pembahasan analisis sila pertama pancasila

21
ANALISIS SILA PERTAMA PANCASILA “KETUHANAN YANG MAHA ESA” NAMA KELOMPOK : FEBRI ROMADHONI KURNIAWATI (2013015144) EKA ERNAWATI (2013015145) DWI YULI ASTUTI (2013015146) WISTA USWATUN KHASANAH (2013015149) FATIMATU ZAHRAH ABDURAHMAN (2013015151) SEPTIANI KUSUMAWARDANI (2013015152) RIZKI DWI LESTARI (2013015154) ENDANG ISKATIANA (2013015155) INDAH SARI PERTIWI (2013015156)

Upload: wista-uswatun-khasanah

Post on 18-Jan-2016

129 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah Pancasila

TRANSCRIPT

ANALISIS SILA PERTAMA PANCASILA

“KETUHANAN YANG MAHA ESA”

NAMA KELOMPOK :

FEBRI ROMADHONI KURNIAWATI (2013015144) EKA ERNAWATI (2013015145) DWI YULI ASTUTI (2013015146) WISTA USWATUN KHASANAH (2013015149) FATIMATU ZAHRAH ABDURAHMAN (2013015151) SEPTIANI KUSUMAWARDANI (2013015152) RIZKI DWI LESTARI (2013015154) ENDANG ISKATIANA (2013015155) INDAH SARI PERTIWI (2013015156)

PEMBAHASAN Makna Penting Pancasila Bagi Bangsa Indonesia

Pancasila yang diusulkan oleh bung karno merupakan hasil analisa dan abstraksi dari kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Dengan adanya pengaruh dari luar ataupun sebaliknya menunjukkan bahwa kepribadian memang berkembang tanpa mengurangi ciri khas yang dimilikinya.

Makna yang selanjutnya yaitu pancasila sebagai dasar dan pedoman. Dikatakan sebagai dasar berarti pancasila itu berperan sebagai pondasi atau landasan tempat bertumpu bagi segala kegiatan bangsa Indonesia.

Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Indonesia adalah negara yang plural, terdiri dari banyak suku, ras, bahasa daerah, agama, sistem kepercayaan, kultur, subkultur, dsb.

Maka diciptakan sebuah sistem filsafat yang sekiranya dapat menjembatani segala keanekaragaman tersebut. Sistem filsafat itu adalah manifestasi kemanusiaan Indonesia.

Tingkatan Nilai Dalam Filsafat Pancasila Nilai dasar yaitu nilai mendasari nilai

instrumental. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat sedikit banyak mutlak.

Nilai instrumental yaitu nilai sebagai pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme perkembangan zaman, baik dalam negeri maupun dari luar negeri.

Nilai praktis yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.

Nilai-nilai Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk dalam tingkatan nilai dasar. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Pengakuan terhadap Tuhan diwujudkan dengan perbuatan untuk taat pada perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan ajaran atau tuntutan agama yang dianutnya.

Makna Sila Ketuhanan Yang Maha EsaMasyarakat menjalankan ibadahnya

masing-masing dimana pemeluk melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan norma agamanya. Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama lain, maka hendaknya ada, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain.

Dari beberapa uraian di tersebut kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:

1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Negara memberikan jaminan kebebasan untuk memeluk satu agama dengan keyakinan masing-masing.

3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk pindah dari satu agama ke agama yang lain.

4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat beragama untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

6. Fungsi AgamaAgama mempunyai fungsi yang penting antara lain :

Agama sebagai sumber inspirasi Sumber moral Sumber motivasi dan inovasi Sumber penyatuan dalam melaksanakan

pembangunan nasional

Pancasila sila Ketuhanan Yang Maha Esa juga memiliki arti dan juga makna sebagai berikut :

Pengakuan adanya kuasa prima Menjamin penduduk untuk memeluk agama

masing-masing Tidak memaksa warga negara untuk beragama Menjamin berkembang tumbuh suburnya

kehidupan beragama Bertoleransi dalam beragama Negara memberi fasilitator bagi tumbuh

kembangnya agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

Setiap agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan larangan. Keyakinan itu antara lain :

Kita harus selalu menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah menciptakan kita beserta seluruh alam semesta.

Tuhanlah yang memelihara alam semesta. Kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena

Tuhanlah yang telah mengkaruniakan seluruh nikmat kepada setiap makhluk-Nya.

Kita meyakini bahwa alam semesta beserta isinya diatur oleh Tuhan yang Maha Esa

Pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi : Perintah secara vertikal : Hubungan manusia dengan

Tuhan. Perintah secara horizontal : Hubungan manusia dengan

manusia dan alam sekitarnya.

Perintah Tuhan untuk menjauhi larangan-Nya antara lain :

Tidak boleh mencuri. Tidak boleh minum-minuman keras dan menggunakan

NAPZA. Tidak boleh membunuh Tidak boleh berzina, dsb.

Butir-butir Pengamalan Pancasila Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Kita percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

2. Kita melaksanakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Kita harus membina adanya saling menghormati antar pemeluk agama.4. Kita harus membina adanya saling kerjasama dan toleransi antara

sesama pemeluk agama.5. Kita mengakui bahwa hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa

sebagai hak pribadi yang paling hakiki.6. Kita mengakui tiap warga Negara bebas menjalankan ibadah sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing.7. Kita tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada orang lain.

Dari butir-butir tersebut, telah di sebutkan bahwa dalam kehidupan beragama itu tidak diperbolehkan adanya suatu paksaan. Manusia selain merupakan makhluk ciptaan Tuhan juga merupakan makhluk sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.

Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing – masing dimana pemeluk melaksanakan ajaran agama sesuai dengan norma agamanya. Toleransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur aduk dengan ajaran agama lainnya.

Penerapan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Berbangsa Saat Ini

Sejak reformasi, bangsa Indonesia sedang mengalami perubahan yang radikal. Reformasi memiliki tujuan yang sangat mulia karena ternyata telah menghantarkan bangsa Indonesia pada dunia baru yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya yaitu sangat terbuka dan liberal. Globalisasi tidak hanya mengubah selera dan gaya hidup masyarakat tetapi juga menyatukan orientasi dan budaya menuju satu budaya dunia.

Salah satu dampak serius dari perubahan-perubahan tersebut adalah adanya kecenderungan memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia karena posisi nasionalisme bangsa Indonesia berada dalam kisaran tarik-menarik antara kekuatan arus perubahan global dengan kekuatan komitmen kebangsaan dan ke Indonesiaan yang ingin dipertahankan oleh bangsa Indonesia.

Dengan demikian tampak bahwa pada setiap perubahan dapat menghasilkan kemajuan ataupun kemunduran, Karena banyak bukti empirik menunjukkan bahwa masyarakat yang paternalistik, akan lebih cepat melakukan dan mengikuti perubahan serta kemajuan bila ada keteladanan dari para pemimpinnya.

Suatu aturan atau hukum yang sudah ditetapkan tentu mempunyai tujuan. Apalagi ini adalah ideologi dan identitas bangsa yang tentunya dapat diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan tesebut dapat berupa tindakan, sebagai berikut :

1. Membina kerukunan hidup antar sesama umat beragama & kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Saling tolong menolong.3. Menghargai umat beragama yang penganutnya

minoritas.4. Tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu

untuk dijadikan tolak ukur nilai moralitas bangsa Indonesia.

Pancasila mengajarkan agar setiap manusia Indonesia percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka masing-masing. Apabila pancasila dipahami, dihayati, dan diamalkan secara jujur dan benar serta konsekuen oleh semua anggota masyarakat, maka pancasila dapat menjadi perekat dan mengarahkan kekuatan kemajemukan bangsa untuk mencapai tujuan yang besar dan mulia berupa tegaknya kedaulatan Negara untuk kepentingan seluruh bangsa Indonesia.

Selain itu Pancasila dapat dikembangkan menjadi sitem moral universal yang dipayungi oleh sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai sumber nilai utama dan tertinggi dari sila-sila yang lain dan kemudian diakhiri dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai tujuan kemerdekaan. Pancasila tidak diragukan lagi karena adalah suatu welt anschaung yang dahsyat bagi bangsa Indonesia.

Dari uraian tersebut jelas bahwa segala kegiatan Negara seperti merealisasi tujuannya, melaksanakan keadilan, menjalankan kekuasaan dan sebagainya seharusnya sesuai dengan hakekat sila pertama.

PENUTUP Kesimpulan

Pancasila merupakan sistem filsafat yang sekiranya dapat menjembatani segala keanekaragaman bangsa Indonesia yang sebenarnya sudah berurat-berakar dalam hati sanubari, adat-istiadat, dan kebudayaan Nusantara, bahkan jauh sejak masa Nusantara kuno.

Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk Tuhan.

Dari butir-butir yang telah disebutkan di atas, telah di sebutkan bahwa dalam kehidupan beragama itu tidak diperbolehkan adanya suatu paksaan.

Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya dikembangkan sikap toleransi beragama, saling tolong menolong, dan tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan tolak ukur nilai moralitas bangsa Indonesia.

Saran

Berdasarkan pembahasan di tersebut, ada beberapa saran untuk meningkatkan pemahaman tentang nilai pancasila, yaitu sebagai berikut :

Untuk semakin memperkokoh rasa bangga terhadap pancasila perlu adanya peningkatan pengamalan butir-butir pancasila khususnya sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Salah satu caranya adalah dengan saling menghargai antar umat beragama.

Untuk menjadi sebuah Negara pancasila yang nyaman bagi rakyatnya diperlukan adanya jaminan terhadap keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di dalamnya. Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan beribadah.