pedoman umum penyelenggaraansideka -...

91

Upload: duongtram

Post on 03-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan
Page 2: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

PEDOMAN UMUMPENYELENGGARAAN

SIDeKaSist m Informasi Desa dan Kawasane

Page 3: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

.

Page 4: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

Dr. Cungki Kusdarjito, dkk

Prakarsa Desa

PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSistem Informasi Desa dan Kawasan

Page 5: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

Pedoman Umum PenyelenggaraanSistem Informasi Desa dan Kawasan

Penyusun : Dr. Cungki Kusdarjito, dkkTata letak : PrasetyoDesain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi

Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (Prakarsa Desa):

Gedung Permata Kuningan Lt 17Jl. Kuningan Mulia, Kav. 9CJakarta Selatan 12910

Jl. Tebet Utara III-H No. 17Jakarta Selatan 10240t/f. +6221 8378 9729m. +62821 2188 5876e. [email protected]. www.prakarsadesa.idCetakan Pertama, 2015

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)Cungki Kusdarjito (penyusun) Pedoman Umum PenyelenggaraanCet. 1—Jakarta:90 hal., 14 x 20 cmISBN: 978-602-0873-07-7© Hak Cipta dilindungi undang-undangAll Rights Reserved

Page 6: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

Pengarah:Noer Fauzi Rachman, Ph.D

Budiman Sudjatmiko, M.Sc., M.PhilSemuel A Pangerapan

Hilmar Farid, Ph.DDadang Juliantara

Raharja Waluya Jati

Tim Penyusun:Dr. Cungki Kusdarjito

Irya Wisnubhadra, S.T, M.TBasuki Suhardiman

Suharyana, S.S.Irman MeilandiPurwoko, M.Si

SobirinAT. Erik Triadi, S.IP

Page 7: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

.

Page 8: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

vii

Pengantar

Latar Belakang

Selama ini pemerintah sebenarnya mengakui bahwa datamerupakan bahan pokok bagi perencanaan programpembangunan. Jika data lemah maka perencanaan tidak akantepat. Lemahnya kualitas data, lemahnya keakuratan data danpenyediaan yang tidak tepat waktu menjadi permasalahan yangsering terjadi di jajaran institusi pemerintahan.

Munculnya permasalahan data disebabkan oleh beberapahal, antara lain pertama : mekanisme pengumpulan data sektoraldi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sering tidakterpusat dan tidak konsisten. Kedua, belum ada format bakudalam sistem pelaporan dari setiap SKPD yang sesuai dengankebutuhan data. Jadi sering dijumpai data yang tumpang tindih(overlap) dan tidak sinkron. Ketiga, dari sisi non teknis penyebabmunculnya permasalahan data juga dipicu oleh kesadaran dankomitmen SKPD dalam pengelolaan data masih kurang. Hal inimuncul karena langkah pembinaan dan pengembangan stafpemerintahan belum mencakup pada fokus pengolahan datadan informasi. Alasan klasik yang muncul lainnya adalah

Page 9: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

viii

pedoman umum penyelenggaraan sideka

keterbatasan dana, baik untuk upaya pengembangan kapasitasstaf maupun untuk pengembangan sistem informasi yang lebihbaik. Keempat, belum adanya peraturan daerah yang mengaturtentang tata kelola data seperti peraturan daerah tentangstatistik. Hal ini menyebabkan ketidakrapian sistem pengolahandata di jajaran institusi pemerintah kabupaten.

Sejalan dengan upaya pemerintah pusat, kesadarantentang pentingnya data pada saat yang sama juga telahberkembang di tingkat Pemerintah Daerah. Berbagai upaya daninisiatif telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja tata kelolapemerintahan daerah yang baik (Good Governance).Ketersediaan data yang dapat mewakili keadaan sebenarnya dilapangan disadari sebagai prasyarat penyediaan layanan dasaryang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu,validitas dan akurasi data menjadi prinsip yang ingin terusditingkatkan kualitasnya.

Kebutuhan akan validitas data inilah yang mendasarilahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang menyebut-kan bahwa perencanaan pembangunan desa didasarkan padadata dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawab-kan. Keseluruhan data dan informasi tersebut haruslahterdokumentasikan dengan baik di tingkat desa, agar dapatdimanfaatkan untuk merumuskan kebijakan pembangunan desadan kebijakan-kebijakan lainnya. Pemerintah menyadari bahwadesa sudah saatnya memiliki sistem data dan informasi yangakurat, agar mengetahui tingkat perkembangan desa dankekayaan aset yang dimilikinya. Data dan informasi yang adaakan sangat membantu bukan hanya bagi pemerintah desamelainkan bagi pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat

Page 10: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

ix

pengantar

dalam merumuskan berbagai kebijakan tentang desa.Pada titik inilah desa membutuhkan cara-cara baru yang

secara kongkrit menjadi bagian dari penyelesaian masalah-masalah bangsa, dan sekaligus memastikan bangsa mencapaimasa depannya yang lebih baik dan lebih bermakna. Bagi desapolitik baru yang dimaksud tentu adalah suatu langkahpembangunan yang menempatkan desa di garis depan. Desadalam hal ini bukanlah sekedar wilayah administratif semata,namun sebagai “aktor” (subyek), perspektif dan arena. Olehsebab itulah desa membutuhkan cara yang sepenuhnya baru,yang di dalam hal ini, akan dikembangkan dengan sebuah sistemyang dinamai Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)

Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) tidak bisahanya dilihat sebagai langkah teknis dan administratif. Aksesinformasi harus diletakkan dalam kerangka yang lebih luassebagai pintu yang membuka banyak kemungkinan bagi desauntuk ambil bagian dalam mengurus urusan rumah tangganya,dan pada saat yang bersamaan menjadi langkah kontribusi desadalam ikut menjadi bagian dari penyelesaian masalah-masalahbangsa.

Maksud dan Tujuan

Buku panduan ini merupakan pedoman penyelenggaraanSIDeKa dan tahapan sistematis yang harus ditempuh dandijalankan oleh pengguna SIDeKa sebagai upaya dalammendorong kesadaran baru, keterampilan baru, kebiasaan barudan tata kelola baru tentang pentingnya Sistem Informasi Desadan Kawasan. Buku panduan ini merupakan penjelasan teknis

Page 11: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

x

pedoman umum penyelenggaraan sideka

berbagai tahapan pembangunan SIDeKa. Dalam pelaksanaan-nya, panduan ini tidak berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dariPetunjuk Teknis Operasional (PTO) SIDeKa dan PetunjukPenggunaan Aplikasi SIDeKa.

Mengacu pada peta jalan SIDeKa, tahap awal pembangunanSIDeKa dimulai dengan data dasar kependudukan serta dataprofil desa. Buku Panduan ini merupakan pedoman teknis dilevel desa serta diperuntukkan bagi perangkat desa atau timdesa yang akan menjalankan SIDeKa.

Pada tingkat kabupaten dan nasional, tahap pembangunanSIDeKa akan dikembangkan sesuai kebutuhan pemerintah su-pra desa. Pada level ini SIDeKa akan lebih banyak berbicaratentang sistem agregasi data yang merupakan bagian integraldari rencana pembangunan di tingkat kabupaten dan nasional.Dengan demikian, tahapan pengembangan SIDeKa memerlukanpendekatan terpadu, pelaksanaannya dilakukan secara bertahap,terencana dan berkesinambungan dan menuntut keterlibatansemua pihak di setiap jenjangnya.

Proses Penyusunan

Kehadiran SIDeKa sendiri tidak bermaksud untukmelakukan penyeragaman semua sistem informasi yang ada didesa. SIDeKa hadir untuk berkontribusi dalam proses integrasidan sinergi sistem pendataan di desa. Semangat yang diusungSIDeKa adalah ‘satu data’ bukan ‘satu aplikasi’.

Proses penyusunan naskah ini melalui beberapa rangkaianpertemuan, workshop, diskusi maupun pelatihan baik diYogyakarta, Jakarta, Bandung dan daerah lainnya. Pertemuan

Page 12: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

xi

pengantar

tersebut antara lain Workshop Forum Desa Digital di UniversitasAtma Jaya Yogyakarta, pada 13 Januari 2015, PelatihanPendamping SIDeKa di Balai TIKNas Kominfo Jakarta, 15-18Januari 2015, Workshop Sistem Informasi Desa dan Kawasan(SIDeKa) Intergratif di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, pada13 Februari 2015, Diskusi Pengembangan Jurnalisme Desa diUniversitas Janabadra, 17 Januari 2015, WorkshopPengembangan SIDeKa di Jakarta pada 2-4 Maret 2015, sertareview pakar yang diadakan di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Atas dimungkinkannya penerbitan naskah ini, diucapkanterima kasih kepada Departement of Foreign Affairs and Trade-DFAT Australia, tim dari Badan Prakarsa dan para Pandu Desayang telah berupaya keras melahirkan pikiran dan kesaksian dilapangan, yang menjadi bahan dasar dalam penyusunan naskahini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada UniversitasAtmajaya Yogyakarta, Universitas Janabadra, ITB, dan RumahSuluh, komunitas IT, teman-teman organisasi masyarakat sipil,dan para pihak lainnya. Sangat diharapkan dengan penerbitanini akan memberikan inspirasi kepada para pekerja atau pegiatatau para Pandu Desa, untuk senantiasa mengembangkangagasan-gagasan dan menyebarluaskan gagasan tersebut, agarmenjadi bagian dari suatu arus besar memperhebat langkah-langkah memperkuat desa melalui implementasi yang benar atasUU Desa. Sekali lagi, kita berharap penerbitan naskah ini menjadipenguat bagi langkah mendasar yang mengiringi implementasiUU Desa.

Semoga.

Jakarta, April 2015.

Page 13: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

xii

pedoman umum penyelenggaraan sideka

Page 14: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

xiii

Kata Pengantar

Hadirnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentangDesa, telah menjadi harapan baru bagi upaya pembaruan desayang selama ini diharapkan. Berbagai pihak termasuk pemerintahdesa bergerak menyongsong dan bahkan menjalankan amanatundang-undang itu dengan berbagai pilihan prioritas dan inovasiberdasarkan ruang dan kesempatan. Salah satunya adalahpengembangan gagasan Sistem Informasi Desa dan Kawasan(SIDeKa) yang sesuai dengan pelaksanaan UU Desa (Pasal 86UU Desa 2014) dan sesuai dengan kebutuhan demokrasi desa(pemdes dan komunitas).

Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) tidak bisadilihat sebagai langkah teknis dan administratif. Akses informasiharus diletakkan dalam kerangka yang lebih luas : suatu pintuyang membuka banyak kemungkinan bagi desa untuk ambilbagian dalam mengurus urusan rumah tangganya, dan pada saatyang bersamaan menjadi langkah kontribusi desa dalam ikutmenjadi bagian dari penyelesaian masalah-masalah bangsa.

Kehadiran SIDeKa sendiri tidak bermaksud untukmelakukan penyeragaman semua sistem informasi yang ada di

Page 15: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

xiv

pedoman umum penyelenggaraan sideka

desa. SIDeKa hadir untuk berkontribusi dalam proses integrasidan sinergi sistem pendataan di desa. Semangat yang diusungSIDeKa adalah ‘satu data’, bukan ‘satu aplikasi’.

Proses penyusunan naskah ini melalui beberapa rangkaianpertemuan, workshop, diskusi maupun pelatihan baik diYogyakarta, Jakarta, Bandung dan daerah lainnya. Pertemuantersebut antara lain Workshop Forum Desa Digital di UniversitasAtma Jaya Yogyakarta, pada 13 Januari 2015, PelatihanPendamping SIDeKa di Balai TIKNas Kominfo Jakarta, 15-18Januari 2015, Workshop Sistem Informasi Desa dan Kawasan(SIDeKa) Intergratif di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, pada13 Februari 2015, Diskusi Pengembangan Jurnalisme Desa diUniversitas Janabadra, 17 Januari 2015, WorkshopPengembangan SIDeKa di Jakarta pada 2-4 Maret 2015, maupundiskusi-diskusi terbatas yang dilakukan secara berkala.

Naskah ini sendiri disusun oleh tim dari Badan PrakarsaPemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK), dengan dukunganpenuh dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Universi-tas Janabadra (UJB), Institut Teknologi Bandung (ITB) sertaRumah Suluh.

Terima kasih

Tim Penyusun

Page 16: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

xv

Prolog

Tentang Sistem Informasi Desadan Kawasan (SIDeKa)

Cara Baru Negara Hadir

Dalam UU Desa (UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa),pada pasal 86 disebutkan bahwa desa berhak mendapatkan aksesinformasi dan sebaliknya pemerintah wajib mengembangkansuatu sistem informasi desa dan pembangunan kawasanpedesaan – yang dalam hal ini disebut sebagai Sistem InformasiDesa dan Kawasan (SIDEKA). Badan Prakarsa PemberdayaanDesa dan Kawasan (BP2DK atau Badan Prakarsa Desa),bekerjasama dengan komunitas, kampus dan kementerianterkait, mengembangkan SIDeKa – sebagai upaya untuk ambilbagian dalam menjawab apa yang menjadi tantangan desa. Apayang dikembangkan BP2DK adalah suatu sistem informasi, bukanmedia informasi.

Sistem informasidipahami sebagai kombinasi dari manusia,fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalianyang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,

Page 17: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

xvi

proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantumanajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakandasar pengambilan keputusan yang tepat (John F. Nass, 1995).Ada pula yang menyebut bahwa sistem informasi adalah suatusistem buatan manusia yang secara umum terdiri atassekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yangdibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola dataserta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai (Gelinas,Oram, dan Wiggins, 1990).

Pengertian tersebut hendak menegaskan bahwa sisteminformasi merupakan suatu tata kerja, yang melibatkan manusia,alat-alat, prosedur-prosedur, yang bekerja menghimpun,menyimpan, mengelola dan mendayagunakan informasi, untuksuatu kepentingan tertentu, dan pada khususnya dalam kaitandengan perencanaan, pengambilan keputusan, monitoring danmeninggikan kualitas suatu tata kelola. Dalam kerangkademokrasi dan pembangunan, suatu system informasi yang baik,akan memberi sumbangan penting dalam gerak informasivertikal (dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas) dan hori-zontal, sedemikian sehingga pembangunan dan demokrasi,berjalan partisipatif dan konsisten (vertikal) dan sinergis (hori-zontal).

Suatu media Informasi adalah alat untuk mengumpulkandan menyusun kembali sebuah informasi sehingga menjadibahan yang bermanfaat bagi penerima informasi, adapunpenjelasan Sobur (2006) media informasi adalah “alat-alat grafis,fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, danmenyusun kembali informasi visual”. Dengan pengertian inihendak ditegaskan bahwa suatu sistem informasi berbeda

Page 18: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

prolog

xvii

dengan media informasi. SIDeKa dalam hal ini adalah suatu sisteminformasi, yang oleh karena keperluannya melakukan komunikasidan penyampaian informasi kepada publik, maka pada dirinyamemuat pula suatu media informasi.

Sebagai suatu sistem informasi yang berbasis desa dankawasan, dan diletakkan dalam kerangka menyokong realisasistrategi pembangunan yang mulai desa, atau strategi yangmenempatkan desa sebagai subyek, maka data-data yang diinputke SIDeKa, terutama bersumber dari desa dan kawasan. Padapemahaman ini, SIDeKa memiliki beberapa level antar muka,yaitu :

1. Back end, yang merupakan antarmuka untuk pengelolaanSIDeKa, terutama sebagai alat input data ke (basis data)SIDeKa. Selain sebagai alat input, back end ini akanmemiliki level akses sesuai dengan kepentingan userpeng-input data. Sebagai contoh, untuk data kesehatanpenduduk seperti berat badan dan tinggi badan, hak akseshanya akan diberikan kepada para petugas posyandu/klinikdesa/puskesmas (pembantu) di desa, tapi tidak akandiberikan hak akses kepada aparat desa yang mengurusekonomi desa.

2. Dashboard Desa, merupakan front end level desa untukpara pembuat kebijakan level desa (pemerintahan desa)agar bisa mengetahui kondisi tentang desanya secaraspesifik dan detail, sekaligus informasi dari desa-desatetangga terdekat, baik yang berada di satu kecamatanmaupun berbeda kecamatan.

Page 19: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

xviii

Dengan metoda penyampaian seperti ini, diharapkanantar desa bisa saling berkoordinasi dan mengisi dalammelaksanakan program pembangunan maupun dalammengatasi kebutuhan dasar desa. Sebagai contoh, ketikakepala desa mau melihat stok pupuk yang tersedia dandibutuhkan oleh desanya, pada saat yang bersamaan akanditampilkan juga kebutuhan dan ketersediaan pupuk daridesa-desa terdekat (secara berjenjang menurut jarak).

Dengan demikian, kepala desa bisa melakukan koordinasidan saling kerjasama dalam penyediaan pupuk tersebut.Hasil akhir yang diharapkan adalah jika ada kelebihan stokpupuk di desa yang lain, kepala desa bisa melakukankoordinasi untuk menggunakan kelebihan stok pupuktersebut. Jika harus membeli, maka kepala desa juga bisamelakukan koordinasi untuk melakukan pembelianbersama, sehingga bisa didapat harga pembelian pupukyang lebih murah karena dibeli dalam jumlah besar(grosir).Demikian juga untuk kepentingan-kepentinganyang lain.

3. Dashboard Supra Desa level Kabupaten. Pada level ini,dashboard SIDeKa akan menampilkan data primer daninformasi olahan dari seluruh desa (dan kawasan) yangberada di dalam satu kabupaten yang sama, serta akanmenampilkan informasi tematik spesif ik dengankabupaten terdekat, seperti yang sudah digambarkanpada penjelasan dashboard desa di atas.

Page 20: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

prolog

xix

4. Dashboard Supra Desa level Provinsi. Pada level ini, dash-board SIDeKa akan menampilkan data primer daninformasi olahan dari seluruh desa (dan kawasan) yangberada di dalam satu provinsi yang sama, serta akanmenampilkan informasi tematik spesifik dengan provinsi-provinsi terdekat, seperti yangsudah digambarkan padapenjelasan dashboard desa di atas.

5. Dashboard Supra Desa level Kementerian. Pada level ini,dashboard SIDeKa akan menampilkan data primer daninformasi olahan dari seluruh desa (dan kawasan) yangberada di dalam “tupoksi” kementerian yangbersangkutan, serta akan menampilkan informasi tematikspesifik dengan kementerian-kementerian terkait.

6. Dashboard Supra Desa level Kepresidenan. Pada levelyang tertinggi ini, SIDeKa akan menampilkan data yangsama dengan kementerian dan provinsi. Perbedaannyaadalah pada level ini, dashboard akan dilengkapi denganalarm sistem, yaitu data yang otomatis muncul adalahinformasi yang harus menjadi perhatian segera olehpengambil keputusan tertinggi (semacam sistem alarm).

7. Front end SIDeKa merupakan antarmuka publik SIDeKa,berbentuk website desa. Informasi yang ditampilkan difront end merupakan data-data olahan yang terfilter, danbersifat tematik umum mengenai kondisi desa.

8. Front end SIDeKa berupa website desa ini, dibangun untuk

Page 21: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

xx

.

dapat disesuaikan tampilannya (template/themes) sesuaidengan karakter desa yang bersangkutan, layaknyawebsite desa (.desa.id) yang dibangun dengan CMSwordpress seperti yang selama ini diinstall dan sudahonline.

9. SIDeKa yang sekarang sedang diterapkan di 1.017 desa,121 kecamatan di 8 (delapan) kabupaten di 8 (delapan)provinsi, merupakan SIDeKa v1.0, yang baru memiliki 2level antar muka dasar, yaitu back end (level 1) dan frontend publik (level 7).

Cara Baru.

BP2DK berpandangan bahwa suatu cara lama tidak akanmungkin menghasilkan sesuatu yang baru. Pemerintah saat ini,telah mengatakan komitmennya untuk hadir – tentu kehadiranyang dimaksud adalah kehadiran yang kongkrit, nyata danmenjadikan negara sebagai bagian dari penyelesaian masalah-masalah rakyat dan bangsa, dan dengan tindakan dimana negaradijalankan persis seperti maksud pembentukannya.Konstitusidengan jelas menyebutkan tujuan: (1) melindungi segenapbangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia danuntuk memajukan kesejahteraan umum, (2) mencerdaskankehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilansosial.

Oleh sebab itulah, BP2DK mengambil suatu prakarsa untukmempercepat hadirnya suatu sistem informasi, yang diletakkan

Page 22: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

prolog

xxi

sebagai suatu cara baru kehadiran negara. Apa maksudnya?Yakni suatu cara yang mampu menggabungkan dua arussekaligus, yakni arus atas dimana negara (pemerintahan pusat)yang berkepentingan menjalankan seluruh agenda (prioritas)pembangunan (sebagaimana yang tersusun dalam konsepsiNawacita), dan arus bawah dimana desa yang menghendaki agardesa tidak lagi sebagai obyek, melainkan sebagai subyek danperspektif, sebagai arena bagi warga desa sendiri. Dengan ruangkesempatan yang makin terbuka, desa tentu saja ingin lebih dariapa yang selama ini ada.

Bagaimana hal tersebut dimungkinkan? BP2DKmemandang bahwa salah satu faktor penting dalam proses iniadalah pengetahuan dan informasi. Mengapa? Oleh sebab kerjainformasi sesungguhnya adalah kerja “otak”. Dengan informasiyang baik, yakni yang mampu menunjukan kualitas yang dekatdengan kenyataan, tentu saja akan sangat membantu dalamkeseluruhan dinamika tata kelola pemerintahan, baik dalamproses perencanaan, pengambilan keputusan dan monitoring –untuk memastikan bahwa desa benar-benar sebagai pihak yangmenerima manfaat.

Untuk itulah SIDeKa dikembangkan. Sejak dari prosespengembangannya, SIDeKa diharapkan merupakan manifestasidari semangat, maksud dan gagasan bersama. Adapun para pihakyang dilibatkan adalah desa, komunitas IT, kampus danpemerintah – baik pusat, daerah, maupun pemerintah desasendiri. Sebagaimana yang telah disinggung di atas, bahwaSIDeKa bukanlah media informasi, dan karena itu, dihindarisejauh mungkin salah pengertian, terutama pada kemungkinanterjadinya salah paham yang mengira bahwa SIDeKa adalah

Page 23: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

xxii

proyek penyeragaman, oleh karena “wajah depannya” yangdipandang sama.

BP2DK memastikan bahwa aplikasi “wajah depan”, frontend SIDeKa berupa website desa, yang dikembangkan BP2DKhanyalah salah satu dari banyak “wajah depan” yang telahdikembangkan komunitas IT atau para pengembang website.Desa dalam hal ini mempunyai kebebasan mengembangkan“wajah depannya”, tentu agar memuat lokalitas dankarakternya. Namun dari segi basis data, tentu dibangun suatustandar nasional dari struktur data, oleh sebab berkait denganstrategi pembangunan dan berbagai upaya untuk menjadikandesa sebagai subyek.

Dengan sistem informasi yang diurus secara benar,partisipatif, dalam arti melibatkan seluruh elemen desa, danmemastikan agar berlangsung proses up date data yangkonsisten, serta dengan suatu teknologi aliran informasi yangproduktif, tentu akan dihasilkan banyak sekali perubahan di desa.Musyawarah desa akan berubah, terutama ketika mampumemberi tempat pada bentuk-bentuk musyawarah yang tidaklagi mengandalkan pertemuan f isik, proses pengambilankeputusan yang lebih luas melibatkan warga, dan berbagaibentuk inovasi dalam pengelolaan desa, baik oleh desa sendiri,ataupun oleh para pihak di atas desa, serta jaringan informasidan komunikasi dalam sebuah kawasan. Inilah sebagian daribentuk cara baru, yang diharapkan dapat menghasilkan banyakkebaruan di desa, dengan muaranya adalah kesejahteraan danpeningkatan kualitas kehidupan desa.

Page 24: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

xxiii

Daftar Isi

Pengantar ~~~ vii

Kata Pengantar ~~~ xiii

Prolog ~~~ xv

Bagian 1 – Pengantar

A. Latar Belakang ~~~ 1B. Sistem Informasi Data di Indonesia ~~~ 4C. Masa Depan Desa ~~~ 9D. Konsepsi Sistem Saraf Nawacita ~~~ 14

Bagian 2 – Apa Itu SIDeKa?

A. Definisi dan Karakteristik SIDeKa ~~~ 25B. Ruang Lingkup ~~~ 29C. Tujuan dan Manfaat SIDeKa ~~~ 30D. Prinsip dan Cara Penyelenggaraan SIDeKa ~~~ 41

Page 25: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

xxiv

pedoman umum penyelenggaraan sideka

Bagian 3 – Kebijakan SIDeKa

A. Pengertian Data ~~~ 45B. Data SIDeKa ~~~ 47C. Kebijakan SIDeKa ~~~ 49

Bagian 4 – Penyelenggaraan SIDeKa

A. Prasyarat Pembangunan SIDeKa ~~~ 53B. Tahapan Implementasi ~~~ 56C. Roadmap SIDeKa ~~~ 63

Page 26: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

1

Bagian 1

Pengantar

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas informasi yang tersedia mempengaruhitingkat keberhasilan program pembangunan di suatu wilayahpemerintahan. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Indonesiaterus menerus mengupayakan pengembangan basis data yangsemakin baik dari waktu ke waktu. Pengambilan keputusan ataupembuatan kebijakan di tingkat pusat seringkali bersandar padabasis data yang tidak akurat dari pemerintahan yang ada dibawahnya. Oleh karena itu, Desa sebagai wilayah administrasiterdepan menjadi tumpuan utama untuk membangun basis datayang lebih akurat. Bahkan untuk memastikan pembangunanbasis data tersebut Pemerintah melalui Peraturan Menteri DalamNegeri (Permendagri) Nomor 12 Tahun 2007 mengatur PedomanPenyusunan dan Pendayagunaan Data Prof il Desa danKelurahan.

Page 27: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

2

Ketidaktepatan sasaran program pembangunan merupakanpersoalan klasik dalam potret kinerja pemerintahan di Indone-sia. Kondisi tersebut masih diperparah dengan ketiadaan sistemyang efisien dan rendahnya kualitas SDM dalam birokrasi. Muarayang sudah bisa ditebak kemudian adalah buruknya kualitaslayanan dasar yang tersedia untuk publik. Tekanan untukmereformasi sistem tata kelola pemerintah (daerah) salahsatunya mewujud dalam pengembangan teknologi informasisistem pemerintahan. Secara nasional, berlandaskan UU Nomor23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Pemerintahmeluncurkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan(SIAK). Melalui SIAK, antara lain, setiap orang diharapkan dapatmemiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) identik dan berlakuseumur hidup. Keberhasilan penerapan sistem ini akanmerealisasikan harapan adanya basis data yang dapat menyajikanprofil kependudukan untuk berbagai kepentingan/tema.

Pembaruan tata kelola tidak hanya terjadi di tingkat PemerintahKota/Kabupaten, juga hingga ke tingkat desa. Ketersediaan datademografi desa yang akurat sangat penting untuk meningkatkanefektif itas berbagai program penanggulangan kemiskinan.Sebuah sistem informasi yang disebut sebagai Prof il Desakemudian diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pemerintahdesa, juga pemerintah di atasnya, akan data yangmenggambarkan potensi sumber daya dan kependudukan disetiap desa. Sistem informasi Profil Desa tersebut menyediakandata dasar keluarga, data potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan, sarana dan prasarana, sertaperkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa.

Page 28: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

3

Keberadaan Profil Desa sebagai sistem basis data yang dapatmeningkatkan kualitas layanan publik dan pengambilankeputusan di wilayah pemerintahan desa masih diragukan olehbanyak pihak. Struktur modulnya yang terkunci hanyamemungkinkan perangkat desa untuk meng-input data yangdiminta, tanpa peluang untuk menambah atau mengolah lebihlanjut. Sebagian perangkat pemerintah desa mengeluhkankapasitas Prof il Desa dalam mendukung kerja sehari-harimereka, karena fitur-fitur yang tersedia lebih banyak ditujukanuntuk melayani pelaporan satu arah ke pemerintahan supra desa.

Sementara itu hadirnya berbagai sistem informasi di tengah-tengah desa telah memberi warna tersendiri bagi PemerintahanDesa. Hadirnya sistem tersebut untuk mencoba mengatasiberbagai persoalan yang dihadapi oleh desa, terutama yangbelum terselesaikan oleh Sistem Informasi Profil Desa. Denganmendasarkan diri pada kebutuhan masyarakat, berbagai sistemtersebut sedikit banyak telah membanu pemerintahan desadalam hal pelayanan publik terhadap warganya.

Catatan pendapat dari perangkat pemerintah desa yang terekamoleh Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK),serta masukan dari banyak pihak yang telah melakukanpendampingan tentang sistem informasi di tingkat desa selamaini, dapat digunakan sebagai titik tolak untuk menuju pada kajiantentang sistem informasi dan teknologi desa yang lebihsistematis. Inisiatif BP2DK untuk mengembangkan aplikasi danmembangun sistem informasi desa dan kawasan, yangselanjutnya disebut sebagai SIDeKa, merupakan jawaban dari

Page 29: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

4

banyaknya persoalan yang dihadapi oleh Pemerintah Desa danPemerindah Supra Desa dalam memanfaatkan informasi tentangdata-data desa.

B. Sistem Informasi Data di Indonesia

Pemerintahan Desa di masa Orde Baru dapat dianggap sebagaiperpanjangan tangan pemerintah pusat pada level paling bawah,dimana sistem terpusat mengakibatkan dibatasinya pengelolaandesa secara mandiri. Ini dapat dijelaskan dengan mendalamisubstansi UU Nomor 5 Tahun 1979 yang menempatkan desadalam pengertian administratif sehingga berakibat pada sistempemerintahan desa dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Penyeragaman struktur pemerintahan desa. Hal inimerupakan strategi dari Orde Baru untuk memberikanlegitimasi yang kuat dalam hal kontrol negara terhadapdesa.

2. Pengintegrasian struktur pemerintahan desa padapemerintah pusat. Hal ini menghasilkan pemerintahandesa sebagai rantai terakhir dan paling bawah dari sistembirokrasi pemerintah yang terpusat. Ini sekedarmenjadikan pemerintahan desa sebagai perpanjangantangan pemerintah pusat.

3. Praktek penghapusan lembaga perwakilan desa dansentralisasi kekuasaan desa hanya kepada Kepala Desasebagai bagian dari upaya pengendalian pengelolaantokoh/aktor desa.

Page 30: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

5

Munculnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang PemerintahanDaerah, yang selanjutnya diganti oleh UU Nomor 32 Tahun 2004,telah mampu melakukan sebuah perombakan tentang eksistensidan posisi desa, dimana wacana otonomi desa mulaidikembangkan meski disisi lain masih banyak regulasi yangternyata tidak berpihak pada semangat tersebut.

Regulasi yang dibuat untuk pemerintahan desa masih diselimutidengan asumsi bahwa pemerintahan desa dianggap sebagaipemerintahan dengan segala kekurangan sehingga diperlukanbanyak hal kebijakan untuk membantunya, tetapi itu malahanmemberikan rintangan baru terhadap otonomi permerintahandesa.

Pelayanan publik di tingkat desa diberlakukan sejak adanya UUNomor 32 Tahun 2004. Namun karena titik berat otonomi daerahberada pada level pemerintah kabupaten/kota, maka sumberdaya lebih terkonsentrasi pada pemerintahan kabupaten/kota.Hal ini menyebabkan pembinaan pemerintahan kabupatenterhadap desa menjadi tidak optimal. Pengaturan yang demikianjuga akan dapat menghilangkan otonomi desa yang dalamkapasitas tertentu dapat mengarahkan pemerintahan desamenjadi satuan pemerintah administratif, yang bertugasmelayani pemerintah kabupaten.

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah yangterpenting adalah bagaimana pemerintahan desa mampumeningkatkan kesejahteraan rakyatnya, mampu memberikanpelayanan kepada masyarakat desa, dan mampu meningkatkan

Page 31: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

6

daya saing desanya. Hal tersebut hanya mungkin terwujudapabila urusan yang menjadi kewenangan desa dapat terlaksanadengan baik. T idak dapat dipungkiri, bahwa dalamimplementasinya terdapat berbagai permasalahan yanglangsung maupun tidak langsung menghambat pelaksanaanurusan urusan pemerintahan tersebut.

Kapasitas yang masih rendah merupakan bagian daripermasalahan yang ditunjukkan di lapangan. Di antaranya masihbelum optimalnya aspek kelembagaan, sumberdaya manusia,maupun manajemen pemerintahan desa. Oleh karena itu,sebagai unit pelayanan publik, pemerintahan desa menghadapiketerbatasan kapasitas manajemen administratif (kualitas dankuantitas sumber daya manusia aparatur desa yangberpengaruh pada produktivitas dan kreativitas aparatur desa).Sebagai unit representasi negara, pemerintahan desamenghadapi keterbatasan kemandirian dalam pendanaan untukmemelihara eksistensi pemerintahan di wilayahnya. Kurangnyasarana dan prasarana menjadi penghambat dalam menunjangpelaksanaan pelayanan administrasi di desa, disamping masihminimnya pengetahuan dalam mengurus kelengkapan adminis-tratif sesuai ketentuan yang ada. Yang tak kalah pentingberpengaruh terhadap aksesibilitas dan kualitas pelayanan adalahmedan (geograf is) yang sulit dijangkau dan pola hidupmasyarakat yang masih tradisional terhadap informasi danpelayanan yang disiapkan pemerintah.

Penguatan otonomi desa (kewenangan, perencanaan dankeuangan) sebenarnya ditujukan untuk kesejahteraan, atau

Page 32: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

7

memberi tanggungjawab dan peran besar kepada desa untukagenda penanggulangan kemiskinan dan pembangunankesejahteraan. Dalam hal ini desa mengelola sumberdaya lokal,mengelola perencanaan dan anggaran serta unit-unit usaha lokaldimaksudkan untuk membiayai dan menyelenggarakanpelayanan publik yang berskala lokal desa. Ini dilakukan olehpemerintah desa dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.1

Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor 72 Tahun2005, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desamencakup:

1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hakasal-usul desa. Asal-usul bisa disebut sebagai hak bawaanatau hak asli (indigenous rights) yang sudah ada dan dimilikidesa sebelum ada Republik Indonesia. Contohnya adalahhak ulayat di Sumatera, tanah adat di Kalimantan danPapua, tanah pecatu di Bali dan NTB, tanah bengkok diJawa. Contoh yang lain: desa membentuk susunan asli,menyelenggarakan peradilan adat, dan melenyelenggara-kan kegiatan budaya dan adat istiadat. Negara prinsipnyamelakukan penghormatan dan pengakuan terhadap hakasal-usul ini.

2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangankabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepadadesa. Kewenangan ini diatur lebih lanjut dalamPermendagri Nomor 30 Tahun 2006 tentang TatacaraPenyerahan Urusan dari Kabupaten/kota ke Desa. Tetapi

Page 33: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

8

pada umumnya pemerintah kabupaten/kota belummembuat Perda tentang penyerahan urusan ini kepadadesa.

3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi,dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Tugas pembantuan inisebenarnya bukan termasuk dalam kewenangan karenadesa hanya menjalankan tugas dari pemerintah. DalamPP Nomor 72 Tahun 2005 ditegaskan Tugas pembantuandari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan PemerintahKabupaten/Kota kepada Desa wajib disertai dengandukungan pembiayaan, sarana dan prasarana, sertasumber daya manusia. Dalam pasal 10 ayat 3 ditegaskanbahwa Desa berhak menolak melaksanakan tugaspembantuan yang tidak disertai dengan pembiayaan,prasarana dan sarana, serta sumber daya manusia.

Di zaman reformasi, UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor 72Tahun 2005 telah disempurnakan kembali dengan diterbitkannyaUU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Gerak langkah desa danseluruh pihak yang berkepentingan dengan desa (PemerintahDesa, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat) semakinterbuka peluang lebar sejak lahirnya Undang-undang ini.

Pada bagian menimbang UU Desa, telah dengan sangat jelasmerumuskan dalih: (a) bahwa Desa memiliki hak asal usul danhak tradisional dalam mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-citakemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara

Page 34: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

9

Republik Indonesia Tahun 1945; (b) bahwa dalam perjalananketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembangdalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dandiberdayakan agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratissehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalammelaksanakan pemerintahan dan pembangunan menujumasyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera; dan (c) bahwaDesa dalam susunan dan tata cara penyelenggaraanpemerintahan dan pembangunan perlu diatur tersendiri denganundang-undang.

C. Masa Depan Desa

UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dapat dibaca sebagaiupaya memperkuat apa yang telah berkembang di awalreformasi, melalui UU Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah (yang menggantikan UU Nomor 5 Tahun1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah) dan UUNomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa.

UU Nomor 22 Tahun 1999 secara vulgar memberikan kesaksian,sebagaimana termuat dalam bagian menimbang, huruf (d) dan(e), yang menyatakan: bahwa Undang-undang Nomor 5 Tahun1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 38; Tambahan Lembaran NegaraNomor 3037) tidak sesuai lagi dengan prinsip penyelenggaraanOtonomi Daerah dan perkembangan keadaan, sehingga perludiganti; dan (e) bahwa Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979

Page 35: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

10

tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Negara Tahun 1979Nomor 56; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3153) yangmenyeragamkan nama, bentuk, susunan, dan kedudukanpemerintahan Desa, tidak sesuai dengan jiwa Undang-UndangDasar 1945 dan perlunya mengakui serta menghormati hak asal-usul Daerah yang bersifat istimewa sehingga perlu diganti.

Pengakuan akan keragaman dieksplisitkan dalam rumusantentang desa, yang disebut: Pertama, Desa atau yang disebutdengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuanmasyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengaturdan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkanasal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistemPemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.Sedangkan Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyaikegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber dayaalam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempatpermukiman perdesaan. Selanjutnya UU Nomor 6 Tahun 2014,lebih mempertegas dengan rumusan: bahwa desa adalah desadan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnyadisebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memilikibatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurusurusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempatberdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau haktradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahanNegara Kesatuan Republik Indonesia.

Kedua, perlindungan dan sekaligus menempatkan desa sebagaisubyek. Ekspresi dari posisi ini dapat dilihat pada pasal 4, yang

Page 36: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

11

menguraikan bahwa pengaturan desa bertujuan untuk:

1) memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atasDesa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesiademi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia(pasal 4 ayat (b));

2) melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budayamasyarakat Desa (pasal 4 ayat (c));

3) mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakatDesa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa gunakesejahteraan bersama (pasal 4 ayat (d));

4) meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desaguna mewujudkan masyarakat Desa yang mampumemelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanannasional (pasal 4 ayat (g)); dan

5) memperkuat masyarakat Desa sebagai subyekpembangunan (pasal 4 ayat (i)).

Ekspresi ayat-ayat pasal 4 UU Nomor 6 Tahun 2014 tersebut diatas memposisikan pembangunan desa tidak lagi sekedarsebagai alas dari pembangunan nasional, melainkan sudahmemposisikan pembangunan nasional yang berfokus pada desa.Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidupdan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraanmasyarakat Desa.

Terang bagi kita, bahwa tekad dan posisi baru ini, membutuhkanlebih dari sekedar kemauan, namun juga suatu langkah-langkahkongkrit sedemikian rupa sehingga dari waktu ke waktu, desa

Page 37: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

12

makin meningkat kesadaran dan kemampuan, dalammenggerakkan seluruh sumberdaya yang dimilikinya, demimewujudkan makna desa sebagai subyek, yang dengandemikian akan lebih terjamin hadirnya suatu tata hidup yangdalam setiap seginya menyelamatkan desa.

Dan ketiga, pemberdayaan. Posisi desa sebagai obyek, atausebagai “alas kaki” dari suatu rejim (untuk periode yangpanjang), tentu saja menempatkan desa dalam posisi dan kondisiyang kurang menguntungkan. Keadaan inilah yang membuatdesa tidak akan dapat dengan serta merta berubah, kendati telahterjadi perubahan kebijakan. Hendak dikatakan di sini bahwadengan terbitnya UU Desa bukan berarti desa dengan sendirinyaberubah. Kebijakan tersebut memberikan kerangka kerja legalbagi desa untuk mengubah diri. Dalam kerangka inilahdibutuhkan suatu kerja pemberdayaan. UU Desa memberikanlandasan dengan menyebutkan pemberdayaan masyarakat desasebagai upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraanmasyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, sertamemanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, pro-gram, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensimasalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. Kerjapemberdayaan dapat dikatakan punya tiga dimensi utama, yakni:(i) peningkatan kapasitas politik; (ii) peningkatan kapasitas sosial-ekonomi; dan (iii) peningkatan pengetahuan (suatu kemampuanuntuk mengerti secara persis realitas desa, dan dapat mengelolasegala sumberdaya desa untuk sebesar-besar kemakmurandesa).

Page 38: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

13

Di sisi yang lain, desa seringkali diibaratkan sebagai negara kecil,yang dilekatkan kewenangan distributive, dimana ada banyakurusan yang dilimpahkan ke desa, di antaranya berupapendataan, pencatatan, hingga pengolahan dan penyajian data.Pemerintah menyadari bahwa desa sudah saatnya memilikisistem data dan informasi yang akurat, agar mengetahui tingkatperkembangan desa dan kekayaan aset yang dimilikinya. Datadan informasi yang ada akan sangat membantu bukan hanyabagi pemerintah desa melainkan bagi pemerintah kabupatendan pemerintah pusat dalam merumuskan berbagai kebijakantentang desa.

Kebutuhan akan kolekting dan integrasi data inilah yangmendasari lahirnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, yangmenyebutkan bahwa perencanaan pembangunan desadidasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapatdipertanggungjawabkan. Keseluruhan data dan informasitersebut haruslah terdokumentasikan dengan baik di tingkatdesa, agar dapat dimanfaatkan untuk merumuskan kebijakanpembangunan desadan kebijakan-kebijakan lainnya.

D. Konsepsi Sistem Saraf Nawacita

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa sistemadalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitansehingga membentuk suatu totalitas; susunan yang teratur daripandangan, teori, asas, dsb; metode. Wikipedia2 menyebutkanbahwa sistem berasal dari bahasa Latin (systçma) dan bahasa

Page 39: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

14

Yunani (sustçma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponenatau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkanaliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan.Sistem dengan demikian, dapat kita katakan sebagai suatukesatuan dari elemen-elemen yang saling terhubung satu samalain, melalui sejumlah prosedur, mekanisme atau tata aturantertentu, sesuai dengan tujuan pembentukannya(keberadaannya).

Apakah maksud dari sebutan saraf? Apa makna sistem saraf?Kalau kita mengggunakan pandangan dalam ilmu hayat, makasaraf yang dimaksudkan adalah suatu jaringan; koneksi; suatusaluran dari segala jenis rangsangan (informasi) dan respon(perintah), dari pusat (sistem saraf pusat) ke seluruh bagiantubuh. Oleh karena yang bekerja adalah “informasi” (pesan),maka kerja saraf pada dasarnya adalah kerja “otak”. Secarademikian, sistem saraf tidak lain dari suatu perangkat yang terdiridari otak, sumsum tulang belakang dan jaringan sel-sel saraf yangsangat kompleks – dengan fungsi dan karakteristiknya tersendiri.Sistem inilah yang mengurus proses pengiriman informasi(pesan), menerima (rangsang, dalam ataupun luar) dan sekaligusmengolahnya sedemikian rupa sehingga muncul suatu responyang tepat (bersifat menjaga, melindungi atau mencapai suatukeadaan tertentu).

Konsepsi pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan,membuka ruang kesempatan bagi kita untuk memikirkan suatusistem saraf yang bekerja dalam kerangka Nawacita (Trisakti),dengan keutamaan membangun dari desa, atau desa sebagai

Page 40: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

15

garis depannya, sebagai subyek dari pembangunan. Arahtersebut membutuhkan beberapa hal pokok, yakni: (1) badan,atau organ kerja; (2) jelas apa yang hendak dilakukan, atau apayang hendak dikerjakan; dan (3) pengendalian, suatu mekanismeyang mengontrol dan memastikan seluruh proses berjalansebagaimana maksudnya: keputusan dari atas sama dansebangun dengan apa yang diinginkan atau yang menjadikebutuhan di bawah; sebaliknya aspirasi arus bawah kongruendengan keputusan politik yang diambil di tingkat pusat (atas);yang bottom up sama dan sebangun dengan top down, punsebaliknya. Kesemuanya itu, tidak saja melibatkan pergerakanbarang dan jasa, tetapi juga pergerakan informasi. Bagi kita,pergerakan informasi adalah pergerakan otak, pergerakan sistemsaraf.

Dalam kerangka kerja Nawacita, maka dapat dikatakan bahwapencapaian perwujudan Nawacita akan sangat bergantung padakemampuan “pemerintahan yang mendasarkan diri pada ajaranTrisakti”, dalam memberikan respon dan menyesuaikan diri,dengan harapan, kenyataan-kenyataan sosial-ekologi, dansejumlah kejadian yang langsung atau tidak langsung,berpengaruh dalam langkah-langkah pembangunan. Dalamkonteks desa, dapat dikatakan bahwa segala usaha desa untukmenggerakkan suatu pembaruan desa, akan sangat bergantungpada kemampuan desa untuk memahami kenyataan-kenyataansosio-ekologi, memahami kemampuan atau daya dukunglingkungan, memahami sumberdaya yang tersedia, danmemahami harapan dan partisipasi warga. Lebih dari sekedarmemahami adalah kemampuan dalam memberikan respon serta

Page 41: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

16

secara cepat menyesuaikan diri dengan semua kenyataantersebut, sedemikian sehingga dihasilkan suatu jenis kinerja yangbaik dan bermakna. Dengan cara berpikir yang demikian ini, kitahendak menegaskan tentang pentingnya suatu Sistem SarafNawacita (SSN), yang diperkuat dengan subsistem yang bekerjadi desa dan kawasan, yang merupakan wujud dari langkahmembangun dari desa.

Bagaimana susunan dari SSN? Oleh sebab kita “meniru” kinerjadari sistem saraf pada manusia, maka kita sebenarnya jugaberharap bahwa dengan sistem ini, maka kemampuan kerja-kerjamewujudkan Nawacita (dengan desa sebagai garis depannya),akan lebih tinggi, terutama yang ditunjukan oleh kemampuannyadalam bertindak, mendengar, merasakan, dan berpikir (secaracepat dan benar), sehingga menghasilkan rangkaian perbuatanyang menggambarkan langkah pencapaian Nawacita.Pembangunan (dari nasional sampai ke desa, dan demikiansebaliknya), membutuhkan informasi dan pengetahuan khusus.Ada informasi yang kita himpun, sedemikian rupa sehinggaketika dibutuhkan dapat tersedia dengan cepat dan mudah. Adainformasi yang tidak kita butuhkan, dan karenanya akan diblok,agar tidak mengganggu kerja-kerja produktif, atau tidakmembuat distorsi yang tidak diinginkan. Arahnya agarpenyelenggaraan negara benar-benar punya kemampuanbereaksi secara benar, tepat dan fleksibel. Tentu hal ini hanyadapat diwujudkan jika negara dilengkapi dengan sistem sarafdengan dukungan teknologi koneksi yang tinggi (tepat guna),agar punya daya dalam mendistribusikan informasi secara cepatdan tepat.

Page 42: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

17

Oleh sebab itulah susunan SSN, secara umum mengikuti kerangkaberpikir sistem saraf manusia, yang berarti: (1) memiliki apa yangdisebut sebagai sistem saraf pusat (SSP); dan (2) memiliki sistemsaraf depan (SSD, diambil dari pikiran bahwa Desa Garis DepanNawacita). SSP adalah pusat “pikiran” dan “kendali”. SSDmengurus dua soal sekaligus: (i) kendali internal – kesiapan diridalam menghadapi dinamika internal dalam rangka menghadapisituasi eksternal; dan (ii) interaksi eksternal, baik dalam kerangkamenerima segala hal yang berasal dari luar, maupunpenyampaian respon yang diberikan atas situasi eksternal yangberkembang. SSD berada di desa, yang dalam hal ini, akanmengambil posisi ganda, pada satu sisi menjadi SSP (sejalandengan konsep otonomi desa), dan di sisi yang lain akan menjadiSSD (lihat UU Desa).

Page 43: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

18

SSN pada dasarnya adalah produk pertemuan dua arus utama,yakni arus dimana makin dibutuhkan kemampuanpenyelenggaraan pemerintahan yang lebih dari apa yang kiniberjalan, dan arus dimana teknologi makin mampu mengatasikelemahan-kelemahan biologis manusia, seperti kapasitas dalammenyimpan informasi, kecepatan kerja, dan lain-lain. Kita dapatmembayangkan suatu keadaan dimana kerja otak (dari suatutim, atau dari suatu birokrasi pemerintahan) dapat dihimpunsedemikian rupa sehingga seluruh pikiran yang berkembang,bukan hanya terekam dengan baik, namun juga terkoneksi(terhubung) satu sama lain, sehingga membentuk jaringanpikiran dan aktivitas yag dinamis. Dengan sistem saraf tersebut,maka berbagai operasi dasar pemerintahan atau layanan publik,akan mendapatkan umpan balik dari publik, dan kemudian diolaholeh piranti yang tersedia (piranti keras, yang telah dilengkapipiranti lunak), sedemikian diperoleh informasi yang memberikandasar bagi tindakan respon yang lebih cepat dan tepat.

Kita tentu akan membayangkan suatu jenis kualitas kerja barudari pelayanan publik, dan berbagai tugas pemerintahan, yaknisuatu kualitas yang didukung oleh suatu sistem yang membantudalam mensinkronisasi proses pengambilan dengan realitas yangberkembang secara dinamis – sebagai konsekuensi dari prosesdemokrasi, dan keterbukaan informasi. Di masa depan, sistemini tentu akan semakin canggih dan kompleks, terutama jika telahdikembangkan kemampuan dalam mengolah citra, wajahmanusia, ekspresi, nuansa, dan lain-lain, sehingga kecerdasansistem akan semakin meningkat. Peningkatan ini akan menjadikeniscayaan, mengingat sistem ini pada dasarnya adalah

Page 44: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

19

kombinasi antara kecerdasan individu, kecerdasan komunitas,dan kemajuan dalam teknologi informasi. [lihat bagan berikut].

Konsepsi tentang sistem saraf (SSN) dengan sendirinyamenempatkan SIDeKa, sebagai sistem saraf depan (SSD) dansekaligus sub-sistem dari SSP. Konsepsi ini dikembangkansebagai respon terhadap: Pertama, kenyataan dimana kemajuanICT telah demikian pesat, dan bergerak eksponensial – suatuperkembangan yang belum pernah terduga dan cepat. Desaadalah juga sasaran atau obyek pergerakan kemajuan ICT.Internet masuk desa, merupakan salah satu aspek dari banyakaspek dan layanan yang berkembang. Penggunaan IT dalammengelola pemerintahan desa, mulai dan terus berkembang.Tuntutan untuk transparansi, partisipasi dan akuntabilitas, dalambatas tertentu terjawab dengan e-gov di tingkat desa. Dengan

Sistem Saraf Depan: SSD,

SIDeKa

Sistem saraf interaksi (ke luar)

sistem saraf kendali (ke

dalam)

Sistem Saraf Pusat (SSP)

Sistem Respon Internal Problem

Sistem Respon Internal Keadaan

Positif

Sistem Output (respon ke luar)

Sistem Penyerapan

Informasi

Sistem Infromasi Desa dan Kawasan

Sistem Infromasi Desa dan Kawasan

Sistem Infromasi Desa dan Kawasan

Sistem Infromasi Desa dan Kawasan

Sistem Saraf Depan: SSD,

SIDeKa

Sistem Infromasi Desa dan Kawasan

Sistem Infromasi Desa dan Kawasan

Sistem Infromasi Desa dan Kawasan

Sistem Infromasi Desa dan Kawasan

Sistem Saraf Depan: SSD,

SIDeKa

Page 45: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

20

berbagai aplikasi yang telah berkembang, layanan publikdimudahkan, dan keterlibatan publik makin besar, yang secarademikian akan meningkatkan kualitas layanan publik.

Dengan kenyataan tersebut : (1) pemerintah pusat dan ataupemerintahan supra desa, mengalami kesulitan untuk menyusunsuatu rencana pembangunan yang persis sebagaimana yangdibutuhkan dan didasarkan pada kenyataan setempat, oleh sebabtidak tersedia data yang cukup, dan tidak tersedia saluran yangmemadai yang dapat memberikan gambaran persis mengenaiapa yang menjadi harapan rakyat desa; (2) pemerintahan desadan komunitas, yang jika mengandalkan data desa sebagaimanayang termuat dalam profil desa, tentu juga akan kesulitan dalammengembangkan rencana kerja kongkrit yang menjaditantangan desa, oleh karena tidak tersedia data yang akurat dandapat dipertanggungjawabkan. Desa mengakui bahwa data yangtersedia, bukan saja kurang mencerminkan kenyataan, namunjuga sangat sulit untuk “dipanggil” (menemukan data secaracepat dan dalam kondisi baik), oleh sebab sistem dokumentasidata tidak memadai, dan cenderung merusak data. Keadaan inisudah barang tentu menyulitkan keinginan untukmengembangkan suatu proses pengambilan keputusan yangdemokratik dan tepat. Di sisi yang lain, desa juga kehilangankesempatan untuk mengkonsolidasi pengetahuan yang merekakembangkan, untuk membangun apa yang layak disebut sebagaikecerdasan desa.

Dalam upaya negara mengentaskan kemiskinan, kita hendakmenekankan tentang pentingnya kebijakan satu data, dengan

Page 46: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pengantar

21

kualitas data yang baik, akurat dan mutakhir – serta tepat, karenadidasarkan pada indikator yang dekat dengan kenyataan. Kitamenyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya data yang baik,maka pelaksanaan program pengentasan kemiskinan sangat sulitdiukur tingkat keberhasilannya secara baik. Baik menyangkutketepatan sasaran program, maupun dalam pembelanjaan. Olehsebab itulah, kehadiran suatu sistem informasi, sebagaimanaSIDeKa dimaksudkan, akan sangat mendukung upayapengentasan kemiskinan, pada khususnya memperkuat basisbagi kebijakan satu data dalam program pengentasan kemiskinan.Desa sendiri dalam hal ini sangat berkepentingan, baik dalamsoal menyusun data yang dimaksud, maupun dalam mengaksesinformasi mengenai program pengentasan kemiskinan, agardesa dapat ambil bagian sejak dalam proses perencanaannya.

Sebagai sebuah sistem saraf Nawacita, SIDeKa tentu tidak hanyadilengkapi dengan aplikasi yang diperuntukkan bagi peningkatanlayanan pemerintah desa, seperti aplikasi kependudukan,keuangan desa, dan berbagai aplikasi untuk layanan dasar,namun juga dengan suatu sistem yang mengintegrasikan desa-desa dalam suatu jaringan, yang terkoneksi dengan baik,mengintegrasikan desa-desa dengan sistem di atasnya, yaknikabupaten, propinsi dan pusat. Sistem yang dimaksud, tidakhanya peduli dengan pencarian atau penghimpunan, sertapenyimpanan data, melainkan juga sistem yang meningkatkan“kepekaan” desa, dan sekaligus meningkatkan “kecerdasandesa” – yang secara demikian memuat pula semacam “aplikasikecerdasan buatan”, yang mendukung seluruh pergerakaninformasi tersebut.

Page 47: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

22

Oleh karena kita tidak ingin desa hanya menjadi penonton, makadibutuhkan empat jenis kebaruan yang mendesak dimiliki desa,yakni:

a. Kesadaran baru – suatu kesadaran yang menempatkaninformasi sebagai titik penting dalam keseluruhanpergerakan desa untuk membangun.

b. Ketrampilan baru – pada khususnya dalam menghimpun,mengolah, mengelola dan menggunakan informasi,termasuk penggunaan teknologi informasi.

c. Kebiasaan baru. Apa yang paling utama dari hal yangterakhir ini adalah bahwa soalnya bukan terletak padasekedar penghimpunan informasi, melainkan padakemampuan untuk menatanya menjadi sumber informasiyang akurat, berdaya guna dan memberi dasar benar bagiusaha mengubah kondisi dan posisi desa.

d. Tata kelola baru – yakni sistem bernegara yangmenempatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)menjadi perilaku masyarakat dalam kehidupan tatapemerintahan nasional

Catatan Akhir

1 Sutoro Eko, Otonomi Desa: Kebijakan, Pengalaman dan Perspektif,2 Lihat: http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem

Page 48: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

23

Bagian 2

Apa itu SIDeKa ?

A. Definisi dan Karakteristik SIDeKa

a) Definisi SIDeKa

SIDeKa (Sistem Informasi Desa dan Kawasan) merupakanpengembangan dari beberapa sistem yang telah ada sebelumnyabaik dari lembaga pemerintah, swadaya masyarakat masyarakatmasyarakat desa. SIDeKa dikembangkan untuk mewujudkandesa mandiri yang demokratis, transparan, akuntabel. SIDeKadiharapkan dapat meningkatkan kemampuan desa dalammengelola aset, merencanakan dan melakukan penganggaranAPBDes yang dihasilkan melalui proses partisipatif serta mampumemanfaatkan potensi wilayah dan kawasan di sekitarnya.

SIDeka bersifat bottom up untuk mengakomodir kebutuhandata yang bersifat lokal. SIDeka dalam batas tertentu bersifat

Page 49: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

24

top-down karena mensyaratkan beberapa data yang harusmasuk dalam sistem. Meskipun demikian, kebutuhan data yangbersifat top down diharapkan sejauh mungkin dapat di-inklusi-kan dan diakomodir oleh SIDeKa.

Kemanfaatan SIDeKa minimal meliputi Tata Kelola Informasi danTata Kelola Sumber Daya. Tata kelola Informasi menyediakaninformasi yang dibutuhkan oleh masyarakat desa, denganmenggunakan media yang telah tersedia di desa, misalnya : webdesa, radio komunitas, jurnalisme warga, SMS gateway. Tatakelola sumberdaya meliputi pemnafaatan sumberdaya yang adadi desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Melalui SIDeKa diharapkan desa mempunyai kemampuanmembuat perencanaan pembangunan, meningkatnya kualitaspelayanan publik, meningkatnya partisipasi masyarakat desa,meningkatnya transparansi dan akuntabilitas keuangan desa.Selain itu, desa diharapkan mampu menyelesaikan persoalankemiskinan, kesehatan, dan peningkatan produktivitasperekonomian desa.

b) Karaktersitik SIDeKa

SIDeKa didasarkan pada beberapa karakteristik, di antaranya:

a. SIDeKa mendasarkan pada kearifan lokal.SIDeKa dirancang agar kearifan lokal yang ada dapatterakomodasi dalam sistem yang dikembangkan, baikdalam proses pengembangan, pendataan, maupun

Page 50: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

25

pemanfaatan data yang ada.

b. SIDeKa bersifat partisipatif dan melibatkan masyarakat.SIDeKa dibuat dan dikelola masyarakat bersama-samadalam suatu forum komunikasi. Oleh karena itu, SIDeKadirancang agar tidak membebani pemerintah desa tetapimerupakan cerminnan kebutuhan masyarakat Desa.Sebagai contoh, data pertanian dan akan dikelola olehkelompok tani, demikian pula dengan peternakan,perikanan, nelaya, kesehatan dan lainnya yang mungkinbersifat spesifik untuk suatu Desa. Meskipun bersifatpartisipatif, SIDeKa mendasarkan pada acuan-acuanpokok yang telah ditetapkan, khususnya dalampenyediaan data dasar, seperti data kependudukan.

c. SIDeKa mendorong masyarakat desa memiliki kedaulatandata.Karena SIDeKa disusun bersama masyarakat, informasiyang ada dalam SIDeka dapat digunakan sebaik-baiknyaoleh masyarakat Desa. Desa mempunyai hak untukmemanfaatkan dan mengakses informasi yang merekamiliki. Desa juga memiliki hak untuk menentukan data yangbersifat spesifik untuk wilayah tersebut. Hal ini berbedadengan kondisi saat ini karena informasi menjadi milikinstansi berwenang dan Desa tidak dapat mengaksesdengan mudah data yang sebenarnya telah merekaberikan kepada instansi tersebut.

Page 51: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

26

d. SIDeKa mengakomodir kepentingan desa.SIDeKa dikembangkan untuk mengakomodir kepentingandesa, baik dari segi pengumpulan informasi, data yangdikumpulkan untuk tujuan tertentu (misalnya perbaikanpelayanan) maupun kondisi wilayah serta infrastrukturyang tersedia. SIDeKa bersifat modular, adaptif danpartisipatif.

e. SIDeKa memberi masukan mengenai Potensi Desa danKawasan (kelompok marjinal, indigenous people, potensikonflik, mitigasi bencana, penyakit, lembaga/ kelompokeksisting seperti posyandu).

f. SIDeKa dikembangkan untuk membantu masyarakat desamengenali kondisi wilayahnya, baik yang dapatmenghambat kemajuan maupun dapat mendorongperkembangan desa. SIDeKa diharapkan dapatmemberikan informasi mengenai masyarakat yangterpinggirkan, masyarakat yang tidak mempunyaikemampuan mandiri dan harus dibantu, penyakit infeksiyang merebak, perpindahan penduduk, hasil panen,komoditas unggulan, harga komoditas pertanian yangditerima masyarakat, hama yang menyerang tanaman danmitigasi bencana. Melalui informasi pada SIDeKadiharapkan masyarakat desa dapat menyusun rencanapembangunan desa beserta pengelolaan dana, mampumemperoleh gambaran lebih awal mengenai potensimasalah yang muncul atau peluang yang ada. Pada tahapyang lebih lanjut, SIDeKa diharapkan mampu memberikan

Page 52: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

27

gambaran potensi desa secara lebih komprehensif, sepertikemampuan lahan, kesesuaian lahan, jenis tanah yangmerupakan integrasi dari beberapa peta tematik.

B. Ruang Lingkup

SIDeKa dirancang untuk dapat mengintegrasikan data nasionaldengan data desa. Melalui SIDeKa diharapkan berbagai surveiyang dilakukan berkali-kali oleh berbagai instansi dapat dikurangidan data dapat diambil dari SIDeKa. Data dibedakan menjadidata statis dan data dinamis. Data statis bersifat jangka panjangdan tidak akan berubah dalam jangka pendek seperti jumlahrumah sakit, pasar, bank, terminal, kantor pos dan beberapainfrastruktur lainnya sedangkan data dinamis akan berubahnilainya setiap saat sehingga data perlu diperbarui setiap saat.Data statis dapat diambilkan dari data BPS dan diintegrasikan kedalam SIDeKa sehingga beban desa tidak terlalu berat. Olehkarena itu diperlukan adanya standarisasi data utama. Validitasdata diharapkan cukup tinggi dan merupakan sensus karenadilakukan sendiri oleh masyarakat desa untuk setiap individu didesa.

Data dasar, seperti data kependudukan harus selalu tersediakarena terkait langsung dengan pelayanan desa, khususnya yangterkait dengan pemberian identitas hukum, seperti data KK, usiaanggota keluarga, surat keterangan. SIDeKa mendasarkan datapada kepala keluarga, sesuai dengan identitas pada KartuKeluarga, bukan pada rumah tangga.

Page 53: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

28

Pembaruan data idealnya bersifat real-time. Meskipun demikianakan terdapat kendala karena ketersediaan infrastruktur yangbelum merata di pedesaan Indonesia. Oleh karena itu,pemasukan data yang bersifat tunda masih dimungkinkan dalamSIDeKa. Untuk meningkatkan akuntabilitas dan pertanggung-jawaban, beberapa data harus tersedia versi cetaknya.

C. Tujuan dan Manfaat SIDeKa

1. SIDeKa sebagai Cara Baru Menghadirkan Negara

Pemerintahan Desa (Pemdes) sebagai struktur pemerintahanterbawah dalam tata pemerintahan di Indonesia selama iniseringkali mengeluhkan soal pelayanan, baik yang bersifatstruktural kepada pemerintahan supra desa, maupun pelayananpublik kepada warganya. Keterbatasan sumber daya yangdimiliki, baik orang maupun kepasitas keuangan desa tidak jarangmembuat desa harus memberikan pelayanan yang seadanyakepada pihak luar.

Sadar akan berbagai kelemahan inilah yang mendorongpemerintah desa mencoba untuk melakukan percepatan dalammewujudkan good governance dan otonomi desa melaluiberbagai upaya penataan, baik di level sistem, kelembagaanmaupun individu dari perangkat desa.

Permasalahan yang demikian membutuhkan dukungan sistempendataan desa berupa Sistem Informasi Desa dan Kawasan

Page 54: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

29

(SIDeKa). SIDeKa diharapkan menjadi wadah data dan informasitentang desa dan dapat menjadi basis data untuk melakukanpengembangan desa. Basis data SIDeKa yang baik pada levelsistem dapat dikembangkan dalam bentuk memperbaiki metodepengembangan kawasan desa dan sekitarnya. Pada levelorganisasi akan memberikan peningkatan manajemenpemerintahan desa melalui penguatan SDM dan penguatankerjasama antar desa dalam bidang ekonomi dan berbagaipelayanan publik, peningkatan sarana dan prasaranapemerintahan desa, dan mekanisme akuntabilitas desa. Strategiyang dapat dikembangkan berikutnya adalah peningkatanmanajemen desa yang mencakup penyusunan APBDesa,Pengelolaan ADD, Pengelolaan Kekayaan Desa, PengelolanBUMDes. Selain itu sosialisasi peraturan kebijakan keuangan desamelalui pendampingan maupun fasilitasi, misalnya dalampendirian BUMDes, dan sebagainya tentunya akan lebih mudah.

Pada dasarnya data SIDeKa akan memudahkan dalampenyusunan kebijakan desa, terutama strategi utamapengembangan kawasan desa. Kemudahan lain adalahperumusan pembagian kerja yang jelas antara antar lembagadalam kebijakan desa sehingga mendukung manajemenpelayanan desa, sebagai upaya untuk meningkatkankemampuan pemerintahan desa dalam bidang pelayanan. Selainitu peningkatan kemampuan dalam mengelola pelayanantermasuk pengetahuan teknis administratif (format pelayananadministrasi) dan kemampuan memahami petunjuk maupunperaturan undang-undang yang mendukung aparatur desadalam memberikan pelayanan.

Page 55: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

30

Salah satu cita-cita pemerintah desa adalah memperbaiki sisteminformasi di tingkat desa, mengingat adanya berbagai masalahyang terkait dengan data, antara lain:

1. Dokumen-dokumen desa banyak yang tidakterselamatkan pada saat bencana, sehingga adakebutuhan untuk mengubah bentuk arsip dari hardcopymenjadi softfile.

2. Ada kebutuhan untuk memanggil/menemukan datasecara cepat.

3. Beberapa desa sudah pernah memulai denganmenggunakan sistem yang berbayar, namun hal tersebutdirasa membebani keuangan desa dan memiliki keter-gantungan yang tinggi dengan perusahaan penyedia jasa.

4. Banyaknya permintaan dari pemerintahan supra desayang meminta data ke desa, namun tidak bisa dipenuhidalam waktu yang cepat.

Kenyataan bahwa sistem informasi yang ada selama ini di desamasih digunakan untuk melayani pemerintahan yang lebih tinggimerupakan bentuk pengabaian terhadap desakan untukmemperbaiki fungsi demokrasi yang diimpikan oleh erareformasi. Seluruh aspek yang dapat mendorong aksesibilitasrakyat desa terhadap data dan informasi terkait diri merekasendiri harus dibuka seluas-luasnya. Perspektif kemiskinan tidakboleh berhenti pada angka dan sistem pengumpulan danpenyimpanannya. Terlebih lagi ketika angka-angka tersebutdigunakan sebagai acuan untuk memperbaiki standar hidupmasyarakat serta mengurangi kemiskinan. Dengan perkataan

Page 56: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

31

lain, sistem basis data dasar hanya dapat dikatakan berdayagunaketika rakyat miskin dapat, atau diizinkan, turut serta dalamproses memahami dan menganalisanya, dan sistem tersebutmemungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam penyusunandan pengambilan keputusan tentang rencana dan anggaranpembangunan komunitasnya serta dalam pelaksanaan merekadapat mengusulkan dan merekomendasikan penyaluran danabantuan yang dikelola oleh berbagai program pengentasankemiskinan, mengkoreksi kebijakan yg ada dan menggunakanbasis data tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomikomunitasnya.

Pada titik inilah desa membutuhkan cara-cara baru, atau caratentang bagaimana negara hadir di tengah kehidupan bangsa,hadir secara kongkrit menjadi bagian dari penyelesaian masalah-masalah bangsa, dan sekaligus memastikan bangsa mencapaimasa depannya yang lebih baik dan lebih bermakna. Bagi desapolitik baru yang dimaksud tentu adalah suatu langkahpembangunan yang menempatkan desa di garis depan. Desadalam hal ini bukanlah suatu lokasi, namun sebagai “aktor”(subyek), perspektif dan arena. Oleh sebab itulah desamembutuhkan cara yang sepenuhnya baru, yang didalam halini, akan dikembangkan dengan sebuah sistem yang dinamaiSIDeKa, yang akan menjadi cara baru negara hadir.

2. Tujuan dan Manfaat SIDeKa

a. Administrasi kependudukanKeberadaan SIDeKa memang memberikan manfaat yang

Page 57: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

32

luar biasa bagi pemerintah desa, mengingat denganadanya sistem ini, desa memiliki data dan informasi yanglengkap dan dengan menggunakan sistem komputerisasi,maka pelayanan yang diberikan kepada masyarakat punmenjadi jauh lebih cepat daripada sebelumnya.

SIDeKa memudahkan kepada siapa saja perangkat desauntuk bisa memberikan pelayanan, sehingga tidak ada lagikendala yang biasa ditemui masyarakat seperti petugaspemberi layanan sedang tidak di tempat. Dengan sistemini, siapa saja bisa memberikan pelayanan dengan catatansesuai dengan SOP yang berlaku. Apabila dulu data daninformasi desa masih bersifat manual, kecenderunganyang terjadi hanya segelintir orang saja yang bisamemberikan pelayanan, karena hanya petugasnya yangmengetahui keberadaan data serta mengetahui caramengisi form, tetapi dengan SIDeKa, hanya denganmengetik nama atau nomor register penduduk, makasecara otomotis form akan terisi dengan lengkap, dantinggal sekali tekan pada kolom “print” maka surat yangdibutuhkan masyarakat pun sudah tercetak. Salah satutujuan utama dari SIDeKa yang menjadi harapanpemerintah desa selama ini yaitu memperbaiki kualitaspelayanan publik yang bisa diukur dengan adanyakepastian dan kecepatan layanan.

b. Meningkatkan partisipasi rakyatSIDeKa memang bukan satu-satunya program yangmampu mewadahi database kependudukan maupun

Page 58: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

33

aset-aset yang dimiliki oleh desa, baik pemerintah desamaupun warganya. Di luar sana masih terdapat beberapaprogram yang dikembangkan dalam rangka memenuhikebutuhan pengadministrasian pemerintah desa, baikyang sifatnya berbayar maupun program yang sudahdisiapkan oleh pemerintah pusat seperti Profil Desa.

Ada peluang dan potensi yang perlu dikembangkansebagai sebuah prasyarat dalam replikasi SIDeKa bagi desa-desa lainnya. Secara umum, SIDeKa memang dirasakanlebih “membumi” bagi pemerintah desa dibandingkanprogram-program sejenisnya. SIDeKa dinilai mampumenjawab kebutuhan desa, dan lebih luas lagi SIDeKa bisadimanfaatkan untuk melihat berbagai potensi desa yangnantinya akan diolah dan dimanfaatkan oleh seluruhkomponen yang ada di desa juga oleh Pemerintahan Su-pra Desa. Harapannya SIDeKa bisa bermanfaat bagisemua elemen masyarakat dan tidak terbatas bagipemerintah desa saja.

SIDeKa yang kelahirannya diinisiasi oleh pemerintah desadan masyarakat merupakan salah satu bentuk emansipasilokal dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan publikdi desa. Pada prinsipnya, SIDeKa adalah sistem yangmampu mengumpulkan, mengolah maupun menyajikandata sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik terkaitdengan akurasi data, pemanfaatan data serta kecepatandalam memanggil data.

Page 59: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

34

Sistem ini dikembangkan dengan prinsip-prinsippartisipasi, transparansi dan akuntabilitas dalam upayamendorong pemberdayaan masyarakat serta mewujud-kan nilai-nilai demokratisasi di desa. Dimulai dari tahapperencanaan, pengumpulan data, pengolahan hinggapemanfaatan data, semua dilakukan oleh pemerintah desabersama dengan masyarakat secara terbuka.

SIDeKa memiliki manfaat yang cukup besar bagipembangunan di desa, antara lain: Pertama, mendorongterciptanya pelayanan publik di desa yang lebih cepatdengan dukungan data yang akurat. Kedua, optimalisasipemanfaatan local asset dengan tujuan utama yaitumengatasi persoalan kemiskinan di desa yang mampudijadikan pedoman dalam kebijakan pembangunan desa.

Pemerintah kabupaten bahkan pusat sudah sepatutnyamelihat SIDeKa sebagai sebuah inovasi desa yang layakmendapat apresiasi dan merekognisi dalam betuk regulasiagar terlembagakan sebagai sebuah sistem yang bisadikembangkan dalam rangka mendorong prosesperencanaan pembangunan yang berkualitas di tingkatdesa.

Ke depan, SIDeKa akan mampu membangkitkansemangat membangun desa yang mandiri dan otonomdengan memanfaatkan seluruh kekayaan yang ada didesa, sehingga mampu berkontribusi terhadap upayapeningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Dengan

Page 60: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

35

kata lain, SIDeKa terbuka untuk direplikasi oleh desa-desalain yang tertarik untuk mengembangkan sistem ini.

c. Memperkuat akuntabilitas pemerintah desaPemerintah desa memang selama ini dikenal sebagaiujung tombak pelayanan publik, ada banyak urusan yangdiserahkan kepada Pemerintah Desa, terutama terkaitdengan pelayanan administrasi kependudukan.Penyerahan berbagai urusan tersebut sayangnyaseringkali tidak dibarengi dengan upaya peningkatankapasitas dan fasilitasi kepada pemerintah desa, agarmampu optimal dalam memberikan pelayanan publik.

Walhasil, tidak sedikit pemerintah desa yang memberikanpelayanan “seadanya” kepada masyarakat, dengan segalaketerbatasan yang dimiliki, baik dari sisi pengetahuan,keterampilan, maupun anggaran.

Kegelisahan inilah yang melandasi lahirnya SIDeKa yaknisuatu sistem yang bisa mempercepat proses pelayananpublik, sehingga pelayanan tidak lagi dilakukan secaratradisional dan tidak pasrah dengan keterbatasan sumberdaya.

Hal ini tentunya sejalan pula dengan visi dan misi kepaladesa yang tertuang dalam RPJMDes, dan dirasa perlu untuksegera ditindaklanjuti sebagai bentuk komitmenpemerintah desa terhadap masyarakat dan pembangunandesa.

Page 61: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

36

Setidaknya ada 2 alasan utama pemerintah desa inginmembuat sistem data dan informasi desa, antara lain:1. Keinginan untuk mewujudkan partisipasi, transparansi

dan akuntabilitas pemerintahan desa2. Banyaknya data-data desa yang berserakan dan tidak

terkumpul secara rapi di arsip pemerintahan desa

Format SIDeKa yang akan dibangun di masa mendatang,kesemuanya itu harus mengarah pada satu tujuan utamayaitu upaya peningkatan kualitas pelayanan kepadamasyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan ini bisa terkaitdengan pelayanan yang semakin cepat dan semakinmurah. Artinya semakin terjangkau untuk semua lapisanmasyarakat dengan mengedepankan prinsip akuntabilitasdan transparansi. Dengan kata lain, pengembanganSIDeKa harus diarahkan untuk :1. Meningkatkan kualitas pelayanan2. Mengembangkan standarisasi pelayanan3. Meningkatkan efisiensi pelayanan4. Membuat pelayanan lebih terjangkau oleh semua

pihak5. Memperbarui data sesuai kebutuhan masyarakat

Ada beberapa prinsip utama yang perlu menjadi rujukan.Pertama, SIDeKa harus didasarkan pada kepentinganbersama dari para pihak yang membutuhkan. Hal ini akanberimplikasi pada proses pembentukan SIDeKa yangbersifat partisipatif, melibatkan semua pihak secara setarayang pada gilirannya melahirkan komitmen. Kedua, karena

Page 62: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

37

jenis kepentingan para pihak tidak sepenuhnya sama,maka kejelasan transaksi atau take and give merupakansubstansi komitmen yang harus ada. Ketiga, SIDeKa harusbersifat fleksibel sehingga peluang perubahan selaluterbuka. Namun demikian, fleksibilitas ini harus tetapmengedepankan kepatuhan kepada sistem informasi yangdiakui oleh pemerintah daerah maupun nasional denganberasaskan keberlanjutan. Oleh karena itu format SIDeKaperlu dikembangkan secara bertahap sebagai bentuk dayatanggap terhadap dinamika kebutuhan. Sangatdimungkinkan konten SIDeKa yang berbeda walaupunformatnya sama karena desa-desa yang akan mereplikasimempunyai karakteristik yang berbeda juga.

d. Menyelesaikan persoalan rakyat (kemiskinan, kesehatan,peningkatan produktifitas, dll)Layaknya sistem yang lain, SIDeKa sesuai dengantujuannya harus memberikan banyak manfaat bagi desa,tidak hanya di level pemerintahan saja, melainkan seluruhkomponen yang ada di desa juga pemerintahan supradesa. Dalam tataran ideal SIDeKa akan bermanfaat secaramenyeluruh, tidak hanya bagi pemdes semata namun jugabermanfaat bagi masyarakat secara lebih luas.

Pendataan merupakan cara menggali masalah dari banyakaspek di suatu desa. Data-data sosial, kesehatan, ekonomi,populasi, tanaman, bentang desa, infrastruktur, dansebagainya akan menjadi kekuatan desa dalam melakukankerja pembangunan. Data tunggal memang akan

Page 63: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

38

memberikan sudut pandang tidak lengkap, oleh karenaitu dibutuhkan sebuah integrasi data untuk menghasilkankesempurnaan data sebagai materi dalam deskripsimasalah untuk mengarahkannya menjadi sebuah analisismasalah yang berujung pada sistem pengambilankeputusan di pemerintahan desa.

Lebih lanjut SIDeKa harus mampu menyajikan angkakemiskinan di level desa, selanjutnya angka-angka ini akandiintegrasikan dengan data yang dimiliki oleh pemda/instansi terkait. Data-data inilah yang akan menjadi rujukandalam proses pembangunan di tingkat desa.

Data yang disajikan oleh SIDeKa haruslah sesuai dengankebutuhan desa dan disajikan dengan tampilan yang lebihmenarik dan selalu diperbaharui. Dalam proses selanjutnyaSIDeKa dan profil desa adalah dua hal yang saling meleng-kapi, bukan sesuatu yang harus dipertentangkan sehinggadata profil desa bisa dipakai sebagai data awal di dalamSIDeKa.

Akhirnya pengembangan SIDeKa lebih ditekankan kepadakepentingan ketersediaan data dan informasi tentang desadalam upaya meningkatan kualitas pelayanan publik. Lebihlanjut dengan adanya SIDeKa pengelolaan seluruh potensidesa bisa dilakukan dengan lebih mudah dan partisipatif. Hal-hal inilah yang akan mendorong partisipasi, transparansi danakuntabilitas warga desa yang pada gilirannya akanmemperkuat modal sosial yang ada di dalam masyarakat.

Page 64: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

39

Pengembangan SIDeKa dalam lingkup yang lebih luasharus memperhitungkan beberapa variabel empiris yaitukondisi terkini peta interaksi di sebuah ranah pemerintahan(politik, hukum, administratif dan ekonomi). Oleh karenaitu tawaran model pengembangan SIDeKa ini merupakankombinasi dari pendekatan bottom up dan strategiregulasi Pemda yang bersifat top down.

D. Prinsip dan Cara Penyelenggaraan SIDeKa

1. Prinsip-prinsip penyelenggaraan SIDeKa

Penyelenggaraan SIDeKa didasarkan pada prinsip-prinsipberikut:

a. Bersifat adaptif, dalam arti dapat menyesuikan kebutuhanmasyarakat dan kondisi yang ada di pedesaan.

b. Dapat dijalankan dan diintegrasikan di beberapa perangkat(komputer, tablet, cellular phone) ataupun saranakomunikasi yang sudah ada (SMS, radio komunitas danradio komunikasi, web jurnalisme desa).

c. Dapat menjamin keamanan data dan rahasia pribadiseseorang.

d. Dapat digunakan sebagai media komunikasi antar parapihak sebagai ruang publik.

e. Mudah dipelajari dan dioperasikan (user friendly).f. Bersifat informatif, yaitu data data dapat disajikan dalam

bentuk tabel, grafik, peta sebagai pendukung pengambil

Page 65: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

40

keputusan – (Decision Support Systems).g. Mudah dikembangkan dan bersifat modular.h. Mempergunakan peralatan yang murah, mudah didapat

dan tidak memerlukan spesifikasi perangkat keras yangsangat tinggi.

i. T idak melanggar hak cipta dalam pembuatan danpenyusunan SIDeKa.

j. Terdapat pengelola SIDeKa di desa, dan dapat menjadibagian KAUR umum atau membentuk KAUR khusus yangbertugas untuk mengelola SIDeKa.

2. Penyelenggaraan SIDeKa

SiDeKa diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah desakarena mereka adalah yang paling mengetahui kondisiwilayahnya. Karena skala data dan jangkauan geografis relatifsempit, data yang ada diharapkan mempunyai keabsahan datayang tinggi dan dapat diandalkan. Data SIDeKa dirancang untukdapat di-update dengan mudah dan cepat setiap ada perubahanstatus.

SIDeKa pada aras terbawah bersifat lokal. Meskipun demikian,untuk membuat SIDeKa untuk wilayah yang sangat beragambukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu diperlukan indikatorpengukuran yang bersifat universal meskipun data diperolehdari pedesaan dengan kondisi geografis dan sosial-ekonomi yangberbeda. Indikator yang digunakan harus mempunyai dayaungkit tinggi, dapat diterapkan dengan mudah dan dapat diamatiperubahan yang terjadi (YDSM, 2015), sebagai contoh upaya

Page 66: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

apa itu sideka

41

pengurangan tingkat kemiskinan, kehadiran anak usia sekolahdi sekolah, perbaikan kesehatan ibu hamil.

Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa) dirancang untukdapat dioperasikan dengan mudah di pedesaan dengankebutuhan perangkat yang murah dan tersedia di pedesaan.Meskipun demikian, SIDeKa harus mampu memberikan datadasar yang diperlukan di pedesaan sehingga dapat dimanfaatkanuntuk perbaikan pelayanan publik di pedesaan, pemetaankondisi sosial ekonomi masyarakat seperti kemiskinan, kondisikesehatan masyarakat, mengetahui produk unggulan di suatudesa yang selanjutnya dapat diarahkan untuk mewujudkan onevillage one product, pemasaran produk unggulan desa.

Selain itu, SIDeKa juga dapat dikembangkan untuk mitigasidampak bencana (gempa bumi, banjir, gagal panen karena cuacadan hama) dan antisipasinya, menyajikan data pertanian (datausaha tani, komoditas, pergiliran tanaman, lokasi lahanpertanian) misalnya untuk asuransi pertanian, data kehutanandan jenis pengelolaannya (hutan rakyat, hutan produksi), datapesisir dan laut, data perikanan, data cuaca, data lahan dansebagainya.

Dalam penerapannya, wilayah pedesaan di pedalaman akanberbeda dengan pedesaan di wilayah pantai. Wilayahpertanianpun akan berbeda antara satu dengan yang lainnya.Sebagai contoh, desa dengan komoditas utama tanaman panganakan berbeda dengan desa di wilayah perkebunan. Oleh karenaitu, beberapa fungsi dalam SIDeKa dapat diaktifkan dan di

Page 67: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

42

nonaktifkan sesuai dengan kondisi desa tersebut.

Agar mempunyai manfaat bagi pengembangan kawasan, makadiperlukan adanya penyajian data secara spasial dalam bentukSistem Informasi Geografis (Geographical Information Systems),seperti data lokasi pemukiman, data tempat tinggal keluargamiskin, data jaringan irigasi, data penggunaan lahan. Selanjutnya,untuk memperoleh data yang lebih komprehensif data yangdiperoleh harus dapat digabungkan dengan data yang lain,misalnya data jenis tanah, data kemampuan lahan, datapenggunaan lahan (land use), data cuaca. Meskipun demikian,penyajian data spasial memerlukan keahlian tersendiri sehinggaharus diintegrasikan dengan aparat di tingkat kabupaten.Dengan terkumpulnya data dari berbagai wilayah diharapkandapat diperoleh data warehouse di tingkat propinsi (regional)dan nasional dan data tersebut selanjutnya dapat diolah lebihlanjut (datamining) oleh pengambil kebijakan, lembagaperencanaan, lembaga penelitian, maupun perguruan tinggi.

Dalam penyelenggaraannya, SIDeKa mendasarkan diri padaazas:

a. kedaulatan sumber daya dalam negeri;b. optimalisasi;c. interoperabilitas;d. akuntabilitas;e. profesionalitas;f. partisipatif; dang. keberlanjutan.

Page 68: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

43

Bagian 3

Kebijakan SIDeKa

A. Pengertian Data

Secara harfiah data berasal dari kata “datum”. Sebuah kata daribahasa latin yang memiliki arti “sesuatu yang diberikan”1.Pendapat lain juga mengatakan bahwa data bisa berartikumpulan fakta. Dalam pandangan awan, data bisa berupakumpulan fakta yang didapatkan melalui sebuah penelitian ataupengukuran yang bisa berupa angka, kata ataupun gambar.

Dalam konteks ilmu pengetahuan, berbagai data yang telahdikumpulkan dalam berbagai bentuk ini akan diolah kembaliuntuk disajikan dalam bentuk yang lebih jelas kepada merekayang tidak melihat atau terlibat langsung dengan fakta-faktatersebut. Oleh karena itu, kumpulan fakta ini juga dapatdikelompokkan dalam bentuk yang lebih detail.

Page 69: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

44

Karena data ini berbentuk angka, kata dan gambar mentah, makadata belum memiliki makna apapun dan hanya sekedar faktamentah. Agar data ini memiliki makna, maka data tersebut harusdikelompokkan, diatur dan diolah sedemikian rupa dan disajikandalam bentuk deskripsi yang lebih jelas dan dapat diterima olehmasyarakat dan pengguna data lainnya.

Menurut Hoffer, Prescott dan Mc Fadden, 2005, data adalahsesuatu yang mewakilkan obyek atau peristiwa yang memilikiarti yang sangat penting bagi pemakai atau user. Sedangkanmenurut Navathe dan Elmasri 2000, data yaitu fakta yang dapatdisimpan dan memiliki arti. Lebih lanjut mereka mengatakanbahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi.Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka data adalah faktayang telah terjadi, memiliki arti dan dapat disimpan serta dapatdiatur sedemikian rupa sehingga dapat menjadi sebuah informasiyang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, misalnya datauntuk penelitian, data pemasaran, data untuk pengetahuan ataudata untuk mengambil keputusan2.

Dalam hubungannya dengan informasi, data dianggap sangatpenting. Data dapat diartikan sebagai salah satu dokumenpenting yang didalamnya ada sekumpulan informasi tentangpenggambaran sesuatu. Data juga dapat berupa kumpulan tabel/angka yang disusun secara logis sehingga menjadi informasi yangbernilai guna dalam pengambilan keputusan. Sebagai sebuahdokumen, data sering dipakai sebagai bahan pertimbangan ataurujukan untuk membuat perencanaan. Dengan data, semuafakta akan terungkap, dengan data semua hal bisa digambarkan

Page 70: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

kebijakan sideka

45

dan diinformasikan, dengan data bisa dijadikan media untukmengambil keputusan.

B. Data SIDeKa

SIDeKa diharapkan menjadi wadah data dan informasi tentangDesa. Data yang ada dalam SIDeKa harus menjadi pedoman bagipenataan terhadap desa, baik dari sisi kewenangan, pejabat/perangkat pemdes dan BPD, kelembagaan, hingga perencanaandan keuangan desa serta pengambilan kebijakan lainnya. SIDeKamenjadi dasar dalam perencanaan pembangunan desa yangdidasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapatdipertanggungjawabkan.

SIDeKa diharapkan menjadi wadah cakupan data pada SIDeKameliputi :

1. Data Level 1 adalah Profil Desa meliputi :a. Data dasar kependudukan

Identitas Hukum (KK, KTP, akte kelahiran, aktaperkawinan, akta perceraian, jumlah kepala keluargaperempuan-KKP).

b. Status kesehatan (berkaitan dengan data depkes)Ibu hamil beresiko tinggi, angka kematian ibu melahirkan,angka kematian bayi, balita dan anak gizi buruk, penyakit,gol darah (impor data dari dinas kesehatan).

c. Status pendidikan formal/ non-formalData melek huruf, PAUD, lulusan SD/SMP/SMA/Diploma/

Page 71: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

46

Sarjana, putus sekolah per jenjang, anak berkebutuhankhusus, kejar paket.

d. Angkatan kerjaJenis dan jumlah pekerjaan (petani, nelayan, PNS, buruhmigran, karyawan, buruh, bidan, dukun bayi, pekerjarumahtangga, TNI/ Polri, guru).

e. Data sosialDisabilitas, angka kriminalitas, bencana alam, kemiskinan(definisi kemiskinan sesuai konteks desa dan kondisitempat tinggal), penerima bantuan sosial.

2. Data Level 2 adalah Data Pembangunan Desa, meliputi:a. Data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDesa) 5 tahun.b. Data Rencana Kerja Pembangunan Tahunan Desa atau

yang disebut Rencana Kerja Pembangunan Desa(RKPDes) 1 tahun.

c. Data Anggaran dan Belanja Desa (APBDesa).

3. Data Level 3 adalah Data Kawasan Pedesaan, meliputi:a. Data pertanian.b. Data pengelolaan sumber daya alam.c. Data pelayanan jasa pemerintahan.d. Data pelayanan sosial.e. Data kegiatan ekonomi.

4. Data level 4 yaitu Informasi lain yang berkaitanpembangunan desa dan pembangunan kawasan pedesaan.

Page 72: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

kebijakan sideka

47

C. Kebijakan SIDeKa

Kebijakan umum SIDeKa antara lain:

1. Kebijakan Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDeKa)merupakan pengaturan mengenai sistem tata kelolapemerintahan desa yang memanfaatkan teknologiinformasi secara menyeluruh dan terpadu dalampelaksanaan administrasi pemerintahan danpenyelenggaraan pelayanan publik pada pemerintahandesa.

2. Infrastruktur Teknologi Informasi, selanjutnya disebutInfrastruktur, adalah piranti keras, piranti lunak, jaringankomunikasi data dan fasilitas pendukung lainnya, yangketika digunakan bersama menjadi pondasi dasar untukmendukung penyelenggaraan SIDeKa.

3. Aplikasi adalah komponen sistem informasi yangdigunakan untuk menjalankan fungsi, proses, danmekanisme kerja yang mendukung pelaksanaan SistemInformasi Desa dan Kawasan (SIDeKa).

4. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan dataelektronik, tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange(EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks,telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses,simbol, atau perforasi yang telah diolah, yang memiliki arti

Page 73: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

48

atau dapat dipahami oleh orang yang mampumemahaminya.

5. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untukmengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkaninformasi.

6. Keamanan Informasi adalah proteksi informasi dan sisteminformasi dari akses, penggunaan, penyebaran,pengubahan, penggangguan, atau penghancuran olehpihak yang tidak berwenang.

7. Audit adalah pemeriksaan terhadap Teknologi Informasidan Tata Kelola dalam rangka untuk memastikankeabsahan, kehandalan, dan kesesuaian denganketentuan yang berlaku.

8. Nama Domain adalah alamat internet seseorang,perkumpulan, organisasi, badan usaha, atau BadanPemerintahan yang dapat digunakan untuk berkomunikasimelalui internet yang berupa kode atau susunan karakteryang bersifat unik.

9. Tata Kelola Teknologi Informasi adalah kerangka kerjaakuntabilitas untuk mendorong perilaku yang diinginkandalam penggunaan Teknologi Informasi, yang melingkupiperencanaan, manajemen belanja/investasi, realisasi,pengoperasian, dan pemeliharaan sistem.

Page 74: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

kebijakan sideka

49

Lebih lanjut SIDeKaharus dapat menyediakan data dan informasiuntuk pengambilan keputusan yang baik dan akurat di tingkatdesa, tingkat kabupaten, tingkat propinsi, dan tingkat pusat.SIDeKa dirancang sebagai sistem terbuka dengan menggunakanaplikasi berbasis opensource, dan mudah dikembangkan dandigunakan, namun untuk menjaga validitas data, akuntabilitasdata, keamanan data dan sistem, SDM yang ditugaskan sebagaiadmin SIDeKa harus memiliki kualif ikasi khusus berstandarnasional.

Untuk menghasilkan SDM yang berkualifikasi khusus berstandarnasional, akan diadakan pendidikan/pelatihan untuk mendidikSDM tersebut. Pendidikan SDM dapat dilakukan denganmembangun Akademi Komunitas di tingkat desa ataukabupaten, sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku, terutamaUU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Pemanfaatan data dan informasi SIDeKa wajib diaturberdasarkan tingkatan kewenangan pengguna dan penyuplaidata/informasi, walaupun tetap mengacu pada kaidah open datadan kedaulatan data. Keabsahan informasi elektronik dandokumen elektronik yang dihasilkan oleh SIDeKa berpegangpada dasar hukum yang sudah diatur dan ditetapkan melalui UUNomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sebagai sistem informasi berbasis partisipatif, maka SIDeKamembutuhkan kekuatan komitmen multi stakeholder untukmemberikan data yang objektif, akurat, reliabel (sahih) dan valid,agar kebijakan yang didasarkan pada SIDeKa dapat tepat sasaran

Page 75: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

50

dan bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan para stake-holder tersebut.

Kebijakan SIDeKa secara umum ini akan mengikuti kebijakanperundang-undangan yang berlaku di wilayah NKRI. Dalampenyusunannya kebijakan SIDeKa dilakukan melaluipengharmonisan peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan sistem informasi oleh Pemerintah Desa.Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota akan diberi kewenanganuntuk melakukan pengembangan kebijakan tentang SIDeKa.Sedangkan Pemerintah Desa akan melakukan pengelolaankebijakan tersebut yang sudah dikembangkan oleh PemerintahDaerah Kabupaten/Kota. Ketentuan lebih lanjut mengenaipengembangan SIDeKa oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Catatan Akhir

1 Lihat: http://id.wikipedia.org/wiki/Data2 Lihat: http://dilihatya.com/pengertian data

Page 76: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

51

Bagian 4

PenyelenggaraanSIDeKa

A. Prasyarat Pembangunan SIDeKa

Tahap pembangunan SIDeKa tidaklah dimulai dari nol. SIDeKalahir sebagai bentuk penyempurnaan dari berbagai sisteminformasi desa yang telah ada sekaligus menjawab kebutuhanpemerintah supra desa. Dalam pelaksanaan SIDeKa dibutuhkantiga prasyarat dasar dalam pembangunannya. Tiga prasyarattersebut antara lain :

1. Kebijakan tentang SIDeKa (Regulasi)

Status legal ini menyangkut tentang dasar hukum yangmelandasi konsep besar SIDeKa. Seberapa tinggi status hukumdan seberapa kuat kebijakan yang ada menjadi inti kajiankebijakan ini. Eksistensi SIDeKa menjadi kuat jika secara formalyuridis mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan kuat serta

Page 77: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

52

mengikat para pihak yang terlibat di dalamnya. Kebijakan tentangSIDeKa sangat diperlukan mulai awal pembangunannya hinggaterjadi relasi dan agregasi data antar desa maupun denganpemerintahan supra desa.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kesiapan sumber daya manusia sangatlah penting dalammembangun SIDeKa. Prasyarat dasar berupa kebijakan yangmendukung SIDeKa belumlah cukup jika SDM yangmengoperasikan SIDeKa belum siap atau belum memilikikemampuan yang memadai. Terkait dengan kesiapan SDM,terdapat dua bagian SDM yang akan berperan penting, yaitu:

1. DM non-TIK, yaitu sumber daya manusia yang akanbertanggung jawab atas ketersediaan data. Mulai dariproses pencarian data, kemampuan verifikasi data, inputdata dan kemampuan optimalisasi pemanfaatan data.

2. DM TIK, yaitu sumber daya manusia yang bertanggungjawab terhadap pengoperasian aplikasi SIDeKa. Perludipahami bahwa SIDeKa adalah aplikasi komputer, olehkarena itu pelaku operasional SIDeKa wajib memilikipengetahuan dasar tentang computer.

3. Perangkat Keras, perangkat lunak dan jaringan

Ada tiga komponen dasar yang dimaksud, yakni :

Page 78: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

penyelenggaraan sideka

53

1. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras yang dimaksud di sini ialah personal com-puter (PC) maupun laptop, modem untuk akses internet,kamera, dan lainnya. Prinsip terkait perangkat keras dalamSIDeKa ialah menggunakan apa yang ada serta tidakmemaksakan untuk mengadakan peralatan-peralatanyang dapat memberatkan keuangan desa.

2. Perangkat lunak (software)

Page 79: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

54

Perangkat lunak atau software merupakan sekumpulandata elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer.Data elektronik tersebut dapat berupa program atauinstruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Denganperangkat lunak inilah komputer dapat menjalankan suatuperintah. Perangkat lunak SIDeKa ini akan membantu kitadalam melakukan pengolahan data base yang ada di desa.

3. JaringanJaringan yang dimaksud ialah jaringan internet, sehinggadata dan informasi yang ada di desa dapat diakses olehpihak lain, baik masyarakat desa sendiri, pemerintahkabupaten, provinsi hingga nasional, serta pihak-pihak lain.Jaringan internet ini didapatkan melalui operator selulermaupun penyedia jasa internet lainnya.

B. Tahapan Implementasi

Sistem Informasi Desa dan kawasan (SIDeKa) diselenggarakansecara berjenjang dan dikembangkan secara bertahap. Untukpenerapan SIDeKa di pedesaan dilakukan melalui beberapatahap yang dikenal dengan nama Empat TahapanPenyelenggaraan SIDeKa, yakni:

Page 80: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

penyelenggaraan sideka

55

Skema EmpatTahapan Penyelenggaraan SIDeKa

1. Persiapan

Tahap persiapan SIDeKa meliputi :

a. Sosialisasi SIDeKaSosialisasi dimaksudkan untuk memberikan pemahamanakan arti penting Sistem Informasi Desa dan Kawasan(SIDeKa) bagi masyarakat dan pemerintah desa. Sosialisasidapat diberikan oleh pemerintah kabupaten, pendampingdesa, maupun pihak lain yang akan berpartisipasi dalamproses implementasi SIDeKa. Pemahaman akan artipenting SIDeKa bagi masyarakat dan pemerintah desasangat penting agar dalam proses implementasi tahapdemi tahap SIDeKa masyarakat dapat berpartisipasi, sebutsaja dalam proses pencarian dan pengumpulan data.

Page 81: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

56

Warga desa tentunya akan menjadi pihak yangdiwawancarai dan dikumpulkan datanya. Apabila adakesepahamanan bersama, warga dapat memberikan datadan informasi dengan terbuka dan jujur.

b. Pembentukan Tim DesaSIDeKa tentu saja tidak dapat dilaksanakan oleh seorangdiri, baik di pemerintah desa maupun masyarakat, olehkarena itu dibutuhkan sebuah tim dalam implementasinya.Pembentukan tim hendaknya memperhatikan beberapahal, pertama adanya perwakilan dari pemerintah desa sertawarga desa. Kedua, memperhatikan keterwakilan baikwilayah maupun sektoral yang ada di desa. Perwakilanwilayah misalnya dari dusun atau hingga RT. Kemudianketerwakilan sektoral dari kelompok-kelompok petani,nelayan, pedagang dan lainnya. Ketiga, tim yang akandibentuk hendaknya memperhatikan kemampuananggotanya yang nantinya akan dibagi dalam beberapatugas, antara lain yang bertugas pendataan, input data,maupun operator sistem.

c. PelatihanTahapan selanjutnya dari implementasi SIDeKa di desa ialahpelatihan. Pelatihan diberikan kepada tim SIDeKa sepertiyang telah diuraikan di atas. Beberapa materi pelatihanyang diberikan antara lain pelatihan pendataan, pelatihaninput data, pelatihan pemetaan data spasial, pelatihanoperator sistem, pelatihan menulis (jurnalisme desa), danlainnya apa bila dianggap perlu. Tujuan dari pelatihan ini

Page 82: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

penyelenggaraan sideka

57

untuk meningkatkan kapasitas pelaku SIDeKa agar prosesimplementasi dapat dijalankan dengan baik. Kapasitasyang tinggi diharapkan juga dapat menjamin keberlanjutanSIDeKa di desa apabila proses pendampingan telahselesai.

2. Perancangan

Tahap perancangan SIDeKa meliputi :

a. Penyusunan Rencana BersamaTahap selanjutnya adalah penyusunan rencana bersama.Penyusunan rencana dilakukan oleh tim SIDeKa desa yangsudah terbentuk sebelumnya. Rencana yang disusun akanmengikuti proses tahapan implementasi SIDeKa, terutamapada proses pendataan yang menjadi tahap paling penting.

b. Proses PendataanProses pendataan merupakan tahap paling penting dalamimplementasi SIDeKa. Sebab di tahapan inilah kita akanmendapatkan data yang nantinya akan menjadi dasardalam analisis serta hasilnya menjadi informasi sebagairujukan pengambilan keputusan di desa. Apabila data yangdidapatkan tidak sesuai dengan kenyataan sesungguhnya,keputusan yang dihasilkan (karena merujuk data yangsalah) di desa pun bisa jadi keliru.

Dalam proses pendataan, ada beberapa tahapan yangharus dilakukan, yakni:

Page 83: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

58

Skema Proses Pendataan

a. Musyawarah Perencanaan PendataanMusyawarah di tingkat desa ini dimaksudkan untukmerumuskan dan memutuskan data apa saja yangdibutuhkan oleh desa, sehingga nantinya akandikumpulkan dan diolah dengan SIDeKa. Hal inidilakukan karena tiap desa bisa jadi membutuhkandata yang berbeda-beda. Misalnya desa pesisirdengan desa yang bertumpu pada pertanian, tentudata yang dibutuhkan tidak semuanya sama.

b. Pengumpulan DataProses pengumpulan data dilakukan dengan dua cara,yakni menggunakan data yang telah ada di desa

Page 84: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

penyelenggaraan sideka

59

maupun supra desa (kecamatan atau kabupaten) sertamencari data yang benar-benar baru ke lapangan.Data yang sudah ada, misalnya dapat diambil dari dataprofil desa, data kependudukan dari Kartu Keluarga,dan lainnya.

Sedangkan pencarian data yang benar-benar baru,memerlukan tim sensus yang akan datang ke tiaprumah melakukan wawancara. Oleh karena itu,dibutuhkan pelatihan serta simulasi dalam proseswawancara.

c. Verifikasi DataTahapan selanjutnya ialah proses verifikasi data, untukmelihat apakah data yang sudah didapatkan telahsesuai dengan kenyataan di lapangan. Verifikasi dapatdilakukan dengan musyawarah yang mengundangperwakilan-perwakilan warga, kepala dusun maupunRT, untuk melihat data-data yang didapatkan sudahbenar atau belum.

d. Input DataSetelah proses mengambilan dan verifikasi data sudahdiselesaikan, tahapan selanjutnya ialah input data. In-put data merupakan memasukkan (entri) data kesistem. Oleh karena itu dibutuhkan operator yangmemiliki kemampuan komputer yang cukup.Sehingga pelatihan bagi operator menjadi penting.

Page 85: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

60

e. Update DataProses update atau memperbarui data harus dilakukansecara berkala. Sebab data merupakan hal yangdinamis, dapat berubah-ubah dengan cepat. Sebutsaja misalnya data tentang jumlah penduduk, dalamsatu bulan bisa saja terjadi penambahan karena adanyakelahiran baru, maupun pengurangan karena adanyakematian. Begitu pula dengan data kesehatan,pendidikan dan lainnya tentu dalam waktu-waktutertentu dapat berubah.

Apabila tidak dilakukan pembaruan data dalam jangkawaktu yang lama, maka dikhawatirkan data sudahkadaluarsa dan tidak bisa lagi menjadi rujukan dalampengambilan kebijakan pemerintah desa maupun su-pra desa. Oleh karena itu, pemerintah desa harusmemastikan keberlanjutan data dan SIDeKa, tentunyadengan strategi yang tidak harus sama antara satudesa dengan desa lainnya.

3. Penerapan

Tahapan penerapan dilakukan dengan menggunakan SIDeKauntuk melakukan pelayanan administrasi kemasyarakatan, sertamenggunakan data dan peta desa untuk berbagai kebutuhanpemerintah desa. Misalnya dalam proses perencanaan desahendaknya merujuk pada data yang sudah dibuat. Pemerintahdesa dapat pula menggunakan data tersebut untuk membuatkeputusan-keputusan yang menjadi kewenangannya sehingga

Page 86: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

penyelenggaraan sideka

61

persoalan-persoalan di desa dapat diselesaikan.

4. Penyelenggaraan

Tahapan penyelenggaraan SIDeKa pemaknaan sistem dalam artiyang luas, dimana SIDeKa tidak sekedar dimaknai dalam artisempit sebagai sebuah aplikasi semata. Dalam tahap inimasyarakat dan pemerintah telah merasakan manfaat dariSIDeKa. Dalam tahapan ini juga sudah dipastikan keberlanjutandata (updating data) serta keberlanjutan sistem itu sendiri.

C. Roadmap SIDeKa

Peta jalan SIDeKa adalah tahapan perkembangan SIDeKa.Tahapan ini merupakan siklus pemanfaatan data yang dimulaidari level yang paling mendasar hingga pengintegrasian dataditingkat nasional. Pemanfaatan data ini didasarkan pada tingkatkerumitan pengembangan dan fasilitas yang disediakan untukmelayani kepentingan masyarakat, pemerintah desa,pemerintah daerah maupun pemerintah nasional.

Pada tahap awal pengembangan SIDeKa akan diterapkan di 8(delapan) kabupaten/kota, yaitu :

1. Kabupaten Belitung Timur Provinsi Bangka Belitung2. Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat3. Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta

Page 87: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

62

4. Kabupaten Gianyar Provinsi Bali5. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah6. Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo7. Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat8. Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

Pada tahap ini proses pembangunan SIDeKa diharapkan mampumendorong munculnya kesadaran masyarakat akan pentingnyadata dan informasi. Suatu jenis kebaruan yang menempatkaninformasi sebagai titik penting dalam keseluruhan pergerakandesa dalam membangun desanya. Tahap selanjutnya adalahmunculnya keterampilan baru dalam hal menghimpun,mengolah, mengelola dan menggunakan informasi, termasukpenggunaan teknologi informasi. Tahap ketiga adalah kebiasaanbaru, yakni kemampuan masyarakat untuk menata data menjadisumber informasi yang akurat, berdaya guna dan memberi dasarbenar bagi usaha mengubah kondisi dan posisi desa. Tahapanselanjutnya adalah munculnya kebaruan dalam hal tata kelolabagi para penyelenggara Negara dan warganya dalammemanfaatkan data dan informasi untuk kesejahteraan dankemakmuran Negara.

Secara sistematis, peta jalan ini akan menjelaskan kepada kitatentang empat tingkatan pemanfaatan yang dirasakan olehmasyarakat, pemerintahan desa dan pemerintahan supra desa.Empat tingkatan tersebut, antara lain :

Page 88: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

penyelenggaraan sideka

63

1. Tingkat informasi

Konsepsi data pada level ini dimaknai sebagaimedia informasibagi pemerintah nasional, pemerintah daerah, pemerintah desadan masyarakatnya. Bagi pemerintah nasional, PemerintahDaerah maupun pemerintah desa, konten SIDeKa yang berupadata kependudukan, data kelembagaan, data potensi sumberdaya alam bisa digunakan untuk menyusun dan mengkajidokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran pusat dandaerah (RPJPN/D, RPJMN/D, RKP/RKD) maupun perencanaanpembangunan desa (RPJMDesa, RKPDesa, APBDesa). Dalamhal ini pemerintah supra desa menjadikan konten SIDeKasebagai pedoman dalam menyusun kebijakan pembangunan.Sedangkan bagi masyarakat, SIDeKa mampu menjadi basis dataatau sumber pengetahuan dan informasi terhadappembangunan di desanya. Dalam tahap ini data lebih banyakdipergunakan untuk meningkatkan pelayanan publik.

2. Tingkat interaksi

Pada level ini konten data SIDeKa sudah mampu menjadi saranauntuk interaksi dua arah bahkan lebih antara pemerintah pusatdan pemerintah daerah, maupun pemerintah nasional denganwarga negaranya. Di tingkat daerah SIDeKa mampumenjembatani relasi antara Satuan Kerja Pemerintahan Daerah(SKPD) dengan masyarakat dengan difasilitasi oleh PemerintahDesa. Respon warga akan terfasilitasi dengan adanya SIDeKa.Warga negara dengan mudah melakukan interaksi denganpemerintah atau sebaliknya dalam hal penggunaan layanan

Page 89: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

pedoman umum penyelenggaraan sideka

64

publik, misalnya dalam bentuk sarana untuk menampungaspirasi/keluhan, forum diskusi, atau hotline nomor telepon danmedia monitoring pembangunan secara partisipatif.

3. Tingkat transaksi

Konten data pada level ini sudah mampu menyediakan saranauntuk bertransaksi bagi masyarakat dalam menggunakanlayanan publik, yakni transaksi yang melahirkan kesepakatanyang dapat disertai dengan pembayaran sebagai akibatdinikmatinya layanan publik yang telah digunakan. Misalnya,transaksi untuk pembayaran pajak atau retribusi serta bentuk-bentuk perizinan lainnya.

4. Tingkat integrasi

Kondisi dimana semua pelayanan publik yang disediakan olehpemerintah baik yang disediakan secara konvensional jugadisediakan secara online melalui pemerintahan elektronik. Padatahap ini data dari semua desa akan mengalami agregasi mulaidari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi maupunnasional. Konsep integrasi data inilah yang menjadi tujuan akhirdari pembangunan SIDeKa, yang pada gilirannya menghasilkan“data tunggal” di setiap jenjangnya. Prinsip SIDeKa adalahoptimalisasi pelayanan publik untuk meningkatkan efektifitasdan efisiensi agar lebih bermanfaat.

Page 90: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan

penyelenggaraan sideka

65

Page 91: PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAANSIDeKa - …bp2dk.id/wp-content/uploads/2016/09/pedoman-umum-penyelenggara… · Desain cover : Robby Eebor dan Sholeh Budi Badan Prakarsa Pemberdayaan