pemasaran jasa perpustakaan dan informasi …library.usu.ac.id/download/fs/06012423.pdf ·...
TRANSCRIPT
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
PEMASARAN JASA PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI PADA
PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
PENDAHULUAN
Ribuan bahkan jutaan laporan, makalah, artikel majalah, buku yang dihasilkan
ilmuwan sedang menunggu di perpustakaan, pusat dokumentasi dan informasi
(pusdokinfo) dan Internet untuk diambil dan digunakan dalam memberikan layanan bagi
pemakai. Informasi tersebut tersedia secara cuma-cuma maupun harus dibeli. Terjadinya
banjir informasi, menyebabkan pemakai informasi kesulitan dalam memilih dan
mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Para pemakai menuntut
layanan informasi siap pakai yang cepat, tepat dan mudah. Kebutuhan tersebut dapat
dipenuhi dengan membuat kemasan informasi.
Pemasaran adalah suatu usaha menawarkan dan mendekatkan produk kepada
konsumen yang terjadi berdasarkan asas pertukaran. Pemasaran jasa Perpustakaan dapat
diartikan sebagai upaya mendekatkan dan mempromosikan jasa yang diselenggarakan
Perpustakaan demi kepentingan pengguna serta untuk meningkatkan keefektifan
informasi yang dimiliki Perpustakaan. Keberhasilan pemasaran jasa Perpustakaan
ditentukan oleh pengelola Perpustakaan dalam memberikan jasa dan oleh pengguna yang
mengakui bahwa jasa Perpustakaan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan mereka
Ketersediaan informasi pada suatu Perpustakaan dapat diketahui pengguna
apabila Perpustakaan tersebut menyebarluaskan dan memasarkan informasi yang
dimiliki.
Pemasaran jasa Perpustakaan mencakup pula pemasaran informasi. Sejak dulupun
sebenarnya informasi dapat dianggap sebagai suatu komoditas yang dapat
diperjualbelikan. Perbedaannya dengan komoditas lain adalah informasi tidak pernah
habis dipasarkan. Informasi tetap akan berada pada pemiliknya bahkan bias terus
bertambah meskipun pengguna informasi tersebut suatu saat dapat menjadi pesaing.
Dengan kata lain, informasi akan makin bertambah jika informasi tersebut makin banyak
digunakan. Sebaliknya komoditas atau suatu benda akan makin menumpuk bila tidak
dipasarkan atau digunakan. Apalagi dengan adanya teknologi informasi, bertambah pula
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
kekayaan informasi, karena teknologi tersebut membantu dan memudahkan
penghimpunan, penyebaran, sirkulasi dan perolehan umpan balik (Barry Jones, 1983)
Pemasaran Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Kotler (1975) pemasaran adalah kegiatan yang diarahkan untuk
memnuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen, atau menawarkan
keuntungan yang bias dirasakan oleh konsumen melalui proses pertukaran (Wirawan,
1993:4). Pertukaran adalah prinsip dasar dari pemasaran. Pemasaran sangat relevan
dengan masalah-masalah dan tantangan-tantangan organisasi nir-laba. Kehidupan semua
organisasi tergantung pada hubungan pertukaran untuk memperoleh sumberdaya yang
diperlukan, kemudian mengubah sumberdaya itu menjadai produk dan jasa dan
mendistribusikannya secara efisien kepada pasar target. Pemasaran adalah pendekatan
sistematis terhadap perencanaan dan dalam mencapai hubungan pertukaran yang
diinginkan dengan kelompok lain. Pemasaran berkaitan dengan pengembangan,
pemeliharaan dan/atau pengaturan hubungan pertukuran yang mencakup produk, jasa,
organisasi, orang, tempat atau penyebab.
Menurut Winardi keuntungan pemasaran adalah:
“Organisasi yang menerpkan pemasaran yang sistematis akan memperoleh dua keuntungan, yaitu: (1) organisasi dapat meningkatkan kepuasan pasar target karena lebih memahami kebutuan konsumen dan kemudian dapat mengembangkan produk dan jasa yang lebih cocok (2) efisien kegiatan-kegiatan pemasaran organisasi akan meningkat karena memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang bagaimana merumuskan harga, promosi dan komunikasi serta distribusi. Keuntungan yang disebutkan pertama erat hubungannya dengan pengukuran keberhasilan pada organisasi nir-laba (Winardi, 1992:177)
Sejumlah peneliti mengamati bahwa ada perbedaan dasar dalam fungsi pemasaran
pada perusahaan dan organisasi nir-laba. Perbedaan nyata terletak pada sumber dana dan
dampaknya terhadap organisasi. Perusahaan memperoleh modal pertamanya dari
investor atau pemodal. Jika perusahaan telah berjalan, dana operasional perusahaan
terutama diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
itu. Dalam hal ini perusahaan hanya menghadapi satu unsur pokok yaitu konsumen. Jika
produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dapat memuaskan konsumennya, maka
transaksi akan terjadi dan perusahaan mempunyai dana untuk melanjutkan aktivitasnya.
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
Sebaliknya, organisasi nir-laba memperoleh dari donor atau lembaga induknya.
Dengan anggaran yang diperolehnya itu, organisasi menghasilkan produk atau jasa yang
kemudian ditawarkan kepada konsumennya. Berbeda dengan perusahaan, apabila produk
dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi nir-laba itu ternyata tidak sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen, pihak donor masih mungkin akan memberikan dana
lagi, apalagi kalau pihak donor masih menganggap organisasi itu baik. Sebaliknya
mungkin juga terjadi, meskipun produk dan jasa yang dihasilkan itu sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen, belum menjamin bahwa anggaran dari donor untuk
organisasi nir-laba itu akan ditingkatkan.
Konsekuensi dari perbedaan ini adalah bahwa ukuran keberhasilan perusahaan
dan organisasi nir-laba berbeda. Perusahaan yang pada dasarnya berorientasi terhadap
laba, dianggap sukses jika berhasil meraup untung yang besar. Pada organisasi nir-laba,
meskipun berhasil mempeoleh dana yang lebih besar dari donor, mungkin saja gagal
dalam memanfaatkan sumber daya itu secara efektif dan efisien bagi pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu kemampuan organisasi nir-laba
dalam memperoleh sumber daya tidak dapat dijadikan ukuran keberhasilan organisasi.
Keberhasilan suatu organisasi nir-laba dengan demikian, harus diukur dari sejauhmana
produk dan jasa yang dihasilkan organisasi telah memenuhi kebuuhan dan keinginan
konsumennya. Bagaimana dengan Perpustakaan perguruan tinggi?
Perpustakaan adalah organisasi yang dibentuk untuk melayani kebutuhan
informasi sekelompok yang telah ditentukan. Konsep pertukaran berlaku untuk
Perpustakaan. Dengan dukungan dana yang diberikan oleh perguruan tinggi,
Perpustakaan menyediakan koleksi dan jasa layanan yang kemudian ditawarkan kepada
civitas akademika. Perpustakaan menerima anggaran dari lembaga induknya yang
sebagian besar berasal dari biaya pendidikan yang diterima dari para mahasiswa.
Meskipun sudah ada kepastian bahwa dan akan tetap kita terima, selama Perpustakaan
tidak menyimpang dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh lembaga
induknya, orientasi pemasaran menuntut Perpustakaan untuk selalu menyediakan produk
dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Koleksi dan jasa layanan yang
bermutu (dari segi penguna) akan meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan dan menjadi
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
tolok ukur keberhasilan Perpustakaan secara keseluruhan dan inilah yang menjadi tujuan
utama organisasi. Kotler selanjutnya mengatakan bahwa:
Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pengendalian program-program yang telah dirumuskan secara seksama. Program-program itu dirancang sedemikian rupa sehingga mendorong terjadi pertukaran nilai dengan pasar yang menjadi target untuk mencapai tujuan organisasi (Wirawan, 1993:7)
Pemasaran sangat tergantung pada perancangan penawaran organisasi dalam kaitannya
dengan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan pasar yang menjadi target.
Dari defenisis pemasaran Kotler di atas jelaslah bahwa pemasaran mengarahkan
organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasarannya. Oleh karena itu penting
kiranya Perpustakaan menetapkan tujuan-tujuan dan sasaran-asaran setiap program yang
akan diselenggarakan. Tujuan dan sasaran itu harus berorientasi kepada pengguna, untuk
itu masukan-masukan dari mahasiswa, dosen, senat guru besar, dan sebagainyaharus
dipertimbangkan dalam menetapkan sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan itu. Dengan
demikian kita akan dapat memahami kebutuhan-kebutuan mereka, kemudian merancang
jasa layanan untuk memenuhi kebutuhan meerka dan secara selektif memberi tahu
masyarakat pengguna mengenai manfaatdari jasa yang ditawarkan itu. Seringkali, kita
harus menciptakan atau menggugah kebutuhan dan keinginan terhadap produk atau jasa
tertentu misalnya dengan bekerjasama dengan dosen, atau pimpinan lebaga induknya.
Untuk menyusun program pemasaran yang efektif, kita perlu memahami struktur dan
strategi pemasaran terlebih dahulu.
Struktur dan Strategi Pemasaran
Struktur pemasaran dalam suatu organisasi terdiri dari sederet panjang keputusan-
keputusan dan kegiatan-kegiatan yang dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu
kelompok analisis pemasaran dan kelompok bauran pemasaran atau marketing mix.
1. Analisis Pemasaran
Analisis pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh organisasi untuk memperoleh
informasi guna menganalisa keputusan-keputusan mengenai struktur khusus program
pemasaran, sehingga tercipta pemasaran yang efektif. Analisa pemasaran terdiri dari
identifikasi konsumen actual dan potensial dari organisasi, membagi pasar ke dalam
segmen-segmen pasar yang berarti, dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
keinginan serta sifat-sifat pasar target yang dipilih organisasi. Pasar target adalah
kelompok konsumen yang memiliki sifat-sifat yang relative sama, sehingga organisasi
dapat mengarahkan produk dan jasa yang dirancang khusus untuk kelompok itu. Bellardo
dan Waldhart (1981) menyatakan bahwa:
Para peniliti yang mengamati analisa masyarakat dan pemasaran produk dan jasa informasi, umumnya menyetujui bahwa sambutan dan permintaan terhadap suatu produk atau jasa itu didahului oleh analisis yang seksama mengenai kebutuhan dan keinginan pengguna.
Bilamana produk dan jasa itu sudah ada, masih tetap penting untuk memeriksa
kebutuhan dan keinginan pengguna dan sejauh mana kepuasan memeriksa kebutuhan
mereka terhadap produk dan jasa yang sudah ada itu. Setelah itu, dapat di rancang system
produk dan jasa baru yang lebih efektif untuk mengisis kebutuhan dan keinginan itu.
Produk dan jasa yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna
menguntungkan karena akan termanfaatkan dengan sendirinya, sehingga mengurangi
biaya dan usaha untuk komunikasi dan promosi.
Menggali dan mencoba mengetahui kebutuhan dan keinginan pengguna tidak
selalu harus menerapkan metode yang sulit. Goran melihat cara yang terbaik untuk
mengetahui kebutuhan dan keinginan pengguna dilakukan dilingkungan terbuka, dengan
komunikasi dua arah dan dapat merupakan bagian integral dari tugas pustakawan sehari-
hari. Dari kegiatanini mungkin bukan hanya mengenai produk dan jasa yang dibutuhkan
saja bias diketahui tetapi juga prioritas Pengadaan atau pembenahan koleksi yang
dibutuhkan untuk program-program akademika tertentu.
Bagian penting dari analisa pasar pasar adalah membagi pasar ke dalam segmen-
segmen yang relative homogen, yaitu yang memiliki keutuhan, keinginan dan sifat yang
sama. Perpustakaan Perguruan Tinggi sebetulnya sudah bias membuat segmen pasar
berdasarkan status, misalnya tingkat sarjana, pascasarjana, dosen, pegawai dan
sebagainya atau berdasarkan kegiatan fungsional pengguna, misalnya: pendidikan,
penelitian, administrasi dan sebagainya atau berdasarkan disiplin ilmu yang digeluti
pengguna, misalnya: pertanian, kedokteran, kimia, sastra dan sebagainya.
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
Alat lain yang efektif untuk menganalisis pasar Perpustakaan Perguruan Tinggi
adalah penelitian perilaku konsumen, survey, observasi dan percobaan. Harus diingat
bahwa maksud analisis pasar adalah merumuskan masyarakat suatu organisasi dan
menentukan kebutuhan dan keinginan masyarakat itu. Dalam hal ini harus dijaga agar
biaya untuk melaksanakan analisis pasar tidak melebihi keuntungan yang akan dicapai
dari analisis itu. Dalam beberapa kasus, pustakawan Perguruan Tinggi akan melihat
bahwa analisis yang sederhana cukup memadai. Dalam kasus lainnya mungkin
diperlukan bantuan ahli pemasaran. Bahkan Perpustakaan Perguruan Tinggi dapat
mengusulkan analisis pasar ini dalam bentuk proposal penelitian yang mungkin dapat
dibiayai oleh Lembaga Penelitian atau Lembaga lainnya dan dapat merupakan sumber
angka kredit untuk kenaikan pangkat. Kemungkinan lain adalah mendorong dosen-dosen
ilmu Perpustakaan atau ilmu pemasaran untuk melakukan penelitian dalam bentuk
analisis pasar
2. Bauran Pemasaran atau Marketing Mix
Bauran pemasaran atau marketing mix adalah seperangkat unsure pemasaran yang
dapat dikendalikan oleh orgaisasi. Organisasi memanfaatkan bauran untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh
organisasi itu. Menurut Stanton, unsure-unsur bauran pemasaran adalah:
(1) perancangan produk atau jasa, (2) penetapan harga, (3) distribusi, dan (4)
komunikasi dan promosi. Pada organisasi yang memproduksi jasa, para ahli
menekankan dan menambahkan lagi tiga unsure pada bauran pemasaran yaitu (5)
orang atau staf, (6) penampilan fisik dan (7) proses (Stanton, 1993:15). Ketujuh
unsure bauran pemasaran ini harus dipandang sebagai satu kesatuan integral dan
tidak dapat diperlakukan secara terpisah-pisah. Menjadi tugas utama manajer
pemasaranlah untuk memadukan elemen-elemen bauran pemasaran ini
sedemikian rupa sehingga produk dan jasa yang ditawarkan dapat memenuhi
kebutuhan pasar target tertentu.
Pemaduan unsure-unsur bauran pemasaran ini harus pula memperhitungkan
variable-variabel yang tidak dapat dikendalikan organisasi, seperti sumberdaya, tujuan
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
organisasi, politik, hukum, sosial dan budaya, tindakan-tindakan organisasi lain yang
menjadi pesaing.
Strategi pemasaran di dalam organisasi sendiri (intern) secara singkat dapat dilihat
pada Gambar 1. Penjelasan untuk setiap unsur bauran pemasaran dalam hubungannya
dengan Perpustakaan peguruan tinggi adalah sebagai berikut:
a. Perancangan produk atau jasa
Perancangan produk atau jasa berkaitan dengan penentuan jenis-jenis produk atau
jasa yang akan ditawarkan kepada pasar target untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumen. Penentuan produk dan jasa ini
penting untuk Perpustakaan karena akan menjelaskan bagaimana informasi yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh pengguna akan dipenuhi. Produk dan jasa yang
disediakan dan diberikan Perpustakaan misalnya: koleksi Perpustakaan,
peminjaman, perujukan, bantuan kepada pengguna, penelusuran
manual/computer, pendidikan pengguna dan lain-lain. Perpustakaan harus
mendaftarkan semua produk dan jasanya agar sesuai dengan sebanyak mungkin
segmen pasar yang memungkinkan.
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
Gambar 1. Tahapan-tahapan dalam proses pemasaran intern
Penelitian pemasaran & pengumpulan informasi:
Analisa pengguna
Menumbuhkan hubungan professional dan jaringan-
jaringan pendukung
Penyesuaian dengan kebijakan lembaga induk &
pasar
Merencanakan, mengembangkan dan
mengatur sumber daya dan jasa
Komunikasi dan Promosi
Sumber: Sterngold (1982)
Produk-produk dan jasa-jasa ini disediakan ole Perpustakaan dengan kepercayaan
bahwa hal-hal ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Untuk produk
dan jasa yang demikian masih perlu dijadikan objek penelitian dari aspek-aspek
yang lebih rinci seperti kualitas, format, dan apek-aspek lainnya. Sumber ide bagi
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
produk dan jasa baru mungkin berasal dari staf Perpustakaan ataupun dari
pengguna. Jika kebutuhan dan keinginan baru telah diidentifikasi, kemudian perlu
dipertimbangkan dari segi hambatan hukum/peraturan, prioritas, bias tidaknya
direlisasi dan kesesuaiannya dengan tujuan dan sasaran Perpustakaan.
b. Penentuan harga atau pricing
Penentuan harga merupakan unsure kedua bauran pemasaran. Dalam unsure ini
tercakup terutama keputusan-keputusan tentang:
(1) penentuan biaya produksi yang harus ditanggung organisasi untuk
menghasilkan produk atau jasa.
(2) Penentuan harga pertukaran antara organisasi dan konsumen untuk produk
dan jasa yang ditawarkan. (Stanton, 1993:155)
Secara tradisional Perpustakaan perguruan tinggi selalu memberikan produk atau
jasa kepada pengguna secara cuma-Cuma. Tetapi, dengan tersedianya jasa-jasa
khusus dengan teknologi tinggi yang mahal biayanya, telah mulai banyak produk
dan jasa Perpustakaan yang harus dibayar langsung oleh pengguna.
Kecenderungan ini mulai meningkat dengan bertambah besarnya otonomi yang
diberikan oleh pemerintah kepada perguruan tinggi. Meskipun demikian harga
produk dan jasa yang ditetapkan oleh Perpustakaan beragam. Ada yang
menetapkan sama dengan biaya produksi, atau sebagian biaya produksi
ditanggung oleh Perpustakaan dan sebagian lainnya oleh pengguna, atau ada juga
yang menambahkan sedikit keuntungan sehingga harga yang ditetapkan, di atas
biaya produksi.
c. Distribusi
Unsur ini mencakup keputusan-keputusan mengenai proses perjalanan produk
dari tangan organisasi sampai kepada konsumen. Masalah-masalah utama
biasanya menyangkut penetapan tempat penyimpanan yang memuaskan, system
distribusi, dan system pengiriman dan penyebarluasan. Hal-hal itu dirancang demi
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
kesenangan dan keuntungan konsumen, akan tetapi tetap dijaga agar masih dalam
batas-batas biaya yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam bidang Perpustakaan, unsure ketiga bauran pemasaran ini dapat
berarti, penyebarluasan dari atau jalur ke produk dan jasa informasi Perpustakaan.
Kesenangan dan kepraktisan bagi pengguna penting untuk menjadi bahan
pertimbangan. Menurut Bellardo dan Waldhart masalah distribusi cukup
menentukan apakah pengguna potensial akan menjadi pengguna actual atau tetap
bukan pengguna dari produk dan jasa itu (Wirawan, 1993:25)
Perkembangan teknologi telekomunikasi satelit, faxcmile, surat elektronik
dan teknologi komunikasi yang baru lainnya memberi tantangan baru bagi
pustakawan dalam hal pengiriman informasi secara lebih efisien. Dalam
hubungannya dengan unsure distribusi ini, Perpustakaan perguruan tinggi
misalnya juga harus memutuskan apakah cukup dengan satu Perpustakaan pusat
atau mengembangkan Perpustakaan khusus subyek yang dekat dengan fakultas.
Keputusan tergantung dari segi sumberdaya yaitu dana dan staf.
d. Penampilan fisik
Ruangan yang bersih dengan penataan yang serasi dan menarik mengesankan
efisien dan stabilitas organisasi serta merupakan penghargaan kepada konsumen.
Dalam hal ini banyak Perpustakaan perguruan tinggi masih harus bekerja keras.
e. Proses
Menurut Kartajaya (1992), pada industri jasa, setiap jasa yang diberikan
organisasi, dikonsumsi oleh konsumen pada saat yang bersamaan dengan
berlangsungnya proses produksi. Pada industri manufacturing, proses
“tersembunyi” di pabrik dan konsumen hanya menerima hasil akhir yang
merupakan luaran dari prose situ. Di dalam industri jasa proses tidak dapat
“disembunyikan” karena justru proses itulah yang dijual. Bagaimana keseluruhan
system berlangsung, kebijakan dan prosedur yang dipilih, keleluasan yang
dimiliki staf, keterlibatan konsumen dengan penyelenggaraan jasa, aliran
informasi dan jasa, merupakan beberapa hal yang menentukan mutu dan
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
kelancaran proses penyelenggaraan jasa dan memberi kesan khusus kepada
konsumen.
f. Staf atau Orang
Orang yang mengerjakan proses dan menghasilkan performance merupakan
unsure bauran pemasaran yang terpenting dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari jasa yang dijual. Kegesitan, kejelian, ketelitian, keramahan dan
sikap-sikap lain yang melekat pada jasa yang dijual. Kepribadian dan pelatihan
bagi staf yang menyelenggarakan pelayanan kepada konsumen, karenanya sangat
penting.
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006
Daftar Pustaka
Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1991
Stanley, Richard. Promotion. London: Pretice Hall, 1982
Stanton, William J. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1993.
Wirawan, Sarah. Promosi Dalam Pemasaran Produk Jasa Perpustakaan Perguruan
Tinggi. Makalah lokakarya pengguna dan promosi Perpustakaan perguruan
tinggi. Malang. 25-28 oktober 1993
Winardi. Promosi dan Reklame. Bandung: C.V. Mandar Maju, 1992
Elisa Ekaningsih : Pemasaran Jasa Perpustakaan dan Informasi Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2006 USU Repository © 2006