pembahsan ragi endang
DESCRIPTION
RagiTRANSCRIPT
Oleh : Endang Yuniarti NIM 141411009
Pada praktikum mengenai kinetika pertumbuhan mikroba khususnya ragi
Saccharomyces cerevisiae ini, ada beberapa hal yang dipelajari yaitu cara penyiapan
inokulum, pemilihan media pertumbuhan mikroba yang sesuai, pengendalian atau
pengaturan proses pembiakkan mikroba, teknik (perlakuan) secara aseptis, metode
pengukuran konsentrasi sel dengan metoda berat sel kering, pembuatan kurva pertumbuhan
mikroba dan penentuan laju pertumbuhan spesifik. Praktikum kinetika pertumbuhan ini pada
dasarnya bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan spesifik (µ) dan mengetahui fasa-
fasa pertumbuhan dari mikroba ragi Saccharomyces cerevisiae . Dalam proses fermentasi
ini, terdapat beberapa tahapan. Tahap awal yaitu dengan membuat media produksi dan
media pertumbuhan. Dari larutan 600 ml , kemudian dipisahkan antara media produksi dan
media pertumbuhan, 90 ml untuk media pertumbuhan dan 510 ml untuk media produksi.
Media pertumbuhan dan produksi tersebut kemudian disterilisasi selama 15 menit. Proses
sterilisasi media ini bertujuan untuk menghilangkan semua bentuk yang hidup di dalam
media sehingga resiko kontaminasi karena mikroba yang tidak diinginkan dapat
diminimalisir. Setelah media steril, ragi Saccharomyces cerevisiae dimasukkan ke dalam
media pertumbuhan. Selanjutnya dilakukan proses inkubasi selama 16 jam. Hal ini bertujuan
agar pada saat pengamatan, jamur diharapkan sudah berada pada fase eksponensial. Karena
untuk mengukur laju pertumbuhan maksimum jamur hanya bisa dilakukan pada saat jamur
berada pada fase eksponensial, karena jamur akan tumbuh dengan cepat pada fase
eksponensial.
Setelah proses inkubasi, biakan yang berada dalam media pertumbuhan dimasukkan
ke dalam media produksi. Setelah mulai tampak pertumbuhan ragi pada inokulum, kemudian
dipipet 20mL dan dimasukkan ke dalam media pertumbuhan lain dari t0 sampai t8,
kemudian dimasukkan kembali ke dalam shaker inkubator dan dilakukan sampling setiap 1
jam. Pada saat tidak akan melakukan sampling, media pertumbuhan ragi dimasukkan ke
dalam ice bath atau lemari es. Fungsi dari ice bath adalah menghambat pertumbuhan ragi,
karena pada temperature ruang,ragi ini dapat tumbuh. Apabila erlenmeyer ini tidak
dimasukkan ke dalam ice bath maka pertumbuhan ragi akan terus terjadi sehingga
pengukuran konsentrasi sel menjadi tidak akurat. Dalam percobaan, suspensi mikroba
disampling setiap 1 jam, ragi disaring dengan menggunakan kertas saring yang telah
ditimbang sebelumnya, kemudian dimasukkan oven untuk mengurangi kadar air dan
kemudian ditimbang untuk mengetahui berat sel keringnya.
Dari hasil yang didapat berupa berat sel kering dengan waktu yang berbeda-beda, dibuat
kurva konsentrasi (berat sel kering jamur) terhadap waktu (jam), kurva yang dihasilkan
sesuai dengan yang diharapkan karena terlihat adanya bagian-bagian yang dapat
menunjukkan fasa-fasa dalam kinetika pertumbuhan ragi
Adapun tahap-tahap pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae adalah sebagai berikut :
a. Fasa Adaptasi
Pada fasa ini sebagian besar Saccharomyces cerevisiae terlebih dahulu menyesuaikan
diri (adaptasi) dengan lingkungan barunya dan belum mengadakan perbanyakan sel (
). Pada fase ini mikroba merombak substrat menjadi nutrisi untuk
pertumbuhannyaSaccharomyces cerevisiae termasuk ragi yang mudah beradaptasi,
ditunjukan dengan singkatnya waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi, yaitu selama 1
jam 40 menit.
b. Fasa Percepatan (Acceleration phase)
Pada fasa ini mulai terjadi sedikit peningkatan jumlah sel dalam waktu singkat (rapid
growth). Waktu percepatan yang dibutuhkan yaitu selama 20 menit.
c. Fasa Eksponensial (Lag Phase)
Pada fasa ini Saccharomyces cerevisiae telah dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pembelahan sel terjadi sangat cepat secara eksponensial (doubling of
cell/ t). Dalam kondisi kultur yang optimum, sel mengalami reaksi metabolisme yang
maksimum. Fasa eksponensial ini berlangsung selama 2 jam. Hal ini menunjukkan bahwa
kultur telah berada dalam kondisi aktif dan proses aktivasi yang dilakukan sebelumnya
berjalan dengan baik.
d. Fasa Perlambatan
Pada fasa ini laju pertumbuhan mengalami perlambatan atau . Fasa ini
berlangsung selama 20 meniit.
e. Fasa Stasioner
Selama fasa ini kecepatan pertumbuhan adalah nol. Meskipun demikian, tidak berarti
tidak terjadi pertumbuhan sel. Konsentrasi biomassa pada fasa ini berada dalam keadaan
maksimum, yaitu berlangsung selama 240 menit. Hasil metabolisme pada fasa ini adalah
metabolit sekunder, yang merupakan inhibitor dan bersifat racun. Pada fasa ini nutrien
mulai habis sehingga asupan nutirisi bagi Saccharomyces cerevisiae berkurang.
Berkurangnya nutrien ini menyebabkan adanya persaingan antar mikroba yang
mengakibatkan semakin cepatnya kematian.
f. Fasa Kematian
Pada fasa ini semua aktifitas kehidupan Saccharomyces cerevisiae terhenti, karena
sudah tidak ada lagi energi untuk melakukan metabolisme. Fasa ini berlangsung mulai
dari menit ke – 500.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae
1. Nuntrien
Nutrien yang digunakan sebagai media pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae
pada praktikum ini adalah GYEB (Glukosa, Yeast Extract, Beads). GYEB merupakan
nutrien yang cocok bagi pertumbuhan Saccharomyces cerevisia. Hal ini ditunjukkan
dengan baiknya pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae yang dapat dilihat dari
kurva pertumbuhan .
2. Suhu
Suhu yang digunakan selama inkubasi adalah 300C. Pada suhu ini Saccharomyces
cerevisiae tumbuh baik karena menurut literatur, suhu optimum Saccharomyces
cerevisiae adalah 28-32oC.
3. Pengadukan
Proses pengadukan berpengaruh terhadap homogenitas sehingga Saccharomyces
cerevisiae tersebar dengan merata.
. Setelah mendapatkan fasa-fasa pertumbuhan dari kurva antara berat sel kering
(konsentrasi) terhadap waktu (t), selanjutnya yaitu membuat kurva antara ln x terhadap
waktu. Dari kurva tersebut, didapatkan laju pertumbuhan spesifik (µ) dari mikroba ragi yaitu
1.