pemanfaatan media pembelajaran elektronik di kalangan...
TRANSCRIPT
58
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh saat
peneliti melakukan penelitian di lapangan sekaligus pembahasannya. Hasil
penelitian akan menjawab permasalahan yaitu sejauh mana kemampuan dan
ketrampilan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran elektronik di SMP
Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang.
A. Hasil Temuan
Bagian ini mengemukakan hasil temuan yang diperoleh selama
peneliti melakukan penelitian di lapangan.
1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
SMP Negeri Ungaran berdiri pada tanggal 1 Agustus 1958
berdasarkan SK Mendikbud RI Nomor 187/SK/B.II tanggal 25 Mei 1958.
Sejak berdiri hingga sekarang menempati lokasi di Jalan Diponegoro
nomor 197 Ungaran, bersebelahan dengan gedung DPRD Kabupaten
Semarang. Gedung yang ditempati merupakan bangunan peninggalan
Belanda yang dibangun pada tahun 1912. Bangunan tersebut semula
merupakan Kantor Polisi Kehutanan Belanda sampai dengan masa
pendudukan Jepang. Beberapa tahun setelah gedung difungsikan, gedung
59
tersebut juga dipergunakan sebagai Sekolah Guru jaman Belanda yang
bertahan hingga tahun 1952.
Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1958 digunakan untuk
Sekolah Guru Bawah (SGB) berasrama. Setelah SGB ditutup, selanjutnya
SMP Negeri 1 Ungaran didirikan dengan menempati gedung tersebut.
Pada tahun 1960, sebagian ruang/gedung yang ada ditempati juga oleh
Sekolah Farming selama 17 tahun, dan pada tahun 1977, Sekolah Farming
pindah menempati lokasi baru di kawasan Suwakul Ungaran. Setelah
Sekolah Farming pindah lokasi, barulah SMP Negeri 1 Ungaran dapat
melakukan pengembangan sekolah secara lebih leluasa dengan menambah
ruang baru atau mengoptimalkan fungsi ruang-ruang yang ada.
Sejak berdiri hingga sekarang, SMP Negeri 1 Ungaran telah
mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak 13 kali. Kepala Sekolah
yang pertama adalah Sri Sumrapi yang menjabat dari tahun 1958 sampai
dengan 1964. Selanjutnya Kepala Sekolah SMP N 1 Ungaran adalah Hadi
Baroto (1964-1965), HM. Martono Hadi Suhmo (1965-1971), Drs. Pudjo
Sartono (1971-1972), R. Imam Mochtar (1972-1977), Sutarmo
Siswowiyoto, BA (1993-1994), Moh. Isban, SH (1979-1987), Soejoed
Wahyu, BA (1987-1993), Suyoto, BA (1993-1994), Hj. Masronah
Sukarno, BA (1994-1999), Mohamad Machrum, BA (1999-2002), dan
Drs. Suhirman (2002-2003). Kepala SMP Negeri 1 Ungaran saat ini adalah
Drs. Agus Wisnugroho yang menjabat mulai tahun 2003.
60
Mengacu pada visi pendidikan nasional dan visi Depdiknas, maka
visi SBI adalah “terwujudnya insan Indonesia yang cerdas kompetitif
secara internasional”. Visi tersebut memiliki implikasi bahwa penyiapan
manusia Indonesia yang memiliki kompetensi bertaraf internasional
memerlukan upaya-upaya yang dilakukan secara terencana, terarah,
intensif, dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju,
sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di
dunia Internasional
a. Visi Sekolah
Unggul dalam prestasi berstandar internasional berwawasan
iptek berdasarkan imtak
b. Misi Sekolah
1. Mewujudkan sekolah memberi layanan pendidikan yang
menyenangkan untuk pencapaian peningkatan iman dan taqwa
serta sikap dan perilaku baik
2. Mewujudkan sekolah memberi layanan pembelajaran dan
pelatihan yang menyenangkan untuk pencapaian prestasi
akademik dan non akademik
3. Mewujudkan dokumen 1 KTSP bertaraf internasional
4. Mewujudkan silabus dan RPP semua mata pelajaran bertaraf
internasional untuk semua jenjang kelas
61
5. Mewujudkan perangkat kurikulum, pembelajaran, pembimbingan
& pelatihan bertaraf internasional secara lengkap, wawasan ke
depan
6. Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar sesuai dengan
perkembangan global dan tantangan jaman
7. Mewujudkan sekolah kreatif, inovatif, dinamis dan berkualitas
dalam proses serta berwawasan internasional
8. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang tangguh,
mau dan mampu serta memiliki kompetensi bertaraf internasional
9. Mewujudkan fasilitas sekolah yang lengkap, bermutu, mutakhir
dan bertaraf internasional
10. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh dan
mantap menuju sekolah bertaraf internasional
11. Mewujudkan semua pedoman pelaksanaan kegiatan berbagai
aspek layanan secara lengkap dan mantap
12. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar, adil
dan terjangkau sesuai tuntutan pendidikan berkualitas bertaraf
internasional
13. Mewujudkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam upaya
peningkatan pembiayaan sekolah dengan prinsip saling
menguntungkan
14. Mewujudkan dokumen penilaian, perangkat penilaian semua mata
pelajaran bertaraf internasional untuk semua jenjang
62
15. Mewujudkan pelaksanaan penilaian bertaraf internasional
16. Mewujudkan nilai-nilai agama, sikap dan perilaku didik yang
paham dan cinta budaya bangsa serta mampu beradaptasi dengan
perkembangan budaya global
17. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, bersih dan
indah
18. Mewujudkan lingkungan sekolah yang rindang dan teduh dengan
menerapkan 7 K secara menyeluruh.
Seiring dengan pelaksanaan misi sekolah dalam upaya pencapaian
visi secara bertahap, telah terukir berbagai prestasi akademik maupun
nonakademik, berlanjut mendapat pengakuan dari pemerintah melalui
Departemen Pendidikan Nasional dan kepercayaan dari masyarakat
sebagai berikut :
1.Tahun 1999 Pelaksana Program MPMBS
2.Tahun 2002 Sekolah Potensial
3.Tahun 2004 Sekolah Standar Nasional
4.Tahun 2007 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sampai dengan
sekarang
SMP Negeri 1 Ungaran merupakan sekolah negeri dengan nomor
pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20320287, termasuk dalam tipe sekolah
(akreditasi) A dengan akumulasi nilai 99,00. Sekolah ini dapat dihubungi
melalui nomor telepon/ Faximile/ HP: 024-6921083/ 024-6921083/
08122923720 dengan Email/ Website: [email protected].
63
Alamat e-mail ini diproteksi dari spambot, sehingga pengunjung dapat
mengaktifkan Javascript untuk melihatnya di www.smpn1ungaran.sch.id.
SMP Negeri 1 Ungaran telah memiliki ruang kelas yang sudah
berbasis IT sebesar: 91% dengan laboratorium IPA, laboratorium bahasa,
dan laboratorium komputer dan multimedia yang memadai karena telah
dilengkapi fasilitas hot-spot dan telah mendapat sertifikat ISO 9001.
Staf pengajar atau guru -guru di SMP Negeri 1 Ungaran sebagian
besar memiliki pendidikan terakhir S1 dengan prosentase sebesar 86,4%
dan prosestase guru yang S2/S3: 13,6% dari universitas negeri maupun
swasta.
Ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ungaran
antara lain basket, karate, volly, taekwondo, pencak Silat, karawitan, tari,
OSN IPA, OSN IPS, OSN Matematika, KIR (KaryaIlmiah Remaja), CCO
(Connecting Class Room), English Convertation, BTA (Baca Tulis Al-
Quran), Jurnalistik, Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), dan PTD.
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum digunakan untuk penelitian, instrumen perlu diuji
validitas dan reliabilitasnya. Hasil pengujian validitas instrumen dengan
menggunakan rumus korelasi product moment pearson yaitu jika nilai
koefisien r hitung > 0,301 maka butir instrumen valid dan layak digunakan
sebagai instrumen penelitian.
Pengujian validitas pada kemampuan memanfaatkan media
pembelajaran elektronik diperoleh nilai koefisien r hitung ke-12 butir
64
instrumen > 0,301 sehingga ke-12 butir pada kemampuan pemanfaatan
media pembelajaran elektronik adalah valid dan dapat digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Memanfaatkan Media
Pembelajaran Elektronik
No. Butir r hitung r tabel Keputusan
1. 2 0,88 0,301 Valid
2. 3 0,88 0,301 Valid
3. 8 0,82 0,301 Valid
4. 11 0,91 0,301 Valid
5. 1 0,76 0,301 Valid
6. 4 0,88 0,301 Valid
7. 7 0,90 0,301 Valid
8. 10 0,45 0,301 Valid
9. 5 0,93 0,301 Valid
10. 6 0,88 0,301 Valid
11. 9 0,77 0,301 Valid
65
12. 12 0,91 0,301 Valid
Sumber: Hasil Analisis, 2012
Pengujian reliabilitas terhadap instrumen pada kemampuan
memanfaatkan media pembelajaran elektronik menggunakan teknik Alpha
Cronbach terkomputerisasi menggunakan Microsoft Excel dengan hasil r 11
sebesar 0,958 > r tabel 0,301 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen pada
variabel kemampuan reliabel sehingga dapat digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Memanfaatkan Media
Pembelajaran Elektronik
Cronbach’s alpha N r tabel
0,958 44 0,301
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Pengujian validitas pada keterampilan memanfaatkan media
pembelajaran elektronik diperoleh nilai koefisien r hitung ke-18 butir intrumen >
0,301 sehingga ke-18 butir pada keterampilan pemanfaatan media pembelajaran
elektronik adalah valid dan dapat digunakan untuk kepentingan penelitian
66
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Keterampilan Memanfaatkan Media
Pembelajaran Elektronik
No. Butir r hitung r tabel Keputusan
1. 13 0,73 0,301 Valid
2. 14 0,87 0,301 Valid
3. 15 0,8 0,301 Valid
4. 16 0,83 0,301 Valid
5. 17 0,87 0,301 Valid
6. 18 0,89 0,301 Valid
7. 19 0,93 0,301 Valid
8. 20 0,87 0,301 Valid
9. 21 0,94 0,301 Valid
10. 22 0,91 0,301 Valid
11. 23 0,92 0,301 Valid
12. 24 0,9 0,301 Valid
13. 25 0,89 0,301 Valid
67
14. 26 0,89 0,301 Valid
15. 27 0,87 0,301 Valid
16. 28 0,94 0,301 Valid
17. 29 0,94 0,301 Valid
18. 30 0,95 0,301 Valid
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Pengujian terhadap instrumen pada keterampilan dalam memanfaatkan
media pembelajaran elektronik menggunakan teknik Alpha Cronbach
terkomputerisasi menggunakan Microsoft Excel dengan hasil r11 0,984 > r tabel
0,301 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen pada ketrampilan reliabel
sehingga dapat digunakan untuk kepentingan penelitian.
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keterampilan Memanfaatkan Media
Pembelajaran Elektronik
Cronbach’s alpha N r tabel
0,984 44 0,301
Sumber : Hasil Analisis, 2012
68
3. Deskripsi Data
a. Analisis Deskriptif Kemampuan Memanfaatkan Media
Pembelajaran Elektronik
1). Kemampuan Memanfaatkan Komputer
Kemampuan memanfaatkan komputer sebagai media
pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran
Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi
kemampuan guru menggunakan komputer yang paling besar
sebanyak 36 orang atau 81,82% termasuk dalam kategori sedang,
dan 8 orang atau 18,18% guru dalam menggunakan komputer
termasuk dalam kategori rendah, sedangkan tidak ada guru (0%)
yang termasuk dalam kategori tinggi dalam memanfaatkan
komputer.
2). Kemampuan Memanfaatkan Laptop
Kemampuan memanfaatkan laptop sebagai media
pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran
Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi
kemampuan guru menggunakan laptop sebanyak 7 orang atau
15,91% yang termasuk kategori tinggi, ada 29 orang atau 65,91%
termasuk dalam kategori sedang dan 8 orang atau 18,18% guru
dalam menggunakan komputer termasuk dalam kategori rendah.
69
3). Kemampuan Memanfaatkan LCD
Kemampuan memanfaatkan LCD sebagai media
pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran
Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi
kemampuan guru menggunakan LCD sebanyak 7 orang atau
15,91% yang termasuk kategori tinggi, tidak ada guru atau 0%
yang termasuk dalam kategori sedang, dan ada 37 orang atau
84,09% guru dalam menggunakan LCD termasuk dalam kategori
rendah.
b. Analisis Deskriptif Keterampilan Memanfaatkan Media
Pembelajaran Elektronik
1). Keterampilan Memanfaatkan Komputer
Keterampilan memanfaatkan komputer sebagai media
pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran
Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi guru
yang termasuk kategori tinggi sebanyak 10 orang atau 22,73%,
ada 26 orang atau 59,09% yang termasuk dalam kategori sedang,
dan ada 8 guru atau 18,18% yang termasuk dalam kategori
rendah.
2). Keterampilan Memanfaatkan Laptop
Keterampilan memanfaatkan laptop sebagai media
pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran
70
Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi
keterampilan guru memanfaatkan laptop sebanyak 9 orang atau
20,45% yang termasuk kategori tinggi, ada 29 orang atau 65,91%
termasuk dalam kategori sedang, dan 6 orang atau 13,64% yang
termasuk dalam kategori rendah.
3). Keterampilan Memanfaatkan LCD
Keterampilan memanfaatkan laptop sebagai media
pembelajaran elektronik pada guru di SMP Negeri 1 Ungaran
Kabupaten Semarang diketahui bahwa distribusi frekuensi
keterampilan guru memanfaatkan laptop sebanyak 9 orang atau
20,45% yang termasuk kategori tinggi, ada 29 orang atau 65,91%
termasuk dalam kategori sedang, dan 6 orang atau 13,64% yang
termasuk dalam kategori rendah.
Secara ringkas, hasil analisis deskriptif kemampuan dan
keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran
elektronik (komputer, laptop, dan LCD) disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.5
Pemanfaatan Media Pembelajaran Elektronik Di kalangan Guru
SMP Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang
Media Kategori Kemampuan Keterampilan
f % f %
Komputer T 0 0 10 22,73
S 36 81,82 26 59,09
R 8 18,18 8 18,18
jumlah 44 100 44 100
71
Laptop T 7 15,91 9 20,45
S 29 65,91 29 65,91
R 8 18,18 6 13,64
jumlah 44 100 44 100
LCD T 7 15,91 10 22,73
S 0 0 26 59,09
R 37 84,09 8 18,18
jumlah 44 100 44 100
B. Pembahasan
Pembahasan terhadap hasil penelitian tentang pemanfaatan media
pembelajaran elektronik di kalangan guru SMP Negeri 1 Ungaran adalah
sebagai berikut :
1. Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik
Pada kemampuan memanfaatkan media pembelajaran elektronik
terutama pada aspek menggunakan komputer ada 36 guru atau sebanyak
81,82% yang termasuk kategori sedang, dan ada 8 atau sebanyak 18,18%
termasuk kategori rendah. Pada kemampuan memanfaatkan laptop ada 29
guru atau sebanyak 65,91% yang termasuk kategori sedang, dan pada
kemampuan memanfaatkan LCD ada 37 sebanyak atau 84,09% yang
termasuk kategori rendah.
Secara umum hasil yang dicapai pada indikator kemampuan guru
dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik adalah sedang. Hal
ini dapat disebabkan karena pengetahuan dan pemahaman guru terbatas
pada bidang kompetensi yang dikuasai. Misalnya guru IPA maka bidang
kompetensi yang dikuasai tentu mengenai seluk-beluk IPA dan
72
pengembangannya. Begitu juga dengan guru IPS, Agama, Olahraga, dan
mata pelajaran lain pastilah kompetensi guru terbatas pada masing-
masing keahliannya.
Hal ini berbeda dengan guru TIK (teknologi informasi dan
komunikasi) yang semestinya menguasai kompetensi bidang teknologi,
informasi dan komunikasi dimana pengetahuan tentang komputer, laptop,
dan LCD termasuk di dalamnya.
Telah diketahui bahwa dari sisi komponennya, media
pembelajaran elektronik terdiri dari dua bagian yaitu hardware
(perangkat keras) dan software (perangkat lunak), hardware (perangkat
keras) yang masing-masing mempunyai bidang ilmu tersendiri (khusus)
dan memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang khusus pula, begitu
juga dengan software yang memerlukan pengetahuan dan pemahaman
yang sesuai dengan bidang teknologi, informasi, dan komunikasi.
Pengetahuan terhadap pemanfatan alat-alat teknologi modern
yang berupa hardware yang digunakan dalam proses pembelajaran
misalnya TV, radio, video tape, komputer, laptop, LCD dan lain-lain
maupun perangkat lunak (Software) dapat digunakan untuk menganalisis
dan mendesain urutan maupun langkah- langkah belajar yang
berdasarkan atas tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian
yang serasi tentu harus dipelajari secara mendalam sehingga
membutuhkan waktu lama bagi guru bidang studi selain guru TIK untuk
mengetahui dan memahami segala hal yang berkaitan dengan media
73
pembelajaran elektronik, termasuk hardware dan software komputer,
laptop, maupun LCD.
2. Keterampilan Memanfaatkan Media Pembelajaran Elektronik
Pada keterampilan guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran elektronik berupa komputer, ada 26 guru atau sebanyak
59,09% yang termasuk dalam kategori sedang. Pada keterampilan
memanfaatkan laptop ada 29 guru atau sebanyak 65,91% yang termasuk
dalam kategori sedang, dan pemanfaatan media LCD ada 26 guru atau
sebanyak 59,09% yang termasuk dalam kategori sedang.
Kemampuan dan keterampilan guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran elektronik harus dikuasai dan terus ditingkatkan sesuai
dengan perkembangan zaman. Peningkatan kompetensi guru dalam
pemanfaatan media dapat diperoleh baik dari dalam (intern) maupun dari
luar (ekstern) seperti karena guru-guru telah mendapatkan seminar,
pelatihan, atau workshop yang biasanya diselenggarakan oleh pihak
intern sekolah maupun dari pihak diluar sekolah seperti Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP), dari pihak Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan (LPMP) atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) baik dari universitas negeri maupun swasta seperti Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru (PLPG) sehingga dapat meningkatkan
keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran elektronik,
sehingga guru mau tidak mau harus terus belajar dan menimba ilmu agar
bidang kompetensi yang dimiliki tidak ketinggalan zaman.
74
Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek
ini saling berkaitan dan pemilihan metode akan mempengaruhi jenis
media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada hal lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis
tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran
berlangsung dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan
belajar yang diciptakan dan ditata oleh guru. Media pembelajaran akan
berfungsi secara optimal ketika diletakkan pada posisi yang tepat dalam
proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai. Proses belajar mengajar akan lebih menarik dan
memotivasi peserta didik untuk belajar, ketika media pembelajaran
dimanfaatkan. Media pembelajaran akan lebih memperjelas makna dari
materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga peserta didik lebih
mudah memahaminya. Guru juga lebih mudah menggunakan berbagai
metode mengajar secara variatif, sehingga peserta didik tidak merasa
bosan dalam mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran dapat
digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dan
menghubungkan komunikasi interaktif antara guru dengan peserta didik
dalam proses belajar mengajar di kelas.
75
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaiana pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain itu dapat
juga membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan
memadatkan informasi.
Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat
membantu pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga
dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, dan pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran yang sedang dibaha atau memperhatikan
peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas penggunaan media
pembelajaran dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan oleh
pengajar. Artinya jika pengajar dalam proses pembelajarannya tidak
menggunakan media pembelajaran pun tidak akan dikatakan gagal,
karena yang utama dalam proses pembelajaran adalah peserta didik dapat
belajar dengan baik dan mencapai tujuan yang hendak dicapai dan telah
dirumuskan sebelumnya.
Melalui media pembelajaran elektronik, peserta didik dapat
mengakses berbagai informasi yang disajikan dengan lebih jelas karena
dapat ditangkap oleh indra penglihatan dan pendengaran sekaligus.
Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya mulai dari yang paling
sederhana, sampai pada hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan atau
76
aplikasi dari mata pelajaran yang sedang dipelajari dapat dipahami
dengan lebih konkrit.
Informasi yang tersedia melalui media pembelajaran elektronik
tidak hanya yang diperoleh dari buku paket atau buku teks wajib saja,
tapi dapat dikembangkan dari informasi yang diperoleh dari televisi,
film, radio, slide, video, VCD, DVD, LCD, komputer, laptop (internet)
sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak hanya bersumber dari suatu
negara saja tetapi juga terjadi di seluruh penjuru dunia (global wordl).
Artinya, perkembangan yang terjadi diberbagai negara dapat dengan
cepat diketahui oleh banyak orang. Demikian juga dengan informasi
yang menyangkut dengan pendidikan atau pembelajaran.
Apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah
akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam
hal ini tidak ada kewajiban/ keharusan bagi peserta didik untuk
mengakses pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya operasional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau
wawasan. Walaupun materi pembelajaran elektronik berfungsi sebagai
tambahan tetapi para guru tentunya akan senantiasa mendorong,
menggugah, atau menganjurkan para pembelajarannya untuk mengakses
materi pembelajaran elektronik yang telah disediakan.
Media pembelajaran berfungsi sebagai komplemen (pelengkap),
apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
77
materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai
komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
menjadi materi reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau
remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional (tatap muka).
Sebagai perwujudan dari tujuan peningkatan kualitas pendidikan
di SMP Negeri 1 Ungaran, maka keberadaan media pembelajaran sangat
dibutuhkan guna menunjang kegiatan pembelajaran. Seperti halnya
laboratorium komputer (internet), termasuk adanya laptop dan LCD
diantaranya yang digunakan sebagai tempat menambah dan
memantapkan pengetahuan, tempat mengembangkan ketrampilan proses,
tempat membina sikap dan sebagai tempat berpraktikum atas teori yang
telah diberikan. Laboratorium komputer (internet) dapat digunakan
sebagai salah satu bentuk media pembelajaran elektronik yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah pendidikan khususnya masalah
kualitas mutu pendidikan dan belajar jarak jauh. Pemanfaatan media
pembelajaran elektronik seperti internet sebagai media pembelajaran
dirancang untuk menfasilitasi kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Pemanfaatan media pembelajaran
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar karena akan
mempermudah tugas guru menyampaikan pesan dari materi pelajaran.
Guru memiliki arah untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif
dengan mengelola dan mengembangkan tujuan pembelajaran. Tujuan
78
pembelajaran dapat tercapai ketika guru telah mampu menyusun rencana
pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran secara utuh dalam proses
belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar peserta
didik melalui evaluasi hasil belajar dan aktualisasi berbagai potensi yang
dimiliki peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus
memiliki keterampilan dalam memilih, menggunakan dan membuat
media pembelajaran yang dianggap cocok dalam pembelajaran di kelas
agar dapat memudahkan proses komunikasi yang interaktif.
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 4) menyebutkan
ada kriteria-kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media dalam
proses pembelajaran di kelas antara lain: ketepatannya dengan tujuan
pengajaran, dukungan terhadap isi bahan pelajara, kemudahan
memperoleh media, keterampilan guru dalam menggunakannya, tersedia
waktu untuk menggunakannya, sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Secara umum peserta didik di dikelompokkan mejadi 3 kategori
yaitu (1) Fast learners, (2). Overage or Moderate (3). Slow learners.
Biasanya kelompok memiliki kemampuan rata-rata ini sering agak
dilupakan karena mereka dianggap tidak terlalu bermasalah. Justru
kelompok yang Slow learner dan fast learner yang membutuhkan
penanganan khusus. Bagi kedua kelompok siswa ini diperlukan program
pengayaan, baik yang sifatnya enrichmet bagi yang fast learner dan
remedial bagi yang slow learners. Materi pembelajaran elektronik
dikatan sebagai enrichment, apabila peserta didik dapat dengan cepat
79
menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka.
Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan kualitas penguasaan materi
yang disajikan guru dalam kelas yang dinilai guru bermanfaat bagi
peserta didik.
Materi pelajaran dalam memanfaatkan media pembelajaran
elektronik dikatakan sebagai remedial apabila peserta didik mengalami
kesulitan materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka dikelas.
Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
Dari beberapa kriteria di atas, guru akan lebih mudah menentukan
media pembelajaran mana yang dianggap tepat untuk membantu tugas-
tugasnya sebagai pengajar. Setelah media dipilih sesuai dengan tujuan
pembelajaran, guru diharapkan dapat memanfaatkan media pembelajaran
elektronik. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai disesuaikan dengan
taraf berfikir peserta didik agar makna yang terkandung didalamnya
dapat dipahaminya. Melalui pemahaman dalam memanfaatkan media
pembelajaran elektronik, guru dapat menyajikan materi pembelajaran
yang relevan sehingga proses belajar mengajar di kelas akan lebih efektif.
Keefektifan tersebut dapat dilihat dari cara kerja guru memanfaatkan
media pembelajaran elektronik agar terjadi interaksi belajar peserta didik
yang menyenangkan.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa
pemanfaatan media pembelajaran elektronik di SMP Negeri 1 Ungaran
80
Kabupaten Semarang secara umum termasuk dalam kategori cukup baik.
Namun hasil generalisasi ini terbatas pada informasi dimana penelitian
ini dilakukan sehingga untuk penggunaan generalisasi hasil penelitian ini
pada tempat dan lingkup yang lebih mendalam dan luas diperlukan
penelitian lebih lanjut.