pembahasan - mercu buana university · web viewseiring dengan munculnya masalah pelanggaran etika...
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Business Ethic And Good GovernanceEthical Decision Making: Employer Responsibilities and Employee Rights
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
FEB Magister Manajemen 06 MK35040 Cecep Winata
Abstract KompetensiPengambil kebijakan pada sebuah perusahaan harus benar dan karyawanpun harus bertangungjawab
Mahasiswa harus mampu memahami tanggungjawab pengusaha dan karyawan
akan pekerjaannya
2012 2 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
PembahasanBAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bisnis beretika adalah suatu prinsip yang harus dijalani para pengusaha, juga
dibarengi dengan kinerja unggul dan berkesinambungan, mentaati aturan dan kebijakan
sesuai kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen
dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang professional. Seiring dengan
munculnya masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan dunia perdagangan
menuntut etika dalam berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi dunia semakin
membaik. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa
prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam sutu pola hubungan yang bersifat interaktif.
Kehati-hatian harus menjadi landasan seorang penentu, Seiring dengan munculnya
masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan dunia perdagangan menuntut etika
dalam berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik.
Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah
dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang
karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya kode
etik, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan
mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul. Kode
Etik, dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika.
(penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam
melindungi lingkungan hidup). Kode etik menjelaskan bagaimana perusahaan menilai
tanggung jawab sosialnya. Kode Etik, menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis
pada umumnya, kemungkinan untukmengatur diri sendiri (self regulation). Soal untuk
dikerjakan dan dikumpulkan.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
2012 3 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
A. Apa Pengertian etika dan tanggung jawab?
B. Bagaimana hubungan etika pengambilan keputusan terhadap hak karyawan?
C. Apa Prinsip-prinsip Etika pengambilan keputusan ?
D. Bagaimana Etika Lingkungan Hidup ?
E. Bagaimana Paradigma Etika Lingkungan ?
F. Bagaimana Kode Etik di Tempat Kerja ?
G. Bagaimana Perbandingan Kode Etik ?
BAB II
PEMBAHASAN
ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SEORANG PEMIMPIN
A. Pengertian
Etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar, atau
apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu, memutuskan tepat yang konsisten
dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi. Sedangkan tanggung
jawab adalah kesiapan seseorang dalam menerima tugas dan kewajiban yang diberikan
kepadanya.
2012 4 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
Untuk menjadi seorang pemimpin wajib bagi dirinya untuk memiliki etika dalam
berorganisasi dan berinteraksi dengan orang yang dipimpinnya dan juga seorang
pemimpin harus bertanggung jawab terhadap kewajibannya atau tugasnya serta terhadap
yang dipimpinnya.
Tanggung jawab kepemimpinan menjelaskan tentang adanya penaggungjawaban yang
ditanggungkan kepada soerang pemimpin yang bersifat menyeluruh. Untuk memahami
penanggungjawaban seorang pemimpin ini.
Pertama, pemimpin sejati harus menyadari akan tanggung jawabnya secara
menyeluruh dan memahami mengapa ia ada sebagai pemimpin serta mengetahui untuk apa
ia berada dengan tugas, kewenangan, hak, kewajiban, tanggung jawab,
pertanggungjawaban kepemimpinan yang ada padanya.
Kedua, pemimpin harus harus menyadari bahwa ia memilik kapasitas utuh disertai
kemampuan dan kehandalan dengan visi, misi dan fokus yang jelas untuk bekerja. Tahu
bagaimana bekerja efektif, efisien dan sehat, guna memimpin yang membawa keuntungan
besar bagi organisasi seperti bawahan, staf, dan pemimpin dan lingkungan dimana
kepemimpinan dijalankan.
Ketiga, pemimpin harus menerima pemercayaan dalam penanggungjawaban
kepemimpinan ini dan bertekad kuat mengamalkan tanggung jawab dalam mengelola
sikap serta perilaku berkualitas, dalam memanajemeni, fokus pada sasaran berhasil,
melalui upaya memimpin secara berkualitas.
Disamping itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan kepemimpinan dan
tanggung jawabnya dengan beretika. Sehingga didapatlah pemimpin yang memiliki
integritas serta kinerja yang baik di mata orang-orang yang dipimpinnya.
Kepemimpinan yang etik menggabungkan antara pengambilan keputusan etik dan perilaku
etik dan ini tampak dalam konteks individu dan organisasi. Tanggung jawab utama dari
seorang pemimpin adalah membuat keputusan etik dan berperilaku secara etik pula, serta
mengupayakan agar organisasi memahami dan menerapkannya dalam kode-kode etik.
Bila pemimpin etik memiliki nilai-nilai etika pribadi yang jelas dan nilai-nilai etika
organisasi, maka perilaku etik adalah apa yang konsisten sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Ada beberapa pendapat yang diadaptasi dari Blanchard dan Peale (1998) berikut ini:
2012 5 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
a. Berperilakulah sedemikian rupa sehingga sejalan dengan tujuan anda (Blanchard dan
Peale mendefinisikannya sebagai jalan yang ingin anda lalui dalam hidup ini; jalan yang
memberikan makna dan arti hidup anda). Sebuah tujuan pribadi yang jelas merupakan
dasar bagi perilaku etik. Sebuah tujuan organisasi yang jelas juga akan memperkuat
perilaku organisasi yang etik.
b. Berperilakulah sedemikian rupa sehingga anda secara pribadi merasa bangga akan
perilaku anda. Kepercayaan diri merupakan seperangkat peralatan yang kuat bagi
perilaku etik. Bukankah kepercayaan diri merupakan rasa bangga (pride) yang diramu
dengan kerendahan hati secara seimbang yang akan menumbuhkan keyakinan kuat saat
anda harus menghadapi sebuah dilema dalam menentukan sikap yang etik.
c. Berperilakulah dengan sabar dan penuh keyakinan akan keputusan anda dan diri anda
sendiri. Kesabaran, kata Blanchard dan Peale, menolong kita untuk bisa tetap memilih
perilaku yang terbaik dalam jangka panjang, serta menghindarkan kita dari jebakan hal-
hal yang terjadi secara tiba-tiba.
d. Berperilakulah dengan teguh. Ini berarti berperilaku secara etik sepanjang waktu, bukan
hanya bila kita merasa nyaman untuk melakukannya. Seorang pemimpin yang memiliki
etika, menurut Blanchard dan Peale, memiliki ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan
mencapai apa yang dicita-citakannya.
e. Berperilakulah secara konsisten dengan apa yang benar-benar penting. Ini berarti anda
harus menjaga perspektif. Perspektif mengajak kita untuk melakukan refleksi dan
melihat hal-hal lebih jernih sehingga kita bisa melihat apa yang benar-benar penting
untuk menuntun perilaku kita sendiri sehingga kita mampu menuntun orang lain.
Siapapun pasti tidak ingin disebut sebagai pemimpin tanpa etika. Namun,
kekuasaan dan kekuatan di cengkraman diri akan menggoda untuk mempermainkan
kekuasaan dan kekuatan sesuai nafsu dan ego diri. Padahal kekuasaan dan kekuatan itu
ada karena titipan dari orang-orang yang percaya pada integritas pemimpin. Oleh
karena itu, pemimpin tidak boleh lupa untuk menjalani kekuasaan dan kekuatan dengan
panduan etika dan moralitas yang tinggi.
Seorang pemimpin yang beretika pasti memiliki kepercayaan diri yang kuat
sehingga mampu menggoreskan rasa bangga yang diikuti dengan sikap rendah hati
kepada orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang memiliki etika juga memiliki
2012 6 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
kesabaran yang akan mampu menolongnya untuk tetap konsisten terhadap pilihannya
dan menunggu hasilnya dengan usaha yang maksimal. Sehingga orang yang
dipimpinnya merasa bahwa pemimpin seperti itu patut dijadikan teladan bagi dirinya.
Pada hakikatnya setiap pribadi manusia adalah pemimpin yang mempunyai
tujuan untuk dicapai. Setidaknya setiap pribadi adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.
Jika ia telah mampu untuk memimpin dirinya sendiri maka barulah ia akan mampu
untuk memimpin orang lain serta membimbing mereka mencapai tujuan. Seorang
pemimpin tentunya memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang menjadi kewajiban
atau tugasnya dan juga harus bertanggungjawab atas kepemimpinannya secara
menyeluruh.
Selain tanggung jawab seorang pemimpin juga harus memiliki etika dalam
memimpin. Siapapun pasti tidak ingin disebut sebagai pemimpin yang tidak beretika.
Pemimpin yang bijak tahu bahwa kekuasaan dan kekuatan tidak akan berjalan sempurna
tanpa panduan etika dan moralitas kepemimpinan. Kepemimpinan tanpa etika adalah
malapetaka karena dapat menimbulkan ketidakstabilan dan kehancuran. Seorang
pemimpin wajib untuk memimpin dengan berpondasikan etika yang kuat dan santun.
Sebab, tanpa etika kepemimpinan, maka pemimpin tidak akan pernah mampu
menyentuh hati terdalam dari para pengikut. Dan dia juga akan menjadi yang gampang
untuk diolok-olok oleh lawan dan kawan. Bila lawan, kawan, dan bawahan sudah suka
memperolok-olokan pemimpin, maka malapetaka akan menjadi sahabat kepemimpinan
tersebut.
Seorang pemimpin yang memiliki etika dan tanggung jawab akan mampu
membawa organisasi yang dipimpinnya sampai ke puncak keberhasilan dengan
memanfaatkan semua potensi yang ada pada semua anggota organisasi yang dipimpin
Seorang pemimpin menjadikan etika sebagai dasar mengoptimalkan semua bakat dan
potensi sumber daya manusia, dan meningkatkan nilai dari semua sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi serta menghargai semua kualitas dan kompetensi sumber daya
manusia. Dan bukan seorang pemimpin yang menciptakan jarak antara mimpi dan
realitas. Tetapi dia seorang pemimpin beretika yang membantu semua mimpi
pengikutnya menjadi kenyataan dalam kebahagiaan.
Kepemimpinan beretika akan selalu meningkatkan interaksi antara dirinya
dengan semua orang yang terlibat bersamanya dalam sebuah tugas ataupun pekerjaan.
2012 7 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
Interaksi menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa semua orang yang terlibat
bersama sang pemimpin tidak tersingkir oleh jarak komunikasi. Tetapi semua orang
dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam etika yang
membangun kerjasama dan keyakinan dalam kepercayaan diri yang tinggi.
Pemimpin yang beretika tidak akan pernah punya niat untuk menyingkirkan
bakat-bakat hebat yang menjanjikan masadepan cerah. Dia akan mengilhami semua
orang dengan motivasi dan keteladanan untuk mampu mencapai keunggulan, dan
merangsang semua orang untuk berpikir positif dan bekerja efektif.
Seorang pemimpin harus mengawali dengan membangun kesadaran dirinya
bahwa kepadanya ada penanggungjawaban kepemimpinan. Penanggungjawaban
kepemimpinan menjelaskan bahwa pemimpin telah diakui serta dipercayai sehingga ia
menjadi pemimpin.
Penanggungjawaban kepemimpinan ini juga menjelaskan bahwa pemimpin
memiliki tugas, kewenangan, hak, kewajiban, tanggungjawab, dan pertanggungjawaban
menyeluruh atas segala dan semua dalam kepemimpinannya. Penanggungjawaban
kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin menjelaskan bahwa ia sepenuhnya
bertanggungjawab atas jatuh-bangunnya kepemimpinan yang dipercayakan kepadanya.
Dalam kaitan ini, keberhasilan atau pun kegagalan kepemimpinan tergantung dan
bergantung sepenuhnya pada sang pemimpin. Penanggungjawaban kepemimpinan
seorang pemimpin memberikan otoritas sebagai landasan kewibawaan
kepemimpinannya. Seorang pemimpin yang bijak dan bertanggung jawab pasti
memiliki kiat untuk menghindari sekaligus mengatasi tabrakan antara kepentingan
pribadi dengan etika dan moralitas kehidupan serta memiliki hati nurani untuk hidup
dalam etika yang tidak melecehkan semua kepercayaan dari para stakeholdersnya.
Pemimpin yang bijak tahu bahwa kekuasaan dan kekuatan tidak akan berjalan sempurna
tanpa panduan etika dan moralitas kepemimpinan.
Penggungjawaban kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin
menjelaskan bahwa ia sepenuhnya bertanggungjawab atas jatuh-bangunnya
kepemimpinan yang dipercayakan kepadanya. Dalam kaitan ini, keberhasilan atau pun
kegagalan kepemimpinan tergantung dan bergantung sepenuhnya pada sang pemimpin.
Pemimpin dalam hal ini harus berperan aktif memastikan bahwa ia sedang meneguhkan
organisasinya, melengkapi bawahannya dan menyiapkan infrastruktur serta semua
2012 8 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
sumber mengelola kepemimpinannya dengan efektif, efisien dan sehat yang
memastikan keberhasilan kepemimpinannya
Pemimpin bertanggung jawab atas semua yang dilihatnya. Itu berarti, dia juga
bertanggung jawab atas apa yang dilihat oleh organisasinya serta tim yang dipimpinnya.
Dia bertanggung jawab atas hasil-hasil yang dicapainya, baik hasil yang baik maupun
hasil yang buruk.
Pemimpin bertanggung jawab untuk memulai komunikasi secara proaktif.
Ketika kesalahpahaman terjadi dan gossip timbul, pemimpin bertanggung jawab untuk
meluruskan dan membangun komunikasi agar kesalahpahaman tidak muncul lagi.
Pemimpin bertanggung jawab untuk memberi contoh sikap baik dengan
berdasarkan etika seorang pemimpin serta menjadi agen perubahan. Pemimpin mengerti
bahwa apa dilakukannya akan ditiru dan diperbesarnya oleh orang yang dipimpinnya,
dan karenanya mereka harus mengenakan standar yang tinggi pada dirinya. Menjadi
pemimpin adalah menjadi orang yang bisa jadi panutan, baik dalam kinerja maupun
integritas. Ia harus hidup sesuai dengan nilai-nilai etika baik yang dianutnya.
Dengan demikian untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, karena
seorang pemimpin bukanlah sembarang orang. Seorang pemimpin harus memiliki etika
dan wajib bertanggung jawab kepada orang yang dipimpinnya. Dengan kepemimpinan
yang beretika maka akan tercipta keharmonisan dalam menjalin hubungan kerja dengan
bawahannya tanpa ada status kedudukan. Serta seorang pemimpin juga memilik
tanggung jawab yang besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang-
orang dibawah kepemimpinannya.
Tanggung jawab kepimpinan bukanlah sesuatu hal yang dapat dijalankan
dengan mudah. Tetapi, semakin besar tanggung jawab kepemimpinan itu, semakin
besar pula penghargaan yang diberikan jika dapat memenuhi peranan tersebut.
B. BAGAIMANA HUBUNGAN ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP
HAK KARYAWAN ?
1. Menurut Caux Round :
a. Tanggung Jawab Bisnis: dari stakeholders ke stakeholders
2012 9 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
b. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis
c. Perilaku Bisnis: dari Hukum yang Tersurat ke Semangat Saling Percaya.
d. Sikap menghormati aturan
e. Dukungan bagi perdagangan multilateral
f. Sikap hormat bagi lingkungan alam.
g. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis
2. Menurut Weiss :
a. martabat/hak
b. Kewajiban
c. Kewajaran
d. Keadilan
3.
C. APA PRINSIP-PRINSIP ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN ?
Menurut Sonny Keraf :
a. Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan
secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan
harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan.
c. Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat
dipertanggung jawabkan.
2012 10 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
d. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut agar bisnis
dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
e. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga
nama baik pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.
D. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
Isu Lingkugan Hidup:
Masalah etika tidak hanya dipahami sebatas pengaruh perilaku manusia terhadap
manusia lainnya, tetapi juga mempelajari hubungan dan keterkaitan antara manusia
dengan alam dan pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan lingkungan. Dari
pertumbuhan ekonomi secara global, saat ini telah memunculkan enam persoalan
lingkungan hidup yaitu :
1. Akumulasi bahan beracun
2. Efek rumah kaca
3. Perusakan lapisan ozon
4. Hujan asam
5. Deforestasi dan penggurunan
6. Serta kematian bentuk-bentuk kehidupan (keanekaragaman hayati)
Contoh Kasus :
Hujan Asam (Acid Rain )
Perlombaan pendirian pabrik-pabrik di banyak kawasan industri oleh hamper
semua negara demi memacu pertumbuhan ekonomi tanpa disertai program pengendalian
limbah asap telah mengakibatkan banyaknya volume asap hitam pekat yang terus
menerus dimuntahkan dari cerobong-cerobong pabrik tsb. Asap tebal hitam pekat ini
kemudian menyatu dengan udara dan awan yang pada gilirannya menurunkan hujan asam
(Acid Rain) ke bumi sekitar awan tsb. Sejak beberapa dekade terakhir ini, terutama di
kawasan industri padat negara-negara maju seperti AS, Kanada, Jerman, Belanda dsb.
Hujan asap ini ternyata berbahaya bagi kehidupan di bumi. Bila ini terus berlangsung,
2012 11 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
maka hujan asam itu dapat merusak hutan, mencemari air, bahkan merusak gedung-
gedung.
E. PARADIGMA ETIKA LINGKUNGAN
Berbagai isu lingkungan hidup tidak dapat lagi diabaikan bila ingin memahami
dan menyadari bahwa perilaku manusia juga berpengaruh terhadap keberadaan bumi
beserta seluruh isinya, bukan hanya menentukan keberadaam umat manusia saja.
Sehubungan dengan hal ini, ada beberapa paradigm (cara pandang/pola pikir) yang
berkembang dalam memahami etika dalam kaitannya dengan isu lingkungan hidup.
1. Etika kepentingan generasi mendatang, yang memandang bahwa suatu keputusan dan
tindakan hendaknya jangan hanya memikirkan kepentingan umat manusia pada
generasi saat ini saja, tetapi juga kepentingan umat manusia pada generasi-generasi
mendatang.
2. Etika lingkungan biosentris, yang memandang perilaku etis bukan saja dari sudut
pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang nonmanusia (flora, fauna, dan benda
bumi nonorganisme) sebagai satu kesatuan sistem lingkungan.
3. Etika ekosistem, menganggap Sang Pencipta (Tuhan) dan seluruh ciptaannya (bumi
dan seluruh isinya, sistem tata surya, sistem galaksi, dan sistem alam jagat raya)
dianggap sebagai moral patients.
F. KODE ETIK DI TEMPAT KERJA
Kode Etik Sumber Daya manusia :
Enam dimensi program etik agar kode etik dapat dipenuhi :
1. Kode etik formal : Kode etik yang dirumuskan/ditetapkan secara resmi oleh suatu
organisasi profesi, suatu lembaga/entitas tertentu dsb.
2. Kode Etika : Entitas yang mengembangkan kebijakan, mengevaluasi tindakan,
menginvestigasi, dan menghakimi pelanggaran-pelanggaran etika.
3. Sistem komunikasi etika : Cara untuk mensosialisasikan kode etik dan
perubahannya, termasuk isu-isu dan cara mengatasinya yang bersifat dua arah
4. Pejabat etika : Pihak yang mengkoordinasikan kebijakan, memberikan pendidikan,
dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika
2012 12 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
5. Program pelatihan etika : Program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
dan membantu karyawan dalam merespon masalah-masalah etika
6. Proses penetapan disiplin : dalam hal terjadi perilaku tidak etis.
Kode Etik Pemasaran :
American Marketing Association (AMA)
1. Tanggung jawab (responsibilities), … pelaku pemasaran harus bertanggungjawab
atas konsekuensi aktivitas mereka dan selalu berusaha agar keputusan,
rekomendasi dan fungsi tindakan mereka mengidentifikasi, melayani, dan
memuaskan masyarakat (publik) yang relevan : para pelanggan, organisasi dan
masyarakat.
2. Kejujuran dan kewajaran (honesty and fairness), pelaku pemasaran harus menjaga
dan mengembangkan integritas, kehormatan dan martabat profesi pemasaran.
3. Rights and duties of parties (Hak (Rights) dan Kewajiaban (Duties), pihak-pihak).
4. Organizational relationships (Hubungan Organisasi)
Kode Etik Akuntansi :
Insitute of Management Accountants
1. Kompetensi
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang sepantasnya,
mengikuti hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang jelas dan
lengkap berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan relevan. Praktisi manajemen
akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
● Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan
berkelanjutan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
● Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang
berlaku.
● Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi yang relevan
serta dapat diandalkan.
2. Kerahasiaan
Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan informasi
rahasia kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk melakukan hal
2012 13 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
tersebut. Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung
jawab untuk :
● Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh
dalam pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar kewajiban hukum.
● Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi yang
diperoleh, agar dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan. Hal ini
dilakukan juga untuk menjaga pemeliharaan kerahasiaan.
● Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak ketiga.
3. Integritas
Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan yang
dapat menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka dalam menjunjung etika.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab
untuk :
● Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak agar terhindar
dari potensi konflik.
● Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan mengurangi
kemampuan mereka dalam menjalankan tugas secara etis.
● Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang dapat
mempengaruhi tindakan mereka.
● Menahan diri dari aktivitas negatif yang dapat menghalangi dalam pencapaian
tujuan organisasi.
● Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang
dapat menghalangi penilaian tanggung jawab kinerja dari suatu kegiatan.
● Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang
menguntungkan dalam penilaian profesional.
● Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan mendiskreditkan
profesi.
4. Objektivitas
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara wajar dan
objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan yang
2012 14 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman user terhadap pelaporan, komentar dan
rekomendasi yang ditampilkan. Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen
keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
● Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan objektif.
● Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang disampaikan.
5. Resolusi atas Etis
Dalam menerapkan standar kode etik, praktisi akuntansi manajemen dan manajemen
keuangan mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasikan perilaku tidak
etis atau di dalam memecahkan suatu konflik etis.
Kode Etik Keuangan :
Association for Investment Management and Research (AIMR)
1. Bertindak berdasarkan integritas, kompetensi, martabat dan bertindak etis dalam
berhubungan dengan publik dst.
2. Menjalankan dan mendorong pihak lain untuk bertindak etis dan professional.
3. Berusaha keras untuk memeliharan dan meningkatkan kompetensi dan kompetensi
pihak lain.
4. Menerapkan kehati-hatian dan menjalankan penilaian yang bersifat independen.
Standar-standar perilaku professional juga meliputi :
1. Tanggung jawab fundamental
2. Hubungan dan tanggung jawab atas profesi
3. Hubungan dan tanggung jawab pada atasan
4. Hubungan dan tanggung jawab pada pelanggan dan calon pelanggan
5. Hubungan dan tanggung jawab kepada publik
Kode Etik Teknologi Informasi :
Association for Computing Machinary
Komitmen terhadap kode etik professional diharapkan bagi setiap anggota (anggota
yang mempunyai hak suara, anggota asosiasi dan anggota mahasiswa) dari Association for
2012 15 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
Computing Machinary. Kode ini mencakup 24 keharusan yang dirumuskan sebagai
pernyataan tentang tanggung jawab pribadi, mengidentifikasi unsur-unsur seperti komitmen.
Kode Etik Fungsi Lainnya :
Setiap elemen di dalam perusahaan akan berinteraksi satu dengan yang lainnya yang
akan memengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sekecil apapun peran yang dimainkan
oleh setiap elemen tersebut. Misalnya bagian produksi di suatu perusahaan. Walaupun bagian
produksi tidak berhubungan langsung dengan pelanggan, namun kualitas produk yang
dihasilkan sangat menentukan kinerja fungsi pemasaran.
2012 16 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
G. PERBANDINGAN KODE ETIK
American Marketing
Association (AMA)
Institute of
Management
Accountants
Association for
Investment
Management and
Research (AIMR)
Association for Computing
Machine (ACM)
Tanggung jawab Kompetensi KompetensiTanggung jawab dan
komitmen
Kejujuran dan
KewajaranIntegritas
Integritas,
Martabat(dignity)Jujur dan dapat dipercaya
Hak dan KewajibanKerahasiaan,
Objektivitas
Kerahasiaan,
Objektivitas,
Independensi
Kerahasiaan, Menghormati
hak kekayaan intelektual
Hubungan organisasiResolusi atas
konflik etis
Kehati-hatian; Larangan
menggunakan informasi
nonpublik
Adil dan tidak diskriminatif;
Menghormati privasi orang
lain
Sehubungan dengan hal tersebut dibawah ini akan diulas beberapa konsep yang biasa muncul
dalam pedoman kode etis suatu profesi :
1. Integritas
Banyak yang mengitepretasikan integritas sama dengan keujujuran, meski
sebenarnya konsep integritas lebih luas dari konsep kejujuran. Kejujuran hanya
merupakan salah satu unsur yang membangun integritas seseorang. Menurut Cloud,
Pengertian integritas bukan hanya sekedar berarti jujur, tetapi juga menyiratkan
adanya sifat utuh, tidak terbagi, menyatu, kokoh, serta konsisten. Pandangan lain
dikemukakan oleh Julian M dan Alfred yang mengatakn bahwa integritas merujuk
pada segala hal yang membuat seseorang bisa dipercaya.
Dengan menyimak kedua pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa
integritas menyiratkan pengertian keutuhan atau keseimbangan, menjadi dasar atau
2012 17 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
pondasi untuk membangun kepercayaan, meliputi banyak atribut atau kualitas terkait
untuk membangun karakter atau pribadi utuh.
2. Whistleblowing
Menurut Sonny Keraf, Whistleblowing dalam konteks etika adalah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan
kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
3. Kompetensi
Dalam arti luas, Kompetensi mencakup penguasaan ilmu atau pengetehuan
dan keterampilan atau skill yang mencukupi, seta mempunyai sikap dan perilaku yang
sesuai untuk melaksanakan pekerjaan atau profesinya. Bila kompetensi mencakup
ketuga unsure ini, pegetahuan, ketampilan, sikap dan perilaku, maka orang yang
kompeten sama artinya dengan orang yang professional.
4. Objektifitas dan Independensi
Objektif Berarti sesuai tujuan, sesuai sasaran, tidak berat sebelah, selalu
didasarkan atas fakta, atau bukti yang mendukung. Konsep ini menyiratkan bahwa
segala sesuatu diungkapkan apa adanya, tidak menyembunyikan sesuatu, jujur dan
wajar. Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah
pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil keputusan atau tindakan.
2012 18 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika pengambilan keputusan merupakan cara untuk melakukan kegiatan
produktif, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan
juga masyarakat. Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut :Prinsip Otonomi, Prinsip Kejujuran, Prinsip Keadilan,
Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle),Prinsip Integritas Moral ;
Prinsip etika lingkungan hidup dirumuskan dengan tujuan untuk dapat dipakai
sebagai pegangan dan tuntutan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam.
Prinsip dan isu etika untuk beberapa fungsi, seperti fungsi sumber daya manusia
(SDM), pemasaran, akuntansi, keuangan, teknologi informasi, dan fungsi-fungsi lainnya.
3.2 Saran
Tugas ini masih memiliki kekurangan-kekurangan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Adanya Kritik konstruktif, saran dan usulan yang relevan dapat
membantu menyempurnakan sajian makalah ini.
2012 19 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id
Daftar PustakaAgoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. Etika Bisnis dan Profesi:Tantangan Membangun
Manusia Seutuhnya - Jakarta : Salemba Empat, 2009
Rindjin, Ketut. Etika Bisnis dan Implementasinnya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
2004
Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius, 2009
Etika bisnis perbankan / H.As. Mahmuddin. Cetakan 1. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,
1994
Ernawan, Erni. 2011. Business Ethics. Penerbit: Alfabeta. Bandung
Kanter, E.Y 2001. Etika Profesi Hukum : Sebuah Pendekatan Sosio-Religius. Jakarta: Storia
Grafika
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis : Tuntutan dan Relivansinya. Yogyakarta : Kanisius
2012 20 Business Ethic and Good
Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningCecep Winata http://www.mercubuana.ac.id