pelaksanaan penuntutan uang pengganti secara … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya...

57
i PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA TANGGUNG RENTENG OLEH KEJAKSAAN TERHADAP SAKSI (DIAJUKAN SEBAGAI TERDAKWA DALAM BERKAS TERSENDIRI) DALAM KASUS KORUPSI BUKU AJAR TAHUN 2003 DI PENGADILAN NEGERI WONOGIRI (Skripsi) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Whisnu Adhi Nugroho E 0005309 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: doanque

Post on 03-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

i

PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA

TANGGUNG RENTENG OLEH KEJAKSAAN TERHADAP SAKSI

(DIAJUKAN SEBAGAI TERDAKWA DALAM BERKAS TERSENDIRI)

DALAM KASUS KORUPSI BUKU AJAR TAHUN 2003

DI PENGADILAN NEGERI WONOGIRI

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan Untuk

Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana Dalam Ilmu Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Whisnu Adhi Nugroho

E 0005309

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan peradaban dunia semakin sehari seakan-akan berlari

menuju modernisasi. Perkembangan yang selalu membawa perubahan dalam

setiap sendi kehidupan tampak lebih nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk

kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan jaman dan bertransformasi

dalam bentuk-bentuk yang semakin canggih dan beranekaragam. Kejahatan dalam

bidang teknologi dan ilmu pengetahuan senantiasa turut mengikutinya. Kejahatan

masa kini memang tidak lagi selalu menggunakan cara-cara lama yang telah

terjadi selama bertahun-tahun seiring dengan perjalanan usia bumi ini. Bisa kita

lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana

pencucian uang (money laundering), tindak pidana korupsi dan tindak pidana

lainnya.

Salah satu tindak pidana yang menjadi musuh seluruh bangsa di dunia

ini. Sesungguhnya fenomena korupsi sudah ada di masyarakat sejak lama, tetapi

baru menarik perhatian dunia sejak perang dunia kedua berakhir. Di Indonesia

sendiri fenomena korupsi ini sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Salah

satu bukti yang menunjukkan bahwa korupsi sudah ada dalam masyarakat

Indonesia jaman penjajahan yaitu dengan adanya tradisi memberikan upeti oleh

beberapa golongan masyarakat kepada penguasa setempat.

Kemudian setelah perang dunia kedua, muncul era baru, gejolak korupsi

ini meningkat di Negara yang sedang berkembang, Negara yang baru memperoleh

kemerdekaan. Masalah korupsi ini sangat berbahaya karena dapat menghancurkan

jaringan sosial, yang secara tidak langsung memperlemah ketahanan nasional

serta eksistensi suatu bangsa. Reimon Aron seorang sosiolog berpendapat bahwa

korupsi dapat mengundang gejolak revolusi, alat yang ampuh untuk

mengkreditkan suatu bangsa. Bukanlah tidak mungkin penyaluran akan timbul

Page 3: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

2

apabila penguasa tidak secepatnya menyelesaikan masalah korupsi. (B.

Simanjuntak, 1981:310)

Di Indonesia sendiri praktik korupsi sudah sedemikian parah dan akut.

Telah banyak gambaran tentang praktik korupsi yang ter espos ke permukaan. Di

negeri ini sendiri, korupsi sudah seperti sebuah penyakit kanker ganas yang

menjalar ke sel-sel organ publik, menjangkit ke lembaga-lembaga tinggi Negara

seperti legislatif, eksekutif dan yudikatif hingga ke BUMN. Apalagi mengingat di

akhir masa orde baru, korupsi hampir kita temui dimana-mana. Mulai dari pejabat

kecil hingga pejabat tinggi.

Walaupun demikian, peraturan perundang-undangan yang khusus

mengatur tentang tindak pidana korupsi sudah ada. Di Indonesia sendiri, undang-

undang tentang tindak pidana korupsi sudah 4 (empat) kali mengalami perubahan.

Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang korupsi, yakni :

1. Undang-undang nomor 24 Tahun 1960 tentang pemberantasan tindak

pidana korupsi,

2. Undang-undang nomor 3 Tahun 1971 tentang pemberantasan tindak

pidana korupsi,

3. Undang-undang nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak

pidana korupsi,

4. Undang-undang nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-

undang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Label Korupsi tidak semata-mata diperuntukkan bagi pegawai negeri, TNI,

Polri, Pegawai BUMN/BUMD atau anggota parlemen pusat dan daerah, atau

pejabat dan pelaku fungsi yudikatif atau konglomerat dan badan usaha swasta,

namun juga dapat ditempelkan pada semua lembaga dan anggota masyarakat

dengan pekerjaan tertentu yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan

dengan kepentingan publik, misalnya pengacara, akuntan publik, notaris dan lain-

lain.

Page 4: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

3

Untuk memahami korupsi harus mulai dengan membuang jauh-jauh mitos

bahwa korupsi adalah soal budaya. Dalam berbagai budaya, memberi hadiah pada

pejabat publik dilakukan secara terbuka dan transparan.

Korupsi merupakan kata-kata yang sudah tidak asing lagi terdengar di

telinga dewasa ini. Bahkan budaya korupsi sudah mengakar ke seluruh elemen

masyarakat Indonesia. Istilah Korupsi sudah dikenal dan ada dalam khasanah

hukum Indonesia sejak adanya Peraturan Penguasa Militer Nomor

PRT/PM/06/1957 tanggal 9 April 1957 Penguasa Militer berwenang pula

mengadakan penyelidikan terhadap harta benda di dalam daerah yang

kekayaannya diperoleh secara mendadak dan mencurigakan.

Menurut asal katanya korupsi berasal dan bahasa latin yaitu "corruptio",

dan dalam bahasa Inggris menjadi "corruption" yang selanjutnya dalam bahasa

Indonesia disebut dengan korupsi. Korupsi secara harfiah mengandung arti jahat

atau busuk.

Korupsi terjadi dimana terdapat monopoli atas kekuasaan dan diskresi (hak

untuk melakukan penyimpangan kepada suatu kebijakan), tetapi dalam kondisi

tidak adanya akuntabilitas.

Dalam arti sempit, kompsi berarti pengabaian standar perilaku tertentu

oleh pihak yang berwenang demi memenuhi kepentingan diri sendiri. Badan

Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mendefinisikan korupsi sebagai

tindakan yang merugikan kepentingan umum dan masyarakat luas demi

keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

Undang-undang No. 31 Tahun 1999 perubahan Undang-undang No. 20

Tahun 2001 tentang Pemberantasan tindak Pidana Korupsi dalam pasal 2 dan

pasal 3 mendefinisikan korupsi sebagai berikut:

Page 5: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

4

1. Dalam Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat

merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara....

2. Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang

lain atau suatu korporasi menyalahgunakan wewenang, kesempatan

atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang

dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara.. ..

Penjelasan Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

"secara melawan hukum" mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil

"maupun" dalam arti material, yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur

dalam peraturan perundang-vndangan, namun apabila perbuatan tersebut

dianggap tercela, karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma

kehidupan social dalam masyarakat, maka perbuatan tersebut dapat dipidana.

Dengan adanya kata-kata "maupun' dalam penjelasan tersebut, dapat

diketahui bahwa undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 mengikuti 2 (dua) ajaran

sifat melawan hukum secara alternatif, yaitu:

1. Ajaran sifat melawan hukum formil

2. Ajaran sifat melawan hukum material

Sehingga suatu tindak pidana korupsi tidak harus menunggu agar terlihat

secara nyata apakah benar tindakan tersebut mempakan tindak pidana korupsi atau

bukan. Namun apabila tindakan tersebut dipandang sebagai tindakan korupsi dan

meresahkan masyarakat maka tindakan tersebut sudah dapat digolongkan kedalam

tindak pidana korupsi secara formil.

Korupsi pada umumnya dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan

dalam suatu jabatan, sehingga karakteristik kejahatan korupsi selalu berkaitan

dengan penyalahgunaan kekuasaan, dalam perspektif kejahatan yang terorganisir.

Sehingga korupsi seindiri identik dengan persekongkolan suatu korporasi.

Page 6: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

5

Pertanggungjawaban dalam tindak pidana korupsi sendiri adalah antara

lain korporasi dan orang. Tentu saja korporasi dikaitkan dengan badan hukum

atau bukan badan hukum yang menjadi satu kesatuan. Sedangkan orang sendiri

berkaitan dengan orang yang menerima upah atau gaji dari Negara.

Penjatuhan pidana dalam tindak pidana korupsi dibagi menjadi beberapa

bagian yaitu pidana mati, pidana penjara, serta pidana tambahan. Pidana mati

dapat dijatuhkan kepada orang atau korporasi yang menjalankan praktik korupsi

dalam keadaan tertentu sesuai yang tertuang dalam pasal 2 Undang-undang No.

31 tahun 1999 jo Undang-Undang No, 20 Tahyun 2001 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi. Pidana penjara dapat dijatuhkan kepada mereka yang

terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan praktik tindak pidana

korupsi berdasarkan pasal 2 dan 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo

Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi tentunya setelah mendapatkan keputusan hakim yang tetap dan mengikat.

Pidana tambahan adalah antara lain pidana dalam hal pembayaran uang denda dan

uang pengganti yang harus ditanggung oleh terpidana setelah mendapat kekuatan

hukum yang tetap dari pengadilan yang mengadili perkara tersebut. Selain itu

pidana tambahan dapat berupa Perampasan barang bergerak yang berwujud atau

yang tidak berwujud atau barang tidak bergerak yang digunakan untuk atau yang

diperoleh dari tindak pidana korupsi, termasuk perusahaan milik terpidana dimana

tindak pidana korupsi dilakukan, begitu pula dari barang yang menggantikan

barang-barang tersebut. Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk waktu

paling lama 1 (satu) tahun. Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu

atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan tertentu yang telah atau dapat

diberikan oleh pemerintah kepada terpidana.

Pasal 18 Undang-undang No. 31 tahun 1999 jo Undang-undang No. 20

Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi menjadi arah solusi

terbatas pengembalian asset pelaku dengan bentuk penyitaan asset pelaku yang

tidak berkehendak membayar hutang pengganti. Pembayaran uang pengganti ini

sendiri dapat dibayarkan secara individual dan secara bersama-sama (tanggung

Page 7: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

6

renteng). Adapun yang dimaksud dengan tanggung renteng adalah bentuk

pembayaran uang pengganti secara bersama-sama beberapa terpidana yang sudah

dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus memenuhi kewajibannya untutk

membayar kerugian Negara yang ditimbulkan dari perbuatannya. Tanggung

renteng ini dapat dibebankan terhadap orang atau korporasi yang oleh pengadilan

telah dinyatakan bersalah telah meninbulkan kerugian Negara dari perbuatan yang

dilakukan oleh orang atau korporasi tersebut.

Dalam kasus dugaan korupsi Buku Ajar Tahun 2003 di Kabupaten

Wonogiri yang sudah dijadikan terdakwa yakni Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd (

Mantan Kepala Dinas Pendidkan Kabupaten Wonogiri/Penanggung Jawab

Program Proyek Buku Ajar Tahun 2003), Drs. Purwanto, GP, M.Si (Mantan

Kasubdin TK/SD Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri/Penanggung Jawab

Kegiatan Proyek Buku Ajar Tahun 2003), serta Drs. Susilo, M.Pd (Mantan Kasi

Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri/Pemimpin Kegiatan

Proyek Buku Ajar Tahun 2003). Dalam surat tuntutan Jaksa NO.REG.

PERKARA : PDS-04/W.GIRI/05-2008 halaman 506 huruf ke 6 disebutkan pula

tuntutan bagi Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM (Diajukan sebagai terdakwa dalam

berkas tersendiri) mengenai uang pengganti yang harus dekembalikan secara

tanggung renteng oleh ketiga terdakwa, H. Murod Irawan (Mantan Dirut Balai

Pustaka/Buron/Tidak pemah dihadirkan dalam sidang), serta PT. Balai Pustaka

sebesar Rp. 3.615.377.120 (tiga milyar enam ratus lima belas juta tiga ratus tujuh

puluh tujuh ribu seratus dua puluh rupiah) . Padahal di dalam persidangan Drs.

Dwi Putro Setyantomo, MM dihadirkan sebagai saksi dari ketiga terdakwa.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk

mengulas kasus yang terjadi di Kabupaten Wonogiri, untuk itu penulis

menetapkan judul "PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI

SECARA TANGGUNG RENTENG OLEH KEJAKSAAN TERHADAP

SAKSI (DIAJUKAN SEBAGAI TERDAKWA DALAM BERKAS

TERSENDIRI) DALAM KASUS KORUPSI BUKU AJAR TAHUN 2003 DI

PENGADILAN NEGERI WONOGIRI"

Page 8: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

7

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan penuntutan uang pengganti secara

tanggung renteng terhadap seorang saksi (diajukan sebagai terdakwa

dalam berkas tersendiri)?

2. Hambatan apakah yang timbul dalam pelaksanaan penuntutan uang

pengganti secara tanggung renteng terhadap seorang saksi (diajukan

sebagai terdakwa dalam berkas tersendiri)?

C. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan penelitian sudah tentu mempunyai suatu tujuan penelitian

yang jelas dan sudah pasti, sebagai sasaran yang akan dicapai untuk pemecahan

masalah yang di hadapi. Maka berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan

di atas, maka tujuan penulisan hukum ini adalah

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk lebih memahami bagaimana pelaksanaan penuntutan uang

pengganti secara tanggung renteng yang ditujukan kepada seorang

saksi (diajukan sebagai tersangka dalam berkas tersendiri)

b. Untuk lebih mengetahui apa yang menjadi hambatan dalam

pelaksanaan penuntutan uang pengganti secara tanggung renteng

yang ditujukan kepada seorang saksi (diajukan sebagai tersangka

dalam berkas tersendiri).

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memperoleh data sebagai bahan utama penyusunan skripsi

guna memenuhi syarat-syarat yang diperiukan untuk memperoleh

Page 9: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

8

gelar kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

b. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam penelitian hukum,

khususnya dalam bidang hukum Acara Pidana yang berhubungan

dengan Penuntutan Uang Pengganti secara tanggung renteng yang

dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Wonogiri terhadap seorang saksi

(diajukan sebagai tersangka dalam berkas tersendiri) dalam kasus

Korupsi Buku Ajar tahun 2003 di Pengadilan Negeri Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat digunakan sebagai sumbangan karya ilmiah dalam perkembangan

ilmu pengetahuan hukum.

b. Salah satu usaha memperbanyak wawasan dan pengalaman serta

menambah pengetahuan tentang Hukum Acara Pidana.

c. Dapat bermanfaat dalam mengadakan penelitian yang sejenis berikutnya

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban atas masalah yang diteliti

b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis

sekaligus untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penulis dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh

c. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan akan menambah

pengetahuan kita sejauh mana penuntutan uang pengganti secara

tanggung renteng dapat diterapkan kepada seorang saksi (diajukan

sebagai tersangka dalam berkas tersendiri) dalam kasus Korupsi Buku

Ajar tahun 2003 di Kabupaten Wonogiri.

Page 10: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

9

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenis penelitian yang dipergunakan yaitu penelitian

Hukum empiris yang bersifat Deskriptif. Adapun yang dimaksud

dengan Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk

memberikan gambaran sejelas mungkin mengenai masalah yang diteliti.

Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.

Penelitian deskriptif pada umumnya bertujuan untuk mendiskripsikan

secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah

tertentu mengenai sifat-sifat, karakteristik-karakteristik atau faktor-

faktor tertentu (Bambang Sunggono, 2003: 36).

Berdasarkan pengertian diatas metode penelitian jenis ini

dimaksudkan agar dapat lebih menekankan pada “Law in Action”

(hukum dalam pelaksanaannya) dan menggambarkan serta menguraikan

semua data yang diperoleh dari lapangan yang berkaitan dengan judul

skripsi secara jelas dan rinci yang kemudian dianalisis guna menjawab

permasalahan yang ada.

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan penulis adalah bersifat deskriptif

kualitatif, yakni penelitian untuk memberikan data yang seteliti

mungkin dengan menggambarkan gejala tertentu. Suatu penelitian

deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin

mengenai manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya (Soerjono

Soekanto, 1986 :10)

Page 11: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

10

Berdasarkan pengertian di atas, metode penelitian ini

dimaksudkan untuk memberikan data seteliti mungkin mengenai

penuntutan uang pengganti secara tanggung renteng yang dilakukan

Kejaksaan Negeri Wonogiri terhadap seorang saksi (diajukan sebagai

terdakwa dalam berkas tersendiri) serta akibat yang ditimbulkan apabila

dikomparasikan dengan undang-undang perlindungan korban dan saksi

3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

a. Data yang digunakan

Data adalah semua informasi mengenai variable atau obyek

yang diteliti. Didalam penelitian dibedakan antara data yang

diperoleh langsung dari masyarakat (data primer I primary data) dan

dari buku pustaka (data sekunder / secondary data) (Soerjono

Soekanto, 1986 :12)

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari narasumber

yang berhubungan dengan obyek penelitian melalui wawancara.

2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung

dari perpustakaan yakni dari buku-buku, dokumen-dokumen, dan

peraturan perundang-undangan khususnya yang berkaitan dengan

penelitian hukum penulis.

b. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :

1) Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat

yang terdiri dari :

a) Surat Tuntutan Kejaksaan Negeri Wonogiri NO. REG.

PERKARA: PDS-04/W.GIRI/05.2008

Page 12: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

11

b) Surat Putusan Pengadilan Negeri Wonogiri Nomor :

l00/Pid.B/2008/PN.Wng atas nama terdakwa Drs.

Roeswardiyatmo, M. Pd

c) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

d) Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 perubahan Undang-

Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi.

e) Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan

Korban Dan Saksi

f) Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan

Republik Indonesia

2) Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan

penjelasan bahan hukum primer yng terdiri atas :

a) Berbagai Kepustakaan mengenai Hukum Acara Pidana

khususnya yang berkaitan dengan Tindak Pidana Korupsi dan

upaya hukum dalam lingkup pidana

b) Berbagai hasil seminar, makalah dan artikel yang berkaitan

dengan materi penelitian

3) Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberi petunjuk dan

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder yang berupa Kamus Ilmiah Populer, Kamus Hukum,

Kamus Bisnis, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus

Inggris-Indonesia

Page 13: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

12

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui

penelitian langsung di lapangan. Teknik pengumpulan data ini

diperlukan keakuratannya tentang pennasalahan yang diteliti oleh

penulis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

hukum ini adalah:

a. Studi Lapangan

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun

secara langsung ke obyek penelitian. Yang dapat dilakukan dengan

cara:

1) Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan

tanya jawab dengan narasumber guna memperoleh data yang

berhubungan dengan penelitian baik dilakukan secara lisan

maupun tertulis.

2) Observasi yaitu peninjauan secara cermat terhadap semua data

yang diperoleh yang berhubungan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara mencari data-data dari buku-buku, dokumen-dokumen,

arsip dan juga peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan objek penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengumpulkan data mengolah

data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dengan

analisis akan menguraikan data memecahkan masalah yang diselidiki

berdasarkan data-data yang diperoleh.

Page 14: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

13

Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis data

model kualitatif model interaktif, yaitu data yang terkumpul akan

dianalisis melalui 3 tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan

kemudian menarik kesimpulan. Selama itu pula suatu proses siklus

antara tahapan tersebut, sehingga data yang terkumpul berhubungan

satu dengan yang lain secaraotomatis (H.B. Sutopo, 1991:19).

Untuk lebih jelasnya, dibuat skema sebagai berikut:

(H. B. Sutopo, 1991:19)

Adapun penjelasan dari tahap - tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Merupakan proses pencarian data dari berbagai sumber yang

relevan dengan pokok masalah yang diteliti dalam penelitian ini guna

memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Reduksi Data

Kegiatan yang bertujuan untuk mempertegas, memperpendek,

membuat fokus, membuang hal - hal yang tidak penting yang muncul

dari catatan dan pengumpulan data. Proses ini beriangsung terus

menerus sampai lapoan akhir penelitian selesai.

Pengumpulan data

Penarikan Kesimpulan

Penyajian Data

Reduksi Data

Page 15: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

14

c. Penyajian Data

Sekumpulan informasi yang memungkinkan kesimpulan riset

dapat dilaksanakan yang meliputi berbagai jenis matrik, gambar, tabel

dan sebagainya.

d. Penarikan Kesimpulan

Setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi berbagai

hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan - pencatatan eraturan,

pernyatan - pemyataan, konfigurasi - konfigurasi yang mungkin, alur

sebab akibat, akhimya peneliti menarik kesimpulan. (HB. Sutopo,

2002 :37).

Bahan hukum yang telah diperoleh penulis, selanjutnya diuraikan

serta dihubungkan sedemikian rupa, sehingga dapat disajikan dalam bentuk

tulisan yang lebih sistematis. Cara pengolahan dan analisis data yang akan

dilakukan penulis disini ialah secara deduktif yaitu menarik kesimpulan

dari suatu pennasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan

konkret yang dihadapi, selanjutnya akan dianalisis untuk melihat penerapan

peraturan perundang-undangan tentang penuntutan uang pengganti secara

tanggung renteng terhadap seorang saksi (diajukan sebagai tersangka dalam

berkas tersendiri)

Page 16: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

15

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, komprehensif dan

menyeluruh mengenai materi penulisan hukum yang akan disusun, rnaka Penulis

menyusun sistematika penulisan hukum ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang kerangka teori yang melandasi

penelitian serta mendukung di dalam memecahkan masalah yang di

angkat dalam penulisan hukum ini, yaitu: tinjauan umu tentang korupsi

dan penyebabnya, modus operandi tindak pidana korupsi, dan kasus

korupsi di wonogiri.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menguraikan tentang,pelaksanaan penuntutan

uang pengganti secara tanggung renteng terhadap seorang saksi

(diajukan sebagai terdakwa dalam berkas tersendiri) dan hambatan yang

timbul ndalam pelaksanaan penuntutan uang pengganti secara tanggung

renteng (diajukan sebagai terdakwa dalam berkas tersendiri).

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisikan tentang simpulan dan saran

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 17: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

16

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Korupsi

a) Pengertian Secara Umum

Menyadari bahwa tidak satupun bangsa yang terbebas dari

korupsi maka pencegahan korupsi hendaknya memang dilakukan oleh

Negara-negara di dunia secara bersama dan terus menerus, dan khusus

bagi bangsa Indonesia permasalahannya bukan hanya mencegah tapi

juga memberantas mengingat jumlah kasus, kerugian Negara maupun

modus operandi korupsi terus meningkat dari tahun ke tahun (Rohim,

2008 : 3)

Korupsi sebagai fenomena penyimpangan dalam kehidupan

sosial, budaya, kemasyarakatan, dsan kenegaraan sudah dikaji dan

ditelaah secara kritis oleh banyak ilmuwan dan filosof. Kornpsi moral

mernjuk pada berbagai bentuk konstitusi yang sudah melenceng,

hingga para penguasa rezim termasuk dalam system demokrasi, tidak

lagi dipimpin oleh hukum tetapi lebih hanya berupaya melayani

dirinya sendiri. (Mansyur Semma, 2008 : 32)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud

dengan kornpsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang Negara

atau perusahaan ) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Sudarto mengemukakan bahwa perkataan kornpsi semula

hanyalah bersifat umum dan barn menjadi istilah hukum untuk pertama

kalinya adalah di dalam Peraturan Penguasa Militer Nomor

Prt/PM/06/1957 tentang Pemberantasan Korupsi.

Page 18: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

17

Korupsi pada umumnya dilakukan oleh orang yang memiliki

kekuasaan dalam suatu jabatan sehingga karakteristik korupsi selalu

berkaitan dengan penyalahgunaan kekuasaan, dalam perspektif

kejahatan yang terorganisir, korupsi pada akhirnya dijadikan sebagai

modus operandi untuk membangun diri sebagai kekuatan besar dari

kejahatan yang terorganisir, sebagaimana dinyatakan oleh Syed

Hussain Alatas bahwa korupsi adalah senjata utama kejahatan yang

terorganisir untuk memantapkan kekuasaan dan kebebasan untuk

berbuat. Dengan kata lain korupsi merupakan bagian atau sub system

dari kejahatan yang terorganisir. Selanjutnya Syed Hussain Alatas

menegaskan bahwa kejahatan yang terorganisisr mempunyai kaitan

dengan korupsi yang terorganisir dimana penerimaan uang suap kecil-

kecilan yang merupakan pelanggaran yang kurang serius dapat

berkembang ke bidang-bidang yang lebih serius, yakni kejahatan. Hal

ini selanjutnya akan menjurus kearah konsolidasi organisasi penjahat

Ada beberapa perbedaan antara korupsi yang terorganisasi di dalam

birokrasi dengan kejahatan yang terorganisasi. Perbedaannya

terlihat dari struktur organisasi dan cara operasionalisasinya.

Salah satu indikator bahwa korupsi telah merajalela dalam

suatu Negara adalah system pengadilan yang tidak berjalan dan

banyaknya konspirasi illegal. Bagi penguasa eksekutif banyak yang

dilakukan untuk mempengaruhi pengadilan agar sesuai dengan

keinginannya. Mereka terkadang mampu untuk mempengaruhi

kehendak hukum yang sebenanmya mencari keadilan dan

mempengaruhi hakim untuk mematuhi segala keinginannya.

Dalam perkembangan selanjutnya korupsi tidak hanya makin

meluas, tetapi dilakukan secara sistematis sehingga tidak saja semata-

mata merugikan keuangan Negara tetapi juga melanggar hak-hak

ekonomi dan sosial masyarakat, sehingga wajar apabila korupsi

digolongkan sebagai extraordinary crime.

Page 19: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

18

b) Pengertian secara Yuridis

Menurut Undang-Undang No. 31 tahun 1999 perubahan

Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi disebutkan bahwa definisi dari korupsi sendiri adalah

terdapat dalam pasal 2 dan 3.

Selanjutnya dari penjelasan umum Undang-Undang Tipikor ini

dpat diketahui agar bahwa dapat menjangkau berbagai modus operandi

penyimpangan keuangan Negara atau perekonomian Negara yang

semakin canggih dan rumit maka tindak pidana korupsi ini dirumuskan

sedemikian rupa sehingga meliputi perbuatan-perbuatan mnemperkaya

diri sendiri aatau orang lain atau suatu korporasi secara melawan

hukun dalam pengertian formil dan materiil.

Dengan perumusan tersebut pengertian melawan hukum dalam

tindak pidana korupsi dapat pula mencakup perbuatan-perbuatan

tercela yang menurut perasaan keadilan masyarakat harus dituntut dan

dipidana. Perumusan tindak korupsi itu sendiri dalam undang-undang

tipikor ini dirumuskan secara tegas sebagai tindak pidana formil. Hal

ini sangat penting untuk pembuktian sebab dengan rumusan secara

formil meskipun hasil korupsi telah dikembalikan kepada Negara maka

pelaku tindak pidana korupsi tersebut tetap dapat diajukan ke

pengadilan dan tetap dapat dipidana (Edy Yunara, 2005 :38)

c) Unsur-Unsur Korupsi

Dalam pasal 2 dan 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999

disebutkan bahwa unsur-unsur korupsi antara lain kesalahan berupa

kesengajaan atau kealpaan dan perbuatan melawan hukum. Disamping

kedua unsur diatas menurut Sudarto ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi yaitu ada suatu tindak pidana yang dilakukan, adanya

Page 20: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

19

pembuat yang mampu bertanggung jawab dan tidak adanya alasan

pemaaf.

1) Kesengajaan atau Kealpaan

Yang dimaksud dengan dengan kesengajaan tentu dilakukan

dengan sadar dan dengan maksud. Hal ini berkaitan dengan

penyalahgunaan jabatan atau wewenang. Hal ini meriupakan

perbuatan menggunakan kewenangan yang dimiliki, untuk

melakukan tindakan yang memihak atau pilih kasih kepada

kelompok atau perorangan, sementara bersikap diskriminatif

terhadap kelompok atau perseorangan yang lainnya (Rohim, 2008 :

28).

Adapun maksudnya tentunya berkaitan dengan pengadaan

barang dan jaksa, penguasa eksekutif di daerah mengunakan

imunitasnya untuk memilih rekanan dalam pengadaan proyek di

lingkungan kedinasan yang ada di daerahnya. Tentunya yang

menguntungkan baginyalah yang akan memenangkan proyek

tersebut.

2) Perbuatan Melawan Hukum

Adanya sifat perbuatan melawan hukum secara fonnil lebih

dititikberatkan pada pelanggaran terhadap pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan yang tertulis, sedangkan suatu

perbuatan dikatakan telah memenuhi unsur melawan hukum secara

material, apabila perbuatan itu merupakan pelanggaran terhadap

norma kesopanan yang lazim atau kepatutan yang hidup dalam

masyarakat. Dengan kata lain, setiap perbuatan yang dianggap atau

dipandang tercela oleh masyarakat merupakan perbuatan melawan

hukum secara material.

Page 21: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

20

3) Adanya Tindak Pidana Yang Dilakukan

Yang dimaksud adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh

oknum pejabat tertentu atau rekanan telah memenuhi syarat adanya

suatu tindak pidana korupsi yang diatur secara tegas didalam

undang-undang. Dalam artian bahawa mereka telah dianggap oleh

hukum melakukan penyalahgunaan wewenang ataupun jabatan

dalam penerapannya.

4) Kemampuan Bertanggung Jawab

Adalah orang yang melakukan tindakan yang bertentangan

dengan undang-undang. Sehingga orang yang telah melakukan

tindakan ini dapat dijatuhi hukuman yang telah ditentukan dalam

undang-undang.

Bilamanakah seseorang itu dapat dipertanggung jawabkan

atas perbuatan yang dilakukannya. Berbagai pendapat mengenai

hal ini J.E Jonkers berpendapat bahwa pertanggungjawaban pidana

adalah merupakan sendi daripada pengertian kesalahan yang luas,

yang tidak boleh dicampuradukkan dengan yang disebutkan dalam

pasal 44 KUHP. J.E Jonkers menyebut ada tiga syarat mengenai

pertanggungjawaban pidana, yaitu:

a) kemungkinan untuk menentukan kehendaknya terhadap suatu

perbuatan

b) mengetahui maksud yang sesungguhnya daripada perbuatan

itu

c) keinsyafan bahwa hal itu dilarang dalam masyarakat

Simons menyatakan bahwa ciri-ciri psikis yang dimiliki

oleh orang yang mampu bertanggung jawab pada umumnya adalah

Page 22: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

21

ciri-ciri yang dimiliki oleh orang yang sehat rohaninya, yang

mempunyai pandangan normal, yang dapat menerima secara

normal pandangan-pandangan yang dihadapinya yang dibawah

pengaruh pandangan tersebut ia dapat menentukan kehendaknya

dengan cara yang normal pula

Moeljatno menarik kesimpulan mengenai kemampuan

bertanggungjawab antara lain:

a) harus ada kemampuan untuk membeda-bedakan antara

perbuatan yang baik dan buruk, yang sesuai hukum dan

melawan hukum.

b) harus adanya kemampuan untuk menentukan kehendaknya

menurut keinsyafan tentang baik dan buruknya perbuatan tadi.

Untuk menjelaskan hal bilamana terdapatnya kemampuan

bertanggungjawab pidana dapat dengan dua cara, yaitu:

a) Cara pertama, yakni dengan berdasarkan atau mengikuti dari

rumusan pasal 44 (1). Dari pasal tersebut yang sifatnya beriaku

umum, artinya berlaku bagi semua bentuk dan wujud

perbuatan. Pasal 44 (1) menentukan dua keadaan jiwa yang

tidak mampu bertanggung jawab. Dengan berpikir sebaliknya,

maka orang yang mampu bertanggungjawab atas semua

perbuatannya (berwujud tindak pidana) adalah apabila tidak

terdapat dua keadaan jiwa sebagaimana yang dimaksud dalam

pasal 44 (1), artinya apabila jiwanya tidak cacat dalam

pertumbuhannya, atau jiwanyaa tidak terganggu karena

penyakit, demikian itulah orang mampu bertanggungjawab.

b) Kedua dengan tidak menghubungkannya dengan pasal 44 (1),

dengan mengikuti pendapat Satochid Kartanegara, orang yang

Page 23: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

22

mampu bertanggungjwab itu ada tiga syarat yang hams

dipenuhi, yakni:

1) Keadaan seseorang yang sedemikian rupa (normal)

sehingga ia bebas atau mempunyai kemampuan

dalam menentukan kehendaknya terhadap perbuatan

yang ia (akan) lakukan.

2) Keadaan jiwa orang itu yang sedemikian rupa, sehingga ia

mempunyai kemampuan untuk dapat mengerti terhadap

nilai perbuatannya beserta akibatnya.

3) Keadaan jiwa seseorang itu sedemikian rupa sehingga ia

mampu untuk menyadari, menginsyafi, bahwa perbuatan

yang (akan) dilakukannya itu adalah suatu kelakuan yang

tercela, kelakuan yang tidak dapat dibenarkan oleh hukum,

atau oleh masyarakat maupun tata susila.

Semua yang berkenaan dengan kemampuan

bertanggungjawab dan pertanggungjawaban pidana diatas dikutip

dari buku Adami Chazawi, 2002 : 114-115

5) Tidak adanya alasan pemaaf

Yang dimaksud adalah seperti yang ditulis dalam pasal 3

undang-undang 31 thun 1999 yaitu setiap orang yang bertujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain.... jelas kata-kata

menguntungkan orang lain adalah tidak dengan maksud, dengan

kata lain perbuatan yang dilakukan oleh si terdakwa belum tentu

dimengerti sendiri oleh terdakwa karena kekurang cakapan dari

terdakwa dalam mengurus tugas yang dibebankan yang ada di

daerah.

Page 24: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

23

Dari kata “……menguntungkan diri sendiri atau orang

lain…..” tentu saja mempunyai penafsiran yang luas dari definisi

tersebut. Sehingga seseorang dianggap pula bersalah apabila oleh

jaksa dianggap membantu memberikan keuntungan kepada orang

lain yang merugikan Negara. Walaupun dirinya sendiri tidak ikut

menikmati hasil dari korupsi itu sendiri.

d) Subjek Tindak Pidana Korupsi

Dalam system hukum perdata Belanda yang masih kita anut

sampai saat ini, maka dikenal sebagai subjek hukum terbagi menjadi

dua, yaitu yang pertama adalah manusia (persoon) dan kedua adalah

badan hukum (rechtpersoon). Dari pembagian subjek hukum diatas,

apabila korporasi ini merupakan subjek hukum yang dapat melakukan

hubungan hukum, maka korporasi termasuk dalam kualifikasi badan

hukum.

Yang dimaksud dengan orang tentu saja masih berkaitan

dengan Negara. Yang dimaksud disini adalah orang yang menerima

gaji atau upah dari Negara. Sehingga identik dengan kata pegawai

negeri.

Sedangkan korporasi sendiri nmenurut undang-undang adalah

kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan

badan hukum atau bukan badan hukum.

Yang dimaksud dengan saksi adiah orang yang dapat

memeberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan,

penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang

suatu perkara pidana yang ia dengan sendiri, ia lihat sendiri dan atau ia

alami sendiri. Seorang saksi tidak dapat dibenarkan kesaksiaannya

apabila ia satu keturunan keluarga dari terdakwa. Seorang saksi dapat

dijadikan tersangka apabila dia terbukti melanggar undang-undang.

Page 25: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

24

2. Tinjauan Umum Tentang Saksi

a. Pengertian Saksi

Suatu kasus pidana persoalan pembuktian sangat menentukan.

Keberhasilan kerja Kepolisian sebagai penyidik tergantung pada

keterbukaan para saksi yang dihadapkan dalam proses penyidikan

untuk didengar keterangannya. Namun tidak jarang didapatkan dalam

masyarakat, bahwa para saksi tersebut enggan memberikan

keterangan, karena merasa terancam jiwanya dan merasa tertekan dari

pihak lain termasuk dari pihak tersangka. Oleh karena itu perlunya

suatu ketentuan hukum untuk mengatur bagaimana saksi bisa

dilindungi secara hukum, agar peristiwa pidana tersebut bisa

terungkap secara sempurna. Sejak diberlakukannya Kitab Undang-

undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pada tahun 1981,

perlindungan hukum hanya terbatas pada tersangka dan terdakwa,

perlindungan hukum terhadap saksi belum disentuh, namun pada

tahun 2006 yang lalu telah diberlakukan UU No 13 tahun 2006

tentang perlindungan saksi dan korban yang mulai berlaku 11 Agustus

2006, sehingga secara normatif telah mengatur bagaimana seorang

saksi dapat dilindungi secara hukum. Oleh karena itu para aparat

penegak hukum harus mampu memahami dan menerjemahkan aturan

hukum ini guna diberlakukan agar para saksi dalam kasus pidana

mendapatkan perlindungan hukum.

Pengertian saksi dalam kasus pidana, adalah orang yang dapat

memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan,

penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu

perkara pidana yang ia dengan sendiri, ia lihat sendiri dan atau ia

alami sendiri. Jika mengacu pada pengertian dan definisi saksi

tersebut, maka dapat diartikan secara luas termasuk di dalamnya

adalah saksi ahli. Karena sebenarnya saksi ahli tersebut termasuk saksi

yang sangat dibutuhkan oleh penyidik dalam proses penyidikannya

Page 26: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

25

sebagai ahli dari bidang tertentu untuk mengungkap suatu kasus

pidana. Sebenarnya perlindungan hukum terhadap saksi ini sangat

penting, karena jika seorang saksi kunci dalam suatu kasus pidana,

tidak mendapatkan perlindungan hukum, dalam arti harus dilindungi

dari aspek rasa aman, maka akan tidak bebas memberikan keterangan

yang dia ketahuinya kepada penyidik kepolisian, sehingga

berdasarkan Pasal 8 UU No 13 tahun 2006 menegaskan bahwa

perlindungan terhadap saksi harus diberikan sejak tahapan

penyelidikan. Namun terkadang para penegak hukum kurang

memerhatikan hal-hal tersebut, yang pada akhirnya suatu kasus pidana

tidak terungkap secara sempurna kasusnya, karena adanya tekanan-

tekanan pihak tersangka kepada saksi, yang tidak jarang justru

menjurus kepada terancamnya jiwa saksi tersebut, dan terkadang pula

terhadap keluarga saksi.

Memang disadari bahwa saat ini masih kurang disadari oleh

penegak hukum tentang keberadaan Undang-undang perlindungan

saksi ini, sehingga secara normatif belum tampak sebagai aturan yang

harus dilaksanakan, termasuk bagi pemerintah masih dalam proses

pembentukan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, padahal

sudah banyak terjadi peristiwa hukum yang nampaknya belum secara

maksimal para saksi dapat dilindungi secara hukum, padahal dapat

diketahui bahwa tujuan akhir dari perlindungan saksi ini, agar saksi

dapat bebas memberikan keterangan kepada penyidik sebagai bukti

yang kuat atas suatu tindak pidana, sehingga seorang saksi harus

dijamin keamanan fisik dan jiwanya, bebas memberikan keterangan,

tanpa ada tekanan, malahan keluarganyapun harus dilindungi,

demikian pula terhadap harta bendanya dan semuanya bebas dari

tekanan-tekanan dan ancaman. Jika dicermati ketentuan pidana dalam

UU No 13 tahun 2006 tersebut, jelas ditegaskan dalam pasal 37 bahwa

jika seseorang memaksakan kehendaknya baik menggunakan

kekerasan maupun cara-cara tertentu yang menyebabkan saksi tidak

Page 27: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

26

memperoleh perindungan hukum, sehingga saksi tersebut tidak

memberikan kesaksian pada tahap pemeriksaan pada pemeriksaan

tingkat manapun

3. Tinjauan Umum Tentang Uang Pengganti Secara Tanggung Renteng

a. Penuntutan Uang Pengganti secara Tanggung Renteng

1) Uang Pengganti

Polemik mengenai realisasi uang apengganti menjadi selalu

berkepanjangan, baik sejak undang-undang Yindak Pidana Korupsi

yang lama ( UU No. 3 Tahun 1971) maupun yang baru ( UU No. 31

Tahun 1999 perubahan UU No. 20 Tahun 2001) khususnya dalam

uang pengganti. kaitan pelaksanaan pembyaran uang pengganti.

Polemik mengenai eksekusi uamg pengganti inipun berkelanjutan

mengenai kritikan publik terhadap Kejaksaan mengenai pelaksanaan

setor uang pengganti. Betapa tidak, beberapa waktu lalu Departemen

Keuangan memberikan versi berbeda mengenai besaran uang

pengganti dengan versi yang diajukan Kejaksaan Agung. Bahkan

untuk menunjukkan keseriusan Pemerintah terhadap polemik ini,

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan agar tidak terjadi korupsi

ganda dalam pengelolaan dana pengganti dan uang kerugian yang

dikelola dan dilaporkan ke Departemen Keuangan dan Badan

Pemeriksa Keuangan, Kejaksaan Agung harus menyusun dan

membuat laporan yang transparan dan memenuhi prinsip

akuntabilitas.

Sebenarnya ada pemahaman yang keliru dari para pengamat

mengenai penempatan uamg kedalam kas Kejaksaan yang

menimbulkan polemik mengenai pemaknaan status Uang Sitaan dan

Uang Pengganti, bahkan makna Uang Kerugian yang yang tidak

dikenal dalam tindak pidana korupsi. Inipun masih memisahkan

Page 28: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

27

mengenai pengertian “keuangan Negara” yang sampai sekarang juga

masih menjadi perdebatan, khususnya terhadap badan hukum plat

merah (BUMN/BUMD).

Dalam kaitan dengan makna “Keuangan Negara” inipun

menjadi polemik dalam tataran implementasi regulasi mengenai hal

tersebut. Pertama-pertama yang perlu dipahami bahwa adanya

ketentuan pasal 1 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi yang mengatur pengertian “Pegawai Negeri”.

Pegawai Negeri dalam ketentuan ini diartikan secara luas, sehingga

perspektif Pegawai Negeri dianalogikan juga termasuk pimpinan

BUMN sebagai persoon yang menerima gaji atau upah dari keuangan

Negara atau daerah atau yang menerima gaji atau upah dari korporasi

lain yang mempergunakan yang mempergunakan modal atau fasilitas

dari Negara atau masyarakat. Dari pendekatan regulasi mengenai

korupsi, terlepas ada atau tidaknya pemisahan kekayaan Negara

(dengan cara penempatan keuangan Negara sebagai penyetotan

modal) yang tetap dianggap sebagai bagian dari keuangan Negara,

maka pimpinan BUMN masuk dalam kategoris sebagai “Pegawai

Negeri”, meskipun, pendekatan sejarah memberikan makna limitative

terhadap pengertian “pegawai negeri”, yaitu memangku suatu jabatan

umum, diangkat oleh kekuasaan umum dan menjalankan sebagian

organ,alat dan atau tugas-tugas Negara.

Polemik terjadi pada tataran Implementatif mengenai makna

“Keuangan Negara” dengan status BUMN dalam kaitannya dengan

penempatan Keuangan Negara. Undang-undang No. 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara, khususnya mengenai nruang lingkup

keuangan Negara pasal 2 yang ternyata sejalan dengan penjelasan

umum Undang-undang No, 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana

Korupsi, sehingga Keuangan Negara memiliki makna yang ekstensif

meliputi kekayaan Negara yang dipisahkan meupun yang tidak

dipisahkan. Dalam pengertian ini kekurangan satu rupiahpun akan

Page 29: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

28

berarti uang Negara akan berkurang dan dianggap merugikan Negara,

sehingga sifatnya masih berada pada ranah Hukum Pidana.

Namun pemaknaan secara contrario muncul manakala Undang-

Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN menegaskan bahwa

kekayaan Negara yang dipisahkan adalah kekayaan Negara yang

berasal dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal Negara pada

Pesero dan atau Perum serta perseroan Negara lainnya. Bahkan pasal

11 Undang-undang No. 19 Tahun 2003 memiliki makna tegas bahwa

pengelolaan BUMN didasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan yang

ditentukan dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas sehingga harus diartikan bahwa persero, perum

dan lainnya itu tunduk pada Undang-Undang Perseroan Terbatas yang

masuk dalam ranah hukum perdata. Jadi, memang untuk menentukan

ada atau tidak adanya kerugian Negara ini sangat tergantung dengan

pemaknaan kekayaan Negara yang terpisah atau tidak terpisah, yang

akhirnya akan menentukan area Hukum Perdata atau Hukum Pidana

sebagai Kerugian Negara tersebut. Dengan adanya Fatwa Mahkamah

Agung Republik Indonesia dari Wakil Ketua Mahkamah Agung

Republik Indonesia Bidang Yudisial dengan Nomor :

WKMA/Yud/20/VIII/2006 tanggal 16 Agustus 2006 seharusnya

polemik yang menjadi sikap rutinitas tentunya harus berakhir

manakala subyek pelaku tindak pidana korupsi adalah para pelaku

BUMN yang merupakan aparatur Negara untuk menentukan kriteria

ada tidaknya kerugian Negara, karena kekayaan yang dipisahkan pada

perusahaan Negara/perusahaan daerah tidak dapat diartikan sebagai

keuangan Negara dan karenanya tidak mempunyai kekuatan mengikat

secara hukum.

Permasalahan yang dianggap pokok pada tulisan pendek ini

adalah : bentuk pelaksanaan uang pengganti apakah dapat

dilaksanakan oleh penegak hukum, dan pada tahap proses yang

Page 30: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

29

manakah bias dilakukan tindakan upaya paksa pensitaan yang diikuti

terhadap uang pengganti tersebut.

a) Uang Pengganti Era Undang-Undang No. 3 Tahun 1971

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa persoalan Uang

Pengganti ini tidaklah lepas kaitannya atas unsur “Kerugian Negara”

disatu sisi, dengan isu “dwang middelen” (upaya paksa).

Pasal 34 Undang-undang No. 3 tahun 1971 mengenai uang

pengganti, pembayarannya harus dilakukan yang jumlahnya

sebanyak-banyaknya sama dengan harta yang diperoleh dari korupsi,

dan menurut penjelasan pasalnya menyatakan bahwa apabila

pembayaran uang pengganti tidak dapat dipenuhi oleh terdakwa maka

berlakulah ketentuan mengenai pelaksanaan pembayaran uang denda,

artinya tidak ada pembayaran denda akan berakibat pelaku dikenakan

pidana kurungan tidak lebih dari 8 bulan (pasal 30 KUHP).

Untuk menutupi unsur kerugian Negara itulah diperlukan upaya

paksa (dwang middelen). Tindakan atau upaya paksa penegak hukum

dalam rangka menyelamatkan Uamg Negara itu dapat dilakukan

secara tahapan :

Pra Ajudikasi, berupa tindakan atau upaya paksa penegak

hukum dengan cara melakukan pensitaan terhadap harta atau benda

yang ada pada penguasaan tersangka/terdakwa maupun harta atau

benda yang ada pada pihak ketiga tetapi harta atau benda itu diduga

memiliki keterkaitannya dengan suatu tindak pidana. Jadi tidaklah

memiliki sifat limitatif terhadap eksistensi status harta benda tersebut.

Isu penyitaan dalam Hukum Acara Pidana sungguh dapat

dihubungkan dengan perampasan yang dalam hukum pidana material

merupakan jenis hukuman tambahan.

Jikalau soal penyitaan sebenarnya diatur pasal 38 KUHAP

sampai dengan pasal 46 KUHAP tersebut menyinggung penyitaan

Page 31: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

30

sebagai salah satu upaya paksa (dwangmiddel atau coercial force) dari

kewenangan yang ada pada pihak penyidik, maka pasal 128 KUHAP

sampai dengan pasal 130 KUHAP mengatur apa yang harus ditempuh

dalam suatu proses, apa yang dilakukan oleh penyidik dalam

melakukan penyitaan.

Pasal 128 KUHAP sampai dengan pasal 130 KUHAP tersebut

merupakan aspek lain dari kewenangan penyidik, yang

menggambarkan jalannya prosesual dalam melakukan penyitaan,

disamping (pasal 38-46 KUHAP) kewenangan dan kewajiban dari

suatu penyidik.

Saat dan Pasca Ajudikasi, berupa tindakan atau upaya paksa

penegak hukum untuk melaksanakan realisasi Uang Pengganti.

Namun demikian Undang-undang lama tidak mengatur mengenai

alternative penyitaan terhadap harta benda terdakwa/terpidana apabila

pelaku tidak melakukan pembayaran uang pengganti karena didalam

penjelasan pasal 34 hanya dikatakan bahwa akan berlaku tentang

pidana denda dalam hal tidak ada realisasi uang pengganti. Hal ini

berlainan dengan perubahan melalui Undang-undang No. 31 Tahun

1999 terhadap permasalahan tidak adanya pembayaran uang pengganti

dimana terhadap harta benda pelaku dapat dilakukan pensitaan atas

harta benda atau yang ada pada penguasaan tersangka/terdakwa

maupun harta atau benda yang ada pada pihak ketiga tetapi harta atau

benda itu diduga memiliki keterkaitan dengan suatu tindak pidana.

Jadi tidaklah memiliki sifat limitatif terhadap eksistensi status harta

benda tersebut.

Sebenarnya tujuan dilakukan pensitaan maupun menetapkan

uang pengganti tersebut adalah dalam rangka pengemnbalian kerugian

negarayang ditimbulkan oleh pelaku secara tidak langsung ataupun

langsung (misalnya perbuatan tersangka dalam memperkaya orang

lain atau suatu badan) dan merupakan bentuk tindak pidana tambahan

Page 32: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

31

yang hampir memiliki karakter hukum perdata (ganti rugi dalam

bentuk), sebab denda ebagai pidana pokok tentunya tidak memiliki

uang pengganti. Pidana tambahan secara murni dalam pasal 10 KUHP

pun tidak memiliki bentuk uang pengganti, tetapi terbatas hanya

pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu, dan

pengumuman putusan hakim.

Jadi suatu pensitaan maupun pembayaran uang pengganti adalah

dalam rangka pengembalian kerugian keuangan Negara.

Pada tahap Prae Judiciel, dalam hal pensitaan, adalah dalam

rangka pensitaan terhadap benda bergerak (misal uang) milik

tersangka atau pihak ketiga yang diduga berasal dari tindak pidana

atau ada kaitannya dengan tindak pidana adalah sebagai pelaksanaan

upaya paksa dan tentunya untuk menjamin pengembalian kerugian

Uang Negara dalam hal terdakwa dihukum melakukan tindak pidana

korupsi.

Namun demikian, tahap judicial, pidana tambahan berupa

hukuman uang pengganti yang dicantumkan pada pasal 34 Undang-

Undang No. 3 Tahun 1971 ternyata tidak memberikan solusi yang

cukup apabila terdakwa tidak melakukan pembayaran uang pengganti

tersebut. Kendala pelaksanaan uang pengganti inilah yang

menyebabkan Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Edaran

Mahkamah Agung No. 4 Tahun 1988 yang pada pokoknya

menyatakan bahwa pelaksanaan atas pembayaran uang pengganti

tidak dapat ditetapkan hukuman kurungan sebagai ganti apabial uang

pengganti itu dibayar oleh terpidana. Juga eksekusi atas pidana

pembayaran yang akan dilaksanakan oleh jaksa tidak perlu campur

tangan dari pihak pengadilan (misalnya dalam bentuk ijin penyitaan

yang dituangkan dalam penetapan dan lain-lain). Filosofi hukumnya

adalah bahwa penyitaan terhadap barang-barang milik terpidana

adalah masih merupakan pelaksanaan dari putusan hakim. Dan apabila

pelaksanaan dari harta benda terpidana tidak mencukupi lagi, sisanya

Page 33: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

32

dari harta terpidana hanya dapat dilakukan melalui gugatan ganti rugi

melalui ranah hukum perdata.

Polemik uang pengganti inilah yang sebenarnya menjadi

permasalahan mengingat eksekusi terhadap pembayaran uang

pengganti berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1971 memakan

waktu yang lama, dan kalaupun uang pengganti sudah tersedia tetapi

belum dapat dilakukan penyetoran ke kas Negara apabila memang

ternyata ada pihak ketiga yang berkeberatan karena memang pasal 35

Undang-Undang No. 3 Tahun 1971 memberikan sarana legalitas bagi

pihak ketiga mengajukan keberatan atas perampasan (sebagai

pelaksanaan pensitaan) harta benda (misal uang) tersebut.

Pemahaman uang yang akan disetor ke kas Negara dalam

perkara tindak pidana korupsi sebagai dwang middelen (upaya paksa)

meliputi, yaitu pertama berupa uang yang dilakukan pensitaan karena

penguasaan uang oleh seseorang diduga memiliki keterkaitan atau

berasal dari tindak pidana korupsi. Dalam hal ini pensitaan dilakukan

oleh penegak hukum untuk mencegah terjadinya pencucian uang

melalui proses pensamaran melalui asal-usul uang tersebut, sehingga

diperlukan tindakan paksa berupa pensitaan. Uang pensitaan ini

umumnya ditempatkan pada rekening penegak hukum atau

distatuskan sebagai penitipan bahkan dilakukan pemblokiran oleh

Bank atas perm intaan penegak hukum. Sehingga status Uang Sitaan

ini memang seharusnya diparkir dalam rekening penegak hukum

sampai ada status jelas dari putusan pengadilan yang berkekuatan

tetap mengenai terbukti tidaknya pelaku melakukan tindak pidana

korupsi, karena apabila terbukti, maka uang pensitaan ini dieksekusi

untuk dirampas menjadi milik Negara dan segera disetorkan ke kas

Negara. Kedua, status uang pengganti yang secara tegas jelas regulasi

mengatur bahwa uang pengganti hanya dapat dieksekusi setelah

putusan pengadilan memiliki kekuatan hukum tetap, dan umumnya

Page 34: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

33

eksekusi uang pengganti, khususnya setoran kepada kas Negara

dilakukan sendiri oleh Terpidana, bukan oleh penegak hukum.

b) Uang Pengganti Era Undang-Undang No. 31 Tahun 1999

Uang pengganti berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 1971

sebagai bentuk pelaksanaan upaya paksa memang memiliki perbedaan

dengan aturan Uang Pengganti dalam undang-Undang No. 31 tahun

1999 sebagaimana diatur dalam pasal 18.

Pasal 18

(1) Selain pidana tambahan sebagaimana dimaksud dalam kitab

Undang-Undang Hukum Pidana, sebagai pidana tambahan

adalah :

a. Perampasan barang bergerak yang berujud atau

yang tidak berwujud atau barang tidak bergerak

yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari

tindak pidana korupsi, termasuk perusahaan milik

terpidana dimana tindak pidana korupsi dilakukan,

begitu pula harga dari barang yang menggantikan

barang tersebut;

b. Pembayaran uang pengganti yang jumlahnya

sebanyak-banyaknya sama dengan harta benda yang

diperoleh dari tindak pidana korupsi;

c. Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk

waktu paling lama 1 (satu) tahun;

d. Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau

penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan tertentu, yang telah

atau dapat diberikan oleh Pemerintah kepada terpidana;

2. Jika terpidana tidak membayar uang pengganti

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b paling lama

dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta

Page 35: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

34

bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk

menutupi uang pengganti tersebut;

3. Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang

mencukupi untuk membayar uang pengganti sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) huruf b, maka dipidana dengan

pidana penjara yang lamanya tidak melebihi ancaman

maksimum dari pidana pokoknya sesuai dengan ketentuan

dalam Undang-Undang ini dan lamanya pidana tersebut

sudah ditentukan dalam putusan pengadilan.

Ketentuan pasal 18 Undang-undang No. 31 Tahun 1999 ini

meninggalkan beberapa permasalahan dalam praktek se bagaimana

juga tercantum dalam TOR (Term of Reference)

Berkaitan dengan pasal 18 ayat 1 huruf b, jika terpidana

membayar Uang Pengganti, seharusnya fungsi Uang Pengganti adalah

untuk menutupi kekurangan terhadap kerugian Negara dengan harta

benda pelaku yang dirampas (pelaksanaan pensitaan pada tahap pra

ajudikasi).

Banyak terjadi polemik yang terjadi dalam pelaksanaan pasal 18

ini. Berkaitan dengan pasal 18 ayat 1 huruf b, jika terpidana

membayar uang pengganti adalah untuk menutupi kekurangan

terhadap kerugian Negara berdasarkan selisih kerugian Negara dengan

harta benda pelaku yang sudah dirampas. Misalnya kerugian Negara

diperkirakan 100 Milyar dan penilaian terhadap pensitaan harta benda

pelaku ( yang kemudian dilakukan perampasan) hanya 60 milyar,

maka hukuman uang pengganti itu hanyalah 40 Milyar. Kenyataan

yang sering terjadi adalah nilai pensitaan kadang kala jauh lebih besar

daripada nilai kerugisan Negara. Dapat saja terjadi, nilai pensitaan

harta benda pelaku sudah sebanding dengan nilai kerugian Negara,

tetapi masih saja dilakukan penuntutan/penghukuman pidana

tambahan berupa uang pengganti (Indriyanto Seno Aji, 2009 :261)

Page 36: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

35

Berkaitan dengan pasal 18 ayat 2, jika terpidana tidak membayar

uang pengganti sebagaimana dimaksud dsalam ayat (1) huruf b paling

lama 1 (satu) bulan setelah putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum yang tetap, maka harta bendanya dapat

disita dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut.

Dalam Undang-Undang ini tidak ditentukan secara tegas

mengenai prosedur pensitaan harta benda terpidana tersebut, namun

demikian apabila mengacu “vage-feiten” mengenai prosedur itu dan

bentuk didasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No.4 tahun 1988

yang pada pokoknya menyatakan eksekusi atas pidana pembayaran

uang pengganti yang akan dilaksanakan oleh Jaksa tidak perlu campur

tangan pihak pengadilan ( misalnya dalam bentuk ijin penyitaan yang

dituangkan dalam penetapan atau lain-lain). Filosofi hukumnya adalah

bahwa penyitaan terhadap barang-barang milik terpidana adalah masih

merupakan pelaksanaan dari putusan hakim.

Dalam hal terpidana tidak membayar uang pengganti ataupun

membayar uang pengganti namun tidak mencukupi kerugian Negara,

maka harta benda terpidana dilakukan pensitaan yang sifatnya non

penetapan dari pengadilan mengingat pensitaan ini merupakan

pelaksanaan dari putusan pengadilan. Hanya saja sering kali pensitaan

ini dilakukan oleh penegak hukum (Jaksa Penuntut Umum sebagai

eksekutor) terhadap seluruh harta benda terpidana dengan tidak

mempertimbangkan tempus delicti. Karena hubungan antara pensitaan

dengan tempus delicti tidak diatur dalam Undang-Undang No. 31

Tahun 1999 sebagai lex specialis, karenanya prinsip lex generali

mengikat terhadap pensitaan tersebut sebagaimana tersebut pada pasal

39 KUHAP.

Polemik lainnya adalah potensi terjadinya korupsi ganda yang

dalam makna hukum sebagai penggelapan Uang Negara oleh aparatur

Negara. Akan terjadi korupsi ganda apabila terjadi kesalahan dalam

pengelolaan administrasi Negara tanpa ada prinsip akuntabilitas dan

Page 37: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

36

transparan kelembagaan, meski polemik pro-kontra tentunya akan

terjadi.

Penegak hukum seringkali memiliki kendala dalam pelaksanaan

eksekusi uang pengganti karena adanya diskriminasi regulasi atursan

tindak pidana korupsi atas eksekusi Uang Pengganti. Disatu sisi,

dengan Undang-Undang No. 3 tahun 1971, eksekusi atas kekurangan

uang pengganti dilaksanakan melalui gugatan perdata berdasarkan

Surat Edaran Mahkamah Agung RI Tahun 1985. Inilah kegagalan

yang seringkali ditemui para penegak hukum, karena gugatan perdata

memiliki sistem pembuktian kompleksitas yang berbeda dengan

hukum pidana, selain itu gugatan perdata mensita waktu puluhan

tahun, sehingga terkumulasinya kuantitas secara maksimal yang

ditemukan Kejaksaan menjadi hal yang wajar. Disis lain, Undang-

Undang No. 31 Tahun 1999 memberikan legalitas pensitaan kekayaan

terpidana sebagai eksekusi uang pengganti. Mekanisme ini telah

mempercepat eksekusi uang pengganti dari terpidana secara langsung

karena memang regulasi tidak mengatur teknis mekanisme

pelaksanaan eksekusi uang pengganti itu.

2) Penuntutan

Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk

melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam hukum acara

pidana dengan permintaan agar diperiksa dan diputus oleh hakim

di sidang pengadilan.

Kejaksaan sebagai lembaga yang berwenang melakukan

penyidikan dan penuntutan berkewajiban untuk mengusut tuntas

permasalahan yang diberikan kepadanya secara adil dan bijaksana

tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. Kejaksaan sebagai

Page 38: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

37

penuntut umum berhak untuk mengajukan penunturan sesuai

dengan Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan.

Penuntutan secara tanggung renteng adalah penuntutan yang

ditujukan terhadap beberapa terdakwa yang diduga melakukan

korupsi secara bersama-sama dan dapat dibuktikan kebenarannya

bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan korupsi.

Penuntutan secara tenggung renteng dapat dilaksanakan

terhadap seorang tersangka yang diduga telah melakukan

perbuatan korupsi bersama sama dengan orang lain.

Praktek setelah KUHAP berlaku membagi tahap penuntutan

menjadi tahap pra-penuntutan dan tahap penuntutan. Tetapi

KUHAP sendiri memuat kedua tahap ini dalam bab penuntutan.

Tahap pra penuntutan, yaitu tahap ini mulai saat penuntut

umum menerima berkas perkara dari penyidik. Dalam waktu

tujuh hari ia hams menentukan apakah berkas perkara tersebut

sudah lengkap atau belum. Apabila berkas perkara tersebut belum

lengkap maka penyidik hams mengembalukan kepada penyidik

disertai dengan petunjuk-petunju. Dalam waktu 14 hari penyidik

harus menyelesaikan kekurangan tersebut yang diminta oleh

penuntut umum. Dikatakan lengkap apabila bukti-bukti dan

berkas yang diajukan cukup dan disusun berdasarkan KUHAP.

Setelah dianggap lengksap maka penuntut umum membuat

dakwaan. Dalam pasal 137 KUHAP menyatakan bahwa penuntut

umum berwenang melakukan penuntutan terhadap siapa saja yang

didakwa melakukan suatu tindak pidana dengan melimpahkan

perkaranya ke pengadilan.

Page 39: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

38

B. Kerangka Pemikiran

KETERANGAN BAGAN :

Dalam kasus korupsi buku ajar tahun 2003 yang digelar di Pengadilan

Negeri Wonogiri menyisakan suatu hal yang menurut hemat penulis kurang lazim

dalam suatu penuntutan di pengadilan yang dilakukan oleh pihak kejaksaan.

Terkesan tuntutan mengenai uang pengganti yang tercantum dalam surat tuntutan

jaksa No. Reg. Perkara : PDS-04/W.GIRI/05.2008 atas nama terdakwa Drs.

Roeswardiyatmo, M.Pd pada halaman 506 huruf ke 6 terkesan memaksakan

kehendak penuntut umum tanpa memperhatikan hak yang melekat pada seorang

saksi.

TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI

PENUNTUTAN (Pasal 18)

TUNTUTAN TANGGUNG RENTENG

SAKSI TERDAKWA

PUTUSAN

Page 40: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

39

Dalam surat tuntutan disebutkan pula seorang saksi yang diikutsertakan

dalam penuntutan mengenai uang pengganti secara tanggung renteng yang wajib

dibayarkan. Kaitannya dengan pasal 10 Undang-undang Nomer 13 tahun 2006

tentang perlindungan saksi dan korban hal penuntutan terhadap seorang saksi

tidak dibenarkan.

Page 41: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

40

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA

TANGGUNG RENTENG TERHADAP SEORANG SAKSI (DIAJUKAN

SEBAGAI TERDAKWA DALAM BERKAS TERSENDIRI)

1. Identitas Terdakwa

Terdakwa dalam kasus buku ajar tahun 2003 di Pengadilan Negeri

Wonogiri adalah Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd (mantan Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten Wonogiri/Penanggung Jawab Program), Drs.

Purwanto, GP, M.Si (Kasubdin TK/SD/Penanggung Jawab Kegiatan), dan

Drs. Susilo, M.Pd (Kasi Sarana dan Prasarana/Pemimpin Kegiatan).

2. Identitas Saksi (diajukan sebagai terdakwa) Kasus Korupsi Buku

Ajar

Saksi yang akan dijadikan terdakwa dalam berkas tersendiri adalah

bemama Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM yang menjabat sebagai Yang

Menjalankan Tugas (YMT) Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah

Kabupaten Wonogiri sejak tanggal 1 September 2003 sampai dengan 1

Januari 2004.

3. Kasus Posisi

Pada tanggal 8 Januari 2003 Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd selaku

kepala dinas pendidikan Kabupaten wonogiri mengajukan proposal

Pengadaan Buku Wajib Siswa SD/MI, SLTP/MTs, SMA/Ma, dan SMK

Negeri /Swasta Tahun Anggaran 2003 di Kabupaten Wonogiri yang isinya

berupa Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Nomor : 421-03/0063a tanggal 8 Januari 2003 Perihal: Usul Pengadaan

Buku Wajib bagi siswa kepada Bupati Wonogiri dengan nilai seluruhnya

Rp.23.008.189.900,- yang mana buku yang akan digunakan adalah brosur

dan daftar harga yang diberikan oleh Sri Mulyatiningsih (Staf Pemasaran

Page 42: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

41

PT. Putra Ihsan Pramudhita, dimana H. Murad Irawan sebagai direktur PT.

Putra Ihsan Pramudhita/perwakilan pemasaran PT. Balai Pustaka (Persero)

di wilayah Kabupaten Wonogiri.

Selanjutnya proposal yang diajukan kepada bupati tadi diteruskan

oleh Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd secara tertulis untuk disampaikan

kepada panitia angaran DPRD Wonogiri pada tanggal 28 Januari 2003

untuk kemudian dibahas oleh rapat Panitia Anggaran. Setelah dibahas di

rapat Panitia Anggaran DPRD maka akhimya pada rapat paripuma DPRD

ditetapkan Raperda APBD TA 2003 untuk dijadikan Peraturan Daerah

tentang APBD TA 2003 tanggal 25 Februari 2003, disetujui untuk

dianggarkan untuk dianggarkan dalam APBD Kabupaten Wonogiri Tahun

Angaran 2003 sebagaimana telah ditetapkan oleh Bupati Wonogiri dalam

Peraturan Daerah Kabupaten wonogiri Nomor : 1 Tahun 2003 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun

Anggaran 2003 tanggal 25 Februari 2003 dan dijabrkan dalam Keputusan

Bupati Wonogiri Nomor : 29 Tahun 2003 tentang Pemjabaran Angaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun Angaran

2003 tanggal 26 Februari 2003 dimana dalam lampirannya untutk Pos

Belanja Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri disebutkan anggaran

untuk Belanja Modal Buku Wajib SD/MI sebesar Rp. 7.247.456.000,-

(tujuh milyar dua ratus empat puluh tujuh juta empat ratus lima puluh

enam rbu rupiah) dengan kode rekening : 2.11.01.3.16.01.04.2

Pada tanggal 1 Mei 2003 Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd selaku

kepala dinas pendidikan Wonogiri menerbitkan Keputusan Kepala Dinas

Pendidiklan Wonogiri Nomor : 900/043 tentang Penetapan Penanggung

jawab Program, Pemimpin Program, Pemimpin Kegiatan, dan staf

administrasi kegiatan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri TA

2003 dimana karena jabatan dari Drs.Roeswardiyatmo, M.Pd adalah

sebagai Kepala Dinas Kabupaten Wonogiri maka dengan sendirinya

menjadi Penanhggung Jawab Program.

Page 43: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

42

Drs. Susilo, Mpd selaku Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Subdin

TK/SD dan MI Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri yang ditunjuk oleh

Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd sebagai Pemimpin Kergiatan Prengadaan

Buku Wajib SD/MI tahun 2003 di Kabupaten Wonogiri berdasarkan Surat

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Nomor :

900/043 tentang Penetapan penanggung Jawab Program, Pemimpin

Program Pemimpin Kegiatan dan staf administrasi kegiatan pada Dinas

Pendidikan Kabupaten Wonogiri oleh jaksa dianggap telah melakukan

kekeliruan dalam perencanaan pengadaan barang dan jasa di lingkungan

kabupatem Wonogiri, sehingga proyek ini dilakukan dengan tanpa

perencanaan dan jadwal yang jelas.

Pada tanggal 21 Mei 2003 Drs. Susilo beserta dengan Drs.

Purwanto, GP, M.si diketahui oleh Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd

mengajukan permohonan penunjukan langsung kepada bupati Wonogiri

dengan surat Nomor : 425/1566-c tertanggal 21 Mei 2003. Permohonan

tersebut disetujui oleh Bupati wonogiri dengan surat Nomor : 600/3616

tanggal 23 Mei 2003 dengan rekanan yaitu PT. Balai Pustaka

(Persero).Kemudian disetujui oleh Bupati Wonogiri.

Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd menerbitkan surat Keputiusan Kepala

Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Nomor : 642.2/056 tanggal 26 Mei

2003 tentang Pembentukan Panitia Penunjukan Langsung. Namun surat

keputusan tersebut oleh Drs. Susilo, M.Pd tidak pemah diserahkan kepada

panitia yang telah dibentuk sehingga panitia yang dittunjuk tidak tahu dan

tidak melaksanakan tugasnya.

Kemudian Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd menerbitkan Surat

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Nomor:

642.2/074 tertanggal 26 Mei 2003 tentang Pembentukan Panitia Pemeriksa

Barang. Namun Drs. Susilo, M.Pd tidak pula menyerahkan surat

Page 44: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

43

keputusan ini kepada panitia pemeriksa barang sehingga panitia pemeriksa

barang tidak melaksanakan tugasnya.

Setelah addendum dilakukan oleh Drs. Susilo, M.Pd kemudian

diserahkan kepada H. Murod Irawan. Namun oleh H. Murod Irawan surat

addendum tidak pemah diserahkan kembali kepada PT. Balai Pustaka

(persero). Kemudian H. Murod Irawan men sub kontrakkan proyek ini

kepada 8 penerbit yang ditunjuk oleh H. Murod Irawan.

Dari hasil audit investigative yang dilakukan oleh Badan

Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan perwakilan provinsi Jawa

Tengah berdasar surat Nomor : LHAI-1310/PW 11/5/2008 ditemukan

adanya mark up sebesar Rp. 2.983.677.461,14 (dua milyar sembilan ratus

delapan puluh tiga juta enam ratus tujuh puluh tujuh ribu empat ratus enam

puluh satu rupiah koma empat belas sen).

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Surat Perjanjian Pemborongan

Nomor : 425/2074.b tanggal 23 Juni 2003 untuk pengadaan buku wajib

SD/MI Kab. Wonogiri TA.2003 sebagaimana telah diadendum dengan

addendum surat perjanjian pemborongan Nomor : 425.2/3950.C tanggal

10 September 2003, Drs. Susilo, M.Pd selaku Pemimpin Kegiatan

Pengadaan Buku Ajar Tahun 2003 di Kabupaten Wonogiri telah

melakukan pembayaran kepada HR. Siswadi selaku direktur utama Balai

Pustaka (persero) yang dimulai pada akhir bulan agustus 2003, kemudian

H.R. Siswadi mengajukan permohonan pembayaran uang muka kepada

pemimpin kegiatan pengadaan buku wajib SD/MI di kabupaten Wonogiri

tahun 2003 sesuai Surat Nomor : 044/Mk.2/B.8.2003 tanggal kosong

Perihal Permohonan Pembayaran Uang Muka sebesar Rp. 1.

446.517.100,- yang pengajuannya dilakukan oleh Tatang S. Permana

berdasarkan surat kuasa dari H.R. Siswadi.

Dengan pengajuan tersebut maka Drs. Susilo, M.Pd pada tanggal

27 Agustus 2003 bersama dengan Agung Widodo, SE selaku pemegang

Page 45: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

44

Kas Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri dan diketahui oleh Drs.

Roeswardiyatmo, M.Pd mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Beban

Tetap (SPP BT) Nomor : 900/3818 tanggal 27 Agustus 2003 untuk

pembayaran uang muka tersebut. Kemudian menanggapi surat tersebut

maka Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Wonogiri

yang dijabat oleh Lakgiyatmo, S.E, M.M menerbitkan Surat Perintah

Membayar Uang Nomor : 1200/P tanggal 27 agustus 2003 untuk

pembayaran uang muka tersebut, kemudian oleh Tatang S. Permana pada

tanggal 29 Agustus 2003 telah dicairkan di Bank Pembangunan Daerah

cabang Wonogiri dan kemudian nmentransfer ke rekening : 123-

0090015522 PT. Balai Pustaka (Persero) pada PT. Bank Mandiri (Persero)

cabang Cikini Jakarta sebesar 1.424.802.300,- setelah dipotong PPh

sebesar Rp. 21.697.800,- dan biaya administrasi bank seb esar Rp.

17.000,-

Pada tanggal 1 November 2004 Drs. Susilo, M.Pd selaku

pemimpin kegiatan nenbuat konsep Berita Acara Hasil Pemeriksa Barang

bahwa barang sudah diterima 100%. Padaahal Drs. Susilo tahu bahwa

buku yang diterima baru berjumlah 275.420 eksemplar dari pesanan

sebesar 496.911 eksemplar. Bahwa pada tanggal 18 November 2003 Alm.

HR. Siswadi selaku direktur utama Balai Pustaka meminta pembayaran

termin pertama kepada pemimpin kegiatan sesuai dengan Surat Nomor :

087/Mk.2/B.l 1.2003 perihal permohonan pembayaran termin pertama

sebesar Rp. 2.893.034.200,- yang dilakukan oleh Tatang S. Permana

sesuai dengan surat kuasa Nomor : 017/MK.2/KS.11.2003 pada

tanggal 19 November 2003.

Berdasarkan surat permohonan pembayaran termin pertama

tersebut maka, Drs. Susilo M.Pd bersama dengan Agung Widodo, SE dan

diketahui oleh Dr. Roeswardiyatmo, M.Pd mengajukan Surat Permintaan

Pembayaran Beban Tetap (SPP BT) Nomor : 900/4651 tanggal 19

November 2003 sebesar Rp. 2.893.034.200,- kepada Kepala Badan

Page 46: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

45

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Wonogiri yang kala itu

dipimpin oleh Yang Menjalankan Tugas (YMT) Drs. Dwi Putro

Setyantomo, MM yang kemudian oleh beliau diterbitkanlah Surat Perintah

Membayar Uang (SPMU) Nomor : 1967/P tanggal 19 November 2003.

Pada tanggal 20 November 2003 dicairkanlah uang itu oleh Tatang. S

Permana di Bank Pembangunan Daerah (BPD) cabang Wonogiri dan

kemudian mentransfer ke rekening 123-0090015522 milik PT. Balai

Pustaka dengan Bank Mandiri (persero) sebesar Rp. 1.500.000.000,-

setelah dipotong PPh sebesar Rp. 43.395.513,- dan biaya administrasi

sebesar Rp. 7.500,- sedangkan uang sebesar Rp. 1.349.614.187,- pada hari

itu juga oleh Tatang. S Permana diserahkan kepada Naning untuk

ditransfer ke Rekening Bank Mandiri Cabang Sriwedari Solo Nomor :

138.0004016785 atas nama M. Indriastuti selaku kepala Bagian Keuangan

PT. Putra Ihsan Pramudhita dan ditambah ongkos kirim Rp. 7.500,- atas

permintaan H. Murod Irawan dengan persetujuan HR. Siswadi.

Pada tangal 18 Desember 2003 HR. Siswadi meminta kepada

pemimpin kegiatan untuk mencairkan termin yang kedua. Maka pada

tanggal 18 Desember 2003 pemimpin kegiatan beserta dengan Widodo, SE

mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Beban Tetap (SPP BT) Nomor

: 900/7253 kepada Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten

Wonogiri yang masih dijabat oleh Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM selaku

Yang Menjalankan Tugas (YMT). Kemudian oleh Drs. Dwi Putro

Setyantomo, MM diterbitkan Surat Perintah Membayar Uang (SPMU)

Nomor: 2365/P tanggal 19 Desember 2003.

Bahwa berdasarkan perjanjian yang telah disetujui, dalam isinya

bahwa PT. Balai Pustaka yang diwakili oleh H. Murod Irawan selaku

Direktur PT. Putra Ihsan Pramudhita dilakukan pencetakan buku sebanyak

496.911 eksemplar namun yang baru tercetak adalah 453.659 sehingga

masih ada kekurangan buku sebesar 43.252 eksemplar atau bila

dirupiahkan yaitu Rp. 631.699.658,86 (enam ratus tiga pulih satu juta

Page 47: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

46

enam ratus sembilan puluh sembilan ribu enam ratus lima puluh delapan

rupian koma delapan puluh enam sen).

Pelaksanaan Penuntutan Uang Penganti secara tanggung renteng

terhadap saksi (diajukan sebagai terdakwa dalam berkas terscndiri).

Sebagai akibat perbuatan yang dilakukan terdakwa Drs. Roeswardiyatmo,

M.Pd, Drs. Purwanto, GP, M.Si, Drs. Susilo, M.Pd, , MM, H. Murod

Irawan, Alm. HR. Siswadi dan Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM selaku

Yang Menjalankan Tugas (YMT) sejak tanggal 1 September 2003 sampai

dengan tanggal 1 Januari 2004 yang telah mencairkan termin kedua

kepada PT. Balai Pustaka (persero) sebesar Rp. 2.893.034.200,- padahal

syarat yang diajukan belum lengkap tetapi masih juga menerbitkan SPMU.

Disamping itu berkaitan dengan perbuatan ini berdasarkan hasil audit

investigative yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan perwakilan Jawa Tengah ditemukan adanya mark up

sebesar Rp. 2.983.677.461,14 (dua milyar sembilan ratus delapan puluh

tiga juta enam ratus tujuh puluh tujuh ribu empat ratus enam puluh satu

rupiah koma empat belas sen) dan menguntungkan H. Murod Irawan.

Sehingga total kerugiann Negara yang diakibatkan dari perbuatan

ini menjadi Rp. 3.615.377.120,- (tiga milyar enam ratus lima belas juta

tiga ratus tujuh puluh tujuh ribu seratus dua puluh rupiah). Kerugian ini

dihitung dari nilai kerugian Mark Up sebesar Rp. 2.983.677.461,14 dan

kekurangan buku yang belum dikirim oleh H.Murod Irawan sebanyak

43.252 eksemplar atau Rp. 631.699.658,86.

Pengaturan penunututan uang pengganti diatur dalam pasal 18

Undang-undang No. 31 Tahun 1999 perubahan Undang-Undang No. 20

Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Adapun

dasar pelaksanaan penuntutan uang pengganti oleh Kejaksaan adalah

bahwa terdakwa atau saksi (diajukan sebagai terdakwa dalam berkas

Page 48: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

47

tersendiri) secara bersama-sama telah melakukan penyalahgunaan

kewenangan mereka sehingga Negara dirugikan karenanya.

4. Tuntutan Kejaksaan Negeri Wonogiri

Berdasarkan hasil pemeriksaan terdakwa dan saksi dipersidangan yang

dikaitkan dengan barang bukti yang ada di persidangan, maka penuntut

umum sesuai dengan undang-undang melakukan penuntutan yang tertuang

dalam Surat Tuntutan Jaksa No. Reg. Perkara : PDS-04/W.GIRI/05.2008

atas nama terdakwa Drs. Roeswardiyatmo, M. Pd sebagai berikut :

1. Menyatakan DRS. ROESWARDIYATMO, M. Pd BIN

SAROESMAN HARDJOSUKARTO tidak terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan ”TINDAK PIDANA

KORUPSI SECARA BERSAMA-SAMA”sebagaimana diatur

dan diancam pidana dalamn Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18

Undang-Undang Nomor : 31 Tahun 1999 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah

dirubah dengan Undang-undang Nomor : 20 Tahun 2001

Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor : 31 Tahun

1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal

55 ayat (1) KUHP, dalam DAKWAAN PRIMAIR

2. Menyatakan membebaskan terdakwa tersebut dari DAKWAAN

PRIMAIR

3. Menyatakan terdakwa DRS. ROESWARDIYATMO, M.Pd BIN

SAROESMAN HARDJOSUKARTO secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan ”TINDAK PIDANA

KORUPSI SECARA BERSAMA-SAMA” sebagaimana diatur

dan diancam dalam Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-undang Nomor :

31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor : 20

Page 49: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

48

Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor :

31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

jo. Pasal 55 ayat (1) KUHP, dalam DAKWAAN SUBSIDAIR

4. Menjatuhkan Pidana kepada terdakwa DRS.

ROESWARDIYATMO, M. Pd BIN SAROESMAN

HARDJOSUKARTO dengan pidana penjara selama 3 (TIGA)

tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan

sementara, dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan.

5. Menjatuhkan pidana Denda sebesar Rp. 50.000.000,-(lima puluh

juta rupiah) dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut

tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 6

(enam) bulan

6. Menghukum terdakwa DRS. ROESWARDIYATMO, M.Pd

BIN SAROESMAN HARDJOSUKARTO tersebut untuk

membayar uang pengganti kepada negara sebesar Rp. 3.

615.377.120,- (tiga milyar enam ratus lima belas juta tiga ratus

tujuh puluh tujuh ribu seratus dua puluh rupiah) secara tanggung

renteng bersama-sama dengan Drs. Susilo, M. Pd Bin Sudarso,

B.A, Drs. Purwanto GP, M. Si Bin Sutarno B.A, H. Murod

Irawan, Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM (diajukan sebagai

terdakwa dalam berkas tersendiri), serta PT. Balai Pustaka

(Persero), paling lambat 1 (satu) bulan setelah putusan ini

mempunyai kekutaan hukum tetap, dan apabila setelah lewat

waktu 1 (satu) bulan tersebut terdakwa tidak membayar uang

pengganti dimaksud, harta kekayaan terdakwa disita dan

dilelang untuk membayar uang pengganti tersebut. Apabila

terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk

pembayaran uang pengganti tersebut maka terdakwa di pidana

penjara selama 2 (dua) tahun.

Page 50: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

49

5. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka diketahui bahwa

pengaturan dalam pelaksanaan penuntutan uang pengganti diatur dalam

pasal 18 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 perubahan Undang-Undang

No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dimana terdakwa diduga telah melakukan perbuatan memperkaya diri

sendiri dan harta kekayaan yang ada padanya oleh jaksa diduga merupakan

uang hasil korupsi yang telah dilakukan.

Pelaksanaan penuntutan uang pengganti yang dilakukan oleh

Kejaksaan Wonogiri terhadap saksi (diajukan sebagai terdakwa dalam

berkas tersendiri) tentunya mengacu pada keterkaitan yang dilakukan oleh

saksi Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM yang mencairkan pembayaran

termin pertama dan kedua dalam proyek pengadaan buku wajib tahun

2003 di Kabupaten Wonogiri. Telah disebutkan diatas bahwa YMT Kepala

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Drs. Dwi Putro Setyantomo,

MM telah mengeluarkan Surat Perintah Membayar Uang yang diminta

oleh PT. Balai Pustaka Persero melalui pemimpin kegiatan, padahal

didalam pengajuannya belum dilampiri sejumlah dokumen yang

seharusnya ada didalamnya. Sehingga secara tidak langsung Drs. Dwi

Putro Setyantomo, MM ikut ambil bagian didalam pelaksanaan tindak

pidana korupsi tersebut.

Oleh karena keterkaitan tersebut maka oleh Jaksa Penuntut Umum,

Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM selaku YMT kepala BPKD telah

menyalahgunakan kewenangannya sebagai kepala BPKD dan dianggap

ikut menikmati hasil korupsi tersebut, sehingga oleh Kejaksaan dituntut

secara tanggung renteng dalam pengembalian uang pengganti bersama-

sama dengan terdakwa, H. Murod Irawan dan PT. Balai Pustaka (Persero).

Page 51: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

50

B. HAMBATAN YANG TIMBUL DALAM PELAKSANAAN

PENUNTUAN UANG PENGGANTI SECARA TANGGUNG RENTENG

TERHADAP SEORANG SAKSI (DIAJUKAN SEBAGAI TERDAKWA

DALAM BERKAS TERSENDIRI)

Berdasarkan uraian diatas tentunya tuntutan yang diajukan oleh

Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Tuntutan Jaksa NO. REG. PERKARA

: PDS-04/W.GIRI/05.2008 Atas Nama Terdakwa : Drs. Roeswardiyatmo,

M.Pd tentunya mengalami hambatan. Hal ini dikarenakan Tuntutan Jaksa

dalam poin mengenai penuntutan uang pengganti secara tanggung renteng

yang harus ditanggung oleh Terdakwa Dr. Roeswardiyatmo, M.Pd

(mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri), Drs. Purwanto,

GP M.Si (Mantan Kasubdin TK/SD Dinas Pendidikan Kabupaten

Wonogiri), Drs. Susilo, M.Pd (Mantan Kasi Sarpras Dinas Pendidikan

Kabupaten Wonogiri), Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM (Yang

Menjalankan Tugas Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten

Wonogiri, H. Murod Irawan (Direktur PT. Putra Ihsan Pramudita dan

perwkilan Balai Pustaka), dan PT. Balai Pustaka (persero) oleh Majelis

Hakim dalam putusannya tidak sependapat dengan Tuntutan yang diajukan

oleh Jaksa. Tentunya dasar yang digunakan oleh Majelis Hakim dalam

menolak tuntutan jaksa mengenai uang pengganti secara tanggung renteng

adalah sangat jelas yaitu bahwa Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM dalam

persidangan yang telah digelar di Pengadilan Negeri Wonogiri

kapasitasnya hanyalah sebagai saksi sehingga apabila dimasukkan

kedalam tuntutan jaksa maka tentunya tidak akan memenuhi rasa keadilan

terhadapnya.

Bahwa tentunya kapasitas Drs. Dwi Putro Setyantomo, M. Pd

didalam persidangan hanyalah sebagai saksi dan bukan sebagai terdakwa.

Oleh karena itu terjadi ambivalensi yang terjadi pada tuntutan Jaksa

mengenai Penuntutan Uang Pengganti secara tanggung renteng yang juga

Page 52: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

51

tersebut didalamnya Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM. Disatu sisi sebagai

saksi namun disisi lain sudah diikutkan pula sebagai terdakwa/terpidana.

Tentunya Surat Tuntutan Jaksa yang telah diajukan didalam

persidangan bila dicermati secara seksama, dapat disinyalir bahwa saksi

Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM telah dipesan secara tidak langsung

untuk kemudian dijadikan terdakwa dalam kasus yang sama. Terlepas dan

itu, mengenai besaran uang pengganti yang diajukan oleh jaksa yang

menurutnya telah menguntungkan H. Murod Irawan dan PT. Balai

Pustaka menurut pledoi yang diajukan kuasa hukum terdakwa Drs.

Roeswardiyatmo, M.Pd yakni Mustofa Kamal, S.H adalah kurang jelas.

didalam pledoinya yang dikemukakan diperesidangan mengenai adanya

mark up dan kekurangan buku yang kemudian oleh jaksa dilakukan

penuntutan uang pengganti yang harus ditanggung pula oleh saksi Drs.

Dwi Putro Setyantomo, MM adalah kurang jelas. Menurut pledoi dari

Mustofa Kamal, SH bahwa mark up yang ditimbulkan adalah kurang tepat

karena tidak sesuai dengan hukum pasar maupun norma dalam hukum

perdata yaitu harga yang sudah disepakati kedua belahpihak adalah sah

berlaku mengikat bagi parapihak untuk memenuhi hak dan kewajibannya

masing-masing.

Disamping itu dalam Pledoi yang diajukan kuasa hukum terdakwa

Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd dikatakan bahwa PT. Balai Pustaka yang

ditunjuk sebagai rekanan adalah BUMN sehingga apabila ada tuntutan

yang mengatakan bahwa perbiuatan terdakwa telah menguntungkan H.

Murod Irawan dan PT. Balai Pustaka ( Persero) maka sama saja perbuatan

terdakwa telah pula menguntungkan Negara, karena PT. Balai Pustaka

merupakan BUMN.

Page 53: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

52

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan diatas didalam hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat dirumuskan simpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan penuntutan uang pengganti secara tanggung renteng terhadap

seorang saksi (diajukan sebagai terdakwa dalam berkas tersendiri).

a. Bahwa dalam Surat Tuntutan Jaksa No. Reg. Perkara : PDS-

04/W.GIRI./05.2008 disebutkan adanya perbuatan dari Drs. Dwi Putro

Setyantomo, MM bersama sama dengan terdakwa Drs.

Roeswardiyatmo, M. Pd, Drs. Purwanto, GP, M. Si serta Drs. Susilo,

M. Pd yang oleh Jaksa Penunut Umum dinilai melanggar ketentuan

dalam Undang-undang No. 31 tahun 1999 perubahan Undang-Undang

N0. 20 tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dengan dasar bahwa Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM yang saat itu

menjabat sebagai Yang Menjalankan Tugas (YMT) Kepala Badan

Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Wonogiri

menyetujui untuk mencairkan uang termin pertama sebesar Rp.

2.893.034.200,- dengan lampiran berita acara 100% dari Drs. Susilo,

M. Pd padahal diketahui oleh Drs. Susilo bahwa buku yang diterima

baru 275.420 eksemplar dari pesanan sebesar 496.911 eksemplar.

Sehingga oleh Jaksa Penuntut Umum Drs, Dwi Putro Setyantomo,

MM dianggap telah membantu dalam pelaksanaan tindak pidana

korupsi tersebut.

b. Adapun oleh Jaksa Penunut Umum yang menjadi dasar pelaksanaan

penuntutan uang pengganti secara tanggung renteng terhadap Drs.

Dwi Putro Setyantomo, MM adalah jaksa menilai Drs, Dwi Putro

Setyantomo, MM dianggap telah melakukan kesalahan karena telah

melakukan pelunasan pembayaran kepada pihak Balai Pustaka dengan

Page 54: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

53

menerbitkan SPMU termin kedua padahal buku yang diterima masih

ada kekurangan sebesar 43.252 eksemplar atau apabila dirupiahkan

sebesar Rp. 631.699.658,86. Sehingga Negara menurut Jaksa

Penuntut Umum dirugikan sebesar nominal diatas.

2. Hambatan yang timbul dalam pelaksanaan penuntutan uang pengganti

terhadap seorang saksi (diajukan sebagai terdakwa dalam berkas

tersendiri).

a. Hal yang menghambat Jaksa Penuntut Umum dalam melakukan

penuntutan uang pengganti secara tanggung renteng yang ditujukan

kepada ketiga terdakwa dan Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM

(diajukan sebagai terdakwa dalam berkas tersendiri) antara lain adalah

bahwa kapasitas Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM didalam

persidangan adalah sebagai saksi, sehingga terjadi ambivalensi

terhadapnya. Disatu sisi Drs. Dwi Putro Setyantomo, MM hanya

sebagai saksi namun didalam tuntutan kapasitasnya berubah menjadi

terdakwa. Sehingga status yang melekat didalamnya dianggap kurang

jelas di persidangan.

b. Adapun dalam pasal 18 angka 2 Undang-undang No. 18 tahun 1999

perubahan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengenai uang pengganti

disebutkan "jika TERPIDANA tidak membayar uang pengganti.....".

Dari apa yang disebutkan diatas, kata terpidana sangat jelas bagi siapa

tumtutan tanggung renteng seharusnya ditujukan. Dalam posisi Drs.

Dwi Putro Setyantomo, MM di dalam persidangan hanyalah sebagai

saksi dan bukan sebagai terdakwa. Sehingga kurang tepat apabila Drs.

Dwi Putro setyantomo, MM selaku saksi juga ikut dituntut dalam

tuntutan jaksa.

Page 55: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

54

B. Saran-saran

Jaksa sebagai lembaga penegak hukum diharapkan mampu memberikan

rasa keadilan kepada seseorang atau lembaga yang tengah mencarinya. Kejaksaan

seharusnya dalam melakukan penuntutan lebih cermat, seksama dan juga

bijaksana dalam menuntut dalam suatu perkara tindak pidana. Selain itu

Kejaksaan sebagai lembaga hukum hendaknya lebih

Kejaksaan Agung sebagai lembaga Negara dibidang hukum selayaknya

memberikan pelatihan etika profesi yang lebih kepada Jaksa anggotanya agar

kelak tidak dipandang sebagai lembaga yang menakutkan dimata masyarakat luas

yang beredar dewasa ini.

Page 56: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

55

DAFTAR PUSTAKA

DARI BUKU :

Edy Yunara, 2005, Korupsi dan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Citra Aditya Bakti, Bandung

Indriyanto Seno Adji, 2009, Korupsi dan Penegakan Hukum, Diadit Media, Jakarta

Lamintang, 1991, Delik-delik Khusus Kejahatan Jabatan Dan Kejahatan-Kejahatan Jabatan Tertentu Sebagai Tindak Pidana Korupsi, Pionir Jaya, Bandung

Mansyur Semma, 2008, Negara dan Korupsi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Pope, Jeremy, 2007, Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Integritas Nasional, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Rohim, 2008, Modus Operandi Tindak Pidana Korupsi, Pena Multi Media, Jakarta

Soerjono, Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta

Suradi, 2006, Korupsi Dalam Sektor Pemerintah Dan Swasta, Gava Media, Yogyakarta

Surachman dan Andi Hamzah,1995, Jaksa Di Berbagai Negara Peranan dan Kedudukannya, Sinar Grafika, Jakarta

Wirjono Prodjodikoro, 1980, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia, PT. ERESCO, Jakarta-Bandung

Wiyono, 2009, Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta

DARI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 Perubahan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Page 57: PELAKSANAAN PENUNTUTAN UANG PENGGANTI SECARA … · lihat contohnya seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana ... misalnya pengacara, akuntan publik, notaris ... Dalam

56

Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban

Keputusan Presiden, No. 18 Tahun 2000, Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Visi Media, Jakarta

Surat Tuntutan Pidana NO. REG. PERKARA : PDS-04/W.GIRI/05. 2008 Atas Nama Terdakwa Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd

Surat Putusan Pengadilan Negeri Wonogiri Nomor : 100/Pid.B/2008/PN.Wng. atas nama terdakwa Drs. Roeswardiyatmo, M.Pd.