pedoman penatalaksanaan.pptx
DESCRIPTION
kedkomTRANSCRIPT
PEDOMAN PENATALAKSANAANIMUNISASI DI PUSKESMASDr. INDAH RACHMAWATI
IMUNISASI DASAR
Tujuan utama mengurangi angka kesakitan dan kematian pada anak-anak sebelum usia 1 tahun melalui imunisasi terhadap 7 penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi.
JADUAL IMUNISASI
Imunisasi
Waktu Pemberian
Umur (Bulan)
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12
Program Pengembangan Imunisasi (PPI, diwajibkan)
BCG BCG
HEPATITIS BHep. B 1
Hep. B 2 Hep. B 3
DTP
DTP 1
DTP2
DTP3
POLIO
POLIO 1 POLIO 2
POLIO 3
POLIO 4
CAMPAK CAMPAK
Pendekatan ke dua adalah untuk menyediakan tetanus toxoid (TT) untuk wanita hamil, wanita yang mengajukan permohonan surat kawin dan wanita usia subur dengan tujuan untuk mengurangi tingginya angka kematian karena bayi tetanus.
Sasaran Antigen
Wanita hamil 5 dosis TT dengan interval minimum antara dosis adalah: 1 bulan (TT1-TT2), 6 bulan (TT2-TT3), 12 bulan (TT3-TT4), 12 bulan (TT4-TT5)
Calon pengantin
Wanita usia subur ( usia 15 -39 tahun)
DOSIS ULANGAN
Dosis ulangan DT (Difteri, Tetanus) dan TT juga diberikan pada anak-anak SD. Untuk menjamin kelangsungan perlindungan secara individual terhadap difteri dan tetanus tapi juga untuk mempertahankan tingkat imunitas yang tinggi terhadap tetanus di antara wanita memasuki usia menikah dan usia subur
TARGET IMUNISASI
Sasaran Antigen
Siswa sekolah dasar
Kelas 1 DT
Kelas 2 TT
Kelas 3 TT
PENYIMPANAN VAKSIN
Cara penyimpanan vaksin yang baik untuk produk yang berasal dari bahan biologi seperti vaksin,antisera dll, sangat penting agar potensinya tetap memenuhi persyaratn yang berlaku dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum penggunaannya
FAKTOR PENGARUHI VAKSIN
1. SUHU• Semua vaksin virus hidup disimpan
pada suhu dibawah 0° Celcius• Semua vaksin jerap pada suhu 2-8° C• Vaksin yang mengandung zat pengawet tidak
boleh membeku karena akan merusak antigen
FAKTOR PENGARUHI VAKSIN
2. Sinar MatahariContohnya, vaksin BCG akan rusak dalam beberapa detik akibat terkena sinar matahari langsung
3. KelembabanApabila vaksin disimpan secara terbuka atau penutupnya tidak sempurna (bocor )
PEMAKAIAN VAKSIN
• I. Pemberian vaksin1. panduan umum bagi petugas pemberi vaksin - petugas mengurangi resiko penyebaran penyakit dari/ke pasien dgn cuci tangan, pakai alat disposable - jarum tidak boleh dipasang kembali pada penutup - vaksin yang berbeda tidak boleh dicampur di dalam satu alat suntik,
kecuali dijelaskan di label - petugas mengenali reaksi alergi dan penangananya
• 2 Tempat dan rute imunisasi- Vaksin oral, asi tidak berpengaruh pada pemberian opv. Bila
pasien meludahkan, gagal menelan atau memuntahkan vaksin dalam waktu 10 menit setelah pembeian opv, maka harus diberi satu dosis lagi
- Vaksin yang diberi melalui suntikan,tempat suntikan bebas dari kerusakan saraf lokal, pembuluh darah dan jaringan
- Untuk pemberian intramuskular, tempat terbaik untuk bayi< 12 tahun adalah paha bagian anterolateral
- Pada anak yang lebih besar, otot deltoid bahu cukup besar untuk penyuntikan IM
- Vaksin berisi adjuvant harus disuntikan dalam pada otot- Suntikan Subkutan dapat diberikan pada paha anterolateral
atau lengan atas- Suntikan intradermal diberikan pada permukaan dalam lengan
bawah
• 3 Imunisasi pada keadaan klinis yang khusus- Pasien yang baru mendapat imunoglobulin: imunoglobulin
dapat menghambat respon imun terhadap vaksin virus hidup, lamanya penghambatan bisa bervariasi tergantung indikasi pembrian dan produk yang diberikan, disarankan imunisasi diberikan 3 bulan setelah pemberian imunoglobulin
• Reaksi samping yang mungkin terjadi :A. Reaksi lokal -limfadenitis -selulitisB. Reaksi SSP -kelumpuhan otot -ensefalopati -ensefalitis -meningitis
-kejangC. Reaksi lain -reaksi alergi:urtikaria,dermatitis,edema -reaksi anafilaksis -syok anafilaksis -artralgia -demam -osteomielitis
• D penyuntikan DTP kadang dapat menimbulkan reaksi sampingan berat misal syok,kejang dll. Walaupun jarang terjadi. Ini disebabkan komponen pertusis. Hati-hati pada pada kondisi khusus (I.3),pada penyakit syaraf, mudah kejang, sifat alergi. Maka anak-anak tersebut hanya boleh diberikan vaksin difteri dan tetanus, atau konsultasi dengan dr spesialis. Perhatikan kontraindikasi dan reaksi yang dapat terjadi.
SEKIANTerima kasih