pemanfaatan daun cincau untuk mengatasi sembelit pada ny x
DESCRIPTION
manfaat daun cincauTRANSCRIPT
Pemanfaatan Daun Cincau untuk Mengatasi Sembelit pada Ny. X dengan Kehamilan Trimester II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Cincau adalah gel serupa agar-agar berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diperoleh dari perendaman daun tumbuhan tertentu dalam air dan digunakan dalam pembuatan makanan pencuci mulut. Produk cincau hitam ini sudah diterima secara umum oleh masyarakat, bahkan sudah masuk ke restoran dan hotel. Selain cincau digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar, banyak penelitian yang membuktikan bahwa secara tradisional, cincau hitam juga dikenal memiliki berbagai khasiat dalam kehidupan kita.
Gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air. Tumbuhan penghasil cincau bermacam-macam yaitu tumbuhan dari genus Mesona, terutama M. procumbens, M. chinensis yang banyak diproduksi di Tiongkok bagian selatan serta Indocina (dikenal dengan nama local Janggelan) yang banyak diguanakan di Indonesia, menghasilkan cincau hitam. Cylea barbata Myres atau cincau hijau, menghasilkan cincau berwarna hijau dan agak lebih padat konsistensinya. Melasthoma polyanthum atau cincau perdu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengkajian sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau?2. Bagaimana diagnosis sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau?3. Bagaimana interverensi sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau?4. Bagaimana implementasi sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau? 5. Bagaimana evaluasi sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau?6. Bagaimana manfaat Pemanfaatan Daun Cincau untuk Mengatasi Sembelit pada Ny. X
dengan Kehamilan Trimester 2?
1.3 TUJUAN
1.3.1 TUJUAN UMUM
1. Menyusun asuhan kebidanan dan mengidentifikasi Pemanfaatan Daun Cincau untuk Mengatasi Sembelit pada Ny. X dengan Kehamilan Trimester 2?
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengidentifikasi pengkajian sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau.
2. Untuk merumuskan diagnosis sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau.
3. Untuk menyusun rencana tindakan sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau.
4. Untuk melaksanakan tindakan sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau.
5. Untuk melakukan tindakan sembelit pada Ny. X dengan pemberian daun cincau.
6. Untuk mengidentifikasi Pemanfaatan Daun Cincau untuk Mengatasi Sembelit pada Ny. X
dengan Kehamilan Trimester 2?
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi dalam meningkatkan
dan mengembangkan asuhan kebidanan pada klien untuk terapi music untuk
mengoptimalkan kecerdasan bayi melalui musik dan melibatkan keluarga dalam upaya
mereduksi kecemasan tersebut.
2. Bagi peneliti yang akan datang
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan, khususnya
bagi ilmu kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Sembelit
2.1.1 Pengertian Sembelit
Kontisipasi atau sering juga disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan
dimana seorang manusia mengalami pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk
dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya.
Konstipasi secara singkat adalah kesukaran dalam proses defekasi (buang air besar). Konstipasi
yang cukup hebat disbut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat
menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.
Dapat disimpulkan kontisipasi atau sembelit adalah gerakan usus yang tidak teratur atau
keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum dan banyak ditemui di masyarakat luas
termasuk kita. Individu yang mengalami konstisipasi atau sembelit ini akan kesulitan untuk
membuang air besar. Masalah ini tinbul akibat berbagai faktor antaranya, makanan yang
dimakan tidak dicerna dengan baik, kurang makan buah, sayur dan kurang minum air.
2.1.2 Gejala Sembelit
Sembelit adalah gejala buang air besar yang tidak memuaskan, yang biasanya ditandai
dengan BAB kurang dari 3 kali seminggu atau sulit buang air besar karena feses yang keras. Jika
anda mengalami gejala ini segera cek kondisi kesehatan pencernaan dan temukan solusinya.
Meskipun gejala sembelit berbeda-beda, terdapat gejala paling umum yang biasa terjadi.
Sembelit yang paling umum terjadi adalah sembelit fungsional yang memiliki gejala sebagai
barikut.
Harus mengejan dengan keras ketika buang air besar
Feses terasa keras ketika buang air
Perasaan tidak tuntas keyika buang air besar
Adanya hambatan ketika buang air besar
Harus mengeluarkan secara manual
Buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu
2.1.3 Penyebab Sembelit
Penyebab umum kontisipasi atau sembelit yang berada disekitar kita
antara lain.
Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi
Menderita panas dalam
Stress atau depresi dan aktivitas yang cukup padat
Pengaruh hormone dalam tubuh (dalam masa menstruasi atau
kehamilan)
Usus kurang elastic (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan
atau usia lanjut)
Kelainan anatomis pada sistem pencernaan
Gaya hidup dan pola makan yang kurang teratur
Kekurangan asupan vitamin C dan kekurangan makanan berserat
Sering menahan rangsangan untuk BAB dalam jangka waktu yang
lama
Emosi, karena orang yang emosi atau cemas ususnya kejang, sehingga
pertaltik usus terhenti dan usus besar menyerap kembali cairan feses
Kelebihan makanan berserat
2.1.4 Patofisiologi Sembelit
Apendisitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel limfod, fekalit, benda asing karena fibrosis akibat peradangan
sebelumnya atau neoplasma. Feses yang terperangkap dalam lumen apendiks akan
menyebabkan obstruksi dan akan mengalami penyerapan air dan terbentuklah
fekolit yang akhirnya sebagai kuasa sumbatan. Peradangan yang timbul meluas dan
mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri dibagian kanan
bawah. Keadaan ini yang kemudian disebut dengan apendisitis supuratif akut.
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
2.1.6 Cara Pencegahan Sembelit
Selain dengan cara mengubah gaya hidup, kita dapat mencegah adanya
sembelit dengan cara berikut.
1. Tingkatkan Asupan Serat. Serat yang cukup pada makanan akan membuat
feses menjadi lebih lunak dan licin sehingga mudah melewati usus. Jadi
makanlah buah san sayuran segar setiap hari. Namun jangan makan terlalu
berlebihan karena akan membuat kembung. Jadi mulailah secara bertahap
hingga dirasa nyaman.
2. Olahraga Setiap Hari. Aktifitas fisik akan meningkatkan otot usus serta
pergerakannya. Hal ini sangat berperan melancarkan sistem pencernaan dan
membantu mengatasi sembelit.
3. Jangan Menahan Buang Air Besar. Ketika sudah kebelet BAB sebaiknya
dituruti saga. Karena menunda-nunda buang hajat akan membuat feses
tertahan dan akan membuatnya semakin keras akhirnya susah dikeluarkan
2.1.7 Etiologi
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat.
Akibatnya air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan
kering. Kekurangan cairan dan infeksi virus juga dapat menyebabkan
konstipasi.
2.1.8 Sembelit pada Ibu Hamil
Sembelit bisa dialami oleh siapa saja, termasuk ibu hamil. Bahkan
sembelit menjadi salah satu gangguan kehamilan yang sering terjadi pada
usia kehamilan berapapun, namun lebih kerap dialami di akhir kehamilan.
Tanda-tanda yang dialami oleh ibu hamil dan lainnya pun sama. Sembelit
pada masa kehamilan disebabkan oleh adanya peningkatan hormon
progesterone yang menyebabkan gerak usus menjadi lambat, ukuran tubuh
janin yang kian membesar dan kepala bayi mulai turun menekan usus
sehingga membuat ibu kerap kesulitan buang air besar. Kondisi ini
mengakibatkan kotoran menumpuk dalam usus lebih lama dan susah
dikeluarkan.
Sembelit pada ibu hamil dapat diperparah dengan pola makan ibu
yang salah, seperti banyak mengkonsumsi makanan yang susah dicerna,
terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung zat besi, kurang
mengkonsumsi serat dalam bentuk buah dan sayur, serta kurang minum.
Karena itu, diharapkan ibu hamil menyadari pentingnya mengkonsumsi
beberapa jenis makanan yang bermanfaat guna untuk mencegah terjadinya
sembelit.
2.1.9 Beberapa Penyebab Gangguan Pencernaan saat Hamil
1. Sistem hormonal pada ibu berubah, salah satunya hormon progesterone
meningkat sehingga gerakan peristaltic usus menurun yang akhirnya
menyebabkan sulit BAB.
2. Rahim membesar sehingga terjadi penekanan pada usus. Sisa-sisa
pencernaan pun tertumpuk di usus yang memicu terjadinya gangguan
sembelit.
3. Ibu menderita wasir. Bisa saga dan semakin terasa ketika hamil. Apalagi
jika ibu harus mengejan setiap kali BAB, maka wasir akan bertambah berat.
Jika sudah sangat berat biasanya wasir harus di operasi supaya tidak
mengganggu. Tentunya akan dipilih teknik operasi dan pengobatan yang
aman untuk janin.
4. Ibu malas bergerak atau kurang minum. Malas bergerak akan membuat
aliran darah tidak lancar, sedangkan kurang minum membuat feses
memadat atau keras sehingga sulit dikeluarkan.
5. Ibu mengalami hirschsprung atau kelainan katup usus. Kelainan ini terjadi
sejak sebelum hamil namun baru ketahuan pada saat hamil ketika faktor
pemicu sembelit lain ikut muncul. Kelainan ini dapat membuat kotoran
menjadi susah lewat. Untuk mengatasinya bisa dengan obat-obatan, atau
operasi.
2.1.10 Jenis Makanan yang Dapat Mengatasi Sembelit
1. Kismis. Buah ini bermanfaat sebagai pelancar alami karena
mengandung cukup serat. Sebelum mengonsumsi kismis ini, sebaiknya
direndam terlebih dahulu lalu makanlah setiap pagi.
2. Papaya. Papaya mengandung vitamin C dan memiliki serat tinggi. Hal
ini bermanfaat mengatasi sembelit.
3. Strawberry. Vitamin C dalam strawberry juga tinggi dan dapat
mengurangi sembelit. Bahkan buah ini bisa bersifat sebagai astringen
untuk meredakan demam.
4. Cincau. Cincau kaya akan serat dan rendah kalori. Kandungan tersebut
bermanfaat mengatasi sembelit, diare, perut kembung, demam dan
panas dalam. Selain itu, cincau juga berfungsi membersihkan organ
pencernaan dari zat karsinogen penyebab kanker.
5. Temulawak. Ramuan temulawak juga dipercaya dapat mengatasi
sembelit. Cara membuat ramuan: bersihkan batang dan rimpang muda
temulawak, lalu rebus sampai mendidih. Saring kemudian minum
selagi masih hangat. Minumlah sebanyak 2-3 kali.
2.2 Konsep Teori Tentang Asuhan Kebidanan Pada Penyakit
Asuhan kebidanan adalah bantuan tenaga yang diberikan oleh bidan
kepada individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan
cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997:
2.2.1 Pengertian Asuhan Kebidanan
Proses pemecahan masalah digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah.
Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusanyang berfokus pada klien.
2.2.1.1 Langkah-langkah
a) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai
keadaan klien secara keseluruhan.
b) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah.
c) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.
d) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan
kondisi klien.
e) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah
sebelumnya.
f) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
g) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif.
Langkah yang pertama adalah tahap pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang
terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas, biopskologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalahyang menggambarkan pendokumentasian
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain
yang dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari
pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi), pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan
sebelumnya).
Langkahyang keduaadalah interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.
Langkah yang ketigaadalah mengidentifikasi diagnosa atau
masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa
atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah yang keempatadalah menetapkan kebutuhan terhadap
tindakan segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah yang kelimaadalah menyusun rencana asuhan
yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
Langkah yang keenamadalah pelaksanaan langsung asuhan
dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya.
Langkah yang terakhir adalah evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap
efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
2.2.2 Rumusan Diagnosa
2.2.3 Masalah Kolaboratif
2.2.4 Intervensi Kebidanan
2.2.5 Implementasi
2.2.6 Evaluasi
2.3 Konsep Teori
2.3.1 Definisi Cincau Hitam
Cincau adalah gel serupa agar-agar berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diperoleh dari perendaman daun tumbuhan tertentu dalam air dan digunakan dalam pembuatan makanan pencuci mulut. Produk cincau hitam ini sudah diterima secara umum oleh masyarakat, bahkan sudah masuk ke restoran dan hotel. Selain cincau digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar, banyak penelitian yang membuktikan bahwa secara tradisional, cincau hitam juga dikenal memiliki berbagai khasiat dalam kehidupan kita.
2.3.2 Cara Pembuatan Cincau Hitam untuk Mengatasi Sembelit
Cara pertama:
Ambil kira-kira 15 lembar daun cincau Peras dengan air putihmatang sebanyak ¾ gelas Peras daun sampai mengental Ramuan langsung diminum jangan sampai menjadi agar-agar Ramuan diminum 2 kali sehari sebelum makan dan tidur Minum secara rutin
Cara kedua:
Cuci daun cincau yang baru dipetik, rendam dalam air dan diremas-remas Diamkan selama 24 jam atau sampai terbentuk agar-agar. Tujuan didiamkan semalam
adalah unuk memberikan kesempatan hidrat arang mengikat air sebanyak-banyaknya
Cara ketiga:
Daun cincau dihancurkan atau diremas Direndam Ada juga yang direbus terlebih dahulu Beri soda kue sebagai pengawet Beri warna cincau sesuai pilihan
2.3.4 Manfaat Cincau Hitam
Penurun panas (demam) Mengatasi panas dalam Mengatasi sakit perut (mual), diare, sembelit, perut kembung Mencegah gangguan pencernaan Senyawa isokandrodendrin mencegah sel tumor Dapat mencegah kanker pada ginjal Mengobati radang, dan menurunkan tekanan darah tinggi Mencegah penyakit seperti diabetes mellitus, jantung dan stroke Dapa menyerap dan mengikat asam empedu dalam usus halus dan dikeluarkan dari tubuh
bersama dengan tinja
2.3.4 semua yang berhubungan dg cincau hitam
BAB III
METODE STUDI
3.1 Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau
objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipetanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabshannya (Rosdy
Ruslan, 2003).
Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesi metode penelitian adalah
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Desain penelitian yang diapakai dalam penelitian ini adalah studi
kasus yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui
suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit yang menjadi kasus tersebut
secara mendalami analisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan
itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian- kejadian khusus
yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus
terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode studi kasus dimana peneliti bertujuan mendapatkan hasil dari
pemberian pengobatan alami untuk memberikan vitamin A pada Ibu Nifas
3.2 Kerangka Kerja
Kerangka kerangka kerja adalah tahapan dalam suatu penelitian.
Dalam kerangka kerja disajikan alur penelitian (Nursalam, 2003).
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian-Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kalisari pada bulan
Januari 2007
3.4 Subyek Penelitian
Subyek penelitian: Sembelit dengan diagnosa medis Pemberian Cincau Hitam
Fokus Penelitian: Dukungan keluarga dalam upaya penurunan kekambuhan
Metode Pengumpulan Data: Wawancara mendalam dan observasi
Penyusunan Asuhan Kebidanan
Pengkajian
Intervensi
implementasi
Diagnosis
evaluasi
Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang
dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data
penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian
adalah responden, yaitu orang yang memberi respon atas suatu
perlakuan yang diberikan kepadanya (Atika, 2012). Subyek dalam
penelitian ini adalah ibu hamil dengan diagnosa medis gastritis di
Puskesmas Pakisaji. Kriteria subyek yang diambil:
1. Pasien dengan diagnosa medis dermatitis atopic hari pertama
2. Pasien dengan tingkat keparahan dermatitis atopik
3. Pasien bersedia menjadi subyek penelitian
3.5 Fokus Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus,
yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum (Sugiyono,
2007). ). Fokus penelitian dalam studi kasus ini adalah pemberian
pengobatan alami untuk mengobati penyakit dermatitis atopic pada bayi
baru lahir.
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1Birokrasi Perijinan
Proses kegiatan dimulai setelah proposal penelitian mendapat
persetujuan dari pembimbing. Setelah itu proses pengumpulan
data didahului dengan prosedur birokrasi atau surat perijinan dari
Direktur Poltekkes ditujukan kepada Kepala Puskesmas Pakisaji,
kemudian ditujukan Kepala Puskesmas Pakisaji atau lahan
penelitian yang kemudian ditembuskan ke Instalasi Pendidikan
(Instaldik).Selanjutnya surat perijinan diteruskan ke instalasi rawat
inap (instalwatnap) yang kemudian ditanggapi oleh instansi yang
bersangkutan dengan menghubungi kepala ruangan yang dituju
sebagai lahan penelitian agar mau memberi perijinan untuk
pengambilan data serta melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan penelitian.
3.6. 2Cara Pengumpulan Data
a. Mengurus surat perizinan studi pendahuluan dari Poltekkes dr.
Soepraoen Malang, kemudian surat izin tersebut diserahkan
pada Puskesmas Pakisaji untuk pemberian persetujuan untuk
mengadakan studi pendahuluan dan penelitian di tempat
tersebut.
b. Peneliti mendatangi Puskesmas Pakisaji untuk mencari dan
menentukan subyek penelitian dengan menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian dan meminta ketersediaannya untuk menjadi
responden penelitian.
c. Kemudian peneliti memberikan pertanyaan mengenai kualitas
dan kwantitas nyeri yang dialami pasien.
d. Setelah mengetahui kualitas dan kwantitas nyeri yang dialami
pasien maka peneliti akan melakukan pemberian pengobatan
alami pada pasien gastritis.
e. Kemudian setelah itu, peneliti menanyakan kembali kualitas dan
kwantitas yang dialami pasien setelah diberikan pengobatan
alami.
f. Setelah pengukuran ini nantinya dapat diketahui tingkat
keparahan gastritis pasien setelah diberi pengobatan alami,
apakah gastritis dapat disembuhkan atau meningkat
dibandingkan sebelum pemberian pengobatan alami.
g. Jika setelah dilakukan pengumpulan data subyek penelitian tidak
sesuai maka peneliti boleh mengadakan pengumpulan data
sesuai dengan subyek yang akan diteliti di tempat lain. Apabila
data sudah sesuai subyek penelitian, maka peneliti dapat
melanjutkan pengelolaan data selanjutnya.
3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Instrumen penelitian adalah alat-alat yang
digunakan untuk pengumpulam data. Instrumen penelitian ini
dapat berupa: kuisioner (daftar pertanyaan), formulir observasi,
formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan
sebagainya (Notoatmodjo,2010). Pemeriksaan kenaikan asam
lambung ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian obat alami.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Lembar observasi pengukuran tingkat keparahan gastritis.
2. Rekaman hasil dan pengukur nyeri pasien sebelum dan sesudah
diberikan pengobatan herbal.
3. SOP pemberian pengobatan herbal.
4. Transkip wawancara evaluasi pengaruh tindakan pemberian
pengobatan alami untuk mengobati penyakit gastritis pada ibu
hamil trimester II.
5. Transkip wawancara evaluasi tindakan pemberian pengobatan
herbal untuk mengobati penyakit gastritis pada ibu hamil
trimester II.
6. Alat perekam suaraatau video, buku catatan
7. BahanPengobatan Alami.
3.7Metode Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan suatu instrument. Instrument dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengukur data dari
variable yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006). Metode Uji keabsahan
data adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,
2010).Metode Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Triangulasi sumber
untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yaitu klien, keluarga dan
catatan keperawatan. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara,
lalu di cek dengan observasi, dokumentasi, ataukuisioner.Waktu juga
sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan
teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel.
3.8Metode Analisa Data
Analisa data merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada
data yang telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan data
subjektif dan objektif yang didapatkan dari berbagai sumber dengan
berdasarkan standar nilai normal, untuk diketahui kemungkinan
tambahan atau pengkajian ulang tentang data yang ada (Hidayat, 2008).
Metode analisa data pada penelitian ini yaitu content material
analysis dengan cara membandingkan teori dengan fakta yang ditemukan
pada klien. Analisa data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis data
sebelum peneliti memasuki lapangan dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk
menentukan focus penelitian. Analisa data selama dilapangan dilakukan
pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data. Data yang telah ditemukan saat dilapangan tersebut
dibandingkan dengan teori yang telah dikemukakan pada studi
pendahuluan atau konsep teori.
3.9 Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk
setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak
yang diteliti (subjek penelitian), dan masyarakat yang akan memperoleh
dampak hasil penelitian tersebut. Etika penelitian ini mencakup juga
perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta
sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat (Notoatmodjo,
2011). Menurut Nursalam (2011) secara umum prinsip etika dalam
penelitian atau pengumpulan data dapat dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan prinsip
keadilan, yakni:
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari
keadaan yang tidak menguntungkan.Subjek harus diyakinkan
bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah
diberikan, tidakakan digunakan dalam hal-hal yang dapat
merugikan subjek dalam bentuk apapun.
c. Resiko (benefits ratio)
Peneliti harus berhati-hati dalam mempertimbangkan risiko dan
keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap
tindakan.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self
determination)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai
hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun
tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap
kesembuhannya, jika mereka seorang klien.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuanyang diberikan
(right to full dislosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.
c. Inform consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang
tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk
bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Ada inform
consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya
akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
3. Prinsip Keadilan (right to justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair
treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan
sesudah keikut sertaannya dalam penelitian tanpa adanya
diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau
dikeluarkan dari penelitian.
b. Hak dijaga kerahasiaanya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang
diberikan harusdirahasiakan untuk itu perlu adanya tanpa nama
(anonymity ) dan rahasia (confidentiality ).
3.10Keterbatasan
Penyelesaian studi kasus ini tidak terlepas dari adanya berbagai
keterbatasan yang menjadi hambatan dalam penelitian, yakni:
1. Pemberian pengobatan alami untuk mengobati penyakit gastritis pada
ibu hamil trimester II
2. Tingkat kejujuran pasien tentang perubahan tingkat keparahan yang
dialami setelah diberikan pengobatan alami.