benih tentang analisis komponen kemurnian fisik benih yang meliputi:
a). Bahan dan alat yang digunakan. b). Komponen-komponen kemurnian fisik benih. c). Laporan hasil pengujian analisis kemurnian fisik benih. d). Selanjutnya hasilnya dicatat.
3). Lakukan diskusi dari hasil ringkasan dan referensi yang sudah dipelajari. Diskusi dilakukan bersama teman dalam kelas dibawah bimbingan guru pembimbing. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi Anda.
4). Hasil ringkasan, catatan dan hasil kegiatan ke tempat pemngujian benih yang telah disesuaikan dan disetujui guru pembimbing selanjutnya di administrasikan sebagai bukti belajar. e. Test Formatif
1) Apa yang dimaksud dengan Benih Murni ? 2) Tuliskan komponen apa saja yang harus dianalisis pada kemurnian fisik
benih 3) Mengapa benih suatu varietas perlu dianalisis sesuai dengan komponen
kemurnian fisik benih ? 4) Apa saja yang termasuk kedalam komponen benih tanaman lain ? 5) Bagian apa saja yang termasuk kedalam kotoran benih ? berikan
contohnya !
f. Kunci Jawaban 1) Benih murni adalah benih yang ciri-cirinya sesuai dengan
pernyataan pengirim/sesuai dengan deskripsinya atau yang secara dominan ditemukan di dalam contoh benih termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut.
2) Yang termasuk komponen kemurnian fisik benih adalah seperti
berikut ini. - Benih murni - Benih tanaman lain/Varietas lain - Kotoran Benih - Benih Gulma
3) Benih suatu varietas perlu dianalisis sesuai dengan komponen
kemurnian fisik benih karena dilapangan yang sering terjadi adalah bahwa hasil panen suatu varietas sering tercampur dengan varietas atau tanaman lain dan masih banyak kotorannya, sedangkan untuk benih yang kualitasnya baik harus memiliki kemurnian yang tinggi, (minimal 98 %, tergantung kelas benih yang akan dihasilkan).
4) Yang termasuk benih tanaman lain/Varietas lain adalah benih
tanaman selain benih yang tercantum dalam deskripsi varietas atau selain yang tercantum dalam label dari pengirim.
APTKJ.106.KK01
17
5) Kotoran benih yang dimaksud meliputi komponen berikut ini. a). Benih dan bagian dari benih, contohnya;
benih yang bukan benih sejati. pecahan benih yang ukurannya sama dengan atau
kurang dari setengah ukuran normal. b). Bahan lain yang bukan bagian dari benih, contohnya;
tanah, kerikil; batang tanaman, daun kering.
g. Lembar Kerja
1) Alat dan Bahan. Alat.
a). Wadah. b). Pinset. c). Loupe/Kaca Pembesar. d). Meja Kemurnian/Meja Kerja.
Gambar 2. Wadah, Loupe, dan pinset yang akan digunakan dalam analisis komponen kemurnian benih
2) Bahan.
a).Contoh Benih yang akan dianalisis.
b)Deskripsi Benih Varietas tanaman yang dianalisis.
Gamba 3. Contoh benih yang akan
dianalisis
APTKJ.106.KK01
18
3). Langkah Kerja
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. b) Sebarkan contoh kerja kemurnian benih di atas meja kerja
secara bertahap sesuai dengan jumlah benih yang akan dianalisis dan ukuran meja kerjanya.
Gambar 4. Penyebaran benih yang akan diidentifikasi
c) Amati dan identifikasi setiap benih secara visual berdasarkan
penampakan morfologinya (bentuk, warna, ukuran, kilap, tekstur bagian luar) .
Gambar 5. Pengamatan dan pemisahan komponen benih yang diidentifikasi
d) Pisahkan masing-masing komponen dari contoh kerja/benih menjadi komponen benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih.
e) Masukan hasil kerja Anda ke dalam wadah yang transparan dan berikan identitas tentang:
Nama Siswa Jenis Komponen Tanggal Analisis
f) Bersihkan meja dan tempat kerja dari kotoran, kemudian kembalikan alat-alat dalam keadaan baik dan bersih pada tempat semula.
APTKJ.106.KK01
19
1 Kegiatan Belajar 2 (Menerapkan Prosedur Uji Kemurnian)
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan pemelajaran ini Anda diharapkan dapat: Mengambil contoh kerja kemurnian benih sesuai dengan
prosedur (Standar ISTA) Mengidentifikasi komponen kemurnian benih Menghitung komponen kemurnian benih berdasarkan
prosentase berat komponen dalam contoh benih.
b. Uraian Materi Pengujian benih sangat penting artinya sebab dengan terujinya benih
yang akan digunakan, berarti para pengguna benih terhindar dari berbagai kerugian yang dapat terjadi pada usahataninya akibat dari rendahnya kualitas benih yang digunakan. Analisis kemurnian benih merupakan kegiatan untuk menelaah kapositipan fisik komponen-komponen benih, termasuk pula prosentase berat dari benih murni , benih tanaman lain/benih varietas lain, biji-bijian herba/Gulma dan kotoran benih.
Tujuan dari analisis kemurnian benih adalah untuk menentukan komponen benih berdasarkan berat komponen dalam contoh benih yang mencerminkan komposisi benih dalam lot. Selain itu juga untuk mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran yang terdapat dalam contoh benih. Analisis kemurnian fisik benih dilakukan terhadap sample benih yang dikirim ke laboratorium. Analisis kemurnian benih ini sebaiknya dilakukan pertama kali sebelum pengujian-pengujian yang lain dilakukan, sebab nilai pengujian lain yang ingin diperoleh, misalnya daya kecambah, kadar air, kesehatan benih adalah nilai dari benih murninya bukan dari benih campuran. Prinsip dari analisis kemurnian di laboratorium adalah memisahkan contoh benih dalam 3 (tiga) komponen yaitu komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih. Selanjutnya ketiga komponen tersebut diprosentasekan berdasarkan beratnya. Contoh kerja merupakan contoh benih yang akan digunakan dalan analisis kemurnian di laboratorium. Contoh kerja ini memegang peranan yang sangat penting dalam satu proses analisis kemurnian, sebab apabila contoh kerja yang akan digunakan tidak sesuai dengan ketentuan / yang dipersyaratkan maka hasil dari analisis tersebut tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendapatkan contoh kerja dalam analisis kemurnian fisik benih yang memenuhi persyaratan/sesuai dengan ketentuan harus berpedoman pada aturan yang berlaku (pedoman dari ISTA), baik dalam menentukan asal benih yang akan diambil contoh kerjanya, berat minimum contoh kerja, penentuan contoh kerja dan cara pengambilan contoh kerjanya. (pelajari modul cara pengambilan contoh benih). Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah penimbangan. Penimbangan contoh kerja sesuai dengan ketentuan harus dilakukan dengan tepat, sampai dengan ketelitian yang dipersyaratkan, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:
APTKJ.106.KK01
20
Berat Contoh Kerja
(gram) Desimal
Penimbangan Contoh Hasil
Penimbangan (gram) < 1 4 0,2345
1,000 - 9,999 3 2,345
10,000 - 99,99 2 23,45
100,0 - 999,9 1 234,5
> 1000 0 2345
c. Rangkuman
Analisis kemurnian dilakukan pada contoh benih yang dikirim ke
laboratorium dan dikerjakan sebelum melaksanakan pengujian yang lain seperti daya kecambah, kadar air, dan kesehatan benih. Analisis kemurnian fisik benih ini prinsipnya adalah dengan memisahkan komponen kemurnian yang berupa benih murni, benih tanaman lain/varietas lain, dan kotoran benih. Selanjutnya ketiga komponen tersebut diprosentasekan berdasarkan beratnya.
Contoh kerja yang akan digunakan dalam analisis kemurnian memegang peranan yang sangat penting dalam satu proses analisis kemurnian, sebab apabila contoh kerja yang akan digunakan tidak sesuai dengan ketentuan / yang dipersyaratkan maka hasil dari analisis tersebut tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu dalam pengambilan contoh kerjanya harus menggunakan pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan (pedoman dari ISTA).
d. Tugas
Untuk memperluas pemahaman tentang Menerapkan Prosedur Analisis Kemurnian Fisik Benih, kerjakanlah tugas-tugas dibawah ini ;
1) Bacalah referensi tentang prosedur analisis kemurnian benih, kemudian buatlah ringkasannya.
2) Carilah informasi ke Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) atau Instansi/Perusahaan Benih tentang prosedur analisis komponen kemurnian fisik benih yang meliputi: a). Bahan dan alat yang digunakan b). Komponen-komponen kemurnian fisik benih c). Berat contoh kerja. d). Perhitungan prosentase kemurnian benih dan komponen
lainnya. e). Laporan hasil pengujian analisis kemurnian fisik benih, f). Selanjutnya hasilnya dicatat.
3) Lakukan diskusi dari hasil ringkasan dan referensi yang sudah dipelajari. Diskusi dilakukan bersama teman dalam kelas dibawah bimbingan guru pembimbing. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi Anda.
APTKJ.106.KK01
21
4) Hasil ringkasan, catatan dan hasil kegiatan ke tempat pengujian benih yang telah disesuaikan dan disetujui guru pembimbing selanjutnya di administrasikan sebagai bukti belajar.
e. Tes Formatif
1) Apa yang dimaksud dengan analisis kemurnian fisik benih ? 2) Mengapa analisis kemurnian fisik benih harus dilakukan pada
awal pengujian sebelum pengujian benih yang lain ? 3) Bagaimana prinsip dalam melakukan analisis kemurnian benih ! 4) Penyediaan dan pengambilam contoh kerja harus benar-benar
homogen dan mewakili seluruh jumlah benih yang akan dianalisis, Jelaskan mengapa demikian ?
Apa akibatnya apabila dalam pelaksanaan budidaya tanaman menggunakan benih yang memiliki nilai kemurnian benih yang rendah !
f. Kunci Jawaban
1) Analisis kemurnian fisik benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang kapositipan fisik komponen-komponen benih, termasuk pula prosentase berat dari benih murni , benih tanaman lain / benih varietas lain, biji-bijian herba/Gulma dan kotoran benih.
2) Analisis kemurnian benih ini sebaiknya dilakukan pertama kali
sebelum pengujian-pengujian yang lain dilakukan, sebab nilai pengujian lain yang ingin diperoleh, misalnya daya kecambah, kadar air, kesehatan benih adalah nilai dari benih murninya bukan dari benih campuran.
3) Prinsip dari analisis kemurnian di laboratorium adalah
memisahkan contoh benih dalam 3 (tiga) komponen yaitu komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih. Selanjutnya ketiga komponen tersebut diprosentasekan berdasarkan beratnya.
4) Contoh kerja yang akan digunakan dalam analisis kemurnian
memegang peranan yang sangat penting dalam satu proses analisis kemurnian, sebab apabila contoh kerja yang akan digunakan tidak sesuai dengan ketentuan / yang dipersyaratkan maka hasil dari analisis tersebut tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.
5) Akibat penggunaan benih yang nilai kemurniannya rendah akan
mempengaruhi pada keseragaman pertumbuhan tanaman dilapangan. Tanaman yang berasal dari benih dengan nilai kemurnian yang rendah akan memperlihatkan pertumbuhan yang tidak seragam, karena adanya campuran dari tanaman lain/varietas lain. Hal ini akan mempengaruhi pada waktu panen yang tidak dapat serentak serta produk yang dihasilkan tidak akan seragam/ tidak sesuai dengan yang diharapkan.
APTKJ.106.KK01
22
gLembar Kerja
1) Alat dan Bahan a). Contoh benih yang akan dianalisis b). Koleksi benih sebagai acuan benih yang akan dianalisis c). Meja kemurnian/ meja kerja d). Kursi kerja/ kursi analisis e). Wadah f). Timbangan (Timbangan kasar dengan kapasitas 1 kg serta
timbangan analit dengan ketelitian 3 atau 4 desimal), berikut ini adalah contoh-contoh timbangan yang dapat digunakan dalam analisis kemurnian fisik benih.
Gambar 7. Timbangan Digital Sartorius sebelum dikalibrasikan
Gambar 6. Timbangan Halus dengan ketelitian sampai dua angka dibelakang koma (0,01 gram)
APTKJ.106.KK01
23
Gambar 9. Timbangan Halus dengan ketelitian satu angka di belakang koma (0,1 gram)
Gambar 8. Timbangan Digital Sartorius setelah dikalibrasikan
APTKJ.106.KK01
24
Kalkulator Pembagi mekanik (Soil Divider /Centrivugal Divider /Conical
Divider) Pinset Kaca pembesar (Loupe)
2) Langkah Kerja a) Pengambilan contoh kerja kemurnian
Ambil contoh kerja dari contoh kirim dengan menggunakan alat pembagi mekanik misalnya Soil Divider/Mini Soil Divide/ Centrifugal Divider atau Conical Divider atau dengan menggunaka Metode Sendok (Spoon Method) atau dengan cara parohan yang dimodifikasi (Lihat Modul Pengambilan Contoh Benih)
Gambar. PemGambar 11. Pembagi Mekanik Conical Divider
Gambar 10. Timbangan Analitik (manual)
Benih dimasukan pada pembagi mekanik
Benih yang sudah dipisahkan
APTKJ.106.KK01
25
Gambar 12. Pembagi Mekanik Centrifugal Divider. Gambar 13. Pembagi Mekanik Soil Divider.
Untuk metode analisis Simplo, contoh kerja diambil satu kali Untuk metode analisis Duplo , contoh kerja diambil dua kali,
yaitu dua kali setengah berat contoh kerja Timbang masing-masing contoh kerja yang sudah diperoleh
dalam satuan gram, baik simplo maupun duplo dengan katentuan desimal penimbangan sampai pada ketelitian yang dipersyaratkan seperti pada tabel tingkat ketelitian penimbangan yang dipersyaratkan pada meteri pemelajaran.
b) Sebarkan contoh kerja kemurnian yang akan dianalisis di atas
meja kemurnian/meja kerja secara bertahap sesuai dengan jumlah benih dan ukuran meja kerjanya.
Gambar 14. Menyebarkan benih yang akan dianalisis di atas meja kerja
Benih dimasukan pada pembagi
Benih yang sudah dipisahkan
Benih dimasukan pada pembagi mekanik
Benih yang cadah dipisahkan
APTKJ.106.KK01
26
c) Lakukan identifikasi pada setiap benih secara visual berdasarkan
penampakan morfologinya (bentuk , ukuran, warna kilap, tekstur bagian luar) dan atau penampakannya dibawah cahaya.
Gambar 15. Memisahkan benih sesuai dengan komponen kemurnian
benih yang sedang diidentifikasi. d) Pisahkan masing-masing komponen dari contoh kerja/benih
menjadi komponen benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih.
e) Timbang setiap komponen yang dianalisis dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sama dengan contoh kerja.
Gambar 16. Menimbang hasil analisis kemurnian fisik benih. f) Catat semua hasil penimbangan pada lembar pengamatan. g) Masukan semua komponen yang sudah ditimbang pada wadah
yang transparan dan beri identitas berupa: Nama Siswa Jenis Komponen Berat komponen Tanggal Analisis
h) Simpan hasil analisis sebagai bukti belajar. i) Jumlahkan berat ketiga komponen yang dianalisis kemudian
bandingkan dengan berat contoh kerja awal. Apabila selisihnya
APTKJ.106.KK01
27
lebih besar dari 5 % (kehilangan lebih besar dari 5 %), maka analisis harus ulang. Faktor kehilangan yang diperbolehkan maksimal 5 %, dan dihitung dengan menggunakan rumus:
%5%100 x
CKKBBTLBMCK
j) Hitung prosentase untuk tiap kompenen kemurnian dengan
menggunakan rumus:
% BM = %100xKBBTLBM
BM
% BTL = %100xKBBTLBM
BTL
% KB = %100xKBBTLBM
KB
Semua penimbangan dinyatakan dalam satuan gram. Keterangan: BM = Benih Murni BTL = Benih Tanaman Lain KB = Kotoran Benih CK = Contoh Kerja
k) Jumlahkan prosentase ketiga komponen tersebut. Jumlah total
harus 100 %, jika jumlah tersebut tidak 100 % maka harus dilakukan pengurangan pada komponen dengan prosentase tertinggi atau penambahan pada komponen dengan prosentase terendah.
l) Laporkan hasil perhitungan dengan menuliskan pada lembar pengamatan yang tersedia. Hasil analisis ditulis dalam prosentase dengan 1 (satu) desimal (satu angka dibelakang koma). Komponen yang beratnya kurang dari 0,05 % ditulis 0,0 % dan diberi keterangan trace dan dicantumkan jenis komponennya. Apabila terdapat komponen yang hasilnya nihil (tidak terdapat komponen yang diamati) maka pada laporan dituliskan 0,0 % (tidak boleh dikosongkan).
m) Bersihkan meja dan tempat kerja dari kotoran, kemudian kembalikan alat-alat dalam keadaan baik dan bersih pada tempat semula.
APTKJ.106.KK01
28
LEMBAR PENGAMATAN LEMBAR ANALISIS KEMURNIAN Tanggal
No. Lab
Berat Contoh Kerja
(Gram)
Berat Komponen (Gram)
Prosen (%) Komponen
Benih murni
Benih Tanaman
Lain
Kotoran Benih
Benih murni Benih Tanaman Lain
Kotoran Benih
APTKJ.106.KK01
29
Catatan: ………………………………. Tanggal : Tanggal : Nama Siswa : Penguji : Paraf : Paraf :
APTKJ.106.KK01
30
LEMBAR PENGUJIAN CONTOH BENIH Jenis Tanaman / Nama Latin : Varietas : Kelas Benih : ANALISIS KEMURNIAN CONTOH KIRIMAN: …….. Gram CONTOH KERJA: ……….Gram
Komponen
Berat (Gram)
Prosen (%) Berat
Keterangan
Benih Murni (BM)
Benih Tanaman Lain (BTL)
Kotoran Benih (KB)
Jumlah
Catatan: ………………………………. Tanggal : Tanggal : Nama Siswa : Penguji : Paraf : Paraf :
APTKJ.106.KK01
31
EVALUASI KOGNITIF SKILL 1. Tuliskan bagaimana prosedur analisis kemurnian fisik benih ! 2. Pada kemasan benih 25 gram, tertulis kemurnian benih 98 %.
Jelaskan apa artinya ? 3. Pada suatu analisis kemurnian benih Jagung (Zea mays), diperoleh
data sebagai berikut: Berat contoh kirim : 1.000 gram. Berat contoh kerja : 900 gram. Berat tanah dan pasir : 12,8 gram. Berat tanaman lain/varietas lain : 19,5 gram. Berat benih jagung murni : 866.5 gram.
Pertanyaan: a. Apakah analisis perlu diulang atau tidak ? b. Hitung prosentase masing-masing komponen ?
EVALUASI PSIKOMOTORIK SKILL
Untuk evaluasi Psikomotorik peserta harus mampu melakukan pratik keterampilan dengan observasi sebagai berikut:
No KRITERIA YA TIDAK 1
Contoh kerja diambil dari contoh kirim / benih contoh.
2
Contoh kerja ditimbang secara teliti dan tepat sesuai dengan jumlah contoh kerja yang harus ditimbang.
3
Contoh kerja analisis kemurnian diidentifikasi dan dipisahkan menjadi komponen: Benih Murni. Benih Tanaman Lain. Kotoran Benih.
4
Komponen hasil analisis ditimbang secara teliti dan tepat.
5
Hasil analisis dijumlahkan dan dibandingkan dengan berat contoh kerja. Selisih antara jumlah seluruh
APTKJ.106.KK01
32
komponen yang dianalisis dengan berat contoh kerja kurang dari 5 % dan dihitung dengan rumus:
%5%100
xCK
KBBTLBMCK
6
Masing-masing komponen kemurnian dihitung prosentasenya dengan rumus:
% BM = %100xKBBTLBM
BM
% BTL = %100xKBBTLBM
BTL
% KB = %100xKBBTLBM
KB
Apabila ada jawaban “ Tidak “ pada salah satu kriteria di atas, maka Anda harus mengulangi kegiatan Analisis kemurnian fisik benih sampai semua kriteria dijawab “ Ya “. Sedangkan apabila semua kriteria dijawab “ Ya “ berarti Anda sudah kompeten dalam kegiatan analisis kemurnian fisik benih dan dapat melanjutkan pada kompetensi berikutnya. A. EVALUASI ATTITUDE SKILL.
Penilaian ini dilakukan dengan pendekatan Metode Fish Bean dengan format sebagai berikut:
No
Atribut Skor Penilaian
Believe (Preferensi Siswa)
Evaluation (Guru/ Instruktur))
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Disiplin.
2 Taat Azas.
3 Kemauan untuk bekerja keras.
4 Mengakses dan mengorganisas informasi.
5 Kemauan untuk memperoleh hasil terbaik.
6 Tanggung jawab.
7 Kemandirian.
8 Memecahkan masalah.
Catatan:
APTKJ.106.KK01
33
Untuk mengisi skor sikap Anda dalam melaksanakan kegiatan analisis kemurnias fisik benih, anda hanya mengisi kolom Believe pada tiap atribut sesuai dengan apa yang Anda rasakan selama melaksanakan kegiatan belajar pada kompetensi menganalisis kemurnian fisik benih. Sedangkan untuk kolom Evaluation akan diisi oleh Guru. Selanjutnya untuk nilai Attitude digunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Attitude =
xnxxBnxEn
559 , dimana
Bn : Nilai Belive En : Nilai Evaluation n : Jumlah Atribut
Pedoman Penilaian Soal Kognitif
No
Kunci Jawaban Alternatif Jawaban Skor
1 Prosedur analisis kemurnian fisik benih adalah sebagai berikut: Ambil contoh kerja dari contoh
kirim/ contoh benih yang akan dianalisis
Timbang contoh kerja sesuai dengan ketentuan
Amati dan identifikasi contoh kerja yang dianalisis
Pisahkan masing-masing komponen kemurnian menjadi benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih.
Timbang masing-masing komponen hasil analisis.
Jumlahkan seluruh komponen yang dihasilkan dan bandingkan dengan berat contoh kerja, apakah kehilangan kurang dari 5 % atau lebih dari 5 %.
Hitung prosentase masing-masing komponen dari contoh kerja yang dianalisis
Jawaban sesuai Jawaban tidak sesuai
3,0 0
APTKJ.106.KK01
34
2 Arti tulisan kemurnian 98 % pada kemasan benih 25 gram adalah bahwa dalam kemasan benih 25 gram terdapat benih murni sebanyak:
gramgramx 5,242510098
dan benih tanaman lain serta kotoran benih sebanyak 25 – 24,5 = 0,5 gram.
Jawaban sesuai Jawaban tidak sesuai
2,0 0
No Kunci Jawaban Alternatif Jawaban Skor
3 Diketahui:
Berat contoh kirim = 1000 g Berat contoh kerja = 900 g Kotoran benih = 12,8 g Benih tanaman lain = 19,5 g Benih murni = 866,5 g a. Koreksi kehilangan
%5%100 x
CKKBBTLBMCK
%100900
8,125,195,866900 x=
0,133 berarti aliasis tidak perlu diulang b. Prosentase tiap komponen
adalah:
% BM = 4.968.8985.866
% BTL = 17.28.898
5.19
% KB = 42.18.898
8.12
karena jumlah total hanya 99.99 % maka untuk % KB ditambah 0.01 % menjadi 1,43 %
Jawaban sesuai Salah satu jawaban a
/ b sesuai Jawaban tidak sesuai
5,0 2,5 0
APTKJ.106.KK01
35
Metetapkan Kadar Air Benih Sub Kompetensi : Menentukan Metode Pengujian Kadar Air
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 diharapkan mampu menentukan metode penetapan kadar air benih berdasarkan jenis/komoditi tanaman
b. Uraian Materi 1
Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar air benih tergantung pada jenis tanaman. Secara garis besar dapat digolongkan atas :
1. Metode dasar
Adalah metode penetapan kadar air benih berdasarkan atas pengukuran kehilangan benih yang diakibatkan oleh pemanasan pada kondisi tertentu. Termasuk dalam metode dasar adalah :
a. Metode Oven Suhu Rendah Konstan ( 101-105 )0 C Metode ini cocok untuk jenis tanaman berikut :
No. Jenis Tanaman Waktu ( jam ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Bawang Kacang Tanah*) Kool, PetSai, Sawi Cabe Kedelai*) Kapas*) Terong Wijen Lobak Jarak*) Semua tanaman pohon
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Sumber : ISTA Rules, 1999 *) Benih harus dihancurkan. Sedangkan untuk prosedur kerjanya adalah :
1. Bersihkan alat dan cawan/wadah sebelum dipakai, jika wadah basah maka dipanaskan terlebih dahulu dengan oven suhu 1300C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator
2. Nyalakan oven dan atur suhunya hingga mencapai 101 – 105 0 C 3. Timbang cawan + tutup sebelum digunakan (A1). 4. Lakukan penghancuran ukuran benih yang besar dengan cara
penggilingan dengan grindel atau diiris. 5. Timbang contoh kerja sesuai dengan diameter wadah. 6. Masukkan contoh kerja ke dalam cawan dan ditimbang beserta
tutupnya (A2) 7. Masukkan cawan berisi contoh kerja + tutup tersebut ke dalam
oven. 8. Buka tutup cawan dan letakkan masing-masing tutup cawan di
sampingnya kemudian dikeringkan pada suhu 101 – 105 0 C selama ( 17 ± 1) jam.
APTKJ.106.KK01
36
9. Bila sudah selesai cawan ditutup, keluarkan dari oven dan dinginkan di dalam desikator selama 30 – 45 menit.
10. Timbang cawan + isi + tutup (A3). 11. Hitung kadar air benih.
Saat mengerjakan penetapan kadar air ini, kelembaban udara nisbi/ relatif laboratorium harus kurang dari 70 %.
b. Metode Oven Suhu Tinggi Konstan (130 – 133)0 C Metode ini cocok untuk jenis tanaman sebagai berikut :
Sumber : ISTA Rules, 1999 *) Benih harus dihancurkan/digiling Prosedur kerja Metode Oven Suhu Tinggi Konstan :
1. Prosedur kerja metode oven suhu tinggi konstan ini sama dengan metode suhu rendah konstan.
2. Atur suhu 130 – 133 0 C selama 4 jam untuk jagung, 2 jam untuk serealia lainnya dan 1 jam untuk jenis tanaman lainnya.
2. Metode Cepat/Praktis
Adalah metode penetapan kadar air benih berdasarkan atas sifat konduktifitas dan dielektrik benih yang keduanya tergantung dari kadar air dan temperatur benih. Metode ini dikatakan cepat/praktis karena pengerjaannya berlangsung lebih cepat dan
No.
Jenis Tanaman Waktu ( jam )
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Seledri Asparagus Bit Gula Semangka Ketimun Waluh Wortel Jelai*) Selada Tomat Tembakau Padi*) Kacang Kapri*) Kacang Hijau*) Buncis*) Rumput Gajah Sorgum*) Sepinach Gandum Kacang Panjang*) Kacang Tunggak*) Jagung *)
1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 4
APTKJ.106.KK01
37
mudah tetapi hasilnya kurang teliti. Termasuk dalam metode cepat/praktis adalah :
a. Metode Moisture Tester Dole 400
Prosedur kerja penggunaan Dole 400 adalah : 1. Siapkan alat pengukur kadar air Moisture Tester Dole 400 2. Pasang baterai pada tempatnya dan cek apakah alat bekerja atau
tidak. 3. Siapkan perlengkapan pelaksanaan, seperti kantong
plastik/wadah, buku harian kerja, alat tulis, dan sendok benih. 4. Siapkan contoh kirim yang akan ditetapkan kadar airnya. 5. Putarlah tomboh sehingga ada dalam posisi balance. 6. Homogenkan benih dengan cara mengaduk secara cepat
kemudian masukkan contoh kirim ke alat penmbang benih hingga tercapai kesetimbangan (tuas up seimbang. Pada tahap ini diperoleh contoh kerja.
7. MAsukkan contoh kerja ke dalam ruang Dole, tekan tombol daya dan rubahlah geseran jarum balance dengan cara memutar putaran skala samapi kedudukan normal dantidak bergerak.
8. Catatlah geseran skala. 9. Amati temperatur ruang yang tertera pada alat pengukur kadar
air. 10. Dalam keadaan normal temperatur dalam rauang Dole 80 0 F
setiap pengurangan 20F, maka perhitungan kadar air ditambah 0,1 %, sedangkan bila terdapat penambahan 2 0 F maka perhitungan kadar air dikurangi 0,1 %.
11. Hitung kadar air benih dengan cara menghitung besarnya geseran skala pembacaan dikurang/ditambah besarnya penyimpangan temperatur.
12. Ulangi pekerjaan sebanyak 2 kali. 13. Antara ulangan I dan II perbedaannya tidak boleh lebih dari 0,2
%. 14. Catat hasil pengukuran dalam buku harian kerja. 15. Masukkan data yang didapat ke dalam kartu pengujian. b. Metode Desiccant
Prinsip kerja dari metode ini adalah benih dimasukkan dalam botol yang sebelumnya botol telah diisi zat pengedap air (Dessiccant). Selanjutmya dalam beberapa saat akan terjadi penurunan berat benih. Kehilangan berat ini dianggap sebagai kadar air benih.
c. Rangkuman Kegiatan Belajar 1
Metode penentuan/penetapan kadar air benih pada pokoknya dikelompokkan menjadi metode dasar dan metode
Gambar. Oven
APTKJ.106.KK01
38
cepat/praktis. Pada metode dasar benih dipanaskan pada temperatur tertentu (103 ± 2) 0 C untuk metode oven suhu rendah konstan dan 130 -133 0 C untuk metode oven suhu tinggi konstan sampai mencapai berat yang tetap. KEhilangan berat akibat pemanasan ditentukan dandianggap kadar air benih. Sedangkan pada metode praktis/cepat penetapan kadar air benih berdasarkan sifat konduktifitas dan dielektrik benih.
d. Tes Formatif 1 1. SEbutkan apa yang anda ketahui tentang kadar air benih ? 2. Sebutkan secara garisbesar 2 metode penetapan kadar air
benih dan jelaskan prinsip dari kedua metode tersebut ! 3. Jelaskan prosedur kerja penetapan kadar air benih dengan
metode oven suhu rendah konstan ! 4. Mengapa pada saat mengerjakan penetapan kadar air
benih, kelembaban nisbi/relatif ruang laboratorium harus kurang dari 70 %.
e. Kunci jawaban 1
1. Kadar air benih adalah jumlah air yang terkandung dalam benih atau berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan yang dinyatakan dalam prosentase terhadap berat awal contoh benih.
2. MEtode penetapan kadar air secara garis besar yaitu : a. MEtode dasar : pada metode dasar, benih dipanaskan
pada temperatur tertentu (103 ± 2) 0 C untuk metode suhu rendah konstan dan 130 -133 0 C untuk metode oven suhu tinggi konstan sampai mencapai berat yang tetap. KEhilangan berat akibat pemanasan ditentukan dan dianggap kadar air benih.
b. Metode praktis/cepat pada metode ini penetapan kadar air benih berdasarkan sifat konduktifitas dan dielektrik benih
3. Prosedur kerja metode oven suhu rendah konstan sebagai berikut : a. Bersihkan alat dan cawan/wadah sebelum dipakai, jika
wadah basah maka dipanaskan terlebih dahulu dengan oven suhu 1300C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator
b. Nyalakan oven dan atur suhunya hingga mencapai 101 – 105 0 C
c. Timbang cawan + tutup sebelum digunakan (A1). d. Lakukan penghancuran ukuran benih yang besar
dengan cara penggilingan dengan grindel atau diiris. e. Timbang contoh kerja sesuai dengan diameter wadah. f. Masukkan contoh kerja ke dalam cawan dan ditimbang
beserta tutupnya (A2) g. Masukkan cawan berisi contoh kerja + tutup tersebut ke
dalam oven. h. Buka tutup cawan dan letakkan masing-masing tutup
cawan di sampingnya kemudian dikeringkan pada suhu 101 – 105 0 C selama ( 17 ± 1) jam.
APTKJ.106.KK01
39
i. Bila sudah selesai cawan ditutup, keluarkan dari oven dan dinginkan di dalam desikator selama 30 – 45 menit.
j. Timbang cawan + isi + tutup (A3). k. Hitung kadar air benih. Saat mengerjakan penetapan kadar air ini, kelembaban udara nisbi/ relatif laboratorium harus kurang dari 70 %.
4. Kelembaban nisbi/relatif harus kurang dari 70 % sebab benih merupakan material yang higroskopis, karenanya keadaan ini tergantung pada kelembaban relatif dan temperatur udara. Jika tekanan uap air diluar air lebih tinggi (kelembaban relatif lebih dari 70 % ), maka uap akan menerobos masuk ke dalam benih dan sebaliknya apabila tekanan uap air dalam benih lebih besar dari tekanan udara disekitarnya maka uap air akan menerobos dan keluar dari dalam benih.
f. Tugas 1
Supaya pengetahuan dan wawasan anda lebih berkembang, ada tugas-tugas yang harus dilakukan yaitu : 1. Cari dan bacalah dengan seksama bukureferensi tentang
penetapan kadar air benih dan buatlah ringkasannya. 2. Lakukan observasi ke Balai Pengembangan Mutu Benih
Tanaman/Perusahaan penangkar benih terdekat dan tanyakan perihal : a. metode uji yang digunakan b. Prosedur pengujian c. Pengoperasian dan perawatan alat. d. Buatlah laporan hasil observasi.
3. Hasil ringkasan danhasil observasi tersebut anda diskusikan dengan teman sekolah dan guru pembimbing serta diadministrasikan sebagai bukti belajar.
g. Lembar kerja 1.
Menentukan metode kadar air benih 1. ALat dan bahan
a. ALat tulis menulis b. Alat penetapan kadar air. c. Buku referensi tentang penetapan kadar air benih d. Format menentukan metode penetapan kadar air benih e. Aneka benih tanaman.
2. Keselamatan kerja a. Periksa dan teliti kelayakan alat dan bahan yang akan
digunakan b. Jagalah kebersihan dankeutuhan alat yang digunakan. c. Setelah selesai, kembalikan dan simpan alat dan atau
sisa bahan pada tempatnya.
3. Langkah kerja. a. Siapakan alat dan bahan yang diperlukan
APTKJ.106.KK01
40
b. periksa secara teliti jenis-jenis benih yang disediakandan identifikasikan namanya.
c. Buatlah format menentukan metode penetapan kadar air benih.
d. Isilah format dengan memberi tanda √ sesuai dengan ketentuan metode.
Contoh format menentukan metode penetapan kadar air benih.
No. Jenis Tanaman
Metode Ket OSRK
*) OSTK*
) MTD*
) DSC*)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Keterangan : OSRK : Oven Suhu Rendah Konstan OSTK : Oven Suhu Tinggi Konstan MTD : Moisture Tester Dole 400 DSC : Dessiccant
1. Kegiatan Belajar 2 Kompetensi : Menetapkan kadar air benih Sub Kompetensi : 1. Melakukan grinding (penghancuran benih) 2. Melakukan pre drying (pengeringan pendahuluan) 3. Menetapan metode kadar air benih dengan metode oven 4. Menyimpan hasil uji / mendokumentasikan hasil uji. a. Tujuan kegiatan belajar 2
Peserta diklat dapat melakukan penetapan kadar air benih dengan metode oven
b. Uraian materi 2 Kadar air benih adalah jumlah air yang terkandung dalam benih atau berat air yang hilang karena pemanasan sesuaidengan aturan yang ditetapkan dalam prosentase berat awal contoh benih. Perlu diketahui bahwa air yang terdapat dalam benih ini, karena adanya 2 tipe yang mengikatnya yaitu : 1. Air yang terikat secara kimiawi.
Dalam hal ini air merupakan bagian dari komposisi kimia benih. Air yang terikat secara kimiawi sama sekalitidak
APTKJ.106.KK01
41
dilakukan pengurangan atau menghilangkannya karena hal ini berarti harus merubah struktur benih.
2. Air yang terikat secara fisik. Dalam hal ini air memang diserap dan selanjutnya diikat pada permukaan material karen aadanya daya tarik menarik antara molekul material dan air. Dissamping itu air juga diikat dalam ruangan yang terdapat disekeliling bagiandalam dari benih baik dalam bentuk cairan maupun uap.
Seperti telah diuraikan di depan (pada kegiatan belajar 1) bahwa kadar air benih dapat ditentukan denganmetode dasar maupun metode praktis/cepat
Tujuan dari penetapan/pengujian benih ini untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam benih. Hal ini penting karena bila benih disimpan dengan kadar air relatif tinggi akan mengakibatkan :
Penurunan viabilitas, penurunan ini disebabkan adanya peningkatan kegiatan enzym yang mempercepat terjadinya respirasi dan berakibat benih kehabisan makanan. Respirasi benih akan menghasilkan panas dan air yang dapat menyebabakan kelembaban di sekitar benih.
Kelembeban yang tinggi di sekitar benih menyebabkan perkecambahan benih lebih cepat dan benih tumbuh sebelum ditanam. Disamping itu kelembaban tinggi disekitaar benih sangat cocok bagi kehidupan organisme (hama) dan patogen yang mudah merusak benih.
Sebaliknya bila kadar air benih yang disimpan terlalu rendah (0 – 5 %), pada beberapa jenis benih dapat kehilangan viabilitas oleh akibar rusaknya jaringan sel dalam benih (benih mengekerut) sehingga benih tidak dapat tumbuh.
Umumnya kadar air biji/benih saat dipanen berkisar antara 16 – 20 % pada kondisi ini biji telah masak fisiologis dimana embryo dalam biji telah terbentuk sempurna, sehingga biji memiliki viabilitas yang tinggi.
Jika benih akan disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama tanpa terjadi penurunan viabilitas, maka kandungan air benih harus diturunkan hingga mencapai kadar air optimal antara 6 – 13 %, ini tergantung jenis tanaman/benih data kadarair benih bersertifikat beberapa jenis tanaman adalah sebagai berikut :
No Jenis Tanaman Kadar Air Maksimal (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Tomat Bayam Kedelai Jagung Padi Kacang tanah Kacang hijau Kacang panjang Buncis Terong Cabe
11 10 10 12 13 11 11 11 12 10 10
Sumber : Ditjen Tanaman Pangan 1986
APTKJ.106.KK01
42
Prosedur Penetapan Kadar Air Benih Metode Oven 1. Prosedur Kerja
a. Contoh Kirim Berat minimun contoh kirim penetapan kadar air untuk benih yang harus dihancurkan adalah 100 g dan yang tidak perlu dihancurkan adalah 50 g. Contoh kirim untuk keperluan penetapan kadar air harus memenuhi persyaratan seperti di bawah ini 1. Wadah contoh kirim harus kedap udara 2. Penetapan kadar air harus dilaksankan sesegera
mungkin setelahcontoh kirim diterima. 3. Selama penetepan, diusahakan agar contoh benih
sesedikit mungkin berhubungan dengan udara luar. 4. Untuk jenis tanaman yang tidak
memerlukanpenghancura, contoh benih tidak boleh lebihdari 2 menit berada di luar wadah sebelum dimasukkan dalam oven.
b. Contoh Kerja Penetapan Kadar Air Metode Oven
Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan dua ulangan yang pengambilan contoh kerjanya dilakukan secara terpisah. Berat yang ditetapkan tergantung dari ukuran wadah yang digunakan. Hubungan antara ukuran wadah dengan berat contoh kerja
Ukuran diameter wadah Berat contoh kerja < 8 cm > 8 cm
4 – 5 gram 10 gram
Sumber : ISTA Rules, 1999 Contoh kerja yang diambil dari contoh kirim harus representatif dan homogen. Distribusi contoh kerja pada wadah tidak lebih dari 0,3 gram /cm2 waktu yang diperlukan untuk mengambil contoh kerja tidak boleh lebih dari 30 detik.
c. Menimbang Dilakukan dalam gram dengan ketelitian 3 desimal
d. Menghancurkan benih Benih yang besar harus dijadikan partikel (bagian-bagian) yang lebihkecil dengan cara digiling/digerus kecuali bagi benih yang kandungan minyak atau iodium tinggi, karena kemungkinan akan terjadi penambahan berat akibat oksidasi dari minyak selama pemanasan sehingga menyebabkan esalahan pada penetapan kadar air. Menggiling / menggerus benih dilakukan pada contoh kirim sebelum contoh kerja diambil.
e. Memotong/mengiris benih
APTKJ.106.KK01
43
Benih-benih tanaman keras yang berukuran besar ( > 5000 butir /kg) dan benih tanaman dengan kulit yang sangat keras seperti liguminosa dapat dipotong/diiris lebih kecil. Pemotongan dapat dilakukan pada contoh kirim sebelum contoh kerja diambil.
f. Pre drying (Pengeringan pendahuluan) Pengerignan pendahuluan dilakukan pada benih yang kadar airnya diatas 17 % atau lebih besar 10 % untuk benih kedelai dan lebih dari 13 % untuk benih padi. Pengeringan pendahuluan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Hamparkan benih pada suatu wadah yang bersih dan
kering yang sudah diketahui beratnya dengan ketebalan tidak lebih dari 20 mm
2. Untuk benih jagung dengan kadar air 25 % keringkan pada suhu 70 0 C selama 2 – 5 jam ( tergantung tingkat kadar air).
3. Untuk beberapa benih dengan kadar air diatas 30 % contoh benih dikeringkan selama 12 jam ditempat yang hangat (misal di atas oven yang sedang dinyalakan.
4. untuk beberapa benih dapat juga dikeringkan dengan memanaskan di dalam oven pada suhu 130 0 C Selama 5 – 10 menit (tergantung tingkat kadar air benih).
Benih yang sudah dikeringkan tidak boleh lebih dari 2 jam terkena udara sebelum dilakukan penetapan kadar air dengan metode oven. Pengeringan pendahuluan tidak diperlukan untuk benih yang diiris.
2. Peralatan yang diperlukan
a. Alat penghancur benih (grinding mill) Persyaratan grinding mill : 1. Bahan yang digunakan tidak mengasorbsi air
disekitarnya. 2. Pada saat menumbuk/menggiling sesedikit mungkin
berhubungan dengan udara luar 3. Kecepatan putaran yang tinggi dari alat hendaknya
jangan menimbulkan panas. 4. Kecepatan putarandapat diatur hingga besar partikel
yang dihasilkan sesuai dengan ketetapan yang ditentukan.
APTKJ.106.KK01
44
Gambar. Mortar dan Pastle
(alat penggerus sebagai pengganti Grinding Mill)
Penentuan skala penghancuranpada grinding dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Bagi benih serealia dan kapas, penghancuran
dilakukan sampai minimal 50 % dari berat contoh dapat melewati saringan dengan mesh 0,50 mm dan pada penyaringan berikutnya tidak lebih dari 10 % tertinggal disaringan dengan mesh 1,00 mm
2. Bagi benih leguminosa dan tanaman keras, minimal 50 % dari berat contoh harus melewati saringan dengan mesh 4,00 mm
b. Oven dan kelengkapannya
1. Oven Oven yang digunakan ialah oven listrik yang dilengkapi dengan termostat dan termometer dengan ketelitian 0,5 0 C termostat mempunyai fungsi mengontrol suhu sesuai dengan yang dikehendaki apabila terjadiperubahan suhu misalnya karena oven dibuka saat memasukkan cawan ke dalamnya maka dalam waktu 15 menit kemudian, oven harus dapat mencapai suhu semula.
2. Wadah Bahan yang digunakan ialah bahan yang tahan karat atau bahan porselen gelas dengan tebal 0,5 mm, mempunyai tutup yang rapat untuk menghindari kehilangan dan penambahan uap air dari udara. Bagian sisi dari wadah tersebut bundar dan bagian bawahnya datar. Wadah dan tutup harus diberi nomor yang sama supaya jangan salah pasangannya, karena pada waktu dimasukkan dalam oven wadah harus dibuka (wadah dan tutup kedua-duannya harus dimasukkan).
Gambar Wadah
APTKJ.106.KK01
45
3. Penjepit asbes dan sarung tangan.
Alat ini digunakan untuk memasukkan dan mengeluarkan wadah dari oven.
Gambar Penjepit 4. Desikator
Diameter desikator berkisar antara 20 – 30 cm. Di bagian tengah terdapat logam atau porselen untuk meletakkan wadah benih bagian bawah diisi dengan penyerap atau desikan misalnya phosphorus pentoxida (silika gel) atau alumina aktif. Jika desikan tersebu sudah lembab harus dipanaskan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 130 0 C atau desikan diganti.
Gambar. Desikator.
c. Timbangan analitik Timbangan yang digunakanmempunyai satuan ukuran dalam gram dengan ketelitian 3 desimal (mampu menimbang hingga 0,001 g)
APTKJ.106.KK01
46
Gambar Timbangan analitik (manual dan digital)
d. Saringan Saringan yang digunakan berukuran mesh 0.50 – 1, 00 mm dan 4,00 mm.
Gambar. Saringan berbagai ukuran mesh. 3. Metode penetapan/pengujian
Metode yang digunakan adalah metode oven dengan suhu rendah/tinggi konstan. untuk urutan kerja metode oven telah di bahas sub kompetensi menentukan metode pengujian pada kegiatan belajar 1.
4. Menghitung kadar air 1. Kadar air benih dinyatakan dalam % terhadap berat
semula dengan ketelitian 1 desimal. Apabila menggunakan metode oven dengan satu tahap pemanasan digunakan rumus sebagai berikut : (B2 – B3)
(B2 – B1) x 100 %Ka =
APTKJ.106.KK01
47
Ka = Kadar air (%) B1 = Berat wadah + tutup (gr) B2 = Berat wadah + tutup + isi sebelum dikeringkan (gr) B3 = Berat wadah + tutup + isi setelah dikeringkan (gr)
2. Apabila memerlukan 2 tahap pengeringan, penghitungan kadar air menggunakan rumus sebagai berikut :
(A2 – A3)
(A2 – A1)
(A3 – A4)
(A2 – A1 )
S = Y1 + Y2 – Y1 x Y2
100
Keterangan : S = Kadar air benih (%) Y1 = Kadar air benih pengeringan tahap pertama (%) Y2 = Kadar air benih pegeringan tahap kedua (%) A1 = Berat wadah + tutup (gr) A2 = Berat wadah + tutup + isi sebelum dikeringkan (gr) A3 = Berat wadah + tutup + isi setelah dikeringkan
tahap 1 (gr) A4 = Berat wadah + tutup + isi setelah dikeringkan
tahap 2 (gr) Dalam memberikan pelayanan di bidang pengujian benih dituntut adanya sistem administrasi yang efisien, mengingat bahwa pengujian benih merupakan aktifitas rutin yang menyangkut pihak-pihak luar dan menuntut tanggung jawab yang besar. Data-data hasil uji/penetapan kadar air harus diarsip dan disimpan dengan baik hal ini penting untuk menjaga kemungkinan adanya klaim tentang hasil pengujian dari pihak pengirim benih, sehingga dapat ditelusuri dengan mudah. Berikut ini contoh buku dan kartu penetapan kadar air benih :
Buku Penetapan Kadar Air Benih
Tanggal No. Lab. Ulangan (%) Rata-rata Ket I II Metode
Oven
Kartu Penetapan Kadar Air Jenis Tanaman : Tanggal Penetapan :
Y1 =
x 100 %Y2 =
No. Lab
APTKJ.106.KK01
48
Ulangan Kadar Air (%) Metode
I
II
Rata-rata
Tanggal : Nama Analis : Paraf Analis :
………………………,…..………………………
Pemeriksa
c. Rangkuman Kegiatan Belajar 2 Kadar air benih adalah jumlah air yang terkandung dalam benih atau berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam prosentase berat awal contoh benih. Keberadaan air dalam benih karena terikat secara kimiawi maupun terikat secara fisik. Sedang penetapan kadar air benih dapat dilakukan baik dengan metode dasar maupun metode praktis/cepat. Tujuan dari penetapan kadar air benih adalah untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam benih, telah memenuhi persyaratan atau belum baik ditinjau dari aspek agronomis maupun aspek penyimpanan. Rumus perhitungan kadar air adalah sebagai berikut : Untuk pemanasan 1 tahap.
(B2 – B3)
(B2 – B1)
Ka = Kadar air (%) B1 = Berat wadah + tutup (gr) B2 = Berat wadah + tutup + isi sebelum dikeringkan (gr) B3 = Berat wadah + tutup + isi setelah dikeringkan (gr)
Untuk pemanasan 2 tahap
(A2 – A3)
(A2 – A1)
(A3 – A4)
(A2 – A1 )
x 100 %Ka =
Y1 =
x 100 %Y2 =
APTKJ.106.KK01
49
S = Y1 + Y2 – Y1 x Y2
100
Keterangan : S = Kadar air benih (%) Y1 = Kadar air benih pengeringan tahap pertama (%) Y2 = Kadar air benih pegeringan tahap kedua (%) A1 = Berat wadah + tutup (gr) A2 = Berat wadah + tutup + isi sebelum dikeringkan (gr) A3 = Berat wadah + tutup + isi setelah dikeringkan
tahap 1 (gr) A4 = Berat wadah + tutup + isi setelah dikeringkan
tahap 2 (gr)
d. Tes Formatif 2
1. Apa tujuan dari penetapan kadar air benih ? 2. Sebutkan 2 macam keterikatan air dalam benih dan jelaskan ! 3. Mengapa benih dengan kadar air tinggi dapat berpengaruh
terhadap daya kecambah ? 4. Mengapa benih yang kandungan minyak atau iodiumnya tinggi
tidak dilakukan penggilingan/penghancuran ? 5. Sebutkan bagaimana cara anda melakukan pengeringan
pendahuluan (pre drying) untuk benih jagung dengan kadar di atas 25 % !
6. Bagaimana cara anda menghitung kadar air benih yang dilakukan dengan 1 dan 2 tahap pemanasan ?
7. Buatlah contoh kartu penetapan kadar air benih !
e. Kunci Jawaban Tes Formatif 2
1. Tujuan penetapan kadar air benih adalah untuk mengetahui kadar/kandungan air yang terdapat dalam benih. Dengan diketahuinya kadar air benih kita akan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk penanganan benih lebih lanjut. Misal : kadar air terlalu tinggi maka kita dapat melakukan pengeringan ulang sampai kadar air sesuai standar.
2. Ada 2 macam keterikatan air yaitu : a. Air terikat secara kimia. Dalam hal ini air merupakan bagian
dari komposisi kimia benih. Air yang terikat secara kimiawi sama sekali tidak dilakukan pengurangan atau menghilangkannya karena hal ini berarti harus merubah struktur benih.
b. Air yang terikat secara fisik. Dalam hal ini air memang diserap dan selanjutnya diikat pada permukaan material karena adanya daya tarik menarik antara molekul material dan air. Disamping itu air juga diikat dalam ruangan yang terdapat di sekeliling bagian dalam dari benih baik dalam bentuk cairan maupun uap.
APTKJ.106.KK01
50
3. Pengaruh kadar air tinggi sangat berpengaruh terhadap respirasi yang dapat menghasilkan panas dan air yang dapat mempengaruhi kelembaban di sekitarnya. Dengan kelembaban tinggi mendukung terjadinya perkecambahan sebelum benih ditanam.
4. Benih yang kandungan minyak dan iodiumnya tinggi tidak boleh dilakukan penghancuran karena kemungkinan akan terjadi penambahan berat akibat oksidasi dari minyak selama pemanasan, sehingga menyebabkan kesalahan pada penetapan kadar air.
5. Cara melakukan pengeringan pendahuluan benih jagung dengan kadar air di atas 25 % adalah sebagai berikut : a. Hamparkan benih pada wadah yang bersih dan kering
dengan ketebalan tidak lebih dari 20 mm b. Keringkan pada suhu 70 0C selama 2 sampai 5 jam
(tergantung tingkat kadar air). c. Benih yang sudah dikeringkan tidak boleh lebih dari 2 jam
terkena udara sebelum dilakukan penetapan kadar air dengan metode oven.
6. Cara menghitung kadar air benih adalah sebagai berikut :
Untuk 1 tahap : (B2 – B3)
(B2 – B1)
Untuk pemanasan 2 tahap
(A2 – A3)
(A2 – A1)
(A3 – A4)
(A2 – A1 )
S = Y1 + Y2 – Y1 x Y2
100 7. Contoh kartu penetapan kadar air benih .
Kartu Penetapan Kada Air
Jenis Tanaman : Tanggal Penetapan :
Ulangan Kadar Air (%) Metode
I II
Rata-rata Tanggal : Nama Analis : Paraf Analis :
………………………..., ………………………
x 100 %Ka =
Y1 =
x 100 %Y2 =
No. Lab
APTKJ.106.KK01
51
Pemeriksa
f. Lembar Tugas 2
Supaya pengetahuan dan wawasan anda lebih berkembang ada tugas-tugas yang harus dilakukan yaitu : 1. cari dan bacalah dengan seksama buku referensi tentang
penetapan kadar air benih dan buatlah ringkasannya ! 2. Lakukan obsevasi ke balai pengembangan mutu benih
tanaman/perusahaan penangkar benih terdekat dan tanyakan perihal : a. Contoh kirim. b. Contoh kerja c. Penghancuran benih (grinding) d. Pengeringan pendahuluan (pre drying) e. Penetapan kadar air. f. Menghitung kadar air g. Menyimpan data hasil uji. h. Keselamatan kerja. i. Buatlah laporan hasil observasi.
3. Hasil ringkasan dan hasil observasi anda diskusikan dengan teman sekolah dan guru pembimbing serta diadministrasikan sebagai bukti belajar !
g. Lembar Kerja 2
1. Alat dan bahan a. Alat
- grinding mill/mortair stamper - oven - cawan porselen diameter < 8 cm - penjepit asbes dan sarung tangan - desikator - timbangan analitik dengan ketelitian 3 desimal - saringan - arloji
b. bahan - sampel jagung 100 gr
2. Keselamatan kerja a. Periksa dan teliti kelayakan alat dan bahan yang akan
dipergunakan! b. Jagalah kebersihan dan keutuhan alat yang dipergunakan
! c. Hati-hati menggunakan peralatan elektrik ! d. Setelah selesai, kembalikan dan simpan alat dan sisa
bahan pada tempatnya !
3. Langkah kerja a. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
APTKJ.106.KK01
52
b. Memanaskan cawan porselen dan tutupnya dalam oven dengan suhu 130 0C selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator.
c. Menimbang cawan porselen dan tutupnya. d. Menyalakan oven dan mengatur suhu hingga mencapai
130 – 133 0C e. Menghancurkan sampel benih dengan grinding mill atau
digerus dengan mortair stamper kemudian disaring. f. Menimbang contoh kerja sebanyak 5 gr. g. Memasukkan contoh kerja ke dalam cawan dan
ditimbang beserta tutupnya. h. Memasukkan cawan berisi contoh kerja + tutupnya ke
dalam oven. i. Membuka tutup cawan dan letakkan masing-masing
tutup cawan disampingnya. j. Mengeringkan pada suhu 130 -133 0C selama 4 jam. k. Bila sudah selesai cawan ditutup dan dikeluarkan dari
dalam oven kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 – 45 menit.
l. Menimbang cawan beserta isi dan tutupnya. m. Menghitung kadar air benih.
EVALUASI Penilain meliputi 3 aspek yaitu : A. Aspek Pengetahuan
Jawablah pertanyaai berikut ini dengan singkat dan jelas ! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kadar air benih ? 2. Sebutkan macam-macam penetapan kadar air benih ! 3. Sebutkan 5 jenis benih/tanaman yang penetapan kadar airnya
dengan metode oven suhu rendah konstan dan 5 jenis benih/tanaman yang menggunakan metode oven suhu tinggi konstan !
4. Sebutkan 2 macam keterikatan air dalam benih dan jelaskan ! 5. Apa yang anda ketahui tentang contoh kerja ? 6. Mengapa benih yang kandungan minyak atau iodiumnya tinggi tidak
dilakukan penghancuran ? 7. Bagaimana cara anda melakukan pengeringan pendahuluan untuk
beberapa benih dengan kadar air > 30 %? 8. Uraikan secara singkat tentang prosedur kerja penetapan kadar air
dengan metode oven suhu tinggi konstan ! 9. Jika diketahui data hasil penetapan kadar air benih jagung sebagai
berikut : - Berat contoh kerja 5 gr - Berat cawan dan tutupnya 25 gr. - Berat contoh kerja setelah dikeringkan 4,4 gr Hitung berapa kadar air benih jagung tersebut !
10. Mengapa data hasil pengujian kadar air benih penting untuk diarsip dan disimpan ?
APTKJ.106.KK01
53
B. Aspek Ketrampilan
Kompetensi : Menetapkan kadar air benih
NO Sub Kompetensi Kriteria keberhasilan Hasil
Ya Tidak
1. Menentukan metode penetapan kadar air benih
MEtode penetapan kadar air benih ditentukan berdasarkan jenis benih/komoditi tanaman
2. Melakukan grinding (penghancuran benih)
Bagi benih serealia dan kapas penghancuran dilakukan sampai minimal 50 % dari berat contoh dapat melewati sarngan dengan mesh 0,50 mm dan pada penyaringan berikutnya tidak lebih dari 10 % tertinggal di saringan dengan mesh 1,00 mm
Bagi benih leguminosa dan tanaman keras, minimal 50 % dari berat conth harus melewati saringan dengan mesh 4,00 mm
Menghancurkan/menggiling benih hanya dilakukan pada contoh kirim sebelum contoh kerja diambil.
3. Melakukan pengeringan pendahuluan (pre drying)
Benih dihamparkan pada wadah yang bersih dan kering dengan ketebalan tidak lebih dari 20 mm
Pre drying dilakukan pada suhu 70 0C selama 2 sampai 5 jam bila kadar air benih lebih dari 25 %.
Pre drying dilakukan pada suhu 700C selama 12 jam bila kadar air benih > 30%
Pre drying dapat juga dilakukan pada suhu 130 0 C selama 5 – 10 menit
4. Menetapkan kadar air benih dengan metode oven
Wadah /cawan porselen dan tutupnya dipanaskan terlebih dahulu dalam oven dengan
APTKJ.106.KK01
54
NO Sub Kompetensi Kriteria keberhasilan Hasil
Ya Tidak
suhu 130 0 C selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator. Cawan porselen + tutupnya ditimbang
Oven dinyalakan diatur suhunya hingga mencapai suhu yang diinginkan.
Benih digiling/dihancurkan bila diperlukan (tergantung jenis benih/tanaman)
Contoh kerja ditimbang sebanyak 4 -5 gr atau 10 gr (tergantung diameter wadah)
Contoh kerja dimasukkan dalam cawan dan ditimbang beserta tutupnya.
Cawan + tutup + isi dimasukkan dalam oven dengan menggunakan penjepit asbes dan sarung tangan.
Tutup cawan dibuka dan diletakkan masing-masing tutup disampingnya
Pengeringan dilakukan pada : - suhu (103 ± 2) 0C selama
17 jam untuk metode oven suhu rendah konstan.
- Suhu ((130 - 133) 0C selama 1, 2 atau 4 jam (tergantung jenis benih) untuk metode oven suhu tinggi konstan
Setelah selesai pengeringan cawan ditutup dan dikeluarkan dari dalam oven dengan menggunakan penjepit asbes dan sarung tangan kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 – 45 menit.
Cawan beserta isi dan
APTKJ.106.KK01
55
NO Sub Kompetensi Kriteria keberhasilan Hasil
Ya Tidak
tutupnya ditimbang Penetapan kadar air dilakukan secara doplo (2 kali ulangan).
Kadar air dihitung dengan rumus - Satu tahap pemanasan
(B2 – B3)
(B2 – B1)
Untuk pemanasan 2 tahap (A2 – A3)
(A2 – A1) (A3 – A4)
(A2 – A1 ) S = Y1 + Y2 – Y1 x Y2
100
5. Mendokumentasikan /menyimpan data hasil uji
Data hasil uji dicatat dalam buku penetapan kadar air benih yang meliputi : - Jenis tanaman. - Tanggal pengujian. - Nomor Lab. atau tempat - Metode pengujia - Hasil pengujian.
Data hasil uji dicatat dalam kartu penetapan kadar air dan diparaf oleh analis serta ditandatangani oleh pemeriksa.
Data hasil uji diarsip dan disimpan dengan baik jika sewaktu-waktu diperlukan mudah untuk menelusurinya.
x 100 %Ka =
Y1 =
x 100 %Y2 =
x 100 %
APTKJ.106.KK01
56
Apabila ada salah satu jawaban “Tidak” pada salah satu kriteria keberhasilan di atas, maka ulangi kegiatan penetapan kadar air benih metode oven ini sampai sesuai kriteria. Apabila jawaban “Ya” pada semua kriteria keberhasilan maka anda sudah berkompeten dalam melakukan kegiatan penetapan kadar air benih yang ada dalam modul ini dan anda dapat melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
C. Aspek Sikap
Penilaian dilakukan dengan metode fish bean, dengan format sebagai berikut :
No Attribute
Skor Perolehan Believe
(Preferensi oleh peserta diklat)
Evaluation (Oleh Guru)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Disiplin 2. Tekun 3. Tanggung jawab 4. Kreatifitas 5. Teliti 6. Taat Asas 7. Kerjasama 8. Kemandirian
Untuk mengisi skor sikap anda dalam melaksanakan kegiatan menetapkankadar air benih ada 2 sumber yang harus ditulis yaitu : 1. skor sikap di bawah kolom believe/preferensi anda sendiri, anda
harus mengisi setiap atribute sesuai apa yang anda rasakan selama melakukan kegiatan belajar pada kompetensi menetapkan kadar air benih. Dalam konteks ini, anda diharapkan berlaku jujur sesuai dengankondisi yang anda alami, apabila anda tidak jujur maka yang rugi anda sendiri, sebab sikap anda tidak akan berkembang positif sesuai yang diharapkan.
2. Skor sikap dibawah kolom evaluation, diisi oleh guru pembimbing yang melakukan pengamatan langsung terhadap perilku anda selama melakukan kegiatan menetapkan kadar air benih.
Cara penghitungan skor : Skor sikap (attitude) = ∑ B x E Perolehan nilai attitude = skor perolehan x nilai tertinggi (100)
Skor tertinggi (200)
Jika nilai attitude anda < 70, maka anda harus memperbaiki diri agar sikap anda dapat berkembang lebih baik.
APTKJ.106.KK01
57
D. Kunci Jawaban
1. Kadar air benih adalah jumlah air yang terkandung dalam benih atau berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan yang dinyatakan dalam prosentase terhadap berat awal contoh benih.
2. Metode penetapan kadar air secara garis besar yaitu :
a. Metode dasar : pada metode dasar, benih dipanaskan pada temperatur tertentu (103 ± 2) 0 C untuk metode suhu rendah konstan dan 130 -133 0 C untuk metode oven suhu tinggi konstan sampai mencapai berat yang tetap. KEhilangan berat akibat pemanasan ditentukan dan dianggap kadar air benih.
b. Metode praktis/cepat pada metode ini penetapan kadar air benih berdasarkan sifat konduktifitas dan dielektrik benih
3. Jenis jenis tanaman yang termasuk dalam jawaban adalah :
a. Metode Oven Suhu Rerndah Konstan (103 ± 2)0 C Metode ini cocok untuk jenis tanaman sebagai berikut :
No.
Jenis Tanaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Bawang Kacang Tanah Kool, PetSai, Sawi Cabe Kedelai Kapas Terong Wijen Lobak Jarak Semua tanaman pohon
b. Metode Oven Suhu Tinggi Konstan (130 – 133)0 C
Metode ini cocok untuk jenis tanaman sebagai berikut :
No.
Jenis Tanaman
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Seledri Asparagus Bit Gula Semangka Ketimun Waluh
APTKJ.106.KK01
58
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Wortel Jelai*) Selada Tomat Tembakau Padi*) Kacang Kapri*) Kacang Hijau*) Buncis*) Rumput Gajah Sorgum*) Sepinach Gandum Kacang Panjang*) Kacang Tunggak*) Jagung *)
4. Ada 2 macam keterikatan air yaitu : a. Air terikat secara kimia. Dalam hal ini air merupakan bagian
dari komposisi kimia benih. Air yang terikat secara kimiawi sama sekali tidak dilakukan pengurangan atau menghilangkannya karena hal ini berarti harus merubah struktur benih.
b. Air yang terikat secara fisik. Dalam hal ini air memang diserap dan selanjutnya diikat pada permukaan material karena adanya daya tarik menarik antara molekul material dan air. Disamping itu air juga diikat dalam ruangan yang terdapat di sekeliling bagian dalam dari benih baik dalam bentuk cairan maupun uap.
5. Contoh kerja ialah : contoh benih yang diperoleh dengan jalan pengurangan yang merata dan bertahap dari contoh kirim dan volumenya memenuhi ketentuan yang berlaku.
6. Benih yang kandungan minyak dan iodiumnya tinggi tidak boleh dilakukan penghancuran karena kemungkinan akan terjadi penambahan berat akibat oksidasi dari minyak selama pemanasan, sehingga menyebabkan kesalahan pada penetapan kadar air.
7. Cara melakukan pengeringan pendahuluan beberapa benih
dengan kadar air di atas 30 % adalah sebagai berikut :
a. Hamparkan benih pada wadah yang bersih dan kering
dengan ketebalan tidak lebih dari 20 mm b. Keringkan pada suhu 700C selama 12 jam. c. Benih yang sudah dikeringkan tidak boleh lebih dari 2 jam
terkena udara sebelum dilakukan penetapan kadar air dengan metode oven.
8. Prosedur kerja penetapan kadar air benih dengan metode oven
suhu tinggi konstan :
APTKJ.106.KK01
59
a. Bersihkan alat dan cawan/wadah sebelum dipakai, jika wadah basah maka dipanaskan terlebih dahulu dengan oven suhu 1300 C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator
b. Nyalakan oven dan atur suhunya hingga mencapai 130 – 1330 C
c. Timbang cawan + tutup sebelum digunakan (A1). d. Lakukan penghancuran ukuran benih yang besar dengan cara
penggilingan dengan grindel atau diiris. e. Timbang contoh kerja sesuai dengan diameter wadah. f. Masukkan contoh kerja ke dalam cawan dan ditimbang
beserta tutupnya (A2) g. Masukkan cawan berisi contoh kerja + tutup tersebut ke
dalam oven dengan suhu 130 – 1330 C h. Buka tutup cawan dan letakkan masing-masing tutup cawan
di sampingnya kemudian dikeringkan pada suhu 101 – 105 0C selama ( 17 ± 1) jam.
i. Bila sudah selesai cawan ditutup, keluarkan dari oven dan dinginkan di dalam desikator selama 30 – 45 menit.
j. Timbang cawan + isi + tutup (A3). k. Hitung kadar air benih. Saat mengerjakan penetapan kadar air ini, kelembaban udara nisbi/ relatif laboratorium harus kurang dari 70 %.
9. Kadar air benih : (B2 – B3)
(B2 – B1
(30 – 29,4)
(30 – 25 )
0,6
5 12 %
10. Data hasil penetapan kadar air benih penting untuk diarsip dan disimpan karena jika sewaktu-waktu diperlukan atau ada kemungkinan klaim tentang hasil pengujian dari pihak pengirim, dapat ditelusuri dengan mudah
x 100 %Ka =
x 100 % =
x 100 % =
=
APTKJ.106.KK01
60
Kegiatan Belajar 3 : Pengujian Daya Kecambah a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat melakukan pengujian benih sesuai dengan ketentuan. b. Uraian Materi Perkecambahan benih diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian penting dari embrio benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang secara normal pada kondisi lingkungan yang optimal. Pengujian daya kecambah benih adalah menguji kemampuan benih berkecambah secara normal dari sejumlah benih pada jangka waktu yang telah ditentukan. Pengujian daya kecambah merupakan salah satu jenis pengujian mutu benih secara fisiologis, yang dalam pelaksanaannya di laboratorium dapat mengamati secara lansung kecambah yang tumbuh normal dari sejumlah benih yang diuji. Adapun tujuan dilakukannya pengujian daya kecambah antara lain :
1. Untuk menilai kualitas benih Parameter yang dipakai untuk menilai kualitas benih salah satunya adalah persentase daya kecambah. Semakin tinggi nilai persentase daya kecambah berarti semakin tinggi nilai kualitasnya.
2. Untuk mendapatkan informasi tentang nilai pertumbuhan benih di lapangan. Dengan diketahui persentase daya kecambah suatu benih, maka pemakai benih akan dapat menilai berapa benih yang tumbuh dari sejumlah benih yang ditanam di lapangan.
3. Untuk menghitung kebutuhan benih dalam penanaman. Dengan mengetahui persentase daya kecambah dan jarak tanam, maka kebutuhan benih yang akan ditanam dalam luasan tertentu dapat ditentukan.
Agar persentase perkecambahan dari metode pengujian daya kecambah di laboratorium berkorelasi positif dengan kenyat aan di lapangan, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Kondisi lingkungan di laboratorium harus standar sehingga dapat menguntungkan bagi perkembangan benih berkecambah.
b) Pengamatan dan penilaian dilakukan pada kecambah saat kecambah mencapai suatu fase perkembangan agar tampak perbedaan antara kecambah normal dan abnormal.
c) Pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus dapat mewujudkan struktur-strukturnya sehingga dapat dinilai mempunyai kemampuan tumbuh yang baik pada kondisi lapangan yang sesuai.
Faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan benih. Syarat dari suatu benih dapat berkecambah dengan baik, apabila keadaan lingkungannya mendukung. Namun dari masing-masing benih menghendaki lingkungan yang berbeda untuk perkecambahan. Agar dalam pelaksanaan pengujian daya kecambah dapat terstandar maka beberapa faktor lingkungan yang mendukung perkecambahan harus diperhatikan, antara lain : 1) Air Air merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan bagi berlangsungnya proses perkecambahan benih. Banyaknya air yang diperlukan untuk masing-masing benih untuk dapat berkecambah bervariasi, tergantung kepada jenis benih. Umumnya keperluan air untuk berkecambah tidak melampaui dua atau tiga kali berat keringnya atau kadar akhir setelah mengalami imbibisi mencapai 50- 60%. Air yang diberikan pada perkecambahan benih berfungsi sebagai berikut :
APTKJ.106.KK01
61
Air yang diserap oleh benih berguna untuk melunakkan kulit benih dan menyebabkan berkembangnya embrio dan endosperm Air berguna mengaktifkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan proses pencernaan, pernafasan, asimilasi dan tumbuh.
Air sebagai alat transportasi larutan makanan dari endososperma atau cotilendon ke titik tumbuh pada embrio.
2) Temperatur Setiap jenis benih untuk dapat berkecambah dengan baik membutuhkan temperatur yang berbeda. Umumnya benih dalam perkecambahan berada pada temperatur optimum pada kisaran antara 26,5–35 0C. Pada temperatur ini sistem enzym dapat berfungsi dengan baik dan stabil untuk waktu lama,sehingga berkecambahnya benih dapat terpacu dengan baik. Pada temperatur minimum antara 0–5 0C kebanyakan benih mengalami chilling hingga menghambat aktifitas kerja enzim sehingga benih menjadi rusak dan bahkan mati tidak berkecambah. Untuk jenis benih tanaman musim dingin temperatur minimumnya 4,5 0C. dan untuk benih tanaman musim panas temperatur minimumnya 10 – 150C. Adapun temperatur tertinggi kebanyakan benih masih dapat berkecambah adlah antara 30 – 400C, namun pada temperatur maximum antara 450C, 480C, benih tidak dapat berkecambah akibat suhu tinggi. 3) Oksigen Benih selama masih hidup akan melakukan respirasi. Pada saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat yang disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida air, dan energi panas. Proses Respirasi C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6H20 + 673 Gula oksigen Karbon air kalori dioksida energi Terbatasnya persediaan oksigen akan berakibat pada proses perkecambahan menjadi terlambat. 4) Cahaya Cahaya yang dibutuhkan untuk setiap benih dalam perkecambahan berbeda, tergantung pada jenis benih. Cahaya mempengaruhi respon perkecambahan terhadap phytochrome. Phytochrome memiliki dua bentuk yang sifatnya bolak-balik, yaitu phytokrom merah yang mengabsorpsi sinar merah dan phytochrome infra merah. Bila pada benih yang kadang berimbibisi diberikan cahaya merah maka akan menyebabkan phychrome merah berubah menjadi phytochrome infra merah. Hal ini akan menimbulkan reaksi yang merangsang perkecambahan, sebaliknya bila diberi cahaya infra merah akan menyebabkan perubahan dari phytochrome infra merah menjadi phytochrome merah yang menghambat perkecambahan. Media Perkecambahan A. Syarat media perkecambahan Media dalam pengujian daya kecambah merupakan tempat tumbuhnya benih menjadi kecambah. Media yang digunakan dalam uji kecambah harus ditentukan berdasarkan keperluan yang diuji. Agar benih yang diuji dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka media yang disiapkan harus memenuhi beberapa syarat antara laian: 1. Dapat menyerap air dalam jumlah yang memadai 2. Tidak beracun 3. Tidak mengandung sumber patogen 4. Bersifat netral (tidak asam atau tidak basa) B. Macam Media Perkecambahan Umumnya media yang banyak digunakan dan direkomendasikan dalam pengujian daya kecambah adalah: 1. Kertas Substrat Kertas Substrat merupakan bahan yang praktis tidak banyak
APTKJ.106.KK01
62
memerlukan tempat, mudah menilai struktur-struktur penting kecambah dan mudah distandarisasi. Jenis substrat kertas yang dapat digunakan dalah kertas merang, kertas saring, kertas buram, dan sebagainya. 2. Media pasir Pasir sebagai media perkecambahan harus memenuhi syarat : - Lolos dalam saringan 0,8 mm dan tertahan dalam saringan 0,50 mm - pH = 6,0 – 7,5 Pasir sebagai media kecambah, sebelum digunakan diayak lebih dahulu untuk mendapatkan butiran pasir dengan ukuran sesuai anjuran, kemudian dicuci untuk menghilangkan tanahnya dan yang terakhir disterilkan. 3. Media Tanah Tanah yang digunakan sebagai media perkecambahan harus mempunyai sifat mampu menyimpan air dan aerasi cukup. Untuk tanah yang berstruktur lempung dapat dicampur dengan pasir dan kompos dengan perbandingan tertentu agar media cukup remah. Kondisi fisik tanah untuk media perkecambahan sangat penting bagi berlangsungnya benih berkecambah hingga menjadi tanaman dewasa. Benih akan terhambat perkecambahannya apabila tanah yang digunakan padat, karena benih susah menembus kepermukaan tanah. Media tanah digunakan apabila media kertas atau pasir dalam pengujian daya kecambah tidak sesuai dengan benih yang diuji. C. Ketentuan Penggunaan Media a. Semua Jenis media (substrat kertas, pasir, dan tanah) yang digunakan dalam pengujian benih hanya boleh digunakan sekali saja. b. Media kertas biasanya menggunakan baki perkecambahan atau petridish, sedangkan untuk pasir dan tanah menggunakan kotak aluminium berukuran 17,5 x 14,5 x 3,5 cm atau kotak kayu atau plastik dengan ukuran sesuai besar kecilnya benih. Sampel benih yang diuji Sampel benih yang digunakan untuk pengujian daya kecambah adalah sampel benih yang diambil dari benih yang telah diuji kemurniannya. Jumlah contoh benih setiap spesies/verietas yang diuji berbeda. Menurut Standar ISTA untuk jenis cerelia dan hortikultura jumlah minimal 400 butir setiap perlakuan, menjadi empat, delapan, atau enam belas tergantung pada ukuran benih dan tempat yang digunakan dalam perkecambahan. Metode Pengujian Pengujian daya kecambah dari setiap spesies/varietas sampel benih yang diuji diperlukan metode pengujian yang cocok dengan karakteristik benih yang diuji. Hal ini untuk menghindari terjadinya gangguan pada proses perkecambahan benih yang dapat mengakibatkan turunnya nilai viabilitas benih dan bahkan menyebabkan benih tidak dapat berkecambah. A. Macam Metode Pengujian Ada beberapa macam metode pengujian daya kecambah yang digunakan, antara lain :
1. Uji di atas kertas (UDK) dan, uji di atas kertas dimiringkan (UDKm)
Uji antara kertas (U AK) dan, uji antar kertas dimiringkan (UAKm) 3. Uji kertas digulung (UKD) dan uji kertas digulung dalam plastik 4. Uji daya kecambah dengan substrat pasir/bawah. B. Cara menguji benih 1. UDK (Uji di atas Kertas) dan UDKm (Uji di atas kertas dimiringkan). Pengujian UDK dan UDKm merupakan pengujian contoh benih di atas lembar kertas. Metode ini sangat baik digunakan untuk benih-benih yang membutuhkan cahaya untuk perkecambahannya dan untuk jenis benih-benih kecil. Benih yang ditanam di atas substrat kertas ditempatkan pada petridish atau cover plastik. Untuk memudahkan dan memberi keleluasan tumbuhnya benih berkecambah dan mempermudah pengamatan, maka penanaman benih harus
APTKJ.106.KK01
63
diatur secara merata jangan sampai tumpang tindih. Pengisian benih ke dalam petridish jumlahnya harus disesuaikan dengan ukuran benih. Untuk benih yang berukuran seperti padi dapat diisi 25 butir sedang untuk benih sebesar tembakau 50 butir dalam petridish . Guna menjaga suplai O 2 pada proses respirasi agar berlangsung dengan baik selama pengujian perkecambahan maka petridish yang digunakan bisa dibuka atau ditutup sesuai kebutuhan. Untuk metode UDKm prosedur pelaksanaannya sama dengan UDK bedanya pada waktu meletakkan petridish pada alat perkecambahan. Metode UDKm letak trays dimiringkan, sedang pada metode UDK letak trays datar.
2. UAK (Uji antar kertas) dan UAKm (Uji antar kertas dimiringkan) Pengujian metode UAK dan UAKm merupakan pengujian contoh benih yang ditanam di antara kertas substrat. Metode ini sangat baik digunakan bagi benih kecil dan benih-benih yang tidak peka terhadap cahaya untuk perkecambahannya, misal : benih padi, sorghum, bayam rerumputan dan lain-lain. Substrat kertas yang digunakan pada metode UAK dan UAKm berukuran = 20 x 30 cm, 14 x 28 cm 15 x 30 cm. Sebelum substrat kertas dibasahi, substrat dilipat menjadi dua lipatan yang sama dan sampai bentuk lipatan bagian tengahnya terlihat. Benih ditanam di antara lipatan substrat sehingga benih terapit oleh lipatan kertas. Untuk metode UAKm prosedur pelaksanaannya sama seperti UAK, bedanya pada letak substrat pada alat pengecambahan. Metode UAKm letak trays dimiringkan, sedang letak tray pada metode UAK datar.
Penanaman benih dengan metode UAK 3. UKD (uji kertas digulung dan UKDP (isi kertas digulung dalam plastik) Pengujian metode UKD dan UKDP merupakan pengujian contoh benih yang ditanam di antara lembar substrat kemudian digulung. Metode pengujian ini digunakan bagi benih yang tidak peka cahaya untuk perkecambahannya. Substrat kertas yang digunakan pada metode UKD dan UKDP ukurannya sama seperti UAK dan UAKm. Pada metode UKD dan UKDP, benih disemai secara merata pada lembaran substrat, lalu benih yang ditanam ditutup dengan lembaran substrat lain. Substrat yang telah disemai benih, kemudian digulung sebanyak empat lipatan. Untuk metode UKDP prosedur pelaksanaannya sama, perbedaannya pada penggunaan benih. Metode UKDP digunakan untuk benihbenih yang berukuran besar seperti jagung, kacang tanah, dan lain-lain. Substrat kertas perlu diberi lapisan plastik dibagian luarnya, agar substrat yang digulung tidak mudah sobek dan bahkan rusak sedang pada UKD benih-benih yang digunakan ukurannya kecil seperti sawi, tembakau dan lain-lain.
APTKJ.106.KK01
64
4. Pengujian daya kecambah dengan substrat pasir/tanah. Pengujian dengan substrat pasir/tanah merupakan pengujian contoh benih yang ditanam di atas atau di antara substrat pasir/tanah. Substrat pasir/tanah yang sudah disterilkan diisikan ke dalam kotak plastik atau alumunium yang berukuran 17,5 x 4,5 x 3,5 cm yang digunakan untuk tanaman benih-benih kecil dengan ketinggian 2,5 cm. Sedang untuk benih-benih besar menggunakan kotak kayu berukuran 44 x 30 x 6 cm dengan diisi media setinggi 4 cm. Penanaman benih dilakukan secara merata dan teratur dengan jarak yang sama dengan kedalaman penanaman disesuaikan dengan besar kecilnya dan tipe perkecambahan. Untuk benih yang mempunyai tipe epigeal penanaman lebih dangkal jika dibandingkan dengan tipe hipogeal. Pengamatan dan pe nilaian Penilaian dari suatu pengujian daya kecambah merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa daya kecambah benih yang diuji telah mencapai maksimum. Pengamatan dan penilaian uji daya kecambah untuk mengetahui persentase perkecambahan dilakukan 2 kali a. Pengamatan pertama pada 3 x 24 jam dilakukan pada benih jagung, padi, kacang hijau, kedelai, sorghum, sawi, kaper,kenaf, kapas, bunga pukul empat sedangkan 5 x 24 jam dilakukan untuk benih kacang tanah tomat, pepaya, bayam . Pengamatan kedua dilakukan 2 x 24 jam setelah pengamatan pertama. Laju perkecambahan dan nilai perkecambahan pengamatan terhadap radikal dan plumula dilakukan setiap hari sampai semua contoh uji berkecambah atau sampai hari yang telah ditentukan. Untuk jenis tertentu batas waktu pengujian sampai 10 – 14 hari (pangan, perkebunan dan hortikultura), kecuali pepaya tembakau dan kopi sampai 21 hari. c. Penilaian atas kecambah dilakukan pada saat pengamatan terakhir dengan membandingkan antara kecambah satu dengan kecambah lain dalam satu substrat. Adapun kriteria yang telah direkomendasikan untuk menilai hasil pengujian daya kecambah adalah:
Kecambah normal Kecambah abnormal Benih keras Benih segar tidak berkecambah Benih mati
Kecambah normal Kecambah normal adalah kecambah yang memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi tanaman normal jika ditanam pada lingkungan yang mendukung. Ciri-ciri nya:
Memiliki sistem perakaran baik, terutama akar primer secara normal menghasilkan akar seminal tidak boleh kurang dari dua.
Hipokotile tanpa ada kerusakan pada jaringan. Pertumbuhan plumula dengan daun hijau dan tumbuh baik. Kecambah memiliki satu kotiledone bagi monokotile dan dua kotiledon
bagi dikotil. Kecambah abnormal Kecambah abnormal adalah kecambah yang telah tumbuh, namun struktur-struktur pentingnya tumbuh tidak dapat berkembang dengan baik. Ciri-cirinya:
Kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primernya pendek.
Kecambah yang bentuknya cacat, perkembangannya lemah atau kurang seimbang, plumula terputar, hipokotil/epikotile/kotiledon membengkak, akar pendek, kalioptile pecah, tidak mempunyai dan kecambah kredil.
Kecambah tidak membenruk klorofil atau tranparan. Kecambah yang membusuk.
Benih Keras
APTKJ.106.KK01
65
Adalah benih yang sampai batas akhir pengujian tetap keras, tidak terjadi proses imbibisi karena kulit benih meabel terhadap air, tetapi berdasarkan uji tetra zolium benih tersebut masih hidup. Benih segar tidak berkecambah Adalah benih yang sampai akhir pengujian tidak berkecambah karena sebab lain walaupun benih tersebut berimbibisi dan berdasarkan uji tetrazolium benih tersebut masih hidup. Benih mati Adalah benih yang busuk sebelum berkecambah atau benih yang sampai batas akhir pengujian tidak dapat berkecambah, tetapi tidak dikatagorikan pada benih keras maupun benih segar tidak berkecambah. Jika diuji dengan tetrazolium membuktikan bahwa benih tersebut mati.
Kecambah padi normal Kecambah padi abnormal Perhitungan daya kecambah Salah satu parameter yang digunakan untuk menilai kualitas benih adalah persentase daya kecambah. Persentase daya kecambah sangat dipengaruhi oleh kondisi benih yang mampu berkecambah normal dari sejumlah benih yang dikecambahkan, semakin tinggi nilai persentase daya kecambah berarti semakin tinggi nilai kualitasnya. Untuk menghitung persentase daya kecambah, dapat digunakan rumus sebagai berikut :
ܣ =
× 100% Keterangan : A = Daya kecambah (%) B = Jumlah benih yang mampu berkecambah C = Jumlah benih yang dikecambahkan Lembar Tugas 1. Buatlah ringkasan tentang pengujian daya kecambah dari referensi yang dibaca! 2. Carilah informasi dengan mengunjungi tempat-tempat pengujian benih atau kebun benih sentral tentang pengujian daya kecambah yang meliputi: a. Bahan dan alat yang digunakan b. Sampel benih yang disediakan c. Metode pengujian daya kecambah d. Prosedur pengujian daya kecambah e. Persentase daya kecambah f. Perhitungan persentase daya kecambah Buatlah laporan dari hasil kunjungan! 3. Diskusikan hasil ringkasan dan informasi yang didapat dari hasil kunjungan! Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi! 4. Laporan hasil kunjungan dan hasil diskusi yang disetujui guru pembimbing diadministrasikan sebagai porto folio. Lembar Latihan 1. Apa yang dimaksud dengan pengujian daya kecambah? 2. Mengapa pengujian daya kecambah benih perlu dilakukan? 3. Bagaimana cara menentukan sampel benih untuk pengujian daya
APTKJ.106.KK01
66
kecambah? 4. Jelaskan faktor lingkungan yang diperlukan untuk benih dapat berkecambah! 5. Jelaskan metode yang digunakan dalam pengujian daya kecambah! 6. Jelaskan pengamatan dan penilaian yang digunakan dalam pengujian daya kecambah! Lembar Jawaban 1. Pengujian daya kecambah adalah pengujian terhadap kemampuan benih berkecambah secara normal dalam batas waktu yang ditentukan. 2. Untuk mendapatkan informasi tentang kualitas benih, nilai pertumbuhan benih di lapangan dan viabilitas benih karena daya kecambah merupakan cermin dari viabilitas benih. 3. Contoh benih yang digunakan dalam pengujian daya kecambah adalah benih yang telah diuji kemurniannya. Jumlah benih yang digunakan disesuaikan dengan aturan yang ditentukan oleh ISTA yaitu jumlah minimal 400 butir dapat dibagi menjadi empat, delapan atau enam belas 4. Faktor lingkungan yang diperlukan untuk benih dapat berkecambah adalah: air, suhu, oksigen, cahaya, media. 5. Metode yang digunakan dalam pengujian daya kecambah antara lain : a. Metode uji di atas kertas adalah : Pengujian benih yang dilakukan di atas kertas digunakan pada benih yang membutuhkan cahaya untuk berkecambah. b. Metode uji antar kertas Adalah pengujian benih yang dilakukan di antara kertas. Metode ini digunakan untuk benih yang tidak membutuhkan cahaya dalam pertumbuhannya. c. Metode uji kertas digulung Adalah pengujian benih yang dilakukan di antara lembar kertas kemudian digulung. Metode ini dilakukan pada benih yang tidak peka cahaya dalam perkecambahan. Pengujian daya kecambah dengan pasir/tanah adalah pengujian benih yang dilakukan pada pasir atau tanah 6. Pengamatan dan penilaian pada pengujian daya kecambah a. Pengamatan pada pengujian daya kecambah dilakukan dua kali :
Pengamatan pertama pada 3 x 24 jam (jagung, padi, kacang hijau, kedelai, sorghum, sawi, kapri, kapas, kenaf dan bunga pukul empat) atau pengamatan pertama pada 5 x 24 jam (kacang tanah, tomat, pepaya, bayam, tembakau dan kopi)
Pengamatan kedua dilakukan setelah 2 x 24 jam dari pengamatan pertama
Lembar Kerja 1. Pendahuluan Perkecambahan benih adalah pemunculan dan perkembangan dari embrio menjadi struktur-struktur yang akan berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi yang memungkinkan. Perkecambahan dimulai setelah adanya kondisi yang mendukung yaitu kesediaan air, oksigen, cahaya, suhu dan media yang sesuai . 2. Tujuan Peserta dapat melakukan pengujian daya kecambah dan menghitung persentase daya kecambah. 3. Alat dan Bahan a. Air b. Benih (pangan, hortikultura, perkebunan) c. Kertas yang mudah menyerap air (kertas buram) d. Tempat perkecambahan (petridish cawan/plastik/lainnya) e. Pinset
APTKJ.106.KK01
67
f. Hand sprayer g. Alat pengecambahan 4. Keselamatan Kerja Hati-hati dalam menggunakan petridish! 5. Langkah Kerja Metode uji di atas kertas a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengujian dayakecambah! b. Siapkan benih yang diuji sebanyak 400 butir setiap perlakuan dengan 4,8 atau 16 kali (4 x 100 butir, 8 x 50 butir, atau 16 x 25 butir) disesuaikan dengan ukuran benih! C. Gunting kertas merang sebanyak 3 - 7 lapis dengan ukuran yang sesuai dengan petridish! d. Letakkan substrat kertas merang di atas cawan petridish! e. Basahi substrat dengan air sampai meresap secara merata, jika kelebihan air dibuang! f. Benih di atur secata merata pada petridish dengan menggunakan pinset. g. Letakkan petridish yang sudah diisi benih ke dalam alat pengecambahan! h. Lakukan pengamatan setiap hari sampai batas waktu yang ditentukan, dan penilaian uji daya kecambah selama dua kali i. Hitung jumlah kecambah normal sebanyak dua kali!
Penilai pertama pada 3 x 24 jam (benih jagung, padi, kacang hijau, kedelai, shrogum) atau - 5 x 24 jam (benih kacang tanah, tomat, bayam dan tembakau). Penilaian kedua (5 x 24jam dan 7 x 24jam).
Hitung % daya kecambah dari masing-masing perlakuan dan hitung rata-rata % daya kecambah.
Buatlah laporan dari hasil pengujian daya kecambah. A. EVALUASI KOGNITIF SKILL a. Pengujian Kemurnian Benih 1. Hitung persentase kemurnian benih dari sampel benih kacang tanah seberat 500 gram bila diperoleh hasil uji kotoran berupa batu dan pasir 5 gram dan tanaman lain 2 gram serta benih kacang tanah 497 gram? 2. Bagaimana cara menuliskan hasil perhitungan kemurnian pada label pengemasan? Jelaskan komponen yang dinilai pada sampel benih yang diuji kemurniannya! 3. Bagaimana cara menguji kemurnian benih? b. Pengujian Kadar air benih 1. Mengapa pada waktu memanaskan cawan porselin berisi sampel benih dalam oven, cawan porselin dalam keadaan terbuka? 2. Mengapa dalam mengeluarkan cawan porselin berisi sampel benih dari oven yang sudah dipanasi harus ditutup secepatnya? 3. Hitunglah hasil dari pengujian kadar air benih dengan menggunakan metode oven bila diketahui : Berat wadah = 12 gram Berat wadah dan sampel benih sebelum dikeringkan = 17 gram Berat wadah dan berat sampel benih setelah dikeringkan = 16, 5 gram. Pengujian daya Kecambah 1. Jelaskan penilaian kecambah pada uji daya kecambah! 2. Jelaskan dua perbedaan uji daya kecambah dengan metode UDK (Uji diatas kertas) dan UAK (uji antar kertas)! 3. Jelas 4 syarat media perkecambahan! 4. Hitunglah pengujian daya kecambah pada 400 butir benih sawi yang dibagi menjadi 8 ulangan, bila diketahui:
APTKJ.106.KK01
68
No Ulangan Jumlah Kecambah Normal 1 I 48 2 II 47 3 III 48 4 IV 50 5 V 49 6 VI 48 7 VII 47 8 VIII 46
APTKJ.106.KK01
69
DAFTAR PUSTAKA
Aminah Salam. 2003. Melakukan Pengujian Benih. Departeman Pendidikan Nasional. Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan , Jakarta. Ance G. Kartasapoetra, 1989. Teknologi Benih. Bina Aksara. Jakarta. Hendarto Kuswanto. 1996. Dasar-dasar Teknologi Produksi dan Sertifikasi Benih. Andi. Yogyakarta. Hendarto Kuswanto. 1997. Analisis Benih. Andi. Yogyakarta. Heni Susilowati. dkk. 2003. Pedoman Umum Laboratorium Benih. Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Cimanggu – Depok. Lita Sutopo. 1984. Teknologi Benih. Rajawali. Jakarta. Sutavee Sukprakan & Tapanee Attamangkune. 1997. Training Course in Seed Technology for The Indonesian Group. Tropical Vegetable Research and Development Center, Kasetsart University, Thailand. Wahyu Qomara Mugnisjah dan Asep Setiawan. 1995. Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta.
APTKJ.106.KK01
70
Lampiran 1. Volume Lot, Berat Minimum Contoh Kirim dan Contoh Kerja dan Contoh Kerja Analisis Kemurnian Fisik.
No
Nama Latin
Nama Indonesia Volume
Lot maksimum
(Kg)
Berat Contoh Kirim
(gram)
Berat Contoh Kerja
(gram) I
Tanaman Pangan
1 Hordeum vulgare Jelai 25.000 1.000 120 2 Oryza sativa Padi 25.000 1.000 55 – 70 * 3 Sorghum bicolor Sorgum 10.000 9.000 90 4 Zea mays Jagung 40.000 1.000 900 5 Arachis hypogea Kacang Tanah 25.000 1.000 1.000 6 Glycine max Gude 20.000 1.000 500 7 Phaseolu radiatus Kacang Hijau 25.000 1.000 120 8 Vicia faba Kacang Merah 25.000 1.000 1.000 II Tanaman Sayuran
Hortikultura
9 Allium spp Bawang 10.000 80 8 10 Amaranthus sp. Bayam 5.000 10 2 11 Capsicum annum Cabe Besar 1.000 150 15 12 Capsicum frutescens Cabe Rawit 10.000 150 15 13 Citrullus lanatus Semangka 20.000 1.000 250 14 Cucumis sativus Mentimun 10.000 150 70 15 Cucurbota moschata Waluh 10.000 350 180 16 Solenum melongeta Terong 10.000 150 15 17 Lycopersicum sp Tomat 10.000 17 7 18 Vigna sinensis Kacang Panjang 20.000 1.000 500 III Tanaman
Industri/Perkebunan
19 Hibiscus cannabinus Rosella 10.000 700 70 20 Gossypium spp Kapas 25.000 1.000 350 21 Helianthus annus L. Bunga Matahari 25.000 1.000 200 22 Rinicus cummunis L. Jarak 20.000 1.000 500 23 Cammelia thea Teh 1.000 *) 24 Coffea
robusta/arabica Kopi 1.000 *)
25 Hevea brassiliensis Karet 1.000
No
Nama Latin
Nama Indonesia
Volume Lot
maksimum (Kg)
Berat Contoh Kirim
(gram)
Berat Contoh Kerja
(gram) IV Tanaman
Reboisasi/Penghijauan
26 Acacia spp. Akasia 1.000 70 35 27 Centrosema
pubescens Centrosema 20.000 600 60
APTKJ.106.KK01
71
28 Crotalaria juncea Krotalaria 10.000 7.000 70 39 Eucalyptus deglupa
Blume Lada 1.000 10 2
30 Leucaena leucocephala
Lamtoro 20.000 1.000 100
31 Pinus merkussi Pinus 1.000 120 60 32 Tectona glarandis L.f. Jati 1.000 2.000 1.000
Sumber: ISTA Rules, 1999 dalam Susilowati dkk., 2003 Keterangan: *) : Bukan Standar ISTA , berlaku sementara