pemadam kebakaran
TRANSCRIPT
Pemadam Kebakaran
Pemadam kebakaran atau branwir adalah petugas atau dinas yang dilatih dan bertugas
untuk menanggulangi kebakaran. Pakaian yang digunakan pemadam kebakaran adalah
pakaian khusus yang berbentuk astronot yang biasanya dipakai untuk menyelamatkan korban
kebakaran. Jaket orange yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran berfungsi untuk
melindungi diri dari panasnya api pada saat memadamkan api
Petugas pemadam kebakaran selain terlatih untuk menyelamatkan korban dari kebakaran,
juga dilatih untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas, gedung runtuh, dan lain-
lain. Dinas pemadam kebakaran adalah unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran, yang termasuk
dalam dinas gawat darurat. Biasanya para pemadam kebakaran mamakai baju anti api agar
tidak mudah terbakar dan juga mereka memakai bagian baju yang mengkilat agar mudah
terlihat.
Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan
panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi
eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada
kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa
bencana yang ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa
mengakibatkan kerugian nyawa dan harta. Ditinjau dari jenisnya api dapat dikategorikan
menjadi 2 jenis api yaitu :
Api jinak.
Api liar.
Jenis api jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak
dapat dikuasai, inilah yang dinamakan kebakaran. Proses kebakaran atau terjadinya api
sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan
oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri
harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk
memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
Contoh gambar segitiga api :
Sedangkan mengenai sumber api dapat muncul dari beberapa sebab antara lain :
1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktivitas seperti :
masak, las, dll.
2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik
seperti : setrika, atau karena adanya korsleting.
3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion
positif seperti : peti.
4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti :
gerinda, memaku, dll.
5. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air.
Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen ke empat. Inilah
yang biasa dinamakan tetrahidral api.
Contoh gambar tetrahidral api :
Ada beberapa klasifikasi jenis kebakaran berdasarkan bahan yang terbakar antara lain
yaitu :
1. Api kelas A, yang terbakar bahan padat : kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb.
2. Api kelas B, yang terbakar benda cair seperti : minyak tanah, bensin, solar, tinner, gas
elpiji, dsb.
3. Api kelas C, yang terbakar melibatkan : listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya.
4. Api kelas D, kebakaran khusus / bahan yang terbakar : logam, aluminium, besi,
konstruksi baja.
Klasifikasi jenis kebakaran tersebut diatas terbentuk sesudah tahun 1970, sebelumnya hanya
kelas A, B, C.
Tanda / Simbol Alat Pemadam Api Portable dibedakan menjadi 4 macam :
Untuk api klas A , adalah ordinary combustible dengan tanda gambar segitiga sama
sisi dengan dasar warna hijau dan ditengahnya dengan huruf A dan tulisan “
ORDINARY COMBUSTIBLE”.
Untuk api klas B , adalah flammable liquids dengan tanda gambar bujur sangkar
dengan dasar warna merah dan ditengahnya dengan huruf B dan tulisan “
FLAMMABLE LIQUIDS”.
Untuk api klas C , adalah electrical equipment dengan tanda gambar lingkaran dan
warna dasar biru serta di tengahnya ditulis dengan huruf “ C “ dan diberi tulisan
ELECTRICAL EQUIPMENT.
Untuk api kelas D adalah combustible metals dengan tanda bintang lima warna dasar
kuning dan ditengahnya ditulis dengan huruf “D” dan diberi tulisan
COMBUSTIBLES METALS.
Sifat Teknis Api & Kebakaran
Pembahasan sifat teknis api & kebakaran perlu diuraikan sedikit disini. Karenahal dan prosedur
penanggulangan bahaya kebakaran dilandasi oleh fenomena teknis api(disamping juga hal-hal psikologis,
seperti : shock, kepanikan ,dll.). Hal-hal teknis yangmenjadi landasan upaya penanggulangan antara lain : -
unsur penbentuk api, - tahanperkembangan api, serta – hal-hal yang membahayakan keselamatan jiwa.
Api tumbuh secara bertahap, dari mulai menyala, membesar, menghasilkan gasdan asap dari bahan yang
terbakar, dan bila tidak dikontrol, ia akan mencapai tahapmaksimal yang menghanguskan serta
membahayakan keselamatan jiwa. Secara teknis,perkembangan api di dalam ruangan tertutup dapat dibagi
menjadi 5 (lima ) tahap :
1. Tahap penyalaan.
2. Tahap pertumbuhan.
3. Tahap puncak.
4. Tahap pembakaran penuh.
5. Tahap surut
Dalam suatu proses pembakaran, tidak semua tahap perkembangan api akan selaluterlalui, atau proses
pembakaran mencapai semua tahap (lima tahap tersebut diatas). Hal tersebut sangat tergantung dari kualitas
dan kapasitas tiga unsur pembentukan api. Secaradefenbisi, api dapat dijelaskan sebagai hasil reaksi cepat dari
material terbakar, oksigen (O2) dan energi awal. Ketiga unsur tersebut adalah yang membentuk api.
Ketiga unsur tersebut seperti di atas, harus bekerja bersama-sama untuk dapat membentuk api dan
pembakaran. Tanpa adanya salah satu dari ketiga unsurtersebut, proses pembakaran tidak akan pernah
terjadi . Komposisi dari ketiga unsurinilah yang menentukan tahap proses pembakaran berlangsung.
Suhu penyulutan
dimaksudkan sebagai tingkatan energi bahan untuk terbakar pada temperatur bakarnya.Terperatur bakar yaitu
temperatur terendah saat bahan bakar mulai terbakar. Atau bisadiartikan bahwa bahan material mudah
terbakar bila temperaturbakar material tersebutrelatif rendah.Karakteristik pertumbuhan dan penyebaran api,
sama seperti penyalaan api, kecepatanpenyebaran, dan pemancaran panas, asap dan gas berbahaya, ditentukan
oleh banyak faktor antara lain :
Kondisi geometris ruangan.
Bukan yang ada.
Sumber isi.
Jarak antara sumber api dengan material yang terbakar.
Karakteristik dari material interior.
Tipe dan volume material.
Kondisi dan penataan ruangan.
Api dengan cepat berkembang besar melalui konveksi, dan kemudian menyebarsecara lateral terus ke langit-
langit bila ruangan terbatas. Sesuatu yang terbakar,disamping menghasilkan gas, juga asap dan panas. Panas
gas yang timbul peristiwakebakaran, bisa mencapai 650 0C – 950 0C. Salah satu fenomena khas terjadi
padaperistiwa kebakaran adalah terjadinya “flashover”, dimana api tiba-tiba membesar dengannyala yang
besar pula.
Bahaya Kebakaran
Ada dua jenis bahaya yang ditibulkan sebagai akibat dari terjadinya kebakaranyaitu kerugian material
dan keselamatan jiwa manusia. Beberapa aspek penyelamatan sebenarnya lebih diarahkan dan diprioritaskan
pada penyelamatan jiwa manusia terlebih dahulu, untuk kemudian meminimalkan kerugian pada tahap
berikutnya. Sehingga padaprinsipnya, konsep penanggulangan kebakaran (fire safety) yang utama adalah
penyelamatan jiwa manusia. Bahaya keselamatan jiwa manusia pada peristiwa kebakaran dapat
diklasifikasikan :
1. Bahaya langsung
Tersengat temperatur yang tinggi.
Keracunan asap.
2. bahaya tidak langsung.
Terluka.
Terjatuh.
Terserang sakit.
mengalami shock/serangan psikologis.
Sistem Penanggulangan Kebakaran
Sebagai suatu sistem, bangunan terdiri dari sub - sub sistem yang membentuknya secara integral
dalam satu kesatuan. Sub-sub sistem tersebut antara lain arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, desain
ruang dalam ( interior ), desain ruang luar (landscape ), utilitas, dan sistem-sistem lain seperti manajemen
/pengelolaan, maitenance / service, sistem penanggulangan kebakaran /fire safety. Sistem-sistem ini haruslah
terintegrasi dengan baik dalam bangunan. Pada pelaksanaannya, tentunya penataan atau perencanaannya
harus dilibatkan secara kontinyu pada saat proseskonstruksi secara keseluruhan. Proses konstruksi yang
dimaksudkan di atas adalah dari mulai tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian serta perbaikan dan
perawatan. Beberapa hal yang termasuk di dalam permasalahan site dalam kaitannya denganpenanggulangan
kebakaran ini antara lain :
Penataan blok-blok masa hunian dan jarak antar bangunan.
Kemudahan pencapaian ke lingkungan pemukiman maupun bangunan.
Tersedianya area parkir ataupun open space dilingkungan kaewasan.
Menyediakan hidrant eksterior di lingkungan kawasan.
menyediakan aliran dan kapasitas suply air untuk pemadam.
Perencanaan Struktur dan Kontruksi Bangunan
Perencanaan struktur disini berkaitan dengan kemampuan bangunan untuk tetapatau bertahan berdiri
pada saat terjadi bencana kebakaran. Sedangkan perencanaan kontruksi berkaitan dengan jenis material yang
digunakan. Material yang mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap api (terbakar), akan lebih baik pula
terhadap pencegahan penjalaran api, pengisolasian daerah yang terbakar serta memberi waktu yang cukup
untuk pengevaluasian penghuni.
Hal-hal yang berkaitan denganperencanaan sistem ini antara lain :
1. Pemilihan material bangunan yang memperhatikan sifat materia :
Sifat penjalaran dan penyebaran.
Combustibility (kemampuan terbakar material).
Sifat penyalaan material bila terbakar.
Sifat racun (akibat reaksi kimia yang ditimbulkan / dihasilkan bilabahan tersebut terbakar).
2. Kemampuan / daya tahan bahan struktur (fire resistance) dari komponen-komponen struktur.
Komponen struktur seperti rangka atap, lantai, kolam dan balok adalah tulang – tulang kekuatan pada
bangunan. Perencanaan yang optimal darihal yang dimaksudkan :
Meminimalkan kerusakan pada banguna.
mencegah penjalaran kebakaran.
melindungi penghuni, minimal memberi waktu yang cukupdievaluasi.
3. Penataan ruang, terutama berkaitan dengan areal yang rawan bahaya dipilih material struktur yang
lebih resisten.
Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan
Perencanaan daerah evakuasi, biasanya diperuntukan untuk bangunan pemukiman berlantai
banyak dan merupakan bangunan yang lebih kompleks.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan perencanaan sistem ini :
Kalkulasi jumlah penghuni / pemakai bangunan.
Tangga kebakaran dan jenisnya.
Pintu kebakaran.
Daerah perlindungan sementara.
Jalur keluar bangunan.
Peralatan dan perlengkapan evakuasi.
Manajemen sistem penanggulangan kekakaran.
Gagasan dari manajemen sistem penanggulangan kebakarann berkembang sekitar memelihara
peralatan/perlengkapan penanggulangan kebakaran sehingga dapat digunakan secara optimal pada saat
diperlukan. Manajemen penanggulangan kebakaran termasuk juga administrasi strategi untuk memastikan
keselamatan secara preventif, membatasi perkembangan api dan menjamin keselamatan penghuni. Untuk
mencapai fungsi ini, manajemen sistem ini harus terlihat didalam semua aspek yang ada dalam bangunan
termasuk daerah terhadap bahaya.
Komunikasi
Kebakaran tidak dapat diatur walaupun dengan sistem proteksi yang paling baik, sehingga sangat
penting untuk mendeteksi terjadinya segera untuk keberhasilan penanggulangaannya. Sistem informasi yang
baik bisa berguna untuk memicu tindakan awal penyelamatan. Komunikasi menjadi hal yang penting buat
penghuni bangunan, baik itu dari sistem alarm maupun penghuni lain, sehingga informasi
harus tersampaikan danterdengar dengan jelas agar dapat memanfaatkan waktu untuk penyelamatan yang
perlu.
Pemeliharaan.
Perbaikan dan pemeliharaan terhadap peralatan-peralatan darurat, seperti hidrant, bosereels,
extinguisher, lampu darurat dll, adalah sangat penting. Tipe, standar dan frekuensi pemeliharaan harus
terdokumentasikan pada program manajemen ini, dan staf yang berkepentingan perlu mengetahuinya dan
selalu menjalankannya dengan benar.
Pelatihan.
Pelatihan pegawai yang berkepentingan terhadap penanggulangan kebakaran ini tidak boleh luput
dari perhatian. Mereka harus menerima instruksi bagaimana menghidupkan alarm tanda bahaya bila mereka
menemukan kebakaran, serta mereka yang memberi peringatan kebakaran kepada penghuni. Begitu pula
terhadap penggunaan peralatan pemadam api, yang harus mampu dipraktekkan.
Beberapa pelatihan yang dilaksanakan antara lain memberi pengetahuan tentang :
Pencegahan kebakaran secara umum.
Tindakan yang diambil pada waktu mendengarkan alarm dan menemukan api.
Metode yang benar dalam memanggil pasukan pemadam.
Lokasi, kegunaan dan penggunaan peralatan pemadam.
Rute penyelamatan, titik pertemuan dan jalan keluar.
prosedur evakuasi
Ada lima aspek yang harus dipertimbangkan di salam sistem manajemen ini, yaitu :
Tindakan preventif .
Prosedur.
Komunikasi.
Perawatan / pemeliharaan.
Pelatihan
Kelima aspek-aspek tersebut masing-masing harus selalu dievaluasi kelengkapan dan kegunaannya.
Tindakan Pencegahan
Aspek ini adalah yang paling langsung dan efektif dalam mencegah datangnya kebakaran.
Pencegahan dan pembatasan perkembangan api, harus dimulai dari saat bangunan masih dalam bentuk
gambar. Arsitek mempunyai tanggung jawab moral untuk memasukkan perencanaan penanggulangan
kebakaran ini pada konsep bangunannya. Perlu juga dibuat instruksi manual sederhana untuk staf yang
kompeten serta untuk melatih penghuni beradaptasi bila hal yang tidak diinginkan terjadi. Staf yang
kompeten, misalnya Satpam, atau pegawai kebersihan, atau teknisi dll, perlu untuk diatur secara reguler
mengawasi bangunan.
Prosedur
Memformulasikan sistem prosedur adalah bertujuan untuk mensikronisasikan operasional bangunan.
Prosedur perbaikan dan perawatan / perlengkapan khususnya peralatan darurat kebakarann, harus dikerjakan
terdokumentasi dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh staf-staf yang berkompeten. Semua pihak
yang terlibat dalam hal ini (penghuni,terutama pegawai) haruslah mengetahui apa yang harus dilakukan, siapa
yang harus dihubungi, bagaimana melakukannya, dan kapan itu perlu. Keuntuingan dari pelaksanaan yang
sesuai prosedur, adalah bisa menghindari keterlambatan penyelamatan bila keadaan darurat.
Kontrol Penggunaan Sistem Penanggulangan Kebakaran
Fungsi kontrol didalam pelaksanaan persyaratan-persyaratan teknis pada bangunan adalah menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terlibat. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pelaku kontruksi sebagai
pelaksana serta pengguna dan masyarakat selaku pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian.
Begitupun peran pemerintah adalah yang paling signifikan disini, karena penyediaan dan pengelolaan
manajemen dansumber daya yang berkaitan dengan kepentingan umum ada di tangan pemerintah.
Berkaitan dengan peran pemerintah terhadap perlindungan penanggulangan bahayakebakaran, antara lain :
1. Pengelolaan dan kontrol terhadap dinas-dinas penanggulangan yang terkait :
Sistem manajemen pengelolan.
Peralatan dan perlengkapan.
Sumber daya manusia.
2. Penyediaan dan pengelolaan fasilitas-fasilitas pendukung.
Sirkulasi kota dan open space.
Penyediaan air.
Sstem telekomunikasi.
Peraturan-peraturan terkait, dll
3. Kontrol persyaratan pelaksanaan proses kontruksi pada bangunan
Ada enam tahap di dalam proses konstruksi yang keseluruhannya bisa dimasukkanpersyaratan
kualifikasi sistem penanggulangan kebakaran dalam pelaksanaannya.
Tahap-tahap tersebut adalah :
Tahap perencanaan bangunan.
Tahap desain.
Tahap pelaksanaan / pengoperasian bangunan.
Tahap perawatan.
Tahap perbaikan dan atau restorasi bangunan.
Penempatan simbol / tanda alat pemadam api :
Bila dipasang pada alat pemadam api portable, maka penempatannya harus pada
bagian depan tabung , di atas atau di bawah nama alat pemadam tersebut dan dapat
dibaca dengan mudah dari jarak + 1 meter.
Bila dipasang di tembok dekat alat pemadam api portable maka tanda tersebut harus
dapat dibaca dengan mudah dari jarak kira kira 8 meter.
Standar warna yang digunakan pada simbol alat pemadam api :
Green (hijau) : No 14260.
Red (merah) : No 11105.
Blue (biru) : No 15102.
Yellow (kuning) : No 13655.
Pemberian simbol pemadam kebakaran :
Diberi satu simbol karena alat pemadam tersebut hanya untuk satu kelas api seperti
water pressurized type extinguisher hanya untuk api kelas A, maka diberi simbol api
kelas A (ordinary combustible) dan juga dry powder hanya untuk api kelas D, maka
diberi simbol api kelas D (combustible metals).
Diberi dua simbol karena alat pemadam tersebut untuk dua kelas api seperti Carbon
Dioxyde untuk api kelas B dan api kelas C, maka diberi simbol api kelas B
(flammable liquids) dan simbol api kelas C (electrical equipment).
Diberi tiga simbol karena alat pemadam tersebut untuk tiga kelas api seperti
Multipurpose Dry Chemical Extinguisher untukapi kelas A, api kelas B dan api kelas
C, maka diberi simbol api kelas A (ordinary combustible), simbol api kelas B
(flammable liquids) dan simbol api kelas C (electrical equipment).
Tipe kebakaran :
Cara yang digunakan untuk memadamkan api secara cepat, perlu difahami segitiga api
seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu, harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya
tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi
kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain
Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain
karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam
alat pemadam api tersebut masing‐masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Karakteristik jenis alat pemadam kebakaran :
1. Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat
ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera
berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah
menunjukkan tekanan sudah berkurang.
Contoh gambar :
2. Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedangkan sifat
pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.
Menahan radiasi panas.
Bukan penghantar arus listrik.
Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya
reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).
Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
Tidak berbahaya.
Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat
elektronik.
Sekali pakai pada tiap kejadian.
Contoh gambar :
3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi
kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :
Bukan penghantar listrik.
Tidak merusak peralatan.
Non Toxic (tidak beracun).
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran.
Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran).
Bisa digunakan berulang-ulang.
Lebih tepat digunakan di dalam ruang.
Contoh gambar :
4. Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan
C. Sifat-sifatnya antara lain :
Bersih tidak meninggalkan bekas.
Non Toxide ( tidak beracun ).
Bukan penghantar listrik.
Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin ).
Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimutiobyek yang
terbakar.
Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
Tekanan kerja sangat besar.
Contoh gambar :
5. Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B.
Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar, jika obyek yang
terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada
ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
Contoh gambar :
6. Fire Sprinkler System
Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg.
Mekanisme kerja sprinkler yaitusecara otomatis akan mengeluarkan air bila
kepala sprinkler terkena panas. Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap
kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
Contoh gambar :
7. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
Contoh gambar :
8. Selang air serta pemancarnya noozle
Klasifikasi media racun api pada kebakaran :
Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara
pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :
Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.
Jarak jangkauan maksimum 15 m.
Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.
Diperiksa secara berkala.
Bisa diisi ulang (Refill).
Kekuatan konstruksi terstandar.
Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium :
APAR.
Tangga darurat.
Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector (lidah
api).
Hydrant (Box hydrant).
Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api.
Pintu tahan Api.
Jumping sheet.
Penangkal petir.
Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun, cobalah lihat dan cari
tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu
darurat' atau "exit" seperi gambar ini :
Usaha Preventif Tanggap Kebakaran :
Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran.
Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam.
Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium.
Usahakan bak kamar mandi selalu penuh.
Cara yang dilakukan dalam pemadaman kebakakaran :
Selalu siap mental dan jangan panik.
Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah api).
Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain.
Semprotkan/arahkan pada sumber api.
Harus tahu jenis benda yang terbakar.
Usahakan mengatur dan menahan nafas.
Sedangkan prosedur emergensi evakuasi seperti berikut :
Bunyikan / tekan alarm terdekat.
Keluar lewat pintu terdekat.
Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30 meter dari sumber kebakaran.
Beritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam.
Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan.
Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai dijinkan oleh yang berwenang.