pemanfaatan alokasi dana bagi hasil pajak rokok bagi ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 ›...

62
PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN WAY KANAN (Skripsi) Oleh FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 RATU MARINA PRATIWI

Upload: others

Post on 03-Jul-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK

ROKOK BAGI PELAYANAN KESEHATAN

MASYARAKAT DI KABUPATEN

WAY KANAN

(Skripsi)

Oleh

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RATU MARINA PRATIWI

Page 2: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

ABSTRAK

WAY KANAN

Oleh

RATU MARINA PRATIWI

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu Sumber Pendapatan Daerah,

untuk mendukung PAD maka dibentuknya UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, dalam undang-undang tersebut lahir kebijakan

khusus mengenai pajak rokok, disebutkan bahwa pajak rokok digunakan paling

sedikit 50% untuk pelayanan kesehatan dan penegakan hukum dibidang rokok.

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan: (1) Bagaimanakah pemanfaatan

alokasi dana bagi hasil pajak rokok untuk pelayanan kesehatan masyarakat di

Kabupaten Way Kanan? (2) Apa sajakah faktor-faktor penghambat Pemerintah

Kabupaten Way Kanan dalam mewujudkan pemanfaatan alokasi dana bagi hasil

pajak rokok untuk pelayanan kesehatan masyarakat?

Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan hukum normatif dan

empiris. Jenis data terdiri dari data sekunder dan data primer, dilakukan dengan

studi lapangan dan studi kepustakaan.

Berdasarkan hasil penelitian, Dana Bagi Hasil (DBH) pajak rokok yang diterima

Kabupaten Way Kanan pada tahun 2017 adalah 14.058.799.362 dan dimanfaatkan

85% untuk pelayanan kesehatan umum serta penegakan hukum di bidang rokok

sebesar 11.949.979.457, sedangkan 15% dari DBH pajak rokok tersebut digunakan

untuk kepentingan umum lainnya di Kabupaten Way Kanan, Namun DBH pajak

rokok sering mengalami keterlambatan pencairan, karena keterlambatan

pemerintah pusat dalam menetapkan besaran alokasi yang akan disalurkan ke

pemerintah daerah, belum adanya Perda Kabupaten Way Kanan yang mengatur

tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya sarana yang

memadai bagi para perokok di segala kawasan, kurangnya pengawasan terhadap

penjual rokok, dan anak di bawah umur dalam pembelian rokok serta warga sekitar

yang masih merokok pada Kawasan Tanpa Rokok.

Kata kunci : Bagi Hasil Pajak, Pajak Rokok, Pemanfaatan Pajak Rokok

PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN

Page 3: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

ABSTRACT

THE UTILIZATION OF ALLOCATION REVENUE SHARING FUND OF

CIGARETTES TAX FOR THE MINISTRY OF PUBLIC HEALTH

IN WAY KANAN REGENCY

By

Ratu Marina Pratiwi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) is one of the sources local revenue, to support the

PAD then formed the Local Tax Law and Local Retribution Number 28/2009,

in the legislation have specific policies regarding taxation of cigarettes, mentioned

that tax cigarettes used at least 50% for the public health service and law

enforcement in the field of smoking. Problems in the research was formulated:

(1) how the utilization of allocation revenue sharing fund of cigarette tax for the

ministry of public health in Way Kanan Regency? (2) what are the

factors restricting Way Kanan Government Districts in the utilization of allocation

revenue sharing fund of cigarette tax for the ministry of public health in Way

Kanan Regency?

The approach used is the issue of legal normative and empirical approaches. Data

type consists of primary data and secondary data, done with the study of the field

and the study of librarianship.

Based on research results, PADcigarettes tax receivedin Way Kanan Regency in

2017 are 14.058.799.362 and utilized 85% (11.949.979.457) for public health

services and law enforcement in the field of smoking , whereas 15%

of the cigarette tax used for other public interests in Way Kanan Regency,

but often the cigarette tax experience delays in disbursements, because of the

delay in determining the magnitude of the Central Government appropriations that

will be distributed to local governments, Yet the existence of District Regional

Regulation set about the utilization of allocation revenue sharing fund of cigarette

tax, has not provided the means for smokers,and a lack of supervision of minors in

cigarette purchases and residents who are still smoking in Non Smoking Areas.

Keywords: Revenue Sharing Fund , Cigarettes Tax, The Utilization of

Cigarettes Tax

Page 4: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK

BAGI PELAYANAN KESEHTAN MASYARAKAT DI KABUPATEN WAY KANAN

Oleh

Ratu Marina Pratiwi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2018

Page 5: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya
Page 6: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya
Page 7: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap penulis adalah Ratu Marina Pratiwi , penulis

dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 15 Maret 1997.

Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara, Anak dari

pasangan Bapak DRS. H. Rinaldi, M.M. dan Ibu Hj. Desi

Yunaningsih, S.E.

Penulis mengawali Pendidikan di TK IKI PTPN 7 yang diselesaikan pada tahun

2002, Tahun 2002 penulis bersekolah di SD Al-Azhar 1 Bandar Lampung yang

diselesaikan pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima di SMP Al-Kautsar

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis

diterima di SMAN 10 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2014. Tahun

2014 penulis diterima sebagai Mahasiswi Fakultas Hukum di Universitas

Lampung, program pendidikan Strata 1 (S1) melalui jalur MANDIRI, dan pada

Juni 2016 penulis memfokuskan diri dengan mengambil bagian Hukum

Administrasi Negara.

Penulis juga telah mengikuti program pengabdian langsung kepada masyarakat

yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Srisawahan, Kecamatan Punggur,

Kabupaten Lampung Tengah selama 40 (empat puluh) hari bulan Januari sampai

dengan bulan Februari 2017 . Tahun 2017 penulis melakukan penelitian di Badan

Pendapatan Daerah dan Dinas Kesehatan di Kabupaten Way Kanan.

Page 8: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

MOTO

“Tidak ada orang bijak ataupun orang yang dapat dipercaya kecuali mereka yang

berkata jujur”

(Sir Walter Raleigh)

“Hidup sehat itu prioritas bukan obsesi”

(Daphne OZ)

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agamamu”

(HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

Page 9: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT

Atas rahmat dan hidayah-Nya dan dengan segala kerendahan

hati, Kupersembahkan Skripsi ini kepada :

Kedua orang tuaku tercinta,

Ayahanda Drs.H.Rinaldi, M.M. dan Ibunda Hj. Desi

Yunaningsih, S.E, yang senantiasa membesarkan,

mendidik, membimbing, berkorban, mendukungku, dan

berdoa untuk menantikan keberhasilanku, terima kasih

untuk semua kasih sayang dan cinta yang tak terhingga

sehingga aku bisa menjadi seseorang yang kuat dan

konsisten kepada cita-cita.

Kedua adikku tercinta

Muhammad Reginal Anassulu dan Muhammad Rafif Alvaro

atas segala canda dan tawa serta yang selalu memotivasi dan memberikan doa untuk keberhasilan

kakakmu.

Terima kasih atas kasih sayang tulus yang diberikan, semoga suatu saat

dapat membalas semua budi baik dan nantinya dapat menjadi anak yang

membanggakan kalian.

Almamater tercinta Universitas Lampung

Tempatku memperoleh ilmu dan merancang mimpi yang menjadi

sebagian jejak langkah kumenuju kesuksesan.

Page 10: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

SANWACANA

Alhamdulilahirobbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT

karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Pemanfaatan Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Rokok Bagi

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kabupaten Way Kanan” sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan

untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini. Pada penulisan skripsi ini

penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak

sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan

kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-

besarnya terhadap :

1. Bapak Prof. Dr. Yuswanto, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I

yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga

Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

2. Ibu Marlia Eka Putri AT, S.H., M.H., selaku pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan

Page 11: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Nurmayani, S.H.,M.H.,selaku Dosen Pembahas I yang telah

memberikan kritik dan saran serta masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Eka Deviani,S.H.,M.H.,selaku Dosen Pembahas II dan Pembimbing

Akademik yang telah membimbing, dan memotivasi penulis, serta

memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Armen Yasir, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

6. Ibu Sri Sulastuti ,S.H.,M.Hum.,selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi

Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membantu

penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

7. Bapak Syamsir Syamsu,S.H.,M.H.,selaku Sekertaris Bagian Hukum

Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah

membantu penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas

Lampung.

8. Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

9. Para staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung, terutama

pada Bagian Hukum Administrasi Negara.

10. Bapak Risep Fantri Roza, S.E.,selaku Kepala Subbidang Pendapatan dan

Penetapan di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Way Kanan dan Ibu

Yenny Rachmawati, S.Kes., selaku Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan

Primer di Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan yang telah

memberikan izin dan bantuan selama penelitian berlangsung.

Page 12: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

11. Teristimewa untuk Ayahku tercinta Drs. H. Rinaldi, M.M. dan bundaku

tersayang Hj. Desi Yunaningsih, S.E., terimakasih telah membesarkan,

mendidik, dan membimbing penulis serta atas segala cinta, kasih sayang,

canda tawa, dukungan, bantuan, motivasi, saran, perhatian, dan doa yang

tidak pernah terputus kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak penulis dapat membanggakan

dan membahagiakan ayah dan bunda.

12. Kedua adikku tercinta Muhammad Reginal Anassulu dan Muhammad

Rafif Alvaro. Terimakasih untuk segala canda dan tawa serta doa dan

dukungan yang diberikan selama ini.Semoga kelak kita dapat menjadi

orang sukses yang akan membanggakan untuk ayah dan bunda.

13. Teristimewa pula untuk kedua Kakekku H. Lambung Ratu (Alm) dan H.

Yuking Raden Perdana serta kedua nenekku Hj. Nurjauhari dan Hj.

Nurhayati yang selalu memberikan dukungan, motivasi, arahan, cinta, dan

kasih sayang kepada penulis serta doa untuk keberhasilan penulis dalam

mencapai cita-cita.

14. Sepupu-sepupuku Irma Tata Manggala, Muhammad Ibram Manggala,

Zaharani Putri Ramadhani, Pandu Wijaya, Widya Aini Arsyad atas segala

dukungan dan canda tawanya.

15. Kepada keluarga besar H. Lambung Ratu (Alm) dan H. Yuking Raden

Perdana atas segala dukungan dan doanya.

16. Terimakasih kepada Bapak Mujiono dan Ibu yang sudah saya anggap

sebagai orang tua saya dalam proses menjalankan KKN di Desa

Srisawahan.

Page 13: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

17. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku seperjuangan perkuliahan, Siti

Novalda Rigayo, Destea Susagiani, Shabrina Kirana Almira, Novia

Rahmayani, Marsha Arini Putri, dan Maharani Ari Putri yang selalu ada

dan mendengar keluh kesahku selama ini dalam proses penulisan maupun

kehidupan, terimakasih atas bantuan, semangat, canda tawa, dan

dukungannya selama ini. Semoga persahabatan kita selalu kompak untuk

selamanya dan kita semua bisa menjadi orang sukses nantinya.

18. Terimakasih kepada Billy Muchtar yang senantiasa mendengarkan semua

keluh-kesah, canda tawa, memberikan doa, pencerahan, kritik-kritik

membangun, semangat, motivasi, serta nasihat dan masukan-masukan

yang membangun kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

19. Sahabatku yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri Tiara Avissa

Agung, Destea Susagiani dan Novia Hayatun Nuvus atas segala

keceriaan, dukungan, motivasi, saran, serta kritik yang membangun, serta

yang senantiasa mendengarkan segala keluh dan kesahku.

20. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan dalam membuat

skripsiku menjadi kenyataan Nadia Setyasari, Nabila Zata Dini, Nabila

Firstia Izzati atas segala, bantuan, saran, masukan, motivasi, bimbingan,

dan keceriaan selama ini. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang

sukses.

21. Teman-teman Hima HAN terkhusus untuk Zaika Rara Sakti, Nabila

Rosa, Nurul Fadilah, Yunita Andriana, Oti Dwi Magistya, Selly Permata

Bunda, Ika Chania Maldeva, Muhammad Faqih Rananda, dan Irvan

Maulana atas segala keceriaan, dukungan, serta bantuannya selama ini.

Page 14: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

22. Teman-teman masa kuliahku Irma Fajar Dini, Muhammad Randa Edwira,

Muhammad Raka Edwira, Muhammad Khadafi Azwar, Muhammad Raka

Ramadhan, Muhamad Arafi, Nopriyan, Reza Fahlevi, Rinaldo Ibnu

Awam, AM Prabu CB atas segala canda tawa dan dukungan semasa

kuliah.

23. Teman-teman SMP dan SMAku Nindya Huda Putri, Aini Maliza, Haifa

Puti Arlin, Yoan, Muzdalifa, Sarytania, Diajeng Kharendia, Sisi Herdiani,

Mutia Tasla, Trias Cininta, Winona Audia Rinanda, Nadia Larasati, dan

Reza Dhany Semenguk atas segala keceriaan dan dukungannya.

24. Teman-teman seperjuangan KKN Hilyana Aulia, Yais Daniati, Neria

Vicha, Evan Saputra, Muhammad Erick Fernando, dan Adri terimakasih

atas 40 hari yang penuh suka dan duka serta dukungan atas skripsi ini.

25. Terimakasih kepada kakak tingkatku kak Muhammad Yulian, S.H. atas

segala saran, bantuan, dan informasinya.

26. Sahabat satu angkatan 2014

27. Almamaterku tercinta

28. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 7 Januari 2018

Penulis

Ratu Marina Pratiwi

Page 15: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... .. I

HALAMAN PENDAHULUAN .................................................................... .. II

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ .. III

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ .. IV

MOTO ............................................................................................................. .. V

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... .. VI

SANWACANA ............................................................................................... ..VII

DAFTAR ISI .................................................................................................. .. X

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 8

1.3. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 8

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

1.5. Manfaat Peneltian ........................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Pajak ................................................................................................ 11

2.1.1. Pengertian, Unsur, dan Fungsi Pajak ..................................... 11

2.1.2. Pengertian, Kewajiban, dan Hak Wajib Pajak ....................... 16

2.1.3. Pajak Berdasarkan Golongan, dan Wewenang ...................... 18

2.1.4. Perpajakan Ditinjau Dari Aspek Hukum ............................... 19

2.2. Hukum Pajak .................................................................................. 20

2.2.1. Pengertian, dan Pembagian Hukum Pajak ............................. 20

2.2.2. Kaitan Hukum Pajak dengan Hukum Administrasi Negara .. 23

2.3. Dana Bagi Hasil Pajak ..................................................................... 23

2.4. Pajak Daerah .................................................................................... 25

2.4.1. Pengertian Pajak Daerah ........................................................ 25

2.4.2. Ciri-Ciri, dan Jenis Pajak Daerah........................................... 25

2.5.Pajak Rokok ...................................................................................... 28

2.5.1. Tujuan Utama Penerapan Pajak Rokok ................................. 29

2.5.2. Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Rokok ................................ 29

Page 16: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

2.5.3. Pemungutan Pajak Rokok ...................................................... 29

2.6. Dasar Hukum Pajak Rokok ............................................................ 31

III. METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Masalah ........................................................................ 36

3.2. Sumber Data dan Jenis Data ............................................................ 36

3.2.1. Data Primer ............................................................................ 37

3.2.2. Data Sekunder ........................................................................ 37

3.3. Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 38

3.3.1. Studi Pustaka (Library Research) .......................................... 39

3.3.2. Studi Lapangan (Field Research) .......................................... 39

3.4. Prosedur Pengolahan Data ............................................................... 39

3.5. Analisis Data .................................................................................... 40

IV. HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 41

4.1.1. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Way Kanan ............... 41

4.1.2. Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan .............................. 44

4.2. Pemanfaatan Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Rokok di

Kabupaten Way Kanan .................................................................... 48

4.2.1. Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Rokok di

Kabupaten Way Kanan .......................................................... 48

4.2.2. Pemanfaatan Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Rokok Bagi

Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Way Kanan ................... 52

4.2.3. Pemanfaatan Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Rokok Bagi

Penegakan Hukum di Kabupaten Way Kanan ....................... 56

4.3. Faktor Penghambat Dalam Pemanfaatan Alokasi Dana

Bagi Hasil Pajak Rokok di Kabupaten Way Kanan ........................ 58

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 60

5.2. Saran ................................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal tersebut berdasarkan Pasal 1 ayat

(3) UUD 1945 Perubahan ke-4. Ketentuan tersebut merupakan landasan

konstitusional bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum dan

hukum ditempatkan sebagai satu-satunya aturan main dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (supremacy of law). Segala tindakan dan

perbuatan tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku, termasuk untuk

merealisasikan keperluan atau kepentingan negara maupun warganya dalam

bernegara.

Untuk merealisasikan keperluan atau kepentingan negara maupun warganya

dalam bernegara maka kita akan berbicara mengenai pajak. Pajak merupakan

sumber utama untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintah suatu negara.

Secara umum tujuan adanya pajak adalah sebagai alat untuk memasukkan dana

secara optimal ke Kas Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang

berlaku. Memperoleh dana yang digunakan untuk pembangunan, pertahanan

negara, kesejahteraan, dan pelayanan umum masyarakat serta biaya rutin

administrasi negara. Selain untuk tujuan umum, pajak dapat pula digunakan oleh

pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (regulerend).

Page 18: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

2

Keperluan dan kepentingan yang ada di Negara Indonesia tidak hanya terletak

pada pusat saja namun juga terdapat pada Daerah Provinsi dan Daerah

Kabupaten/Kota, untuk mengoptimalkan keperluan serta kepentingan daerah

provinsi dan daerah kabupaten/kota maka di berlakukannya Era Otonomi Daerah

yaitu negara menghendaki daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri

termasuk mencari sumber penerimaan yang dapat membiayai pengeluaran

pemerintah daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan

pembangunan. Melalui pendekatan otonomi, maka penyelenggaraan kegiatan

pemerintah dan pembangunan daerah akan berjalan lebih efektif dan efisien

karena kedekatan antara lembaga pemerintahan dengan masyarakat.

Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, menyatakan

Otonomi Daerah adalah hak, kewenangan, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1 Daerah Otonom

merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah

yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

dalam sistem negara kesatuan Republik Indonesia.2

Untuk mengurus rumah tangga daerah sebaik-baiknya, maka daerah memerlukan

sumber-sumber keuangan untuk pembiayaan pembangunan yang sangat besar.

Pasal 285 UU No. 23 Tahun 2014 menyatakan Sumber Pendapatan Daerah

tersebut terdiri atas:

1 Nurmayani, Hukum Administrasi Daerah, Universitas Lampung, Lampung, 2015, hlm 4.

2 Yuswanto, Hukum Pajak Daerah, Program Pascasarjana Program Magister Hukum, Lampung,

2010 hlm ix

Page 19: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

3

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi :

1. Pajak Daerah

2. Retribusi Daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan,dan

4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

b. Pendapatan Transfer, meliputi :

1. Transfer Pemerintah Pusat

2. Transfer Antardaerah

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Pendapatan daerah sebagai sumber penerimaan daerah sendiri perlu terus

ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang diperlukan

untuk penyelenggaraan pemerintah dan kegiatan pembangunan yang setiap tahun

meningkat sehingga kemandirian otonomi daerah yang luas, nyata, dan

bertanggung jawab dapat dilaksanakan. PAD adalah pendapatan yang diperoleh

daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah perundang-undangan.3

Upaya yang di lakukan dalam mendukung PAD adalah dengan dibentuknya UU

No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang

tersebut memiliki semangat untuk melaksanakan kebijakan dalam hal

penyempurnaan sistem pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD),

pemberian kewenangan yang lebih besar kepada daerah di bidang perpajakan

(local tax empowerment), dan peningkatan efektifitas pengawasan. Penguatan

(local taxing power) dilakukan dengan cara menambah jenis PDRD, memperluas

3 Ibid., hlm 89-90

Page 20: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

4

basis PDRD yang sudah ada, mengalihkan beberapa jenis pajak pusat menjadi

pajak daerah, serta memberikan diskresi kepada daerah dalam menetapkan tarif.

Perluasan basis pajak dimaksudkan untuk penguatan PAD agar daerah dapat

melaksanakan otonomi secara lebih nyata dan bertanggung jawab.

Dalam rangka perluasan basis PAD, terdapat banyak jenis pajak daerah salah

satunya adalah pajak rokok yang ditetapkan sebagai objek pajak daerah di dalam

UU No. 28 Tahun 2009. Pajak rokok termasuk ke dalam pajak provinsi. Definisi

pajak rokok sesuai Pasal 1 angka 19 UU No. 28 Tahun 2009, pajak rokok adalah

pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah. Pajak rokok bertujuan

untuk meningkatakan PAD, dan untuk mengendalikan konsumsi rokok,

mengendalikan peredaran rokok ilegal, serta melindungi masyarakat atas bahaya

rokok. Dasar pengenaan pajak rokok sendiri dimuat dalam Pasal 48 UU No. 28

Tahun 2009 yaitu cukai yang ditetapkan pemerintah terhadap rokok.

Penetapan pajak rokok sebesar 10% dari cukai rokok dimaksudkan untuk

memberi kesempatan bagi pemerintah daerah untuk memaksimalkan perannya

dalam bidang-bidang kesehatan khususnya terkait pelayanan kesehatan bagi

masyarakat di daerahnya, serta perhitungan menunjukkan bahwa pajak yang

tinggi memang akan menurunkan konsumsi rokok, tetapi tidak mengurangi

pendapatan pemerintah, ini bisa terjadi karena jumlah turunnya konsumen rokok

tidak sebanding dengan besarnya kenaikan pajak. Konsumen yang sudah

kecanduan rokok biasanya akan lambat menanggapi kenaikan harga lebih jauh,

jumlah uang yang disimpan oleh mereka yang berhenti merokok akan digunakan

untuk membeli barang-barang lain sehingga pemerintah akan tetap menerima

Page 21: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

5

pemasukan. Pengalaman mengatakan bahwa menaikkan pajak rokok, betapapun

tingginya, tidak pernah menyebabkan berkurangnya pendapatan pemerintah.

Menaikkan pajak rokok akan mengurangi jumlah konsumen dan mengurangi

kematian yang disebabkan oleh rokok. Kenaikan harga rokok akan membuat

sejumlah perokok untuk berhenti dan mencegah orang lain untuk menjadi

konsumen atau mencegah lainnya menjadi perokok aktif. Kenaikan pajak rokok

juga akan mengurangi jumlah orang yang kembali merokok dan mengurangi

konsumsi rokok pada orang-orang yang masih merokok. Anak-anak dan remaja

merupakan kelompok yang sensitif terhadap kenaikan harga rokok oleh karenanya

mereka akan mengurangi pembelian rokok bila tarif pajak rokok dinaikkan. Selain

itu, orang-orang dengan pendapat rendah juga lebih sensitif terhadap kenaikan

harga, oleh karenanya kenaikan pajak rokok akan berpengaruh besar terhadap

pembelian rokok di negara-negara berkembang, kemudian pemerintah daerah

diberikan tugas dan tanggungjawab untuk turut serta dalam menjaga kesehatan

masyarakat dari bahaya rokok dan melakukan pengawasan terhadap rokok di

daerah masing-masing termasuk peredaran rokok ilegal.

Hal tersebut sesuai dengan teori pajak menurut PJA Andriani yang diterjemahkan

oleh R Santoso Brotodiharjo Pajak adalah iuran atau pungutan masyarakat kepada

Negara yang dapat untuk dipaksakan serta akan terhutang bagi yang wajib

membayarnya yang sesuai dengan peraturan Undang-Undang dengan tidak dapat

memperoleh imbalan yang langsung bisa ditunjuk dan dipakai dalam pembiayaan

yang diperlukan Negara, dan sesuai dengan salah satu tujuan pajak yaitu

digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pemerintah dalam hal ini di bidang

rokok dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Page 22: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

6

Pasal 27 (5) UU No. 28 Tahun 2009 diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang dimaksud, Nomor:

115/PMK.07/2013 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran pajak rokok.

Hasil penerimaan pajak rokok sebesar 10% dari cukai rokok ditampung sementara

dalam kas negara. Selanjutnya disetor ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

Provinsi. PAD Provinsi yang berasal dari pajak rokok, dibagi hasilkan sesuai

Pasal 94 ayat (1) huruf c UU No.28 Tahun 2009, hasil penerimaan pajak rokok

diserahkan kepada Kabupaten/Kota sebesar 70% (tujuh puluh persen). Bagian

Kabupaten/Kota berdasarkan aspek pemerataan dan/atau potensi antar

Kabupaten/Kota. Ketentuan lebih lanjut mengenai bagi hasil pajak provinsi,

ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Pasal 87 No. 2 tahun 2011

tentang Pajak Daerah mengatakan bahwa :

(1) Hasil penerimaan pajak rokok diserahkan kepada Pemerintah

Kabupaten/Kota sebesar 70% (tujuh puluh persen)

(2) Pembagian bagi hasil pajak Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud diatas dibagi dengan memperhatikan dan didasarkan kepada :

a. 50% aspek pemerataan

b. 50% aspek potensi yang diperhitungkan berdasarkan potensi wilayah

sebesar 50% dengan perincian:

1. Luas wilayah sebesar 50%

2. Jumlah penduduk sebesar 50%

Alokasi dana bagi hasil pajak rokok menurut Pasal 89 ayat (3) Perda Provinsi

Lampung No.2 Tahun 2011, bahwa hasil penerimaan pajak rokok, termasuk yang

Page 23: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

7

dibagi hasilkan kepada pemerintah Kabupaten/Kota, dialokasikan paling sedikit

50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan dan penegakan

hukum oleh aparat yang berwenang.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara

bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.

Analisis Dana Bagi Hasil pajak rokok menyebutkan di Kabupaten Way Kanan

sendiri menurut Dinas Pendapatan Provinsi Lampung terdapat peningkatan dana

asumsi bagi hasil dari tahun 2015-2016 yaitu 5,97% sebesar Rp. 17.133.900.000

dan dana transfer 5,97% sebesar Rp. 15.880.200.000 dengan total jumlah

penduduk 484.601 jiwa4, dengan didukung peningkatan dana asumsi bagi hasil

rokok dan dana transfer tersebut, Kabupaten Way Kanan terus meningkatkan

pelayanan kepada masyarakatnya, contohnya pada bidang kesehatan. Sesuai

dengan UU No. 28 tahun 2009 pajak rokok digunakan untuk pelayanan kesehatan,

peningkatan pelayanannya di Kabupaten Way Kanan ditandai dengan

memperbaiki kualitas pelayanan di Rumah Sakit Pagaralam dengan mengontrak

dokter spesialis anak dari Metro, melaksanakan Memorandum of Understanding

(MoU) dengan Universitas Sriwijaya (Unsri) untuk pemenuhan kebutuhan dokter

4 Aulia Syawaludin, “Pelaksanaan Bagi Hasil dan Penggunaan Pajak Rokok di Provinsi Lampung”,

diakses dari http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/han/article/viewFile/861/742, pada tahun 2017.

Page 24: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

8

spesialis, memperbaiki air, listrik, dan kebersihan RS Pagaralam, serta

memperbaiki sistem di 19 pusat kesehatan masyarakat. 5

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan diatas, hal tersebutlah yang

melatar belakangi penulisan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Alokasi Dana

Bagi Hasil Pajak Rokok Bagi Pelayanan Kesehatan Masyarakat di

Kabupaten Way Kanan” untuk mengetahui apakah pemanfaatan alokasi dana

bagi hasil pajak rokok di Kabupaten Way Kanan sudah sesuai atau belum sesuai

dengan Pasal 31 UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah

yaitu di gunakan untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka masalah pokok yang menjadi

kajian adalah:

1. Bagaimanakah pemanfaatan alokasi dana bagi hasil pajak rokok untuk

pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Way Kanan?

2. Apa sajakah faktor-faktor penghambat Pemerintah Kabupaten Way Kanan

dalam mewujudkan pemanfaatan alokasi dana bagi hasil pajak rokok

untuk pelayanan kesehatan masyarakat?

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Terdapat dua ruang lingkup dalam penelitian ini, yaitu bidang ilmu, dan substansi

penelitian.

5 Lukman Hakim, “Way Kanan Prioritaskan Membangun Pelayanan Kesehatan”, diakses dari

http://www.saibumi.com/artikel-76587-way-kanan-prioritaskan-membangun-pelayanan-kesehatan.html, pada tanggal 1 juni 2016

Page 25: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

9

a. Bidang Ilmu.

Ruang lingkup dari penelitian dibatasi pada kajian keilmuan Hukum Administrasi

Negara (HAN) khususnya Pajak dan Retribusi Daerah tentang Pemanfaatan

Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Rokok Bagi Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

b. Substansi Penelitian.

Objek penelitian pemanfaatan alokasi dana bagi hasil ini adalah pajak rokok, dan

lokasi penelitiannya dilakukan di Kabupaten Way Kanan pada tahun 2017.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemanfaatan alokasi dana bagi hasil pajak rokok di

Kabupaten Way Kanan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang di hadapi oleh

pemerintah Kabupaten Way Kanan dalam mewujudkan pemanfaatan

alokasi dana bagi hasil pajak rokok untuk pelayanan kesehatan

masyarakat.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

pengembangan pengetahuan di bidang ilmu Hukum Administrasi Negara

khususnya Hukum Pajak dan Retribusi Daerah yang berkenaan dengan

pemanfaatan alokasi dana bagi hasil pajak rokok bagi pelayanan kesehatan.

Page 26: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

10

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaatan praktis dari penelitian ini:

a. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Way Kanan, sebagai sumbangan

pemikiran dan kontribusi ilmiah dalam mengoptimalkan penerimaan pajak

rokok.

b. Bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

mengenai pemanfaatan alokasi dana bagi hasil pajak rokok bagi pelayanan

kesehatan masyarakat.

Page 27: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pajak

2.1.1. Pengertian, Unsur, dan Fungsi Pajak.

Pengertian pajak menurut para ahli, sebagai berikut :

1. Undang-Undang No.28 Tahun 2007 Pasal 1 Tentang Perpajakan:

Menurut undang-undang tersebut bahwa pengertian pajak adalah sebuah

konstribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh setiap orang ataupun

badan yang memiliki sifat memaksa, tetapi tetap berdasarkan dengan

Undang-Undang dan tidak mendapat imblaan secara langsung serta

digunakan guna kebutuhan negara dan kemakmuran rakyat.

2. Soeparman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak

Berdasarkan Asas Gotong Royong”:

Pajak adalah iuran wajib bagi warga atau masyarakat, baik itu dapat berupa

uang ataupun barang yang dipungut oleh penguasa dengan menurut berbagai

norma hukum yang berlaku untuk menutup biaya produksi barang dan juga

jasa guna meraih kesejahteraan.6

6 Yuswanto dkk, Hukum Pajak,(Bandar Lampung : PKKPUU Universitas Lampung,2013), hlm 4

Page 28: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

12

3. PJA Andriani (diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo):

Pajak adalah iuran atau pungutan masyarakat kepada negara yang dapat untuk

dipaksakan serta akan terhutang bagi yang wajib membayarnya yang sesuai

dengan peraturan Undang-Undang dengan tidak dapat memperoleh imbalan

yang langsung bisa ditunjuk dan dipakai dalam pembiayaan yang diperlukan

negara.7

4. MJH. Smeeths yang diterjemahkan oleh Diaz Priantara :

Pajak merupakan sebuah prestasi yang dicapai oleh pemerintah yang

terhutang dengan melalui berbagai norma serta dapat untuk dipaksakan tanpa

adanya kontra prestasi dari masing-masing individual. Maksudnya adalah

untuk membiayai pengeluaran pemerintah. 8

5. UU Perpajakan Nasional Pajak merupakan iuran atau pungutan bersifat wajib

bagi rakyat kepada negara dengan berdasarkan peraturan undang-undang dan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung yang dipakai dalam pembiayaan

segala pengeluaran.

6. C.F. Bastable :

“A tax is compulsory contribution of the wealth of a person or body of

personfor the service of the public powers”.9

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka pengertian pajak yang adalah iuran

dari rakyat kepada negara dengan berdasarkan undang-undang, sehingga dapat

untuk dipaksakan, dan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut

dengan berdasarkan berbagai norma hukum untuk dapat menutup biaya produksi

7 R Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung, PT Refika Aditama, 2008,

hlm 2 8 Bohari, Pengantar Hukum Pajak, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2006, hlm 24

9 Thomas Sumarsan, Perpajakan Indonesia, Indeks, Jakarta Pusat, 2013, hlm 4.

Page 29: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

13

barang serta jasa kolektif guna mencapai kesejahteraan umum. Penolakan untuk

membayar, perlawanan, atau penghindaran terhadap pajak pada umumnya hal

tersebut termasuk pelanggaran hukum.10

Dari definisi-definisi tersebut diatas, menghadirkan beberapa unsur pokok dalam

perpajakan, yakni :

1. Iuran atau pungutan

Dilihat dari segi arah arus dana pajak, jika arah datangnya pajak berasal dari

wajib pajak, maka pajak disebut sebagai iuran sedangkan jika arah datangnya

kegiatan untuk mewujudkan pajak tersebut berasal dari pemerintah, maka

pajak itu disebut sebagai pungutan.

2. Pajak di pungut berdasarkan Undang-Undang.

Salah satu karakteristik pokok dari pajak adalah bahwa pemungutannya harus

berdasarkan undang-undang. Hal ini disebabkan karena pada hakikatnya

pajak adalah beban yang harus dipikul oleh rakyat banyak, sehingga dalam

perumusan tentang macam, jenis, berat, dan ringannya tarif pajak itu, rakyat

harus ikut serta menentukan dan menyetujui, melalui wakil-wakilnya di

parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat.

3. Pajak dapat dipaksakan.

Fiskus mendapat wewenang dari undang-undang untuk memaksa wajib pajak

supaya mematuhi melaksanakan kewajiban perpajakannya. Kekuasaan

tersebut dapat dlihat dengan adanya ketentuan sanksi-sanksi administratif

maupun sanksi pidana fiskal dalam Undang-Undang perpajakan, khususnya

dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007.

10

Mardiasmo, Perpajakan, Andi Publisher, Yogyakarta, 2011, hal 34

Page 30: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

14

Fiskus juga mendapat wewenang dari undang-undang untuk mengadakan

tindakan memaksa Wajib Pajak dalam bentuk penyitaan harta, baik harta

tetap maupun harta bergerak. Bahkan dalam sejarah hukum pajak di

Indonesia dikenal adanya lembaga sandera atau gijzeling, yakni Wajib Pajak

yang pada dasarnya mampu membayar pajak, akan tetapi selalu menghindar

dengan berbagai dalih untuk tidak membayar pajak, maka fiskus dapat

menyandera Wajib Pajak yang bersangkutan dengan memasukkan ke dalam

kurungan.

5. Tidak menerima atau memperoleh kontraprestasi secara langsung.

Ciri khas utama dari pajak adalah wajib pajak yang membayar pajak tidak

menerima atau memperoleh jasa timbal balik atau kontra prestasi dari

pemerintah. Jika seorang wajib pajak membayar pajak penghasilan, maka

fiskus tidak akan memberi apapun kepadanya sebagai jasa timbal balik.

6. Untuk membiayai pengeluaran negara.

Pajak ini diguanakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah dalam

menjalankan pemerintahan. Dana yang diterima dari pemungutan pajak dalam

pengertian/definisi-definisi pajak tidak pernah ditujukan untuk sesuatu

pengeluaran yang khusus.11

Pajak terdiri atas pajak langsung atau pajak tidak langsung serta dibayarkan

dengan menggunakan uang ataupun kerja yang memiliki nilai setara. Lembaga

Pemerintah yang bertugas dalam mengelola perpajakan di Indonesia ialah

Direktorat Jendral Pajak yang merupakan salah satu dari direktorat jenderal di

bawah naungan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

11

Safri Nurmatu, Pengantar Perpajakan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2003, hlm 22-23

Page 31: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

15

Terdapat beberapa fungsi-fungsi pajak, diantaranya:

1. Fungsi anggaran (Budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara, untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara

dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini

dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk

pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan

lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan

dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi

pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus

ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin

meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

2. Fungsi mengatur (regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan

pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal,

baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas

keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri,

pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

3. Fungsi stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat

dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur

Page 32: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

16

peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang

efektif dan efisien.

4. Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai

semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan

sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat.

5. Fungsi Demokrasi

Pajak dalam fungsi demokrasi merupakan wujud sistem gotong royong.

Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat

pembayar pajak.12

2.1.2. Pengertian, Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

Pasal 1 Ayat (2) UU N0. 28 Tahun 2007, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau

badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

A. Kewajiban Wajib Pajak

Berikut ini adalah kewajiban Wajib Pajak:

1. Mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2. Kewajiban untuk membayar, memungut atau memotong dan melaporkan

pajak yang terutang.

3. Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan

12

Aristanti Widyaningsih, hukum pajak dan perpajakan, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2011 hlm

56-57

Page 33: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

17

4. Kewajiban untuk membuat faktur pajak

5. Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

6. Kewajiban dalam hal diperiksa contohnya adalah wajib menunjukkan atau

meminjamkan dokumen-dokumen pendukung yang diminta oleh tim

pemeriksa. Wajib hadir memenuhi panggilan pada saat diperiksa dan lain-

lain.

7. Kewajiban memberikan data. Bagi pihak ketiga pun termasuk instansi

pemerintah, badan lembaga asosiasi dan yang lain harus memberikan data

yang diminta oleh Kantor Pelayanan Pajak.13

B. Hak Wajib Pajak

Setelah mengetahui kewajiban Wajib Pajak selanjutnya adalah hak-hak Wajib

Pajak yang diatur dalam undang-undang yaitu:

1. Hak atas kelebihan pajak. Setiap pembayaran Wajib Pajak yang dilaporkan ke

Kantor Pelayanan Pajak ternyata terdapat kelebihan pembayaran maka dapat

direstitusikan atau dikembalikan kepada Wajib Pajak.

2. Hak dalam pemeriksaan misalnya hak untuk menanyakan Surat Perintah

Pemeriksaan, hak untuk meminta tanda pengenal petugas pemeriksa, hak

untuk meminta penjelasan alasan dilakukan pemeriksaan, hak untuk meminta

penjelasan perbedaan atau selisih hasil pemeriksaan dan hak untuk hadir

dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan.

13

Chairil Anwar Pohan, Pengantar Perpajakan, Mitra Wacana Media, Bekasi, 2014, hlm 55-57

Page 34: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

18

3. Hak untuk mengajukan keberatan, banding dan peninjauan kembali atas hasil

pemeriksaan.

4. Hak untuk dijaga kerahasiaan data Wajib Pajak

5. Hak untuk pengangsuran

6. Hak untuk penundaan pelaporan SPT tahunan

7. Hak untuk pengurangan PPh

8. Hak untuk pengurangan PBB

9. Hak untuk pembebasa pajak

10. Hak untuk pajak ditanggung pemerintah

11. Hak untuk mendapat insentif perpajakan.14

2.1.3. Pajak Berdasarkan Golongan, dan Wewenangnya

Pajak berdasarkan golongannya dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Pajak Langsung.

Adalah pajak yang harus dipikul sendiri atau di tanggung sendiri oleh Wajib

Pajak dan tidak dapat di bebankan atau di limpahkan kepada orang lain dan

harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan dan pajak ini

dipungut secara periodik atau berkala.

2. Pajak Tidak Langsung.

Adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atua dilimpahkan kepada

orang atau pihak lain. Pajak ini di pungut secara insidentil yakni pada saat

terjadi peristiwa atau kejadian yang di tentukan oleh undang-undang. Pada

pajak tidak langsung terdapat dua istilah yang mempunyai pengertian yang

14

Ibid. Hlm 57-59

Page 35: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

19

berbeda, yaitu subjek pajak yakni pihak yang menanggung pajak dan secara

nyata menanggung beban pajak dan Wajib Pajak merupakan pihak yang di

berikan kewenangan oleh negara untuk memungut pajak dari subjek pajak

dan menyetorkannya ke kas negara.15

Ditinjau berdasarkan wewenang atau lembaga pemungutannya, pajak dibedakan

menjadi dua, yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pembagian ini terkait dengan

hirarki dan kepentingan pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan di

Pusat maupun di daerah.

2.1.4. Perpajakan Ditinjau Dari Aspek Hukum

Ditinjau dari aspek hukum pajak harus memiliki beberapa unsur yang tidak

menyalahi tatanan hukum di suatu Negara. Unsur-unsur itu antara lain dalam

pemungutannya harus didasari undang-undang, ada pemungut pajak yang sah

(Penyelenggara perpajakan di Indonesia adalah Direktorat Jendral Pajak

Kementrian Keuangan yang menunjuk fiskus sebagai pelaksana di lapangan), ada

objek pajaknya, ada tata cara perhitungan dan pemungutan, dan penyetoran serta

pelaporan pajak yang jelas dan sah. Apabila unsur-unsur ini terpenuhi tidak ada

lagi keraguan masyarakat untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. 16

15

Thomas Sumarsan, Perpajakan Indonesia. Indeks, Jakarta Pusat, 2013, hlm 12 16

Ibid., hlm 16

Page 36: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

20

2.2. Hukum Pajak

2.2.1. Pengertian, dan Pembagian Hukum Pajak.

Menurut Rochmat Soemitro Hukum Pajak adalah suatu kumpulan peraturan yang

mengatur hubungan antar pemerintah sebagai pemungut pajak dengan rakyat

sebagai pembayar pajak. Dengan kata lain Hukum Pajak menerangkan tentang

siapa-siapa yang menjadi wajib pajak (subjek pajak) dan apa yang menjadi

kewajiban mereka kepada pemerintah, hak-hak pemerintah, objek-objek yang

dikenakan pajak, timbulnya dan hapusnya utang pajak, cara penagihan, cara

mengajukan keberatan, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Santoso Brotodihardjo mengutarakan bahwa yang di maksud

dengan hukum pajak adalah keseluruhan dari peraturan yang meliputi wewenang

pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkan kembali

kepada masyarakat melalui kas negara, sehingga merupakan bagian dari hukum

publik, yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dengan orang-

orang atau badan-badan hukum yang berkewajiban membayar pajak (selanjutnta

disebut wajib pajak). Tugas hukum pajak adalah menelaah keadaan-keadaan

dalam masyarakat yang dapat dihubungkan dalam masyarakat merumuskannya

dalam peraturan-peraturan hukum dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum

ini. Hal yang penting dan tidak boleh diabaikan adalah latar belakang ekonomis

dari keadaan yang berkembang dalam masyarakat tersebut.

Bohari menyatakan bahwa hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan yang

mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai

pembayar pajak.

Page 37: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

21

Hukum pajak menerangkan tentang :

a. Siapa-siapa wajib pajak (subjek pajak)

b. Objek-objek pajak yang dikenakan pajak

c. Kewajiban wajib pajak terhadap pemerintah

d. Timbul dan hapusnya utang pajak

e. Cara penagihan pajak

f. Cara mengajukan keberatan dan banding pada peradilan pajak.17

Secara umum hukum pajak dapat dibedakan menjad dua, yaitu hukum pajak

material dan hukum pajak formal.

1. Hukum Pajak Material.

Hukum Pajak Material adalah hukum pajak yang memuat norma-norma yang

menerangkan keadaan-keadaan, perbuatan-perbuatan, dan peristiwa-peristiwa

hukum yang harus dikenakan pajak (Objek Pajak), siapa-siapa yang harus

dikenakan pajak (Subjek Pajak), berapa besarnya pajak yang dikenakan (tarif

pajak), timbulnya dan hapusnya utang pajak serta hubungan hukum antara

pemerintah dan masyarakat selaku wajb pajak termasuk didalamnya hukum

ini mengatur tentang kenaikan-kenaikan tarif pajak, denda-denda dan

hukuman/sanksi serta tata cara pembebasan dan pengembalian pajak serta hak

tagih yang dimiliki fiskus.

Suatu pajak disebut hukum pajak material apabila didalamnya memuat

tentang norma-norma yang mengatur dan menerangkan mengenai :

a. Objek dari suatu jenis pajak yang di tetapkan

b. Subjek pajak

17

Ibid., hlm 38

Page 38: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

22

c. Peraturan-peraturan

d. Pengertian tentang tahun buku, wajib pajak, fiskus, penghasilan, surat

pemberitahuan, dan lain sebagainya, dalam tata cara dan sistem

perpajakan di Indonesia hukum pajak material terdiri dari Undang-

Undang tentang Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM), Pajak Bumi dan

Bangunan, Bea Materai, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) dan Pajak Daerah.

2. Hukum Pajak Formal.

Hukum Pajak Formal adalah hukum pajak yang memuat peraturan-peraturan

mengenai cara-cara mengimplementasikan Hukum Pajak Material menjadi

kenyataan. Dalam hukum ini terdapat tata cara penyelenggaraan pemungutan

dan pemotongan pajak, tata cara pendaftaran NPWP dan PKP, tata cara

pembukuan dan pencatatan, tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan

suatu utang pajak, tata cara pemeriksaan, tata cara penagihan, tata cara

kewajiban dan hak wajib pajak maupun fiskus, tata cara penyidikan, tata cara

pengenaan macam-macam sanksi, dan lain-lain.

Suatu hukum pajak disebut sebagai Hukum Pajak Formal apabila di dalam

isinya menyangkut mengenai bentuk dan tata cara untuk

mengimplementasikan Hukum Pajak Material menjadi suatu kenyataan,

dalam arti tata cara melaksanakan Hukum Pajak Material.

Page 39: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

23

Tujuan dilakukannya Hukum Pajak Formal ini untuk melindungi Wajib Pajak dan

fiskus serta memberi jaminan hukum material dapat diselenggarakan secara tepat

sasaran dan tepat guna.18

2.2.2. Kaitan Hukum Pajak dengan Hukum Administrasi Negara.

Dalam hukum pajak di Indonesia saat ini mengatur bahwa wajib pajak memiliki

kewajiban untuk menyetor dan melaporkan utang pajaknya secara benar dan tepat

waktu dalam kurun waktu tertentu. Fiskus harus melakukan administrasi hal ini

dengan benar, dan melakukan penelitian atas perhitungan pajak terutang serta

laporan wajib pajak yang ada serta melakukan kegiatan penagihan baik pokok

maupun denda/sanksi administrasi melalui Surat Tagihan Pajak apabila diketahui

bahwa kewajiban perpajakan yang di lakukan wajib pajak tidak benar. Kegiatan

melakukan administrasi perpajakan ini termasuk dalam bagian Hukum

Administrasi Negara.

Hubungan antara Hukum Pajak dengan Hukum Administrasi Negara sangatlah

erat, namun terdapat ketentuan-ketentuan khusus di dalam Hukum Pajak yang

menyebabkan terjadinya penyimpangan Hukum Pajak dari Hukum Administrasi

Negara, hal ini disebabkan karena Hukum Administrasi Negara bersifat umum

sedangkan Hukum Pajak bersifat khusus.19

2.3. Dana Bagi Hasil Pajak

Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan hak daerah atas pengelolaan sumber-sumber

penerimaan negara yang dihasilkan dari masing-masing daerah, yang besarnya

18

Ibid., hlm 39 19

Ibid., hlm 41

Page 40: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

24

ditentukan atas daerah penghasilan yang didasarkan atas ketentuan perundang-

undangan yang berlaku. DBH merupakan dana yang bersumber dari pendapatan

APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka presentase untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka melaksanakan desentralisasi.

Alokasi dana bagi hasil pajak di laksanakan seiring dengan pelaksanaan otonomi

sejak adanya Pengaturan Dana Bagi Hasil dalam Undang-Undang Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah

merupakan penyelarasan dengan UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2000.

Pasal 11 ayat (1) UU No. 33/2004 menyatakan bahwa DBH bersumber dari pajak

dan Sumber Daya Alam (SDA). DBH yang bersumber dari dari pajak terdiri dari :

1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

2. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

3. Pajak Penghasilan (PPh)

Sedangkan, DBH yang bersumber dari SDA berasal dari :

1. Kehutanan

2. Pertambangan Umum

3. Perikanan

4. Pertambangan Minyak Bumi

5. Pertambangan Gas Bumi, dan

6. Pertambangan Panas Bumi.20

20

Yuswanto, Hukum Desentralisasi Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm 173

Page 41: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

25

2.4. Pajak Daerah

2.4.1. Pengertian Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan daerah. Pajak daerah merupakan

pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah

(Perda) dan dipungut oleh aparatur pemerintah daerah untuk dialokasikan dalam

anggaran pendapatan daerah untuk digunakan membiayai rumah tangga daerah.21

Sedangkan menurut Pasal 1 ayat 10 UU No. 28 Tahun 2009, pajak daerah adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang kepada orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

2.4.2. Ciri-Ciri, dan Jenis Pajak Daerah.

Pajak Daerah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pajak daerah dapat berasal dari pajak asli daerah maupun pajak negara yang

diserahkan kepada daerah sebagai pajak daerah

2. Dipungut apabila ada suatu keadaan, peristiwa dan perbuatan yang menurut

peraturan perundang-undangan dapat dikenakan pajak daerah.

3. Dapat dipaksakan

4. Tidak terdapat hubungan langsung antara pembayaran pajak daerah dengan

imbalan/balas jasa secara perseorangan.

21

Thomas Sumarsan, Perpajakan Indonesia, Op.Cit, hlm 13

Page 42: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

26

5. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk keperluan Daerah bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.22

Jenis-jenis Pajak Daerah Provinsi:

1. Pajak Kendaraan Bermotor.

Pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

Pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat

perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yan terjadi karena

jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan kedalam badan

usaha.

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor (semua jenis bahan

bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor).

4. Pajak Air Permukaan.

Pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan (air yang

terdapat pada permukaan tanah, tidak termasuk air laut).

5. Pajak Rokok.

Pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh Pemerintah. Tarif Pajak Rokok

ditetapkan sebesar 10% dari cukai rokok dan ditetapkan oleh pemerintah.

22

Marlia Eka Putri, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, AURA, Lampung, 2015, hlm 3

Page 43: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

27

Jenis Pajak Daerah Kabupaten/Kota :

1. Pajak Hotel.

Pajak yang ditarik atas pelayanan yang disediakan oleh hotel (fasilitas

penyedia penginapan/peristirahatan).

2. Pajak Restoran.

Pajak yang ditarik atas pelayanan yang disediakan oleh restoran (fasilitas

penyedia makanan dan minuman dengan dipungut bayaran, mencakup rumah

makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan lainnya).

3. Pajak Hiburan.

Pajak yang ditarik atas penyelenggaran hiburan (semua jenis tontonan,

pertunjukan, permainan dan/atau keramaian yang di pungut biaya).

4. Pajak Reklame.

Pajak atas penyelenggaraan reklame (benda, alat, perbuatan, atau media yang

bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial

memperkenalkan, mempromosikan, dll).

5. Pajak Penerangan Jalan.

Pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun

diperoleh dari sumber lain.

6. Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan.

Pajak atas kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari

sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan.

7. Pajak Parkir.

Pajak yang ditarik atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan,

baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun disediakan

Page 44: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

28

sebagai suatu usaha, termasuk penyedia tempat penitipan kendaraan

bermotor.

8. Pajak Air Tanah.

Pajak yang ditarik atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah (air yang

terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah).

9. Pajak Sarang Burung Walet.

Pajak yang ditarik atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan sarang

Burung Walet (satwa yang termasuk marga collocalia).

10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Pajak yang ditarik atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,

dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau bada, kecuali kawasan yang

digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

11. Bea perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Pajak yang ditarik atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan

(perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas

tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau badan.

2.5. Pajak Rokok

Pajak Rokok merupakan salah satu jenis pajak daerah. Pajak rokok adalah

pungutan atas cukai rokok yang di pungut oleh instansi pemerintah.23

Pungutan

atas cukai rokok di lakukan oleh Pemerintah Pusat yang kemudian di setor ke

Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) provinsi secara proporsional berdasarkan

jumlah penduduk. Pajak rokok ini akan masuk ke RKUD provinsi sebagai

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi dan akan ditransfer

23

Marlia Eka Putri, Hukum Pajak dan Retribusi Daera, Op.Cit. hlm 34

Page 45: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

29

ke kabupaten/kota. Pajak rokok dicantumkan sebagai pajak provinsi melalui UU

Nomor 28 Tahun 2009.

2.5.1. Tujuan Utama Penerapan Pajak Rokok

Selain untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), tujuan utama

penerapan pajak rokok adalah untuk mengurangi konsumsi rokok, mengurangi

peredaran rokok ilegal, serta melindungi masyarakat atas bahaya rokok.

Penerapan pajak rokok dimaksudkan juga untuk mengoptimalkan pelayanan

pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat

2.5.2. Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Rokok

Objek pajak rokok adalah konsumsi rokok, sebagaimana dimaksud konsumsi

rokok meliputi sigaret, cerutu, dan rokok daun. Dikecualikan dari objek pajak

rokok yaitu rokok yang tidak dikenai cukai berdasarkan peraturan perundang-

undangan di bidang cukai24

. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pada Pasal 26

UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Subjek pajak rokok adalah konsumen rokok. Oleh sebab itu, wajib pajaknya

adalah pengusaha pabrik rokok/produsen dan importir rokok yang memiliki izin

berupa nomor pokok pengusaha barang kena cukai. 25

2.5.3. Pemungutan Pajak Rokok

Pajak Rokok di pungut oleh instansi Pemerintahan yang berwenang memungut

cukai bersamaan dengan pemungutan cukai rokok. Pajak rokok disetor ke

rekening kas umum daerah provinsi berdasarkan jumlah penduduk. Tata cara

24

Yuswanto, Hukum Desentralisasi Keuangan, Op.Cit, hlm 139 25

Yuswanto, Hukum Desentralisasi Keuangan, Op.Cit, hlm 140

Page 46: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

30

pemungutan dan penyetoran pajak rokok diatur dengan Peraturan Menteri

Keuangan.26

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang dimaksud, Nomor:

115/PMK.07/2013 tentang Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok.

Hasil penerimaan pajak rokok sebesar 10% dari cukai rokok ditampung sementara

dalam kas negara. Selanjutnya disetor ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

Provinsi. PAD Provinsi yang berasal dari pajak rokok, dibagi hasilkan sesuai

Pasal 94 ayat (1) huruf c UU PDRD, hasil penerimaan pajak rokok diserahkan

kepada kabupaten/kota sebesar 70% (tujuh puluh persen).

Bagian kabupaten/kota berdasarkan aspek pemerataan dan/atau potensi antar

kabupaten/kota. Ketentuan lebih lanjut mengenai bagi hasil pajak provinsi,

ditetapkan dengan peraturan daerah. Besaran pokok pajak rokok yang terutang

dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak rokok sebesar 10% dari cukai rokok

dengan dasar pengenaan pajak rokok yaitu cukai yang ditetapkan oleh Pemerintah

terhadap rokok. Penerimaan pajak rokok, baik bagian Provinsi maupun bagian

kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk

mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat

yang berwenang.

26

Marlia Eka Putri, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, Op. Cit. Hlm 36

Page 47: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

31

2.6. Dasar Hukum Pajak Rokok.

A. Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

Berdasarkan Pasal 31 UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Penerimaan Pajak Rokok, baik bagian Provinsi maupun bagian

Kabupaten/Kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk

mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat

yang berwenang.

B. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2016

Tentang JUNKIS Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pelayanan

Kesehatan Masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2016 Tentang Petunjuk

Teknis Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat menerangkan bahwa :

Petunjuk teknis penggunaan pajak rokok untuk pendanaan pelayanan kesehatan

masyarakat bertujuan untuk memberikan acuan kepada pemerintah daerah

provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam melakukan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif melalui

penerimaan pajak rokok, sehingga menjadi tepat guna, tepat sasaran, dan dapat

memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.

Penggunaan pajak rokok untuk pendanaan pelayanan kesehatan masyarakat

digunakan untuk kegiatan :

1. Penurunan faktor risiko penyakit tidak menular

Page 48: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

32

2. Penurunan faktor risiko penyakit menular termasuk imunisasi

3. Peningkatan promosi kesehatan

4. Peningkatan kesehatan keluarga

5. Peningkatan gizi

6. Peningkatan kesehatan lingkungan, peningkatan kesehatan kerja dan olahraga

7. Peningkatan pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya

8. Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama

Selain digunakan untuk kegiatan sebagaimana di uraikan di atas, pajak rokok

dapat digunakan untuk peningkatan pembangunan dan pemeliharaan gedung Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Penggunaan pajak rokok untuk pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud di

atas paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari alokasi yang ditetapkan.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan terhadap kelompok sasaran yang meliputi

pemerintah, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, organisasi/asosiasi profesi,

lembaga/organisasi masyarakat, dunia usaha/swasta, media massa, dan pemangku

kepentingan lain yang terkait

Kegiatan-kegiatan tersebut menggunakan beberapa strategi, yaitu :

1. Pemberdayaan masyarakat

Proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses

kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

2. Advokasi

Media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan

tertentu. Advokasi lebih merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir

Page 49: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

33

untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam

kebijakan publik secara bertahap maju.

3. Kemitraan

Kerjasama antara usaha kecil dengan usaha besar disertai pembinaan dan

pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan prinsip saling

memerlukan, saling memperkuat dan menguntungkan.

4. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan dan non

kesehatan.

5. Pemenuhan sarana dan prasarana promotif dan preventif untuk pelayanan

kesehatan masyarakat.

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan

terhadap pelaksanaan penggunaan pajak rokok untuk pendanaan pelayanan

kesehatan masyarakat sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Pembinaan dan pengawasan tersebut ditujukan agar penggunaan pajak rokok

untuk pendanaan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tepat guna, tepat

sasaran, dan dapat memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.

Pembinaan dan pengawasan tersebut dilaksanakan melalui :

1. Advokasi dan sosalisasi; dan/atau

2. Pemantauan dan evaluasi.

Tujuan dari pedoman pemanfaatan pajak rokok untuk pelayanan kesehatan

masyarakat, antara lain:

Page 50: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

34

1. Tujuan Umum.

Penggunaan pajak rokok yang tepat guna, tepat sasaran, dan dapat memenuhi

pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.

2. Tujuan Khusus.

a. Penggunaan pajak rokok dapat meningkatkan dukungan kebijakan

pemerintah daerah dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit serta

peningkatan kesehatan masyarakat.

b. Penggunaan pajak rokok dapat meningkatkan upaya promotif preventif

untuk menurunkan :

a. Faktor resiko penyakit menular; dan

b. Faktor resiko penyakit menular termasuk imunisasi.

c. Penggunaan pajak rokok dapat melalui pendekatan promotif

preventif untuk meningkatkan:

a. Promosi kesehatan

b. Kesehatan keluarga

c. Gizi

d. Kesehatan lingkungan

e. Kesehatan kerja dan olahraga

f. Pengendalian konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya, dan

g. Pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama

Petunjuk teknis penggunaan pajak rokok untuk pelayanan kesehatan masyarakat

ini digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan daerah

kabupaten/kota.

Page 51: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

35

C. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 2 Tahun 2011

tentang Pajak Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung No. 2 Tahun 2011 pajak rokok

adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah, tarif pajak

rokok ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari cukai rokok, pemungutan dan

penyetoran pajak rokok ke rekening kas umum daerah provinsi dilakukan sesuai

dengan Peraturan Menteri Dalam Keuangan yang mengatur tata cara pemungutan

dan penyetoran pajak rokok, hasil penerimaan pajak rokok diserahkan kepada

Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar 70% (tujuh puluh persen), dan dialokasikan

paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai pelayanan kesehatan

masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang.

Page 52: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah pada penelitian ini menggunakan 2 pendekatan yaitu secara

normatif dan empiris:

1. Pendekatan secara empiris, yaitu dilakukan dengan meneliti secara

langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan dari

pemanfaatan alokasi dana bagi hasil pajak rokok, serta melakukan

wawancara dengan beberapa responden yang di anggap dapat memberikan

informasi terkait permasalahan di atas.

2. Pendekatan secara normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan

dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap

peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan

permasalahan yang di teliti pada penelitian ini.

3.2. Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan oleh penelitian ini adalah data pimer dan data

sekunder.

Page 53: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

37

3.2.1. Data Primer.

Data primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara

langsung dari sumber datanya. Data diperoleh atas wawancara dengan informan

yaitu Kepala Subbidang Pendataan dan Penetapan di Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Way Kanan, dan Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas

Kesehatan Kabupaten Way Kanan, dan wawancara dengan penjual rokok di

sekitar Kelurahan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan

3.2.2. Data sekunder.

Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, data

sekunder diperoleh dengan mempelajari dan mengkaji literatur-literatur, dan

perundang-undangan. Data sekunder ini menghasilkan bahan hukum sekunder,

terdiri dari :

1. Bahan Hukum Primer

a. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan

c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK/2013 tentang Tata Cara

Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok.

Page 54: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

38

g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2016 tentang Petunjuk

Teknis Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat.

h. Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah.

i. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 45 Tahun 2013 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2011

tentang Pajak Daerah Jenis Pajak Rokok.

j. Peraturan Bupati Kabupaten Way Kanan Nomor 41 Tahun 2013 tentang

Kawasan Tanpa Rokok.

2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan

terhadap bahan hukum primer, seperti literatur-literatur/buku, hasil-hasil

penelitian, dan sebagainya.

3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, antara lain kamus

hukum, indeks majalah hukum, jurnal penelitian hukum, dan bahan-bahan

diluar bidang hukum, seperti kamus enslikopedia, serta bahan-bahan hasil

pencarian yang bersumber dari internet berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

3.3. Prosedur Pengumpulan Data.

Pengumpulan Data pada penelitian ini dilakukan, melalui studi kepustakaan dan

studi lapangan.

Page 55: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

39

3.3.1. Studi Pustaka (Library Research)

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari undang-undang, peraturan

pemerintah dan literatur hukum yang berkaitan dengan objek penelitian.

3.3.2. Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan dilakukan langsung di lapangan guna memperoleh informasi dan

memperoleh data primer yang akurat, lengkap, dan valid dengan melakukan

wawancara kepada informan dan responden, wawancara dengan informan yaitu

Kepala Subbidang Pendataan dan Penetapan di Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Way Kanan, dan Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas

Kesehatan Kabupaten Way Kanan dilakukan dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih dahulu, dan wawancara dengan kepada

penjual rokok di sekitar Kelurahan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan.

3.4. Prosedur Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1. Identifikasi data, yaitu mencari data yang diperoleh untuk disesuaikan dengan

pembahasan yang akan dilakukan dengan menelaah peraturan, dan literatur

yang berkaitan dengan judul dan permasalahannya.

2. Klasifikasi data, yaitu hasil identifikasi data yang selanjutnya diklasifikasi

atau dikelompokkan sehingga diperoleh data yang benar-benar objektif.

3. Penyusunan data, yaitu menyusun data menurut sistematika yang telah

ditetapkan dalam penelitian sehingga memudahkan dalam

menginterprestasikan data.

Page 56: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

40

3.5. Analisis Data.

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan

mengangkat fakta keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi selama

penelitian dan menyajikan dengan apa adanya. Analisis data yang dipergunakan

dalam penelitian yang bersifat sosial adalah analisis secara deskriptif kualitatif,

yaitu proses pengorganisasian dan pengurutan dalam keadaan pola, kategori dan

satu urutan dasar sehingga dapat dirumuskan sesuai dengan tujuan penelitian,

dengan kata lain analisis deskriptif kualitatif merupakan tata cara penelitian yang

menghasilkan data deskriptif yaitu apa yang dinyatakan oleh narasumber secara

tertulis dan/atau lisan dan perilaku yang nyata.

Page 57: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

60

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan maka dapat

di simpulkan, sebagai berikut:

Pemanfaatan Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak Rokok di Kabupaten Way Kanan,

sebagai berikut :

1. Dialokasikan 85% (delapan puluh lima persen) untuk mendanai pelayanan

kesehatan umum bagi masyarakat dan penegakan hukum dalam bidang rokok

oleh aparat yang berwenang dan 15% (lima belas persen) digunaakan untuk

keperluan umum lainnya yang ada di Kabupaten Way Kanan.

2. Pemanfaatan dana bagi hasil pajak rokok di bidang kesehatan, yaitu

digunakan untuk pelayanan kesehatan umum, pembangunan dan rehab Pusat

Kesehatan Masyarakat (PKM), pengadaan alat-alat kesehatan, pengadaan alat

penunjang kesehatan serta PKM, dan lain-lain.

2. Pemanfaatan dana bagi hasil pajak rokok di bidang penegakan hukum

ditandai dengan adanya Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten

Way Kanan tentang Kawasan Tanpa Rokok dan dengan adanya Peraturan

Bupati Kabupaten Way Kanan Nomor 41 Tahun 2013 Tentang Kawasan

Page 58: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

61

Tanpa Rokok, dan pengadaan banner-banner tentang bahaya merokok yang

sudang dipasang pada kawasan-kawasan sekolah, RSUD Zainal Abidin

Pagaralam, dan lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Way Kanan.

Faktor yang menjadi penghambat dalam pemanfaatan alokasi dana bagi hasil

pajak rokok adalah sebagai berikut:

1. Seringnya mengalami keterlambatan pencairan alokasi dana bagi hasil pajak

rokok, karena keterlambatan pemerintah pusat dalam menetapkan besaran

alokasi yang akan disalurkan ke pemerintah daerah.

2. Belum adanya Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan yang mengatur

mengenai pemanfaatan dana bagi hasil pajak rokok.

3. Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Pajak Rokok di Way Kanan hingga saat ini

masih berpaku kepada pelayanan kesehatan umum saja belum terkhusus

kepada pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan rokok ataupun

terkhusus kepada pelayanan pada pasien yang sakit akibat merokok.

4. Belum semua tempat terdapat sarana yang memadai bagi para perokok,

sehingga banyak warga sekitar yang masih merokok di kawasan tanpa rokok.

5. Masih kurangnya pengawasan aparat-aparat terhadap Kawasan Tanpa Rokok

(KTR), serta kurangnya pengawasan terhadap pembelian rokok oleh anak-

anak dibawah umur contohnya anak SMP dan SMA pada warung-warung

yang ada di sekitar daerah Kabupaten Way Kanan khususnya Kecamatan

Blambangan Umpu.

6. Tidak adanya tindakan tegas oleh aparatur-aparatur yang berwenang kepada

penjual rokok yang masih menjual rokok jualannya kepada anak-anak

Page 59: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

62

dibawah umur dalam hal ini adalah siswa-siswa SMP dan SMA, dan

memperlihatkan penjualan rokok pada KTR.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan maka beberapa saran ang dapat diberikan dalam penelitian ini

adalah :

1. Perlunya koordinasi antara lapisan pemerintah baik Pemerintah Pusat,

Pemeritah Daerah Provinsi, dan Daerah Kabupaten/Kota untuk meminimalisir

keterlambatan dalam bagi hasil tersebut.

2. Perlunya dibuat Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kabupaten Way

Kanan mengenai pemanfaatan dana bagi hasil pajak rokok agar pemanfaatan

dari pajak rokok dapat berfungsi dan terstruktur dengan baik, dan

pemanfaatan alokasi dana bagi hasil pajak rokok untuk yang mendatang tidak

hanya digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan umum saja namun

juga terkhusus kepada pelayanan yang berhubungan dengan rokok, serta perlu

disediakannya sarana yang memadai bagi para perokok yang ada di

Kabupaten Way Kanan di berbagai tempat.

3. Perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap masyarakat yang masih

merokok di Kawasan Tanpa Rokok (KTR), pengawasan kepada para penjual

rokok, serta pengawasan terhadap anak di bawah umur yang dengan mudah

membeli rokok di warung-warung yang ada di kawasan Daerah Kabupaten

Way Kanan.

Page 60: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Ali, Zainuddin. 2013. Metode Penelitian Hukum. Jakarta Timur : Sinar Grafika.

Bohari,H. 2006. Pengantar Hukum Pajak. Jakarta : PT Raja Grafindo.

Brotodihardjo, R Santoso. 2008. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung :

PT Refika Aditama

HR, Ridwan. 2014. Hukum Administrasi Negara. Jakarta : Rajawali Pers

Ilyas, Wirawan B. 2013. Hukum Pajak (edisi 6). Jakarta : Salemba Empat.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Yogyakarta : Andi Publisher.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Citra

Aditya Bakti.

Nurmayani. 2015. Hukum Administrasi Negara. Lampung : Universitas Lampung.

Pohan, Chairil Anwar. 2014. Pengantar Perpajakan. Bekasi : Mitra Wacana

Media

Putri, Marlia Eka. 2015 . Hukum Pajak dan Retribusi Daerah. Lampung : CV.

Anugrah Utama Raharja. (AURA)

Nurmatu,Safri. 2003. Pengantar Perpajakan, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Soekanto, Soerjono & Sri Mamudj. 2001. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta:

Rajawali Pers.

Sumarsan,Thomas. 2013. Perpajakan Indonesia, Jakarta Pusat : Indeks.

Sutendi, Adrian. 2011. Hukum Pajak, Jakarta : Sinar Fajar.

Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. 2003. Perpajakan Indonesia, Jakarta : Salemba

Empat

Page 61: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

Yuswanto, 2012, Hukum Desentralisasi Keuangan, Jakarta : Rajawali Pers.

Yuswanto,dkk. 2013, Hukum Pajak, Bandar Lampung : PKKPU Unila.

Yuswanto, 2010, Hukum Pajak Daerah, Bandar Lampung : Program Pasca Sarjana

Megister Hukum.

B. Peraturan-Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar 1945;

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.07/2013 Tentang Tata Cara

Pemungutan dan Penyetoran Pajak Rokok

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Pajak Rokok Untuk Pendanaan Pelayanan Kesehatan

Masyarakat.

Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah

Peraturan Gubernur Lampung Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2011

Tentang Pajak Daerah Jenis Pajak Rokok

Peraturan Bupati Kabupaten Way Kanan Nomor 41 Tahun 2013 Tentang Kawasan

Tanpa Rokok

Page 62: PEMANFAATAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK ROKOK BAGI ...digilib.unila.ac.id › 30352 › 3 › SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · tentang pemanfaatan DBH pajak rokok, belum disediakannya

C. Internet

Wiajaya, Candra Putra. “ Terapkan Kawasan Tnpa Rokok, Way Kanan Terima

Penghargaan Paramesti”. 12 Juli 2017. http://www.lampost.co/mobile/berita-

terapkan-kawasan-tanpa-rokok-way-kanan-terima-penghargaan-paramesti.

Hakim, Lukman. “Way Kanan Prioritaskan Membangun Pelayanan Kesehatan”. 1

Juni 2016. http://www.saibumi.com/artikel-76587-way-kanan-prioritaskan-

membangun-pelayanan-kesehatan.html.