pemantauan kualitas air di lingkungan sman 3 bontang melalui metode biotilik (bioassessment)
DESCRIPTION
pemantauan kualitas air di lingkungan sman 3 bontang melalui metode biotilik (bioassessment)TRANSCRIPT
KARYA ILMIAH
PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3
BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)
IPA 1 KELOMPOK VI
Yusran Yahya
(SMP Nurmilad Boarding School)
Mega Himmatush Shafiyyah I.
(SMAN 3 Bontang)
Bella Septiani
(SMA Plus N 2 Banyuasin III)
Lisa Putri P.
(SMAN Titian Teras)
Maimun
(SMAN 1 Kumai)
Sa’diyatul Rizqie Amaliah F.
(SMAPN 1 Diwek)
Rivkha putri rizqi
(SMAN 1 Kei Kecil)
Hasyim asy ari
(SMAN 2 Tomia)
PERKEMAHAN ILMIAH REMAJA NASIONAL XI
BONTANG-KALIMANTAN TIMUR
24 JUNI-1 JULI 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan
rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “PEMANTAUAN
KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE
BIOTILIK (BIOASSESSMENT) “
Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan berkat pengarahan, bantuan, dan
bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. PIRN yang telah memberikan pelatihan bagi kami sehingga kami dapat menyelesaiakan
karya ilmiah ini.
2. Teman-teman yang telah banyak memberikan semangat dalam penyelesaian makalah.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis agar di kemudian
hari karya tulis ini dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi.
Sekian kata pengantar dari peneliti. Akhir kata atas segala kekurangan dan kesalahannya,
peneliti mohon maaf dan semoga karya tulis ini akan berguna bagi kita semua.
Bontang, Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL1
KATA PENGANTAR2
DAFTAR I3
ABSTRAK5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian air
2.2 Pengertian Biotilik
2.3 Sekilas tentang kualitas air di Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Waktu dan tempat penelitian
3.3 Populasi dan Sampel penelitian
3.4 Metode pengumpulan data
3.5Analisis data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Biota yang hidup disungai yang terdapat pada lingkungan
SMAN 3 Bontang
4.2 Kualitas air dilingkungan SMAN 3 Bontang
4.3 Faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air
di SMAN 3 Bontang
4.4 Penerapan metode Biotilik dalam pemantauan kualitas air
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ABSTRAK
Musim penghujan dapat mempengaruhi kualitas air yang berada di suatu tempat tertentu. Di
masing-masing daerah memiliki kuallitas air yang berbeda-beda berdasarkan ekosistem yang
ada pada air tersebut, dimana ekosistem yang hidup pada air tersebut menunjukan kualitas
dari air tersebut, karena pada dasarnya ada hewan yang dapat hidup pada air yang memiliki
kualitas air yang buruk dan ada hewan yang tidak dapat hidup pada air yang memiliki
kualitas air yang buruk yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebersihan dan
kejernihan dari air.
Manfaat dalam penulisan karya tulis ini adalah memberikan informasi yang akurat mengenai
bagaimana cara penerapan metode biotilik dalam lingkungan SMAN 3 Bontang, faktor yang
mempengaruhi kualitas air, serta untuk menanggulangi permasalahan kualitas air sungai di
lingkungan tersebut dan melakukan aktivitas pemantauan dengan biotilik akan memberikan
kepada kita informasi tentang kondisi kualitas air, indikasi awal sumber pencemaran dan
apabila kita memiliki kepedulian atas kelestarian fungsi sungai kita bisa melakukan upaya
advokasi biotilik untuk bisa meningkatkan kualitas air sungai disekitar kita.
Karya tulis ini menggunakan metode deskriptis, yaitu menjelaskan dan memaparkan cara
penerapan sistem Biotilik pada lingkungan SMAN 3 bontang, Kalimantan Timur. Waktu dan
tempat penelitian ini dilaksanakan di wilayah SMAN 3 Bontang, Kalimantan Timur pada 25
Juni sampai dengan 27 Juni 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah air sungai yang
terdapat di daerah SMAN 3 Bontang, Kalimantan Timur. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian kali ini adalah dengan cara simple random sampling. Yang menjadi sampel dalam
penelitian kali ini adalah berupa air dan biota-biota di dalam sungai yang terdapat pada
SMAN 3 Bontang. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel air sungai sebanyak 300
ml. Cara pengumpulan data melalui kajian pustaka, eksperimen, dan observasi.
Kata kunci : Biotilik, Kualitas air, Air, Biota
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan
oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan
air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan
pelestaarian sumber daya air harus ditanamkan kepada segenap pengguna air.
Saat ini, masalah utama yang di hadapi oleh sumber daya air meliuti kuantitas air yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain yang
berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas
air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara
seksama.
Hingga saat ini, indonesia telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup sumber
daya alam lainnya, dalam rangka pengendalian dampak lingkungan. Program-program
tersebut mencakup program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER), Program
Kali bersih (PROKASIH), Adipura, Produksi bersih, Analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL), pantai lestari, dan langit biru.
Pencemaran air di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air dapat
diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan
menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa
digunakan sesuai peruntukannya. Salah satunya yaitu terjadi pencemaran air sungai disekitar
SMAN 3 Bontang.
Oleh karena itu, pentingnya suatu metode yang dapat menanggulangi masalah menurunnya
kualitas air di SMAN 3 Bontang, agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun
menjaga kelestarian lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
a. Apa saja biota yang hidup disungai yang terdapat pada lingkungan SMAN 3 Bontang?
b. Bagaimana kualitas air dilingkungan SMAN 3 Bontang?
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air di SMAN 3 Bontang?
d. Bagaimana penerapan Biotilik sebagai metode dalam pemantauan kualitas air?
1.3 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui biota yang dapat hidup disungai yang terdapat pada lingkungan SMAN
3 Bontang.
b. Untuk mengetahui kualitas air dilingkungan SMAN 3 Bontang.
c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air di SMAN 3 Bontang.
d. Untuk mengetahui penerapan Biotilik sebagai metode dalam pemantauan kualitas air.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat dalam penulisan karya tulis ini adalah memberikan informasi yang akurat mengenai
bagaimana cara penerapan metode biotilik dalam lingkungan SMAN 3 Bontang, faktor yang
mempengaruhi kualitas air, serta untuk menanggulangi permasalahan kualitas air sungai di
lingkungan tersebut, serta melakukan aktivitas pemantauan dengan biotilik akan memberikan
informasi tentang kondisi kualitas air,dan indikasi awal sumber pencemaran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Biotilik
Biotilik merupakan kombinasi antara kearifan masyarakat/pengetahuan turun temurun
(Traditional Wisdom) dan kajian ilmiah (Scientific Background) untuk memantau kualitas
system ekologi sungai.
Biotilik, merupakan istilah yang terdiri dari dua suku kata yaitu bio dan tilik, bio berarti biota
dan tilik Tidak bertulang belakang indikator kualitas air atau dalam bahasa Indonesia Tilik
memiliki arti pengawas atau pemantau.
Biotilik telah banyak digunakan di berbagai negara sebagai indikator biologis untuk
memantau pencemaran air dan menentukan tingkat kesehatan ekosistem sungai, dan telah
ditetapkan sebagai parameter kunci dalam pemantauan kualitas air, disamping parameter
fisika kimia kualitas air . Dibandingkan dengan Pemantauan kualitas air dengan Fisika Kimia
maka Biotilik memiliki lima keunggulan Mudah, Murah, Manfaat, Mitigasi Bencana dan
Massal (Daru, 2009).
Masyarakat sangat familiar dengan biotilik, misalnya capung (Odonata), Anggang-anggang
(Gerridae), bibis (kepik pinggan) dan yuyu (Crustaceae). Pada masa kesulitan air masyarakat
akan mencari lubang-lubang tempat tinggal yuyu untuk mendapatkan air yang bersih.
Sebagian masyarakat sudah menduga bahwa pencemaran sungai menimbulkan (hilangnya)
Kepindahan biota-biota tersebut.
Secara bersama-sama masyarakat dari hulu, bagian tengah sungai dan hilir dapat melakukan
pemantauan dengan Biotilik secara bersama-sama dan melibatkan banyak orang untuk bisa
mengetahui kondisi kesehatan suatu aliran sungai sekaligus dapat mengidentifikasi sumber-
sumber pencemaran sekaligus upaya untuk melakukan restorasi.
2.2 Pengertian Air
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain juga
sangat membutuhkan air. kekurangan air pada tubuh manusia bisa mneyebabkan dehidrasi
karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh
manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan
lemak.
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi
ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari
berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya
orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan
dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ). Di dalam tubuh manusia, air
diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan
berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum
memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005).
2.3 Sekilas tentang Kualitas Air di Indonesia
Banyak penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, pihak Universitas maupun Swasta
terhadap kualitas air bersih dan air minum di berbagai kota di Indonesia. Air dengan tingkat
pencemaran yang demikian tinggi bahkan sudah biasa digunakan oleh masyarakat untuk
kebutuhan MCK dan juga air minum. Hal yang paling dikhawatirkan adalah jika air bersih
atau air minum tersebut berdampak buruk bagi kesehatan karena secara biologis, fisik dan
kimiawi terindikasi mengandung bahan pencemar.
Kehadiran bakteri Coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi sampah atau
feses terhadap sumber air. Kontaminasi Coliform dapat menyebabkan penyakit infeksi
saluran pencernaan seperti diare dan gangguang pencernaan lain. Indikator kualitas fisik
(kekeruhan, warna, rasa dan aroma/bau air) dan indikator kualitas kimia (pH, kesadahan, nilai
BOD dan COD) air merupakan indikator kualitas air yang tidak secara langsung berhubungan
dengan kesehatan. Kendati demikian, kualitas fisik dan kimia berhubungan dengan penentuan
kelayakan air untuk dikonsumsi,
perlu adanya tindakan nyata dan serius untuk mengatasi permasalahan ini. Masyarakat
sebagai komponen yang berperan penting, perlu digugah kesadarannya tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan dan larangan membuang sampah ataupun limbah industri ke
dalam sungai. Khusus pabrik-pabrik besar,sebelum membuang limbah cair ke sungai
diwajibkan membuat instalasi Waste Water Treatment Plant (WWTP) untuk menetralkan
limbah beracun tersebut.
Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih serta untuk mengantisipasi semakin tingginya
kebutuhan air khususnya air bersih di Kawasan Perkotaan, maka perencanaan sistem air
bersih harus mandapat perhatian yang serius. Karena perencanaan sistem air bersih
merupakan salah satu faktor utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan
Perkotaan.
Disamping Perlunya penanganan pengelolaan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-
hari, yang tidak kalah penting adalah penyelamatan ekosistem sungai dari bahan pencemar
berbahaya dan keberlangsungan hidup masyarakat daerah aliran sungai yang
menggantungkan hidup dari sungai. Mata rantai pencemaran sungai ini, bila tidak ditangani
dengan serius dampaknya sungguh luar biasa. Mulai matinya habitat sungai, terganggunya
populasi beberapa jenis burung, matinya bibit ikan dalam kolam-kolam tambak yang
berimbas pada menurunnya hasil panen karena gagal panen dan banyaknya warga pinggiran
sungai yang terkena dampak dengan timbulnya berbagai penyakit kulit, dan sebgainya.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penulisan
Karya tulis ini menggunakan metode deskriptis, yaitu menjelaskan dan memaparkan cara
penerapan sistem Biotilik pada lingkungan SMAN 3 bontang, Kalimantan Timur.
3.2 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah SMAN 3 Bontang, Kalimantan Timur.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada 25 Juni sampai dengan 27 Juni 2012.
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 1990 : 695), populasi adalah sekelompok
orang, benda yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah
air sungai yang terdapat di daerah SMAN 3 Bontang, Kalimantan Timur.
2. Sampel Penelitian
Dalam kamus besar bahasa indonesia, sampel adalah bagian dari populasi statistik yang
cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi tentang seluruhnya. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian kali ini adalah dengan cara simple random sampling. Yang menjadi
sampel dalam penelitian kali ini adalah berupa air dan biota-biota di dalam sungai yang
terdapat pada SMAN 3 Bontang. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel air sungai
sebanyak 300 ml.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendapatkan hasil yang baik. Oleh karena itu, penulis
akan menggunakan beberapa cara dalam mengumpulkan data, antara lain sebagai berikut.
1. KajianPustaka
Untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mempelajari dan
menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sebagai dasar
pemikiran dan untuk memperkuat data sebagai kajian teori.
2. Eksperimen
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, penulis melakukan eksperimen dengan
menganalisa sampel yang telah diambil dari sungai di kawasan SMAN 3 Bontang.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi kualitas air sungai
disekitar SMAN 3 Bontang.
3.5 Analisis Data
Penganalisisan dilakukan dengan menggunakan analisis kulitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis ini meliputi hal-hal mengenai proses analisa metode biolitik keadaan air sungai yang
telah diambil.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Biota yang hidup disungai yang terdapat pada lingkungan SMAN 3 Bontang
Biota-biota yang hidup di perairan sangatlah beraneka ragam. Keanekaragaman biota-biota
air tersebut dipengaruhi oleh dua hal, yaitu Tingkat kejernihan air dan tingkat polusi atau
pencemaran pada perairan tersebut. Perairan tersebut dapat berupa sungai, danau, selokan,
parit, dan lain sebagainya.
Contoh dari biota-biota yang hidup didalam air adalah Nimfa lalat batu, Kepik pinggan,
udang air tawar, limpet air tawar, nimfa lalat sehari pipih, nimfa lalat sehari insang segiempat
dan bercabang, dan nimfa lalat sehari perenang.
Biota-biota semacam itu dapat hidup dalam tingkat kejernihan tertentu, apabila perairan yang
ditempatinya tercemar oleh limbah ataupun sampah, juga akan mempengeruhi populasi dari
biota-biota air tersebut.
Sama halnya dengan biota-biota air yang hidup di sungai SMAN 3 Bontang, dari penelitian
ini biota-biota yang ditemukkan adalah seperti berikut :
a) Cacing bulu getar
b) Jentik nyamuk
c) Cacing bersegmen
d) Nimfa capung
e) Siput berpintu
f) Siput tanpa pintu
g) Nimfa lalat sehari insang segiempat dan bercabang.
4.2 Kualitas air yang terdapat di lingkungan SMAN 3 Bontang
Tingkat kejernihan air sangat mempengaruhi kehidupan biota-biota air yang menempatinya.
Oleh, karena itu selain dari tingkat kejernihan air, kualitas air yang baik untuk tempat
berkembangnya organisme maupun mikroorganisme, dapat diukur dari indikator-indikator
yang dapat memberikan tanda, adanya organisme yang berkembang biak di suatu perairan.
Berikut ini adalah hasil perhitungan yang menggunakan metode Biotilik :
No. Nama Famili BIOTILIK Jumlah individu
Xi Nilai toleransi
Ti
xi.ti
1. Cacing Bulu Getar 4 2 8
2. Jentik Nyamuk 2 5 10
3. Cacing Bersegmen 27 5 135
4. Nimfa capung 1 2 2
5. Siput berpintu 4 3 12
6. Siput tanpa pintu 5 3 15
7. Nimfa lalat sehar insang segi empat & bercabang 3 2 6
Jumlah : 190
1. Jumlah taksa famili : 7 ekor
2. Jumlah taksa EPT : 190
3. % EPT : xi.ti = Jumlah individu x Nilai toleransi = 190 = 27, 142
Jumlah biota perairan Jumlah biota perairan 7
4. FBI = >5,00 = kualitas air sangat buruk
Berdasarkan hasil penelitian, di sungai SMAN 3 Bontang, tingkat kejernihan air apabila
diamati secara kasat mata, keadaannya keruh, kotor, dan bau. Apabila diamati, secara
biologis, atau pengamatan yang dilakukan dengan mengamati biota-biota air yang hidup di
sungai tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas air di sungai lingkungan SMAN 3
Bontang, termasuk dalam kategori sangat buruk (apabila dihitung berdasarkan hasil perkalian
antara jumlah taksa famili dan jumlah taksa EPT).
Dalam pengamatan menggunakan tabel indikator kualitas air, sungai di lingkungan SMAN 3
Bontang, termasuk dalam kategori Sedang.
3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air di SMAN 3 Bontang
Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis yang sangat mempengaruhi kualitas air
tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu kepada beberapa parameter guna
memperoleh air yang layak untuk keperluan domestik terutama pada industri minuman.
1.Faktor Fisika
Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air yang dapat terlihat langsung melalui
fisik air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut. Faktor-faktor
fisika pada air meliputi:
A.Kekeruhan
B.Temperatur
C.Warna
D.Solid(Zatpadat)
E.Baudanrasa
2. Faktor Kimia
Karakteristik kimia air menyatakan banyaknya senyawa kimia yang terdapat di dalam air,
sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan sebagian lagi sebagai kontribusi
aktivitas makhluk hidup. Beberapa senyawa kimia yang terdapat didalam air dapat dianalisa
dengan beberapa parameter kualitas air. Parameter kualitas air tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut :
a. pH
b. DO(dissolvedoxygent)
c. BOD(biologicaloxygentdemand)
d. COD (chemical oxygent demand)
e. Kesadahan
f. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
3. Faktor Biologi
Organisme mikro biasa terdapat dalam air permukaan, tetapi pada umumnya tidak terdapat
pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh aquifer. Organisme yang paling dikenal
adalah bakteri. Adapun pembagian mokroorganisme didalam air dapat di bagi sebagai
berikut:
a. Bakteri
b. Organisme Colliform
c. Organisme Mikro Lainnnya
Dalam pengamatan kualitas air di SMAN 3 Bontang. Biota-biota air yang hidup hampir
punah karena beberapa faktor, faktor-faktornya adalah sebagai berikut :
a. Tingkat polusi udara dan polusi air
b. Tingkat pencemaran limbah dan sampah yang dibuang ke sungai
Dan dalam pengamatan ini, sungai di lingkungan SMAN 3 Bontang, memiliki tingkat
pencemaran yang cukup berat, karena tercemar limbah, baik limbah skala kecil atau limbah
rumah tangga dan limbah skala besar atau limbah dari perusahaan industri atau
pabrik.Limbah yang ditemukan antara lain Sampah padat dan cair.
4.4 Biotilik sebagai metode dalam pemantauan kualitas air
Banyak metode-metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kejernihan dan kebersihan
suatu perairan seperti sungai. Metode yang digunakan adalah Metode Kimia yaitu mengamati
tingkat kejernihan dan kebersihan suatu perairan dengan mengukur derajat keasaman dan
kebasaannnya, dengan menggunakan pH meter. Tetapi, metode kimia ini mempunyai
kekurangan. Kekurangannya adalah, hanya dapat meneliti tingkat kejernihan air berdasarkan
pH-nya saja, dan tidak dapat meneliti tingkat kejernihan airnya dari biota-biota air yang
ditemukan. Oleh, karena itu data yang dihasilkan tampak kurang akurat.
Metode yang tepat adalah metode Biotilik, karena selain mengukur tingkat kejernihan air dari
pH-nya, metode ini lebih menekankan pada keanekaragaman biota air, atau metode biologis.
Metode ini memiliki keunggulan lain, yaitu dapat mempertahankan keanekaragaman hayati
dalam ekosistem air.
Biotilik merupakan bentuk pemantauan kualitas air berdasarkan indikator biologis. Jaringan
pemantauan kualitas air ini ingin melibatkan masyarakat untuk ikut serta melakukan
pemantauan kualitas air sungai dengan menggunakan biomonitoring melalui Biotilik. Biotilik
merupakan kombinasi antara kearifan masyarakat atau pengetahuan turun temurun
(Traditional Wisdom) dan kajian ilmiah (Scientific Background) untuk memantau kualitas
system ekologi sungai.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun simpulan yang kami dapatkan dari penulisan karya tulis ini adalah
1. Berbagai jenis macam biota yang terdapat disungai dalam lingkungan SMAN 3 Bontang,
diantaranya yaitu Cacing bulu getar, Jentik nyamuk, Cacing bersegmen, Nimfa capung, Siput
berpintu
2. Kualitas air yang terdapat pada sungai di lingkungan SMAN 3 Bontang setelah dilakukan
pengamatan melalui metode Biotilik, dapat di definisikan air tersebut bersifat buruk.
3. Dalam pengamatan kualitas air di SMAN 3 Bontang, biota-biota air yang hidup hampir
punah karena beberapa faktor, faktor-faktornya yaitu Tingkat polusi udara dan polusi air dan
Tingkat pencemaran limbah dan sampah yang dibuang ke sungai.
4. Metode Biotilik selain dapat mengukur tingkat kejernihan air dari pH-nya, metode ini lebih
menekankan pada keanekaragaman biota air, atau metode biologis. Metode ini memiliki
keunggulan lain, yaitu dapat mempertahankan keanekaragaman hayati dalam ekosistem air.
5.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan kualitas dan kebersihan air sungai sangat perlu dilakukan, oleh
karena itu kami menyarankan :
1. Kepada warga sekolah, sebaiknya selalu menjaga kualitas serta kebersihan air sungai agar
terjaga kelestarian lingkungan SMAN 3 Bontang yang bersih, aman dan nyaman.
2. Kepada pemerintah, lembaga lingkungan dan energi, maupun pihak yang terkait agar lebih
mengedepankan dan mendukung penggunaan metode Biotilik serta melakukan penyuluhan
yang lebih intensif tentang perlunya menjaga kelestarian lingkungan melalui penerapan
pertanian o
DAFTAR PUSTAKA
Hefni, affandi. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.
Anonim. 2008. biota-air-sebagai-bioindikator-kualitas air dalam
http://www.kabarindonesia.com//. 21 Januari 2011.
Anonim. 2011. Menjaga sungai untuk masa depan dalam http://www.lingkunganair.com//.
07 Desember 2011.