peace pees dimana kata pees pax yang berarti - usm
TRANSCRIPT
10
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian teori
Kata damai atau peace secara etimologis ditemukan sekitar abad
12 dan berasal dari kata bahasa inggris pada abad pertengahan yaitu
pees, yang diambil dari bahasa anglo-perancis pees dimana kata pees
sendiri diambil dari bahasa latin yaitu pax yang berarti
persetujuan,diam/damai dan keselarasan, berdasarkan konteks ini maka
lawan dari kata damai secara etimologis adalah kata konflik, kata yang
berasal dari abad ke 15 diambil dari bahasa inggris pertengahan dan latin
yaitu conflictus yang bermakna membentur, menolak, tidak selaras
(Merriam-Webster's Collegiate, Dictionary,2011).
Pengertian perdamaian secara terminologis (istilah) adalah tidak
adanya peperangan atau konflik kekerasan. Sedangkan arti perang
adalah konflik kekerasan secara langsung, jadi perang terjadi ketika
tidak bisa dicapainya penyelesaian konflik melalui metode tanpa
kekerasan sehingga memaksa pihak-pihak terlibat perselisihan tadi
untuk melakukan aksi kekerasan sebagai satu-satunya cara, dari sini bisa
diperhatikan bahwa konflik sendiri terbagi menjadi dua, yaitu konflik
tanpa kekerasan dan konflik dengan menggunakan kekerasan (Graham
Evans and Jeffrey Newnham, 1998).
Definisi kekerasan sendiri adalah sebuah aksi atau tindakan
yang bertujuan untuk merusak,mencederai,melukai bahkan
11
memusnahkan property bahkan manusia (Collins COBUILD Advanced
Learner's Dictionary 5th Edition,2011).
Kekerasan sendiri terbagi menjadi dua yaitu :
a. Kekerasan secara langsung (direct violence), yang dimaksud
kekerasan secara langsung tidak sekedar melakukan kekerasan
secara langsung seperti tapi lebih dari itu yaitu merupakan aksi
yang bertujuan untuk menciptakan hirarki dan hegemoni,
b. Kekerasan structural (structural violence), adalah kekerasan
yang diawali dari adanya perbedaan kelas dan posisi yang
menghegemoni dan dihegemoni sehingga memungkinkan
terjadinya tindakan alienasi, diskriminasi, eksploitasi, represi
yang bertujuan untuk menjaga hirarki yang sudah ada oleh
kelompok yang berkuasa maupun bertujuan untuk
menghancurkannya oleh kelompok yang ditindas (Thomas
Matyok,2011) , kekerasan structural biasanya dilakukan oleh
kelompok mayoritas atau yang memegang kekuasaan sehingga
didalam penerapan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu
memihak pada kelompok mayoritas dan mendiskriminasi
kelompok yangminoritas, contohnya adalah seperti yang sedang
terjadi di Indonesia Kaum minoritas kadang dianggap berbeda,
dan terkadang tidak mendapatkan perlakuan yang sama. Hal ini
terjadi karena rasisme terhadap agama, ras dan suku. Kaum
minoritas kadang di tindas oleh oknum yang mengaku sebagai
mayoritas, hal ini menimbulkan ketakutan dan gejolak hati di
12
kaum minoritas akan perlakuan tidak adil.Kekerasan structural
bisa berbentuk rasisme, sexism maupun bentuk chauvinism
yang lain, yang kemudian kekerasan secara structural ini bisa
memicu tindakan perlawanan oleh kelompok yang tertindas dan
bisa memicu konflik (peacestudies,2004).
Berbagai macam bentuk konflik dan kekerasan kemudian
menjadi stimulan untuk juga menerapkan metode-metode terhadap
konsep perdamaian untuk menjawab tantangan yang ada. Salah satu
konsep dasar dan konvensional yang ditawarkan adalah konsep Negative
Peace. Negative peace lebih menekankan pada aspek meniadakan
perang (David P. Barash, 2000) .juga bentuk konflik kekerasan yang
luas terhadap kehidupan manusia (Charles Webel and John Galtung,
2007) terutama kekerasan yang sudah lintas batas Negara seperti perang
antar Negara maupun perang sipil yang besar didalam satu Negara
(Alicia Cabezudo and Magnus Haavelsrud, 2007) maupun
mengeliminasi segala bentuk kekerasan langsung (Johan Galtung, 1969),
pada prakteknya pendekatan negative peace menghendaki tidak
terjadinya perang dengan kekuatan militer dan efek penggetarnya
(deterrence) atau istilahnya damai karena kuat dan adagium terkenal
lainnya adalah jika ingin damai siapkan perang (Sivis Pacem
Parabellum), pada umumnya pendekatan negative peace bersifat
coercive (memaksa) dan reaktif.
13
Bentuk lain dari metode perdamaian selain Negative Peace
adalah Positive peace, karakter epistemology dari Positive Peace adalah
multi-disiplin dan memiliki nilai-nilai moral dan visi dari positive peace
lebih luas dari sekedar tidak adanya peperangan/konflik kekerasan
ataupun menghindarinya (David P. Barash, 2000) dan positive ingin
menunjukkan kehadiran secara stimulan keinginan membangun sudut
pandang dimasyarakat seperti keselarasan,keadilan dan kesetaraan
(Charles Webel, 2007) pada prinsipnya Positive Peace bertujuan untuk
mengeliminasi berbagai hambatan terhadap potensial yang dimiliki
manusia terutama pada permasalahan ekonomi dan struktur sosial-
politik (Johan Galtung, 1969) jadi positive berbeda dari negative peace
yang melakukan pendekatan kekuatan, memaksa sedangkan positive
peace melakukan pendekatan nilai dan moral serta lebih menekankan
aspek pencegahan sehingga dalam proses penerapannya positive peace
lebih menawarkan bantuan dan penyelesaian konflik structural yang
terjadi baik pada masa lampau dan sekarang dengan harapan agar
kedepannya tidak terjadi konflik kekerasan yang lebih besar (Diertrich
Fischer, 2007).
Bisa disimpulkan bahwa positive peace tidak hanya berfokus
dari ketidakhadiran peperangan tapi juga fokus pada kehadiran
perdamaian,cinta dan nilai-nilai moral dan sosial di masyarakat dan
menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan manusia, pendekatan
holistic yang ditawarkan oleh positive peace secara langsung
mengharuskan pembangunan perdamaian melalui jalur ekonomi,sosial
14
dan lingkungan, tujuan akhir dari positive peace adalah meminimalisir
kekerasan baik secara langsung maupun yang structural.
2.2 Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir
strukturalis yang gencar mempraktekkan model linguistic dan
semiologi Saussurean. Ia juga intelektual dan kritikus sastra Perancis
yang ternama. Roland Barthes adalah tokoh strukturalis terkemuka dan
juga termasuk ke dalam salah satu tokoh pengembang utama konsep
semiologi dari Saussure.
Bertolak dari prinsip Saussure, Barthes menggunakan konsep
sintagmatik dan paradigmatik untuk menjelaskan gejala budaya, seperti
sistem busana, menu makan, arsitektur, lukisan, film, iklan, dan karya
sastra. Ia memandang semua itu sebagai suatu bahasa yang memiliki
sistem relasi dan oposisi. Beberapa karya Barthes yang merupakan
warisannya untuk dunia intelektual adalah konsep konotasi yang
merupakan kunci semiotic dalam menganalisis budaya,dan konsep
mitos yang merupakan hasil penerapan konotasi dalam berbagai bidang
dalam kehidupan sehari-hari.
Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan memperlihatkan
pengaruh pada bidang seni rupa, seni tari, seni film, desain produk,
arsitektur, termasuk desain komunikasi visual. Dilihat dari sudut
pandang semiotika, desain komunikasi visual adalah sistem semiotika
‟khusus, dengan perbendaharaan tanda (vocabulary) dan sintaks
(syntagm) yang khas, yang berbeda dengan system semiotika seni.Di
15
dalam semotika komunikasi visual melekat fungsi komunikasi yaitu
fungsi tanda dalam menyampaikan pesan (message) dari sebuah
pengiriman pesan (sender) kepada para penerima (receiver) tanda
berdasarkan kode-kode tertentu. Meskipun fungsi utamanya adalah
fungsi komunikasi mempunyai fungsi signifakasi (signification) yaitu
fungsi dalam menyampaikan sebuah konsep, isi atau makna
(Tinarbuko, 2009). Secara umum semiotika, pesan adalah penanda, dan
makna adalah petanda.
Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan secara fisik dari satu
sumber ke penerimanya. Sedangkan makna dari pesan yang dikirimkan
hanya bisa ditentukan dalam kerangka-kerangka makna lainnya.
Adapun penilitian menggunakan teori Roland Barthes di
karenakan menurut peneliti teori roland barthes cocok dengan peneliti
cari, yaitu dengan menekankan interaksi antara teks dengan
pengalaman personal dan kultural pengguna tersebut.
2.3 Budaya Populer
Kebudayaan dapat dipandang sebagai makna yang tertata dan
terbangun dengan cara pembandingan diskuesus dimana objek dan
praktik menemukan maknannya. Kebudayaan adalah suatu kilasan
permainan wacana dalam ruang dan waktu tertentu. Suatu hal yang
secara temporer membekukan “makna yang tengah bergerak”.
Kebudayaan dan identitas budaya secara temporer distabilkan pada
“titik simpul” utama. Masyarakat modern telah terbentuk secara historis
didalam kelas, gender, etnisitas dan usia. Proses dimana makna budaya
16
termapankan secara temporer adalah pertanyaan soal kekuasaan dan
politik budaya (Barker,2004)
2.4 Mitos
Mitos dari Barthes memiliki makna yang berbeda dengan
konsep mitos dalam arti umum. Mitos dari Barthes mengungkapkan
fakta. Bagi Barthes, mitos adalah bahasa : le mythe estune parole.
Konsep parole yang diperluas oleh Barthes dapat berbentuk verbal
(lisan dan tulis) atau non verbal.
2.5 Konsep Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan
dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos
yang berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan
ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis.Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normative yang
dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nilai dasar dan
keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau
masyarakat yang sekaligus membentuk orang itu menuju cita-cita yang
mereka inginkan. Ideologi adalah sesuatu yang dihayati dan diresapi
menjadi suatu keyakinan.Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas
membawa komitmen untuk mewujudkannya. Semakin mendalam
kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula
komitmennya untuk melaksanakannya.
17
Menurut Traccyideologi adalah suatu sistem penilaian mengenai
teori politik, sosial budaya dan ekonomi.Sedangkan menurut Frans
Magnis Suseno ideologi bukan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat, tetapi berupa cita-cita sebuah kelompok yang mendasari
suatu program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat.Adapun
ciri-ciri ideologi yaitu :
- Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup
kebangsaan dan ke
- negaraan
- Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan hidup, pedoman
hidup, pegangan hidup yang dipelihara, diamalkan kepada
generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban
Soerjanto Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi
sebagai berikut:
1. Struktur kognitif, keseluruhan pengetahuan yang dapat
merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam
keadaan alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar, dengan membuka wawasan yang
memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam
kehidupan masyarakat
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi
seseorang
18
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan
identitasnya
5. Kemampuan yang mampu menyemangati dan mendorong
seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk
memahami, menghayati, serta mempolahkan tingkah lakunya
sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung
didalamnya
Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat sehingga
mampu menjadi landasan, pedoman dan bekal bagi suatu kelompok,
masyarakat, bangsa dan negara.Ideologi dapat dirumuskan sebagai
identitas suatu masyarakat atau bangsa yang sering disebut dengan
istilah kepribadian bangsa. Ideologi merupakan suatu sistem berpikir
dalam aspek kehidupan, maka ia dapat diterapkan kedalam sistem
politik, ekonomi dan sosial budaya.
Istilah ideologi terutama dilekatkan dengan aspek politik
pemerintahan atau gerakan politik suatu negara.Di Indonesia misalnya,
Pancasila diakui sebagai ideologi negara.Pancasila ini terdapat di dalam
konstitusi (UUD 1945), tepatnya di dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila menjadi cara pandang bangsa Indonesia, baik terhadap diri,
lingkungan, negara, maupun dunia. Sering kali, jika terjadi konflik antar
kelompok di dalam masyarakat, Pancasila dijadikan rujukan untuk
memperoleh titik temu. Sosialisasi Pancasila sebagai ideologi negara
secara aktif dilakukan pemerintah melalui berbagai cara.
19
2.6 Hakikat Pesan Perdamaian
Konsep pesan perdamaian membawa konotasi yang positif,
hampir tidak ada orang yang menentang perdamaian. Perdamaian dunia
merupakan tujuan utama dari kemanusiaan. Beberapa kelompok,
berpandangan berbeda tentang apakah perdamaian itu, bagaimana
mencapai kedamaian, dan apakah perdamaian benar-benar mungkin
terjadi. Definisi Damai memiliki banyak arti. Perdamaian dapat
menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan
perang. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang
umum di Burung merpati sering digunakan sebagai lambang
perdamaian. Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam
diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-
definisi di atas. Konsepsi damai setiap orang berbeda sesuai dengan
budaya dan lingkungan. Orang dengan budaya berbeda kadang kadang
tidak setuju dengan arti dari kata tersebut, dan juga orang dalam suatu
budaya tertentu.
Sebuah definisi yang sederhana dan sempit dari damai adalah
ketiadaan perang. Dengan definisi seperti ini, kita dapat menganggap
Congo, Sudan, dan mungkin Korea Utara dalam keadaan damai karena
mereka tidak sedang berperang dengan musuh dari luar. Dan lagi,
dengan definisi ini, kita sekarang tinggal di zaman dunia damai, tanpa
perang aktif antara negara-negara. Perawatan perdamaian yang lama
antar negara merupakan kesuksesan besar dari PBB. Damai dapat terjadi
secara sukarela, di mana peserta perang memilih untuk tidak masuk
20
dalam keributan, atau dapat dipaksa, dengan menekan siapa yang
menyebabkan gangguan. Membatasi konsep perdamaian hanya kepada
ketiadaan perang internasional, terorisme, dan kekerasan lainnya yang
terjadi dalam negara. Adapun yang mendefinisikan 'damai' sebagai
ketiadaan kekerasan. tidak hanya ketiadaan perang, tetapi juga ketiadaan
setan (evil). Dan banyak juga yang percaya bahwa perdamaian tidak
hanya ketiadaan dari kejadian sosial yang tragis. Dari sudut pandang ini,
perdamaian tidak hanya ketiadaan kekerasan tetapi juga kehadiran
keadilan.
Beberapa pemikir perdamaian memilih membuat ide damai
tunggal dan mendorong ide banyak arti dari damai. Mereka berpikir
tidak ada definisi tunggal yang benar tentang damai, harus dilihat
sebagai sesuatu yang jamak. Contohnya, di Wilayah Danau Besar
Afrika, kata damai adalah kindoki, yang menunjuk kepada
keseimbangan yang harmonis antara manusia, dan dunia alam lainnya,
dan juga kosmos. Pandangan ini lebih luas dari damai yang berarti
"ketiadaan perang" atau bahkan "kehadiran keadilan". Banyak pemikir
yang sama juga mengkritik ide damai sebagai harapan dan yang akan
terjadi pada suatu hari. Mereka mengenal damai tidak harus sesuatu
yang manusia harus capai "suatu hari". Mereka menganggap bahwa
damai hadir, bila kita menciptakan dan mengembangkannya dalam cara
yang kecil dalam kehidupan sehari-hari, dan damai akan berubah secara
terus menerus.
21
Dalam beberapa hubungan, damai dapat menunjuk secara
umum ke keadaan damai dan tenang. Tenang, tidak ada gangguan atau
godaan. Bagi orang yang sering bepergian ke daerah terpencil seringkali
memperhatikan perbedaan antara tingkat kebisingan antara kota dan
desa, oleh karena hal tersebut, munculah kata 'damai dan tenang'.
Satu arti dari damai menunjuk ke damai dalam diri, sebuah
keadaan dimana pikiran, badan, dan jiwa dalam keadaan tenanng.
Orang yang melakukan eksperimen dengan damai dalam diri
mengatakan bahwa rasa ini tidak tergantung oleh waktu, orang, atau
tempat, menekankan bahwa setiap individu dapat mengalami
ketenangan dalam diri di dalam suatu peperangan. Ada banyak
pandangan yang menganggap apakah kekerasan dan perang dibutuhkan.
Pengikut Jainisme, berusaha untuk tidak melakukan penderitaan bahkan
kepada hewan dan pasifis seperti Anarkis Kristen melihat segala
kekerasan sebagai penahanan diri. Kelompok lainnya memiliki
pendirian mereka sendiri yang bermacam-macam.
Propaganda Sekutu menyebut Perang Besar di Eropa sebagai
"perang untuk mengakhiri segala perang." Meskipun Sekutu menang
perang, Perjanjian 'Damai' Versailles yang dihasilkan hanya meratakan
jalan untuk Perang Dunia II yang lebih berdarah. Sebelum kemenangan
Sekutu, Bolshevik menjanjikan rakyat Rusia "damai, tanah, dan roti".
Meskipun mengakhiri perang melawan Blok Sentral yang membawa
bencana, Vladimir Lenin menjagal jutaan rakyat untuk mengkonsolidasi
kekuatannya, dan penggantinya Josef Stalin malah menyebabkan
22
terjadinya horor pada penduduk Rusia. Kegagalan tersebut
mencerminkan masalah menggunakan perang dalam usaha mencapai
perdamaian . Penganjur teori demokrasi damai mengklaim menegaskan
adanya bukti empiris bahwa demokrasi (hampir) tidak pernah
menimbulkan perang satu sama lain. Banyak bangsa yang menjadi
demokratis sejak Revolusi Industri. Perdamaian dunia menjadi mungkin
jika tren ini berlanjut. Pencipta perdamaian adalah tokoh yang mengatasi
kekerasan dan konflik yang pencipta perdamaian dihadapi melalui
kepemimpinan dan visi untuk mencapai perdamaian
Penghargaan Nobel Perdamaian dianugerahkan setiap tahun
untuk tokoh terkemuka, umumnya pencipta perdamaian dan visioner
yang telah mengatasi lingkaran setan kekerasan, konflik, atau
penindasan melalui kepemimpinan moralnya, namun yang menimbulkan
kontroversi, banyak mantan penghasut perang yang dipercaya membawa
dunia mendekati akhir keadaan tersebut melalui pemberian istimewa
dalam mencoba mencapai perdamaian.
2.7 Hakikat Pesan Dalam Komunikasi
Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting,
karena dengan berkomunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide
yang akan disampaikan kepada seseorang. Pesan merupakan unsur
penting dalam berkomunikasi, karena disampaikan melalui media yang
tepat dengan menggunakan lambang dan bahasa yang sederhana.
23
Abdul Hanafi menjelaskan bahwa pesan itu adalah produkfiktif
yang nyata yang dihasilkan oleh sumber encoder (Siahaan, 1991). Kalau
berbicara maka “pembicara” itulah pesan, ketika menulis surat maka
“tulisan surat” itulah yang dinamakan pesan. Pesan mempunyai inti
pesan sebagai pengaruh di dalam usaha mencoba mengubah sikap
tingkah laku penerima.
Pesan mempunyai tiga komponen yaitu, makna, simbol yang
digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk pesan.Simbol
terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat merepresentasikan
objek, gagasan dan perasaan baik ucapan ataupun tulisan.Pesan juga
dapat disampaikan secara non verbal, seperti melalui isyarat anggota
tubuh.Selain itu pesan dapat dimengerti dalam tiga unsur, yaitu kode
pesan, isi pesan dan wujud pesan.
Menurut A. W. Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga
bentuk pesan yaitu : Informatif, untuk memberikan keterangan fakta dan
data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan
sendiri. Persuasif,bujukan membangkitkan pengertian dan kesadaran
manusia bahwa apa yang disampaikan akan memberikan sikap berubah
atas kemauan sendiri. Kohersif, menyampaikan pesan yang bersifat
memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi dari penyampaian secara
inti dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan
publik.Koersif berbentuk perintah, instruksi untuk menyampaikan suatu
target.
24
Suatu pesan yang dikomunikasikan mempunyai kemampuan
untuk mengetahui efek yang timbul pada komunikan.Maka tidak heran
apabila dalam setiap melaksanakan penyampaian pesan tidak terlepas
dari keinginan untuk menjadikan pesan itu diterima oleh komunikan.
2.8 Musik Dan Lagu
Menurut Jamalus dalam buku berjudul Pengajaran Musik
Melalui Pengalaman Musik, berpendapat bahwa “musik adalah karya
seni bunyi berbentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu
irama, melodi, harmoni, struktur lagu dan ekspresi sebagai kesatuan”.
Lagu dan musik adalah unsur yang memiliki keterkaitan satu
sama lainnya. Karakteristik yang membedakan antara lagu dengan
musik terdapat pada ada tidaknya suatu teks didalam susunan nada
tersebut. Jadi lagu adalah nada-nada tertentu yang dibentuk oleh melodi
dan dinotasikan pada suatu teks yang telah dibuat oleh pencipta lagu.
Sebuah lagu tanpa lirik pastinya akan terasa kosong, karena
nyawa dari sebuah lagu adalah lirik lagu yang dibuat oleh pencipta lagu.
lirik lagu yaitu definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup
jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan,
semboyan-semboyan, politik dan doa-doa. Adapun pengertian lain dari
lirik lagu adalah simbol verbal yang diciptakan oleh manusia(Jan Van
Luxemburg ,1989). Intinya lirik lagu merupakan rangkaian pesan verbal
yang tertulis dengan sistematika tertentu untuk menimbulkan kesan
25
tertentu juga, isi verbal tersebut mewakili gagasan penulis lirik yang
merupakan respon dari lingkungan fisik manusia.
2.9 Kerangka Berfikir
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting.Penelitian ini meneliti
tentang bagaimana peembedahan mengenai lagu tersebut.Dalam
menguak hal tersebut peneliti menggunakan analisis Semiotika Roland
Barthes sehingga pembaca dapat memahami pesan yang
dikomunikasikan pada lagu, dengan menganalisis denotasi dan konotasi
Mitos
Makna denotasi Makna konotasi
Teori Semiotika Roland Barthes
Lirik Lagu Imagine
Karya John Lennon
26
yang terkandung dalam lirik lagu Imagine yang di populerkan John
Lennon tersebut.