pelayanan farmasi

40
PELAYANAN FARMASI SEJARAH PELAYANAN FARMASI Sejak dahulu farmasi tempat untuk : Menyimpan obat, alfa bet, generik, farmakotx Membuat obat, bso, pulv, kap,syr,dll Mensuplai Mendistribusi obat kepada pasien 766 di Bagdad farmasi/apotik didirikan Abad ke 11 di Eropa

Upload: gus-adi-servanda

Post on 14-Jul-2016

67 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAYANAN FARMASI

PELAYANAN FARMASISEJARAH PELAYANAN FARMASI

Sejak dahulu farmasi tempat untuk :Menyimpan obat, alfa bet, generik, farmakotxMembuat obat, bso, pulv, kap,syr,dllMensuplaiMendistribusi obat kepada pasien

766 di Bagdad farmasi/apotik didirikan Abad ke 11 di Eropa

Page 2: PELAYANAN FARMASI

Jaman kuno dokter juga berperan Apt.Th 1231 kaisar Jerman & raja Sisilia, Frederick IIMemisahkan peranan tsbMembuat Undang2 pendidikan profesi

kesehatan menjadi dasar perundang2an praktek farmasi di negara Eropa ad abad 20

dr. Bertugas mendiagnosis Apt. meracik & memberi obat kepada pasien

Di beberapa negara perbedaan profesi dokter & Apotek belum tampak ad sekarang masih banyak yang dispensing

Page 3: PELAYANAN FARMASI

Th 1950 – 1960 muncul industri farmasi dan praktek kefarmasian berubah------- aktivitas meracik obat berkurang karena sediaan obat dibuat oleh industri farmasi

Tugas farmasi tidak hanya menyimpan dan mendistribusikan obat tetapi mendiskusikan tentang tugas dan peranan profesi kefarmasian

Beberapa faktor misalnya belum tersedianya standar, dan belum adanya Apoteker di beberapa tempat misalnya Puskesmas sehingga memberikan dampak terhadap mutu pelayanan kefarmasian, yang selanjutnya berdampak terhadap mutu pelayanan kesehatan

Page 4: PELAYANAN FARMASI

Pelayanaan kefarmasian baru dimulai th 1990 maka tugas farmasi adalah memberikan pelayanan farmasi

MAKNA PELAYANAN FARMASI

PELAYANAN FARMASIMerupakan bagian integral dari sistim

pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan dan merupakan wujud pelaksanaan pekerjaan kefarmasian berdasarkan undang – undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Page 5: PELAYANAN FARMASI

Dengan makin kompleknya upaya pelayanan kesehatan, khususnya masalah terapi obat telah menuntut kita untuk memberikan perhatian dan orientasi pelayanan kefarmasian kepada pasien.

Selain masalah terapi obat jugapenggunaan alat kesehatan, glukotes,termometer, tensimeter, dllpengelolaan sumber daya manusiapengelolaan sarana dan prasaranapengelolaan sediaan farmasi, bentuk pulv, vaksinpelayanan informasi obat

Page 6: PELAYANAN FARMASI

Pelaksanaan pelayanan farmasi dapat berlangsung di: Rumah sakit, apotikPuskesmasPoliklinikRumah/keluargaMasyarakat

Pelayanan farmasi di rumah sakita. Pasien rawat jalanb. Pasien rawat inap c. Pasien yang di UGD, ICU. Rehabilitasi

Page 7: PELAYANAN FARMASI

Farmasis mengatur1. Distribusi obat dan sistem kontrolnya2. Memberikan pelayanan klinik seperti :

Review pemakaian obatEvaluasi penggunaan obatMemonitor terapi obatIntravenous admixture programsPelayanan konsultasi farmakokinetikInvestigational drug suppliersKontrol racunInformasi obat

Page 8: PELAYANAN FARMASI

Pelayanan farmasi di apotik Mengerjakan resep yang masukSwamedikasi dalam obat HV, W, OWAPelayanan informasi obatMelakukan kunjungan ke rumahMenjawab pertanyaan dari teman dokter, pasien baik

secara lesan, tertulis, pertanyaan melalui telpon.Menerima informasi mengenai obat baru baik dari

detelman, dokter.Menjawab pertanyaan-pertanyaan baik itu dari

instansi pemerintah, swastaBerperan aktif dalam pendidikan baik calon apoteker,

calon asisten apoteker atau mahasiswa yang melakukan pengalaman belajar lapangan (PBL).

Page 9: PELAYANAN FARMASI

Farmasis yang bekerja dipabrik dapat berpartisipasi1. Penemuan obat2. Analisis obat dan kontrol kualitas3. Produksi dan pengembangan obat4. Evaluasi obat dan studi klinik5. Pelabelan dan drug literature6. Pemasaran dan penjualan7. Manajemen

Farmasis yang bekerja di pemerintah, memiliki fungsi :a. Pengembangan dan implementasi program

pelayananb. Menyusun dan menatalaksanakan peraturan

distribusi dan kualitas obat.

Page 10: PELAYANAN FARMASI

Pelayanan farmasi di Puskesmas meliputi :

Aspek manajerialPengelolaan sumber daya manusiaPengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi AdministrasiKegiatan organisasi

Aspek Profesional meliputi kegiatan Pelayanan resep Pelayanan informasi obat Konseling

Page 11: PELAYANAN FARMASI

Evaluasi penggunaan obatPelayanan residensial (home care)Promosi dan edukasiPemantauan dan pelaporan e.s.o

Pelayanan farmasi di rumah : meliputi1.Penilaian/pencarian masalah yg berhubungan dg tx2.Identifikasi kepatuhan dan kesepahaman tx tik3.Penyediaan obat dan atau alkes4.Pendampingan no.3 mis.

Cara pakai penggunaan obat yang berbentuk inhalasi, tubuler, supositoria vagina, penggunaan alat glukotes, tensimeter, termometer, penggunaan obat antibiotika baik dalam bentuk tablet, drysirup.

Page 12: PELAYANAN FARMASI

5. Evaluasi penggunaan alat bantu pengobatan dan penyelesaian masalah sehingga penggunaan obat dapat optimal

6. Pendampingan pasien dlm penggunaan obat melalui infus/obat khusus

7. Konsultasi masalah obat8. Konsultasi kesehatan secara umum9.Dispensing khusus (mis. Obat khusus, unit

dose)10. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan

keamanan penggunaan obat termasuk alkes pendukung tx

11. Pelayanan farmasi klinik lain yg diperlukan12. Dokumentasi pelaksanaan pelayanan farmasi

Page 13: PELAYANAN FARMASI

* Pasien yang perlu mendapatkan palayanan farmasi di rumah antara lain :

1. Penderita penyakit kronis dan memerlukan perhatian khusus tentang penggunaan obat, interaksi obat, e.s.o

2. Pasien dengan terapi jangka panjang3. Pasien dengan resiko (65 atau >) dg

kriteria a l :- minum obat 6 macam- minum obat 12 dosis atau > setiap hari- dengan 6 macam diagnosa atau lebih- minum obat yang tidak sesuai untuk geriatri

Page 14: PELAYANAN FARMASI

Masalah yang berhubungan dengan obat :1. Memilih2. Dosis3. Cara penggunaan4. Interaksi5. Bentuk sediaan6. Lama penggunaan7. Keadaan pasienMemilih obat

contoh : untuk asmaa. Pengobatan non medikamentosa : identifikasi

dan mengendalikan faktor pencetusb. Pengobatan medikamentosa

Page 15: PELAYANAN FARMASI

Misalnya penyakit asma dan COPD (chronic obstructive pulmonary disease)

Penyebab utama :obstruksi bronchi karena infeksi, alergi, hiperreaktivitas bronchistimuli fisis ( suhu, dingin, kabut)

kimiawi (polusi udara, gas-gas pembuang ozon, asap rokok)

fisik (hiperventilasi), psikis (emosi dan stres) farmakologis ( histamin, serotonin, asetilkolin,

beta bloker, asetosal dan NSAID) Banyak minum untuk menghindari dehidrasi pada penyakit

infeksi, penghentian merokok , menghindari kegemukan Kegiatan fisik misal senam asmaSerangan asma akut dengan bronchospasmolitik , mis dg β 2 - mimetikum (β 2 – agonis) per inhalasi salbutamol atau terbutalin

Page 16: PELAYANAN FARMASI

Status asmatikus : serangan asma akut, hebat dan lama sekaliApabila diberikan bronchodilator efeknya hanya kecil dan lambat, yang disebabkan oleh blokade reseptor β maka pasien harus rawat inap

Asma ringan ( serangan 1 x sebulan) di tx dg β2 – mimetikum yang kerjanya singkat mis salbutamol, terbutalin

Asma sedang (serangan 1 – 4 x sebulan)di tx dg obat yg menekan peradangan di sal. napas dg kortikoid inhalasi misalnya beklometason, flutikason, budesonid dg dosis rendah

Asma agak serius ( 1 – 2 x seminggu) di tx dg kortikosteroid lebih tinggi dosisnya

Asma serius ( serangan > 3 x seminggu) di tx dengan β2 – mimetikum kerja panjang sebagai inhalasi mis, salmeterol, formoterol, bila perlu dapat dikombinasi dengan teofilin kerja slow release

Page 17: PELAYANAN FARMASI

Bentuk inhalasiAdalah suatu cara penggunaan adrenergika dan

kortikosteroid yang memberikan beberapa keuntungan dibandingkan bentuk per oral.

Keuntungan :Efek lebih cepatDosis jauh lebih rendah Tidak diresorbsi ke dalam darah sehingga efek

samping ringan sekaliDalam bentuk ini dihisap sebagai aerosol

(nebuhaler)Dalam bentuk serbuk halus (turbuhaler)Dosis : 3 – 4 x sehari 2 semprot (puffs)

Page 18: PELAYANAN FARMASI

Problema terapi obat :1. terdapat indikasi medik/ pengobatan yang tidak mendapatkan obat

kondisi pasien memerlukan terapi obat tetapi pasien tidak mendapatkan obat untuk indikasi tersebut. Contoh :pasien dengan tekanan darah tinggi atau glaukoma tapi tidak diberikan obat untuk masalah tsb.2. Terapi obat diberikan padahal tidak terdapat indikasiContoh : pasien mendapatkan obat untuk suatu kondisi medik tertentu yang tidak memerlukan terapi obat, seperti kegemukan3. pilihan obat yang tidak tepatTerapi obat mendapatkan obat yang salah.Contoh : pasien dengan infeksi bakteri mendapat resep obat yang resisten pada bakteri yang menginfeksinya

Page 19: PELAYANAN FARMASI

4. Dosis yang subterapiKondisi medik pasien memerlukan terapi obat dan pasien mendapatkan obat yang tepat tetapi dosisnya dibawah dosis terapi, misalnya dosis insulin yang terlalu rendah5. Gagal mendapatkan obatKondisi medik pasien menunjukkan diperlukannya terapi obat, tetapi karena alasan farmasetik, psikologis, sosiologis atau alasan ekonomi pasien tidak mendapatkan obat. Contoh : pemilihan tablet yang tidak boleh digerus padahal pasien tidak mampu menelan obat, peresepan obat yang banyak dengan regimen dosis yang kompleks akan membuat pasien dementia menjadi lupa minum obat.

Page 20: PELAYANAN FARMASI

6.Dosis berlebih atau dosis toksikPasien mempunyai masalah medik yang sedang

dalam pengobatan dengan dosis obat berlebih ( resiko toksik )Contoh : tidak dilakukannya penyesuaian dosis pada pemakaian antibiotika sefatoksim pada pasien yang telah mengalami penurunan fungsi ginjal, atau tidak dilakukannya penurunan dosis digoksin yang merupakan obat dengan indeks terapi sempit, saat melakukan penggantian dari sediaan oral ( tablet , eliksir ) atau dari sediaan i.m, ke sediaan i.v

Obat theophyllin pada overdose terjadi efek sentral (gelisah, sukar tidur, tremor dan konvulsi) serta gangguan pernafasan, tachycardia, aritmia dan hipotensi.

Page 21: PELAYANAN FARMASI

7. Reaksi obat yang tidak diinginkanPasien mempunyai masalah medik sebagai akibat

dari reaksi obat yang tidak diharapkan atau efek samping. Reaksi tersebut dapat diduga atau tidak diduga, seperti tukak lambung akibat AINS, ruam akibat antibiotika.

Banyak obat yang dapat menyebabkan sindrom delirium pada pasien geriatri contohnya benzodiazepin dan antidepresan trisiklik, hipotensi posturnal pada penggunaan obat anti hipertensi atau diuretik.

Penggunaan obat bronchodilator misalnya salbutamol biasanya akan terjadi efek samping extrapiramidal verupa tremor.

Obat hipertensi lisinopril yang termasuk longakting, dengan e.s, ringan berupa batuk, sakit kepala, nausea.

Page 22: PELAYANAN FARMASI

8. interaksi obatPasien mempunyai masalah medik disebabkan interaksi obat-obat, obat-makanan, obat-nutrisi, obat-minuman, obat-penyakit, obat-bahan lingkungan.

Interaksi obat dengan obatMeningkatnya resiko hiperkalemia pada pasien yang menggunakan kombinasi obat anti hipertensi kaptopril dengan spironolakton

Kaptopril dengan allupurinol dapat meningkatkan resiko reaksi hipersensitivitas bila digunakan bersama.

Kaptopril dengan kalium dapat meningkatkan kadar kalium sehingga menyebabkan hiperkalemia akut.

Page 23: PELAYANAN FARMASI

Flurazepam dengan teofillin , maprotilin (Ludiomil)

Efek obat asma akan menurun, sehingga asma tidak akan sembuh dengan sempurna, demikian juga obat antidepresan digunakan untuk meringankan tekanan mental dan untuk memperbaiki suasana hati, akibatnya tekanan mental tidak terkendali dengan baik. Ada 4 macam obat yg digunakan untuk tukak 1. Antasida untuk menetralkan asam lambung 2. Antikolinergika me (-)ngi sekresi Hcl dan

motilitas lambung dab usus 3. Antagonis histamin H2 menghambat sekresi

HCl 4. Sukralfat membentuk semacam lapisan

pelindaung di sekitar tukak

Page 24: PELAYANAN FARMASI

Antikolinergik dengan antidepresan mis, ludiomil Kombinasi ini dapat menimbulkan efek samping

antikolinergik secara berlebihan yaitu mulut kering, penglihatan kabur, pusing, sembelit, kesulitan kencing

Antagonis H2 (simetidin) dengan, fenitoin, kofein, obat jantung pemblok beta ke tiga obat ini akan meningkat efeknya. Sedangkan dengan antasida, sukralfat efek antikkkolinergik akan menurun.

Vitamin dengan vitamin misalnyaVitamin A – Vitamin C dan EVitamin A meningkat aktivitasnyaVitamin B 12 - Vitamin CAktivitas Vit B 12 menururn

Page 25: PELAYANAN FARMASI

Interaksi obat dengan minumanPasien yang minum jus anggur bersama dengan :a. Felodipine kadar felodipine darah meningkat 3xb. Terfenadine 2-3 x tiap minggu kematian yang

diakibatkan oleh toksisitas terfenadine.Jus anggur mengandung komponen naringin yang dapat menginhibisi enzim pemetabolisme terfenadine.Digoksin dengan susu ( kaya Ca) pH naik

efek digoksin turun sifat aritmia naikAntikoagulan ditambah air jeruk, minyak ikan,

minyak nabati kerja anti koagulan dihambat.Bisacodyl ditambah susu pH meningkat merusak

lapisan tablet enterik pecah dilambung.

Page 26: PELAYANAN FARMASI

Pemberian diuretika yang bukan hemat kalium dapat menyebabkan hipokalemi

Kekurangan ion kalium dapat mengalami : Fragilitas tulang Sterilitas Kelemahan otot Kerusakan syaraf Detak jantung tidak reguler ( aritmia ) Kerusakan ginjal.

Page 27: PELAYANAN FARMASI

Interaksi obat dengan makananSecara fisik makanan berisi serat, lemak, karbohidrat, protein, asam amino secara fisik menghambat kontak obat dengan tempat absorbsi.Obat fexofenadine ( anti histamin generasi II ),

rifampicin sebagai obat antibiotika untuk kasus TBC yang absorbsinya akan menurun bila diminum bersama dengan makanan.

Thyroid ditambah dengan kubis, wortel, kecambah, sayur hijau, buah pir aktivitas hormon thyroid menurun karena mengandung thiooxazolidon.

Antikoagulan dengan ikan kerja anti koagulan dihambat.

Page 28: PELAYANAN FARMASI

Pemberian kaptopril pada saat lambung kosong dimana absorbsi kaptopril dapat berkurang dengan adanya makanan.

Misi pelayanan farmasiAdalah melayani masyarakat sesuai tanggung jawab profesi untuk penggunaan obat, alat dan pelayanan secara benar untuk mencapai hasil terapi yang optimalVisi pelayanan farmasiAdalah apoteker / farmasis dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan profesinya.

Page 29: PELAYANAN FARMASI

TujuanTersedianya acuan atau panduan bagi apoteker

dalam rangka melaksanakan pelayanan kefarmasian kepada pasien

Terselenggaranya pelayanan kefarmasian yang tepat sesuai kebutuhan

Meningkatkan kompetensi apoteker dalam melakukan pelayanan kefarmasian

Organisasi pelayanan farmasi di rumah sakit ( RS )

Kepa

la in

stal

asi

FRS

Pengelola perbekalan

farmasi

Pelayanan farmasi klinik.

Page 30: PELAYANAN FARMASI

Organisasi di apotek

Apoteker bekerja sama dengan PSAAPA bertindak sebagai PSAAPA = PSA

Page 31: PELAYANAN FARMASI

Prinsip dasar pelayanan kefarmasian farmasis harus :

1. Merasa bertanggungjawab dan sadar terhadap terapi obat agar pasien memperoleh outcomes yang positif

2. Mengusahakan hubungan saling percaya dengan pasien

3. Ada dokumentasi tentang pasien dan obat yang digunakan untuk memonitor kondisi pasien.

Page 32: PELAYANAN FARMASI

Fungsi farmasis sebagai farmasis1. Komunitas2. Klinik3. Institusi pelayanan pasien4. Managed care5. Pelayanan kesehatan diberbagai tempat6. Bidang akademik7. Asosiasi profesional8. Penelitian kefarmasian

Page 33: PELAYANAN FARMASI

Fungsi kunci sukses1. Mampu mengadaptasi perubahan dalam

pelayanan kesehatan yang berlangsung karena pelayanan kefarmasian yang selalu mengalami perubahan

2. Mampu mencapai hasil yang diinginkan melalui penggunaan terapi yang efektif yang dihargai oleh sistem pelayanan kesehatan

3. Mampu bekerjasama dengan dan menjadi narasumber terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dokter, perawat, dan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya.

4. Mau belajar seumur hidup.

Page 34: PELAYANAN FARMASI

Konsep-konsep kunci yang membentuk dasar pelayanan kefafrmasian

1. Sebuah kepercayaan dan komitmen dari praktisi, bahwa farmasis mempunyai tanggung jawab yang setara dengan pasien maupun dokter untuk menghasilkan terapi obat yang optimal dan mempunyai kemauan untuk menggunakan kepercayaan tersebut sebagai pendorong / motivasi dalam prakteknya.

2. Praktisi harus mampu membangun hubungan praktisi-pasien yang didasari saling percaya

3. Dokumentasi formal, tidak hanya mencakup rencana pelayanan kefarmasian tapi juga intervensi klinik dan hasil terapi.

Page 35: PELAYANAN FARMASI

Obat OTCDalam hal ini dibatasi untuk penyakit ringan seperti : influenza, batuk, demam, nyeri, sakit maag, kecacingan, diare, dll.

Penggolongan obat :Obat bebas ( HV ) lingkaran hijau Obat bebas terbatas ( W)Obat keras dan psikotropikObat narkotika

Page 36: PELAYANAN FARMASI

Peran apoteker dalam penggunaan obat HV dan W

Untuk swamedikasi ( terapi sendiri ) berprinsip pada penggunaan secara umum yaitu aman dan rasional dan membutuhkan produk obat yang sudah terbukti :

Keamanan,Khasiat,

KualitasnyaSerta pemilihan obat tepat sesuai dengan indikasi dan kondisi pasien.Penggunaan obat tersebut dapat menimbulkan bahaya dan efek samping.

Page 37: PELAYANAN FARMASI

Dua peran yang sangat penting untuk apoteker1. Menyediakan produk2. Memberikan informasi atau konselling

sehingga tercapai tujuan terapi yang aman, tepat, dan rasional

Konselling dilakukan dalam mempertimbangkan ketepatan :a. Indikaksib. Milih obatc. Dosis

Page 38: PELAYANAN FARMASI

Informasi yang diberikan untuk obat HV dan W : 1. Khasiat obat2. Indikasi3. Kontra indikasi4. Efek samping dan cara mengatasinya5. Cara pemakaian6. Dosis7. Waktu pakai8. Lama penggunaan9. Pantangan10.Lupa minum11.Cara penyimpanan obat, obat yang tersisa12.Membedakan obat yang baik dan rusak.

Page 39: PELAYANAN FARMASI

PENGGUNAAN VITAMIN CSelesma (common cold) dan infeksi lainAkan mempercepat penyembuhan ± 20 %,

disamping keluhan > ringan bila minum vit c sedini mungkin hal ini diperkirakan daya imunostimulansinya, dimana produksi dan mobilitas leukosit dan makrofag sangat ditingkatkan pd dosis di atas 2,5 g

Antilipemis dosis 500 – 1000 mg/sehari me kolesterol yg tinggi

Mempercepat penyembuhan borok dan luka di kulit akibat tekanan misalnya decubitus mekanisme prolin hidroksiprolin dan sintesa kolagen, khususnya di jaringan granulasi dr luka.

Page 40: PELAYANAN FARMASI

Kanker vit. C bersama vit A, E, selenium, zn dan bioflavonoida sbg obat komplementer guna menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Anti kanker ini dari khasiat antioksidan

Memperbaiki fungsi otot. Dosis 400 mg/hr melindungi otot thd kerusakan oksidatif slm aktifitas jgk pjg (olah raga) dan menstimulasi reparasi fungsi otot

Profilaksis vit c dapat digunakan sebelum latihan/perlombaan mencegah terjadinya otot kaku dan nyeri 2 dd 1 g pd 2 hari ber-turut2, mekanisme mungkin memperlancar pengeluaran asam laktat dari otot