peluang dan tantangan optimalisasi uu desa 2013

40
Peluang dan Tantangan Optimalisasi Undang-Undang Desa Noor 6 Tahun 2014 tentang Desa R. Yando Zakaria Lingkar Pembaruan Desa dan Agraria (KARSA) Mantan Tenaga Ahli Panitia Khusus RUU Desa, DPR RI; Tenaga Ahli RPP Pengaturan Desa, Kementerian Dalam Negeri RI Bahan Presentasi pada Seminar “MP3EI dan Kedaulatan Ruang Hidup Rakyat Pedesaan Nusantara”. Diselenggarakan oleh Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif Bogor, 29 Januari 2014

Upload: derira-harahap

Post on 07-Dec-2014

8.186 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Peluang dan Tantangan Optimalisasi Undang-Undang Desa Noor 6 Tahun

2014 tentang DesaR. Yando Zakaria

Lingkar Pembaruan Desa dan Agraria (KARSA)Mantan Tenaga Ahli Panitia Khusus RUU Desa, DPR RI;

Tenaga Ahli RPP Pengaturan Desa, Kementerian Dalam Negeri RIBahan Presentasi pada Seminar “MP3EI dan Kedaulatan Ruang Hidup Rakyat Pedesaan

Nusantara”. Diselenggarakan oleh Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif Bogor, 29 Januari 2014

Page 2: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Latar Belakang:Tujuh Masalah yang menyebabkan desa tidak berkembang atau

malah mejadi ‘ladang kemiskinan’

1. Masalah pengakuan keberadaan dan hak masyarakat hukum adat

2. Masalah keberagaman3. Masalah kedudukan dan kewenangan4. Masalah aset (kekayaan desa pengakuan atas

ulayat/wilayah adat)5. Masalah keuangan desa6. Masalah kelembagaan desa dan Demokratisasi desa

Partisipasi masyarakat7. Masalah pembangunan desa dan pembangunan

perdesaan

Page 3: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Mandat Konstitusi:Desa atau disebut dengan nama lain pasca-reformasi

• Pengaturan ttg desa atau disebut dengan nama lain tercakup dalam UUD 1945, Pasal 18 Makna norma pasal tidak jelas, sebagaimana yang tergambarkan ke dalam:– Makna norma selalu berubah. Setidaknya sudah ada 9 undang-undang tentang

Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa, dan normanya saling berbeda satu sama lainnya.

– Kedudukan masing-masing unit pemerintahan dalam hirarki yang ada (Propinsi sampai desa) juga tidak terlalu jelas;

– Penyelenggaraan pengakuan ‘hak asal-usul’ yang ‘bersifat istimewa’; termasuk ‘hak-hak masyarakat adat sebagaimana disebutkan dalam Penjelasan II Pasal 18 UUD 1945, masih jauh panggang dari api.

• Tahun 2000 terjadi amandemen Pasal 18 Melalui perdebatan yang panjang Pasal 18 dikembang menjadi 3 pasal: Pasal 18 (7 ayat), Pasal 18A (2 ayat), dan Pasal 18B (2 ayat).

• Pasal 18B: 2: Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang

Page 4: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Tentang Pengertian ‘Masyarakat Adat’ dan Unit Sosialnya:Tumpang tindih atau ‘kerancuan berpikir’?

(Kesatuan/Persekutuan)Masyarakat Hukum Adat

Desa atau disebut dgn

nama lain cq. Desa Adat vs Desa Dinas

Masyarakat Adat

Masyarakat Tradisional

Komunitas Adat Terpencil

• Manan (2000 & 2002); Ashaddiqqie (2006); dan Sodiki (2012): ‘Desa atau disebut dengan nama lain’

• Adakah unit sosial lain yang dirujuk oleh Pasal 18: 2?– Isra (2012, komunikasi

pribadi): Perlu pendalaman lebih lanjut!

Page 5: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Implikasi Pengakuan terhadap ‘hak asal-usul’ (sebelum amandemen) atau ‘hak-hak tradisional’ (pasca-amandemen)

3 Elemen ‘hak asal-usul’ ‘hak bawan’, bukan ‘hak berian’

Dimensi persekutuan politik, hukum, dan

pemerintahan = pengakuan atas norma,

nilai, dan aturan, termasuk sistem

pengadilan = hak ulayat sebagai wilayah

kedaulatan teritorial

Dimensi basis material cq. sebagiai ekonomi = hak ulayat

sebagai sistem penguasaan atas sumber-sumber agraria secara

komunal ataupun pribadi

Dimensi persekutuan

sosial & budaya = organisasi = desa atau disebut dgn

nama lain

Implikasi pengakuan ‘kesatuan masyarakat hukum adat’ • Pengakuan terhadap eksistensi organisasi dr

‘susunan asli’ ;• Pengakuan atas sistem nilai dan aturan-aturan

yang mengatur kehidupan bersama dalam ‘susunan asli’, termasuk aturan-aturan yang mengatut ‘sumber-sumber kehidupan’nya;

• Pengakuan terhadap ‘hak penguasaan’ ‘hak pertuanan’ atas apa yang disebut sebagai ulayat (baca: wilayah kehidupan) susuna asli yang bersangkutan.– Pengakuan atas ulayat mensyaratkan

perubahan pada berbagai UU Sektoral yang selama ini tdk mengakui hak-hak masyarakat adat, sebagaimana yang telah diamanatkan oleh TAP MPR IX/2001)

• Dikaitkan dengan Pasal 18 dan 18A, maka desa atau disebut dgn nama lain juga diberi kewenangan untuk menyelenggarakan ‘pemerintahan nasional’!

Page 6: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Konstelasi Norma Hukum dalam Konstitusi tentang Pengakuan Hak-hak Masyarakat Hukum Adat atau ‘Desa atau disebut dengan nama

lain’Pasal 18B: 2

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-

undang.

Pasal lain dlm konstitusi yang juga relevan:

Intinya adalah pengakuan atas hak-hak tradisional cq. ‘Hak asal-usul’ Pasal lain dlm konstitusi yang juga

relevan:

Pasal 28i: 3Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembanganzaman dan peradaban.

Hak Asal-usul:Organisasi/susunan asli

Nilai, norma, dan aturan cq. Hukum AdatUlayat (sebagai basis material organisasi

serta nilai, norma, dan aturan ybs.):Hak Atas tanah ulayat

Hak untuk menjalankan tradisi,Dll…, dan

Hak untuk Mengurus Rumahtangga Sendiri

Pasal 18: 7 (?) Yang disebut sebagai Daerah dalam berbagai ayat pada Pasal 18 ini adalah Propinsi, Kabupaten dan Kota

Pasal 32: 2Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

Pasal 18A (?) hanya mencakup hubungan kewenangan dan keuangan antara Pusat dan Daerah

RUUPPHMHA:Pengaturan ‘hak-hak asal DI LUAR ‘hak pegaturan untuk mengurus diri sendiri’

Harmonisasi dan SingkronisasiRUU Desa:

Pengaturan tentang penyelenggaraan ‘Pemerintahan’ di tingkat Desa atau disebut dengan nama lain.

Page 7: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Beberapa Perubahan Pokok dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

• Landasan Konstitusi– Dari otonomi daerah ke otonomi desa– Dari Pasal 18 (7) ke Pasal 18b (2)

• Pengaturan keberagaman– UU 5/1979 = Penyeragaman di Tingkat Nasional– UU 22/1999 32/2004 = Penyeragaman di

tingkat Propinsi/Kabupaten– UU 6/2014 Desa dan Desa Adat =

keberagaman hingga tingkat kabupaten/kota

• Kedudukan dan Kewenangan– Rekognisi

• Kewenangan asal-usul• Kewenangan wajib

– Subsidiaritas• Kewenangan lokal berskala desa

– Penugasan• Pusat, Propinsi, abupaten/Kota

• ‘Kelembagaan Desa’ cq. Demokrasi Desa dan Partisipasi Masyarakat– Pemdes (PNS tdk lagi masuk desa)– BPD: pemusyawaratan vs perwakilan– Musdes– Musyawarah Desa– Kelembagaan masyarakat

• Aset Desa– Penguasaan/pengelolaan aset-aset

program2 nasional yang lalu– BUMDes– Distribusi aset cq reforma agraria

berbasis desa/desa adat

• Keuangan Desa– Konsolidasi proyek/dana sektor– Penyebutan persentase APBN masuk

desa (DAD)– Perubahan rumus ADD– 1 Desa, 1 Perencanaan, 1 penganggarar

• Pembangunan Desa dan Pembangunan Perdesaan– Desa membangun & Membangun desa– swakelola– Penataan sistem produksi– Pemberdayaan & pendampingan– Kelembagaan kerjasama antar desa

Page 8: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

SISTEMATIKA UU Desa (16 BAB dan 122 Pasal)

• Bab I : Ketentuan Umum.• Bab II : Kedudukan dan Jenis

Desa.• Bab III: Penataan Desa.• Bab IV: Kewenangan Desa.• Bab V : Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa.• Bab VI: Hak dan Kewajiban Desa dan

Masyarakat Desa.• Bab VII: Peraturaan Desa.• Bab VIII: Keuangan Desa dan Aset

Desa.• Bab IX : Pembangunan Desa dan

Pembangunan Kawasan Perdesaan.

• Bab X : Badan Usaha Milik Desa. • Bab XI : Kerjasama Desa.• Bab XII: Lembaga Kemasyarakatan

Desa dan Lembaga Adat Desa.• Bab XIII: Ketentuan Khusus Desa

Adat.• Bab XIV: Pembinaan dan

Pengawasan.• Bab XV: Ketentuan Peralihan.• Bab XVI : Ketentuan Penutup.

Page 9: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Azas Pengaturan dan Definisi DesaAzas Pengaturan (Pasal 3)

a. rekognisi;b. subsidiaritas;c. keberagaman;d. kebersamaan; e. kegotongroyongan;f. kekeluargaan;g. musyawarah;h. demokrasi;i. kemandirian;j. partisipasi; k. kesetaraan; l. pemberdayaan; danm. keberlanjutan.

Defenisi (Pasal 1 (1) & Jenis Desa (Pasal 6)• Desa adalah desa dan desa adat atau yang

disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

• Penyebutan desa dan desa adat dapat disesuaikan dengan penyebutan yang berlaku di daerah setempat

Page 10: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Kedudukan Desa

UU 32/2004• Desa berada di dalam dan di

bawah Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

• Penjelasan tambahan: ‘Otonomi desa’ adalah bagian dari ‘otonomi daerah’ yang diserahkan ke desa.

UU Desa• Pasal 5

Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota

• Penjelasan tambahan: ‘Otonomi desa’ tidak lagi menjadi sisanya ‘otonomi daerah’ (yang bersumber dari hak berian), melainkan menjadi wujud pengakuan atas hak asal-usul yang dimiliki desa (bersumber dari hak bawaan)

Page 11: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Penataan Desa

• Desa dapat menjadi Desa Adat (Pasal 100)

• Kelurahan dapat menjadi Desa (Pasal 12)

• Kelurahan dapat menjadi Desa Adat (Pasal 100)

• Desa dapat menjadi Kelurahan (Pasal 11)

• Desa Adat dapat menjadi Kelurahan (Pasal 100)

• Desa/Desa Adat dapat:– Berubah status– Digabung (Pasal 10 & 99)– Dimekarkan (Pasal 8 ayat 1)– Dihapus;

• Berdasarkan prakarsa masyarakat;

• Ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Propinsi atau Kabupaten/Kota); disertai peta wilayah (Pasal 101)

Page 12: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Sumber Norma Pengaturan tentang Desa Adat

1. No. 010/PUU-I/2003 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam;

2. No. 31/PUU-V/2007 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Tual Di provinsi Maluku;

3. No. 6/PUU-Vl/2008 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan.

4. No. 35/PUU-X/2012 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Page 13: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Penataan Desa Adat (1)• Pasal 96

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan penataan kesatuan masyarakat hukum adat dan ditetapkan menjadi Desa Adat.

• Pasal 97 (1)Penetapan Desa Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 memenuhi syarat:a. kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya secara

nyata masih hidup, baik yang bersifat teritorial, genealogis, maupun yang bersifat fungsional;

b. kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya dipandang sesuai dengan perkembangan masyarakat; dan

c. kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 14: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Penataan Desa Adat (2)• Pasal 97 (2)

Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya yang masih hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memiliki wilayah dan paling kurang memenuhi salah satu atau gabungan unsur adanya:a. masyarakat yang warganya memiliki perasaan bersama dalam kelompok; b. pranata pemerintahan adat;c. harta kekayaan dan/atau benda adat; dan/ataud. perangkat norma hukum adat.

• Pasal 97 (3)Kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dipandang sesuai dengan perkembangan masyarakat apabila:a. keberadaannya telah diakui berdasarkan undang-undang yang berlaku sebagai

pencerminan perkembangan nilai yang dianggap ideal dalam masyarakat dewasa ini, baik undang-undang yang bersifat umum maupun bersifat sektoral; dan

b. substansi hak tradisional tersebut diakui dan dihormati oleh warga kesatuan masyarakat yang bersangkutan dan masyarakat yang lebih luas serta tidak bertentangan dengan hak asasi manusia.

Page 15: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Penataan Desa Adat (3)

• Pasal 97 (4)Suatu kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia apabila kesatuan masyarakat hukum adat tersebut tidak mengganggu keberadaan Negara Kesatuan Republik lndonesia sebagai sebuah kesatuan politik dan kesatuan hukum yang :a. tidak mengancam kedaulatan dan integritas Negara

Kesatuan Republik lndonesia; danb. substansi norma hukum adatnya sesuai dan tidak

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 16: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Kewenangan Desa

– kewenangan berdasarkan hak asal usul; – kewenangan lokal berskala Desa; – kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan

– kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 17: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Kewenangan Desa• Hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup

dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, antara lain sistem organisasi masyarakat adat, kelembagaan, pranata dan hukum adat, tanah kas Desa, serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa.

• “kewenangan lokal berskala Desa” adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa, antara lain tambatan perahu, pasar Desa, tempat pemandian umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan belajar, serta perpustakaan Desa, embung Desa, dan jalan Desa.

Page 18: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Kewenangan Desa Adat (1)• Pasal 103)

Kewenangan Desa Adat berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a meliputi:

a. pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli;b. pengaturan dan pengurusan ulayat atau wilayah adat;c. pelestarian nilai sosial budaya Desa Adat; d. penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di Desa Adat

dalam wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi manusia dengan mengutamakan penyelesaian secara musyawarah;

e. penyelenggaraan sidang perdamaian peradilan Desa Adat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa Adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di Desa Adat; dan

g. pengembangan kehidupan hukum adat sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Desa Adat.

Page 19: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Kewenangan Desa Adat (2)• Pasal 104

Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan berskala lokal Desa Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a dan huruf b serta Pasal 103 diatur dan diurus oleh Desa Adat dengan memperhatikan prinsip keberagaman.

• Pasal 105

Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan kewenangan tugas lain dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c dan huruf d diurus oleh Desa Adat.

Page 20: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Prinsip Penting Kewenangan Desa

• Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa diatur dan diurus oleh Desa.

• Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan kewenangan tugas lain dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diurus oleh Desa.

• Penugasan disertai dengan biaya

Page 21: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Sistem Pemerintahan Desa dalam UU Desa

Musyawarah Desa(psl. 54)

Kepala Desa (psl. 25 – 53)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) (psl. 55 -65)

Warga/Masyarakat

Perangkat Desa (Pelayanan)

Panitia (ad-hok)

BUMDes

Klp. Dengan kepentingan khusus

Bagian Wilayah Desa

• RPJM-Desa dan RKP-Desa

• APB-Desa• Peraturan Desa• Kinerja Pemerintah• Kerja Sama

• RPJM-Desa• Asset Desa• Hal-hal

Strategis

Prinsip dasar PemerintahanDesa• Check and balances antara Kepala

Desa dengan Badan Permusyawaratan desa.

• Demokrasi perwakilan + permusyawaran.

• Proses demokrasi partisipatoris melalui Musdes

Dipilih langsung

Perwakilan Bagian Wilayah desa yang dipilih secara Demokratis

Lembaga Kemasyarakatan

/Adat

21

Page 22: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Musyawarah Desa• Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD dalam upaya meningkatkan

kinerja pemerintahan Desa, memperkuat kebersamaan, serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

• Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah forum musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk memusyawarahkan dan menyepakati hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

• Dengan demikian Musyawarah Desa bukan lembaga yang permanen, melainkan forum bersama perluasan dari BPD.

• Hal yang bersifat strategis meliputi: penataan Desa; perencanaan Desa; kerja sama Desa; rencana investasi yang masuk ke Desa; pembentukan BUM Desa; penambahan dan pelepasan Aset Desa; dan kejadian luar biasa (seperti bencana, wabah penyakit, gangguan keamanan, dll).

• Hasil Musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam keputusan hasil musyawarah dijadikan dasar oleh BPD dan Pemerintah Desa dalam menetapkan kebijakan Pemerintahan Desa.

Page 23: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Pembangunan sektor ekonomi

Pembangunan sektor lingkungan

Pembangunan sektor budaya Perbaikan sektor gizi

sektor etc.

Tata Kelola Pembangunan Desa - Eksisting

Pemerintahan Desa

KelompokDesa Sebagai OBYEK Pembangunan:• Fragmentasi/tumpang tindih

kegiatan

• Fragmentasi kelembagaan

• Fragmentasi perencanaan

• Fragmentasi keuangan

• Tumpang tindih kelompok sasaran

• Kelas menengah & kelas atas desa lebih memiliki akses terhadap kegiatan pembangunan

Penguatan Sistem pemerintahan DesaKelompok

KelompokKelompok

?

Page 24: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Komposisi Uang Desa (survey independen)ADD

6.46%

PADes5.64%

Pajak & Retribusi0.86%

Bantuan Kabupaten15.39%

Bantuan Provinsi5.16%

Bantuan Pusat60.11%

Pihak ke-36.39%

Page 25: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Sumber-Sumber Pendapatan Desa(Pasal 72)

• Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;

• Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

– 10% dari dana transfer ke daerah (ini berarti dana transfer ke daerah adalah 110% yang terbagi 100% untuk daerah dan 10% untuk desa)

• Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota;

– 10% dari Pajak dan Retribusi Daerah

• Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota;

– 10% dari DAU + DBH

• Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota;

• Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan

• Lain-lain pendapatan Desa yang sah.25

Page 26: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

TAHUN 2013• Transfer ke Daerah tahun 2013 = 528,6 T• DAU + DBH = 412 T• Jumlah Desa (Permendagri 18 tahun

2013) = 72.944• Rata-rata Pendapatan Desa dari bagian

dana perimbangan =412 T/72.944 = Rp. 564,816,846.

• Rata-rata Pendapatan Desa dari APBN on top dari Dana Transfer Daerah = 528,6 T/72.944 = Rp. 724.665.496.

• Perlu ditetapkan sanksi bagi daerah kabupaten/kota yang belum mengalokasikan DAD sesuai dengan prosentasi yang ditetapkan dalam UU Desa.

Simulasi Pendapatan Desa dari Dana Perimbangan(Berdasarkan APBN Tahun 2013 dan Tahun 2014)

TAHUN 2014• Transfer ke Daerah tahun 2014 = 592,5 T• DAU + DBH = 454,9 T• Jumlah Desa (Permendagri 18 tahun

2013) = 72.944• Rata-rata Pendapatan Desa dari bagian

dana perimbangan =454 T/72.944 = Rp. 623.629.955.

• Rata-rata Pendapatan Desa dari APBN on top dari Dana Transfer ke Daerah = 592,5 T/72.944 = Rp. 812.404.036

Total pendapatan Desa dari dana yang bersumber dari APBN =

Rp. 1,290,990,349

Total pendapatan Desa dari dana yang bersumber dari APBN =

Rp. 1,436,033,121

26

Page 27: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Visi Tata Kelola Pembangunan Lokal Skala Desa

• Desa memiliki kewenangan yang jelas mencakup:

– Kewenangan asal-usul azas pengakuan

– Kewenangan skala lokal desa azas subsidiaritas

– Penugasan

• Desa membuat perencanaan program sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembangunan desa.

• Desa harus memiliki sumber-sumber pendanaan yang memadai.

• Desa memiliki hak untuk mengelola aset dan membentuk usaha.

• Desa diberi kewenangan untuk menjalankan sendiri proyek-proyek skala desa (swakelola).

• Tata kelola desa dibuat agar ada ‘check and balances’ dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.

27

Page 28: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Tujuan Normatif Pembangunan Desa (Pasal 78)

• Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui:

– penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar,

– pembangunan sarana dan prasarana Desa,

– pengembangan potensi ekonomi lokal,

– pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

• Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial. 28

Page 29: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Prioritas Program (Pasal 80 ayat 4)

• Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi:– peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;– pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan

berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia;

– pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;– pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk

kemajuan ekonomi; dan– peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa

berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa.

Page 30: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Kewenangan Kepala Desa• Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa berwenang:

– memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;– mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa; – memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa; – menetapkan Peraturan Desa; – menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; – membina kehidupan masyarakat Desa;– membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;– membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala

produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;– mengembangkan sumber pendapatan Desa;– mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Desa;– mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;– memanfaatkan teknologi tepat guna;– mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;– mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan– melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Berikut sejumlah hak , kewajiban , dan sejumlah larangan yang harus dipertanggungjawabkan (Pasal 26 ayat 3, 4; Pasal 27; pasal 28; Pasal 29)

Page 31: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Hak Masyarakat Desa: Pasal 68 (1)• Masyarakat Desa berhak:

– meminta dan mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa serta mengawasi kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;

• – memperoleh pelayanan yang sama dan adil;– menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara bertanggung

jawab tentang kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;

– memilih, dipilih, dan/atau ditetapkan menjadi:• Kepala Desa;• perangkat Desa;• anggota Badan Permusyawaratan Desa; atau• anggota lembaga kemasyarakatan Desa.

– mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari gangguan ketenteraman dan ketertiban di Desa.

Page 32: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Kewajiban Masyarakat Desa: Pasal 68 (2)

• Masyarakat Desa berkewajiban:– membangun diri dan memelihara lingkungan Desa;– mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa yang baik;

– mendorong terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tenteram di Desa;

– memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan, permufakatan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan di Desa; dan

– berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di Desa.

Page 33: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Pembinaan (Pasal 112 ayat 3)

• Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberdayakan masyarakat Desa dengan:– menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;

– meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; dan

– mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat Desa.

Page 34: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Pembinaan (Pasal 112 ayat 4)

• Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.

• Penjelasan:– Yang dimaksud dengan “pendampingan” adalah

termasuk penyediaan sumber daya manusia pendamping dan manajemen.

Page 35: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Pengawasan & Partisipasi Masyarakat

• Pasal 68, ayat 1, huruf a. “Masyarakat Desa berha “meminta dan mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa serta mengawasi kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dst…

• Pasal 82, Ayat 1, “Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai

rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa.Ayat 2, Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan Pembangunan Desa.• Pasal 86, ayat 1, “Desa berhak mendapatkan akses informasi

melalui sistem informasi Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Page 36: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 116(1) Desa yang sudah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku tetap diakui

sebagai Desa.(2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menetapkan Peraturan Daerah

tentang penetapan Desa dan Desa Adat di wilayahnya.(3) Penetapan Desa dan Desa Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan(4) Paling lama 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini berlaku, Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota bersama Pemerintah Desa melakukan inventarisasi Aset Desa.

Page 37: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Tiga Tantangan Utama

Konflik:Perubahan dari desa ke desa adat; masa tugas yang panjang; banyak

uang

Korupsi:Politik uang yg

menguat;Kerakusan;Hedonisme.

Kelembagaan yg lemah:

SDM gonta-ganti; Pengembangan

kapasitas tdk berjalan/ tdk ber-kesinambungan

Page 38: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Keterkaitan MK 35/20012 dgn UU No. 6/2014: UU Desa sebagai uu organik untuk pelaksanaan MK 35/2012?

MK 35/2012:Hutan adat BUKAN hutan

negara;Hutan adat berada dlm

wilayah adat MHA;MHA ditetapkan dalam

Peraturan Daerah;(dgn) kriteria yang sdh ditetap dan digunakan

dlm berbagai putusan MK

UU 6/2014:Desa Adat adalah MHA

(psl. 96);(dgn) kriteria dlm

putusan2 MK (Psl 97);Kewenangan untuk

mengatur dan mengurus ulayat/wilayah adat;

Ditetapkan dgn Perda (Psl 98);

Dilampiri peta (Psl. 17: 2)

Page 39: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

Pekerjaan Rumah…

• Peningkatan pemahaman publik tentang bahayanya jika seluruh tantangan yang ada tidak terlewati;

• Perlu upaya pengkondisian yang masif;• Persiapan-persiapan yang diperlukan bagai

perubahan dari desa ke desa adat:– Penyusunan sejarah komunitas desa adat yang ada;– Pemetaan wilayah adat;– Advokasi pada pemeritah untuk memfasilitasi proses

perubahan itu (Psl. 11: 1 cq. Psl. 99: 2)

Page 40: Peluang dan Tantangan Optimalisasi UU Desa 2013

SEKIAN & TERIMA KASIH