pemaknaan islam dan yahudi dalam video...
TRANSCRIPT
PEMAKNAAN ISLAM DAN YAHUDI DALAM VIDEO KLIP “SATU”
DEWA 19
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
\
Oleh:
Ervan Tonnedy
NIM. 1112051000053
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016-2017
i
ABSTRAK
Ervan Tonnedy
Pemaknaan Islam dan Yahudi dalam Video Klip “Satu” Dewa 19
Lagu menjadi sebuah media yang tepat dalam karya seni untukmenyampaikan sebuah pesan komunikasi, karena lagu dapat mengandunggambaran perasaan dari penciptanya. Dalam megemas lagu, beberapa bandmenggunakan video klip sebagai daya tarik (marketing support). Namun, terkadangtema dalam video klip sengaja tidak diselaraskan dengan tema pada lirik lagu.Seperti band Dewa 19 dengan lagunya yang berjudul “Satu,” lirik lagunyamengisyaratkan keislaman sedangkan video klipnya menyinyalkan keyahudian.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untukmenjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah bagaimanapemaknaan Islam dan Yahudi dalam video klip “Satu” oleh Dewa 19? Kemudian,minornya apa bentuk ungkapan denotasi dalam video klip tersebut? Apa maknakonotasi yang dapat dipahami dalam video klip ini? Serta, apa refleksi yang bisaditarik dari video klip ini?
Dalam pemaknaannya, lirik lagu dan gambar dalam video klip “Satu” olehDewa 19 mencoba mengombinasikan antara unsur Yahudi dan Islam. Unsur-unsurIslam dalam hal ini adalah tasawuf Syekh Siti Jenar melalui kalimat pada lirik lagu.Dan, unsur-unsur Yahudi dalam hal ini adalah simbol-simbol Illuminati melaluigambar pada video klip.
Pendekatan penelitian yang digunakan yakni pendekatan secara kualitatif.Objek penelitian berkembang secara apa adanya tanpa termanipulasi maupunterpengaruh oleh kehadiran penulis. Dengan kata lain, penelitian ini bersifatnaturalistik atau alamiah (natural setting). Pendekata kualitatif ini digunakan untukmenganalisis lirik dan gambar dalam video klip “Satu” oleh Dewa 19 terkait maknaIslam dan Yahudi.
Skripsi ini berdasarkan atas teori yang diusung Gill Branston dan RoyStafford, yaitu teori pemaknaan yang meliputi denotasi dan konotasi. Bagi Branstondan Stafford, tanda adalah makna denotasi atau makna sesungguhnya dari tanda itusendiri. Tetapi, tanda juga dapat dikonotasikan untuk mendefinisikan sesuatu yanglain yang berdasarkan pengalaman pribadi atau nilai-nilai budaya.
Naskah teks lirik lagu “Satu” oleh Dewa 19 menuliskan sebuah tandaucapan terimakasih kepada Syekh Lemah Abang. Hal ini mengantarkan penulisdalam tingkat konotasi pada makna tasawuf model Syekh Siti Jenar (Islam). Maknaini terlihat pada syariat, tarekat, insan kamil, dan manunggaling kawula gusti.Sedangkan pada bagian gambar dalam video klip, berdasarkan nilai-nilai budayatertentu, mengantarkan penulis pada budaya persimbolan Illuminati (Yahudi), yaituall-seeing-eye, piramida, burung hantu, dan mata satu.
Kesimpulannya, video klip “Satu” oleh Dewa 19 ini masuk ke dalam ranahkonsep video klip berbahasa simbol. Video klip ini temanya bersifat absurd karenatidak ada kaitan antara makna lirik dengan makna gambar. Makna lirik sebagaiIslam dalam hal ini tasawuf Syekh Siti Jenar dan makna gambar sebagai Yahudidalam hal ini simbol-simbol Illuminati.
Kata kunci: Dewa 19, Islam, Yahudi, denotasi, dan konotasi.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas kekuatan yang telah
diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
beserta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang telah memberi pencerahan
atas kegelapan manusia hingga akhir waktu.
Sekalipun skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, namun ini merupakan
sebuah perjuangan yang maksimal, mengingat badai yang menyertai proses
penyelesaian skripsi ini begitu kencang. Namun berkat doa, motivasi, inspirasi, dan
pengarahan yang diperoleh dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, beserta bapak Suprapto M.Ed, Ph. D selaku Wakil Dekan
I Bidang Akademik, ibu Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA. Ph.D sebagai pempimbing skripsi,
yang berkali-kali telah menyempatkan waktu di rumahnya untuk
memberikan arahan, masukan, serta contoh yang positif dalam perjalanan
penyusunan skripsi ini. Terima kasih pula atas suguhan teh manis dan buah
pepayanya pada waku bimbingan lalu, serta suguhan hal-hal kecil lain yang
patut penulis jadikan teladan.
iii
3. Bapak Drs. Masran, M.A. dan Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua
dan Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Bapak S. Hamdani, M.A selaku dosen penasihat akademik yang senantiasa
memberikan masukan selama menjalani masa kuliah.
5. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan ilmu, pengalaman, motivasi serta dedikasinya kepada
penulis selama menjalani masa perkuliahan.
6. Kepada segenap staff yang bekerja di UIN Jakarta, Perpustakaan Utama
UIN Jakarta, Perpustakaan Fakultas FIDIK terima kasih atas semua
keramahan dan pelayanan, buku dan bahan bacaan lainnya.
7. Kepada Papah (Alm) Edison, Mamah Ainun terimakasih atas doa, motivasi,
inspirasi, dan materil. Semoga Allah SWT senantiasa melindungimu di
dunia maupun di akhirat.
8. Kepada seluruh keluarga. Kaka Erisyah Tonnedy, kakak Ersyad Tonnedy,
om Rum, wa Aries, om dan bibi, adik sepupu, kakak sepupu terimakasih
telah memberi kehangatan dalam keluarga sejak penulis masih kecil hingga
sekarang.
9. Kepada Tepan Kobain sebagai narasumber utama dan pihak RCM utamanya
mas Dodi dan mas Satrio yang telah bersedia meluangkan waktu sibuknya
untuk diwawancarai serta membantu penulis dalam proses pencarian data
untuk skripsi ini.
10. Kepada sahabat: Riztira Syahrizal, Panji Febrian Nugraha, Kateno Pratowo,
Riadin Munawar, Pipit Fitriani, Keke Shintia, Dita Fitriya yang senantiasa
iv
mengiringi masa perkuliahan dan berperan penting dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
11. Kepada kasih, Tifany Crisma yang telah memberikan afeksi serta
mencorakkan tinta warna-warni dalam perjalanan hidup maupun perjalanan
kuliah penulis khususnya di masa-masa akhir skripsi.
12. Kepada KPI B khususnya Reksa, Fatwa, Kiki, Deden, Abu, Guntur yang
telah sama-sama berjuang menempuh lika-liku perkuliahan.
13. Kepada rekan-rekan organisasi dalam maupun luar kampus. JTV, Generasi
Rempoa Cempaka Putih, Thrashpit, Rajawali yang telah mengiringi masa
perkuliahan penulis dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
14. Kepada rekan-rekan KKN Orion dan Kampung Tenggek. Albab, Bowo,
Rikza, Ra, Puri, Debi, Muli, Ina, Ratna, Duce, Aril, Debo, Ipin, Teh Yeye,
Mang Andi terimakasih atas ilmu, kebersamaan dan kenangan dalam masa
pengabdian masyarakat.
15. Kepada orang-orang yang berkontribusi terhadap perjalanan hidup penulis
utamanya dalam penelitian skripsi. Bapak Muh Rum, Imam Nuswantoro,
Mba Emy Putri, kak Mega Nur Fitriyana dan yang mungkin penulis lupa
mencantumkan namanya dalam skripsi ini penulis ucapkan terimakasih
banyak. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.
Jakarta, 12 April 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Permasalahan............................................................................. 1
1. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
2. Identifikasi Masalah............................................................. 5
3. Pembatasan Masalah............................................................ 5
4. Rumusan Masalah................................................................ 5
B. Konteks Penelitian..................................................................... 6
1. Pernyataan Penelitian........................................................... 6
2. Tujuan Penelitian................................................................. 6
3. Manfaat Penelitian............................................................... 7
C. Konstruksi Penelitian................................................................. 7
1. Bingkai Teoritis.................................................................... 7
2. Pendekatan Penelitian........................................................ 10
3. Sumber Data....................................................................... 10
4. Subjek dan Objek Penelitian.............................................. 11
5. Tahapan Penelitian............................................................. 11
6. Waktu dan Tempat Penelitian............................................ 13
D. Tinjauan Pustaka...................................................................... 13
vi
E. Sistematika Penulisan.............................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 18
A. Pemaknaan............................................................................... 18
1. Semiotika........................................................................... 18
2. Strukturalisme.................................................................... 21
3. Denotasi dan Konotasi....................................................... 24
4. Kode................................................................................... 26
B. Tasawuf dan Manunggaling Kawula Gusti Syekh Siti Jenar.... 27
C. Illuminati beserta Simbol-Simbolnya....................................... 34
D. Konseptualisasi Video Klip...................................................... 45
1. Audio................................................................................. 47
2. Visual................................................................................. 49
BAB III PROFIL GRUP BAND DEWA 19.............................................. 52
A. Sejarah Grup Band Dewa 19.................................................... 52
B. Album yang Diproduksi........................................................... 54
C. Personil.................................................................................... 55
1. Mantan Personil................................................................. 55
2. Personil Terakhir................................................................ 55
D. Penghargaan yang Diraih......................................................... 56
E. Pemimpin Grup Band Dewa 19 (Ahmad Dhani)...................... 56
BAB IV ANALISIS DATA........................................................................ 60
A. Denotasi................................................................................... 60
1. Lirik................................................................................... 60
2. Gambar.............................................................................. 62
vii
3. Hasil Temuan..................................................................... 69
B. Konotasi................................................................................... 69
1. Lirik................................................................................... 69
2. Gambar.............................................................................. 72
3. Hasil Temuan..................................................................... 81
C. Refleksi.................................................................................... 82
BAB V PENUTUP.................................................................................... 85
A. Kesimpulan............................................................................. 85
B. Saran....................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 87
viii
Daftar Lampiran Tabel
Tabel 3.1 Album yang Pernah Diproduksi, sumber:
republikcintamanagement.com
Cover Rilis Label Daftar Lagu
1992 Aquarius
Musikindo
1. Kangen
2. Kita Tidak
Sedang
Bercinta Lagi
3. Bayang-
Bayang
4. Selamat Pagi
5. Swear
6. Bayi 19
7. Rein
8. Dewa & Si
Mata Uang
9. Hanya Mimpi
1994 Aquarius
Musikindo
1. Aku Milik Mu
2. Masihkah Ada
3. Still I’m Sure
We’ll Love
Again
4. Sembilan Hari
& Liberty
5. Format Masa
Depan
6. Mahameru
7. Imagi Cinta
ix
8. Selamat Ulang
Tahun
9. Deasy
10. Tak Kan Ada
Cinta Yang
Lain
Aquarius
Musikindo
1. IPS
2. Cukup Siti
Nurbaya
3. Satu Hati
4. Terbaik-
Terbaik
5. Hanya Satu
6. Cinta Kan
Membawamu
Kembali
7. Manusia Biasa
8. Restoe Boemi
9. Hitam Putih
10. Jalan Kita
Masih Panjang
11. Jangan Pernah
Mencoba
x
1997 Aquarius
Musikindo
1. Kirana
2. Aku Disini
Untukmu
3. Bunga
4. Suara Alam
5. Sebelum Kau
Terlelap
6. Satu Sisi
7. Aspirasi Putih
8. Cindi
9. Petuah Bijak
10. Selatan Jakarta
11. Kamulah Satu-
Satunya
2000 Aquarius
Musikindo
1. Mukadimah
2. Roman Picisan
3. Dua Sejoli
4. Risalah Hati
5. Separuh Nafas
6. Cemburu
7. Hidup Adalah
Perjuangan
8. Lagu Cinta
9. Cinta Adalah
Misteri
10. Sayap-Sayap
Patah
11. 1000 Bintang
xi
2002 Aquarius
Musikindo
1. Arjuna
2. Kosong
3. Mistikus Cinta
4. Angin
5. Pupus
6. Cintailah Cinta
7. Kasidah Cinta
8. Bukan Rahasia
9. Air Mata
2004 Aquarius
Musikindo
1. Pangeran Cinta
2. Atas Nama
Cinta
3. Satu
4. Indonesia Saja
5. Sweet Place
6. Hidup Ini
Indah
7. Cinta Gila
8. Nonsens
9. Hadapi Dengan
Senyuman
10. Matahari
Bintang Bulan
11. Aku Tetaplah
Aku
12. Shine On
xii
2006 Emi
Music
Indonesia
1. Laskar Cinta
(Chapter One)
2. Laskar Cinta
(Chapter Two)
3. Emotional
Love Song
4. Larut
5. Sedang Ingin
Bercinta
6. Perasaanku
Tentang
Perasaanku
Kepadamu
7. Lelaki
Pencemburu
8. Lover’s
Rhapsody
9. I Want to
Break Free
10. Flower in the
Desert
11. Live On
12. Selimut Hati
Tabel 3.4 Penghargaan-Penghargaan, sumber: kaskus.co.id
Tahun Ajang Penghargaan Penghargaan
1992 Anugrah PWI Musik Ke-1 Penyanyi/Pemusik Panggung
Produktif
1993 BASF Awards Album Terlaris (Pop)
xiii
Pendatang Baru Terbaik
1993 Aquarius Musikindo Double Platinum
1994 Aquarius Musikindo Double Platinum
1995 Video Musik Indonesia Video Klip Terbaik (Cukup
Siti Nurbaya)
1995 Aquarius Musikindo Triple Platinum
1996 BASF Awards Grup Musik Rock Terbaik
Grup/Duo Rekaman Terbaik
Tata Musik Rekaman
Terbaik (Cukup Siti
Nurbaya)
1997 Anugerah Musik Indonesia Album Terbaik Alternatif
(Pandawa Lima)
Album Terbaik Umum
(Pandawa Lima)
Lagu Terbaik Alternatif
(Kirana)
Lagu Terbaik Umum
(Kirana)
Penyanyi Duo/Grup Terbaik
Alternatif
Cover Album Terbaik
(Pandawa Lima)
1997 Akuarius Musikindo Multi Platinum
1998 Video Musik Indonesia Video Klip Favorit (Kamulah
Satu Satunya)
Video Klip Favorit (Kirana)
Video Klip Runner Up
(Distorsi)
xiv
Video Klip Runner Up (Aku
Disini Untukmu)
1999 Aquarius Musikindo Multi Platinum
2000 Clear Top Ten Awards The Coolest Song (Elang)
2000 Video Musik Indonesia Video Musik Terbaik
(Kuldesak)
2000 Anugrah Musik Indonesia Album Terbaik Alternatif
(Bintang Lima)
Lagu Terbaik Alternatif
(Roman Picisan)
Group Terbaik Alternatif
Produser Rekaman Terbaik
(Ahmad Dhani)
2000 Akuarius Musikindo Multi Platinum
2001 Clear Top Ten Awards The Coolest Song (Roman
Picisan)
2001 Video Musik Indonesia Video Klip Terbaik (Roman
Picisan)
2001 PAMI Awards Band Panggung Terbaik
Pemain Bass Gitar Terbaik
(Erwin Prasetya)
Penata Rekaman Terbaik
(Ahmad Dhani)
2001 Anugrah Musik Indonesia Penata Musik Terbaik
(Ahmad Dhani)
2002 Anugerah Musik Indonesia Duo/Grup Terbaik
Lagu Terbaik (Arjuna)
Cover Album Terbaik
(Cintailah Cinta)
xv
2002 Aquarius Musikindo Multi Platinum
2003 SCTV Awards Band Paling Ngetop
2004 Aquarius Musikindo Double Platinium
2005 Anugerah Pelanet Muzik Anugerah Khas
2006 Anugerah Musik Indonesia Album Rock Terbaik
(Republik Cinta)
Grup Rock Terbaik
2006 SCTV Music Awards Album Pop Rock Terbaik
2006 LibForAll Award (Amerika
Serikat)
Penghargaan Toleransi
Beragama
2006 EMI Awards Double Platinum
2007 Anugerah Pelanet Muzik
(Singapura)
Duo/Kumpulan Terbaik
2007 Rolling Stone Indonesia 150 Album Indonesia
Terbaik (Terbaik Terbaik)
150 Album Indonesia
Terbaik (Bintang Lima)
2008 Rolling Stone Indonesia 25 Artis Indonesia Terbesar
Sepanjang Masa
2009 Rolling Stone Indonesia 150 Lagu Indonesia Terbaik
(Cukup Siti Nurbaya)
2009 SCTV Music Award Gitaris Paling Ngetop (Andra
Ramadhan)
2010 Rolling Stone Indonesia The 50 Greatest Indonesian
Singers (Once Mekel)
The 50 Greatest Indonesian
Drummers (Tyo Nugros)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi,
karena komunikasi merupakan tatanan kehidupan sosial manusia dan atau
masyarakat.1 Aktivitas ini dapat dirasakan sejak dari manusia bangun tidur pada
pagi hari sampai dengan beranjak tidur pada malam hari. Suprapto menyebutkan
bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (berupa lambang, suara,
gambar, dan lain-lain) dari suatu sumber kepada sasaran (audience) dengan
menggunakan saluran tertentu.2
Komunikasi juga suatu usaha untuk memperoleh makna, tanda-tanda adalah
bisnis dari semua komunikasi.3 Oleh sebab itu, manusia dengan perantara tanda-
tanda juga dapat melakukan komunikasi melalui sebuah karya seni. Musik dan lagu
menjadi sebuah media yang tepat dalam karya seni untuk menyampaikan sebuah
pesan komunikasi.4
Dalam kandungan setiap lagu selalu mengandung curahan pribadi dari
penciptanya.5 Terkadang lirik lagu mengandung doa atau permintaan, mengandung
kritikan, juga gambaran penderitaan atau kebahagiaan dari penciptanya. Bahasa
1 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (Yogyakarta: MediaPressindo, 2009), h. 1.
2 Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, h. 3.3 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.
15.4 Gina Anggriana, “Representasi Perempuan dalam Lirik Lagu Dangdut Kontemporer,”
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, 2012), h. 1.5 Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Penerbit Amanah, t.t.),
h. 322.
2
yang digunakan dalam penggambaran lagu tersebut mengandung unsur ajakan,
utamanya pada lagu religi untuk mengajak pendengar agar lebih mendekatkan diri
pada-Nya.6 Bahasa yang digunakan dalam setiap lagu juga sangat verbal untuk
dimaknai, karena bentuknya saling berkaitan antara bunyi dan kata-kata. Untuk itu,
manusia tidak akan bisa lepas dari peran komunikasi dalam sebuah lagu atau syair.
Komunikasi ini digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan, baik yang
bersifat verbal ataupun non verbal. Dalam model komunikasi Laswell disebutkan,
komunikasi dapat berlangsung jika unsur-unsurnya terpenuhi, komunikator, pesan
(lisan atau tulisan), media, komunikan dan efek.7
Keterlibatan manusia akan komunikasi tersebut menyebabkan manusia
membutuhkan media dengan cakupan yang lebih luas lagi sebagai sarana interaksi
dalam rangka bertukar informasi, pemahaman, ide, gagasan, persepsi, dan lain
sebagainya. Media massa yang menjadi alat manusia dinilai sangat efektif untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-
ROM, komputer, TV, radio, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan lewat media
massa tidak terhambat ruang dan waktu, dan khalayaknya bersifat heterogen.8
Fungsi media massa yang tidak hanya untuk memberikan informasi
melainkan juga untuk hiburan dapat dirasakan dalam bentuk video klip. Video klip
memiliki fungsi penting dalam penjualan album rekaman karena formatnya berupa
audio dan visual sehingga menambah kesan lebih hidup bagi audience-nya.
YouTube sebagai sarana pemutaran video merilis data video musik paling populer
6 Indriya R. Dani dan Indri Guli. Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta Merefleksi ImanMenuju Kebaikan Universal. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), h. 3.
7 Roudhonah. Ilmu Komunikasi. (T.tp.; Atma Kencana, 2013), h. 19.8 Richard West dan Lynn H. Turner. Introducing Communication Theory: Analysis and
Application. Penerjemah Maria Natalia Damayanti Maer (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,2008), h. 41.
3
di Indonesia menjelang akhir tahun 2015 dengan mencapai 1,2 miliar viewers.9
Tingginya minat masyarakat akan video klip sepertinya memberikan keuntungan
tersendiri bagi para produser dalam menggarap sebuah video klip. Fungsi dasar
video klip adalah marketing support dari sebuah penjualan album rekaman.10
Salah satu konsep pembuatan video klip musik adalah dengan berbahasa
simbol. Menurut Andi Fachruddin, konsep penggambaran dalam video klip ini
tidak selaras dengan makna dalam lirik lagu. Artinya, tidak ada kesesuaian antara
gambar dan lirik. Konsep tersebut menambah kesan lebih kreatif agar pesan yang
disampaikan ke masyarakat dalam bentuk audio dan visual dapat menjadi lebih unik
terlepas dari pesan keagamaan, pesan moral, maupun kritik sosial.11
Seperti salah satu lagu yang pernah menjadi sound track sinetron religi
“Kusebut Nama-Mu” di RCTI tahun 2006 silam. Lirik lagunya mengisyaratkan
Syekh Siti Jenar, mencerminkan kedekatan antara makhluk dengan Sang
Penciptanya, didukung dengan dijadikannya lagu tersebut sound track sinetron
religi Islam memberi kesan lagu tersebut benar lagu religi Islam. Di sisi lain, setelah
melihat video klipnya, terdapat juga cerminan dari agama Yahudi yaitu simbol-
simbol Illuminati yang lahir di Bavaria, 1 Mei 1776 yang memiliki kepercayaan
bahwa setan merupakan lambang dari kejujuran, keberanian, dan kebebasan.12
Lagu yang diberi judul “Satu” ini diciptakan oleh Ahmad Dhani selaku
keyboardist dalam grup Dewa 19 dan video klipnya pun diproduseri oleh Ahmad
9 Fakhmi Kurniawan, “10 Video Klip Terpopuler di Indonesia Versi YouTube,” artikeldiakses pada 24 Maret 2016 dari http://hot.detik.com/music/3092633/10-video-klip-terpopuler-di-indonesia-versi-youtube
10 Fitriyan G. Denis, Bekerja Sebagai Sutradar (T.tp.; Penerbit Erlangga, 2008), h. 41.11 Andi Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi (Yogyakarta: Penerbit
CV Andi Offset, 2015), h. 101.12 Rifky Junus, Membongkar Illuminati (Yogyakarta: Seven Books, 2013), h. 19-38.
4
Dhani sendiri. Lagu ini masuk ke dalam kategori lagu religi karena syairnya yang
bersifat keagamaan. Religi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah kepercayaan kepada Tuhan; kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati
di atas manusia; kepercayaan; agama.13 Sedangkan lagu adalah syair yang
dinyanyikan secara berirama.14
Illuminati sendiri adalah “penerangan.” Adam Weishaupt, salah satu tokoh
yang paling terkenal di kalangan Illuminati karena pemikiran yang sangat brilian,
juga menjadi tokoh sentral Amerika karena tulisannya Novus Ordo Seclorum
(tatanan dunia baru) dicantumkan bersama lambang Illuminati dalam mata uang
satu dolar. Berkembangnya gerakan Illuminati ini juga tidak lain karena dukungan
dari seorang tokoh bernama Meyer Amschel Rothchild (1743-1812) yang dikenal
sebagai penguasa jaringan perbankan di Eropa yang memiliki ambisi menguasai
perekonomian dunia.15
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka” (OS. Al Baqarah: 120). Ayat tersebut jelas berisi
tentang ambisi kaum Yahudi untuk menggiring kaum lain agar mengikuti
agamanya. Minimal dengan menyebarluaskan simbol ajaran mereka. Salah satunya
pada video klip “Satu” dari grup band kelahiran Surabaya dengan usia personil rata-
rata 19 tahun, yaitu Dhani Ahmad Prasetyo, Erwin Prasetya, Wawan Juniarso,
Andra Ramadhan, yang mereka singkat menjadi DEWA 19.16
13 Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Religi,” artikel diakses pada 24 Maret 2016 darihttp://kbbi.web.id/religi
14 Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h. 306.15 Toto Tasmara, Dajal & Simbol Setan (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), h. 19-43.16 Karta Raharja Ucu, “Menelisik Penyebab Bubarnya Dewa 19,” artikel diakses pada 3
November 2016 dari http://jaringnews.com/seleb/music/3144/menelisik-penyebab-bubarnya-dewa-
5
Oleh karena di atas, urgensi dalam penelitian ini ialah untuk memberi
pemahaman pada setiap komunikan dalam menerima komunikasi lewat lagu religi
untuk melihat singkronisasi bahasa verbal dan non verbal dalam lirik dan video klip
terlebih dahulu, agar dapat terhindar dari kesalahpahaman makna. Hal inilah yang
membuat penulis tertarik untuk meneliti video klip tesebut. Semua akan dijelaskan
dalam skripsi yang berjudul: Pemaknaan Islam dan Yahudi dalam Video Klip
“Satu” Dewa 19.
2. Identifikasi Masalah
Sebelum membatasi masalah, terlebih dahulu penulis akan
memberikan identifikasi masalah seputar judul yang diangkat. Penulis
menemukan adanya pertentangan makna dalam video klip “Satu” Dewa 19,
di mana terdapat simbol Illuminati Yahudi dalam potongan gambar dan
ajaran tasawuf Syekh Siti Jenar dalam lirik lagu. Untuk mengetahui
bagaimana ajaran tasawuf Syekh Siti Jenar dan apa saja simbol-simbol
Illuminati dalam video klip tersebut maka penulis akan melakukan
penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa dokumen,
observasi, dan wawancara.
3. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penyusunan rumusan masalah, sekaligus agar
terfokus ruang lingkup penelitian maka penulis perlu membatasi masalah
dalam penelitian ini pada lirik lagu dan gambar terkait tasawuf Syekh Siti
Jenar dan simbol Illuminati yang terdapat dalam video klip tersebut.
4. Rumusan Masalah
6
Adapun pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan
pembatasan masalah di atas terangkum dalam rumusan masalah utama
sebagai beikut: Bagaimana pemaknaan Islam dan Yahudi dalam video klip
“Satu” Dewa 19?
Adapun pertanyaan turunannya adalah sebagai berikut:
a. Apa bentuk ungkapan denotasi dalam video klip tersebut?
b. Apa makna konotasi yang dapat dipahami dalam video klip ini?
c. Apa refleksi yang bisa ditarik dari video klip ini?
B. Konteks Penelitian
1. Pernyataan Penelitian
Jika dikaitkan dengan pemaknaan model Branston dan Stafford
dalam hal ini denotasi dan konotasi, maka dapat penulis asumsikan bahwa
video klip “Satu” ini mencoba mengomunikasikan antara Yahudi dalam hal
ini simbol Illuminati dengan unsur-unsur Islam dalam hal ini tasawuf Syekh
Siti Jenar.
2. Tujuan Penelitian
Terkait dengan rumusan masalah, maka ada tujuan secara teoritis
dan secara praktis yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
a. Tujuan penelitian secara teoritis:
1) Untuk mengetahui bagaimana pemaknaan Islam dan
Yahudi dalam video klip “satu” Dewa.
2) Untuk mengetahui bentuk ungkapan denotasi dalam video
klip tersebut.
7
3) Untuk memahami makna konotasi dalam video klip
tersebut.
b. Tujuan penelitian secara praktis:
1) Untuk melakukan perubahan pola pikir dan persepsi
masyarakat atas publikasi suatu lagu religi.
2) Memberikan informasi kepada pembaca tentang makna
lagu dengan paham keagamaan yang terkandung dalam
setiap lirik dan gambar yang terdapat dalam video klip,
utamanya terkait ajaran Islam dan Yahudi.
3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini bisa bersifat
teoritis dan praktis.
a. Manfaat penelitian bersifat teoritis, yaitu:
Menambah referensi dalam perkembangan dunia video klip
musik sebagai media massa yang tidak hanya sebagai hiburan, tetapi
juga sebagai sarana penyampaian pesan, terutama pesan keagamaan.
b. Manfaat penelitian bersifat praktis, di antaranya:
Menambah wawasan mahasiswa jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, serta mahasiswa lain yang berminat dalam bidang
penyiaran tentang bagaimana cara penggambaran dan pengemasan
pesan dalam sebuah video klip.
C. Konstruksi Penelitian
1. Bingkai Teoritis
Penelitian ini menggunakan bingkai teoritis pemaknaan model Gill
Branston dan Roy Stafford.
8
Gambar 1.1
Gambaran Teoritis Pemaknaan Model Gill Branston dan Roy Stafford.17
17 Gill Branston dan Roy Stafford. The Media Student’s Book (Wolverhampton: St EdmundsburyPress, 2003), h. 9-31
Pemaknaan
Audio Visual
Nada Lirik
Aku ini adalah Diri Mu, Cinta ini adalah CintaMu, Aku ini adalah Diri Mu, Jiwa ini adalahJiwa Mu, Rindu ini adalah Rindu Mu, Darah iniadalah Darah Mu. Tak ada yang lain selain DiriMu, Yang Selalu Ku Puja. Ku Sebut Nama Mu,Disetiap Hembusan Nafas Ku, Kusebut NamaMu Kusebut Nama Mu. Dengan Tangan MuAku Menyentuh, Dengan Kaki Mu AkuBerjalan, Dengan Mata Mu Ku Memandang,Dengan Telinga Mu Ku Mendengar, DenganLidah Mu Aku Bicara, Dengan Hati Mu AkuMerasa.
Gambar
Denotasi/ TersuratKonotasi/ Tersirat
1. Penyatuan2. Pujaan3. Menyebut/
mengingat4. menyifatkan
1. MangunggalingKawula Gusti
2. Syariat3. Tarekat4. Insan kamil
Denotasi/ TersuratKonotasi/ Tersirat
1. Segitiga mata2. Segitiga3. Burung4. Satu mata5. Mata kanan6. Mata kanan7. Satu mata8. Mata kiri9. Satu mata10. Satu mata11. Mata kiri12. Mata dan cahaya13. Satu mata
1. All-seeing-eye2. Piramida3. Burung hantu4. Mata satu5. Horus6. Ra7. Mata satu8. Bulan9. Mata satu10. Maha melihat11. Bulan12. Horus dan Api13. Mata satu
Strukturalisme Denotasi dan KonotasiSemiotika Kode
Video Klip “Satu” Dewa 19
Islam Yahudi
9
Pada gambar 1.1 di atas menjelaskan bahwa pemaknaan model
Branston dan Stafford meliputi semiotika, strukturalisme, denotasi dan
konotasi, dan yang terakhir kode. Namun, penulis hanya menggunakan
teori denotasi dan konotasi saja karena luasnya skop pembahasan “Satu”
Dewa 19.
Dalam hal di atas, video klip “Satu” Dewa 19 merupakan subjek dari
penelitian yang menggunakan teori denotasi dan konotasi tersebut.
Selanjutnya, penulis membagi video klip menjadi dua bagian yaitu audio
dan visual.
Pada tingkat audio, nada dan lirik sejatinya saling
berkesinambungan dalam membentuk audio itu sendiri. Walaupun
demikian, tetap dapat dipisahkan karena nada merupakan suara sedangkan
lirik merupakan teks. Oleh sebab itu, muncullah tanda panah ke bawah dari
kolam lirik yang berisi teks lagu “Satu” oleh Dewa 19.
Merujuk pada teori denotasi dan konotasi. Teks lagu “Satu” Dewa
19 tersebut dibagi pada dua tingkat pemaknaan, yaitu denotasi sebagai
makna tersurat dan konotasi sebagai makna yang tersirat. Tersurat dalam
hal ini adalah potongan teks yang menjadi inti dari setiap kalimat dalam
lirik lagu yang berjumlah empat kata. Sedangkan yang tersirat adalah
potongan teks (denotasi/tersurat) yang dihubungkan dengan nilai-nilai
Islam.
Pada tingkat visual, diwakili oleh gambar yang sebelumnya sudah
penulis pilah-pilah menjadi 13 potongan gambar. Potongan gambar
tersebut juga dibagi pada dua tingkat pemaknaan, yaitu denotasi sebagai
10
makna tersurat dan konotasi sebagai makna tersirat. Tersurat dalam hal ini
adalah makna yang tampak dari gambar itu sendiri. Sedangkan tersurat
adalah makna yang tampak dari gambar (denotasi/tersurat) yang
dihubungkan dengan nilai-nilai Yahudi.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yakni
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif sering disebut oleh Sugiyono
sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan
pada kondisi yang alamiah (natural setting). Lebih jauh, Sugiyono
mengatakan alamiah di sini berarti objek yang di teliti berkembang apa
adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak
memengaruhi dinamika pada objek tersebut.18
Pada penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk
menganalisis lirik dan simbol dalam video klip “Satu” dari grup band
Dewa 19 terkait makna Islam dan Yahudi.
3. Sumber Data
Penelitian ini memiliki dua sumber data, yakni sumber data primer
dan sumber data skunder.
a. Sumber Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil dari CD original
Dewa 19 yang kemudian dipilih lirik-lirik dan adegan-adegan sesuai
dengan rumusan masalah yang digunakan untuk penelitian. Selain
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B (Bandung: PenerbitAlfabeta, 2013), h. 8.
11
itu, data diperoleh dari wawancara dengan orang-orang yang terlibat
langsung dalam pembuatan video klip “Satu” ini.
b. Sumber Data Sekunder
Selain data primer, penulis juga mengambil data sekunder
sebagai pendukung data primer yang berupa dokumen kritikus lagu,
kemudian beberapa literatur seperti buku-buku yang ditulis oleh
orang lain yang terkait dengan grup Dewa 19, artikel, kamus, catatan
kuliah, internet, dan lain sebagainya.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti dalam hal ini adalah
video klip “Satu” dari grup band Dewa 19. Sedangkan objek sebagai sasaran
penelitiannya adalah lirik lagu dan potongan gambar dalam video klip lagu
“Satu”.
5. Tahapan Penelitian
Prosedur dalam melakukan penelitian terdiri dari pengumpulan data,
pegolahan data, dan analisis data.
a. Pengumpulan Data
1) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data-
data yang berkaitan dengan penelitian seperti buku, artikel,
website, gambar, kutipan dan lainnya yang berkaitan dengan
video klip “Satu” Dewa 19 untuk kemudian dijadikan bahan
argumen.
12
2) Observasi
Selanjutnya, dalam mengumpulkan data, peneliti juga
menggunakan metode observasi. Dalam hal ini, penulis
melakukan observasi ke kantor manajemen Dewa 19, yaitu
Republik Cinta Manajemen (RCM).
3) Wawancara
Wawancara merupakan sebuah percakapan yang
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Proses ini
dilakukan langsung oleh penulis bersama Tepan Kobain selaku
director video klip “satu” Dewa 19 via WhatsApp.
b. Pengolahan Data
Dalam peneletian ini, data dikemas ke dalam empat tabel yang
berada pada bagian Album yang Pernah Diproduksi, Penghargaan-
Penghargaan, Mantan Personil, dan Personil Terakhir. Terdapat pula
63 potongan gambar yang tersebar pada bagian Album yang Pernah
Diproduksi, Bingkai Teoritis, Illuminati Beserta Simbol-Simbolnya,
Denotasi, Konotasi, dan Transkip Wawancara Penelitian. Serta satu
bagan terkait gambaran teoritis pemaknaan model Branston dan
Stafford yang terletak pada bagian Bingkai Teoritis.
Adapun tata cara penulisan dalam mengolah penelitian ini
mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh Center for Development
13
and Assurance (CeQDA) tahun 2007, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.19
c. Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan memaknai video klip
“Satu” Dewa 19 menggunakan denotasi dan konotasi milik Branston
dan Stafford. Pada tingkat denotasi, pertama, penulis akan
memperhatikan tanda pada lirik lagu dan gambar dalam video klip
“Satu” Dewa 19. Kemudian, kedua, tanda tersebut akan
didefinisikan dengan makna sesungguhnya yang bersifat objektif.
Selanjutnya, ketiga, tanda tersebut akan penulis konotasikan dengan
makna tambahan yang bersifat subjektif berdasarkan nilai-nilai
budaya Islam dan Yahudi.
6. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu peneltian dilaksanakan selama enam bulan, dimulai ketika
proposal skripsi sudah mendapat persetujuan dari pihak jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDIK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tempat
penelitian dilakukan di kampus dengan memanfaatkan sumber daya buku
yang ada pada Perpustakaan Umum (PU).
D. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan penelusuran skripsi-skripsi terdahulu dari berbagai
universitas pada repository, penulis menemukan penelitian yang memiliki beberapa
persamaan yang menginspirasi dalam pengambilan penelitian ini yaitu mengenai
19 Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: CeQDA UIN, 2007).
14
Pemaknaan Islam dan Yahudi dalam Video Klip “Satu” Dewa 19. Adapun beberapa
tinjauan pustaka tersebut di antaranya:
Pertama, skripsi karya Cecep Burhanuddin,20 tahun 2009, mahasiswa
Jurusan Aqidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam
Negeri Syarif Hifayatullah Jakarta dengan judul Seni Musik dalam Tasawuf Studi
Kasus Terhadap Lagu-Lagu Dewa 19 pada Album Laskar Cinta. Skripsi tersebut
memiliki persamaan dengan penelitian penulis, yaitu sama-sama meneliti band
Dewa 19 namun skripsi penulis meneliti lirik dan gambar dari satu lagu, sedangkan
penelitian Burhanuddin meneliti satu album Laskar Cinta dan hanya berkenaan
pada liriknya saja.
Kedua, skripsi karya Linawati,21 tahun 2012, Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Analisis Isi Pesan-Pesan Dakwah
dalam Album Laskar Cinta Grup Band Dewa. Meskipun skripsi karya Linawati
memiliki kesamaan subjek dengan penelitian penulis yaitu sama-sama dari grup
Dewa/ Dewa 19, namun tetap memiliki perbedaan. Penelitian penulis
mengkhususkan pada satu lagu Dewa 19, yaitu lagu “Satu.” Sedangkan Linawati
sangat meluas dengan meneliti satu album penuh, yaitu album “Laskar Cinta” Dewa
19.
20 Cecep Burhanuddin, “Seni Musik Dalam Tasawuf Studi Kasus Terhadap Lagu-LaguDewa 19 padaAlbum Laskar Cinta,” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam NegeriJakarta, 2009).
21 Linawati, “Analisis Isi Pesan-Pesan Dakwah dalam Album Laskar Cinta Grup BandDewa,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2012).
15
Ketiga, skripsi karya Egi Pratama,22 tahun 2014, Jurusan Pendidikan dan
Sastra Bahasa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja
Ali Haji Tanjung Pinang dengan judul Analisis Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu
Dewa 19. Skripsi tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis dalam hal
mengkaji lirik lagu, namun skripsi tersebut hanya sampai pada liriknya saja,
sedangkan penelitian penulis mencakup lirik dan gambar dalam video klip.
Keempat, skripsi karya Nazly Fachrudi Nz,23 tahun 2012, konsentrasi
Jurnalistik dan Studi Media, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul Ideologi
Freemansonry dalam Cover Album Dewa 19 Analisis Semiotik pada Cover Album
Kaset Dewa 19. Skripsi tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis,
yaitu sama-sama meneliti grup musik Dewa 19. Namun, yang membedakan ialah
Nazly meneliti pada bagian cover album Dewa 19, sedangkan penulis meneliti pada
ranah video klip “Satu” Dewa 19.
Kelima, skripsi karya Arina Nurrohmah,24 tahun 2012, mahasiswi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah
Surakarta dengan judul Representasi Simbol Zionisme Yahudi (Analisis Semiotika
Komunikasi tentang Representasi Simbol Zionisme Yahudi di Video Klip Artis-
Artis Republik Cinta Management Tahun 2004-2011). Skripsi tersebut memiliki
persamaan dengan penelitian penulis, yaitu sama-sama meneliti artis dari kantor
22 Egi Pratama, “Analisis Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Dewa 19,” (Skripsi S1 FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang, 2014).
23 Nazly Fachrudi Nz, “Ideologi Freemansonry dalam Cover Album Dewa 19 AnalisisSemiotik pada Cover Album Kaset Dewa 19,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Muhammadiyah Malang, 2012).
24 Arina Nurrohmah, “Representasi Simbol Zionisme Yahudi (Analisis SemiotikaKomunikasi tentang Representasi Simbol Zionisme Yahudi di Video Klip Artis-Artis RepublikCinta Management Tahun 2004-2011),” (Skripsi S1 Fakultas Komunikasi dan Informatika,Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012).
16
Republik Cinta Manajemen, namum penelitian penulis hanya dikhususkan pada
band Dewa 19, sedangkan penelitian tersebut meneliti seluruh artis Republik Cinta
Manajemen.
Meskipun skripsi-skripsi di atas memiliki persamaan yang menginspirasi
penulis, namun tetap penelitian ini memiliki perbedaan tersendiri dari skripsi-
skripsi di atas. Jadi dapat disimpulkan bahwa penulis adalah orang pertama yang
mengangkat judul skripsi: “Pemaknaan Islam dan Yahudi dalam Video Klip ‘Satu’
Dewa 19.”
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman terhadap keseluruhan penelitian, penulis
membagi skripsi ini menjadi lima bab, dengan sistemaktika sebagai berikut:
Skripsi ini dimulai dengan pendahuluan pada Bab I yang mencakup di
dalamnya permasalahan (latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, dan rumusan masalah), konteks penelitian (pernyataan penelitian, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian), konstruksi penelitian (bingkai teoritis,
pendekatan penelitian, sumber data, subjek dan objek penelitian, teknik
pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, dan teknik penulisan), tinjauan
pustaka, dan terakhir sistematika penulisan.
Sebagai karya ilmiah, landasan teoritis dibahas pada Bab II. Dalam bab ini,
akan dijelaskan mengenai teori pemaknaan (semiotika, strukturalisme, denotasi dan
konotasi, dan terakhir kode), tasawuf dan manunggaling kawula gusti Syekh Siti
Jenar, Illuminati beserta simbolnya, dan tak lupa konseptualisasi video klip (audio
dan visual).
17
Untuk penyelesaian profil grup band Dewa 19, peneliti akan menguraikan
gambaran mengenai sejarah grup band Dewa 19, album yang pernah diproduksi
Dewa 19, personil Dewa 19 (mantan personil dan personil terakhir), penghargaan
yang diraih, dan pemimpin grup band Dewa 19 (Ahmad Dhani) pada Bab III.
Sebagai inti skripsi, peneliti bahas pada Bab IV. Dalam bab ini, peneliti
mengarahkan kepada jawaban dari bagaimana pemaknaan ajaran Syekh Siti Jenar
dan simbol Illuminati yang terdapat dalam video klip “satu” Dewa 19, khususnya
denotasi dan konotasi.
Akhirnya, Bab V merupakan penutup dari skripsi ini, yang berisi
kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah, dan saran-saran dari penulis.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemaknaan
Ada berbagai masalah dalam memahami atau menikmati media saat ini.
Umumnya, masalah kerap terjadi pada tingkat pemahaman makna. Hal ini, karena
ada banyak proses yang terlibat untuk memahami makna dari pesan yang
disampaikan oleh media itu sendiri. Dalam bagian tertentu, buku The Media
Student’s Book oleh Branston dan Stafford memberikan pemahaman tentang
pemaknaan dari segi semiotika, strukturalisme, denotasi konotasi, dan kode baik
melalui kata-kata, warna, gestur, musik atau pun gaya.1
Dalam konteks ini, penulis hanya menggunakan pemaknaan dari segi
denotasi dan konotasi saja, karena luasnya skop pembahasan lagu “Satu” Dewa 19.
Namun demikian, penulis tetap menguraikan apa itu semiotika, strukturalisme, dan
kode sebagai bagian dari pemaknaan itu sendiri.
1. Semiotika
Pada tahun 50-an, studi tentang media mulai memasuki tahap yang
serius, berbagai metode dari literatur, ilmu sosial, aliran seni kritis
diaplikasikan dalam penelitian tentang media. Sebuah “nilai” diposisikan di
dalam ‘dialog yang baik’ atau ‘karakter yang meyakinkan’ atau ‘komposisi
yang indah.’ Namun, pembahasan mengenai film atau acara televisi dengan
pendekatan yang demikian tidaklah cukup. Orang-orang mulai lebih kritis
dan bertanya: kriteria seperti apakah yang digunakan untuk mengukur
1 Gill Branston dan Roy Stafford. The Media Student’s Book (Wolverhampton: StEdmundsbury Press, 2003), h. 9.
19
“baik” atau “meyakinkan” dalam penelitian-penelitian itu? Untuk siapa?
Timbulah pertanyaan radikal tentang bagaimana makna yang
dikonstruksikan di dalam bahasa dan budaya, dan kemudian diaplikasikan
ke dalam media audio-visual (suara dan gambar). Pendekatan semiotika ini
mencoba untuk menjawab pertanyaan tentang makna dari berbagai kisah
atau gambar dalam rangka untuk memahami cara makna dikonstruksi.2
Semiotika sendiri berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti
tanda. Tanda tersebut merupakan sesuatu yang dibangun atas dasar
kesepakatan sosial yang dapat mewakili sesuatu yang lain. Misalnya, awan
gelap menandai akan turunnya hujan. Secara terminologis, semiotik
merupakan ilmu yang menganalisis serangkaian objek, peristiwa, dan
kebudayaan sebagai tanda. Tanda dalam konteks susastra juga merupakan
bagian dari tindakan komunikasi. Dalam hal ini, semiotika merupakan
sebuah karya yang ditafsirkan oleh peneliti dan masyarakat lewat tanda-
tanda atau lambang-lambang.3
Semiotika tentu memiliki tokoh-tokoh besar yang menjadi pemikir
dari terbentuknya semiotika itu sendiri, tokoh-tokoh tersebut di antaranya:
a. Charles Sanders Peirce, merupakan tokoh filsuf Amerika yang
lahir pada tahun 1839 dan meninggal pada tahun 1914. Ia
sempat menjadi dosen bidang logika di Universitas Johns
Hopkins. Tidak hanya itu, Pierce juga menekuni ilmu alam dan
ilmu pasti, kimia, astronomi, linguistik, dan agama. Sebagai
2 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 10.3 Alex Sobur, Analisis Teks Media, cet. 6. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), h. 95-
96.
20
ilmuwan yang mengetahui banyak hal, Peirce turut memberikan
sumbangan penting dalam semiotika melalui teori tandanya.
Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas ikon, indeks,
dan simbol. Ikon merupakan tanda yang memiliki hubungan
antara penanda dan petanda atau hubungan antara tanda dan
objek, yang memiliki kemiripan anatar keduanya. Contohnya,
potret dan peta. Sedangkan indeks merupakan tanda yang
mununjukkan adanya hubungan sebab akibat antara tanda dan
petanda. Contohnya asap sebagai tanda adanya api. Tanda
tersebut merupakan tanda konvensional yang biasa disebut
simbol, yang dapat pula mengacu pada tanda denotatif. Jadi,
simbol juga merupakan tanda yang menunjukkan adanya
hubungan sebab akibat antara penanda dengan petandanya.4
b. Roland Barthes, lahir pada tahun 1915 dan meninggal tahun
1980 pada usianya yang ke 64 tahun. Dalam ketokohannya,
Barthes menyumbangkan konsep bagi penyempurnaan
semiologi. Pada tahun 1976 pun, ia diangkat sebagai profesor
“semiologi literer” di College de France. Konsep penting yang
dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah konotasi,
denotasi, dan mitos. Konotasi merupakan sistem pemaknaan
tataran ke-dua yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada
sebelumnya. Sedangkan denotasi merupakan sistem signifikansi
tingkat pertama di mana denotasi lebih diasosiasikan dengan
4 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 39-42.
21
ketertutupan makna, dengan demikian menjadi sensor atau
represi politis. Dalam kerangka Barthes, mitos dibangun oleh
suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya, dengan kata
lain, mitos sama halnya dengan konotasi yaitu sistem
pemaknaan tataran ke-dua.5
2. Strukturalisme
Strukturalisme berpendapat bahwa segala bentuk organisasi
manusia ditentukan oleh struktur sosial atau psikologis yang luas sesuai
dengan logika masyarakat itu sendiri atau keinginan manusia itu sendiri.
Sigmund Freud dan Karl Marx pada abad ke 19 mulai mencoba
meginterpretasikan dunia sosial dalam langkah-langkah yang sistematis.
Freud berpendapat bahwa psikologi manusia adalah sebuah struktur yang
berdiri sendiri, membuat kita bertindak dalam cara-cara yang seringkali
tidak kita sadari, tetapi terkadang muncul sekilas sebagai mimpi yang jadi
kenyataan. Marx berpendapat bahwa kehidupan ekonomi, dan khususnya
hubungan seseorang berpengaruh terhadap produktifitas mereka sendiri,
dan hal tersebut juga dapat menentukan salah satu pendapatnya dalam
politik.6
Strukturalisme juga berpendapat bahwa makna hanya dapat
dimengerti dengan struktur yang sistematis dan perbedaan-perbedaan dan
penekanan-penekanan terhadap sebuah makna yang mereka sepakati
5 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 63-71.6 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 12.
22
sendiri. Contohnya, kaum antropologi strukturalis mungkin mempelajari
bagaimana sistem makanan dalam sebuah budaya mapan, sebagai berikut:
a. Aturan pengeyampingan (orang-orang Inggris memandang
memakan kodok dan siput sebagai budaya yang barbar, tidak
dengan orang Prancis. Karena di Prancis kodok dan siput
disajikan sebagai hidangan mewah).
b. Aturan menentukan lawan jenis rasa dari suatu bahan makanan
(hidangan asin dan manis tidak dimakan bersamaan di dalam
sebagian besar hidangan Barat).
c. Aturan kesesuain/kecocokan (steak dan keripik kentang
dimakan beriringan setelah itu makan es krim: sesuai; steak dan
es krim dimakan beriringan setelah itu makan keripik kentang;
tidak sesuai).7
Dengan aturan-aturan semacam itu maka muncullah sebuah
kombinasi menu khusus yang dapat bernilai salah, tidak senonoh atau
bahkan menjadi inovasi.
Levi-Strauss, seorang antropolog strukturalis yang penemuannya
mempunyai pengaruh yang besar dalam ilmu semiotika menekankan
pentingnya menyusun lawan kata atau lawan jenis di dalam sebuah sistem
mitos dan di dalam sistem kebahasaan (terkadang disebut pasangan lawan
kata karena kualitasnya dapat diklasifikasikan ke dalam pasangan-pasangan
lawan kata). Ini membuat sebuah batasan utama dengan budaya-budaya,
nilai yang tertambat pada salah satu dari pasangan lawan kata tersebut.
7 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 12.
23
Ferdinand de Sausurre menggunakan hal tersebut sebagai cara bahasa
memproduksi makna, terkadang lewat sebuah istilah lawan kata dari istilah
lainnya: hitam/putih, panas/dingin. Kita juga belajar lawan kata dari kata-
kata yang kita temui sehari-hari. Misalnya kata ‘pria’ tentunya berbeda
dengan ‘anak’, ‘Tuhan’, dan lain-lain. Kata ‘pria’ identik berlawanan
dengan kata ‘wanita’. Kemudian dengan kata ‘baik’ berlawanan dengan
kata ‘buruk’.8
Banyak sistem-sistem makna yang familiar dengan menggunakan
pasangan lawan kata sebagai kunci utama dalam strukturnya. Misalnya
surga/neraka, dosa/pahala, Yin/Yang, siang/malam, barat/timur.
Bagaimanapun juga, kita belajar bagaimana menggunakan kata-kata
dan produk media (iklan dan film) satu sama lain untuk membedakan
mereka. Genre adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam memahami
bagaimana makna yang kita temui dalam keseharian dan disatukan dengan
pengulangan dan perbedaan adalah kunci untuk memahami area dari
pembuatan makna.9
Pendekatan strukturalisme ini menekankan pada pasangan lawan
kata dalam menjelaskan semiotika akibat desakan dari tanda yang hanya
dapat dimengerti dengan menampilkan pasangan lawan kata secara utuh
dalam menjelaskan sebuah sistem atau kode tertentu. Contohnya dalam
fotografi atau perfilman, satu jenis warna menjadi sebuah identitas khusus
di dalam dunia fotografi atau perfilman tersebut, hitam-putih. Kata ‘hitam-
8 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 12.9 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 13.
24
putih’ identik dengan film-film jadul, sehingga makna ‘hitam-putih’ dalam
dunia perfilman adalah kuno atau jadul.10
3. Denotasi dan Konotasi
Tanda adalah makna denotasi atau makna sesunggunya dari tanda
itu sendiri. Misalnya merah adalah sebuah bagian dalam spektrum warna.
(denotasi). Tetapi, tanda juga dapat dikonotasikan untuk dapat
mendefinisikan sesuatu. Mereka bisa menghubungkan sesuatu dengan
mengasosiasikan konsep budaya dan nilai-nilai, atau makna dari
pengalaman pribadi.11
Pada dasarnya, denotasi ialah makna yang dapat kita jumpai di
dalam kamus. Seperti, kata “sabitah” berarti “sejenis bintang.” Sedangkan
konotatif yakni makna denotatif yang ditambah dengan segala ingatan,
gambaran, dan perasaan yang ditimbulkan oleh kata “sabitah” itu sendiri.
Jadi, denotasi merupakan makna kata yang bersifat objektif, sedangkan
konotatif bersifat subjektif.12
Sumbo Tinarbuko, dalam bukunya menjelaskan bahwa denotasi
merupakan hubungan makna tersurat antara tanda dengan sumber acuan
(referensi). Misalnya, terdapat gambar meja, kursi, laptop, buku, manusia.
Warna juga perlu disebutkan, seperti, seseorang tersebut menggunakan baju
berwarna hitam, atau putih, merah, hijau, dan sebagainya. Sedangkan
konotasi merupakan tanda yang maknanya lebih dari sekedar arti
referensial. Artinya, maknanya berkaitan dengan perasaan atau nilai-nilai
10 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 15.11 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 15.12 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 263.
25
kebudayaan. Contohnya, gambar seseorang yang menggunakan kerudung
dapat diartikan sebagai suatu sifat kereligiusan. Tetapi di lain hal, bisa saja
menggunakan kerudung sebagai sifat perasaan malu karena rambutnya yang
putih, botak, atau mudah rontok. Oleh sebab itu, konotatif mencoba
memahami melalui unsur-unsur lain dari tanda itu sendiri.13
Makna denotatif juga sering dijumpai dengan berbagai macam
istilah lain seperti: makna denotasional, makna kognitif, makna konseptual,
makna ideasional, dan makna proposisional. Sama halnya dengan denotatif,
makna konotatif juga memiliki beberapa istilah lain seperti: makna
konotasional, makna emotif, dan makna evaluatif. Jika kita menulis atau
mengucapkan kata yang mendenotasikan hal tertentu, maka artinya kata
tersebut hanya ingin menunjukkan pada hal itu sendiri. Lain halnya bila kita
menulis atau mengucapkan kata yang mengonotasikan hal tertentu, maka
itu berarti kata tersebut mempunyai makna tambahan bagi makna
denotatifnya.14
Kata ‘merah’ berarti salah satu bagian dalam spektrum warna.
Tetapi kata ‘merah’ bisa juga digunakan untuk mendeskripsikan darah, api,
atau sunset. Inilah mengapa dalam beberapa budaya, kata ‘merah’ dan
warna ‘merah’ mempunyai makna konotasi marah, bahaya, berani dan
sebagainya. Sama halnya dengan kata ‘emas’ berarti sebuah bagian dalam
spektrum warna dan jenis dari hasil tambang. Tapi sejarah telah membuat
13 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, cet 3. (Yogyakarta: Jalasutra, 2009),h. 19-20.
14 Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 265-266.
26
makna konotasi dari ‘emas’ jauh lebih luas lagi. Seperti ‘kesempatan emas,’
‘sebagus emas,’ ‘era emas,’dan seterusnya.15
4. Kode
Sebuah makna tidak dapat selamanya melekat di dalam kehidupan
nyata. Warna hijau yang berarti ‘jalan’ dalam lampu merah, bisa saja diganti
dengan warna pink. Asal ada persetujuan bersama dalam pergantian warna
tersebut. Begitu juga kata-kata dalam berbagai bahasa. Kata ‘anjing’ dalam
Bahasa Indonesia dengan kata ‘dog’ dalam bahasa Inggris mempunyai
makna yang sama kendati kata/kodenya berbeda.16
“Sangat layak mempelajari berbagai latar belakangterciptanya sebuah makna dalam sebuah bahasa / kode dari berbagaibudaya, persetujuan sosial, atau terkadang kekerasan. Kita belajarmengenali tanda dalam hubungannya dengan sistem yang berlakusesuai dengan kode yang diberikan sebelumnya. Roland Barthesmemulai penelitian dalam kajian ini, menggunakan istilah sepertiretorika, mitos dan mitologi. Stuart Hall menggunakan istilah ‘kode’baik untuk menciptakan sebuah asumsi dan bagi tatanan nilai yanglebih luas dengan yang dia akan hubungkan. Contohnya, iklankosmetik mungkin bergantung dari diterimanya makna bahwa cantikitu dalah wajah wanita yang terlihat mewah dengan balutan kosmetikdan bisa dikatakan sebagai ‘kode yang dominan’ bahwa setiapwanita harus tampil mewah dan cantik untuk laki-laki. Selanjutnya,dalam buku ini kami menggunakan kata-kata politis yang lebihkhusus seperti ‘ideologi’ dan ‘diskursus’ dan perdebatan-perdebatanyang lebih penting tentang menangkap makna dari yang merekasampaikan. Ada juga bahaya dalam menggunakan kata ‘kode’karena itu dapat membuat komunikasi selalu terdengar sepertisebuah konspirasi dalam penyandian sebuah kode.”17
Namun, karena banyak dipakai oleh berbagai macam pengguna
untuk berbagai macam kebutuhan, terkadang sebuah kata/simbol dapat
bersifat polisemik (multitafsir). Misalnya lambang burung hantu, di
15 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 15-16.16 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 18.17 Branston dan Stafford, The Media Student’s Book, h. 18.
27
Indonesia digunakan sebagai lambang Detasemen Khusus 88 (Densus 88).
Padahal dalam paham Illuminati, burung hantu merupakan lambang praktik
ilmu hitam.
Dalam berita, agar tidak terjadi multitafsir, biasnya media membuat
suatu penggiringan isu, agar tercipta sebuah keseragaman makna akan suatu
hal. Misalnya “Aksi Damai 411.”18 Hampir seluruh media massa saat
demonstrasi penuntutan Ahok pada tanggal 4 November 2016
menggunakan headline “Aksi Damai 411.” Media tidak menggunakan kata
“demo,” karna kata “demo” identik dengan aksi massa yang berakhir
dengan kerusuhan. Walau belakangan diketahui, aksi tersebut berakhir
ricuh.19 Hal teresebut bisa saja demi membuat warga tetap beraktivitas
dengan tenang pada tanggal 4 November 2016, dengan menggunakan kata
“aksi Damai 411,” untuk menghapus kekhawatiran warga.
B. Tasawuf dan Manunggaling Kawula Gusti Syekh Siti Jenar
Dalam tanah Jawa nama Syekh Siti Jenar tidaklah asing, terutama bagi
mereka yang mendalami ilmu ma’rifat. Terlepas bagi mereka yang setuju maupun
tidak setuju terhadap paham Syekh Siti Jenar, yang jelas namanya begitu mencuat
kepermukaan tanah Jawa, karena kerap kali dikaitkan dengan keanggotaan dewan
Walisanga.20
18 Agung Budi Santoso, ed., “Curhat Lagi, SBY Merasa Dituduh Gerakkan Aksi Damai411 Sampai Rencana Ngebom Istana Merdeka,” artikel diakses pada 22 Maret 2017 darihttps://www.google.co.id/amp/style.tribunnews.com/amp/2017/02/08/curhat-lagi-sby-merasa-dituduh-gerakkan-aksi-damai-411-sampai-rencana-ngebom-istana-merdeka
19 Richo Pramono, dkk., “4 Perbedaan Aksi Damai 2 Desember dan 4 November,” artikeldiakses pada 22 Maret 2017 dari http://m.liputan6.com/news/read/2668420/4-perbedaan-aksi-damai-2-desember-dan-4-november
20Muhammad Sholikhin, Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar (Yogyakarta: Penerbit Narasi,2007), h. 42.
28
“Sebenarnya jati diri dan asal-usul Syekh Siti Jenar sampai sekarangmasih belum jelas, belum ada sumber yang dianggap sahih. Di dalambeberapa publikasi, nama Syekh Siti Jenar kadang-kadang disebut SyekhSiti Brit atau Syekh Lemah Abang. Dalam bahasa Jawa, jenar berartikuning, sedang brit berarti berasal dari abrit artinya merah, sama denganabang yang juga berarti merah. Tidak jelas mengapa tokoh inidikonotasikan dengan warna merah dan di sisi lain dikonotasikan denganwarna kuning. Yang jelas, merah tidak sama dengan kuning dan dalamfilosofi terkesan perbedaannya cukup jauh. Memang pemilihan ketiga namaitu seringkali disesuaikan dengan sukon-wulon yang harus diikuti dalammenulis sesuatu menurut tembang tertentu. Akan tetapi adanya perubahanwarna dari Jenar ke Brit atau Abang tentu perlu ditelaah tersendiri.”21
Sebelum lebih dalam mengemukakan konsep manunggaling kawula gusti
Syekh Siti Jenar, lebih dulu peneliti akan menjelaskan unsur-unsur dakwah dalam
hal ini empat tingkatan ibadah dalam ajaran tasawuf. Tasawuf dalam Islam
mengenal empat tingkatan dalam rangka meningkatkan iman dan takwa kepada
Allah, yaitu:
1. Syariat
Ilmu syariat adalah sebuah landasan bagi seseorang ahli tasawuf
(sufi) untuk mencapai tingkat tertinggi dalam iman dan takwanya kepada
Allah dengan mengerjakan amal ibadah yang bersifat lahiriah seperti shalat,
puasa, haji, zakat, menuntut ilmu pengetahuan, jihad dijalan Allah, dan
sebagainya. Syariat di sini merupakan kaidah-kaidah yang tertulis dalam
kitab suci Al-qur’an dan hadis-hadis Nabi yang mencakup di dalamnya
hukum halal dan haram, perbuatan yang dilarang maupun yang perintahkan,
yang sunah, yang haram, yang makruh, yang mubah, dan lain sebagainya.22
21 Hasanu Simon, Misteri Syekh Siti Jenar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 364.22 Toriqqudin, Sekularitas Tasawuf (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 109-111; Andi
Faisal Bakti, ed., Mu’tabara Tariqas (Notable Sufi Orders) in Indonesian Islam (T,tp,;Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan,2011)
29
Dalam catatan Andi Faisal Bakti, kepemilikan atas kekuasaan serta
kewenangan dalam menentukan syariat hanyalah milik Allah. Syariat telah
Ia turunkan ke dalam ayat-ayat sucinya yang kemudian menjadi acuan
terapan bagi rasul dan umatnya yang dibangun berdasarkan dalil-dalil ayat
suci tersebut. Selain itu, syariat juga mampu menjadi teladan bagi pemimpin
umat karena didapati kewajiban baginya untuk memahfuzkan Al-Qur’an
dan hadits, kepiawayan berbahasa Arab, serta pengaplikasian spiritual yang
baik.23
2. Tarekat
Tarekat adalah sebuah pengalaman seorang sufi dalam mendekatkan
diri kepada Allah, yang dilakukannya dengan cara-cara yang khusus, yang
kemudian cara tersebut diikuti oleh para muruid-muridnya. Istilah Tarekat
juga ditujukan kepada mereka yang tergolong dalam sebuah kelompok yang
menjadi pengikut seorang Syekh yang dapat membimbing agar lebih dekat
dengan Allah berdasarkan pengalamannya.24
Adapun pelaksaan tarekat dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Zikir, yaitu hati yang selalu mengingat Allah serta lisan yang
selalu menyebutkan namanya.
b. Ratib, yaitu lisan yang mengucap Laa ilaaha illallah di sertai
dengan gerak tubuh tertentu.
23 Andi Faisal Bakti, “Good Goverence dalam Islam: Gagasan dan Pengalaman,” dalamKomarudin Hidayat dan Ahmad Gaus AF, ed., Islam Negara dan Civil Society (Jakarta:Paramadina, 2005), h. 335-338.
24 Tim Dosen IAIN Medan, Pengantar Ilmu Tasawuf (Medan: Team Dosen IAIN, 1983),h. 259.
30
c. Musik, yaitu dalam melaksanakan wirid-wirid tertentu sambil
diiringi dengan bunyi-bunyian seperti rebana.
d. Menari, yaitu gerakan yang dilakukan dalam mengiringi wirid-
wirid tertentu dengan tujuan menimbulkan kekhidmatan atau
suasana tertentu.
e. Bernafas, yaitu mengatur cara keluar masuknya nafas pada
waktu melakukan zikir tertentu.25
3. Hakekat:
Hakekat merupakan puncak dari amalan-amalan yang dilakukan
dalam tarekat. Dalam tingkat hakekat, seseorang telah dapat memahami
setiap perbuatan dan tindakannya. Dengan kata lain, seseorang telah harus
dapat mengenal dirinya, karena dengan ia mengenal dirinya sendirilah maka
ia akan dapat mengenal Tuhannya.26
Dalam hakekat, terdapat empat ketakjuban yang harus dipahami
seseorang yang menempuh jalan tasawuf (suluk), yaitu takjub kepada
syahadat, takbir, menghadap kepada Tuhan, dan sakaratulmaut.
a. Syahadat, dalam hal ini syahadat bukanlah sekedar kalimat yang
diucapkan dalam lisan semata, melainkan ada kesadaran yang
timbul ketika kalimat itu terucap atau terdengar, kesadaran yang
dimaksud adalah kesadaran akan kehadiran Allah di dalam hati
yang paling dalam.27
25 Tim Dosen IAIN Medan, Pengantar Ilmu Tasawuf, h. 260.26 Achmad Chodjim, Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga (Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2003), h. 244-245.27 Chodjim, Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, h. 245-246.
31
b. Takbir, dalam hal ini takbir bukanlah sekedar ucapan Allahu
Akbar yang kerap dikumandangkan kelompok tertentu terutama
dalam aksi unjuk rasa ataupun pada saat malam hari raya idul
fitri atau idul adha (takbiran). Ketakjuban takbir yang dimaksud
adalah takbir yang lahir dari penghayatan atas kekaguman
kepada dzat atau sifat-Nya. Yang muncul dari kelembutan hati
yang nurani. Bukan agar didengar orang lain, bukan juga yang
lahir dari dorongan emosi.28
c. Menghadap Tuhan, ketakjuban ini dapat dianalogikan sebagai
berikut: bila seseorang datang menghadap kepada sesamanya,
belum tentu diterima, mungkin saja disuruh balik. Pun
kedatangannya itu untuk pujian. Sedangkan Tuhan tidak
demikian. Bila seorang hamba datang kepada Tuhan dengan
hasrat hati yang tulus, maka Tuhan akan mengimbanginya.
Bahkan Tuhan akan memberikan keistimewaan pada dirinya.
Tuhan pun bersedia menjadi pendengaran, penglihatan,
pengucapan, dan semua tindakan dari hamba tersebut.29
d. Sakaratulmaut, sakaratulmaut dapat diartikan sebagai keadaan
pada saat manusia menjelang kematiannya. Tidak ada yang
mengungkapkan dengan bahasa yang nyata tentang keadaan
tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap orang
memiliki perbedaan keadaan sakratul mautnya masing-masing.
28 Chodjim, Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, h. 246-247.29 Chodjim, Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, h. 247-251.
32
Tetapi yang jelas, sakratul maut adalah pintu yang pasti dilalui
oleh setiap manusia, dan bagi mereka yang mengetahui pintu
tersebut, maka tidak akan sulit untuk melaluinya. Allah-lah
tempat kembali! Dan untuk mengetahui hal tersebut tidaklah
cukup hanya dihafal atau dipelajari semata. Melainkan harus
ditempuh dengan pengalaman meditasi. Sehingga tidak ada lagi
yang perlu di takuti tentang kematian maupun malaikat maut.
Karena dengan hal tersebut, kita dapat menempuh pintu
sakaratul maut dengan mapan.30
4. Ma’rifat:
Ma’rifat merupakan buah dari tahap hakekat. Orang yang telah
sampai pada tingkat ini, hati dan akalnya telah dipenuhi oleh cahaya Allah,
sehingga semua pandangannya telah dapat menyaksikan Allah
(musyaahadah).31 Orang yang sudah berada dalam kondisi ma’rifat melihat
bahwa setiap kondisi:
a. Kehilangan, sang penyebab dari kehilangan, ialah Allah.
b. Keberuntungan, sang penyebab dari keberuntungan, jua Allah.
c. Larangan, sang penyebab dari larangan, merupakan Allah.
d. Anugerah, sang penyebab dari anugerah, pun Allah.
e. Kesumpekan, sang penyebab dari kesumpekan, yakni Allah.
f. Kelegaan, sang penyebab dari kelegaan, ialah Allah. Dan
seterusnya seperti itu.32
30 Chodjim, Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga, h. 251-258.31 Sholikhin, Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar, h. 164-165.32 Sholikhin, Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar, h. 155-156.
33
Pada dasarnya, syariat, tarekat, hakekat, dan ma’rifat di atas memiliki
hubungan yang saling berkaitan. Melaksanakan syariat adalah awal tahap melatih
ketaatan diri untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Semakin
giat seseorang menjalankan syariat, maka semakin mampu meningkatkan level
cintanya kepada Allah, yaitu dengan banyak berdoa dan wirid. Maka ditingkat
selanjutnya, godaan syetan seperti hawa nafsu dan sebagainya sudah dapat
ditaklukkan, sehingga sang salik telah mencapai ma’rifatnya dan hanya diliputi oleh
kesucian, kejujuran dan kebijaksanaan.33
Namun dalam pandangan Syekh Siti Jenar, ketika seseorang menjalankan
syariat, itu karena budinya sendiri yang memerintahkan. Dan budi manusia itu tidak
dapat dituruti karena perintahnya dapat berubah-ubah, kadang benar kadang
merujuk kesesatan. Dan ketika seseorang menjalankan tarekat, budinya melepaskan
hati, menaruh hati kepada selain Allah, dan kadang-kadang mengharapkan
keduniaan yang lebih.34
Hal ini sesuai dengan anggapan Syekh Siti Jenar mengenai konsep hidup
dan mati, ia menganggap kehidupan manusia di alam dunia ini adalah sebagai zona
kematian, dan alam akhirat justru dianggap sebagai awal dari kehidupan yang
hakiki, karena bersifat abadi. Oleh karenanya, shalat, zakat, puasa, dan sebagainya
akan ia lakukan di kehidupan abadinya nanti.35
Anggapan tersebut bukan berarti sebagai keantian Syekh Siti Jenar terhadap
kehidupan di dunia ini, melainkan jangan sampai hidup hanya terperangkap oleh
33 Simon, Misteri Syekh Siti Jenar, h. 398-399.34 Simon, Misteri Syekh Siti Jenar, h. 401.35 Abdul Munir Mulkhan, Misteri Kematian Syekh Siti Jenar (Bandung: Penerbit Mizania,
2009), h. 16.
34
raga dan tidak mampu menyempurnakan diri. Karena dengan raga ini lah kita dapat
mengolah diri menuju kesempurnaan tersebut.36
Ada pun manusia sempurna (insan kamil) tersebut bagi Syekh Siti Jenar
adalah, jasadnya berada di alam kematian, sukmanya mengarah pada kehidupan
sejati. Dengan kata lain, manusia menggunakan jasadnya untuk berhadapan dengan
individualisasi yang lebih rendah, dan dengan spiritualisasinya ia berhadapan
dengan individualisasi yang lebih tinggi.37
Insan kamil tersebut bagi Syekh Siti Jenar merupakan salinan Tuhan.
Karena dengan adanya hak fundamental, sifat-sifat Illahi pada dasarnya menjadi
milik manusia sempurna. Dapat diibaratkan, sebagaimana cermin yang digunakan
seseorang untuk melihat bentuk dirinya, dan tidak dapat melihat dirinya tanpa
cermin tersebut, maka itulah hubungan antara Allah dengan insan kamil. Sehingga
muncullah pernyataan bahwa Tuhan berfungsi sebagai kaca bagi manusia, dan
manusia pun menjadi kaca tempat Tuhan melihat diri-Nya. Maka inilah yang dapat
dipahami dari konsep bersatunya hamba dengan Tuhan (manunggaling kawula
gusti).38
C. Illuminati beserta Simbol-Simbolnya
Illuminati adalah sebuah “pencerahan,” istilah pencerahan ini sudah
digunakan sejak zaman Yunani Kuno. Pada masa itu, manusia mulai sampai pada
pemahaan bahwa kehidupan manusia berkaitan erat dengan kekuatan supranatural
(Tuhan). Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, pemikiran tersebut mulai
36 Achmad Chodjim, Syekh Siti Jenar: Makrifat Kesunyian 1 (Jakarta: Serambi IlmuSemesta, 2014), h. 10-11.
37 Sholikhin, Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar, h. 60-61.38 Sholikhin, Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar, h. 61-62.
35
dianggap kuno. Sehingga muncullah pemahaman baru, bahwa keidupan manusia
didasarkan pada rasionalitas dan bukan pada kekuatan supranatural.39
Sedangkan Illuminati, sejatinya mereka meyakini kehidupan yangberdasarkan kekuatan supranatural. “...Mereka mengadopsi kekuatansupranatural tapi ‘yang bukan Tuhan-agama.’ Kekuatan supranatural ituadalah okultisme (kekuatan gaib) yang anti-agama....” Jadi, pencerahandalam Illuminati maksudnya ialah paham-paham yang dilandasi daripemikiran-pemikiran yang bebas, di mana dalam pemahamannya ialah“...setan bukanlah makhluk yang hina melainkan kekuatan yangmelambangkan kejujuran, keberanian, dan kebebasan....” Yang seharusnyasupranatural merupakan pro-Tuhan, namun dalam pemahaman Illuminati,supranatural menjadi anti-Tuhan bahkan pro-setan. Dan sejatinya, “...tidaksemua Yahudi adalah pengikut Illuminati, tetapi para pemimpin Illuminatipastilah seorang Yahudi....40
Ordo Illuminati dibangun oleh Adam Weishaupt, anak dari keturunan asli
Yahudi yang sempat memeluk agama Katolik yang kemudian membelot dari
agamanya dan kini menjadi yang paling gigih menentang Katolik serta agama
lainnya. Adam Wishaupt juga seorang profesor hukum dan mengajar di Universitas
Ingoldstadt, Jerman, sampai tahun 1770. Pada tanggal 1 Mei 1776 ia berhasil
menyelesaikan tulisannya yang berjudul The Novus Ordo Seclorum (tatanan dunia
baru) yang berisi tentang konsep-konsep, doktrin, serta teori tentang paham
Illuminati. Akhirnya, setiap tanggal 1 Mei pun di jadikan sebagai hari lahir
Illuminati.41
Selain Weishaupt sebagai pendiri, Illuminati juga dipelopori dan
mendapatkan support penuh dari tokoh perbankan dunia, Mayer Amschel
Rothchild (1743-1812). Rothchild merupakan sosok cendekiawan yang memiliki
ambisi untuk menguasai perekonomian dunia yang telah ditandainya dengan
menguasai perekonomian Eropa terlebih dahulu. Bagi Rothchild, dengan
39 Junus, Membongkar Illuminati, h. 35-36.40 Junus, Membongkar Illuminati, h. 37-44.41 Tasmara, Dajal & Simbol Setan, h. 20-22.
36
menguasai perekonomian dunia, maka siapapun pemimpinnya, tidak akan dapat
menghalanginya. Prinsip inilah yang mendorong gerakan Illuminati berkembang
dengan jaringan yang begitu luas, bahkan sampai masuk ke intelektual-intelektual
pemerintahan.42
Salah satu keunikan dalam kepercayaan Illuminati ini adalah dengan
menggunakan simbol-simbol yang sebagian besar diadopsi dari kepercayaan
leluhur pada zaman kuno.43 Simbol-simbol tersebut sangatlah beragam, masing-
masing memiliki makna yang berbeda. Simbolnya dapat pula berguna untuk
menunjukkan eksistensi mereka dan sebagai petunjuk kepada anggota Illuminati
lain atas keberadaannya. Berikut penulis akan menguraikan simbol-simbol yang
terdapat dalam ajaran Illuminati yang penulis kutip dari berbagai sumber.
1. Mata Satu
Gambar 2.1 Mata Satu.44
Mata satu atau biasa disebut Mata Horus merupakan mata yang
dapat melihat dan mengontrol segala hal di dunia. Berbeda dari yang kita
ketahui, di mana mata seharusnya berjumlah dua (sepasang) namun di sini
42 Tasmara, Dajal & Simbol Setan, h. 20-21.43 Junus, Membongkar Illuminati, h. 38.44 Suara Netizen, ”Simbol Dajjal Mata Satu Bergentayangan di Arab Saudi,” artikel
diakses pada 9 Januari 2017 dari http://www.suaranetizen.com/2015/09/simbol-dajjal-mata-satu-bergentayangan.html?m=1
37
hanya satu mata saja. Dalam kepercayaan orang Mesir Kuno diceritakan
bahwa pada waktu Horus bertarung melawan Seth (dewa badai dan
kekacauan) ia mengalami luka parah di bagian mata kirinya. Semenjak itu,
mata kanan Horus dianggap mewakili matahari, sedangkan mata kirinya
sebagai bulan. Dianggap demikian, karena bulan lebih redup dari matahari.
Akhirnya, mata kanan Horus/Matahari (Ra) dijadikan lambang kemaha
melihatan versi Illuminati.45
Horus merupakan anak dari Dewa Osiris dan Isis. Dalam
kepercayaan Mesir Kuno, Dewa Osiris merupakan Dewa tertinggi dan
digambarkan sebagai sosok laki-laki berjanggut. Sedangkan Isis sebagai ibu
yang melahirkan Horus, merupakan Dewi Kesuburan.46
2. Piramida
Gambar 2.2 Piramida.47
Simbol piramida menggambarkan struktur kepemimpinan kaum
Illuminati yang bersifat “dari penguasa Illuminati ke semua manusia,” atau
45 Ahmad Yanuana Samantho, ISIS dan Illuminati (Jakarta: Ufuk Publishing House,2014), h. 275-276.
46 Junus, Membongkar Illuminati, h. 61-62.47 Sulung Lahitani Mardinata, “7 Simbol Illuminati dan Maknanya,” artikel diakses pada
9 Januari 2017 dari http://m.liputan6.com/citizen6/read/2155068/07-simbol-illuminati-dan-maknanya
38
“dari atas ke bawah.” Hal yang unik dari piramida Illuminati ini adalah
bentuknya yang tidak sempurna atau terlihat seperti bangunan yang belum
selesai. Hal tersebut menggambarkan bahwa perjalanan perjuangan
Illuminati itu sendiri masih belum benar-benar tuntas.48
3. All-Seeing-Eye
Gambar 2.3 All-Seeing-Eye.49
All-Seeing-Eye merupakan sebuah bangunan piramida yang
bentuknya belum selesai dan terdapat mata satu di atas bangunannya.
Nampaknya simbol Illuminati yang satu ini adalah perpaduan antara simbol
mata Horus dan simbol piramida yang sudah peneliti jelaskan sebelumnya.
Mata satu diartikan sebagai mata yang mengawasi segala hal, termasuk para
pelayan-pelayan-Nya. Pelayan di sini adalah keturunan dari keluarga besar
Illuminati yang berjumlah 13 keturunan. Pelayan tersebut disimbolkan
dengan 13 tumpukan batu bata yang tersusun membentuk piramida
tersebut.50
48Muhammad Abu Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi (T.tp.; T.pn., 2014), h.112-113.
49Mardinata, “7 Simbol Illuminati dan Maknanya.”50 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 109-110.
39
4. Pentagram
Gambar 2.4 Pentagram.51
Petagram yang bentuknya terbalik ini merupakan pengaplikasian
dari wajah Baphomet (setan) oleh Illuminati. Pemujanya mengharapkan
perlindungan dan pertolongan dari setan tersebut.52 Gambar pentagram
dengan wajah Baphomet di bawah ini akan mengantarkan kita lebih dalam
menyimak maksud dari diputar baliknya pentagram tersebut.
Gambar 2.5 Pentagram Baphomet.53
51Mardinata, “7 Simbol Illuminati dan Maknanya.”52 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 117.53 Rahmat Hambali, “Simbol atau Logo Seiytan,” artikel diakses pada 9 Januari 2017 dari
http://illuminatipedia.blogspot.co.id/2014/12/simbol-atau-logo-seytan.html
40
5. Ankh
Gambar 2.6 Ankh.54
Simbol Illuminati ini diadopsi dari kepercayaan tentang kekuatan
gaib Mesir Kuno. Ankh digunakan sebagai ritual pemujaan kepada Horus,
Dewa Matahari, yang dipercayai sebagai pencipta alam semesta dan sebagai
wujud lain dari setan. Dalam penggunaan simbol tersebut, para anggota
wajib mempersembahkan kesucian para perawan sehingga menciptakan
kesan ritual yang mengerikan. Adapun lingkaran dalam simbol tersebut
merupakan gambaran dari bentuk matahari.55
6. Burung Hantu
54 Idrus Micku, “Simbol Sihir Sigil Dalam Illuminati,” artikel diakses pada 9 Januari 2017dari http://idrusace.blogspot.co.id/2013/05/simbol-sihir-sigil-dalam-illuminati.html
55 Junus, Membongkar Illuminati, h. 59-60.
41
Gambar 2.7 Burung Hantu.56
Burung hantu merupakan logo dari kelompok Illuminati Bohemian.
Kelompok ini tidak hanya mempraktikkan ilmu hitam, melainkan juga
memperkenalkan atau mempromosikannya. Semua kegiatan dalam
kelompok ini mereka lakukan di perkemahan hutan Redwood, California
Utara.57 Burung hantu sendiri memiliki ciri mata besar dan bulat yang
menghadap ke depan dan sanggup melihat berkali-kali lipat lebih tajam
dibanding dengan manusia.58
7. Tanduk Unicorn
Gambar 2.8 Tanduk Unicorn.59
Dalam mitologi Indian, simbol ini dianggap sebagai bentuk
kemaluan laki-laki. Di Eropa, simbol ini juga berhubungan dengan
56 Bayu, “Pesan Rahasia Dibalik Video Klip Muse,” artikel diakses pada 9 Januari 2017dari http://bayumas3.blogspot.co.id/2010/07/pesan-rahasia-dibalik-vidoe-klip-muse.html
57 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 115-116.58 Tim Sunrise Pictures, Ensiklopedia Binatang Pemecah Rekor (Jakarta: Cikal Aksara,
2011), h. 3.59Wiwik Setiawati, “Tujuh Misteri Simbol di Dunia yang Belum Terpecahkan,” artikel
diakses pada 9 Januari 17 dari http://www.infoyunik.com/2015/04/tujuh-misteri-simbol-di-dunia-yang.html
42
seksualitas. Sedangkan dalam Illuminati, simbol ini digunakan sebagai
bentuk ritual meminta bantuan kepada Lucifer. Simbol tanduk unicorn ini
juga sering disebut dengan nama tongkat sihir peri dan tongkat
Leprechaun.60
8. Api
Gambar 2.9 Liberti.61
Api yang dimaksud dalam Illuminati lebih kepada “api abadi,”
seperti yang terukir pada patung Liberti di USA. Api abadi ini menyiratkan
tentang ilmu pengetahuan. Pengetahuan di sini ialah pengetahuan yang
mencerahkan. Karakter api abadi tersebut sangat sesuai dengan arti
Illuminati itu sendiri, “yang tercerahkan.” Adam Weishaupt sendiri sebagai
pendiri Illuminati juga menggunakan simbol tersebut dalam ritual khusus
bersama petinggi-petinggi Illuminati, karena warna khas merah yang terang
mencolok dalam api juga dianggap sebagai lambang derajat tertinggi dalam
Illuminati.62
60 Junus, Membongkar Illuminati, h. 65.61Muhammad Bagas Tri Atmojo, “Simbol-Simbol Illuminati Part 2,” arikel diakses pada
9 Januari 17 dari http://blog-faktaopini.blogspot.com/2014/08/simbol-simbol-illuminati-part-2.html
62 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 121-123.
43
9. Bulan Sabit
Gambar 2.10 Bulan Sabit.63
Dalam Illuminati, simbol bulan sabit merupakan gambaran dari Isis.
Isis adalah ayah dari Horus. Diriwayatkan dalam ajaran Mesir Kuno, Isis
merupakan keturunan dari Cush, cucu Nabi Nuh, ia menikah dengan
Semiramis yang belakangan menjadi ratu di Babylonia.64
10. Tengkorak dan Tulang
Gambar 2.11 Tengkorak dan Tulang.65
63 Bela Putri, “Duduk di Bulan Sabit,” artikel diakses pada 10 Januari 2017 darihttp://notrespondiing.blogspot.co.id/2013/05/duduk-di-bulan-sabit.html
64 Junus, Membongkar Illuminati, h. 69.65 Enigma, “Skull and Bones - Perkumpulan Rahasia Universitas Yele,” artikel diakses
pada 10 Januari 2017 dari http://www.enigmablogger.com/2010/08/skull-and-bones-perkumpulan-rahasia.html
44
Tengkorak dan tulang (skull and bones) merupakan simbol dari
sebuah ritual perenungan diri akan kematian. Ritual ini hanya dilakukan
kepada anggota-anggota baru Illuminati. Dengan menghayati kematiannya,
diharapkan anggota-anggota baru tersebut dapat lebih giat dalam
menjalankan tugas-tugas mulia Illuminati sebelum ajal mereka datang
menjemputnya.66
11. Obelisk
Gambar 2.12 Obelisk.67
Obelisk merupakan menara tinggi yang sepintas tidak ada
hubungannya dengan Illuminati. Namun, bila menara ini dilihat dari sisi
atas, maka akan terlihat penampakan sebuah titik dalam lingkaran atau
sebuah mata satu. Mata satu itu sendiri adalah lambang Illuminati yang
biasa disebut Mata Horus. Bangunan-bangunan obelisk tersebut dapat
66 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 123.67 Atmojo, “Simbol-Simbol Illuminati Part 2.”
45
dijumpai di kota-kota besar seperti London City, Vatika Roma, dan
Washington DC.68
D. Konseptualisasi Video Klip
Membuat seseorang penyanyi menjadi terkenal tidaklah mudah, dibutuhkan
media promosi yang ampuh agar namanya dapat melejit kepermukaan. Selain
membutuhkan karya lagu yang bagus, video klip juga menjadi salah satu media
promosi yang ideal.69
Video klip merupakan perpaduan antara audio dan visual. Bentuk audio di
sini ialah yang berkenaan dengan pendengaran, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh
seorang penyanyi. Ia mengucapkan kalimat yang sudah ditulis dalam lirik lagu
dengan nada-nada sedemikian rupa. Sedangkan visualnya menggunakan gambar
yang juga dibentuk sedemikian rupa sehingga menciptakan sebuah alur cerita yang
mengungkapkan gagasan-gagasan tertentu.70
Ada pun tujuan dari dibuatnya video klip dalam sebuah lagu juga sangatlah
beragam, di antaranya:
a. Keuntungan materi. Dalam hal ini, video klip dibuat hanya untuk
meraup kuntungan yang lebih dari penyanyi atau band yang lagu-
lagunya memang sudah terkenal sebelumnya dan belum
diproduksikan video klipnya. Contohnya Ari Lasso, Once Mekel,
Dewa 19, Peterpan, dan lain sebagainya.71
b. Pesanan komersil. Target dari pembuatan video klip ini ialah lagu
yang telah jadi soundtrack sinetron atau film terkenal yang
68 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 124-126.69 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 99.70 Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h. 43-497.71 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 102.
46
kemudian dipesan untuk dibuat produksi video klipnya. Contohnya
video klip Melly Goeslaw featuring Erick yang berjudul “Ada Apa
dengan Cinta” untuk soundtrack film dengan judul yang sama “Ada
Apa dengan Cinta?.”72
c. Promosi produk elektronik. Dalam video klip ini, tampak
ditonjolkan kecanggihan teknologi terbaru milik produk elektronik
tertentu. Contohnya, video klip Raisa yang berjudul “Long Distance
Relationship.” Video klip ini memiliki kualitas visual dengan
resolusi 4K. Di awal video klip juga menampilkan logo produk
kamera Cannon EOS 1DC, sebagai produk yang dipromosikan.73
d. Promosi penyanyi pendatang baru. Video klip ini diperuntukan bagi
penyanyi atau band pendatang yang baru saja menjajaki dunia
industri musik. Biaya pemproduksian video klipnya ditanggung
sendiri oleh penyanyi tersebut atau oleh donatur tertentu. Bila
mengalami kerugian, merupakan resiko dari penyanyi tersebut.74
e. Kepentingan komunitas. Dalam video klip ini tampak menonjolkan
identitas kelompok komunitas tertentu. Contohnya, video klip Mike
Mohede, Sri Simorangkir, dan Franky Sihombing dengan lagu-lagu
rohani Kristennya.75
f. Kepentingan politik. Video klip ini dibuat berdasarkan pesanan
untuk kepentingan politik dari penyandang dana. Biasanya video
klip ini tidak melibatkan perusahaan rekaman, karena hanya untuk
72 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 102.73 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 102.74 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 103.75 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 103.
47
keperluan politik seperti kampanye. Contohnya seperti video klip
Jokowi dan Basuki yang berjudul “What Makes You Beautiful.”
Video klip ini memarodikan lagu dari grup musik One Direction
dengan menggunakan kemeja kotak-kotak sebagai atribut khas
pasangan calon gubernur tersebut yang berlokasi shooting di
Bundaran HI Jakarta.76
g. Kepentingan dokumentasi pribadi. Dalam video klip ini, seorang
penyanyi tidak bermaksud mengomersilkan video klipnya,
melainkan hanya untuk disimpan sebagai koleksi dokumentasi
pribadi atau sebagai sovenir untuk kalangan tertentu saja.77
1. Audio
Selain dengan nada-nada yang indah, kekuatan dalam lirik lagu juga
sangat berpengaruh dalam menghasilkan pencapaian audio yang bagus. Hal
tersebut dibuktikan musisi Ahmad Dhani dengan menyatakan bahwa 75%
kesuksesan Dewa 19 karena lirik-lirik lagunya yang bagus.78 Musisi ini pun
dalam buku makrifat cinta, lirik-lirik lagunya selalu dikaitkan dengan para
tokoh sufi seperti Al-Ghazali (450 H/1058 M), Ibn `Arabi (560 H/1164 M),
Abdul Qadir al-Jilani (470 H/1077 M).79 Hal tersebut memberi kita
pemahaman bahwa kekuatan lirik lagu pun benar-benar diperhitungkan
secara matang agar pencapaian akhirnya dapat memuaskan.
76 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 103.77 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 104.78 Iwan Iskandar, “Risalah Lima Bintang,” Hai Klip, Februari 2001, h. 4-6.79 Agus Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani (Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2010), h.
7-10.
48
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, lirik adalah karya
sastra yang tersusun dalam kata-kata yang menjadi puisi atau syair dalam
lagu yang berisi curahan perasaan pribadi.80 Setidaknya, Semi menyebutkan
ada tiga hal penting yang harus diperhatikan penyair dalam proses pemilihan
kata, yaitu:
a. Perbendaharaan kata. Dalam perbendaharaan kata, penyair
akan dapat menampilkan ekspresi dan menunjukan ciri khas dari
penyair itu sendiri. Kata-kata yang dipilih dan digunakan oleh
seorang penyair biasanya mengacu pada beberapa hal, di
antaranya: tingkat perasaan, suasana batin, dan faktor sosial
budaya.
b. Urutan kata. Urutan kata dalam sebuah syair tidak dapat
dipindah-pindahkan tempatnya, sekali pun maknanya tidak akan
berubah. Dengan kata lain, urutan kata-kata tersebut bersifat
baku.
c. Daya sugesti kata. Daya sugesti dapat timbul dari makna kata
yang dipandang mewakili perasaan seorang penyair.
Pememilihan dan penempatan kata-kata menyebabkan kata-kata
itu sendiri memancarkan daya sugesti kepada pendengarnya
untuk dapat merasakan sedih, semangat, terharu, dan bahkan
marah.81
80 Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h. 322.81 Atar Semi, Anatomi Sastra (Padang: Angkasa Raya, 2001), h. 29.
49
2. Visual
Adapun kekuatan gambar yang mewakili visual pun jangan sampai
dilupakan. Dalam risalah Fachruddin, terdapat dua konsep penting bagi
pembuat video klip dalam mengreasikan kreativitas visualnya, yaitu:
a. Video klip berbahasa verbal, maksudnya adalah gaya
penggambaran video klip yang diselaraskan dengan isi lirik
lagu. Artinya, memiliki kesesuaian antara gambar dan lirik.
Misalnya sebagai tanda keterharuan, seseorang meneteskan air
matanya. Contohnya, video klip Ari Lasso yang berjudul “Cinta
Sejati,” mengisahkan cinta seorang laki-laki kepada perempuan
yang telah memiliki kekasih. Namun demikian, cintanya tetap
tidak akan pernah mati. Cinta yang tidak akan pernah lekang
oleh waktu tersebut dilambangkan dengan jam dinding yang
besar.
b. Video klip berbahasa simbol, maksudnya adalah gaya
penggambaran video klip yang tidak sesuai dengan isi lirik lagu.
Artinya, antara gambar dan lirik tidak memiliki keselarasan.
Dalam hal ini, pembuat video klip memvisualisasikan lirik lagu
dengan menggunakan simbol-simbol berdasarkan kreasinya
sendiri. Contohnya, video klip Ahmad Dhani featuring Agnes
Monica yang berjudul “Cinta Mati”. Lirik lagu tersebut
mengisahkan seseorang yang menginginkan agar pasangannya
tau bahwa dirinya benar-benar tulus mencintainya. Namun,
dalam video klip ini dilambangkan dengan api dan es di mana
50
menurut pandangan penulis api dan es merupakan dua karakter
yang sangat bertentangan. Inilah yang dapat penulis pahami dari
video klip berbahasa simbol berdasarkan kreasi pembuatnya.82
Berikut ini merupakan teknik pengambilan gambar visual dalam
video klip yang menggunakan istilah-istilah aturan secara umum, yaitu tujuh
dasar pengambilan shot kamera versi Mahendra:
a. Extreme long shot, shot yang menggambarkan sebuah objek
yang sangat jauh atau panorama yang luas. Teknik ini
mengambil jarak kamera yang paling jauh dari objeknya.
b. Long shot, shot ini menampilkan keseluruhan fisik objek dengan
jelas namun latar belakang masih dominan.
c. Medium long shoot, shot ini menggambarkan seluruh tubuh
objek dari bawah lutut sampai ke atas.
d. Medium shot, shot ini menampilkan sebatas pinggang sampai
atas kepala.
e. Medium close up, shot ini menampilkan sebatas dada sampai
atas kepala. Teknik ini biasa digunakan dalam adegan
percakapan.
f. Close up, shot ini memperlihatkan wajah, kaki, atau bagian
objek kecil lainnya. Teknik ini memperlihatkan ekspresi wajah
atau gesture secara mendetail.
82 Fachruddin, Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi, h. 100-101.
51
g. Extreme close up, shot ini menampilkan detail objek. Misalnya
mata, hidung, telinga dan lainnya.83
83 Hinawan Irawan Mahendra, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008),h. 104-106.
52
BAB III
PROFIL GRUP BAND DEWA 19
A. Sejarah Grup Band Dewa 19
SMPN 6 Surabaya, merupakan saksi lahirnya sebuah band yang namanya
sampai saat ini masih terdengar di telinga kita. Dhani Ahmad Prasetyo (Keyboard,
Vokal), Erwin Prasetya (Bass), Wawan Juniarso (Drum), dan Andra Ramadhan
(Gitar) yang mereka singkat menjadi sebuah nama grup band mereka yaitu,
DEWA.1
Dewa lahir tahun 1986 dan menempati rumah Wawan (1972) di komplek
Universitas Airlangga sebagai basecamp tempat mereka berkumpul. Di rumah
Wawan tersebut terdapat seperangkat alat band seadanya, sehingga mereka bisa
latihan tanpa harus mengeluarkan uang yang besar seperti bila menyewa studio
band.2
Dewa terbilang band yang berani karena menggunakan genre musik pop.
Pada waktu itu aliran musik “keras” di Surabaya sedang popular sehingga
memungkinkan mayoritas anak-anak muda di sana lebih cendrung tertarik pada
band-band aliran metal seperti Iron Maiden atau Judas Priest. Namun, ke unikan
Dewa dengan mengusung musik pop tersebut berubah seiring Erwin
memperkenalkan musik jazz kepada Dhani dan Andra. Sehingga, genre musik
Dewa pun berubah menjadi jazz.3
1 Ucu, “Menelisik Penyebab Bubarnya Dewa 19.”2 Republik Cinta Management, “Dewa 19,” artikel diakses pada 3 November 2016 dari
republikcintamanagement.com/dewa-19/3 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”
53
Karena tidak selaras dengan musik jazz, Wawan mengundurkan diri dari
Dewa dan bergabung dengan band temannya, yaitu Ari Lasso. Akhirnya, posisi
Wawan sebagai drumer digantikan oleh kakak kelas mereka di sekolah, yaitu
Salman. Nama Dewa pun berubah menjadi Down Beat.4
“Untuk kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, nama Down Beatcukup dikenal terutama setelah berhasil merajai panggung Festifal JazzRemaja Se-Jawa Timur, juara I Festifal Band SLTA ’90 atau juara II JarumSuper Fiesta Musik. Tapi bagi keempat cowok yang secara psikologis masihdalam pencarian jati diri itu, jazz ternyata juga hanya sebuahpersinggahan.”5
Nama Dewa kembali digunakan sebagai pengganti nama Down Beat.
Namun, kini di ujung kata ditambah angka 19, menjadi Dewa 19, yang mana usia
mereka memang saat itu kisaran 19 tahun. Wawan ditarik kembali sebagi personil,
diikuti dengan Ari Lasso yang memang sebelumnya sempat satu band dengan
Wawan. Dengan formasi baru, kini Dewa 19 mengolaborasikan berbagai jenis
genre dalam warna musik mereka seperti pop, rock, dan jazz.6
Konsep baru Dewa ini dilirik oleh salah satu teman kelas Wawan di sekolah,
Harun. Harun berupaya mewujudkan impian Dewa agar namanya bisa semakin
dikenal dengan mengucurkan dana sebesar Rp. 10.000.000 sebagai modal rekaman.
Namun, tidak adanya studio rekaman yang layak di Surabaya mengharuskan
mereka untuk datang ke ibu kota dengan biaya pas-pasan.7 Maka di sinilah makna
perjuangan itu dapat kita petik dari sebuah band sekolahan yang merintis hingga
menjadi sebuah band besar.
4 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”5 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”6 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”7 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”
54
Album perdana berhasil mereka rekam. Setelah itu, Erwin, Wawan, Andra,
dan Ari pulang kembali ke Surabaya, sedangkan Dhani tetap tinggal di Jakarta
untuk mencari perusahaan rekaman yang bersedia melabelkan album mereka.
Sampai akhirnya, lagu-lagu tersebut dilirik oleh Jan Djuhan dari Team Records,
yang sempat pula memopulerkan band KLa Project asal Tebet, Jakarta.8
Pada kesempatan ini, album bertajuk Dewa 19 akhirnya resmi dirilis. Album
tersebut sukses besar di pasaran dengan penjualan lebih dari 300.000 kopi.
Sehingga, Team Records yang merupakan label kecil meminta Aquarius Musikindo
untuk mengambil alih hak produksi dalam album ini. Sejak saat itu nama Dewa 19
semakin diakui keberadaannya sampai saat ini.9
B. Album yang Diproduksi
Setelah kurang lebih enam tahun berproses sejak kelahirannya pada tahun
1986, Dewa 19 baru berkesempatan meluncurkan album perdananya pada tahun
1992. Album yang bertajuk “Dewa 19” ini resmi dirilis di bawah naungan Aquarius
Musikindo dan melahirkan hits-hits lagu seperti “kangen” dan “kita sedang tidak
bercinta lagi.”10
Dua tahun berselang, Dewa 19 kembali menciptakan album kedua yang
diberi nama “Format Masa Depan”. Album yang hits dengan lagu “aku milikmu”
dan “tak ‘kan ada cinta yang lain” ini dirilis oleh perusahaan rekaman HJ
Productions dan didistribusikan oleh Aquarius Musikindo pada tahun 1994.11
8 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”9 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”10 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”11 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”
55
Tidak menyia-nyiakan masa jaya, Dewa 19 segera menerbitkan album ke
tiganya pada tahun 1995. Album ini melahirkan tembang hits seperti “cukup siti
nurbaya” dan “satu hati” dengan nama judul album “Terbaik-Terbaik.” Menyusul
album-album selanjutnya seperti Pandawa Lima, Bintang Lima, dan lain
sebagainya.12
Untuk melihat lebih lengkap daftar karya-karya yang pernah diproduksi
oleh Dewa 19, dapat dilihat pada daftar lampiran tabel bagian 3.1.
C. Personil
1. Mantan Personil
Nama Instrument Tahun
Wawan Juniarso Drum 1986-1988, 1991-1994
Erwin Prasetya Bass 1986-1999, 2001-2002
Ari Lasso Vokal 1991-1999
Wong Aksan Drum 1995-1998
Gabriel Bimo Sulaksono Drum 1998-1999
Tabel 3.2 Mantan Personil Dewa 1913
2. Personil Terakhir
Nama Instrumen Tahun
Ahmad Dhani Keyboard, Vokal, Gitar 1986-2016
Andra Ramadhan Gitar 1986-2016
12 Republik Cinta Management, “Dewa 19.”13 Smeji Inaho, “ History of Dewa 19,” artikel diakses pada 10 Januari 2017 dari
http://smejiinaho.blogspot.co.id/2011/01/history-of-dewa.html?m=1
56
Yuke Sampurna Bass 2002-2016
Agung Yudha Drum 2007-2016
Tabel 3.3 Personil Terakhir Dewa 1914
D. Penghargaan yang Diraih
Selama meniti karir di belantika musik tanah air, Dewa 19 banyak meraih
prestasi baik terhadap karya-karyanya maupun perindividu personilnya. Hampir
tidak pernah terlewat, setiap tahun selalu menerima penghargaan seperti album
terbaik, album terlaris, lagu terbaik, video klip terbaik, pemain instrumen terbaik,
bahkan cover album terbaik pun sempat dinobatkan pada Dewa 19.
Berikut adalah beberapa penghargaan yang pernah diberikan oleh Anugerah
Musik Indonesia (AMI) kepada Dewa 19 seperti: album terbaik umum “Pandawa
Lima” (1997), lagu terbaik umum “Kirana” (1997), cover almbum terbaik
“Pandawa Lima” (1997), penata musik terbaik “Ahmad Dhani” (2001), grup rock
terbaik (2006).15
Untuk melihat lebih lengkap daftar penghargaan yang pernah diperoleh
Dewa 19, dapat dilihat pada daftar lampiran tabel bagian 3.4.
E. Pemimpin Grup Band Dewa 19 (Ahmad Dhani)
Dhani Ahmad Prasetyo atau biasa dipanggil Ahmad Dhani/Dhani Dewa
lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 26 Mei 1972.16 Pemilik Republik Cinta
14 Inaho, “ History of Dewa 19.”15 Kaskus, “6 Band Indonesia dengan Daftar Prestasi Terpanjang,” artikel diakses pada 3
November 2016 dari https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016169206/6-band-indonesia-dengan-daftar-prestasi-terpanjang/
16 Anto Karibo, “Ultah Bersama Dewa 19, Ahmad Dhani tak Bayar Ari Lasso,” artikeldiakses pada 3 November 2016 dari http://www.bintang.com/celeb/read/2517254/ultah-bersama-dewa-19-ahmad-dhani-tak-bayar-ari-lasso
57
Manajemen ini dikenal sebagai seorang musisi, pencipta lagu, dan produser di pasar
musik Indonesia dan memiliki sejumlah band besar, salah satunya Dewa 19.
Sebagai leader dari grup band Dewa 19, jiwa kepemimpinan Dhanisudah muncul sejak ia masih kecil. Salah satu ceritanya, ketika “… mobilyang dikendarai Edy Abdul Manaf, ayahnya, hilang di tikungan dekatrumah, Dhani langsung memerintah Dini dan Dian, yang kala itu masihbalita untuk masuk rumah. Ritual yang dilakukan adalah ‘menghalau’ keduaadiknya masuk dan mengunci pintu rumah rapat-rapat dengan hati-hati.‘Wah, wibawanya aja udah kelihatan saat itu. Kita segan sama dia sejakkecil. Galak dan tegas,’ kata Dian, si bungsu yang kini aktif di manajemenDewa.”17
Jiwa leadership ini juga Dhani terapkan dalam memimpin grup bandnya,
semua persoalan serius yang menimpa Dewa 19 ia hadapi dengan bijak. Dimulai
dengan kasus album “Arjuna Mencari Cinta” yang digugat oleh Yudhistira AM
sebagai kasus penjiplakan, sampai perseteruan pendapat tentang cover album
“Laskar Cinta” yang dilontarkan Habib Rizieq dari Front Pembela Islam (FPI)
sebagai pelecehan simbol agama. Semua sudah Dhani selesaikan dengan
menglarifikasi tudingan-tudingan tersebut.18
Tidak hanya memiliki jiwa leadership, jiwa arsitekturpun juga melekat pada
diri Dhani yang tersalurkan pada rumahnya di daerah Pondok Indah, Jakarta
Selatan. Mulai dari disgn rumah, warna lantai, dan model sendok semua
disesuaikan dengan selera Dhani. Rumah tersebut ia tempati bersama Maia Estianty
bersama ke tiga anaknya: Ahmad Al Ghazali (Al), Ahmad Jalaludin Rumi (El), dan
Abdul Qadir Jaelani (Dul).19
17Masyamsul Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta,2005), h. 121-122.
18Wahyudi, Makrifat Cinta Ahmad Dhani, h. 7-10.19 Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 118-199.
58
Begitu Dominannya Dhani dalam keluarga, sampai-sampai tertular dalam
bandnya. Tidak cukup menjabat sebagai keyboardist, guitarist, vocalist, pencipta
lagu, dan arranger namun juga produser musik dalam album “Laskar Cinta,”
bahkan posisi manajer pun ia hendel.
Musisi multi talenta ini juga sepertinya tidak bisa dipisahkan dari band
legendaris asal Britania Raya Queen. Beberapa lagu Queen yang sempat
dinyanyikan ulang oleh Dhani di antaranya: “I Want to Break Free” oleh Dewa 19,
“Mustapha” oleh The Rock Indonesia, dan “Killer Queen” oleh Muhammad Dhani
and The Swinger. Tidak hanya menyanyikan ulang, gaya aransemen Dhani pun
sedikit banyak terasa seperti musik Queen, misalnya dalam lagu berjudul “Kosong”
album “Cintailah Cinta”, di bagian intro hampir mirip dengan tembang lawas
Queen yang berjudul “Jealousy.”
Dhani dalam majalah Hai Klip bercerita bahwa “… saya udahterbiasa mendengarkan musik-musik dari band macam Queen, Genesis,Kayak dan terbiasa dengan harmoni-harmoni bagus ….” Bagi Dhani, “…musik yang bagus adalah yang seperti itu, yang berharmoni bagus. Nggakcuma sekedar lirik yang bagus atau tren. Jadi kalo saya mendengar musikyang harmonisasinya kurang tinggi, menurut saya sejara subyektif, ya ituadalah musik yang kurang bagus ….”20
Kecintaan Dhani kepada musik Queen sudah dialaminya sejak kecil. Saat
bepergian bersama keluarga, di dalam mobil Dhani selalu menempati posisi tengah
di antara kedua adiknya, alasannya tidak lain karena agar Dhani dapat leluasa
mendengarkan lagu-lagu Queen yang diputar oleh ayahnya. Tidak mau hanya
dirinya yang merasakan indahnya alunan-alunan nada Freddie Mercury, pembantu
20 Iskandar, “Risalah Lima Bintang,” h. 4-6.
59
rumah tangga di rumah Dhani pun terancam “virus” Queen. Memang Dhani sedikit
banyak mewarisi darah ibunya Joyce yang juga sebagai penikmat dan pemain
musik.21
Joyce yang dasarnya memang pemain gitar dalam band Muda Ria tahun
1950, sengaja mengursuskan Dhani dan ke dua adiknya di sekolah musik Melodia
Surabaya. Namun, jangan sangka Dhani memiliki semangat belajar musik seperti
bersemangat dalam mendengarkan lagu-lagu Queen. Justru, Dhani terbilang anak
yang pemalas dan sering mengajak adik-adiknya untuk tidak datang ketempat
kursus.22
Memang kala itu usia Dhani belum sampai 10 tahun dan masih duduk di
bangku sekolah dasar di SDN Dukuh Kupang, Surabaya. Karenanya menjadi
sebuah kewajaran bila anak sekecil itu belum bisa tekun dalam berlatih. Namun,
semenjak duduk di bangku SMP Dhani justru hampir menguasai gitar secara
otodidak. Menyusul, Dhani menguasai keyboard yang dibelikan ayahnya. Dengan
bermodalkan dua instrument tersebut, terciptalah tembang-tembang Dewa yang
masih dapat kita nikmati sampai saat ini.23
21 Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 122-124.22 Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 119-120.23 Huda, Manunggaling Dewa Ahmad Dhani, h. 120-121.
60
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Denotasi
1. Lirik
Potongan teks pertama:
Aku ini...adalah dirimuCinta ini...adalah cintamuAku ini...adalah dirimuJiwa ini...adalah jiwamuRindu ini adalah rindumuDarah ini adalah darahmu
Syair di atas tampak mengisahkan tentang seseorang yang selalu
merasa sangat dekat bahkan menyatu dengan orang ke dua tunggal.
Seseorang tersebut direpresentasikan dengan kata “aku, cinta, jiwa,
rindu, darah,” sedangkan orang ke dua tunggal direpresentasikan dengan
kata “mu.”
Potongan teks ke dua:
Tak...ada yang lain...selain dirimuYang selalu kupuja...ouo...
61
Syair di atas tampak mengisahkan tentang seseorang yang selalu
memuji orang ke dua tunggal dan tidak akan pernah berpaling dari selain
orang ke dua tunggal tersebut. Seseorang yang memuji diwakili dengan
kata “kupuja,” sedangkan orang ke dua tunggal diwakili dengan kata
“dirimu.”
Potongan teks ke tiga:
Ku...sebut namamuDisetiap hembusan nafaskuKusebut namamu...kusebut namamu...
Syair di atas tampak mengisahkan tentang seseorang yang
senantiasa menyebut atau mengingat nama orang ke dua tunggal dalam
setiap waktu. Seseorang tersebut diwakili dengan kata “kusebut,”
sementara kata “namamu” didelegasikan sebagai orang ke dua tunggal.
Potongan teks ke empat:
Dengan tanganmu...aku menyentuhDengan kakimu...aku berjalanDengan matamu...ku memandangDengan telingamu...ku mendengarDengan lidahmu...aku bicaraDengan hatimu...aku merasa
Syair di atas tampak menjelaskan bahwa setiap perbuatan yang ia
lakukan adalah karena peran orang ke dua tunggal atau menyifatkan
orang kedua tunggal. Setiap perbuatan tersebut diartikan dalam kata
“meyentuh, berjalan, memandang, mendengar, bicara, merasa,”
sedangkan peran orang ke dua tunggal dikutip dengan kata “tanganmu,
kakimu, matamu, telingamu, lidahmu, dan hatimu.”
62
2. Gambar
Potongan gambar pertama:
pada potongan gambar menit 02.02 di atas tampak seseorang
berkulit putih sedang mengangkat tangannya ke atas. Di atas tangan
orang tersebut, terlihat bentuk segitiga dengan penuh cahaya di
sekelilingnya, terdapat pula salah satu organ tubuh di dalam bangunan
segitiga tersebut, yaitu mata.
Potongan gambar kedua:
Kepingan gambar di atas menampakkan bangunan berbentuk
segitiga. Pada bentuknya berwujud kurang sempurna karena terdapat
lubang di tengah bangunan, tepi garis yang tidak rata, dan ujung pangkal
63
bangunannya yang dipangkas membuat bentuknya menjadi tidak
sempurna.
Bangunan segitiga pada menit 00.38 ini diletakkan di atas lahan luas,
dengan suasana awan gelap, dan diiringi dengan sejumlah orang yang
tampak menari di bawah maupun di atas bangunan tersebut.
Potongan gambar ke tiga:
Dalam adegan gambar di atas tampak wajah penyanyi yaitu Once
Mekel pada menit 02.52. Dengan ekspresi menutup mata sambil
membuka mulut cukup lebar, tampak beberapa burung bermata besar
dan bersayap lebar keluar dari mulut sang vocalist tersebut.
Potongan gambar ke empat:
64
Segmen gambar di menit 00.32 ini tertera pula wajah Once pelantun
lagu “Satu” Dewa 19. Dalam mimik wajah dengan ekspresi mata sedikit
melotot dan mulut terbuka, terdapat pula mata lain yang muncul di
bagian kening menyatu dengan frame yang menyelimuti seluruh wajah
Once.
Potongan gambar ke lima:
Pada potongan rupa kelima ini tampak kembali figure sang vocalist
dibalut rambut panjang hitam dengan background gambar berwarna
putih dan redup. Pada gambarnya, ditonjolkan pula mata kanan
sekaligus mata kiri yang ditukar posisi dengan mulut pada menit 00.54.
Potongan gambar ke enam:
65
Dalam bagian ke enam terlihat seraut wajah seseorang dengan mata,
hidung, dan mulut. Namun, pada bagian mata kiri terhalang oleh cairan.
Cairan tersebut menumpahkan wujud manusia kecil berwarna gelap ke
dalam mulut besar pada wajah di gambar menit ke 00.24 di atas.
Potongan gambar ke tujuh:
Sementara pada bingkai gambar menit 04.48 di atas muncul siluet
wajah berwarna hitam dengan background kuning menghadap ke kiri
dan siluet wajah berwarna putih dengan backrgound warna merah
menghadap ke kanan. Sementara, di tengah-tengah gambar tampak
kembali bagian organ tubuh, yaitu mata.
Potongan gambar ke delapan:
66
Penggalan ilustrasi di atas kembali menonjolkan paras pelantun lagu
“Satu” Dewa 19 pada menit 04.20. Gambar tersebut mengambil
background warna merah redup diiringi dengan sosok siluet kecil
berwarna gelap di sekeliling wajah serta dalam bagian mata kiri tampak
di blur.
Potongan gambar ke sembilan:
Dalam sketsa di menit 02.25 ini, muncul kembali gambar serupa
yang tertera pada potongan gambar ke tujuh, di mana terdapat siluet
wajah berwarna hitam dan putih menghadap ke kiri dan ke kanan. Serta,
muncul kembali “mata” di bagian tengah gambar. Namun yang
membedakan, di depan “mata,” terdapat organ tubuh lain yang menindi
“mata” tersebut, yaitu kuping.
Meski penampakan mata pada potongan gambar ke sembilan ini
tampak samar, pembaca dapat memperjelas gambarnya dengan
membandingkan pada potongan gambar ke tujuh, karena kedua
potongan gambar ini memiliki kesamaan pada letak mata.
67
Potongan gambar ke sepuluh:
Sama halnya dengan potongan ke tujuh dan Sembilan, di menit
02.23 ini juga timbul goresan serupa yaitu siluet wajah di bagian kiri
dan kanan. Namun, kali ini terdapat embel-embel penampakkan bayi di
sertai dengan “satu mata” yang sedikit terhalang oleh gambar bayi
tersebut.
Porongan gambar ke sebelas:
68
Segmen gambar menit 01.33 tertera kembali wajah Once yang
memiliki hidung mancung dengan gaya rambut berwarna merah marun.
Dalam gabarnya, mata kiri penyanyi ini tampak di-blur atau disarukan.
Potongan gambar ke duabelas:
Gambar di atas mengambil latar cahaya terang di sekitaran wajah
dengan background dasar berwarna hitam. Kembali tampak di-blur
bagian mata kiri wajah pada gambar menit ke 01.16.
Potongan gambar ke tigabelas:
69
Menit 02.22 menjadi potongan gambar yang terakhir dalam bagian
ini. Dengan warna dasar hitam dan biru muda di bagian kulit wajah,
menonjol jelas sebuah panca indra manusia sebagai alat pengelihatan,
yaitu mata.
3. Hasil Temuan
Berdasarkan pemaknaan pada tingkat denotasi video klip “Satu” Dewa
19, dapat dipahami bahwa: Pertama, dalam empat potongan teks (lirik)
lagu, penulis membentuk kata-kata yang mewakili setiap potongan kalimat,
yaitu: penyatuan, pujaan, menyebut/ mengingat, dan menyifatkan. kedua,
dalam bagian visual (gambar), penulis menemukan tampilan berbentuk
segitiga, mata, burung, dan cahaya yang tersebar pada 13 potongan adegan.
B. Konotasi
1. Lirik
Potongan teks pertama:
Aku ini...adalah dirimuCinta ini...adalah cintamuAku ini...adalah dirimuJiwa ini...adalah jiwamuRindu ini adalah rindumuDarah ini adalah darahmu
Teks ini menyiratkan makna manunggaling kawula gusti. Menurut
paham Syekh Siti Jenar, Tuhan berfungsi sebagai kaca bagi manusia dan
manusia juga menjadi kaca tempat Tuhan melihat diri-Nya. Maka ini
disebut sebagai konsep bersatunya hamba dengan Tuhan atau dalam
istilah Syekh Siti Jenar ialah manunggaling kawula gusti.1
1 Sholikhin, Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar, h. 61-62.
70
Dalam pengonotasiannya, manusia direpresentasikan dengan kata
“aku, cinta, jiwa, rindu, darah,” sedangkan makna bersatu dengan Tuhan
direpresentasikan dengan kata “dirimu, cintamu, jiwamu, rindumu,
darahmu.”
Potongan teks ke dua:
Tak...ada yang lain...selain dirimuYang selalu kupuja...ouo...
Konteks kupuja (memuja) di atas dalam tasawuf dikenal dengan
istilah syariat. Amal ibadah dalam syariat dilakukan dengan
mengerjakan ibadah yang sifatnya lahiriyah seperti shalat, puasa, haji,
zakat, menuntut ilmu pengetahuan, jihad di jalan Allah, dan
sebagainya.2
Merujuk pada pemahaman konsep “hidup dan mati” Syekh Siti
Jenar, bahwa ia menanggap kehidupan di dunia ini sebagai zona
kematian dan akhirat justru sebagai zona kehidupan karena bersifat
abadi. Oleh karenanya, ia baru akan mengerjakan ibadah lahiriyahnya
tersebut di kehidupan abadinya nanti.3
Potongan teks ke tiga:
Ku...sebut namamuDisetiap hembusan nafaskuKusebut namamu...kusebut namamu...
Dalam hubungannya dengan empat tingkatan iman dan takwa
kepada Allah (syariat, tarekat, hakekat, dan makrifat), menyebut nama
2 Toriqqudin, Sekularitas Tasawuf, h. 109-111.3Mulkhan, Misteri Kematian Syekh Siti Jenar, h. 16.
71
Allah secara berulang-ulang seperti yang tertera dalam penggalan teks
di atas dapat dikonotasikan sebagai pelaksanaan zikir dalam tarekat.
Dalam pelaksanaan tarekat ini, seseorang secara berkala mengatur
keluar masuknya nafas pada waktu melaksanakan zikir-zikir tertentu.4
Merujuk kembali pada penggalan teks kedua tentang konsep hidup
dan mati, pada tingkat tarekat dalam penggalan teks ini juga bagi
penganut ajaran Syekh Siti Jenar baru akan ia lakukan dikehidupan
abadinya nanti. Kehidupan abadi yang di maksud merupakan alam
akhirat, di mana dalam alam ini manusia baru benar-benar masuk dalam
kehidupannya yang hakiki. Sedangkan alam dunia, bagi Syekh Siti Jenar
sebagai zona kematian.5
Potongan teks ke empat:
Dengan tanganmu...aku menyentuhDengan kakimu...aku berjalanDengan matamu...ku memandangDengan telingamu...ku mendengarDengan lidahmu...aku bicaraDengan hatimu...aku merasa
Dalam penggalan teks terakhir ini dapat merujuk pada paham Syekh
Siti Jenar tentang konsep manusia sempurna atau dalam istilah Islam
adalah insal kamil. Dengan adanya hak fundamental, sifat-sifat yang
tampak dari Allah seperti maha mendengar, maha melihat, dan
sebagainya pada dasarnya menjadi milik manusia sempurna atau insan
kamil.6
4 Tim Dosen IAIN Medan, Pengantar Ilmu Tasawuf, h. 260.5Mulkhan, Misteri Kematian Syekh Siti Jenar, h. 16.6 Sholikhin, Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar, h. 61-62.
72
Bagi Syekh Siti Jenar, manusia sempurna atau insan kamil tersebut
ialah mereka yang jasadnya berada di alam kematian, sedangkan
sukmanya mengarah pada kehidupan yang sejati.7
2. Gambar
Potongan gambar pertama:
Pada penggalan gambar menit 02.02 di atas tersirat simbol bernama
all-seeing-eye milik ordo Illuminati. Simbol ini berbentuk bangunan
piramida dan terdapat mata satu di dalam bangunannya.
Dalam Illuminati, mata satu diartikan sebagai mata yang mengawasi
segala hal, termasuk para pelayan-Nya yaitu keluarga besar Illuminati.
Pelayan tersebut disimbolkan dengan tumpukan bahan bangunan (batu
bata) yang tersusun membentuk piramida tersebut.8
7 Sholikhin, Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar, h. 60-61.8 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 109-110.
73
Potongan gambar kedua:
Kepingan gambar pada menit 00.38 di atas menyiratkan simbol
piramida Illuminati di mana dalam bentuknya terlihat seperti bangunan
yang belum selesai atau bangunan yang tidak sempurna. Hal tersebut
menjelaskan bahwa perjuangan Illuminati itu sendiri masih belum
benar-benar tuntas.9
Potongan gambar ke tiga:
9 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 112-113.
74
Dari banyaknya spesies binatang di dunia ini, Illuminati mengadopsi
burung hantu sebagai lambang dari praktik ilmu hitam. Praktik tersebut
biasa mereka lakukan di perkemahan hutan Redwood, California.10
Makna tersebut pula yang tersirat dalam gambar burung hantu pada
penggalan adegan di menit 02.25 di atas.
Potongan gambar ke empat:
Satu mata yang tertera di bagian kening wajah pada potongan
gambar menit 00.32, dalam Illuminati dikenal dengan istilah “mata
satu,” yaitu mata yang dapat melihat dan mengontrol segala hal di dunia.
Dengan adanya simbol mata satu, berarti Illuminati mencoba
mengendalikan manusia untuk masuk ke dalam tatanan dunia baru, yaitu
hidup dengan pola pikir yang bebas.11
10 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 115-116.11 Samantho, ISIS dan Illuminati, h. 275-276.
75
Potongan gambar ke lima:
Penonjolan mata kanan pada menit 00.53 di atas dalam Illuminati
dikenal dengan istilah mata kanan Horus/ Matahari (Ra) dan dipercaya
sebagai simbol kemaha melihatan. Dianggap demikian, karena pada
zaman Mesir Kuno diceritakan ketika Horus bertarung melawan Seth
(dewa badai dan kekacauan) ia mengalami luka parah di bagian mata
kirinya.12
Potongan gambar ke enam:
12 Samantho, ISIS dan Illuminati, h. 275-276.
76
Sama halnya dengan potongan gambar kelima, potongan gambar
pada menit 00.24 ini juga menonjolkan mata satu atau mata kanan
Horus/ Matahari (Ra) sebagai simbol dalam Illuminati. Semenjak mata
kiri Horus redup karena mengalami luka parah ketika bertarung
melawan Seith, mata kirinya tersebut dianggap mewakili bulan.
Sedangkan mata kanannya di anggap mewakili matahari sebagai
lambang kemaha melihatan karena matahari lebih terang dibanding
dengan bulan.13
Potongan gambar ke tujuh:
Satu mata yang menyiratkan mata satu atau mata Horus pada
potongan gambar menit ke 04.48 di atas, dalam Illuminati dianggap
sebagai mata yang mengontrol dunia. Dalam sejarah Mesir Kuno, Horus
merupakan anak yang dilahirkan oleh seorang Dewi bernama Isis yang
menikah dengan Dewa senior bernama Osiris.14
13 Samantho, ISIS dan Illuminati, h. 275-276.14 Junus, Membongkar Illuminati, h. 61-62.
77
Potongan gambar ke delapan:
Dengan di-blur-nya mata kiri pada menit 04.20 di atas, menyiratkan
paham Illuminati bahwa mata kiri Horus/ bulan mengalami kerusakan
ketika bertarung melawan Seith yang menyebabkan matanya luka parah
atau rusak.15
Potongan gambar ke sembilan:
15 Samantho, ISIS dan Illuminati, h. 275-276.
78
Meskipun gambar pada menit 02.25 ini tampak samar, bila
difokuskan pada tengah-tengah gambar, maka akan terlihat penampakan
satu mata yang juga sebagai simbol Illuminati, yaitu mata satu. Dalam
sejarah terbentuknya, Illuminati dibangun oleh tokoh yang namanya
cukup viral di Amerika karena tulisannya yang berjudul Novus Ordo
Seclorum dicantumkan di dalam lembar mata uang satu dolar, yaitu
Adam Weishupt.16
Potongan gambar ke sepuluh:
Tampak serupa dengan potongan gambar ketujuh dan kesembilan,
kali ini dalam potongan gambar kesepuluh menit 02.23 dibanding
dengan potongan gambar sebelumnya tampak jauh lebih jelas
terpampang sebuah mata. Mata itu pula yang menyiratkan makna
kemaha melihatan versi Illuminati yang dipelopori oleh seorang tokoh
perbankan Eropa yang memiliki ambisi-ambisi menguasai
perekonomian dunia untuk memuluskan cita-cita Illuminati agar
terbentuk tatanan dunia baru, yaitu Mayer Amschel Rothchild (1743-
1812).17
16 Tasmara, Dajal & Simbol Setan, h. 20-22.17 Tasmara, Dajal & Simbol Setan, h. 20-21.
79
Potongan gambar ke sebelas:
Dalam Illuminati, mata yang redup diartikan sebagai bulan, dan
ditempatkan pada mata bagian kiri. Sedangkan mata kanan, dianggap
sebagai matahari karena lebih terang dari segi pencahayaan dibanding
dengan bulan.18 Mata kanan inilah yang ditonjolkan dalam adegan
gambar menit ke 01.33 sebagai simbol kemaha melihatan (mata kanan)
dalam Illuminati.
Potongan gambar ke duabelas:
18 Samantho, ISIS dan Illuminati, h. 275-276.
80
Api abadi dan mata Horus sebagai simbol Illuminati menjadi makna
yang tersirat dalam gambar menit 01.16 di atas. Api abadi dengan ciri
khasnya yang terang dan mencolok digunakan oleh Adam Weishupt
sebagai lambang derajat tertinggi dalam Illuminati.19 Serta mata kanan
Horus yang di anggap sebagai matahari dengan ciri khasnya yang dapat
menyinari bumi sehingga menjadi cerah, dapat dikaitkan dengan arti
Illuminati itu sendiri, yaitu “pencerahan.”20
Potongan gambar ke tigabelas:
Potongan gambar menit ke 02.20 menjadi bagian terakhir yang
disoroti oleh penulis. Sama halnya pada mata yang tertera pada simbol
all-seeing-eye ataupun mata Horus, mata satu ini diartikan sebagai mata
yang mengawasi segala hal dan juga menjadi mata Dewa bagi
Illuminati.21
19 Ezza, Simbol-Simbol Illiminati di Arab Saudi, h. 121-123.20 Junus, Membongkar Illuminati, h. 35.21 Samantho, ISIS dan Illuminati, h. 275-276.
81
3. Hasil Temuan
Berdasarkan pemaknaan pada tingkat konotasi video klip “Satu” Dewa
19, dapat dipahami bahwa: Pertama, lirik-lirik yang ada pada potongan teks
ke satu sampai dengan ke empat mengisahkan dialog antara hamba dan
pencipta-Nya, akarnya merujuk pada makna tasawuf Syekh Siti Jenar yaitu
manunggaling kawula gusti.
Dalam konteks dakwah, hasil temuan ini dapat dikaitkan pada dakwah
dzatiyah. Dakwah model dzatiyah ini merupakan dakwah yang mengajak
diri sendiri untuk mengenal dirinya sendiri sebagai hamba Allah. Armawati
Arbi menulis, kenalilah dirimu sebelum mengenali Tuhanmu (Allah).
Karena nantinya, dakwah dzatiyah akan mengantarkan individu (diri
sendiri) pada hubungan komunikasi yang interaktif antara Tuhan dan
hambanya atau dalam hal ini komunikasi spiritual.22
Dalam hal tersebut, dakwah dzatiyah sangat erat hubungannya dengan
komunikasi intrapribadi. Pada komunikasi intrapribadi/ intrapersonal,
seseorang melakukan proses komunikasi secara internal, memberi sekaligus
menerima pesan, dan memberikan umpan balik pada diri sendiri. Berharap,
bersyukur, mawas diri, berkhayal menjadi sebuah aktivitas yang umum
terjadi pada komunikasi intrapribadi.23
Kedua, dari 13 potongan gambar yang ada, akarnya merujuk pada
persimbolan Illuminati. Mereka (Illuminati) meyakini kekuatan
22 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh (Jakarta: Amzah, 2012), h. 17-24.23 Andreas Soeroso, Sosiologi 1 (T.tp.; Penerbit Yudhistira, 2008), h. 69-70.
82
supranatural okultisme (kekuatan gaib) yang pro-setan. Baginya (Illuminati)
setan berarti menyifatkan kejujuran, keberanian, dan kebebasan.24 Dalam
konteks psikologi komunikasi dan tabligh, temuan tersebut menyifatkan
kaum psikoanalisis. Dalam psikoanalisis, terdapat beberapa kategori
kepribadian manusia yang di antaranya ialah memiliki nafsu syaithaniyah.
Dalam hal tersebut, manusia menggunakan nafsu syaithaniyah-nya dalam
memperoleh kenikmatan dan mengatasi ketegangannya.25
Manusia yang menganggap setan sebagai bentuk dari lambang
kejujuran, keberanian, dan kebebasan (pro-setan) cenderung menggunakan
nafsu syaithaniyah pada dirinya. Syahwat tersebut dapat permanen pada
kepribadian, sehingga menjadikan nafsu syaithaniyah-nya sebagai Tuhan.
C. Refleksi
Dengan melihat video klip “Satu” Dewa 19 dalam bentuk audio dan visual
melalui pemaknaan model Branston dan Stafford dalam hal ini teori denotasi
konotasi dan juga melalui proses wawancara, maka dapat dilihat kecendurungan
pada dua makna yang berbeda sebagai berikut:
1. Dalam CD album Laskar Cinta yang dirilis tahun 2004, di bawah syair lagu
“Satu” tersurat kalimat “THANKS TO : SYEKH LEMAH ABANG”
sebagai tokoh tasawuf pada zaman para wali yang diucapkan ‘terimakasih’
oleh Ahmad Dhani. Berdasarkan pemaknaan pada tingkat konotasi, penulis
menemukan adanya refleksi dari konsep syariat, tarekat, insal kamil, dan
manunggaling kawula gusti sebagai paham tasawuf Syekh Siti Jenar dalam
24 Junus, Membongkar Illuminati, h. 37-44.25 Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, h. 18-20.
83
lirik lagu “Satu” Dewa 19. Makna ini pula yang berkaitan dengan
komunikasi intrapribadi dan komunikasi spiritual dalam konteks dakwah
dzatiyah.
2. Pada tingkat visual yaitu gambar dalam video klip, berdasarkan nilai-nilai
budaya dalam Yahudi khususnya pada simbol-simbol Illuminati, terlukis
beberapa gambar dalam video klip yang erat kaitannya dengan jenis simbol
Illuminati seperti: all-seeing-eye, piramida, burung hantu, dan mata satu.
Illuminati pula berkaitan dengan kaum psikoanalisis yang memiliki nafsu
syaithaniyah dalam konteks psikologi komunikasi dan tabligh. Meskipun
pada tingkat konotasi dalam analisis penulis menyatakan bahwa gambar
dalam video klip ini memiliki kesamaan makna pada simbol Illuminati,
analisisnya tidak semata-mata dibenarkan oleh Tepan Kobain, “jadi
mengalir aja ga ada tema2 khusus” ujar director video klip “Satu” Dewa
19 tersebut lewat WhatsApp.26 Sehingga, menimbulkan refleksi bahwa
video klip ini bersifat “absurd” karena tidak memiliki tema khusus. Meski
demikian, pada tingkat konotasi model Branston dan Stafford tetap
menyatakan bahwa maknanya dikaitkan dengan nilai-nilai budaya. Ketika
lebih tegas ditanya tentang kemiripan makna antara karyanya (video klip
“Satu Dewa 19) dengan yang bukan karyanya (simbol Illuminati), pria yang
mengaku sedang dalam proses penggarapan film ini juga menyatakan “kalo
soal makna bisa lain2 yang mengartikan..” dengan kata lain, siapapun
komunikannya bisa berbeda-beda dalam mengartikan makna gambarnya.27
26Wawancara Pribadi dengan Tepan Kobain, Jakarta, 8 Februari 2017.27Wawancara Pribadi dengan Tepan Kobain.
84
3. Grup band Dewa 19 selain juga Islam, mencoba mengapresiasi agama-
agama Abrahamik/ Samawi (Yahudi, Kristem, dan Islam). Namun, dalam
konteks ini hanya baru ada dua aspek agama yang diapresiasi yaitu Islam
dan Yahudi, sedangkan Kristen tidak.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang ditemukan, melalui bagian kesimpulan ini
penulis mendata setidaknya ada tiga titik penting untuk memahami alur penelitian
dan menjawab atas pertanyaan turunan penelitian, yaitu:
1. Dalam pemaknaannya, lirik lagu dan gambar dalam video klip “Satu” oleh
Dewa 19 mencoba mengombinasikan antara unsur Yahudi dan Islam.
Unsur-unsur Islam dalam hal ini adalah tasawuf Syekh Siti Jenar melalui
kalimat pada lirik lagu. Dan, unsur-unsur Yahudi dalam hal ini adalah
simbol-simbol Illuminati melalui gambar pada video klip. Video klip ini
masuk ke dalam ranah video klip berbahasa simbol, di mana dalam temanya
bersifat absurd karena tidak ada kaitan antara makna lirik dan makna
gambar.
2. Dalam lembaran lirik lagu “Satu” Dewa 19 secara jelas mendenotasikan
ucapan terimakasih kepada Syekh Lemah Abang yang mengantarkan
penulis pada step pengonotasiannya menajadi mengarah pada beberapa
unsur-unsur tasawuf model Syekh Siti Jenar yaitu syariat, tarekat, insan
kamil, dan manunggaling kawula gusti.
3. Berdasarkan pengonotasian pada nilai-nilai budaya tertentu, potongan
gambar dalam video klipnya mengacu pada beberapa jenis simbol Illuminati
yaitu all-seeing-eye, piramida, burung hantu, dan mata satu. Meskipun
demikian, hasil temuan tersebut bagi Tepan Kobain tidak semata-mata
menjadi benar ataupun menjadi salah, karena bagi director video klip “Satu”
86
Dewa 19 ini dalam proses penggambaran video klipnya tidak ada tema-tema
khusus dan menurutnya setiap orang bisa berbeda-beda mengartikan makna
pada gambar tersebut.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada video klip “Satu” Dewa
19, maka ada beberapa saran yang hendak penulis sampaikan pada pihak-pihak
tertentu, yaitu:
1. Pendengar Musik
Lagu tidak hanya untuk didengar melainkan juga untuk ditonton, hal
ini lah yang akhirnya menjadi sebuah nasihat atau saran bagi pendengar
musik agar dapat terhindar dari kesalah pahaman makna dalam sebuah lagu.
Penulis menekankan kepada setiap komunikan dalam menerima
komunikasi lewat lagu khususnya lagu religi agar jua melihat singkronisasi
makna dalam format audio dan visual terlebih dahulu agar “lagi-lagi” tidak
terjadi salah persepsi dalam memahami dan menyikapinya.
2. Pendakwah
Marilah sama-sama kita menerima realitas bahwa “tidak hanya
podium maupun mimbar, musikpun belakangan menjadi sebuah media yang
trend dalam berdakwah, utamanya dakwah Islam.” Oleh sebab itu, penulis
menyarankan kepada para pendakwah agar dapat mulai mengkaji celah-
celah yang dapat dipetik dari arena hangat (musik) ini, demi
mengembangkan atau menciptakan keberagaman model berdakwah baik itu
melalui audio, visual ataupun audio-visual dalam musik.
87
DAFTAR PUSTAKA
Arbi, Armawati. Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta: Amzah, 2012.
Bakti, Andi Faisal. ed. Mu’tabara Tariqas (Notable Sufi Orders) in
Indonesian Islam. T,tp,; Kementerian Agama RI Badan Litbang dan
Diklat Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, 2011.
Bakti, Andi Faisal, “Good Goverence dalam Islam: Gagasan dan
Pengalaman.” Dalam Komarudin Hidayat dan Ahmad Gaus AF, ed.
Islam Negara dan Civil Society. Jakarta: Paramadina, 2005: h. 335-
338.
Branston, Gill dan Stafford, Roy. The Media Student’s Book. Wolverhampton:
St Edmundsbury Press, 2003.
Chodjim, Achmad. Mistik dan Makrifat Sunan Kali Jaga. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2003.
Chodjim, Achmad. Syekh Siti Jenar: Makrifat Kesunyian 1. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2014.
Dani, Indria R. dan Guli, Indri. Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta
Merefleksi Iman Menuju Kebaikan Universal. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2010.
Denis, Fitriyan G. Bekerja Sebagai Sutradara. T.tp.; Penerbit Erlangga, 2008.
Ezza, Muhammad Abu. Simbol-Simbol Illuminatidi Arab Saudi. T.tp.; T.pn.,
2014.
Fachrudin, Andi. Cara Kreatif Memproduksi Program Televisi. Yogyakarta:
Penerbit CV Andi Offset, 2015.
88
Huda, Masyamsul. Manunggaling Dewa Ahmad Dhani. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2005.
Tim Sunrise Pictures. Ensiklopedia Binatang Pemecah Rekor. Jakarta: Cikal
Aksara, 2011.
Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual, cet 3. Yogyakarta:
Jalasutra, 2009.
Junus, Rifky. Membongkar Illuminati. Yogyakarta: Seven Books, 2013.
Mahendra, Hinawan Irawan. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008.
Mulkhan, Abdul Munir. Misteri Kematian Syekh Siti Jenar. Bandung: Penerbit
Mizan, 2009.
Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: CeQDA
UIN, 2007.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. T.tp.; Atma Kencana, 2013.
Samantho, Ahmad Yanuana. ISIS dan Illuminati. Jakarta: Ufuk Publishing
House, 2014.
Semi, Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya, 2001.
Sholikhin, Muhammad. Ajaran Ma’rifat Syekh Siti Jenar. Yogyakarta:
Penerbit Narasi, 2007.
Simon, Hasanu. Misteri Syekh Siti Jenar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Sobur, Alex. Aalisis Teks Media, cet 6. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi, cet 2. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004.
89
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi, cet 5. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013.
Soeroso, Andreas. Sosiologi 1. T.tp.; Penerbit Yudhistira, 2008.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2013.
Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.
Yogyakarta: Media Pressindo, 2009.
Tasmara, Toto. Dajal & Simbol Setan. Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
Team Dosen IAIN Medan. Pengantar Ilmu Tasawuf. Medan: Team Dosen
IAIN, 1983.
Toriqqudin. Sekularitas Tasawuf. Malang: UIN-Malang Press, 2008.
Wahyudi, Agus. Makrifat Cinta Ahmad Dhani. Yogyakarta: Penerbit Narasi,
2010.
West, Richard dan Turner, Lynn H. Introducing Communication Theory:
Analysis and application. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008.
Yasyin, Sulchan. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit
Amanah, t.t.
Referensi Tambahan
Atmojo, Muhammad Bagas Tri. “Simbol-Simbol Illuminati Part 2.” Arikel
diakses pada 9 Januari 17 dari http://blog-
faktaopini.blogspot.com/2014/08/simbol-simbol-illuminati-part-
2.html
90
Bayu. “Pesan Rahasia Dibalik Video Klip Muse.” Artikel diakses pada 9
Januari 2017 dari http://bayumas3.blogspot.co.id/2010/07/pesan-
rahasia-dibalik-vidoe-klip-muse.html
Enigma. “Skull and Bones - Perkumpulan Rahasia Universitas Yele.” Artikel
diakses pada 10 Januari 2017 dari
http://www.enigmablogger.com/2010/08/skull-and-bones-
perkumpulan-rahasia.html
Hambali, Rahmat. “Simbol atau Logo Seiytan.” Artikel diakses pada 9 Januari
2017 dari http://illuminatipedia.blogspot.co.id/2014/12/simbol-atau-
logo-seytan.html
Inaho, Smeji. “ History of Dewa 19.” Artikel diakses pada 10 Januari 2017
dari http://smejiinaho.blogspot.co.id/2011/01/history-of-
dewa.html?m=1
Iskandar, Iwan. “Risalah Lima Bintang.” Hai Klip, Februari 2001: h. 4-6.
Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia. “Religi.” Artikel diakses pada 24 Maret
2016 dari http://kbbi.web.id/religi
Karibo, Anto. “Ultah Bersama Dewa 19, Ahmad Dhani tak Bayar Ari Lasso.”
Artikel diakses pada 3 November 2016 dari
http://www.bintang.com/celeb/read/2517254/ultah-bersama-dewa-19-
ahmad-dhani-tak-bayar-ari-lasso
Kaskus. “6 Band Indonesia dengan Daftar Prestasi Terpanjang.” Artikel
diakses pada 3 November dari
https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016169206/6-
band-indonesia-dengan-daftar-prestasi-terpanjang/
91
Kurniawan, Fakhmi. “10 Video Klip Terpopuler di Indonesia Versi
YouTube.” Artikel diakses pada 24 Maret 2016 dari
http://hot.detik.com/music/3092633/10-video-klip-terpopuler-di-
indonesia-versi-youtube
Mardinata, Sulung Lahitani. “7 Simbol Illuminati dan Maknanya.” Artikel
diakses pada 9 Januari 2017 dari
http://m.liputan6.com/citizen6/read/2155068/07-simbol-illuminati-
dan-maknanya
Micku, Idrus. “Simbol Sihir Sigil Dalam Illuminati.” Artikel diakses pada 9
Januari 2017 dari http://idrusace.blogspot.co.id/2013/05/simbol-sihir-
sigil-dalam-illuminati.html
Pramono, Richo. dkk. “4 Perbedaan Aksi Damai 2 Desember dan 4 November.”
Artikel diakses pada 22 Maret 2017 dari
http://m.liputan6.com/news/read/2668420/4-perbedaan-aksi-damai-2-
desember-dan-4-november
Putri, Bela. “Duduk di Bulan Sabit.” Artikel diakses pada 10 Januari 2017 dari
http://notrespondiing.blogspot.co.id/2013/05/duduk-di-bulan-
sabit.html
Republik Cinta Management. “Dewa 19.” Artikel diakses pada 3 November
2016 dari republikcintamanagement.com/dewa-19/
Santoso, Agung Budi. ed. “Curhat Lagi, SBY Merasa Dituduh Gerakkan AksiDamai 411 Sampai Rencana Ngebom Istana Merdeka.” Artikeldiakses pada 22 Maret 2017 darihttps://www.google.co.id/amp/style.tribunnews.com/amp/2017/02/08/curhat-lagi-sby-merasa-dituduh-gerakkan-aksi-damai-411-sampai-rencana-ngebom-istana-merdeka
92
Setiawati, Wiwik. “Tujuh Misteri Simbol di Dunia yang Belum Terpecahkan.”
Artikel diakses pada 9 Januari 17 dari
http://www.infoyunik.com/2015/04/tujuh-misteri-simbol-di-dunia-
yang.html
Suara Netizen. ”Simbol Dajjal Mata Satu Bergentayangan di Arab Saudi.”
Artikel diakses pada 9 Januari 2017 dari
http://www.suaranetizen.com/2015/09/simbol-dajjal-mata-satu-
bergentayangan.html?m=1
Ucu, Karta Raharja. “Menelisik Penyebab Bubarnya Dewa 19.” Artikel diakses
pada 3 November 2016 dari
http://jaringnews.com/seleb/music/3144/menelisik-penyebab-
bubarnya-dewa-
Skripsi
Anggriana, Gina. “Representasi Perempuan dalam Lirik Lagu Dangdut
Kontemporer.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro, 2012.
Burhanuddin, Cecep. “Seni Musik dalam Tasawuf Studi Kasus Terhadap
Lagu-Lagu Dewa 19 pada Album Laskar Cinta.” Skripsi S1 Fakultas
Ushuluddin, Universitas Islam Negri Jakarta, 2009.
Linawati. “Analisis Isi Pesan-Pesan Dakwah dalam Album Laskar Cinta Grup
Band Dewa.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2012.
93
Nurrohmah, Arina. “Representasi Simbol Zionisme Yahudi (Analisis
Semiotika Komunikasi tentang Representasi Simbol Zionisme Yahudi
di Video Klip Artis-Artis Republik Cinta Management Tahun 2004-
2011).” Skripsi S1 Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2012.
Nz, Nazly Fachrudi. “Ideologi Freemansonry dalam Cover Album Dewa 19
Analisis Semiotik pada Cover Album Kaset Dewa 19.” Skripsi S1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah
Malang, 2012.
Pratama, Egi. “Analisis Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Dewa 19.” Skripsi S1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja
Ali Haji Tanjung Pinang, 2014.
Wawancara
Wawancara Pribadi dengan Tepan Kobain. Jakarta 8 Februari 2017.
Transkip Wawancara Penelitian
Narasumber : Tepan Kobain (director video klip “Satu” Dewa 19)
Tanggal Wawancara : 8 Februari 2017