pedoman puskesmas 1.docx
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
1/98
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif , pencegahan
penyakit preventif , penyembuhan penyakit kuratif , dan pemulihan kesehatan
rehabilitatif , yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedomandan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk
puskesmas. Puskesmas yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan,
merupakan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien.
Pelayanan farmasi puskesmas merupakan salah satu kegiatan di
puskesmas yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal
tersebut diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan omor ! "# $ahun
%#&' tentang (tandar Pelayanan Kefarmasian )i Puskesmas, yang
menyebutkan bahwa pelayanan puskesmas adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Puskesmas yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk
pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
$untutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi,
mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigm lama drug
oriented ke paradigma baru patient oriented dengan filosofi Pharmaceutical
Care *pelayanan kefarmasian+. Praktek pelayanan kefarmasian merupakan
kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan
menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan. (aat ini kenyataannya sebagian besar puskesmas di Indonesia
belum melakukan kegiatan pelayanan farmasi seperti yang diharapkan,
mengingat beberapa kendala antara lain kemampuan tenaga farmasi,
terbatasnya pengetahuan manajemen puskesmas akan fungsi farmasi
puskesmas, kebijakan manajemen puskesmas, terbatasnya pengetahuan
pihakpihak terkait tentang pelayanan farmasi puskesmas. -kibat kondisi ini
maka pelayanan farmasi puskesmas masih bersifat konensional yang hanya
berorientasi pada produk yaitu sebatas penyediaan dan pendistribusian.
1
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
2/98
(eiring dengan berbagai macam kendala yang sering terjadi dalam dunia
farmasi, maka World Health Organization (WHO) dan lnternational
Pharmaceutical Federation (FlP) telah menerbitkan panduan Good
Pharmac Practice (GPP) dan menghimbau semua negara untuk
mengembangkan standar minimal praktik farmasi dimana -poteker sebagai
bagian dari tenaga kesehatan mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang berkualitas. /erdasarkan
panduan tersebut dan untuk membantu pihak puskesmas dalam
mengimplementasikan (tandar pelayanan puskesmas, maka perlu dibuat
pedoman pelayanan farmasi puskesmas yang harus dijalankan secara
prioritas dan simultan.
1.2. Tujuan
$ujuan Umum
Pelayanan 0armasi adalah menyediakan dan memberikan sediaan
farmasi dan alat kesehatan serta informasi terkait agar masyarakat
mendapatkan manfaatnya yang terbaik.
$ujuan Khusus
&. (ebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah sakit
%. Untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi di rumah sakit
". Untuk menerapkan konsep pelayanan kefarmasian
'. Untuk memperluas fungsi dan peran apoteker farmasi rumah sakit
1. Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan
$erdapat tiga ruang lingkup antara lain !
&. -ktiitas yang berhubungan dengan promosi kesehatan, pencegahan
penyakit dan pencapaian tujuan kesehatan, dengan kegiatan !
a+ Penyuluhan kesehatan masyarakat
b+ /erperan aktif dalam promosi kesehatan sesuai program pemerintah.
c+ Menjamin mutu alat diagnostik dan alat kesehatan lainnya
serta memberi saran penggunaannya.
%. -ktiitas yang berhubungan dengan pengelolaan dan penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam pelayanan resep, dengan
kegiatan !
a+ Penerimaan dan pemeriksaan kelengkapan resep.
b+ Pengkajian resep, meliputi identifikasi, mencegah dan
mengatasi masalah terkait obat2!rug "elated Problem (!"P)
2
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
3/98
c+ Penyiapan obat dan perbekalan farmasi lainnya, meliputi!
pemilihan3 pengadaan *perencanaan, teknis pengadaan.
penerimaan, dan penyimpanan+3 pendistribusian, penghapusan
dan pemusnahan, pencatatan dan pelaporan, jaminan mutu,
serta monitoring dan ealuasi.
d+ 4ayanan lnformasi obat. meliputi! penyediaan area konseling
khusus,3 kelengkapan literatur ! penjaminan mutu ()M3
pembuatan prosedur tetap dan pendokumentasiannya.
e+ Monitoring $erapi 5bat meliputi! pembuatan protap monitoring3
ealuasi perkembangan terapi pasien.
f+ )okumentasi aktifitas profesional, meliputi ! catatan pengobatan
pasien *Patient #edication "ecord$P#" +, protap ealuasi diri
*self assesment + untuk jaminan mutu.
". -ktiitas yang berhubungan dengan peningkatan penggunaan obat
yang rasional, dengan kegiatan !
a+ Pengkajian 6esep, meliputi ! identifikasi, mencegah dan mengatasi )6P
b+ Komunikasi dan adokasi kepada dokter tentang resep pasien.
c+ Penyebaran informasi obat.
d+ Menjamin kerahasiaan data pasien.
e+ Pencatatan kesalahan obat, produk cacat atau produk palsu.
f+ Pencatatan dan pelaporan Monitoring 7fek (amping 5bat *M7(5+
g+ 7aluasi data penggunaan obat *!rug %se &tud +
h.Penyusunan 0ormularium /ersama tenaga kesehatan lain
1..Bata!an "pera!i#nal
(tandar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.(edngkan Pelayanan kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.Penyelenggaraan standar pelayanan
kefarmasian di Puskesmas harus didukung oleh ketersediian sumber daya
kefarmasian,pengorganisasian yang berorientasi kepada keselamatan
pasien dan standar prosedur operasional sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan
)efinisi 5perasional
&. Alat ke!e$atan adalah instrumen, aparatus, mesin implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, serta
3
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
4/98
pemulihan kesehatan, pada manusia dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
%. E%alua!i adalah proses penilaian kinerja pelayanan farmasi di rumah sakit
yang meliputi penilaian terhadap sumber daya manusia *()M+, pengelolaan
perbekalan farmasi, pelayanan kefarmasian kepada pasien2pelayanan farmasi
klinik.
". &utu pelayanan 'ar(a!i pu!ke!(a! adalah pelayanan farmasi yang
menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan kepuasan
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan ratarata masyarakat, serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar pelayanan profesi yang ditetapkan
serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi.
'. "bat yang menurut undangundang yang berlaku, dikelompokkan ke
dalam obat keras, obat keras tertentu dan obat narkotika harus diserahkan
kepada pasien oleh -poteker.
1. Pengel#laan perbekalan 'ar(a!i adalah suatu proses yang merupakan
siklus kegiatan, dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan
pelaporan serta ealuasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
8. Pengen)alian (utu adalah suatu mekanisme kegiatan pemantauan dan
penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, secara terencana dan sistematis,
sehingga dapat diidentifikasi peluang untuk peningkatan mutu serta menyediakan
mekanisme tindakan yang diambil sehingga terbentuk proses peningkatan mutu
pelayanan farmasi yang berkesinambungan.
9. Perbekalan 'ar(a!i adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan
obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis.
:. Perbekalan ke!e$atan adalah semua bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yang terdiri dari sediaan
farmasi, alat kesehatan, gas medik, reagen dan bahan kimia, radiologi, dan
nutrisi.
;. Perlengkapan 'ar(a!i ru(a$ !akit adalah semua peralatan yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian di farmasi
rumah sakit.
. Re!ep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada -poteker, untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuaiperaturan yang berlaku.
&&. *e)iaan 'ar(a!i adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
4
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
5/98
1.+.Lan)a!an Huku(
&. UndangUndang 6epublik Indonesia omor %" tahun &;;% tentang
Kesehatan-
/ab I pasal &Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasukpengendalian mutusediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obatserta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional.- /ab < pasal '%Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan dalam rangka
menjaga mutu sediaan farmasi yang beredar.- /ab
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
6/98
(umber daya manusia untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas
adalah apoteker *UndangUndang 6I omor %" $ahun &;;% tentang Kesehatan+.
Kompetensi apoteker di Puskesmas sebagai berikut!
• Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang
bermutu• Mampu mengambil keputusan secara profesional
• Mampu berkomunikasi yang baik dengan pasien maupun profesi
kesehatan lainnya dengan menggunakan bahasa erbal, nonerbal
maupun bahasa lokal.
• (elalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun informal,
sehingga ilmu dan keterampilan yang dimiliki selalu baru(up to date)
.(edangkan asisten apoteker hendaknya dapat membantu pekerjaan apoteker
dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian tersebut.
2.2. Di!tribu!i ,etenagaan
Pengaturan dan penjadualan kegiatan pelayanan kefarmasian dikoordinir
langsung oleh penanggung jawab kamar obat2apotek dilingkungan puskesmas
sesuai dengan kesepakatan.
.
2.3. a)/al ,egiatan
?adwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian didalam gedung
disepakati dan disetujui setiap hari dan diluar gedung setiap minggu.
BAB III
*TANDAR 0A*ILITA*
3.1Dena$ Ruangan
*arana )an Pra!arana
6
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
7/98
(arana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di
Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi!
&. 6uang penerimaan resep6uang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, & *satu+ set
meja dan kursi, serta & *satu+ set komputer, jika memungkinkan. 6uang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
%. 6uang pelayanan resep dan peracikan *produksi sediaan secara terbatas+6uang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara
terbatas meliputi rak 5bat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. )i ruang
peracikan disediakan peralatan peracikan, timbangan 5bat, air minum *air
mineral+ untuk pengencer, sendok 5bat, bahan pengemas 5bat, lemaripendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label 5bat,
buku catatan pelayanan resep, bukubuku referensi2standar sesuai
kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. 6uang ini diatur agar mendapatkan
cahaya dan sirkulasi udara yang cukup. ?ika memungkinkan disediakan
pendingin ruangan *air conditioner+ sesuai kebutuhan.
". 6uang penyerahan 5bat6uang penyerahan 5bat meliputi konter penyerahan 5bat, buku pencatatan
penyerahan dan pengeluaran 5bat. 6uang penyerahan 5bat dapat
digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
'. 6uang konseling6uang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
bukubuku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling,
buku catatan konseling, formulir jadwal konsumsi 5bat *lampiran+, formulir
catatan pengobatan pasien *lampiran+, dan lemari arsip *filling cabinet+, serta
& *satu+ set komputer, jika memungkinkan.
1. 6uang penyimpanan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai6uang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, entilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan
keamanan petugas. (elain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang
cukup. 6uang penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak2lemari
5bat, pallet, pendingin ruangan *-@+, lemari pendingin, lemari penyimpanan
khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan 5bat khusus,
pengukur suhu, dan kartu suhu.
7
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
8/98
8. 6uang arsip6uang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan
Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu. 6uang arsip memerlukan ruangankhusus yang memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan
dokumen dalam rangka untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan,
persyaratan, dan teknik manajemen yang baik. Istilah AruangB di sini tidak
harus diartikan sebagai wujud AruanganB secara fisik, namun lebih kepada
fungsi yang dilakukan. /ila memungkinkan, setiap fungsi tersebut disediakan
ruangan secara tersendiri. ?ika tidak, maka dapat digabungkan lebih dari &
*satu+ fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungsi.
3.2*tan)ar 0a!ilita!
Harus tersedia ruangan, peralatan dan fasilitas lain yang dapat
mendukung administrasi, profesionalisme dan fungsi teknik pelayananfarmasi, sehingga menjamin terselenggaranya pelayanan farmasi yang
fungsional, profesional dan etis.
&. $ersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin semua
barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik dan dapat dipertanggung
8
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
9/98
jawabkan sesuai dengan spesifikasi masingmasing barang farmasi dan
sesuai dengan peraturan.
%. $ersedianya fasilitas produksi obat yang memenuhi standar.
". $ersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat.
'. $ersedianya fasilitas pemberian informasi dan edukasi.
1. $ersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep.
8. 6uangan perawatan harus memiliki tempat penyimpanan obat yang baik
sesuai dengan peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik.
9. 5bat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian rupa demi menjamin
keamanan setiap staf.
BAB I
TATA LA,*ANA PELAANAN 0AR&A*I ,LINI,
.1Pelayanan Re!ep
6esep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepadaapoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.Pelayanan resep adalah proses kegiatan
yang meliputiaspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari
9
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
10/98
penerimaan resep, peracikan obat sampai dengan penyerahan obat kepada
pasien. Pelayanan resepdilakukan sebagai berikut
.2Peneri(aan Re!ep
(etelah menerima resep dari pasien, dilakukan halhal sebagai berikut !
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu ! nama dokter, nomor
surat iCin praktek *(IP+, alamat praktek dokter, paraf dokter, tanggal,
penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama
pasien,umur pasien, dan jenis kelamin pasienb. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis,
potensi,stabilitas, cara dan lama penggunaan obat.c. Pertimbangkan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dankesesuaian
dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resepatau
obatnya tidak tersedia
.3Peraikan "bat
(etelah memeriksa resep, dilakukan halhal sebagai berikut !
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
menggunakanalat, dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa
dan keadaanfisik obatb. Peracikan obatc. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam2oral dan etiket warna
biruuntuk obat luar, serta menempelkan label Dkocok dahuluE pada
sediaanobat dalam bentuk larutand. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obatyang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah.Penyera$an "bat
(etelah peracikan obat, dilakukan halhal sebagai berikut !
a. (ebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukanpemeriksaankembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara
penggunaanserta jenis dan jumlah obat.b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik
dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkinemosinya
kurang stabil.c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganyad. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan halhal lain yangterkait
dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan danminuman yang
harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat, dll.
7tis, bijaksana dan terkini sangat diperlukan dalam upaya penggunaan obat
yangrasional oleh pasien. (umber informasi obat adalah /uku 0armakope
Indonesia,Informasi (pesialite 5bat Indonesia *I(5+, Informasi 5bat asional
10
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
11/98
Indonesia*I5I+, 0armakologi dan $erapi, serta bukubuku lainnya. Informasi obat
jugadapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat yang berisi !
• Fama dagang obat jadi
• FKomposisi
• F/obot, isi atau jumlah tiap wadah
• F)osis pemakaian
• F@ara pemakaian
• FKhasiat atau kegunaan
• FKontra indikasi *bila ada+
• F$anggal kadaluarsa
• Fomor ijin edar2nomor registrasi
• Fomor kode produksi
• Fama dan alamat industri
Informasi obat yang diperlukan pasien adalah !
a. >aktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam
sehari,apakah di waktu pagi, siang, sore, atau malam. )alam hal ini termasuk
apakahobat diminum sebelum atau sesudah makan.b. 4ama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus
dihabiskanmeskipun sudah terasa sembuh. 5bat antibiotika harus dihabiskan
untuk mencegah timbulnya resistensi.
c. @ara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilanpengobatan.5leh karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai
cara penggunaanobat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu
seperti obat oral obattetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat semprot
hidung, tetes telinga,suppositoria dan krim2salep rektal dan tablet agina.
/erikut ini petunjuk mengenai cara penggunaan obat !Petunjuk Pemakaian 5bat 5ral *pemberian obat melalui mulut+
• -dalah cara yang paling laCim, karena sangat praktis, mudah dan
aman.Gang terbaik adalah minum obat dengan segelas air • Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan *saat makan atau saat perut
kosong+- Minum obat saat makan- Minum obat sebelum makan- Minum obat sesudah makan
• 5bat untuk kerja diperlama *long acting+ harus ditelan seluruhnya. $idak
boleh dipecah atau dikunyah
• (ediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi
ukuranuntuk ketepatan dosis. ?angan gunakan sendok rumah tangga.
• ?ika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter
minta pilihan bentuk sediaan lain.Petunjuk Pemakaian obat oral untuk
bayi2anak balita !
11
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
12/98
• (ediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok
takar dalam kemasan obatnya.
• (egera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat
yangterasa tidak enak2pahit,Petunjuk Pemakaian 5bat $etes Mata
• Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun *termasuk
mata+dan selalu ditutup rapat setelah digunakan.• Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera
padakemasan harus diikuti dengan benar.
• @ara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan
jaritelunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk
membukakantung konjungtia, obat diteteskan pada kantung konjungtia
dan mataditutup selama &% menit, jangan mengedip.•
Ujung mata dekat hidung ditekan selama &% menit• $angan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada
tangan
Petunjuk Pemakaian 5bat $etes Hidung
• Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan
obatdilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring
saja.
• Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama
beberapamenit agar obat dapat tersebar dalam hidung.• Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha
• (etelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan
keringkandengan tissue bersih.
Petunjuk Pemakaian 5bat (upositoria
• @uci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria
dibasahidengan air.
•
Penderita berbaring dengan posisi miring, dan suppositoria dimasukkankedalam rektum.
• Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria
didorongdengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal3 kirakira
& inchi pada bayi dan & inchi pada dewasa.
• ?ika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka
sebelumdigunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama
"# menitkemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan
dibuka.• (etelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci
bersih.Petunjuk Pemakaian 5bat Krim2(alep rektal
• /ersihkan dan keringkan daerah rektal, kemudian masukkan salep
ataukrim secara perlahan ke dalam rektal.
12
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
13/98
• @ara lain adalah dengan menggunakan aplikator. @aranya adalah
aplikator dihubungkan dengan wadah salep2krim yang sudah dibuka,
kemudiandimasukkan ke dalam rektum dan sediaan ditekan sehingga
salep2krimkeluar. /uka aplikator dan cuci bersih dengan air hangat dan
sabun.• $idak Untuk )itelan.
• (etelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersih
Petunjuk Pemakaian 5bat
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
14/98
/eberapa sistem yang umum dalam pengaturan obat !a. -lfabetis berdasarkan nama generik
5bat disimpan berdasarkan urutan alfabet nama generiknya.
(aatmenggunakan sistem ini, pelabelan harus diubah ketika daftar obat
esensialdireisi atau diperbaharui.b. Kategori terapetik atau farmakologi
5bat disimpan berdasarkan indikasi terapetik dan kelas farmakologinya.c. /entuk sediaan
5bat mempunyai bentuk sediaan yang berbedabeda, seperti sirup,
tablet,injeksi, salep atau krim. )alam sistem ini, obat disimpan
berdasarkan bentuk sediaannya. (elanjutnya metodemetode
pengelompokan lain dapatdigunakan untuk mengatur obat secara rinci.d. 0rekuensi penggunaan
Untuk obat yang sering digunakan*fast moing + seharusnya disimpan
padaruangan yang dekat dengan tempat penyiapan obat.
Kondisi Penyimpanan Khusus/eberapa obat perlu disimpan pada tempat khusus untuk memudahkan
pengawasan,yaitu.a. 5bat golongan narkotika dan psikotropika masingmasing disimpan
dalamlemari khusus dan terkunci.b. 5batobat seperti aksin dan supositoria harus disimpan dalam lemari
pendinginuntuk menjamin stabilitas sediaan.c. /eberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, eter dan alkohol
disimpan dalamlemari yang berentilasi baik, jauh dari bahan yang mudah
terbakar dan peralatan elektronik. @airan ini disimpan terpisah dari obat
obatan.d. /erikut berapa label tanda peringatan
14
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
15/98
.5Pengel#laan "bat )an Ba$an Habi! Pakai
15
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
16/98
Pengeloaan obat dan bahan habis pakai merupakan kegiatan pelayanan
kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,permintaan,penerimaan,
penyimpanan dan pendistribusian,, pengendalian, pencatatan dan pelaporan
serta pemantauan dan ealuasi.$ujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan habis pakai yang efisien,
efektif dan rasional, meningkatkan kompetensi2kemampuan tenaga kefarmasian,
mewujudkan sistem informasi manajemen dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan.
Kepala 6uang 0armasi )i Puskesmas mempunyai tugas dan tangging jawab
untuk menjamin terlaksananya pengelolaan obat dan bahan habis pakai yang
baik.
Kegiatan pengelolaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai meliputi!
&. Perencanaan kebutuhan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai Perencanaan
merupakan proses kegiatan seleksi 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai untuk
menentukan jenis dan jumlah 5bat dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.$ujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan!a. perkiraan jenis dan jumlah 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai yang
mendekati kebutuhan3b. meningkatkan penggunaan 5bat secara rasional3 danc. meningkatkan efisiensi penggunaan 5bat
Perencanaan kebutuhan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh 6uang 0armasi di
Puskesmas.Proses seleksi 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi 5bat periode
sebelumnya, data mutasi 5bat, dan rencana pengembangan. Proses
seleksi 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada
)aftar 5bat 7sensial asional *)57+ dan 0ormularium asional. Proses
seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola program
yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan 5bat per tahun dilakukan secara
berjenjang *bottomup+.Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian
5bat dengan menggunakan 4aporan Pemakaiandan 4embar Permintaan
5bat *4P4P5+.
(elanjutnya Instalasi 0armasi Kabupaten2Kota akan melakukan kompilasi
dan analisa terhadap kebutuhan 5bat Puskesmas di wilayah kerjanya,
16
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
17/98
menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu
kekosongan 5bat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.%. Permintaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai
$ujuan permintaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai adalah memenuhi
kebutuhan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai
dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan
kepada )inas Kesehatan Kabupaten2Kota, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan dan kebijakan pemerintah daerah
setempat.
". Penerimaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai
Penerimaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan
dalam menerima 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai dari Instalasi
0armasi Kabupaten2Kota sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
$ujuannya adalah agar 5bat yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. (emua petugas
yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas
ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan
5bat dan /ahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya.
Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap 5bat dan
/ahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan2peti, jenis dan jumlah 5bat, bentuk 5bat sesuai dengan isi
dokumen *4P4P5+, ditandatangani oleh petugas penerima , dan diketahui
oleh Kepala Puskesmas. /ila tidak memenuhi syarat, maka petugas
penerima dapat mengajukan keberatan.
Masa kedaluwarsa minimal dari 5bat yang diterima disesuaikan dengan
periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan.
'. Penyimpanan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai
Penyimpanan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai merupakan suatu
kegiatan pengaturan terhadap 5bat yang diterima agar aman *tidak
hilang+, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.$ujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
17
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
18/98
Penyimpanan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan halhal sebagai berikut!a. bentuk dan jenis sediaan3b. stabilitas *suhu, cahaya, kelembaban+c. mudah atau tidaknya meledak2terbakar3 dan
d. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
1. Pendistribusian 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit2satelit farmasi
Puskesmas dan jaringannya.
$ujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan 5bat sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.
(ubsub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain!a. (ub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas3
b. Puskesmas Pembantu3c. Puskesmas Keliling3d. Posyandu3 dane. Polindes.
Pendistribusian ke sub unit *ruang rawat inap, U), dan lainlain+
dilakukan dengan cara pemberian 5bat sesuai resep yang diterima * floor
stock +, pemberian 5bat per sekali minum *dispensing dosis unit + atau
kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan
dengan cara penyerahan 5bat sesuai dengan kebutuhan *floor stock +.
8. Pengendalian 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai
Pengendalian 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan
untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan2kekosongan 5bat di unit pelayanan kesehatan
dasar.
$ujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan 5bat di
unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian 5bat terdiri dari!
a. Pengendalian persediaan3
18
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
19/98
b. Pengendalian penggunaan3 danc. Penanganan 5bat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
9. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan
dalam rangka penatalaksanaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai
secara tertib, baik 5bat dan /ahan Medis Habis Pakaiyang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit
pelayanan lainnya.
$ujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah!
a. /ukti bahwa pengelolaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai telah
dilakukan3b. (umber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian3 danc. (umber data untuk pembuatan laporan.
:. Pemantauan dan ealuasi pengelolaan
5bat dan /ahan Medis Habis Pakai Pemantauan dan ealuasi
pengelolaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik
dengan tujuan untuk!
a. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan3b. memperbaiki secara terusmenerus pengelolaan 5bat dan /ahan
Medis Habis Pakai3 danc. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
'.6 PELAANAN 0AR&A*I ,LINI,
Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian
yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan 5bat
dan /ahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk!
&. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.%. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektiitas,
keamanan dan efisiensi 5bat dan /ahan Medis Habis Pakai.
19
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
20/98
". Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.'. Melaksanakan kebijakan 5bat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan 5bat secara rasional.
Pelayanan farmasi klinik meliputi!
&. Pengkajian 6esep, Penyerahan 5bat, dan Pemberian Informasi 5bat%. Pelayanan Informasi 5bat *PI5+". Konseling'. 6onde2
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
21/98
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh -poteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
$ujuan!
a. Menyediakan informasi mengenai 5bat kepada tenaga kesehatan lain di
lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan 5bat *contoh! kebijakan permintaan 5bat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai+.c. Menunjang penggunaan 5bat yang rasional.
Kegiatan!a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro
aktif dan pasif.b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.c. Membuat buletin, leaflet, label 5bat, poster, majalah dinding dan lainlain.d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap,
serta masyarakat.e. Melakukan pendidikan dan2atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan 5bat dan /ahan Medis Habis
Pakai.f. Mengoordinasikan penelitian terkait 5bat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian.
0aktorfaktor yang perlu diperhatikan!a. (umber informasi 5bat.b. $empat.c. $enaga.d. Perlengkapan.
". Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan 5bat pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta keluarga pasien.
$ujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang benar
mengenai 5bat kepada pasien2keluarga pasien antara lain tujuan
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan 5bat, efek
samping, tandatanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan 5bat.Kegiatan!a. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
21
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
22/98
b. Menanyakan halhal yang menyangkut 5bat yang dikatakan oleh dokter
kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka *openended
Juestion+, misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai 5bat,
bagaimana cara pemakaian, apa efek yang diharapkan dari 5bat tersebut,
dan lainlain.c. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan 5bat.d.
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
23/98
Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan
dokumentasi dan rekomendasi.
Kegiatan isite mandiri!
a. Untuk Pasien /aru&+ -poteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan.%+ Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal
pemberian 5bat."+ Menanyakan 5bat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,
mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan
pengobatan pasien.'+ Mengkaji terapi 5bat lama dan baru untuk memperkirakan masalah
terkait 5bat yang mungkin terjadi.
b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru&+ Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan 5bat baru.%+ Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian 5bat.
c. Untuk semua pasien&+ Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.%+ Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah
dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.
Kegiatan isite bersama tim!a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan
pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan2atau
keluarga pasien terutama tentang 5bat.c. Menjawab pertanyaan dokter tentang 5bat.d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti
5bat yang dihentikan, 5bat baru, perubahan dosis dan lainlain.
Halhal yang perlu diperhatikan!a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim.c. Memahami teknik edukasi.d. Mencatat perkembangan pasien.
Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan terputusnya
kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan 5bat. Untuk itu,
perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah *Home Pharmacy @are+
agar terwujud komitmen, keterlibatan, dan kemandirian pasien dalam
penggunaan 5bat sehingga tercapai keberhasilan terapi 5bat
1. Pemantauan dan Pelaporan 7fek (amping 5bat *7(5+
23
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
24/98
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap 5bat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis.
$ujuan!a. Menemukan efek samping 5bat sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal dan frekuensinya jarang.b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping 5bat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan!a. Menganalisis laporan efek samping 5bat.b. Mengidentifikasi 5bat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping 5bat.c. Mengisi formulir Monitoring 7fek (amping 5bat *M7(5+.d. Melaporkan ke Pusat Monitoringm7fek (amping 5bat asional.
0aktor yang perlu diperhatikan!a. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.b. Ketersediaan formulir Monitoring 7fek (amping 5bat.
8. Pemantauan $erapi 5bat *P$5+Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi 5bat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.
$ujuan!a. Mendeteksi masalah yang terkait dengan 5bat.b. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan
5bat
.Kriteria pasien!a. -nakanak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.b. Menerima 5bat lebih dari 1 *lima+ jenis.c. -danya multidiagnosis.d. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.e. Menerima 5bat dengan indeks terapi sempit.f. Menerima 5bat yang sering diketahui menyebabkan reaksi 5bat yang
merugikan.
Kegiatan!a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.b. Membuat catatan awal.c. Memperkenalkan diri pada pasien.d. Memberikan penjelasan pada pasien.e. Mengambil data yang dibutuhkan.f. Melakukan ealuasi.g. Memberikan rekomendasi.
24
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
25/98
9. 7aluasi Penggunaan 5batMerupakan kegiatan untuk mengealuasi penggunaan 5bat secara terstruktur
dan berkesinambungan untuk menjamin 5bat yang digunakan sesuai
indikasi, efektif, aman dan terjangkau *rasional+.
$ujuan!a. Mendapatkan gambaran pola penggunaan 5bat pada kasus tertentu.b. Melakukan ealuasi secara berkala untuk penggunaan 5bat tertentu.
.7 PEN-ENDALIAN
$ujuan!
-gar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
dasar.
Pengendalian obat terdiri dari!
&. Pengendalian persediaan%. Pengendalian penggunaan". Penanganan obat hilang
Pengendahan persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan2kekosongan obat di
unit pelayanan kesehatan dasar.
Kegiatan Pengendalian adalah
&. Memperkirakan2menghitung pemakaian ratarata periode tertentu di
Puskesmas dan seluruh unit pelayanan. ?umlah stok ml disebut stok kerja.%. Menentukan
- (tok optimum adalah jumlah stok obat yang diserahkan kepada unit
pelayanan agar tidak mengalami kekurangan2kekosongan.- (tok pengaman adalah jumlah stok yang disediakan untuk mencegah
terjadinya sesuatu hal yang tidak terduga, misalnya karena keterlambatan
pengiriman dan UP5PPK.- Menentukan waktu tunggu *leadtime+, yaitu waktu yang diperlukan dari
mulai pemesanan sampai obat diterima.
Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap
stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. (edangkan untuk
mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada
pada waktu kedatangan obat atau kalau dimungkinkan memesan, maka dapat
dihitung jumlah obat yang dapat dipesan *+ dengan rumus berikut !
L (K (P *>$ = )+((
Keterangan !
25
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
26/98
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
27/98
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
28/98
6esep menggunakan 0ormulir % sebagaimana terlampir dan selanjutnya
dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten2 kota.
.1< TATA 4ARA PELAP"RAN E0E, *A&PIN- "BAT
Mail
)ownload dan cetak formulir pelaporan efek samping. Isi formulir dan
kirimkan ke kantor pos sesuai dengan alamat yang tertera dalam formulir.
$idak diperlukan perangko 5nline
Pelaporan secara elektonik 0aN
)ownload dan cetak formulir pelaporan efek samping. Isi formulir dan
kirimkan melalui faN ke nomor *8%+ *#%&+ *'%'':&;+. $elepon
4angsung menghubungi /adan P5M ke nomor #%& '%'':&;
.11 4ARA &ELAP"R,AN E0E, *A&PIN- "BAT ; ,TD;,N4
,eja)ian;e'ek ti)ak )iinginkan yang !eriu!
(emua laporan kejadian2efek yang tidak diinginkan yang bersifat fatal atau
membahayakan jiwa harus segera mungkin tidak lebih da6I %' jam
dilaporkan ke /adan P5M *melalui telepon2faN2email2surat tertutup+.
(etelah itu dilengkapi dengan pengisian formulir monitoring obat
tradisional dan suplemen makanan dengan tambahan waktu : hari
kalendar dan menyediakan informasi seperti yang diminta /adan P5M.
Kejadian2efek tidak diinginkan yang tidak serius (eluruh kejadian2efek
yang tidak bersifat fatal atau membahayakan jiwa harus dilaporkan segera
mungkin tapi tidak lebih dan &1 hari kalender.
U!er yang bisa melaporkan meliputi $enaga kesehatan, Pelaku
Usaha2Industri dan Masyarakat dengan menjadi member dan login terlebih
dahulu.
.12 NAR,"TI,A
arkotika adalah Cat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang
Undang ini
28
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
29/98
UndangUndang tentang arkotika bertujuan! a. menjamin ketersediaan
arkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan2atau pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi3 b. mencegah, melindungi, dan menyelamatkan
bangsa Indonesia dari penyalahgunaan arkotika3 c. memberantas peredaran
gelap arkotika dan Prekursor arkotika3 dan d. menjamin pengaturan upaya
rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah una dan pecandu arkotika.
arkotika digolongkan ke dalam! a. arkotika olongan I3 b. arkotika olongan
II3 dan c. arkotika olongan III. arkotika hanya dapat digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan2atau pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
arkotika yang berada dalam penguasaan industri farmasi, pedagang besar
farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit,
pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu
pengetahuan wajib disimpan secara khusus. Industri 0armasi, pedagang besar
farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit,
pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu
pengetahuan wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan laporan berkala
mengenai pemasukan dan2atau pengeluaran arkotika yang berada dalam
penguasaannya. *"+ Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyimpanan
secara khusus sebagaimana dimaksud pada ayat *&+ dan jangka waktu, bentuk,
isi, dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat *%+ diatur dengan
Peraturan Menteri. *'+ Pelanggaran terhadap ketentuan mengenai penyimpanan
sebagaimana dimaksud pada ayat *&+ dan2atau ketentuan mengenai pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ayat *%+ dikenai sanksi administratif oleh Menteri
atas rekomendasi dari Kepala /adan Pengawas 5bat dan Makanan berupa! a.
teguran3 b. peringatan3 c. denda administratif3 d. penghentian sementara
kegiatan3 atau e. pencabutan iCin.
Penyerahan arkotika hanya dapat dilakukan oleh! a. apotek3 b. rumah
sakit3 c. pusat kesehatan masyarakat3 d. balai pengobatan3 dan e. dokter. *%+
-potek hanya dapat menyerahkan arkotika kepada! a. rumah sakit3 b. pusat
kesehatan masyarakat3 c. apotek lainnya3 d. balai pengobatan3 e. dokter3 dan f.
pasien. *"+ 6umah sakit, apotek, pusat kesehatan masyarakat, dan balaipengobatan hanya dapat menyerahkan arkotika kepada pasien berdasarkan
resep dokter. Penyerahan arkotika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan untuk!
a. menjalankan praktik dokter dengan memberikan arkotika melalui suntikan3 b.
menolong orang sakit dalam keadaan darurat dengan memberikan arkotika
29
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
30/98
melalui suntikan3 atau c. menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada
apotek. *1+ arkotika dalam bentuk suntikan dalam jumlah tertentu yang
diserahkan oleh dokter sebagaimana dimaksud pada ayat *'+ hanya dapat
diperoleh di apotek
.13 P*I,"TR"PI,A
Psikotropika adalah Cat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukannarkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susnan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktiitas mental dan perilaku.
Pabrik obat adalah perusahaan berbadan hukum yang memiliki iCin dariMenteri untuk melakukan kegiatan produksi serta penyaluran obat dan bahanobat, termasuk psikotropika.
Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat,menghasilkan, mengemas, dan2atau mengubah bentuk psikotropika.
Psikotropika hanya dapat diproduksi oleh pabrik obat yang telah memilikiiCin sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Psikotropika golongan I dilarang diproduksi dan2atau digunakan dalamproses produksi.
Psikotropika, yang diproduksi untuk diedarkan berupa obat, harusmemenuhi standar dan2atau persyaratan farmakope Indonesia atau buku standar lainnya.
Penyerahan psikotropika dalam rangka peredaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal : hanya dapat dilakukan oleh apotek, rumah sakit,puskesmas, balai pengobatan, dan dokter.
Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepadaapotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, dan kepadapengguna2pasien.
30
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
31/98
Penyerahan psikotropika oleh rumah sakit, balai pengobatan,puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat *&+ hanya dapat dilakukan kepadapengguna2pasien.
Penyerahan psikotropika oleh apotek, rumah sakit, puskesmas, dan
balai pengobatan sebagaimana dimaksud pada ayat *&+ dilaksanakanberdasarkan resep dokter.
Penyerahan psikotropika oleh dokter sebagaimana dimaksud pada ayat*&+, dilaksanakan dalam hal!
a. Menjalankan praktek terapi dan diberikan melalui suntikan3
b. Menolong orang sakit dalam keadaan darurat3
c. Menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
*8+ Psikotropika yang diserahkan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat *1+hanya dapat diperoleh dari apotek.
Menteri menyusun rencana kebutuhan psikotropika untuk kepentinganpelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan untuk setiap tahun.
*&+ Pabrik obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaanpemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembagapenelitian dan2atau lembaga pendidikan, wajib membuat dan menyimpan catatanmengenai kegiatan masingmasing yang berhubungan dengan psikotropika.
*%+ Menteri melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaapembuatan dan penyimpanan catatan sebagaimana dimaksud pada ayat *&+.
Pabrik obat, pedagang besar farmasi, apotek, rumah sakit, puskesmas,lembaga penelitian dan2atau lembaga pendidikan wajib melaporkan catatansebagaimana dimaksud dalam Pasal "" ayat *&+ kepada Menteri secara berkala.
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi penyusunan rencanakebutuhan tahunan psikotropika dan mengenai pelaporan kegiatan yang
berhubungan dengan psikotropika diatur oleh Menteri.
Pemerintah melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan yangberhubungan dengan psikotropika, baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupunoleh masyarakat.
)alam rangka pengawasan, Pemerintah berwenang!
31
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
32/98
a. melaksanakan pemeriksaan setempat dan2atau pengambilancontoh pada sarana produksi, penyaluran, pengangkutan,penyimpanan, sarana pelayanan kesehatan dan fasilitasrehabilitasi3
b. memeriksa surat dan2atau dokumen yang berkaitan dengankegiatan di bidang psikotropika3
c. melakukan pengamanan terhadap psikotropika yang tidakmemenuhi standar dan persyaratan3 dan
melaksanakan ealuasi terhadap hasil pemeriksaan.
Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat *%+dilengkapi dengan surat tugas.
)alam rangka pengawasan, Menteri berwenang mengambil tindakanadministratif terhadap pabrik obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanansediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,dokter, lembaga penelitian dan2atau lembaga pendidikan, dan fasilitas rahabilitasiyang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undangundang ini.
$indakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat *&+, dapatberupa!
a. teguran lisan3
b. teguran tertulis3
c. penghentian sementara kegiatan3
d. denda administratif3
e. pencabutan iCin praktek.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan, bentuk pelanggaran danpenerapan sanksinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1# ayat *%+ dan ayat*"+, Pasal 1& ayat *&+ dan ayat *%+ diatur oleh Menteri.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 1# ayat *&+ ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pe(u!na$an P!ik#tr#pika ; Nark#tika
Pemusnahan psikotropika 2narkotika dilaksanakan dalam hal!
32
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
33/98
&. berhubungan dengan tindak pidana3
%. diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlakudan2atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi psikotropika3
". kadaluwarsa3
'. tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatandan2atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Pemusnahan psikotropika2narkotika sebagaimana dimaksud!
pada ayat *&+ butir a dilakukan oleh suatu tim yang terdiri dari pejabatyang mewakili departemen yang bertanggung jawab di bidang kesehatan,Kepolisian egara 6epublik Indonesia, dan Kejaksaan sesuai dengan Hukum
-cara Pidana yang berlaku, dan ditambah pejabat dari instansi terkait dengantempat terungkapnya tindak pidan tersebut, dalam waktu tujuh hari setelahmendapat kekuatan hukum tetap3
b. pada ayat *&+ butir a, khusus golongan I, wajib dilaksanakan palinglambat 9 *tujuh+ hari setelah dilakukan penyitaan3 dan
c. pada ayat *&+ butir b, butir c, dan butir d dilakukan oleh Pemerintah,orang, atau badan yang bertanggung jawab atas produksi dan2atau peredaranpsikotropika, sarana kesehatan tertentu, serta lembaga pendidikan dan2ataulembaga penelitian dengan disaksikan oleh pejabat departemen yangbertanggung jawab di bidang kesehatan, dalam waktu 9 *tujuh+ hari setelahmendapat kepastian sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut.
*"+ (etiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan berita acara.
*'+ Ketentuan lebih lanjut mengenai pemusnahan psikotropika ditetapkandengan Peraturan Pemerintah
PERE*EPAN "BAT P*I,"TR"PI,A DAN NAR,"TI,A
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari
dokter, dokter gigi dan dokter spesialis kepada unit penunjang obat yang
ada -poteker dan mempunyai legalitas, dan pemberian obat psikotropika
dan tropika hanya dapat dilakukan apabila !&. Peresepan obat psikotropika narkotika hanya boleh ditulis oleh
dokter 2 dokter gigi 2 dokter spesialis
%. 6esep merupakan resep asli dan ditangani langsung oleh dokter
pemeriksa2pemberi resep
33
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
34/98
". jika tidak ditandatangani resep bisa ditolak atau konfoirmasi ke
dokter yang menulis resep
'. 6esep yang ditulis harus jelas, baik jenisnya, jumlahnya dan cara
penggunaannya
1. 6esep psikotropika diberi garis merah dibawah nama obat, dan obat
narkotika diberi garis biru dibawah nama resep obat dan
ditandatangani sejajar garis merah atau biru
8. )ibelakang resep ditulis nama pasien dan alamat pasien yang
lengkap
9. 6esep yang berisi obat psikotropika narkotika disimpan dalam lemari
obat , menjadi satu dengan obat psikotropika, dalam keadaan
terkunci
5bat narkotika menurut Undangundang 6I nomor "1 tahun %##;ada " golongan narkotika !
a. olongan I ! hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmupengetahuan
Misalnya! 5pium, Heroin, kokain dll yang tercantumdalam daftar narkotik golongan I
%. olongan II !berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapiMisalnya! Metadone, Morfin, Petidin dll yangtercantum dalam daftar narkotik golongan II
". olongan III ! narkotika yang berkhasiat pengobatan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan 2atau tujuan pengembangan ilmupengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkanketergantungan, yang masuk dalam golongan ini adalah ! Kodein , aramgaram narkotika dalam golongan ini
'. olongan dan jenis prekursor
- $abel I ! efedrin, ergometrin, ergotamine, potassiumpermanganant, pseudoefedrin dll yang ada di tabel I
- $abel II ! -cetone, ethil ether, piperidine, sulphuric acid dll yangada di tabel II
1. 5bat psikofarmaka menurut )57 psikofarmaka %##% penggolongan obatterdiri dari!
a.-ntianNientas dan anti Insomnia )iaCepam
b. -ntidepresi dan anti mania -mitriptiline Hcl
4itium Karbonatc. -ntiobsesif kompulsif dan antipanik
Klomamin Hcld. -ntipsikosis
0lufenaCin dekanoat Haloperidol KlorpromaCine Hcl
34
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
35/98
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
36/98
E'ek = merupakan ionotropik kuat, menaikkan laju H6 dan menguatkankontraksi melalui efek simpatis reseptor beta jantung, meningkatkan @5*e)iaan = %1#mg2%#ml dalam flaconD#!i! = %,1mg2kg//2menitLa(a kerja = beberapa menit
E'ek !a(ping = takikardi, hipertensi, aritmia, iskemi jantungIn)ika!i = syok yang berhubungan dengan @H0, -MI, @K)
+ HeparinE'ek = merupakan antikoagulan poten yang bekerja terhadap potensiasiterhadap beberapa faktor koagulan termasuk trombin dan faktor N.7fektiitasnya dilihat dari nilai -P$$*e)iaan = %1##UI2ml dalam 1 ml *ial+, #unit L &mgIn)ika!i = preensi dan pengobatan trombosis ena dalam, preensi trombuspada katub protetic dan untuk pengobatan emboli pulmonum. 7fek terapi
-P$$ dicek &,1% kali nilai normal
D#!i! =- I< ! 1### unit diikuti dengan infus '#.### unit2%' jam, atau .### unit tiap
8 bulan- (@ ! 1### unit sebelum pembedahan kemudian 1### unit setiap :&% jam
La(a kerja = '8 jam
5 A(in#p$ilyllineE'ek = bronkodilatasi, chronotropic *mempengaruhi denyut miokard+ daninotropic ringan, diuretic ringan*e)iaan = %1#mg dalam ml, ampul
In)ika!i ! bronkodilatasi termasuk gagal jantung kongestif D#!i! =- I< ! 'mg2kg// dalam &1 menit- Infus ! #,1mg2kg//2jam *kurangi dosis pada usia lanjut, sirosis hepatis
dan gagal hepar+- 5ral ! #"## mg "' kali sehari- 6ectal ! "8# mg supp &% kali sehari
La(a kerja = 8&1 jamE'ek !a(ping = aritmia, muntah, diuresis, merangsang (P
6 Antai)E'ek = menaikkan pH asam lambung *basa+*e)iaan = -lumunium hydroCida 1##mg tablet. -lumunium hydroCida 'O cair.
-lumunium trisilicate %1# mg tablet. Magnesium trisilicateIn)ika!i = Pengobatan simptomatis pada dispepsia yang diesebabkan ulkuspepticum, gastritis, duodentis refluN esophagitis, dispepsia non ulkus danpreensi stres ulkus. Pada dosis efektif untuk penyembuhanD#!i! =- Untuk pengobatan dispepsia ! &% tablet atau %# ml- Untuk pengobatan ulkus peptikum ! %# ml tiap % jam
La(a kerja = &' jamE'ek !a(ping = senyawa alumunium dapat menyebabkan konstipasi.(enyawa magnesium dapat menyebabkan diare
7 Bupi%aaineE'ek = obat anestesi lokal*e)iaan = #,%1O, #,1O, #,91O, plain atau adrenaline dalam ial %# mlIn)ika!i = infiltrasi, pleksus, epidural, spinal anestesiD#!i! = tidak melebihi %mg2kg// tiap ' jam
36
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
37/98
La(a kerja = %: jamE'ek !a(ping = toksis anestesi lokalPer$atian = jangan diberikan intraena
8 4aliu(
E'ek = inotropik ringan, mengurangi efek depresi citrate pada jantung*e)iaan = @a gluconate dan @a chloride OIn)ika!i ! pada transfusi darah *lebih dari &unit21 menit pada orang dewasa+,hiperkalemia, tetaniD#!i! = %'mg2kg// @a @hloride, ': mg2kg// @a luconateE'ek !a(ping = /radikardi, iritasi ena dan jaringanPer$atian = jangan diberikan melalui set yang sama dengan darah
1< 4i(eti)ineE'ek = merupakan antagonis reseptor H% yaitu untuk mengurangi sekresiasam lambung
*e)iaan = injeksi #mg2ml dalam ampul % ml, tablet %##mg, '##mg, :## mgIn)ika!i = pengobatan ulkus lambung dan ulkus duodenum, refluks esofagitisdan preenti stress ulkusD#!i! =- I< ! #%## mg2jam selama % jam, bila perlu dapat diulang setelah '8
jam- Infus ! '##mg dalam #ml a@l #,;O diberikan dalam & jam dan diulang
setelah '8 jam. )apat juga dengan infus kontinyu 1## mg2jam selama
%' jam- 5ral ! '## mg % kali sehari atau dosis tunggal :## mg selama '8 minggu
La(a kerja = "8 jamE'ek !a(ping = pafa pemberian I< secara cepat dapat menimbulkan aritmia,interaksi dengan obat lain *potensial warfarin, phenitoin, aminophiline+
11 Dia>epa(E'ek = sedatia, antikonulsi poten*e)iaan = # mg2% ml dalam ampulIn)ika!i = premedikasi sedasi, antikonulsi, anti spasmodik, preensihalusinasiD#!i! =
Rute D#!i! De/a!a
I< 1%# mg, dengan efek
berariasi pada tiappasien, pada pasien tualebih sensitif
Infus :# mg2lt dan diberikandalam : jam
P6 #,%1 mg2kg//La(a kerja = &1 menit sampai beberapa jam, tergantung dosisE'ek !a(ping = mengantuk, kurang kooperatif, depresi napas atau obstruksiterutama pada pasien tua, kadang terjadi hipotensi.Per$atian = pada pemberian intraena dapat menyebabkan kerusakan padaena dan pada pemberian jangka lama sebaiknya digunakan jalur ena
sentral, sebaiknya dihindari pemberian IM karena absorbsinya kurang baikselain rasa nyeri
12 LargatilE'ek = merupakan transJuiliser mayor dengan efek sedasi anti emeticberguna untuk pengobatan hiccup yang persisten. (elain itu juga merupakanasodilator dan mempengaruhi homeostasis temperatur
37
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
38/98
*e)iaan = %1mg2ml dalam ampulIn)ika!i = omitus persisten, tetanus, hiccup persisten, pulmonalD#!i! =- IM ! %11# mg dalam ': jam- I< ! 1 mg sebagai asodilator ringan atau #,&8mg2kg//2jam
E'ek !a(ping = gejala ekstrapiramidal, hipotensi, takikardi, mengantuk13 Dig#?in
E'ek = menurunkan kecepatan konduksi impuls yang melalui nodusartrioentrikularis. Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung *efek inotropicpositif+*e)iaan = injeksi %1#mg2ml dalam ampul. $ablet 8%,1 mg, &%1 mgIn)ika!i = aritmia supraentrikuler, atrial fibrilasi, gagal jantungD#!i! =- I< ! #,1 mg dalam &1 menit dan diulang setelah 8 jam kemudian
dilanjutkan pemberian peroral-
5ral ! untuk digitalis cepat mulai dengan #,91&,1 mg diikuti dengan#,%1mg setiap 8 jam sampai fibrilasi terkontrol. )osis pemeliharaan ! #,%1
#,1 mg2hari. Untuk digitalis lambat mulai dengan #,%1#,9' mg2hari
sampai terjadi perbaikan kemudian dosis diturunkan. 4eel digoNin dalam
darah &% mg2liter *terapeutik+
La(a kerja = half life ! "'1& jam dan lebih lama pada gagal jantungE'ek !a(ping = pada pasien dengan insufisiensi renal atau hipokalemiabiasanya lebih mudah terjadi keracunan digoNin dengan gejala ! mual,muntah, aritmiaPer$atian = pemberian digoNin intraena harus pelan atau perinfus dan
hanya pada situasi darurat. )osis harus diturunkan bila pasien telahmendapat obat glikoside jantung yang lain dalam waktu 9% jam sebelumnya
1 Ep$e)rineE'ek = merupakan obat asopressor dan menyebabkan asokonstriksipembuluh darah, meningkatkan laju denyut nadi dan kontraktilitas melaluireseptor alfa dan beta sehinggal menaikkan $) dan@5, juga merupakanbronkodilator ringan*e)iaan = 1#mg2ml dalam ampulIn)ika!i = hipotensi karena asodilatasi. Pemberian cairan harus selaludilakukan sebelum menggunakan asopressor. -man digunakan pada
penderita yang sedang hamil karen tidak menurunkan airan darah plasentaD#!i! = 1 mg I
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
39/98
15 -lieryl trinitrateE'ek = menyebabkan relaksasi otot polos sehingga terjadi asodilatasipembuluh darah ena, pada dosis besar juga menyebabkan dilatasi arterikoroner In)ika!i = iskemia miokard, gagal jantung
*e)iaan = %1mg2ml dalam ial, tablet #," mgD#!i! =- (ublingual ! #,"#,8mg sesuai kebutuhan- Infus ! 1# mg dilarutkan dalam %1#mg dekstrose 1O titrasi juga dapat
diberikan dengan syringe pump
La(a kerja = singkatE'ek !a(ping = takikardia, hipotensi, sakit kepalaPer$atian = pemberian lewat infus harus dimonitor dengan sangat ketat danobat diberikan lewat ena sentral
16 Hy)r##rti!#ne
E'ek = menekan reaksi inflamasi, mempunyai efek mineral corticoid lemahIn)ika!i = asma akut, syok anafilaktik, reaksi alergi, reaksi obat, reaksitransfusi, terapi insufisiensi adrenal, menekan proses inflamasi beberapapenyakit*e)iaan = #mg2%ml dalam ial, tablet mg dan %# mgD#!i! =- I< ! #1## mg tiap %1 mg- 5ral ! %#"#mg2hari dalam dosis terbagi
La(a kerja = onset % jam, durasi &% jamE'ek !a(ping = pengobatan jangka panjang ! hipertensi, kelemahan ototosteoporosis, ulkus peptikum.Per$atian = untuk mencegah efek withdrawal perlu dilakukan tappering dosis
17 Labelat#lE'ek = merupakan antagonis reseptor beta sistem saraf simpatis.Mentebabkan lambatnya denyut nadi, dan menurunkan kekuatan kontraksi.?uga pada reseptor alfa sehingga terjadi asodilatasi pembuluh darah.
-kibatnya akan terjadi penurunan tekanan darahIn)ika!i = hipertensi, aritmia supraentrikular *e)iaan = #,1O dalam %#ml ampulD#!i! =
-I< ! %# mg maksimum
- Infus ! %#mg2jam, dapat dinaikkan maksimum &1# mg2jam- 5ral ! #%##mg, %N sehari
E'ek !a(ping = kelebihan cairan, gagal ginjal menetap18 &et$yl)#pa
E'ek = menurunkan tekanan darah melalui efek kontrol*e)iaan = 1#mg2ml dalam ampul 1 ml. $ablet &%1mg, %1#mg, 1##mgIn)ika!i = hipertensi sedang sampai beratD#!i! =- I< ! %1#mg1##mg dalam 1##ml dekstrose 1O infus
-5ral ! %1# mg %kali sehari, sampai maksimum "gram2hari
La(a kerja = :': jam *oral+, onset '8 jam, durasi &8 jam *i+E'ek !a(ping = anemia hemolitik, sedasi, hipotensi, impotensi
2< rp$ine
39
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
40/98
E'ek = merupakan analgesik opiat yang bekerja pada otak dan medullaspinalis*e)iaan = mg2ml dalam ampulIn)ika!i = nyeri akutD#!i! = &1 mg larutan dalam ml titrasi
La(a kerja = %8 jam tergantung rute pemberianE'ek !a(ping = mual, muntah, depresi nafas, kontraksi otot polos kadangkolik kantung empedu, dapat memperburuk nyeri pada kolik renal, sedasi,gatal di kulit
21 Lign#aineE'ek = sebagai anestesi lokal, juga menstabilkan membran sel miokardsehingga berefek sebagai anti aritmia*e)iaan = #,1O, &O, %O, 'O, 1O, O dalam ampul % ml atau ial % ml dan1#mlD#!i! =-
4- ! maksimum dalam ' jam ! "mg2kg//, 9mg2kg// dengan adrenalin&!%##.###- I< ! untuk aritmia entrikuler ! &&,1 mg2kg// plain bolus dan diikuti
dengan infus kalau perlu- 5ral ! %1# mg % kali sehari sampai maksimum "g2hari- Infus ! 'mg2menit dalam "# menit kemudian % mg2menit selama % jam dan
&mg2menit sampai tercapai hasil yang diharapkan
E'ek !a(ping = toksis anestesi lokal22 P$eti)ine
E'ek = analgesik ophiat, bekerja pada otak dan medula spinalis
*e)iaan = 1#mg2ml dalam ampul % mlIn)ika!i = nyeri hebatD#!i! = &&1mg2kg//, larutkan dalam ml, titrasiLa(a kerja = tergantung rutenya
23 Nal#?#neE'ek = menetralisir obat ophiat*e)iaan = '##mg2ml dan %#mg2ml dalam ampul & mlIn)ika!i = oerdosis opiat, depresi karena opiatD#!i! = #'##mg2kg//, titrasi
La(a kerja = "#8# menitE'ek !a(ping = bila naloNone digunakan untuk mereerse suatu oer dosisopiat maka efek analgesiknya akan ikut hilang sehingga problem nyeri akantimbul kembali terutama pada pemberian naloNone dosis tinggi
2 Ni'e)ipineE'ek = asodilatasi perifer coroner *e)iaan = tablet 1mg. mg. $ablet sutaind release ! %#mgIn)ika!i = hipertensi, amginaD#!i! = %#'#mg tablet (6 % kali sehariE'ek !a(ping = sakit kepala, flushing, edema, sendi ankle
2+ Nitr#pru!i)E'ek = asodilator poten*e)iaan = powder 1# mg dalam ampulIn)ika!i = malignant hipertensi, hipotensi kendaliD#!i! = pemberian perinfus #,&& mg2kg//2menit sebagai dosis awal,selanjutnya disesuaikan dengan respon tekanan darah. ?angan melebihi
40
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
41/98
dosis maksimum :mg2kg//2menit, dan apabila dalam %# menit tidakmeberikan respon yang memuaskan maka pemberian dihentikanLa(a kerja = sangat pendekE'ek !a(ping = hipotensi, muntah, pusing dan nyeri perut terutama apabilatetesan infus terlalu cepat. Pada oerdosis akan terjadi asidosis berat
Per$atian = tidak dianjurkan penggunaan tanpa fasilitas arterikline monitoruntuk tekanan darahnya. 5bat ini harus terlindung dari cahaya dan segeradigunakan melalui jalur ena sentral
25 N#ra)renalineE'ek = asokonstriksi pembuluh darah melalui alfa reseptor sehinggamenaikkan tekanan darah*e)iaan = &mg2ml dalam ampulIn)ika!i = hipotensi karena asodilatasi yang hebatD#!i! = larutkan ' mg dalam %1#ml )1O infus dimulai dengan dosis '
:mg2menit, titrasiLa(a kerja = singkatE'ek !a(ping ! hipertensi, asokonstriksi berlebihan, iskemik miokard,aritmia
26 P$enyt#inE'ek = merupakan antikonulsan, mengurangi frekuensi kejang denganmenstabilir ambang kejang*e)iaan = kapsul %1mg, 1#mg, #mg, suspensi %#mg21ml, injeksi%1#mg21ml dalam ampulIn)ika!i = untuk preensi dan mengontrol kejang pada grandmal epilepsi danlobus temporalis, juga efektif pafa pasien eklampsiaD#!i! = awal diberikan oral &1#"##mg2hari, I< &"&1 mg2kg// bolus *maks1#mg2mnt+ kemudian diteruskan #mg tiap 8 jamLa(a kerja ! &%%' jamE'ek !a(ping = toNic akut ataNia, nystagmusm bicara tida jelas, hirsutisme,lymphadenopati, hiperflasi ginggia. Hindari penggunaan pada pasien hamilterutama trimester awal
27 *albuta(#lE'ek = merupakan bronkodilator kuat yang bekerja ada reseptor beta %susunan saraf simpatis, juga sebagai relaksasi uterus*e)iaan = aerosol inhaler, nebuliser, injeksi, tabletD#!i! =- -erosol ! &% semprotan tiap ' jam- ebuliser ! %,11 mmg tiap %' jam- Intramuskuler ! 1##mg tiap ' jam- Infus ! "%# mg2%# menit, titrasi
La(a kerja = "8 jamPer$atian = takikardi, tremor, sakit kepala, hipokalemia terutama padapemberian perinfus
28 erapa(ilE'ek = meningkatkan periode refraktur otot jantung yaitu dengan menurunkankecepatan konduksi jaringan pengantar *e)iaan = injeksi %,1 mg2ml dalam ampul % ml, tablet '#mg, :#mg, &8#mgIn)ika!i = aritmia supraentrikuler, anginaD#!i! = i 1mg dan diulang setelah 1 menit sampai dosis maksimum &1mg, oral ! untuk aritmia '#&%# mg "N2hari. Untuk angina :#&%#mg "N2hariLa(a kerja = ': jam
41
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
42/98
E'ek !a(ping = i ! hipotensi, bradikardi, blok, asistole. $ablet ! mual,muntah dan konstipasi
3< :ar'arinE'ek = memperpanjang koagulasi darah dan dapat diukur dengan P$. 7fek
antikoagulan ini timbul melalui mekanisme penghambatan efek itamin K*e)iaan = tablet &mg, "mg, 1mgD#!i! = mg2hari selama " hari diikuti %:mg2hari sampai nilai P$ normalIn)ika!i = trombosis ena dalam, emboli pulmonum, fibrilasi atrial, penderitadengan katub stenosis
Prin!ip pengel#laan "bat e(ergen!i $aru! (enja(in!
a. ?umlah dan jenis 5bat sesuai dengan daftar 5bat emergensi yang telah
ditetapkan.
b. $idak boleh bercampur dengan persediaan 5bat untuk kebutuhan lain.
c. /ila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
d. )ikontrol secara berkala apakah ada yang rusak atau kadaluwarsa
e. )ilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
A *elek!i )an pereanaan
Perencanaan obat emergency di ruangan berdasarkan koordinasi
dengan ruangan terkait. ?umlah dan jenis obat emrgency ditetapkan
sesuai dengan standar. )aftar obat emergency terlampir.
B Penga)aan
Pengadaan obat emergency di ruangan dengan cara penggantian
segera obat melalui peresepan emergency yang diberikan petugas
ruangan kepada Instalasi 0armasi. (etelah Instalasi 0armasi menerima
resep obat emergency maka akan dilakukan prioritas pelayanan. Petugas
farmasi segera mengganti obat emergency dan mengunci kembali troli2kit
emergency yang sudah terisi sesuai dengan daftar standar yang terdapat
di setiap troli.
4 Penyi(panan
a Penyimpanan 5bat di ruang perawatan sesuai dengan stabilitas
sediaan dilengkapi termometer dan cheklist monitoring suhu *kulkas Q
ruangan+
42
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
43/98
b 5bat emergency ditempatkan pada troli2kit emergency dengan
menggunakan kunci disposible, dilengkapi gunting dengan akses yang
mudah dijangkau.
c (etiap troli2kit emergency dilengkapi dengan daftar obat emergency
yang telah ditetapkan.
D Pen)i!tribu!ian
a 5bat emergency disimpan pada troli2kit emergency di I), I/(, I@U,
H), I6- pa &: dan I6?-.
E Penatatan )an pengen)alian
a (etiap pemakaian obat emergency dicatat pada form pemakaian obat
yang terdapat di dalam troli2kit emergency sesuai dengan prosedur.
b Instalasi 0armasi mengontrol kesesuaian dengan daftar dan
kedaluwarsa obat emergency secara berkala serta memastikan bahwa
5bat disimpan secara benar.
c Monitoring obat emergency dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian
atas superisi -poteker di ruangan.
0 Peng$apu!an
5bat emergency yang ' bulan sebelum kedaluwarsa harus ditarik
oleh Instalasi 0armasi dan dimasukkan ke dalam wadah obat 7) yang
selanjutnya dilakukan proses penghapusan bersama dengan obat
golongan lainnya sesuai dengan prosedur penghapusan perbekalan
farmasi yang kedaluwarsa.
BAB
L"-I*TI, PELAANAN ,E0AR&A*IAN
&anaje(en L#gi!tikKegiatankegiatan manajemen yang bertujuan untuk mencapai daya guna
*efesien+ yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa.4ogistik modern
dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap
43
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
44/98
pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi.(edangkan
tujuannya manajemen logistik obat di puskesmas adalah terlaksananya
pelayanan obat kepada masyarakat secara rasional dan menyeluruh.-dapun
siklus manajemen logistik obat adalah mulai dari perencanaan, pengadaan dan
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pencatatan dan
pelaporan.
P76-4-$- 45I($IK
A. Peralatan ,ant#r
&. 0urniture * meja, kursi, lemari buku2rak, filing cabinet dan lainlain +%. Komputer2mesin tik". -lat tulis kantor '. $elpon dan 0aNimile
R)isesuaikan dengan kondisi 6umah (akitRB. Peralatan Pr#)uk!i
&. Peralatan farmasi untuk persediaan, peracikan dan pembuatan obat, baik
nonsteril maupun steril2aseptik%. Peralatan harus dapat menunjang persyaratan keamanan cara pembuatan
obat yang baik
4. Peralatan Penyi(panan
1. Peralatan Penyi(panan ,#n)i!i U(u(- 4emari2rak yang rapi dan terlindung dari debu, kelembaban dan
cahaya yang berlebihan- 4antai dilengkapi dengan palet
2. Peralatan Penyi(panan ,#n)i!i ,$u!u! =- 4emari pendingin dan -@ untuk obat yang termolabil- 0asilitas peralatan penyimpanan dingin harus dialidasi secara berkala- 4emari penyimpanan khusus untuk narkotika dan obat psikotropika- Peralatan untuk penyimpanan obat, penanganan dan pembuangan
limbah sitotoksik dan obat berbahaya harus dibuat secara khusus
untuk menjamin keamanan petugas, pasien dan
- pengunjung
D. Peralatan Pen)i!tribu!ian;Pelayanan
&. Pelayanan rawat jalan *-potik+%. Pelayanan rawat inap *satelit farmasi+". Kebutuhan ruang perawatan2unit lain
E. Peralatan ,#n!ulta!i
&. /uku kepustakaan, bahanbahan leaflet, dan brosur dan lainlain%. Meja, kursi untuk apoteker dan % orang pelanggan, lemari untuk
menyimpan medical record". Komputer '. $elpon1. 4emari arsip8. Kartu arsip
44
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
45/98
0. Peralatan Ruang In'#r(a!i "bat
&. Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan informasi
obat%. Peralatan meja, kursi, rak buku, kotak
". Komputer '. $elpon S 0aNcimile1. 4emari arsip8. Kartu arsip9. $< dan
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
46/98
terpadu. Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar. Keputusan Menteri Kesehatan omor 91 tahun %#&' tentang
EPusat Kesehatan MasyarakatE, merupakan landasan hukum dalam
penyelenggaraan Puskesmas. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana
$eknis )inas Kesehatan Kabupaten2Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preentif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya
di wilayah kerjanya.
-gar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu
dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber
daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang
aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu
upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu
diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan
masyarakat dan swasta
Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan ratarata
penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan
standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan 6isiko yang mungkin terjadi
pada sarana pelayanan kesehata menurut Mc@affrey Q Hagg6ickert, 6isk
Management Handbook, pp #', %##' adalah !
&. 6isiko yang terkait dengan pelayanan pasien
%. 6isiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
". 6isiko yang mungkin dialami oleh tenaga kesehatan yang lain
'. 6isiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
1. 6isiko financial
8. 6isiko lain *yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan
kendaraan2alat transportasi, misalnya ambulans, ans, sepeda motor dsb+
-da beberapa contoh kasus di dunia kedokteran yang berakibat fatal sehingga
menimbulkan kematian yaitu kasus 6( 4amongan, Kasus >ayne dan kasus 6(
(iloam>ayne meninggal dunia di DueenBs Medical @enterE, ottingham, Inggris, tepat
pukul : pagi, setelah obat kemoterapi D
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
47/98
pembunuhan tak direncanakan ditambah bulan penjara atas tuduhan
lainnya, menyebabkan kematian pada pasien muda, >ayne ?owett.
Kasus terakhir adalah meninggalnya % pasien 6( (iloam. 6amai diberitakan, dua
pasien 6( (iloam, Karawaci tewas lantaran kesalahan pemberian obat bius.
5bat tersebut diduga tertukar label antara /uanest (pinal dan -sam
$raneNamat. 5bat yang semestinya diberikan adalah /uanest (pinal, tapi yang
disuntikkan justru berisi -sam $raneNamat. Pasien pertama tewas karena dugaan
pembiusan untuk melakukan operasi @aesar. (edangkan pasien kedua tewas
karena dugaan saat pembiusan untuk operasi kandung kemih.
/uanest (pinal dan -sam $raneNamat samasama obat bius. $ujuannya untuk
mematikan rasa sakit saat pembedahan berlangsung. -kan tetapi, masing
masing memiliki cara berbeda untuk diinjeksi ke dalam tubuh. (esuai prosedur
/uanest (pinal diinjeksi melalui rongga tempat syaraf tulang belakang.
Pembiusan ini biasa dilakukan pada pembedahan @aesar, patah tulang kaki,
usus buntu, dan operasi kandung kemih.
Untuk mencegah terjadinya kasus kasus diatas maka pelayanan puskesmas
dalam melaksanakan pelayanannya harusa senantiasa memperhatikan
Keselamatan pasien *patient safety+. Upaya Keselamatan Pasien adalah reduksi
dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang
optimum. *$he @anadian Patient (afety )ictionary, 5ctober %##"+. /eberapa hal
yang menjadikan pentingnya Keselamatan pasien adalah
&. Isu kesehatan global yang serius S H-Is, Pasien ?atuh dll.
%. $idak boleh ada pasien menderita cedera yang dapat dicegah
". $untutan kasus malpraktek meningkat.
'. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
-dapun (asaran Keselamatan Pasien meliputi !
&. Ketepatan identifikasi pasien3
%. Peningkatan komunikasi yang efektif3
". Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai3
'. Kepastian tepatlokasi, tepatprosedur, tepatpasien operasi3
1. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan3
8. Pengurangan risiko pasien jatuh
B.,e!ela(atan Pa!ien Dala( Pelayanan ,e'ar(a!ian
)alam membangun keselamatan pasien banyak istilahistilah yang perlu
difahami dan disepakati bersama. Istilahistilah tersebut diantaranya adalah!
a) Kejadian $idak )iharapkan2K$) ( 'dverse vent )
b) Kejadian yaris @edera2K@ ( ear miss )
47
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
48/98
c+ Kejadan (entinel
d) 'dverse !rug vent
e) 'dverse !rug "eaction
f) #edication rror
g+ 7fek samping obat
Menurut ebeker ?6 dkk. dalam tulisannya Clarifing 'dverse !rug
vents* ' Clinician+s Guide to terminolog, !ocumentation, and "eporting,
serta dari Glossar 'H"- ('genc for Healthcare "esearch and -ualit)
dapat disimpulkan definisi beberapa istilah yang berhubungan dengan cedera
akibat obat sebagaimana yang disajikan dalam $abel &.
48
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
49/98
49
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
50/98
-poteker harus mampu mengenali istilahistilah di atas beserta contohnya
sehingga dapat membedakan dan mengidentifikasi kejadiankejadian yang
berkaitan dengan cedera akibat penggunaan obat dalam melaksanakan program
Keselamatan pasien.
/erdasarkan laporan I5M *.nstitute of #edicine+ tentang adverse event
yang dialami pasien, disebutkan bahwa insiden berhubungan dengan
pengobatan menempati urutan utama. )isimak dari aspek biaya, kejadian '1;adverse drug event dari &'9"% bernilai sebesar T"': juta, senilai T&1; juta yang
dapat dicegah *%81 dari '1; kejadian+. (ebagian besar tidak menimbulkan
cedera namun tetap menimbulkan konsekuensi biaya.
-tas kejadian tersebut, I5M merekomendasikan untuk !
&. Menetapkan suatu fokus nasional terhadap isu tersebut
%. Mengembangkan suatu sistem pelaporan kesalahan secara nasional
". Meningkatkan standar organisasi
'. Menciptakan sistem keselamatan dalam organisasi kesehatan.
4ingkup perpindahan2perjalanan obat *meliputi obat, alat kesehatan, obat
untuk diagnostik, gas medis, anastesi+ ! obat dibawa pasien di komunitas, di
puskesmas, pindah antar ruang, antar puskesmas, rujukan, pulang, apotek,
praktek dokter.
50
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
51/98
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
52/98
?@-H5
*%##9+
menetapkan
tentang
keamanan
terhadap titik
kritis dalam proses manajemen obat ! sistem seleksi *selection+, sistem
penyimpanan sampai distribusi *storage, distribution+, sistem permintaan obat,
interpretasi dan erifikasi *ordering and transcribing +, sistem penyiapan,
52
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
53/98
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
54/98
a. Pengelolaan praktek
b. Pengelolaan pengobatan dalam sistem kesehatan
c. Pengelolaan penggunaan obat dalam sistem kesehatan
d. Partisipasi dalam aktiitas penelitian
e. Kerjasama antardisiplin
Pada tahun &;;:, 0IP menerbitkan suatu statemen tentang (tandard
profesional mengenai kesalahan pengobatan yang berhubungan dengan
peresepan obat dengan tujuan mendefinisikan istilah kesalahan pengobatan
dan untuk menyarankan suatu tatanama standard untuk mengkategorikan halhal
seperti kesalahan dan disain sistemnya untuk meningkatkan keselamatan dalam
pabrikasi, pemesanan, pelabelan, penyiapan, administrasi dan penggunaan obat.
)alam, relasi antara dokter sebagai penulis resep dan apoteker sebagi penyedia
obat *pelayanan tradisional farmasi+, dokter dipercaya terhadap hasil dari
farmakoterapi.
)engan berubahnya situasi secara cepat di system kesehatan, praktek
asuhan kefarmasian diasumsikan apoteker bertanggung jawab terhadap pasien
dan masyarakat tidak hanya menerima asumsi tersebut. )engan demikian
apoteker bertanggung jawab langsung pada pasien tentang biaya, kualitas, hasil
pelayanan kefarmasian.
)alam aplikasi praktek pelayanan kefarmasian untuk keselamatan pasien
terutama medication error adalah ! menurunkan risiko dan promosi penggunaan
obat yang aman. /erbagai metode pendekatan organisasi sebagai upaya
menurunkan medication error yang jika dipaparkan menurut urutan dampak
efektifitas terbesar adalah !
&. Mendorong fungsi dan pembatasan *forcing function0 constraints+ * suatu
upaya mendesain sistem yang mendorong seseorang melakukan hal yang
baik, contoh ! sediaan potasium klorida siap pakai dalam konsentrasi O
acl #.;O, karena sediaan di pasar dalam konsentrasi %#O *VO+ yang
mengakibatkan fatal *henti jantung dan nekrosis pada tempat injeksi+
%. 5tomasi dan komputer (Computerized Prescribing Order ntr) * membuat
statis 2robotisasi pekerjaan berulang yang sudah pasti dengan dukungan
teknologi, contoh ! komputerisasi proses penulisan resep oleh dokter diikuti
dengan E2tanda peringatanE jika di luar standar *ada penanda otomatis ketikadigoNin ditulis #.1g+
". (tandard dan protokol, standarisasi prosedur ! menetapkan standar
berdasarkan bukti ilmiah dan standarisasi prosedur *menetapkan standar
pelaporan insiden dengan prosedur baku+. Kontribusi apoteker dalam Panitia
54
-
8/16/2019 PEDOMAN PUSKESMAS 1.docx
55/98
0armasi dan $erapi serta pemenuhan sertifikasi2akreditasi pelayanan
memegang peranan penting.
'. (istem daftar tilik dan cek ulang ! alat kontrol berupa daftar tilik dan
penetapan cek ulang setiap langkah kritis dalam pelayanan. Untuk
mendukung efektifitas sistem ini diperlukan pemetaan analisis titik kritis dalam
sistem.
1. Peraturan dan Kebijakan ! untuk mendukung keamanan proses manajemen
obat pasien. contoh ! semua resep rawat inap harus melalui superisi
apoteker
8. Pendidikan dan Informasi ! penyediaan informasi setiap saat tentang obat,
pengobatan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan tentang prosedur untuk
meningkatkan kompetensi dan mendukung kesulitan pengambilan keputusan
saat memerlukan informasi
9. 4ebih hatihati dan waspada ! membangun lingkungan kondusif untuk
mencegah kesalahan, contoh ! baca sekali lagi nama pasien sebelum
menyerahkan.
A. Peran Ap#teker Dala( &e/uju)kan ,e!ela(atan Pa!ien
Penggunaan obat rasional merupakan hal utama dari pelayanan
kefarmasian. )alam mewujudkan pengobatan rasional, keselamatan pasien
menjadi masalah yang perlu di perhatikan. )ari datadata yang termuat dalam
bagian sebelumnya disebutkan sejumlah pasien mengalami cedera atau
mengalami insiden pada saat memperoleh layanan kesehatan, khususnya
terkait penggunaan obat yang dikenal dengan medication error . )i rumah
sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya, kejadian medication error
dapat dicegah jika melibatkan pelayanan farmasi klinik dari apoteker yang
sudah terlatih.
(aat ini di negaranegara maju sudah ada apoteker dengan spesialisasi
khusus menangani medication safet . Peran -poteker Ke