pedoman statistik keuangan pemerintah - nitta sestra afdya - 18 - 7bkhusus

10
1 STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH NITTA SESTRA AFDYA (18) NPM: 144060006240 Kelas: 7B Kurikulum Akuntansi Khusus Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus Tahun Akademik 2014-2015, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan Abstrak Kebutuhan akan informasi kondisi keuangan suatu negara tidak akan pernah surut. Sektor ekonomi adalah salah satu sektor yang banyak menentukan kestabilan politik, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Krisis ekonomi dunia yang memberikan efek domino nyaris di seluruh negara menunjukkan betapa pentingnya mengantisipasi gejolak perekonomian. Tidak hanya negara adikuasa, tapi seluruh negara punya peluang yang sama dalam meredam krisis tersebut. Oleh karena itu, IMF sejak beberapa dekade yang lalu telah mengantisipasi hal ini dengan menyediakan standar pelaporan kondisi perekonomian setiap negara anggota PBB, yaitu Government Finance Statistic, yang merupakan titik fokus dalam menstabilkan kondisi ekonom dunia, khususnya saat ini. Kata Kunci government finance statistic, statistik keuangan pemerintah, gfsm, pmk-275 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan informasi berupa data statistik semakin meluas. Salah satu bukti pentingnya informasi statistik ini adalah krisis ekonomi internasional yang mulai terjadi pada tahun 2008. Tingginya defisit fiskal dan utang luar negeri yang terjadi di banyak negara menunjukkan bahwa dunia sangat membutuhkan informasi statistik yang relevan yang dapat diandalkan dan selalu dapat kondisi terkini. Krisis keuangan internasional telah menunjukkan pentingnya menyediakan data pembanding internasional yang memungkinkan kita mendeteksi tanda-tanda awal krisis agar dapat segera mengantisipasinya. Krisis keuangan yang saat ini masih dirasakan di banyak negara di dunia menjadi dasar bagi IMF atau International Monetary Fund untuk melakukan pembaruan pada Government Finance Statistics Manual atau GFSM atau yang lebih dikenal sebagai Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah. Diperbaruinya GFSM ini adalah sebagai untuk menyesuaikan pedoman ini bagi kebutuhan dunia, khususnya berdasarkan kondisinya terakhir pada 2014. Pedoman ini disusun untuk membantu menggambarkan metodologi yang harus digunakan untuk menyusun statistik ekonomi dan keuangan, sebagai bentuk tanggung jawab IMF dalam peningkatan ketersediaan indikator ekonomi utama. Pedoman ini juga disusun untuk menjelaskan standar dalam mengumpulkan dan menyajikan statistik fiskal dan memperkuat upaya di seluruh dunia untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi fiskal dan pelaporan keuangan sektor publik. Dewan Eksekutif IMF menyetujui penggunaan dari kerangka statistik keuangan pemerintah sebagai standar untuk menyajikan

Upload: nitta

Post on 20-Dec-2015

85 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Kebutuhan akan informasi kondisi keuangan suatu negara tidak akan pernah surut. Sektorekonomi adalah salah satu sektor yang banyak menentukan kestabilan politik, tidak hanya di Indonesia,tapi juga di seluruh dunia. Krisis ekonomi dunia yang memberikan efek domino nyaris di seluruh negaramenunjukkan betapa pentingnya mengantisipasi gejolak perekonomian. Tidak hanya negara adikuasa, tapiseluruh negara punya peluang yang sama dalam meredam krisis tersebut. Oleh karena itu, IMF sejakbeberapa dekade yang lalu telah mengantisipasi hal ini dengan menyediakan standar pelaporan kondisiperekonomian setiap negara anggota PBB, yaitu Government Finance Statistic, yang merupakan titik fokusdalam menstabilkan kondisi ekonom dunia, khususnya saat ini.

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

1

STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAHNITTA SESTRA AFDYA (18)

NPM: 144060006240Kelas: 7B Kurikulum Akuntansi Khusus

Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus Tahun Akademik 2014-2015,Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan

Abstrak Kebutuhan akan informasi kondisi keuangan suatu negara tidak akan pernah surut. Sektorekonomi adalah salah satu sektor yang banyak menentukan kestabilan politik, tidak hanya di Indonesia,tapi juga di seluruh dunia. Krisis ekonomi dunia yang memberikan efek domino nyaris di seluruh negaramenunjukkan betapa pentingnya mengantisipasi gejolak perekonomian. Tidak hanya negara adikuasa, tapiseluruh negara punya peluang yang sama dalam meredam krisis tersebut. Oleh karena itu, IMF sejakbeberapa dekade yang lalu telah mengantisipasi hal ini dengan menyediakan standar pelaporan kondisiperekonomian setiap negara anggota PBB, yaitu Government Finance Statistic, yang merupakan titik fokusdalam menstabilkan kondisi ekonom dunia, khususnya saat ini.

Kata Kunci government finance statistic, statistik keuangan pemerintah, gfsm, pmk-275

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGKebutuhan akan informasi berupa data statistik semakin meluas. Salah satu bukti pentingnyainformasi statistik ini adalah krisis ekonomi internasional yang mulai terjadi pada tahun 2008.Tingginya defisit fiskal dan utang luar negeri yang terjadi di banyak negara menunjukkanbahwa dunia sangat membutuhkan informasi statistik yang relevan yang dapat diandalkan danselalu dapat kondisi terkini. Krisis keuangan internasional telah menunjukkan pentingnyamenyediakan data pembanding internasional yang memungkinkan kita mendeteksi tanda-tandaawal krisis agar dapat segera mengantisipasinya.Krisis keuangan yang saat ini masih dirasakan di banyak negara di dunia menjadi dasar bagiIMF atau International Monetary Fund untuk melakukan pembaruan pada Government FinanceStatistics Manual atau GFSM atau yang lebih dikenal sebagai Pedoman Statistik KeuanganPemerintah. Diperbaruinya GFSM ini adalah sebagai untuk menyesuaikan pedoman ini bagikebutuhan dunia, khususnya berdasarkan kondisinya terakhir pada 2014.Pedoman ini disusun untuk membantu menggambarkan metodologi yang harus digunakanuntuk menyusun statistik ekonomi dan keuangan, sebagai bentuk tanggung jawab IMF dalampeningkatan ketersediaan indikator ekonomi utama.Pedoman ini juga disusun untuk menjelaskan standar dalam mengumpulkan dan menyajikanstatistik fiskal dan memperkuat upaya di seluruh dunia untuk meningkatkan akuntabilitas dantransparansi fiskal dan pelaporan keuangan sektor publik. Dewan Eksekutif IMF menyetujuipenggunaan dari kerangka statistik keuangan pemerintah sebagai standar untuk menyajikan

Page 2: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

2

data fiskal IMF. Negara-negara anggota IMF pun diharapkan mampu mengadopsi sistem yangdisusun oleh Statistics Department di bawah pengawasan Government Finance Statistics AdvisoryCommittee ini sebagai dasar untuk menyusun dan menyebarkan Statistik Keuangan Pemerintah,selain tentunya sebagai salah satu bentuk laporan kepada IMF.B. DASAR HUKUM1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 20042) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 20103) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 275 Tahun 2014 tentang Manual Statistik KeuanganPemerintahII. PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

1) DefinisiPedoman sistem Statistik Keuangan Pemerintah atau yang lazim dikenal sebagai GovernmentFinance Statistic Manual (GFS Manual) merupakan pedoman mengenai penyusunan GFS yangditerbitkan oleh International Monetary Fund atau IMF. Pedoman ini berisi uraian atas sistemstatistik makro ekonomi, yang dirancang untuk analisis fiskal suatu negara.Sementara itu, berdasarkan wikiapbn.org, Statistik Keuangan Pemerintah didefinisikansebagai sistem pengumpulan data statistik keuangan mengenai kegiatan pemerintahan yangberhubungan dengan transaksi-transaksi keuangan negara, dalam format yang sesuai untukanalisis ekonomi dan dapat diterima secara internasional.Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama Manual GFS adalah memberikan suatukerangka kerja konseptual dan kerangka akuntansi yang komprehensif sehingga dapatdigunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi kebijakan fiskal suatu negara, baik di sektorpemerintah umum maupun di sektor publik yang lebih luas. Sektor pemerintah umum terdiridari Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah, sedangkan sektor publik terdiri dari sektorpemerintah umum ditambah dengan korporasi publik yang aktivitas utamanya merupakanaktivitas komersial namun masih berada di bawah kendali pemerintah, seperti Badan UsahaMilik Negara/Daerah (BUMN/D).Para analis keuangan sudah sejak lama menggunakan statistik fiskal untuk menganalisisbeberapa hal dalam sektor publik, antara lain, yaitu:a) analisis sektor publik dan sumbangannya terhadap perekonomian seperti permintaan,investasi dan tabungan agregat;b) analisis pengaruh kebijakan fiskal terhadap ekonomi, termasuk sumber daya yangdigunakan, beban pajak, kondisi keuangan, dan utang nasional; danc) analisis efektivitas pengeluaran terhadap pengentasan kemiskinan dan kesinambungankebijakan fiskal.

Page 3: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

3

Pada akhirnya, selain untuk tujuan di atas, para analis keuangan juga tertarik menggunakanStatistik Keuangan Pemerintah untuk analisis lebih lanjut, misalnya seperti pengukuranefektivitas pengeluaran dan kebijakan fiskal pemerintah dalam upaya mengurangi kemiskinandan lainnya.2) Pengguna Utama Statistik Keuangan PemerintahPengguna Utama Statistik Keuangan Pemerintah adalah sebagai berikut:a) Otoritas penganggaran Pusat maupun daerah dapat menggunakan data statistik keuanganpemerintah dalam kebijakan pengalokasian anggaran pemerintah, misalnya denganmenggunakan data belanja per fungsi.b) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dapat menggunakan data statistik keuanganpemerintah sebagai salah satu pertimbangan dalam perhitungan dana perimbangan.c) Badan Kebijakan Fiskal dapat menggunakan data statistik keuangan pemerintah dalampenyusunan kebijakan fiskal secara menyeluruh yang mencakup semua sektor dalamekonomi.d) Lembaga rating (seperti Moodys dan Standard and Poors) adalah suatu perusahaan yangmenyediakan penilaian rating untuk penerbit obligasi. Mereka menggunakan datakeuangan pemerintah dalam analisis untuk menentukan apakah suatu pemerintahmempunyai kemampuan keuangan yang baik dan berkelanjutan (misalnya kebijakan fiskalyang transparan, tingkat utang yang rendah, defisit anggaran yang rendah).Oleh pengguna tersebut, GFS atau Statistik Keuangan Pemerintah kerap dimanfaatkan untukpenggunaan analisis sebagai berikut:

• Statistik Keuangan Pemerintah untuk mendukung langkah-langkah strategis penyehatanfiskal: optimalisasi pendapatan dan efisiensi pembiayaan;• Statistik Keuangan Pemerintah untuk mendukung langkah-langkah strategis penyehatanfiskal: Analisis Belanja per Fungsi dalam menentukan prioritas belanja;• Statistik Keuangan Pemerintah untuk mendukung langkah-langkah strategis penyehatanfiskal: Analisis jenis belanja dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi;• Statistik Keuangan Pemerintah untuk mendukung langkah-langkah strategis penyehatanfiskal: optimalisasi penggunaan aset dan kewajiban;• Statistik Keuangan Pemerintah untuk mendukung analisis kinerja dan posisi keuangansektor publik.

3) Manfaat dari Penerapan GFS

a) GFS sebagai Pelaporan dengan Tujuan Khusus (specific purpose reporting)Meskipun terlihat sama, akuntansi dan GFS didasarkan atas tujuan yang berbeda.Akuntansi merupakan pelaporan untuk tujuan umum (general purpose reporting) dalamrangka pertanggungjawaban dengan fokus menyampaikan informasi kepada penggunalaporan. Sementara itu, GFS dapat dikategorikan sebagai pelaporan dengan tujuan khusus(specific purpose reporting). GFS disusun dalam rangka pengambilan kebijakan ekonomi

Page 4: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

4

baik fiskal maupun moneter, sehingga fokus sistem ini adalah menyampaikan informasiyang sesuai dengan kebutuhan pengguna tertentu saja yaitu para pengambil kebijakanfiskal dan makro ekonomi.b) GFS sebagai Pelaporan yang Komprehensif dan TerintegrasiGFS menyediakan data yang komprehensif atas aktivitas ekonomi dan keuanganpemerintah yang dapat digunakan untuk analisis serta evaluasi kebijakan fiskal dan makroekonomi, seperti informasi kinerja keuangan, posisi keuangan, dan likuiditas pemerintahdengan cakupan yang lebih luas dan terkonsolidasi.c) GFS sebagai Jembatan antara Akuntansi, Ekonomi, dan StatistikLaporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Darah(LKPD) disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah, sehingga konsep yangmelekat di dalamnya terbatas pada para akuntan atau pengguna non akuntan yang telahmengerti mengenai akuntansi. Di sinilah peranan GFS dibutuhkan. Sistem ini didesainuntuk menjadi jembatan antara data akuntansi dengan kebutuhan analisis dan evaluasikebijakan fiskal dan makro ekonomi. GFS dapat menerjemahkan bahasa akuntansi kedalam bahasa ekonomi dan statistik yang diharapkan akan lebih mudah dimengerti olehpenggunanya. Oleh karena itu, GFS telah dikembangkan sejalan dengan standar yangdigunakan dalam bidang akuntansi, maupun ekonomi dan statistik.d) GFS Wilayah sebagai Dasar Analisis dan Evaluasi Kebijakan Fiskal di DaerahPerkembangan terkini dari penerapan GFS di Indonesia adalah penerapan GFS wilayah.PMK 169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJPBmerupakan dasar bagi Kanwil DJPB untuk menjalankan peran sebagai representasiKementerian Keuangan di daerah. Salah satu peran baru Kanwil DJPB adalah sebagaipenyusun laporan GFS wilayah yang akan menjadi bahan analisis dan evaluasi kebijakanfiskal dan makro ekonomi di wilayah.

B. PENERAPAN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH DI INDONESIA

1) PP 71/2010 dan Penerapan GFS di IndonesiaUntuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara,Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mengatur bahwalaporan keuangan pemerintah perlu disampaikan secara tepat waktu yang disusun menurutStandar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selain itu, peraturan tersebut juga mengamanatkanagar laporan keuangan pemerintah dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacukepada manual Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics) sehingga dapatmemenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi fiskal, pengelolaan dan analisisperbandingan antar negara (cross country studies).Pentingnya penerapan Statistik Keuangan Pemerintah juga telah disadari oleh DewanPerwakilan Rakyat (DPR), sehingga dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009tentang Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2007, DPRmerekomendasikan, antara lain agar Pemerintah meningkatkan kualitas informasi keuanganpemerintah daerah sehingga dalam jangka panjang dapat menyajikan laporan statistik

Page 5: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

5

keuangan pemerintah (GFS) dalam rangka meningkatkan pengelolaan keuangan negara danupaya perbaikan untuk menindaklanjuti temuan pemeriksaan BPK.Saat ini, Manual Statistik Keuangan Pemerintah atau GFS Manual (GFSM) yang berlaku secarainternasional adalah GFSM 2014. Manual yang diterbitkan pada Maret 2014 itu sendirimerupakan perubahan kedua atau dua manual sebelumnya, yaitu GFSM 1986 dan GFSM 2001.Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah 2014 edisi ketiga (update disi kedua) inimenggambarkan kerangka kerja statistik makroekonomi berupa kerangka Statistik KeuanganPemerintah (GFS), yang dirancang untuk mendukung analisis fiskal.Di Indonesia, penerapan GFS dimulai pada tahun 2011. Pada tahun 2014, perkembanganpenerapannya juga dimulai pada pembentukan Tim GFS (lingkup Pemangku kepentingan),Penyusunan Manual GFS Indonesia (PMK Nomor 275 Tahun 2014), uji coba konsolidasiLaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah serta Laporan Statistik Keuangan Pemerintahuntuk Tahun Anggaran 2013, uji coba konsolidasi Laporan Keuangan BUMN TA 2013 danmapping ke GFS, Konsolidasi GFS di SPAN dan Komandan SIKD, sampai pada uji coba penerapanGFS di Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB).2) Konsolidasi Fiskal dan Statistik Keuangan Pemerintah di IndonesiaDengan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, SAPP kita semakinmendekati dengan standar pelaporan keuangan pemerintah internasional. Tidak hanya dalamhal laporan konsolidasi akuntansi, GFS pun turut dibahas di dalamnya.Dalam peraturan tersebut, terdapat dua jenis konsolidasi pemerintah pusat dan daerah, yaitukonsolidasi akuntansi dan konsolidasi statistik keuangan pemerintahan.

Konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah merupakan penggabungan data keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk kebutuhan informasi fiskal dan statistiksecara nasional. Konsolidasi tersebut dilakukan bukan dalam rangka pertanggungjawaban,melainkan untuk keperluan statistik keuangan pemerintah.Selama ini, analisis secara komprehensif sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan data dan laporanPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah masih belum terkonsolidasi. Dengan adanyaperaturan yang mengatur mengenai kedua konsolidasi tersebut, diharapkan informasi kinerjadan posisi keuangan tidak hanya dikonsolidasi secara fiskal tapi juga konsolidasi GFS. Dengan5

keuangan pemerintah (GFS) dalam rangka meningkatkan pengelolaan keuangan negara danupaya perbaikan untuk menindaklanjuti temuan pemeriksaan BPK.Saat ini, Manual Statistik Keuangan Pemerintah atau GFS Manual (GFSM) yang berlaku secarainternasional adalah GFSM 2014. Manual yang diterbitkan pada Maret 2014 itu sendirimerupakan perubahan kedua atau dua manual sebelumnya, yaitu GFSM 1986 dan GFSM 2001.Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah 2014 edisi ketiga (update disi kedua) inimenggambarkan kerangka kerja statistik makroekonomi berupa kerangka Statistik KeuanganPemerintah (GFS), yang dirancang untuk mendukung analisis fiskal.Di Indonesia, penerapan GFS dimulai pada tahun 2011. Pada tahun 2014, perkembanganpenerapannya juga dimulai pada pembentukan Tim GFS (lingkup Pemangku kepentingan),Penyusunan Manual GFS Indonesia (PMK Nomor 275 Tahun 2014), uji coba konsolidasiLaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah serta Laporan Statistik Keuangan Pemerintahuntuk Tahun Anggaran 2013, uji coba konsolidasi Laporan Keuangan BUMN TA 2013 danmapping ke GFS, Konsolidasi GFS di SPAN dan Komandan SIKD, sampai pada uji coba penerapanGFS di Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB).2) Konsolidasi Fiskal dan Statistik Keuangan Pemerintah di IndonesiaDengan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, SAPP kita semakinmendekati dengan standar pelaporan keuangan pemerintah internasional. Tidak hanya dalamhal laporan konsolidasi akuntansi, GFS pun turut dibahas di dalamnya.Dalam peraturan tersebut, terdapat dua jenis konsolidasi pemerintah pusat dan daerah, yaitukonsolidasi akuntansi dan konsolidasi statistik keuangan pemerintahan.

Konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah merupakan penggabungan data keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk kebutuhan informasi fiskal dan statistiksecara nasional. Konsolidasi tersebut dilakukan bukan dalam rangka pertanggungjawaban,melainkan untuk keperluan statistik keuangan pemerintah.Selama ini, analisis secara komprehensif sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan data dan laporanPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah masih belum terkonsolidasi. Dengan adanyaperaturan yang mengatur mengenai kedua konsolidasi tersebut, diharapkan informasi kinerjadan posisi keuangan tidak hanya dikonsolidasi secara fiskal tapi juga konsolidasi GFS. Dengan5

keuangan pemerintah (GFS) dalam rangka meningkatkan pengelolaan keuangan negara danupaya perbaikan untuk menindaklanjuti temuan pemeriksaan BPK.Saat ini, Manual Statistik Keuangan Pemerintah atau GFS Manual (GFSM) yang berlaku secarainternasional adalah GFSM 2014. Manual yang diterbitkan pada Maret 2014 itu sendirimerupakan perubahan kedua atau dua manual sebelumnya, yaitu GFSM 1986 dan GFSM 2001.Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah 2014 edisi ketiga (update disi kedua) inimenggambarkan kerangka kerja statistik makroekonomi berupa kerangka Statistik KeuanganPemerintah (GFS), yang dirancang untuk mendukung analisis fiskal.Di Indonesia, penerapan GFS dimulai pada tahun 2011. Pada tahun 2014, perkembanganpenerapannya juga dimulai pada pembentukan Tim GFS (lingkup Pemangku kepentingan),Penyusunan Manual GFS Indonesia (PMK Nomor 275 Tahun 2014), uji coba konsolidasiLaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah serta Laporan Statistik Keuangan Pemerintahuntuk Tahun Anggaran 2013, uji coba konsolidasi Laporan Keuangan BUMN TA 2013 danmapping ke GFS, Konsolidasi GFS di SPAN dan Komandan SIKD, sampai pada uji coba penerapanGFS di Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB).2) Konsolidasi Fiskal dan Statistik Keuangan Pemerintah di IndonesiaDengan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, SAPP kita semakinmendekati dengan standar pelaporan keuangan pemerintah internasional. Tidak hanya dalamhal laporan konsolidasi akuntansi, GFS pun turut dibahas di dalamnya.Dalam peraturan tersebut, terdapat dua jenis konsolidasi pemerintah pusat dan daerah, yaitukonsolidasi akuntansi dan konsolidasi statistik keuangan pemerintahan.

Konsolidasi fiskal dan statistik keuangan Pemerintah merupakan penggabungan data keuanganantara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk kebutuhan informasi fiskal dan statistiksecara nasional. Konsolidasi tersebut dilakukan bukan dalam rangka pertanggungjawaban,melainkan untuk keperluan statistik keuangan pemerintah.Selama ini, analisis secara komprehensif sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan data dan laporanPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah masih belum terkonsolidasi. Dengan adanyaperaturan yang mengatur mengenai kedua konsolidasi tersebut, diharapkan informasi kinerjadan posisi keuangan tidak hanya dikonsolidasi secara fiskal tapi juga konsolidasi GFS. Dengan

Page 6: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

6

demikian dapat dilakukan analisis dan kajian yang menghubungkan antara kinerja keuanganpemerintah dengan kondisi perekenomian suatu wilayah.Informasi ini menjadi penting dalam analisis perekonomian, misalnya dalam menganalisisketerkaitan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dengan pengeluaran pemerintahsebagaimana dikemukakan oleh para ahli dan pengamat ekonomi. Selain itu, data GFS wilayahtersebut dapat digunakan baik oleh Pemerintah Pusat dalam menganalisis kebijakan fiskaldalam kaitannya dengan hubungan pusat dan daerah, maupun oleh pemerintah daerah padasaat melakukan perencanaan dan penganggaran di daerahnya. Data GFS dapat digunakanKanwil DJPB dalam menyusun Kajian Fiskal Regional maupun dalam melakukan spendingreview daerah.3) Persiapan Indonesia dalam Penerapan GFSSelain diperkuat dengan disahkannya Peraturan Menteri Keuangan, peraturan terkaitpenerapan GFS di Indonesia juga diperkuat dengan Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen)Perbendaharaan Nomor 41 Tahun 2013 yang mengatur Petunjuk Teknis Penyusunan LaporanStatistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Triwulanan, Semesteran dan Tahunan .Tidak hanya pada penyusunan dasar hukum tersebut. Aplikasi terkait juga dipersiapkan demimendukung penyusunan laporan keuangan Statistik Keuangan Pemerintah. Upaya yangdilakukan adalah engembangan template excel untuk mapping, pengembangan aplikasi aklapyang akan mencakup menu penyusunan laporan Statistik Keuangan Pemerintah tingkatwilayah, pengembangan menu mapping dan penyusunan laporan Statistik KeuanganPemerintah dalam SPAN, dan pengembangan menu konsolidasi LKPD dan mapping StatistikKeuangan Pemerintah dalam Komandan-SIKD.Sektor Sumber Daya Manusia (SDM) juga mendapatkan perhatian khusus. Pembekalan SDMtelah beberapa kali dilakukan dalam format diseminasi, yang antara lain sebagai berikut:a. Exercise Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerahtahun 2008 – 2012 serta exercise Laporan Sektor Publik tahun 2010 – 2012 baik secaraakuntansi maupun secara Statistik Keuangan Pemerintah;b. Exercise Laporan Keuangan Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Pemerintah DaerahTingkat Wilayah tahun 2010 – 2012 secara akuntansi maupun secara Statistik KeuanganPemerintah oleh seluruh Kanwil Ditjen Perbendaharaan; danc. Exercise estimasi Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Triwulanan dan Semesterandalam rangka memenuhi kebutuhan KFR dan kajian ekonomi lainnya mulai tahun 2014.4) Penyusunan Laporan Konsolidasi GFSGFS dirancang untuk menyediakan data statistik yang memungkinkan para pengambilkeputusan dan para analis keuangan untuk mempelajari perkembangan posisi keuangan dankondisi likuiditas dari sektor pemerintah dan sektor publik secara konsisten dan sistematik.Salah satu metode yang digunakan dalam sistem ini adalah menyiapkan informasi ringkasmengenai kinerja dan posisi keuangan sektor pemerintah atau sektor publik. Hal ini dilakukan

Page 7: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

7

dengan penggunaan satu set pos-pos penyeimbang, seperti saldo operasi netto, piutang/utangnetto, dan perubahan nilai kekayaan bersih.Ada dua jenis aliran dana yang dicatat dalam sistem GFS, yaitu transaksi dan aliran danaekonomi lainnya. Sebagian besar transaksi merupakan interaksi antara dua unit institusionalyang dilakukan dengan perjanjian saling menguntungkan. Transaksi di sini merupakantransaksi-transaksi dalam Laporan Kegiatan Operasi Pemerintah diklasifikasikan sebagaipendapatan, belanja, perolehan bersih aset nonfiskal, perolehan bersih aset finansial, ataukewajiban bersih.Sementara, aliran dana ekonomi lainnya meliputi perubahan harga dan kejadian-kejadianekonomi lain yang mempengaruhi aset dan kewajiban, seperti penghapusan utang dan kerugianyang luar biasa. Aliran dana ekonomi tersebut akan tercantum pada Laporan Aliran DanaEkonomi Lain yang memberikan ringkasan tentang perubahan aset, kewajiban, dan kekayaanbersih.Perlakuan komprehensif atas transaksi dan aliran dana ekonomi lainnya tersebut akanmemungkinkan terbentuknya neraca awal dan akhir yang dapat direkonsiliasikan secara penuh.Sistem statistik yang terintegrasi seperti itu memungkinkan dilakukannya analisis terhadapefek dari kebijakan dari kejadian ekonomi.Penerapan Statistik Keuangan Pemerintah di Indonesia melibatkan berbagai instansi sebagaipenyusun maupun pengguna Statistik Keuangan Pemerintah. Kementerian Keuangan sebagaiBendahara Umum Negara adalah sosok sentralnya. Berikut ini unit eselon I KementerianKeuangan yang berperan utama dalam penyusunan laporan konsolidasi GFS (PMK Nomor184/PMK.01/2010)a) Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuanganyang menyelenggarakan fungsi pengembangan metodologi statistik keuanganpemerintah, pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan dalam penyusunanstatistik keuangan pemerintah, serta penyajian dan penyebarluasan informasi statistikkeuangan pemerintah.b) Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang menyelenggarakan fungsi melakukan penyiapan sumbangan bahanpenyusunan dan pembuatan laporan operasi keuangan pemerintah pusat dan operasikeuangan pemerintahan umum secara periodik dalam rangka penyusunan GovernmentFinance Statistics (GFSc) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan c.q. Direktorat Evaluasi Pendanaan danInformasi Keuangan Daerah yang melakukan penyiapan penyusunan akuntansi danpelaporan keuangan anggaran Transfer ke Daerah, Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,dan Catatan atas Laporan Keuangan, serta penyiapan perumusan kebij akan danstandardisasi, bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi serta pengolahan datakeuangan.d) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang c.q. Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmene) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara c . q. Direktorat Barang Milik Negara;f) Direktorat Jenderal Pajak c . q. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan;

Page 8: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

8

g) Badan Kebijakan FiskalUntuk penyusunan GFS wilayah dibutuhkan kompilasi data Bagan Akun Standar (BAS) detaildan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Data-data tersebut akan di-mapping kedalam BAS GFS sehingga dapat menghasilkan laporan GFS wilayah.Salah satu kendala dalam penyusunan laporan GFS adalah konsolidasi dengan laporankonsolidasi GFS daerah. Hal ini dikarenakan seringnya terjadi keterlambatan penyampaian datadan kualitas data pemerintah daerah. Ketepatan waktu dalam penyusunan laporan GFSmerupakan hal yang tidak dapat ditawar karena pengambilan kebijakan fiskal dan makroekonomi membutuhkan data yang up-to-date.Selain ketepatan waktu, kualitas data juga merupakan hal yang krusial karena dapatmempengaruhi kualitas pengambilan kebijakan fiskal dan makro ekonomi. Oleh karena itu,Kanwil DJPB mempunyai peran strategis untuk meningkatkan ketepatan waktu dan kualitasdata pemerintah daerah. Letak geografis Kanwil DJPB, yang didukung dengan forum komunikasiyang telah terjalin antara Kanwil DJPB dengan pemerintah daerah sangat mendukungpelaksanaan peran baru Kanwil DJPB tersebut.

5) Laporan Statistik Keuangan PemerintahSebagai bentuk realisasi, berikut ini adalah laporan-laporan yang dihasilkan dari penerapanStatistik Keuangan Pemerintah atau GFS.a) Laporan Operasional Statistik Keuangan PemerintahLaporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah merupakan laporan yang menyajikanringkasan transaksi yang berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unitinstitusi pada suatu periode pelaporan yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan.

8

g) Badan Kebijakan FiskalUntuk penyusunan GFS wilayah dibutuhkan kompilasi data Bagan Akun Standar (BAS) detaildan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Data-data tersebut akan di-mapping kedalam BAS GFS sehingga dapat menghasilkan laporan GFS wilayah.Salah satu kendala dalam penyusunan laporan GFS adalah konsolidasi dengan laporankonsolidasi GFS daerah. Hal ini dikarenakan seringnya terjadi keterlambatan penyampaian datadan kualitas data pemerintah daerah. Ketepatan waktu dalam penyusunan laporan GFSmerupakan hal yang tidak dapat ditawar karena pengambilan kebijakan fiskal dan makroekonomi membutuhkan data yang up-to-date.Selain ketepatan waktu, kualitas data juga merupakan hal yang krusial karena dapatmempengaruhi kualitas pengambilan kebijakan fiskal dan makro ekonomi. Oleh karena itu,Kanwil DJPB mempunyai peran strategis untuk meningkatkan ketepatan waktu dan kualitasdata pemerintah daerah. Letak geografis Kanwil DJPB, yang didukung dengan forum komunikasiyang telah terjalin antara Kanwil DJPB dengan pemerintah daerah sangat mendukungpelaksanaan peran baru Kanwil DJPB tersebut.

5) Laporan Statistik Keuangan PemerintahSebagai bentuk realisasi, berikut ini adalah laporan-laporan yang dihasilkan dari penerapanStatistik Keuangan Pemerintah atau GFS.a) Laporan Operasional Statistik Keuangan PemerintahLaporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah merupakan laporan yang menyajikanringkasan transaksi yang berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unitinstitusi pada suatu periode pelaporan yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan.

8

g) Badan Kebijakan FiskalUntuk penyusunan GFS wilayah dibutuhkan kompilasi data Bagan Akun Standar (BAS) detaildan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Data-data tersebut akan di-mapping kedalam BAS GFS sehingga dapat menghasilkan laporan GFS wilayah.Salah satu kendala dalam penyusunan laporan GFS adalah konsolidasi dengan laporankonsolidasi GFS daerah. Hal ini dikarenakan seringnya terjadi keterlambatan penyampaian datadan kualitas data pemerintah daerah. Ketepatan waktu dalam penyusunan laporan GFSmerupakan hal yang tidak dapat ditawar karena pengambilan kebijakan fiskal dan makroekonomi membutuhkan data yang up-to-date.Selain ketepatan waktu, kualitas data juga merupakan hal yang krusial karena dapatmempengaruhi kualitas pengambilan kebijakan fiskal dan makro ekonomi. Oleh karena itu,Kanwil DJPB mempunyai peran strategis untuk meningkatkan ketepatan waktu dan kualitasdata pemerintah daerah. Letak geografis Kanwil DJPB, yang didukung dengan forum komunikasiyang telah terjalin antara Kanwil DJPB dengan pemerintah daerah sangat mendukungpelaksanaan peran baru Kanwil DJPB tersebut.

5) Laporan Statistik Keuangan PemerintahSebagai bentuk realisasi, berikut ini adalah laporan-laporan yang dihasilkan dari penerapanStatistik Keuangan Pemerintah atau GFS.a) Laporan Operasional Statistik Keuangan PemerintahLaporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah merupakan laporan yang menyajikanringkasan transaksi yang berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unitinstitusi pada suatu periode pelaporan yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan.

Page 9: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

9

b) Laporan Arus Ekonomi LainnyaLaporan Arus Ekonomi Lainnya merupakan laporan yang menyajikan perubahan aset,kewajiban, dan kekayaan neto yang berasal dari sumber selain transaksi, yangdiklasifikasikan berdasarkan perubahan nilai atau volume aset, kewajiban, dan kekayaanneto.c) Neraca Statistik Keuangan PemerintahNeraca Statistik Keuangan Pemerintah merupakan laporan yang menyajikan posisi aset,kewajiban, dan kekayaan neto pada akhir periode pelaporan.d) Laporan Sumber dan Penggunaan KasLaporan Sumber dan Penggunaan Kas merupakan laporan yang mencatat arus kas masukdan arus kas keluar untuk operasi tahun berjalan, transaksi aset non-keuangan, dantransaksi aset keuangan dan kewajiban selain uang dan deposito.

C. KENDALA PENYUSUNAN GFSSalah satu kendala dalam penyusunan laporan GFS adalah belum adanya suatu pedoman yangmengatur mengenai penerapan GFS, yang menyebabkan timbulnya beberapa hal, yaitu:1. Perbedaan persepsi mengenai GFS antara penyusun dan pengguna laporan GFSmengenai konsep dan manfaat GFS. Selain itu, belum ada identifikasi dan koordinasistakeholders GFS secara komprehensif, baik yang berfungsi sebagai penyusun maupunpengguna informasi GFS, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian DalamNegeri, Badan Pusat Statistik, Bappenas, dan Pemerintah Daerah.2. Masih terdapat celah antara standar/sistem akuntansi pemerintah dengan kebutuhanGFS, misalnya penggunaan nilai pasar dalam GFS dan nilai perolehan dalam akuntansi;3. Laporan GFS belum terintegrasi dengan sistem akuntansi pemerintah;4. Belum ada pengaturan mengenai cakupan dan proses GFS (sektor dan unit), danmemberikan gambaran mengenai Standard Operating Procedure (menjelaskan alurdata, proses mapping dan konsolidasi, dan pihak yang diserahi tanggung jawab untukmelaksanakannya).5. Variasi sumber data yang akan digunakan dalam GFS karena masih terdapat beberapasumber data yang digunakan. Selain itu, perbedaan SAPP dan SAPD juga menambahkesulitan dalam konsolidasi data;6. Kualitas dan keterlambatan penyampaian data pemerintah daerah; dan7. Perbedaan sistem akuntansi pemerintah pusat dan sistem akuntansi pemerintah daerahmengakibatkan kesulitan dalam konsolidasi data.

Page 10: Pedoman Statistik Keuangan Pemerintah - Nitta Sestra Afdya - 18 - 7BKhusus

10

III. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANKebutuhan informasi yang akurat mengenai keadaan fiskal suatu negara menjadi sangat pentingpada masa ini. Belajar dari pengalaman krisis ekonomi global, IMF kembali memperbaruiManual GFS yang pertama kali terbit pada tahun 1986 tersebut.Sebagai bagian dari ekonomi dunia, Indonesia dengan laporan keuangan Pemerintah yangberbasis kas menuju akrual pada saat ini turut semakin intensif mengikuti kebutuhan IMFdalam menjaga kestabilan ekonomi. Salah satu hasil nyata upaya tersebut adalah disusunnyaPedoman Statistik Keuangan Pemerintah yang diadopsi dari Manual Government FinanceStatistic.Diharapkan, sebagai negara anggota, Indonesia mampu menjadi contoh pelaksana kebijakanyang baik. Sebagai tambahan, Indonesia juga akan mendapat informasi yang berguna terkaitkebijakan fiskal dan moneter.B. SARANPP Nomor 71/2010 telah lama mengamanatkan penyusunan laporan konsolidasi GFS. Akantetapi, hingga saat ini istilah tersebut masih jarang dibahas dalam diskusi terkait ekonomikenegaraan.Oleh karena itu, dimulai dengan disahkannya peraturan terkait Pedoman Statistik KeuanganPemerintah, diharapkan sistem ini semakin dikenal dan disosialisasikan. Tidak hanya di uniteselon II Kementerian Keuangan yang menyusun dan memberikan data terkait, tapi juga di unitlainnya. Selain itu, pembahasan dalam kuliah terkait Akuntansi Pemerintahan sepertipenyusunan makalah, sangat direkomendasikan. Hal ini agar sistem pelaporan yang digunakanoleh Pemerintah semakin dipahami oleh banyak orang.

IV. DAFTAR REFERENSI[1] Noor Fuad, dkk. 2006. Government Finance Statistics beserta Ilustrasi Penerapannya diIndonesia. Jakarta: Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah[2] http://www.perbendaharaan.go.id/new/?pilih=hal&id=42; diakses 1 Februari 2015[3] Peraturan Menteri Keuangan Nomor 275 Tahun 2014[4] PMK Nomor 184/PMK.01/2010[5] wikiapbn.org[6] slide pembekalan Pegawai Tugas Belajar DIV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara - 6 Desember2014 - Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan