pemanfaatan tumbuhan yang …eprints.unlam.ac.id/1731/1/snlb-1607-486-492 radam et al...pengkajian...
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 486
PEMANFAATAN TUMBUHAN YANG BERKHASIAT OBAT OLEH MASYARAKAT DI KABUPATEN TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN
Utilization of Medicinal Plants by Community in Tanah Bumbu Regency,
South Kalimantan
Rosidah Radam *, Mochamad Arief Soendjoto, Eva Prihatiningtyas Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani Km 36 Banjarbaru, Indonesia
*Surel korespondensi: [email protected] Abstract. Traditional community in South Kalimantan especially who settled in shore area of Tanah Bumbu Regency nowadays are still take advantage of forest plant resources as traditional medicines. Traditional medication is one of the national herritage that can give advantage for health, so that it is considered to be important to do research and sustain them. The research aimed to learn technical know-how of important plants as medicine of certain disease or illness. This research applied explorative survey method. Respondents were chosen with purposive sampling. Data was collected through semi-structured interview to informans and field observation. From the 6 informants (Sandro), we obtained 40 plant species utilized as medicinal plants. Part of nineteen species used was leaf (47,5%), 2 bark (5%), 4 fruit/flower (10 %), 9 root (22,5 %), 3 rhizome (7,5%), 4 resin (10%) and 1 the whole plant (2,5%). There were few parts of plants consumed without any process, some of them also smoothed or smashed, before it finally consumed like drinking water, or put it on the pain area.
Keywords: ethnic, utilization, medicine, plant, traditional
1. PENDAHULUAN Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal
tumbuhan obat. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yaitu menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan memperbaiki organ yang rusak serta menghambat pertumbuhan tidak normal seperti tumor dan kanker. Tumbuhan obat dapat berupa tumbuhan pangan, tumbuhan hortikultura maupun tumbuh-tumbuhan liar seperti semak belukar dan tumbuhan hutan. Penggunaan tumbuhan obat sebagai obat ini sudah dilakukan dari generasi ke generasi selama ribuan tahun sehingga tumbuhan obat dikenal sebagai tumbuhan obat nenek moyang. Berdasarkan kenyataan ini maka penggunaan tumbuhan obat sudah merupakan bagian dari tradisi masyarakat tradisional kita. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi selanjutnya. Melonjaknya harga obat sintetis dan efek sampingnya bagi kesehatan meningkatkan kembali penggunaaan obat tradisional oleh masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitar.
Setiap daerah memiliki sistem pemanfaatan tumbuhan yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya. Sistem pemanfaatan ini berkaitan dengan keanekaragaman tumbuhan di masing-masing daerah.
Pendekatan penduduk lokal terhadap manajemen pemanfaatan ekosistem alam merupakan model jangka panjang dalam menopang kebutuhan hidup manusia (Redford dan Padoch, 1992 dalam Swanson, 1995). Selain itu, manajemen sumber daya alam tradisional mampu mempertegas hubungan antara sistem konservasi dengan pemanfaatan keanekaragaman hayati (Alcorn, 1994 dalam Swanson, 1995). Budaya pemanfaatan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan ini juga terdapat pada masyarakat Kalimantan Selatan yang dihuni oleh berbagai etnis dan telah dikenal masyarakat dari dulu kala dan dilaksanakan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obat modern. Sampai saat ini masyarakat masih mengakui dan memanfaatkan pelayanan dengan obat tradisional ini. Sistem pengobatan tersebut sampai dewasa ini masih tumbuh subur. Kondisi ini didukung oleh potensi wilayah Tanah Bumbu yang masih memiliki wilayah hutan yang cukup luas yang ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan diantaranya tumbuhan obat. Oleh karena itu wilayah ini diduga memiliki keanekaragaman tumbuhan obat yang tinggi.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengungkap sistem pemanfaatan tumbuhan obat oleh 3 etnis masyarakat yang meliputi etnis Banjar, etnis Bugis dan etnis Dayak serta menginventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 487
pengetahuan, yaitu menggali budaya masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan obat dan mengetahui potensi kekayaan alam yang berupa tumbuhan obat tradisional masyarakat Tanah Bumbu serta usaha pelestariannya. Selain itu hasil penelitian ini jugat berpotensi untuk menemukan jenis tumbuhan obat baru yang diharapkan dapat diteliti lebih lanjut dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat luas.
2. METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Pagatan, Area
Batu Licin, dan Dusun Lokpadi, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan pada September-November 2016. Objek penelitian adalah jenis atau spesies tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan tiga etnis masyarakat (Banjar, Bugis dan Dayak), kegunaan, cara mengolah/memanfaatkan, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, dan status perolehan (liar/budidaya).
Metode penelitian ini adalah survei eksploratif dan metode Participatory Rural Appraisal, yaitu pengkajian yang berorientasi pada keterlibatan dan peran masyarakat secara aktif dalam penelitian. Keterlibatan masyarakat diperoleh melalui wawancara semi struktural yang berpedoman pada daftar pertanyaan. Wawancara dilakukan terhadap sejumlah tokoh masyarakat terutama pengobat dan penduduk di wilayah penelitian dengan menggunakan kuesioner. Survei dilakukan melalui pengamatan dari dekat, mencatat dan mengambil dokumen berupa foto. Selain itu, dilakukan studi kepustakaan, khususnya terkait dengan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional. Data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi dan dianalisa deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Jenis dan Bagian Tumbuhan yang
Digunakan
Empat puluh jenis tumbuhan dipergunakan sebagai bahan obat tradisional oleh masyarakat Tanah Bumbu. Bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkankan oleh masyarakat adalah daun, kulit batang, akar, umbi/ rimpang, getah, bunga dan buah, dan seluruh tumbuhan (Tabel 1). Tabel 1. Tumbuhan berhasiat obat, manfaat, dan status
perolehnya
Nama tumbuhan
Bagian yang dimanfaatkan dan khasiat atau manfaatnya
Status perolehan
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Bunga/Buah: mengobati penyakit menurunkan kolesterol menghilangkan bau
Ditanam/ Budidaya
badan, menyegarkan badan dan obat batuk TBC
Nangka/ Artocarpus heterophyllus
Bunga/Buah: mengobati hernia (untuk anak balita); asma
Ditanam/ Budidaya
Belimbing sayur (Averrhoa bilimbi)
Bunga/Buah: mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak
Ditanam/ Budidaya (Bunga dan buah)
Kelapa muda Bunga/Buah: mengobati anak sawanan
Ditanam/ Budidaya
Jalukap/ Centella asiatica
Daun: mengobati obat batuk, bersih darah, melancarkan peredaran darah, penurun panas , menghentikan pendarahan, dan anti bakteri
Tumbuh Liar
Pare/ Momordica charantia
Daun: mengeluarkan dahak Ditanam/ Budidaya
Tambora/ Daun: sebagai obat luka lambung dan peluntur darah nifas, keputihan dan obat mag
Tumbuh Liar
Seledri/ Apium graveolens
Daun: menurunkan tekanan darah Ditanam/ Budidaya
Belimbing wuluh/ Averrhoa bilimbi
Daun: mengobati tekanan darah tinggi dan batuk
Tumbuh Liar
Pudak stangel/ Dracena angustifolia n.e.brown
Daun: melancarkan peredaran darah
Ditanam/ Budidaya
Daun Kemangi/ Ocimum citriodorum
Daun: mencegah peradangan, Mencegah rambut rontok dan beruban
Ditanam/ Budidaya
Kangkung Sungai/ Ipomoea aquatic
Daun: mengobati susah tidur Tumbuh Liar
Insulin/ Tithonia diversifolia
Daun: mengobati diabetes Ditanam/ Budidaya
Rambutan/ Nephelium lappaceum
Daun: menghilangkan uban Ditanam/ Budidaya
Cemplokan/ Physallis angulata Linn.
Daun: mengobati Stroke Tumbuh liar
Pepaya (Carica papaya L.)
Daun: mengobati demam dan disentri
Ditanam/ Budidaya
Seroning(Serunai)/Wedelia calendaceae les
Daun: Obat maag, darah tinggi, kolesterol, obat luka dan sakit perut
Tumbuh liar
Jelatang ayam/ Toxicodendron radicans
Daun: Patah tulang Tumbuh liar
Kumis kucing (Orthosiphon aristatus Benth)
Daun: melancarkan kencing, Diabetes, keputihan, sakit pinggang dan masuk angin
Ditanam/ Budidaya
Sirih (Chavica betle L.)
Daun: mengobati batuk, membunuh mikroorganisme berbahaya, dan obat kumur
Ditanam/ Budidaya
Cucur bebek/ Bryophyllum
Daun: mengobati sakit kepala Ditanam/ Budidaya
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 488
pinnatum
Rumput salad Daun: menyembuhkan patah tulang Tumbuh liar
Kejibeling/ Strobilanthes crispa
Daun: mengobati sakit pinggang/batu ginjal, melancarkan kencing, disentri/ diare, gatal terkena serangga
Ditanam/ Budidaya
Katapi suntul/ Sandoricum koetjape Merr
Kulit batang: mengobati sakit perut dan asam urat
Tumbuh liar
Halaban/ Vitex pubescens
Kulit batang: mengobati stroke Tumbuh liar
Terong pipit/ Solanum torvum Sw
Akar: mengobati stroke Tumbuh Liar
Karamunting duduk/ Rhodomyrtus tomentosa
Akar: mengobati penyakit ginjal, prostat, asam urat
Tumbuh Liar
Pepaya (Carica papaya L.)
Akar:Obat cacing Ditanam/ Budidaya
Kastela laki/ Carica papaya L
Akar:Mengobati stroke Ditanam/ Budidaya
Penawar sampai/ Tinospora tuberculata beumee
Akar:Mengobati stroke Ditanam/ Budidaya
Bakau /Rhizophora apiculate
Akar:Obat asam urat Tumbuh Liar
Nipah /Nyfa pruticans Wurmb
Akar:Obat sakit gigi Tumbuh Liar
Alang-alang/ Imperata cylindrica
Akar:Sakit pinggang Tumbuh Liar
Nangka / Artocarpus heterophyllus
Akar: mengobati asma, anak sawanan
Tumbuh liar
Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Rimpang: menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma, muntah, mengembalikan stamina dan nyeri otot
Ditanam/ Budidaya
Kencur (Kaempferia 488alangal L.)
Rimpang: mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak
Ditanam/ Budidaya
Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Rimpang: mengobati diare, masuk angin, membersihkan darah nipas
Ditanam/ Budidaya
Kamuna hirang Getah: Menyamak masuk angina
Tumbuh liar
Keladi sungai/ Caladium sp
Getah:Mengobati luka Tumbuh Liar
Kangkung laut/ Ipomoea pescaprae
Getah:Penawar racun ubur-ubur
Tumbuh Liar
Penisilin/Penicilin Getah:Mengobati luka Ditanam/ budidaya
Hambin buah/ Phyllanthus urinaria
Seluruh tumbuhan: obat sakit pinggang/ batu ginjal
Tumbuh liar
Dari 40 jenis tumbuhan tersebut, 19 (47,5%)
adalah tumbuhan liar dan 21 (52,5%) tumbuhan yang ditanam/dibudidayakan. Tumbuhan liar didapat di sekitar pekarangan rumah dan di hutan-hutan yang tidak jauh dari permukiman masyarakat. Jenis-jenis tumbuhan itu di antaranya tambora, seronai, hambin buah, alang-alang, jalukap, karamunting duduk, ciplokan, jelatang ayam, bakau, nipah, rumput salat, keladi sungai, Kangkung air dan kamuna hirang. Tumbuhan budidaya di pekarangan dekat tempat tinggal meliputi pare, seledri, pudak stangel, kemangi insulin, rambutan, papaya, kumis kucing, sirih, penisilin, cucur bebek, kejibeling,jeruk nipis, nangka, belimbing sayur, kelapa, papaya, papaya laki, penawar sampai,jahe, kencur, dan kunyit. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Tanah Bumbu tidak menggantungkan keperluan tumbuhan obat sepenuhnya dari yang ada di alam. Kemudahan untuk mendapatkannya atau kondisi lingkungan (atau letak hutan yang relative jauh) memicu masyarakat membudidayakan atau melestarikan tumbuhan berkhasiat obat.
Gambar 1. Status perolehan tumbuhan berkhasiat obat di
Kabupaten Tanah Bumbu
Bagian tumbuhan yang berkhasiat obat adalah daun 19 jenis (47,5%), kulit batang 2 (5%), bunga/buah 4 (10 %), akar 9 (22,5 %), rimpang 3 (7,5%), getah 4 (10%) dan seluruh bagian tumbuhan 1 jenis (2,5%). Yang digunakan untuk pengobatan (berturut-turut mulai dari yang terbanyak) adalah daun, akar, getah, buah dan rimpang.
3.2 Cara Pengolahan/Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat
1. Jalukap. Daun dimanfaatkan untuk mengobati batuk, membersihkan darah, melancarkan
10%
2,5%
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 489
peredaran darah, penurun panas, anti bakteri dan menghentikan pendarahan. Cara pengolahan: ambil segenggam daun segar dihaluskan ditambah dengan air lalu diperas kemudian diminum. Sedangkan untuk membersihkan darah, daun jalukap langsung dikonsumsi sebagai lalapan.
2. Pare. Daun digunakan untuk mengobati batuk untuk mengeluarkan dahak, cara pengolahannya daun pare dibersihkan dan dihaluskan kemudian tambahkan air, setelah itu diminum 2 x sehari sampai sembuh.
3. Tambora. Daun digunakan masyarakat untuk mengobati luka lambung, peluntur darah nifas dan keputihan. Cara pengolahannya adalah ambil segenggam daun Tambora kemudian dihaluskan dan ditambahkan air, disaring dan diminum 2 x sehari.
4. Seledri. Daun digunakan untuk menurunkan tekanan darah, cara pengolahannya adalah ambil segenggam daun seledri kemudian dihaluskan dan ditambahkan air, disaring dan diminum 2 x sehari sampai sembuh.
5. Belimbing wuluh. Bunga digunakan untuk menyembuhkan batuk. Ambil segenggam bunga belimbing wuluh direbus dengan air 3 gelas sampai 1 gelas diminum sampai sembuh. Buahnya bermanfaat untuk gusi berdarah, sakit gigi, disamping buah daun belimbing wuluh bisa digunakan untuk param sakit rematik, penyakit kulit, dan juga bermanfaat untuk jamu pegel linu.
6. Pudak Stangel. Daun digunakan untuk melancarkan peredaran darah. Cara pengolahannya adalah ambil pucuk daun pudak 9 lembar diberi segelas air kemudian diblender disaring kemudian airnya diminum 2 x sehari.
7. Kemangi. Daun dimakan langsung sebagai lalapan, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah, mencegah peradangan, mencegah rambut rontok dan beruban, mengobati sariawan dan meningkatkan kekebalan tubuh. Untuk mengobati panu daun kemangi dilhaluskan dicampur dengan kapur sirih kemudian dioleskan kebagian yang terkena panu. Konsumsi lalap kemangi secara rutin dapat mencegah bau mulut, dayn kemangi atau sari daun kemangi dapat menyembuhkan penyakit diare, gangguan pada vagina, nyeri payudara, hingga mengatasi batu ginjal dan albuminaria. Daun kemangi terbukti berkhasiat ampuh mengatasi keluhan flu, diare, sakit kepala, cacingan, sembelit. Selain itu, penelitian tersebut juga membuktikan manfaat daun kemangi untuk mengobati perut kembung,
maag, badan lesu, masuk angin, hingga mengatasi kejang. Aroma dari daun kemangi juga dapat digunakan sebagai obat nyamuk.
8. Kangkung sungai. Daun digunakan untuk mengobati insomnia (susah tidur). Daun kangkung dibersihkan kemudian di rebus atau dioseng-oseng kemudian dimakan.
9. Insulin. Daun untuk mengobati diabetes, segenggam daun insulin direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas
10. Rambutan. Daun digunakan untuk mencegah uban, caranya ambil daun rambutan beberapa helai kemudian dihaluskan kemudian ditempelkan kekepala.
11. Cemplokan. Daun digunakan untuk mengobati stroke, caranya. Daun cemplokan + kulit alaban + akar kastela laki + akar terong pipit + akar penawar sampai + daun cemplokan direbus dan diminum 2 x sehari.
12. Pepaya. Daun digunakan untuk mengobati demam dan disentri. Caranya ambil daun papaya kemudian direbus lalu dimakan bisa sebagai lalapan.
13. Seruning/serunai. Daun digunakan untuk mengobati sakit mag, menurunkan darah tinggi, kolesterol dan sakit perut caranya adalah ambil daun serunai kemudian ditambahkan air diblender disaring lalu diminum 2 x sehari. Sedangkan untuk menyembuhkan luka, daun serunai direhaluskan kemudian ditempelkan keluka.
14. Keji Beling. Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsur mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaan nya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tumbuhan ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut. Demikian pula untuk mengobati penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag. Untuk mengobati batu ginjal dan melancarkan kencing daun kejibeling dicampur dengan daun kumis kucing dicampur dengan hambin buah direbus dengan 3 gelas air, biarkan mendidih sampai tertinggal 1 gelas air, kemudian diminum 2 x sekari
15. Kencur. Rimpang bermanfaat mengobati Influenza pada Bayi, Menghilangkan lelah,
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 490
minuman kesegaran, radang lambung, batuk dan melancarkan haid. Kencur, dalam memanfaatkan ini diramu dengan jahe dan bawang putih dipakai untuk pengobatan kram/kesemutan
16. Jahe. Rimpang mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan, sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Bermanfaat melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh, masuk angin, sakit kepala, sakit kepala sebelah, mabuk kendaraan dan param untuk anggota badan yang terkilir. tumbuhan ini diramu dengan bawang putih dan di balurkan di bagian tubuh yang sakit atau terasa panas.
17. Kunyit. Manfaat kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Bermanfaat juga sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.Tumbuhan ini dapat dimanfaatkan dalam bentuk tunggal atau diramu dengan tumbuhan lainnya. Kunyit biasanya digunakan masyarakat untuk pengobatan panas dalam, diare, dan batuk berlendir. Sering pula digunakan sebagai kompres untuk penurun bengkak pada luka luar dan luka akibat penyakit kanker. Rimpang untuk membersihkan darah nipas setelah melahirkan. Rimpang dicampur dengan serai dan gula merah, direbus kemudian diminum.
18. Bawang putih. Bermanfaat mengobati flu dan batuk, menurunkan kadar kolesterol tinggi, mencegah dan mengobati kanker perut, kanker usus besar, penyakit darah tinggi dan jantung.
19. Jeruk nipis. Jeruk nipis punya banyak manfaat. Selain menjadi minuman yang menyegarkan, Air jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggotokan. Bau harumnya membuat enak, sedap ketika kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di dalam mulut, bisa mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman. jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel,
penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung
20. Katapi suntul. Kulit katapi direbus dengan 3 gelas air biarkan mendidih sampai tertinggal 1 gelas, diminum untuk menyembuhkan sakit perut dan asam urat
21. Nangka. Buah muda diparut kemudian diberi air lalu diperas airnya diminum digunakan untuk mengobati hernia anak-anak.
Gambar 3. Beberapa jenis tumbuhan berkhasiat obat di Kabupaten Tanah Bumbu
Hambin buah Insulin
Cemplokan Bunga belimbing
Kemangi
Penisilin Jalukap
Keji beling
Bakal buah nangka Kangkung laut
Kamuna hirang Tambura
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 491
22. Cucur bebek. Daun diremas-remas kemudian ditempelkan ke kepala untuk mengobati sakit kepala.
23. Kelapa muda (katuhung), Buah dibakar dan dioleskan ke kepala anak yang menderita sawanan.
24. Jahe. Parutan rimpang disaring dan diminum untuk mengobati sakit pinggang, asma, nyeri otot dan mengembalikan stamina tubuh. Dalam memanfaatkan tumbuhan obat untuk
pengobatan tradisional selain hanya bagian-bagian tertentu dari tumbuhan yang dimanfaatkan, masyarakat juga menggunakan seluruh bagian tumbuhannya. Tumbuhan yang dimanfaatkan seluruh bagiannya adalah Hambin buah. Seluruh bagian tumbuhan ini direbus bersama daun kumis kucing dan daun kejibeling dan gunakan dalam mengobati susah buang air kecil, ginjal dan sakit pinggang.
Lain halnya dengan masyarakat Dayak Lokpadi yang tinggal di Dusun Lokpadi Kabupaten Tanah Bumbu dalam pengobatan terhadap suatu penyakit sebagian besar masyarakat Dayak Lokpadi tersebut terutama dalam mengobati penyakit yang tergolong ringan, peranan Balian sangat besar dan masyarakat akan lebih cenderung ke Balian terlebih dahulu sebelum berobat ke Rumah Sakit. Hal ini juga dimungkinkan oleh keberadaan Balian yang dikenal oleh Masyarakat setempat Abah Tarjo yang tinggal di Dusun Lokpadi Sungai Danau Tanah Bumbu. Pemanfaatan tumbuhan hanya digunakan oleh Dukun Melahirkan (Ibu Tala) yang menggunakan ramuan kunyit, serai dan gula merah untuk membersihkan darah nifas dan mengembalikan stamina tubuh.
Tumbuhan berkhasiat obat digunakan masyarakat lokal Tanah Bumbu untuk mengobati penyakit ringan hingga penyakit berat. Penyakit ringan tersebut diantaranya adalah sakit perut, bisul, gatal pada kulit, sakit gigi, dan sakit kepala, sedangkan yang termasuk klasifikasi penyakit berat diantaranya adalah kanker, diabetes, berak darah, dan batu ginjal. Masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa obat yang berasal dari tumbuhan relatif aman dikonsumsi. Hal ini berdasarkan pengalaman secara empiris dari generasi ke generasi. Akan tetapi menurut ilmu kedokteran, obat tradisional mungkin dapat menimbulkan efek samping. Karena tumbuhan mempunyai banyak kandungan senyawa kimia aktif, dan kebanyakan belum diketahui senyawa kimia yang berperan sebagai obat dan yang menimbulkan efek samping. Selain itu, masyarakat tidak mempunyai ukuran pasti mengenai dosis atau
takaran pemakaian dalam menggunakan tumbuhan berkhasiat obat tersebut.
4. SIMPULAN Jumlah tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan obat tradisonal di Kabupaten Tanah Bumbu masih cukup tinggi (40 jenis tumbuhan). Tumbuhan itu dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit baik tergolong ringan maupun berat.
Bagian tumbuhan yang berkhasiat obat adalah daun 19 jenis (47,5%), kulit batang 2 (5%), bunga/ buah 4 (10 %), akar 9 (22,5 %), rimpang 3 (7,5%), getah 4 (10%), dan seluruh bagian tumbuhan 1 (2,5%).
Tumbuhan diperoleh dalam bentuk tumbuhan liar (47,5%) dan sudah dibudidayakan di tanah pekarangan atau dalam pot (52,5%).
Disarankan kepada 1) masyarakat untuk tetap memelihara atau
melestarikan tumbuhan berkhasiat obat, karena ada manfaat lain dari tumbuhan tersebut (seperti pengaturan oksigen, prasarana rekreasi sekitar rumah).
2) peneliti untuk menganalisis lebih lanjut komposisi kandungan kimia jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat atau etnis tertentu, tetapi belum banyak dikenal secara umum.
3) pemerintah untuk menyosialisasikan secara rutin dampak baik dan buruk pemanfaatan tumbuhan secara langsung untuk mengobati penyakit.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami sampaikan kepada Rektor
ULM, Ketua LPPM ULM, Dekan Fakultas Kehutanan ULM yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dana (PNBP 2016 ) kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.
6. DAFTAR PUSTAKA
Dewoto, H.R. (2007). Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia, 57(7).
Luziatelli, G., et al. (2010). Ashaninka medicinal plants: a case study from the native community of Bajo Quimiriki, Junin, Peru. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine 6:21.
Martin, G.J. (1995). Ethnobotany: A Methods Manual. WWF International. UNESCO. Royal Botanic Gardens, Kew, UK. London: Chapman and Hall.
Noorcahyati. (2012). Tumbuhan Berkhasiat Obat Etnis Asli Kalimantan. Samboja, Balikpapan: Balai
Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Jilid 2: 486-492 ISBN: 978-602-6483-34-8
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 492
Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam. Badan Litbang Kementerian Kehutanan.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional.
Radam, R., Soendjoto, M.A., Prihatiningtyas, E., Rahmadi, A. & Rezekiah, A.A. (2016). Spesies Tumbuhan yang Dimanfaatkan dalam Pengobatan
oleh Tiga Etnis di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar SenasPro UMM, Malang, 17-18 Oktober 2016. h. 81-93
Yudhe, (2016). Tanaman Obat Keluarga dan Manfaatnya. Artikel kesehatan. Yang diakses tgl 26 Oktober 2016.
-----
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH
TAHUN 2016 JILID 2
Penyunting: Mochamad Arief Soendjoto Aminuddin Prahatamaputra
Maulana Khalid Riefani
Lambung Mangkurat University Press
Banjarmasin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016 JILID 2 Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan Banjarmasin, 05 November 2016
Penyunting/Editor: Mochamad Arief Soendjoto Aminuddin Prahatamaputra Maulana Khalid Riefani Pendesain Sampul: Halimudair Penyelenggara: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat Jalan Hasan Basri, Kayutangi, Banjarmasin 70123 Mitra Penyelenggara: Himpunan Mahasiswa Pacasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Lambung
Mangkurat Diterbitkan oleh: Lambung Mangkurat University Press, 2017 d/a Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Unlam Jl. H.Hasan Basry, Kayu Tangi, Banjarmasin 70123 Gedung Rektorat Unlam Lt 2 Telp/Faks. 0511-3305195 ——————————————————————————————————————————————— Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak Buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara apa pun, baik secara mekanik maupun elektronik, termasuk fotocopi, rekaman dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit ——————————————————————————————————————————————— xiv + 433 h 20 x 28 cm Cetakan pertama, April 2017 ISBN: 978-602-6483-34-8
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016, Universitas Lambung
Mangkurat telah selesai diterbitkan. Prosiding ini bisa jadi ditunggu-tunggu oleh para pemakalah, karena sebagai bukti bahwa para pemakalah ini telah menjalankan tugas menyampaikan, mentransfer, menyebarluaskan, mengomunikasikan, atau berbagi (berandil, sharing) ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang dikuasainya dengan komunitas pemakalah atau orang lain yang memiliki bidang ilmu sama atau bahkan berbeda sama sekali. Pada sisi lain, prosiding ini menjadi petunjuk bahwa banyak hal terkait dengan lahan basah yang perlu menjadi perhatian semua kalangan, baik di Kalimantan Selatan maupun di luar Kalimantan Selatan. Lahan basah bukan sekedar perairan dan seterusnya seperti yang didefinisikan dalam Konvensi Ramsar. Lahan basah adalah potensi, peluang, dan tantangan untuk kesejahteraan manusia atau lebih daripada itu, lahan basah adalah kehidupan alam.
Prosiding ini memang tidak bisa diterbitkan pada tahun 2016, tahun penyelenggaraan seminar. Seperti diketahui, seminar nasional ini tepatnya diselenggarakan pada tanggal 05 November 2016. Tidak cukup waktu bagi para penyunting atau editor untuk menyelesaikan suntingannya sampai akhir tahun 2016. Selain harus menyelesaikan tugas rutinnya pada akhir tahun, para penyunting harus mengerjakan tugas lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu membenahi secara hati-hati banyak hal terkait dengan makalah yang telah disampaikan pada seminar nasional, terutama format makalah atau kebahasaan. Saya pikir hal ini wajar, apabila kemudian prosiding baru bisa diterbitkan pada tahun 2017.
Prosiding ini dibuat dalam format cetakan tiga jilid. Pembagian ini lebih ditekankan pada (1) kepraktisan agar para pembaca tidak mengalami kesulitan ketika membawa prosiding dengan ketebalan seluruhnya sekitar 1.000 halaman dan (2) ketidak-mudahan jilidannya untuk rusak, karena prosiding dibuka-tutup selama pembaca menikmati makalah (artikel prosiding). Prosiding Jilid 1 memuat fokus (1) Konservasi dan Biodiversitas, (2) Pertanian dan Ketahanan Pangan, (3) Bioteknologi, (4) Hukum dan Kebijakan, serta (5) Sosial, Masyarakat, dan Ekonomi; Jilid 2 memuat fokus (6) Seni dan Budaya, (7) Kedokteran, Obat-obatan, dan Kesehatan, (8) Teknik, Industri, dan Pertambangan, (9) Sumber Daya Alam dan Energi Alternatif Terbaharukan, serta (10) Pendidikan dan Pembelajarannya, dan Jilid 3 memuat artikel-artikel fokus 1 hingga fokus 10 yang penyuntingannya tersendat atau lambat.
Selain format cetakan, prosiding juga dibuat dalam format elektronik (pdf). Format ini diunggah dalam laman www.lppm.ulm.ac.id. Dalam format ini, artikel dimunculkan secara tunggal atau terpisah dari artikel lain.
Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat, saya menyampaikan terima kasih kepada (1) para penyaji yang telah menyajikan artikelnya pada seminar nasional dan atau menyerahkan artikel tersebut untuk disunting dan akhirnya dimuat dalam prosiding, (2) para penyunting yang bekerja keras menyelesaikan prosiding, (3) para mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat yang membantu mensukseskan penyelenggaraan seminar, serta (4) staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat yang memfasilitasi urusan administrasi.
Semoga Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 ini bermanfaat.
Banjarmasin, Maret 2017 Ketua LPPM Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc.
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat iv
DAFTAR ISI
Laporan Ketua Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Universitas Lambung Mangkurat ……………………………………………………………………………………………………
ix
Sambutan Rektor Universitas Lambung Mangkurat ……………………………………………………. x
Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 …………………………………………………... xi
Petunjuk Umum Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 ………………………………………... xii
JILID 2 (dari 3)
Konseptualisasi Pengetahuan Lokal Masyarakat Banjar dalam Membangun di Lingkungan Lahan Basah …………………………………………………………………………………………………………
Naimatul Aufa, Bani Noor Muchamad, Ira Mentayani
437-452
Potensi Budaya Suku Mandar untuk Mendukung Pengembangan Ekowisata di Pulau Kerayaan Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan ………………………………………………………
Rochgiyanti, Dafiuddin Salim, Syahlan Mattiro
453-460
Identitas dan Eksistensi Permukiman Tepi Sungai di Banjarmasin …………………………………… Ira Mentayani
461-466
Mengenang Kembali Peradaban Sungai (Kajian Terhadap Simbol Harian Banjarmasin Post) …… Nasrullah
467-473
Pengaruh Perendaman Larutan Alkalin Peroksida terhadap Perubahan Warna pada Dua Jenis Resin Termoplastik Nilon ………………………………………………………………………………….
Muhammad Amiril Nur Pratama, Debby Saputera, Dewi Puspitasari
474-478
Analisis Proksimat dan Aktivitas Antioksidan Minuman Fungsional Sari Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Rasa Buah …………………………………………………………………………
Mazarina Devi, Soenar Soekopitojo, Desiana Merawati
479-485
Pemanfaatan Tumbuhan yang Berkhasiat Obat oleh Masyarakat di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ………………………………………………………………………………………….
Rosidah Radam, Mochamad Arief Soendjoto, Eva Prihatiningtyas
486-492
Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional oleh Masyarakat Suku Dayak di Lingkungan Lahan Basah Kalimantan Tengah …………………………………………………………………………………
Fathul Zannah, Mohamad Amin, Hadi Suwono, Betty Lukiati
493-496
Profil Total Protein Plasma, Albumin dan Globulin Darah Mencit Setelah Pemberian Ekstrak Minyak Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) …………………………………………………………...
Hidayaturrahmah, Kamilia Mustikasari
497-500
Studi In Silico Epicatechin Theobroma Cacao dengan Reseptor PPAR-γ sebagai Kandidat Obat Anti-Diabetik Tipe II …………………………………………………………………………………………
Juliyatin Putri Utami, Diana Lyrawati
501-505
Faktor Predisposisi Stomatitis Aftosa Rekuren Masyarakat Banjarmasin di RSGM Gusti Hasan Aman ………………………………………………………………………………………………………….
Maharani Laillyza Apriasari, Dewi Puspitasari
506-508
Instrumen Pengukuran Penerapan Biosekuriti Rumah Pemotongan Ayam Gelang Tani di Kabupaten Sidoarjo …………………………………………………………………………………………
Faisal Fikri, Bambang Sektiari Lukiswanto, Nenny Harijani
509-511
Kualitas Saus Tomat pada Jajanan Pentol Berdasarkan Uji Mikrobiologis, Kimiawi, dan Organoleptik di Banjarmasin ……………………………………………………………………………….
Maedy Ripani, Sri Amintarti, Aminuddin Prahatamaputra
512-518
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat v
Profil Kandungan Ekstrak Kasar Alga Cokelat (Turbinaria ornata) sebagai Antibakteri pada Penyakit Tifus ………………………………………………………………………………………………..
Naning Dwi Lestari, Nur ‘Azizah Charir
519-525
Penyakit Menular di Lahan Basah ………………………………………………………………………… Syarif Hidayat, Deni Fakhrizal, Budi Hairani, Juhairiyah
526-530
Efek Daun Kelakai (Stenochlaena palustris) terhadap Jumlah Eritrosit, Bentuk Eritrosit dan Kadar Hemoglobin (Hb) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Anemia ………………………………………
Noor Cahaya, Rahmina Aulia, Nurlely
531-538
Korelasi Kejadian Infeksi Saluran Nafas Akut (Ispa) dengan Perilaku Merokok pada Masyarakat Kepulauan Seribu Jakarta ………………………………………………………………………………….
Widaningsih, Titta Novianti, Yana Zahara
539-544
Analisis Usia Persalinan Pertama di Kalimantan Selatan (Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012) ………………………………………………………………………………..
Norma Yuni Kartika, Muhajir Darwin, Sukamdi
545-549
Analisis Sifat Fisikokimia dan Aktivitas Antioksidan Nori Berbahan Baku Daun Cincau Hijau (Premna oblongifolia Merr.) ………………………………………………………………………………..
Soenar Soekopitojo, Budi Wibowotomo, Awan Nurzaman, Yusuf Tri Basuki
550-555
Penentuan Umur Simpan Jamu Serbuk Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dengan Metode Accelerated Shelf Life Test (ASLT) ……………………………………………………………………….
Fatimah, Dwi Sandri, Kartika
556-560
Kenyamanan Termal Bangunan Sekolah dengan Orientasi yang Berbeda di Kabupaten Mojokerto ……………………………………………………………………………………………………..
Lutfi Lailatul Rizki, Haris Anwar Syafrudie, Imam Alfianto
561-567
Perancangan Ulang Tata Letak Departemen dan Penerapan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) pada UD Sumber Urip …………………………………………………………………………..
R. Rizki Amalia
568-571
Penerapan Teknologi Biodrying dalam Pengolahan Sampah High Water Content Menuju Zero Leachate ………………………………………………………………………………………..……………
Wiharyanto Oktiawan, Purwono, Mochtar Hadiwidodo, Arya Rezagama
572-576
Desain dan Fabrikasi Modul Sensor Tgs4160 sebagai Alat Ukur Kadar Gas Karbondioksida pada Permukaan Lahan Gambut ………………………………………………………………………………..
Iwan Sugriwan, Muhammad Ikhsan, Fajar Soekarno, Arfan Eko Fahrudin
577-582
Pengujian Prototipe Penentu Nilai Rendemen dan Asam Lemak Bebas dari Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Pelaihari Kalimantan Selatan ………………………………………………………
Yuki Yama Wulandari, Ade Agung Harnawan, Yudhi Ahmad Nazari
583-586
Studi N-lapis Oktahedral terhadap Sifat Feroelektrik Oksida Logam Aurivillius Sr(N-2)Bi3TinO(3n+3) (N = 3, 4, 5 dan 6) ………………………………………………………………………………………………
Edi Mikrianto *, Dwi Rasy Mujiyanti
587-594
Kenyamanan Termal dan Evaluasi Fisik Kain Katun Hasil Pewarnaan Alam dari Sabut Kelapa Anik Dwiastuti
595-600
Kajian Tata Ruang dan Zonasi Pengelolaan pada Hutan Lindung di Daerah Gambut Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru sebagai Peluang Lokasi Pengelolaan Lahan Basah Univeritas Lambung Mangkurat ………………………………………………………………………………………..
Ahmad Jauhari
601-604
Pola Hujan Daerah Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara ……………………………………… Jeffry Swingly Frans Sumarauw
605-609
Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu di Kalimantan dan 610-613
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat vi
Sumatera …………………………………………………………………………………………………….. Maskulino, Sudin Panjaitan
Penanggulangan Bencana Alam untuk Mendukung Pengelolaan Lingkungan dan Lahan (Studi Kasus: Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera) …………………………………………………………
Maskulino, Sudin Panjaitan
614-617
Pengaruh Campuran Limbah Kayu Rambai dan Api-Api Terhadap Kualitas Briket Arang sebagai Energi Alternatif dari Lahan Basah Kalimantan Selatan ………………………………………………..
Muhammad Faisal Mahdie, Darni Subari, Sunardi, Diana Ulfah
618-624
Pengaruh Kecepatan Aliran Udara dan Jumlah Kolom Nosel terhadap Kinerja Wet Scrubber sebagai Pereduksi Polusi Udara …………………………………………………………………………..
Muhammad Rizali
625-627
Respon Fragmen Acropora Formosa (Dana, 1846) terhadap Gradien Pengaruh Daratan Kabupaten Tanah Bumbu …………………………………………………………………………………
Suhaili Asmawi, Noor Arida Fauzana
628-632
Kelayakan Tambak Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Semi Intensif Berbasis Biofisik ………………………………………………………………………………………………………..
Suciyono, Bambang Suprakto, Ichsan Rusdy
533-637
Pemetaan Energi Biogenik pada Formasi Alluvial Di Pulau Topang dan Perairan Utara Pulau Merbau Menggunakan Sistem Akustik Seismik Dangkal ………………………………………………
Pareng Rengi, Ulil Amri
638-646
Pemanfaatan Serat Kelapa Sawit untuk Pembuatan Gasohol (Premium-Bioetanol) dengan Pretreatment Lignocelulotic Material dan Fermentasi dengan Menggunakan Ragi Tape dan NPK
Lailan Ni’mah, Abdul Ghofur, Achmad Kusairi Samlawi
647-653
Pengaruh Oksigen Terlarut dan Ketebalan Substrat terhadap Tinggi Batang dan Akar Rhyzophora mucronata …………………………………………………………………………………….
Halidah
654-657
Kajian Sifat Fisik dan Kimia Tanah pada Lahan Gambut Pasca-kebakaran ………………………… Ahmad Yamani, Syaifur Bahri
658-661
Penggunaan Lahan Berdasarkan Kemampuannya untuk Pengendalian Banjir di Sub-Das Martapura, Kabupaten Banjar ……………………………………………….…………………………….
Syarifuddin Kadir, Karta Sirang, Badaruddin, Ichsan Ridwan
662-669
Ipteks bagi Masyarakat (Ibm) Desa Tualango melalui Teknologi Pemanfaatan Eceng Gondok
sebagai Energi Alternatif dan Pupuk Organik (Bokashi) ………………………………………………. Hasanuddin, Hendra Uloli
670-673
Dinamika Kualitas Air sebagai Dasar Pengelolaan Air di Lahan Rawa Pasang Surut ……………… Khairil Anwar, Ani Susilawati
674-679
Pendugaan Cadangan Karbon dan Penyerapan Emisi C02 pada Tanaman Jelutung Rawa (Dyera Pollyphylla Miq. Steenis) dengan Beberapa Kelas Umur di Kalimantan Tengah ……………………
Damaris Payung, Daniel Itta, Eny Dwi Pujawati
680-683
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lingkungan Bantaran Sungai Barito untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa ………………………………………………………………………...
Abdul Salam, Sarah Miriam, Muhammad Arifuddin, Imam Nor Ihsan
684-688
Validitas Media Pembelajaran Interaktif Keanekaragaman Jenis Burung di Panjaratan pada Konsep Keanekaragaman Hayati SMA/MA ………………………………………………………………
Faizal Rizali Rahman, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono
689-694
Keterampilan Proses dan Keterampilan Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Kelas X Madrasah Aliyah ……………………………………………..
695-702
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat vii
Aulia Misniyati, Muhammad Zaini, Kaspul
Pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama melalui Pengembangan Bahan Ajar dan Asesmen Berbasis Potensi Lokal ………………………………………………………………………….
Dwi Atmono, Muhammad Rahmattullah
703-709
Kepraktisan Bahan Ajar Reptilia di Kawasan Wisata Air Terjun Bajuin sebagai Media Pembelajaran Biologi ……………………………………………………………………………………….
Ema Lestari, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono
710-712
Lahan Basah sebagai Objek Pembelajaran Geografi ………………………………………………….. Farina Amelia
713-718
Keterampilan Proses dan Keterampilan Kinerja Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah dalam Pembelajaran Konsep Sistem Sirkulasi melalui Penelitian Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Hairiani, Kaspul, Muhammad Zaini
719-724
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Anjir Pasar pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia ………………..
Iin Andini, Rezky Nefianthi Wahab, Rabiatul Adawiyah
725-729
Pembuatan dan Pendistribusian Alat Praktikum Sederhana Materi Fluida Statis Berbasis Lahan Basah untuk SMP Negeri di Kota Banjarmasin …………………………………………………….…………
Misbah,Saiyidah Mahtari, Mustika Wati , Zainuddin
730-733
Aplikasi Indonesia Pintar Berbasis Mobile Android …………………………………………………… Muhammad Ardi Deswanto, Diky Lesmana, Dandi Pangestu
734-740
Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPA Terpadu Lahan Gambut ………………………………… Muhammad Fuad Sya’ban, Winda Puspitalia
741-745
Pelatihan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Prezi yang Memberdayakan Lingkungan di Sekolah Tepian Sungai …………………………………………………….………………………………
Mustika Wati, Dewi Dewantara, Misbah, Syubhan An’nur, Sri Hatini
746-749
Pendidikan Religius terhadap Pecandu Narkoba di Pondok Pesantren Inabah, Kota Banjarmasin Nor Ainah
750-757
Pengintegrasian Pola Divergen dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar Menggunakan Lingkungan Lahan Basah sebagai Sumber Belajar ……………………………………………………
Nurul Hidayati Utami
758-762
Pembentukan Perilaku Pro Lingkungan Peduli Sungai melalui Simbolik Modelling di SDN Mekar Martapura Timur …………………………………………………….………………………………………
Rika Vira Zwagery, Neka Erlyani
763-768
Optimalisasi Lahan Basah sebagai Sumber Belajar Utama Berbasis Setting Outdoor Activities pada Pembelajaran Biologi di SMK Berbasis Kesehatan ……………………………………
Riya Irianti
769-774
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Virus Melalui Model Pembelajaran Problem Solving …………………………………………………….………………………………………
Siti Mardiah, St. Wahidah Arsyad, Kaspul
775-780
Potensi Plagiasi pada Tugas Akhir Mahasiswa Program Diploma - Institut Pertanian Bogor dengan Menggunakan Plagiarism Checker X Versi 5.0.0 ………………………………………………
Wien Kuntari, Faranita Ratih L.
781-786
Pengembangan Model Pembelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLTP 14 Kota Banjarmasin …………………………………………………….……………………………………………
Hamsi Mansur, Ahmad Sofyan
787-792
Pengembangan Metakognisi dan Karakter dalam Pembelajaran Kimia Berbasis Keunggulan 793-799
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat viii
Lokal ………………………………………………….……………………………………………………… Syahmani
Kajian tentang Pendidikan Masyarakat Pesisir di Kabupaten Tanah Laut ………………………… Wahyu, Moh. Yamin, Mariatul Kiptiah, Herry Porda Nugroho
800-805
Menangkis Perilaku Tawuran Pelajar melalui Sekolah (Studi Konseptual) ………………………… Ahmad Lahmi
806-816
Identifikasi Ekosistem Lahan Basah di Kecamatan Paramasan, Kabupaten Banjar sebagai Alternatif Sumber Belajar …………………………………………………………………………………...
Dyah Febria Wardhani
817-823
Materi Ajar Membaca Bahasa Inggris untuk Tujuan Khusus Berbasis Pembelajaran Kooperatif … Grace H. Pontoh, Maya Munaiseche, Marike Kondoj
824-827
Pembelajaran Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita Di Sekolah …………………………………………… Mirnawati
828-835
Validitas Bahan Ajar Jenis Fitoplankton di Sungai Panjaratan, Kabupaten Tanah Laut pada Konsep Protista Sma Kelas X …………………………………………………….………………………
Nurul Aulia, Mochamad Arief Soendjoto, Dharmono
836-840
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Terhadap Konsep Struktur Jaringan Penyusun Organ Pada Sistem Gerak Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ………………………………………
Yuliani Astuti, Aminuddin Prahatamaputra, Muhammad Zaini
841-845
Pola Pendidikan Anak Masyarakat Dayak Daerah Aliran Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala di Era Globalisasi …………………………………………………….……………………………………….
Darmiyati, Ma'ruful Kahri, Sutiyarso
846-853
Pemerolehan Kosakata Anak Usia Dini di Kota Banjarmasin ……………………………….. M. Rafiek, Rusma Noortyani
854-860
Dilema Moral dalam Permasalahan Bantaran Sungai ………………………………………………… Aminuddin Prahatamaputra, Muhammad Zaini, Aulia Azijah
861-869
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat ix
LAPORAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul bersama di tempat ini untuk menghadiri atau melaksanakan Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016.
Seminar Nasional Lahan Basah 2016 ini merupakan wadah temu ilmiah yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat, sebagai fórum interaksi, kolaborasi, dan integrasi antara pendidik, peneliti, dan praktisi. Melalui seminar nasional ini kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia dan berbagi melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berbasis pada lahan basah. Seminar yang bertemakan “Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara berkelanjutan” ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu 1). Prof. Dr. Ir. Hadi S Alikodra (Guru Besar Ekologi Satwa, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB); 2). Prof. Dr. Ir. H Gusti Muhammad Hatta, MS (Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat), dan 3). Prof. Dr. agr. Mohamad Amin, S.Pd, M.Si (Guru Besar Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang).
Alhamdulillah, seminar ini disambut antusias oleh para akademisi dan praktisi dari seluruh Indonesia. Catatan kami menunjukkan bahwa jumlah makalah yang diterima dan akan dipresentasikan sebanyak 273 dengan topik kajian meliputi: 1). Konservasi dan Biodiversitas; 2). Pertanian dan Ketahanan Pangan; 3). Bioteknologi; 4). Hukum, dan Kebijakan; 5). Sosial, Masyarakat, dan Ekonomi; 6). Seni dan Budaya; 7). Kedokteran, obat-obatan dan Kesehatan; 8). Teknik, industri, dan pertambangan; 9). Sumber Daya Alam dan energy Alternatif Terbaharukan; 10). Pendidikan dan Pembelajarannya. Peserta pemakalah berasal dari berbagai perguruan tinggi, lembaga pendidikan, dan instansi di seluruh Indonesia; antara lain Universitas Andalas.Universitas Lancang Kuning (Pekanbaru), Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Universitas Esa Unggul Jakarta, Universitas Terbuka (UPBJJ-UT SERANG), Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Malang, Universitas Airlangga PDD (Banyuwangi), Institut Teknik Surabaya, Universitas Mulawarman,Universitas Palangka Raya, IAIN Antasari Banjarmasin,Universitas Islam Kalimantan MAB, Politeknik Negeri Tanah Laut, Universitas Achmad Yani Banjarmasin,zdc STKIP PGRI Banjarmasin, Universitas Kristen Palangka Raya, ATPN Banjarbaru, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, Universitas Papua (Manokwari), Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Banjarbaru), Universitas Negeri Gorontalo, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam,Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa,PT Riset Perkebunan Nusantara, Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam Samboja,Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon,SMPN 1 Paramasan,MTsN Amuntai Utara,dan SMA Muhammadiyah Kuala Kapuas. Universitas Brawijaya, dan tentu saja Universitas Lambung Mangkurat sebagai tuan rumah.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Ketua dan staf LPPM Universitas Lambung Mangkurat, dosen dan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, serta seluruh pengurus Himpunan Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi (HIMPABIO) Universitas Lambung Mangkurat yang memberikan dukungan dan kontribusi guna terselenggaranya seminar ini. Kami mohon maaf apabila dalam penyelenggaraan seminar ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Salam sejahtera, Wassalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.
Banjarmasin 05 November 2016 Ketua Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Universitas Lambung mangkurat, Dr. Dharmono, M.Si.
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xi
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Yang saya hormati Prof. Dr. H. Hadi S. Alikodra, M.S. (Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor), Prof. Dr. Muhammad Amin (Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. H. Gusti Muhammad Hatta (Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat), Ibu/Bapak/Saudara pemakalah dan peserta seminar nasional yang berbahagia/
Pertama, selaku Rektor Universitas Lambung Mangkurat saya mengucapkan Selamat Datang para pemakalah dan peserta Seminar Nasional Lahan Basah ini di Banjarmasin, bumi Lambung Mangkurat. Penghargaan bagi saya bahwa seminar nasional ini dihadiri oleh pemakalah atau peserta dari seluruh Indonesia, seperti yang telah disampaikan oleh Ketua Panitia sekitar 200-an orang hadir.
Ibu/bapak/saudara dari luar Kalimantan Selatan mungkin berpendapat bahwa Banjarmasin sama dengan kota tempat tinggal. Ibu/bapak/saudara menginjak tanah dan dapat berjalan leluasa dari satu tempat ke tempat lain. Perlu diketahui bahwa kondisi ini bukan hal yang sebenarnya. Ibu/bapak/saudara berada di tanah urugan. Banjarmasin adalah ibukota Kalimantan Selatan yang sejatinya berada di bawah permukaan air laut.
Kedua, penetapan Universitas Lambung Mangkurat sebagai universitas dengan unggulannya Lingkungan Lahan Basah tidak dilakukan hanya dalam semalam, seminggu, sebulan, atau bahkan setahun. Banyak hal yang dipertimbangkan oleh dosen-dosen kita, senat, atau pemimpin mulai dari program studi hingga ke tingkat universitas, sehingga akhirnya universitas tertua ini menetapkan lingkungan lahan basah sebagai unggulannya. Ceritanya cukup panjang.
Namun, satu hal yang pasti adalah sebagian besar Kalimantan Selatan berupa lahan basah dan dapat dikatakan, hampir semua penduduknya bergantung pada lahan basah. Tidak ada seorang pun di Kalimantan Selatan tidak mengenal baras gambut, baras unus, atau baras karang dukuh. Tidak juga seorang pun tidak mengenal haruan, papuyu, patin. Berbagai bahan pangan ini adalah hasil dari lahan basah. Satu kelompok adalah hasil budidaya dan kelompok lainnya dipanen dari alam.
Pendek kata, lahan basah dan potensinya sudah menyatu dengan urang Banua, sebutan untuk orang Banjar atau orang yang bermukim di Kalimantan Selatan. Lingkungan lahan basah harus dimanfaatkan secara lestari. Urang Banua telah mengembangkan rumah panggung, rumah tradisional yang konstruksinya mengatasi kondisi lahan basah. Urang Banjar (Haji Idak) juga mengembangkan sistem pertanian khusus dalam kerangka mengatasi lahan yang selalu tergenang air.
Pemanfaatan lahan basah memang tidak boleh sembarangan. Pada satu sisi, kondisi lingkungan lahan basah adalah peluang, tetapi pada sisi lain merupakan tantangan. Dengan kalimat lain, lingkungan lahan basah itu sendiri dan pengelolaannya memiliki resiko. Resiko yang ditimbulkan atau dampak negatif dari pengelolaan lingkungan itu tentu harus diminimalkan. Minimal ini istilah yang bernuansa pembenaran yang menegaskan bahwa pasti ada resiko yang tidak dapat dihindari, ketika kita memanfaatkan lahan basah.
Saya tidak perlu berpanjang-panjang tentang hal ini. Kita akan mendapatkan pengetahuan tentang lahan basah, lingkungan, dan pengelolaannya dalam seminar ini.
Terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Panitia Seminar yang dengan luar biasa menyiapkan kegiatan ini. Hanya Allah yang membalas kerja keras Panitia.
Akhir kata, dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, saya nyatakan Seminar Nasional Lahan Basah 2016 Universitas Lambung Mangkurat dengan tema “Potensi, Peluang, dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Lahan Basah Secara Berkelanjutan” dibuka.
Selamat berseminar, saling bertukar pikiran, berkomunikasi, dan saling berbagi ilmu terutama terkait dengan lahan basah. Banjarmasin, 05 November 2016 Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc.
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xiii
PANITIA SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016
(Dicuplik dari SK Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Lambung
Mangkurat Nomor 390c/UN8.2/KP/2016 Tanggal 24 Oktober 2016 tentang Panitia Seminar Nasional Lahan Basah Tahun 2016 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung
Mangkurat)
Pengarah : Prof. Dr. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. Penanggungjawab : Prof. Dr. M. Arief Soendjoto, M.Sc. Ketua : Dr. Dharmono, M.Si. Sekretaris : Maulana Khalid Riefani, S.Si., M.Sc. Bendahara : Dra. Sa’adaturrahmi Dra. Hj, Sri Mariani, M.M. Dwi Mulyaningsih, S.Pd. H.M. Irfansyah Kesekretariatan : Rifani, S.A.P. Halimudair, S.Pd. Hery Fajeriadi, S.Pd. Acara : Riza Arisandi, S.Pd. Rezky Ari Setiawan, S.Pd. Noor Syahdi, S.Pd. Wahyudi Aldo Rahadian Wicaksono Makalah dan : Misbah, M.Pd. Persidangan Laila Azkia, S.Sos., M.Si. Asdini Sari, M.Pd. Al Mubarak, M.Pd. Publikasi dan : Rakhman Farisi, S.T. Dokumentasi M. Fuad Sya’ban, M.Pd. M. Wira Yudha, A.Md. Ilhamsyah Darusman Perlengkapan : M. Wahyu Firmansyah, M.A.P. M. Lutvi Ansari, S.Pd. M. Fitriansyah, S.Pd. Mahdiani Konsumsi : Yenny Miratriana Hesty, S.P. Nurul Hidayati Utami, M.Pd. Saiyidah Mahtari, M.Pd. Riya Irianti, M.Pd. Ahmad Yani Ketua LPPM M. Arief Soendjoto
© 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat xiv
PETUNJUK UMUM SEMINAR NASIONAL LAHAN BASAH TAHUN 2016
Makalah Utama 1. Makalah utama disajikan secara pleno di Ruang SIdang Utama. 2. Pemakalah Utama: Prof. Dr. H. Hadi S. Alikodra, M.S., Prof. Dr. Muhammad Amin, Prof. Dr. H. Gusti
Muhammad Hatta). 3. Moderator: Prof. Dr. Mochamad Arief Soendjoto, M.Sc. 4. Peserta penyajian makalah utama terdiri atas
a. pemakalah panel yang akan menyajikan makalah secara paralel, b. bukan pemakalah yang telah memenuhi atau melengkapi syarat administrasi, c. tamu undangan dari panitia seminar.
5. Alokasi waktu 2 jam: 0,5 jam untuk setiap pemakalah dan 0,5 jam untuk diskusi (tanya jawab).
Makalah Panel
1. Makalah panel terdiri atas 10 fokus dan disajikan secara paralel (terpisah) di ruang-ruang sidang kecil. 2. Setiap ruang sidang panel dilengkapi dengan laptop dan LCD proyektor. 3. Pemakalah panel adalah peserta seminar yang telah mengirim/menyerahkan makalah dan
kelengkapannya serta mendapat undangan resmi sebagai pemakalah panel dari panitia. 4. Penyajian makalah panel dipandu oleh moderator yang ditetapkan oleh panitia. 5. Moderator dibantu oleh seorang notulis dan seorang operator laptop. 6. Pemakalah diminta menyerahkan soft file materi presentasi kepada operator sebelum penyajian dimulai. 7. Alokasi waktu setiap pemakalah untuk menyajikan makalahnya 7 menit (termasuk diskusi). 8. Penyajian makalah dapat dilaksanakan perorangan atau panel per tiga orang (disesuaikan). 9. Pemakalah diwajibkan mengisi lembar tanya jawab yang disediakan panitia, untuk merekap pertanyaan
dan jawaban yang ada selama diskusi. 10. Pemakalah, moderator, notulis, dan operator wajib mengisi dan atau menandatangani daftar hadir
(presensi) yang disediakan di setiap ruang paralel. 11. Setelah selesai sidang, moderator, notulis, dan operator segera mengumpulkan notulen dan berkas lain
terkait dengan penyajian makalah dan menyerahkannya kepada panitia.