pedoman evaluasi-diri program studi d...

77
BAN-PT PEDOMAN EVALUASI-DIRI UNTUK AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI EDISI SOSIALISAS

Upload: tranquynh

Post on 04-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

BAN-PT

PEDOMAN EVALUASI-DIRI

UNTUK AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

JAKARTA 2012

EDISI SOSIALISA

SI

Page 2: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

PENGANTAR

Evaluasi adalah awal suatu proses pengembangan dan penjaminan mutu (quality assurance). Evaluasi-diri merupakan suatu kegiatan yang sangat penting sehingga disebut sebagai salah satu kegiatan utama dalam sektor pendidikan tinggi seperti dikemukakan dalam Undang-undang No. 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional.

Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi ini disiapkan untuk membantu para pejabat di perguruan tinggi dalam mempersiapkan, melaksanakan, menyusun laporan, dan memanfaatkan hasil evaluasi-diri pada program studi/ perguruan tinggi. Keseluruhan Pedoman ini berisi penjelasan mengenai hal-hal berikut.

I.II.III.IV.V.VI.

Pendahuluan Makna dan tujuan evaluasi-diriKomponen evaluasi-diriProsedur evaluasi-diriAnalisis data evaluasi-diriLaporan hasil evaluasi-diri

Pedoman ini disampaikan dengan maksud agar para pengasuh program studi pada semua tingkat program, dan semua perguruan tinggi yang melakukan kegiatan evaluasi-diri dapat melaksanakannya dengan lancar, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang diharapkan sebagai awal dari keseluruhan daur penjaminan mutu/akreditasi. Di samping itu, diharapkan pula agar para pengasuh program studi dan para pejabat perguruan tinggi dapat menggunakan hasil evaluasi-diri tersebut sebagai bahan untuk mengisi borang atau menyusun portofolio akreditasi secara baik, kemudian menyajikannya sebagai salah satu bukti kebenaran isi borang atau portofolio pada saat asesmen lapang yang dilakukan oleh BAN-PT.

Semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Jakarta, 22 Desember 2008

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi,Ketua,

Prof. Dr. Kamanto Sunarto

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. ii

Page 3: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

DAFTAR ISIhalaman

PENGANTAR................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN.......................................................................................................1A. Rasionel1B. Peranan Evaluasi-diri dalam Pengembangan dan Penyelenggaraan Program

Pendidikan 2

II. MAKNA DAN TUJUAN EVALUASI-DIRI..................................................................3A. Makna Evaluasi dan Evaluasi-diri 3B. Tujuan Evaluasi-diri 3C. Manfaat Evaluasi-diri 3D. Ciri Evaluasi-diri yang Baik 4E. Evaluasi-diri dalam Daur Penjaminan Mutu/Akreditasi 4

III. KOMPONEN EVALUASI-DIRI................................................................................5A. Identifikasi Komponen Evaluasi-diri 5

Komponen A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian 6Komponen B. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu 7Komponen C. Mahasiswa dan Lulusan 7Komponen D. Sumberdaya Manusia 8Komponen E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 8Komponen F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, dan Sistem Informasi 10Komponen G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama 11

B. Penentuan komponen evaluasi-diri dikaitkan dengan kebijakan mutakhir. 11

IV. PROSEDUR EVALUASI-DIRI...............................................................................13A. Persiapan dan perencanaan 13B. Penataan organisasi kerja 13C. Pelaksanaan evaluasi-diri 14D. Pemanfaatan pakar sejawat 14E. Tindak lanjut 14

V. ANALISIS DATA EVALUASI-DIRI........................................................................14Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis SWOT 14

VI. LAPORAN HASIL EVALUASI-DIRI.....................................................................18A. Makna Laporan Hasil Evaluasi-diri 18B. Format Laporan Hasil Evaluasi-diri 18C. Perwajahan Laporan 19

DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................20

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. iii

Page 4: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

I. PENDAHULUAN

A. Rasionel

Dalam rangka akreditasi program studi/perguruan tinggi yang bertujuan, terutama untuk menilai dan memberikan jaminan mutu program dan satuan pendidikan tinggi (quality assessment and assurance), evaluasi-diri yang merupakan evaluasi internal pada program dan satuan pendidikan tinggi (program studi dan perguruan tinggi), adalah langkah pertama yang hasilnya dapat digunakan untuk berbagai maksud. Hasil evaluasi-diri dapat digunakan untuk memutakhirkan pangkalan data program studi/perguruan tinggi dalam bentuk profil yang komprehensif, perencanaan, strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi secara berkelanjutan, penjaminan mutu internal program studi/perguruan tinggi, dan untuk mempersiapkan evaluasi eksternal atau akreditasi.

Bagi beberapa program studi/perguruan tinggi, evaluasi-diri merupakan sesuatu yang baru, belum pernah dilaksanakan, bahkan belum difahami. Sementara itu, banyak program studi/perguruan tinggi yang telah pernah bahkan sering melakukan evaluasi-diri untuk berbagai maksud. Bagi beberapa program studi/perguruan tinggi, evaluasi-diri telah menjadi agenda berkelanjutan, dan telah menjadi “budaya” dalam kehidupan akademiknya. Sistem dan prosedur evaluasi-diri yang telah dilaksanakan itu kadang-kadang berbeda satu dengan yang lainnya, bergantung kepada keperluan yang dirasakan sendiri oleh perguruan tinggi, atau kepada hal-hal yang dipersyaratkan oleh masing-masing pihak yang meminta laporan evaluasi-diri program studi atau perguruan tinggi.

Perbedaan itu mungkin karena isi atau karena prosedur yang dianut oleh perguruan tinggi atau yang dituntut oleh pihak yang berkepentingan. Perguruan tinggi yang telah biasa melakukan evaluasi-diri, pada umumnya memiliki panduan evaluasi-diri sendiri. Namun demikian, sepanjang berkaitan dengan akreditasi program studi dan perguruan tinggi yang dilakukan oleh BAN-PT, prosedur dan isi evaluasi-diri itu ditata oleh BAN-PT. Ini tidak berarti bahwa evaluasi-diri yang diminta oleh BAN-PT dilakukan tersendiri di luar evaluasi-diri yang telah biasa dilakukan program studi/perguruan tinggi. Hasil evaluasi-diri yang telah biasa dilakukan program studi/perguruan tinggi itu dapat digunakan untuk menyusun laporan evaluasi-diri yang diminta oleh BAN-PT.

BAN-PT menempatkan evaluasi-diri itu sebagai salah satu aspek dalam keseluruhan daur akreditasi, dan menempatkannya dalam posisi yang sangat penting, yaitu sebagai suatu langkah yang mendahului pemberian informasi dan data akreditasi dari program studi atau perguruan tinggi kepada BAN-PT, sehingga hasil evaluasi-diri itu dapat merupakan bahan untuk mengisi borang akreditasi atau menyusun portofolio akreditasi, serta dapat digunakan sebagai bahan yang disediakan pada saat dilakukan asesmen lapang oleh BAN-PT di tempat program studi/perguruan tinggi. Naskah ini merupakan Pedoman

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 1

Page 5: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi yang terkait dengan akreditasi yang dilakukan oleh BAN-PT.

B. Peranan Evaluasi-diri dalam Pengembangan dan Penyelenggaraan Program Pendidikan

Sesungguhnya, evaluasi-diri bagi program studi dan perguruan tinggi bukan hanya suatu proses yang harus dilakukan pada saat-saat khusus tertentu, misalnya dalam rangka menghadapi akreditasi oleh BAN-PT, atau untuk mengajukan proposal suatu proyek tertentu, melainkan seyogianya menjadi suatu aspek dalam daur pengembangan program studi/perguruan tinggi, penjaminan mutu internal, perbaikan program secara berkelanjutan, dan untuk melengkapi serta memutakhirkan pangkalan data setiap program studi/perguruan tinggi.

Apabila evaluasi-diri telah menjadi “budaya”, maka program studi/perguruan tinggi akan selalu siap dengan data dan informasi yang selalu dimutakhirkan (updated), apabila diminta atau dituntut oleh pihak-pihak yang membutuhkannya. Oleh karena itu evaluasi-diri seyogianya dilakukan secara berkala untuk memperbaharui/memutakhirkan pangkalan data dan informasi secara berkelanjutan.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 2

Page 6: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

II. MAKNA DAN TUJUAN EVALUASI-DIRI

A. Makna Evaluasi dan Evaluasi-diri

Evaluasi, secara umum merupakan suatu proses pengumpulan serta pemrosesan data dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilkan keputusan, pengelolaan dan pengembangan program studi/perguruan tinggi.

Evaluasi-diri merupakan upaya program studi/perguruan tinggi untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh program studi/perguruan tinggi sendiri berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala, bahkan ancaman. Pengkajian dan analisis itu dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pakar sejawat dari luar program studi/perguruan tinggi, sehingga evaluasi-diri dapat dilaksanakan secara objektif.

B. Tujuan Evaluasi-diri

Evaluasi-diri dimaksudkan untuk hal-hal berikut:1. Penyusunan profil lembaga yang komprehensif dengan data mutakhir.2. Perencanaan dan perbaikan-diri secara berkelanjutan.3. Penjaminan mutu internal program studi/lembaga perguruan tinggi.4. Pemberian informasi mengenai program studi/perguruan tinggi kepada

masyarakat dan pihak tertentu yang memerlukannya (stakeholders).5. Persiapan evaluasi eksternal (akreditasi).

C. Manfaat Evaluasi-diri

Hasil evaluasi-diri dapat digunakan oleh program studi/perguruan tinggi untuk hal-hal berikut.

1. Membantu dalam identifikasi masalah, penilaian program dan pencapaian sasaran.

2. Memperkuat budaya evaluasi kelembagaan (institusional evaluation) dan analisis-diri.

3. Memperkenalkan staf baru kepada keseluruhan program studi/ perguruan tinggi.

4. Memperkuat jiwa korsa dalam lembaga, memperkecil kesenjangan antara tujuan pribadi dan tujuan lembaga dan mendorong keterbukaan.

5. Menemukan kader baru bagi lembaga.6. Mendorong program studi/perguruan tinggi untuk meninjau kembali

kebijakan yang telah usang.7. Memberi informasi tentang status program studi/perguruan tinggi

dibandingkan dengan program studi/perguruan tinggi lain.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 3

Page 7: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

D. Ciri Evaluasi-diri yang Baik

Evaluasi-diri yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.1. Dilakukan dengan motivasi intrinsik. 2. Pimpinan mendukung penuh. 3. Semua pihak dalam lembaga mendukung. 4. Direncanakan sesuai denan keperluan lembaga. 5. Dimaksudkan untuk menilai kembali tujuan lembaga. 6. Proses evaluasi-diri dilaksanakan dan dipimpin dengan baik.7. Evaluasi-diri dilaksanakan secara terbuka/transparan, objektif, jujur,

bertanggung jawab dan akuntabel.8. Mendeskripsikan dan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki program studi/perguruan tinggi, dan peluang serta ancaman yang ada di lingkungan program studi/perguruan tinggi.

9. Berbagai permasalahan diteliti dan dicarikan alternatif pemecahannya.10.Hasil evaluasi-diri dimanfaatkan untuk menyusun strategi dan rencana

pengembangan dan perbaikan program secara berkelanjutan.11.Hasilnya berupa perbaikan proses evaluasi kelembagaan dan analisis-

diri, serta perbaikan dan pengembanan program secara berkelanjutan (continuous program improvement and development).

12.Laporan disusun dengan baik.

E. Evaluasi-diri dalam Daur Penjaminan Mutu/Akreditasi

Seperti dikemukakan terdahulu, evaluasi-diri merupakan salah satu aspek penting dalam keseluruhan daur akreditasi dengan berbagai peran dan kegunaannya, termasuk penjaminan mutu (quality assurance). Keseluruhan daur penjaminan mutu dalam rangka akreditasi program studi/perguruan tinggi itu dilukiskan dalam Bagan 1.

Bagan 1. Daur Penjaminan Mutu dalam Rangka Akreditasi

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 4

Page 8: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

III. KOMPONEN EVALUASI-DIRI A. Identifikasi Komponen Evaluasi-diri

Dalam akreditasi yang dilakukan oleh BAN-PT, evaluasi-diri dilaksanakan dengan menilai, menelaah dan menganalisis keseluruhan sistem program studi/perguruan tinggi, yang mencakup masukan, proses, keluaran, hasil, dan dampak (input, process, output, autcome, and impact) berdasarkan data, informasi dan bukti-bukti lainnya yang berkenaan dengan komponen-komponen sistemik dari seluruh penyelenggaraan program studi/perguruan tinggi. Analisis komponen sistemik penyelenggaraan program studi itu digambarkan dalam Gambar 2.

Berdasarkan analisis tersebut, dijabarkan dimensi penilaian yang digunakan dalam evaluasi program studi/perguruan tinggi yang secara garis besar terdiri atas komponen-komponen berikut.

Masukan, mencakup:1. Visi dan misi program studi.2. Tujuan dan sasaran.3. Mahasiswa.4. Sumberdaya manusia. 5. Kurikulum.6. Sarana dan prasarana.7. Pembiayaan.

Proses, mencakup:

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 5

Page 9: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

1. Tatapamong (governance).2. Pengelolaan program.3. Kepemimpinan.4. Proses pembelajaran.5. Suasana Akademik.6. Penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat.

Keluaran/Hasil, mencakup:1. Lulusan.2. Keluran lainnya: publikasi hasil penelitian dan atau produk

penelitian dalam bentuk patent, rancang bangun, prototip, perangkat lunak, dsb.

Dampak, mencakup:1. Sistem informasi.2. Sistem peningkatan dan penjaminan mutu.

Komponen-komponen hasil analisis sistemik itu kemudian dihimpun dan dikelompokkan menjadi komponen evaluasi-diri sebagai berikut.

Komponen A.Komponen B.

Komponen C. Komponen D. Komponen E. Komponen F. Komponen G.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian.Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan MutuMahasiswa dan Lulusan.Sumberdaya Manusia.Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.Pendanaan, Sarana, dan Prasarana, serta Sistem Informasi.Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama.

Selanjutnya setiap komponen itu dirinci sebagai berikut.

Komponen A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian

Mengacu kepada visi dan misi Universitas dan Program Pascasarjana

UNNES, maka didirikanlah Program Studi Pendidikan Seni PPs UNNES

berdasarkan SK. Dirjen DIKTI Nomor 3006/D/T/2004. Program Magister

Pendidikan Seni PPs UNNES diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan

akademik, khususnya di bidang pendidikan seni, dalam rangka menjawab

perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan profesionalitas yang

demikian pesat baik secara nasional maupun internasional.

Visi Program Magister Pendidikan Seni PPs UNNES adalah Program

Studi Pendidikan Seni yang menjadi salah satu center of excellence dalam

pengembangan kualitas sumber daya manusia di bidang seni melalui

pendidikan, kegiatan pengelolaan dan penelitian antarbidang, serta

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 6

Page 10: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

pengabdian pada masyarakat untuk disebarkan dan dimanfaatkan khalayak

luas dalam kerangka peningkatan kualitas pendidikan dan profesionalitas

bidang seni.

Berdasarkan visi tersebut disusun lah misi Program Magister

Pendidikan Seni PPs UNNES sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat dalam bidang pendidikan seni untuk

menjunjung tinggi suasana akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang

luhur;

2. Mengembangkan berbagai gagasan pendidikan yang kreatif dan inovatif

dalam pendidikan seni, tanpa mengesampingkan wawasan keilmuan seni,

dan bidang kesenian lainnya secara mendalam, komprehensif dan holistik

guna peningkatan kualitas pendidikan seni pada semua satuan dan

jenjang pendidikan maupun kualitas profesi bidang seni, serta

mengembangkan kurikulum Pendidikan Seni pada berbagai satuan dan

jenjang pedidikan;

3. Mengembangkan manajemen bidang pendidikan seni yang inovatif dan

kreatif serta profesi bidang seni melalui penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat;

4. Menciptakan metode, model, strategi, dan produk pembelajaran seni pada

berbagai satuan dan jenjang pendidikan, baik di dalam sekolah maupun di

luar sekolah;

5. Mengelola administrasi dan fungsi satuan lembaga pendidikan seni, baik

informal, formal dan nonformal secara mandiri, profesional dan

proporsional.

Tujuan Program Magister Pendidikan Seni – PPs UNNES adalah:

1. Menyiapkan tenaga ahli pendidikan seni yang memiliki kemampuan

akademik dan bermoral luhur untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat;

2. Menghasilkan tenaga pengembang program pendidikan dan pelatihan

seni pada berbagai satuan dan jenjang pendidikan di lingkungan

departemen dan nondepartemen;

3. Menghasilkan tenaga yang mampu merancang, meningkatkan,

mengembangkan, dan mengevaluasi kurikulum pendidikan seni pada

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 7

Page 11: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

berbagai satuan dan jenjang pendidikan guna mewujudkan pendidikan

seni yang proporsional dan profesional;

4. Memberikan layanan keahlian kepada masyarakat dalam bidang

pendidikan seni.

Sasaran Program Magister Pendidikan Seni PPs UNNES adalah para

lulusan S1 dengan kategori sebagai berikut :

1. Berasal dari lembaga/departemen (Perguruan Tinggi, Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan, Perindustrian, dan Pariwisata) dan

nonlembaga/departemen (sastrawan, perupa, penari, pemusik, penulis

dan pemerhati seni).

2. Daerah asal mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia yang berminat.

3. Berpendidikan sarjana seni, pendidikan seni dan nonseni yang ijazahnya

diakui oleh Depdiknas.

Strategi pencapaian?

Komponen B. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu

Tata Pamong (Governance)Program pendidikan pascasarjana merupakan salah satu bagian dari

program pendidikan di UNNES. PPs UNNES dalam melaksanakan fungsinya

dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana yang dibantu oleh dua asisten

direktur. PPs berfungsi sebagai penjaminan mutu untuk input, proses dan

output.

1. Struktur OrganisasiProgram pendidikan pascasarjana merupakan salah satu bagian dari

program pendidikan di UNNES, PPs UNNES dalam melaksanakan fungsinya

dipimpin oleh direktur program Pascasarjana yang dibantu oleh dua asisten

direktur. PPs berfungsi sebagai penjaminan mutu untuk input, proses dan

output. Semua pelaksanaan Program Magister berada di bawah Direktur PPs.

Tanggung jawab akademik langsung di bawah Asdir bidang Akademik dan

dalam pelaksanaannya dibantu oleh Kaprodi. Pengelolaan program dilakukan

secara independen, tetapi dalam penjaminan mutu program dan proses

penerimaan mahasiswa baru di bawah koordinasi PPs UNNES.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 8

Page 12: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Efisiensi dan efektivitas dari pengelolaan program pada Program

Magister Pendidikan Seni diupayakan untuk perwujudan visi, misi dan tujuan

Program Magister Pendidikan Seni. Untuk itu Program Magister Pendidikan

Seni melibatkan para dosen dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan,

baik operasional maupun pengembangan. Pengambilan keputusan maupun

pengambilan langkah kebijakan dibahas dalam rapat prodi yang

diselenggarakan minimal sekali dalam satu semester. Keterlibatan secara

aktif dari seluruh sivitas akademika merupakan cara yang efisien dan efektif

untuk pelaksanaan program. Pengelolaan program di Prodi Pendidikan Seni

didukung dengan staf yang mempunyai hubungan yang sangat baik dapat

dilihat dari persentase kehadiran dosen dalam rapat prodi cukup tinggi.

2. Fungsi dan Tugas PersonilProgram Pascasarjana UNNES mempunyai tugas mengkoordinasikan

pelaksanaan pendidikan program Magister dan Doktor. PPs UNNES terdiri

dari unsur pimpinan, yaitu seorang Direktur dan dua orang Asisten Direktur.

Kegiatan pendidikan masing-masing program studi dikoordinasikan oleh

Ketua Program Studi. Adapun Program Studi Magister yang ada di UNNES

sebanyak 14 prodi.

Program Magister Pendidikan Seni dalam melaksanakan visi dan

misinya dipimpin oleh seorang Ketua Program Magister yang mempunyai

tugas melaksanakan program pendidikan pascasarjana, melaksanakan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ketua Program Magister

mempunyai tugas mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

Program Studi serta memimpin penyusunan rencana pengembangan,

rencana operasional, rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan

biaya. Ketua Program Studi dibantu oleh tenaga administratif yang berkaitan

dengan tugas-tugas administrasi dan kesekretariatan.

3. KepemimpinanDalam rangka menjamin adanya kepemimpinan yang berwibawa

akademik, komunikatif, dan memiliki kemampuan koordinatif untuk

mewujudkan visi dan misi, maka pejabat yang menduduki jabatan Direktur

PPs UNNES mempunyai latar belakang pendidikan S3 dan jenjang

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 9

Page 13: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

jabatannya sekurang-kurangnya Lektor Kepala. Sedangkan untuk Asisten

Direktur memiliki jenjang pendidikan S3 dan jenjang jabatannya sekurang-

kurangnya Lektor.

Untuk Jabatan Ketua Program Studi (Kaprodi) harus memiliki

pendidikan S3 dengan jenjang jabatan sekurang-kurangnya Lektor. Dari

kriteria ini para pengelola tersebut memiliki kemampuan akademik serta

keterampilan administratif yang memadai.

Beberapa upaya yang dilakukan Program Magister Pendidikan Seni

untuk meningkatkan kualitas personil, adalah sebagai berikut :

a. Keterampilan akademik dilakukan melalui studi lanjut, pengiriman untuk

mengikuti seminar/pertemuan ilmiah, peningkatan publikasi dalam jurnal

dan lain-lain.

b. Keterampilan administrasi dilakukan melalui pertemuan yang

diselenggarakan oleh Pascasarjana UNNES.

Pengelolaan Program (Sistem pengelolaan)Program Magister Pendidikan Seni memiliki sistem kepemimpinan

yang efisien, efektif, dan wewenang yang jelas antara pengelola (baik di

tingkat Program Studi, tingkat jurusan, tingkat fakultas, tingkat institut maupun

tingkat Pascasarjana), dengan dosen dan tenaga administratif. Berdasarkan

hasil evaluasi internal dan eksternal, perencanaan dan pengembangan

Program Magister Pendidikan Seni, dibedakan dalam dua macam

perencanaan dan pengembangan jangka pendek dan panjang yang

menyangkut bidang akademik, administrasi dan keuangan.

Untuk menilai kinerja dan menjamin kelanjutan program, diperlukan

suatu evaluasi terhadap pelaksanaan program. Program Magister Pendidikan

Seni melakukan evaluasi program secara konsisten dan berkesinambungan.

Evaluasi program meliputi evaluasi yang berkaitan dengan input, evaluasi

yang berkaitan dengan proses dan evaluasi yang berkaitan dengan output.

Evaluasi akademik dan keuangan secara internal dilakukan secara berkala

oleh PPs UNNES.

Jaminan Mutu Internal (Penjamin Mutu)

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 10

Page 14: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Untuk memperoleh kualitas pelaksanaan program yang baik perlu

disusun kebijakan standar sistem jaminan mutu. Program Magister

Pendidikan Seni telah menetapkan beberapa kebijakan penjaminan mutu.

Hal ini dilakukan dengan adanya:

1. Buku panduan penjaminan mutu dari PPs UNNES.

2. Buku panduan penjaminan mutu dari Pusat Jaminan Mutu UNNES.

3. Dibentuknya majelis Pasca Sarjana yang bertugas mempersiapkan

penyusunan jaminan mutu PPS UNNES.

4. Senat UNNES.

5. Evaluasi kurikulum yang berbasis kompetensi dilaksanakan secara

terencana oleh Program Magister Pendidikan Seni.

6. Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran oleh Program Magister

Pendidikan Seni setiap semester.

Kebijakan dan sistem jaminan mutu di atas sedang dirintis serta sedang

diusahakan pendokumentasiannya untuk dilaksanakan.

Komponen C. Mahasiswa dan Lulusan Kemahasiswaan

Sistem rekrutmen mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni PPs

UNNES dilakukan secara terbuka melalui leaflet yang disebarkan kepada

calon mahasiswa bergelar S-1 atau sederajat. Agar informasi mengenai

penerimaan mahasiswa baru dapat diketahui secara luas oleh masyarakat,

dilakukan promosi melalui media massa seperti surat kabar, dan sosialisasi

Program Studi (Prodi) serta studi lapangan ke berbagai daerah seperti MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dalam kurun Tahun Akademik

2001/2002 sampai dengan Tahun Akademik 2006/2007, jumlah peminat

Program Magister Pendidikan seni 85 orang, sedangkan yang diterima 80

orang.

Tes ujian seleksi penerimaan dilaksanakan dalam dua periode, yaitu

untuk peserta dengan beasiswa BPPS (Beasiswa Program Pascasarjana)

dan peserta dengan biaya sendiri atau instansi. Tes tersebut dilaksanakan

serentak bersama-sama Program Studi lainnya oleh PPs dengan mengacu

pada persyaratan baku mutu yang telah ditetapkan oleh panitia ujian PPs

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 11

Page 15: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

UNNES. Tes ujian seleksi penerimaan mencakup tiga materi tes, yaitu : TPA

(Tes Potensi Akademik), materi bidang seni, dan wawancara.

Asal instansi mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni PPs

UNNES yang terbesar berasal dari Perguruan Tinggi (62%) dan non-

Perguruan Tinggi (38%). Sedangkan berdasarkan asal daerah, pulau Jawa

masih merupakan asal mahasiswa yang terbesar (96%) di luar Jawa (4%). IP

rata-rata dan IPK rata-rata mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni

sangat memuaskan, karena cenderung lebih dari 3,00. Sebagian mahasiswa

Program Magister Pendidikan Seni mempunyai lama studi 4 semester (39%)

dan lama studi > 4 semester (61%).

Lulusan

1. Kompetensi Lulusan

Sesuai dengan Visi dan Misi Program Magister Pendidikan Seni

lulusan yang dihasilkan sebagian besar mahasiswa Program Magister

Pendidikan Seni sudah bekerja pada bidang pendidikan.

2. Mutu Lulusan

Program Magister Pendidikan Seni mengharapkan mahasiswa dapat

menyelesaikan pendidikannya tepat waktu sesuai dengan yang diprogramkan

yaitu 2 tahun (4 semester). Harapan ini terealisasi, dari 33 lulusan,

mahasiswa yang menyelesaikan studi dengan lama studi 4 Semester adalah

13 orang (39%), 5 semester sebanyak 10 orang (30%), 6 semester adalah 8

orang (24%) dan 7 semester adalah 2 orang (6%).

Program Magister Pendidikan Seni, juga sangat mengharapkan lulusan

mempunyai kemampuan yang tinggi dalam bidang penelitian. Kemampuan

lulusan ini dapat diukur dari kemampuan lulusan dalam merencanakan,

menyusun, mempertahankan dan mempublikasikan suatu karya penelitian,

khususnya tesis.

3. Hasil Studi Pelacakan Lulusan

Sistem informasi pelacakan lulusan antara lain melalui para alumni yang

dapat menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti

Program Magister Pendidikan Seni di tempat tugasnya masing-masing.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 12

Page 16: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

SWOT

Kekuatan

1. Masa studi lulusan rata-rata 34 bulan

2. Rata-rata IPK lulusan telah mencapai 3,47.

3. Nilai tesis mahasiswa AB dan A.

Kelemahan

1. Belum ada studi tentang kepuasan terhadap pemanfaatan lulusan.

2. Komunikasi dengan lulusan masih belum optimal.

Peluang

1. Lapangan kerja di bidang Pendidikan Seni masih luas.

2. Membuka jaringan komunikasi dengan lulusan melalui mailling list.

Ancaman

1. Persaingan lapangan kerja makin ketat.

2. Adanya program magister sejenis.

Komponen D. Sumberdaya Manusia

Dosen yang mengajar pada Program Magister Pendidikan Seni PPs

UNNES adalah dosen yang sudah bergelar S3 atau S2, dengan jabatan

minimal Lektor Kepala untuk yang bergelar S2 dan minimal Lektor untuk yang

bergelar S3. Dosen dengan jabatan Lektor dan bergelar S2 ditugaskan atas

tanggung jawab dosen yang sudah menjabat Lektor Kepala atau Guru Besar.

Rata-rata rasio mahasiswa-dosen Program Magister Pendidikan Seni

adalah 1:1,45. Untuk tahun akademik 2006/2007 Program Magister

Pendidikan Seni memiliki 19 dosen, dengan rincian Guru Besar yang

berpendidikan tertinggi S3 sebanyak 7 orang, berpendidikan tertinggi S3

sebanyak 4 orang dan berpendidikan tertinggi S2 sebanyak 7 orang dan

pada bulan September 2007 ada 1 dosen diperkirakan lulus S3. Pada tahun

mendatang akan diperoleh rasio yang semakin kecil dengan banyaknya

dosen yang sudah selesai studi S3.

Dosen Program Magister Pedidikan Seni selalu berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan ilmiah seperti menjadi pembicara utama dalam seminar,

sebagai pengajar program doktor, sebagai promotor/co-promotor disertasi,

penguji proposal disertasi, dan penguji disertasi.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 13

Page 17: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Komponen E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 1. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan

Tujuan Pendidikan diturunkan dari visi dan misi Program Magister

Pendidikan Seni yang pada gilirannya dijabarkan dalam bentuk kurikulum

pendidikan berupa materi kuliah dan waktu tatap muka yang dibutuhkan untuk

mencapai kedalaman kognitif yang direncanakan. Terkait dengan visi dan

misi yang antara lain mengamanatkan pengembangan sumber daya manusia

dengan kemampuan handal di bidang Pendidikan Seni yang selaras dengan

tuntutan pekerjaan di bidang pendidikan dan profesi seni, serta memiliki rasa

percaya diri yang tinggi, kemampuan berkomunikasi yang baik dan proaktif

terhadap perubahan lingkungan. Kurikulum berbasis kompetensi disusun

dengan mempertimbangkan tantangan global dan kebutuhan lokal, harapan

masyarakat dan profesi, serta para pengguna lulusan.

Dalam kurikulum dilakukan beberapa terobosan :

a. Senantiasa mengikuti perkembangan Pendidikan Seni terbaru dengan

cara memberikan mata kuliah pilihan yang berisi topik khusus tentang hal-

hal baru di bidang Pendidikan Seni.

b. Memberikan tugas-tugas terstruktur yang mampu merangsang

mahasiswa mencari referensi baru di bidang Pendidikan Seni.

c. Pemakaian laboratorium dilengkapi dengan akses internet, sangat

berguna bagi mahasiswa untuk menunjang penelitian mandirinya.

Dengan melakukan langkah-langkah terobosan di atas akan dihasilkan

lulusan yang sesuai dengan sasaran Program Magister Pendidikan Seni.

Sampai dengan Tahun Akademik 2006/2007 Program Magister Pendidikan

Seni menggunakan kurikulum 2001-2004, tetapi sejak Tahun Akademik

2004/2005 menggunakan kurikulum 2004-2009.

2. Relevansi Struktur dan Isi Kurikulum dengan Tuntutan dan Kebutuhan

Stakeholders

Salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan adalah merancang program pendidikan yang berfokus pada perencanaan kurikulum yang optimal. Dalam perencanaan kurikulum, beban dari setiap

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 14

Page 18: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

mata kuliah dinyatakan dengan menggunakan satuan kredit semester (SKS) yang diartikan sebagaiberikut:(a) Penyelenggaraan kuliah.

Nilai 1 (satu) SKS adalah beban studi mahasiswa untuk mengikuti

keseluruhan tiga kegiatan per minggu, sebagai berikut (Lampiran D.2-1)

- 50 menit kegiatan tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar.

- 50 – 100 menit kegiatan akademik terstruktur yaitu kegiatan studi

yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh tenaga pengajar.

- 50 – 100 menit kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan

akademik yang harus dilaksanakan mahasiswa secara mandiri.

(b) Penyelenggaraan latihan.

Nilai 1 (satu) sks adalah beban studi mahasiswa untuk mengikuti dua

kegiatan per minggu, yaitu:

- 2 x 50 menit kegiatan tatap muka terjadwal dengan tenaga

pengajar.

- 50 –100 menit kegiatan akademik mandiri.

(c) Penyelenggaraan tesis.

Besaran satuan kredit semester untuk tesis pada Prodi Pendidikan Seni

adalah 6 SKS. Nilai 1 (satu) sks adalah beban studi mahasiswa untuk

mengikuti kegiatan penyelesaian tesis selama 4 – 5 jam per minggu

dalam satu semester. Berhubung tesis 6 SKS maka berarti kegiatan

penyelesaian selama 24 – 30 jam per minggu dalam satu semester.

a. Struktur Kurikulum

Kurikulum Program Magister Pendidikan Seni UNNES tahun 2004-

2009 yang berbasis kompetensi memiliki beban total minimum 43 sks, berlaku

mulai Tahun Akademik 2004/2005 yang dijadwalkan dalam 4 semester. Mata

kuliah dikelompokkan dalam empat kelompok, yakni kelompok

pengembangan kepribadian, keilmuan dan keterampilan, keahlian berkarya,

perilaku berkarya, berkehidupan bermasyarakat, dan penunjang (Lampiran

D.2.a).

Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian ialah mata kuliah

yang relevan dengan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman intensitas

pemahaman dan penghayatan mata kuliah yang bersangkutan. Kelompok

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 15

Page 19: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

mata kuliah keilmuan keterampilan (MKK) adalah mata kuliah yang relevan

untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi

keilmuan atas dasar keunggulan kompetetif serta komparatif

penyelenggaraan program studi pendidikan seni. Kelompok mata kuliah

keahlian berkarya (MKB) adalah mata kuliah yang relevan untuk penguasaan

dan memperluas wawasan kompetensi kelimuan atas dasar keunggulan

kompetetif atau komparatif penyelenggara program pendidikan seni.

Kelompok mata kuliah perilaku berkarya (MPB) adalah mata kuliah yang

relevan bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas perilaku

berkarya sesuai dngan ketentuan yang berlaku di masyarakat. Kelompok

mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) adalah mata kuliah yang

relevan dengan upaya pemakaian serta penguasaan tertentu yang berlaku

dalam kehidupan di masyarakat baik secara nasional maupun global yang

membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi

keahliannya. Kelompok mata kuliah penunjang (MP) adalah mata kuliah untuk

menunjang proses perkuliahan maupun pembuatan tesis dan tidak

dimasukkan dalam penghitungan SKS, tetapi harus ditempuh oleh

mahasiswa, seperti seminar proposal, PKL, Komputer, TOEFL.

Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri dari 18 (delapan

belas) minggu kegiatan terjadwal dengan rincian 16 (enam belas) minggu

kegiatan perkuliahan dan 2 (dua) minggu kegiatan penilaian (evaluasi).

Jumlah sks dalam semester I dirancang 12 SKS, semester II sebesar 13 SKS,

semester III sebesar 12 SKS, dan semester IV sebesar 6 SKS.

Dengan demikian, setiap mahasiswa dituntut untuk rata-rata bekerja 36

– 60 jam seminggu atau 7 – 12 jam sehari, bila bekerja 5 hari seminggu.

Kegiatan akademik tersebut meliputi kegiatan mengikuti kuliah, mengerjakan

tugas-tugas, studi kepustakaan, mengulang materi kuliah, berperan secara

aktif dalam diskusi dan seminar, memperkaya ilmu dan melakukan penelitian,

serta mengikuti proses evaluasi/ujian.

b. Isi Kurikulum

Isi kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder (yang

berpayung kerjasama) terutama pada kompetensi pendukung. Sedangkan

kompetensi utama tetap mengikuti kurikulum baku. Secara terperinci

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 16

Page 20: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Kurikulum diberikan dalam Lampiran D.2.b. Deskripsi singkat masing-masing

mata kuliah diberikan dalam Lampiran D.2.b.

Muatan penelitian (tesis) dalam kurikulum Program Magister

Pendidikan Seni adalah 6 sks dari total 43sks. Muatan ini meliputi

penyusunan proposal tesis beserta seminar, dan penyusunan tesis, seminar

dan ujian tesis. Tesis dirancang untuk memberikan kesempatan

menspesialisasikan mahasiswa pada suatu daerah penelitian, membangun

kemampuan penelitian, mengerti dan mampu menginterpretasikan hasil-

hasilnya dalam berbagai media publikasi, baik dalam jurnal ilmiah maupun

seminar. Tesis diarahkan untuk memberikan kompetensi mengintegrasikan

teori Pendidikan Seni dan aplikasinya, pada bidang seni rupa, musik, atau

tari, untuk pengembangan, pemodelan atau pemecahan masalah pada dunia

nyata.

c. Peninjauan dan Perbaikan Kurikulum

Peninjauan pelaksanaan kurikulum Program Magister Pendidikan Seni

dilakukan setiap akhir semester untuk mengevaluasi kesesuaian target materi

dengan pelaksanaan. Sedangkan evaluasi mata kuliah kompetensi

pendukung dilakukan setiap tahun yang disesuaikan dengan kebutuhan

stakeholder, untuk memberikan keluwesan dalam mengikuti perkembangan

teori Pendidikan Seni dan aplikasinya. Perbaikan kurikulum Program Magister

Pendidikan Seni dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Evaluasi dan

perbaikan tersebut didasarkan pada:

1) Masukan yang diberikan oleh pemakai lulusan

(industri/instansi/institusi).

2) Pakar Pendidikan Seni dari beberapa Perguruan Tinggi.

3) Perkembangan dari disiplin ilmu yang bersangkutan.

4) Hasil open talk dengan mahasiswa.

5) Output lulusan.

Hasil evaluasi perbaikan kurikulum dapat berupa :

1) Perbaikan isi dan struktur kurikulum.

2) Perbaikan pelaksanaan proses belajar mengajar.

3) Peningkatan prasarana.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 17

Page 21: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

4) Peningkatan kerjasama dengan pihak luar/industri/institusi.

Kurikulum dijadikan sebagai acuan dalam pemberian kuliah dan

pembimbingan mahasiswa, karena kurikulum disusun dengan mengacu pada

tujuan pendidikan. Bila kurikulum tersebut diacu dengan baik dalam

pemberian kuliah dan pembimbingan mahasiswa, maka tujuan pendidikan

akan tercapai. Akibatnya akan dihasilkan lulusan dengan kualitas yang sesuai

dengan standar.

3. Kompetensi dan Etika Lulusan yang Diharapkan

Sesuai dengan tujuan pendidikan Program Magister Pendidikan Seni,

kurikulum harus mampu memberikan tingkat kompleksitas dan spesifikasi

pengetahuan kepada mahasiswa sehingga mampu:

a) Meningkatkan pelayanan profesi dan kemampuan berpartisipasi dalam

pengembangan ilmu di bidang Pendidikan Seni, dengan jalan

meningkatkan pendidikan dan penelitian di bidang Pendidikan Seni.

b) Mengembangkan kemampuan profesional dalam spektrum yang lebih

luas, dengan mengaitkan bidang Pendidikan Seni dengan bidang lain,

khususnya sosial budaya.

c) Meningkatkan kemampuan merumuskan pendekatan penyelesaian

berbagai masalah yang berkembang di masyarakat, terutama dalam

kaitannya dengan Pendidikan Seni, sehingga bisa menyadarkan

masyarakat akan arti pentingnya pengumpulan data dan analisis data

yang bisa dipakai untuk berbagai keperluan.

d) Mengembangkan kemampuan profesional melalui studi lanjut

e) Kurikulum Program Magister Pendidikan Seni menuntut kadar

kematangan tertentu dari mahasiswa. Mahasiswa Program Magister

Pendidikan Seni harus :

(1) Lulus ujian seleksi penerimaan.

(2) Lulus semua mata kuliah yang ditempuh termasuk ujian tesis

Program Magister Pendidikan Seni menargetkan waktu tunggu

mendapat pekerjaan kurang dari satu tahun, bagi mereka yang belum

bekerja. Tetapi karena umumnya mahasiswa Program Magister Pendidikan

Seni adalah dosen atau karyawan yang sudah bekerja di suatu

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 18

Page 22: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

instansi/industri, sehingga waktu tunggu hampir tidak ada, bahkan mereka

harus cepat kembali ke tempat mereka bekerja.

Realisasi dari tingkat kompleksitas dan spesifikasi pengetahuan, kadar

kematangan intelektual, serta tingkat kemandirian mahasiswa kedalam isi

kurikulum dapat dilihat dari kedalaman kognitif yang harus dicapai oleh

mahasiswa. Untuk mata kuliah pada Program Magister Pendidikan Seni

kedalaman kognitif minimal yang harus dicapai adalah analisis.

Proses implementasinya adalah hampir semua mata kuliah dilengkapi

dengan tugas penulisan makalah hasil studi literatur, yang harus

dilaksanakan mahasiswa dan disertai dengan presentasi makalah tersebut di

kelas. Selain itu mahasiswa diwajibkan melakukan penelitian dalam bentuk

penyusunan tesis.

Proses Pembelajaran (Pembelajaran)

Proses pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting

dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran

tidak hanya didasarkan pada yang dilakukan di kelas melalui perkuliahan,

tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mandiri yang terstruktur,

interaksi informal dengan tenaga akademik, forum diskusi dan seminar.

Proses pembelajaran akan berhasil apabila didukung oleh berbagai sarana

dan prasarana belajar yang memadai.

Berbagai bentuk proses pembelajaran harus disosialisasikan kepada

seluruh mahasiswa, mengingat kecenderungan menitik beratkan pada

proses pembelajaran berbasis kelas, merupakan suatu kecenderungan umum

yang ada di masyarakat. Bagian berikut menguraikan secara detil kondisi

proses pembelajaran di Program Magister Pendidikan Seni.

1. Sistem Pembelajaran

Sistem pembelajaran pada Program Magister Pendidikan Seni

ditekankan pada pemberian perkuliahan yang berkualitas dan pemberian

kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk belajar mandiri, yang

dirancang untuk tercapainya sasaran dan tujuan pendidikan.

Sistem pembelajaran ini meliputi :

a. Metode Pembelajaran dan Penerapannya.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 19

Page 23: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Program Magister Pendidikan Seni menerapkan beberapa metode

pembelajaran sebagai berikut :

- Metode pembelajaran berbasis kelas.

- Metode Pembelajaran Mandiri terstruktur, meliputi : Pemberian

tugas mandiri terstruktur, kelompok belajar dan tugas kelompok.

- Metode interaksi aktif.

Proses pembelajaran dapat dilakukan di laboratorium untuk menumbuhkan interaksi yang lebih kondusif antara staf akademik dengan mahasiswa. Secara khusus, untuk mencapai proses pembelajaran berbasis kelas yang berkualitas, dinilai dari tiga tahapan, yaitu persiapan perkuliahan, proses perkuliahan, dan hasil perkuliahan yang berkualitas.

Dalam rangka mencapai kualitas perkuliahan yang optimal pada semua tahapan, Program Magister Pendidikan Seni telah melakukan mekanisme jaminan mutu yang dapat dijelaskan sebagai berikut :1) Dalam mencapai persiapan perkuliahan yang berkualitas, dilakukan

beberapa aktivitas :a) Sebulan sebelum perkuliahan semester baru, diadakan penyegaran

beberapa mata kuliah yang bertujuan memberikan penyegaran, menyamakan kemampuan dasar pada perkuliahan yang akan dilakukan.

b) Setiap mata kuliah harus memiliki Rencana Pembelajaran Berbasis Kompetensi (RPBK).

c) Untuk mendukung perkuliahan, setiap mata kuliah dipercayakan kepada minimum satu orang dosen pengajar yang memiliki kompetensi dibidangnya.

d) Dilakukan pertemuan awal semester dengan mahasiswa sebagai wadah pemberian motivasi dan arahan perkuliahan.

2) Dalam usaha mencapai proses perkuliahan yang berkualitas, dilakukan beberapa aktifitas sebagai berikut :

a) Monitoring pelaksanaan perkuliahan empat kali dalam satu semester yang dilakukan setiap bulan.

b) Layanan mahasiswa yang dilaksanakan oleh Koordinator Program, bertujuan untuk menampung komentar, keluhan dan kritik mahasiswa terhadap proses perkuliahan.

c) Pertemuan/rapat dosen minimum sekali selama satu semester untuk mengevaluasi perkuliahan.

3) Dalam upaya mengevaluasi hasil perkuliahan yang berkualitas, dilakukan beberapa aktivitas sebagai berikut :a. Ujian Tengah Semester dan Akhir Semester, kuis dan tugas, untuk

masing-masing mata kuliah sesuai dengan aturan akademik.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 20

Page 24: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

b. Pertemuan akhir semester dengan mahasiswa untuk memperoleh masukan tentang proses perkuliahan yang telah berlangsung (Lampiran I.1-1).

c. Rapat dosen untuk mengevaluasi pelaksanaan RPBK yang telah dibuat.

Untuk menunjang proses pembelajaran, seluruh bahan ajar telah tersedia di Ruang Baca Pendidikan Seni dan Perpustakaan UNNES. Beberapa mata kuliah telah memiliki hand out dan diktat yang disusun oleh dosen.

b. Kelengkapan Sarana Pembelajaran dan Pemanfaatannya

Proses pembelajaran yang berkualitas tidak lepas dari ketersediaan

literatur yang memadai. Saat ini Program Magister Pendidikan Seni selain

didukung oleh perpustakaan ITS pusat, juga didukung oleh Ruang Baca

Pendidikan Seni yang telah memiliki koleksi buku, majalah, jurnal yang relatif

memadai dan media TOEFL. Jenis dan jumlah koleksi buku serta Jurnal di

ruang baca Pendidikan Seni dapat dilihat pada Lampiran I.1-2 dan Lampiran

E.1-1.

Ruang baca Pendidikan Seni telah dikelola dengan baik sehingga

memberikan kemudahan dan keleluasaan bagi mahasiswa untuk

mengaksesnya. Sejauh ini ruang baca Pendidikan Seni telah dimanfaatkan

secara optimal dalam mendukung proses pembelajaran. Selain ruang baca,

sarana dan prasarana yang tersedia di laboratorium (PSDTM, S1), juga dapat

dimanfaatkan oleh mahasiswa S2. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

beberapa perkuliahan dan penelitian yang berbasis laboratorium. Sarana

pendukung proses pembelajaran juga diwujudkan dengan adanya ruang

diskusi mahasiswa, yang dimanfaatkan untuk diskusi dan mengerjakan tugas

kuliah, yang dilengkapi dengan komputer.

c. Perencanaan Pembelajaran dan Pelaksanaannya oleh Dosen

Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh dosen, dalam bentuk

penyusunan RPBK dan rencana pelaksanaan perkuliahan. Untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang optimal, RPBK dan rencana perkuliahan

diinformasikan oleh dosen kepada mahasiswa di awal perkuliahan.

d. Interaksi Dosen dan Mahasiswa serta Pihak Terkait

Untuk menunjang interaksi dosen-mahasiswa, dilakukan dengan

pemberdayaan dosen wali dalam proses perencanaan studi mahasiswa.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 21

Page 25: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses perwalian, jumlah

mahasiswa yang menjadi tanggung jawab seorang dosen wali dibatasi

maksimal satu rombel mahasiswa. Proses pengisian Rencana Studi telah

dituangkan dalam prosedur pengisian online, yang dijadikan panduan bagi

dosen wali dalam membimbing mahasiswa. Untuk memperlancar perwalian,

jadwal perwalian dijadwalkan dengan baik dan diumumkan pada awal periode

perwalian.

2. Penilaian Kemajuan Belajar

Sesuai dengan Peraturan Akademik, skala penilaian akhir sebagai pengukur hasil belajar mahasiswa dinyatakan sebagai berikut :

Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Numerik Katagori>85 – 100 A 4 Istimewa>80 – 85 AB 3,5 Baik sekali>70 – 80 B 3 Baik>65 – 70 BC 2,5 Cukup baik>60 – 65 C 2 Cukup >55 – 60 CD 1,5 Kurang>50 – 55 D 1 Kurang

sekali 0 – 50 E 0 GagalSesuai dengan Peraturan Akademik (Lampiran D.2-1), untuk mencapai

gelar Magister Pendidikan Seni (M.Pd.) pada PPs UNNES, mahasiswa

membutuhkan waktu kurang lebih 4 semester (2 tahun), dengan waktu

perkuliahan selama 3 (tiga) semester dan sisanya untuk menyelesaikan

proposal tesis dan tesis. Jumlah SKS yang harus diselesaikan oleh

mahasiswa untuk menyelesaikan studi minimal 43 SKS, termasuk tesis 7

SKS, sesuai dengan kurikulum 2004-2009.

Berdasarkan peraturan akademik, proses pembelajaran meliputi :

a. Penentuan Jumlah SKS per Semester

1) Jumlah SKS bagi mahasiswa baru untuk semester pertama adalah 12

SKS.

2) Jumlah SKS yang boleh diambil mahasiswa pada semester kedua dan

seterusnya didasarkan atas IP Semester yang diperoleh pada semester

sebelumnya, dengan ketentuan: IP Semester ≤ 3,00 beban studi

maksimum 12 SKS, dan IP Semaster > 3,00 : beban studi maksimum 15

SKS.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 22

Page 26: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

b. Kriteria KelulusanMahasiswa dinyatakan lulus apabila telah memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

1) Lulus ujian tesis, (diawali dengan ujian draf tesis)

2) Telah menyerahkan naskah tesis, yang sudah disyahkan oleh Direktur

PPs.

3) IPK ³ 2,75 dengan nilai C maksimal 20% dari jumlah sks yang

ditempuh.

4) Tidak ada nilai C-E

5) TOEFL institusional minimal 425.

6) Publikasi tesis minimal 1 (satu) judul.

c. Predikat Kelulusan

Predikat kelulusan ditentukan berdasarkan IPK sebagai berikut :

IPK 2,75 – 3,49 : Memuaskan.

IPK 3,50 – 3,74 : Sangat memuaskan, lama studi ≤ 5 semester.

IPK 3,75 – 4,00 : Dengan pujian, lama studi ≤ 4 semester.

3. Bimbingan Penelitian dan Penulisan Tesis/Karya Inovatif

Agar lulusan Program Magister Pendidikan Seni dapat melakukan

penelitian, dalam rangka peningkatan pelayanan profesi, maka mahasiswa

diharuskan menyusun tesis, yang didasarkan pada penelitian mandiri. Untuk

itu, mahasiswa harus mengajukan usulan penelitian yang tersusun dalam

bentuk proposal tesis.

Proposal tesis (usulan penelitian) disusun setelah mahasiswa yang

bersangkutan menyelesaikan minimal 22 sks dengan IPK ³ 2,75 tanpa nilai

C- E. Proposal tesis wajib diseminarkan di depan tim yang terdiri dari : calon

dosen pembimbing tesis dan minimal 3 (tiga) orang penguji yang ditunjuk oleh

Kaprodi.

Proposal tesis meliputi beberapa hal :

1. Latar Belakang Permasalahan.

2. Tujuan Penelitian.

3. Kajian Pustaka.

4. Metode penelitian.

5. Jadwal Rencana Penelitian.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 23

Page 27: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

6. Daftar Pustaka.

Hasil seminar proposal tesis dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori :

a. Lulus.

b. Lulus dengan perbaikan.

c. Tidak lulus.

Hasil seminar proposal tesis yang berupa masukan dari peserta

seminar dan penguji, digunakan untuk penyempurnaan proposal tesis.

Proposal tesis yang telah disempurnakan harus diserahkan sebanyak 4

(empat) eksemplar kepada Koordinator Program Magister Pendidikan Seni

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah seminar. Apabila sampai dalam

batas waktu tersebut mahasiswa masih belum menyerahkan perbaikannya,

maka proposal tesis tersebut dinyatakan gugur.

Tesis yang telah ditulis berdasarkan pedoman penyusunan tesis,

diseminarkan didepan Tim Penguji untuk dinilai. Tim Penguji tersebut terdiri

dari dosen pembimbing tesis dan penguji, yang jumlahnya minimal 4 orang.

Dosen penguji ditunjuk oleh Koordinator Program Magister.

Penilaian terhadap tesis didasarkan pada :

1. Seminar tesis meliputi : sikap, penyajian (makalah dan presentasi

lisan) serta kemampuan untuk mempertahankan.

2. Ujian lisan tesis meliputi : penulisan dan penguasaan materi.

3. Proses Pembimbingan.

Hasil ujian tesis dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori:

a. Lulus.

b. Lulus bersyarat (lulus dengan perbaikan tesis),dan

c. Tidak lulus.

Bagi mahasiswa yang lulus bersyarat, wajib menyerahkan tesis yang

telah disempurnakan dan diuji ke masing-masing dosen penguji tesis

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah ujian. Apabila ketentuan diatas

tidak dipenuhi maka ujian tesisnya dianggap batal. Mahasiswa yang tidak

lulus dapat menempuh ujian ulang dalam waktu 3-6 bulan. Ujian ulangan

dapat dilakukan maksimal 2 (dua) kali. Apabila ketentuan tersebut tidak

dipenuhi, maka tesisnya dianggap batal. Naskah tesis dianggap sah setelah

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 24

Page 28: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

ditanda tangani oleh semua anggota tim penguji dan telah disahkan oleh

Direktur Pascasarjana. Seluruh kegiatan seminar, baik proposal tesis dan

tesis, didokumentasikan dalam suatu berita acara seminar proposal

tesis/tesis.

4. Lama Penyelesaian Studi

Ditinjau dari data lima Tahun Akademik 2001/2002, 2002/2003,

2003/2004, 2004/2005, dan 2005/2006 dengan jumlah mahasiswa 78 orang,

jumlah mahasiswa yang lulus sebanyak 33 orang, dengan rincian masing-

masing angkatan 17 orang (73,9%), 8 orang (72,7%), 4 (57,1%), 1 orang

(12,5%) dan 3 orang (17,64%). Cek lagi dengan data terakhir. Sedangkan

tingkat putus kuliah (mengundurkan diri) ada sebanyak 7 orang (%) dengan

rincian, untuk Tahun Akademik 2001/2002 ada sebanyak 4 orang (%), Tahun

Akademik 2003/2004 ada sebanyak 2 orang (22,2%) dan Tahun Akademik

2005/2006 ada sebanyak 1 orang (5,5%). Pertumbuhan lulusan dan banyak

mahasiswa yang mengundurkan diri dalam lima angkatan disajikan dalam

Tabel I.1.4-1.

Tahun Lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Jumlah PutusMasuk Th. Lulus 2,75-3,49 3,50-3,74 3,75-4,00 Jumlah Mhs. aktif Kuliah

(2001/2002) 2003 1 4  1 6    Jumlah: 27

org 2004 5 2   7

 20052006 1

21

22  6  4

(2002/2003) 2004  5 1 6Jumlah : 11

org 2005      2006 2 2  3  0(2003/2004) 2006 2 1  3 3  2Jumlah : 9

org 2007   1 1  (2004/2005)

2006   

1   

Jumlah : 8 org

(2005/2006)2007

 2   

14 

Jumlah : 18 org

Jumlah9 20 4 33 33 7

27,3% 60,6% 12,1%      

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 25

Page 29: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Tabel I.1.4-1. Pertumbuhan Lulusan Program Magister Pendidikan Seni dan Mahasiswa Putus Kuliah Lima Angkatan s.d Juni 2007.

Catatan: Selama bulan Juli – Agustus 2007 telah lulus sebanyak 7 mahasiswa dari beberapa angkatan cek data terakhir 2011

SWOT

Kekuatan

1. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui pengembangan kemampuan

dosen dan mahasiswa secara terus menerus.

2. Sudah ada upaya mencapai kesesuaian metode pembelajaran dan

tujuan mata kuliah yang terdokumentasi dalam bentuk RPBK yang juga

memuat struktur dan rentang kegiatan proses pembelajaran.

3. Telah tersedia sarana pembelajaran di ruang kelas, laboratorium, dan

ruang baca yang memungkinkan efisiensi dan produktivitas berjalan.

4. Telah digunakan teknologi informasi untuk pengembangan proses belajar

bagi mata kuliah yang membutuhkan.

5. Pembimbingan Tesis disesuaikan dengan bidang keilmuan dosen.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 26

Page 30: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

6. Evaluasi terhadap proses belajar telah dilakukan secara rutin setiap akhir

semester.

Kelemahan

Belum semua mata kuliah mempunyai hand-out.perlu cek data fisik

Peluang

Adanya evaluasi tentang kepuasan mahasiswa yang dilakukan secara rutin

mengakibatkan mahasiswa bersikap kritis dan berani memberikan penilaian

terhadap proses belajar mengajar dan menjadi media introspeksi untuk

dosen.

Ancaman

Belum berjalannya monitoring dan evaluasi secara optimal terhadap metode

pembelajaran Program Magister Pendidikan Seni berdasarkan RPBK

mengakibatkan mutu pembelajaran kurang optimal.

Suasana Akademik

1. Lingkungan, Keindahan dan Keserasian Kampus

Program Magister Pendidikan Seni memiliki kampus dengan lingkungan

dan ruang yang senantiasa diupayakan agar tetap bersih dan nyaman (setiap

hari dibersihkan oleh petugas kebersihan ). Ruang dan halaman ditata rapi,

serasi, dan nyaman untuk mendukung terciptanya suasana akademik yang

kondusif. Gedung dan lingkungan memiliki fasilitas keamanan dan prosedur

keselamatan yang lengkap, seperti lampu penerangan pada malam hari,

hydrant, tabung pemadam kebakaran, lampu emergency, dan untuk gedung

laboratorium dan ruang baca dilengkapi dengan pengaman pintu besi yang

kuat. Sistem keamanan lingkungan dikoordinasi oleh UNNES.

Suasana akademik didukung oleh beberapa fasilitas yang sangat memadai

seperti :

a. Ruang dosen yang memadai dan selalu digunakan untuk konsultasi

mahasiswa dengan dosen baik berupa bimbingan tesis, perwalian

maupun tugas perkuliahan.

b. Perpustakaan pusat UNNES buka setiap hari kerja mulai jam 07.30-

16.00. Semua mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni dapat

menggunakan fasilitas perpustakaan pusat UNNES. Setiap buku yang

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 27

Page 31: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

ada di perpustakaan dilengkapi dengan detektor sebagai sistem

pengaman.

c. Mes untuk mahasiswa tempat penginapan selama beberapa hari dengan

biaya sangat murah dan ruang transit dosen bagi dosen tamu berada

satu kompleks dengan kampus PPs UNNES, saat ini mulai tahun 2012

baru dilakukan pembenahan, guna mendapatkan tempat yang lebih

memadai bagi mahasiswa..

d. Tata lingkungan PPs Pendidikan Seni yang asri dengan pemandangan

yang indah, suasana sejuk menambah keindahan kampus, yang dapat

digunakan untuk diskusi mahasiswa.

e. Lapangan parkir yang luas, disertai dengan pengamanan / tukang parkir

untuk menjaga keamanan kendaraan sivitas akademika, di mana setiap

keluar masuk kendaraan diperiksa STNK.

f. Kantin yang dekat menyediakan berbagai menu makanan dan minuman

yang higenis. Kantin ini memudahkan mahasiswa untuk memenuhi

kebutuhan makanan dan minuman.

2. Interaksi Akademik Sivitas Akademika

Program Magister Pendidikan Seni memberikan kebebasan untuk

berkreasi dan berinovasi di bidang ilmiah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya:

a. Kebebasan memilih topik-topik tesis.

Program Magister Pendidikan Seni memberikan kebebasan kepada

mahasiswa untuk memilih sendiri topik-topik tesis yang akan mereka

jadikan penelitian dalam tesis. Program Magister Pendidikan Seni hanya

mengarahkan dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh

mahasiswa.

b. Kebebasan dalam proses pembimbingan.

Program Magister Pendidikan Seni memberikan kebebasan mahasiswa

untuk mendiskusikan tesisnya dengan pembimbing berdasarkan

kesepakatan di mana saja dan kapan saja. Hal ini dimaksudkan agar

lama penyelesaian tesis dapat lebih cepat dan mahasiswa dapat

menyelesaikan pendidikannya tepat waktu.

c. Kebebasan memilih tempat dan waktu TOEFL.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 28

Page 32: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Salah satu syarat kelulusan Program Magister Pendidikan Seni adalah

mahasiswa harus mencapai nilai TOEFL Institusional minimal 425. Bagi

mahasiwa yang tidak bisa mengikuti TOEFL di UNNES, diijinkan untuk

mengikuti TOEFL yang diadakan oleh pusat bahasa Perguruan Tinggi

lain.

d. Kebebasan tempat publikasi ilmiah.

Program Magister Pendidikan Seni memberikan kebebasan kepada

mahasiswa untuk mempublikasikan hasil tesisnya sesuai dengan yang

mereka inginkan. Mahasiswa dapat mempublikasikan hasil tesisnya

dalam forum ilmiah seperti seminar nasional, seminar internasional,

jurnal tidak terakreditasi ataupun jurnal terakreditasi.

Di samping kebebasan berkreasi di bidang ilmiah di atas, Program

Magister Pendidikan Seni juga memberikan kebebasan mahasiswa untuk

menyatakan pendapat ilmiah yang sangat tinggi, yang diwujudkan dalam

kegiatan-kegiatan mahasiswa seperti:

1. Diskusi kelompok untuk menyelesaikan tugas beberapa mata kuliah.

2. Presentasi tugas beberapa mata kuliah.

3. Pembimbingan tesis dan perwalian.

4. Seminar proposal tesis.

5. Seminar hasil tesis.

6. Seminar yang diadakan oleh PPs UNNES, alumni pascasarjana

Pendidikan Seni UNNES, dan instansi-instansi lain di luar UNNES.

Program Magister Pendidikan Seni senantiasa menjaga hubungan

antar sivitas akademika yang kondusif, terbuka, bebas dan tertib. Hal ini

ditunjukan dengan kegiatan-kegiatan :

1. Mengikuti seminar bersama-sama antara Kaprodi, dosen dan mahasiswa

Program Magister Pendidikan Seni, baik pada instansi-instansi yang

berada dalam kota Semarang maupun yang berada di luar kota

Semarang.

2. Mahasiswa diberi kebebasan untuk menemui setiap saat Kaprodi/dosen

wali/dosen untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan akademik

yang dihadapi oleh mahasiswa.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 29

Page 33: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

3. Dilakukannya penyampaian informasi/pengumuman kepada mahasiswa

tidak hanya melalui media formal seperti surat dan papan informasi,

tetapi kadangkala Kaprodi menyampaikannya lewat media yang lebih

bersifat nonformal seperti SMS.

Dengan metode seperti di atas akan tercipta keakraban antara Kaprodi,

dosen dan mahasiswa yang lebih kondusif.

Komponen F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, dan Sistem Informasi

Pendanaan (mengcopy punya PPS UNNES) ???Pendanaan Program Magister Pendidikan Seni dikelola secara

terintegrasi oleh PPs UNNES.

1. Sumber DanaSumber pendapatan yang diperoleh di Prodi Pendidikan Seni adalah:

a. Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP-eks

DIKS) yaitu dari SPP mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni.

b. Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP-eks DIKS) yang terdiri dari SPP mahasiswa Program Studi S1.

c. Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) mahasiswa Program Studi S1.

d. Dana administrasi umum (eks DIK).e. Penyelenggara kegiatan dan usaha pendidikan (eks DIP).

Berdasarkan besarnya, pada tahun akademik 2004-2005 dapat diperinci sebagai berikut (Lampiran F.1-1):

a. SPP mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni sebesar Rp

123.166.131,-

b. SPP mahasiswa program studi S1 dan D3 sebesar Rp 542.423.336,-c. SPI mahasiswa prodi D3 dan S1 sebesar Rp 262.664.000,-d. Dana administrasi umum (eks DIK) senilai Rp 35.148.900,-e. Penyelenggara kegiatan dan usaha pendidikan (eks DIP) senilai Rp 122.931.875,-f. Grant (DUE-Like Project) sebesar Rp 544.000.000,-g. Hibah penelitian sebesar Rp. 6.000.000,-

2. PengelolaanPengelolaan dana guna penyelenggaraan Program Studi Magister

Pendidikan Senii Program Pascasarjana UNNES secara bersama-sama

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 30

Page 34: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

dengan program studi lain yang ada pada Program Pascasarjana UNNES dikelola secara sentral oleh Asisten Direktur II. Pendanaan dialokasikan secara proporsional berdasar perencanaan yang sudah ditetapkan dalam Sistem Perencanaan Program Penganggaran Perguruan Tinggi, dengan pengalokasian disesuaikan pada mata anggaran kegiatan (MAK) yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh UNNES.

Kebutuhan dana awal sebagai dana investasi dalam rangka pendirian Program Studi Magister Pendidikan Seni didukung langsung oleh Program Pascasarjana UNNES dengan penerapan sistem pendanaan subsidi silang dengan program studi lain yang telah ada.

Program studi Magister Pendidikan Seni Program Pascasarjana UNNES diharapkan dapat memperoleh dana operasional dan pemeliharaan, serta kebutuhan dana lainnya berasal dari dana masyarakat yang berupa Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Dana Operasional Penyelenggaraan (DOP). Besarnya SPP dan DOP bagi mahasiswa ditentukan melalui Surat Keputusan Rektor UNNES. Adapun sistem penerimaan dana SPP dan DOP diorganisasikan melalui rekening Rektor.

3. Sistem Alokasi Anggaran ?????Pengeluaran dana operasional dan pemeliharaan dalam rangka

penyelenggaraan Program Studi Magister Pendidikan Seni Program Pascasarjana UNNES dialokasikan melalui mata anggaran kegiatan yang disesuaikan dengan daftar rencana kegiatan yang bertumpu pada Sistem Perencanaan Program Penganggaran Perguruan Tinggi, yang sekaligus diselaraskan dengan kebijakan Dirjen Dikti. Dengan demikian perencanaan kebutuhan dana operasional dan pemeliharaan menggunakan sistem gabungan antara sistem bottom-up planning dan top-down planning.

Sistem operasional pengeluaran dana dilaksanakan dengan pencairan dana oleh Pemegang Uang Mata Kegiatan (PUMK) atas nama Direktur PPs melalui Panjar Kerja (PK) dengan pengawasan langsung oleh Asisten Direktur II dan atas tanggung jawab Direktur PPs. Adapun pengeluaran dana berdasar pada kesepakatan yang telah ditetapkan berdasar Mata Anggaran Kegiatan (MAK) sebagai berikut:a. MAK 5150 untuk kegiatan pendidikan berupa honor dosen dan pengelola

program studi.b. MAK 5150 mengenai kerumahtanggaan digunakan untuk honor tenaga tidak

tetap.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 31

Page 35: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

c. MAK 5210 pada kegiatan pendidikan digunakan untuk pembelian barang dalam rangka penyelenggaraan administrasi dan biaya berlangganan

d. MAK 5220 pada kegiatan pendidikan digunakan untuk pembelian perlengkapan penunjang pelaksanaan pendidikan

e. MAK 5250 pada kegiatan pendidikan digunakan untuk kegiatan pelaksanaan kuliah sampai dengan ujian, transport dosen, dan kegiatan yang menunjang perkuliahan.

f. MAK 5330 pada kegiatan kerumahtanggaan digunakan untuk pengadaan bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan dinas.

g. MAK 5350 pada kegiatan kerumahtanggaan digunakan untuk kegiatan pemeliharaan peralatan dan perawatan gedung.

h. MAK 5410 pada kegiatan pendidikan digunakan untuk perjalanan dinas dalam rangka penyelenggaraan program studi.

Pengeluaran dana operasional akan dipertanggungjawabkan melalui Sistem Pertanggungjawaban Keuangan (SPJ) merujuk pada setiap kegiatan yang termuat dalam permohonan panjar kerja (PK). Adapun pengawasan pengeluaran yang dilakukan oleh PUMK akan dilakukan oleh pengawasan melekat melalui atasan langsung yaitu Asisten Direktur II, Pembantu Rektor II, BPK, dan Inspektorat Jendral.

4. Keberlanjutan

Keberlanjutan pendanaan Program Magister Pendidikan Seni dilakukan dengan cara:

a. Memperbanyak jumlah mahasiswa dengan biaya sendiri selain dari BPPS.

b. Kerjasama dengan instansi terkait (antara lain Diknas, Dewan Kesenian).

c. Memotivasi dosen untuk mengajukan dan mendapatkan hibah penelitian di tingkat nasional.

SWOTKekuatana. Dana dialokasikan sesuai dengan usulan Rencana Kerja dan Anggaran yang

berbasis aktivitas yang berdasarkan prioritas kepentingan.

b. Pengelolaan dilakukan dengan prosedur yang jelas dengan koordinasi yang baik,

mulai dari pengusulan anggaran, pembahasan, realisasi dan pengendaliannya.

c. Setiap penggunaan anggaran melalui prosedur pertanggungjawaban, sehingga

terkendali dan menjamin prinsip-prinsip efisiensi.

Kelemahan

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 32

Page 36: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

a. Dana sebagian besar masih tertumpu pada SPP/DPP mahasiswa.

b. Kurang sumber dana dari kerjasama dengan pihak lain.

Peluanga. Dengan kepercayaan masyarakat terhadap UNNES yang tinggi, maka peluang

tersedianya sumber dana dan pembiayaan menjadi lebih baik.

b. Pengalokasian dana sesuai dengan usulan Rencana Kerja dan Anggaran serta

berdasarkan skala prioritas mendorong menyusun program pengembangan

jurusan yang baik dan berdampak pada pengembangan Program Magister

Pendidikan Seni.

c. Pengelolaan dana dengan prosedur dan koordinasi yang baik memungkinkan

penggunaan dana untuk memenuhi kebutuhan. Akuntabilitas keuangan menjamin

efisiensi dan efektifitas, sehingga dapat mendorong penggunaan dana untuk

memenuhi kebutuhan secara maksimal.

d. Terbukanya peluang kerjasama dengan instansi pemerintah dan/atau swasta.

Ancaman

Dana sebagian besar bersumber dari SPP/DPP dan kurangnya sumber dana dari

kerjasama dengan pihak luar.

Sarana dan Prasarana1. Kecukupan dan Kesesuaian Sarana

Pengelolaan sarana yang ada di Prodi Pendidikan Seni secara

terintegrasi dimanfaatkan oleh semua program studi yaitu S1, dan S2. Agar

proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, maka telah tersedia

sarana yang cukup memadai.

Ruang kuliah dilengkapi kipas angin, white board, sound system, Over

Head Projector (OHP), dan Liquid Crystal Display (LCD). Ruang administrasi

dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti komputer, printer, AC, mesin

Fotocopy, mesin ketik, faksimile dan pesawat telepon yang dapat

dihubungkan dengan semua ruangan yang ada di PPs.

Ruang baca di Prodi Pendidikan Seni mempunyai koleksi buku dan

jurnal yang cukup lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar.

Perpustakaan PPs UNNES memiliki 2887 judul buku (4181 eksemplar),

bidang Seni dan Olah Raga sebanyak 111 judul (133 eksemplar), jurnal seni

antara lain Harmonia, Imajinasi, Imaji,Kagunan, Antropologi, Humanity, dari

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 33

Page 37: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

365 judul (531 eksemplar). Selain itu terdapat pula sejumlah Tesis dan

Laporan Kerja Lapangan. Dari ruang baca mahasiswa/dosen dapat

mengakses secara online ke perpustakaan pusat UNNES untuk mendapatkan

buku maupun jurnal dengan jaringan intranet UNNES. Selain ruang baca

Prodi sarana yang ada pada universitas juga dapat diakses, di antaranya

Perpustakaan Pusat.

Ruang Laboratorium didukung 30 unit PC dilengkapi dengan LAN,

server, internet, paket program statistik (dengan licency) seperti Minitab versi

12,13 dan 14, SPSS versi 9.0, GPSS. Peralatan laboratorium berfungsi

dengan baik karena didukung dua orang tenaga teknisi. Penggunaan

laboratorium sangat intensif di mana jam pelayanan setiap hari kerja (07.00 –

16.00). Setiap tahun Prodi Pendidikan Seni merencanakan untuk melakukan

penggantian, perawatan dan peningkatan jumlah peralatan laboratorium

dengan mengalokasikan dana untuk pengadaan dan pemeliharaan. Ruang

Seminar dilengkapi dengan LCD, OHP, white board dan sound system.

Ruang tersebut digunakan untuk seminar proposal tesis, juga untuk ujian

tesis, kuliah tamu, lokakarya, serta kegiatan-kegiatan yang sifatnya insidentil.

2. Kecukupan dan Kesesuaian Prasarana

Prodi Pendidikan Seni berada di lingkungan Kampus PPS UNNES

Bendan Ngisor, mulai tahun 2011 dimanfaatkan ruang kuliah yang berada di

lingkungan Sekaran gedung B 8 dan Dekanat. Ruang perkuliahan tersebar di

gedung C,D, dan E, F, H, I, yang semuanya berjumalah lebih dari 16 ruang

dengan ukuran masing-masing 8,2 X 8,5 m, berkapasitas mahasiswa

sebanyak 20 orang, Ruangan yang ada digunakan untuk kegiatan

perkuliahan secara intensif selama 6 hari, mulai hari Senin smpai dengan

Sabtu, sejak pukul 08.00 sampai dengan 21.00 WIB. Fasilitas yang dimiliki

pada setiap ruang antara lain: meja kursi dosen, kursi mahasiswa, OHP,

papan tulis, dan AC.

Ruang diskusi / seminar sejumlah 2 ruang berukuran 8, 10 X 18,2 m

terletak di Gedung G, dengan kapasitas mahasiswa sejumlah 100 orang.

Ruang ini digunakan untuk kegiatan –kegiatan seminar dan diskusi

mahasiswa serta kegiatan ilmiah lainnya secara intensif selama hari-hari

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 34

Page 38: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

perkuliahan. Ruangan ini difasilitasi dengan meja kursi sidang, papan tulis,

AC, OHP, mimbar, kursi audience, dan LCD, serta seperangkat Audio.

Ruang dosen bertempat pada 2 ruangan yang berdampingan, yakni

ruang 2A.1 dan 2A.2 cek kondisi terakhir, yang masing-masing berukiuran 5,1

X 4,1 m. Ruang dosen ini dipergunakan sebagai ruang kerja untuk ketua

program dan dosen. Ruang dosen dilengkapi dengan meja kursi, AC, rak

buku, dan perangkat komputer.

Ruang konsultasi bertempat di ruang 1B.1 cek data terakhir dengan

ukuran seluas 5.1 X 4,1 m. Ruang konsultasi ini dipergunakan untuk kegiaan

konsultasi akademik antara mahasiswa dengan dosen pembimbing guna

membahas berbagai permasalahan yang bersifat akademik baik sehubungan

dengan perkuliahan maupun penyelesaian tesis.

Bagi mahasiswa muslim disediakan tempat sholat berlokasi di sebelah

gedung C. Untuk kesejahteraan mahasiswa tersedia juga Asrama Mahasiswa

putra dan putri, dan juga di kampus pusat terdapat poliklinik, dua buah Bank

(BNI dan BPD), kantin, kantor pos, wartel, dan warnet.

3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana Prodi Pendidikan Seni secara rutin dirawat dan

dipelihara oleh petugas kebersihan dan petugas teknisi laboratorium.

4. Keberlanjutan

Keberlanjutan pemeliharaan, pengadaan dan pengembangan sarana-

prasarana dilakukan secara rutin yang didukung oleh dana sesuai

kemampuan, dan terprogram melalui program kerja Prodi Pendidikan Seni.

SWOT

Kekuatan

1. Fasilitas secara kualitas dan kuantitas sudah memenuhi persyaratan

untuk dapat menyelenggarakan pendidikan secara baik.

2. Fasilitas pendukung pembelajaran dan penelitian sudah tersedia dan

memenuhi persyaratan sebagai penunjang proses pembelajaran dan

penelitian yang berkualitas.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 35

Page 39: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

3. Pengelolaan infrastruktur dilakukan oleh bagian Rumah Tangga

UNNES sehingga menjamin pengelolaan dan ketersediaan fasilitas

secara baik.

4. Perencanaan dalam penyediaan dan pengadaan infrastruktur yang

mengantisipasi kebutuhan masa depan memungkinkan dukungan

terhadap program pengembangan jurusan dan berdampak pada

pengembangan Program Magister Pendidikan Seni.

5. Perencanaan dalam penyediaan dan pengadaan infrastruktur yang

mengantisipasi pertambahan jumlah kebutuhan dan pengguna di masa

depan memungkinkan tetap terjaminnya dukungan terhadap

pertambahan kebutuhan dan pengguna tersebut.

Kelemahan

1. Jenis sarana dan prasarana yang banyak, membutuhkan tenaga dan

biaya pemeliharaan cukup besar.

2. Ada beberapa komputer yang rusak, dan beberapa komputer di

bawah pentium IV.

3. Jumlah teknisi kurang memadai.

Peluang

1. Infrastruktur yang tersedia dengan kualitas yang baik memungkinkan

terselenggaranya pembelajaran dan penelitian.

2. Pengelolaan infrastruktur yang profesional memungkinkan

penggunaannya untuk mendukung kegiatan Program Magíster

Pendidikan Seni seperti kegiatan pelatihan, seminar, lokakarya dan

sebagainya.

Ancaman

1. Pemeliharaan dan pengawasan sarana prasarana yang tidak

terencana dengan baik akan mengakibatkan kerusakan yang lebih

cepat.

2. Sedikitnya tenaga teknisi menyebabkan proses perawatan fasilitas

laboratorium tidak bisa cepat, sehingga mendatangkan tenaga teknisi

dari luar.

Sistem Informasi

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 36

Page 40: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

1. Kesesuaian dan Kecukupan Sarana yang Mendukung Pemberdayaan Sistem Informasi

Kuantitas perangkat keras komputer beserta perangkat lunaknya yang

mendukung pembelajaran dan pengelolaan Program Magister Pendidikan

Seni sudah memadai, meliputi :a. Ruang Laboratorium didukung lebih dari 25 unit PC.

b. Ruang Kaprodi Pendidikan Seni dilengkapi dengan perangkat komputer.

c. Ruang administrasi dilengkapi dengan 8 PC beserta printer.

d. Ruang baca dilengkapi dengan 1 PC.

2. Keberadaan dan Pemanfaatan Jaringan Lokal (LAN)

Setiap komputer yang ada di laboratorium telah dilengkapi dengan

jaringan lokal (LAN) yang menghubungkan komputer satu dengan komputer

yang lainnya, baik di lingkungan Program Magister maupun dengan institusi,

sehingga informasi lebih mudah diakses, dan proses pembelajaran, penelitian

serta pengelolaan. Untuk regristasi mahasiswa antara lain pembayaran SPP,

KRS, dan nilai akhir dapat dilakukan secara online melalui jaringan internet

UNNES.

3. Keberadaan dan Pemanfaatan Jaringan Internet

Jaringan internet telah tersedia di setiap ruangan dosen dan

laboratorium yang memberikan akses untuk mengumpulkan informasi dan

berkomunikasi dengan dunia luar. Fasilitas jaringan internet yang disediakan

pada Program Magister Pendidikan Seni dapat diakses oleh seluruh sivitas

akademik kerja dapat diakses 24 jam setiap hari. Program Magister

Pendidikan Seni memiliki sumber informasi di internet melalui home page

yang selalu diperbaharui isinya sesuai kebutuhan.

4. Kemudahan Penggunaan Fasilitas Informasi

Seluruh sivitas akademika dapat mengakses internet gratis di setiap

unit komputer laboratorium dengan mengikuti aturan penggunaan fasilitas

informasi yang telah ditetapkan untuk mencari informasi, yang behubungan

dengan pembelajaran, penelitian, dan pengelolaan.

SWOT

Kekuatan

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 37

Page 41: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

1. Sudah merintis Sistem Informasi Managemen (SIM).

2. Sudah mempunyai LAN.

3. Sudah terkoneksi dengan internet dan terdapat hot-spot.

Kelemahan

Komputerisasi administrasi sistem keuangan dan kepegawaian perlu

ditingkatkan tingkat ketepatan waktunya.belum .

Peluang

Dapat bertukar informasi antar unit di dalam dan di luar UNNES melalui

jaringan komputer.

Ancaman

1. Keamanan data di dalam sistem jaringan dapat diganggu oleh pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab.

2. Adanya biro khusus menangani jaringan informasi yang lebih handal.

Komponen G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama

Untuk mewujudkan visi dan misi Program Magister Pendidikan Seni

dalam bidang penelitian, diperlukan unsur agenda, relevansi, kualitas,

produktivitas, dan keberlanjutan program penelitian.

Mulai dikembangkannya topik-topik penelitian sebagai awal untuk

menyusun pohon penelitian dan melibatkan mahasiswa Program Magister

Pendidikan Seni yang merupakan salah satu usaha untuk mempercepat

waktu penyelesaian studi serta didukung oleh pendanaan untuk melakukan

penelitian-penelitian ilmiah dan seminar di tingkat nasional.

Penelitian yang dilakukan oleh dosen selama ini disesuaikan dengan

minat dan kelompok peneliti yang ada di jurusan, dengan sumber dana

penelitian, utamanya dari DIPA dan Dikti. Hali ini mengingat status dosen di

PPs adalah pinjaman dari Jurusan.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 38

Page 42: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Tesis merupakan salah satu kegiatan yang wajib diselesaikan oleh

setiap mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni dengan bobot 6 sks.

Dalam penyusunan tesis, mahasiswa dan dosen pembimbing harus

memperhatikan beberapa unsur seperti: orisinalitas, kualitas, dan waktu

penyelesaian tesis.

B. Penentuan komponen evaluasi-diri dikaitkan dengan kebijakan mutakhir.

Pada tahun 2005 telah diberlakukan beberapa peraturan perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung terkait dengan rincian komponen evaluasi-diri itu, yaitu Undang-undang No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kebijakan yang secara langsung mempengaruhi sistem evaluasi-diri adalah PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya Bab II, Pasal 2 yang berbunyi sebagai berikut

(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: a. standar isi; b. standar proses; c. standar kompetensi lulusan; d. standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. standar sarana dan prasarana; f. standar pengelolaan; g. standar pembiayaan; danh. standar penilaian pendidikan.

(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.

(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Jika hasil analisis sistemik tentang komponen-komponen evaluasi-diri diamati dari segi Pasal 2, ayat 1 dari PP No. 19/2005 di atas, maka dapat diperhadapan kedua analisis itu seperti berikut.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 39

Page 43: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komponen evaluasi-diri yang dihasilkan dari analisis secara sistemik itu merupakan rincian dari standar nasional pendidikan, yaitu sebagai berikut.

IV. PROSEDUR EVALUASI-DIRI

Evaluasi-diri dilakukan melalui prosedur yang ditata dalam tahap-tahap berikut: persiapan dan perencanaan, penataan organisasi, pelaksanaan,

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 40

Page 44: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

pemanfaatan pakar sejawat, dan tindak lanjut. Setiap tahap itu dirinci sebagai berikut.

A. Persiapan dan perencanaanTahap ini mencakup kegiatan:a. Pembentukan tim inti.b. Motivasi staf.c. Penentuan fokus dan sasaran sesuai dengan agenda dan masalah

yang dihadapi lembaga.d. Penentuan luas dan kedalaman evaluasi.e. Penataan sumber-sumber data dan informasi yang digunakan.f. Pembagian tugas tim inti.g. Penentuan jadwal kegiatan.h. Penentuan pihak-pihak yang akan dilibatkan.

B. Penataan organisasi kerjaTahap ini mencakup penentuan tugas dan peran setiap pihak yang terlibat, pemilihan dan pelatihan tenaga pelaksana, pembentukan tim kerja, tgermasuk perumusan deskripsi tugas, dan penataan koordinasi dan komunikasi

C. Pelaksanaan evaluasi-diriTahap ini mencakup:a. Pemetaan sasaran evaluasi.b. Penelaahan masukan, lingkungan, program, proses dan keluaran.c. Pengkajian baku mutu eksternal (BAN-PT, organisasi profesi, dsb.).d. Pengumpulan fakta dan opini.e. Pembahasan hasil evaluasi-diri dengan berbagai pihak terkait.f. Penyusunan dan penyebarluasan laporan kepada pihak terkait.g. Pemanfaatan hasil evaluasi-diri untuk perbaikan dan peningkatan

mutu, perencanaan dan pengembangan program, persiapan evaluasi eksternal (akreditasi), dan penjaminan mutu internal.

D. Pemanfaatan pakar sejawatJika perlu, program studi/perguruan tinggi dapat memanfaatkan pakar sejawat sebagai penasehat/pengkaji dari luar untuk penilaian, tetapi bukan untuk menyusun laporan. Nama pakar sejawat dicantumkan dalam laporan evaluasi-diri. Pemanfaatan kunjungan tim dari luar untuk mendorong perubahan. Pemanfaatan kerjasama dengan badan-badan eksternal.

E. Tindak lanjutTahap ini mencakup pemanfaatan hasil evaluasi-diri sebagai rujukan perencanaan. Untuk maksud itu, program studi/perguruan tinggi harus memperbanyak evaluasi kelembagaan (institusional evaluation).

V. ANALISIS DATA EVALUASI-DIRI

Data dan informasi yang diperoleh dalam rangka evaluasi-diri perlu diolah dan dianalisis, yang dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan. Pendekatan

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 41

Page 45: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

yang digunakan dalam evaluasi-diri untuk akreditasi program studi/perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh BAN-PT adalah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (SWOT analysis), yaitu analisis antarkomponen dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap komponen, untuk merumuskan strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu program studi/perguruan tinggi secara berkelanjutan.

Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakuman melalui langkah-langkah seperti berikut.

Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling mendesak untuk diatasi secara umum pada semua komponen.

Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih dahulu pada Langkah 1.

Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2) ke dalam Pola Analisis SWOT seperti berikut.

Gambar 3. Pola/Template Analisis SWOT

Pada waktu mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam program studi/perguruan tinggi perlu diingat bahwa kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang perlu diidentifikasikan di dalam organisasi, program studi/perguruan tinggi yang bersangkutan, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal yang harus diidentifikasikan dalam lingkungan eksternal organisasi, program studi/perguruan tinggi yang bersangkutan. Lingkungan eksternal suatu program studi dapat berupa: pemerintah, masyarakat luas, industri, lulusan SLTA, pasar kerja, stakeholder internal dan eksternal, dan pesaing

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 42

Page 46: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen masukan, proses, dan keluaran. Masukan termasuk mahasiswa, sumberdaya manusia, kurikulum, pembiayaan, sarana dan prasarana. (Kalau perlu visi, misi, sasaran, dan tujuan dijadikan masukan lingkungan).Proses termasuk tatapamong, kepemimpinan, pengelolaan program, proses pembelajaran, suasana akademik, sistem informasi, penjaminan mutu, penelitian dan pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Keluaran termasuk lulusan dan keluaran lainnya yang mencakup skripsi, model-model, publikasi, hasil pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat.

Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan program secara berkelanjutan. Analisis untuk pengembangan strategi pem,ecahan masalah dan perbaikan/pengembangan program itu digambarkan pada Gambar 4.

Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan susunkah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan. Hasil analisis SWOT dimanfaatkan untuk menyusunan strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu program secara berkelanjutan. Jika kekuatan lebih besar dari kelemahan, dan peluang lebih baik dari ancaman, maka strategi pengembangan sebaiknya diarahkan kepada perluasan/pengembangan program, sedangkan jika kekuatan lebih kecil dari kelemahan, dan peluang lebih kecil dari ancaman, maka seyogianya strategi pengembangan lebih ditekankan

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 43

Page 47: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

kepada upaya konsolidasi ke dalam, melakukan penataan organisasi secara internal dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, dan mereduksi kelemahan di dalam dan ancaman dari luar. Analisis itu dapat digambarkan sebagai berikut.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 44

Page 48: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Gambar 5. Analisis SWOT dan Prioritas Strategi Pengembangan

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 45

Page 49: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

VI. LAPORAN HASIL EVALUASI-DIRI

A. Makna Laporan Hasil Evaluasi-diri

Laporan hasil evaluasi-diri adalah deskripsi, analisis, dan refleksi mengenai keadaan, kinerja, dan perangkat pendidikan suatu program studi/perguruan tinggi, sebagai hasil kajian dan asesmen yang mendalam dan bersifat internal. Laporan itu disusun secara komprehensif, lengkap, sistematis, dan mudah difahami, sehingga siapa pun yang membaca, mengkaji dan memanfaatkan laporan itu dapat memahami seperti apa yang dimaksudkan oleh penyusunnya. Laporan itu digunakan, terutama oleh program studi/perguruan tinggi yang bersangkutan untuk berbagai maksud seperti dikemukakan pada awal naskah ini, antara lain untuk memutakhirkan pangkalan data program studi/perguruan tinggi dalam bentuk profil yang komprehensif, perencanaan dan perbaikan program studi secara sinambung, penjaminan mutu internal program studi/perguruan tinggi, dan untuk mempersiapkan evaluasi eksternal atau akreditasi.

Memperhatikan penggunaan laporan evaluasi-diri seperti itu, maka isi laporan hasil evaluasi-diri mungkin lebih luas dan lebih lengkap dibandingkan dengan informasi yang dikemas dalam borang dan atau portofolio akreditasi. Untuk kelengkapan rujukan bagi borang atau portofolio yang disampaikan kepada BAN-PT, maka laporan hasil evaluasi-diri itu disiapkan oleh program studi/perguruan tinggi pada saat asesmen lapang atau kunjungan pakar sejawat di tempat program studi/perguruan tinggi, yang digunakan sebagai bahan rujukan utama dalam mengkaji keadaan, kinerja dan perangkat pendidikan program studi/perguruan tinggi yang bersangkutan.

Laporan evaluasi-diri diawali oleh suatu rangkuman eksekutif, yang merupakan singkatan isi laporan lengkap evaluasi-diri, dan dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh, jelas dan singkat, sehingga pembaca laporan dapat menangkap apa yang dilaporkan, tanpa membaca keseluruhan laporan lengkap.

B. Format Laporan Hasil Evaluasi-diriSebenarnya, tidak ada format baku mengenai laporan hasil evaluasi-diri itu. Namun demikian, untuk memudahkan pengkajian dan asesmen trerhadap laporan evaluasi-diri dalam rangka akreditasi oleh BAN-PT, maka dianjurkan bahwa laporan hasil evaluasi-diri itu disusun dengan format dan sistematika yang mencakup materi sebagai berikut.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 46

Page 50: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

JUDUL LAPORANKATA PENGANTARDAFTAR ISIRANGKUMAN EKSEKUTIFSUSUNAN TIM PENYUSUN DAN DESKRIPSI TUGASNYA

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN:A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.B. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, Penjaminan

Mutu, dan Sistem Informasi.C. Mahasiswa dan Lulusan.D. Sumber Daya Manusia.E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.F. Pembiayaan, Sarana, dan PrasaranaG. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan

Kerjasama.

II. ANALISIS SWOT program studi secara keseluruhan, merujuk kepada deskripsi SWOT setiap komponen.

1. Analisis antarkomponen 2. Strategi dan pengembangan

REFERENSI: Sumber-sumber utama yang digunakan dalam proses dan pelaporan evaluasi-diri

LAMPIRAN: Format-format yang berisi rangkuman data pendukung. Kopi dokumen yang perlu dicantumkan dalam laporan. Dokumen lain yang dirasa perlu dilampirkan.

C. Perwajahan Laporan

Perwajahan atau layout laporan, seperti halnya dengan format laporan, tidak ada yang baku. Yang penting dalam hal ini bahwa perwajahan itu konsisten merujuk pada sistem yang digunakan, dan ditulis secara jelas bagi pembaca. Namun demikian, sepanjang berkaitan dengan BAN-PT, maka perwajahan laporan itu mengikuti ketentuan sebagai berikut.

1. Kertas A-42. Spasi: 1.53. Bentuk huruf (Font): Times new Roman atau Arial4. Ukuran huruf: 125. Sistematis 6. Perwajahan dan tata tulis konsisten 7. Bahasa Indonesia yang baik & benar

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 47

Page 51: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

Catatan:

Uraian mengenai masing-masing komponen dalam laporan, sedapat mungkin mencakup:o Keadaan sekarang.o Data pendukung.o Deskripsi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.

Dalam menyajikan data dan informasi hasil evaluasi-diri dapat digunakan format-format yang telah disediakan oleh BAN-PT, dapat juga digunakan format-format yang telah biasa digunakan oleh program studi/perguruan tinggi sendiri.

Data dan informasi yang dihasilkan dalam evaluasi-diri disiapkan pula oleh program studi/perguruan tinggi sebagai bukti-bukti yang disajikan pada saat asesmen lapang BAN-PT di tempat program studi/perguruan tinggi dalam rangka verifikasi, validasi, dan pelengkapan data dan informasi yang telah disajikan dalam borang dan atau portofolio yang telah disampaikan kepada BAN-PT.

Deskripsi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah pernyataan singkat dan jelas mengenai keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan setiap komponen evaluasi-diri program studi/perguruan tinggi.

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 48

Page 52: PEDOMAN EVALUASI-DIRI PROGRAM STUDI D …pep.pps.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/PEDOMAN... · Web view... strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi

DAFTAR RUJUKAN

Accreditation Commission for Senior Colleges and Universities, 2001. Handbook of Accreditation. Alameda, CA: Western Association of Schools and Colleges.

BAN-PT, 2000. Guidelines for External Accreditation of Higher Education. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2000. Guidelines for Internal Quality Assessment of Higher Education. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Pedoman Evaluasi-diri Program Studi. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Studi D-III. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Studi S1. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Studi S2. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Doktor. Jakarta: BAN-PT.

BAN-PT, 2005. Pedoman Evaluasi-diri Program Studi. Jakarta: BAN-PT.

McKinnon, K.R., Walker, S.H. & Davis, D., 2000. Benchmarking: A Manual for Australian Universities. Canberra: Department of Education, Training and Youth Affairs, Higher Education Division.

National Council for Accreditation of Teacher Education, 1997. Standards, Procedures, and Policies for the Accreditation of Professional Education Units. Washington, DC: NCATE.

Quality Assurance Agency for Higher Education, 1998. Quality Assurance in UK Higher Education: A brief guide. Gloucester: QAA, http:/www.qaa.ac.uk.

Tadjudin, M.K., 2002. Asesmen Institusi untuk Penentuan Kelayakan Perolehan Status Lembaga yang Mengakreditasi Diri bagi Perguruan Tinggi: Dari Akreditasi Program Studi ke Audit Lembaga Perguruan Tinggi. Jakarta: BAN-PT.

Technological and Professional Skills Development Sector Project, 2001. Guidelines for Self-evaluation Report Submission, Batch II. Jakarta: Directorate General of Higher Education, Ministry of National Education.

Tambahkan panduan ban pt tahun 2010

BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 20