pelaksanaan pendidikan agama islam di taman kanak
TRANSCRIPT
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-kanak
(Studi kritis Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di TK
Khas Masjid Agung Garut)
Proposal Tesis
Oleh : Abdul Fattah (221119001)
Konsentrasi : PAI-R
Prodi Ilmu Agama Islam
Program Pasca Sarjana
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2012
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-Kanak
( Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di TK Khas Masjid
Agung Garut)
A. Latar belakang masalah
Islam adalah agama yang sempurna, yang misi utamanya untuk menjadikan
manusia sebagai makhluk yang berakhlaq mulia. Untuk mencapai tersebut Allah Swt
mengutus Nabi Muhammad Saw dengan Al-Quran sebagai kitab pedoman bagi
ummat Islam yang Al-Quran tersebut tercerminkan dengan akhlaq mulia beliau,
sebagai uswatun hasanah. Karena misi utama diutusnya Nabi Muhammad untuk
menyempurnakan akhlaq mulia sebagaimana sabda Nabi Saw:
األخالق .... مكارم ألتمم بعثت …إنما
“Bahwasannya aku diutuskan Allah untuk menyempurnakan keluhuran
akhlak (budi pekerti)” (H.R Ahmad).
Salah satu proses untuk menjadi manusia yang berakhlaq mulia tersebut
adalah melalui proses pendidikan yang Islam memiliki paradigma tersendiri dalam
memandang pendidikan yaitu yang benafaskan nilai-nilai keislaman yang luhur.
Pendidikan sangat penting untuk memelihara dan melindungi norma dan nilai
kehidupan positif yang telah ada di masyarakat suatu negara. Proses pendidikan harus
dilakukan dengan benar dan seksama dan terarah. Di dalam Undang-undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diterangkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.
1
Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha seorang dewasa dalam
pergaulan dengan peserta didik untuk memimpin perkembangan potensi jasmani dan
rohaninya kearah kesempurnaan.1 Dalam tahap pendidikan tersebut ada tahapan
pendidikan anak pada usia dini. Usia dini merupakan masa emas dalam tahan
perkembangan manusia dan merupakan jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,
yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Dan menurut
penelitian para ahli bahwa fungsi otak manusia terkait dengan tingkat kecerdasannya,
sehinnga optimalisasi kecerdasan dimungkinkan sejak usia dini dengan stimulasi
yang tepat untuk perkembangan otaknya.2
Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka sistem pendidikan di
Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang
sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.
PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul
Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan
nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau
bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Program
Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak mencakup bidang pengembangan perilaku dan
pengembangan kemampuan dasar yang terdiri atas pengembangan aspek-aspek
sebagai berikut:
1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (.Jakarta: Kalam Mulia, 2011) cet.ke-9. hlm 13.2 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,( Pustaka Pelajar:Yogyakarta. 2009.)hlm. 97. cet.ke-3.
2
a. Moral dan nilai-nilai agama
b. Sosial, emosi
c. Bahasa
d. Kognitif
e. Fisik/Motorik
f. Seni3
Maka untuk menumbuh kembangkan aspek-aspek tersebut diperlukan cara-
cara tertentu yang sesuai dengan kebutuhan anak usia dini. Anak didik pada usia
dini masih sangat terbatas kemampuannya. Pada umur ini, kepribadiannya mulai
terbentuk dan ia sangat peka terhadap tindakan-tindakan orang di sekelilingnya.
Pendidikan agama diperlukan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik.
Misalnya membaca do’a tiap kali memulai pekerjaan seperti doa mau makan dan
minum, do’a naik kendaraan, do’a mau pulang, dan lain-lain yang biasa di terapkan
dalam kehidupannya sehari-hari. Di samping itu memperkenalkan Tuhan yang Maha
Esa secara sederhana, sesuai dengan kemampuannya.
Saat ini, berbeda dengan jenjang pendidikan lainnya, semisal SD dan SLTP,
PAI di TK tidak ada standar kurikulum baku dari kementrian terkait. Para pengelola
TK mendesain sedemikan rupa kurikulum PAI yang sesuai dengan kondisi sekolah
untuk kemudian diimplementasikan dengan metode pembelajaran. Hal ini tidak lepas
dari semakin diminatinya TK-TK yang bercirikan keislaman, baik dari segi nama,
kurikulum bahkan seragam.TK Khas Masjid Agung adalah salah satunya.
Berdasarkan fenomena tersebut penting untuk diteliti tentang Pelaksanaan PAI di
Taman Kanak-Kanak: Kajian Metode Pembelajaran PAI di TK Khas Masjid Agung
Garut.
B. Rumusan Maslah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah umumnya adalah
bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di TK Khas Masjid Agung Garut. 3 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak, Kemendiknas, 2011, h.27
3
Untuk lebih spesifik, penulis membatasi tentang metode pembelajaran PAI di TK
Khas Masjid Agung Garut.
Untuk mempermudah pembahasan pada penelitian, maka permasalahan di
rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pendidikan anak usia dini menurut Islam?
2. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Taman Kanak-
kanak khas Masjid Agung Garut ?
3. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Taman Kanak-kanak Khas Masjid Agung ?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian tesis ini adalah untuk:
a.Mengetahui Pandangan Islam tentang pendidikan anak usia dini.
b. Mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam di Taman
Kanak-kanak khas Masjid Agung Garut.
c.Mengetahui pelaksanaan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Taman Kanak-kanak Khas Masjid Agung
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritik
Secara teoritik, penelitian ini sebagai upaya pengembangan keilmuan dalam
meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam (PAI).
2. Kegunaan praktik
Secara praktik, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pemangku
kebijakan, pengelola serta para pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) baik formal maupun non formal secara umum dan di TK Khas Masjiid
Agung khususnya dalam melakukan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
E. Kerangka Pemikiran
4
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari
aspek-aspek rohaniah dan jasmani berlangsung secara bertahap dikarenakan suatu
kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan dan
pertumbuhan dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke
arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.
Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut4
Demikian pula pendidikan di dalam Islam, adalah sebagai bimbingan yang
diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.5
Untuk mencapai kesuksesan pendidikan diterapkan metode pembelajaran, Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk merealisasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Contoh: ceramah, debat, pengalaman, dan lain-lain6.
Al-Quran dan as-sunnah menerangkan tentang tahapan perkembangan
manusia yang berkaitan erat dengan tahapan pendidikannya, seperti :
بعد من جعل ثم قوة ضعف بعد من جعل ثم ضعف من خلقكم الذي الله
: ) الروم القدير العليم وهو يشاء ما يخلق وشيبة ضعفا ) 54قوة
“Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
4 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak, (Jakarta:Kemendiknas. 2011)h.2.5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010)
cet.ke-9. hlm.28-32.6 Wina Sanjaya,
5
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi
Maha Kuasa.”(Ar-Rum: 54)
Allah subhânahû wa ta’âlâ memperingatkan atas perubahan-perubahan (fase)
yang terjadi pada manusia, terkait dengan kondisi mereka tahapan demi tahapan” 7.
Demikian pula didalam perkembangan anak pada usia dini (0-6) tahun tentu terkait
pula dengan perkembangan pengetahuannya. Tentang perkembangan anak ini, jean
Piaget mengemukakan bahwa tahap perkembangan kognitif anak pada usia 0-6 tahun
terdiri dari tahap sensorimotor dan tahap praoperasional. Pada tahap sensorimotor
(usia kelahiran hingga usia 2 tahun) anak berfokus pada apa yang terjadi disini dan
saat ini (here and now)8. Pada tahap ini skema-skema anak tersusun berdasarkan
perilaku dan persepsi dan pada periode ini anak mulai berksperimen dengan
lingkungannya mealui prinsip trial and error, kemudian pada usia dua setengah
tahun, anak memperoleh kemampuan berpikir simbolik( symbolic thought), yakni
kemampuan mempresentasikan dan memikirkan objek-objek dan peristiwa-peristiwa
eksternal dalam pikiran seseorang atau simbol yang seringkali simbol-simbol ini
berbentuk kata-kata yang didengar disekeliling mereka.
Kemudian pada usia 2- sampai 6 atau 7 tahun memasuki tahapan praoperasional
yaitu tahap perkembangan dimana anak-anak dapat memikirkan objek dan peristiwa
yang berada diluar jangkauan pandangan langsung mereka, namun belum mampu
melakukan penalaran logis sepeti orang dewasa. Pada tahapan ini anak-anak akan
mengalami perkembangan bahasa yang pesat dan dapat mengekpresikan pemikiran-
pemikiran mereka dan juga menerima informasi yang sebelumnya tidak mungkin
terjadi. Akan tetapi pada tahap ini anak-anak akan menunjukan ogosentrisme
praoperasional, yakni ketidakmampuan memandang situasi dan persepektif orang
lain, seperti kesulitan mereka memahami mengapa mereka tidak boleh menghina
7 Abu al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir, Tafsir al-Quran al-‘Adzim Ibnu Katsir (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.)juz 6.h 327 di shamela.ws/
8 Jeanne Ellis Ormrod,, Educational Psychology Developing Learners, terj, Wahyu Indianti et.al, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang..( Jakarta: Erlangga. 2009) Jilid 1. hlm 41
6
orang lain. Terkadang ogosentrisme praoperasional ditampilkan dalam bentuk
percakapan egosentris, yakni ketika anak mengatakan sesuatu tanpa
mempertimbangkan yang dikatakannya diketahui atau tidak diketahui pendengar9.
Demikian pula Lev Vygotsky, yang teorinya terkenal dengan persepektif
sosiokultural (sosiocultural persepektive) yaitu persepektif teoritis yang menekankan
pentingnya masyarakat dan budaya dalam meningkatkan perkembangan kognitif. Lev
Vygotsky melakukan penelitian-penelitian mengenai proses berpikir anak-anak sejak
tahun 1920-an hingga kematiannya pada tahun 1934, saat meningal ia berusia 37
tahun.10Dia meyakini bahwa orang-orang dewasa di masyarakat mendorong
perkembangan kognitif anak secara sengaja dan sistematis.11Teorinya menunjukkan
beragam cara kebudayaan mempengaruhi perkembangan kognitif. Kebudayaan suatu
masyarakat memastikan bahwa setiap generasi baru mendapatkan manfaat dari hasil
budaya dari generasi-generasi sebelumnya. Kebudayaan juga menjadi teropong untuk
memandang dan meniterpretasikan pengalaman-pengalaman mereka dalam cara-cara
yang sesuai dengan budaya mereka. Teori tersebut dijabarkan dengan nama
scaffolding yaitu mekanisme pendukung yang membantu seorang pembelajar untuk
berhasil menyelesaikan suatu tugas dalam perkembangan zona proksimalnya12. Untuk
membantu menumbuh kembangkan potensi anak usia dini tersebut, dilakukan
berbagai upaya. Diantaranya melalui metode bercerita. Kegiatan bercerita harus
diusahakan menjadi pengalaman bagi anak di Taman Kanak-kanak yang bersifat
unik dan menarik yang menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk
mengikuti cerita sampai tuntas.
9 Jeanne Ellis Ormrod,, Educational Psychology Developing Learners, terj, Wahyu Indianti et.al, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang..( Jakarta: Erlangga. 2009) Jilid 1. h. 4410 Jeanne Ellis Ormrod,, Educational Psychology Developing Learners, terj, Wahyu Indianti et.al, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang..( Jakarta: Erlangga. 2009) Jilid 1. h.54.11 Jeanne Ellis Ormrod,, Educational Psychology Developing Learners, terj, Wahyu Indianti et.al, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang..( Jakarta: Erlangga. 2009) Jilid 1. h. 40 12 Jeanne Ellis Ormrod,, Educational Psychology Developing Learners, terj, Wahyu Indianti et.al, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.( Jakarta: Erlangga. 2009) Jilid 1. h. 63.
7
Metode yang digunakan dalam menyampaikan pendidikan agama pada anak
usia dini, tentu berbeda dengan metode yang dilaksanakan untuk orang dewasa. Hal
ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Zakiyah Daradjat sebagai
berikut :Anak- anak bukanlah orang dewasa yang kecil, kalau kita ingin agar agama
mempunyai arti bagi mereka hendaklah disampaikan dengan cara-cara lebih konkrit
dengan bahasa yang dipahaminya dan tidak bersifat dogmatik saja.13
Secara umum metode pembelajaran yang digunakan di Taman Kanak-kanak
adalah bermain, menyanyi dan bercerita. Ketiga metode inilah yang sangat
digemari oleh anak-anak usia usia dini karena sesuai dengan dunia mereka,
apalagi didukung oleh kreatifitas yang dimiliki para guru. Dengan metode
bercerita guru dapat memberikan nasehat, bimbingan dan himbauan, sehingga
diharapkan nasehat, bimbingan dan himbauan tersebut dapat berbekas dalam diri
anak yang dapat dijadikan pedoman dalam tingkah laku. Ada pula praktek ibadah,
seperti sholat, dimaksudkan untuk mengetahui dan melakukan sholat.
F. Metodologi penelitian
a. Pendekatan penelitian
Tesis ini merupakan suatu penelitian kualitatif, yaitu berupa analisa terhadap
metode Pembelajaran PAI yang diterapkan di Taman Kanak-kanak Khas
Masjid Agung Kab.Garut.
Secara operasional, definisi Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Taman Kanak-Kanak Khas Masjid Agung adalah cara yang digunakan sekolah
di dalam membina anak didik untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani berdasarkan nilai-nilai keislaman agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut di TK Khas
13 Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-16, h.41
8
Masjid Agung. Alasan pemilihan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini
adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang bagaimana metode
pembelajaran PAI yang dilakukan di Taman Kanak-kanak Khas Masjid Agung
Garut.
b. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam tesis ini adalah penelitian deskriptif.
Artinya tesis ini bertujuan mendeskripsikan obyek dari hasil penelitian, sehingga
dapat disimpulkan unsur-unsur yang terkait dengan mengenai prisip-prinsip yang
digunakan pada metode pembelajaran PAI yang dilakukan di TK Khas Masjid
Agung .
c. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi (Arikunto, 1991: 131) dan juga observasi yaitu mencari data-data
tentang metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam rangka menumbuh
kembangkan aspek potensi anak pada usia dini yang mencakup bidang
pengembangan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar di TK Khas Masjid
Agung melalui observasi lapangan dengan wawancara dan melihat langsung di TK
Khas Masjid Agung dengan menggunakan data primer dan data sekunder.
-Data Primer
Pendidik dan peserta didik TK khas Masjid Agung serta pemangku kebijakan
pedoman pelaksanaan kurikulum TK Khas Masjid Agung, kitab-kitab tafsir dan
hadits yang menerangkan tentang pendidikan pada jenjang anak usia dini
-Data sekunder
Pedoman pelaksanaan pendidikan di Taman Kanak-kanak dari Kemendikbud dan
pedoman pelaksanaan pendidikan di Raudlotul Athfal (RA) Kemenag, Buku-buku
9
dan karya-karya ilmiah lainnya tentang pendidikan, pendidikan Islam dan pendidikan
anak pada usia dini serta para orang tua siswa Tkkhas Masjid Agung.
d. Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan metode deskriptif analitik
yaitu menggambarkan tentang bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
dalam rangka menumbuh kembangkan aspek perkembangan potensi anak pada usia
dini yang mencakup bidang pengembangan perilaku dan pengembangan kemampuan
dasar, kemudian dikaitkan dengan petunjuk teknis pelaksanaan pendidikan anak pada
usia dini yang berdasarkan keputusan pemerintah, baik dari kemendikbud maupun
kemenag dan juga hasil obeservasi dari lembaga-lembaga PAUD lainnya. Untuk
kemudian dapat disimpulkan bagaimana metode pembelajaran PAI tersebut di Taman
Kanak-kanak Khas Masjid Agung Kab. Garut.
G. Kajian Pustaka.
Ada beberapa penelitian yang telah membahas tentang pendidikan anak pada usia
dini di PPS UIN Sunan Gunung Djati, diantaranya:
a. Tesis Penerapan Metode Moving Class dalam Pembelajaran PAI Pada
Sekolah TK oleh ade Hidayat tahun 2009.
b. Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Usia Dini Dalam Keluarga: Problematika
dan Alternatif Solusinya , Khaerul Muttaqin tahun 2010
c. Disertasi, Pendidikan Anak tentang Perubahan Orientasi Keluarga (Studi
terhadap Tujuan Pendidikan Anak,), Dindin Jamaludin, Pendidikan Islam
tahun 2009
Pada penelitian ini berbeda dengan penelitian lainnya, dikarenakan membahas
tentang metode pembelajaran yang diterapkan untuk menanamkan Pendidikan
Agama Islam sebagai bentuk menumbuh kembangkan potensi anak pada usia
dini yang mencakup bidang pengembangan perilaku dan pengembangan
kemampuan dasar.
10
Daftar Pustaka
Abu al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir, Tafsir al-Quran al-‘Adzim Ibnu Katsir
Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah. juz 6.h 327 di shamela.ws/
Ahmad Tafsir, 2010. Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
11
Al-Ghazali, 2000. Ihya Ulumuddin, Qairo, Mesir: Daar al-Taqwa
Ahmadi, Abu, 1991, Tehnik Belajar yang Efektif. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Muzayyin.2008. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsini, 1998. Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Az-Zarnuji, Syekh. t. th.. Ta’lim al-Muta’allim Thoriq al-Ta’allum. Semarang: Toha
Putra
Daradjat, Zakiyah. 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta:
Ruhama
----------, Ilmu Jiwa Agama, 1996. Jakarta : Bulan BintangPetunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-Kanak, 2011, Jakarta:
Kemendiknas.
Jeanne Ellis Ormrod,, Educational Psychology Developing Learners, terj, Wahyu
Indianti et.al, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang.2009. Jakarta: Erlangga.
Lannggulung. Hasan. 1988. Pendidikan Islam Menghadapi Abad 21. Jakarta: Pustaka
Husna.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, 2009.Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Muhaimin. 2003. Wacana pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Moeslichatoen R, .Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, 2011.Jakarta: Kalam Mulia.
www.islamweb.net
12
13