pedoman teknis air bersih
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
1/29
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL NOMOR 08/PER-DJKP3K/2013
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAANSARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH DI PULAU-PULAU KECIL
DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengelola sarana dan
prasarana air bersih di pulau-pulau kecil,dipandang perlu untuk menetapkan Pedoman Teknis Pengelolaan Sarana dan Prasarana AirBersih di Pulau-Pulau Kecil;
b. bahwa untuk itu, perlu ditetapkan denganPeraturan Direktur Jenderal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437), sebagaimana telah diubah, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentangPengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-PulauKecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4739);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja InstansiPemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4614);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
2/29
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4609), sebagaimana
telah diubah, terakhir dengan PeraturanPemerintah Nomor 38 Tahun 2008 LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor78, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4855);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil Terluar(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2010 Nomor 109, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5154);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013tentang Tata Cara Pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor103, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5423);
8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009tentang Pembentukan dan OrganisasiKementerian Negara, sebagaimana telah diubah,terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91
Tahun 2011 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 141);
9. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010tentang Kedudukan, Tugas, dan FungsiKementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara,sebagaimana telah diubah, terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2013(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2013 Nomor 90);
10. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009,sebagaimana telah diubah dengan KeputusanPresiden Nomor 60/P Tahun 2013;
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NomorPER. 20/MEN/2008 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Perairan di Sekitarnya;
12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NomorPER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan TataKerja Kementerian Kelautan;
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
3/29
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN,
PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN SARANA DAN
PRASARANA AIR BERSIH DI PULAU-PULAU KECIL.
Pasal 1
Pedoman Teknis Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau-PulauKecil dimaksudkan sebagai pedoman bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah,Pemerintah Desa, Fasilitator, dan Kelompok Pengelola dalam melaksanakanpengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil.
Pasal 2
Ketentuan mengenai Pedoman Teknis Pengelolaan Sarana dan Prasarana AirBersih di Pulau-Pulau Kecil sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tidakterpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 3
Pelaksanaan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau-Pulau Kecilini dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah pada lokasi PengelolaanSarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau-Pulau Kecil.
Pasal 4
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 13 November 2013
DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL,ttd.
SUDIRMAN SAAD
Disalin sesuai dengan aslinyaKabag. Hukum, Organisasi, dan Humas
Achmad Satiri
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
4/29
1
LAMPIRAN :PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN,PESISIR, DAN PULAU - PULAU KECIL NOMOR 08/PER-DJKP3K/2013
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAANSARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH DIPULAU-PULAU KECIL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pulau-pulau kecil memiliki potensi kekayaan hayati yang bernilai
ekonomi tinggi seperti berbagai jenis ikan, ekosistem mangrove dan terumbu
karang, yang semuanya merupakan aset bangsa yang sangat strategis untuk
dikembangkan.Potensi kekayaan alam inilah yang mendorong pertumbuhan
penduduk di pulau-pulau kecil semakin tinggi, seiring dengan pergeseran
orientasi kebijakan pembangunan kelautan ke arah pengelolaan di pulau-
pulau kecil secara terpadu.
Di sisi lain, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia
dihadapkan pada realitas empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat
kemiskinan masyarakat pesisir. Tercatat, pada tahun 2010 kemiskinan di
desa-desa pesisir mencapai angka 7,8 juta jiwa; (2) tingginya kerusakan
sumberdaya pesisir; (3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan
lunturnya nilai-nilai budaya lokal; serta (4) rendahnya infrastruktur desa dan
kesehatan lingkungan pemukiman.
Selain persoalan di atas, masyarakat di pulau-pulau kecil sering
dihadapkan pada situasi sulit dimana sumber air tawar sangat terbatas,
sementara kebutuhan akan air bersih semakin meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas pemanfaatan ruang didalamnya.Bagi masyarakat di wilayah pulau-pulau kecil, air tawar merupakan
sumberdaya yang terbatas, sementara air tawar merupakan kebutuhan dasar
makhluk hidup. Sumber air tawar bagi penduduk di pulau-pulau kecil selama
ini berasal dari air hujan yang ditampung, diambil, dan/atau dibeli dari pulau
atau daratan utama, namun seringkali tidak mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat pada saat terjadi musim kemarau. Selain untuk kebutuhan
masyarakat, air tawar juga merupakan kebutuhan bagi kegiatan pariwisata
yang menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau kecil
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
5/29
2
seperti kebutuhan air bersih untuk hotel dan resort. Namun disisi lain jika
kebutuhan air bersih ini diambil dari air tanah secara terus-menerus, maka
akan berakibat pada penurunan volume air tanah yang dapat mengakibatkan
masuknya intrusi air laut menggantikan air tanah.
Krisis air bersih sudah melanda di berbagai belahan dunia, tidak
terkecuali di Indonesia. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di
dunia. Indonesia memiliki luas wilayah 5.193.252 km2 dimana dua per tiga
luas wilayahnya merupakan lautan, yaitu sekitar 3.288.683 km2. Sehingga
Indonesia juga memiliki julukan sebagai benua maritim. Ironisnya, di tengah
luasnya air laut di perairan Indonesia ternyata masih ada beberapa tempat
yang mengalami kekurangan air, terutama ketersediaan air bersih dan air
minum.
Sektor air minum merupakan salah satu pelayanan publik yang
mempunyai kaitan erat dengan pengentasan kemiskinan. Tidak memadainya
sarana dan prasarana air minum berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan
dan lingkungan yang memiliki dampak lanjutan terhadap tingkat
perekonomian keluarga.
Penyediaan sarana dan prasarana air minum yang baik akan
memberikan dampak pada peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan
masyarakat, yang pada akhirnya akan memberikan dampak lanjutan berupa
peningkatan produktivitas masyarakat. Tantangan terbesar dalam penyediaan
air bersih dan air minum adalah pemilihan teknologi yang tepat dan
terjangkau dari segi investasi dan pemeliharaan terutama di kawasan pulau-
pulau kecil.
Kegiatan fasilitasi sarana dan prasarana air bersih yang layak
dikonsumsi sebagai air minum di pulau-pulau kecil merupakan salah satu
kegiatan peningkatan pelayanan infrastruktur yang berbasis masyarakat,
dimana masyarakat terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
pemeliharaan, sampai dengan pengembangan. Oleh sebab itu diperlukan
Kelompok Pengelola yang mampu mengelola sarana dan prasarana secara
berkelanjutan.
Keberlanjutan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-
pulau kecil diharapkan dapat didorong atau diwujudkan melalui pola
kemitraan dan/atau penguatan kelembagaan Kelompok Pengelola, salah
satunya dengan pelibatan/pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
6/29
3
BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi desa di pulau-pulau kecil
yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution ) dan komersial
(commercial institution ).BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada
kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan
sosial.Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan
melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar.Dalam
menjalankan usahanya prinsip efisiensi dan efektifitas harus selalu
ditekankan. BUMDes sebagai organisasi berbadan hukum, dibentuk dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010
tentang Badan Usaha Milik Desa dan sesuai dengan kesepakatan di
masyarakat pulau kecil.
B. Tujuan
Tujuan ditetapkannya Pedoman Teknis Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Air Bersih di Pulau-Pulau Kecil ini untuk memberikan pedoman
dalam pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana air bersih di
pulau-pulau kecil.
C. Sasaran
Sasaran Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau-Pulau
Kecil yaitu Dinas Kabupaten/Kota dan Kelompok Pengelola Sarana dan
Prasarana Air Bersih di Pulau-Pulau Kecil yang dibiayai dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Perubahan (APBN-P).
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Teknis Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air
Bersih di Pulau-Pulau Kecil meliputi tata cara pengelolaan Sarana dan
Prasarana Air Bersih di Pulau-Pulau Kecil yang telah siap dioperasikan dan
harus dipatuhi oleh Dinas Kabupaten/Kota terkait, pemerintah desa dan
Kelompok Pengelola.
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau-Pulau Kecil
dimaksud terdiri atas pembentukan, pembinaan, dan pengembangan usaha
Kelompok Pengelola.
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
7/29
4
E. Pengertian
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat
APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
2. BUMDes adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah
desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh
pemerintah desa dan masyarakat.
3. Fasilitator adalah lembaga atau institusi yang berfungsi melakukan
pendampingan bagi Kelompok Pengelola dalam memanfaatkan sarana
dan prasarana air bersih.
4. Pembukuan Keuangan adalah catatan transaksi keuangan yang dibuat
secara kronologis dan sistematis.
5. Kelompok Pengelolaadalah badan usaha non badan hukum yang berupa
kelompok yang dibentuk oleh masyarakat pulau kecil berdasarkan hasil
kesepakatan/musyawarah seluruh anggota yang dilandasi oleh
keinginan bersama untuk berusaha bersama dan
dipertanggungjawabkan secara bersama guna meningkatkan
pendapatan anggota.
6. Dinas adalah dinas provinsi/kabupaten/kota yang membidangi urusan
kelautan dan perikanan.
7. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil – Kementerian Kelautan dan Perikanan.
8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil.
9. Tim Teknis adalah Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal yang mempunyai potensi dan kemampuan sesuai dengan
bidang tugasnya.
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
8/29
5
BAB II
PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN KELOMPOK PENGELOLA
A. PEMBENTUKAN KELOMPOK PENGELOLA
1. Persyaratan Pembentukan Kelompok Pengelola
a. pengurus dan anggota bukan perangkat desa, PNS, TNI/Polri, dan
Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK);
b. pengurus dan anggota berdomisili di desa setempat, yang dibuktikan
dengan KTP, Kartu Keluarga, atau Surat Keterangan Domisili dari
kepala desa/lurah; dan
c. pengurus dan anggota berjumlah maksimal 10 orang.
2. Penetapan Kelompok Pengelola
Kelompok Pengelola dibentuk oleh Pemerintah Desa melalui musyawarah
desa dan selanjutnya diusulkan, diverifikasi dan ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kabupaten/Kota melalui Surat Keputusan yang berlaku selama 1
(satu) tahun anggaran.
3. Struktur Kelembagaan
Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih dilakukan secara
berjenjang dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, desa dengan
struktur kelembagaan sebagai berikut:
Keterangan:
: Garis koordinasi
: Garis instruksi
Gambar 1. Kelembagaan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih
di Pulau-Pulau Kecil
DITJENKP3K
DINAS
KABUPATEN/KOTA
FASILITATOR(LSM/PERGURUAN
TINGGI)
TIM
TEKNIS
PEMERINTAHDESA
KELOMPOK
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
9/29
6
Kelembagaan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih terdiri atas:
a. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
berfungsi sebagai Penanggung Jawab Kegiatan.Dalam pelaksanaan
pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil,
maka dibentuk Tim Teknis yang ditetapkan dengan Keputusan
Direktur Jenderal dengan tugas sebagai berikut:
1) melakukan sosialisasi dan pembinaan teknis kepada Dinas
Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Kelompok Pengelola;
2) melakukan koordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota terkait;
3) melaksanakan monitoring dan evaluasi minimal satu kali dalam
setahun;
4) memberikan dukungan pengelolaan sarana dan prasarana air
bersih di pulau-pulau kecil berdasarkan laporan dari Dinas
Kabupaten/Kota terkait; dan
5) melakukan fasilitasi penyelesaian permasalahan pengelolaan
sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil antara
Dinas Kabupaten/Kota dengan Penyedia Barang/ Suku Cadang
sarana prasarana yang dibutuhkan.
b. Dinas Kabupaten/Kota
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana air bersih, Kepala
Dinas Kabupaten/Kota bertindak sebagai Pembina Kelompok
Pengelola dengan tugas sebagai berikut:
1) melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa, dan fasilitator;
2) melakukan pembinaan manajemen dalam rangka pengembangan
usaha kepada Kelompok Pengelola bekerjasama dengan
Pemerintah Desa dan fasilitator;
3) menetapkan Kelompok Pengelola sarana dan prasarana air bersih
di pulau-pulau kecil;
4) mendorong pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dalam pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-
pulau kecil;
5) melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan setiap 6 (enam)
bulan sekali dan disampaikan kepada Penanggung Jawab
Kegiatan;
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
10/29
7
6) melakukan koordinasi dengan Penanggung Jawab Kegiatan dalam
penyelesaian permasalahan pengelolaan termasuk kerusakan
sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil; dan
7) membantu dalam pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana air bersih di pulau-pulau kecil.
c. Fasilitator
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana air bersih, fasilitator
dapat terdiri atas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau
perguruan tinggi. Fasilitator bertugas:
1) membantu Kelompok Pengelola dalam memahami tujuan
pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil
yang berkelanjutan;
2) membantu membuat serta mendampingi menjalankan rencana
pengembangan usaha Kelompok Pengelola;
3) melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa dalam
pelaksanaan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana air
bersih di pulau-pulau kecil;
4) melakukan pendampingan pada saat pelaksanaan musyarah desa
terkait dengan kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana air
bersih di pulau-pulau kecil;
5) memotivasi Kelompok Pengelola untuk berpartisipasi dalam
seluruh kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di
pulau-pulau kecil;
6) melakukan pemantauan Kelompok Pengelola sesuai tanggung
jawab dan perannya dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan
sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil;
7) memberikan penguatan kapasitas kepada Kelompok Pengelola dan
membantu membuat laporan neraca keuangan serta analisis
usaha;
8) melakukan koordinasi dengan Penanggung Jawab dan Pembina
kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-
pulau kecil dalam penyiapan materi dan konsep pembinaan bagi
Kelompok Pengelola;
9) menyampaikan laporan bulanan Fasilitator kepada Pembina
Kelompok Pengelola yang berisikan dokumentasi, konsolidasi
catatan harian, mingguan dan evaluasi; dan
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
11/29
8
10)membantu penyiapan dokumentasi setiap pelaksanaan kegiatan
pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil.
d. Pemerintah Desa
Dalam Pengelolaan Sarana dan Prasarana Air Bersih di Pulau-
Pulau Kecil, Pemerintah Desa bertugas:
1) membentuk Kelompok Pengelola melalui musyawarah desa dan
mengusulkannya kepada Dinas Kabupaten/Kota;
2) melakukan pengawasan kepada Kelompok Pengelola dalam
pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil;
3) membantu fasilitasi penyelesaian masalah dan konflik pengelolaan
pada tingkat Kelompok Pengelola;
4) mendorong terlaksananya fungsi sosial sarana dan prasarana air
bersih di pulau-pulau kecil bagi masyarakat desa;
5) mengupayakan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
dan
6) membuat dan menyampaikan laporan triwulan kepada Dinas
Kabupaten/Kota sebagaimana format terlampir.
e. Kelompok Pengelola
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana air bersih, tugas
Kelompok Pengelola meliputi:
1) menerima, mengelola, memanfaatkan dan memelihara sarana dan
prasarana air bersih di pulau-pulau kecil seoptimal mungkin;
2) menjaga keamanan keberadaan alat dan komponennya;
3) memberikan keterangan yang sesuai kepada aparat pengawas
internal dan eksternal pemerintah;
4) mengembangkan usaha, sehingga hasil usaha pengelolaan sarana
dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil dapat menjamin
keberlangsungan fungsi alat secara optimal;
5) membuat kesepakatan atau perjanjian dengan masyarakat tentang
besaran iuran;
6) membuat laporan neraca keuangan untuk pertanggungjawaban;
7) melakukan upaya perluasan pasar melalui kerjasama dengan
instansi dan pihak-pihak terkait dalam rangka pengembangan
usaha;
8) melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana air bersih di
pulau-pulau kecil;
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
12/29
9
9) melaporkan kerusakan sarana dan prasarana air bersih di pulau-
pulau kecil kepada Pemerintah Desa dan Dinas Kabupaten/Kota;
10)membuat dan menyampaikan laporan triwulan kepada Pemerintah
Desa sebagaimana format terlampir.
B. PEMBINAAN KELOMPOK PENGELOLA
Pembinaan Kelompok Pengelola dilakukan agar kelembagaan dalam kelompok
dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan efisien dan efektif.
Pembinaan Kelompok Pengelola antara lain meliputi kegiatan:
1. peningkatan peran Kelompok Pengelola dalam memajukan usaha
anggotanya;
2. peningkatan keterampilan dalam mengelola hasil produksi sarana dan
prasarana air bersih di pulau-pulau kecil;
3. peningkatan kemampuan administrasi usaha;
4. peningkatan kemampuan berorganisasi dan berinteraksi; dan
5. peningkatan kemampuan kerjasama antar Kelompok Pengelola.
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
13/29
10
BAB III
PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PENGELOLA
A. PRINSIP PENGELOLAAN
Sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil perlu dikelola
secara optimal untuk memenuhi fungsi sosial sarana dan prasarana air
bersih tersebut dan menjadi sarana pengembangan usaha yang
menguntungkan bagi seluruh anggota Kelompok Pengelola pada khususnya,
maupun masyarakat pulau-pulau kecil pada umumnya. Dalam melakukan
proses produksi air bersih diperlukan biaya operasional yang antara lain
dapat diperoleh dari hasil penjualan air bersih yang diproduksi. Sehingga hal
ini menggambarkan bahwa fungsi sosial hanya akan terpenuhi jika biaya
operasional dapat dipenuhi terlebih dahulu.
Pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil
tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Kooperatif, yaitu menjunjung tinggi prinsip kerjasama;
2. Partisipatif, yaitu berperan aktif dalam kegiatan pengelolaan;
3. Transparansi, yaitu menerapkan prinsip keterbukaan dalam kegiatan
pengelolaan;
4. Emansipatif, yaitu memberdayakan setiap unsur masyarakat tanpa
membedakan jenis kelamin;
5. Akuntabel, yaitu dapat dipertanggungjawabkan secara keuangan; dan
6. Sustainabel, yaitu kegiatan pengelolaan bersifat berkelanjutan.
B. PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA
KELOMPOK
1. Pengelolaan Keuangan
Dalam rangka optimalisasi pengelolaan sarana dan prasarana air
bersih di pulau-pulau kecil diperlukan manajemen keuangan yang baik
dan rapi oleh Kelompok Pengelola melalui pembuatan rencana keuangan
dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang
transparan dan akuntabel. Untuk mewujudkan hal tersebut, langkah
pertama yang harus dilakukan oleh kelompok pengelola adalah dengan
membuat Buku Kas.
Buku kasmerupakan catatan harian mengenai pengeluaran dan
pemasukan keuangan. Catatan mengenai arus kas sangat penting karena
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
14/29
11
menjadi bahan dasar untuk membuat laporan keuangan yang dapat
digunakan untuk melakukan analisis usaha. Dari catatan ini dapat
membuat rekapitulasi per bulan yang disebut laporan arus kas (cash flow )
dan berguna untuk mengetahui berapa besar modal yang dibutuhkan,
serta berapa lama waktu yng diperlukan untuk bisa balik modal atau
mencapai Break Even Point (BEP ). Contoh format Buku Kas dapat dilihat
pada Gambar 2.
TANGGAL KETERANGAN PENERIMAAN PENGELUARAN SALDO
J U M L A HGambar 2. Format Buku Kas
2. Perencanaan Pengembangan Usaha Kelompok
Kelompok Pengelola perlu melakukan perencanaan pengembangan
usaha. Perencanaan pengembangan usaha berupa analisis usaha sebagai
salah satu bentuk penyusunan strategi dalam mengkomunikasikan suatu
ide usaha atau bisnis dengan dilandasi oleh aspek-aspek penting yang
terkait dengan kepentingan usaha. Analisis usaha ini disusun dalam
bentuk dokumen tertulis yang dibantu oleh fasilitator.
Beberapa hal mendasar yang menjadi bahan pertimbangan di dalam
melakukan analisis usaha antara lain sebagai berikut:
a. permintaan pasar terhadap produk yang akan dikembangkan;
b. kemampuan kelompok dalam menjalankan rencana pengembangan
usaha;
c. analisis kompetitif dalam hal mutu produk dibandingkan dengan
produk serupa yang diproduksi dari luar pulau;
d. strategi penjualan yang dapat dilakukan dengan menyebarkan brosur
promosi, memberikan layanan antar jemput, atau harga yang
bersaing;
e. pertimbangan resiko usaha terhadap keberlanjutan operasionalisasi
sarana dan prasarana air bersih, apakah produksi air bersih
mencukupi untuk dipasarkan secara luas dengan hasil yang cukup
untuk menutup biaya operasional; dan
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
15/29
12
f. proyeksi keuangan yang dapat dilakukan dengan bantuan dari
fasilitator.
C. PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK
1. Penguatan Usaha Kelompok
Penguatan usaha kelompok dilakukan agar Kelompok Pengelola
dapat menjalankan fungsi dan perannya secara optimal.Penguatan
terhadap Kelompok Pengelola diutamakan pada penguatan kelembagaan,
agar masyarakat mampu belajar dan berkembang secara mandiri.
Beberapa penguatan Kelompok Pengelola dapat dilakukan melalui:
a. pelatihan yang bersifat pengenalan, peningkatan dan penyegaran,
yang dapat berupa dasar-dasar berorganisasi, dinamika kelompok,
pengelolaan keuangan, cara-cara pemasaran dan diversifikasi produk,
serta perundingan dengan pihak luar;
b. kunjungan ke organisasi yang lebih maju;
c. bantuan penguatan prasarana air bersih yang digunakan untuk
pengembangan usaha; dan
d. pengembangan jaringan pemasaran dan diversifikasi produk.
2. Pengembangan Usaha Kelompok
Salah satu tujuan utama kegiatan fasilitasi sarana dan prasaranaair
bersih di pulau-pulau kecil adalah menyediakan sarana dan prasarana air
bersih siap minum bagi masyarakat pulau-pulau kecil. Selain itu,
diharapkan penyediaan sarana dan prasaranaair bersih tersebut dapat
menimbulkan efek yang lebih besar kepada masyarakat melalui
pengembangan usaha, yang antara lain dapat dilakukan dengan cara:
a. Kerjasama
Kerjasama dapat dilakukan dengan pihak pemerintah pusat,
pemerintah daerah (SKPD terkait), pemerintah desa, perusahaan
(swasta maupun milik pemerintah), Lembaga Swadaya Masyarakat,
Perguruan Tinggi. Pola kerja sama dengan perusahaan dapat
dilakukan dalam skema tanggung jawab sosial perusahaan atau
corporate social responsibility (CSR) dan/atau Program Kemitraan Bina
Lingkungan (PKBL).Sedangkan pola kerjasama dengan Perguruan
Tinggi dapat dilakukan melalui program praktek kerja lapangan, yang
mana mahasiwa melakukan praktek kerja di lapangan.
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
16/29
13
b. Pembinaan
Pembinaan usaha kelompok dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota
bekerjasama dengan fasilitator yang antara lain dapat meliputi:
1) Pembinaan Teknis Kelompok
Pembinaan teknis yang disampaikan kepada Kelompok Pengelola
antara lain dapat meliputi:
a) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan;
b) pengolahan dan pemasaran hasil air bersih; dan/atau
c) pengembanganjenis produk air bersih.
2) Pembinaan Manajerial Kelompok
Pembinaan manajerial kepada Kelompok Pengelola dilakukan
dalam bentuk penyusunan Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang
disusun bersama berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat
anggota.Musyawarah anggota dipimpin oleh ketua Kelompok
Pengelola dan didampingi oleh Dinas Kabupaten/Kota, Pemerintah
Desa atau fasilitator, kemudian ditandatangani oleh ketua
kelompok dan diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota serta
Kepala Pemerintah Desa.
RUK dibuat dengan susunan sebagai berikut:
a) Gambaran umum Kelompok Pengelola, yang memuat:
(i) nama Kelompok Pengelola dan tahun berdirinya;
(ii) alamat Kelompok Pengelola;
(iii) susunan pengurus dan perkembangan jumlah anggota
Kelompok Pengelola (saat berdiri sampai dengan data
terbaru);
(iv) pengakuan keberadaan Kelompok Pengelola oleh
masyarakat/instansi terkait.
(v) maksud dan tujuan pendirian Kelompok Pengelola (yang
tercantum dalam AD/ART Kelompok Pengelola);
(vi) jenis kegiatan yang sedang berjalan, produksi saat ini,
dan pemasarannya;
(vii) perkembangan sarana yang dimiliki dari saat ini serta
asal modal tersebut;
(viii) mitra usaha Kelompok Pengelola (pemerintah /swasta);
(ix) prestasi kelompok; dan
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
17/29
14
(x) administrasi dan data dukung Kelompok Pengelola.
b) Rencana kegiatan dan pembiayaan Kelompok Pengelola, yang
memuat:
(i) rencana investasi;
(ii) modal kerja (rencana pembelian sarana produksi yang
akan digunakan dan sarana produksi yang tersedia); dan
(iii) pengembangan kelembagaan (pelatihan, administrasi
kelompok, pengembangan pemasaran, dan lain-lain).
(iv) Rencana produksi dan pemasaran, yang memuat:
(v) rencana produksi;
(vi) rencana pemasaran (harga dan tujuan pasar); dan
(vii) analisa usaha.
D. FUNGSI SOSIAL SARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH DI PULAU-PULAU
KECIL
Sarana dan prasarana air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi
masyarakat di pulau-pulau kecil yang jauh dari jangkauan air bersih.Melalui
keberadaan sarana dan prasarana tersebut diharapkan semua masyarakat di
pulau-pulau kecildapat menikmati manfaatnya.
Hal ini bisa terwujud dengan mengimplementasikan fungsi sosial dalam
pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil yang
dilakukan antara lain dengan membagi sebagian hasil produksi air bersih
dengan jumlah yang sudah disepakati untuk dimanfaatkan dalam kegiatan
besar di masyarakat seperti upacara adat, upacara agama, dan pernikahan.
E. STRATEGI PENGELOLAAN
Strategi dalam pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-
pulau kecil meliputi:
1. Dinas Kabupaten/Kota:
a. mendukung pelaksanaan pendampingan kelompok oleh fasilitator
dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan Pedoman Teknis ini;
b. mendorong pengembangan usaha kelompok dengan memberikan
dukungan dalam peningkatan kualitas SDM dan pendanaan bagi
operasionalisasi sarana dan prasarana air bersih;
c. mengambilalih sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil
dari kelompok pengelola yang tidak mampu mengelola secara optimal,
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
18/29
15
untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok pengelola yang baru;
dan
d. melakukan penetapan Kelompok Pengelola.
Kriteria alat tersebut dapat diambil alih pengelolaannya, yaitu:
1) alat mengalami kerusakan lebih dari 3 (tiga) kali dalam setahun;
2) Kelompok Pengelola tidak memberikan laporan keuangan secara
berkala minimal 3 (tiga) kali dalam setahun; dan
3) dalam kurun waktu 2 (dua) tahun pengelolaan sarana dan
prasarana air bersih di pulau-pulau kecil tidak memberikan
dampak nyata berupa penambahan penghasilan yang dapat dilihat
dari laporan keuangan bagi Kelompok Pengelola.
2. Kelompok Pengelola:
a. menyiapkan dan menyediakan lahan tempat pembangunan instalasi,
jaringan perpipaan dan pusat distribusi sarana dan prasarana air
bersih;
b. melaksanakan setiap kesepakatan dengan Dinas Kabupaten/Kota
yang sudah disetujui, antara lain melakukan penghematan
penggunaan air, menjaga keamanan sarana dan prasarana air bersih,
menyelesaikan setiap permasalahan tanpa menimbulkan konflik.
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
19/29
16
BAB IV
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
A. MONITORING
Monitoring dilakukan oleh Tim Teknis dan Dinas Kabupaten/Kota.
Monitoring dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, tetapi pada
prinsipnya monitoring langsung diutamakan dilakukan oleh Dinas
Kabupaten/Kota. Monitoring dilakukan untuk mengetahui;
1. Fungsi sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil masih
berjalan;
2. Perkembangan usaha dari pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di
pulau-pulau kecil; dan
3. Manfaat dan dampak dari adanya fasilitas sarana dan prasarana air bersih
di pulau-pulau kecil.
B. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan hasil monitoring yang akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat rencana tindak
lanjut kegiatan-kegiatan pendukung. Kegiatan Evaluasi meliputi:
1. Tersosialisasikannya tujuan dan sasaran dilakukannya fasilitasi sarana
dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil;
2. Terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi masyarakat pulau-pulau kecil;
3. Berkembangnya kehidupan sosial ekonomi masyarakat;
4. Berjalannya pola pengelolaan sarana dan prasarana air bersih yang efektif;
dan
5. Berjalannya pembinaan dalam mengelola sarana dan prasarana air bersih
secara berkelanjutan.
C. PELAPORAN
Pertanggungjawaban dari pengelolaan sarana dan prasarana air bersih
di pulau-pulau kecil dilakukan dalam bentuk pelaporan secara berkala.
Proses pelaporan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau
kecil dilakukan secara berkala agar dapat dilakukan pengawasan dan terukur
sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pelaporan juga dapat menjadi
sarana evaluasi pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
20/29
17
pulau-pulau kecil agar menjadi lebih optimal.Secara umum pelaporan
memuat kemajuan pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih.
Pelaporan dilakukan sesuai dengan kelembagaan pengelolasarana dan
prasarana air bersih di pulau-pulau kecil secara berjenjang dan periodik
berdasarkan struktur dan tugas masing-masing, yang terdiri atas Kelompok
Pengelola, Pemerintah Desa, Fasilitator, dan Dinas Kabupaten/Kota setempat.
1. Pelaporan Kelompok Pengelola
Kelompok Pengelola wajib membuat dan menyampaikan laporan ke
Pemerintah Desasetiap bulan. Laporan disampaikan sesuai dengan format
pada Lampiran 1 yang memuat:
a. Data Kelompok Pengelola dan anggota;
b. Jumlah Produksi dan Penjualan Harian
c. Biaya operasional proses produksi air bersih harian;
d. Inventarisasi peralatan dan/atau komponen pendukung dalam sarana
dan prasarana air bersih;
e. Pelaporan Pembukuan Keuangan dan Buku Kas yang dibantu oleh
fasilitator; dan
f. Permasalahan yang terjadi baik secara teknis maupun administrasi.
2. Pelaporan Pemerintah Desa
Pemerintah Desa wajib membuat laporan pelaksanaan pengelolaan
sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil untuk kemudian
disampaikan ke Dinas Kabupaten/Kota setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Laporan disampaikan sesuai dengan format pada Lampiran 2 yang
memuat:
a. Rencana dan strategi/pola pendistribusian produk air bersih bagi
masyarakat desa setempat;
b. Sistem bagi hasil atas hasil kesepakatan bersama kelompok dan
selanjutnya ditetapkan oleh Pemerintah Desa dalam Peraturan Kepala
Desa;
c. Arahan strategis bagi Kelompok Pengelola; dan
d. Permasalahan yang dihadapi Kelompok Pengelola.
3. Pelaporan Fasilitator
Fasilitator wajib membuat laporan pelaksanaan pengelolaan sarana
dan prasarana air bersih dan disampaikan ke Dinas Kabupaten/Kota
setiap bulan. Laporan disampaikan sesuai dengan format pada Lampiran 3
yang memuat:
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
21/29
18
a. Notulensi dan dokumentasi musyawarah desa; dan
b. Perkembangan kapasitas Kelompok Pengelola dalam mengelola sarana
dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil dimulai dari kemampuan
manajemen sampai pada pemeliharaan teknis.
4. Pelaporan Dinas Kabupaten/Kota
Dinas Kabupaten/Kota wajib membuat laporan pelaksanaan
pengelolaan sarana dan prasarana air bersih di pulau-pulau kecil yang
disampaikan ke Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil, Direktorat
Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil setiap 6 (enam) bulan
sekali. Laporan disampaikan sesuai dengan format pada Lampiran 4 yang
memuat:
a. Rangkuman semua laporan yang berasal dari Pemerintah Desa,
Kelompok Pengelola dan Fasilitator;
b. Laporan pengawasan pelaksanaan tugas dalam pengelolaan sarana dan
prasarana air bersih di pulau-pulau kecil oleh Pemerintah Desa,
Kelompok Pengelola dan Fasilitator; dan
c. Laporan fasilitasi penyelesaian permasalahan manajemen, teknis dan
sosial yang terjadi dalam pengelolaansarana dan prasarana air bersih
di pulau-pulau kecil.
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
22/29
19
BAB V
PENUTUP
Panduan ini ditetapkan sebagai acuan bagi seluruh pihak terkait baik di
tingkat pusat maupun daerah dalam melaksanakan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Air Bersih di Pulau-Pulau Kecil. Keberhasilan kegiatan ini sangat
ditentukan dengan kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai
dari tahap persiapan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi. Diharapkan
dengan adanya pendampingan, pengawasan dan pembinaan dari Direktorat
Pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil dan Dinas Propinsi/Kabupaten/kota dapat
meningkatkan kualitas lingkungan hidup masyarakat di pulau-pulau kecil.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Panduan ini kami
ucapkan terimakasih, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL
ttd.
SUDIRMAN SAAD
Disalin sesuai dengan aslinyaKabag. Hukum, Organisasi, dan Humas
Achmad Satiri
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
23/29
20
LAMPIRAN I:
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN
PULAU-PULAU KECIL NOMOR 08/PER-DJKP3K/2013
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN SARANA DAN
PRASARANA AIR BERSIH DI PULAU-PULAU KECIL
FORMAT LAPORAN KELOMPOK PENGELOLA
BAB I. Gambaran Umum Kelompok Pengelola1.1. Data Kelompok Pengelola Sarana dan Prasarana Air Bersih
NONama
Kelompok
Nama
Ketua
Alamat
(Nama Pulau, Desa, Nomor TeleponJumlah Anggota
1.2. Data Anggota Kelompok Pengelola Sarana dan Prasarana Air Bersih
NONama
Anggota
Jabatan dalam
Kelompok
Alamat/
Domisili
Tingkat
PendidikanUsia
Mata
Pencaharian
Utama
Mata
Pencaharian
Sampingan
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
24/29
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
25/29
22
BAB III. Laporan Inventaris Barang
NO Jenis Barang Jumlah Barang Kondisi Barang Keterangan (Sumber Barang)
BAB IV. Laporan Pembukuan
NO Tanggal
TOTAL
Hasil Penjualan (Rupiah)
TOTAL
Biaya Pengeluaran (Rupiah)
SALDO
(Rupiah)
BAB V. PENUTUP
1. Kendala Pengelolaan
2. Saran/ Usulan
3. Rencana Tindak Lanjut
DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL
ttd.
SUDIRMAN SAAD
Disalin sesuai dengan aslinyaKabag. Hukum, Organisasi, dan Humas
Achmad Satiri
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
26/29
23
LAMPIRAN II:
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN
PULAU-PULAU KECIL NOMOR 08/PER-DJKP3K/2013
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN SARANA DAN
PRASARANA AIR BERSIH DI PULAU-PULAU KECIL
FORMAT LAPORAN PEMERINTAH DESA
No Bulan
Jumlah
Produksi
(galon/bulan)
Jumlah hasil
penjualan
(Rp/Bulan)
Distribusi produk
air bersih untuk KK
tidak mampu
(galon/KK)
Pembagian
Hasil Usaha
dengan
Kelompok
(Rp/Bulan)
Arahan
strategis
bagi
kelompok
Permasalahan
1 2 3 4 5 6 7 8
DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL ttd.
SUDIRMAN SAADDisalin sesuai dengan aslinyaKabag. Hukum, Organisasi, dan Humas
Achmad Satiri
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
27/29
24
LAMPIRAN III:
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN
PULAU-PULAU KECIL NOMOR 08/PER-DJKP3K/2013
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN SARANA DAN
PRASARANA AIR BERSIH DI PULAU-PULAU KECIL
FORMAT LAPORAN FASILITATOR
No BulanKapasitas Kelompok Musyawarah
Desa
Strategi
Pengembangan UsahaKendala Pengelolaan
Manajemen Teknis Sosial
1 2 3 4 5 6 7 8
DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL ttd.
SUDIRMAN SAADDisalin sesuai dengan aslinyaKabag. Hukum, Organisasi, dan Humas
Achmad Satiri
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
28/29
25
LAMPIRAN IV:PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN,PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL NOMOR 08/PER-DJKP3K/2013
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAANSARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH DIPULAU-PULAU KECIL
FORMAT LAPORAN DINAS KABUPATEN/KOTA
A. OUTLINE LAPORAN
ISI LAPORAN KETERANGAN
COVER LAPORAN 1. Nama Petugas Penyusun
2. Daerah Petugas Penyusun
KATA PENGANTAR Pengantar dari Kepala Dinas
I. Gambaran
Umum
Menjelaskan profil pulau kecil tempat masyarakat
penerima bantuan (nama pulau, luas pulau, jumlah
penduduk/KK, potensi pulau)
II. Kondisi Sarana
dan Prasaran Air
Bersih
1. Menjelaskan titik penempatan/ pemasangan sarana
dan prasarana air bersih
2. Menjelaskan spesifikasi/ kondisi sarana dan
prasarana air bersih
IV. Profil Penerima
Bantuan
Menjelaskan profil kelompok pengelola sarana dan
prasarana air bersih terdiri dari nama kelompok,
susunan, nama dan tugas pengurus (ketua, bendahara,teknisi, dan anggota)
V. Mekanisme
Pengelolaan
Bantuan
Menjelaskan pola pengelolaan sarana dan prasarana air
bersih yang diterapkan berdasarkan kesepakatan
VI. PENUTUP Menjelaskan manfaat sarana dan prasarana air bersih
terhadap kehidupan masyarakat serta saran yang
diharapkan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat
LAMPIRAN 1. Dokumentasi sarana dan prasarana air bersih
2. Daftar Hadir + Foto Rapat Kelompok3. Notulensi Rapat Kelompok
4. Data Pendukung meliputi Jumlah KK yang terlayani,
laporan bagi hasil, kendala di lapangan, serta strategi
penyelesaiannya
-
8/18/2019 Pedoman Teknis Air Bersih
29/29
B. OUTLINE LAMPIRAN DATA PENDUKUNG
Bulan
Jumlah KK yang
terlayani Bagi Hasil
(Rp)Permasalahan
Langkah
StrategisDi dalam
Desa
di luar
Desa1 2 3 4 5 5
DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL
ttd.
SUDIRMAN SAAD
Disalin sesuai dengan aslinya
Kabag. Hukum, Organisasi, dan Humas
Achmad Satiri