pelatihan alokasi air · harus dilengkapi dengan “pola operasi waduk”. 3) pola operasi waduk...
TRANSCRIPT
TUJUAN PEMBELAJARAN
HASIL BELAJAR:
Setelah mengikuti pembelajaran dalam mata pelatihan ini, peserta
pelatihan diharapkan mampu memahami konsep dasar operasi
waduk sesuai NSPM yang berlaku, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan pelaksanaan pengelolaan alokasi air,
khususnya dalam menyusun Pola Operasi Waduk dan Rencana
Tahunan Operasi Waduk untuk berbagai jenis waduk yang ada serta
bagaimana malakukan kegiatan monitoring dan pengendalian
operasionalnya untuk segala jenis waduk yang ada.
TUJUAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR HASIL BELAJAR:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:
• Menjelaskan secara sederhana Lingkup Kegiatan Operasi Waduk,
Penyusunan Pola Operasi Waduk, Rencana Tahunan Operasi Waduk
(RTOW), Pelaksanaan Operasi Waduk, Laporan Pelaksanaan Operasi
Waduk, Operasi Pintu Dan Katup
• Menjelaskan secara sederhana POW dan RTOW Waduk Tunggal
• Menjelaskan secara sederhana POW dan RTOW Seri (KASKADE)
• Menjelaskan secara sederhana Pelaksanaan Operasi Waduk
• Menjelaskan secara sederhana Organisasi Pelaksanaan Operasi Waduk
LATAR BELAKANG
Wilayah Indonesia umumnya mengalami 2 (dua) musim (hujan/ kemarau)
Ketersediaan vs Kebutuhan tidak seimbang
Musim hujan air berlebihan (banjir)
Musim kemarau air kurang (kekeringan)
Dibangun bendungan/ waduk
Musim hujan air disimpan di waduk (mengurangi banjir)
Musim kemarau (air kurang) air waduk dikeluarkan
Pengoperasian waduk harus dilaksanakan dengan benar sesuai dengan
pedoman yang telah ditetapkan
DIPERLUKAN PENGATURAN OPERASI WADUK
MATERI
PENDAHULUAN
PENJELASAN UMUM
P O L A O P E R A S I W A D U K ( P O W ) D A N R E N C A N A TA H U N A N O P E R A S I
W A D U K ( R T O W ) T U N G G A L
POW DAN RTOW WADUK KASKADE
PELAKSANAAN OPERASI WADUK
memahami konsep dasar
operasi waduk sesuai NSPM
yang berlaku.
menyusun Pola Operasi Waduk
(POW)
menyusun Rencana Tahunan
Operasi Waduk (RTOW)
malakukan kegiatan
monitoring dan pengendalian
operasionalnya.
Untuk berbagai jenis waduk
yang ada
Pengaturan tentang Operasi Waduk sudah terdapat/ diatur di
dalam Permen PUPR Nomor: 27/PRT/M/2015 tentang
Bendungan, khususnya pada Pasal 46 sampai dengan Pasal 52 yang
intinya menyebutkan bahwa;
1) Setiap pemilik/ pengelola bendungan harus menyusun/
menyiapkan “Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Bendungan” beserta waduknya yang harus ditinjau dan
dievaluasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam waktu 5 (lima)
tahun.
2) Dalam menyusun rencana pengelolaan bendungan tersebut
harus dilengkapi dengan “Pola Operasi Waduk”.
3) Pola operasi waduk tersebut harus dilengkapi;Lengkung
batas operasi normal bawah yang disusun berdasar data
hidrologi tahun kering, dan Lengkung batas operasi normal
atas yang disusun berdasar data hidrologi tahun basah.
4) Pola operasi waduk tersebut paling sedikit harus memuat
tata cara pengeluaran air waduk sesuai dengan kondisi
volume dan/ atau elevasi air waduk dan kebutuhan air serta
kapasitas sungai di hilir bendungan.
5) Pola operasi waduk ditetapkan oleh pengelola bendungan
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
6. Penyusunan pedoman operasi dan
pemeliharaan bendungan beserta
waduknya dilakukan sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
7. Berdasarkan Pola Operasi Waduk di atas.
Pengelola bendungan menyusun Rencana
Tahunan Operasi Waduk (RTOW).
8. RTOW tersebut disusun oleh pengelola
bendungan dengan memperoleh masukan
dari pengelola sumber daya air pada
wilayah sungai yang bersangkutan dan
instansi terkait.
APA BEDANYA ANTARA BENDUNG DAN
BENDUNGAN?
Apa yang terjadi apabila operasi waduk
tidak dilasanakan mengikuti “kaidah”
dan berdasarkan “pola” dan “rencana “
operasi yang telah ditetapkan ?
KATEGORI BENDUNGAN Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan, Pasal 3
Bendungan dengan
tinggi 15 (lima belas)
meter atau lebih
diukur dari pondasi
terdalam.
Bendungan dengan
tinggi 10 (sepuluh)
meter s/d 15 (lima
belas) meter diukur
dari pondasi
terdalam dengan
ketentuan;
Bendungan yang
mempunyai kesulitan
khusus dapa pondasi
atau bendungan yang
didesain
menggunakan
teknologi baru dan/
atau bendungan yang
mempunyai kelas
bahaya tinggi.
Panjang Puncak Bendungan Paling Sedikit 500 (Lima Ratus)
Meter.
Daya Tampng Waduk Paling Sedikit 500.000 (Lima Ratus Ribu)
Meter Kubuk, Atau
Debit Banjir Maksimal Yang Diperhitungkan Paling Sedikit 1.000
(Seribu) Meter Kubik Per Detik,
1) UU Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
2) PP Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
3) Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan
4) PP Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
5) PP Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
6) Kepres Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai
7) UU Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah
8) Permen PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Wilayah Sungai.
9) Permen PUPR Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan sumber air dan bangunan pengairan
LINGKUP
KEGIATAN
OPERASI
WADUK
O p e r a s i W a d u k ( ? )
kegiatan pengendalian air yang keluar dari waduk dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan air dan pengendalian banjir di
hilir sesuai dengan pola dan rencana operasi yang telah ditetapkan.
K e g i a t a n O p e r a s i W a d u k M e l i p u t i ?
1. Pengumpulan dan pengolahan data hidrologi 2. Penyusunan POW dan ROTW3. Pelaksanaan operasi waduk pada berbagai kondisi (normal,
banjir dan darurat)4. Pelaksanaan kegiatan monitoring, pengendalian operasional
dan evaluasi pelaksanaan operasi waduk5. Penyusunan laporan dan dokumentasi
P E N Y U S U N A N P O L A
O P E R A S I W A D U K ( P O W )
1. POW harus dibuat sejak awal waduk tersebut mulai dioperasikan
dan direview minimal setiap 5 (lima) tahun sekali.
2. POW paling sedikit memuat tata cara pengeluaran air dari waduk sesuai
dengan kondisi volume dan/atau elevasi air waduk dan kebutuhan air serta
kapasitas sungai di hilir bendungan.
3. POW dibuat berdasarkan karakteriktik dari masing-masing waduk baik “waduk
tunggal” maupun “waduk kaskade” dengan fungsi waduk sebagai “eka guna”
atau “multi guna”.
4. POW diwujudkan dalam bentuk “Rule Curve Zona Operasi“ yang dibatasi oleh lengkung batas operasi normal atas dan lengkung batas operasi normal bawah
serta rencana air masuk dan pengeluaran.
PENGUMPULAN
DATA
HITUNG DEBIT ANDALANTRANSFORMASI DATA HUJAN
KE DEBIT
DAN HITUNG DEBIT ANDALAN
SIMULASI WATER BALANCE
(TRIAL ELEVASI/ OUTFLOW)
DATA
DEBIT
ADA?
MEMENUHI?
DEBIT
KETERSEDIAAN AIR
MULAI
TIDAK
TIDAKADA
SELESAI
POW
YA
B A G A N A L I R
P E N Y U S U N A N P O W
TMA Waduk (m) Nop
1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Debit Keandalan 50% 608.00 608.90 609.50 610.60 612.13 613.18 614.07 615.12 616.22 617.11 617.96 618.75 619.70 620.35 620.80 621.20 621.40 621.48 621.50 621.50 621.40 621.30 621.15 620.95 620.50 619.95 619.30 618.60 617.80 616.95 615.70 614.25 612.80 611.70 610.60 609.50 608.00
Debit Keandalan 35% 611.00 612.30 613.45 614.40 615.35 616.30 617.35 618.22 619.08 619.85 620.36 620.86 621.22 621.45 621.64 621.82 621.92 621.98 622.00 621.98 621.92 621.82 621.64 621.45 621.22 620.86 620.36 619.85 619.08 618.22 617.35 616.30 615.35 614.40 613.45 612.30 611.00
Debit Keandalan 65% 601.00 601.60 601.80 602.80 606.00 608.00 610.00 612.00 613.80 615.00 616.20 617.40 618.40 619.40 620.20 620.60 620.90 620.98 621.00 621.00 620.90 620.65 620.45 620.10 619.90 619.30 618.60 617.70 616.80 615.90 614.30 612.55 610.60 609.00 605.80 603.30 601.00
TMA Banjir 623,24 m 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24
TMA Normal (622,00 m) 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00
TMA Rendah (PLTA, m) 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00
TMA Rendah (Irg, 598,00 m) 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00
NopemberOktoberJuliDesember Januari Pebruari Juni AgustusMaret April Mei September
595.00
600.00
605.00
610.00
615.00
620.00
625.00T
MA
Wa
du
k (
m)
POLA OPERASI WADUK'RULE CURVE ZONA OPERASI WADUK"
BENDUNGAN SELOREJO
Debit Keandalan 50% Debit Keandalan 35% Debit Keandalan 65% TMA Banjir 623,24 m
TMA Normal (622,00 m) TMA Rendah (PLTA, m) TMA Rendah (Irg, 598,00 m)
LWL Operasional (Turbin, 601.00 m)
Muka Air Banjir (MAB, 623.14 m)
Muka Air Normal (MAN/HWL 622.00 m)(
LWL Operasional (Irigasi, 598.00 m)
Hal-hal yang per lu diperhat ikan dalam
penyusunan POW ( termasuk kondis i batas )
1) Jadwal pengisian dan pengeluaran air
2) Perkiraan besarnya debit aliran air yang masuk (tahun basah,
tahun normal dan tahun kering).
3) Kebutuhan air yang harus dipenuhi RTTG/RTTD.
4) Memperhitungan pengeluaran air dari waduk lain yang berada
dalam satu sistem aliran sungai.
5) Pengeluaran air ke hilir pada saat banjir harus mempertimbangkan
kapasitas sungai di hilir.
6) Jadwal pemeliharaan bangunan prasarana yang ada,
hidromekanik-elektrik, dll.
7) Penurunan muka air waduk yang terlalu cepat atau terlalu rendah.
8) Adakah Control Water Level (CWL) waduk yang bersangkutan.
KRITERIA
TAHUN BASAH
DAN TAHUN
KERING
Tahun Basah dan Tahun Kering (BMKG/ HUJAN)
Kriteria Basah dan Kering tidak ada di BMKG !!!
Yang ada (Normal, di Atas Normal, di Bawah Normal)
Tahun normal, adalah tahun pada saat debit berkisar antara 85%
sampai 115% dari debit rata-rata hasil pengamatan
Tahun kering, adalah tahun pada saat debit kurang dari
85% dari debit rata-rata hasil pengamatan
Tahun basah, adalah tahun pada saat debit lebih besar 115% dari debit rata-rata
hasil pengamatan
KRITERIA
TAHUN BASAH
DAN TAHUN
KERING
....... Lanjutan
Tahun kering, adalah tahun
pada saat debit air yang
masuk ke waduk
merupakan debit yang lebih
kecil atau sama dengan debit
rata-rata dikurangi dengan
σy.
Tahun basah, adalah tahunpada saat debit air yangmasuk ke wadukmerupakan debit yang lebihbesar atau sama dengandebit rata-rata ditambah
dengan σy
B e r d a s a r k a n K e p m e n P U .
3 6 0 / K P T S / M / 2 0 0 4
B E N D U N G A N D E N G A N P E L I MP A H B E R P I N T U
Puncak Bendungan
Tampungan banjirAmbang Pelimpah
Tampungan Effektif
TMA Rendah Operasi
Tampungan Mati
Catatan :
TMA Banjir maksTMA Banjir/Normal
Bendungan dengan fungsi untuk PLTA
umumnya mensyaratkan TMA Rendah
Operasi
TMA Rendah Ambang Pintu
Pengambilan
Tinggi Jagaan
(free board)
RENCANA TAHUNAN OPERASI
WADUK (RTOW)
ROTW dimaksudkan sebagai
panduan pelaksanaan operasi
harian waduk yang disusun
setiap tahun berdasarkan data
teknis dan kondisi hidrologi
terakhir.
ROTW ini digunakan bagi
pengelola waduk dalam rangka
pengendalian/pengaturan air
harian rutin waduk dalam
rangka memenuhi kebutuhan
air di hilir selama setahun.
D A S A R P E N Y U S U N A N R T O W
Prakiraan ketinggian
muka air pada awal
tahun.
Kondisi/ kesiapan unit
pembangkit listrik dsb.
Informasi prakiraan
musim yang diperoleh
dari BMKG.
Prakiraan besarnya debit
andalan yang masuk ke
waduk (debit inflow).
Prinsip dasar penyusunan ROTW sama dengan penyusunan POW, namun ada beberapa hal
penting yang membedakan dengan penyusunan POW adalah:
Rencana tahunan
kebutuhan air (irigasi,
air baku, dll
Sasaran khusus
produksi listrik/ padi,
dll.
M E K A N I S M E P E N Y U S U N A N P O W A A ( R T O W )
W S B R A N T A S ( M A I N S T R E A M )
Konsep POWAA/ RTOW
( Perum Jasa Tirta I)
1. Ketersediaan air (debit)
dasarian
2. Elevasi awal muka air waduk
3. Kurva-HV waduk
1. Kebutuhan air Irigasi
2. Kebutuhan air industri, PDAM,
Dan lain-lain
3. Informasi BMKG
Rapat Pleno/ Sidang TKPSDA
(Pengesahan POWAA/ RTOW)
Operasional POWAA/ RTOW
Monitoring & Evaluasi
POWAA/ RTOW
Deviasi?Ya Tidak
Pembahasan
Tim Kerja Alokasi Air
Setuju? Tidak
Ya
RENCANA TAHUNAN OPERASI WADUK
(RTOW)
T a n g g u n g J a w a b R t o w
• Penanggung jawab penyusunan RTOW adalah Pengelola
Bendungan yang dibuat setiap tahun sekali.
• Proses penyusunan dan penetapan dilakukan dengan
berkoordinasi dengan instansi-instansi, stakeholder,
wakil-wakil pemanfaat terkait melalui TKPSDA Wilayah
Sungai terkait.
E v a l u a s i R T O W
• Evaluasi RTOW dilakukan apabila upaya penyesuaian
akibat terjadinya penyimpangan tidak bisa dilakukan.
• Proses evaluasi RTOW juga harus melibatkan pihak-pihak
yang terkait dalam proses penyusunan dan penetapan
melalui TKPSDA Wilayah Sungai terkait.
PENGENDALIAN
OPERASIONAL
WADUK
Pencatatan data harian operasional waduk!!!
Semua data hidrologi dan data operasional waduk hendaknya selalu dicatat (jam-jaman, harian, dekadean, bulanan,tahunan) dan didokumentasikan dengan baik
serta tersimpan dengan aman.
Permasalahan!!!
Yang menjadi kendala pada umumnya adalah tidak tersedianya data historis debit inflow.
Sehinga untuk mendapatkan debit andalan harus melalui transformasi dari data curah hujan.
Pertanyaan!!!
Apa yang seharusnya dilakukan oleh pemilik/ pengelola bendungan pada kegiatan operasional waduk selanjutnya?
PENGENDALIAN
OPERASIONAL
WADUK
( P E N E R A P A N R T O W D I
L A P A N G A N )
Kendala Operasional !!!Jumlah ketersediaan air (debit inflow dan remaining basin) yang
terdapat di dalam RTOW merupakan besaran debit dengan tingkat keandalan tertentu.
Sehingga sangat mungkin aktualnya berbeda dengan yang terdapat dalam RTOW.
Pertanyaan!!!
• Bagaimana bila debit aktualnya lebih besar dari RTOW?• Bagaimana bila debit aktualnya lebih kecil (kurang) dari
RTOW?
PENGENDALIAN
OPERASIONAL
WADUK
( P E N E R A P A N R T O W D I
L A P A N G A N )
Perlunya ada kesepakatan yang harus
dituangkan dalam berita acara hasil
sidang teknis/ pleno TKPSDA !!!
(1) Bila ketersedian air lebih
Apabila debit aktual yang masuk ke waduk lebih besar dari
RTOW, pengeluaran tetap sesuai RTOW sepanjang TMA waduk
masih berada di bawah batas normal atas POW.
Apabila TMA waduk sudah berada di atas normal atas, maka air
waduk dekeluarkan lebih dari RTOW sampai TMA waduk berada
pada di bawah batas normal atas.
(2) Bila ketersedian air kurang
Apabila debit aktual yang masuk ke waduk lebih kecil
(berkurang <15% ), pemberian air ke seluruh intake
dikurangani secara proporsional.
Apabila penyediaan air ke pemanfaat selama lebih dari 1 (satu)
dekade berkurang lebih nesardari 15%, maka pengelola waduk
harus segera melakukan perhitungan/ simulasi ulang
keseimbangan air yang ada berdasarkan kondisi hidrologi
terakhir.
Apabila hasil simulasi memperlihatkan bahwa ketersediaan air
waduk memang kurang, perlu diusulkan adanya review RTOW
dengan menyesuaikan kondisi terakhir, bila perlu pola tanam harus dirubah/ disesuaikan
POW BENDUNGAN SELOREJO (WS BRANTAS )
P E T A J A R I N G A N S U N G A I D A N B A N G U N A N P R A S A R A N A S D A W S B R A N T A S
fn:\...\users\...\DI Brantas.ppt
SELATMADURA
SAMUDRA INDONESIA
TRENGGALEK
BLITAR
TULUNGAGUNG
KEDIRI
NGANJUK
SURABAYA
SIDOARJO
JOMBANG
MALANG
D.I Paingan537 Ha
D.I Konto31.339 Ha
D.I Widas8.960 Ha
D.I Kediri Kiri534 Ha
D.I Menturus3.767 Ha
D. I Delta Brantas24.396 Ha
KALIMANTAN
SULAWESI
Java SeaJakarta
Bandung
SurabayaSamudra Indonesi a
DPS KALI BRANTAS
D.I Jatimlerek1.711 Ha
D.I Lodagung12.213 Ha
G. KELUD
G. BROMO
G. SEMERU
G. KAWI
G. WILIS
G. ARJUNO
U
D.I Jatikulon619 Ha
DAERAH ADMINISTRATIF
Kabupaten : 1. Malang2. Blitar3. Tulungagung4. Trenggalek5. Kediri6. Nganjuk7. Jombang8. Mojokerto9. Sidoarjo
10. Surabaya
Kota : 1. Malang2. Blitar3. Kediri4. Mojokerto5. Surabaya
DPS KALI BRANTAS
Bend. Lengkong Baru
Bend. Gunungsari
P. Air Jagir
Bend. Gubeng
P. Air Wonokromo
MOJOKERTO
P. Air Mlirip
Bend. Menturus
Bend. Jatimlerek
Bend. Selorejo
Bend. Glatik
Bend. Bening
Bend. Mrican
D.I Mrican Kanan15.896 Ha
D.I Mrican Kiri12.666 Ha
Bend. Wonorejo
Bend. Tiudan
PLTA T.Agung Selatan
Bend. Lodoyo
Bend. Wlingi
Bend. Sutami
Bend. LahorBend. Sengguruh
D.I Song1.849 Ha
Bend. Segawe
DENAH BENDUNGAN SELOREJO
G – 1 - 4
Keterangan :
: Pore Pressure Meter: Seepage/ Leakage/Spring: Seepage Water Table/Ground Water: Settlement Point
SR 9
SR 10 SR 5
SR 3
BM
SR 2
SL 5
SL 4
SC.L/2
BM/SL
SL 11
SL 10SB 6
SB 4
SL 9
SB 11
SL 3
SB 13
SB 12
SL C
SL B
FC 2
FC 1
SB 10
SL 7SB 3
LDS 01LDS 02
LDS 03
SP 4
Toe Drain
WC Area
LA 2C Area
SURGE TANK
SPILLWAY
Intake
PLTA
SL 4
RA
SR 6
12345678
9 10 11 12 13 14 15
PPM
BENDUNGAN SELOREJO
V - 2
A B C
SKEMA SISTEM ALIRAN KELUAR
BENDUNGAN SELOREJO
G – 1 - 6
Ke Irigasi
Konto Kanan
Q = 8,00 m3/det
Ke Irigasi
Kali Serinjing
Pondage (Waduk)
Siman
Sabo Dam
Mendalan
KALI KONTO
Kali Nambaan
Kali Nogo
Kali Sambong
WADUK
SELOREJO
PLTA Siman
Kolam Tandon Harian (KTH)
Siman (Vol = 100.000 m3)
PLTA
Mendalan
Kolam Tandon Harian
(KTH) Mendalan/ Sekuli
(Vol = 100.000 m3)
PLTA
Selorejo
Siphon
LemurungSiphon
Siman
Maksimum = 9,25m3/det Maksimum
9,25m3/det
FWL +623,14 M
HWL +622,00 M
CWL +620,00 M
LWL +606,00 M (Operasonal)
LWL +598,00 M
+597,00 M
PLTA
+620,00 M
+625,00 M
TAMPUNGAN BANJIR
(9,680 JUTA M3)
TAMPUNGAN EFEKTIF
(30,677 JUTA M3)
TAMPUNGAN MATI
(0,811 JUTA M3)
CADANGAN KEKERINGAN
ALOKASI A IR WADUK SELOREJO
CONTOH CARA MENGHITUNG DEB IT ANDALAN
Dari serangkaian data debit inflow yang telah diurutkan dari besar
ke kecil dan probalibiltas masing-masing besaran debitnya seperti
tabel di atas (Weibull). Berapakah besarnya debit andalan berturut-
turut 35%, 50% dan 65%?
Jawab : Q 35% = 10,01 + (35-30,77) / (38,46-30,77) x (8,44-9,44)= 8,89 m3/det
Q 50% = 7,01 + (50-46,15) / (53,85-46,15) x (5,67-7,01)= 6,34 m3/det
Q 65% = 4,34 + (65-61,54) / (69,23-61,54) x (3,46-4,34)= 3,94 m3/det
KESEIMBANGAN
(NERACA)
AIR
Persamaan dasar simulasi neraca air di waduk merupakan fungsi
dari masukan, keluaran dan tampungan waduk yang dapat
disajikan dalam persamaan sebagai berikut :
I – O = ds/dt
dengan :
I = debit masuk (m3/det)
O = debit keluar (m3/det)
ds/dt = ΔS adalah perubahan tampungan (m3/det)
I LUSTRASI NERACA (KESE IMBANGAN ) A IR D I WADUK
(SEDERHANA )
V1
V2
dV = V2 – V1
O
(Outflow)
I (Inflow)
I = O + dV
= O + (V2-V1)/dt
I = Q rata2 inflow (efektif)
O = Q rata2 outflow
V1 = Volume sebelumnya
V2 = Volume sekarang
I (QInflow) = Merupakan debit inflow efektik yang diperoleh dari penelusuran waduk
dengan mengabaikan curah hujan dan kehilangan airnya.
NERACA (KESEIMBANGAN) AIR
RINCI DI WADUK
St+1 = St + Rt – Et – Lt – Ot – OS t
St = Tampungan waduk pada periode t (sebelumnya)
St+1 = Tampungan waduk pada periode t+1 (sekarang)
It = Masukan waduk pada periode t
Rt = Hujan yang jatuh di atas permukaan waduk, pada periode t
Et = Kehilangan air akibat evaporasi pada periode t
Lt = Kehilangan air akibat rembesan dan bocoran
Ot = Total kebutuhan air
OSt = keluaran dari pelimpah
POLA
PERHITUNGAN
POW
MODEL
SIMUKASI
(I)
DEBIT INFLOW
(ANDALAN)
ELEVASI
M.A. WADUK
DEBIT OUTOW
(TRIAL)
MODEL SIMUKASI
(II)
DEBIT INFLOW
(ANDALAN)
DEBIT
OUTFLOW
EL. M.A. WADUK
(TRIAL)
MODEL - I
MODEL - II
POLA OPERASI WADUK
“RULE CURVE ZONA OPERASI WADUK”
BENDUNGAN SELOREJO
TMA Waduk (m) Nop
1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Debit Keandalan 50% 608.00 608.90 609.50 610.60 612.13 613.18 614.07 615.12 616.22 617.11 617.96 618.75 619.70 620.35 620.80 621.20 621.40 621.48 621.50 621.50 621.40 621.30 621.15 620.95 620.50 619.95 619.30 618.60 617.80 616.95 615.70 614.25 612.80 611.70 610.60 609.50 608.00
Debit Keandalan 35% 611.00 612.30 613.45 614.40 615.35 616.30 617.35 618.22 619.08 619.85 620.36 620.86 621.22 621.45 621.64 621.82 621.92 621.98 622.00 621.98 621.92 621.82 621.64 621.45 621.22 620.86 620.36 619.85 619.08 618.22 617.35 616.30 615.35 614.40 613.45 612.30 611.00
Debit Keandalan 65% 601.00 601.60 601.80 602.80 606.00 608.00 610.00 612.00 613.80 615.00 616.20 617.40 618.40 619.40 620.20 620.60 620.90 620.98 621.00 621.00 620.90 620.65 620.45 620.10 619.90 619.30 618.60 617.70 616.80 615.90 614.30 612.55 610.60 609.00 605.80 603.30 601.00
TMA Banjir 623,24 m 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24
TMA Normal (622,00 m) 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00
TMA Rendah (PLTA, m) 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00
TMA Rendah (Irg, 598,00 m) 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00
NopemberOktoberJuliDesember Januari Pebruari Juni AgustusMaret April Mei September
595.00
600.00
605.00
610.00
615.00
620.00
625.00
TM
A W
ad
uk
(m)
POLA OPERASI WADUK'RULE CURVE ZONA OPERASI WADUK"
BENDUNGAN SELOREJO
Debit Keandalan 50% Debit Keandalan 35% Debit Keandalan 65% TMA Banjir 623,24 m
TMA Normal (622,00 m) TMA Rendah (PLTA, m) TMA Rendah (Irg, 598,00 m)
LWL Operasional (Turbin, 601.00 m)
Muka Air Banjir (MAB, 623.14 m)
Muka Air Normal (MAN/HWL 622.00 m)(
LWL Operasional (Irigasi, 598.00 m)
PENYUSUNAN
RTOW
Data-data teknis bendungan, waduk, jaringan sungai sesuai dengan
POW yang ditetapkan.
1) Perhitungan debit masuk (inflow) dengan tingkat keandalan
sesuai dengan kondisi prakiraan musim oleh BMKG.
2) Perhitungan debit keluar (outflow) berdasarkan kebutuhan
air yang berlaku/ditetapkan pada tahun masa berlakunya
RTOW tersebut .
3) Tentukan hubungan antara Elevasi - Luas dan Volume
Waduk berdasarkan data yang telah ditetapkan dalam POW
4) Lakukan simulasi keseimbangan air waduk dengan tahapan
sebagai berikut:
Kondisi Tinggi Muka Air (TMA) pada awal tahun
ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada.
Diupayakan agar TMA waduk berada pada kisaran
normal.
Dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error) dimulai
dengan TMA tertentu sampai mendapatkan TMA akhir,
diusahakan mencapai TMA normal pola operasi.
5) Dari hasil simulasi didapat lengkung operasi untuk tahun
berjalan.
RENCANA TAHUNAN OPERASI WADUK SELOREJO
PERIODE MUSIM TANAM TAHUN 2016/2017
KONDISI NORMAL (50%)Elevasi Awal : 611.00 m
BEBAN ELEVASI JAM
TURBIN H J V SPILLWAY TOTAL RATA-2 AKHIR OPERASI
m3/dtk m3/dtk m3/dtk m3/dtk m3/dtk MW MWh m Jam
2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 10.56 9.31 - - 9.31 2.30 552.30 611.72 24.00
2 10.16 9.50 - - 9.50 2.38 571.76 612.10 24.00
3 10.56 9.50 - - 9.50 2.42 638.53 612.77 24.00
1 13.07 12.00 - - 12.00 3.04 728.85 613.39 24.00
2 12.37 12.00 - - 12.00 3.07 737.53 613.60 24.00
3 15.12 12.50 - - 12.50 3.27 862.90 615.26 24.00
1 15.78 13.50 - - 13.50 3.62 869.81 616.34 24.00
2 15.75 13.50 - - 13.50 3.72 891.74 617.12 24.00
3 16.48 13.50 - - 13.50 3.80 820.64 618.05 24.00
1 15.74 13.00 - - 13.00 3.77 904.09 619.00 24.00
2 14.39 13.00 - - 13.00 3.83 920.28 619.48 24.00
3 14.78 13.00 - - 13.00 3.89 1,026.44 620.13 24.00
1 13.53 12.50 - - 12.50 3.80 911.99 620.42 24.00
2 14.19 12.00 - - 12.00 3.71 889.30 621.06 24.00
3 12.99 11.50 - - 11.50 3.61 866.63 621.48 24.00
1 11.30 10.00 - - 10.00 3.21 769.55 621.86 24.00
2 10.08 9.60 - - 9.60 3.10 745.15 622.00 24.00
3 9.60 9.60 - - 9.60 3.11 820.94 622.00 24.00
1 9.34 9.50 - - 9.50 3.08 738.70 621.95 24.00
2 8.45 9.14 - - 9.14 2.96 710.46 621.76 24.00
3 8.00 9.13 - - 9.13 2.94 705.55 621.43 24.00
1 7.79 9.00 - - 9.00 2.88 690.80 621.08 24.00
2 7.59 9.00 - - 9.00 2.85 684.87 620.68 24.00
3 6.90 9.00 - - 9.00 2.82 744.10 620.01 24.00
1 6.80 9.00 - - 9.00 2.77 665.27 619.25 24.00
2 6.39 9.00 - - 9.00 2.72 652.23 618.35 24.00
3 6.52 9.00 - - 9.00 2.66 701.51 617.41 24.00
1 6.37 8.50 - - 8.50 2.47 591.91 616.67 24.00
2 6.16 8.50 - - 8.50 2.42 579.77 615.77 24.00
3 6.47 8.50 - - 8.50 2.35 564.41 614.60 24.00
1 6.22 8.50 - - 8.50 2.27 545.99 613.29 24.00
2 6.51 8.50 - - 8.50 2.20 527.75 612.14 24.00
3 7.31 8.50 - - 8.50 2.14 565.01 611.39 24.00
1 7.67 8.50 - - 8.50 2.10 504.51 610.91 24.00
2 8.54 9.00 - - 9.00 2.19 526.16 610.64 24.00
3 9.70 9.00 - - 9.00 2.20 527.25 611.05 24.00
Total : 25,754.68 MWh
DES
JAN
FEB
MAR
NOP
APR
MEI
JUL
AGT
SEP
OKT
JUN
BLN/DKDINFLOW
OUTFLOWENERGI
1
PELAKSANAAN
OPERASI
WADUK
R u a n g l i n g k u p k e g i a t a n i n i m e l i p u t i :
Operasi Normal- Prakiraan air masuk- Operasi musim kemarau- Operasi musim hujan
Operasi Banjir- Waduk dengan pelimpah
tanpa pintu, - Waduk dengan kombinasi
pelimpah tanpa pintu danberpintu
- Waduk dengan pelimpahberpintu
Operasi Darurat
Evaluasi dan penyesuaian pelaksanaan operasi
Peramalan dan peringatan dini banjir
Pelaporan
Koordinasi antar pemangku kepentingan
PROSEDUR PELAKSANAAN OPERASI WADUK
Secara garis besar Prosedur Umum Pelaksanaan Operasi Waduk dapat dilihat pada bagan alir berikut :
Prosedur Operasi Waduk
TMA Waduk (m) Nop
1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Debit Keandalan 50% 608.00 608.90 609.50 610.60 612.13 613.18 614.07 615.12 616.22 617.11 617.96 618.75 619.70 620.35 620.80 621.20 621.40 621.48 621.50 621.50 621.40 621.30 621.15 620.95 620.50 619.95 619.30 618.60 617.80 616.95 615.70 614.25 612.80 611.70 610.60 609.50 608.00
Debit Keandalan 35% 611.00 612.30 613.45 614.40 615.35 616.30 617.35 618.22 619.08 619.85 620.36 620.86 621.22 621.45 621.64 621.82 621.92 621.98 622.00 621.98 621.92 621.82 621.64 621.45 621.22 620.86 620.36 619.85 619.08 618.22 617.35 616.30 615.35 614.40 613.45 612.30 611.00
Debit Keandalan 65% 601.00 601.60 601.80 602.80 606.00 608.00 610.00 612.00 613.80 615.00 616.20 617.40 618.40 619.40 620.20 620.60 620.90 620.98 621.00 621.00 620.90 620.65 620.45 620.10 619.40 618.90 618.30 617.30 616.40 615.40 614.05 612.45 610.60 609.00 605.80 603.30 601.00
TMA Banjir 623,14 m 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24 623.24
TMA Normal (622,00 m) 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00 622.00
TMA Rendah (PLTA, 601.00 m) 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00 601.00
TMA Rendah (Irigasi, 598,00 m) 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00 598.00
RAAT (ROTW) 2016/2017 612.00 611.72 612.10 612.77 613.39 613.60 615.26 616.34 617.12 618.05 619.00 619.48 620.13 620.42 621.06 621.48 621.86 622.00 622.00 621.95 621.76 621.43 621.08 620.68 620.01 619.25 618.35 617.41 616.67 615.77 614.60 613.29 612.14 611.39 610.91 610.64 611.05
TMA Aktual 2016/2017 612.28 618.16 617.66 616.53 616.09 618.07 620.48 621.80 621.25 621.38 621.66 621.64 621.87 621.88 621.94 621.95 621.96 621.82 621.96 621.77 621.74 621.49 620.87 620.18 619.80
Debit Inflow (RTOW) 10.56 10.16 10.56 13.07 12.37 15.12 15.78 15.75 16.48 15.74 14.39 14.78 13.53 14.19 12.99 11.30 10.08 9.60 9.34 8.45 8.00 7.79 7.59 6.90 6.80 6.39 6.52 6.37 6.16 6.47 6.22 6.51 7.31 7.67 8.54 9.70
Debit Inflow (Aktua) 9.35 9.80 6.85 7.96 15.79 13.62 13.54 12.07 12.65 15.29 14.99 14.34 14.24 12.00 11.52 12.48 9.58 13.13 10.14 9.96 10.39 8.50 9.23 8.43
Debit Outflow (RTOW) 9.31 9.50 9.50 12.00 12.00 12.50 13.50 13.50 13.50 13.00 13.00 13.00 12.50 12.00 11.50 10.00 9.60 9.60 9.50 9.14 9.13 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 8.50 9.00 9.00
Debit Outflow (Aktual) 7.37 9.25 9.25 9.75 8.91 8.91 13.24 14.10 13.72 14.24 14.24 14.34 14.24 14.24 11.52 10.87 10.87 10.87 10.87 10.87 9.66 9.66 9.66 9.66
Juni Juli Agustus September Oktober NopemberDesember Januari Pebruari Maret April Mei
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
595.00
600.00
605.00
610.00
615.00
620.00
625.00
630.00
Debi
t Inf
low
/ Out
flow
(m3/
det)
TM
A W
ad
uk (m
)
RENCANA OPERASI TAHUNAN WADUK (ROTW) RENCANA OPERASI TAHUNAN WADUK BENDUNGAN SELOREJO
TAHUN 2016-2017
Debit Keandalan 50% Debit Keandalan 35% Debit Keandalan 65% TMA Banjir 623,14 m TMA Normal (622,00 m)
TMA Rendah (PLTA, 601.00 m) TMA Rendah (Irigasi, 598,00 m) RAAT (ROTW) 2016/2017 TMA Aktual 2016/2017 Debit Inflow (RTOW)
Debit Outflow (RTOW) Debit Inflow (Aktua) Debit Outflow (Aktual)
LWL Operasional (Turbin, 601.00 m)
Muka Air Banjir (MAB, 623.14 m)
Muka Air Normal (MAN/ HWL 622.00m)
LWL Operasional (Irigasi, 598.00 m)
RENCANA OPERASI TAHUNAN WADUK (ROTW)
R E N C A N A O P E R A S I T A H U N A N W A D U K B E N D U N G A N S E L O R E J O
TAHUN 2016 - 2017
PELAKSANAAN OPERASI WADUK
(0PERASI DARURAT)
Operasi darurat dilakukan dalam rangka merespon keadaan yang
mengancam keamanan dan atau keutuhan bendungan sehingga
memerlukan penurunan muka air waduk.
Yang dimaksud dengan kondisi darurat adalah keadaan yang mengancam
keamanan bendungan, misalnya:
Longsoran besar pada lereng tubuh bendungan sehingga stabilitas
bendungan pada kondisi yang mengkhawatirkan.
Amblesan besar sehingga tinggi jagaan berkurang secara
signifikan.
Retakan besar melintang tubuh bendungan yang cukup dalam.
Retakan memanjang tubuh bendungan yang cukup besar sehingga
terjadi pergeseran yang cukup besar pada salah satu sisi retakan
Tidak berfungsinya pintu pelimpah
Perilaku abnormal,
Terjadinya keluaran air yang tak terkendali,.
Dan lain sebagainya
Operasi dilakukan dengan cara menurunkan air secara cepat lewat pintu-
pintu pengeluaran darurat atau pintu pengeluaran yang lain hingga muka
air waduk mencapai elevasi yang aman.
PELAKSANAAN OPERASI WADUK
(0PERASI NORMAL)
Pada pola operasi normal dibuat berdasar prakiraan dan asumsi-asumsi, kenyataaan yang terjadi, sering berbeda
dengan rencana, secara rutin kenyataan yang terjadi perlu dipantau dan dievaluasi guna penyesuaian bagi RTOW,
langkah-langkah yang perlu diambil bila terjadi ketidak sesuaian kenyataan dengan rencana:
1. Bila ketinggain muka air
waduk tidak sesuai dengan
rencana, tetapi masih berada
didalam batas-batas zona
operasi, pelaksanaan operasi
pada prinsipnya masih
dianggap sesuai dengan
rencana operasi (penyesuaian
jangka pendek dapat
dilakukan sesuai keperluan)
2. Bila muka air waduk berada
diatas “garis operasi normal
atas” berarti ada kelebihan air
yang dapat dialirkan ke hilir.
Bagi bendungan
yang memiliki PLTA, setiap
pengeluaraan air prinsipnya
dilewatkan melalui turbin.
Sebelum diputuskan untuk
pembukaan pintu, untuk waduk
kaskade lebih dahulu perlu
koordinasi ke pengelola waduk
di hulu untuk mengurangi
pengeluaran air waduk.
Demikian pula bila air waduk
melimpas di pelimpah, juga
perlu dilakukan langkah
koordinasi ke pengelola waduk
di hulu seperti diatas. Bila
kondisi ini terjadi perlu
dilakukan evaluasi efektifitas
rencana operasi yang ada.
PELAKSANAAN OPERASI WADUK
(0PERASI NORMAL) . . . . lanjutan
3. Bila muka air di bawah
“garis operasi normal bawah”
pengeluaran air harus
dikurangi, dengan mengambil
langkah-langkah sebagai
berikut:
Pertama, teliti apakah kondisi tersebut akibat penahan air di waduk-
waduk hulu. Bila benar demikian, koordinasikan dengan pengelola
waduk di atas untuk menambah pengeluaran air.
Bila penurunan muka air waduk diakibatkan kondisi musim kering,
maka harus dilaksanakan pengurangan pengeluaran air dibawah
rencana tahunan.
Besarnya pengurangan tergantung kebutuhan dan keadaan, dengan
dilaksanakan secara bertahap (dengan menggunakan metode empiris
praktis) dan diusahakan agar dapat memenuhi kebutuhan minimum
yang disepakati, biasanya 80% kebutuhan.
Bila pengeluaran terpaksa harus kurang dari kebutuhan pengairan
biasanya 80%, harus dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk
persiapan pengaturan distribusi air pada saluran-saluran pengairan di
lapangan.
PELAKSANAAN
OPERASI
WADUK
(0PERASI
NORMAL)
PROSEDUR OPERASI NORMAL
Selesi
Mulai
Operasi Sesuai RTOW
(Monitoring, Evaluasi Data
Qinflow, Qoutflow, El. MA)
Q Outflow diperbesar
( Q Outflow > Q Out
RTOW)
Q Outflw dikurangi sampai
batas maksimal 80%
El. MA < El Batas Op
Normal Bawah?
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
El. MA < El Batas Op
Normal Bawah?
El. MA < El Batas Op
Normal Bawah?
Kaji Ulang RTOW
(Pola Tanam Disesuaikan)
PELAKSANAAN OPERASI WADUK
(0PERASI BANJIR)
Operasi Banjir adalah operasi dalam rangka mengatur muka air waduk agar tetap terjaga pada
elevasi yang direncanakan (aman) yang dilakukan dengan cara mengoperasikan pintu pelimpah dan
bila perlu pintu pengeluaran lainnya
a. Elevasi
Elevasi Muka air waduk di atas elevasi Muka Air Banjir
(Normal High Water Level atau Control Water Level)
1. Batasan
Operasi Banjir
b. Kondisi teknis waduk
- Waduk dengan pelimpah tanpa pintu
Penentuan keadaan kondisi banjir ini didasarkan pada
kemampuan daya tampung sungai di hilir bendungan.
- Waduk dengan pelimpah berpintu
Penentuan keadaan kondisi banjir ini didasarkan jika debit
keluar melebihi elevasi ambang pelimpah, sehingga air
dilepas melalui pintu spillway.
PELAKSANAAN OPERASI WADUK
(0PERASI BANJIR) . . . . LANJUTAN
a. Panduan operasi dan pemeliharaan waduk harus mencantumkan prosedur bagaimana operasi
waduk pada saat terjadi banjir serta kriteria penyimpanan air berikut jadual pengeluarannya
sebelum dan selama terjadinya banjir.
b. Setiap pembukaan pintu pelimpah dalam rangka pengeluaran air harus diawali dengan
peringatan gawar banjir pada masyarakat di hilir,agar masyarakat menjauh dari aliran sungai.
c. Dalam hal keluaran air dari pelimpah diperkirakan akan melebihi kapasitas palung sungai dan
menimbulkan banjir di daerah pemukiman, pengelola bendungan berkewajiban melaporkan
kepada Pemerintah Daerah setempat.
d. Pada saat diprediksi akan terjadi limpasan air yang besar diatas pelimpah) yang mengakibatkan
terlampauinya kapasitas sungai, maka petugas piket banjir harus meng-informasikan ke penjaga
pintu suplesi untuk menutup pintu suplesi (bila ada) dan menginformasikan petugas/pejabat di
hilir.
e. Untuk bendungan dengan pelimpah tanpa pintu, apabila keluaran dari pelimpah di perkirakan
akan melebihi kapasitas palung sungai dan menimbulkan banjir di daerah pemukiman, pengelola
bendungan berkewajiban melaporkan kepada Pemerintah Daerah setempat.
2. Ketentuan
Operasi Banjir
MONITORING DAN EVALUASI
Debit inflow yang terdapat di dalam RTOW merupakan debit dengan
tingkat keandalan tertentu, berarti masih ada kemungkinan di lapangan
terjadi debit yang lebih kecil yang menyebabkan layanan air waduk
mengalami defisit (kekurangan) yang berpeluang menimbulkan konflik
antar kepentingan.
Untuk mengantisipasi apabila ketersediaan air kurang dari yang
ditetapkan dalam RTOW, maka perlu diadakan kesepakatan yang
dituangkan dalam berita acara penetapan RTOW pada saat sidang
Teknis/ Pleno TKPSDA.
Berapa kesepakatan diantaranya sebagai berikut:
Apabila ketersediaan air ke pemanfaat kurang dari 15%, layanan kebutuhan
irigasi dikurangi secara proporsional.
Apabila berkurangnya lebih dari 15% dan diperediksi muka air waduk akan
mengalami skekurangan meski sampai cadangan air waduk dikeluarkan,
maka RTOW perlu di”reviw” dengan beberapa penyesuaian, khususnya
merubah pola tanam yang ada.
PELAPORAN
(Laporan Operasional Waduk)1. Laporan Internal
Mengingat setiap waduk mempunyai parameter (komponen) yang berbeda-beda, maka setiap waduk format laporannya juga bisa
berbeda-beda.
Sebagai salah satu contoh laporan hasil pelaksanaan operasi waduk dicatat dalam formulir, contoh :
Form - 1 : Laporan Harian Operasi Waduk (Lampiran – 3)
Form - 2 : Laporan Bulanan Operasi Waduk (Lampiran – 3)
Form - 3 : Laporan Kejadian Banjir (Lampiran – 3)
2. Laporan Eksternal
Format laporan mengacu pada Surat Edaran Direktur Jnderal SDA yang terdiri atas 9 (sembilan) format laporan, masing-masing:
Form A-01 : Rincian Penggunaan Air
Form A-02 : Rencana Neraca Air
Form A-03 : Realisasi Alokasi Air Pada Lokasi Prngambilan
Form A-04 : Ketersediaan Air Waduk/ Embung (Pelaksanaan)
Form A-05 : Realisasi Perkembangan Tanam dan Panen Padi Rendeng (Pelaksanaan)
Form A-06 : Realisasi Alokasi Air Pada Lokasi Pengambilan
Form A-07 : Ketersediaan Air Waduk/ Embung (Pemantauan)
Form A-08 : Pola VS Aktual Operasi Waduk
Form A-09 : Realisasi Perkembangan Tanam dan Panen Padi Rendeng (Pemantauan)
PELAPORAN ( INTERN )
Form - 2 :
Debit keluar
(m) (m 3) (kW) kWh) (m 3/det) (m 3/det) (m 3/det) (m 3/det) (m 3/det) (mm)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rata2/dkd v
Total/dkd v
Pola v v v v v v
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata2/dkd v
Total/dkd v
Pola v v v v v v
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Rata2/dkd v
Total/dkd v
Pola v v v v v v
Max/bln v v v v v v
Min/bln v v v v
Rata2/bln v v v v
Total/bln v v
Penjelasan :
Kolom (2) dan (3) diisi dari data "pk. 24.00" Kolom (2) dan Kolom (11) Formulir 1
Kolom (4) diisi dari data "Rata-rata" Kolom (3) Formulir 1
Kolom (5) diisi dari data "Total" Kolom (4) Formulir 1
Kolom (6) = [Kolom (3) - Kolom (3) pada hari sebelumnya] : [24x3.600] + Kolom (10)
Kolom (7), (8), (9), (10) diisi dari data "Rata2" Kolom (5), (7), (9), (10) Formulir 1
Data "v" dan "vv" diisi berdasarkan data tanggal 1 - 31 Form. ini dan data " Pola Operasi Waduk"
Selorejo, ………………..
Mengetahui : Dibuat oleh :
___________________ ___________________
Pelimpah HJV Total
LAPORAN BULANAN OPERASI WADUK SELOREJO
Bulan : ......................................
Tanggal
TMA/ El.
Waduk
Pkl. 24.00
Volume Air
WadukDaya Energi
Debit
MasukCurah Hujan
Turbin
PELAPORAN ( INTERN )
Form - 3 :
Outflow ( m3/det ) Volume Inflow Daya Enersi
Turbin Spillway HJV Total ( m3 ) m3/det ( kW ) ( kWh )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penjelasan :
Waktu pencatatan tiap seperempat jam
Kolom (2), (3), (4) diisi debit keluar Turbin, Spillway dan HJV
Kolom (5) = Kolom (2) + Kolom (3) + Kolom (4)
Kolom (6) diisi dari Tabel 1
Kolom (7) = [Kolom (6) - Kolom (6) pada pukul sebelumnya] : 900 + Kolom (5)
Kolom (8) data didapat dari PLN
Kolom (9) = 0,25 * Kolom (8)
Selorejo, ..........................
Mengetahui : Dibuat oleh :
_____________________ _____________________
LAPORAN OPERASI WADUK SELOREJO
PADA SAAT TERJADI BANJIR
Tanggal : ……………
Waktu/
PukulKeterangan
PELAKSANAAN
OPERASI
WADUK
Pada umumnya operasi waduk dilakukan dengan
cara mengatur pengeluaran air waduk melalui pintu/
katup:
Pintu sadap/ intake (Irigasi, PLTA, dll)
Pintu pelimpah dan
Pintu pengeluaran darurat (emergency release)
yang dapat berupa pintu dari bangunan
pengeluaran bawah (bottom outlet) atau pintu
darurat.
PENYUSUNAN POW
DAN RTOW
KASKADE
Penyusunan Pola Operasi
Waduk (POW)
POW untuk waduk kaskade
merupakan gabungan dari 2 (dua)
atau lebih waduk yang
pengoperasiannya menjadi satu
kesatuan.
Penyusunan Rencana Tahunan
Operasi Waduk (RTOW)
Rencana operasi tahunan waduk ini
digunakan bagi pengelola masing-
masing waduk sebagai acuan dalam
rangka pengendalian/pengaturan air
harian rutin waduk untuk
memenuhi kebutuhan air di hilir
selama setahun.
1. Pembagian Berimbang (Equel Sharing)
Salah satu persyaratan dalam pembuatan pola operasi waduk kaskadeadalah adanya ketentuan pembagian berimbang (equal sharing) di antarawaduk-waduk sesuai dengan fungsi masing-masing waduk.
Para pengelola waduk telah menyadari bahwa dalam sistem pembagianberimbang masing-masing waduk tidak dapat beroperasi secaraoptimum dan dengan produksi optimum karena yang menjadi prioritasoperasional utama dari waduk kaskade dengan fungsi multiguna adalahmengamankan kebutuhan pengairan di daerah hilir untuk irigasi, air minum, rumah tangga, dan produksi listrik.
Dalam operasionalnya waduk kaskade beroperasi secara proporsionalberdasarkan volume efektif dari masing-masing waduk terhadap volume efektif totalnya (semua waduk).
Dengan perkataan lain, persentase volume efektif tiap bulan masing-masing waduk selalu sama.
Contoh, tiga buah waduk yaitu waduk A, B dan C, dari hulu ke hilirberturut-turut mempunyai volume efektif 500 juta m3, 650 juta m3, dan850 juta m3. Volume efektif totalnya adalah 2000 juta m3.
PRINSIP DASAR PENYUSUNAN POW SERI (KASKADE)
2. Pembagian Berimbang (Equel Sharing)
Berdasarkan pembagian berimbang dalam operasional bulanannyatiap waduk mempunyai volume efektif sbb:
500
Volume efektif waduk A = ---------- X 100% = 25,00 %
2.000
650
Volume efektif waduk B = ---------- X 100% = 32,50 %
2.000
850
Volume efektif waduk C = ----------- X 100% = 42,50 %
2.000
Total = 100,00 %
PRINSIP DASAR PENYUSUNAN POW SERI (KASKADE)
3. Persamaan Dasar Simulasi Waduk Kaskade
Persamaan dasar simulasi neraca air di waduk merupakan fungsi dari masukan, keluaran dan tampungan waduk yang dapat disajikan dalam persamaan sebagai berikut:
Persamaan dasar :
I – O = ds/dt
dengan:
I = adalah debit masuk
O = adalah debit keluar
ds/dt = ΔS adalah perubahan tampungan
PRINSIP DASAR PENYUSUNAN POW SERI (KASKADE)
Atau secara rinci dapat ditampilkan sebagai berikut:
St+1 = St + It + Rt – Et – Lt – Ot – Ost
dengan:
St = tampungan waduk pada periode t
St+1 = tampungan waduk pada periode t+1
It = masukan waduk pada periode t
Rt = hujan yang jatuh di atas permukaan waduk, pada periode t
Et = kehilangan air akibat evaporasi pada periode t
Lt = kehilangan air akibat rembesan dan bocoran
Ot = total kebutuhan air
OSt = keluaran dari pelimpah
Catatan :
Inflow Waduk B = Outflow waduk A ditambah Lokal Inflow Waduk B, demikian
juga untuk Waduk C
PRINSIP DASAR PENYUSUNAN POW SERI (KASKADE)
1) Lakukan prediksi debit air masuk ke waduk untuk satu tahun yang akan datang dari
masing-masing waduk dengan model stokastik (statistik) yang sesuai dengan
karakteristik data debit air masuknya.
2) Konversikan debit air masuk hasil prediksi menjadi volume. Selanjutnya volume
tersebut dikonversi menjadi TMA dari masing-masing waduk untuk bulan Februari
sampai dengan Desember, sedangkan TMA pada bulan Januari adalah TMA aktual
yang biasa disebut dengan initial condition.
3) Hitung besarnya penguapan (evaporasi) bulanan masing-masing waduk untuk setiap
perubahan TMA waduk dengan cara mengalikan tebal evaporasi waduk rata-rata
(dalam milimeter) dengan luas permukaan waduk.
4) Ketahui luas permukaan waduk untuk setiap perubahan TMA waduk dengan
menggunakan kurva hubungan antara TMA dengan luas permukaan waduk.
5) Konversikan volume menjadi TMA atau sebaliknya menggunakan kurva hubungan
antara TMA dengan volume tampungan dari masing-masing waduk yang terbaru.
6) Buat kurva hubungan antara TMA dengan luas permukaan waduk dan kurva
hubungan antara TMA dengan volume tampungan berdasarkan hasil pemeruman
waduk.
LANGKAH PENYUSUNAN POW KASKADE (POWK)
7) Buat tabel hubungan antara TMA dengan volume waduk dan tabel hubungan antara TMA dengan luas permukaanwaduk.
8) Tentukan TMA maksimum dan minimum setiap waduk. Setiap waduk pada saat operasional tidak boleh melampauikedua TMA tersebut.
9) Hitung volume efektif setiap waduk pada TMA normal.
10) Hitung volume efektif waduk pada setiap TMA dengan menggunakan tabel pada butir 9)
11) Pola Tentukan batasan-batasan masing-masing waduk dengan mempertimbang-kan hal-hal berikut.
a) TMA akhir + sama dengan TMA awal.
b) TMA masing-masing waduk ≤ tinggi maksimum operasional waduk yang bersangkutan. Jika tidak, ruangtampungan banjir menjadi berkurang.
c) TMA masing-masing waduk ≥ tinggi minimum operasional waduk yang bersangkutan. Jika tidak, pembangkitlistrik tenaga air (PLTA) di tiap waduk tidak dapat dioperasikan apabila sistem listrik inter-koneksi dalamkeadaan darurat.
d) Debit air keluar dari waduk multiguna ≥ kebutuhan pengairan untuk irigasi, air minum, dan industri. Jika tidak, sawah akan mengalami kekeringan, terjadi defisit air minum, dan industri. Volume efektif masing-masing wadukharus proporsional terhadap
e) volume efektif totalnya. Jika tidak, keseimbangan waduk tidak tercapai dan operasional masingmasing wadukterganggu.
12) Buat batasan atau koridor dari masing-masing pola operasi waduk untuk mengetahui kondisi debit air masuknya. Koridor tersebut terdiri atas dua macam, yaitu pola tahun normal dan pola tahun kering
LANGKAH PENYUSUNAN POW KASKADE (POWK)
(lanjutan)
1) Perhitungan besarnya inflow yang akan masuk ke masing-masing
waduk untuk tahun direncanakan berdasarkan prediksi kondisi
musim oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Prinsip dasar perhitungan besarnya debit inflow untuk waduk kaskade
sama dengan waduk tunggal namun demikian besarnya inflow untuk
waduk kaskade yang ada dibagian hilir akan sangat dipengaruhi oleh
pola outflow dari waduk kaskade yang ada di bagian hulu.
2. Menetapkan TMA awal (initial condition) masing-masing waduk.
Data TMA awal adalah data TMA aktual pada awal siklus pola operasi
waduk direncanakan.
Berdasarkan data hubungan antara TMA dengan volume tampungan
waduk, maka volume tampungan waduk pada TMA awal dapat
diketahui.
Selanjutnya data TMA ini dijadikan sebagai acuan untuk melihat
kondisi TMA pada akhir siklus pola operasi waduk.
TAHAPAN PENYUSUNAN RTOW KASKADE (RTOWK)
4) Batasan-batasan
Secara umum batasan-batasan yang sering dipergunakan dalam pengoperasian waduk
kaskade adalah:
a. T MA awal sama dengan kondisi terakhir periode sebelumnya
b. TMA masing-masing waduk setiap akhir dekade diupayakan selalu berada di
dalam “Rule Curve Zona Operasi” atau POWK.
c. TMA masing-masing waduk < tinggi maksimum operasional
d. TMA masing-masing waduk > tinggi minimum operasional, dan
e. Debit air keluar dari waduk multiguna > kebutuhan air di hilir
f. Jika terjadi penyimpangan elevasi pada akhir tahun perbedaan elevasi masing-
masing waduk maka pada awal tahun koreksi dilakukan secara bertahap di
bulan-bulan pada tahun berikutnya.
TAHAPAN PENYUSUNAN RTOW KASKADE (RTOWK)
LATIHAN1. Dilihat dari fungsinya, apakah bedanya antara bendung dengan bendungan?
2. Apa manfaat waduk pada umumnya?
3. Komponen apa saja yang mempengaruhi operasi waduk? Sebutkan minimal 3
(tiga) saja.
4. Apa yang saudara ketahui tentang operasi waduk?
5. Mengapa Pola Operasi Waduk (POW) harus direview (dikaji ulang) minimal 5
(lima) tahun sekali?
6. Kapan POW tersebut di buat?
7. Jelaskan dengan singkat kegiatan operasi waduk kaskade!
8. Jelaskan cara menetapkan TMA awal (initial condition) masing-masing waduk!
9. Sebutkan waduk yang termasuk waduk seri/ kaskade!
10. Jelaskan kegiatan operasi banjir!
11. Jelaskan pengertian operasi banjir!
12. Jelaskan keadaan yang dapat mengancam bendungan dan atau keutuhan
bendungan!
SIMPULAN
Pengoperasian waduk harus dilaksanakan dengan benar, sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan. Untuk itu rencana operasi waduk untuk masing-masing bendungan/ waduk harus
dibuat oleh pengelola bendungan/ waduk dan harus direncanakan berdasarkan kondisi spesifik
masing-masing waduk terkini.
Setiap pemilik/ pengelola bendungan harus menyusun/ menyiapkan POW pada awal operasi dan
mengkaji ulang setiap 5 tahun sekali serta menyiapkan/ menyususun RTOW setiap tahun sebagai
panduan operasional setiap tahunnya.
Disamping itu pemilik/ pengelola bendungan juga harus mempu melakukan kegiatan pengendalian
operasionalnya.
Pengaturan tentang operasi waduk sudah diatur dalam Permen PUPR Nomor: 27/PRT/M/2015
tentang Bendungan, khususnya pada Pasal 46 sampai dengan Pasal 52.