pemantauan kualitas air di lingkungan sman 3 bontang melalui metode biotilik (bioassessment)

10
KARYA ILMIAH PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT) IPA 1 KELOMPOK VI Yusran Yahya (SMP Nurmilad Boarding School) Mega Himmatush Shafiyyah I. (SMAN 3 Bontang) Bella Septiani (SMA Plus N 2 Banyuasin III) Lisa Putri P. (SMAN Titian Teras) Maimun (SMAN 1 Kumai) Sa’diyatul Rizqie Amaliah F. (SMAPN 1 Diwek) Rivkha putri rizqi (SMAN 1 Kei Kecil) Hasyim asy ari (SMAN 2 Tomia) PERKEMAHAN ILMIAH REMAJA NASIONAL XI BONTANG-KALIMANTAN TIMUR 24 JUNI-1 JULI 2012

Upload: nur-milad-boarding-school

Post on 30-Jul-2015

197 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pemantauan kualitas air di lingkungan sman 3 bontang melalui metode biotilik (bioassessment)

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

KARYA ILMIAH

PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3

BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

IPA 1 KELOMPOK VI

Yusran Yahya

(SMP Nurmilad Boarding School)

Mega Himmatush Shafiyyah I.

(SMAN 3 Bontang)

Bella Septiani

(SMA Plus N 2 Banyuasin III)

Lisa Putri P.

(SMAN Titian Teras)

Maimun

(SMAN 1 Kumai)

Sa’diyatul Rizqie Amaliah F.

(SMAPN 1 Diwek)

Rivkha putri rizqi

(SMAN 1 Kei Kecil)

Hasyim asy ari

(SMAN 2 Tomia)

PERKEMAHAN ILMIAH REMAJA NASIONAL XI

BONTANG-KALIMANTAN TIMUR

24 JUNI-1 JULI 2012

Page 2: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan

rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “PEMANTAUAN

KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE

BIOTILIK (BIOASSESSMENT) “

Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan berkat pengarahan, bantuan, dan

bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. PIRN yang telah memberikan pelatihan bagi kami sehingga kami dapat menyelesaiakan

karya ilmiah ini.

2. Teman-teman yang telah banyak memberikan semangat dalam penyelesaian makalah.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis agar di kemudian

hari karya tulis ini dapat diperbaiki dan dikembangkan lagi.

Sekian kata pengantar dari peneliti. Akhir kata atas segala kekurangan dan kesalahannya,

peneliti mohon maaf dan semoga karya tulis ini akan berguna bagi kita semua.

Bontang, Juni 2012

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL1

KATA PENGANTAR2

DAFTAR I3

ABSTRAK5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian air

2.2 Pengertian Biotilik

2.3 Sekilas tentang kualitas air di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Waktu dan tempat penelitian

3.3 Populasi dan Sampel penelitian

3.4 Metode pengumpulan data

3.5Analisis data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Biota yang hidup disungai yang terdapat pada lingkungan

SMAN 3 Bontang

4.2 Kualitas air dilingkungan SMAN 3 Bontang

4.3 Faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air

di SMAN 3 Bontang

4.4 Penerapan metode Biotilik dalam pemantauan kualitas air

Page 3: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ABSTRAK

Musim penghujan dapat mempengaruhi kualitas air yang berada di suatu tempat tertentu. Di

masing-masing daerah memiliki kuallitas air yang berbeda-beda berdasarkan ekosistem yang

ada pada air tersebut, dimana ekosistem yang hidup pada air tersebut menunjukan kualitas

dari air tersebut, karena pada dasarnya ada hewan yang dapat hidup pada air yang memiliki

kualitas air yang buruk dan ada hewan yang tidak dapat hidup pada air yang memiliki

kualitas air yang buruk yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kebersihan dan

kejernihan dari air.

Manfaat dalam penulisan karya tulis ini adalah memberikan informasi yang akurat mengenai

bagaimana cara penerapan metode biotilik dalam lingkungan SMAN 3 Bontang, faktor yang

mempengaruhi kualitas air, serta untuk menanggulangi permasalahan kualitas air sungai di

lingkungan tersebut dan melakukan aktivitas pemantauan dengan biotilik akan memberikan

kepada kita informasi tentang kondisi kualitas air, indikasi awal sumber pencemaran dan

apabila kita memiliki kepedulian atas kelestarian fungsi sungai kita bisa melakukan upaya

advokasi biotilik untuk bisa meningkatkan kualitas air sungai disekitar kita.

Karya tulis ini menggunakan metode deskriptis, yaitu menjelaskan dan memaparkan cara

penerapan sistem Biotilik pada lingkungan SMAN 3 bontang, Kalimantan Timur. Waktu dan

tempat penelitian ini dilaksanakan di wilayah SMAN 3 Bontang, Kalimantan Timur pada 25

Juni sampai dengan 27 Juni 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah air sungai yang

terdapat di daerah SMAN 3 Bontang, Kalimantan Timur. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian kali ini adalah dengan cara simple random sampling. Yang menjadi sampel dalam

penelitian kali ini adalah berupa air dan biota-biota di dalam sungai yang terdapat pada

SMAN 3 Bontang. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel air sungai sebanyak 300

ml. Cara pengumpulan data melalui kajian pustaka, eksperimen, dan observasi.

Kata kunci : Biotilik, Kualitas air, Air, Biota

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan

oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap

dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan

air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan

kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan

pelestaarian sumber daya air harus ditanamkan kepada segenap pengguna air.

Saat ini, masalah utama yang di hadapi oleh sumber daya air meliuti kuantitas air yang tidak

mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan

domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain yang

berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas

air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara

seksama.

Hingga saat ini, indonesia telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang

Page 4: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

Pengendalian Pencemaran air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup sumber

daya alam lainnya, dalam rangka pengendalian dampak lingkungan. Program-program

tersebut mencakup program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER), Program

Kali bersih (PROKASIH), Adipura, Produksi bersih, Analisis mengenai dampak lingkungan

(AMDAL), pantai lestari, dan langit biru.

Pencemaran air di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air dapat

diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,

sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan

menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa

digunakan sesuai peruntukannya. Salah satunya yaitu terjadi pencemaran air sungai disekitar

SMAN 3 Bontang.

Oleh karena itu, pentingnya suatu metode yang dapat menanggulangi masalah menurunnya

kualitas air di SMAN 3 Bontang, agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun

menjaga kelestarian lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.

a. Apa saja biota yang hidup disungai yang terdapat pada lingkungan SMAN 3 Bontang?

b. Bagaimana kualitas air dilingkungan SMAN 3 Bontang?

c. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air di SMAN 3 Bontang?

d. Bagaimana penerapan Biotilik sebagai metode dalam pemantauan kualitas air?

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui biota yang dapat hidup disungai yang terdapat pada lingkungan SMAN

3 Bontang.

b. Untuk mengetahui kualitas air dilingkungan SMAN 3 Bontang.

c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air di SMAN 3 Bontang.

d. Untuk mengetahui penerapan Biotilik sebagai metode dalam pemantauan kualitas air.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dalam penulisan karya tulis ini adalah memberikan informasi yang akurat mengenai

bagaimana cara penerapan metode biotilik dalam lingkungan SMAN 3 Bontang, faktor yang

mempengaruhi kualitas air, serta untuk menanggulangi permasalahan kualitas air sungai di

lingkungan tersebut, serta melakukan aktivitas pemantauan dengan biotilik akan memberikan

informasi tentang kondisi kualitas air,dan indikasi awal sumber pencemaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Biotilik

Biotilik merupakan kombinasi antara kearifan masyarakat/pengetahuan turun temurun

(Traditional Wisdom) dan kajian ilmiah (Scientific Background) untuk memantau kualitas

system ekologi sungai.

Biotilik, merupakan istilah yang terdiri dari dua suku kata yaitu bio dan tilik, bio berarti biota

dan tilik Tidak bertulang belakang indikator kualitas air atau dalam bahasa Indonesia Tilik

memiliki arti pengawas atau pemantau.

Biotilik telah banyak digunakan di berbagai negara sebagai indikator biologis untuk

memantau pencemaran air dan menentukan tingkat kesehatan ekosistem sungai, dan telah

ditetapkan sebagai parameter kunci dalam pemantauan kualitas air, disamping parameter

fisika kimia kualitas air . Dibandingkan dengan Pemantauan kualitas air dengan Fisika Kimia

maka Biotilik memiliki lima keunggulan Mudah, Murah, Manfaat, Mitigasi Bencana dan

Page 5: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

Massal (Daru, 2009).

Masyarakat sangat familiar dengan biotilik, misalnya capung (Odonata), Anggang-anggang

(Gerridae), bibis (kepik pinggan) dan yuyu (Crustaceae). Pada masa kesulitan air masyarakat

akan mencari lubang-lubang tempat tinggal yuyu untuk mendapatkan air yang bersih.

Sebagian masyarakat sudah menduga bahwa pencemaran sungai menimbulkan (hilangnya)

Kepindahan biota-biota tersebut.

Secara bersama-sama masyarakat dari hulu, bagian tengah sungai dan hilir dapat melakukan

pemantauan dengan Biotilik secara bersama-sama dan melibatkan banyak orang untuk bisa

mengetahui kondisi kesehatan suatu aliran sungai sekaligus dapat mengidentifikasi sumber-

sumber pencemaran sekaligus upaya untuk melakukan restorasi.

2.2 Pengertian Air

Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain juga

sangat membutuhkan air. kekurangan air pada tubuh manusia bisa mneyebabkan dehidrasi

karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh

manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan

lemak.

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi

ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang

utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk

mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari

berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya

orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan

dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ). Di dalam tubuh manusia, air

diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan

berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum

memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005).

2.3 Sekilas tentang Kualitas Air di Indonesia

Banyak penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, pihak Universitas maupun Swasta

terhadap kualitas air bersih dan air minum di berbagai kota di Indonesia. Air dengan tingkat

pencemaran yang demikian tinggi bahkan sudah biasa digunakan oleh masyarakat untuk

kebutuhan MCK dan juga air minum. Hal yang paling dikhawatirkan adalah jika air bersih

atau air minum tersebut berdampak buruk bagi kesehatan karena secara biologis, fisik dan

kimiawi terindikasi mengandung bahan pencemar.

Kehadiran bakteri Coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi sampah atau

feses terhadap sumber air. Kontaminasi Coliform dapat menyebabkan penyakit infeksi

saluran pencernaan seperti diare dan gangguang pencernaan lain. Indikator kualitas fisik

(kekeruhan, warna, rasa dan aroma/bau air) dan indikator kualitas kimia (pH, kesadahan, nilai

BOD dan COD) air merupakan indikator kualitas air yang tidak secara langsung berhubungan

dengan kesehatan. Kendati demikian, kualitas fisik dan kimia berhubungan dengan penentuan

kelayakan air untuk dikonsumsi,

perlu adanya tindakan nyata dan serius untuk mengatasi permasalahan ini. Masyarakat

sebagai komponen yang berperan penting, perlu digugah kesadarannya tentang pentingnya

menjaga kebersihan lingkungan dan larangan membuang sampah ataupun limbah industri ke

dalam sungai. Khusus pabrik-pabrik besar,sebelum membuang limbah cair ke sungai

diwajibkan membuat instalasi Waste Water Treatment Plant (WWTP) untuk menetralkan

limbah beracun tersebut.

Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih serta untuk mengantisipasi semakin tingginya

Page 6: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

kebutuhan air khususnya air bersih di Kawasan Perkotaan, maka perencanaan sistem air

bersih harus mandapat perhatian yang serius. Karena perencanaan sistem air bersih

merupakan salah satu faktor utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan

Perkotaan.

Disamping Perlunya penanganan pengelolaan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-

hari, yang tidak kalah penting adalah penyelamatan ekosistem sungai dari bahan pencemar

berbahaya dan keberlangsungan hidup masyarakat daerah aliran sungai yang

menggantungkan hidup dari sungai. Mata rantai pencemaran sungai ini, bila tidak ditangani

dengan serius dampaknya sungguh luar biasa. Mulai matinya habitat sungai, terganggunya

populasi beberapa jenis burung, matinya bibit ikan dalam kolam-kolam tambak yang

berimbas pada menurunnya hasil panen karena gagal panen dan banyaknya warga pinggiran

sungai yang terkena dampak dengan timbulnya berbagai penyakit kulit, dan sebgainya.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penulisan

Karya tulis ini menggunakan metode deskriptis, yaitu menjelaskan dan memaparkan cara

penerapan sistem Biotilik pada lingkungan SMAN 3 bontang, Kalimantan Timur.

3.2 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah SMAN 3 Bontang, Kalimantan Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada 25 Juni sampai dengan 27 Juni 2012.

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 1990 : 695), populasi adalah sekelompok

orang, benda yang menjadi sumber pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah

air sungai yang terdapat di daerah SMAN 3 Bontang, Kalimantan Timur.

2. Sampel Penelitian

Dalam kamus besar bahasa indonesia, sampel adalah bagian dari populasi statistik yang

cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi tentang seluruhnya. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian kali ini adalah dengan cara simple random sampling. Yang menjadi

sampel dalam penelitian kali ini adalah berupa air dan biota-biota di dalam sungai yang

terdapat pada SMAN 3 Bontang. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel air sungai

sebanyak 300 ml.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendapatkan hasil yang baik. Oleh karena itu, penulis

akan menggunakan beberapa cara dalam mengumpulkan data, antara lain sebagai berikut.

1. KajianPustaka

Untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mempelajari dan

menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas sebagai dasar

pemikiran dan untuk memperkuat data sebagai kajian teori.

2. Eksperimen

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, penulis melakukan eksperimen dengan

menganalisa sampel yang telah diambil dari sungai di kawasan SMAN 3 Bontang.

3. Observasi

Page 7: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi kualitas air sungai

disekitar SMAN 3 Bontang.

3.5 Analisis Data

Penganalisisan dilakukan dengan menggunakan analisis kulitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis ini meliputi hal-hal mengenai proses analisa metode biolitik keadaan air sungai yang

telah diambil.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Biota yang hidup disungai yang terdapat pada lingkungan SMAN 3 Bontang

Biota-biota yang hidup di perairan sangatlah beraneka ragam. Keanekaragaman biota-biota

air tersebut dipengaruhi oleh dua hal, yaitu Tingkat kejernihan air dan tingkat polusi atau

pencemaran pada perairan tersebut. Perairan tersebut dapat berupa sungai, danau, selokan,

parit, dan lain sebagainya.

Contoh dari biota-biota yang hidup didalam air adalah Nimfa lalat batu, Kepik pinggan,

udang air tawar, limpet air tawar, nimfa lalat sehari pipih, nimfa lalat sehari insang segiempat

dan bercabang, dan nimfa lalat sehari perenang.

Biota-biota semacam itu dapat hidup dalam tingkat kejernihan tertentu, apabila perairan yang

ditempatinya tercemar oleh limbah ataupun sampah, juga akan mempengeruhi populasi dari

biota-biota air tersebut.

Sama halnya dengan biota-biota air yang hidup di sungai SMAN 3 Bontang, dari penelitian

ini biota-biota yang ditemukkan adalah seperti berikut :

a) Cacing bulu getar

b) Jentik nyamuk

c) Cacing bersegmen

d) Nimfa capung

e) Siput berpintu

f) Siput tanpa pintu

g) Nimfa lalat sehari insang segiempat dan bercabang.

4.2 Kualitas air yang terdapat di lingkungan SMAN 3 Bontang

Tingkat kejernihan air sangat mempengaruhi kehidupan biota-biota air yang menempatinya.

Oleh, karena itu selain dari tingkat kejernihan air, kualitas air yang baik untuk tempat

berkembangnya organisme maupun mikroorganisme, dapat diukur dari indikator-indikator

yang dapat memberikan tanda, adanya organisme yang berkembang biak di suatu perairan.

Berikut ini adalah hasil perhitungan yang menggunakan metode Biotilik :

No. Nama Famili BIOTILIK Jumlah individu

Xi Nilai toleransi

Ti

xi.ti

1. Cacing Bulu Getar 4 2 8

2. Jentik Nyamuk 2 5 10

3. Cacing Bersegmen 27 5 135

4. Nimfa capung 1 2 2

5. Siput berpintu 4 3 12

6. Siput tanpa pintu 5 3 15

7. Nimfa lalat sehar insang segi empat & bercabang 3 2 6

Page 8: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

Jumlah : 190

1. Jumlah taksa famili : 7 ekor

2. Jumlah taksa EPT : 190

3. % EPT : xi.ti = Jumlah individu x Nilai toleransi = 190 = 27, 142

Jumlah biota perairan Jumlah biota perairan 7

4. FBI = >5,00 = kualitas air sangat buruk

Berdasarkan hasil penelitian, di sungai SMAN 3 Bontang, tingkat kejernihan air apabila

diamati secara kasat mata, keadaannya keruh, kotor, dan bau. Apabila diamati, secara

biologis, atau pengamatan yang dilakukan dengan mengamati biota-biota air yang hidup di

sungai tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas air di sungai lingkungan SMAN 3

Bontang, termasuk dalam kategori sangat buruk (apabila dihitung berdasarkan hasil perkalian

antara jumlah taksa famili dan jumlah taksa EPT).

Dalam pengamatan menggunakan tabel indikator kualitas air, sungai di lingkungan SMAN 3

Bontang, termasuk dalam kategori Sedang.

3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas air di SMAN 3 Bontang

Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis yang sangat mempengaruhi kualitas air

tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu kepada beberapa parameter guna

memperoleh air yang layak untuk keperluan domestik terutama pada industri minuman.

1.Faktor Fisika

Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air yang dapat terlihat langsung melalui

fisik air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut. Faktor-faktor

fisika pada air meliputi:

A.Kekeruhan

B.Temperatur

C.Warna

D.Solid(Zatpadat)

E.Baudanrasa

2. Faktor Kimia

Karakteristik kimia air menyatakan banyaknya senyawa kimia yang terdapat di dalam air,

sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan sebagian lagi sebagai kontribusi

aktivitas makhluk hidup. Beberapa senyawa kimia yang terdapat didalam air dapat dianalisa

dengan beberapa parameter kualitas air. Parameter kualitas air tersebut dapat digolongkan

sebagai berikut :

a. pH

b. DO(dissolvedoxygent)

c. BOD(biologicaloxygentdemand)

d. COD (chemical oxygent demand)

e. Kesadahan

f. Senyawa-senyawa kimia yang beracun

3. Faktor Biologi

Organisme mikro biasa terdapat dalam air permukaan, tetapi pada umumnya tidak terdapat

pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh aquifer. Organisme yang paling dikenal

adalah bakteri. Adapun pembagian mokroorganisme didalam air dapat di bagi sebagai

berikut:

a. Bakteri

b. Organisme Colliform

Page 9: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

c. Organisme Mikro Lainnnya

Dalam pengamatan kualitas air di SMAN 3 Bontang. Biota-biota air yang hidup hampir

punah karena beberapa faktor, faktor-faktornya adalah sebagai berikut :

a. Tingkat polusi udara dan polusi air

b. Tingkat pencemaran limbah dan sampah yang dibuang ke sungai

Dan dalam pengamatan ini, sungai di lingkungan SMAN 3 Bontang, memiliki tingkat

pencemaran yang cukup berat, karena tercemar limbah, baik limbah skala kecil atau limbah

rumah tangga dan limbah skala besar atau limbah dari perusahaan industri atau

pabrik.Limbah yang ditemukan antara lain Sampah padat dan cair.

4.4 Biotilik sebagai metode dalam pemantauan kualitas air

Banyak metode-metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kejernihan dan kebersihan

suatu perairan seperti sungai. Metode yang digunakan adalah Metode Kimia yaitu mengamati

tingkat kejernihan dan kebersihan suatu perairan dengan mengukur derajat keasaman dan

kebasaannnya, dengan menggunakan pH meter. Tetapi, metode kimia ini mempunyai

kekurangan. Kekurangannya adalah, hanya dapat meneliti tingkat kejernihan air berdasarkan

pH-nya saja, dan tidak dapat meneliti tingkat kejernihan airnya dari biota-biota air yang

ditemukan. Oleh, karena itu data yang dihasilkan tampak kurang akurat.

Metode yang tepat adalah metode Biotilik, karena selain mengukur tingkat kejernihan air dari

pH-nya, metode ini lebih menekankan pada keanekaragaman biota air, atau metode biologis.

Metode ini memiliki keunggulan lain, yaitu dapat mempertahankan keanekaragaman hayati

dalam ekosistem air.

Biotilik merupakan bentuk pemantauan kualitas air berdasarkan indikator biologis. Jaringan

pemantauan kualitas air ini ingin melibatkan masyarakat untuk ikut serta melakukan

pemantauan kualitas air sungai dengan menggunakan biomonitoring melalui Biotilik. Biotilik

merupakan kombinasi antara kearifan masyarakat atau pengetahuan turun temurun

(Traditional Wisdom) dan kajian ilmiah (Scientific Background) untuk memantau kualitas

system ekologi sungai.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun simpulan yang kami dapatkan dari penulisan karya tulis ini adalah

1. Berbagai jenis macam biota yang terdapat disungai dalam lingkungan SMAN 3 Bontang,

diantaranya yaitu Cacing bulu getar, Jentik nyamuk, Cacing bersegmen, Nimfa capung, Siput

berpintu

2. Kualitas air yang terdapat pada sungai di lingkungan SMAN 3 Bontang setelah dilakukan

pengamatan melalui metode Biotilik, dapat di definisikan air tersebut bersifat buruk.

3. Dalam pengamatan kualitas air di SMAN 3 Bontang, biota-biota air yang hidup hampir

punah karena beberapa faktor, faktor-faktornya yaitu Tingkat polusi udara dan polusi air dan

Tingkat pencemaran limbah dan sampah yang dibuang ke sungai.

4. Metode Biotilik selain dapat mengukur tingkat kejernihan air dari pH-nya, metode ini lebih

menekankan pada keanekaragaman biota air, atau metode biologis. Metode ini memiliki

keunggulan lain, yaitu dapat mempertahankan keanekaragaman hayati dalam ekosistem air.

5.2 Saran

Upaya untuk meningkatkan kualitas dan kebersihan air sungai sangat perlu dilakukan, oleh

karena itu kami menyarankan :

1. Kepada warga sekolah, sebaiknya selalu menjaga kualitas serta kebersihan air sungai agar

terjaga kelestarian lingkungan SMAN 3 Bontang yang bersih, aman dan nyaman.

2. Kepada pemerintah, lembaga lingkungan dan energi, maupun pihak yang terkait agar lebih

Page 10: PEMANTAUAN KUALITAS AIR DI LINGKUNGAN SMAN 3 BONTANG MELALUI METODE BIOTILIK (BIOASSESSMENT)

mengedepankan dan mendukung penggunaan metode Biotilik serta melakukan penyuluhan

yang lebih intensif tentang perlunya menjaga kelestarian lingkungan melalui penerapan

pertanian o

DAFTAR PUSTAKA

Hefni, affandi. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.

Anonim. 2008. biota-air-sebagai-bioindikator-kualitas air dalam

http://www.kabarindonesia.com//. 21 Januari 2011.

Anonim. 2011. Menjaga sungai untuk masa depan dalam http://www.lingkunganair.com//.

07 Desember 2011.