pedoman evaluasi-diri program studi d...
TRANSCRIPT
BAN-PT
PEDOMAN EVALUASI-DIRI
UNTUK AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI
JAKARTA 2012
EDISI SOSIALISA
SI
PENGANTAR
Evaluasi adalah awal suatu proses pengembangan dan penjaminan mutu (quality assurance). Evaluasi-diri merupakan suatu kegiatan yang sangat penting sehingga disebut sebagai salah satu kegiatan utama dalam sektor pendidikan tinggi seperti dikemukakan dalam Undang-undang No. 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional.
Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi ini disiapkan untuk membantu para pejabat di perguruan tinggi dalam mempersiapkan, melaksanakan, menyusun laporan, dan memanfaatkan hasil evaluasi-diri pada program studi/ perguruan tinggi. Keseluruhan Pedoman ini berisi penjelasan mengenai hal-hal berikut.
I.II.III.IV.V.VI.
Pendahuluan Makna dan tujuan evaluasi-diriKomponen evaluasi-diriProsedur evaluasi-diriAnalisis data evaluasi-diriLaporan hasil evaluasi-diri
Pedoman ini disampaikan dengan maksud agar para pengasuh program studi pada semua tingkat program, dan semua perguruan tinggi yang melakukan kegiatan evaluasi-diri dapat melaksanakannya dengan lancar, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur yang diharapkan sebagai awal dari keseluruhan daur penjaminan mutu/akreditasi. Di samping itu, diharapkan pula agar para pengasuh program studi dan para pejabat perguruan tinggi dapat menggunakan hasil evaluasi-diri tersebut sebagai bahan untuk mengisi borang atau menyusun portofolio akreditasi secara baik, kemudian menyajikannya sebagai salah satu bukti kebenaran isi borang atau portofolio pada saat asesmen lapang yang dilakukan oleh BAN-PT.
Semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Jakarta, 22 Desember 2008
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi,Ketua,
Prof. Dr. Kamanto Sunarto
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. ii
DAFTAR ISIhalaman
PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................................1A. Rasionel1B. Peranan Evaluasi-diri dalam Pengembangan dan Penyelenggaraan Program
Pendidikan 2
II. MAKNA DAN TUJUAN EVALUASI-DIRI..................................................................3A. Makna Evaluasi dan Evaluasi-diri 3B. Tujuan Evaluasi-diri 3C. Manfaat Evaluasi-diri 3D. Ciri Evaluasi-diri yang Baik 4E. Evaluasi-diri dalam Daur Penjaminan Mutu/Akreditasi 4
III. KOMPONEN EVALUASI-DIRI................................................................................5A. Identifikasi Komponen Evaluasi-diri 5
Komponen A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian 6Komponen B. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu 7Komponen C. Mahasiswa dan Lulusan 7Komponen D. Sumberdaya Manusia 8Komponen E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 8Komponen F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, dan Sistem Informasi 10Komponen G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama 11
B. Penentuan komponen evaluasi-diri dikaitkan dengan kebijakan mutakhir. 11
IV. PROSEDUR EVALUASI-DIRI...............................................................................13A. Persiapan dan perencanaan 13B. Penataan organisasi kerja 13C. Pelaksanaan evaluasi-diri 14D. Pemanfaatan pakar sejawat 14E. Tindak lanjut 14
V. ANALISIS DATA EVALUASI-DIRI........................................................................14Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis SWOT 14
VI. LAPORAN HASIL EVALUASI-DIRI.....................................................................18A. Makna Laporan Hasil Evaluasi-diri 18B. Format Laporan Hasil Evaluasi-diri 18C. Perwajahan Laporan 19
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................20
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. iii
I. PENDAHULUAN
A. Rasionel
Dalam rangka akreditasi program studi/perguruan tinggi yang bertujuan, terutama untuk menilai dan memberikan jaminan mutu program dan satuan pendidikan tinggi (quality assessment and assurance), evaluasi-diri yang merupakan evaluasi internal pada program dan satuan pendidikan tinggi (program studi dan perguruan tinggi), adalah langkah pertama yang hasilnya dapat digunakan untuk berbagai maksud. Hasil evaluasi-diri dapat digunakan untuk memutakhirkan pangkalan data program studi/perguruan tinggi dalam bentuk profil yang komprehensif, perencanaan, strategi pengembangan dan perbaikan program studi/perguruan tinggi secara berkelanjutan, penjaminan mutu internal program studi/perguruan tinggi, dan untuk mempersiapkan evaluasi eksternal atau akreditasi.
Bagi beberapa program studi/perguruan tinggi, evaluasi-diri merupakan sesuatu yang baru, belum pernah dilaksanakan, bahkan belum difahami. Sementara itu, banyak program studi/perguruan tinggi yang telah pernah bahkan sering melakukan evaluasi-diri untuk berbagai maksud. Bagi beberapa program studi/perguruan tinggi, evaluasi-diri telah menjadi agenda berkelanjutan, dan telah menjadi “budaya” dalam kehidupan akademiknya. Sistem dan prosedur evaluasi-diri yang telah dilaksanakan itu kadang-kadang berbeda satu dengan yang lainnya, bergantung kepada keperluan yang dirasakan sendiri oleh perguruan tinggi, atau kepada hal-hal yang dipersyaratkan oleh masing-masing pihak yang meminta laporan evaluasi-diri program studi atau perguruan tinggi.
Perbedaan itu mungkin karena isi atau karena prosedur yang dianut oleh perguruan tinggi atau yang dituntut oleh pihak yang berkepentingan. Perguruan tinggi yang telah biasa melakukan evaluasi-diri, pada umumnya memiliki panduan evaluasi-diri sendiri. Namun demikian, sepanjang berkaitan dengan akreditasi program studi dan perguruan tinggi yang dilakukan oleh BAN-PT, prosedur dan isi evaluasi-diri itu ditata oleh BAN-PT. Ini tidak berarti bahwa evaluasi-diri yang diminta oleh BAN-PT dilakukan tersendiri di luar evaluasi-diri yang telah biasa dilakukan program studi/perguruan tinggi. Hasil evaluasi-diri yang telah biasa dilakukan program studi/perguruan tinggi itu dapat digunakan untuk menyusun laporan evaluasi-diri yang diminta oleh BAN-PT.
BAN-PT menempatkan evaluasi-diri itu sebagai salah satu aspek dalam keseluruhan daur akreditasi, dan menempatkannya dalam posisi yang sangat penting, yaitu sebagai suatu langkah yang mendahului pemberian informasi dan data akreditasi dari program studi atau perguruan tinggi kepada BAN-PT, sehingga hasil evaluasi-diri itu dapat merupakan bahan untuk mengisi borang akreditasi atau menyusun portofolio akreditasi, serta dapat digunakan sebagai bahan yang disediakan pada saat dilakukan asesmen lapang oleh BAN-PT di tempat program studi/perguruan tinggi. Naskah ini merupakan Pedoman
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 1
Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi yang terkait dengan akreditasi yang dilakukan oleh BAN-PT.
B. Peranan Evaluasi-diri dalam Pengembangan dan Penyelenggaraan Program Pendidikan
Sesungguhnya, evaluasi-diri bagi program studi dan perguruan tinggi bukan hanya suatu proses yang harus dilakukan pada saat-saat khusus tertentu, misalnya dalam rangka menghadapi akreditasi oleh BAN-PT, atau untuk mengajukan proposal suatu proyek tertentu, melainkan seyogianya menjadi suatu aspek dalam daur pengembangan program studi/perguruan tinggi, penjaminan mutu internal, perbaikan program secara berkelanjutan, dan untuk melengkapi serta memutakhirkan pangkalan data setiap program studi/perguruan tinggi.
Apabila evaluasi-diri telah menjadi “budaya”, maka program studi/perguruan tinggi akan selalu siap dengan data dan informasi yang selalu dimutakhirkan (updated), apabila diminta atau dituntut oleh pihak-pihak yang membutuhkannya. Oleh karena itu evaluasi-diri seyogianya dilakukan secara berkala untuk memperbaharui/memutakhirkan pangkalan data dan informasi secara berkelanjutan.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 2
II. MAKNA DAN TUJUAN EVALUASI-DIRI
A. Makna Evaluasi dan Evaluasi-diri
Evaluasi, secara umum merupakan suatu proses pengumpulan serta pemrosesan data dan informasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilkan keputusan, pengelolaan dan pengembangan program studi/perguruan tinggi.
Evaluasi-diri merupakan upaya program studi/perguruan tinggi untuk mengetahui gambaran mengenai kinerja dan keadaan dirinya melalui pengkajian dan analisis yang dilakukan oleh program studi/perguruan tinggi sendiri berkenaan dengan kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, kendala, bahkan ancaman. Pengkajian dan analisis itu dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pakar sejawat dari luar program studi/perguruan tinggi, sehingga evaluasi-diri dapat dilaksanakan secara objektif.
B. Tujuan Evaluasi-diri
Evaluasi-diri dimaksudkan untuk hal-hal berikut:1. Penyusunan profil lembaga yang komprehensif dengan data mutakhir.2. Perencanaan dan perbaikan-diri secara berkelanjutan.3. Penjaminan mutu internal program studi/lembaga perguruan tinggi.4. Pemberian informasi mengenai program studi/perguruan tinggi kepada
masyarakat dan pihak tertentu yang memerlukannya (stakeholders).5. Persiapan evaluasi eksternal (akreditasi).
C. Manfaat Evaluasi-diri
Hasil evaluasi-diri dapat digunakan oleh program studi/perguruan tinggi untuk hal-hal berikut.
1. Membantu dalam identifikasi masalah, penilaian program dan pencapaian sasaran.
2. Memperkuat budaya evaluasi kelembagaan (institusional evaluation) dan analisis-diri.
3. Memperkenalkan staf baru kepada keseluruhan program studi/ perguruan tinggi.
4. Memperkuat jiwa korsa dalam lembaga, memperkecil kesenjangan antara tujuan pribadi dan tujuan lembaga dan mendorong keterbukaan.
5. Menemukan kader baru bagi lembaga.6. Mendorong program studi/perguruan tinggi untuk meninjau kembali
kebijakan yang telah usang.7. Memberi informasi tentang status program studi/perguruan tinggi
dibandingkan dengan program studi/perguruan tinggi lain.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 3
D. Ciri Evaluasi-diri yang Baik
Evaluasi-diri yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.1. Dilakukan dengan motivasi intrinsik. 2. Pimpinan mendukung penuh. 3. Semua pihak dalam lembaga mendukung. 4. Direncanakan sesuai denan keperluan lembaga. 5. Dimaksudkan untuk menilai kembali tujuan lembaga. 6. Proses evaluasi-diri dilaksanakan dan dipimpin dengan baik.7. Evaluasi-diri dilaksanakan secara terbuka/transparan, objektif, jujur,
bertanggung jawab dan akuntabel.8. Mendeskripsikan dan menganalisis kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki program studi/perguruan tinggi, dan peluang serta ancaman yang ada di lingkungan program studi/perguruan tinggi.
9. Berbagai permasalahan diteliti dan dicarikan alternatif pemecahannya.10.Hasil evaluasi-diri dimanfaatkan untuk menyusun strategi dan rencana
pengembangan dan perbaikan program secara berkelanjutan.11.Hasilnya berupa perbaikan proses evaluasi kelembagaan dan analisis-
diri, serta perbaikan dan pengembanan program secara berkelanjutan (continuous program improvement and development).
12.Laporan disusun dengan baik.
E. Evaluasi-diri dalam Daur Penjaminan Mutu/Akreditasi
Seperti dikemukakan terdahulu, evaluasi-diri merupakan salah satu aspek penting dalam keseluruhan daur akreditasi dengan berbagai peran dan kegunaannya, termasuk penjaminan mutu (quality assurance). Keseluruhan daur penjaminan mutu dalam rangka akreditasi program studi/perguruan tinggi itu dilukiskan dalam Bagan 1.
Bagan 1. Daur Penjaminan Mutu dalam Rangka Akreditasi
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 4
III. KOMPONEN EVALUASI-DIRI A. Identifikasi Komponen Evaluasi-diri
Dalam akreditasi yang dilakukan oleh BAN-PT, evaluasi-diri dilaksanakan dengan menilai, menelaah dan menganalisis keseluruhan sistem program studi/perguruan tinggi, yang mencakup masukan, proses, keluaran, hasil, dan dampak (input, process, output, autcome, and impact) berdasarkan data, informasi dan bukti-bukti lainnya yang berkenaan dengan komponen-komponen sistemik dari seluruh penyelenggaraan program studi/perguruan tinggi. Analisis komponen sistemik penyelenggaraan program studi itu digambarkan dalam Gambar 2.
Berdasarkan analisis tersebut, dijabarkan dimensi penilaian yang digunakan dalam evaluasi program studi/perguruan tinggi yang secara garis besar terdiri atas komponen-komponen berikut.
Masukan, mencakup:1. Visi dan misi program studi.2. Tujuan dan sasaran.3. Mahasiswa.4. Sumberdaya manusia. 5. Kurikulum.6. Sarana dan prasarana.7. Pembiayaan.
Proses, mencakup:
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 5
1. Tatapamong (governance).2. Pengelolaan program.3. Kepemimpinan.4. Proses pembelajaran.5. Suasana Akademik.6. Penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat.
Keluaran/Hasil, mencakup:1. Lulusan.2. Keluran lainnya: publikasi hasil penelitian dan atau produk
penelitian dalam bentuk patent, rancang bangun, prototip, perangkat lunak, dsb.
Dampak, mencakup:1. Sistem informasi.2. Sistem peningkatan dan penjaminan mutu.
Komponen-komponen hasil analisis sistemik itu kemudian dihimpun dan dikelompokkan menjadi komponen evaluasi-diri sebagai berikut.
Komponen A.Komponen B.
Komponen C. Komponen D. Komponen E. Komponen F. Komponen G.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian.Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan MutuMahasiswa dan Lulusan.Sumberdaya Manusia.Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.Pendanaan, Sarana, dan Prasarana, serta Sistem Informasi.Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama.
Selanjutnya setiap komponen itu dirinci sebagai berikut.
Komponen A. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian
Mengacu kepada visi dan misi Universitas dan Program Pascasarjana
UNNES, maka didirikanlah Program Studi Pendidikan Seni PPs UNNES
berdasarkan SK. Dirjen DIKTI Nomor 3006/D/T/2004. Program Magister
Pendidikan Seni PPs UNNES diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
akademik, khususnya di bidang pendidikan seni, dalam rangka menjawab
perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan profesionalitas yang
demikian pesat baik secara nasional maupun internasional.
Visi Program Magister Pendidikan Seni PPs UNNES adalah Program
Studi Pendidikan Seni yang menjadi salah satu center of excellence dalam
pengembangan kualitas sumber daya manusia di bidang seni melalui
pendidikan, kegiatan pengelolaan dan penelitian antarbidang, serta
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 6
pengabdian pada masyarakat untuk disebarkan dan dimanfaatkan khalayak
luas dalam kerangka peningkatan kualitas pendidikan dan profesionalitas
bidang seni.
Berdasarkan visi tersebut disusun lah misi Program Magister
Pendidikan Seni PPs UNNES sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat dalam bidang pendidikan seni untuk
menjunjung tinggi suasana akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang
luhur;
2. Mengembangkan berbagai gagasan pendidikan yang kreatif dan inovatif
dalam pendidikan seni, tanpa mengesampingkan wawasan keilmuan seni,
dan bidang kesenian lainnya secara mendalam, komprehensif dan holistik
guna peningkatan kualitas pendidikan seni pada semua satuan dan
jenjang pendidikan maupun kualitas profesi bidang seni, serta
mengembangkan kurikulum Pendidikan Seni pada berbagai satuan dan
jenjang pedidikan;
3. Mengembangkan manajemen bidang pendidikan seni yang inovatif dan
kreatif serta profesi bidang seni melalui penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
4. Menciptakan metode, model, strategi, dan produk pembelajaran seni pada
berbagai satuan dan jenjang pendidikan, baik di dalam sekolah maupun di
luar sekolah;
5. Mengelola administrasi dan fungsi satuan lembaga pendidikan seni, baik
informal, formal dan nonformal secara mandiri, profesional dan
proporsional.
Tujuan Program Magister Pendidikan Seni – PPs UNNES adalah:
1. Menyiapkan tenaga ahli pendidikan seni yang memiliki kemampuan
akademik dan bermoral luhur untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat;
2. Menghasilkan tenaga pengembang program pendidikan dan pelatihan
seni pada berbagai satuan dan jenjang pendidikan di lingkungan
departemen dan nondepartemen;
3. Menghasilkan tenaga yang mampu merancang, meningkatkan,
mengembangkan, dan mengevaluasi kurikulum pendidikan seni pada
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 7
berbagai satuan dan jenjang pendidikan guna mewujudkan pendidikan
seni yang proporsional dan profesional;
4. Memberikan layanan keahlian kepada masyarakat dalam bidang
pendidikan seni.
Sasaran Program Magister Pendidikan Seni PPs UNNES adalah para
lulusan S1 dengan kategori sebagai berikut :
1. Berasal dari lembaga/departemen (Perguruan Tinggi, Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan, Perindustrian, dan Pariwisata) dan
nonlembaga/departemen (sastrawan, perupa, penari, pemusik, penulis
dan pemerhati seni).
2. Daerah asal mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia yang berminat.
3. Berpendidikan sarjana seni, pendidikan seni dan nonseni yang ijazahnya
diakui oleh Depdiknas.
Strategi pencapaian?
Komponen B. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu
Tata Pamong (Governance)Program pendidikan pascasarjana merupakan salah satu bagian dari
program pendidikan di UNNES. PPs UNNES dalam melaksanakan fungsinya
dipimpin oleh Direktur Program Pascasarjana yang dibantu oleh dua asisten
direktur. PPs berfungsi sebagai penjaminan mutu untuk input, proses dan
output.
1. Struktur OrganisasiProgram pendidikan pascasarjana merupakan salah satu bagian dari
program pendidikan di UNNES, PPs UNNES dalam melaksanakan fungsinya
dipimpin oleh direktur program Pascasarjana yang dibantu oleh dua asisten
direktur. PPs berfungsi sebagai penjaminan mutu untuk input, proses dan
output. Semua pelaksanaan Program Magister berada di bawah Direktur PPs.
Tanggung jawab akademik langsung di bawah Asdir bidang Akademik dan
dalam pelaksanaannya dibantu oleh Kaprodi. Pengelolaan program dilakukan
secara independen, tetapi dalam penjaminan mutu program dan proses
penerimaan mahasiswa baru di bawah koordinasi PPs UNNES.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 8
Efisiensi dan efektivitas dari pengelolaan program pada Program
Magister Pendidikan Seni diupayakan untuk perwujudan visi, misi dan tujuan
Program Magister Pendidikan Seni. Untuk itu Program Magister Pendidikan
Seni melibatkan para dosen dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan,
baik operasional maupun pengembangan. Pengambilan keputusan maupun
pengambilan langkah kebijakan dibahas dalam rapat prodi yang
diselenggarakan minimal sekali dalam satu semester. Keterlibatan secara
aktif dari seluruh sivitas akademika merupakan cara yang efisien dan efektif
untuk pelaksanaan program. Pengelolaan program di Prodi Pendidikan Seni
didukung dengan staf yang mempunyai hubungan yang sangat baik dapat
dilihat dari persentase kehadiran dosen dalam rapat prodi cukup tinggi.
2. Fungsi dan Tugas PersonilProgram Pascasarjana UNNES mempunyai tugas mengkoordinasikan
pelaksanaan pendidikan program Magister dan Doktor. PPs UNNES terdiri
dari unsur pimpinan, yaitu seorang Direktur dan dua orang Asisten Direktur.
Kegiatan pendidikan masing-masing program studi dikoordinasikan oleh
Ketua Program Studi. Adapun Program Studi Magister yang ada di UNNES
sebanyak 14 prodi.
Program Magister Pendidikan Seni dalam melaksanakan visi dan
misinya dipimpin oleh seorang Ketua Program Magister yang mempunyai
tugas melaksanakan program pendidikan pascasarjana, melaksanakan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ketua Program Magister
mempunyai tugas mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
Program Studi serta memimpin penyusunan rencana pengembangan,
rencana operasional, rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan
biaya. Ketua Program Studi dibantu oleh tenaga administratif yang berkaitan
dengan tugas-tugas administrasi dan kesekretariatan.
3. KepemimpinanDalam rangka menjamin adanya kepemimpinan yang berwibawa
akademik, komunikatif, dan memiliki kemampuan koordinatif untuk
mewujudkan visi dan misi, maka pejabat yang menduduki jabatan Direktur
PPs UNNES mempunyai latar belakang pendidikan S3 dan jenjang
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 9
jabatannya sekurang-kurangnya Lektor Kepala. Sedangkan untuk Asisten
Direktur memiliki jenjang pendidikan S3 dan jenjang jabatannya sekurang-
kurangnya Lektor.
Untuk Jabatan Ketua Program Studi (Kaprodi) harus memiliki
pendidikan S3 dengan jenjang jabatan sekurang-kurangnya Lektor. Dari
kriteria ini para pengelola tersebut memiliki kemampuan akademik serta
keterampilan administratif yang memadai.
Beberapa upaya yang dilakukan Program Magister Pendidikan Seni
untuk meningkatkan kualitas personil, adalah sebagai berikut :
a. Keterampilan akademik dilakukan melalui studi lanjut, pengiriman untuk
mengikuti seminar/pertemuan ilmiah, peningkatan publikasi dalam jurnal
dan lain-lain.
b. Keterampilan administrasi dilakukan melalui pertemuan yang
diselenggarakan oleh Pascasarjana UNNES.
Pengelolaan Program (Sistem pengelolaan)Program Magister Pendidikan Seni memiliki sistem kepemimpinan
yang efisien, efektif, dan wewenang yang jelas antara pengelola (baik di
tingkat Program Studi, tingkat jurusan, tingkat fakultas, tingkat institut maupun
tingkat Pascasarjana), dengan dosen dan tenaga administratif. Berdasarkan
hasil evaluasi internal dan eksternal, perencanaan dan pengembangan
Program Magister Pendidikan Seni, dibedakan dalam dua macam
perencanaan dan pengembangan jangka pendek dan panjang yang
menyangkut bidang akademik, administrasi dan keuangan.
Untuk menilai kinerja dan menjamin kelanjutan program, diperlukan
suatu evaluasi terhadap pelaksanaan program. Program Magister Pendidikan
Seni melakukan evaluasi program secara konsisten dan berkesinambungan.
Evaluasi program meliputi evaluasi yang berkaitan dengan input, evaluasi
yang berkaitan dengan proses dan evaluasi yang berkaitan dengan output.
Evaluasi akademik dan keuangan secara internal dilakukan secara berkala
oleh PPs UNNES.
Jaminan Mutu Internal (Penjamin Mutu)
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 10
Untuk memperoleh kualitas pelaksanaan program yang baik perlu
disusun kebijakan standar sistem jaminan mutu. Program Magister
Pendidikan Seni telah menetapkan beberapa kebijakan penjaminan mutu.
Hal ini dilakukan dengan adanya:
1. Buku panduan penjaminan mutu dari PPs UNNES.
2. Buku panduan penjaminan mutu dari Pusat Jaminan Mutu UNNES.
3. Dibentuknya majelis Pasca Sarjana yang bertugas mempersiapkan
penyusunan jaminan mutu PPS UNNES.
4. Senat UNNES.
5. Evaluasi kurikulum yang berbasis kompetensi dilaksanakan secara
terencana oleh Program Magister Pendidikan Seni.
6. Evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran oleh Program Magister
Pendidikan Seni setiap semester.
Kebijakan dan sistem jaminan mutu di atas sedang dirintis serta sedang
diusahakan pendokumentasiannya untuk dilaksanakan.
Komponen C. Mahasiswa dan Lulusan Kemahasiswaan
Sistem rekrutmen mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni PPs
UNNES dilakukan secara terbuka melalui leaflet yang disebarkan kepada
calon mahasiswa bergelar S-1 atau sederajat. Agar informasi mengenai
penerimaan mahasiswa baru dapat diketahui secara luas oleh masyarakat,
dilakukan promosi melalui media massa seperti surat kabar, dan sosialisasi
Program Studi (Prodi) serta studi lapangan ke berbagai daerah seperti MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Dalam kurun Tahun Akademik
2001/2002 sampai dengan Tahun Akademik 2006/2007, jumlah peminat
Program Magister Pendidikan seni 85 orang, sedangkan yang diterima 80
orang.
Tes ujian seleksi penerimaan dilaksanakan dalam dua periode, yaitu
untuk peserta dengan beasiswa BPPS (Beasiswa Program Pascasarjana)
dan peserta dengan biaya sendiri atau instansi. Tes tersebut dilaksanakan
serentak bersama-sama Program Studi lainnya oleh PPs dengan mengacu
pada persyaratan baku mutu yang telah ditetapkan oleh panitia ujian PPs
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 11
UNNES. Tes ujian seleksi penerimaan mencakup tiga materi tes, yaitu : TPA
(Tes Potensi Akademik), materi bidang seni, dan wawancara.
Asal instansi mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni PPs
UNNES yang terbesar berasal dari Perguruan Tinggi (62%) dan non-
Perguruan Tinggi (38%). Sedangkan berdasarkan asal daerah, pulau Jawa
masih merupakan asal mahasiswa yang terbesar (96%) di luar Jawa (4%). IP
rata-rata dan IPK rata-rata mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni
sangat memuaskan, karena cenderung lebih dari 3,00. Sebagian mahasiswa
Program Magister Pendidikan Seni mempunyai lama studi 4 semester (39%)
dan lama studi > 4 semester (61%).
Lulusan
1. Kompetensi Lulusan
Sesuai dengan Visi dan Misi Program Magister Pendidikan Seni
lulusan yang dihasilkan sebagian besar mahasiswa Program Magister
Pendidikan Seni sudah bekerja pada bidang pendidikan.
2. Mutu Lulusan
Program Magister Pendidikan Seni mengharapkan mahasiswa dapat
menyelesaikan pendidikannya tepat waktu sesuai dengan yang diprogramkan
yaitu 2 tahun (4 semester). Harapan ini terealisasi, dari 33 lulusan,
mahasiswa yang menyelesaikan studi dengan lama studi 4 Semester adalah
13 orang (39%), 5 semester sebanyak 10 orang (30%), 6 semester adalah 8
orang (24%) dan 7 semester adalah 2 orang (6%).
Program Magister Pendidikan Seni, juga sangat mengharapkan lulusan
mempunyai kemampuan yang tinggi dalam bidang penelitian. Kemampuan
lulusan ini dapat diukur dari kemampuan lulusan dalam merencanakan,
menyusun, mempertahankan dan mempublikasikan suatu karya penelitian,
khususnya tesis.
3. Hasil Studi Pelacakan Lulusan
Sistem informasi pelacakan lulusan antara lain melalui para alumni yang
dapat menyebarluaskan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti
Program Magister Pendidikan Seni di tempat tugasnya masing-masing.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 12
SWOT
Kekuatan
1. Masa studi lulusan rata-rata 34 bulan
2. Rata-rata IPK lulusan telah mencapai 3,47.
3. Nilai tesis mahasiswa AB dan A.
Kelemahan
1. Belum ada studi tentang kepuasan terhadap pemanfaatan lulusan.
2. Komunikasi dengan lulusan masih belum optimal.
Peluang
1. Lapangan kerja di bidang Pendidikan Seni masih luas.
2. Membuka jaringan komunikasi dengan lulusan melalui mailling list.
Ancaman
1. Persaingan lapangan kerja makin ketat.
2. Adanya program magister sejenis.
Komponen D. Sumberdaya Manusia
Dosen yang mengajar pada Program Magister Pendidikan Seni PPs
UNNES adalah dosen yang sudah bergelar S3 atau S2, dengan jabatan
minimal Lektor Kepala untuk yang bergelar S2 dan minimal Lektor untuk yang
bergelar S3. Dosen dengan jabatan Lektor dan bergelar S2 ditugaskan atas
tanggung jawab dosen yang sudah menjabat Lektor Kepala atau Guru Besar.
Rata-rata rasio mahasiswa-dosen Program Magister Pendidikan Seni
adalah 1:1,45. Untuk tahun akademik 2006/2007 Program Magister
Pendidikan Seni memiliki 19 dosen, dengan rincian Guru Besar yang
berpendidikan tertinggi S3 sebanyak 7 orang, berpendidikan tertinggi S3
sebanyak 4 orang dan berpendidikan tertinggi S2 sebanyak 7 orang dan
pada bulan September 2007 ada 1 dosen diperkirakan lulus S3. Pada tahun
mendatang akan diperoleh rasio yang semakin kecil dengan banyaknya
dosen yang sudah selesai studi S3.
Dosen Program Magister Pedidikan Seni selalu berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan ilmiah seperti menjadi pembicara utama dalam seminar,
sebagai pengajar program doktor, sebagai promotor/co-promotor disertasi,
penguji proposal disertasi, dan penguji disertasi.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 13
Komponen E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik 1. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan
Tujuan Pendidikan diturunkan dari visi dan misi Program Magister
Pendidikan Seni yang pada gilirannya dijabarkan dalam bentuk kurikulum
pendidikan berupa materi kuliah dan waktu tatap muka yang dibutuhkan untuk
mencapai kedalaman kognitif yang direncanakan. Terkait dengan visi dan
misi yang antara lain mengamanatkan pengembangan sumber daya manusia
dengan kemampuan handal di bidang Pendidikan Seni yang selaras dengan
tuntutan pekerjaan di bidang pendidikan dan profesi seni, serta memiliki rasa
percaya diri yang tinggi, kemampuan berkomunikasi yang baik dan proaktif
terhadap perubahan lingkungan. Kurikulum berbasis kompetensi disusun
dengan mempertimbangkan tantangan global dan kebutuhan lokal, harapan
masyarakat dan profesi, serta para pengguna lulusan.
Dalam kurikulum dilakukan beberapa terobosan :
a. Senantiasa mengikuti perkembangan Pendidikan Seni terbaru dengan
cara memberikan mata kuliah pilihan yang berisi topik khusus tentang hal-
hal baru di bidang Pendidikan Seni.
b. Memberikan tugas-tugas terstruktur yang mampu merangsang
mahasiswa mencari referensi baru di bidang Pendidikan Seni.
c. Pemakaian laboratorium dilengkapi dengan akses internet, sangat
berguna bagi mahasiswa untuk menunjang penelitian mandirinya.
Dengan melakukan langkah-langkah terobosan di atas akan dihasilkan
lulusan yang sesuai dengan sasaran Program Magister Pendidikan Seni.
Sampai dengan Tahun Akademik 2006/2007 Program Magister Pendidikan
Seni menggunakan kurikulum 2001-2004, tetapi sejak Tahun Akademik
2004/2005 menggunakan kurikulum 2004-2009.
2. Relevansi Struktur dan Isi Kurikulum dengan Tuntutan dan Kebutuhan
Stakeholders
Salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan adalah merancang program pendidikan yang berfokus pada perencanaan kurikulum yang optimal. Dalam perencanaan kurikulum, beban dari setiap
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 14
mata kuliah dinyatakan dengan menggunakan satuan kredit semester (SKS) yang diartikan sebagaiberikut:(a) Penyelenggaraan kuliah.
Nilai 1 (satu) SKS adalah beban studi mahasiswa untuk mengikuti
keseluruhan tiga kegiatan per minggu, sebagai berikut (Lampiran D.2-1)
- 50 menit kegiatan tatap muka terjadwal dengan tenaga pengajar.
- 50 – 100 menit kegiatan akademik terstruktur yaitu kegiatan studi
yang tidak terjadwal tetapi direncanakan oleh tenaga pengajar.
- 50 – 100 menit kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan
akademik yang harus dilaksanakan mahasiswa secara mandiri.
(b) Penyelenggaraan latihan.
Nilai 1 (satu) sks adalah beban studi mahasiswa untuk mengikuti dua
kegiatan per minggu, yaitu:
- 2 x 50 menit kegiatan tatap muka terjadwal dengan tenaga
pengajar.
- 50 –100 menit kegiatan akademik mandiri.
(c) Penyelenggaraan tesis.
Besaran satuan kredit semester untuk tesis pada Prodi Pendidikan Seni
adalah 6 SKS. Nilai 1 (satu) sks adalah beban studi mahasiswa untuk
mengikuti kegiatan penyelesaian tesis selama 4 – 5 jam per minggu
dalam satu semester. Berhubung tesis 6 SKS maka berarti kegiatan
penyelesaian selama 24 – 30 jam per minggu dalam satu semester.
a. Struktur Kurikulum
Kurikulum Program Magister Pendidikan Seni UNNES tahun 2004-
2009 yang berbasis kompetensi memiliki beban total minimum 43 sks, berlaku
mulai Tahun Akademik 2004/2005 yang dijadwalkan dalam 4 semester. Mata
kuliah dikelompokkan dalam empat kelompok, yakni kelompok
pengembangan kepribadian, keilmuan dan keterampilan, keahlian berkarya,
perilaku berkarya, berkehidupan bermasyarakat, dan penunjang (Lampiran
D.2.a).
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian ialah mata kuliah
yang relevan dengan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman intensitas
pemahaman dan penghayatan mata kuliah yang bersangkutan. Kelompok
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 15
mata kuliah keilmuan keterampilan (MKK) adalah mata kuliah yang relevan
untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi
keilmuan atas dasar keunggulan kompetetif serta komparatif
penyelenggaraan program studi pendidikan seni. Kelompok mata kuliah
keahlian berkarya (MKB) adalah mata kuliah yang relevan untuk penguasaan
dan memperluas wawasan kompetensi kelimuan atas dasar keunggulan
kompetetif atau komparatif penyelenggara program pendidikan seni.
Kelompok mata kuliah perilaku berkarya (MPB) adalah mata kuliah yang
relevan bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas perilaku
berkarya sesuai dngan ketentuan yang berlaku di masyarakat. Kelompok
mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) adalah mata kuliah yang
relevan dengan upaya pemakaian serta penguasaan tertentu yang berlaku
dalam kehidupan di masyarakat baik secara nasional maupun global yang
membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi
keahliannya. Kelompok mata kuliah penunjang (MP) adalah mata kuliah untuk
menunjang proses perkuliahan maupun pembuatan tesis dan tidak
dimasukkan dalam penghitungan SKS, tetapi harus ditempuh oleh
mahasiswa, seperti seminar proposal, PKL, Komputer, TOEFL.
Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri dari 18 (delapan
belas) minggu kegiatan terjadwal dengan rincian 16 (enam belas) minggu
kegiatan perkuliahan dan 2 (dua) minggu kegiatan penilaian (evaluasi).
Jumlah sks dalam semester I dirancang 12 SKS, semester II sebesar 13 SKS,
semester III sebesar 12 SKS, dan semester IV sebesar 6 SKS.
Dengan demikian, setiap mahasiswa dituntut untuk rata-rata bekerja 36
– 60 jam seminggu atau 7 – 12 jam sehari, bila bekerja 5 hari seminggu.
Kegiatan akademik tersebut meliputi kegiatan mengikuti kuliah, mengerjakan
tugas-tugas, studi kepustakaan, mengulang materi kuliah, berperan secara
aktif dalam diskusi dan seminar, memperkaya ilmu dan melakukan penelitian,
serta mengikuti proses evaluasi/ujian.
b. Isi Kurikulum
Isi kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder (yang
berpayung kerjasama) terutama pada kompetensi pendukung. Sedangkan
kompetensi utama tetap mengikuti kurikulum baku. Secara terperinci
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 16
Kurikulum diberikan dalam Lampiran D.2.b. Deskripsi singkat masing-masing
mata kuliah diberikan dalam Lampiran D.2.b.
Muatan penelitian (tesis) dalam kurikulum Program Magister
Pendidikan Seni adalah 6 sks dari total 43sks. Muatan ini meliputi
penyusunan proposal tesis beserta seminar, dan penyusunan tesis, seminar
dan ujian tesis. Tesis dirancang untuk memberikan kesempatan
menspesialisasikan mahasiswa pada suatu daerah penelitian, membangun
kemampuan penelitian, mengerti dan mampu menginterpretasikan hasil-
hasilnya dalam berbagai media publikasi, baik dalam jurnal ilmiah maupun
seminar. Tesis diarahkan untuk memberikan kompetensi mengintegrasikan
teori Pendidikan Seni dan aplikasinya, pada bidang seni rupa, musik, atau
tari, untuk pengembangan, pemodelan atau pemecahan masalah pada dunia
nyata.
c. Peninjauan dan Perbaikan Kurikulum
Peninjauan pelaksanaan kurikulum Program Magister Pendidikan Seni
dilakukan setiap akhir semester untuk mengevaluasi kesesuaian target materi
dengan pelaksanaan. Sedangkan evaluasi mata kuliah kompetensi
pendukung dilakukan setiap tahun yang disesuaikan dengan kebutuhan
stakeholder, untuk memberikan keluwesan dalam mengikuti perkembangan
teori Pendidikan Seni dan aplikasinya. Perbaikan kurikulum Program Magister
Pendidikan Seni dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali. Evaluasi dan
perbaikan tersebut didasarkan pada:
1) Masukan yang diberikan oleh pemakai lulusan
(industri/instansi/institusi).
2) Pakar Pendidikan Seni dari beberapa Perguruan Tinggi.
3) Perkembangan dari disiplin ilmu yang bersangkutan.
4) Hasil open talk dengan mahasiswa.
5) Output lulusan.
Hasil evaluasi perbaikan kurikulum dapat berupa :
1) Perbaikan isi dan struktur kurikulum.
2) Perbaikan pelaksanaan proses belajar mengajar.
3) Peningkatan prasarana.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 17
4) Peningkatan kerjasama dengan pihak luar/industri/institusi.
Kurikulum dijadikan sebagai acuan dalam pemberian kuliah dan
pembimbingan mahasiswa, karena kurikulum disusun dengan mengacu pada
tujuan pendidikan. Bila kurikulum tersebut diacu dengan baik dalam
pemberian kuliah dan pembimbingan mahasiswa, maka tujuan pendidikan
akan tercapai. Akibatnya akan dihasilkan lulusan dengan kualitas yang sesuai
dengan standar.
3. Kompetensi dan Etika Lulusan yang Diharapkan
Sesuai dengan tujuan pendidikan Program Magister Pendidikan Seni,
kurikulum harus mampu memberikan tingkat kompleksitas dan spesifikasi
pengetahuan kepada mahasiswa sehingga mampu:
a) Meningkatkan pelayanan profesi dan kemampuan berpartisipasi dalam
pengembangan ilmu di bidang Pendidikan Seni, dengan jalan
meningkatkan pendidikan dan penelitian di bidang Pendidikan Seni.
b) Mengembangkan kemampuan profesional dalam spektrum yang lebih
luas, dengan mengaitkan bidang Pendidikan Seni dengan bidang lain,
khususnya sosial budaya.
c) Meningkatkan kemampuan merumuskan pendekatan penyelesaian
berbagai masalah yang berkembang di masyarakat, terutama dalam
kaitannya dengan Pendidikan Seni, sehingga bisa menyadarkan
masyarakat akan arti pentingnya pengumpulan data dan analisis data
yang bisa dipakai untuk berbagai keperluan.
d) Mengembangkan kemampuan profesional melalui studi lanjut
e) Kurikulum Program Magister Pendidikan Seni menuntut kadar
kematangan tertentu dari mahasiswa. Mahasiswa Program Magister
Pendidikan Seni harus :
(1) Lulus ujian seleksi penerimaan.
(2) Lulus semua mata kuliah yang ditempuh termasuk ujian tesis
Program Magister Pendidikan Seni menargetkan waktu tunggu
mendapat pekerjaan kurang dari satu tahun, bagi mereka yang belum
bekerja. Tetapi karena umumnya mahasiswa Program Magister Pendidikan
Seni adalah dosen atau karyawan yang sudah bekerja di suatu
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 18
instansi/industri, sehingga waktu tunggu hampir tidak ada, bahkan mereka
harus cepat kembali ke tempat mereka bekerja.
Realisasi dari tingkat kompleksitas dan spesifikasi pengetahuan, kadar
kematangan intelektual, serta tingkat kemandirian mahasiswa kedalam isi
kurikulum dapat dilihat dari kedalaman kognitif yang harus dicapai oleh
mahasiswa. Untuk mata kuliah pada Program Magister Pendidikan Seni
kedalaman kognitif minimal yang harus dicapai adalah analisis.
Proses implementasinya adalah hampir semua mata kuliah dilengkapi
dengan tugas penulisan makalah hasil studi literatur, yang harus
dilaksanakan mahasiswa dan disertai dengan presentasi makalah tersebut di
kelas. Selain itu mahasiswa diwajibkan melakukan penelitian dalam bentuk
penyusunan tesis.
Proses Pembelajaran (Pembelajaran)
Proses pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting
dalam keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran
tidak hanya didasarkan pada yang dilakukan di kelas melalui perkuliahan,
tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mandiri yang terstruktur,
interaksi informal dengan tenaga akademik, forum diskusi dan seminar.
Proses pembelajaran akan berhasil apabila didukung oleh berbagai sarana
dan prasarana belajar yang memadai.
Berbagai bentuk proses pembelajaran harus disosialisasikan kepada
seluruh mahasiswa, mengingat kecenderungan menitik beratkan pada
proses pembelajaran berbasis kelas, merupakan suatu kecenderungan umum
yang ada di masyarakat. Bagian berikut menguraikan secara detil kondisi
proses pembelajaran di Program Magister Pendidikan Seni.
1. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran pada Program Magister Pendidikan Seni
ditekankan pada pemberian perkuliahan yang berkualitas dan pemberian
kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk belajar mandiri, yang
dirancang untuk tercapainya sasaran dan tujuan pendidikan.
Sistem pembelajaran ini meliputi :
a. Metode Pembelajaran dan Penerapannya.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 19
Program Magister Pendidikan Seni menerapkan beberapa metode
pembelajaran sebagai berikut :
- Metode pembelajaran berbasis kelas.
- Metode Pembelajaran Mandiri terstruktur, meliputi : Pemberian
tugas mandiri terstruktur, kelompok belajar dan tugas kelompok.
- Metode interaksi aktif.
Proses pembelajaran dapat dilakukan di laboratorium untuk menumbuhkan interaksi yang lebih kondusif antara staf akademik dengan mahasiswa. Secara khusus, untuk mencapai proses pembelajaran berbasis kelas yang berkualitas, dinilai dari tiga tahapan, yaitu persiapan perkuliahan, proses perkuliahan, dan hasil perkuliahan yang berkualitas.
Dalam rangka mencapai kualitas perkuliahan yang optimal pada semua tahapan, Program Magister Pendidikan Seni telah melakukan mekanisme jaminan mutu yang dapat dijelaskan sebagai berikut :1) Dalam mencapai persiapan perkuliahan yang berkualitas, dilakukan
beberapa aktivitas :a) Sebulan sebelum perkuliahan semester baru, diadakan penyegaran
beberapa mata kuliah yang bertujuan memberikan penyegaran, menyamakan kemampuan dasar pada perkuliahan yang akan dilakukan.
b) Setiap mata kuliah harus memiliki Rencana Pembelajaran Berbasis Kompetensi (RPBK).
c) Untuk mendukung perkuliahan, setiap mata kuliah dipercayakan kepada minimum satu orang dosen pengajar yang memiliki kompetensi dibidangnya.
d) Dilakukan pertemuan awal semester dengan mahasiswa sebagai wadah pemberian motivasi dan arahan perkuliahan.
2) Dalam usaha mencapai proses perkuliahan yang berkualitas, dilakukan beberapa aktifitas sebagai berikut :
a) Monitoring pelaksanaan perkuliahan empat kali dalam satu semester yang dilakukan setiap bulan.
b) Layanan mahasiswa yang dilaksanakan oleh Koordinator Program, bertujuan untuk menampung komentar, keluhan dan kritik mahasiswa terhadap proses perkuliahan.
c) Pertemuan/rapat dosen minimum sekali selama satu semester untuk mengevaluasi perkuliahan.
3) Dalam upaya mengevaluasi hasil perkuliahan yang berkualitas, dilakukan beberapa aktivitas sebagai berikut :a. Ujian Tengah Semester dan Akhir Semester, kuis dan tugas, untuk
masing-masing mata kuliah sesuai dengan aturan akademik.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 20
b. Pertemuan akhir semester dengan mahasiswa untuk memperoleh masukan tentang proses perkuliahan yang telah berlangsung (Lampiran I.1-1).
c. Rapat dosen untuk mengevaluasi pelaksanaan RPBK yang telah dibuat.
Untuk menunjang proses pembelajaran, seluruh bahan ajar telah tersedia di Ruang Baca Pendidikan Seni dan Perpustakaan UNNES. Beberapa mata kuliah telah memiliki hand out dan diktat yang disusun oleh dosen.
b. Kelengkapan Sarana Pembelajaran dan Pemanfaatannya
Proses pembelajaran yang berkualitas tidak lepas dari ketersediaan
literatur yang memadai. Saat ini Program Magister Pendidikan Seni selain
didukung oleh perpustakaan ITS pusat, juga didukung oleh Ruang Baca
Pendidikan Seni yang telah memiliki koleksi buku, majalah, jurnal yang relatif
memadai dan media TOEFL. Jenis dan jumlah koleksi buku serta Jurnal di
ruang baca Pendidikan Seni dapat dilihat pada Lampiran I.1-2 dan Lampiran
E.1-1.
Ruang baca Pendidikan Seni telah dikelola dengan baik sehingga
memberikan kemudahan dan keleluasaan bagi mahasiswa untuk
mengaksesnya. Sejauh ini ruang baca Pendidikan Seni telah dimanfaatkan
secara optimal dalam mendukung proses pembelajaran. Selain ruang baca,
sarana dan prasarana yang tersedia di laboratorium (PSDTM, S1), juga dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa S2. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
beberapa perkuliahan dan penelitian yang berbasis laboratorium. Sarana
pendukung proses pembelajaran juga diwujudkan dengan adanya ruang
diskusi mahasiswa, yang dimanfaatkan untuk diskusi dan mengerjakan tugas
kuliah, yang dilengkapi dengan komputer.
c. Perencanaan Pembelajaran dan Pelaksanaannya oleh Dosen
Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh dosen, dalam bentuk
penyusunan RPBK dan rencana pelaksanaan perkuliahan. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal, RPBK dan rencana perkuliahan
diinformasikan oleh dosen kepada mahasiswa di awal perkuliahan.
d. Interaksi Dosen dan Mahasiswa serta Pihak Terkait
Untuk menunjang interaksi dosen-mahasiswa, dilakukan dengan
pemberdayaan dosen wali dalam proses perencanaan studi mahasiswa.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 21
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses perwalian, jumlah
mahasiswa yang menjadi tanggung jawab seorang dosen wali dibatasi
maksimal satu rombel mahasiswa. Proses pengisian Rencana Studi telah
dituangkan dalam prosedur pengisian online, yang dijadikan panduan bagi
dosen wali dalam membimbing mahasiswa. Untuk memperlancar perwalian,
jadwal perwalian dijadwalkan dengan baik dan diumumkan pada awal periode
perwalian.
2. Penilaian Kemajuan Belajar
Sesuai dengan Peraturan Akademik, skala penilaian akhir sebagai pengukur hasil belajar mahasiswa dinyatakan sebagai berikut :
Nilai Angka Nilai Huruf Nilai Numerik Katagori>85 – 100 A 4 Istimewa>80 – 85 AB 3,5 Baik sekali>70 – 80 B 3 Baik>65 – 70 BC 2,5 Cukup baik>60 – 65 C 2 Cukup >55 – 60 CD 1,5 Kurang>50 – 55 D 1 Kurang
sekali 0 – 50 E 0 GagalSesuai dengan Peraturan Akademik (Lampiran D.2-1), untuk mencapai
gelar Magister Pendidikan Seni (M.Pd.) pada PPs UNNES, mahasiswa
membutuhkan waktu kurang lebih 4 semester (2 tahun), dengan waktu
perkuliahan selama 3 (tiga) semester dan sisanya untuk menyelesaikan
proposal tesis dan tesis. Jumlah SKS yang harus diselesaikan oleh
mahasiswa untuk menyelesaikan studi minimal 43 SKS, termasuk tesis 7
SKS, sesuai dengan kurikulum 2004-2009.
Berdasarkan peraturan akademik, proses pembelajaran meliputi :
a. Penentuan Jumlah SKS per Semester
1) Jumlah SKS bagi mahasiswa baru untuk semester pertama adalah 12
SKS.
2) Jumlah SKS yang boleh diambil mahasiswa pada semester kedua dan
seterusnya didasarkan atas IP Semester yang diperoleh pada semester
sebelumnya, dengan ketentuan: IP Semester ≤ 3,00 beban studi
maksimum 12 SKS, dan IP Semaster > 3,00 : beban studi maksimum 15
SKS.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 22
b. Kriteria KelulusanMahasiswa dinyatakan lulus apabila telah memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1) Lulus ujian tesis, (diawali dengan ujian draf tesis)
2) Telah menyerahkan naskah tesis, yang sudah disyahkan oleh Direktur
PPs.
3) IPK ³ 2,75 dengan nilai C maksimal 20% dari jumlah sks yang
ditempuh.
4) Tidak ada nilai C-E
5) TOEFL institusional minimal 425.
6) Publikasi tesis minimal 1 (satu) judul.
c. Predikat Kelulusan
Predikat kelulusan ditentukan berdasarkan IPK sebagai berikut :
IPK 2,75 – 3,49 : Memuaskan.
IPK 3,50 – 3,74 : Sangat memuaskan, lama studi ≤ 5 semester.
IPK 3,75 – 4,00 : Dengan pujian, lama studi ≤ 4 semester.
3. Bimbingan Penelitian dan Penulisan Tesis/Karya Inovatif
Agar lulusan Program Magister Pendidikan Seni dapat melakukan
penelitian, dalam rangka peningkatan pelayanan profesi, maka mahasiswa
diharuskan menyusun tesis, yang didasarkan pada penelitian mandiri. Untuk
itu, mahasiswa harus mengajukan usulan penelitian yang tersusun dalam
bentuk proposal tesis.
Proposal tesis (usulan penelitian) disusun setelah mahasiswa yang
bersangkutan menyelesaikan minimal 22 sks dengan IPK ³ 2,75 tanpa nilai
C- E. Proposal tesis wajib diseminarkan di depan tim yang terdiri dari : calon
dosen pembimbing tesis dan minimal 3 (tiga) orang penguji yang ditunjuk oleh
Kaprodi.
Proposal tesis meliputi beberapa hal :
1. Latar Belakang Permasalahan.
2. Tujuan Penelitian.
3. Kajian Pustaka.
4. Metode penelitian.
5. Jadwal Rencana Penelitian.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 23
6. Daftar Pustaka.
Hasil seminar proposal tesis dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori :
a. Lulus.
b. Lulus dengan perbaikan.
c. Tidak lulus.
Hasil seminar proposal tesis yang berupa masukan dari peserta
seminar dan penguji, digunakan untuk penyempurnaan proposal tesis.
Proposal tesis yang telah disempurnakan harus diserahkan sebanyak 4
(empat) eksemplar kepada Koordinator Program Magister Pendidikan Seni
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah seminar. Apabila sampai dalam
batas waktu tersebut mahasiswa masih belum menyerahkan perbaikannya,
maka proposal tesis tersebut dinyatakan gugur.
Tesis yang telah ditulis berdasarkan pedoman penyusunan tesis,
diseminarkan didepan Tim Penguji untuk dinilai. Tim Penguji tersebut terdiri
dari dosen pembimbing tesis dan penguji, yang jumlahnya minimal 4 orang.
Dosen penguji ditunjuk oleh Koordinator Program Magister.
Penilaian terhadap tesis didasarkan pada :
1. Seminar tesis meliputi : sikap, penyajian (makalah dan presentasi
lisan) serta kemampuan untuk mempertahankan.
2. Ujian lisan tesis meliputi : penulisan dan penguasaan materi.
3. Proses Pembimbingan.
Hasil ujian tesis dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori:
a. Lulus.
b. Lulus bersyarat (lulus dengan perbaikan tesis),dan
c. Tidak lulus.
Bagi mahasiswa yang lulus bersyarat, wajib menyerahkan tesis yang
telah disempurnakan dan diuji ke masing-masing dosen penguji tesis
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah ujian. Apabila ketentuan diatas
tidak dipenuhi maka ujian tesisnya dianggap batal. Mahasiswa yang tidak
lulus dapat menempuh ujian ulang dalam waktu 3-6 bulan. Ujian ulangan
dapat dilakukan maksimal 2 (dua) kali. Apabila ketentuan tersebut tidak
dipenuhi, maka tesisnya dianggap batal. Naskah tesis dianggap sah setelah
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 24
ditanda tangani oleh semua anggota tim penguji dan telah disahkan oleh
Direktur Pascasarjana. Seluruh kegiatan seminar, baik proposal tesis dan
tesis, didokumentasikan dalam suatu berita acara seminar proposal
tesis/tesis.
4. Lama Penyelesaian Studi
Ditinjau dari data lima Tahun Akademik 2001/2002, 2002/2003,
2003/2004, 2004/2005, dan 2005/2006 dengan jumlah mahasiswa 78 orang,
jumlah mahasiswa yang lulus sebanyak 33 orang, dengan rincian masing-
masing angkatan 17 orang (73,9%), 8 orang (72,7%), 4 (57,1%), 1 orang
(12,5%) dan 3 orang (17,64%). Cek lagi dengan data terakhir. Sedangkan
tingkat putus kuliah (mengundurkan diri) ada sebanyak 7 orang (%) dengan
rincian, untuk Tahun Akademik 2001/2002 ada sebanyak 4 orang (%), Tahun
Akademik 2003/2004 ada sebanyak 2 orang (22,2%) dan Tahun Akademik
2005/2006 ada sebanyak 1 orang (5,5%). Pertumbuhan lulusan dan banyak
mahasiswa yang mengundurkan diri dalam lima angkatan disajikan dalam
Tabel I.1.4-1.
Tahun Lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Jumlah PutusMasuk Th. Lulus 2,75-3,49 3,50-3,74 3,75-4,00 Jumlah Mhs. aktif Kuliah
(2001/2002) 2003 1 4 1 6 Jumlah: 27
org 2004 5 2 7
20052006 1
21
22 6 4
(2002/2003) 2004 5 1 6Jumlah : 11
org 2005 2006 2 2 3 0(2003/2004) 2006 2 1 3 3 2Jumlah : 9
org 2007 1 1 (2004/2005)
2006
1
1
7
0
Jumlah : 8 org
(2005/2006)2007
2
1
3
14
1
Jumlah : 18 org
Jumlah9 20 4 33 33 7
27,3% 60,6% 12,1%
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 25
Tabel I.1.4-1. Pertumbuhan Lulusan Program Magister Pendidikan Seni dan Mahasiswa Putus Kuliah Lima Angkatan s.d Juni 2007.
Catatan: Selama bulan Juli – Agustus 2007 telah lulus sebanyak 7 mahasiswa dari beberapa angkatan cek data terakhir 2011
SWOT
Kekuatan
1. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui pengembangan kemampuan
dosen dan mahasiswa secara terus menerus.
2. Sudah ada upaya mencapai kesesuaian metode pembelajaran dan
tujuan mata kuliah yang terdokumentasi dalam bentuk RPBK yang juga
memuat struktur dan rentang kegiatan proses pembelajaran.
3. Telah tersedia sarana pembelajaran di ruang kelas, laboratorium, dan
ruang baca yang memungkinkan efisiensi dan produktivitas berjalan.
4. Telah digunakan teknologi informasi untuk pengembangan proses belajar
bagi mata kuliah yang membutuhkan.
5. Pembimbingan Tesis disesuaikan dengan bidang keilmuan dosen.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 26
6. Evaluasi terhadap proses belajar telah dilakukan secara rutin setiap akhir
semester.
Kelemahan
Belum semua mata kuliah mempunyai hand-out.perlu cek data fisik
Peluang
Adanya evaluasi tentang kepuasan mahasiswa yang dilakukan secara rutin
mengakibatkan mahasiswa bersikap kritis dan berani memberikan penilaian
terhadap proses belajar mengajar dan menjadi media introspeksi untuk
dosen.
Ancaman
Belum berjalannya monitoring dan evaluasi secara optimal terhadap metode
pembelajaran Program Magister Pendidikan Seni berdasarkan RPBK
mengakibatkan mutu pembelajaran kurang optimal.
Suasana Akademik
1. Lingkungan, Keindahan dan Keserasian Kampus
Program Magister Pendidikan Seni memiliki kampus dengan lingkungan
dan ruang yang senantiasa diupayakan agar tetap bersih dan nyaman (setiap
hari dibersihkan oleh petugas kebersihan ). Ruang dan halaman ditata rapi,
serasi, dan nyaman untuk mendukung terciptanya suasana akademik yang
kondusif. Gedung dan lingkungan memiliki fasilitas keamanan dan prosedur
keselamatan yang lengkap, seperti lampu penerangan pada malam hari,
hydrant, tabung pemadam kebakaran, lampu emergency, dan untuk gedung
laboratorium dan ruang baca dilengkapi dengan pengaman pintu besi yang
kuat. Sistem keamanan lingkungan dikoordinasi oleh UNNES.
Suasana akademik didukung oleh beberapa fasilitas yang sangat memadai
seperti :
a. Ruang dosen yang memadai dan selalu digunakan untuk konsultasi
mahasiswa dengan dosen baik berupa bimbingan tesis, perwalian
maupun tugas perkuliahan.
b. Perpustakaan pusat UNNES buka setiap hari kerja mulai jam 07.30-
16.00. Semua mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni dapat
menggunakan fasilitas perpustakaan pusat UNNES. Setiap buku yang
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 27
ada di perpustakaan dilengkapi dengan detektor sebagai sistem
pengaman.
c. Mes untuk mahasiswa tempat penginapan selama beberapa hari dengan
biaya sangat murah dan ruang transit dosen bagi dosen tamu berada
satu kompleks dengan kampus PPs UNNES, saat ini mulai tahun 2012
baru dilakukan pembenahan, guna mendapatkan tempat yang lebih
memadai bagi mahasiswa..
d. Tata lingkungan PPs Pendidikan Seni yang asri dengan pemandangan
yang indah, suasana sejuk menambah keindahan kampus, yang dapat
digunakan untuk diskusi mahasiswa.
e. Lapangan parkir yang luas, disertai dengan pengamanan / tukang parkir
untuk menjaga keamanan kendaraan sivitas akademika, di mana setiap
keluar masuk kendaraan diperiksa STNK.
f. Kantin yang dekat menyediakan berbagai menu makanan dan minuman
yang higenis. Kantin ini memudahkan mahasiswa untuk memenuhi
kebutuhan makanan dan minuman.
2. Interaksi Akademik Sivitas Akademika
Program Magister Pendidikan Seni memberikan kebebasan untuk
berkreasi dan berinovasi di bidang ilmiah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya:
a. Kebebasan memilih topik-topik tesis.
Program Magister Pendidikan Seni memberikan kebebasan kepada
mahasiswa untuk memilih sendiri topik-topik tesis yang akan mereka
jadikan penelitian dalam tesis. Program Magister Pendidikan Seni hanya
mengarahkan dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh
mahasiswa.
b. Kebebasan dalam proses pembimbingan.
Program Magister Pendidikan Seni memberikan kebebasan mahasiswa
untuk mendiskusikan tesisnya dengan pembimbing berdasarkan
kesepakatan di mana saja dan kapan saja. Hal ini dimaksudkan agar
lama penyelesaian tesis dapat lebih cepat dan mahasiswa dapat
menyelesaikan pendidikannya tepat waktu.
c. Kebebasan memilih tempat dan waktu TOEFL.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 28
Salah satu syarat kelulusan Program Magister Pendidikan Seni adalah
mahasiswa harus mencapai nilai TOEFL Institusional minimal 425. Bagi
mahasiwa yang tidak bisa mengikuti TOEFL di UNNES, diijinkan untuk
mengikuti TOEFL yang diadakan oleh pusat bahasa Perguruan Tinggi
lain.
d. Kebebasan tempat publikasi ilmiah.
Program Magister Pendidikan Seni memberikan kebebasan kepada
mahasiswa untuk mempublikasikan hasil tesisnya sesuai dengan yang
mereka inginkan. Mahasiswa dapat mempublikasikan hasil tesisnya
dalam forum ilmiah seperti seminar nasional, seminar internasional,
jurnal tidak terakreditasi ataupun jurnal terakreditasi.
Di samping kebebasan berkreasi di bidang ilmiah di atas, Program
Magister Pendidikan Seni juga memberikan kebebasan mahasiswa untuk
menyatakan pendapat ilmiah yang sangat tinggi, yang diwujudkan dalam
kegiatan-kegiatan mahasiswa seperti:
1. Diskusi kelompok untuk menyelesaikan tugas beberapa mata kuliah.
2. Presentasi tugas beberapa mata kuliah.
3. Pembimbingan tesis dan perwalian.
4. Seminar proposal tesis.
5. Seminar hasil tesis.
6. Seminar yang diadakan oleh PPs UNNES, alumni pascasarjana
Pendidikan Seni UNNES, dan instansi-instansi lain di luar UNNES.
Program Magister Pendidikan Seni senantiasa menjaga hubungan
antar sivitas akademika yang kondusif, terbuka, bebas dan tertib. Hal ini
ditunjukan dengan kegiatan-kegiatan :
1. Mengikuti seminar bersama-sama antara Kaprodi, dosen dan mahasiswa
Program Magister Pendidikan Seni, baik pada instansi-instansi yang
berada dalam kota Semarang maupun yang berada di luar kota
Semarang.
2. Mahasiswa diberi kebebasan untuk menemui setiap saat Kaprodi/dosen
wali/dosen untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan akademik
yang dihadapi oleh mahasiswa.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 29
3. Dilakukannya penyampaian informasi/pengumuman kepada mahasiswa
tidak hanya melalui media formal seperti surat dan papan informasi,
tetapi kadangkala Kaprodi menyampaikannya lewat media yang lebih
bersifat nonformal seperti SMS.
Dengan metode seperti di atas akan tercipta keakraban antara Kaprodi,
dosen dan mahasiswa yang lebih kondusif.
Komponen F. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, dan Sistem Informasi
Pendanaan (mengcopy punya PPS UNNES) ???Pendanaan Program Magister Pendidikan Seni dikelola secara
terintegrasi oleh PPs UNNES.
1. Sumber DanaSumber pendapatan yang diperoleh di Prodi Pendidikan Seni adalah:
a. Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP-eks
DIKS) yaitu dari SPP mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni.
b. Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP-eks DIKS) yang terdiri dari SPP mahasiswa Program Studi S1.
c. Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) mahasiswa Program Studi S1.
d. Dana administrasi umum (eks DIK).e. Penyelenggara kegiatan dan usaha pendidikan (eks DIP).
Berdasarkan besarnya, pada tahun akademik 2004-2005 dapat diperinci sebagai berikut (Lampiran F.1-1):
a. SPP mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni sebesar Rp
123.166.131,-
b. SPP mahasiswa program studi S1 dan D3 sebesar Rp 542.423.336,-c. SPI mahasiswa prodi D3 dan S1 sebesar Rp 262.664.000,-d. Dana administrasi umum (eks DIK) senilai Rp 35.148.900,-e. Penyelenggara kegiatan dan usaha pendidikan (eks DIP) senilai Rp 122.931.875,-f. Grant (DUE-Like Project) sebesar Rp 544.000.000,-g. Hibah penelitian sebesar Rp. 6.000.000,-
2. PengelolaanPengelolaan dana guna penyelenggaraan Program Studi Magister
Pendidikan Senii Program Pascasarjana UNNES secara bersama-sama
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 30
dengan program studi lain yang ada pada Program Pascasarjana UNNES dikelola secara sentral oleh Asisten Direktur II. Pendanaan dialokasikan secara proporsional berdasar perencanaan yang sudah ditetapkan dalam Sistem Perencanaan Program Penganggaran Perguruan Tinggi, dengan pengalokasian disesuaikan pada mata anggaran kegiatan (MAK) yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh UNNES.
Kebutuhan dana awal sebagai dana investasi dalam rangka pendirian Program Studi Magister Pendidikan Seni didukung langsung oleh Program Pascasarjana UNNES dengan penerapan sistem pendanaan subsidi silang dengan program studi lain yang telah ada.
Program studi Magister Pendidikan Seni Program Pascasarjana UNNES diharapkan dapat memperoleh dana operasional dan pemeliharaan, serta kebutuhan dana lainnya berasal dari dana masyarakat yang berupa Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Dana Operasional Penyelenggaraan (DOP). Besarnya SPP dan DOP bagi mahasiswa ditentukan melalui Surat Keputusan Rektor UNNES. Adapun sistem penerimaan dana SPP dan DOP diorganisasikan melalui rekening Rektor.
3. Sistem Alokasi Anggaran ?????Pengeluaran dana operasional dan pemeliharaan dalam rangka
penyelenggaraan Program Studi Magister Pendidikan Seni Program Pascasarjana UNNES dialokasikan melalui mata anggaran kegiatan yang disesuaikan dengan daftar rencana kegiatan yang bertumpu pada Sistem Perencanaan Program Penganggaran Perguruan Tinggi, yang sekaligus diselaraskan dengan kebijakan Dirjen Dikti. Dengan demikian perencanaan kebutuhan dana operasional dan pemeliharaan menggunakan sistem gabungan antara sistem bottom-up planning dan top-down planning.
Sistem operasional pengeluaran dana dilaksanakan dengan pencairan dana oleh Pemegang Uang Mata Kegiatan (PUMK) atas nama Direktur PPs melalui Panjar Kerja (PK) dengan pengawasan langsung oleh Asisten Direktur II dan atas tanggung jawab Direktur PPs. Adapun pengeluaran dana berdasar pada kesepakatan yang telah ditetapkan berdasar Mata Anggaran Kegiatan (MAK) sebagai berikut:a. MAK 5150 untuk kegiatan pendidikan berupa honor dosen dan pengelola
program studi.b. MAK 5150 mengenai kerumahtanggaan digunakan untuk honor tenaga tidak
tetap.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 31
c. MAK 5210 pada kegiatan pendidikan digunakan untuk pembelian barang dalam rangka penyelenggaraan administrasi dan biaya berlangganan
d. MAK 5220 pada kegiatan pendidikan digunakan untuk pembelian perlengkapan penunjang pelaksanaan pendidikan
e. MAK 5250 pada kegiatan pendidikan digunakan untuk kegiatan pelaksanaan kuliah sampai dengan ujian, transport dosen, dan kegiatan yang menunjang perkuliahan.
f. MAK 5330 pada kegiatan kerumahtanggaan digunakan untuk pengadaan bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan dinas.
g. MAK 5350 pada kegiatan kerumahtanggaan digunakan untuk kegiatan pemeliharaan peralatan dan perawatan gedung.
h. MAK 5410 pada kegiatan pendidikan digunakan untuk perjalanan dinas dalam rangka penyelenggaraan program studi.
Pengeluaran dana operasional akan dipertanggungjawabkan melalui Sistem Pertanggungjawaban Keuangan (SPJ) merujuk pada setiap kegiatan yang termuat dalam permohonan panjar kerja (PK). Adapun pengawasan pengeluaran yang dilakukan oleh PUMK akan dilakukan oleh pengawasan melekat melalui atasan langsung yaitu Asisten Direktur II, Pembantu Rektor II, BPK, dan Inspektorat Jendral.
4. Keberlanjutan
Keberlanjutan pendanaan Program Magister Pendidikan Seni dilakukan dengan cara:
a. Memperbanyak jumlah mahasiswa dengan biaya sendiri selain dari BPPS.
b. Kerjasama dengan instansi terkait (antara lain Diknas, Dewan Kesenian).
c. Memotivasi dosen untuk mengajukan dan mendapatkan hibah penelitian di tingkat nasional.
SWOTKekuatana. Dana dialokasikan sesuai dengan usulan Rencana Kerja dan Anggaran yang
berbasis aktivitas yang berdasarkan prioritas kepentingan.
b. Pengelolaan dilakukan dengan prosedur yang jelas dengan koordinasi yang baik,
mulai dari pengusulan anggaran, pembahasan, realisasi dan pengendaliannya.
c. Setiap penggunaan anggaran melalui prosedur pertanggungjawaban, sehingga
terkendali dan menjamin prinsip-prinsip efisiensi.
Kelemahan
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 32
a. Dana sebagian besar masih tertumpu pada SPP/DPP mahasiswa.
b. Kurang sumber dana dari kerjasama dengan pihak lain.
Peluanga. Dengan kepercayaan masyarakat terhadap UNNES yang tinggi, maka peluang
tersedianya sumber dana dan pembiayaan menjadi lebih baik.
b. Pengalokasian dana sesuai dengan usulan Rencana Kerja dan Anggaran serta
berdasarkan skala prioritas mendorong menyusun program pengembangan
jurusan yang baik dan berdampak pada pengembangan Program Magister
Pendidikan Seni.
c. Pengelolaan dana dengan prosedur dan koordinasi yang baik memungkinkan
penggunaan dana untuk memenuhi kebutuhan. Akuntabilitas keuangan menjamin
efisiensi dan efektifitas, sehingga dapat mendorong penggunaan dana untuk
memenuhi kebutuhan secara maksimal.
d. Terbukanya peluang kerjasama dengan instansi pemerintah dan/atau swasta.
Ancaman
Dana sebagian besar bersumber dari SPP/DPP dan kurangnya sumber dana dari
kerjasama dengan pihak luar.
Sarana dan Prasarana1. Kecukupan dan Kesesuaian Sarana
Pengelolaan sarana yang ada di Prodi Pendidikan Seni secara
terintegrasi dimanfaatkan oleh semua program studi yaitu S1, dan S2. Agar
proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, maka telah tersedia
sarana yang cukup memadai.
Ruang kuliah dilengkapi kipas angin, white board, sound system, Over
Head Projector (OHP), dan Liquid Crystal Display (LCD). Ruang administrasi
dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti komputer, printer, AC, mesin
Fotocopy, mesin ketik, faksimile dan pesawat telepon yang dapat
dihubungkan dengan semua ruangan yang ada di PPs.
Ruang baca di Prodi Pendidikan Seni mempunyai koleksi buku dan
jurnal yang cukup lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar.
Perpustakaan PPs UNNES memiliki 2887 judul buku (4181 eksemplar),
bidang Seni dan Olah Raga sebanyak 111 judul (133 eksemplar), jurnal seni
antara lain Harmonia, Imajinasi, Imaji,Kagunan, Antropologi, Humanity, dari
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 33
365 judul (531 eksemplar). Selain itu terdapat pula sejumlah Tesis dan
Laporan Kerja Lapangan. Dari ruang baca mahasiswa/dosen dapat
mengakses secara online ke perpustakaan pusat UNNES untuk mendapatkan
buku maupun jurnal dengan jaringan intranet UNNES. Selain ruang baca
Prodi sarana yang ada pada universitas juga dapat diakses, di antaranya
Perpustakaan Pusat.
Ruang Laboratorium didukung 30 unit PC dilengkapi dengan LAN,
server, internet, paket program statistik (dengan licency) seperti Minitab versi
12,13 dan 14, SPSS versi 9.0, GPSS. Peralatan laboratorium berfungsi
dengan baik karena didukung dua orang tenaga teknisi. Penggunaan
laboratorium sangat intensif di mana jam pelayanan setiap hari kerja (07.00 –
16.00). Setiap tahun Prodi Pendidikan Seni merencanakan untuk melakukan
penggantian, perawatan dan peningkatan jumlah peralatan laboratorium
dengan mengalokasikan dana untuk pengadaan dan pemeliharaan. Ruang
Seminar dilengkapi dengan LCD, OHP, white board dan sound system.
Ruang tersebut digunakan untuk seminar proposal tesis, juga untuk ujian
tesis, kuliah tamu, lokakarya, serta kegiatan-kegiatan yang sifatnya insidentil.
2. Kecukupan dan Kesesuaian Prasarana
Prodi Pendidikan Seni berada di lingkungan Kampus PPS UNNES
Bendan Ngisor, mulai tahun 2011 dimanfaatkan ruang kuliah yang berada di
lingkungan Sekaran gedung B 8 dan Dekanat. Ruang perkuliahan tersebar di
gedung C,D, dan E, F, H, I, yang semuanya berjumalah lebih dari 16 ruang
dengan ukuran masing-masing 8,2 X 8,5 m, berkapasitas mahasiswa
sebanyak 20 orang, Ruangan yang ada digunakan untuk kegiatan
perkuliahan secara intensif selama 6 hari, mulai hari Senin smpai dengan
Sabtu, sejak pukul 08.00 sampai dengan 21.00 WIB. Fasilitas yang dimiliki
pada setiap ruang antara lain: meja kursi dosen, kursi mahasiswa, OHP,
papan tulis, dan AC.
Ruang diskusi / seminar sejumlah 2 ruang berukuran 8, 10 X 18,2 m
terletak di Gedung G, dengan kapasitas mahasiswa sejumlah 100 orang.
Ruang ini digunakan untuk kegiatan –kegiatan seminar dan diskusi
mahasiswa serta kegiatan ilmiah lainnya secara intensif selama hari-hari
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 34
perkuliahan. Ruangan ini difasilitasi dengan meja kursi sidang, papan tulis,
AC, OHP, mimbar, kursi audience, dan LCD, serta seperangkat Audio.
Ruang dosen bertempat pada 2 ruangan yang berdampingan, yakni
ruang 2A.1 dan 2A.2 cek kondisi terakhir, yang masing-masing berukiuran 5,1
X 4,1 m. Ruang dosen ini dipergunakan sebagai ruang kerja untuk ketua
program dan dosen. Ruang dosen dilengkapi dengan meja kursi, AC, rak
buku, dan perangkat komputer.
Ruang konsultasi bertempat di ruang 1B.1 cek data terakhir dengan
ukuran seluas 5.1 X 4,1 m. Ruang konsultasi ini dipergunakan untuk kegiaan
konsultasi akademik antara mahasiswa dengan dosen pembimbing guna
membahas berbagai permasalahan yang bersifat akademik baik sehubungan
dengan perkuliahan maupun penyelesaian tesis.
Bagi mahasiswa muslim disediakan tempat sholat berlokasi di sebelah
gedung C. Untuk kesejahteraan mahasiswa tersedia juga Asrama Mahasiswa
putra dan putri, dan juga di kampus pusat terdapat poliklinik, dua buah Bank
(BNI dan BPD), kantin, kantor pos, wartel, dan warnet.
3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana Prodi Pendidikan Seni secara rutin dirawat dan
dipelihara oleh petugas kebersihan dan petugas teknisi laboratorium.
4. Keberlanjutan
Keberlanjutan pemeliharaan, pengadaan dan pengembangan sarana-
prasarana dilakukan secara rutin yang didukung oleh dana sesuai
kemampuan, dan terprogram melalui program kerja Prodi Pendidikan Seni.
SWOT
Kekuatan
1. Fasilitas secara kualitas dan kuantitas sudah memenuhi persyaratan
untuk dapat menyelenggarakan pendidikan secara baik.
2. Fasilitas pendukung pembelajaran dan penelitian sudah tersedia dan
memenuhi persyaratan sebagai penunjang proses pembelajaran dan
penelitian yang berkualitas.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 35
3. Pengelolaan infrastruktur dilakukan oleh bagian Rumah Tangga
UNNES sehingga menjamin pengelolaan dan ketersediaan fasilitas
secara baik.
4. Perencanaan dalam penyediaan dan pengadaan infrastruktur yang
mengantisipasi kebutuhan masa depan memungkinkan dukungan
terhadap program pengembangan jurusan dan berdampak pada
pengembangan Program Magister Pendidikan Seni.
5. Perencanaan dalam penyediaan dan pengadaan infrastruktur yang
mengantisipasi pertambahan jumlah kebutuhan dan pengguna di masa
depan memungkinkan tetap terjaminnya dukungan terhadap
pertambahan kebutuhan dan pengguna tersebut.
Kelemahan
1. Jenis sarana dan prasarana yang banyak, membutuhkan tenaga dan
biaya pemeliharaan cukup besar.
2. Ada beberapa komputer yang rusak, dan beberapa komputer di
bawah pentium IV.
3. Jumlah teknisi kurang memadai.
Peluang
1. Infrastruktur yang tersedia dengan kualitas yang baik memungkinkan
terselenggaranya pembelajaran dan penelitian.
2. Pengelolaan infrastruktur yang profesional memungkinkan
penggunaannya untuk mendukung kegiatan Program Magíster
Pendidikan Seni seperti kegiatan pelatihan, seminar, lokakarya dan
sebagainya.
Ancaman
1. Pemeliharaan dan pengawasan sarana prasarana yang tidak
terencana dengan baik akan mengakibatkan kerusakan yang lebih
cepat.
2. Sedikitnya tenaga teknisi menyebabkan proses perawatan fasilitas
laboratorium tidak bisa cepat, sehingga mendatangkan tenaga teknisi
dari luar.
Sistem Informasi
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 36
1. Kesesuaian dan Kecukupan Sarana yang Mendukung Pemberdayaan Sistem Informasi
Kuantitas perangkat keras komputer beserta perangkat lunaknya yang
mendukung pembelajaran dan pengelolaan Program Magister Pendidikan
Seni sudah memadai, meliputi :a. Ruang Laboratorium didukung lebih dari 25 unit PC.
b. Ruang Kaprodi Pendidikan Seni dilengkapi dengan perangkat komputer.
c. Ruang administrasi dilengkapi dengan 8 PC beserta printer.
d. Ruang baca dilengkapi dengan 1 PC.
2. Keberadaan dan Pemanfaatan Jaringan Lokal (LAN)
Setiap komputer yang ada di laboratorium telah dilengkapi dengan
jaringan lokal (LAN) yang menghubungkan komputer satu dengan komputer
yang lainnya, baik di lingkungan Program Magister maupun dengan institusi,
sehingga informasi lebih mudah diakses, dan proses pembelajaran, penelitian
serta pengelolaan. Untuk regristasi mahasiswa antara lain pembayaran SPP,
KRS, dan nilai akhir dapat dilakukan secara online melalui jaringan internet
UNNES.
3. Keberadaan dan Pemanfaatan Jaringan Internet
Jaringan internet telah tersedia di setiap ruangan dosen dan
laboratorium yang memberikan akses untuk mengumpulkan informasi dan
berkomunikasi dengan dunia luar. Fasilitas jaringan internet yang disediakan
pada Program Magister Pendidikan Seni dapat diakses oleh seluruh sivitas
akademik kerja dapat diakses 24 jam setiap hari. Program Magister
Pendidikan Seni memiliki sumber informasi di internet melalui home page
yang selalu diperbaharui isinya sesuai kebutuhan.
4. Kemudahan Penggunaan Fasilitas Informasi
Seluruh sivitas akademika dapat mengakses internet gratis di setiap
unit komputer laboratorium dengan mengikuti aturan penggunaan fasilitas
informasi yang telah ditetapkan untuk mencari informasi, yang behubungan
dengan pembelajaran, penelitian, dan pengelolaan.
SWOT
Kekuatan
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 37
1. Sudah merintis Sistem Informasi Managemen (SIM).
2. Sudah mempunyai LAN.
3. Sudah terkoneksi dengan internet dan terdapat hot-spot.
Kelemahan
Komputerisasi administrasi sistem keuangan dan kepegawaian perlu
ditingkatkan tingkat ketepatan waktunya.belum .
Peluang
Dapat bertukar informasi antar unit di dalam dan di luar UNNES melalui
jaringan komputer.
Ancaman
1. Keamanan data di dalam sistem jaringan dapat diganggu oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
2. Adanya biro khusus menangani jaringan informasi yang lebih handal.
Komponen G. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama
Untuk mewujudkan visi dan misi Program Magister Pendidikan Seni
dalam bidang penelitian, diperlukan unsur agenda, relevansi, kualitas,
produktivitas, dan keberlanjutan program penelitian.
Mulai dikembangkannya topik-topik penelitian sebagai awal untuk
menyusun pohon penelitian dan melibatkan mahasiswa Program Magister
Pendidikan Seni yang merupakan salah satu usaha untuk mempercepat
waktu penyelesaian studi serta didukung oleh pendanaan untuk melakukan
penelitian-penelitian ilmiah dan seminar di tingkat nasional.
Penelitian yang dilakukan oleh dosen selama ini disesuaikan dengan
minat dan kelompok peneliti yang ada di jurusan, dengan sumber dana
penelitian, utamanya dari DIPA dan Dikti. Hali ini mengingat status dosen di
PPs adalah pinjaman dari Jurusan.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 38
Tesis merupakan salah satu kegiatan yang wajib diselesaikan oleh
setiap mahasiswa Program Magister Pendidikan Seni dengan bobot 6 sks.
Dalam penyusunan tesis, mahasiswa dan dosen pembimbing harus
memperhatikan beberapa unsur seperti: orisinalitas, kualitas, dan waktu
penyelesaian tesis.
B. Penentuan komponen evaluasi-diri dikaitkan dengan kebijakan mutakhir.
Pada tahun 2005 telah diberlakukan beberapa peraturan perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung terkait dengan rincian komponen evaluasi-diri itu, yaitu Undang-undang No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Kebijakan yang secara langsung mempengaruhi sistem evaluasi-diri adalah PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, khususnya Bab II, Pasal 2 yang berbunyi sebagai berikut
(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: a. standar isi; b. standar proses; c. standar kompetensi lulusan; d. standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. standar sarana dan prasarana; f. standar pengelolaan; g. standar pembiayaan; danh. standar penilaian pendidikan.
(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Jika hasil analisis sistemik tentang komponen-komponen evaluasi-diri diamati dari segi Pasal 2, ayat 1 dari PP No. 19/2005 di atas, maka dapat diperhadapan kedua analisis itu seperti berikut.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 39
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komponen evaluasi-diri yang dihasilkan dari analisis secara sistemik itu merupakan rincian dari standar nasional pendidikan, yaitu sebagai berikut.
IV. PROSEDUR EVALUASI-DIRI
Evaluasi-diri dilakukan melalui prosedur yang ditata dalam tahap-tahap berikut: persiapan dan perencanaan, penataan organisasi, pelaksanaan,
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 40
pemanfaatan pakar sejawat, dan tindak lanjut. Setiap tahap itu dirinci sebagai berikut.
A. Persiapan dan perencanaanTahap ini mencakup kegiatan:a. Pembentukan tim inti.b. Motivasi staf.c. Penentuan fokus dan sasaran sesuai dengan agenda dan masalah
yang dihadapi lembaga.d. Penentuan luas dan kedalaman evaluasi.e. Penataan sumber-sumber data dan informasi yang digunakan.f. Pembagian tugas tim inti.g. Penentuan jadwal kegiatan.h. Penentuan pihak-pihak yang akan dilibatkan.
B. Penataan organisasi kerjaTahap ini mencakup penentuan tugas dan peran setiap pihak yang terlibat, pemilihan dan pelatihan tenaga pelaksana, pembentukan tim kerja, tgermasuk perumusan deskripsi tugas, dan penataan koordinasi dan komunikasi
C. Pelaksanaan evaluasi-diriTahap ini mencakup:a. Pemetaan sasaran evaluasi.b. Penelaahan masukan, lingkungan, program, proses dan keluaran.c. Pengkajian baku mutu eksternal (BAN-PT, organisasi profesi, dsb.).d. Pengumpulan fakta dan opini.e. Pembahasan hasil evaluasi-diri dengan berbagai pihak terkait.f. Penyusunan dan penyebarluasan laporan kepada pihak terkait.g. Pemanfaatan hasil evaluasi-diri untuk perbaikan dan peningkatan
mutu, perencanaan dan pengembangan program, persiapan evaluasi eksternal (akreditasi), dan penjaminan mutu internal.
D. Pemanfaatan pakar sejawatJika perlu, program studi/perguruan tinggi dapat memanfaatkan pakar sejawat sebagai penasehat/pengkaji dari luar untuk penilaian, tetapi bukan untuk menyusun laporan. Nama pakar sejawat dicantumkan dalam laporan evaluasi-diri. Pemanfaatan kunjungan tim dari luar untuk mendorong perubahan. Pemanfaatan kerjasama dengan badan-badan eksternal.
E. Tindak lanjutTahap ini mencakup pemanfaatan hasil evaluasi-diri sebagai rujukan perencanaan. Untuk maksud itu, program studi/perguruan tinggi harus memperbanyak evaluasi kelembagaan (institusional evaluation).
V. ANALISIS DATA EVALUASI-DIRI
Data dan informasi yang diperoleh dalam rangka evaluasi-diri perlu diolah dan dianalisis, yang dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan. Pendekatan
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 41
yang digunakan dalam evaluasi-diri untuk akreditasi program studi/perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh BAN-PT adalah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (SWOT analysis), yaitu analisis antarkomponen dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap komponen, untuk merumuskan strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu program studi/perguruan tinggi secara berkelanjutan.
Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakuman melalui langkah-langkah seperti berikut.
Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling mendesak untuk diatasi secara umum pada semua komponen.
Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih dahulu pada Langkah 1.
Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2) ke dalam Pola Analisis SWOT seperti berikut.
Gambar 3. Pola/Template Analisis SWOT
Pada waktu mengidentifikasikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam program studi/perguruan tinggi perlu diingat bahwa kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang perlu diidentifikasikan di dalam organisasi, program studi/perguruan tinggi yang bersangkutan, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal yang harus diidentifikasikan dalam lingkungan eksternal organisasi, program studi/perguruan tinggi yang bersangkutan. Lingkungan eksternal suatu program studi dapat berupa: pemerintah, masyarakat luas, industri, lulusan SLTA, pasar kerja, stakeholder internal dan eksternal, dan pesaing
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 42
Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan, atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen masukan, proses, dan keluaran. Masukan termasuk mahasiswa, sumberdaya manusia, kurikulum, pembiayaan, sarana dan prasarana. (Kalau perlu visi, misi, sasaran, dan tujuan dijadikan masukan lingkungan).Proses termasuk tatapamong, kepemimpinan, pengelolaan program, proses pembelajaran, suasana akademik, sistem informasi, penjaminan mutu, penelitian dan pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Keluaran termasuk lulusan dan keluaran lainnya yang mencakup skripsi, model-model, publikasi, hasil pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat.
Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan program secara berkelanjutan. Analisis untuk pengembangan strategi pem,ecahan masalah dan perbaikan/pengembangan program itu digambarkan pada Gambar 4.
Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan susunkah suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan. Hasil analisis SWOT dimanfaatkan untuk menyusunan strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu program secara berkelanjutan. Jika kekuatan lebih besar dari kelemahan, dan peluang lebih baik dari ancaman, maka strategi pengembangan sebaiknya diarahkan kepada perluasan/pengembangan program, sedangkan jika kekuatan lebih kecil dari kelemahan, dan peluang lebih kecil dari ancaman, maka seyogianya strategi pengembangan lebih ditekankan
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 43
kepada upaya konsolidasi ke dalam, melakukan penataan organisasi secara internal dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, dan mereduksi kelemahan di dalam dan ancaman dari luar. Analisis itu dapat digambarkan sebagai berikut.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 44
Gambar 5. Analisis SWOT dan Prioritas Strategi Pengembangan
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 45
VI. LAPORAN HASIL EVALUASI-DIRI
A. Makna Laporan Hasil Evaluasi-diri
Laporan hasil evaluasi-diri adalah deskripsi, analisis, dan refleksi mengenai keadaan, kinerja, dan perangkat pendidikan suatu program studi/perguruan tinggi, sebagai hasil kajian dan asesmen yang mendalam dan bersifat internal. Laporan itu disusun secara komprehensif, lengkap, sistematis, dan mudah difahami, sehingga siapa pun yang membaca, mengkaji dan memanfaatkan laporan itu dapat memahami seperti apa yang dimaksudkan oleh penyusunnya. Laporan itu digunakan, terutama oleh program studi/perguruan tinggi yang bersangkutan untuk berbagai maksud seperti dikemukakan pada awal naskah ini, antara lain untuk memutakhirkan pangkalan data program studi/perguruan tinggi dalam bentuk profil yang komprehensif, perencanaan dan perbaikan program studi secara sinambung, penjaminan mutu internal program studi/perguruan tinggi, dan untuk mempersiapkan evaluasi eksternal atau akreditasi.
Memperhatikan penggunaan laporan evaluasi-diri seperti itu, maka isi laporan hasil evaluasi-diri mungkin lebih luas dan lebih lengkap dibandingkan dengan informasi yang dikemas dalam borang dan atau portofolio akreditasi. Untuk kelengkapan rujukan bagi borang atau portofolio yang disampaikan kepada BAN-PT, maka laporan hasil evaluasi-diri itu disiapkan oleh program studi/perguruan tinggi pada saat asesmen lapang atau kunjungan pakar sejawat di tempat program studi/perguruan tinggi, yang digunakan sebagai bahan rujukan utama dalam mengkaji keadaan, kinerja dan perangkat pendidikan program studi/perguruan tinggi yang bersangkutan.
Laporan evaluasi-diri diawali oleh suatu rangkuman eksekutif, yang merupakan singkatan isi laporan lengkap evaluasi-diri, dan dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh, jelas dan singkat, sehingga pembaca laporan dapat menangkap apa yang dilaporkan, tanpa membaca keseluruhan laporan lengkap.
B. Format Laporan Hasil Evaluasi-diriSebenarnya, tidak ada format baku mengenai laporan hasil evaluasi-diri itu. Namun demikian, untuk memudahkan pengkajian dan asesmen trerhadap laporan evaluasi-diri dalam rangka akreditasi oleh BAN-PT, maka dianjurkan bahwa laporan hasil evaluasi-diri itu disusun dengan format dan sistematika yang mencakup materi sebagai berikut.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 46
JUDUL LAPORANKATA PENGANTARDAFTAR ISIRANGKUMAN EKSEKUTIFSUSUNAN TIM PENYUSUN DAN DESKRIPSI TUGASNYA
I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN:A. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.B. Tatapamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, Penjaminan
Mutu, dan Sistem Informasi.C. Mahasiswa dan Lulusan.D. Sumber Daya Manusia.E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.F. Pembiayaan, Sarana, dan PrasaranaG. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan
Kerjasama.
II. ANALISIS SWOT program studi secara keseluruhan, merujuk kepada deskripsi SWOT setiap komponen.
1. Analisis antarkomponen 2. Strategi dan pengembangan
REFERENSI: Sumber-sumber utama yang digunakan dalam proses dan pelaporan evaluasi-diri
LAMPIRAN: Format-format yang berisi rangkuman data pendukung. Kopi dokumen yang perlu dicantumkan dalam laporan. Dokumen lain yang dirasa perlu dilampirkan.
C. Perwajahan Laporan
Perwajahan atau layout laporan, seperti halnya dengan format laporan, tidak ada yang baku. Yang penting dalam hal ini bahwa perwajahan itu konsisten merujuk pada sistem yang digunakan, dan ditulis secara jelas bagi pembaca. Namun demikian, sepanjang berkaitan dengan BAN-PT, maka perwajahan laporan itu mengikuti ketentuan sebagai berikut.
1. Kertas A-42. Spasi: 1.53. Bentuk huruf (Font): Times new Roman atau Arial4. Ukuran huruf: 125. Sistematis 6. Perwajahan dan tata tulis konsisten 7. Bahasa Indonesia yang baik & benar
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 47
Catatan:
Uraian mengenai masing-masing komponen dalam laporan, sedapat mungkin mencakup:o Keadaan sekarang.o Data pendukung.o Deskripsi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Dalam menyajikan data dan informasi hasil evaluasi-diri dapat digunakan format-format yang telah disediakan oleh BAN-PT, dapat juga digunakan format-format yang telah biasa digunakan oleh program studi/perguruan tinggi sendiri.
Data dan informasi yang dihasilkan dalam evaluasi-diri disiapkan pula oleh program studi/perguruan tinggi sebagai bukti-bukti yang disajikan pada saat asesmen lapang BAN-PT di tempat program studi/perguruan tinggi dalam rangka verifikasi, validasi, dan pelengkapan data dan informasi yang telah disajikan dalam borang dan atau portofolio yang telah disampaikan kepada BAN-PT.
Deskripsi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah pernyataan singkat dan jelas mengenai keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan setiap komponen evaluasi-diri program studi/perguruan tinggi.
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 48
DAFTAR RUJUKAN
Accreditation Commission for Senior Colleges and Universities, 2001. Handbook of Accreditation. Alameda, CA: Western Association of Schools and Colleges.
BAN-PT, 2000. Guidelines for External Accreditation of Higher Education. Jakarta: BAN-PT.
BAN-PT, 2000. Guidelines for Internal Quality Assessment of Higher Education. Jakarta: BAN-PT.
BAN-PT, 2001. Pedoman Evaluasi-diri Program Studi. Jakarta: BAN-PT.
BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Studi D-III. Jakarta: BAN-PT.
BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Studi S1. Jakarta: BAN-PT.
BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Studi S2. Jakarta: BAN-PT.
BAN-PT, 2001. Sistem Akreditasi Program Doktor. Jakarta: BAN-PT.
BAN-PT, 2005. Pedoman Evaluasi-diri Program Studi. Jakarta: BAN-PT.
McKinnon, K.R., Walker, S.H. & Davis, D., 2000. Benchmarking: A Manual for Australian Universities. Canberra: Department of Education, Training and Youth Affairs, Higher Education Division.
National Council for Accreditation of Teacher Education, 1997. Standards, Procedures, and Policies for the Accreditation of Professional Education Units. Washington, DC: NCATE.
Quality Assurance Agency for Higher Education, 1998. Quality Assurance in UK Higher Education: A brief guide. Gloucester: QAA, http:/www.qaa.ac.uk.
Tadjudin, M.K., 2002. Asesmen Institusi untuk Penentuan Kelayakan Perolehan Status Lembaga yang Mengakreditasi Diri bagi Perguruan Tinggi: Dari Akreditasi Program Studi ke Audit Lembaga Perguruan Tinggi. Jakarta: BAN-PT.
Technological and Professional Skills Development Sector Project, 2001. Guidelines for Self-evaluation Report Submission, Batch II. Jakarta: Directorate General of Higher Education, Ministry of National Education.
Tambahkan panduan ban pt tahun 2010
BAN-PT, Pedoman Evaluasi-diri Program Studi dan Perguruan Tinggi, 2008. 20