pedoman teknis master plan agrowisata

4
0 PEDOMAN TEKNIS PEMBUATAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN) PENGEMBANGAN AGROWISATA DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA DAN INVESTASI DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 1 KATA PENGANTAR Pengembangan Agrowisata merupakan salah satu upaya dalam rangka pengembangan usaha masyarakat berbasis agribisnis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani khususnya dan masyarakat di wilayah yang bersangkutan pada umumnya. Sinergi antara Pertanian dan Pariwisata merupakan landasan dalam pengembangan Agrowisata. Dengan demikian, pengembangan Pertanian dan Pariwisata secara simultan merupakan salah satu bentuk pengembangan ekonomi kreatif di sektor pertanian yang dapat memberikan nilai tambah bagi usaha agribisnis dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani. Dampak positif pengembangan Agrowisata antara lain dapat meningkatkan nilai jual komoditi pertanian yang dihasilkan dan berkembangnya sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat setempat. Untuk pengembangan lebih lanjut sebagai suatu Kawasan Agrowisata yang dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di wilayah yang bersangkutan, maka perlu adanya suatu Rencana Induk (Master Plan) yang baik sebagai acuan bagi para stakeholder yang terlibat. Pedoman Teknis ini merupakan salah satu acuan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembuatan Rencana Induk (Master Plan) Pengembangan Agrowisata yang difasilitasi oleh Ditjen PPHP tahun 2012. Jakarta, Januari 2012 Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Ir. Jamil Musanif NIP. 19560331 198201 1 001

Upload: pratista-highlander

Post on 21-Nov-2015

561 views

Category:

Documents


91 download

DESCRIPTION

Master Plan Agrowisata

TRANSCRIPT

  • 0

    PEDOMAN TEKNIS PEMBUATAN RENCANA INDUK (MASTER PLAN)

    PENGEMBANGAN AGROWISATA

    DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA DAN INVESTASI

    DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

    KEMENTERIAN PERTANIAN 2011

    1

    KATA PENGANTAR

    Pengembangan Agrowisata merupakan salah satu upaya dalam rangka pengembangan usaha masyarakat berbasis agribisnis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani khususnya dan masyarakat di wilayah yang bersangkutan pada umumnya.

    Sinergi antara Pertanian dan Pariwisata merupakan landasan dalam pengembangan Agrowisata. Dengan demikian, pengembangan Pertanian dan Pariwisata secara simultan merupakan salah satu bentuk pengembangan ekonomi kreatif di sektor pertanian yang dapat memberikan nilai tambah bagi usaha agribisnis dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani. Dampak positif pengembangan Agrowisata antara lain dapat meningkatkan nilai jual komoditi pertanian yang dihasilkan dan berkembangnya sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat setempat.

    Untuk pengembangan lebih lanjut sebagai suatu Kawasan Agrowisata yang dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di wilayah yang bersangkutan, maka perlu adanya suatu Rencana Induk (Master Plan) yang baik sebagai acuan bagi para stakeholder yang terlibat.

    Pedoman Teknis ini merupakan salah satu acuan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembuatan Rencana Induk (Master Plan) Pengembangan Agrowisata yang difasilitasi oleh Ditjen PPHP tahun 2012.

    Jakarta, Januari 2012

    Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Ir. Jamil Musanif NIP. 19560331 198201 1 001

  • 2

    1. Latar Belakang

    Agrowisata merupakan salah satu bentuk ekonomi

    kreatif di sektor pertanian yang dapat memberikan nilai

    tambah bagi usaha agribisnis dalam rangka peningkatan

    kesejahteraan petani. Beberapa dampak positif

    pengembangan agrowisata antara lain meningkatkan nilai

    jual komoditi pertanian yang dihasilkan dan berkembangnya

    sumber-sumber pendapatan lainnya yang dapat dinikmati

    oleh masyarakat setempat seperti penyewaan homestay dan sarana rekreasi lainnya, kantin, penjualan cindera mata, dan

    lain-lain. Selain itu, agrowisata merupakan salah satu

    wahana yang efektif dalam rangka promosi produk-produk

    pertanian dan budaya Nusantara. Hal tersebut karena selain

    dapat menikmati hasil pertanian secara langsung dari

    sumbernya, para pengunjung akan terkesan dengan sensasi

    wisata alam yang unik dan segar yang akan terbawa hingga

    mereka kembali ke tempat asalnya bahkan mereka akan

    bercerita kepada keluarga serta handai tolannya. Dalam

    strategi pemasaran hal tersebut dikenal sebagai the Word of Mouth (WOM).

    3

    Dalam rangka pengembangan Agrowisata, perlu

    disusun Rencana Induk (Master Plan) untuk masing-masing kawasan. Namun, sebagai pilot model yang akan dibiayai

    dengan APBN Ditjen PPHP, pada tahun 2012 dipilih 4 lokasi

    di antara beberapa kawasan potensial Agrowisata. Terhadap

    4 lokasi terpilih tersebut perlu dibuatkan Rencana Induk

    (Master Plan) sebagai acuan seluruh stakeholder dalam rangka pengembangan lebih lanjut.

    2. Tujuan

    Membuat Rencana Induk (Master Plan) untuk pengembangan Agrowisata di 4 lokasi terpilih dari beberapa

    Kawasan Agrowisata di beberapa Provinsi.

    3. Sasaran

    Tersedianya 4 dokumen Rencana Induk (Master Plan) Pengembangan Agrowisata di 3 Provinsi, yaitu Provinsi Jawa

    Barat (2 lokasi dengan basis komoditi hortikultura dan

    perkebunan), Provinsi Bali (Kabupaten Tabanan) dan

    Provinsi Sulawesi Selatan (Kabupaten Bantaeng), sebagai

  • 4

    acuan utama bagi seluruh stakeholder dalam pengembangan masing-masing kawasan yang bersangkutan.

    4. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup kegiatan Pembuatan Rencana Induk

    (Master Plan) Pengembangan Agrowisata ialah :

    a. Melakukan delineasi Kawasan sebagai salah satu wilayah yang akan dikembangkan sebagai

    Kawasan Agrowisata.

    b. Melakukan analisis potensi Kawasan yang potensial untuk Pengembangan Kawasan

    Agrowisata (dilihat dari aspek teknis, social,

    ekonomi, budaya dan lingkungan alam.

    c. Menentukan dan memetakan komponen-komponen yang perlu dibangun/ dikembangkan

    serta tahapan pelaksanaannya dalam rangka

    pengembangan wilayah yang bersangkutan

    sebagai Kawasan Agrowisata yang berdaya saing

    dan berkelanjutan.

    5

    d. Menyusun perencanaan Tata Ruang dan Tata Guna Lahan.

    e. Menyusun pola manajemen Agrowisata yang direkomendasikan.

    5. Metode Pelaksanaan

    a. Konsultasi dengan Dinas terkait.

    b. Studi Pustaka (data sekunder) dan survey lapangan (data primer)

    c. Analisis dan pemetaan.

    d. Diskusi kelompok (Tim Penyusun dan Nara Sumber).

    e. Seminar, melibatkan instansi terkait, pakar, pelaku usaha dan wakil masyarakat.

    6. Anggaran

    Pembuatan Rencana Induk Pengembangan

    Agrowisata yang difasilitasi oleh Ditjen PPHP tahun

    2012 dialokasikan melalui dana Dekonsentrasi pada :

  • 6

    - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat : Rp 200 Juta.

    - Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat : Rp 200 Juta.

    - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali :

    Rp 200 Juta.

    - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Selatan : Rp 200 Juta.

    7. Jadwal Pelaksanaan

    Keseluruhan kegiatan dalam rangka Pembuatan

    Rencana Induk (Master Plan) Agrowisata di 3 Provinsi

    diharapkan dapat selesai (Realisasi Keuangan 100%)

    pada bulan April 2012, sehingga dimungkinkan

    fasilitasi pembangunannya dapat diusulkan dimulai

    pada tahun 2013.

    No Jenis Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1. Pembuatan Rencana Induk (Master Plan) Pengembangan Agrowisata

    7

    8. Pelaporan

    Pelaksanaan kegiatan Pembuatan Rencana

    Induk (Master Plan) Pengembangan Agrowisata, dilaporkan oleh Dinas Provinsi terkait kepada Ditjen

    PPHP pada bulan April 2012.

    9. Penutup

    Demikian Pedoman Teknis ini dibuat dan

    disampaikan kepada berbagai pihak yang

    berkepentingan untuk dijadikan acuan.

    Revisi/Perubahan Pedoman Teknis ini dapat dilakukan

    oleh Ditjen PPHP Cq. Direktur Pengembangan Usaha

    dan Investasi.