pelaksanaan pekerjaan konstruksi
DESCRIPTION
Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiTRANSCRIPT
METODE KONSTRUKSI
“PELAKSANAAN PEKERJAAN”
Kelompok 3 :
1. Ferry D. : I1111034
2. Lanjar Aji N. : I1113053
3. Sekti H.R : I1113079
4. Syaeful Karim : I1113083
5. Toni Ulinnuha : I1113087
A.INVENTARISASI PEKERJAAN
Untuk menentukan alat yang akan dipakai baik jenis kapasitas maupun
jumlah dari tiap jenis, kita harus mengetahui secara terperinci kondisi pekerjaan
yang akan dikerjakan. Biasanya untuk hal ini dibentuk suatu tim dari ahli sipil dan
ahli mesin yang harus membuat inventarisasi pekerjaan yang memuat :
1. Lokasi daerah pekerjaan
2. Hasil pekerjaan pemetaan untuk mengetahui :
a. Luas daerah pekerjaan
b. Keadaan medan ( datar, berbukit atau rawa )
3. Jenis pekerjaan yang membeda-bedakan antara lain :
a. Pengerukan atau galia basah
b. Galian tanah biasa
c. Timbunan
d. Perataan
e. Pemadatan, dan lain sebagainnya
4. Jenis material yang akan dikerjakan ( tanah bias a, cadas, tanah liat , pasir,
lumpur, atau batu keras ).
5. Volume Pekerjaan
A.INVENTARISASI PEKERJAAN
6. Keadaan prasarana yang ada :
a. Jalan kerja di lokasi pekerjaan,
b. Pelabuhan untuk mobilisasi peralatan, atau
c. Jalan darat untuk mobilisasi peralatan
7. Rencana waktu pelaksanaan
8. Rencana Biaya Pelaksanaan
B.ALOKASI PEKERJAAN
Alokasi pekerjaan disini terutama ditujukan kepada pekerjaan yang mungkin atau harus dikerjakan dengan peralatan. Untuk menetapkan bagian-bagian pekerjaan sipil yang memenuhi syarat untuk dikerjakan dengan peralatan, perlu dipertimbangkan faktor – faktor sebagai berikut :
1. Macam dan jenis pekerjaan yang memenuh syarat, misalnya :
Galian basah
Pemindahan tanah jarak jauh
Pemadatan tanggul
Galian saluran induk
2. Volume Pekerjaan ( besar, sedang atau kecil )
Biasanya diambil patokan, bahwa pekerjaan dengan peralatan memerlukan waktu penyelesaian selama umur ekonomis peralatanya, barulah investasi perlatan padat dianggap ekonomis, atau apabila ada jaminan bahwa peralatan tersebut bisa digunakan untuk pekerjaan – pekerjaan lain, pada suatu lokasi lainnya.
3. Lokasi pekerjaan ( terpusat atau terpencar )
Pada umumnya lokasi pekerjaan yang terpusat relatif lebih menguntungkan. Bila lokasi pekerjaan tersebar dibeberapa tempat, maka harus diperhatikan hal – hal yang menyangkut mobilisasi perlatan dari lokasi lainnya.
B.ALOKASI PEKERJAAN
4. Jumlah tenaga manusia.
apakah dilokasi tersebut cukup tersedia tenaga manusia terutama tenaga
terampilnya. Bila cukup tenaga manusia di proyek maka tentulah jumlah
peralatan yang diperlukan akan lebih sedikit, demikian pula sebaliknya.
5. Keadaan prasarana
Terutama prasarana untuk mendatangkan peralatan ke lokasi proyek, baik itu
berupa jalan darat ataupun pelabuhan laut.
6. Fasilitas penunjang operasi perlatan, misalnya :
a. Penentuan letak base-came, termasuk perbengkelan untuk perawatan dan
perbaikan peralatan
b. Gudang persediaan dan gudang kerja untuk tempat penyimpanan bahan –
bahan dan suk cadang
c. Crew peralatan yaitu : operator, mekanik dan pengawas.
7. Kemampuan Pemborong dalam penyediaan perlatan beserta suku cadangnya.
8. Jadwal Penyelesaian Proyek
Dengan menentukan target waktu penyelesaian proyek, maka jumlah peralatan
akan bisa dihitung , untuk menunjang agar pekerjaan bisa selesai tepat pada
waktunya.
B.ALOKASI PEKERJAAN
9. Hal – hal lain yang perlu mendapat pertimbangan antara lain :
a. Apakah daerah kerja merupakan daerah banjir atau bukan,
b. Apakah pelaksanaan pekerjaan dengan peralatan akan menganggu
penduduk sekitar atau tidak
c. Bagaimana hubungan kerja dengan pemerintah setempat dan bagaimana
keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar proyek.
C.PEMILIHAN PERALATAN
Berdasarkan inventarisasi pekerjaan dan alokasi pekerjaan yang harus dan
mungkin dikerjakan dengan peralatan, maka perlu diadakan pemeliharaan peralatan
yang paling sesuai dengan pekerjaan dan jenis peralatan. Pemilihan peralatan harus
didasarkan pula pada pertimbangan teknis dan ekonomis, agar diperoleh perlatan yang
betul – betul sesuai untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya dan tercapai
pula target biaya yang telah ditetapkan.
Dalam pemilihan perlatan tersebut harus sudah didapatkan pula kepastian –
kepastian sebagai berikut :
1. Jenis alat dan perlengkapannya yang diperlukan
Karena pekerjaan terdiri dari berbagai jenis kegiatan dimana tiap – tiap kegiatan
memerlukan alat serta perlengkapan yang berbeda - beda pula, maka tiap jenis alat
yang dipilih tersebut harus betul - betul sesuai dengan , jenis kegiatannya. Misalnya :
a. Untuk jenis pekerjaan tanah kering dibutuhkan alat – alat besar sesuai tiap – tiap
jenis kegiatan antara lain :
o Untuk jenis pekerjaan stripping, penggusuran akan diperlukan jenis Bulldozer
o Untuk jenis pekerjaan menabur dan menggusur diperlukan jenis alat Bulldozer
atau Scrapper
o Untuk Jenis Pekerjaan pemdatan diperlukan bermacam –macam Compactor
antara lain : Sheep foot, Roller, Vibrator Roller, atau Grip Roller
o Untuk Jenis pekerjaan hauling digunakan Dump truck, scrapper dan lain –
lain.
C.PEMILIHAN PERALATAN
2. Model atau Type
Model ataupun type alat harus sesuai dengan kondisi medan kerja, jenis material ,
ketinggian daerah kerja dan lain – lain :
a. Untuk jenis pekejaan dozing ( Penggusuran ) di daerah rawa – rawa digunakan
model (Type) swamp dozer, sedang bila medan berbukit – bukit diperlukan model
Bulldozer tertentu yang diperlengkapi dengan Turbo Charger,
b. Untuk jenis pengerukan di daerah tanah berpasir dengan pembuangan agak jauh,
diperlukan kapal keruk type Cutter Dredger dan tergantung dari besar kecilnya
saluran akan menentukan pula besar kecilnya kapasitas alat yang diperlukan,
c. Untuk jenis pekerjaan pengangkutan tanah – tanah di daerah yang licin akan
diperlukan jenis Dump Truck dengan Four Wheel Drive Sedang pada daerah pasir
kerikil dengan dump truck biasa,
3. Jumlah dan Ukuran Alat
Berdasarkan jumlah volume pekerjaan yang harus diselesaikan, dalam jangka waktu
tertentu makan penentuan jumlah dan ukuran alat perlu mempertimbangkan faktor –
faktor sebagai berikut :
a. Produksi alat yang paling menguntungkan sesuai dengan keadaan medan, jenis
material dan jarak pemindahan tanah yang diinginkan misal : Pemindahan tanah
dengan scrapper pada jarak lebih dari 150 meter, Produksinnya lebih
menguntungkan daripada menggunakan Bulldozer dengan ukuran yang sama .
C.PEMILIHAN PERALATAN b. Harga satuan pekerjaan yang terkecil atau biaya investasi dan biaya operasi yang
terkecil dari kombinasi peralatan yang bersama – sama melaksanakan suatu jenis pekerjaan , Misalnya ;
Untuk menggusur dan menabur secara berlapis suatu timbunan kita dapat memilih jenis alat :
Bulldozer saja
Kombinsi Bulldozer, Dump truck, Loader
Scrapper
Hal ini tergantung kepada jarak pemindahan tanah serta syarat – syarat lain.
Untuk pekerjaan penggalian tanah keras, bisa dilaksanakan dengan menggunakan alat :
Bulldozer yang diperlengkapi dengan ripper
Mesin bor ( Drilling machine ) yang diikuti dengan peledakkan ( blasting ). Hal ini tergantung pada kekerasan tanahnya ( batunya )
c. Jumlah peralatan yang paling minimum dan tepat dari kombinasi beberapa jenis peralatan, misalnya : kita bisa mengganti 50 buah Dump truck @ 50 ton, di mana kemungkinan mengurusi 50 buah Dump truck akan memerlukan biaya yang lebih tinggi. Tetapi dengan pertimbangan Dump truck dengan kapasitas 50 ton tidak bisa beroperasi berhubung dengan kondisi lapangan,
d. Kombinasi, Peralatan yang terdiri dari alat-alat yang sederhana dalam operasi maupun pemeliharaannya, misalnya : mengoperasikan Bulldozer jauh lebih sederhana dari pada mengoperasikan scrapper.
C.PEMILIHAN PERALATAN
4. Hal – hal lain
Dalam penentuan jenis dari jumlah peralatan tersebut di atas perlu pula
dipertimbangkan hal-hal berikut :
a. Pemilihan peralatan dari persediaan yang telah dimiliki.
b. Pemilihan jenis, Model/Type standard yang ada di pasaran ataukah
peralatan khusus yang memerlukan pemesanan khusus pula berdasarkan
syarat – syarat tertentu.
c. Tersediannya suku cadang serta kemampuan agen-agen pelayanan purna
jua.
D.PEGADAAN PERALATAN
Pengadaan perlatan yang dimksud disini adalah usaha untuk menyiapkan
peralatan siap bekerja ( beroperasi ) di lokasi pekerjaan. Pemikiran dalam
pengadaan perlatan ditujukan pada :
1. Asal Peralatan
Peralatan yang akan dibawa ke suatu lokasi pekerjaan bisa berasl dari :
a. Pemindahan dari tempat lain, tetapi masih dalam penguasaan satu instansi
(perusahaan),
b. Peminjaman sementara dari dalam lingkungan sendiri ,
c. Peminjaman/sewa dari instansi lain,
d. Pembelian baru/bekas,
e. Buatan sendiri,
f. Modifikasi atau rekondisi peralatan yang telah ada.
Asal peralatan ini biasannya memegang peranan penting juga dalam pemilihan
alternatifnya.
Karena tentunya tidak akan lepas dari beasrnya biaya pekerjaan, kemampuan
permodalan dan mendesak atau tidaknya peekerjaaan ( jadwal pelaksanaan
pekerjaan ).
D.PEGADAAN PERALATAN
2. Sumber Biaya
Sumber biaya yang dimaksud disini adalah khusus untuk pengadaan peralatan saja, bukan biaya seluruh pekerjaan. Ada 2 ( dua ) sumber biaya pokok yang biasanya diperoleh :
a. Biaya sendiri. Biasanya prosedurnya lebih sederhana karena syarat – syarat hanya diputuskan atau digariskan berdasrkan aturan-aturan yang telah ada di lingkungan sendiri.
b. Biaya dari pinjaman. Di sini biasanya memerlukan studi kelayakan akan pemakaian peralata tersebut, apakah kiranya si peminjam betul-betul bisa memanfaatkan peralatan tersebut dengan menguntungkan sehingga pinjaman bisa kembali tepat pada waktunya, dan si peminjam sendiri bisa mengembangkan usahanya lebih besar dengan peralatan tersebut. Untuk ini si pemberi pinjaman biasanya juga akan menilai tentang kondisi peralatan tersebut, antara lain yang menyangkut :
Jumlah alat yang diperlukan
Spesifikasi umum dan khusus
Buku-buku manual tentang : operator, Perbaikan, Pemeliharaan, daftar suku cadang (Part catalog).
Fast Moving Part ( Suku cadang yang diperkirakan cepat rusak ) untuk tiap alat harus disediakan dalam jangka waktu pemakaian tertentu.
Jaminan dari penjual untuk “ After sales service “
D.PEGADAAN PERALATAN
3. Biaya – Biaya Lain
Selain biaya untuk pengadaan alat itu sendiri masih diperlukan biaya –biaya
lain untuk menunjang operasi alat lain :
a. Untuk peralatan yang berasal dari tempat lain perlu diperhitungkan biaya-
biaya angkutan perakitan (assembling)
b. Untuk perlatan yang dipinjam (sewa) juga diperlukan biaya-biaya lainnya
sesuai dengan perjanjian sewa-menyewa.
c. Untuk perlatan yang direkondisi, biaya modifikasi juga harus
diperhitungkan. Sehingga biaya-biaya untuk bagian ini sangat sulit untuk
dipastikan.
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
dalam Sub ini akan dibahas mengenai dua cara pandang pelaksanaan pekerjaan yaitu:
1. Dipanadang dari pihak pemberi kerja dalam hal ini pemerintah dikenal istilah cara pelaksanaan pekerjaan
Dikerjakan sendiri ( Swakelola atau Force Account/Eigen Beheer ), Di borongkan (Contracting/Kontaktueel)
2. Dipandang dari Pihak yang telah memperoleh pekerjaan dari pemberi tugas yaitu kontraktor :
Dikerjakan sendiri (Kontrak ),
Diborongkan kepada pihak ke tiga ( Sub Kontrak )
Tetapi sbenarnya dalam pelaksanaan, a dan b mempunyai kondisi yng sama. Di sini hanya ada perbedaan istilah saja. Maka dalam pembahasan selanjutnya hanya akan dibahas salah satu dari a dan b saja. Untuk suatu pekerjaan (Proyek) yang memerlukan waktu pelaksanaan panjang, cara “Swakelola” akan lebih menguntungkan sedangkan bila pekerjaan hanya dalam jangka waktu pendek maka cara diborongkan akan lebih menguntungkan . Tentunya di sini masih ada perkecualian, miasalnya pekerjaan yang dikerjakan hanya memerlukan waktu yang singkat, tetapi bila masih ada jaminan kemungkinan peralatan bisa dioperasikan pada pekerjaan lain, tentu cara dikerjakan sendiri masih bisa dipertimbangkan. Sehingga untuk penentuan untung rugi dalam pemilihan alternatif perlu diadakan studi perbandingan yang lebih teliti lagi. Berikut ini diuraikan tentang aspek-aspek yang perlu perhatian dari masing-masing cara pelaksanaan.
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
1. Cara Swakelola
Di dalam pelaksanaan cara ini memerlukan :
a. Design pekerjaan yang akan dikerjakan sudah ada dan penempatan alat
yang dipunyai harus tepat dengan jenis pekerjaan maupun kondisi medan.
b. Skema operasi alat harus baik dan terperinci baik dari segi biaya maupun
tenaga. Organisasi personaliannya harus kuat dan jelas tentang pembagian
tugas dan tanggungjawabnya.
c. Biaya untuk menunjang operasi peralatan harus betul-betul siap.
Pembiayaan cara swakelola biiasanya terdiri dari :
o Gaji dan Upah pegawai
Pengadaan bahan untuk menunjang operasi peralatan antara lain : bahan
bakar, atau pelumas pengadaan alat-alat teknik dan suku cadang.
o Pemindahan alat dari suatu tempat ke temapat lain.
o Keperluan lainnya, misalnya pembuatan jalan kerja, jembatan darurat,
perlengkapan kerja, atau penampungan personil.
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
d. Adminis trasi yang teratur meliputi:
Laporan harian/mingguan tentang exploitasi peralatan
Laporan bulanan dan triwulan tentang exploitasi peralatan
Laporan hasil produksi peralatan tiap bulan dan triwulan
Laporan jumlah biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan tiap
bulan dan triwulan.
Administrasi ketatausahaan mengenai personil dan pegawai.
e. Personil (Tenaga kerja) yang jumlahnya besar, antara lain :
o Operator
o Mekanik ( montir )
o Pengawas ( Foreman )
o Kepala bagian dan unit
o Tenaga-tenaga administrasi
o Pembantu/pesuruh.
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
Pembinaan dan pengendalian tenaga kerja merupakan faktor yang penting
dalam berhasil dan tidaknya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan target yang
ditetapkan.
adapun untung rugi dari cara ini adalah :
a. Keuntungan :
o Harga satuan pekerjaan relatif lebih rendah karena keuntungan dari
kontraktor (Sub Kontraktor) bisa dihilangkan.
o Dapat meningkstksn ketrampilan para tenaga kerja baik operator, mekanik,
atau tenaga administrasi .
o Penggunaan dan perawatan peralatan bisa dikerjakan sesuai dengan
keinginan pemilik
b. Kerugian :
o Pekerjaan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan relatif lebih
berat.
o Biaya upah akan relatif lebih besar.
o Perlu organisasi yang benar dan luas.
o Kurang bisa membina kontraktor ( sub kontraktor ).
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
2. Cara Diborongkan
a. Alat sepenuhnya disediakan oleh kontraktor (sub kontraktor)
b. Alat disediakan pemberi tugas diperbantukan kepada kontaktor (sub kontraktor). Pelaksanaan cara ini terjadi karena hal-hal sebagai berikut :
1) Sejak semula memang disebutkan dalam dokumen tender (pelelangan)
2) Semula tidak dicantumkan dalam dokumen tender, tetapi keudian terpaksa diperbantukan pada kontraktor (Sub kontraktor) karena pertimbangan kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Hal ini bisa terjadi karena:
o Kontraktor (Sub Kontraktor) tidak mampu menyediakan sejumlah peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
o Adanya crash program dari pemberi tugas (rencana mendadak) untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak.
o Peralatan diperbantukan langsung kepada kontraktor (sub kontraktor) dengan penunjukkan tanpa melalui proses pelelangan. Hal ini biasanya terjadi bila:
Lokasi dan lingkup pekerjaan merupakan kelanjutan dari pekerjaan terdahulu dan sulit untuk dipisahkan, sehingga mungkin menimbulkan beberapa hambatan bila dikerjakan kontraktor lain.
Jadwal waktu pelaksanaan yang medesak
Terjadi bencana alam
Sebab sebab lain yang perlu segera diatasi
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
Cara pelaksanaan dengan diorongkan memerlukan beberapa hal sebagai berikut:
a) Organisasi yang diperlukan hanya bersifat pengawasa pekerjaan, bukan organisasi pelaksanaan.
b) Biaya pekerjaan ini biasanya diikutkan dalam biaya pekerjaan sipil yang diborongkan
c) Pekerjaan administrasi dan pertanggungjawaban keuangan lebih sederhana dan lebih ringan
d) Perlu pekerjaan administrasi lain yaitu administrasi pra tender (pra kualifikasi) untuk menentukan kontraktor yang bisa ikut tender dan administrasi tender (pelelangan), evaluasi pemenang dan pembuaan dokumen kontrak
e) Tenaga kerja yang diperlukan relatif lebih sedikit.
Adapun untung rugi dari cara ini adalah:
a) Keuntungan
o Meningkatkan kemampuan kontraktor (Sub kontraktor) dalam bidang penggunaan peralatan.
o Biaya pelaksanaan sudah tetap (kecuali terjadi hal-hal yang diluar dugaan)
o Pekerjaan lebih ringan
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
b) Kerugian
o Harga satuan pekerjaan lebih besar
o Kurang bisa meningkatkan kemampuan tenaga kerja sendiri
o Kurang luwes (Flexible) bila terjadi perubahan design
C. Tenaga pelaksana pekerjaan
Berhasil tidaknya suatu pelaksanaan pekerjaan tergantung pada sasaran yang diinginkan sangat tergantung pada tenaga kerja, organisasi, dan fasilitas kerja yang tersedia. Tugas dari tenaga pelaksana pekerjaan terutama dalam pengendalian, agar tidak menyimpang dari sasaran yang telah ditetapkan. Pada umumnya pengendalian terdiri atas:
1) Pengendalian pelaksanaan konstruksi (Operationa Control )
2) Pengendalian pemeliharaan (maintenance and repair control )
3) Pengendalian administrasi ( Administration Control )
Tugas Pengendalian pelaksanaan konstruksi
1) Pengawasan pekerjaan sipil
2) Pengawasan pekerjaan menggunakan peralatan terhadap target/sasaran :
Kualitas pekerjaan
Kuantitas pekerjaan
Rencana waktu pelaksanaan
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
Tugas pengendalian unit mekanik
1) Pengendalian operasional
o Pengawasan dan pengaturan operasi peralatan
o Menyelenggarakan administrasi operasi peralatan
o Mengadakan survey bersama tenaga sipil untuk menyusun rencana penggunaan peralatan
o Mengatur perawatan dan perbaikan peralatan di lapangan agar bisa beroperasi dengan baik
o Mengatur seluruh tenaga operasional peralatan antara lain: operator, atau tenaga administrasi pembantu
2) Pengendalian pemeliharaan
o Mengatur pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan peralatan, baik yang beroperasi maupun yang tidak.
o Menyelenggarakan administrasi pemeliharaan dan perbaikan antara lan dengan membuat laporan
o Memelihara tempat dan alat-alat perbngkelan
o Mengumpulkan data-data mengenai bagian alat yang temudah rusak serta kelemahan alat tersebut
o Mengkoordinasi seluruh kegiatan pemeliharaan baik personil, tempat, serta sasarannya.
E.CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN
PERALATAN
3) Pengendalian Administrasi
o Mengatur terselenggarakanya administrasi mekanik yang meliputi
ketatausahaan, SPJ atas biaya-biaya yang dikeluarkan dan membuat laporan
bulanan alat-alat.
o Mengatur gudang kerja mekanik agar barang yang disimpan selalu terawat
dan diadministrasikan dengan baik.
o Menjaga kebersihan dan tata tertib administrasi dalam lingkungan mekanik
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Hendra. 1993. PTM (Pemindahan Tanah
Mekanis) Bagian I. Yogyakarta: Penerbitan Universitas
Atma Jaya Yoyakarta
Widi Hartono. 2008. Pemindahan Tanah Mekanik (Alat-
Alat Berat). Surakarta: UNS Press
“SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH”