pedoman pelaksanaan tematik posdaya - lp2m uin …lp2m.radenfatah.ac.id/berita/201703299977.pdf ·...
TRANSCRIPT
ii | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
PEDOMAN PELAKSANAAN
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
ANGKATAN KE-67
TEMATIK POSDAYA
BERBASIS ASSET BASED COMMUNITIES DEVELOPMENT
(ABCD)
Disusun Oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2017
iii | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mencapai kualitas pengabdian kepada masyarakat khususnya bagi
pengembangan konsep pengabdian di UIN Raden Fatah Palembang dibutuhkan peran
strategis dan pemikiran terencana untuk mencapai indikator kegiatan yang tepat sasaran.
Kegiatan pengabdian didasari oleh dua kepentingan, yaitu kepentingan akademis dan
kepentingan masyarakat. Kepentingan akademis memprioritaskan pengabdian masyarakat
sebagai upaya menjembatani hasil-hasil pengembangan keilmuan yang teruji secara ilmiah
untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah di masyarakat dan menjawab kebutuhan
masyarakat yang semakin kompleks. Dinamika keduanya akan memunculkan hubungan
sinergis.
Pengembangan keilmuan di lingkungan pendidikan tinggi juga dapat bertumpu
pada pengembangan kebutuhan langsung di masyarakat sebagai laboratorium pengabdian
yang mampu direncanakan di luar tembok perguruan tinggi, sehingga hasil-hasil
pengembangannya juga dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran dan/atau temuan
yang dapat teruji secara ilmiah. Melihat hubungan keduanya amat penting, maka Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat UIN Raden Fatah Palembang berusaha membuat rencana
KKN yang tepat sasaran dan ikut serta menjawab kebutuhan di masyarakat sehingga tidak
menjadi Perguruan Tinggi yang berada di menara gading. Pengambilan peran ini sebagai
bagian dari upaya menciptakan perubahan sosial yang terencana.
LP2M UIN Raden Fatah Palembang selalu berusaha melakukan revitalisasi peran
sosial keagamaan para dosen dan mahasiswa melalui rintisan program unggulan
pengabdian masyarakat berorientasi pada penerapan pilar-pilar Ulul Albab yang meliputi
kedalaman spiritual, keagungan akhlaq, keluasan ilmu, dan kematangan profesional.
Konsep ini dirumuskan sebagai langkah menempatkan masyarakat sebagai komponen
penting pengembangan kehidupan religius dan kontribusinya dalam mencapai tujuan
pembangunan. Masyarakat merupakan tempat belajar, dalam rangka pengembangan
keilmuan seiring dinamika sosial keagamaan dan kemasyarakatan yang berkembang di
masyarakat dan mampu menangkap peluang strategis untuk mendorong perubahan sosial
demi mewujudkan masyarakat sejahtera, mandiri, dan berkeadilan.
Dalam pencapaian tujuan millenium dengan 8 sasaran MDGs (dilanjutkan dengan
program SDGs), terutama pengentasan kemiskinan. Untuk itu, LP2M UIN Raden Fatah
Palembang mengharapan KKN yang dilakukan mahasiswa dan Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan yang
seluas-luasnya di tengah- tengah masyarakat.
Pada tahun 2017, LP2M UIN Raden Fatah Palembang mencanangkan program
“KKN Tematik Posdaya Berbasis Asset Based Communities Development (ABCD)”.
Program ini sebagai bentuk inovasi model pemberdayaan masyarakat, khususnya KKN
yang mengambil sasaran keluarga dan komunitas sebagai unit terkecil masyarakat, namun
memiliki akses dan dampak yang sangat luas di dalam kehidupan.
iv | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD ini diikuti oleh mahasiswa/i dan dosen
untuk melakukan kerja bersama dengan berbagai pihak terkait secara gotong royong dalam
penuntasan pencapaian delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang
berakhir tahun 2015 (dilanjutkan dengan program SDGs), melalui pendekatan keagamaan.
Delapan tujuan dimaksud diwujudkan dalam empat konsentrasi program kegiatan yaitu;
Pertama, pengentasan kemiskinan melalui pembinaan kewirausahaan dan pengembangan
ekonomi produktif melalui kelompok; Kedua, kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana; Ketiga, pendidikan melalui bina balita, pendidikan anak usia dini (PAUD),
ketuntasan wajib belajar sembilan tahun, termasuk pembinaan TPQ dan Madrasah
Diniyah; Keempat, menciptakan lingkungan yang sehat, asri dan produktif. Melalui empat
program kegiatan ini diharapkan dapat mengantarkan setiap keluarga untuk hidup sejahtera
mandiri, dalam nuansa sakinah, mawawddah dan rahmah.
Selaku Ketua LP2M UIN Raden Fatah Palembang, saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Rektor UIN Raden Fatah Palembang yang telah memberikan dukungan kebijakan
dan pengarahan dalam melaksanakan mengabdi pada masyarakat dengan baik.
2. Walikota Palembang yang telah memperkenankan mahasiswa UIN Raden Fatah
ber-KKN di beberapa Kecamatan pada Kota Palembang.
3. Bupati Banyuasin yang telah memperkenankan mahasiswa UIN Raden Fatah ber-
KKN di beberapa Kecamatan pada Kab. Banyuasin.
Semoga Allah Swt senantiasa mengarahkan nawaitu kita semua ke arah yang lebih
baik untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Amin
Palembang, 01 Maret 2017
Ketua LP2M
Dr. Syefriyeni, M.Ag
Nip. 19720901199703 2 003
v | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
SAMBUTAN REKTOR
Alhamdulillah, shalawat dan salam teruntuk Rasulallah Saw, semoga kita semua
kelak mendapatkan syafa’atnya. Amin.
KKN bertemakan tematik Posdaya ini tidak hanya dimaksudkan untuk membentuk
posdaya-posdaya pada lokasi sasaran KKN, lebih dari itu maksud dan tujuannya adalah
percepatan pencapaian tujuan pembangunan milenium yang sekarang ini dilanjutkan
dengan program SDGs.
KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD ini, diharapkan mahasiswa UIN Raden
Fatah khususnya, tidak hanya kaku dan beku dengan kegiatan keagamaan saja,
sebagaimana KKN sebelumnya, tetapi juga dituntut berperan aktif dalam pemberdayaan
masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia.
Buku KKN dalam format baru ini sudah lama dirindukan kalangan akademis UIN
Raden Fatah Palembang, guna mewujudkan pola dan bentuk baru KKN yang berbasis
akademik dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga julukan KKN UIN
yang hanya dalam bidang agama tinggal slogan belaka.
Oleh karena itu, selaku Rektor saya berharap agar kerjasama antara UIN Raden
Fatah dengan pihak-pihak terkait menjadi sebuah model inovasi baru dalam
menggerakkan masyarakat. Kepada semua pihak kami ucapkan terima kasih. Semoga niat
baik ini senantiasa mendapatkan ridhaNya. amin
Palembang, 01 Maret 2017
Rektor,
Prof. Drs. H. M Sirozi, MA., P.hD
NIP. 196108061989031008
vi | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Ketua LP2M ................................................................................................. iii
Sambutan Rektor ................................................................................................................... v
Daftar Isi ................................................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum Pelaksanaan KKN UIN Raden Fatah ................................................. 3
C. Tema KKN UIN Raden Fatah tahun 2017 ................................................................ 3
D. Tujuan dan Target KKN UIN Raden Fatah tahun 2017 ............................................ 3
E. Organisasi Pelaksana ................................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Posdaya .................................................................................................... 6
B. Maksud, Tujuan dan Sasaran Posdaya ...................................................................... 7
C. Sayarat Pembentukan Posdaya .................................................................................. 9
D. Langkah Pembentukan Posdaya ................................................................................ 9
E. Struktur Organisasai Posdaya .................................................................................... 9
F. ABCD Sebagai Pendekatan Pengabdian Kepada Masyarakat....... ................. .......... 10
G. Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat Berbasis ABCD ................................... 11
1. Setengah Terisi Lebih Berarti (Half full and half empty) ................................... 11
2. Semua punya potensi (No body has nothing) ..................................................... 12
3. Partisipasi (Participation) ................................................................................... 13
4. Kemitraan (Partnership) ..................................................................................... 15
5. Penyimpangan positif (Positive Deviance) ......................................................... 18
6. Berawal dari dalam Masyarakat (Endogenous) .................................................. 20
7. Menuju pada Sumber Energi (Heliotropic) ........................................................ 21
H. Metode-Metode (Tools) dalam ABCD ...................................................................... 21
1. Penemuan Apresiatif (Appreciative Inquiry) ...................................................... 21
2. Pemetaan Komunitas (community mapping) ...................................................... 23
3. Penelusuran Wilayah (transect) .......................................................................... 25
4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi.......................................................................... 26
5. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill) ......................................... 27
6. Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket) .................................................................... 29
7. Skala Prioritas (Low hanging fruit) .................................................................... 32
BAB III PELAKSANAAN
A. Hasil yang Diharapkan .............................................................................................. 34
B. Materi Pendampingan ................................................................................................ 34
C. Penyelenggaraan ........................................................................................................ 35
1. Status dan Beban Kredit ...................................................................................... 35
2. Persyaratan Peserta KKN .................................................................................... 35
3. Hak dan Kewajiban Peserta KKN ....................................................................... 36
vii | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
4. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN ........................................................ 36
5. Hak dan Kewajiban Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ................................. 36
6. Lokasi KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67 ..................... 37
7. Jangka Waktu KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67 ......... 37
8. Jumlah Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67 ........ 37
D. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................................ 38
1. Perencanaan ......................................................................................................... 38
2. Persiapan .............................................................................................................. 38
3. Pembagian Lokasi ................................................................................................ 38
4. Pendataan dan Pemetaan ...................................................................................... 38
5. Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67 ............ 39
6. Monitoring dan Evaluasi ...................................................................................... 41
BAB IV TATA TERTIB PESERTA
A. Pelaksanaan ................................................................................................................ 43
B. Pelaporan.................................................................................................................... 44
C. Sanksi- Sanksi ............................................................................................................ 44
Lampiran............................................................................................................................ 46
1 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu komponen kegiatan akademik
yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, disamping pendidikan dan
penelitian. Dengan dilaksanakannya dharma pengabdian kepada masyarakat diharapkan
selalu ada interrelasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat. Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat (LP2M) memiliki peran penting dalam pengabdian dan
pemberdayaan masyarakat untuk menunjang akselerasi pembangunan bangsa diberbagai
bidang. Secara organisatoris LP2M adalah sebuah lembaga yang berfungsi sebagai wadah
bagi sivitas akademika dalam menyalurkan pemikiran, penelitian dan karya ilmiah yang dapat
digunakan untuk menunjang kegiatan akademik dalam bentuk pengabdian kepada
masyarakat.
Universitas Islam Negeri Raden Fatah mempunyai kewajiban untuk mengamalkan Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Bahkan sebagai perguruan tinggi yang bercorak agama, dharma
ketiga diharapkan menjadi trademark lembaga yang bercirikan keterpaduan antara peran-
peran sosial keagamaan dengan berbagai aspek kehidupan di masyarakat.
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) merupakan salah satu institusi yang
memiliki peran dan fungsi sebagai pengembangan keislaman, dakwah dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui penyebaran dan informasi produk IPTEK. Oleh karena
itulah, perspektif pengembangan Posdaya berbasis Aset yang dimiliki setiap komunitas,
diharapkan sebagai penopang perubahan sosial dan kembali menempatkannya dalam
percepatan pencapaian indikator tujuan pembangunan pasca millenium atau Millenium
Development Goals (MDGs). Sebagaimana diketahui MDGs yang berakhir tahun 2015
mempunyai 8 aspek sasaran atau tujuan oleh seluruh anggota PBB yang berjumlah 191
negara (UNFPA, 2004). Delapan sasaran tersebut adalah;
1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan yang parah.
2. Pencapaian pendidikan dasar secara universal.
3. Mengembangkan kesetaraan gender & memberdayakan perempuan.
4. Mengurangi tingkat kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS
7. Menjamin berlanjutnya pembangunan lingkungan.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Berdasarkan Instruksi Presiden RI No 3 Tahun 2010 Tentang Program Pembangunan
yang Berkeadilan yakni, pembangunan nasional diarahkan pada tiga konsentrasi yang
meliputi; Pertama, pro rakyat dalam bentuk penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga,
pemberdayaan masyarakat dan usaha mikro dan kecil; Kedua; keadilan untuk semua, meliputi
keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan, hukum serta kelompok miskin dan
termarginal; Ketiga, pencapaian MDGs terutama bidang pengentasan kemiskinan akan
2 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
berkorelasi dengan indeks pembangunan manusia, termasuk masjid sebagai lembaga sosial
terlibat dalam penyelenggaraan aktifitas sosial kemasyarakatan, selain fungsi religiusitasnya
dan juga dapat bermetamorfosis dengan berbagai kepentingan masyarakat seperti ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan hidup, kesehatan, teknologi tepat guna yang berbasis kebutuhan
dalam pemberdayaan masyarakat dalam pencapaiannya serta meningkatkan indeks
pembangunan manusia.
KKN yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang berkonsentrasi pada
pemberdayaan aset yang dimiliki oleh komunitas masyarakat. Hubungannya dengan KKN
Tematik Posdaya Berbasis ABCD, mahasiwa berperan untuk membentuk Posdaya sebagai
bentuk manifestasi dari kegiatan KKN yang dilaksanakan dalam rangka penyebaran
informasi dan implementasi keilmuan serta menyelesaikan pendidikan tinggi melalui proses
pembelajaran dengan cara tunggal, bergaul serta beradaptasi dengan masyarakat.
Dari sudut masyarakat penerima manfaat, KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD,
masyarakat membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan Posdaya pada masyarakat
itu sendiri secara sistematis. Posdaya yang dibentuk tersebut merupakan forum wadah
komunitas, keluarga dan masyarakat, untuk bersama-sama membantu mengembangkan aset
yang dimiliki melalui kegiatan sosial, wirausaha, pendidikan dan keterampilan, peningkatan
kesehatan serta dukungan pelestarian lingkungan sebagai upaya memperbaiki kualitas sumber
daya manusia.
Mahasiswa/i perserta KKN membuka ruang konsultasi dan advokasi untuk
meningkatkan kesadaran dan komitmen para pejabat daerah, camat, kepala desa/Lurah,
instansi terkait akan pentingnya kebersamaan dalam pengembangan aset dan pembangunan
SDM, melalui pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) pada tingkat kecamatan,
desa/kelurahan, dusun atau unit daerah lain secara mandiri. melakukan pendataan dan
observasi seluruh sasaran keluarga, komunitas dan masyarakat. Pendataan yang seksama itu
bertujuan untuk mengidentifikasi dan menempatkan sasaran dan memetakannya dalam
kondisi atau posisi sesuai dengan indikator yang dipergunakan.
Selanjutnya, setelah pendataan selesai dilakukan dan dianalisis, para mahasiswa/i
diharapkan mengajak seluruh keluarga di sekitar wilayah KKN untuk mengadakan pertemuan
atau sarasehan guna pembentukan Posdaya, berikut susunan pengurusnya.1 Selanjutnya
mahasiswa/i mendampingi dan membantu Pengurus Posdaya menetapkan prioritas sasaran,
menyusun program kerja dengan mengembangkan gagasan inovatif dan kreatif melalui
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Para mahasiswa mendampingi dan
dalam hal-hal tertentu, membantu melaksanakan program atau kegiatan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Karena Posdaya diarahkan untuk menjadi lembaga yang mandiri, maka program utama
yang dianjurkan adalah pemberdayaan ekonomi keluarga, dan komunitas. Utamanya kegiatan
1Disini, mahasiswa/i hanya berfungsi sebagai fasilitator.Nama posdaya, susunan pengurus dan juga
rencana kerja adalah masyarakat sendiri. Prinsipnya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
3 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
ekonomi mikro dalam bentuk usaha bersama, yang akhirnya dikembangkan menjadi koperasi.
Kegiatan ekonomi rumah tangga dan komunitas bersama itu akan meningkatkan kemampuan
untuk memberikan dukungan pada kegiatan Posdaya lainnya, yaitu dalam bidang pendidikan
dan pelatihan keterampilan, KB dan kesehatan, pemeliharaan lingkungan yang kondusif dan
“kebun/taman bergizi”, serta pembinaan keagamaan dan menciptakan suasana religius untuk
ketahanan mental spiritualnya.
Langkah-langkah pelaksanakan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD, untuk
pembentukan dan pengembangan Posdaya pada hakekatnya merujuk kepada Buku Pedoman
Pembentukan dan Pengembangan Posdaya yang telah dikeluarkan oleh Yayasan Damandiri
(Suyono dan Haryanto, 2009). Mengingat luasnya materi dan bidang garapan yang dicakup,
maka dalam kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD kali ini, para mahasiswa/i
dengan dikoordinasikan oleh para Dosen Pembimbing Lapangan perlu membentuk suatu tim
dengan latar belakang ilmu dan jurusan yang berbeda-beda sesuai bidang garapan yang
dirancang.
B. Dasar Hukum Pelaksanaan KKN UIN Raden Fatah
Dasar pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 yang
diselenggarakan oleh LP2M UIN Raden Fatah Palembang adalah:
1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
2. Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 1999;
3. Undang-Undang No 23 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Peraturan Presiden No 129 Tahun 2014 Tentang Perubahan Institut Agama Islam
Negeri menjadi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang;
5. SK Rektor Nomor Tentang KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-
67 Tahun 2017.
C. Tema KKN UIN Raden Fatah Tahun 2017
Pada Tahun 2017 LP2M UIN Raden Fatah Palembang melaksanakan KKN tematik
Posdaya dengan mengambil tema “Pengabdian Masyarakat melalui KKN Tematik
Posdaya Berbasis Asset Based Communities Development (ABCD)”. Bahwa KKN tematik
posdaya berbasis ABCD adalah pengembangan komunitas masyarakat kota dan desa dengan
membuat pos-posnya pada masjid atau lainnya dengan mengembangkn aset atau potensi
masyarakat yg ada, bukan dimulai dari permasalahan yang ada. Sehingga tujuannya adalah
dari masyarakat dan untuk masyarakat.
D. Tujuan dan Target KKN UIN Raden Fatah Tahun 2017
Tujuan KKN UIN Raden Fatah tahun 2017 terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dari KKN UIN Raden Fatah tahun 2017 adalah:
1. untuk kepentingan mahasiswa/i, KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan
ke-67 bertujuan membantu para mahasiswa meningkatkan kemampuan belajar
bersama dengan masyarakat, menerapkan ilmu agama integrasi dengan tehnologi, seni
4 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
dan budaya yang telah dipelajari secara langsung dan melihat apakah proses
penerapan tersebut sesuai dengan teori yang diperoleh selama kuliah, serta membawa
manfaat bagi masyarakat. Selain itu, melatih peserta KKN agar memiliki keterampilan
praktis dan pengalaman dalam memberdayakan potensi keberagamaan masyarakat.
2. untuk kepentingan keluarga dan masyarakat. KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD
Angkatan ke-67 bertujuan membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui
pembinaan keagamaan, penerapan ilmu dan tehnologi dalam bidang wirausaha,
pendidikan dan ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk
membangun keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah, bahagia dan sejahtera, serta
memiliki ketahanan mental spiritual yang kuat.
3. untuk kepentingan DPL, pengabdian masyarakat tematik Posdaya Berbasis Masjid ini
bertujuan untuk mengembangkan profesionalisme dosen dalam memberdayakan
masyarakat dan melakukan penelitian sosial keagamaan integratif.
Sedangkan Tujuan khusus yang ingin dicapai dari KKN UIN Raden Fatah tahun 2017
adalah:
1. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari dan
mengatasi permasalahan keluarga dan masyarakat, melalui bantuan penyusunan
rencana dan pendampingan pada pelaksanakan program yang inovatif dan kreatif
melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga terkait.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan sosial
keagamaan dan pengembangan masyarakat sesuai kompetensi, potensi, sumberdaya
dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat, pemerintah, swasta
dan lembaga lainnya.
3. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama berbagai stakeholders (Tokoh
Agama, Pemerintah setempat, swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya pembinaan
keagamaan, pengentasan kemiskinan, mengatasi permasalahan dan ketidakberdayaan
masyarakat melalui KKN.
4. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra kerja pembangunan
(Pemda, lembaga swasta dan LSM) dalam perencanaan dan pengelolaan program
yang bersifat partisipatif.
5. Meningkatkan kompetensi, bakat dan minat mahasiswa sesuai dengan bidang
keilmuan yang ditekuni.
6. Meningkatkan profesionalisme dosen dalam pengabdian kepada masyarakat sebagai
tuntutan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
7. Membantu tugas-tugas pemerintah setempat, terutama dalam bidang keagamaan dan
sosial kemasyarakatan. Mahasiswa sebagai motivator dapat menjadi teman
masyarakat dalam rangka pemecahan perbagai persoalan.
Target umum KKN UIN Raden Fatah tahun 2017adalah:
1. Tumbuhnya semangat pengabdian dan kepekaan mahasiswa/i terhadap berbagai
permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat
5 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
terhadap kualitas kehidupan sosial-budaya, pendidikan, ekonomi dan lingkungan
hidup.
2. Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan masyarakat akan nilai-nilai
agama, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan organisasi
keagamaan, sosial dan ekonomi secara maksimal.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader pembina kehidupan beragama dalam
masyarakat dan terwujudnya wadah kerjasama.
E. Organisasi Pelaksana
KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 diselenggarakan oleh
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang atas tanggung jawab Rektor dan secara
langsung dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
dalam bentuk kepanitian (Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata [PPKKN] yang di SK-kan
Rektor).
6 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengetian Posdaya
Posdaya adalah forum silahturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan
sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi
keluarga secara terpadu. Yaitu pelayanan pengembangan keluarga secara berkelanjutan,
dalam berbagai bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan lingkungan
hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di desanya.
Posdaya adalah wadah bagi keluarga, yang kondisi sosial ekonomi dan budayanya
umumnya lemah, untuk bersatu diantara mereka dan bersama keluarga lain yang lebih
mampu. Setiap keluarga kurang mampu diundang untuk menempatkan dirinya dalam suatu
proses pemberdayaan bersama. Dalam Posdaya keluarga yang lebih mampu, dengan
dukungan dan pendampingan petugas-petugas pemerintah dan organisasi masyarakat,
diharapkan membantu keluarga yang membutuhkan. Dengan demikian Posdaya menjadi
wahana bersama untuk pemberdayaan, menambah wawasan dan pengetahuan tentang fungsi
fungsi dan kemampuan keluarga, bukan atau tidak harus menjadi wahana untuk
pemberdayaan anggota keluarganya.
Apabila Posdaya dikembangkan dari Posyandu, maka upaya yang dilakukan adalah
menambah kegiatan yang biasa dilakukan di Posyandu dengan kegiatan advokasi lain yang
lebih luas, misalnya kegiatan dalam bidang Kesehatan Anak, Petunjuk Praktis tentang
Tumbuh Kembang Anak, pendidikan anak dini usia atau Padu, dengan memunculkan
kegiatan melalui kelompok keluarga yang mempunyai anak balita, yaitu kelompok Bina
Keluarga Balita (BKB), perhatian pada persiapan pendidikan SD, SLP, SLA, dan latihan
ketrampilan dengan memunculkan kegiatan melalui kelompokkeluargayang mempunyai
anakremaja, yaitu kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR), dan kegiatan untuk remaja yang
lebih dewasa melalui kelompok keluarga yang mempunyai anak dewasa, yaitu kelompok
Bina Keluarga Dewasa (BKD). Perkembangan lebih lanjut akan memunculkan kelompok
lansia, kelompok penyandang cacat, kelompok keluarga kurang mampu, dan kelompok
keluarga dengan kegiatan ekonomi produktif atau koperasi.
Posdaya sebagaimana telah dikemukakan adalah suatu lembaga masyarakat yang
berfungsi atau dapat dimanfaatkan sebagai forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, edukasi
dan wadah kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu yang dilaksanakan dari,
oleh dan untuk keluarga dan masyarakat.
KKN Posdaya merupakan salah satu jenis KKN tematik yang bertujuan membentuk,
membina, dan mengembangkan Posdaya sebagai terobosan baru dalam pemberdayaan
masyarakat, melalui pemanfaatan potensi SDM dan SDA lokal. Dari sudut masyarakat
penerima, KKN Tematik Posdaya membantu membentuk, mengisi dan mengembangkan
Lembaga Posdaya di desa atau pedukuhan secara sistematis. Posdaya yang dibentuk
merupakan wadah bagi keluarga dan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam bidang kewirausahaan, pendidikan dan pelatihan
ketrampilan, KB dan kesehatan, dan lingkungan, yang sekaligus merupakan upaya
7 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) atau pencapaian tujuan dan sasaran MDGs.
Dalam melaksanakan fungsinya, Posdaya merancang kegiatan sesuai dengan
kemampuan masyarakat dan anggotanya sehingga itu bisa dilakukan oleh, dari dan untuk
keluarga dan masyarakat setempat atau dengan pengertian lain, kegiatan tersebut
dilaksanakan atas kemampuan dan swadaya masyarakat sebagai upaya memberdayakan
keluarga sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara luas. Dari pengertian tersebut,
beberapa hal perlu diperjelas antara lain:
1. Posdaya, bukan dimaksudkan untuk menganti pelayanan sosial ekonomi kepada
masyarakat berupa pelayanan terpadu diberbagai bidang seperti Posyandu, BKB,
PAUD, UPPKS, pelayanan BLT, pelayanan beras murah, atau pelayanan
pembangunan lainnya. Posdaya dibangun sebagai forum untuk mengembangkan
kegiatan pemberdayaan terpadu yang dinamis, yaitu pemberdayaan pembangunan
untuk seluruh anggota yang dipadukan dengan saling terkait. Tujuannya adalah agar
pimpinan keluarga mengetahui peran dan fungsinya yang lengkap sebagai satu
kesatuan keluarga yang utuh. Akhirnya setiap kepala keluarga dan anggota keluarga
secara mandiri.
2. Terpadu berarti dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, dan
evaluasi program melibatkan berbagai petugas pemerintah, organisasi sosial, dan
unsur-unsur masyarakat. Penyerasian dinamis disini berarti diperlukan adanya
keserasian dalam hal memandukan kepentingan masyarakat dan kemampuan
penyediaan bantuan profesional dari pemerintah dan swasta yang disediakan untuk
mendukung kegiatan.
3. Posdaya dikembangkan secara bertahap, mulai dari yang bersifat sederhana dengan
kegiatan terbatas sampai akhirnya bersifat paripurna tergantung dari dukungan
masyarakatnya. Posdaya paripurna merupakan forum pemberdayaan yang bervariasi,
dimana sebagian besar pengelola dan pembiayaan dikelola dan berasal dari anggota
masyarakat. Dalam tingkat seperti itu pembinaan dapat diarahkan kepada program-
program yang semakin inovatif dan pihak Pemerintah tinggal berperan mengafrahkan
dan mendorong terutama dalam bentuk pendanaan.
B. Maksud, Tujuan dan Sasaran Posdaya
1. Maksud
a. Untuk kepentingan mahasiswa pelaksanaan KKN Tematik Posdaya dimaksudkan
untuk membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan menyatu bersama
masyarakat, menerapkan ilmu dan tehnologi yang dipelajari secara langsung dan
melihat apakah proses penerapan tersebut sesuai dengan teori, atau kuliah yang
diikutinya, serta membawa manfaat bagi rakyat. Mahasiswa berlatih mendidik dan
mengajar masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan. Mahasiswa melakukan
penelitian untuk mengembangkan ilmu yang bermanfaat bagi masa depan bangsa.
b. Untuk kepentingan keluarga dan masyarakat, KKN Tematik Posdaya dimaksudkan
untuk membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui penerapan ilmu
dan tehnologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, KB dan
8 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia
dan sejahtera.
2. Tujuan
a. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi
permasalahan keluarga dan penduduk melalui bantuan penyusunan rencana dan
pendampingan pada pelaksanakan program yang inovatif dan kreatif melalui
penerapan ilmu dan teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa melaksanakan kegiatan pengembangan
masyarakat sesuai arahan pembangunan manusia (human development), mencapai
target dan sasaran Millennium Development Goals (MDGs), kompetensi, potensi,
sumberdaya dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat,
pemerintah, swasta dan lembaga lainnya.
c. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama berbagai stakeholders (Pemda,
swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya pengentasan kemiskinan, kelaparan,
mengatasi permasalahan dan ketidak berdayaan penduduk dan keluarga lainnya.
d. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang diberikan oleh mitra kerja
pembangunan (Pemda, lembaga swasta dan LSM) dalam perencanaan dan
pengelolaan program yang bersiat partisipatif.
e. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi mahasiswa sesuai dengan bidang studi
yang ditekuni.
3. Sasaran
a. Terbentuknya Posdaya sebagai sarana pemberdayaan keluarga dan penduduk untuk
pengembangan SDM dan pengentasan kemiskinan. Sasaran utama pembentukan
ini bukan semata-mata dengan tujuan membentuk Posdaya, tetapi dimaksudkan
agar keluarga muda, keluarga lansia, kaya dan miskin bisa bersilaturahmi dan
saling peduli sesamanya. Jadi sasarannya adalah bahwa Posdaya ini menjadi forum
pemberdayaan keluarga muda kurang mampu dan berkembangnya suasana hidup
gotong royong di kalangan masyarakat setempat.
b. Terbentuknya Pengurus melalui fasilitasi yang diberikan atau diupayakan oleh
mahasiswa dilakukan melalui pemanfaatan potensi sumber daya manusia dan
lainnya yang ada di sekitar desa.
c. Tersusunnya rencana program dan kegiatan pembangunan yang kreatif dan inovatif
berdasarkan arahan basis human development atau Millennium Development Goals
(people centered development) melalui pengembangan kemampuan keluarga dan
masyarakat dengan mengembangkan program pembangunan yang dapat dilakukan
oleh masyarakat secara mandiri, sekaligus mengatasi permasalahan yang dihadapi
masyarakat berdasarkan potensi, minat masyarakat dan kondisi penduduk sebagai
sasaran garapan.
d. Terlaksananya program Posdaya dengan pendampingan yang dilakukan oleh
mahasiswa.
e. Makin mengecilnya jumlah keluarga kurang mampu karena mengikuti proses
pemberdayaan dan mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga secara sempurna.
f. Meningkatnya kerja sama Perguruan Tinggi dengan Pemda, swasta dan LSM.
9 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
C. Syarat Pembentukan Posdaya
Untuk membentuk Posdaya berbasis KKN harus dipenuhi beberapa persyaratan,
yaitu meliputi:
1. Lokasi (desa/rw/rt) dimana Posdaya akan dibentuk belum pernah melaksanakan
pembentukan Posdaya sebelumnya oleh mahasiswa KKN dari perguruan tinggi
lainnya.
2. Pengurus Posdaya harus dari cakupan wilayah (desa/rw/rt) yang sama dimana
Posdaya dibentuk.
3. Kepengurusan organisasi Posdaya harus dibentuk berdasarkan kerelaan dan kesediaan
anggota untuk terlibat aktif dalam menggerakkan dan mengembangkan Posdaya.
4. Organisasi Posdaya dapat dibentuk bersinergi dengan organisasi sosial
kemasyarakatan yang telah ada.
D. Langkah Pembentukan Posdaya
Untuk membentuk organisasi sosial Posdaya, mahasiswa peserta KKN Tematik
Posdaya harus mengikuti alur lintasan proses sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan survey/observasi lapangan untuk mengetahui ada/tidaknya
posdaya yang telah terbentuk pada wilayah tersebut.
2. Mahasiswa memilih/menetapkan wilayah cakupan Posdaya yang akan dibentuk (
cakupan dapat dipilih dari basis desa, pedukuhan, rukun warga (RW), atau rukun
tetangga (RT)).
3. Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap warga untuk merencanakan pembentukan
Posdaya.
4. Mahasiswa melakukan pendataan wilayah, kependudukan, potensi ekonomi,
pendidikan, kekaryaan, dan permasalahan yang ada.
5. Mahasiswa menyusun data wilayah, menyusun rencana struktur organisasi Posdaya,
menyusun rencana program kerja Posdaya dengan mengoptimalkan kegiatan kegatan
yang sudah ada dimasyarkat.
6. Lebih memudahkan jika Kepengurusan Posdaya mencakup kader-kader dimasyarakat
yang sudah ada, seperti kader PKK untu Koordinator bidang Lingkungan, PNPM
untuk Koordinator bidang Ekonomi, Kader PAUD untuk Koordinator bidang
Pendidikan dan Posyandu untuk Koordinator bidang Kesehatan.
E. Struktur Organisasi Posdaya
Dalam pembentukan Posdaya, struktur organisasi yang minimal harus ada adalah:
1. Ketua
2. Wakil/Sekretaris
3. Bendahara
4. Koordinator Bidang Pendidikan
5. Koordinator Bidang Kesehatan
6. Koordinator Bidang Kewirausahaan
10 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
7. Koordinator Bidang Lingkungan
Jika lokasi KKN telah memilik Posdaya, maka mahasiswa KKN dapat mengisi dengan
kegiatan kegiatan saja, untuk lebih mengoptimalkan setiap kegiatan–kegiatan yang ada
dengan membuat perencanaan untuk memenuhi jumlah jam kegiatan KKN.
F. ABCD (Asset-Based Community Development) Sebagai Pendekatan Pengabdian
Kepada Masyarakat
Pendekatan ABCD digunakan sebagai usaha perbaikan kualitas kehidupan manusia
dengan pola pembangunan yang menempatkan manusia menjadi pelaku utama sudah
dilakukan di Indonesia. Mengingat pola ini masih menjadi rintisan maka dukungan berbagai
pihak sangat dibutuhkan, terlebih lagi Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga
pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk ikut serta upaya ini. ABCD adalah
sebuah usaha yang memastikan bahwa kegiatan pembangunan selayaknya menempatkan
posisi manusia dapat berkembang kapasitasnya sesuai dengan segala potensi dan aset yang
dimiliki. Lebih dari itu, perguruan tinggi dapat berperan dalam mewujud kan bagaimana
terbentuknya manusia Indonesia yang memiliki kepedulian dan keaktifan sebagai warga
negara.
ABCD digunakan sebagai Pendekatan dalam Pengabdian karena orientasi Pengabdian
kepada Masyarakat di PTKI adalah sebagai upaya peningkatan kapasitas masyarakat agar
memiliki daya untuk mengenali dan memanfaatkan segala kekuatan dan aset yang dimiliki
untuk kebaikan bersama. Asset-based community development (ABCD) dianggap sebagai
pendekatan yang tepat untuk persoalan tersebut. Hal ini karena ABCD merupakan sebuah
pendekatan dalam pengembangan masyarakat yang berada dalam aliran besar mengupayakan
terwujudkan sebuah tatanan kehidupan sosial dimana masyarakat menjadi pelaku dan penentu
upaya pembangunan di lingkungannya atau yang seringkali disebut dengan Community-
Driven Development (CDD). Upaya pengembangan masyarakat harus dilaksanakan dengan
sejak dari awal menempatkan manusia untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan yang
dimiliki serta segenap potensi dan aset yang dipunyai yang potensial untuk dimanfaatkan.
Hanya dengan mengetahui kekuatan dan aset, diharapkan manusia mengetahui dan
bersemangat untuk terlibat sebagai aktor dan oleh karenanya memiliki inisiatif dalam segala
upaya perbaikan.
Dengan mengetahui kekuatan dan set yang dimiliki masyarakat, serta memiliki agenda
perubahan yang dirumuskan bersama, persoalan keberlanjutan sebuah program perbaikan
kualitas kehidupan diharapkan dapat diwujudkan. Melalui pendekatan ABCD, warga
masyarakat difasilitasi untuk merumuskan agenda perubahan yang mereka anggap penting.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa warga
masyarakat “berkesempatan” untuk turut serta sebagai penentu, agenda perubahan tersebut.
Ketika warga masyarakat telah menentukan agenda perubahan tersebut, maka apapun
rencana tersebut, warga masyarakat akan berjuang untuk mewujudkannya. Kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat dengan pendekatan ABCD dirancang sebagai kegiatan
11 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
stimulasi dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat. Para pengabdi akan mendapatkan
pembelajaran betapa kehidupan ini akan berubah menjadi baik tatkala ada kemauan untuk
berubah dari yang menjalaninya. Perubahan menuju kepada upaya perbaikan hanya dapat
diwujudkan tatkala manusia dapat mencermati hal terbaik dalam dirinya, dan
mengoptimalkan hal baik tersebut untuk apapun yang diimpikannya.
Paradigma dan prinsip pendekatan ABCD adalah bahwa semuanya mengarah kepada
konteks pemahaman dan internalisasi aset, potensi, kekuatan, dan pendayagunaannya secara
mandiri dan maksimal. Paradigma dan prinsip pendekatan ABCD mengisyaratkan
penyadaran akan keberadaan kekuatan dan energi positif yang dimiliki “masyarakat” yang
harus diidentifikasi, diketahui, difahami, diinternalisasi, untuk kemudian dimobilisasi oleh
masyarakat sendiri dalam kerangka menuju peningkatan kesejahteran dan keberdayaan semua
elemen komunitas-masyarakat.
G. Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat Berbasis ABCD
1. Setengah Terisi lebih Berarti (Half Full Half Empty)
Salah satu modal utama dalam program pengabdian masyarakat berbasis aset adalah
merubah cara pandang komunitas terhadap dirinya. Tidak hanya terpaku pada kekurangan
dan masalah yang dimiliki. Tetapi memberikan perhatian kepada apa yang dipunyai dan apa
yang dapat dilakukan. Prinsip ini akan mengajarkan bagaimana pentingnya aset dalam
pengembangan komunitas.
Setengah Terisi lebih Berarti (Half Full Half Empty) adalah salah satu modal utama
dalam program pengabdian masyarakat berbasis aset adalah merubah cara pandang
komunitas terhadap dirinya. Tidak hanya terpaku pada kekurangan dan masalah yang
dimiliki. Tetapi memberikan perhatian kepada apa yang dipunyai dan apa yang dapat
dilakukan. Prinsip ini akan mengajarkan bagaimana pentingnya aset dalam pengembangan
komunitas. Setiap detail dari alam ini akan memberikan manfaat kepada kita jika kita mau
menggali dan benar-benar meyakini manfaat aset tersebut. Sayangnya, seringkali kita lupa
besaran aset yang kita miliki, dan terjebak dalam pandangan masalah yang ada di sekitar kita.
Gambaran ini adalah ilustrasi bagaimana seharusnya melihat sebuah aset. Jika pandangan kita
pada gelas ini hanya tertuju pada bagian yang kosong, maka kita belum bisa benar-benar
bersyukur dan menyadari aset yang kita miliki. Akhirnya, energi kita hanya habis untuk
kecewa atas kekosongan gelas daripada bersyukur atas air yang mengisi ruang kosong di
setengahnya. Sebaliknya, jika kita fokus pada setengah air yang mengisi separuh gelas ini,
maka sesugguhnya kita orang yang beruntung karena berhasil melihat kekuatan yang ada
sebagai modal dalam sebuah perubahan. Dan tentu energi kita akan lebih banyak kita
gunakan untuk berpikir mengisi setengah gelas kosong sisanya dan memanfaatkan setengah
air yang sudah terisi.
Jika hanya berfokus pada kekurangan yang ada maka mengetahui kekurangan yang ada
pada diri kita adalah sesuatu yang lumrah, tetapi menjadi tidak baik jika kita hanya fokus dan
larut pada kekurangan tersebut sampai tidak berusaha untuk berubah menjadi lebih baik. Saat
komunitas hanya berpikir kekurangan mereka, maka seringkali yang muncul adalah keluhan,
12 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
merasa kurang, perasaan tidak kontributif, dan bergantung kepada orang lain sehingga
ungkapan-ungkapan yang sering terdengar seperti: “kami ini miskin, butuh pertolongan”,
“kami terbelakang, tidak ada yang bisa kami lakukan”.
Akan sangat berbeda jika komunitas lebih banyak melihat kelebihan yang dimiliki dan
berpikir bagaimana mengoptimalkan asset yang dipunyai. Sehingga pemberdayaan
masyarakat lebih mudah dilakukan. Cara pandang terhadap aset dan kelebihan yang dipunyai
pasti akan berpengaruh pada cara bagaimana mereka berinteraksi dengan sesama anggota
komunitas dan stakeholder. Ekspresi yang tampak pada wajah komunitas adalah keceriaan,
kebanggaan, dan optimisme untuk perubahan yang lebih baik saat masing-masing anggota
komunitas menyadari kelebihan dan aset yang dimiliki, maka saat itulah mereka akan
menyadari kontribusi apa yang bisa diberikan. Selanjutnya yang akan diperoleh komunitas
adalah kemandirian dan tidak bergantung pada orang lain dan momen inilah yang menjadi
tujuan akhir sebuah program pengabdian kepada masyarakat.
Modal terbesar dalam sebuah program pengembangan masyarakat adalah adanya
keinginan untuk berkehidupan lebih baik, tetapi yang tidak kalah penting juga adalah
optimalisasi aset yang melekat pada komunitas tersebut. Sekecil apapun aset yang dimiliki
akan sangat berguna jika disadari dan dimanfaatkan dan dalam perspektif ABCD, aset adalah
segalanya.
Fungsi aset tidak sebatas sebagai modal sosial saja, tetapi juga sebagai embrio
perubahan sosial yang dapat berfungsi sebagai jembatan untuk membangun relasi dengan
pihak luar. Di sinilah komunitas dituntut untuk sensistif dan peka terhadap keberadaan aset
yang ada di sekitar mereka.
Aset tidak selalu identik dengan uang atau materi, banyak hal yang dimiliki oleh
komunitas tapi tidak disadari merupakan bagian dari aset. Diantara aset yang sering dijumpai
dalam komunitas diantaranya adalah: cerita hidup, pengetahuan, pengalaman, inovasi,
kemampuan individu, aset fisik, sumber daya alam, sumber finansial, budaya (termasuk
tradisi lokal), perkumpulan dan kelompok kerja (PKK, kelompok tani), institusi lokal (RT,
RW, lurah, camat). Demikian banyak aset yang dapat dijumpai dalam sebuah komunitas.
Sehingga mustahil sebuah komunitas tidak memiliki asset sama sekali.
2. Semua Punya Potensi (Nobody Has Nothing)
Manusia yang cerdas adalah manusia yang menyadari kelebihan yang dimiliki, dan
tidak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia di muka bumi ini. “Every singie person has capacities,
abilities, gifts and ideas, and livinga good life depends on whether those capacities can be
used, abilities expressed, gifts given and ideas shared” (Jody Kretzmann).
Dalam konteks ABCD, prinsip ini dikenal dengan istilah “Nobody has nothing”, setiap
manusia terlahir dengan kelebihan masing-masing karena tidak ada yang tidak memiliki
potensi, walau hanya sekedar kemampuan untuk tersenyum dan memasak air.
13 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Semua berpotensi dan semua bisa berkontribusi, karena Tuhan menginginkan otot kita
lebih bermanfaat dibalik fisik kita yang sehat. Pasti Tuhan menginginkan kaki dan tangan kita
lebih bermanfaat dibalik tangan dan kaki kita yang sempurna.
Jika kita hidup dengan puluhan atau ratusan anggota komunitas, maka sesungguhnya
kita juga hidup dengan sejumlah asset yang berbeda-beda. Tidak ada alasan bagi setiap
anggota komunitas untuk tidak berkontribusi nyata terhadap perubahan lebih baik. Bahkan,
keterbatasan fisikpun tidak menjadi alasan untuk tidak berkontribusi, karena banyak kisah
dan inspirasi orang-orang sukses yang justru berhasil membalikkan keterbatasan dirinya
menjadi sebuah berkah, sebuah kekuatan.
3. Partisipasi (Participation)
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation”adalah pengambilan bagian
atau pengikutsertaan. Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya karena peran serta
seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk
pernyataan maupun alam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu,
keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil
pembangunan.
Pengertian tentang partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan
menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan
pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa
kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan,
dan memecahkan masalahnya.
Berdasarkan posisi pelaku dalam partisipasi, partisipasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Partisipasi vertikal; adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di
dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana
masyarakat berada sebagai posisi bawahan; 2) Partisipasi horizontal; adalah dimana
masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai prakarsa dimana setiap anggota / kelompok
masyarakat berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan yang lainnya, baik dalam
melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain.
Berdasarkan bentuk keterlibatan dalam aktifitas, partisipasi dibedakan menjadi 2 (dua)
macam, yaitu: 1) Partisipasi Langsung. Partisipasi yang terjadi apabila individu
menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap
orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan
terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya; dan 2) Partisipasi tidak langsung.
Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya.
Berdasarkan macam pelaksanaan dalam partisipasi, patisipasi dibagi menjadi empat
jenis, yaitu; 1) Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama berkaitan
dengan penentuan alternatif dengan masyarakat berkaitan dengan gagasan atau ide yang
14 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
menyangkut kepentingan bersama.Wujud partisipasi dalam pengambilan keputusan ini antara
lain seperti ikut menyumbangkan gagasan atau pemikiran, kehadiran dalam rapat, diskusi dan
tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan; 2) Partisipasi dalam
pelaksanaan meliputi menggerakkan sumber daya dana, kegiatan administrasi, koordinasi dan
penjabaran program. Partisipasi dalam pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam rencana
yang telah digagas sebelumnya baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan
maupun tujuan; 3) Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam pengambilan
manfaat tidak lepas dari hasil pelaksanaan yang telah dicapai baik yang berkaitan dengan
kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas dapat dilihat dari output, sedangkan dari segi
kuantitas dapat dilihat dari presentase keberhasilan program; dan 4) Partisipasi dalam
evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan dengan pelaksanaan pogram yang sudah
direncanakan sebelumnya. Partisipasi dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui
ketercapaian program yang sudah direncanakan sebelumnya.
Sedangkan level partisipasi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan mulai
dari level yang terendah sampai level yang tertinggi dalam partisipasi sebagaimana berikut
ini: 1) Partisipasi Pasif. Masyarakat diajak berpartisipasi dengan diberitahu apa yang sudah
dan sedang terjadi. Mereka mendapatkan manfaat.Mereka berpartisipasi sepanjang ada
manfaat yang tersedia; 2) Partisipasi Sebagai Kontributor. Masyarakat berpartisipasi dengan
memberikan informasi, sumber daya atau membantu pekerjaan dalam proyek. Dalam
merencanakan proyek, peran masyarakat , kalaupun ada sangat sedikit; 3) Partisipasi sebagai
Konsultan. Masyarakat dikonsultasii mengenai masalah dan peluang dalam suatu daerah, dan
desain sebuah proyek. Professional pembangunanlah yang membuat keputusan mengenai
desain; 4) Partisipasi sebagai implementasi. Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk
kelompok untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam proyek atau program. Mereka tidak
terlibat dalam proses pengambilan keputusan; 5) Partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam analisis dan perencanaan bersama dengan
professional pembangunan. Mereka terlibat dalam pengambilan keputusan; dan 6)
Mobilisasi-diri. Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara mandiri dari
institusi dari luar. Mereka bisa melibatkan dampingan dari professional pembangunan, tetapi
mereka tetap memegang control dalam proses.
Level keenam dari tingkatan partisipasi yaitu mobilisasi diri merupakan level
partisipasi tertinggi. Partisipasi dalam level keenam ini menunjukkan keberdayaan dari
komunitas, dimana komunitas/masyarakat yang mengontrol semua proses pembangunan.
Sehingga slogan pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat dapat diimplementasikan secara
riil dan maksimal dalam level partisipasi mobilisasi diri. Seharusnya partisipasi yang ada,
muncul dan terbangun dalam masyarakat adalah level partisipasi mobilisasi diri ini. Hal ini
akan menjadi penanda tingginya tingkat keberdayaan yang dimiliki oleh masyarakat
sebagaimana tujuan dari pembangunan itu sendiri, yaitu mewujudkan kesejahteraan dan
keberdayaan masyarakat secara hakiki.
15 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
4. Kemitraan (Partnership)
Partnership secara harfiyah berarti kemitraan. Secara istilah, partnership adalah “a
relationship between individuals or groups that is characterized by mutual cooperation and
as for the achievement of a specified goal.” (Hubungan yang dibangun antara beberapa
individu atau grup yang didasari oleh kerjasama dan tanggung jawab yang sama dalam
menggapai tujuan tertentu).
Partnership mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan "mitra” atau "partner”. Kemitraan
adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling menguntungkan
dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.
Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan
bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing. Partnership juga
mengandung pemahaman adanya suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau
organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi
tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang
hubungan masing-masing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila
diperlukan.
Partnership merupakan modal utama yang sangat dibutuhkan dalam memaksimalkan
posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan yang dilakukan. Hal itu dimaksudkan
sebagai bentuk pembangunan dimana yang menjadi motor dan penggerak utamanya adalah
masyarakat itu sendiri (community driven development) karena pembangunan yang dilakukan
dalam berbagai varinnya seharusnya masyarakatlah yang harus menjadi penggerak dan
pelaku utamanya. Sehingga diharapkan akan terjadi proses pembangunan yang maksimal,
berdampak empowerment secara masif dan terstruktur. Hal itu terjadi karena dalam diri
masyarakat telah terbentuk rasa memiliki (sense of belonging) terhadap pembangunan yang
terjadi di sekitarnya.
Prinsip Partnership
Partnership memiliki prinsip- prinsip sebagai berikut:
a. Prinsip Saling Percaya (Mutual Trust), kemitraan mesti didasarkan pada prinsip saling
percaya yang harus terbangun diantara pihak-pihak yang bermitra. Saling percaya
akan menjadi pondasi yang kuat bagi kemitraan yang akan dibangun. Adanya saling
percaya mengindikasikan bahwa kemitraan yang terbangun harus jauh dari prasangka-
prasangka, apalagi prasangka yang negatif, karena sesungguhnya ketika muncul
ketidakpercayaan diantara partner yang bermitra, maka sejak saat itu juga
sesungguhnya kemitraan yang dibangun menjadi runtuh.
b. Prinsip Saling Kesefahaman (Mutual Understanding). Prinsip kemitraan yang
selanjutnya adalah adanya saling kesefaham. Prinsip ini mengandung pengertian
bahwa kemitraan harus dibangun diatas saling memahami / saling mengerti diantara
16 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
partner yang terlibat dalam kemitraan. Saling memahami yang dimaksudksan adalah
memahami tentang konteks kemitraan yang dibangun diantara mereka.
c. Prinsip Saling Menghormati (Mutual Respect). Prinsip saling menghormati berarti
bahwa dalam kemitraan masing-masing mitra harus saling menghormati eksistensi
masing-masing partner, saling menghormati juga bermakna saling menghormati
posisi, peran dan tanggung jawab masing-masing mitra dalam kemitraan yang
dibangun.
d. Prinsip Kesetaraan (Equity), Prinsip kesetaraan bermakna bahwa dalam kemitraan
masing-masing mitra harus menganggap dan memposisikan sama/setara antara semua
partner yang terlibat. Tidak diperbolehkan adanya partner yang menganggap
dirinya/lembaga/ institusinya lebih tinggi dari yang lain.
e. Prinsip Keterbukaan (Open). Kemitraan harus dibangun diatas prinsip keterbukaan
dalam artian bahwa konteks kemitraan yang dibangun harus diketahuai oleh semua
partner yang terlibat. Tidak boleh ada yang ditutupi dari pihak-pihak yang bermitra
dalam semua hal yang terkait dengan kemitraan yang dibangun.
f. Prinsip Bertanggung Jawab Bersama (Mutual Responsibility). Prinsip
bertanggungjawab bersama mengandung pengertian bahwa dalam kemitraan yang
dibangun semua pihak yang terlibat dalam kemitraan memiliki tanggung jawab
bersama terhadap keberhasilan dan kesuksesan kemitraan. Bertanggung jawab
bersama juga menyangkut dalam hal ketika kemitraan yang dibangun mengarah atau
bahkan mengalami ketidakberhasilan. Masing-masing partner bertanggung jawab
terhadap proses dan hasil kemitraan yang dibangun, keberhasilan dan atau kegagalan.
g. Prinsip saling menguntungkan (Mutual Benefit). Prinsip ini mengandung makna
bahwa kemitraan harus dibangun di atas kemanfaatan bersama. Semua pihak yang
bermitra harus memperoleh manfaat dan benefit yang sama sesuai dengan
kesepakatan kemitraan. Tidak boleh kemudian muncul pihak-pihak yang bermitra
tidak dapat mengambil manfaat dari kemitraan yang dibangun atau bahkan hanya
mendapatkan kerugian.
Langkah-Langkah Membangun Partnership:
a. Pengenalan potensi-kekuatan. Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah
memahami konteks kemitraan yang akan dibangun, dengan memahami potensi
kekuatan yang akan dijadikan sebagai bagian inti dalam kemitraan. Pemahaman dan
pengenalan tentang potensi-kekuatan yang dimiliki mesti harus dilakukan sebagai
landasan dasar dalam melakukan kemitraan, dan harus dilakukan sebelum kemitraan
dibangun. Kemitraan harus didasarkan pada pertanyaan kunci yaitu kemitraan
dibangun dalam rangka mengembangkan potensi-kekuatan apa. Pengenalan terhadap
potensi-kekuatan yang dimilki akan menjadi modal utama untuk menentukan
langkah-langkah dalam partnership selanjutnya. Sehingga bentuk dan model
partnership yang akan dibangun akan lebih fokus, tepat sasaran, dan berdyaguna
secara maksimal.
b. Seleksi potensi-kekuatan. Potensi-kekuatan yang sudah diidentifkasi kemudian
diseleksi berdasarkan kebutuhan dan konteks kemitraan yang akan dibangun. Tidak
17 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
semua potensi-kekuatan kemudian dilibatkan dalam konteks kemitraan yang akan
dibangun, karena hal itu justru akan berdampak kontra produktif.
c. Melakukan identifikasi calon mitra dan pelaku-pelaku potensial. Langkah selanjutnya
adalah melakukan identifkasi terhadap calon mitra yang akan dilibatkan dalam
kemitraan. Kemudian diklasifikasikan mitra-mitra mana saja yang potensial untuk
diajak bergabung, dan yang kurang potensial untuk kemudian tidak dilibatkan dalam
kemitraan yang akan dibangun.
d. Melakukan identifikasi peran mitra/jaringan kerjasama antar sesama mitra dalam
upaya mencapai tujuan. Setelah melakukan identifikasi calon mitra potensial yang
akan dilibatkan, maka selanjutnya adakah melakukan idenfikasi peran, tanggungjawab
dan hak masing-masing mitra dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan dalam
bermitra.
e. Menumbuhkan kesepakatan yang menyangkut bentuk kemitraan, tujuan dan tanggung
jawab, penetapan rumusan kegiatan memadukan sumberdaya yang tersedia di masing-
masing mitra kerja. Langkah ini menekankan pada menumbuhkan kesepakatan
diantara para mitra yang tergabung dalam kemitraan tentang bentuk kemitraan yang
disepakati, tujuan kemitraan, tanggungjawab masing- masing mitra, perumusan
kegiatan yang dilakukan secara bersama- sama dalam kerangka memadukan
sumberdaya, potensi, kekuatan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing
mitra. Kesepakatan tersebut akan berdampak positif dan berpengaruh kuat terhadap
keberhasilan kemitraan yang akan dibangun.
f. Menyusun rencana kerja: penyusunan rencana kerja dan jadwal kegiatan, pengaturan
peran, tugas dan tanggung jawab. Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
kerja bersama-sama termasuk didalamnya jadwal kegiatan serta pengaturan dan
penetapan peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing mitra.
g. Melaksanakan kegiatan terpadu: menerapkan kegiatan sesuai yang telah disepakati
bersama melalui kegiatan, bantuan teknis, laporan berkala. Setelah rencana tersusun
dengan maksimal, langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana yang telah
disusun secara bersama-sama sesuai peran dan tanggungjawab masing-masing secara
maksimal. Palaksanaan ini juga termasuk didalamnya pelaporan- pelaporan yang
dibutuhkan, baik secara berkala, maupun untuk kepentingan laporan akhir.
h. Monitoring dan evaluasi (Monev).Semua langkah yang sudah disusun dan
diimplementasikan tidak akan berdampak secara maksimal tanpa adanya langkah
monitoring dan evaluasi. Monev berarti proses pendampingan terhadap jalannya
kemitraan yang dibangun melalui kegiatan yang dilakukan bersama- sama.
Monitoring merupakan aksi dalam rangka memberikan pengawasan terhadap proses
dan jalannya partnership. Sehingga ketika dalam proses partnership terjadi
penyimpangan atau bahkan berlawanan dengan konsep dan kesepakatan semula, maka
melalui kegiatan monitoring penyimpangan tersebut dapat diluruskan kembali.
Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan yang menyertai monitoring dalam rangka
melihat sejauhmana hasil dari partnership yang dilakukan. Hasil yang muncul
kemudian dilihat untuk diperbandingkan dengan tujuan utama yang dirancang untuk
diperoleh dalam partnership yang dilakukan.
18 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
5. Penyimpangan Positif (Positive Deviance)
Positive Deviance (PD) secara harfiah berarti penyimpangan positif. Secara terminologi
positive deviance (PD) adalah sebuah pendekatan terhadap perubahan perilaku individu dan
sosial yang didasarkan pada realitas bahwa dalam setiap masyarakat (-meskipun bisa jadi
tidak banyak-) terdapat orang-orang yang mempraktekkan strategi atau perilaku sukses yang
tidak umum, yang memungkinkan mereka untuk mencari solusi yang lebih baik atas masalah
yang dihadapi daripada rekan-rekan mereka. Praktek PD bisa jadi, seringkali atau bahkan
sama sekali keluar dari praktek yang pada umum dilakukan oleh masyarakat. Realitas
tersebut mengisyaratkan bahwa seringkali terjadi pengecualian-pengecualian dalam
kehidupan masyarakat dimana seseorang atau beberapa orang mempraktekkan perilaku dan
strategi berbeda dari kebanyakan masyarakat pada umumnya. Strategi dan perilaku tersebut
yang membawa kepada keberhasilan dan kesuksesan yang lebih dari yang lainnya. Realitas
ini juga mengisyaratkan bahwa pada dasarnya masyarakat (anggota masyarakat) memiliki
aset atau sumber daya mereka sendiri untuk melakukan perubahan-perubahan yang
diharapkan.
Konsep ini pertama kali muncul dalam penelitian gizi pada 1970-an. Para peneliti
mengamati bahwa meskipun kemiskinan melanda masyarakat, beberapa keluarga miskin
memiliki anak bergizi baik. Penelitian tersebut kemudian merekomendasikan untuk
menggunakan informasi yang dikumpulkan dari keluarga miskin yang memiliki anak bergizi
baik tersebut sebagai rujukan untuk merencanakan program peningkatan gizi masyarakat.
Pendekatan positive deviance digunakan untuk membawa pada perilaku dan perubahan
sosial berkelanjutan dengan mengidentifikasi solusi yang sudah ada dalam sistem di
masyarakat. Positive deviance menunjukkan bahwa terdapat perilaku dan strategi khusus atau
biasa yang memungkinkan orang atau kelompok untuk mengatasi masalahnya tanpa
menggunakan atau memerlukan sumber daya khusus. Positive deviance merupakan modal
utama dalam pengembangan masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berbasis aset-kekuatan.
Positive deviance menjadi energi alternatif yang vital bagi proses pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan. Energi itu senantiasa dibutuhkan dalam konteks
lokalitas masing-masing komunitas. Positive deviance sangat dibutuhkan dalam proses
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis aset dan kekuatan. Terlebih ketika
proses pembangunan yang diharapkan berdampak secara maksimal membutuhkan terobosan-
terobosan strategi, teknik dan metode yang tepat, cepat dan sesuai dengan lingkup dan
konteks lokalitas yang ada.
Prinsip-Prinsip Positive Deviance
a. Masyarakat pada dasarnya sudah memiliki solusi. Mereka adalah ahli terbaik dalam
memecahkan tantangan mereka sendiri.
b. Komunitas mengatur dirinya sendiri dan memiliki sumber daya manusia dan aset
sosial untuk memecahkan tantangan mereka.
19 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
c. Kecerdasan kolektif. Kecerdasan dan pengetahuan tidak terkonsentrasi ke beberapa
anggota masyarakat atau ahli eksternal saja, tetapi didistribusikan ke seluruh anggota
masyarakat.
d. Keberlanjutan sebagai landasan pendekatan. Pendekatan PD memungkinkan
masyarakat atau organisasi untuk mencari dan menemukan solusi yang berkelanjutan
bagi masalah yang dihadapi.
e. Positive deviance didasarkan pada prinsip bahwa lebih mudah untuk mengubah
perilaku dengan berlatih atau berbuat dengan sesuatu yang baru tersebut, daripada
hanya dengan sekedar mengetahui/ memahami tentang hal baru itu.
Secara umum desain Positive Devience terdiri dari empat langkah mendasar yaitu: 1)
Mendefinisikan (to define); 2) Menentukan (to determine); 3) Menemukan (to discover); dan
4) Mendesain (to design).
Langkah-Langkah Operasional Positive Devience
a. Ajakan kepada masyarakat untuk melakukan perubahan. Proses PD dimulai dengan
ajakan kepada masyarakat yang ingin mengatasi masalah penting yang mereka
hadapi. Ini merupakan langkah awal yang penting dari pembentukan rasa kepemilikan
masyarakat terhadap proses yang akan mereka lakukan .
b. Mendefinisikan potensi-kekuatan. Proses ini dilakukan oleh masyarakat dengan
mendefinisikan potensi-kekuatan mereka sendiri. Proses ini memberikan kesempatan
bagi masyarakat untuk merefleksikan potensi-kekuatan yang ada serta
memproyeksikan tujuan yang ingin dicapai dengan pengembangan potensi-kekuatan
tersebut. Proses ini juga memberikan peluang untuk mengidentifikasi pemangku
kepentingan dan pengambil keputusan dalam konteks tantangan yang dihadapi.
Pemangku kepentingan lainnya dan para pengambil keputusan akan ditarik di seluruh
proses yang diidentifikasi.
c. Menentukan adanya pelaku (individu atau kelompok) PD; Melalui observasi atau
pengumpulan data di masyarakat. Kemudian, masyarakat menetapkan bahwa ada
pelaku PD di tengah-tengah mereka.
d. Menemukan praktik atau perilaku yang tidak biasa. Langkah ini merupakan
penyelidikan PD untuk menemukan perilaku, sikap, atau keyakinan yang
memungkinkan PD menjadi sukses. Fokusnya adalah pada strategi sukses PD, bukan
pada membuat pahlawan orang yang menggunakan strategi. Langkah ini merupakan
proses dimana mereka yang telah menemukan solusi sukses memberikan "bukti
sosial" bahwa masalah ini dapat diatasi, tanpa harus membutuhkan sumber daya dari
luar.
e. Merancang program. Setelah masyarakat mengidentifikasi strategi sukses, mereka
memutuskan strategi apa yang ingin mereka adopsi, dan mendesain berbagai kegiatan
untuk membantu anggota masyarakat yang lain untuk mengakses dan dan
mempraktekkan strategi yang tidak umum tadi. Rancangan program tidak hanya
terfokus pada menyebarkan "praktik terbaik" tetapi membantu anggota masyarakat
"bertindak dengan cara mereka sendiri ke dalam cara berpikir baru" melalui kegiatan
nyata.
20 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
f. Monitoring dan evaluasi. Program PD yang dilakuakn dimonitoring dan dievaluasi
melalui proses partisipatif. Pemantauan akan diputuskan dan dilakukan oleh
masyarakat. Prosesnya dengan menggunakan alat-alat monev yang mereka buat
dengan disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Sehingga, proses monev
dapat dilakukan secara fleksibel, dengan memungkinkan semua anggota masyarakat
bahkan yang buta hurufpun dapat berpartisipasi dalam kegiatan monev melalui
bentuk-bentuk monitoring bergambar atau melalui penggunaan alat-alat lain yang
sesuai. Sementara itu valuasi memungkinkan masyarakat untuk melihat kemajuan
mereka menuju tujuan yang ingin dicapai, juga dalam kerangka memperkuat
perubahan perilaku, sikap, dan keyakinan.
6. Berawal dari Masyarakat (Endogenous)
Istilah endogenous secara bahasa berarti dari dalam, dikembangkan dari dalam
“masyarakat”. Pemaknaan kata endegenous akan mengikuti sub kata yang disifatinya.
Sehingga ketika kata yang disifati dan muncul sebelumnya adalah pembangunan, maka
pembangunan endogen berarti pembangunan yang dikembangkan dari dalam masyarakat
sendiri. Dalam penggunaannya, kata-kata endogenous seringkali digunakan untuk mensifati
pembangunan sehingga yang sering muncul kemudian adalah istilah local endogenous dan
istilah pembangunan endogen.
Pembangunan endogen sendiri mengandung arti pembangunan yang berdasar dari
dalam konteks atau komunitas tertentu atau pembangunan yang dikembangkan dari dalam
masyarakat. Pembangunan endogen kemudian berkembang dengan menemukan apa yang
bisa ditemukan dalam satu konteks tertentu “dalam masyarakat” berdasarkan stimulus dari
pengetahuan dan pemahaman di luar konteks tersebut. Istilah pembangunan endogen
kemudian menjadi istilah tersendiri dalam konteks pendekatan dalam pengembangan
masyarakat berbasis aset. Pembangunan endogen pada prinsipnya mengacu pada tujuan
pokok yaitu memperkuat komunitas lokal untuk mengambil alih kendali dalam proses
pembangunan mereka sendiri.
Tujuan Pembangunan Endogen adalah: 1) Merevitalisasi pengetahuan turun temurun
yang ada di komunitas dan pengetahuan lokal yang dimiliki; 2) Memilih sumber daya
eksternal yang paling sesuai dengan kondisi lokal; dan 3) Mencapai peningkatkan
keanekaragaman hayati dan keragaman budaya, mengurangi kerusakan lingkungan, dan
interaksi di tingkat lokal dan regional yang berkesinambungan.
Selain itu, Pembangunan Endogen memiliki prinsip- prinsip yaitu: 1) Memiliki kendali
lokal atas proses pembangunan; 2) Mempertimbangkan nilai budaya secara sungguh-
sungguh; 3) Mengapresiasi cara pandang dunia; dan 4) Menemukan keseimbangan antara
sumber daya lokal dan eksternal.
Aplikasi Prinsip Pembangunan Endogen adalah semua aset yang dimiliki oleh
komunitas sebagai kekuatan utama yang bisa dimobilisasi untuk digunakan sebagai modal
utama dalam pengembangan masyarakat. Aset dan kekuatan tersebut bisa jadi sebelumnya
21 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
terabaikan atau bahkan seringkali dianggap sebagai penghalang dalam pembangunan. Aset-
aset tersebut terintrodusir dalam kelompok aset spiritual, sistem kepercayaan, cerita, dan
tradisi yang datang dari adat istiadat masyarakat dan sangat memengaruhi kehidupan sehari-
hari komunitas.
Pembangunan Endogen mengubah aset-aset tersebut menjadi aset penting yang bisa
dimobilisasi untuk pembangunan sosial dan ekonomi kerakyatan. Metode ini menekankan
dan menjadikan aset-aset tersebut sebagai salah satu pilar pembangunan. Sehingga dalam
kerangka pembangunan endogen, aset-aset tersebut kemudian menjadi bagian dari prinsip
pokok dalam pendekatan ABCD yang tidak boleh dinegasikan sedikitpun.
7. Menuju Sumber Energi (Heliotropic)
Energi dalam pengembangan komunitas bisa beragam. Diantaranya adalah mimpi besar
yang dimiliki oleh komunitas, proses pengembangan yang apresiatif, atau bisa juga
keberpihakan anggota komunitas yang penuh totalitas dalam pelaksanaan program, sumber
energi ini layaknya keberadaan matahari bagi tumbuhan. Terkadang bersinar dengan terang,
mendung, atau bahkan tidak bersinar sama sekali. Sehingga energi dalam komunitas ini harus
tetap terjaga dan dikembangkan. Komunitas juga seharusnya mengenali peluang-peluang
sumber energi lain yang mampu memberikan penyegaran kekuatan baru dalam proses
pengembangan. Sehingga tugas komunitas tidak hanya menjalankan program saja, melainkan
secara bersamaan memastikan sumber energi dalam kelompok mereka tetap terjaga dan
berkembang.
H. Metode-metode (Tools) dalam ABCD (Asset-Based Community Development)
1. Appreciative Inquiry
Appreciative Inquiry dikembangkan pada tahun 1980-an oleh David Cooperrider,
seorang profesor di Weatherhead School of Management di Case Western Reserve
University. Appreciative Inquiry dikembangkan sebagai sebuah model baru untuk
pengembangan organisasi dan perubahan.
Appreciative disini dimaknai sebagai pengakuan dan peningkatan nilai. Makna ini
adalah masalah penegasan terhadap kekuatan masa lalu dan saat ini, pengakuan terhadap
aset-aset dan potensi-potensi yang dimiliki. Sedangkan istilah Inquiry merujuk kepada
eksplorasi dan penemuan. Makna ini adalah tentang menyampaikan pertanyaan, studi dan
pembelajaran.
Appreciative Inquiry adalah cara yang positif untuk melakukan perubahan organisasi
berdasarkan asumsi yang sederhana yaitu bahwa setiap organisasi memiliki sesuatu yang
dapat bekerja dengan baik, sesuatu yang menjadikan organisasi hidup, efektif dan berhasil,
serta menghubungkan organisasi tersebut dengan komunitas dan stakeholdernya dengan cara
yang sehat. Dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal positif dan menghubungkannya dengan
cara yang dapat memperkuat energi dan visi untuk melakukan perubahan untuk mewujudkan
masa depan organisasi yang lebih baik. Appreciative Inquiry mendorong anggota organisasi
untuk fokus pada hal-hal positif yang terdapat dan bekerja dengan baik dalam organisasi.
22 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Appreciative Inquiry tidak menganalisis akar masalah dan solusi tetapi lebih konsen pada
bagaimana memperbanyak hal-hal positif dalam organisasi.
Proses Appreciative Inquiry terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) Discovery; 2) Dream; 3)
Design; dan 4) Destiny.
Tahap Discoverya dalah proses pencarian yang mendalam tentang hal-hal positif, hal-
hal terbaik yang pernah dicapai, dan pengalaman-pengalaman keberhasilan di masa lalu.
Proses ini dilakukan dengan wawancara appresiatif. Beberapa contoh pertanyaan apresiatif
yang dilakukan pada tahap ini antara lain: 1) Ceritakan pengalaman terbaik yang pernah ada?;
2) Hal apa yang sangat bernilai dari diri Anda?; 3) Hal-hal apa yang menjadi sumber
kehidupan Anda, yang tanpa hal tersebut Anda akan mati?; dan 4) Sebutkan 3 harapan yang
Anda miliki untuk meningkatkan kekuatan dan efektifitas Anda?.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya, orang kemudian mulai
membayangkan masa depan yang diharapkan. Pada tahap ini, setiap orang mengeksplorasi
harapan dan impian mereka baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk organisasi. Inilah
saatnya orang-orang memikirkan hal-hal besar dan berpikir out of the box serta
membayangkan hasil-hasil yang ingin dicapai.
Pada tahap Design ini, orang mulai merumuskan strategi, proses dan sistem, membuat
keputusan dan mengembangkan kolaborasi yang mendukung terwujudnya perubahan yang
diharapkan. Pada tahap ini semua hal positif di masa lalu ditransformasi menjadi kekuatan
untuk mewujudkan perubahan yang diharapkan (dream).
Tahap Destiny adalah tahap dimana setiap orang dalam organisasi
mengimplementasikan berbagai hal yang sudah dirumuskan pada tahap Design. Tahap ini
23 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
berlangsung ketika organisasi secara kontinyu menjalankan perubahan, memantau
perkembangannya, dan mengembangkan dialog, pembelajaran dan inovasi-inovasi baru.
Langkah- Langkah Teknis dalam Wawancara Appreciative Inquiry adalah:
a. Amatilah dan kenali hal-hal positif yang ada disekitar masyarakat seperti lingkungan
bersih, tanaman yang subur, kehidupan warga yang rukun dan saling gotong royong,
kegiatan masjid yang rutin, banyaknya pemuda desa yang aktif berorganisasi,
infrastrutur desa yang tertata rapi, sukses bercocok tanam dan mengelola sumber daya
alam dan seterusnya.
b. Buatlah pertanyaan yang mampu menyorori hal-hal positif yang telah kamu amati di
masyarakat seperti: Apa yang membuat warga desa disini selalu rukun dan guyub?
Apa peran anda agar masyarakat di desa ini menjadi rukun dan suka gotong royong?
Upayakan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh warga sekitar.
c. Datangi warga masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama atau kunjungi pertemuan
dan perkumpulan warga dan/atau tempat berkumpul warga, dan ajukan pertanyaan
apresiatif yang telah kamu buat. Dengarkan dengan seksama dan tunjukkan respon
positif dan ekspresi yang apresiatif kepada mereka. Melalui Al ini, diharapkan
masyarakat menjadi tersadar akan kekuatan-kekuatan yang mereka miliki yang
berkontribusi pada kesuksesan masa lalu. Dan temukan kontribusi individu warga
masyarakat yang berpengaruh pada kesuksesan tersebut.
d. Ajaklah masyarakat untuk memimpikan masa depan mereka. Fokuskan pada
kekuatan-kekuatan yang sudah dikenali dan diungkapkan, lalu gunakanlah temuan
kekuatan tersebut untuk menggerakkan mereka melakukan perubahan.
Kata Kunci dalam Appreciative Inquiry:
a. Komunitas sudah pernah mencapai sukses atau bahwa mereka sudah melakukan hal
seperti ini sebelumnya;
b. Memiliki rasa bangga dan percaya terhadap upayamereka sendiri;
c. Memiliki contoh bagaimana merekabisa melakukan sesuatu yang lebih baik atau
bagaimana mereka mampu mengatasi kesulitan-kesulitan;
d. Memiliki cerita sukses yang memberikan mereka contoh baik serta menjadi inspirasi
di masa depan;
e. Mulai mengidentifikasi beberapa kekuatan dan asetnya; serta,
f. Melalui proses ini komunitas menemukan energi dan kepercayaan diri untuk bisa
bergerak ke masa depan yang tidak diketahuinya dan bisa jadi melampaui apa yang
mereka bayangkan.
2. Pemetaan Komunitas (Community Mapping)
Community map adalah Pendekatan atau cara untuk memperluas akses ke pengetahuan
lokal. Community map merupakan visualisasi pengetahuan dan persepsi berbasis masyarakat
mendorong pertukaran informasi dan menyetarakan kesempatan bagi semua anggota
masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses yang mempengaruhi lingkungan dan kehidupan
mereka.
24 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Fungsi Community Map adalah memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan publik
dalam pemetaan; Memberikan masyarakat dan anggotanya kesempatan untuk mengevaluasi
proposal desain dan perencanaan dan memvisualisasikan dampak sebuah keputusan tersebut
terhadap masa depan komunitas; Mengumpulkan dan meningkatkan data geospasial; dan
Meningkatkan pengetahuan komunitas tentang wilayah komunitas.
Proses pemetaan ini melibatkan beberapa pihak antara lain organisasi masyarakat,
asosiasi warga, organisasi nirlaba, institusi sipil lokal, dan minoritas atau kelompok khusus.
Tujuan dari pemetaan ini sesungguhnya adalah komunitas belajar memahami dan
mengidentifikasi kekuatan yang sudah mereka miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa
yang bisa dilakukan dengan baik sekarang dan siapa di antara mereka yang memiliki
keterampilan atau sumber daya. Mereka ini kemudian dapat diundang untuk berbagi kekuatan
demi kebaikan seluruh kelompok atau komunitas.
Dalam penelitian ABCD, Aset yang Dipetakan adalah:
a. Aset personal atau manusia, keterampilan, bakat, kemampuan, apa yang bisa anda
lakukan dengan baik, apa yang bisa anda ajarkan pada orang lain. (Kemampuan
Tangan, Kepala dan Hati).
b. Asosiasi atau aset sosial, tiap organisasi yang diikuti oleh anggota kelompok,
kelompok - kelompok remaja masjid seperti Kelompok Kaum Muda, Kelompok Ibu;
kelompok - kelompok budaya seperti Kelompok Tari atau Nyanyi; Kelompok Kerja
PBB atau Ornop lain dalam komunitas atau yang memberikan pelatihan bagi
komunitas. Asosiasi mewakili modal sosial komunitas dan penting bagi komunitas
untuk memahami kekayaan ini.
c. Institusi, lembaga pemerintah atau pewakilannya yang memiliki hubungan dengan
komunitas. Seperti komite sekolah, komite untuk pelayanan kesehatan, mengurus
listrik, pelayanan air, atau untuk keperluan pertanian dan peternakan. Terkadang
institusi - institusi ini terhubung dengan Aset Sosial tetapi keduanya mewakili jenis
aset komunitas yang berbeda. Komite Sekolah, Komite Posyandu dan koperasi yang
dibentuk oleh pemerintah termasuk dalam kategori ini.
d. Aset Alam. Tanah untuk kebun, ikan dan kerang, air, sinar matahari, pohon dan
semua hasilnya seperti kayu, buah dan kulit kayu, bambu, material bangunan yang
bisa digunakan kembali, material untuk menenun, material dari semak, sayuran, dan
sebagainya.
Langkah-langkah Community Mapping:
a. Ketua tim memperkenalkan diri kepada seluruh peserta yang hadir;
b. Menjelaskan pengertian pemetaan, tujuan serta manfaat kegiatan ini;
c. Menjelaskan unsur-unsur yang harus ada dalam pembuatan peta wilayah melalui
sumbang saran;
d. Setelah nara sumber lokal (NSL) paham, lalu peserta & tim memulai pembuatan
gambar peta wilayah. Untuk memulai dialog bisa dibuka dengan: “kita sekarang ada
disini (sambil menunjuk dalam kertas yang akan digambar), kalau kita mau ke (suatu
25 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
tempat di lingkungan RW setempat) dimana letak tempat tersebut berada, kalau
digambarkan disini? Dan dapat meminta NSL untuk menggambar lokasinya”;
e. Pemandu memfasilitasi jalannya dialog & diskusi selama proses, misalnya
informasi/data apa saja yang harus dimasukkan peta, bagaimana cara menggunakan
simbol-simbol & cross check data;
f. Usahakan untuk mempresentasikan hasil mapping, kepada peserta untuk
menyempurnakan data apabila waktunya mencukupi;
g. Review Data dilakukan setelah pemetaan selesai, pemandu meminta kepada seluruh
peserta untuk melakukan triangulasi data (check & recheck data yang sudah
dikumpulkan.
3. Penelusuran Wilayah (Transectoral)
Untuk menemukenali aset fisik dan alam secara terperinci, transectoral atau
penelusuran wilayah adalah salah satu tehnik yang efektif. Transectoral adalah garis imajiner
sepanjang suatu area tertentu untuk menangkap keragaman sebanyak mungkin. Dengan
berjalan sepanjang garis itu dan mendokumentasikan hasil pengamatan, penilaian terhadap
berbagai aset dan peluang dapat dilakukan. Misalnya, dengan berjalan dari atas bukit ke
lembah sungai dan di sisi lain, maka akan mungkin untuk melihat berbagai macam vegetasi
alami, penggunaan lahan, jenis tanah, tanaman, kepemilikan lahan, dan lain sebagainya.
Penelusuran wilayah dilakukan berbarengan dengan pemetaan komunitas (community
mapping).
Teknik Pelaksanaan Transectoral:
a. Buatlah pembagian zona wilayah untuk ditelurusi seperti daerah perbukitan, sekitar
sungai, persawahan, ladang, daerah hunian warga, dst.
b. Ajaklah warga masyarakat untuk menggambarkan zona wilayah masing-masing
(mulai dataran tinggi sampai dataran rendah) dari aspek kepemilikan lahan,
penggunaan lahan, jenis vegetasi tanaman dan hewan, jenis tanah, dan peluang yang
bisa dikembangkan dari masing-masing zona wilayah.
c. Buatlah tabel transect untuk menggambarkan hasil penelusuran wilayah yang anda
lakukan bersama warga. Ingat bahwa tugas anda sebagai fasilitator adalah
menggerakkan warga untuk mengenali wilayahnya sendiri, karenanya semua alat tulis
seperti kertas dan pena sebaiknya dipegang oleh warga sendiri agar proses
penggambaran wilayah ini membantu mereka untuk menyadari, mengenali dan
menemukan aset fisik dan alam yang ada disekitar mereka. Proses penggambaran
hasil penelusuran wilayah bisa menggunakan media tulis lainnya seperti papan tulis
atau laptop.
26 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi
Asosiasi merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga
sosial yang terbentuk karena memenuhi faktor-faktor sebagai berikut : (I) kesadaran akan
kondisi yang sama, (2) adanya relasi sosial, (3) dan orientasi pada tujuan yang telah
ditentukan. Contoh: Asosasi Dokter, Perkumpulan wasit, Asosiasi Guru. Manfaat Asosiasi
antara lain mengidentifikasi kapasitas organisasi, melihat dimana “energy” dalam komunitas
ini, memahami apa yang memotivasi orang untuk berani mengatur, dan mengakui
kepemimpinan yang sudah ada di masyarakat.
27 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Pemetaan Institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang
khusus yang sifatnya mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol,
nilai, aturan main, dan tujuan. Institusi dapat dibedakan menjadi institusi formal dan institusi
non formal. Institusi formal dapat berupa institusi pemerintah (pemerintahan desa beserta
perangkat kelembagaan di bawahnya) dan institusi swasta (organisasi sosial kemasyarakatan,
lembaga pendidikan swasta dan lain sebagainya).
Sedangkan institusi non formal dapat berupa sekumpulan orang di warung yang hadir
secara konsisten, jamaah pengajian, dan kelompok lainnya. Di beberapa desa, contoh asosiasi
asosiasi yang dibentuk di desa yaitu Komunitas Tahlilan, PKK, Karang Taruna, Klub Sepak
Bola, HIPPA (Himpunan Petani Pengambil Air), dan GAPOKTAN (Gabungan Kelompok
Tani). Setelah diidentifikasi asosiasi dan institusi yang ada, maka komunitas dapat
merumuskan peran asosiasi dan institusi tersebut di dalam pengembangan komunitas.
Form Isian Institusi Kemasyarakatan
No
Nama
Asosiasi/
Institusi
Nama Ketua
Jumlah Angggota Peranan di dalam Masyarakat
Laki-
laki Perempuan
Sangat
Dominan
Cukup
Dominan
Kurang
Dominan
1
2
3
4
5
6
Dengan melihat peranan asosiasi/institusi di dalam komunitas, maka program
pengembangan masyarakat dapat dimulai dengan mengidentifikasi kekuatan kolektif yang
sudah ada untuk menginisiasi perubahan di komunitasnya. Semakin besarnya peranan
asosiasi, maka percepatan pengembangan masyarakat.
5. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill)
Metode/alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan individual asset antara
lain kuisioner, interview dan focus group discussion (FGD). Manfaat dari Pemetaan
Individual Aset antara lain: 1) Membantu membangun landasan untuk memberdayakan
masyarakat dan untuk saling ketergantungan dalam masyarakat; 2) Membantu membangun
28 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
hubungan dengan masyarakat; dan 3) Membantu warga mengidentifikasi keterampilan dan
bakat mereka sendiri.
Contoh: Pemetaan Aset Individual
Dusun
Wedegan
Dusun
Ngaglik
Dusun
Panjang
Dusun
Tlawah
Dusun
Malangbong
Pembuat Tikar Pembuat Tikar Pembuat Tikar Pembuat Tikar Peternak Sapi
Peternak Kambing Peternak Kambing Peternak Sapi Peternak Sapi Peternak Kambing
Tukang Selep
Padi Peternak Lele Peternak Lele Kripik Pisang
Pembuat Krupuk Peternak Ayam Peternak Ayam
Pembuatan Tahu
Pembuat Tempe
Pemetaan Aset Individual Desa Panjang Bojonegoro
Dengan berbagai macam pemetaan skill, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu
komunitas setiap warga memiliki potensi untuk berkontribusi kepada kemajuan
komunitasnya dalam proses pengembangan masyarakat, perpaduan kemampuan individual
akan membawa perubahan yang yang signifikan. Sesungguhnya, potensi itu ada pada diri
setiap manusia, namun mungkin komunitas belum menyadari potrensi tersebut sebagai
sebuah asset yang bisa dikembangkan.
29 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Peta Konsep Pemetaan Keterampilan Individu
6. Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket)
Perputaran ekonomi yang berupa kas, barang dan jasa merupakan hal yang tidak
terpisahkan dari warga atau komunitas dalam kehidupan mereka sehari-hari. Seberapa jauh
tingkat dinaminitas dalam pengembangan ekonomi lokal mereka dapat dilihat, seberapa
banyak kekuatan ekonomi yang masuk dan keluar. Untuk mengenali, mengembangkan dan
memobilisir aset-aset tersebut dalam ekonomi komunitas atau warga lokal diperlukan sebuah
anlisa dan pemahaman yang cermat.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pendekatan ABCD (Asset-Based
Community Development) adalah melalui Leacky Bucket. Leaky bucket atau biasa dikenal
dengan wadah bocor atau ember bocor merupakan salah satu cara untuk mempermudah
masyarakat, komunitas atas warga dalam mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa
berbagai bentuk aktivitas atau perputaran keluar dan masuknya ekonomi lokal
komunitas/warga. Lebih singkatnya, leaky bucket adalah alat yang berguna untuk
mempermudah warga atau komunitas untuk mengenal berbagai perputaran asset ekonomi
lokal yang mereka miliki.
Hasilnya bisa dijadikan untuk meningkakan kekuatan secara kolektif dan
membangunnya secara bersama. Pada sisi yang lain, leaky bucket juga merupakan kerangka
kerja yang berguna dalam mengenali berbagai asset komunias atau warga, tetapi juga dalam
mengenali asset peluang ekonomi yang memungkinkan dalam mengerakkan komunitas atau
warga. Adapun cara yang bisa kembangkan adalah dengan cara warga atau komunitas
menvisiualisasikan apa saja aset ekonomi yang mereka miliki dengan menggunakan alur kas,
barang maupun jasa yang masuk dari sisi atas dan keluar dari sisi bawah wadah ekonomi
sebagai potensi yang dimiliki dalam masyarakat.
30 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Leaky bucket merupakan salah cara yang digunakan untuk membantu warga komunitas
dalam memahami berbagai dinamika ekonomi lokal mereka miliki, dengan melihat aktivitas
dasar-dasar ekonomi. Proses dari aktivitas ini dapat dilakukan dengan mengajak warga atau
komunitas untuk memfisualisasikan dinamika ekonomi mereka ke dalam wadah yang bocor
yang diisi dengan air.
Wadah ini terdiri dari alur air yang masuk yang merupakan barang dan kas, kemudian
alur air tersebut beraktifitas di dalamnya dalam hal ini dalam wadah yang biasa disebut
dengan perputaran barang, jasa dan kas warga tersebut, kemudian air yang bocor dari wadah
merupakan alur keluarnya barang, jasa dan kas dari warga atau komunitas tersebut.
Untuk melihat seberapa tingginya atau maksimalnya ekonomi tingkat aktivitas warga
komunitas dapat ditentukan melalui banyaknya arus yang masuk di dalam wadah disertai
perputaran didalamnya yang sangat dinamis sehingga aliran yang keluar atau bocor dari
wadah menjadi sedikit dibanding aliran yang masuk sebelumnya. Sebaliknya jika air yang
masuk dalam wadah dan tingkat perputarannya statis/tetap di dukung oleh tingkat
kebocorannya yang banyak maka aktivitas ekonomi warga komunitas rendah atau lemah.
Untuk mengatasi kelemahannya maka aliran yang masuk dalam hal ini kas dan barang dan
jasa dapat dikembangkan melalui perputasan kas dalam wadah sehingga aliran kas dan
barang yang keluar sangat minimum.
Dengan demikian level posisi air tergantung pada; 1) Seberapa banyak yang masuk; 2)
Seberapa banyak yang keluar; dan 3) Tingkat kedinamisan ekonomi komunitas.
31 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Langkah-langkah Memahami Aset dengan Leaky Bucket
a. Warga atau komunitas diajak untuk bekerjasama di tiap kelompok untuk menjaga
kestabilan level air dalam ember dalam waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Bagaimana wadah bocor tadi tetap berisi air/ mempertahankan isinya, bagian-bagian
mana saja yang yang bisa ditutupi untuk meminimalisir kebocoran tersebut. Dan ini
butuh kerjasama dan pikiran bersama untuk mempertahankannya.
b. Warga atau komunitas diberi kesempatan untuk mengemukakan berbagai pendapat
dari mereka mengenai apa yang telah mereka pelajari dari apa yang telah mereka
lakukan dengan wadah/ember bocor mereka tersebut untuk tetap berisi air.
Pengalaman dan pelajaran apa yang bisa mereka dapatkan, dll.
c. Warga atau komunitas secara bersama bisa melakukan visualisasi melalui wadah
bocor tersebut dengan apa yang masuk dan keluar tersebut sebagai perputaran
ekonomi mereka dan memahami tentang pentingnya alur kas ekonomi dalam
komunitas.
d. Dari hasil pemahaman bersama tersebut kemudian warga atau komunitas diajak untuk
melakukan roleplay dengan memerankan berbagai peran yang ada dalam ekonomi
lokal komunitas dengan menggunakan alat bantu berupa mainan uang, miniatur dan
papan kartun. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan peran efek perputaran pengganda
ekonomi mereka.
e. Setelah itu, secara bersama-sama mereka diajak untuk memetakan satu persatu
barang, jasa dan kas yang mereka miliki melalui 3 alur kas yaitu alur kas masuk, arus
kas keluar dan arus kas perputaran dari komunitasnya masing-masing secara cermat.
f. Dari hasil amatan dan analisa mereka warga diarahkan dan di membimbing untuk
memvisualisasikan 3 alur kas tersebut dalam suatu bagan yang dikenal dengan leaky
bucket.
g. Langkah selanjutnya adalah, warga/komunias diminta untuk menempel gambarnya di
dinding dan peserta menjelaskan gambar leaky bucket-nya ke peserta yang lain. Apa
saja yang masuk, apa saja yang berkembang dan apa saja yang keluar.
h. Hasil dari warga atau komunitas dari materi tersebut kemudian didiskusikan lebih
lanjut tentang manfaat efek pengganda bagi ekonomi komunitas, serta pentingnya
penanganan perputaran alur ekonomi secara kreatif dan inovatif untuk meningkatkan
kemandirian komunitas dan lain sebagainya.
Output Penggunaan Leaky Bucket
a. Mengenalkan konsep umum leaky bucket dan efek pengembangan dan kreativitas
pada warga atau komunitas;
b. Komunitas dapat memahami dampak efek pengembangan dan kreativitas bagi
ekonomi lokal komunitas yang mereka miliki.
c. Komunitas dapat mengidentifikasi secara sesama mengenai arus masuk ke mereka,
kemudian alur dinamitas perputaran ekonomidalam komunitas serta alur keluar
pergerakan ekonomi mereka.
d. Komunitas dapat menggali kekuatan-kekuatan dalam komunitas untuk meningkatkan
efek pengembangan, pemberdayaan atau peningkatan terhadap alur perputaran
ekonomi yang berkembang secara kreatif dan inovatif.
32 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
7. Skala Prioritas (Low Hanging Fruit)
Setelah komunitas mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang mereka miliki
dengan melaui menemukan informasi dengan santun, pemetaan aset, penelusuran wilayah,
pemetaan kelompok/institusi dan mereka sudah membangun mimpi yang indah maka langkah
berikutnya, adalah bagaimana mereka bisa melakukan semua mimpi-mimpi mereka, karena
keterbatasan ruang dan waktu maka tidak mungkin semua mimpi mereka diwujudkan. Skala
prioritas adalah salah satu cara atau tindakan yang cukup mudah untuk diambil dan dilakukan
untuk menetukan manakah salah satu mimpi mereka bisa direalisasikan dengan menggunakan
potensi masyarakat itu sendiri tanpa ada bantuan dari pihak luar.
Hal yang harus diperhatikan dalam low hanging skala prioritas adalah apa ukuran untuk
sampai keputusan bahwa mimpi itulah yang menjadi prioritas?; Siapakah yang paling berhak
menentukan skala prioritas?.
Berikan kepercayaan dan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan skala
prioritas sendiri. Setelah Pilihan ditentukan oleh masyarakat, maka langkah selanjutnya
adalah design atau merencanakan kegiatan.
Langkah-langkah yang perlu di perhatikan dalam perencanaan kegiatan adalah:
a. Melihat aset dan peluang yaitu dengan Menampilkan hasil dari inventarisasi aset dan
pemetaan, sehingga setiap orang dapat menilai aset dan peluang yang di miliki
masyarakat, beberapa aset seperti; 1) Aset Sosial, masyarakat mendaftar/mendata
organisasi/asosiasi, atau kelompok untuk mengetahui secara riil aset yang di miliki
oleh mereka; 2) Keahlian Individual dan bakat, dengan mendata keahlian dan bakat
individu di masyarakat yang akan bermanfaat untuk mengembangkan potensi di
daerahnya; 3) Aset institusi, masyarakat mendaftar /mendata pelayanan pemerintahan
dan swasta yang berada di sekitar merekan untuk peluang mengembangkan asset; 4)
Aset fisik, dengan melihat peta masyarakat; 4) Aset alam, peta masyarakat dan
keadaannya yang sebenarnya yang di miliki; dan 5) Analisa ekonomi masyarakat,
33 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
dianalisis dengan menggunakan diagram pemasukan dan pengeluaran dengan
menggunakan timba bocor (leaky bucket).
b. Identifikasi tujuan masyarakat/ skala prioritas masyarakat, Berdasarkan aset dan
peluang, tujuan apa yang akan kita realisasikan di masyarakat, kelompok masyarakat
mampu mengidentifikasi skala prioritas/ sesuatu yang akan di kerjakan atau di capai
dengan ke kekuatan masyarakat tanpa ada bantuan dari luar.
c. Identifikasi aset masyarakat untuk mencapai tujuan, Pada poin ini, kelompok
masyarakat dapat mengidentifikasi aset yang di focuskan atau di prioritaskan untuk
mencapai tujuan.
d. Menyakinkan kelompok-kelompok inti masyarakat untuk melakukan kegiatan,
Kelompok inti masyarakat membuat komitmen yang jelas dan keterlibatanya dalam
kegiatan, di pilih salah satu leader yang akan memberi contoh dan bertanggung jawab
memotivasi dalam merealisasikan mimpi banyak masyarakat. Jika aset dan
kesempatan yang mudah yang di fokuskan tercapai dan sukses maka masyarakat akan
mencoba kegiatan yang lebih besar.
Flow Chart Melakukan Skala Prioritas:
a. Mengajak masyarakat untuk menentukan skala prioritas setelah mengetahui aset, peta
geografi, peta masyarakat, peta institusi swasta dan pemerintah, daftar kemampuan
masyarakat dan keinginan-keingian masyarakat akan perubahan di socialnya.
b. Menentukan skala prioritas dari sekian banyak skala keinginan masyarakat yang ada
yaitu 3 sampai 5 keinginan masyarakat untuk dapat di kembangkan.
c. Mempertimbangkan aset dan peluang serta kondisi yang ada di masyarakat maka di
adakan diskusi ke 2 untuk menentukan skala prioritas utama yang akan di kerjakan
masyarakat dengan melihat kondisi, fasilitas, aset dan peluang yang ada.
d. Melakukan aksi dengan melihat aset yang ada untuk melakukan yang paling mudah,
aset yang ada saat ini di manfaatkan untuk melakukan aksi.
e. Hasil dari aksi akan dapat di lihat dan di evaluasiapakah hasil yang ada dengan
memanfaatkan aset dan peluang yang ada sudah dapat di harapkan seperti harap
masyarakat. Sehingga hal yang paling penting adalah melihat dampak dan
keberlanjutanya dari hasil kerja keras masyarakat bermanfaatan untuk masyarakat
sekitar.
34 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
BAB III
PELAKSANAAN
A. Hasil yang Diharapkan
Program KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 dirancang secara
berkelanjutan, karena itu hasil yang diharapkan dapat dicapai secara bertahap. Setiap
tahapan kegiatan diharapkan dapat mencapai target sebagai berikut:
1. Terbentuknya pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) yang dilengkapi susunan
pengurus, kader dan program kerja berbasis Aset yng dimiliki oleh suatu komunitas.
2. Meningkatnya partisipasi warga sekitar masjid dalam kegiatan keagamaan dan sosial.
3. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dari prasejahtera menjadi sejahtera I dan
seterusnya.
4. Terwujudnya ketuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan keaksaraan
fungsional.
5. Meningkatnya partisipasi pasangan (suami-isteri) usia subur (PUS) dalam mengikuti
KB, dan secara bertahap seluruh PUS mengikuti program KB.
6. Tersedianya sarana pendidikan antara lain pendidikan anak usia dini (PAUD) dan
TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an), kelompok pengajian (majlis ta’lim).
7. Tumbuh dan berkembangnya aktivitas ekonomi keluarga dan kewirausahaan,
terutama yang dilaksanakan oleh para perempuan, sehingga secara bertahap tidak ada
lagi keluarga berpenghasilan di bawah standar upah minimum regional.
8. Tersedianya layanan konsultasi keluarga yang antara lain meliputi: masalah agama,
kesehatan, ekonomi, dan pendidikan.
9. Terwujudnya keseimbangan peran, partisipasi dan tanggung jawab antara jama’ah
laki-laki dan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
10. Adanya rintisan BMT (Baitul Mal wa Tanwil).
11. Terwujudnya lingkungan bersih, sehat dan produktif, termasuk di masjid/ tempat
ibadah.
12. Tumbuh dan berkembangnya kegiatan olah raga dan seni religius.
13. Adanya kerjasama yang kuat dengan pihak-pihak terkait yang mendukung posdaya.
14. Tuntas tercapainya delapan tujuan MDGs dan program SGDs secara bertahap.
B. Materi Pendampingan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67
ini dikemas dalam bentuk sinergi antara kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial
kemasyarakatan. Untuk itu materi pendampingan yang direncanakan adalah mengacu
pada maksimalisasi dan efektifitas fungsi- fungsi masyarakat sebagai pusat pemberdayaan
umat antara lain sebagai berikut:
1. Shalat berjama’ah dan shalat sunnah lainnya
2. Kajian Islam intensif
3. Bimbingan membaca Al-Qur’an
4. Pendidikan Anak-anak Usia Dini (PAUD)
35 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
5. Pemberdayaan remaja dan akses pendidikan dasar 9 tahun sampai 12 tahun
6. Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan serta partisipasi dalam
kegiatan Posyandu dan Wirausaha
7. Pemberdayaan warga lanjut usia
8. Gerakan zakat, infaq dan shadaqah untuk membantu keluarga pra sejahtera,
termasuk membiayai anak putus sekolah.
9. Pembinaan kewirausahaan dan ekonomi produktif
10. Bimbingan belajar bagi murid dan masyarakat
11. Pengembangan koperasi dan BMT (Baitul Mal Wa Tanwil)
12. Pembinaan kesenian dan olah raga.
13. Perpustakaan.
14. Poliklinik dan pelayanan kesehatan masyarakat
15. Penerbitan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
16. Advokasi warga masyarakat dan keluarga dengan kebutuhan khusus
17. Pusat gerakan gemar menanam pohon/tanaman produktif dan kebun bergizi
18. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
C. Penyelenggaraan
1. Status dan Beban Kredit
KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 yang dilaksanakan LP2M
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang merupakan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat yang disetarakan dengan nilai kredit setara 4 SKS (Satuan Kredit
Semester) dan bersifat wajib.
2. Persyaratan Peserta KKN
a. Mendaftar secara online di website LP2M dan meng-upload data (KST yang
memuat nilai pembekalan KKN dan Sertifikat Baca Tulis Al-Qur’an).
b. Telah menyelesaikan perkuliahan sekurang kurangnya 120 SKS.
c. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus Mata Kuliah pembekalan di tingkat
fakultas.
d. Lulus BTA, dibuktikan dengan sertifikat asli.
e. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat keterangan dokter
f. Tidak sedang dalam keadaan hamil.
g. Mendapatkan izin/ rekomendasi dari fakultas (Dekan/WD I).
h. Surat izin atasan langsung bagi yang sudah bekerja dan dari suami bagi mahasiswi
yang sudah menikah.
i. Mengisi formulir yang telah disediakan PPKKN/LP2M.
j. Membuat surat pernyataan kesediaan mengikuti KKN dengan segala
ketentuannya.
k. Menyerahkan pasfoto terbaru ukuran 3 x 4 = 3 lembar.
l. Semua berkas dimasukkan kedalam Map yang telah ditentukan sesuai fakultas
masing-masing dan dikumpul ke LP2M.
36 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
3. Hak dan Kewajiban Peserta KKN
a. Setiap mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang berhak
mengikuti KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 dengan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
b. Semua peserta KKN WAJIB mengikuti pembekalan, baik di tingkat Fakultas
maupun Universitas (LP2M).
c. Setiap mahasiswa/i yang telah melaksanakan KKN sesuai dengan prosedur
(dinyatakan lulus), berhak mendapatkan sertifikat.
d. Mahasiswa/i WAJIB menyusun laporan kegiatan kelompok dan individu yang
dijilid secara rapi dan WAJIB dikumpulkan 15 hari setelah pelaksanaan KKN
selesai.
e. Laporan Kelompok mencakup semua kegiatan kolompok KKN, data- data yang
didapat selama KKN berlangsung. Sedangkan lapoporan individu sesuai dengan
bidang keilmuan mahasisiwa yang bersangkutan.
f. Mendapat bimbingan dan pengawasan dari DPL dan PPKKN.
g. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik almamater.
4. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN
a. Dosen pembimbing lapangan KKN adalah dosen tetap pada masing-masing
Fakultas di Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang berpangkat
(jabatan) edukatif minimal Lektor.
b. Mendaftar secara online di website LP2M.
c. Prosedur penetapan DPL KKN berdasarkan surat LP2M meminta Dekan
mengusulkan calon DPL, lalu Kepala LP2M/Ketua PPKKN mengajukan kepada
Rektor untuk ditetapkan dalam surat keputusan.
d. DPL yang diusulkan, adalah dosen yang telah atau yang bersedia mengikuti TOT
KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 yang diselenggarakan
oleh LP2M UIN Raden Fatah Palembang, mampu bergerak di lapangan serta
memiliki tanggungjawab.
e. Jumlah DPL disesuaikan dengan jumlah peserta KKN.
f. Bila diperlukan, PPKKN berwenang menambah DPL atau mengurangi DPL,
sesuai dengan kondisi lapangan.
5. Hak dan Kewajiban Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
a. DPL harus bersinergi dan berkomunikasi secara baik dengan mahasiswa/i KKN
yang menjadi bimbingannya.
b. DPL wajib mengikuti prosedur yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan
KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67.
c. DPL melakukan survey/observasi, mengantar, monitoring dan menjemput ke
lapangan sesuai dengan jadwal yang ditentukan (1. Ketika survey DPL
berkewajiban berkonsultasi dengan aparat setempat, terutama dalam mencari
pemondokan mahasiswa/i KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67
(usahakan tidak ada istilah sewa). 2. DPL Mencari berbagai informasi terkait
dengan situasi dan kondisi sosial keagamaan dan kemasyarakatan wilayah
37 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
dimaksud. 3. Menginformasikan poin 1 dan 2 kepada mahasiswa sebagai bahan
awal dalam pembuatan program).
d. DPL wajib melaporkan perkembangan mahasiswa/i KKN yang menjadi binaannya
kepada PPKKN/LP2M.
e. DPL wajib membuat Laporan Individu sesuai dengan perkembangan kondisi KKN
mahasiswa /i yang ditemuinya di lapangan.
f. DPL berkewajiban memeriksa hasil laporan/ penelitian mahasiswa/i dan
memberikan penilaian.
g. DPL berkewajiban mengumpulkan SK pembentukan Posdaya di wilayah
bimbingan yang dibentuk bersama masyarakat dan ditandatangani oleh Pejabat
Daerah setempat (Camat atau Kades/Lurah) kepada Panitia KKN Tematik Posdaya
Berbasis ABCD Angkatan ke-67 setelah melaksanakan monitoring di lapangan.
h. DPL mendapatkan fasilitas biaya perjalanan/ transport sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
i. DPL akan mendapatkan sertifikat dengan bobot 2 SKS.
j. Memberikan bimbingan dan motivasi kepada peserta KKN dalam proses
bermasyarakat dan terjun langsung ke lapangan bersama-sama dengan peserta
KKN.
k. Menanamkam disiplin di kalangan peserta dalam mengikuti dan menunaikan tugas-
tugas KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67.
l. Menampung segala persoalan yang timbul di lokasi dan mencari jalan keluar serta
pemecahannya secara cepat dan tepat.
m. Menjemput dan memamitkan peserta KKN di bawah bimbingannya kepada pejabat
dan masyarakat setempat pada waktu penarikan peserta dari lokasi.
6. Lokasi KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67
Kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 dilaksanakan di
Kota Palembang dah Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan yang dipilih oleh LP2M
atas izin Rektor UIN Raden Fatah Palembang, bekerja sama dengan Pemkot
Palembang dan Pemkab Banyuasin, dengan sasaran utamanya pengembangan asset
komunitas tersebut. KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 yang
bertempat di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin tersebar dalam beberapa
Kecamatan.
7. Jangka Waktu KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67
Kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 dilaksanakan
selama 1,5 bulan atau 45 (Empat Puluh Lima) hari, terhitung mulai tanggal 07
Februari 2016 s/d 23 Maret 2016 untuk Kabupaten Banyuasin dan mulai tanggal 08
Februari 2016 s/d 24 Maret 2016 untuk wilayah Kota Palembang.
8. Jumlah Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67
Jumlah peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017
diikuti oleh 1895 peserta, terdiri dari 5 Fakultas yang berada dilingkungan UIN Raden
Fatah Palembang.
38 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
D. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017
dilaksanakan melalui tahapan penyusunan rencana, persiapan, pelaksanaan kegiatan lapangan
dan pelaporan.
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilaksanakan LP2M mencakup koordinasi internal antara LP2M,
Rektorat berkaitan dengan wilayah/Kab/Kota yang akan menjadi sasaran KKN dan
pihak fakultas untuk mensosialisasikan dan mengumumkan kepada mahasiswa calon
peserta KKN, demikian pula dengan calon Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Sedangkan koordinasi eksternal dimulai dari koordinasi dengan pihak
Kabupaten/Kota yang akan menjadi sasaran KKN, termasuk instansi pemerintah
terkait di wilayah setempat. Selain itu juga berkoordinasi dengan beberapa instansi
terkait diantaranya Kantor Kementerian Agama wilayah Sumatera Selatan dan
Kabupaten/Kota. Agar KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun
2017 berkualitas dan efektif, perlu menghadirkan narasumber yang berkompeten
seperti BKKBN, BNN, Pakar ABCD, Pemda (Pemkab/Pemkot) yang akan menjadi
lokasi KKN, DPL serta Pimpinan Institut yang terlibat.
2. Persiapan
Persiapan meliputi pendaftaran mahasiswa/i calon peserta KKN Tematik Posdaya
Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017, penentuan sekaligus izin wilayah tujuan
KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 atas persetujuan
Rektor. Setelah mendapatkan persetujuan dari Pemkab/Pemkot, ditindak lanjuti
dengan melakukan konsultasi kepada aparat terkait untuk menetapkan calon lokasi
tujuan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 di
Pemkab/Pemkot setempat. Tahap berikutnya kunjungan penjajakan (survey) untuk
menentukan lokasi dan mengidentifikasi secara umum isu-isu strategis keagamaan
serta aset komunitas yang dimiliki berupa individu, sosial, pendidikan, kesehatan,
kewirausahaan dan lingkungan. Isu dan aset strategis tersebut digunakan sebagai
landasan sosial bagi pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan
ke-67 tahun 2017.
3. Pembagian Lokasi
Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 dibagi
beberapa kelompok, tiap kelompok berjumlah anggota perkelompok 8 orang dengan
mempertimbangkan:
a. Pemerataan Jurusan/Fakultas
b. Jenis Kelamin
c. Kemampuan, disesuaikan dengan permasalahan dan kondisi lokasi
NB. Ketentuan jumlah untuk masing-masing kelompok disesuaikan dengan
banyaknya peserta KKN dan jumlah tempat yang menjadi sasaran KKN.
4. Pendataan dan Pemetaan
39 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Langkah utama pembentukan Posdaya adalah pemetaan sasaran. Pemetaan ini
dilakukan oleh aparat setempat dibantu oleh para mahasiswa/i KKN Tematik Posdaya
Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017. Pemetaan tersebut dimulai dengan
pendataan seluruh keluarga untuk lingkup 1 RW/kampung/dusun. Jika pendataan
sudah dilakukan, maka dapat dibuat peta sebagai landasan kerja. Untuk Tahap II, III
dan seterusnya pendataan dan pemetaan perlu diperbarui jika ada tenggang waktu
antara Tahap I dan tahap berikutnya. Keluarga dipetakan menurut kondisi berdasarkan
indikator yang disepakati. Pertama, kondisi keagamaan yang meliputi aktivitas
ibadah, pendidikan keagamaan dalam keluarga, serta budaya Islami yang
dikembangkan dalam keluarga dan lingkungannya. Kedua, klasifikasi berdasarkan
kesejahteraan meliputi keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera
II, keluarga sejahtera III, dan keluarga sejahtera III Plus. Secara lebih terperinci
kondisi keluarga juga dapat dibedakan menurut segmentasi/ tahapan umur penduduk,
partisipasi sekolah, untuk Pasangan Usia Subur (PUS), dibedakan yang hamil, punya
Balita dan Batita, dan status KB. Kelompok penduduk juga dibedakan atas Remaja
dan Dewasa, Penduduk Lansia dan secara khusus Peserta Usaha Ekonomi Produktif.
Pendataan dengan menggunakan register, formulir, dan buku rekapitulasi sebagai
instrumen untuk menggambarkan kondisi keluarga untuk dipetakan. Indikator
keluarga sejahtera dan kondisi masing masing segmentasi itu merupakan indikator
mutable, artinya yang bersangkutan bisa mengubahnya dengan mudah sehingga
penempatan sebuah keluarga di dalamnya akan menumbuhkan kesadaran setiap
keluarga untuk mengubah dirinya secara mandiri. Pendataan juga perlu dilakukan
untuk mengidentifikasi kelembagaan yang sudah ada, seperti Posyandu, PAUD,
UPPKS, Koperasi, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja, (BKR) Bina
Keluarga Lansia (BKL) serta lembaga lainnya. Dalam pendataan ini perlu dipelajari
susunan pengurus, aktifitas yang dilakukan, jumlah peserta, dan kemandirian
lembaga.
5. Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angakatan ke-67
KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 dilaksanakan
satu kali dalam satu tahun. Kegiatan keagamaan dan pemberdayaan masyarakat
menjadi mainstream dari seluruh kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD
Angkatan ke-67 tahun 2017. Adapun pelaksanaan kegiatan ini mencakup tiga tahap
sebagai berikut.
Tahap I : Kegiatan Pembentukan Posdaya
Tahap ini dimulai setelah mahasiswa/i KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD
Angkatan ke-67 tahun 2017 mengadakan pendekatan kepada masyarakat di
wilayahnya masing-masing, terutama dengan tokoh-tokoh masyarakat, mulai dari
Rw/Rt/Kades/Lurah, Kadus, Ketua/ pengurus Masjid, karang taruna, remaja masjid,
sesepuh masyarakat dan yang lainnya. Pendekatan yang ditempuh bisa dengan cara
silaturrahmi langsung atau dengan mengadakan beberapa kali pertemuan secara resmi
guna mensosialisasikan dan memberikan pemahaman tentang Posdaya. Selain
40 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
sosialisasi juga membangun komitmen bersama, menggalang dukungan dan fasilitasi
pembentukan Posdaya.
Sebelum pembentukan posdaya, mahasiswa KKN bersama-sama dengan calon
pengurus posdaya melakukan kegiatan pendataan untuk identifikasi masalah,
inventarisasi potensi dan penetapan sasaran. Hasil pendataan untuk kondisi sasaran ini
kemudian dipetakan. Hasil pendataan tersebut dipergunakan sebagai bahan untuk
menggelar sarasehan dengan menghadirkan Takmir Masjid, Remaja Masjid, Kepala
Desa/Lurah, sesepuh dan tokoh masyarakat serta anggota masyarakat setempat,
utamanya sasaran prioritas, bisa dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi atau
lingkungan. Dalam sarasehan tersebut sekaligus ditetapkan ketua dan pengurus
posdaya, nama kelompok posdaya, penyusunan rencana dan program kerja. Ingat!
mahasiswa KKN hanya sebagai fasilitator dan sama sekali tidak terlibat dalam
kepengurusan. Maksudnya agar masyarakat tidak ada ketergantungan dengan
mahasiswa/i.
Selanjutnya pengurus posdaya bersama-sama dengan masyarakat melaksanakan
program atau kegiatan sederhana yang sudah disepakati secara mandiri. Pada tahap
awal ini, mahasiswa/i KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun
2017, selain menjadi fasilitator juga dapat membantu dengan memposisikan diri
sebagai anggota posdaya setempat.
Tahap II : Kegiatan Pembinaan Posdaya
Dalam tahap pembinaan Posdaya tersebut pengurus melaksanakan rencana kegiatan,
utamanya dimulai dengan rencana kegiatan ekonomi untuk mengajak masyarakat
mengembangkan usaha mikro secara gotong royong atau usaha bersama. Keluarga
yang mempunyai kegiatan ekonomi mengajak tetangganya untuk ikut berlatih dengan
membentuk kelompok dan mengikuti kegiatannya. Pengurus mulai mengundang ahli-
ahli, untuk mengajar warganya dengan keterampilan yang bisa dikembangkan
menjadi usaha sederhana atau usaha bersama yang menguntungkan. Pengurus juga
bisa mengundang tenaga pelatih dari instansi terkait dan mulai mencari sumber dana
untuk kegiatan anggotanya dalam bidang ekonomi mikro.
Tahap III : Pengembangan Posdaya
Dalam tahap ini Pengurus Posdaya mengajak anggotanya mengidentifikasi anak-anak
usia sekolah yang belum atau tidak sekolah. Secara gotong royong anak-anak yang
belum atau tidak sekolah itu dianjurkan dan dibantu oleh sekolah dan/atau keluarga
mampu. Prinsipnya setiap anak usia sekolah harus sekolah. Jika orang tuanya tidak
mampu diusahakan secara gotong royong untuk oleh dibantu keluarga yang mampu.
Kalau memungkinkan segera dibentuk atau dikembangkan kegiatan Bina Keluarga
Balita (BKB) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Anak-anak dibawah usia lima
tahun, utamanya anak keluarga kurang mampu, diusahakan dan didorong ikut
kegiatan BKB atau kegiatan PAUD. Orang tua dari anak balita tesebut, segera setelah
anak-anak balitanya mengikuti kegiatan belajar di PAUD, dipisahkan dari anak-
41 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
anaknya dan diusahakan mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan. Setelah
mengikuti pelatihan mereka dianjurkan untuk magang pada usaha apa saja yang ada di
desa atau dusunnya. Jika telah mahir, dan tetangganya membuka cabang usaha,
mereka bisa bekerja bersama dengan pengusaha tersebut sebagai mitra kerja dengan
bantuan dan fasilitas Posdaya.
Apabila pengembangan pendidikan dan pelatihan telah berjalan dengan baik, maka
pengurus segera mengembangkan upaya untuk revitalisasi Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu). Kalau perlu mengundang dan memberi fasilitas kepada bidan untuk
membuka praktik sebagai bidan desa. Diupayakan pula tersedianya fasilitas yang
diperlukan agar bidan bersedia tinggal di desa. Dalam rangka pengembangan KB,
Kesehatan dan Gizi, maka dianjurkan agar masyarakat membangun Kebun Bergizi,
yaitu menanam tanaman bergizi di halaman masing-masing. Tanaman bergizi tersebut
merupakan bahan makanan atau sayur yang bisa langsung dimasak untuk
memperbaiki kebutuhan gizi keluarga. Halaman sekitar masjid, jika memungkinkan
juga bisa digunakan untuk model kebun bergizi.
Pengembangan kegiatan di lapangan itu dilakukan secara bertahap dalam bentuk
sederhana dan mudah ditiru. Keberhasilan kegiatan tidak diukur dari mutu atau bentuk
program yang dilaksanakan, tetapi utamanya keberhasilan partisipasi yang tinggi dari
keluarga setempat. Disamping ukuran partisipasi, perlu diperhatikan bahwa keluarga
kurang mampu merupakan partisipan yang bekerja keras dengan dukungan dan
fasilitasi keluarga yang lebih mampu. Apabila selama 6 bulan program yang telah
dirancang belum dapat diselesaikan dengan baik, maka program tersebut dapat
dilanjutkan oleh mahasiswa KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67
tahun 2017 periode berikutnya, atau dilakukan oleh dosen dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
6. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan juga PPKKN
pada pertengahan kegiatan. Contoh-contoh formulir untuk monitoring dilampirkan
dalam Petunjuk Teknis ini.
Evaluasi KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017
dilakukan terhadap kinerja Tim dan anggotanya, mencakup partisipasi dalam
pembekalan dan ujian pembekalan, pelaksanaan kerja lapangan dan penyusunan
laporan/penelitian. Apabila diperlukan dapat dilakukan pengumpulan informasi untuk
mengetahuai tanggapan dan persepsi mitra kerja dan masyarakat. Bentuk dan jenis
evaluasi dibuat sederhana tetapi diharapkan mencakup partisipasi keluarga dalam
berbagai kegiatan di lingkungan Posdaya.
Substansi laporan kegiatan yang harus disusun oleh mahasiswa/i mencakup hasil:
42 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Tahap I
a. Identifikasi potensi, sasaran dan kebutuhan masyarakat.
b. Peta keluarga dalam lingkungan Posdaya.
c. Rancangan penyelenggaraaan dan hasil lokakarya.
d. Jenis, bentuk kegiatan Posdaya dan susunan Pengurus.
Tahap II, III dan Seterusnya.
a. Catatan tentang perkembangan dan masalah yang dijumpai dalam pengembangan
Posdaya dan kegiatannya, khususnya menyangkut jumlah keluarga yang ikut aktif
dalam kegiatan wirausaha, pendidikan dan pelatihan, kegiatan KB, kesehatan
dan Posyandu pada umumnya, serta upaya pemeliharaan lingkungan, kebun
bergizi, yang menguntungkan keluarga kurang mampu.
b. Laporan pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67
tahun 2017 dibuat oleh peserta KKN secara individu dan kelompok. Laporan
kelompok berupa data- data dan kegiatan selama KKN, sedangkan laporan
individu disesuaikan dengan bidang keahlian masing- masing mahasiswa.
c. Catatan untuk tindak lanjut KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD pada periode
berikutnya.
43 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
BAB IV
TATA TERTIB PESERTA
A. Pelaksanaan
1. Setiap peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017
bersedia ditempatkan di lokasi KKN dan harus tetap berada dilokasi yang telah
ditetapkan.
2. Mengikuti upacara-upacara, seperti serah terima peserta KKN Tematik Posdaya
Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 dari Rektor/PPKKN ke PEMKAB
Banyuasin dan Pemkot Palembang atau ke tempat lain yang diprogramkan dan
penarikan kembali/perpisahan.
3. Mengikuti secara penuh kegiatan sosialisasi dan pembekalan.
4. Menyusun rencana kerja KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67
tahun 2017 sesuai dengan keadaan lokasi dengan bimbingan Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) dan atas hasil pertemuan dengan masyarakat,
seperti mengadakan pertemuan/ diskusi antara peserta KKN, DPL dan tokoh
masyarakat. Mengadakan pertemuan untuk penemuan serta pemecahan problema-
problema dalam masyarakat. Usaha dan cara meningkatkan kemampuan masyarakat
terhadap pelaksanaan pembangunan serta usaha dan cara meningkatkan kemampuan
masyarakat terhadap pemecahan problema-problema yang dihadapi.
5. Melaksanakan semua kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-
67 tahun 2017 dengan tetap berkoordinasi dengan DPL, Tokoh Masyarakat dan
Pihak Pemerintah setempat.
6. Tidak dibenarkan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan
tujuan, tugas dan kegiatan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67
tahun 2017 UIN Raden Fatah dan bekerjasama dalam melaksanakan program dalam
tim.
7. Menjaga nama baik Almamater UIN Raden Fatah, dengan sikap antara lain:
a. Ramah, sopan santun, berahlak mulia serta menunjukkan kepribadian yang
luhur.
b. Hidup secara kekeluargaan dan sederhana ditengah masyarakat.
c. Menetralisir dan menghindarkan diri dari keter-libatan ke dalam “kelompok-
kelompok” di masyarakat.
d. Sedapat mungkin menghindari masalah Khilafiyah dan hal-hal yang dapat
meresahkan masyarakat.
e. Memberikan contoh yang baik dalam amaliah keagamaan sehari-hari.
f. Bijaksana dalam menghadapi masalah-masalah baru yang timbul, dengan
terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan pihak terkait, seperti pemerintah
setempat, DPL dan Tokoh Masyarakat.
g. Siap sedia membantu masyarakat dalam memecahkan persoalan yang mereka
hadapi, sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan, baik dibidang mental
spiritual maupun pisik material sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
h. Berpakaian rapi, sopan dan pantas, menghindarkan diri dari tata cara yang
dapat menimbulkan sifat anti masyarakat.
44 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
i. Khusus bagi Peserta putri, agar memakai busana muslimah dan tidak memakai
make up dan perhiasan yang berlebihan.
j. Peserta putra agar tidak berambut panjang sampai menutupi kerah baju.
k. Memakai almamater UIN Raden Fatah, terutama pada setiap kegiatan.
l. Tidak berjalan berduaan, laki-laki dan perempuan terutama di malam hari.
m. Memperhatikan tatacara dan adat istiadat di lokasi KKN dan sedapat mungkin
beradaptasi.
8. Tidak dibenarkan ikut serta dalam kegiatan politik praktis.
9. Tidak meninggalkan lokasi KKN, kecuali karena alasan yang sangat penting dan atas
sepengetahuan dan seizin Ketua Ketua Kelompok dan Lurah/Kades/dusun.
10. Tidak bertindak diluar sifat-sifat seorang intlektual, seperti ber- kelahi dengan sesama
peserta atau dengan masyarakat dan sebagainya, berbuat kriminal dan kegiatan yang
berbau SARA dan menimbilkan keresahan di masyarakat.
11. Jangan menebar isu-isu negatif/propokator. Kalau memang ada indikasi, selesaikan
secara arif dan bijaksana serta berkonsultasi dengan DPL dan PPKKN.
B. Pelaporan
1. Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017 wajib
mengumpulkan:
a. Laporan kelompok terkait dengan kegiatan posdaya berbasis ABCD masing-
masing lokasi, data- data yang didapat selama KKN.
b. Laporan individu berupa hasil temuan mahasiswa/i selama melaksanakan
KKN sesuai dengan kompetensi keilmuan program studi masing-masing.
2. Peserta harus selalu berkonsultasi dengan DPL untuk penyelesaian laporan
akhir/laporan hasil penelitian individu dan kelompok.
3. Menyerahkan laporan individu dan kelompok kepada masing-masing DPL, paling
lambat dua minggu (15 Hari) setelah KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD
Angkatan ke-67 tahun 2017 berakhir. Selanjutnya oleh DPL diserahkan kepada
PPKKN.
4. Laporan Individual dan Kelompok dirubah kedalam format pdf dan dibakar ke dalam
CD. (Contoh lihat pada lampiran X)
C. Sanksi- Sanksi
Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib di atas, maka kepada peserta yang
melanggar dikenakan sanksi sebagai berikut:
1. Mendapat peringatan dan dapat berakibat atas penilaian:
a. Peringatan biasa, apabila melanggar Tata Tertib untuk pertama kali dan berjanji
tidak akan mengulangi.
b. Peringatan keras apabila melakukan pelanggaran kedua kali, dan berakibat
terhadap penilaian.
2. Pembatalan sebagai peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-
67 tahun 2017 KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017
45 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
dan atau dinyatakan TIDAK LULUS, apa bila meninggalkan lokasi KKN lebih dari
20 % masa KKN.
3. Scorsing dan atau pemberhentian sebagai mahasiswa UIN Raden Fatah apabila
terbukti melakukan tindakan asusila, SARA dan politik praktis.
46 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran I:
LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD
Angkatan ke-67 tahun 2017
(Oleh Stakeholder)
Nama Posdaya : ……………………………………………………
Petunjuk :
1. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan di bawah ini
2. Berilah tanda (√) pada alternatif jawaban sesuai dengan pilihan Bapak / Ibu
1 : kurang, 2 : Cukup; 3 : Baik, 4 : Baik sekali
3. Jawaban bapak / ibu secara jujur/obyektif akan membantu semua pihak dalam
perbaikan pelaksanaan kegiatan Bina Desa yang akan datang.
4. Tidak perlu mencantumkan nama atau identitas lainnya pada lembar evaluasi ini.
No. Uraian 1 2 3 4
Kurang Cukup Baik Baik sekali
1. Kesesuaian kegiatan dengan kebutuhan
masyarakat
2.
Ketercapaian tujuan pengabdian
masyarakat tematik posdaya secara
umum
3. Bentuk kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan
4. Metode pendampingan yang digunakan
5. Kompetensi mahasiswa dalam peran
pendampingan
6. Efektifitas kinerja mahasiswa dalam
pengabdian masyarakat tematik Posdaya
7. Hubungan sosial antara mahasiswa
dengan tokoh masyarakat / tokoh agama
8. Respon masyarakat terhadap program
KKN tematik Posdaya berbasis ABCD
9.
Partisipasi masyarakat dalam mendukung
program KKN tematik Posdaya berbasis
ABCD
10. Dukungan pemerintah untuk pelaksanaan
KKN tematika posdaya berbasis ABCD
No. Uraian 1 2 3 4
Kurang Cukup Baik Baik sekali
11.
Terdapat kemajuan desa/ kelurahan
setelah program KKN tematik Posdaya
berbasis ABCD dilaksanakan
47 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
12.
Terdapat Rencana tindak lanjut dari
program KKN tematik Posdaya berbasis
ABCD
13.
Harapan masyarakat terhadap KKN
tematik Posdaya berbasis ABCD dapat
dilanjutkan tahun depan
Saran – saran:
1.
2.
3.
4.
5.
48 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran II:
FORMAT CARA PENYELENGGARAAN LOKAKARYA MINI
A TEMPAT KEGIATAN:
Masjid atau Ruang pertemuan di lingkungan Setempat
B. WAKTU PENYELENGGARAAN:
Kegiatan ini dilaksanakan selama (2 jam 30 menit) pada pagi hari jam 09 – 11.30 atau
sore hari jam 15.00 – 17.30, atau malam hari jam 19.30 – 21.30
C PESERTA:
1. Ulama/ Tokoh Agama
2. Tokoh Adat
3. Pengurus Komunitas/ Peguyuban/ kelompok Tani dll
4. Pengurus Remaja Karang Taruna
5. Pengurus Majlis Taklim
6. Perangkat Desa
7. Para Kader
8. Unsur keluarga pra sejahtera
D BAHAN:
1. Makalah Rencana Kerja
2. Rekomendasi Hasil Pendataan Aset Komuitas dan Masyarakat
3. Identifikasi masalah, potensi lembaga/ Komunitas
E SUSUNAN ACARA:
1. Kata Pengantar Dosen Pembimbing lapangan / Ketua Tim Mahasiswa.
2. Sambutan Kepala Desa/ Dusun/ Lurah/ RW
3. Paparan Rencana Program oleh Penyaji (Calon Ketua Posdaya/ Mahasiswa)
4. Masukan/ Saran dari Tokoh/ Ketua Lembaga/ Kader
5. Tanggapan masukan/ saran dari peserta
6. Jawaban Penyaji dan Catatan Perbaikan Rencana Kerja
7. Pemilihan Calon Pengurus/ Formatur Posdaya Berbasis ABCD
8. Penutup/ Doa oleh Tokoh Agama
49 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran III:
Out Line
LAPORAN KKN - Kelompok
(Untuk Mahasiswa/i)
Halaman depan
Halaman pengesahan
Daftar isi
Kata pengantar
Bab I : Pendahuluan
a. Profil Posdaya (Dilengkapi dengan foto)
b. Profil Posdaya Berbasis ABCD (Dilengkapi susunan pengurus Posdaya)
c. Data dan Peta Aset Individu dan Komunitas/ Lembga (Dilengkapi
gambar peta)
Bab II : Pelaksanaan Program KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan
ke-67 tahun 2017
a. Bidang pengembangan Posdaya (Dilengkapi dengan foto, lihat lampiran
6)
b. Bentuk Kegiatan (Dilengkapi dengan foto)
c. Deskripsi Proses kegiatan (Berisi : Bagaimana langkah – langkah
kegiatan dilakukan, pengalaman menarik, faktor pendukung, kendala dan
solusi, dilengkapi dengan foto kegiatan)
d. Hasil kegiatan (Berisi : Perubahan yang terjadi dan produk – produk hasil
kegiatan pendampingan)
e. Keberlanjutan Program (Berisi : Rumusan rencana tindak lanjut
berdasarkan Prioritas program)
Bab III : Penutup
a. Kesimpulan
b. Rekomendasi
Lampiran:
Disusun sesuai dengan format lampiran dalam buku pedoman pelaksanaan KKN Tematik
Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67 tahun 2017.
50 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran IV:
COVER Untuk Mahasiswa
LAPORAN KEGIATAN
KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA
TEMATIK POSDAYA BERBASIS ABCD
ANGKATAN KE- 67
JUDUL KEGIATAN
Dan
LOKASI
Oleh :
LOGO UIN RADEN FATAH
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2017
Diisi Nomor
Kelompok
51 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran V:
PENGESAHAN LAPORAN KKN KELOMPOK ......
Setelah diverifikasi oleh Tim Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Angkatan 67 Tahun 2017
Tematik Posdaya Berbasis ABCD pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, pada :
Hari / Tanggal : .........................../............ April 2017
Tempat : LP2M UIN Raden Fatah Palembang
Nama Ketua : 1. Nama/NIM
Anggota 2.....................
3..dst....
Judul Laporan :
Maka Laporan KKN Saudara/i dapat diterima untuk melengkapi sebagian syarat guna
memperoleh nilai akhir dan sertifikat KKN.
TIM PENGESAHAN
Palembang, ........ April 2017
Ketua LP2M
Dr. Syefriyeni, M.Ag
NIP. 197209011997032003
Dosen Pembimbing Lapangan
.................................................
NIP.
52 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
PENGESAHAN LAPORAN KKN INDIVIDU
Setelah diverifikasi oleh Tim Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Angkatan 67 Tahun
2017 Tematik Posdaya Berbasis ABCD pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, pada :
Hari / Tanggal : .........................../............ April 2017
Tempat : LP2M UIN Raden Fatah Palembang
Nama : ...........................................................
NIM :...........................................................
Fak / Prodi : ...........................................................
Judul Laporan : ...........................................................
Maka Laporan KKN Saudara/i dapat diterima untuk melengkapi sebagian syarat guna
memperoleh nilai akhir dan sertifikat KKN.
TIM PENGESAHAN
Palembang, ........ April 2017
Ketua LP2M
Dr. Syefriyeni, M.Ag
NIP. 197209011997032003
Dosen Pembimbing Lapangan
.................................................
NIP.
53 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran VI:
Out Line:
LAPORAN DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
Halaman depan
Halaman pengesahan
Daftar isi
Kata pengantar
Bab I : Pendahuluan
a. Kondisi Obyektif Posdaya
b. Profil Posdaya (Dilengkapi susunan pengurus)
c. Profil Peserta KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan ke-67
tahun 2017
Bab II : Pelaksanaan Program
a. Bentuk Kegiatan Mahasiswa (Dilengkapi dengan foto)
b. Bentuk Pendampingan oleh DPL (Dilengkapi dengan foto kegiatan)
c. Deskripsi Proses Pendampingan kepada Mahasiswa (Dilengkapi dengan
foto)
d. Hasil pendampingan (Berisi: Perubahan yang terjadi bagi mahasiswa
dan Masyarakat)
e. Keberlanjutan Program (Berisi; Rumusan rencana tindak lanjut
berdasarkan prioritas prioritas program
Bab III : Penutup
a. Kesimpulan
b. Rekomendasi
Lampiran:
1. Lembar monitoring dan evaluasi
2. Nilai peserta KKN dari Takmir / Ketua Posdaya
3. Nilai Peserta KKN dari DPL
54 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran VII:
COVER Untuk Dosen Pembimbing Lapangan
LAPORAN KEGIATAN
KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA
TEMATIK POSDAYA BERBASIS ABCD
ANGKATAN KE- 67
ALAMAT …………………………….
Oleh :
LOGO UIN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
TAHUN 2017
Diisi Nomor
Kelompok
Dampingan
55 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran VIII:
Halaman pengesahan untuk Dosen Pembimbing Lapangan
Laporan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKN) Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67
Tahun 2017 disahkan pada tanggal………………………
Ketua LP2M UIN Raden Fatah DPL …………………..
DR. Syefriyeni, M.Ag Dr..........……………….
NIP. 197209011997032003 NIP. …………………….
Catatan :
Warna cover untuk laporan DPL sesuai fakultas adalah:
1. Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan Tarbiyah : Kuning
2. Fakultas Syari’ah dan Hukum : Hijau
3. Ushuluddin dan pemikiran Islam : Biru Tua
4. Fakultas Dakwah dan Komunikasi : Abu- Abu
5. Fakultas Adab dan Humaniora : Biru Muda
6. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam : Merah
7. Fakultas Sains dan Teknologi : -
8. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : -
9. Fakultas Psikologi : -
56 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran IX:
CONTOH LAPORAN:
FORMAT LAPORAN INDIVIDU
JUDUL: PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CERITA DI MI ASSALAM DESA
SUKAKAMU KEC. SUKAMAJU KAB. LAHAT
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pengantar laporan yang berisi Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab ini
bisa disamakan dengan proposal atau bab 1 skripis. Tidak menutup
kemungkinan bertambah sesuai dengan latar belakang atau jurusan masing-
masing.
Bab II: LANDASAN TEORI
Bab ini dimaksudkan sebagai deskripsi ilmiah tentang tema penelitian yang
ditulis sesuai dengan tema penelitian. Seperti Defenisi Metode Cerita dalam
Pembelajaran, Manfaat Metode Cerita dan kesulitan metode cerita dalam
sistem pendidikan.
Bab III: KONDISI OBJEKTIF LOKASI PENELITIAN
Bab ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan terkait wilayah yang
menjadi objek penelitian. Bisa berisi Data Objektif Desa, keadaan penduduk
baik Pendidikan, budaya dan sebagainya.
Bab IV: PEMBAHASAN
Bab ini dimaksudkan sebagai inti laporan penelitian. Berdasarkan latar
belakang dan jurusan masing-masing, pembahasan bab ini memaparkan
temuan atau analisis sesuai dengan tema peneltian.
Bab V: KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian.
57 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
Lampiran X:
Contoh Cover CD :
58 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
SOP PELAPORAN KKN ANGKATAN KE-67 TAHUN 2017
A. Laporan Kelompok
1. Lembar Pengesahan ditanda tangani DPL dan Ketua LP2M (Lihat Lampiran I)
2. Laporan Kelompok diprint dan dijilid warna cover Biru Muda Untuk Mahasiswa
3. Kumpulkan Laporan Kelompok yang dijilid lengkap dengan Lembar Pengesahan
Laporan KKN Kelompok dan 1 (satu ) Lembar Pengesahan Laporan KKN Kelompok
secara terpisah.
4. 1 (satu ) Lembar Pengesahan Laporan KKN Kelompok diambil kembali mahasiswa
untuk discan dimasukkan ke dalam file Laporan kelompok.
B. Laporan Individu
1. Lembar Pengesahan ditanda tangani DPL dan Ketua LP2M (Lihat Lampiran II)
2. Laporan Individu diprint dan dijilid warna cover Biru Muda Untuk Mahasiswa
3. Kumpulkan Laporan Individu yang dijilid lengkap dengan Lembar Pengesahan
Laporan KKN Individu dan 1 (satu ) Lembar Pengesahan Laporan KKN Individu
secara terpisah.
4. 1 (satu ) Lembar Pengesahan Laporan KKN Individu diambil kembali mahasiswa
untuk discan dimasukkan ke dalam file Laporan Individu
C. Laporan Softcopy CD (Lihat Lampiran III)
1. Font : Times New Roman & Bold
Size : 12
2. Kertas : Stiker CD
3. Cover Kotak CD : Samakan dengan cover CD
4. Wadah CD : Kotak CD Hitam
5. Isi File :1. Laporan Kelompok Format PDF (Lengkap dengan Lembar
Pengesahan Laporan KKN Kelompok dan CAP LP2M )
2. Laporan Individu Format PDF (Lengkap dengan Lembar
Pengesahan Laporan KKN Individu dan CAP LP2M )
3. Satu Paket Foto Program Unggulan KKN Angkatan 67
4. Satu Paket Vidio Program Unggulan KKN Angkatan 67
6. Nama File : 1. Laporan Kelompok : (Contoh : Kelompok 1)
2. Laporan Individu : NIM-Nama (Contoh : 12540187-Ani)
59 | Pedoman Pelaksanaan KKN Tematik Posdaya Berbasis ABCD Angkatan Ke-67 Tahun 2017
3. Nama Folder : Foto Program Unggulan KKN Angkatan 67
4. Nama Folder : Vidio Program Unggulan KKN Angkatan 67
D. Tatacara Pengumpulan Laporan
1. Kumpulkan Laporan Individu dan kelompok ke LP2M setelah dijilid dan lembar
pengesahan ditanda tangani oleh DPL.
Kumpulkan paling lambat pada hari :
Senin, 10 April 2017 : Kelompok 1-118
Selasa, 11 April 2017 : Kelompok 119-236
2. Kumpulkan File Softcopy ke dalam CD setelah lembar pengesahan ditanda
tangani oleh DPL dan Ketua LP2M serta di Cap. File Softcopy yang berisi (1)
laporan kelompok, (2) laporan individu, (3) Paket Foto Program Unggulan KKN
dan (4) Satu Paket Vidio Program Unggulan KKN, dikumpulkan karena
program unggulan mahasiswa Tematik Posdaya Berbasis ABCD akan
dikompetisikan antar kelompok KKN. *Foto-foto dan vidio sesuaikan dengan
tema tahun ini
Kumpulkan paling lambat pada hari :
Rabu, 12 April 2017 : Kelompok 1-118
Kamis, 13 April 2017 : Kelompok 119-236
3. Kumpulkan KHS yang memuat Teori Pembekalan KKN Cap Fakultas secara
kolektif perkelompok KKN. Kumpulkan paling lambat pada hari :
Senin, 10 April 2017 : Kelompok 1-236
Catatan :
1. Laporan Dikumpulkan oleh Ketua Kelompok atau mewakili 1 orang
2. Pengumuman ini harap dilaksanakan dengan baik. Agar Penerbitan Sertifikat tidak
terkendala.