pemanfataan dan pengembangan tanaman obat …
TRANSCRIPT
LPPM - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
915
PEMANFATAAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT KELUARGA
DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS
KEARIFAN LOKAL DI BTN KENDARI PERMAI KELURAHAN PADALEU
KECAMATAN KAMBU KOTA KENDARI
WA KUASA BAKA
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
SITTI HERMINA
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
AJENG KUSUMA WARDANI
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
SAMSUL
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
Diterima 23 September 2018
Direvisi 23 Oktober 2018
Abstrak - Tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai salah satu pengobatan tradisional merupakan salah
satu kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapinya terutama yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Kondisi jenis tanaman TOGA
yang ada di wilayah BTN Kendari Permai dewasa ini semakin kurang. Oleh karena itu dilakukan kegiatan
pengabdian yang diharapkan dapat memberikan dampak positif demi membangkitkan semangat dan
motivasi masyarakat untuk meningkatkan penanaman TOGA. Permasalahan dalam program ini adalah
sebagai berikut: 1) Bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai pemanfataan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), dan 2) Bagaiamana membangun kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat dalam pembuatan
Kebun TOGA.Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di BTN Kendari Permai Kelurahan padaleu
Kecamatan Kambu Kota Kendari. Kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi
KKN Tematik yang melibatkan beberapa mahasiswa. Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukan
bahwa sebagian besar masyarakat yang ada di BTN Kendari Permai masih memanfaatkan TOGA dalam
mengobati beberapa penyakit yang mereka derita. Pengetahuan tersebut mereka peroleh dari nenek
moyang dan masih diwariskan serta digunakan hingga sekarang ini. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
masih terdapatnya beberapa pekarangan warga yang masih menanam jenis tanaman TOGA. Namun,
sebagian masyarakatnya hanya membeli di pasar karena keterbatasan lahan untuk menanam tanaman
TOGA. Untuk mengatasi femonema tersebut, maka tim dosen DPL bersama dengan mahasiswa peserta
KKN Tematik melakukan penanaman berbagai jenis tanaman TOGA dalam satu lokasi serta melakukan
sistem atau metode penanaman poly bag.
Kata kunci : TOGA dan Pengetahuan Masyarakat.
916 Wa Kuasa Baka, Sitti Hermina
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Wilayah Kendari Permai memiliki potensi alam yang cukup bagus untuk pertanian terutama
untuk tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga atau kita biasa mengenalnya dengan
sebutan TOGA adalah tanaman yang berfungsi sebagai obat yang biasanya ditanam di
pekarangan atau halaman rumah. Tanaman obat merupakan segala jenis tumbuh-tumbuhan
yang mempunyai khasiat atau kegunaan sebagai obat. Tanaman ini biasanya digunakan oleh
masyarakat sebagai obat tradisional. Selain harganya yang murah, tanaman obat ini juga tidak
menimbulkan efek samping bagi kesehatan kita.
Pemanfaatan tanaman obat ini sudah mulai dilakukan oleh nenek moyang kita sejak
ratusan tahun silam. Pada zaman dahulu manusia mulai mencoba memanfaatkan alam
sekitarnya untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-
obatan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan
bantuan obat-obatan yang berasal dari bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal
dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam
penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Tanaman toga merupakan jenis tanaman yang ditanami di pekarangan rumah yang
sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama untuk pengobatan tradisonal seperti tanaman
jahe, daun serai, daun licin, seledri, sambiloto, daun beluntas, temu lawak, lidah buaya,
belimbing wuluh, kangkung, bayam duri, daun tempuyung, daun pacar cina, akar alang-alang,
daun jinten, biji mahoni, cempaka putih, ciplukan, daun benalu, daun bunga santan, daun
duduk, daun bakung, kumis kucing, landep, daun sirih, daun adas, daun adem ati, daun saga
rambat, jambu biji, akar wangi, daun kelor, temu ireng, lengkuas, kunyit, kencur,dan
lempuyang. Penanaman toga sangat penting untuk dikembangkan karena tanaman ini berguna
dan bermanfaat bagi masyarakat terutama untuk pengobatan-pengobatan tradisional.
Mengingat banyaknya manfaat dan pentingnya tanaman TOGA ini bagi kelangsungan hidup
keluarga, maka pemberdayaan masyarakat untuk menanam TOGA dianggap perlu terutama
di wilayah Kendari Permai yang sangat strategis karena memiliki potensi alam dan kesuburan
tanah yang cukup bagus untuk tanaman toga seperti yang diuraikan di atas.
Tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai salah satu pengobatan tradisional
merupakan salah satu kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya terutama yang berhubungan dengan kesehatan
masyarakat. Kearifan lokal adalah kepandaian dan strategi-strategi pengelolaan alam semesta
dalam menjaga keseimbangan ekologis yang sudah berabad-abad teruji oleh berbagai
bencana dan kendala serta keteledoran manusia. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada
etika, tetapi sampai pada norma dan tindakan serta tingkah laku, sehingga kearifan lokal
Pemanfataan Dan Pengembangan Tanaman Obat Keluarga 917
dapat menjadi seperti religi yang memedomani manusia dalam bersikap dan bertindak, baik
dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun menentukan peradaban manusia yang lebih
jauh (Francis Wahono, 2005). Kearifan lokal dapat bersumber dari kebudayaan masyarakat
dalam suatu lokalitas tertentu.
Di samping itu, kearifan lokal yang sering dikonsepsikan sebagai pengetahuan
setempat (local knowledge), kecerdasan setempat (local genius), dan kebijakan setempat
(local wisdom), oleh UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dimaknai sebagai nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan
masyarakat yang antara lain dipakai untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup
secara lestari.
Nenek moyang bangsa Indonesia sejak dahulu telah menekuni pengobatan dengan
memanfaatkan aneka tanaman yang terdapat di alam. Warisan yang berharga ini secara turun
temurun diajarkan oleh generasi yang terdahulu ke generasi selanjutnya. Di daerah pedesaan,
tradisi ini sebagian besar masih dipertahankan. Namun, masyarakat perkotaan umumnya
sudah mulai melupakannya.
Kondisi jenis tanaman TOGA yang ada di wilayah BTN Kendari Permai dewasa ini
semakin kurang. Hal ini disebabkan karena masyarakat lebih memilih cara praktis, yaitu pergi
ke dokter jika sakit dan banyaknya obat-obat medis yang dijual di toko-toko atau di apotik-
apotik baik yang berada di luar wilayah Kendari Permai maupun yang berada di wilayah
Kendari permai sendiri. Keadaan ini mengalihkan perhatian masyarakat terutama masyarakat
Kendari Permai untuk menanam tanaman TOGA. Selain itu, kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya tanaman obat keluarga ini bagi kesehatan masyarakat juga
menjadi penyebab dari kurangnya tanaman ini. Di samping itu, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang bagaimana cara atau teknik mengelola tanaman obat obat keluarga yang
baik juga menjadi kendala kurangnya jenis tanaman ini. Pada hal, obat tradisional yang
berasal dari tanaman TOGA tidak kalah khasiatnya dengan obat-obat medis.
Kecendrungan masyarakat untuk meninggalkan pengetahuan mengenai tanaman
obat tampaknya memang berlangsung terus. Padahal, TOGA amatlah penting bagi keluarga.
Selain dimanfaatkan untuk obat, tanaman obat tersebut dapat ditata dengan baik sebagai
penghias pekarangan. Dengan demikian, pekarangan rumah menjadi tampak asri dan
penghuninya dapat memperoleh obat-obatan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan.
Untuk mengantisipasi fenomena tersebut maka diperlukan penanganan khusus dari
pemerintah kelurahan dan kecamatan. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pengelola
dan pemerintah kelurahan dan kecamatan, namun belum dapat menyelesaikan secara bijak
masalah tersebut. oleh karena itu, tim dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo
memformulasikan tema pengabdian terintegrasi KKN dosen dengan tema Pemanfaatan dan
Pengembangan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dalam upaya peningkatan kesehatan
918 Wa Kuasa Baka, Sitti Hermina
masyarakat berbasis kearifan lokal di BTN Kendari Permai Kelurahan padaleu Kecamatan
Kambu Kota Kendari.
Melalui pengabdian ini akan diarahkan untuk melibatkan masyarakat dalam menanam
tanaman obat keluarga (TOGA) di wilayah BTN Kendari Permai Kelurahan Padaleu
Kecamatan Kambu Kota Kendari. Dengan adanya Pengabdian Dosen terintegrasi KKN PPM
ini diharapkan dapat memberikan dampak positif demi membangkitkan semangat dan
motivasi masyarakat di Kendari Permai untuk meningkatkan penanaman TOGA yang
sekaligus menjadi tambahan ilmu pengetahuan kepada masyarakat.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan analisis situasi yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dipahami bahwa
peningkatan jenis tanaman obat keluarga (TOGA) masih menghadapi berbagai kendala
terutama pengetahuan tentang bagaimana cara pemanfaataannya yang benar. Hal ini
diperlukan penanganan khusus agar masyarakat terutama masyarakat Kendari Permai dapat
termotivasi untuk melakukan penanaman TOGA secara intensif dan berkesinambungan
sehingga tanaman ini bisa dibudidayakan kembali dalam kehidupan masyarakat Kendari
Permai secara khusus dan seluruh masyarakat Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara bahkan
seluruh Indonesia secara umum. Oleh karena itu, permasalahan dalam program ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan masyarakat di wilayah BTN Kendari Permai Kelurahan Padaleu,
Kecamatan Kambu, Kota Kendari mengenai pemanfataan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA)?
2. Bagaimana mengubah pola pikir dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif
dalam upaya pengembangan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) berbasis komunitas di
wilayah Kendari Permai Kelurahan Padaleu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari?
3. Bagaiamana membangun kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat dalam pembuatan
Kebun Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di wilayah Kendari Permai, Kelurahan Padaleu,
Kecamatan Kambu, Kota Kendari?
2. Solusi Dan Target Luaran
2.1. Solusi yang Ditawarkan
Solusi yang ditawarkan melalui pengabdian masyarakat ini adalah pengembangan Kebun
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) berbasis komunitas. Program pengabdian masyarakat ini
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan survey lapangan mengenai potensi pengembangan kebun tanaman obat
keluarga (TOGA) berbasis komunitas di lokasi yang telah ditentukan.
Pemanfataan Dan Pengembangan Tanaman Obat Keluarga 919
2. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan tanaman
obat keluarga (TOGA) untuk meningkatkan kesehatan masyarakat berbasis kearifan
lokal.
3. Tim bersama-sama dengan masyarakat melakukan praktek pembuatan kebun TOGA di
kawasan-kawasan yang telah ditentukan dan kemudian dilakukan monitoring-evaluasi.
2.2. Target yang Ingin Dicapai
Secara umum target yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan
pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan tanaman obat dan keikutsertaan masyarakat
dalam pengembangan kebun tanaman obat keluarga (TOGA) berbasis komunitas.
Pelaksanaan program ini adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang yaitu peningkatan
kesehatan keluarga dan komunitas berbasis kearifan lokal. Target program ini diharapkan
untuk dapat dicapai selama jangka waktu pelaksanaan kegiatan. Secara rinci, target kegiatan
ini adalah sebagai berikut:
1. Terjadinya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan tanaman obat.
Peningkatan pengetahuan masyarakat ini terukur melalui postest dan pretest. Pretest
diberikan pada masyarakat pada saat sosialisasi program pada masyarakat dan postest
diberikan pada saat evaluasi di akhir program.
2. Partisipasi aktif masyarakat pada saat pembuatan kebun tanaman obat keluarga (TOGA)
berbasis komunitas. Kebun TOGA dibangun per komunitas warga, yaitu per Rukun
Tetangga (RT) atau per Dasa Wisma. Model ini dapat meningkatkan partisipasi
masyarakat dan rasa kepimilikan warga akan fasilitas keindahan dan pengobatan
tradisional yang telah diupayakan bersama-sama.
3. Bagi mahasiswa, program ini dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk
terjun di masyarakat. Mahasiswa dapat bekerja bersama masyarakat dan ikut serta
memberikan solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat sesuai dengan ilmu yang
telah dipelajari di bangku kuliah. Dalam hal ini adalah pemecahan permasalah kesehatan
masyarakat berbasis kearifan budaya lokal dan komunitas.
2.3. Luaran
Kegiatan ini dapat membentuk kelompok masyarakat yang dapat terlibat dalam pemanfaatan
dan pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA) di BTN Kendari Permai Kelurahan
Padaleu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari. Adapun luaran dari Pengabdian Dosen
Terintegrasi KKN PPM ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesadaran masyarakat di BTN Kendari Permai dalam pemanfaatan dan
pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA) untuk meningkatkan kesehatan keluarga
berbasis kearifan lokal.
920 Wa Kuasa Baka, Sitti Hermina
2. Terbentuknya kebun TOGA pada masing-masing kelompok binaan.
3. Buku panduan mengenai jenis tanaman obat, khasiat dan cara pemanfaatannya.
3. Metode Pelaksanaan
Program Pengabdian Masyarakat Terintegrasi Kuliah Kerja Nyata Tematik di Perumahan
Kendari Permai Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi dengan pimpinan terkait di lokasi kegiatan, yaitu di Perumahan
Kendari Permai Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu. Hal ini dilakukan agar
mendapat dukungan dan terjadi koordinasi kinerja dan komunikasi yang baik antara tim
dan perangkat masyarakat.
2. Pembekalan dan mengantar mahasiswa ke lokasi yang telah ditentukan
3. Mahasiswa melakukan survey lapangan untuk mengetahui potensi pengembangan
tanaman obat keluarga pada lokasi tersebut.
4. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan
tanaman obat keluarga di lokasi tersebut
5. Tim dan mahasiswa melakukan pelatihan pembuatan Kebun TOGA kepada kader
masyarakat di lingkungan Perumahan Kendari Permai
6. Praktek pembuatan Kebun TOGA di kawasan Perumahan Kendari Permai
7. Evaluasi program pengabdian masyarakat yang dilakukan bersama oleh tim dan
masyarakat
8. Penarikan mahasiswa dari lokasi
9. Sosialisasi mengenai produk hasil olahan Tanaman TOGA
10. Pembuatan laporan
4. Hasil Dan Pembahasan
4.2. Pengetahuan Masyarakat tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah salah satu kearifan lokal di bidang pengolahan
minuman dan kesehatan. Pengenalan dan pemanfaatan TOGA telah dimulai sejak masa
masyarakat tradisional dan menjadi sebuah tradisi lisan dan pengetahuan lokal (Indigineous
Pemanfataan Dan Pengembangan Tanaman Obat Keluarga 921
knowledge) yang diturunkan dari generasi ke generasi dan sampai ke masyarakat perkotaan.
Masyarakat BTN Kendari Permai Kelurahan Padaleu telah mengenal tanaman obat keluarga
(TOGA). Hal tersebut terlihat dari adanya beberapa tanaman TOGA di halaman rumah
warga.
Masyarakat Kendari Permai masih mempertahankana tanaman tradisional ini sebagai
salah satu kearifan lokal masyarakat karena masih dirasakan manfaatnya dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Kegiatan KKN Tematik ini melakukan pencarian data pengetahuan
masyarakat mengenai pemanfaatan TOGA dan menemukan beberapa informasi mengenai
jenis tanaman TOGA termasuk khasiat atau manfaat serta cara mengolahnya atau
meraciknya.
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa tanaman obat keluarga atau yang lebih
kerap disebut dengan tanaman TOGA sangat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.
Sebelum pelaksanaan KKN Tematik ini, masyarakat Kendari Permai tidak memiliki kebun
TOGA. Satu-satunya kebun TOGA ada di lingkungan kelurahan Padaleu yang dibuat oleh
ibu-ibu PKK sebagai syarat lomba TOGA antar kelurahan. Beberapa tanaman obat yang
pernah ditanam oleh mereka adalah tumbuhan klorofil, gersen, serai merah dan jahe. Pada
saat awal pelaksanaan kegiatan KKN, kebun TOGA ini kondisinya tidak terawat. Kebun ini
adalah salah satu kebun yang direvitalisasi oleh kegiatan KKN Tematik.
Sebagian besar masyarakat yang ada di BTN Kendari Permai masih memanfaatkan
TOGA dalam mengobati beberapa penyakit yang mereka derita. Pengetahuan tersebut mereka
peroleh dari nenek moyang dan masih diwariskan serta digunakan hingga sekarang ini.
Keterbatasan lahan adalah salah satu faktor yang menghambat pembuatan kebun toga di
tengah masyarakat, namun masyarakat masih memiliki pengetahuan mengenai pemanfaatan
beberapa tanaman obat. Dengan kondisi tersebut, masyarakat melakukan beberapa hal untuk
memenuhi kebutuhan tanaman obat, yaitu; pertama, warga dengan inisiatif pribadi menanam
sendiri beberapa jenis tanaman obat yang sering mereka butuhkan di halaman mereka sendiri
lalu membuat ramuan obat sendiri; kedua, masyarakat membeli tanaman-tanaman obat yang
mereka butuhkan, lalu membuat sendiri ramuan obat mereka di rumah; dan ketiga, membeli
ramuan berbahan tanaman obat yang dapat langsung diminum. Beberapa hal ini dilakukan
karena masyarakat ini masih meyakini dan mempercayai bahwa tanaman jenis ini merupakan
tanaman tradisional yang menjadi pengetahuan lokal atau kearifan lokal (indigenous
knowledge) masyarakat.
4.2. Pembuatan Kebun Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Berdasarkan data-data di lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa
warga Kendari Permai tentang jenis TOGA dan khasiat serta cara pengolahannya atau
penggunaannya dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya masyarakat BTN Kendari Permai
pada umumnya masih meyakini dan mempercayai tanaman TOGA sebagai obat alternatif
922 Wa Kuasa Baka, Sitti Hermina
atau obat tradisional yang sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat Kendari Permai
secara spesifik dan masyarakat Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara secara general dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini dapat ditunjukkan dengan masih terdapatnya beberapa
pekarangan warga yang masih menanam jenis tanaman TOGA seperti daun serai, daun kelor,
belimbing, lidah buaya, temulawak, kunyit, daun sirih, dan sebagainya. Namun, sebagian
masyarakatnya hanya membeli di pasar karena keterbatasan lahan untuk menanam tanaman
TOGA. Tanaman TOGA tersebut tidak berada dalam satu lokasi namun terdapat di rumah-
rumah warga. Fenomena ini tidak mengurangi animo masyarakat terutama masyarakat BTN
Kendari Permai untuk mengkonsumsi tanaman TOGA.
Untuk mengatasi femonema tersebut, maka tim dosen DPL bersama dengan
mahasiswa peserta KKN Tematik melakukan penanaman berbagai jenis tanaman TOGA
dalam satu lokasi serta melakukan sistem atau metode penanaman dalam polybag. Hal ini
dilakukan agar masyarakat yang memiliki lahan terbatas dapat menanam tanaman TOGA.
Mahasiswa telah melakukan penanaman berbagai jenis tanaman TOGA di dua lokasi
yaitu di depan Kantor Lurah Padaleu dan di RT 11, serta penanaman TOGA dalam poly bag.
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN Tematik dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Peninjauan Lokasi Penanaman TOGA
Peninjauan lokasi penanaman TOGA merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa
KKN Tematik yang bertujuan untuk melihat dan mengecek lokasi tanaman sebelum diadakan
penanaman seperti pengecekan lahan tanah yang mana yang cocok untuk dijadikan sebagai
tempat atau kebun untuk penanaman TOGA yang sangat strategis seperti tampak pada
gambar di bawah ini. Ada dua lokasi yang dijadikan sebagai tempat atau kebun TOGA yaitu
depan Kantor Lurah Padaleu dan di RT 11. Pemilihan dan penentuan lokasi tersebut
didasarkan pada kondisi dan luas lahan yang menurut mereka sangat cocok dan strategis
untuk dijadikan sebagai kebun TOGA. Disamping itu, pemilihan kedua lokasi tersebut
mendapat persetujuan warga termasuk Kepala Kelurahan Padaleu.
Pemanfataan Dan Pengembangan Tanaman Obat Keluarga 923
Gambar 1. Peninjauan Lokasi Kebun TOGA
2. Pembersihan Lahan Kebun TOGA
Setelah diadakan peninjauan lokasi penanaman TOGA, tahap selanjutnya adalah pembersihan
lahan Kebun TOGA. Lahan atau tempat yang akan dijadikan sebagai kebun TOGA harus
dilakukan pembersihan seperti pencabutan rumput dan sebagainya karena kondisi lahan yang
akan digunakan masih penuh dengan rumput. Pembersihan ini dilakukan agar penanaman
TOGA dapat memberikan hasil yang memuaskan dan bermanfaat baik bagi mahasiswa
maupun bagi masyarakat Kendari Permai. Alat-alat yang digunakan untuk mengolah atau
membersihkan lahan adalah pacul, parang, tembilang dan sebagainya seperti tampak pada
gambar di bawah ini.
924 Wa Kuasa Baka, Sitti Hermina
Gambar 2. Pembersihan lokasi Kebun TOGA
Gambar di atas menunjukan bahwa mahasiswa melakukan pembersihan lokasi di
depan Kantor Lurah Padaleu. Lokasi ini sebelumnya digunakan sebagai kebun dasa wisma
namun tidak dirawat dengan baik. Pembersihan dilakukan oleh mahasiswa secara bergantian
di dua lokasi yang telah ditentukan.
3. Pembibitan TOGA, Pembuatan Bedeng dan Pengisian Poly Bag
Setelah pembersihan lahan, kegiatan selanjutnya adalah pembibitan TOGA, pembuatan
bedeng, dan pengisian poly bag. Kegiatan ini diawali dengan pembuatan bedeng. Dalam
pembuatan bedeng ini mahsiswa menggunakan pacul untuk menggemburkan tanah. Hal ini
dimaksudkan agar tanaman TOGA yang mereka tanam menjadi subur sehingga dapat
memberikan hasil yang memuaskan. Selain pembuatan bedeng, mahasiswa peserta KKN
Tematik juga melakukan pengisian tanah dalam poly bag. Hal ini dilakukan untuk menanam
jenis tanaman TOGA di rumah-rumah warga yang lahannya sempit yang tidak
memungkinkan untuk dibuatkan kebun TOGA di depan atau di belakang rumahnya.
Dalam mengerjakan pembuatan bedeng ataupun pengisian tanah dalam poly bag,
mereka diarahkan terlebih dahulu oleh dosen-dosen pembimbing lapangan (DPL) agar
mereka bekerja dengan baik. Selain itu, jenis-jenis tanaman yang mereka akan tanam
disediakan oleh dosen pembimbing lapangan.
Gambar 3. Pembuatan Bedeng untuk Kebun TOGA
Pemanfataan Dan Pengembangan Tanaman Obat Keluarga 925
Selain pembuatan bedeng, mahasiswa juga melakukan pengisian tanah dalam poly
bag. Sebelum diisi tanah tersebut terlebih dahulu disaring dan dicampur dengan pupuk
kandang, setelah tanah tersebut dicampur dengan pupuk, maka langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah mengisi tanah dalam poly bag yang telah disiapkan.
4. Penanaman dan Penyiraman TOGA
Setelah kegiatan pembibitan, pembuatan bedeng, dan pengisian tanah dalam poly bag, tahap
selanjutnya adalah penanaman dan penyiraman TOGA. Mahasiswa peserta KKN Tematik
melakukan penanaman TOGA ini pada tanah yang telah digemburkan dan dicampur pupuk.
Proses penanaman dapat dilihat pada gambar :
Gambar 4. Mahasiswa dan salah seorang DPL melakukan penanaman TOGA
Setelah penanaman TOGA, mahasiswa melakukan penyiraman yang dilakukan setiap
hari pada pagi dan sore hari. Hal ini dilakukan agar bibit yang telah ditanam dapat tumbuh
subur. Selain itu, kegiatan penanaman TOGA juga dilakukan dengan cara poly bag. Seperti
yang telah diuraikan sebelumnya bahwa penanaman dengan cara poly bag dilakukan pada
rumah-rumah warga yang tidak memiliki pekarangan yang luas. Sebagai alternatif, maka
perlu dilakukan menanam TOGA dengan cara poly bag, seperti tampak pada gambar di
bawah ini :
Gambar 5. Penanaman TOGA dalam Poly Bag
926 Wa Kuasa Baka, Sitti Hermina
5. Pemasangan Papan Informasi mengenai Jenis dan Manfaat TOGA
Setelah kegiatan penanaman TOGA dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah pemasangan
papan informasi mengenai jenis tanaman dan manfaatnya. Seperti tampak pada gambar
berikut ini.
Gambar 11. Mahasiswa melakukan pemberian nama tanaman
Pemasangan papan informasi ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat dapat
mengetahui jenis tanaman, manfaat dan cara penggunaan TOGA yang ada di lokasi kebun
TOGA yang telah dibuat oleh mahasiswa peserta KKN Tematik.
5. Kesimpulan
Terdapat beberapa hasil dan kesimpulan dari Kegiatan KKN Tematik yang dilakukan
sepanjang Bulan Agustus-Oktober 2018. Hasil dan kesimpulan tersebut berkaitan dengan tiga
permasalahan utama yang berusaha dipecahkan melalui kegiatan pengabdian ini. Tujuan
pertama, untuk mengetahui pengetahuan masyarakat di lokasi pengabdian mengenai
pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga. Kedua, untuk mengubah pola pikir dan mengajak
masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pengembangan TOGA berbasis komunitas
di wilayah lokasi pengabdian. Ketiga, untuk membangun kerjasama antara mahasiswa dan
masyarakat dalam pembuatan kebun TOGA di wilayah pengabdian masyarakat.
Secara umum masyarakat telah mengetahui tentang pemanfaatan tanaman obat
keluarga, baik itu dari pengetahuan yang diwariskan oleh keluarga maupun pengetahuan yang
Pemanfataan Dan Pengembangan Tanaman Obat Keluarga 927
didapatkan dari pengalaman pribadi. Dari data yang telah dikumpulkan mengenai
pengetahuan masyarakat, kemudian dikelompokkan dalam beberapa kriteria, yaitu jenis-jenis
tanaman obat, khasiat, serta cara pengolahannya berbasis kearifan lokal.
Meskipun masyarakat menyadari bahwa tanaman obat keluarga ini berperan penting
dalam meningkatkan kesehatan keluarga, namun tidak semua masyarakat peduli dalam
pembuatan taman TOGA. Kegiatan pengabdian masyarakat ini melakukan beberapa hal
untuk mengajak warga memiliki pola pikir yang positif dan suportif mengenai taman TOGA,
yaitu antara lain sosialisasi pada warga berbasis rukun tetangga (RT) dan Karang Taruna.
Sosialisasi dilakukan beberapa kali, yaitu sebelum pembuatan taman TOGA, saat proses
pembuatan taman, dan pasca pembuatan taman untuk mengenalkan produk olahan tanaman
obat.
Kegiatan KKN ini kemudian bertujuan untuk membangun kerja sama antara
masyarakat dan mahasiswa. Bagi masyarakat, kerja sama yang dilakukan ini dapat
mendorong rasa memiliki taman-taman TOGA yang telah dibangun bersama. Rasa turut
memiliki ini nantinya akan mendorong pemanfaatan dan pelestarian tanaman obat. Bagi
mahasiswa, kegiatan ini menjadi media untuk belajar bekerja dan hidup di tengah masyarakat
dan menjadi bagian dari pengambilan keputusan dan solusi, khususnya dalam hal
pemanfaatan tanaman obat.
Berdasar pada hasil dari kegiatan ini, memungkinkan untuk dilakukan kegiatan
pengabdian masyarakat lanjutan. Kegiatan lanjutan ini tidak hanya untuk memperdalam
pemahaman masyarakat dalam pemanfaatan tanaman obat untuk meningkatkan kesehatan
keluarga, namun juga kemungkinannya dalam sektor ekonomi.
Daftar Pustaka
Departemen Sosial RI. 2006. Memberdayakan Kearifan Lokal bagi Komunitas Adat Terpencil.
Francis, Wahono. 2005. Pangan, Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati. Yogyakarta: Penerbit
Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.
Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan ke-6. Jakarta: Aksara Baru.
Muhlisah, Fauziah. 2007. Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jakarta : PT. Seri Agri Sehat
Prijono, O.S. dan Pranarka, A.M.W. 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi.
Jakarta : Centre for Strategic and International Studies.
Santoso, Hieronimus Budi .1998. Tanaman Obat Keluarga.Yogyakarta: Teknologi Tepat Guna
Sumodiningrat, G. 2002. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. Jakarta: Gramedia.
UU RI Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup.